Wali Faqih
Cinta Ilahi, Taat Nabi dan Setia WaliBuletin
Tahun Kedua Jumat Keempat Jumadi Tsani 1442 H
(5 Februari 2021 M)
80
Buletin Digital Wali Faqih Penanggung Jawab: Tim Redaksi Walifaqih.com Situs: www.walifaqih.com Email: [email protected] & [email protected] Referensi: www.farsi.khamenei.ir
Edisi
Raihan 40 TAHUN
KEMAJUAN (2)...9
Pesan Imam
PELENYAPAN TAGUT ITU TIDAK MURAH...4
v
2
REVOLUSI ANTI REVOLUSI ANTI BERHALA BESAR BERHALA BESAR
Editorial
“Kata-kata kami adalah, “Revolusi [Is- lam ini] kelanjutan Bi’tsah Nabi [Mu- hammad Saw].” (Imam Khamenei; 3
... menghancurkan bangunan rapuh tagut busuk [yang berumur] ribuan tahun di titik kawasan yang paling penting, yaitu Iran, dan
Namun, apa yang penting diperhatikan se- karang adalah penjelasan mengenai contoh konkret tagut. “Pada dasarnya, revolusi dan
z
Pemikiran Islam GARIS BESAR
PEMIKIRAN ISLAM (30)...3
Wali MANUSIA
250 TAHUN (27)...5
Riwayat Hidup IMAM ALI KHAMENEI (20) ...9
[ '
v
ka yang sudah merasuk sampai ke sumsum bangsa ini.” (Imam Khamenei; 26 Juli 2000).
Berdasarkan keterangan yang menyebut Amerika sebagai contoh utama tagut ini, ketika kita mengatakan “Revolusi [Islam ini]
kelanjutan Bi’tsah Nabi [Muhammad Saw]”
maka itu artinya kebangkitan rakyat “mem- punyai dimensi keberagamaan, sekaligus dimensi anti Amerika.” (Imam Khamenei; 8 Januari 2021). Sebab, “Amerika itu dulu se- lalu bertindak sebagai Fir’aun di negeri kita ... Musa Zaman datang menggulingkan dan melenyapkan tahta serta nasib Fir’aun ini berikut antek-anteknya ... dan dengan per- antara rakyat ini, beliau mengusir Amerika dari negeri ini.” (Imam Khamenei; 9 Septem- ber 2015).
Apabila kita menelusuri sepak terjang Amer- ika sejak tahun 1953 sampai tahun 1978, maka akan tampak nyata bahwa Amerika punya peran langsung atau tidak langsung di seluruh kesulitan, pengasingan, penyik- saan, pelenyapan, prampokan, penjarahan, [dan] tragedi demi tragedi selama 25 tahun ini. Sebetulnya, “walau pun sisi persoalannya adalah pemerintahan zalim tagut dan pemer- intahan Pahlavi, tapi Amerika itu berada di balik pemerintahan ini; merekalah yang men- guatkan pemerintahan ini, dan dengan per- antaranya mereka menguasai semua urusan negeri kita.” (Imam Khamenei; 31 Oktober 2012).
Artinya, “Iran itu dulu sepenuhnya di geng- gaman Amerika ... seluruh bagian utama wu- jud negeri ini dulu bergerak dengan kehen- dak Amerika.” (Imam Khamenei; 9 September 2015). Bahkan sampai mereka “terpaksa me- masuki persoalan secara langsung. Mereka asingkan Imam Besar [Khumaini ra] pada tahun 1343 (1965 M).” (Imam Khamenei; 31 Oktober 2012).
Di tengah-tengah ini, apa yang membuat perjuangan rakyat Republik Islam Iran leb- ih tampak “anti Amerika” adalah “kira-kira satu pekan sebelum kebangkitan masyarakat Qom, Presiden Amerika -- yang pada waktu itu, Carter -- di Tehran menyatakan dukun- gannya seratus persen terhadap rezim Pahla- vi dan Mohammad Reza.” (Imam Khamenei;
8 Januari 2021). Setelah itulah masyarakat Qom membubungkan kebangkitan serba sisi anti Istikbar dan anti Amerika ini sampai ke puncaknya, dan dalam satu tahun mereka dan rakyat seluruhnya berhasil menggulung tikar Istikbar serta Amerika di Iran.
Faktor Permusuhan AS
Itulah tadi rahasia utama permusuhan Amer- ika terhadap Bangsa Iran pasca Revolusi Is- lam. Imam Khamenei sudah berkali-kali me- nekankan bahwa “sebab penentangan terh- adap Sistem Republik Islam adalah Republik Islam itu datang memutus hegemoni Amerika dari negeri ini. Seluruh persoalannya itu, ini.
... Mereka itu menginginkan budak. [Sedang- kan] Republik Islam menunjukkan martabat- nya di hadapan mereka. Dan mereka tidak tahan melihat ini semua.” (Imam Khamenei;
9 Mei 2018).
Permusuhan mereka terhadap Bangsa Iran pun “karena mendukung Islam dan bertah- an dalam Sistem Islam serta membelanya mati-matian.” (Imam Khamenei; 9 Januari 2003). Atas dasar itu, “setiap gerak-gerik dari pihak Amerika dan sekutu serta pengikutnya adalah dalam rangka menekuk lutut Bangsa Iran; demi menistakan Bangsa Iran.” (Imam Khamenei; 8 Februari 2015).
Lebih dari itu, Amerika “juga bermasalah den- gan kemerdekaan negara [kita], terlepas apa pun sistem [negara kita].” (Imam Khamenei;
12 Juni 2017). Contoh gamblangnya adalah Kebangkitan Nasionalisasi Industri Minyak;
suatu gerakan yang mengejar kemerdekaan nasional dan digulingkan oleh kudeta Amer- ika.
Falasi demi Distorsi Esensi Revolusi
Sebaliknya, “sebagian orang berkhayal bah- wa permusuhan terhadap kita itu dikare- nakan kita bermusuhan terus; [dikarenakan]
kita selalu mencolokkan jari ke mata mereka.”
(Imam Khamenei; 14 Juni 2016).
