• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Komunitas Nyamuk Anopheles di Daerah Kokap Kabupaten Kulonprogo Daerah Istimewa Yogyakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Komunitas Nyamuk Anopheles di Daerah Kokap Kabupaten Kulonprogo Daerah Istimewa Yogyakarta"

Copied!
176
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)
(76)
(77)
(78)
(79)
(80)
(81)
(82)
(83)
(84)
(85)
(86)
(87)
(88)
(89)
(90)
(91)
(92)
(93)
(94)

STUD1 KOMUNITAS NYAMUK

ANOPHELES

DI DAERAH KOKAP KABUPATEN KULONPROGO

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Oleh

ACEP EFFENDI

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(95)

ABSTRAK

ACEP EFFENDI. Studi Komunitas Nyamuk Anopheles di daerah Kokap kabupaten Kulonprogo daerah istimewa Yogyakarta. Dibimbing ole11 SlNGGIH H. SIGIT sebagai ketua, F. X. KOESHARTO dan UPIK KESUMAWATI HAD1 sebagai anggota.

Penelitian ini bertujuan mempelajari komunitas nyamuk Anopheles yang terdapat di desa Hargotirto kecamatan Kokap kabupaten Kulonprogo. Penangkapan nyamuk dilakukan dengan tiga cara yaitu : (a) memakai umpan badan manusia (b) memakai perangkap cahaya (light trap), dan (c) menangkap nyamuk yang hinggap di dalam rumah dan di kandang ternak sapi.

Di desa Hargotirto terdapat empat spesies nyarnuk Anopheles yaitu, An. maculatus Theobald, An. balabacensis Baisas, An. vagus Donitz dan An. annularis Giles. Kelimpahan nisbi dan dominasi spesies masing-masing An. nzaculatus (45.54 % dan 42.81), An. balabacensis ( 43.89 % dan 41.26), Aiz. vagus (9.66 % dan 7.92) dan An. annularis (0.90 % dan 0.58). Padat populasi An. maculatus memuncak antara bulan Juni dan Juli, sedangkan An. balabacensis dan An annularis pada bulan Agustus, serta An. vagus pada bulan Juni.

An. maculatus adalah nyamuk yang paling tinggi kepadatamya dan paling dominan diantara empat spesies nyamuk Anopheles yang terdapat di desa Hargotirto kecamatan Kokap. Di antara tiga cara penangkapan, tertinggi didapatkan di kandang sapi dan sekitqnya dengan alat aspirator

.

An. maculatus dan An. balabacensis puncak aktivitas menggigitnya terjadi pada tengah malam antara pukul 22.00 - 24.00, An. vagus pukul23.00, sedangkan An. annularis tidak diketahui menggigit orang. An. maculatus dan An vagus bersifat eksofagik, sedangkan An. balabacensis lebih bersifat endofagik.

(96)

SURAT

PEFWYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul

STUD1 KOMUNITAS NYAMUK ANOPHELES

DI DAERAH KOKAP KABUPATEN KULONPROGO

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

(97)

STUD1 KOMUNITAS NYAMUK

ANOPHELES

DI DAERAH KOKAP KABUPATEN KULONPROGO

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

ACEP EFFENDI

Tesis

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Magister Sains pada

Program Studi Entomologi Kesehatan

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(98)

Judul Tesis : STUD1 KOMUNITAS NYAMUK ANOPHELES D l DAERAH KOKAP KABUPATEN KULONPROGO

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Nama : ACEP EFFENDI

NRP : 99406

Program Studi: Entomologi Kesehatan

Menyetujui, 1 Komisi Pembimbing

Prof. Dr. Sing~ih H. S i ~ i t , MSc Ketua

<

*

Dr. Upik Kesumawati Hadi, MS

Anggota Anggota

Mengetahui,

2 Ketua Program Studi Entomologi Kesehatan

(99)

RIWAYAT

HIDUP

Penulis dilahirkan di Rangkasbitung, Kabupaten Lebak Provinsi Banten. Penulis merupakan putera ke 10 dari ayah bernama M. Syuhada (almarhum) dan ibu Suhaemi. Penulis beristrikan Noor Laily Aidah dan dikaruniai dua orang anak, putri bernama Desmira Primanty Dienina lahir 30 Desember 1994, dan putra bernama M. Rifandito Rahmantio lahir 10 Oktober 2001.

Pendidikan formal penulis dimulai dari Sekolah Dasar lulus tahun 1979 di Lebak, Sekolah Menengah Pertama lulus tahun 1982 di Lebak. Pada tahun

(100)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia- Nya sehingga tesis ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Maret sampai Agustus 2001 ialah komunitas nyamuk, dengan judul Studi Komunitas Nyamuk Anopheles di daerah Kokap kabupaten Kulonprogo daerah istimewa Yogyakarta.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Prof. Dr. Singgih H . Sigit, MSc, Dr.

I?.

X . Koesharto, MSc, dan Dr. U p i k Kesumawati Hadi, MS sebagai komisi pembimbing yang telah memberikan arahan dan bantuan dalam pelaksanaan penelitian dan penulisan tesis ini, Dit. Jen. PPM & PL, Departemen Kesehatan melalui proyek ICDC ( h i t e ~ i s ~ j c a t i o ~ i of Contntunicable Disease Control), yang telah memberi dana, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang strata-2. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Kepala Dinas Kesehatan kabupaten Kulonprogo, Kepala Puskesmas Kokap I1 dan Bapak Iwan serta Bapak Tukiran sekeluarga yang telah membantu selama pengumpulan data dan menyediakan tempat selama penelitian di desa Hargotirto. Ungkapan terima kasih juga kepada Isteri tercinta dan anak tersayang

,

atas segala do'a dan dorongannya.

Akhirnya penulis berharap semoga informasi dalam tesis ini dapat bermanfaat bagi program pengendalian malaria, khususnya di kecamatan Kokap.

Bogor, Pebruari 2002

(101)

DAFTAR IS1

Halaman

HALAMAN JUDUL

. .

ABSTRAK ... 11

....

EALAMAN SAMPUL DALAM ... 1111

LEMBAR PENGESAHAN ... iv RlWAYAT HIDUP ... v PRAKATA ... vi

. .

DAFTAR IS1 ... vii DAFTAR TABEL ... x DAFTAR GAMBAR ... xi DAFTAR LAMPlRAN ... xiii

PENDAHULUAN ... 1 TINJAUAN PUSTAKA ... 3 I Penyakit malaria ... 3

2 Fauna nyamuk di Indonesia ... 5 ...

3 Nyamuk Anopheles sebagai vektor 6

4 Ekologi nyamuk At~opheles ... 8 5 Koleksinyamuk ... 10

...

5.1 Penggunaan umpan manusia 10

...

5.2 Penggunaan umpan hewan 11

...

5.3 Penggunaan karbon dioksida 11

...

5.4 Penggunaan cahaya sebagai penarik 12

...

BAHAN DAN METODE 13

. .

1 Lokasi penelltian ... 13

. .

...

2 Metode penelltlan 16

(102)

2.3 Penangkapan nyamuk yang hinggap di dinding dalam mmah dan di kandang sapi ... 18 2.4 Identifikasi nyamuk Anopheles ... 21 2.5 Penentuan padat populasi, kelimpahan nisbi. frekuensi tertangkap dan

. .

d o m ~ n a s ~ spesies ... 21 2.6 Perhitungan indeks curah hujan ... . . . . 22

... 2.7 Pembedahan kandung telur nyamuk Anopheles betina 22 3 Analisis data ... 23

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 24

1 Fauna Nyamuk Anopheles ... 24 2 Fluktuasi nyamuk Anopheles yang tertangkap ... 25 3 Kelimpahan nisbi. frekuensi spesies dan dominasi spesies nyamuk

Anopheles yang tertangkap dengan umpan orang ... 39 4 Kelimpahan nisbi. frekuensi spesies dan dominasi spesies nyamuk

Anopheles yang tertangkap di dinding dalam rumah dan kandang sap1 ... 30

5 Kelimpahan nisbi. frekuensi spesies dan dominasi spesies nyamuk

Anopheles yang tertangkap dengan perangkap cahaya (light trap) ... 32 6 Kepadatan populasi nyamuk Anopheles yang tertangkap dengan

...

berbagai cara penangkapan 34

6.1 Kepadatan nyamuk Anopheles yang tertangkap dengan perangkap

...

cahaya (light trap) 38

6.2 Kepadatan populasi nyamuk Anopheles yang tertangkap dengan

...

umpan badan atau orang 39

6.3 Kepadatan populasi nyamuk Anopheles yang tertangkap hinggap di dinding dalam rumah dan di kandang sap; ... 40

...

