PENERAPAN METODE FORWARD DAN BACKWARD CHAINNING UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT SISTEM
PENCERNAAN BERBASIS ANDROID
TUGAS AKHIR
Disusun Untuk Memenuhi Syarat Kelulusan Program Strata I pada Sekolah Tinggi Manajemen Informatika Dan Komputer
(STMIK) Palangkaraya
OLEH
SYATARY AL RABBANI NIM C1755201003
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (STMIK) PALANGKARAYA
2021
PENERAPAN METODE FORWARD DAN BACKWARD CHAINNING UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT SISTEM
PENCERNAAN BERBASIS ANDROID
TUGAS AKHIR
Disusun Untuk Memenuhi Syarat Kelulusan Program Strata I pada Sekolah Tinggi Manajemen Informatika Dan Komputer
(STMIK) Palangkaraya
OLEH
SYATARY AL RABBANI NIM C1755201003
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (STMIK) PALANGKARAYA
2021
i
LEMBAR PERNYATAAN
ii
PERSETUJUAN
iii
PENGESAHAN
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Dalam hidup jangan pernah melupakan beberapa hal berikut:
“Tuhan yang menciptakanmu, orang tua yang melahirkan dan merawatmu serta orang-orang baik yang selalu mendukungmu.
Ku persembahkan untuk:
• Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena selalu memberikan nikmat dan hikmah dalam kehidupanku
• Ayah dan Ibu tercinta, yang telah melahirkan dan mendidik serta mendoakanku sepanjang hidupku.
• Kakak adik dan keluarga besar yang telah memberikan dukungan dan doa sehingga tugas akhir ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya
• Dosen-dosen STMIK
Palangka Raya, karena telah membimbing dari awal perkuliahan hingga mampu menyelesaikan tugas akhir ini.
v INTISARI
Syatary Al Rabbani, C1755201003,2021. Penerapan Metode Forward Dan Backward Chainning Untuk Diagnosis Penyakit Sistem Pencernaan Berbasis Android, Pembimbing I Elia Zakharia, M.T, Pembimbing II Frengklin Matatula, S.Kom, M.MSi.
Gangguan sistem pencernaan menjadi permasalahan yang cukup kompleks namun sering diabaikan, padahal sistem pencernaan sangat penting untuk diperhatikan karena menjadi sentral asupan nutrisi bagi tubuh. Perlunya pengecekan dini dari sejak awal merasakan gejala menjadi solusi agar gangguan tidak semakin parah dan dapat diatasi secepatnya. Penelitian ini menyajikan sebuah aplikasi sistem pakar untuk mendiagnosis dan mengenali gangguan sistem pencernaan yang sedang dirasakan oleh seseorang.
Tujuan penelitian ini yaitu membuat aplikasi dengan penerapan metode forward dan backward chaining berbasis android yang dapat diakses oleh semua kalangan dan mudah digunakan dengan tampilan interface sederhana dan berbasis android yang diketahui menjadi sistem operasi yang paling banyak digunakan pada smartphone.
Metode-metode penulisan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi metode pengumpulan data yaitu wawancara dan studi Pustaka, metode pengembangan perangkat lunak menggunakan prototype dan metode pengujian perangkat lunak menggunakan blackbox testing. Hasil penelitian ini adalah sebuah aplikasi sistem pakar diagnosis penyakit gangguan sistem pencernaan yang dapat berjalan pada sistem operasi android dengan akses internet untuk pemanggilan database, yang berfungsi untuk deteksi dini dari gangguan sistem pencernaan atau memastikan dugaan gangguan pencernaan apa yang sedang dirasakan sehingga dapat berguna bagi masyarakat umum.
Kata Kunci: android, aplikasi, backward chaining , diagnosis, forward chaining, gangguan pencernaan , sistem pakar.
vi ABSTRAK
Syatary Al Rabbani, C1755201003,2021. Application of Forward and Backward Chainning Methods for the Diagnosis of Digestive System Diseases Based on Android, Advisor I Elia Zakharia, M.T, Advisor II Frengklin Matatula, S.Kom, M.MSi.