Khayalan batil ini, kemungkinan paling ba- gusnya, muncul dari ketidaktahuan tentang sejarah. Sekilas pengamatan terhadap seja- rah permusuhan Amerika dan pengalaman Bangsa Republik Islam Iran sudah cukup untuk menunjukkan bahwa ketika Republik
Islam Iran tidak berkonflik dengan Amerika sekali pun, Amerika tetap memusuhi Repub- lik Islam Iran dan membuat konspirasi terha- dapnya. Salah satu pengalaman sejarah yang membuktikan dalamnya permusuhan Ameri- ka terhadap Bangsa Republik Islam Iran ada- lah “pada bulan-bulan pertama kemenangan Revolusi [Islam], Senat Amerika mengeluar- kan ketetapan dan resolusi bernada keras terhadap Republik Islam Iran. Praktis mereka sudah memulai permusuhan. Padahal, ketika itu kedutaan Amerika masih buka di Iran!”.
(Imam Khamenei; 3 November 2015).
Tidak cukup sampai di situ, orang-orang pro-Barat melanjutkan falasi mereka den- gan mengatakan bahwa satu-satunya cara selamat dari permusuhan Amerika adalah menjalin hubungan persahabatan dengann- ya. Padahal, pengalaman sejarah menunjuk- kan bahwa hubungan dengan Amerika sama sekali tidak mengurangi permusuhan mereka terhadap Bangsa Iran dan Republik Islam.
“Orang-orang yang berkhayal bahwa hubun- gan dengan Amerika, persahabatan dengan Amerika, akan membuat orang selamat dari bahaya Amerika adalah orang-orang yang tidak merujuk ke pengalaman-pengalaman sejarah ini.” (Imam Khamenei; 3 November 2015).
Konsistensi Bangsa Anti Tagut
Namun tidak seperti kelompok pro-Barat yang berfalasi itu, Bangsa Republik Islam Iran umumnya tetap konsisten pada pola pandang anti-Tagut, anti-Istikbar, dan an- ti-Amerika. Mereka percaya bahwa “pola pandang anti-Barat dan anti-Amerika dalam Revolusi Islam ini didasari oleh pandangan rasional yang benar, pengalaman yang benar, dan perhitungan yang benar.” (Imam Khame- nei; 23 Juli 2014). Dan mengingat bahwa
“Revolusi [Islam] itu sebuah hal yang berke- lanjutan ... hakikat yang abadi dan hakikat yang permanen ... serta tidak akan berakhir.”
(Imam Khamenei; 16 September 2015) maka perjuangan Bangsa Republik Islam Iran an- ti-Tagut, anti Istikbar, dan anti-Amerika ini juga akan senantiasa berlanjut sampai ke- menangan penuh terhadap Tagut, Istikbar, Setan Besar, dan Berhala Besar.[]
HAKIKAT KESYAHIDAN
BUDAYA KESYAHIDAN
&
“Kesyahidan di mata kita ahli dunia adalah pahit. Sebab, itu kehilangan [sesuatu]. Padahal, intisari kesyahidan itu sangat lebih utama daripada itu semua. Intisari kesyahidan adalah seseorang tiba-tiba memperoleh derajat-derajat yang tinggi; kedudukannya lebih tinggi daripada malaikat; mempunyai martabat yang tinggi di kehidupan yang asli, [dan] curahan [kasih sayangnya] pada Hari Kiamat akan sampai pada yang lain.” (Imam Khamenei; 19 Januari 2012).[]
RUMAH TANGGA
4
CIRI-CIRI KELUARGA YANG BAIK
“Keluarga yang baik artinya istri dan suami yang saling menyayan- gi, setia, satu sama yang lain sal- ing mencintai, satu sama yang lain saling memperhatikan, dan saling menghargai kepentingan satu sama yang lain. Ini tahap awal.
Kemudian, anak yang lahir di kelu- arga itu, hendaknya mereka merasa bertanggung jawab atas dia, ingin membesarkannya secara selamat baik material maupun spiritual, ingin mengantarkannya secara se- lamat baik material maupun spiri- tual, mengajarkan hal-hal tertentu kepadanya; mendorong hal-hal ter- tentu kepadanya; mencegah hal-hal tertentu darinya, dan menyuntik- kan sifat-sifat mulia kepadanya.
Keluarga seperti ini merupakan asas bagi seluruh pembenahan yang sesungguhnya di sebuah neg-
YANG MAMPU MENYELESAIKAN MASALAH EKONOMI
PEMERINTAH MUDA
0
“Solusi atas persoalan-persoalan [ekonomi negara] ini adalah kebi- jakan-kebijakan ekonomi Muqa- wama, yang mana harus dibuatkan program-program terapan untuk semua bagiannya, lalu ditindak- lanjuti dan dilaksanakan dengan kuat, semangat kerja, serta rasa tanggung jawab. Produktivitas ekonomi negara dari dalam, pro- duktivitas berbasis ilmu penge- tahuan, kerakyatan ekonomi dan tidak mengemisnya pemerintah, kecenderungan ke luar dengan me- manfaatkan kapasitas [di dalam], adalah bagian-bagian penting dari solusi ini. Tidak diragukan lagi bah- wa suatu himpunan yang muda, berilmu, beriman, dan menguasai ilmu ekonomi di dalam pemerintah akan mampu mencapai tujuan-tu- juan ini. Periode masa depan harus menjadi medan aktivitas himpunan yang seperti ini.” (Imam Khamenei;
11 Februari 2019).[]
GARIS BESAR PEMIKIRAN ISLAM
30
[ PEMIKIRAN ISLAM
Pengajian Ketujuh; 8 Ramadan 1394 H (25 September 1974 M)
Berita Gembira II (7/4)
ميحَّرلا ِن ْحَّرلا َِّللا ِمْسِب
ُبوُلُقْلا ُّنِئَمْطَت َِّللا ِرْكِذِب لاَأ َِّللا ِرْكِذِب ْمُهُـبوُلُـق ُّنِئَمْطَت َو اوُنَمآ َنيذَّلا ٍبآَم ُنْسُح َو ْمَُل بىوُط ِتاِلاَّصلا اوُلِمَع َو اوُنَمآ َنيذَّلا
)92-82 :دعرلا(
... Kalimat terakhir dan kata terakhir adalah Amn. Tentunya jelas bahwa yang dimaksud di sini adalah keamanan ruh, bukan keamanan sosial. Keamanan sosial artinya semua orang mempunyai ketenangan dalam bermasyarakat, sehingga setiap orang bisa membawa haknya.