(103)

8 Pengaruh cuaca. curah hujan. hari hujan. suhu udara dan kelembaban nisbi terhadap populasi nyamuk Anopheles

...

43

...

9 Pembedahan kandung telur nyamuk Anopheles betina 45

10 Korelasi antara populasi nyamuk Anopheles dengan jumlah kasus malaria 48

PEMBAHASAN UMUM

...

50

...

KESIMPULAN 53

S A R A N

...

54 DAFTAR PUSTAKA ACUAN

...

55

...

(104)

DAFTAR

TABEL

Nomor Teks Halaman

1 Jumlah nyamuk Anopheles yang tertangkap dengan berbagai cara penangkapan di desa Hargotirto kecamatan Kokap dari bulan Maret

- Agustus 2001 ... 25

2 Kelimpahan nisbi, frekuensi tertangkap dan angka dominasi Anopheles yang tertangkap dengan umpan orang di desa Hargotirto kecamatan Kokap selama bulan Maret

-

Agustus 2001 ... 25

3 Kelimpahan nisbi, frekuensi tertangkap dan angka dominasi Anopheles yang tertangkap di dinding dalam rumah dan di kandang sapi di desa

...

Hargotirto kecamatan Kokap selama bulan Maret - Agustus 2001 3 1 4 Kelimpahan nisbi, fiekuensi tertangkap dan angka dominasi Anopheles

yang tertangkap dengan perangkap cahaya (light trup) di desa Hargotirto kecamatan Kokap selama bulan Maret

-

Agustus 2001

...

33 5 Rata-rata banyaknya nyamuk Anopheles tertangkap per maiam/bulan

dengan berbagai cara penangkapan di desa Hargotirto kecamatan Kokap selama bulan Maret

-

Agustus 2001 ... 34

6 Rata-rata banyaknya nyamuk Anopheles per spesies yang tertangkap dengan berbagai cara penangkapan di desa Hargotirto kecamatan Kokap ...

selama bulan Maret - Agustus 2001 35

7 Rata-rata nyamuk Anopheles yang tertangkap per orangtjam di dalam dan di luar rumah pada malam hari di desa Hargotirto kecamatan Kokap ...

selama bulan Maret - Agustus 2001 41

8 Curah hujan, hari hujan, rata-rata suhu udara dan kelemhaban nisbi di di desa Hargotirto kecamatan Kokap selama bulan Maret-Agustus 2001.. . 44 9 Angka pernah bertelur (parity rate) nyamuk Anopheles betina yang

tertangkap dengan perangkap cahaya (liglzt trap) di desa Hargotirto selama bulan Maret - Agustus 2001 ... 45

10 Angka pernah bertelur (parity rate) nyamuk Anopheles betina yang tertangkap dengan umpan orang di desa Hargotirto selama bulan

...

(105)

11 Angka pernah bertelur (parity rate) nyamuk Anopheles betina yang tertangkap di dinding dalam rumah dan di kandang sapi di desa Hargotirto selama bulan Maret - Agustus 2001

. . .

. . .

. . .

. . .

. .

. . . ... 47 12 Jumlah kasus dan jenis parasit malaria di desa Hargotirto kecamatan
(106)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Teks Halaman

... 1 Peta Daerah Istimewa Yogyakarta dan kecamatan Kokap 14 2 Peta daerah penelitian di desa Hargotirto ... 15 3 Perangkap cahaya (light trap) ... 17 4 Penangkapan nyamuk setiap dua jam dengan light trap ... 17 5 Penangkapan nyamuk dengan ulilpan orang ... 19 6 Penangkapan yamuk yang hinggap di dinding dalam mmah dengan

menggunakan aspirator

...

19 7 Penangkapan nyamuk yang hinggap di kandang sapi dan sekitarnya

...

dengan menggunakan aspirator 20

8 Identifikasi nyamuk di bawah mikroskop stereo ... 20 9 Fluktuasi Anopheles yang tertangkap dengan berbagai cara penangkapan

di desa Hargotirto kecamatan Kokap selarna bulan Maret -Agustus 200 1

.

26

...

10 Nyamuk A17

.

n~anrlatus 27

...

11 Nyamuk An

.

balabace~~sis 27

...

12 Nyamuk An

.

vagus 28

...

13 Nyamuk An

.

armularis 28

14 Dominasi spesies Anopheles yang tertangkap dengan umpan orang di dalam dan luar mmah di desa Hargotirto selama bulan Maret . Agustus 2001 ... 30 15 Dominasi spesies Anopheles yang tertangkap di dinding dalam rumah

dan di kandang sapi di desa Hargotirto selama bulan Maret . Agustus

...

2001 32

16 Dominasi spesies Anopheles yang tertangkap dengan perangkap cahaya (light trap) di desa Hargotirtopada selama bulan Maret-Agustus

...

(107)

Nomor Teks Halaman

17 Rata-rata banyaknya nyamuk Anopheles tertangkap per bulan dengan berbagai cara penangkapan di desa Hargotirto bulan selama Maret - Agustus 2001 ... 3 5

18 Rata-rata banyaknya nyamuk Anopheles yang tertangkap dengan berbagai cara penangkapan di desa Hargotirto selama bulan Maret-

...

Agustus 2001 37

19 Rata-rata banyaknya nyamuk Anopheles yang tertangkap dengan perangkap cahaya (light trap) di desa Hargotirto selama bulan Maret -

... Agustus 2001..

3 8 20 Rata-rata banyaknya nyamuk Anopheles (per ekor/orang/malam) yang

tertangkap dengan umpan orang di desa Hargotirto selama bulan

...

Maret- Agustus 200 1..

39 21 Rata-rata banyaknya nyamuk Anopheles yang tertangkap di dinding

dalam rumah dan di kandang sapi di desa Hargotirto selama bulan

... ... Maret-Agustus 2001 ...

40 22 Rata-rata nyamuk Anopheles yang tertangkap setiap dua jam

dengan umpan orang di dalam dan di luar mmah pada malam hari di ... desa Hargotirto selama bulan Maret - Agustus 2001..

42 23 Fluktuasi rata-rata banyaknya nyamuk Anopheles dan curah hujan di

(108)

DAFTAR

LAMPIRAN

Nomor Teks Halaman

1 Metode statistik dan basil uji statistik dengan program komputer

...

Statistical Product and Sources Solution ( S P S S ) 60 2 Kepadatan nyamuk Anopheles yang menggigit per orang I jam (man

bitting rate

,

MBR) di dalam dan di luar mmah di desa Hargotirto kecamatan Kokap selama bulan Maret - Agustus 2001

...

64

3 Jumlah nyamuk An. nzaculatus yang tertangkap dengan berbagai cara penangkapan di desa Hargotirto kecamatan Kokap selama bulan Maret -

A ~ U S ~ U S 2001 ... 65 5 Jumlah nyamuk An. balabacensis yang tertangkap dengan berbagai cara

penangkapan di desa Hargotirto kecamatan Kokap selama bulan Maret - . -

...

Agustus 2001 66

6 umlah nyamuk An. vagus yang tertangkap dengan berbagai cara penangkapan di desa Hargotirto kecamatan Kokap selama bulan Maret -

Agustus 2001

...

67

7 Jumlah nyamuk An. annularis yang tertangkap dengan berbagai cara penangkapan di desa Hargotirto kecamatan Kokap selama bulan Maret -

...

(109)

PENDAHULUAN

Penyakit malaria yang ditularkan oleh nyamuk Anopheles mempakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Penyakit ini dapat meningkatkan angka kematian bayi dan anak umur di bawah lima tahun, serta kematian ibu pada waktu melahirkan. Selain itu malaria dapat menumnkan produkifitas kerja.