Digestive system disorders are quite complex problems but are often ignored, even though the digestive system is very important to pay attention to because it is the center of nutritional intake for the body. The need for early checks from the beginning to feel the symptoms is a solution so that the disorder does not get worse and can be overcome as soon as possible. This study presents an expert system application to diagnose and recognize digestive system disorders that are being felt by a person.
The purpose of this study is to create an application using the Android-based forward and backward chaining method that can be accessed by all people and easy to use with a simple and Android-based interface which is known to be the most widely used operating system on smartphones.
The writing methods used in this study include data collection methods are interviews and library studies, software development methods using prototypes and software testing methods using blackbox testing. The results of this study are an expert system application for diagnosing digestive system disorders that can run on the Android operating system with internet access for database calls, which serves for early detection of digestive system disorders or ascertaining what digestive disorders are being felt so that it can be useful for the community general.
Keywords: android, application, backward chaining, diagnosis, digestive disorders, forward chaining, expert system.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan karunia-Nya telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis sampai pada tahap menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Penerapan Metode Forward Dan Backward Chainning Untuk Diagnosis Penyakit Sistem Pencernaan Berbasis Android”.
Tugas akhir ini disusun sebagai memenuhi syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Komputer di Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Palangka Raya.
Pada kesempatan ini penulis turut menyampaikan terimakasih yang sebesar- besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan, motivasi, semangat dalam menyelesaikan penulisan tugas akhir ini, yaitu kepada:
1. Elia Zakharia, M.T, selaku pembimbing I yang telah memberikan motivasi dan semangat serta meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dalam penyelesaian tugas akhir ini.
2. Frengklin Matatula, S.Kom, M.MSi. selaku dosen pembimbing II dalam penulisan tugas akhir ini, yang banyak memberikan saran dan masukan dalam penulisan tugas akhir ini.
3. Dokter Nadia Zulfadhila, selaku dokter narasumber yang telah meluangkan waktu untuk membantu dalam memberikan informasi untuk penyelesaian tugas akhir ini.
Semoga melalui penelitian ini, mampu memberikan sumbangsih pengetahuan, informasi dan saran baik bagi penulis, pengguna aplikasi serta penelitian-penelitian lain yang membutuhkan informasi tertentu
Palangka Raya, Juni 2021
Penulis
viii DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN ... i
PERSETUJUAN ... ii
PENGESAHAN ... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv
INTISARI ...v
ABSTRAK ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ...x
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ...1
1.1 Latar Belakang Masalah...1
1.2 Perumusan Masalah ...2
1.3 Batasan Masalah ...2
1.4 Tujuan dan Manfaat ...2
1.5 Sistematika Penulisan ...3
BAB II LANDASAN TEORI ...5
2.1 Tinjauan Pustaka ...5
2.2 Kajian Teori ...9
2.2.1. Kajian Teori Berisi Materi...9