Adapun diam; diam-diam yang dipaksakan bukanlah keamanan. Keamanan artinya semua orang bisa meraih hak-hak dan tuntutan-tuntutan sah mereka secara aman total. Keamanan yang kami sebutkan di sini bukan keamanan yang dikemukakan di bidang pembahasan sosial dan keamanan sosial. Keamanan ini adalah keamanan ruh, tidak guncang, tidak gelisah, tidak cemas, tidak takut, tidak ngeri; tiga kalimat ini. Lalu, perhatikan dalam ayat-ayat Al-Qur’an mengenai orang-orang Mukmin, apa yang dijelaskan terkait tiga sifat ini. (Bersamaan dengan saya baca ayat, saya harap kalian melihat lembaran- lembaran ini, begitu pula memperhatikan terjemahan-terjemahannya, dan membetulkan kesalahan cetak ayat-ayatnya. Hari ini jelek sekali fotokopiannya.).[1]
Surat Ar-Ra’du ayat 28 dan 29, ada dua ayat singkat;
“َِّللا ِرْكِذِب ْمُهُـبوُلُـق ُّنِئَمْطَت َو اوُنَمآ َنيذَّلا”.
Memang ayat ini mungkin masih lanjutan ayat- ayat sebelumnya. Tapi, ayat-ayat sebelumnya lumayan panjang jika disebutkan juga.
“اوُنَمآ َنيذَّلا
َِّللا ِرْكِذِب ْمُهُـبوُلُـق ُّنِئَمْطَت َو”;
orang-orang yang beriman dan hati mereka tenang“َِّللا ِرْكِذِب”
dengan ingat Allah Swt. Lihatlah, ingat Allah Swt inilah daya tarik yang kuat. Yaitu daya tarik yang saya katakan melenyapkan daya tarik-daya tarik kecil,seumur hidup, puasa disebutkan sekali setahun, zakat disebutkan untuk kasus tertentu, khumus pun demikian, ibadah-ibadah lain juga begitu, sedangkan salat disebutkan setiap hari, itu pun setiap hari lima kali, dan apabila kamu lakukan lebih banyak lagi maka itu lebih baik; kenapa dikatakan [seperti ini]? Karena salat -- saya sudah bahas tentang salat secara terperinci dalam berapa kali pertemuan. Mungkin sebagian dari hadirin yang terhormat masih ingat -- adalah kapsul zikir Allah Swt. Dari ujung kepala sampai kaki salat adalah zikir Allah Swt. Karena itu, Al- Qur’an sendiri setelah menyebutkan
“َةلاَّصلا َّنِإ
ِرَكْنُمْلا َو ِءاشْحَفْلا ِنَع ىهْنَـت”;
[artinya] sesungguhnya salat mencegah kekejian dan kemungkaran, (QS.Al-Ankabut [29]: 45) menyebutkan,
“َِّللا ُرْكِذَل َو
ُرَـبْكَأ”
; [artinya] ingat Allah Swt itu lebih besar.Aspek dan sisi salat ini lebih penting; yaitu ingat Allah Swt, ini lebih tinggi; khasiat terbesar salat itu, ini. Dan zikir Allah Swt itu khasiatnya adalah ini; ingat Allah Swt, konsentrasi kepada Allah Swt, senantiasa melihat Allah Swt, mengenal, mengetahui-Nya bersamanya, salah satu khasiat pentingnya adalah ini; mencegah hati dari kegelisahan, godaan, kecemasan, daya tarik yang bermacam-macam, di semua pekerjaan, di semua jalan. Hati ini menemukan ketenangan. Seperti beban yang diletekkan sedemikian rupa di atas perahu dan membuatnya cukup lebih berat, lumayan mengurangi gerak dan guncangannya.
Inilah zikir Allah Swt.
“اوُنَمآ َنيذَّلا”
orang-orang yang (izinkan saya bacakan terjemahannya dari tulisan ini agar ketika ada kesempatan maka kalian koreksi) beriman dan hati mereka tenang serta tenteram dengan ingat Allah Swt -- sengaja saya membawakan kata tsabat; yaitu kondisi tenang -- akan dihidayahi menuju Allah Swt. [Kalimat]Dihidayahi menuju Allah Swt ini saya tulis di dalam kurung, kenapa? Karena sebagaimana telah saya paparkan, ayat ini berhubungan dengan sebelumnya. Dan di ayat sebelumnya
PELENYAPAN TAGUT ITU TIDAK MURAH
PESAN IMAM
“Apa yang kalian peroleh berupa pelenyapan tagut dan menggantikan- nya dengan Republik Islam ini tidaklah murah. Bahkan diperoleh dengan dar- ah ribuan pemuda yang beriman dan ribuan korban yang cacat serta terlu- ka. Jangan sampai kalian kehilangan nikmat besar Ilahi ini dengan [harga]
murah.” (Imam Khumaini; 11 Februari 1981).[]
“ُبوُلُقْلا ُّنِئَمْطَت َِّللا ِرْكِذِب لاَأ”;
[sadarilah bahwa]hanya dengan ingat Allah hati jadi tenteram.
Ingat Allah Swt itu punya khasiat yang menakjubkan ini, dan kalian lihat betapa berpengaruhnya ketenteraman, ketenangan, dan kestabilan terhadap kesuksesan orang.
Orang Mukmin itu punya keistimewaan ini, memiliki kemampuan ruh yang mengagumkan ini. Lanjutannya,
ٍبآَم ُنْسُح َو”;
Orang-orang yang beriman dan“ْمَُل بىوُط ِتاِلاَّصلا اوُلِمَع َو اوُنَمآ َنيذَّلا
mengerjakan kebajikan,
“ ٍبآَم ُنْسُح َو ْمَُل بىوُط”
.(Lagi-lagi izinkan saya untuk membacakan terjemahan yang saya tulis di lembaran ini);
orang-orang yang beriman dan beramal saleh -- amal saleh artinya melakukan komitmen- komitmen lazim yang sesuai dengan iman -- beruntunglah masa kini mereka, dan baguslah masa depan mereka. Ini kesimpulan yang saya tarik dari
“ ٍبآَم ُنْسُح َو ْمَُل بىوُط”.