WHO (1995) menyatakan bahwa malaria mempakan masalah global, dengan 300-500 juta kasus dan satu juta kematian per tahun. Di Indonesia diperkirakan terdapat enam juta penderita per tahun, dengan jumlah kematian 700 orang dan 70 juta penduduk hidup di daerah endemis malaria yang mempunyai resiko tertular. Di Jawa-Bali, malaria ditemukan pada 3 10 desa, 75 kecamatan dan 39 kabupaten, sedangkan di luar Jawa

-

Bali ditemukan 155 kabupatenlkota yang merupakan daerah endemis malaria (Depkes 1999a).

Usaha pengendalian vektor akan memberikan hasil maksimal bila terdapat kesesuaian antara metode pengendalian yang diterapkan dengan bioekologi vektor yang menjadi sasaran. Oleh karena itu bioekologi nyamuk

Anopheles yang menjadi vektor di suatu daerah endemis perlu dipelajari dan diteliti.

Nyamuk Anopheles dapat menjadi vektor bila memenuhi beberapa syarat tertentu antara lain, umur nyamuk cukup panjang, kepadatan populasi tinggi, sering berkontak dengan manusia, dan mampu menjadi inang parasit.

(110)

tumt dengan jumlah kasus maupun penyebaran yang cendemng meningkat. Tahun 1997 jumlah kasus malaria di kecamatan Kokap sebanyak 668 dengan angka parasit tahunan (annualparasite incidence, MI) sebesar 37.54 'loo, tahun 1998 sebanyak 2.670 kasus dengan API sebesar 36.30 ' / w , tahun 1999 sebanyak 4529 kasus dengan API sebesar IS 1.19 O/oo, dan terakhir sampai

dengan bulan Juli 2000 jumlah kasus mencapai 4087 orang. Pada bulan September tahun 1999 di kecamatan Kokap pernah terjadi kejadian luar biasa (KLB) malaria dengan jumlah kasus sebanyak 3167 orang dengan angka serangan (attack rate, AR) sebesar 20.56 % ( Puskesmas Kokap 1999)

.

Penelitian tentang komunitas nyamuk Anopheles di permukiman dan kandang hewan yang merupakan satuan ekologi, sangat diperlukan karena bermanfaat guna menyusun strategi pengendalian nyamuk yang dapat berperan sebagai vektor penyakit.

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari stmktur komunitas nyamuk

Anopheles di desa Hargotirto, fluktuasi populasi setiap spesies, padat populasi dan dominasi spesies, dan angka nyamuk Anopheles pernah bertelur

(parity rate,

PR).

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dasar tentang bioekologi vektor yang mutlak diperlukan dalam upaya pengendalian malaria di desa Hargotirto.

Adapun hipotesis dalam penelitian ini yakni di antara spesies-spesies

Anopheles yang ada di desa Hargotirto, terdapat spesies nyamuk Anopheles

yang dominan serta terdapat hubungan antara kepadatan populasi nyamuk

(111)

TINJAUAN PUSTAKA

1 Penyakit malaria

Penyakit malaria dewasa ini merupakan penyakit tropik yang terdapat hampir di seluruh dunia. Penyebarannya dipengaruhi oleh faktor lingkungan antara lain suhu yang dibutuhkan untuk menyempurnakan siklus sporogoni

Plasnlodi~rnl di dalam tubuh nyamuk .

Penyakit ini tersebar luas antara lain di Afrika, Amerika tengah, Amerika selatan, Saudi Arabia, Cina, Malaysia dan Indonesia. Pada umumnya penyebaran penyakit malaria ini tidak terjadi pada daerah yang memiliki ketinggian 2000 m di atas permukaan laut, namun di Bolivia dan di pegunungan Himalaya penyakit malaria ini te jadi pada ketinggian 2000 - 2700 m di atas permukaan laut pradhan

el al. 1970 dalam Wernsdorfer dan Mc. Gregor 1988).

(112)

Di Indonesia malaria telah menyebar ke seluruh provinsi, di luar Jawa -

Bali terjadi di 155 kabupatenlkodya dan di Jawa - Bali 39 di kabupatedkodya.

Daerah-daerah di luar Jawa - Bali berdasarkan hasil pemeriksaan sediaan darah, positif malaria dengan kategori kesakitan rendah (low prevalent area, LPA) dengan angka parasite rate (PR) < 2 % adalah provinsi Kalimantan Timur, Jambi, Sumatera Barat, Lampung, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Sulawesi Utara d m Sulawesi Selatan. Yang termasuk kategori kesakitan sedang (nledizmz prevalent area, MPA) dengan PR 2 % - 5 % adalah provinsi Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Nusa Tenggara Barat, Bengkulu dan Aceh. Sedangkan yang termasuk dalam kategori kesakitan tinggi (high prevalent area, HPA) dengan PR > 5 % adalah provinsi Riau, Sulawesi Tengah, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Sulawesi Utara d m Irian Jaya I Papua (Depkes 1990).

Program pengendalian vektor terhadap nyamuk dewasa telah dilakukan melalui penyemprotan rumah-rumah penduduk dengan insektisida (DDT) sampai tahun 1990. Setelah tahun 1990 di semua provinsi pulau Jawa - Bali digunakan insektisida bendiocarb 80 % WP dosis 0.2 gr bahan aktif7m2. Di Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku dan Irian Jaya (Papua) digunakan lambda sihalotrin 10 % WP dosis 0.025 gr bahan aktif/m2, di Kalimantan dan semua provinsi di pulau Sulawesi digunakan deltamethrin 5 % WP dosis 0.02 gr bahan aktif/m2, di Sumatra dengan etofenproks 20.5 % WP. Permethrin 100 EC digunakan untuk pencelupan kelambu dipakai di seluruh Indonesia. Sedangkan terhadap larva Anopheles antara lain

,

penebaran ikan pemakan jentik seperti ikan kepala timah (Panchax-panchax), ikan gupy (Poecilia reticulatus) (Depkes
(113)

2 Fauna nyamuk di Indonesia

Spesies nyamuk di dunia dilaporkan sebanyak 2.960. Di Indonesia terdapat 457 spesies yang tercakup dalam 18 genus, terdiri atas 80 spesies Anopheles, 82 spesies Cula, 125 spesies Aedes dan delapan spesies Mansonia. Sismya sebagai anggota dari genus yang tidak penting dalam penularan penyakit (O'Connor dan Sopa 1981).

Sushanti et al. (1993) menyatakan bahwa fauna Anopheles di daerah pantai bekas hutan bakau kecamatan Padangcermin kabupaten Larnpung Selatan terdiri atas 16 spesies Anopheles yaitu An sundaicus, An.subpictus, An. vagus, An. indejinitus, An. nigerrimus, An. peditaeniatus, An. kochi, An. barbirostris, An. barbumbrosus, An. annularis, An. separatus, An. iesselatus, An. aconitus, An. umbrosus, An. leucosphyrus d m An. letqer

.

Fauna nyarnuk Anopheles di Jawa Tengah menurut hasil penelitian Sundararaman et al. (1957) ada 18 spesies, yaitu An. aconitus, An. barbirostris, An. hyrcanus var.X (venhuisi), An. kochi, An. maculatus, An. philippinensis, An. schuffneri, An. malayensis, An. tesselatus, An. annularis, An. bezai, An. hyrcanus sinensis, An. leucosphyrus, An. minirnus flavirostris, A. ramsayi, An. subpictzrs, An. sundaicus dun An. vagus.

Fauna nyamuk Anopheles di Jawa Tengah di daerah bukit Menoreh dengan ketinggian kurang dari 500 meter di atas permukaan laut terdiri atas An. aconitus (60 %,) An. subpictus malayensis (15 %), An. minimusflavirostris (15 %), An. hyrcanus ng 15 %, dan An. inaculatus (10 %) (Sundararaman et al.

(114)

Barodji et al. (2000) dalam penelitiannya di wilayah kecamatan Kokap mendapatkan delapan spesies nyamuk Anopheles, yaitu An. aconitus, An. annularis, An. barbirostris, An. balabace~zsis, An. flavirostris, An. kochi,

An. nzactilalus dan An. vagus.