2.2.2. Kajian Teori Berisi penjelasan software yang digunakan ...16
2.2.3. Kajian Teori Terkait Semua Pendukung Dalam Penelitian ...19
BAB III METODE PENELITIAN ...21
3.1. Lokasi Penelitian ...21
3.2. Perencanaan Alat dan Bahan...21
3.3. Metode Pengembangan Perangkat Lunak ...22
3.4. Teknik Pengumpulan Data ...25
3.5. Analisis Kebutuhan ...26
3.6. Desain Sistem ...30
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...43
ix
4.1 Hasil ...43
4.2 Pembahasan ...72
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...88
5.1. Kesimpulan. ...88
5.1. Saran……… ...88
DAFTAR PUSTAKA ...90
LAMPIRAN ...92
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Penelitian yang relevan ...6
Tabel 2 Simbol-simbol Use Case Diagram ...20
Tabel 3. Kebutuhan Perangkat Keras ...21
Tabel 4. Kebutuhan Perangkat Lunak ...22
Tabel 5. Data Gejala Penyakit...26
Tabel 6. Data Penyakit ...27
Tabel 7. Desain Rule/Aturan ...28
Tabel 8. Pendefinisian Aktor ...31
Tabel 9. Pendefinisian Use Case ...32
Tabel 10. Use Case Skenario Login Aplikasi ...32
Tabel 11. Use Case Input Data Gejala ...33
Tabel 12. Use Case Skenario Atur Ulang Aturan ...34
Tabel 13. Use Case Skenario Proses Diagnosis ...35
Tabel 14. Uji Buka Aplikasi ...66
Tabel 15. Uji Daftar Pengguna ...66
Tabel 16. Uji Login Aplikasi ...67
Tabel 17. Uji Diagnosis Forward ...67
Tabel 18. Uji Diagnosis Backward ...68
Tabel 19. Uji Riwayat Diagnosis Penyakit ...68
Tabel 20. Uji Daftar Penyakit ...69
Tabel 21. Uji Logout Aplikasi ...69
Tabel 22. Uji Login Admin ...69
Tabel 23. Uji tambah dan hapus data gejala ...70
Tabel 24. Uji tmbah dan hapus data penyakit ...70
Tabel 25. Uji edit data aturan ...71
Tabel 26. Daftar Smartphone Uji Coba ...71
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Pohon Keputusan ...28
Gambar 2. Use Case Diagram ...30
Gambar 3. Desan Halaman Login ...36
Gambar 4. Desain Halaman Daftar ...37
Gambar 5. Desain Menu Utama Pengguna ...38
Gambar 6. Desain Menu Admin ...39
Gambar 7. Menu Utama AdminNama Aplikasi ...39
Gambar 8. Desain Basis Data ...40
Gambar 9. Struktur Database Tabel Aturan ...40
Gambar 10.Struktur database table gejala ...41
Gambar 11. Struktur database table pengguna ...41
Gambar 12.Struktur database table penyakit ...42
Gambar 13. Struktur database table riwayat ...42
Gambar 14. Icon Aplikasi ...43
Gambar 15. Splash opening buka aplikasi ...44
Gambar 16. Halaman Login Aplikasi ...44
Gambar 17. Halaman daftar aplikasi...45
Gambar 18. Proses login aplikasi ...46
Gambar 19. Tampilan utama pengguna aplikasi ...46
Gambar 20. Proses diagnosis forward chaning pada aplikasi ...48
Gambar 21. Tampilan hasil diagnosis metode forward chaining...49
Gambar 22. Detail penyakit aplikasi ...50
Gambar 23. Daftar penyakit diagnosis backward ...51
Gambar 24. Detail penyakit diagnosis backward...52
Gambar 25. Proses diagnosis penyakit backward chaining ...52
Gambar 26. Riwayat penyakit menu utama pengguna ...53
Gambar 27. Daftar penyakit menu utama pengguna...54
Gambar 28. Logout aplikasi ...55
Gambar 29, Halaman utama Admin ...56
Gambar 30. Data Gelaja Admin ...57
Gambar 31. Tambah gejala Admin ...58
Gambar 32. Hapus gejala Admin...59
Gambar 33. Daftar data penyakit Admin ...60
Gambar 34. Tambah data penyakit Admin ...61
Gambar 35. Hapus data penyakit Admin ...62
Gambar 36. Data aturan Admin ...63
Gambar 37. Detail aturan Admin...64
Gambar 38. Atur ulang aturan Admin ...65
Gambar 39. Get aturan php ...72
Gambar 40. Get daftar aturan php ...73
Gambar 41. Update aturan php ...73
xii