“ ٍبآَم ُنْسُح َو ْمَُل بىوُط”
terjemahannya agak berbeda dengan kalimat yang saya tuliskan ini. Tapi, secara ringkas dan kesimpulan adalah: masa kini mereka bagus, masa depan mereka juga bagus. Dunia mereka bagus, akhirat mereka juga bagus. Kenyataannya memang demikian. Masyarakat Mukmin, itu pun Mukmin yang mengerjakan komitmen- komitmen iman, dunia mereka makmur, akhirat mereka juga makmur, dunia mereka surga, akhirat mereka juga surga. Ini satu ayat.Setelah itu, saya tuliskan keterangan singkat di sini, tapi saya tidak ingin membacakan semuanya sekarang. Pengajian tentang pembahasan [Nabi] Ibrahim as dengan kaumnya. [Nabi] Ibrahim Khalilur Rahman dan pengumandang Tauhid di zaman kuno berdebat dan beragumentasi dengan masyarakat dan kaumnya. Mereka bahas dengan beliau, dan beliau bahas dengan mereka serta memberikan jawaban terhadap kata-kata mereka. Al-Qur’an menukil dan mengenang pembahasan ini. Al-Qur’an menyebutkan,
“ُهُمْوَـق ُهَّجاح َو”
(QS. Al-An’am[6]: 80-82); Kaumnya -- [yaitu] kaum [Nabi]
Ibrahim as -- berdebat dengannya, memulai pembahasan dengannya. Al-Qur’an tidak menyebutkan apa yang mereka katakan, bagaimana mereka membahas dengan beliau, apa kata-kata mereka, tapi dari jawaban yang diberikan oleh [Nabi] Ibrahim as kepada mereka dan dinukil oleh Al-Qur’an, orang menebak apa kata-kata mereka pada waktu itu. Saya mula-mula akan membacakan jawabannya, setelah itu kalian tebak sendiri apa yang telah mereka katakan kepada [Nabi] Ibrahim as.
“َِّللا ِف ِّنوُّجا ُت َأ َلاق”,
ketika mereka mulai menggugat dan berdebat dengan [Nabi]Ibrahim as,
“ َلاق”
beliau berkata,“ ِّنوُّجا ُت َأ
َِّللا ِف”
apakah kalian menggugatku tentang Allah?“ِنادَه ْدَق َو”
padahal sungguh Allah Swt telah menghidayahiku. Artinya, aku ini terang benderang, aku sama sekali tidak ragu di jalanku sehingga kalian ingin menggunakan keraguanku itu dan dengan pembahasan serta perdebatan kalian palingkan aku dari jalanku.“ِنادَه ْدَق َو”
aku ini terhidayahi, aku telah menemukan jalan, aku terang, aku tahu apa yang aku lakukan,“َّلاِإ ِهِب َنوُكِرْشُت ام ُفاخَأ لا َو
ًائْيَش ِّبَر َءاشَي ْنَأ”
dan aku tidak takut apa yang kalian persekutukan dengannya, kecuali [Tuhan] Maha Pengasuhku menghendaki sesuatu. Yakni, pada hakikatnya aku takut kepada Allah Swt. Aku takut pada peristiwa- peristiwa yang ditetapkan Allah Swt di jalanku dan masa depan yang ditentukan Allah Swt untukku, hanya itu. Adapun terhadap mereka yang kalian sekutukan pada Allah Swt, aku sama sekali tidak takut.Dari sini sekilas sudah jelas, dan nanti akan lebih jelas lagi; dari jawaban ini bisa ditangkap bahwa mereka mengatakan kepada [Nabi] Ibrahim as, “Ibrahim! Takutlah pada sekutu-sekutu yang kami tetapkan.
Mereka akan mengeringkanmu, mereka akan membinasakanmu, menghitamkan duniamu, memahitkan nasibmu.” Sudah barang tentu [Nabi] Ibrahim as menjawab mereka dengan
mengatakan, “Aku tidak takut pada mereka, sama sekali aku tidak punya rasa takut pada mereka.” Dari lanjutan ayat dan kata-kata [Nabi] Ibrahim as, hal ini akan tampak lebih jelas dan gamblang.
“ًامْلِع ٍءْيَش َّلُك ِّبَر َعِسَو”
[Tuhan] Maha Pengasuhku, ilmu-Nya merambak segala sesuatu.“َعِسَو”
merambak (meluas),“ ِّبَر”
[Tuhan] Maha Pengasuhku, “ٍءْيَش َّلُك” segala sesuatu,
“ًامْلِع”
dari sisi ilmu. Yang mana kalimat fasih dan sederhana [Bahasa]Farsinya adalah apa yang kami tuliskan di sini,
“تسا هدترسگ ششناد زيچ ههم هب مراگدرورپ”
(TuhanMaha Pengasuhku, ilmu-Nya merambak segala sesuatu.).
“َنوُرَّكَذَتَـت لاَف َأ”
meskipun demikian, tidakkah kalian sadar?“َنوُرَّكَذَتَـت”
artinya tidakkah kalian perhatian? Tidakkah kalian peduli? Tidakkah kalian merasakan kondisi sadar diri? Tidakkah kalian ingat?
Semua ini satu makna. Karena itu, di dalam terjemahan Farsi yang saya tuliskan di sini, artinya yaitu yang saya paparkan, “َنوُرَّكَذَتَت لاَف َأ”
artinya
“دييآ ينم دوخ هب ياآ لاح نيا با”
(meskipun demikian, tidakkah kalian sadar?).Baiklah. Pembicaraan [Nabi] Ibrahim as dengan kaumnya masih berlanjut. Ini satu bagiannya. (Hari ini kerjaan kita agak sulit karena kondisi fotokopi lembaran ini. Tapi pada saat yang sama, saya pun punya tanggung jawab untuk membacakannya, dan secara benar membacakannya. Bersamaan dengan saya baca, perlu juga kalian mengoreksinya. Kadang-kadang juga saya bandingkan satu dengan yang lain. Ala kulli hal.).
Setelah itu, [Nabi] Ibrahim as mengatakan, ...
. (Imam Khamenei; 8 Ramadan 1394 H (25 September 1974 M); Tarhe Kulliye Andisyehye Eslomi dar Qur’on).[]
[1] Bisa dilihat di lembaran fotokopi yang dibagikan di akhir pengajian.
27
Manusia
250 Tahun
' WALI
Pasal Keempat: Sayidah Fathimah Zahra sa
Curahan [rahmat Sayidah] Fathimah Zah- ra sa tidaklah terbatas pada sekumpulan kecil orang yang mana di hadapan manu- sia seluruhnya, terhitung kelompok yang terbatas. Apabila kita melihat dengan kaca mata penyorot fakta dan logis, umat manu- sia seluruhnya berhutang budi pada [Say- idah] Fathimah Zahra sa -- dan ini bukan omong kosong; ini hakikat -- sebagaimana umat manusia berhutang budi pada Islam, berhutang budi pada Al-Qur’an, berhutang budi pada ajaran para nabi dan Nabi Khatam [Muhammad] Saw. Sepanjang sejarah selalu demikian. Sekarang pun juga demikian. Dan semakin hari cahaya Islam serta spiritualitas [Sayidah] Fathimah Zahra sa semakin tampak jelas, dan umat manusia akan menyentuhnya.