3 Nyamuk Atzopheles sebagai vektor

Di Indonesia nyamuk Anopheles yang telah dikonfirmasi sebagai vektor yaitu 19 spesies terdiri atas An. sutzdaicus, An. aconitus, An. nigerrinzus, An. nzactilatus, An sinensis, An. unzbrosus, An. letifer, An. barbirostris,

An. balabacensis, An. punctulatus, An. farauti, An. bancrofti, An. karwari,

An. koliensis, An. subpictus,An. longirostris, An flavirostris, An. nzininzus dan

An. lezicosphyrrs (Depkes 1990).

Jenis-jenis nyamuk yang merupakan vektor utama penyakit malaria di provinsi daerah istimewa Aceh yaitu An. sundaicus dan An. aconitus, di Sumatera Utara All. mndaicus, An. nigerrimus dan An. letger, di Sumatera Barat An. nigerrinzus dan An. nzamlatus. Di Riau An. sundaicus, di Jarnbi An. nigerrinzus

dan An. letifer, di Bengkulu An. nigerrinzus, An. nzaculatus dan An. subpictus, di Sumatera Selatan An. sundaicus, An. nigerrimus, An. n7aculatusvdan An. letifer, di Lampung An. aconitus, An. sundaicus dan An. nzaculatus. Di Jawa Barat An. sundaicus, An. aconitus, An. nzaculatus, An. balabacensis dan An. subpictus, di Jawa Tengah dan Yogyakarta An. slcndaicus, An. aconitus, An. maculatus dan

An. censis, di Jawa Timur An. sundaicus dan An. aconitus. Di pulau Bali yaitu

(115)

Di Sulawesi Tenggara An. sundaicus, A17. barbirostris dan An. subpictus, di Sulawesi Selatan An. sundaicus, An. nigerrinnrs, An. barbirostris, An. subpicttcs, An.flmlirostris dan An. mininzus, di Sulawesi Tengah An. sundaicus, An. aconitus, An. barbirostris dan An. subpictus, di Sulawesi Utara An. aconitzrs, Ai7. barbirostris, An. subpictus dan An. nzinin7zcs. Di Kalimantan Selatan An. nigerrinzus, An. balabacensis dan An. leucosphyrus, di Kalimantan Tengah An. aconitus, An. n7aculafus dan A17. unzbrosus, di Kalimantan Barat An. nigerrinzus, An. unzbrosus, An. letlfer dan An. balabacensis, di Kalimantan Timur An. sundaicus dan An. balabacensis. Di Maluku An. pzrrzctulat7rs dan An. bancrofli dan di Irian Jaya (Papua) yaitu An. farauti, A17. bancrofti, An. kn~wari, An. punctulat7rs, An. koliensis dan An. longirostris

(Depkes 1990).

Barodji et al. (1995) menyatakan bahwa vektor malaria di kecamatan Kokap kabupaten Kulonprogo Daerah Istimewa Yogyakarta, adalah An. ntaculafus, nyamuk lain yang ditemukan dan berpotensi sebagai vektor malaria adalah An. balabacensis, An. aconitzcs dan An. flavirostris.

Vektor filariasis pada manusia di kawasan Indonesia bagian timur adalah An. barbirostris, untuk Brugia malayi tipe periodik nokturnal di Sulawesi (Atmosoedjono et al. 1976) dan Brugia tinzori di daerah Timor (Atmosoedjono et al. 1983). Wuchereria bancrofti di Jayapura ditularkan oleh An. farauti, An. koliensis, An. punctulatus, An. bancrofti , di daerah pantai pulau Flores oleh An. subpictus dan An. aconitus (Atmosoedjono et al. 1983).

(116)

An. letifer dan An. punctulatus juga telah diketahui dapat bertindak sebagai vektor filariasis di beberapa daerah di Indonesia (Atmosoedjono ef al. 1982).

4 Ekoiogi nyamuk Aizopheles

Distribusi serta jarak terbang, perilaku, ketahanan hidup dan kemampuan menularkan penyakit dapat dipengaruhi oleh faktor cuaca. Jarak terbang efektif mengandung arti jarak yang dapat ditempuh oleh gerombolan atau populasi nyamuk untuk berpindah tempat (Horsfall 1955).

Habitat nyamuk An. leucosphyrus telah diteliti yaitu pada genangan- genangan air di hutan yang rindang dan tertutup. Sedangkan An. balabacensis

ditemukan pada genangan-genangan air jernih dengan dasar lumpur di hutan -

hutan, menyenangi tempat terbuka dan terkena sinar matahari langsung. Larva An. vagus tidak menyukai air kotor dan mengandung garam, tempat perindukannya pada genangan air tadahan dengan dasar kerikil dan tanah. Nyamuk dewasa An. vagus sering dijumpai di kandang ternak sapi dan menyukai darah hewan dan beristirahat di tepian aliran sungai. An. ntaculatus menyukai genangan- genangan air sepanjang aliran sungai, lubang-lubang dan pada sumber mata air disertai pohon disekitarnya untuk istirahat. Nyamuk dewasa banyak dijumpai di sekitar rumah dan kandang ternak, menyukai darah manusia dan hewan (Borne -

Wepster dan Swelengrebel 1953).

Di Sulawesi Van Hell (1952) mendapatkan habitat An. barbiroslris di daerah pesawahan, An. sundaicus dan An. s2ibpictus di daerah pantai,

An. nigerrimus di daerah rawa-rawa, An. flnvirostris dan An. ludlowae di daerah sungai-sungai besar. Pada musim kemarau An. barbumbrosus dan

(117)

An. subpictus dan An. barbirostris ditemukan masing-masing di daerah pantai dan persawahan (Lee et al. 1980).

Di Jawa tengah nyamuk Anopheles di daerah yang mempunyai ketinggian 0 - 50 meter dari permukaan laut di habitat sawah ditemukan An. barbirostris, An. acoriitus, An. mbpictus dan An. vagus, di habitat tambak ditemukan An. barbirostris, An. subpictus, An. sundaicus, dan An. vagus. Di tempurung kelapa An. kuchiiigerisis. Pada daerah ketinggian 51 - 100 meter di atas permukaan laut pada habitat sawah ditemukan larva An. barbirostris, An. aconitus, An. vagus, dan An. niacztlatus. Pada daerah ketinggian 101 - 200 meter

di atas permukaan laut pada habitat sawah ditemukan larva An. nzaculatus, An. szrbpictus dan An. vagus.Di habitat genangan air, lubang pada batu sungai ditemukan larva An. maculatzis. Pada daerah ketinggian 2001 - 300 meter di atas permukaan laut pada habitat sawah ditemukan larva An. barbirostris, di habitat parit di sawah di temukan larva AII. barbirostris. Di habitat genangan air/ lubang batu di sungai di temukan An. v a p s dan An. niacztlatus. Pada daerah ketinggian 301 - 400 meter di atas permukaan laut pada habitat sawah ditemukan larva An. barbirostris dan An. vagus. Pada daerah ketinggian

(118)

5 Koleksi nyamuk

Koleksi nyamuk Anopheles dewasa di lapangan merupakan kegiatan entomologi yang dapat menjadi bahan evaluasi dalam program pemberantasan penyakit malaria. Pengambilan contoh nyamuk ini bertujuan untuk mengetahui kepadatan (density), keragaman, penyebaran, fluktuasi dan umur. Koleksi nyamuk juga dapat digunakan untuk memahami epidemiologi suatu penyakit yang ditularkan oleh nyamuk, dan mempelajari penyebaran serta fluktuasi kepadatan nyamuk di suatu daerah yang dapat digunakan dalam program pengendalian vektor.

5.1 Penggunaan umpan manusia

Angka menggigit pada manusia sering digunakan untuk memprediksi peluang terjadinya transmisi suatu penyakit. Gordon et al. (1991) menyatakan bahwa dari koleksi berbagai jenis nyamuk dengan menggunakan umpan manusia, nyamuk Anopheles paling banyak tertangkap dibanding dengan spesies nyamuk lainnya.

Penangkapan nyamuk dengan umpan manusia dilakukan antara lain untuk tujuan menentukan indeks antropofilik, kontak antara nyamuk dengan manusia, angka infeksi, penilaian efektifitas upaya pengendalian, serta mengikuti perubahan sementpa populasi serangga (Service 1976).