Apa yang menjadi tugas kita adalah hendak- nya kita membuat diri kita jadi layak untuk disambungkan pada keluarga ini. Tentunya, kebersambungan pada keluarga rasul dan prihal termasuk kerabat mereka dan orang yang terkenal dengan wilayah mereka ada- lah sulit. Di [doa] ziarah kita membaca bah- wa kami dikenal dengan kecintaan terhadap kalian; ini membuat tugas di pundak kita jadi berkali lipat.
Kebaikan berlimpah yang diberitagembira- kan Allah Swt di Surat Al-Kautsar yang diber-
yang semakin hari semakin melimpah dari sumber agama nabawi kepada seluruh umat manusia dan kepada semua khalayak. Ban- yak sekali yang ingin menutupi dan menging- karinya, tapi mereka tidak bisa;
“َو ِهِروُن ُّمِتُم َُّللا َو
َنوُرِفاكْلا َهِرَك ْوَل”
(QS. As-Shaff [61]: 8; sedangkan Allah penyempurna cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir membencinya).Kita harus mendekatkan diri kepada pusat cahaya ini. Dan kedekatan pada pusat caha- ya itu konsekuensi dan khasiatnya adalah ke- bercahayaan. Kita harus bercahaya dengan amal dan bukan dengan cinta kosong; [yaitu]
amal yang didiktekan oleh cinta itu, wilayah itu, dan iman itu kepada kita serta diingink- annya dari kita. Dengan amal ini kita harus menjadi bagian dari keluarga ini dan terkait pada keluarga ini. Jangan dikira menjadi Qan- bar pintu rumah [Amirul Mukminin] Ali as itu pekerjaan yang mudah. Jangan dikira men- jadi
“تيبلا ِلهأ اَّنِم ُناَملَس”
[1] itu pekerjaan yang mudah. Kita masyarakat berwilayah dan Sy- iah Ahli Bait as berharap dari beliau-beliau untuk memandang kita termasuk diri mere- ka dan orang-orang sekitar mereka;“ز نلاف تسام هگرد کاخ نانيشن هشوگ”
(si fulan termasuk pertapa tanah gerbang kami). Hati kita ingin Ahli Bait as berpenilaian seperti ini tentang diri kita; tapi ini tidak mudah; ini tidak bisa diperoleh hanya dengan klaim; ini menuntut amal, dedikasi, pengorbanan, penyerupaan, dan berperangai dengan akhlak mereka.semua kecemerlangan diri ini? Di umur yang pendek; delapan belas tahun, dua puluh ta- hun, dua puluh lima tahun; riwayatnya ber- beda-beda. Semua keutamaan ini tidak di- peroleh secara cuma-cuma.
“يِذَّلا ُالله ِکَنَحَتمِا
ًةَرِباَص ِکَنَحَتما اَمِل ِکَدَجَوَـف ِکَقُل َي نَا َلبَق ِکَقَلَخ”.
[2] Al-lah Swt telah menguji [Sayidah Fatimah] Zah- ra yang suci -- hamba pilihan ini --. Perang- kat Allah Swt itu perangkat perhitungan dan catatan; apa yang Dia berikan itu Dia beri- kan berdasarkan perhitungan dan catatan.
Dia tahu dedikasi, pengorbanan, makrifat, dan penebusan hamba istimewa ini di jalan tujuan-tujuan Ilahi. Karena itu, Dia mene- tapkannya sebagai pusat anugerah-anuger- ah-Nya.” (Imam Khamenei; 26 Desember 1991).
Di suatu hadis saya baca bahwa kecemer- langan [Sayidah] Fathimah Zahra sa mem- buat mata para malaikat penghuni langit tercengang:
“ِءاَمَّسلا ِةَکِئ َلاَمِل اَهُروُن َرَهَز”
[3] bersinaruntuk mereka. Apa manfaat yang kita ambil dari kecemerlangan ini? Dari bintang yang cemerlang ini kita harus menemukan jalan menuju Allah Swt, jalan penghambaan yang merupakan jalan yang lurus dan [Sayidah]
Fathimah Zahra sa telah menempuhnya serta sampai ke derajat-derajat yang tinggi. Apa- bila kalian melihat Allah Swt menetapkan
“adonan” [penciptaan] yang unggul untuk be- liau, hal itu karena Dia tahu makhluk ini akan memberikan ujian dengan baik di alam ma-
Dia tahu beliau akan berhasil melewati ujian.
Kalau tidak demikian, betapa banyak orang yang punya “adonan” bagus, [tapi] memang- nya mereka semua berhasil melewati ujian?!
Bagian dari kehidupan [Sayidah] Fathimah Zahra sa inilah yang kita butuhkan untuk ke- selamatan kita. Ada hadis melalui jalur-jalur [periwayatan] Syiah bahwa Nabi [Muham- mad Saw] bersabda kepada [Sayidah] Fathi- mah Zahra sa,
“ ِکنَع یَنغَا َلا ِّنِاَف ،يِلَمعِا !ُةَمِطاَف َيا اًئيَش ِالله َنِم”
;[4] artinya, wahai sayangku! Wahai Fathimahku! Aku tidak bisa membuatmu ke- cukupan di sisi Allah Swt. Maksudnya, kamu sendiri yang harus memikirkan dirimu. Dan beliau memikirkan diri sejak masa anak-anak sampai akhir umur pendek beliau.Kalian coba perhatikan bagaimana beliau hidup! Sebelum menikah kan beliau seorang puteri kecil, dengan ayah seagung itu. Beli- au berbuat sedimikian rupa sehingga diberi julukan
“اَهيِبَا ُّمُا”
-- Bunda Ayahnya --. Pada waktu itu, Nabi kasih sayang dan cahaya [Muhammad Saw], sang pencipta dunia baru dan pemimpin serta komandan agung rev- olusi global itu -- revolusi yang harus lang- geng selama-lamanya -- sedang mengibar- kan bendera Islam. Beliau tidak sembarangan bersabda“اَهيِبَا ُّمُا”
![5] penyebutan Yang Mulia[Sayidah Zahra as] dengan julukan ini adalah karena pelayanan, kerja keras, perjuangan, dan usaha beliau.
Beliau, baik pada periode Mekkah, maupun pada periode Syi’b Abi Thalib -- dengan se- gala kesulitannya --, atau pada waktu ibu beliau [Sayidah] Khadijah wafat dan mening- galkan Nabi [Muhammad] Saw sendirian, selalu berada di sisi sang ayah dan melipur lara beliau. Hati Nabi Saw dalam waktu yang singkat patah dengan dua peristiwa wafat- nya [Sayidah] Khadijah dan wafatnya Abu Thalib. Dalam jarak waktu yang singkat dua tokoh ini pergi meninggalkan Nabi Saw, dan beliau merasa sendirian. Ketika itu, [Sayidah]
Fathimah Zahra as berdiri tegak dan dengan tangan-tangan mungilnya beliau menyapu debu-debu cobaan dari wajah Nabi Saw.
“ُّمُا اَهيِبَا”
; pelipur lara Nabi Saw. Julukan ini mun- cul sejak waktu itu.” (Imam Khamenei; 24 November 1994).[][1] Al-Kafi, jld. 2, hal. 254. Artinya, Salman adalah dari kami Ahli Bait [Nabi Muhammad Saw].
[2] Roudhoh al-Muttaqin fi Syarh Man La Yahd- huruhu al-Faqih, jld. 5, hal. 343. Artinya, “Allah
yang menciptakanmu telah mengujimu sebelum menciptakanmu, maka Dia menemuimu sabar ter- hadap ujian-Nya padamu.”
[3] Bihar al-Anwar, jld. 43. Artinya, “Cahayan- ya bersinar untuk para malaikat penghuni langit [seperti cahaya bintang-bintang untuk penghuni bumi].”
[4] At-Ta’ajjub, hal. 94. Artinya, “Wahai Fathimah!
Beramallah [sesuai perintah Ilahi]; karena aku tidak berguna apa-apa bagimu di sisi Allah.”
[5] Bihar al-Anwar, jld. 43, hal. 16. “ُّمُا َو ِنَسَلا ُّمُا اَهاَنُک ... َو اَهيِبَا ُّمُا َو ِةَّمِئَلاا ُّمُا و ِنِسحُلما ُّمُا و ِينَسُلا” artinya, “Julukan beliau adalah Bunda Hasan, Bunda Husain, Bunda Muhsin, Bunda para Imam, dan Bunda Ayahnya serta ... .”
RAYAKANLAH PEKAN REVOLUSI ISLAM
GARIS HIZBULLAH
O
“Rayakanlah [Hari] 22 Bahman dan Pekan Revolusi [Islam] semeriah dan selengkap mungkin. Tunjukkanlah kepada dunia bah- wa kalian menghargai Revolusi [Islam] ka- lian.
Para syahid dan veteran Revolusi [Islam] pu- nya hak yang besar di pundak kita. Di pekan Revolusi [Islam], hendaknya orang-orang di setiap jalan, gang, dan daerah, berkumpul di masjid daerah itu, lalu mendatangi rumah keluarga syuhada setempat dengan [mem- bawa] hadiah, dengan bunga, dengan mani- san. Tidak ada daerah yang di sana tidak ada syahidnya. Tidak ada jalan dan gang yang di sana tidak ada kenangan merah kesyahidan yang membanggakan. Hendaknya kalian mengucapkan selamat kepada keluarga para syahid. Katakan kepada mereka bahwa
kalian menghargai mereka dan melanjutkan jalan syahid mereka. Rayakanlah Pekan Revolusi [Islam] dan dekorasilah. Apabila kalian ingin tidak menggunakan listrik dan tidak menyalakan lampu -- yang mana itu juga bagus --, maka gunakanlah seni, kertas, dan bendera. Pasanglah bendera di setiap pintu rumah, kibarkanlah bendera Republik Islam di tengah kota dan desa. Tunjukkan bahwa Bangsa [Iran] memperingati kenan- gan ini. Tunjukkan sebagaimana kalian telah ber-Muqawama di medan perang, di med- an kehidupan juga kalian melawan musuh, dan di sela-sela semua usaha ini kalian tidak melupakan bahwa
“انَعَم ََّللا َّنِإ”;
Allah Swt bersama kita.” (Imam Khamenei; 6 Februari 1981).[]Pasal Pertama KEMERDEKAAN
Bagian 1: Dari Ketergantungan Masa Pahlavi sampai Kemerdekaan Iran Islami Salah satu ciri pemerintahan Pahlavi yang paling menonjol adalah kebergantungan pada pemerintah asing, terutama Amer- ika. Sedangkan salah satu prinsip utama Undang-Undang Dasar Republik Islam Iran adalah kemerdekaan, kedaulatan dan integritas teritorial negara.
Pasca kemenangan Revolusi Islam, prin- sip kemerdekaan mempunyai harga dan kedudukan yang sedemikian rupa sehing- ga prinsip ini, bersama prinsip kebebasan, masuk ke dalam Undang-Undang Dasar Republik Islam sebagai prinsip yang tak terpisahkan di samping Islam. Dan men-
pendiri Republik Islam merupakan salah satu indikator utama dan terhitung ba- gian dari cita-cita utama Revolusi [Islam].
Menurut Imam Khumaini ra, ke- merdekaan itu punya dua dimensi negatif dan afirmatif. Kemerdekaan negatif mak- sudnya anti penjajahan, yang mana itu melandasi berdirinya pemerintahan yang tidak Timur dan tidak Barat.[2]
Imam Khumaini ra menyebutkan salah satu tujuan Revolusi Islam adalah memu- tus tangan asing dari negara Islam, memu- tus akar-akar kebergantungan, mencabut hegemoni, kelemahan, kelesuan, dan ke- hinaan di hadapan penjajah, mencegah eksploitasi dan perbudakan, memutus kepentingan dan keserakahan kolonial, dan dalam satu kata: Kemerdekaan dari penjajah luar.
karan kebergantungan terhadap nega- ra-negara imperialis, dan pada akhirnya kekalahan para adidaya. Dalam hal ini, beliau sangat menekankan pemenggalan tangan para penjahat asing, pengisolasian adidaya-adidaya kolonial di dunia, dan perlawanan terhadap tangan-tangan re- gional imperialisme, khususnya zionisme.