(119)

kolektor mencoba mengumpulkan nyamuk sebanyak mungkin yang dapat ditangkap. Nyamuk yang ditangkap ini mungkin lebih besar daripada yang menggigit manusia di bawah kondisi alami. Sebaliknya nyamuk mungkin terganggu karena adanya kegiatan koleksi, sehingga pergi ke rumah penderita lain yang tidak digunakan untuk koleksi.

5.2 Penggunaan umpan hewan

Dengan memasang berbagai macam umpan hewan dalam penangkapan nyamuk, hewan ternak yang disenangi oleh nyamuk Anopheles adalah sapi, babi dan kerbau (Munif, 1984), sedangkan menurut Soedir (1985) adalah hewan sapi dan domba. Gordon et al. (1991) dalam penelitiannya di Senegal mendapatkan nyamuk Ailopheles paling dominan menggigit hewan dan manusia dibanding spesies-spesies nyamuk lainnya.

5.3 Penggunaan karbon dioksida

Untuk menarik nyamuk datang dalam perangkap, gabungan metode penangkapan dan pelepasan karbon dioksida pada light trap sangat efektif Dalam waktu dua jam nyamuk yang tertangkap meningkat antara 400 % -

500 % (Service 1976).

Dengan adanya fenomena tersebut banyak peneliti telah menggunakan karbon dioksida sebagai umpan untuk menarik nyamuk. Menurut Service (1976) penggunaan karbon dioksida yang efektif untuk menangkap suatu spesies nyamuk tertentu atau pada suatu lingkungan tertentu tidak efektif sewaktu

., ,

(120)

5.4 Penggunaan cahaya sebagai penarik

Graham et al. (1989) menyatakan bahwa perangkap cahaya (light trap)

sangat efektif untuk mengetahui keragaman fauna nyamuk di suatu daerah, karena nyamuk pada umumnya tertarik dengan cahaya di sekitarnya.

Menurut Service (1976) sejak diperkenalkan oleh Headle (1974),

(121)

BAHAN DAN METODE

1 Lolcasi penelitian

Lokasi penelitian adalah desa Hargotirto kecamatan Kokap, kabupaten Kulonprogo Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Daerah endemis malaria di kabupaten Kulonprogo terdapat di Kecamatan Kokap

.

Desa Hargotirto mempunyai luas wilayah 14.713.370 Ha, berbukit-bukit dengan ketinggian antara 250 - 1000 meter di atas permukaan laut, sepanjang Bukit Menoreh. Sebagian dari wilayah bagian selatan merupakan tepian waduk Sermo. Di sepanjang kali yang membentang selebar kurang lebih 10 meter yang menuju waduk banyak terdapat kubangan atau genangan air yang merupakan tempat berkembang biaknya nyamuk. Batas wilayah kecamatan Kokap adalah di sebelah selatan kecamatan Pengasih, sebelah utara kecamatan Girimulyo, sebelah timur kecamatan Pengasih dan sebelah barat desa Kalirejo dan desa Duren Sari kecamatan Bagelen kabupaten Punvorejo (Gambar 1). Desa Hargotirto di sebelah barat berbatasan dengan desa Kalirejo kecamatan Bagelen kabupaten Punvorejo, di sebelah timur dan selatan berbatasan dengan desa Hargowilis dan di sebelah utara dengan kecamatan Girimulyo (Gambar 2)

Desa Hargotirto termasuk daerah malaria dengan kasus tertinggi angka

(122)
[image:122.595.83.525.130.746.2]
(123)

. . .

.

.

. . . .: Batas Proviilsi

++++*+-I+: Batas Kecalnatan

--

.

Batas Desa [image:123.595.73.526.58.754.2]

: Daerah Penelitian

(124)

2 Metode penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam bentuk dua kegiatan yaitu penangk. nyamuk pada malam hari dan identifikasi di laboratorium lapangan. Penangkapan nyarnuk dilakukan tiga kali dalam satu bulan dengan selang waktu 10 hari selama enam bulan dari bulan Maret sampai Agustus 2001. Penangkapan nyamuk dilakukan dengan menggunakan tiga cara yaitu (a) dengan perangkap cahaya (lighl /rap), (b) umpan orang (hztnmm~ bait), dan (c) dengan aspirator untuk menangkap nyamuk yang beristirahat atau hinggap pada dinding dalam rumah dan di kandang sapi.

2.1 Penangkapa~i d e ~ i g a n perangkap calraya

(125)

Garnbar 4 Penangkapan nya~nuk setiap dua jatn densail perangliap cahaya

(126)

2.2 Penangkapan dengan umpan orang

Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengetahui aktivitas menggigit dan kepadatan nyamuk di dalam maupun di luar rumah. Sebanyak tiga buah rumah dipilih secara acak; pada masing-masing rumah ditempatkan dua orang penangkap nyamuk, satu orang di dalam rumah dan satu orang lainnya di halaman berjarak antara 1 - 3 meter dari bangunan rumah.

Petugas penangkap nyamuk tersebut setiap dua jam bergantian tempat penangkapan, yang di dalam pindah ke luar dan yang di luar pindah ke dalam. Penangkapan nyamuk dilakukan sepanjang malam dimulai pukul 18.00 hingga pukul 06.00 dengan aktivitas penangkapan selama 80 menit setiap dua jam. Petugas penangkapan duduk di tempat yang tidak banyak t e r g a n g y oleh orang lain dan tidak rnerokok, dengan membuka atau menggulung celana panjang sampai di atas lutut, nyamuk yang hinggap pada kedua kaki di tangkap dengan aspirator (Gambar 5). Nyamuk yang tertangkap dimasukkan k e dalam gelas karton atau plastik (paper cup) dan dibedakan menurut waktu penangkapannya.

Selama penangkapan juga dicatat suhu dan kelembaban nisbi lingkungan setiap dua jam.

2.3 Penangkapan nyamnk yang hinggap d i dinding dalam r u m a h d a n d i kandang sapi

(127)

Gnrnbar 5 Penangkapan nyamuk dengan umpan orang dengan aspirator

(128)

Ga~ilbar 7 Penanglcapan nyamuk di kandang sapi dengan aspirator

(129)

Penangkapan nyamuk di dalam rumah dan di kandang sapi dilakukan pada malam hari yang merupakan lanjutan dari kegiatan sebelumnya. Setelah kolektor menangkap di dalam rumah selama 80 menit lalu dilanjutkan dengan menangkap nyamuk pada dinding di dalam rumah dan di kandang sapi dengan aspirator masing-masing selama 20 menit setiap dua jam. Setiap kali penangkapan dilakukan oleh tiga orang petugas penangkap nyamuk. Bagian rumah yang dicari nyamuknya adalah gudang, ruang keluarga, ruang tamu, dapur dan kamar mandi, sedangkan di kandang sapi yaitu yang hinggap di kandang dan sekitarnya pada malam hari mulai pukul 18.00 - 06.00.

-

Nyamuk yang tertangkap dimasukkan ke dalam gelas karton atau plastik (paper cup) dan dibedakan menurut waktu penangkapannya. Pada waktu penangkapan juga dicatat kelembaban nisbi dan suhu lingkungan serta jenis bahan bangunan rumah.

2.4 Identifikasi nyamuk

Identifikasi nyamuk di laboratorium lapangan (Gambar 8) sampai pada spesies dilakukan dengan menggunakan kunci nyamuk Anopheles betina dewasa susunan 0' Connor dan Soepanto (1978) dan Depkes (1984).

2.5 Penentuan padat populasi, kelimpahan nisbi, frekuensi tertangkap dan

dominasi spesies.

(130)

Jumlah spesimen spesies nyamuk tertentu x 100 %

a. Kelimpahan nisbi = Jumlah seluruh spesimen nyamuk yang tertangkap

b. Frekuensi tertangkap = Jumlah penangkapan yang berisi spesies tertentu Jumlah seluruh penangkapan dengan cara sama

c. Angka dominasi = Frekwensi tertangkap X kelimpahan nisbi

d. Kepadatan nyamuk per orang pengumpan per jam (Man Hoz~r Density, MHD):

Kepadatan nyamuk yang menggigit orang per orandjam (Man Bitting Rate,

MBR)

Jumlah Anopheles tertangkap per spesies

MHD = = MBR

Jumlah Jam penangkapan x jumlah pengumpan

Yang hinggap di dinding mmah = per ekor/mmah Yang hinggap di kandang = per ekorlkandang Yang menggigit orang = per ekor/orang/jam.