[3]
Mengenai kemerdekaan afirmatif, menurut Imam Khumaini ra, tujuan Rev- olusi Islam adalah menjamin kemerdekaan negara di bidang politik, militer, kebu- dayaan, ekonomi, dan pemikiran. Beliau memandang bahwa di antara prasyarat wajib untuk terealisasinya kemerdekaan adalah menyerahkan pekerjaan kepada para ahli yang cinta tanah air dan bera- manat,[4] swasembada dan pengkhususan sumber-sumber negara untuk rakyat, be-
RAIHAN
40 TAHUN KEMAJUAN (2)
v
Beliau mengatakan, “Segala sesuatu kita harus merdeka. Kemerdekaan tidak bisa berkumpul dengan kebergantungan.
Dan kita, apabila budaya kita bergan- tung, maka kita belum merdeka; [apabila]
ekonomi kita bergantung, maka kita be- lum merdeka. Pertama-tama hal itu ha- rus dibetulkan: kemerdekaan ekonomi.
Pertama-tama dia harus dibetulkan agar kita bisa menyebut diri kita sebagai satu negara.”[5]
1. Kemerdekaan Politik
Pemilihan dan pelantikan pejabat pe- merintah merupakan hak paling prim- er sebuah negara. Kebergantungan di masa Pahlavi telah sampai batas dimana pemilihan Perdana Menteri dan peja- bat-pejabat lain harus dilakukan dengan pendapat Barat secara langsung. Pemili- han tokoh-tokoh politik yang bergantung kepada Barat oleh Inggris dan Amerika, mulai dari Reza Khan dan Mohammad Reza sendiri sampai dengan unsur-unsur istana yang lain, merupakan poin yang patut direnungkan mengenai kebergan- tungan mutlak rezim Pahlavi. Pengung- kapan fakta ini oleh anasir istana sendiri menjadi sebaik-baik dokumen mengenai adanya kebergantungan di tengah pet- inggi-petinggi rezim Pahlavi.
Dalam hal ini, Ratu Pahlavi mengatakan,
“Kadang-kadang aku mengatakan ke- pada Mohammad Reza, “Padahal kamu tahu Alam dan orang-orang bangsat ini budak asing, tapi kenapa kamu tidak mengeluarkan mereka?” Mohammad Reza menjawab, “Apa untungnya mere- ka dikeluarkan? Mereka aku keluarkan, puluhan orang lain yang akan menggan- tikan mereka di sekelilingku. Biarkan saja mereka agar pemerintah-pemerintah as- ing nyaman dengan terlaksananya uru- san-urusan di Iran secara baik!”
Sembari memperhatikan bahwa Mo- hammad Reza juga tahu mengenai hal ini, dia melanjutkan dan menulis sebagai berikut, “Mohammad Reza secara prib- adi mengatakan kepada saya, “Kepala [Badan Intelijen] SAVAK dan wakilnya serta para direktur senior, semuanya berhubungan dengan Amerika, dan han- ya untuk menjaga penampilan saja mere-
ka minta izin kepadaku. Padahal sebelum minta izin, mereka sudah mengirimkan data-data yang diperlukan kepada Amer- ika dan Inggris.”[6]
Infiltrasi sudah sampai titik dimana Hossein Fardoust di buku memorinya mengisyaratkan pertemuannya dengan Trut, Kepala Intelijen Inggris, di Iran dan kekesalan dia karena Mohammad Reza mendengarkan radio Jerman dan mengi- kuti Perang Dunia II melalui peta mere- ka. Dia mengatakan, “Sepulangnya, saya ceritakan hal ini kepada Mohammad Reza. Dia sangat terkejut dan bertanya,
“Orang-orang Inggris tahu dari mana saya mendengarkan radio? ... Besok awal waktu, hubungilah Trut dan katakan bah- wa Mohammad Reza sudah merobek pe- ta-peta itu dan tidak akan mendengar- kan radio lagi, kecuali radio-radio yang diizinkan oleh Trut!”[7]
Menurut penelitian Senat Amerika Ser- ikat, jumlah konsultan Amerika di Iran pada tahun 1972 adalah 16 ribu orang, pada tahun 1976 bertambah jadi 24 ribu orang.[8] Di laporan Senat juga disebut- kan bahwa melalui penjualan senjata yang lebih banyak lagi dari Amerika, jumlah orang Amerika di Iran pada tahun 1980 sudah harus sampai 60 ribu orang.
[9]
Lalu, dengan munculnya Revolusi Islam, kebergantungan politik dan militer Iran ke semua negara di dunia terputus, dan slogan strategis Iran “Tidak Timur, Tidak Barat, Republik Islam” sampai ke telinga semua negara di dunia.
Rakyat Iran dengan Republik Islam tel- ah merasakan arti sejati kemerdekaan dalam memilih pejabat dan politisi neg- ara serta sama sekali tidak memberi- kan ruang bagi intervensi asing dalam urusan politik negara. Kemerdekaan dalam hubungan luar negeri Iran pun patut diperhatikan, dan Iran yang se- belum Revolusi [Islam] merupakan in- fanteri murni pemerintah-pemerintah Barat di kawasan, kini dipandang sebagai negara yang paling berpengaruh di ka- wasan bahkan kadang-kadang di dunia.
Menurut laporan American Interest, Iran dikenal sebagai urutan ketujuh kekuatan
utama dunia pada tahun 2017.
2. Kemerdekaan Militer.[]
[1] Lihat: Pasal 9 UUD Republik Islam Iran.
[2] Lihat: Shahifeh Imom, jld. 17, hal. 56.
[3] Lihat: Shahifeh Imom, jld. 14, hal. 135.
[4] Wawancara Imam Khumaini ra dengan radio-televisi Prancis pada tanggal 14 Sep- tember 1978, dinukil dari Shahifeh Imom, jld.
3, hal. 468.
[5] Shahifeh Imom, jld. 10, hal. 438 dan 439.
[6] Raihana Doroodi, Darbor beh Rewoyate Darbor; Fasode Siyosi, hal. 33.
[7] Hossein Fardoust, Zuhur u Suquthe Salthan- ate Pahlavi; Khotherote Hossein Fardoust, jld. 1, hal. 100 – 104.
[8] Lihat: Ali Soleimanpur dan Amir Akbari, Rawobethe Khorijiye Iron wa Omeriko dar Os- tonehye Enqelobe Eslomi, Jurnal Ilmiah Riset Pazuhesynomehye Torikh, tahun ke-2, nomor 42, Musim Semi 1395 (2016), hal. 129 – 148.
[9] Lihat: Ibrahim Sanjar, Nufuze Omeriko dar Iron, hal. 121.