2.6 Perhitungan indeks curah hujan

Indeks curah hujan (ICH) = Jumlah curah hujan x hari hujan

Jumlah hari pada bulan yang bersangkutan

2.7 Pembedahan kandung telur nyamuk Anopheles betina

(131)

Angka nyamuk pernah bertelur = Jumlah nyamuk pemah bertelur @arous) x 100 %

( p a r i g rate=PR ) Jumlah nyamuk parous dan nulli parous yang diperiksa ovariumnya

3 Analisis data

(132)

EIASIL D A N P E M B A H A S A N

1 Fauna nyamuk Anopheles

Hasil penangkapan nyamuk Anopheles di desa Hargotirto kecamatan Kokap disajikan pada Tabel 1, Gambar 10 - 13 dan Lampiran 2

-

5. Jenis-jenis nyamuk Anopheles yang tertangkap di desa Hargotirto adalah An. nzaculatus Theobald, An. balabacensis Baisas, An. vagus Donitz dan An. anmtlaris Giles. Tabel 1 menunjukkan bahwa nyamuk An. maculatus dapat tertangkap mulai akhir Maret, tertangkap hanya di kandang sapi (tiga ekor), dan populasi tertinggi terlihat pada akhir Juni sebanyak 181 ekor. Satu ekor An. balabacensis tertangkap mulai akhir Maret dengan umpan orang dan populasi tertinggi terlihat pada akhir Agustus sebanyak 256 ekor. An. vagus tertangkap pada pertengahan April di kandang sapi dan dengan perangkap cahaya (light trap) sebanyak 16 ekor, dan populasi tertinggi terlihat pada pertengahan Juni (50 ekor). Satu ekor An. annzrlaris mulai tertangkap pada awal April dengan perangkap cahaya (light Pap) dan populasi tertinggi pada akhir Mei (lima ekor) dan diketahui tidak menggigit orang.
(133)

Tabel 1 Jumlah nyamuk Anopheles yang tertangkap dengan berbagai cara penangkapan di desa Hargotirto dari Maret - Agustus 2001

Maret 1

2 April 3

4

5

M e i 6 7 8 J u n i 9

10

11

J u l i 12

13

14 Agustus 15

16

17

Jumlah Bulanl Penangkapan

2 Fluktuasi nyamuk Anoplteles yang tertangkap

Nyamuk Anopheles (ekor/rnalam)

A??. nzaculalus

1

An. balace?lsis

I

AJI. vagt~s

I

Ail. artnzrlaris
(134)

di sepanjang sungai hanyut terbawa arus air. An balabacensis pada akhir Maret sampai pertengahan Mei fluktuasi naik turun, mulai akhir Mei sampai akhir Agustus populasi cenderung meningkat dan kepadatan tertinggi terjadi pada akhir Agustus. An. vagus mulai tertangkap awal April dan kepadatan tertinggi terlihat pada pertengahan Juni, kemudian turun lagi hingga awal Agustus dan naik lagi pertengahan Agustus. An. annularis selama ~enangkapan jumlah tertinggi yang tertangkap hanya tujuh ekor pada akhir Agustus.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

Maret April Mei Juni Juli Agustus

W a k t u penangkapan

[image:134.602.80.523.294.771.2]

+An. rnaclclatus +An. balabacensis +An. annularis -X-An. vagus

/

(135)
[image:135.595.189.430.97.382.2] [image:135.595.187.428.425.686.2]

Gambar 10 Nyamuk Auoyheles ninci~1nir1.r

(136)
[image:136.595.193.446.107.687.2]

Gambnr 12 Nyamuk Anopheles i1ng11.~

(137)

3 Kelimpahan nisbi, frekuensi tertangkap dan angka dominasi Spesies

Anoplteles tertangkap dengan umpan orang

Tabel 2 menunjukkan kelimpahan nisbi, frekuensi tertangkap dan angka dominasi spesies Anopheles yang tertangkap selama enam bulan dengan 17 kali penangkapan. Dengan umpan orang di dalam mmah tertinggi An. balabacensis kelimpahan nisbi (56.2 %), frekuensi tertangkap (0,94) dan angka dominasi (52.83 %) terendah An. vagus kelimpahan nisbi (3.5 %), frekuensi tertangkap (0.24) dan angka dominasi (0.84 %).Di luar mmah tertinggi An. nlaculalus kelimpahan nisbi (61.4 %), frekuensi tertangkap (0.82) dan angka dominasi (50.35 %), terendah An. vagus kelimpahan nisbi (5.43 %), frekuensi tertangkap (0.47) dan angka dominasi (2.55 %). Sedangkan An. annularis tidak ditemukan menggigit orang baik di dalam maupun di luar rumah.

Tabel 2 Kelimpahan nisbi, frekuensi tertangkap dan angka dominasi Anopheles yang tertangkap dengan umpan orang di desaHargitirto selama bulan

An. nmculalzis

An. vagus An. annularis

Total

Keterangan : jum = jumlah (ekor) frek = frekuensi tertangkap kn = kelimpahan nisbi (%) dom = dominasi

[image:137.605.83.522.453.754.2]
(138)

I

An maczllall~s An. balabacensis An vagtls An. annularis

I

[image:138.602.83.518.93.831.2] [image:138.602.99.517.106.390.2]

lUl Dalam Rumah Luar Rumah

Gambar 14 Angka dominasi nyamuk Anopheles yang tertangkap dengan umpan orang di dalam dan luar rumah di desa Hargotirto selama bulan Maret - Agustus 2001.

Gambar 14 menunjukkan bahwa Anopheles yang mendominasi menggigit orang di dalam rumah adalah An. balabacensis, sedangkan di luar rumah An. n7aculalus.

4 Kelimpahan nisbi, frekuensi dan angka dominasi nyamuk Anopheles tertangkap di dinding dalam rumah dan di kandang sapi

(139)

tidak ditemukan di dinding dalam mmah. Di kandang sapi dan sekitarnya tertinggi An. nzaculalus kelimpahan nisbi (45.1 %), frekuensi tertangkap (0.94) dan angka dominasi (42.39 %), terendah An. annularis kelimpahan nisbi (0.75 %), frekuensi tertangkap (0.35) dan angka dominasi (0.26 %). Gambar 15 menunjukkan bahwa Anopheles yang mendominasi di dinding dalam rumah adalah A n balabacensis

dan di kandang sapi adalah An. niaculafus.

Tabel 3 Kelimpahan nisbi, frekuensi tertangkap dan angka dominasi nyamuk Anopheles tertangkap di dinding dalam rumah dan di kandang sapi

di desaHargotirto selama bulan Maret-Agustus 2001

Spesies

I I I I

Keterangan : jum = jumlah (ekor) frek = frekuensi tertangkap

Anopheles

1

An. nzaculalus An. balabacensis An. vngrrs

An. annzilaris

Total

-

-kn = kelimpahan nisbi (%) dom = dominasi

[image:139.595.84.517.308.756.2]
(140)

50

45

40

.'? 35

.C 30 E ," 25 r, 20

2

15 10

5

0

AII. nraculalss Arr. balabacensis A,,. vaglrs An. a,wrdlaris

[image:140.602.90.519.76.378.2]

E

l

Dinding Rumah NO Kandang

Gambar 15 Angka dominasi nyamuk Anopheles yang tertangkap di dinding dalam rumah dan di kandang sapi di desa Hargotirto selama bulan Maret - Agustus 2001.

5 Kelimpahan nisbi, frekuensi tertangkap dan a n g b dominasi nyamuk

Anopheles tertangkap dengan perangkap cahaya (light trap)

Tahel 4 menunjukkan kelimpahan nisbi, frekuensi tertangkap dan angka dominasi spesies Atzopheles yang tertangkap dengan perangkap cahaya (light trap).

(141)

Tabel 4 Kelimpahan nisbi, frekuensi tertangkap dan angka dominasi nyamuk

Anopheles yang tertangkap dengan perangkap eahaya (light trap) di desa Hargitirto selama bulan Maret - Agustus 2001

An. n~aculatzrs

I

196

1

41.4

/

0.82

/

33.95

Spesies Anopheles

1

AII n~acrrlalru An. balabaco~sis An. vagrs An. a~mularis

jum (ekor)

2

An. 11ag.l.s AJI. annziloris

Total

G a m b a r 16 Angka dominasi spesies Anopheles yang tertangkap dengan perangkap eahaya (liglzt trap) di desa Hargotirto selama bulan Maret-Agustus 2001.

kn

(%) 3

Ceterangan : jum = jumlah (ekor) fiek = fiekuensi tertangkap kn = kelimpahan nisbi (%) dom = dominasi

49

[image:141.595.83.520.110.737.2]
(142)

6 Kepadatan populasi nyamuk Anopheles yang tertangkap dengan berbagai cara penangkapan

Tabel 5 dan Gambar 17 menunjukkan bahwa rata - rata banyaknya nyamuk Anopheles yang tertangkap dengan berbagai cara penangkapan selama enam bulan. Nyamuk Anopheles yaig tertangkap selama bulan Maret

-

Juni paling banyak adalah An. maculaius (Maret sebanyak 1.5 ekor/malam, April 35.7 ekor/malam, Mei 70.7 ekor/malam dan Juni 195.0 ekor/malam). Bulan Juii dan Agustus paling banyak adalah An. balabace?zsis (144.7 ekorlmalam dan 221.7 ekorlmalam), paling sedikit tertangkap adalah Ar7. annzrlaris.

Tabel 5 Rata-rata banyaknya nyamuk Anopheles yang tertangkap per malam

/ bulan dengan berbagai cara penangkapan di desa Hargotirto kecamatan Kokap selama bulan Maret

-

Agustus 2001 [image:142.602.81.522.372.763.2]
(143)

I

Maret April Mei Juii Juli

Bulan

El An. n~aculatus IBI An. balabacensis An. vagus An. annularis

G a m b a r 17 Rata-rata banyaknya nyamuk Anopheles tertangkap per bulan dengan berbagai cara penangkapan di desa Hargotirto selama bulan Maret - Agustus 2001.

Tabel 6 Rata-rata banyaknya nyamuk Anopheles yang tertangkap dengan berbagai cara penangkapan di desa Hargotirto kecamatan Kokap selama bulan Maret - Agustus 2001

Keterangn :

I ) Per orang/malam . 2, Per rumahkandan9/malam. 3, Per t~ap/malam

Angka pada lajur total dengan huruf snperskrip yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata (P 20.05) An. vagtcs An. anularis 0.57 0.00 0.35 0.00 0.12 0.00 4.75 0.24 0.96 0.41 6.45 0.57 0.49 0.08

6.94 b

[image:143.595.91.530.99.390.2] [image:143.595.82.528.104.744.2]
(144)

Tabel 6 menunjukkan bahwa rata-rata banyaknya nyamuk Anopheles yang tertangkap dengan berbagai cara penangkapan selama enam bulan. Dengan umpan orang di dalam rumah tertinggi An. balabacensis (6.55 ekor), terendah An. vagus

(0.57 ekor). Di luar rumah tertinggi An. niaculatus (6.22 ekor), terendah An. vagus

(0.35 ekor). Sedangkan An. annularis tidak ditemukan menggigit orang baik di dalam maupun di luar rumah. Di dinding dalam rumah tertinggi Air. balabacensis

(2.69 ekor), terendah An. vagus (0.12 ekor) dan An. annularis tidak ditemukan. Di kandang sapi tertinggi An. maculatus (14.22 ekor), terendah An. annularis (0.24 ekor), tertangkap dengan perangkap cahaya (light trap) tertinggi adalah An. balabacensis (28.24 ekor) dan terendah An. annularis (0.41 ekor).

G a m b a r 17- 21 menunjukkan bahwa antara banyaknya nyamuk

Air. mactrlarrrs dengan An. vagus dan An. annularis yang tertangkap per bulan

berbeda nyata (P I 0.05). Kepadatan nyamuk An. balabacensis dengan An. v a p s dan An. anl~rrlaris juga berbeda nyata (P 5 0.05). Sedangkan antara

kepadatan An. n~actrlaius dengan An. balabacensis tidak menunjukkan perbedaan (P 2 0.05) kepadatan.

Kepadatan An.niaculatrrs dan An.balabacensis lebih tinggi dari spesies

(145)

spesies nyamuk An. nzaculaius. Begitu pula spesies An.balabacensis adalah merupakan nyamuk yang habitatnya menyukai hutan-hutan (Depkes, 1987).

Gambar 18 menunjukkan bahwa rata-rata banyaknya nyamuk Anopheles yang tertangkap selama enam bulan, paling banyak adalah di kandang sapi dengan alat aspirator (3 1.52 ekor) dan terendah di dinding dalam rumah dengan alat aspirator (4.69 ekor). Pengaruh alat tangkaplumpan yang digunakan menunjukkan perbedaan jumlah banyaknya nyamuk Anopheles yang tertangkap dari masing-masing alat tangkap. Berdasarkan hasil uji

F

menunjukkan perbedaan yang bermakna (F'

<

0.05) antara alat tangkap perangkap cahaya (Light Trap) dengan penangkapan di kandang sapi. Sedangkan penangkapan dengan umpan orang dan yang hinggap di dinding dalam rumah jika dibandingkan dengan alat tangkap perangkap cahaya (light trap) tidak berbeda nyata (P 2 0.05).

right Trap Urnpan Orang DuxiqRtimah Kandang Sapi

[image:145.595.74.520.409.808.2]

Pe~angkapan

(146)

6.1 Kepadatan nyamuk Anopheles yang tertangkap dengan perangkap cahaya

[image:146.595.78.517.268.793.2]

(liglzt trap).

Gambar 19, menunjukkan bahwa rata-rata banyaknya nyamuk Anopheles

yang tertangkap dengan perangkap cahaya (light trap) tertinggi adalah nyamuk

An. balabacet~sis sebanyak 4.08 ekor/trap/malam dan terendah spesies An. anularis

sebanyak 0.41 ekor/trap/malam.

(147)

6.2 Kepadatan nyamukilnopheles yang tertangkap dengan umpan orang

Pada Gambar 20 rata-rata banyaknya nyamuk Anopheles yang tertangkap dengan umpan orang di dalam rumah tertinggi An. balabacensis sebesar 9.14

ekor/orang/malam dan terendah spesies An. vagus sebesar 0.57 ekor/orang/malam. Di luar ~ m a h tertinggi An. nnlaczrlaius sebesar 6.22 ekor/orang/malam dan terendah An. v a p s sebesar 0.35 ekor/orang/malam, sedangkan An. annularis tidak diketahui menggigit orang. An. balabacensis banyak menggigit di dalam rumah di dusun Sekendal bersifat endofagik, An. nnlacztlaius dan An vagus banyak menggigit di luar rumah di dusun Sebatang, Menguri dan Sekendal bersifat eksofagik.

[image:147.602.80.528.377.800.2]

I

An n ~ ~ ( I a h u An balabacems An. W An. m u l a ~ i s
(148)
[image:148.602.76.528.423.811.2]

6.3 Kcpadatan nyamuk Anopheles yang hertangkap di dinding dalam rumah dan d i kandang sapi.

Gambar 21 menunjukkan bahwa rata-rata banyaknya nyamuk Anopheles

yang tertangkap di dinding dalam rumah tertinggi An. balabacensis sebesar 2.69 ekor/rumah/malam dan terendah An. vagus sebesar 0.12 ekor/rumah/malam dan

An. annularis tidak ditemukan di dinding dalam rumah. Sedangkan di kandang sapi dan sekitarnya tertinggi An. nzaculatus sebesar 14.22 ekor/kandang/malam dan terendah An. annularis sebesar 0.24 ekor/kandang/malam. An n~aculat~rs banyak di dapatkan di kandang sapi dusun Sebatang, sedangkan An. balabacensis di dusun Sekendal. Puncak kepadatan An. maculaius, An. balabacensis dan An. vagus

tertangkap di dinding dalam rumah antara pukul 22.00 - 24.00. Sedangkan puncak kepadatan An. n~aculaius dan An. balabacensis tertangkap di kandang sapi pada pukul 20.00

-

22.00, dan An. vagus pada pukul 22.00.