IMAM ALI KHAMENEI (20)
v
RIWAYAT HIDUPPASAL KETUJUH: WIRACARITA AIR MATA
… Penjara Barak
Tanggal 15 Muharram, mereka mengirim saya ke Masyhad dengan pengawalan ketat bersama tiga orang polisi. Jarak antara Birjand dan Masyhad itu 540 kilometer. Mobil jeep tentara yang membawa saya menempuh jarak itu dengan kecepatan tinggi dan tanpa berhenti.
Hanya sekali berhenti sebentar untuk makan di warung kopi pinggir jalan. Di perjalanan, kita melewati berapa kota. Di antaranya Qaen, Go- nabad,[1] dan Torbate Heidariyeh.
Ketika itu, polisi yang mengawal tampak ketakutan. Begitu sampai Masyhad, mereka menyerahkan saya ke salah satu pos polisi, dan di sana saya melewati malam yang sulit. Patroli polisi meronda jalan dan gang-gang dengan kuda. Dan waktu malam, halaman pos polisi dipada- ti personel yang bertugas. Mereka menggunakan kesempatan istirahat mereka untuk tidur di sana. Dan karena tidak ada tempat lagi untuk saya, maka mereka membawa saya ke ruangan sempit.
Pagi harinya, mereka menyerahkan saya ke gedung SAVAK.[2] Dari sana saya dibawa ke penjara barak di Masyhad. Di penjara itu ada berapa tahanan yang mayoritasnya anak-anak muda yang ditahan karena ikut demonstrasi atau menyebarkan selebaran, begitu juga para orator, santri Hauzah Ilmiah dan mahasiswa universitas. Saya ingat di antara mereka ada orang-orang yang di kemudian hari masuk kancah politik dan pergerakan. Antara lain Parviz Pooyan yang pada tahun empat pu- luhan [Hijriyah Syamsiyah atau enam puluhan Masehi] menjadi salah satu pemimpin gerakan kiri yang bersenjata. Dia terbunuh di suatu op- erasi bersenjata. Antara lain juga Syaikh Faker.[3] Dia sekarang anggota Majelis Syura Islami.
Ketika saya masuk ruangan tahanan yang sama sekali tidak ada kesa- maan dengan sel-sel yang nantinya saya dipenjara di sana, mula-mu- la saya merasa asing dan kesepian. Saya tidak tahu sebelumnya siapa para tahanan yang ada di kamar-kamar sebelah dan berapa jumlah mereka. Meskipun mereka bersebelahan dengan saya, tapi saya mera- sa jauh sekali dari mereka.
Tidak lama kemudian, saya mendengar suara dari kamar sebelah yang mendendangkan bait puisi. Suara itu punya nada khas, dan puisinya
[Kami itu singa, dan] singa tidaklah takut pada rantai. [Ini kada Ilahi dan] Kami tidaklah menyangkal kada Ilahi.
Saya mengenali pemilik suara itu; dia seorang khatib terkenal di Masyhad. Dan saya jadi tahu kalau dia juga dipenjara.
Mengenal tetangga tahanan dan mendengar puisi yang dia dendangkan membuat perasaan saya jadi tenang dan menyingkirkan rasa keterasingan dari hati saya.
Bagunan ini dulunya bukan penjara barak yang digunakan untuk menahan tentara, bahkan sama sekali bukan penjara, melainkan sebetulnya itu gudang yang kemudian diubah menjadi penjara karena situasi negara yang meledak-ledak. Situasi itu mendesak rezim penguasa untuk menyiapkan penjara dan tahanan dadakan.
Itulah kenapa kamar-kamarnya sama sekali tidak layak huni. Kamar yang mula-mula mereka tempatkan saya di sana sangat lembab, sampai-sampai air menggenang di atas lantai kamar. Karena itu berapa jam kemudian mereka memindahkan saya ke kamar lain.
Setiap pagi kita keluar kamar untuk kerja paksa. Di antaranya, mencabut rumput liar di halaman barak. Ketika itu halamannya lebat tumbuhan alami dan liar. Saya cabut tumbuh-tumbuhan itu sambil melantunkan puisi:
هن دنتشامگ لُگ راک هب ارم لِگ ِراک هب سراف ِداتسا وچهم
Saya dipaksa kerja kebun, tidak seperti guru Farsi[3] yang dipaksa kerja lumpur.
Mereka memaksa kita untuk meratakan jalan dan gang-gang di barak. Pasca kemenangan Revolusi [Islam], saya sempat mengunjungi barak ini dan berpidato di sana. Saya katakan kepada tentara-tentara di sana bahwa saya punya andil meratakan mayoritas jalan dan gang barak ini! (Imam Khamenei; Inna Ma’as Shobri Nashro / Khune Deli Keh La’l Syud; 2019). [Bersambung]
[1] Kota Gonabad terletak di selatan Provinsi Khorasan Razavi. Kota ini termasuk kota kuno Iran.
[2] Badan Intelijen Syah Pahlavi
[3] Mohammad Reza Faker (1945 – 2009 M) lahir di kota Masyhad. Dia mulai pendidikan ilmu agama di sana. Kemudian dia pergi ke Qom untuk melanjutkan pendidikan Hauzah Ilmiyah. Dia termasuk tokoh agama yang berjuang dalam Kebangkitan Imam Khumaini serta berkali-kali ditangkap
PESAN BELASUNGKAWA
ATAS KEWAFATAN HUJJATUL ISLAM ALAWI SABZAWARI
POTRET
A
Imam Khamenei dan Hujjatul Islam Alawi Sabzawari
“Dengan Nama Allah Maha Pengasih Maha Penyayang
Saya sampaikan belasungkawa atas wa- fatnya ulama yang bertakwa, yang terhor- mat Hujjatul Islam wal Muslimin Bapak Sayid Muhammad Hasan Alawi Sabzawari -- rohmatulloh ‘alaih -- kepada keluarga terhormat beliau, sanak famili beliau yang ditinggal, murid-murid beliau, dan warga tercinta Sabzawar pada umumnya.
Kebersamaan Ulama Rabbani ini dengan gerakan para pejuang di masa tagut, dan dengan kegiatan-kegiatan revolusioner di masa Republik Islam, merupakan kebaikan yang berharga dalam perhitungan Ilahi ser- ta penghargaan rakyat.
Saya doakan derajat yang tinggi bagi Al- marhum kepada Allah Swt.
Sayid Ali Khamenei
4 Bahman 1399 (23 Januari 2021)”.[]