I

An nzaculatus An. baiabacensis An. vagus An. annuiaris

I

/

ElDindig rumah El Kandang sapi

I

(149)

7 Aktivitas menggigit nyamuk Anopheles pada malam hari.

[image:149.602.81.517.407.748.2]

Tabel 7 menunjukkan An. rnaculalus aktif menggigit mulai pukul 18.00 hingga pukul 04.00, rata-rata 0.82 gigitan per orandjam di dalam rumah dan 0.78 gigitan per orandjam di luar rumah. An. balabacensis aktif menggigit sepanjang malam, mulai pukul 20.00

-

05.00, rata-rata 1.14 gigitan per orandjam di dalam rumah dan 0.42 gigitan per orandjam di luar rumah. An. vagus aktif menggigit mulai puku120.30

-

02.00, rata-rata 0.08 gigitan per orandjam di dalam rumah dan 0.06 gigitan per orangljam di luar rumah, dan An. annularis tidak diketahui menggigit orang. Puncak kepadatan menggigit ketiga nyamuk Anopheles tersebut antara pukul 22.00 - 24.00 baik di dalam maupun di luar rumah.

Tabel 7 Rata- rata nyamuk Anopheles tertangkap perorandjam di dalam dan di luar rumah pada malam hari di desa Hargotirto selama bulan Maret - Agustus 2001

02.00 - 04.00 04.00 - 06.00

Rata - rata

0.07

(150)
[image:150.599.89.524.97.524.2]

Gambar 22 Rata-rata nyamuk A~~opheles yang tertangkap setiap dua jam dengan umpan orang di dalam dan di luar mmah pada malam hari di desa Hargotirto selama bulan Maret - Agustus 2001.

Gambar 22 menunjukkan bahwa puncak aktivitas menggigit Ate n~aculatus

dan An. balabace~lsis di desa Hargotirto baik di dalam,maupun di luar mmah, tejadi tengah malam antara pukul 22.00 - 24.00. Keadaan ini sama dengan hasil

penelitian Barodji et al. (2000) di wilayah kecamatan Kokap, yang mengungkapkan bahwa puncak aktivitas menggigit An. maculatus tejadi pada pukul 22.00 dan

(151)

8 Pengaruh curah hujan, hari hujan, suhu udara dan kelembaban nisbi terhadap populasi nyamuk Anopheles

Berdasarkan data Badan Meteorologi dan Geofisika Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2001, curah lrujan di Kecamatan Kokap selama enam bulan dari bulan Maret sampai Agustus 2001 berkisar anatara 1.0

-

406 mm, jumlah hari hujan berkisar antara 1 -20 hari dengan indeks curah hujan berkisar antara 0.03

-

262 dan kecepatan angin rata-rata berkisar antara 3 - 5 Km /jam. Hasil pengukuran

di lapangan suhu udara rata-rata berkisar antara 23 OC

-

28 OC dan kelembaban [image:151.602.81.529.442.675.2]

nishi lingkungan rata-rata berkisar antara 91 % - 95 % (Tabel 8). Selama penelitian keadaan hujan tidak menentu

Gambar 23 menunjukkan bahwa fluktuasi curah hujan dengan kepadatan nyamuk Anopheles berbanding terbalik, yaitu curah hujan tinggi kepadatan

Maret April Mei Juni Juli Agustus

Bulnl

-Ann~actilorus -+--Anklobacensis -Anvagrrs +Anannul&

-

I:

-

Curah hujan
(152)

nyamuk Anopheles menurun, sedangkan curah hujan rendah kepadatan nyamuk

Anopheles cenderung tinggi.

Curah hujan tinggi akan menghilangkan tempat-tempat perindukan nyamuk

At~opheles, telur dan larva-larvanya akan hanyut terbawa aliran airtsungai sehingga kepadatan nyamuk menurun. Sebaliknya curah rendah dan hujan yang tidak menentu akan terjadi banyak genangan-genangan air baik di sungai, mata air di sekitar permukiman penduduk. Genangan-genangan ini dapat digunakan sebagai tempat perkembangbiakan nyamuk Anopheles yang mengakibatkan bertambah tinggi kepadatan nyamuk Anopheles. Keadaan ini di dukung dengan suhu dan kelembaban

udara yang optimum. Depkes (1987), menyatakan bahwa suhu udara 25 OC dan

kelembaban nisbi antara 80- 90 % sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan nyamuk. Di desa Hargotirto keadaan cuaca seperti tersebut sangat mendukung dan c o w k untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan nyamuk Ai~opheles.

Tabel 8 Curah hujan, hari hujan, rata-rata suhu udara dan kelembaban nisbi udara di desa Hargotirto kecamatan Kokap pada bulan Maret - Agustus 2001.

[image:152.602.83.523.495.684.2]
(153)

Berdasarkan hasil uji statistik bahwa 44,9 % keragaman rata-rata kepadatan nyamuk Atropheles yang tertangkap dapat dipengaruhi oleh keadaan curah hujan, sedangkan sisanya sebesar 55,l % dipengaruhi oleh faktor lain, seperti kelembaban, suhu udara dan kecepatan angin.

9 Pembedahan kandung telur nyamuk Attopheles betina

Untuk memperkirakan umur populasi nyamuk Anopheles, dilakukan pembedahan kandung telur (ovarium) nyamuk Anopheles betina dengan tujuan untuk mengetahui kondisi nyamuk pernah bertelur @arozis) dan belum pernah bertelur

(~rirlliparoiis). Hasil pembedahan kandung telur (ovarium) nyamuk Anopheles

betina yang tertangkap dengan berbagai cara penangkapan selama enam bulan disajikan pada Tabel 9 - 11.

Tabel 9 Angka pernah bertelur @arify rate) nyamuk Anopheles betina yang tertangkap dengan perangkap cahaya (liglzt trap) di desa Hargotirto pada bulan Maret

-

Agustus 2001

- Nulliparous 56 53 10 3 Parous 140 155 39 18 Nyamuk Anopheles An. nraculaius

An. balabacensis

(154)

Tabel 9 menunjukkan nyamuk Anopheles yang tertangkap dengan perangkap cahaya (light trap) yang dipasang di kandang sapi dengan PR antara

71.43 % - 85.71 %, tertinggi adalah An. annularis (85.71 %) dan terendah

An. nzaculatus (71.43 %), ha1 ini berarti banyak nyamuk yang pernah bertelur dan berumur tua.

Tabel 10 menunjukkan nyamuk Anopheles yang tertangkap dengan umpan orang di dalam rumah dengan PR antara 72.48 %

-

75.86 %, tertinggi adalah

An. vagus (75.86 %) dan

Gambar

Gambar 1 Peta Daerah Istimewa Yogyakarta dan kecamatan Kokap
Gambar 2 Peta daerah penelitian di desa Hargotirto
Gambar 9 Fluktuasi
Gambar 11 Nyamuk Anopheles ba/abace~isis
+7

Referensi

Dokumen terkait

Melihat fenomena yang terjadi pada masyarakat Islam sekarang yang sebagaian masih melakukan ritual tersebut, tidak sejalan dengan syariat agama Islam, terutama yang

Kung mahihirapang markahan ang lahat ng salita, gamitin ang tuldik upang maipatiyak ang wastong bigkas lalo na sa mga salitang magkakatulad ng baybay ngunit

Sesuai dengan rumusan yang penulis kemukakan, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model

Kewajiban untuk memberi ganti rugi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 tidak berlaku terhadap mereka yang mendirikan bangunan, menanam tumbuh- tumbuhan, dan lain-lain di atas

Dari hasil analisa rektivitas terhadap campuran material paving geopolimer dapat dilihat bahwa campuran material fly ash yang tidak diayak dengan SCBA yang telah

Dari berberapa nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam surat Yusuf ayat 20-29, bahwa nilai-nilai pendidikan akhlak dalam Q.S Yusuf ayat 20-29 sangat relevan untuk

makalah ini dengan judul “ TEKNOLOGI TEPAT GUNA ” dalam waktu yang

Learning (Virtual-Class), Diskusi Kelompok, Tugas 2 4 Mahasiswa mengimplementa sikan Dependent dan Independent Clase Clausa - Dependent Clause - Independent clause -