Gambar 42. Hasil diagnosis php ...74
Gambar 43. Hasil Diagnosis php ...74
Gambar 44. Source code diagnosis metode forward chaining ...77
Gambar 45. Source code diagnosis metode backward chaining ...80
Gambar 46. Source code diagnosis metode backward chaining ...82
Gambar 47. Source code diagnosis metode backward chaining ...85
Gambar 48. Source code diagnosis metode backward chaining ...87
xiii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Surat tugas pembimbing tugas akhir Lampiran 2. Lembar konsultasi bimbingan tugas akhir Lampiran 3. Lembar wawancara
Lampiran 4. Dokumentasi wawancara
Lampiran 5. Surat keterangan telah melakukan penelitian Lampiran 6. Surat tugas penguji tugas akhir
Lampiran 7. Berita acara penilaian sidang tugas akhir
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
Sistem pencernaan merupakan salah satu fungsi tubuh yang sangat penting untuk diperhatikan. Jika salah satu organ dari sistem pencernaan terganggu dan mengalami masalah, tentu saja proses pencernaan makanan dan minuman dalam tubuh tidak akan berjalan sebagaimana mestinya. Tidak hanya itu, gangguan sistem pencernaan juga akan menghambat proses peyerapan nutrisi makanan sebagai sumber daya bagi tubuh manusia.
Menjaga kesehatan tubuh dari gangguan sistem pencernaan sangatlah penting, sehingga bisa menciptakan kondisi tubuh yang sehat dan seimbang.
Namun, terkadang pola hidup, pola makan dan kelalaian seseorang dalam menjaga makanan dan minuman yang di konsumsi dapat menimbulkan terjadinya gangguan pada sistem pencernaan.
Banyaknya jenis dan gejala dari gangguan sistem pencernaan terkadang membingungkan seseorang dalam mengenali dan menegakkan diagnosis awal dari rasa tidak nyaman hingga rasa sakit yang menyerang sistem pencernaan manusia, terkhusus pada bagian perut dan saluran ekskresi dari tubuh manusia.
Dengan demikian, perlunya pengetahuan dan pengenalan dari penyakit sistem pencernaan manusia untuk dapat dipahami dan dimengerti oleh seseorang yang mengalami gangguan tersebut, agar dapat melakukan penatalaksanaan dan penanganan yang tepat dari gejala-gejala dan kodisi yang dirasakan, agar dapat menangani dan mengetahui gangguan apa yang dialaminya tersebut.
2
Pada tugas akhir ini, Penerapan Metode Forward Dan Backward Chainning Untuk Diagnosis Penyakit Sistem Pencernaan Berbasis Android diharapkan mampu memberikan pengetahuan dan menegakkan diagnosis awal terait gangguan pada sistem pencernaan yang banyak dialami manusia pada umumnya.
1.2 Perumusan Masalah
Berikut rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana menyajikan Penerapan Metode Forward Dan Backward Chainning Untuk Diagnosis Penyakit Sistem Pencernaan Berbasis Android?
1.3 Batasan Masalah
Untuk menghindari kemungkinan meluasnya pembahasan, maka dilakukan batasan-batasan masalah sebagai berikut :
a. Jumlah penyakit yang dapat di deteksi sebanyak 10 jenis penyakit dari 19 gejala yang ada.
b. Penelitian menggunakan metode forward chaining dan backward chaining.
c. Aplikasi ini hanya diperuntukan untuk pengguna android dengan minimal versi Android 4.4 Kit-kat.
1.4 Tujuan dan Manfaat 1. Tujuan
Adapun tujuan penulis memilih judul ini yaitu :
1) Membuat Penerapan Metode Forward Dan Backward Chainning Untuk Diagnosis Penyakit Sistem Pencernaan Berbasis Android.
2) Melakukan diagnosis awal terkait gangguan sistem pencernaan dan memberikan penjelasan serta penanganan dari penyakit tersebut.
3 2. Manfaat
Judul ini diharapkan dapat memberikan manfaat, yaitu : 1) Bagi Penulis
Adapun manfaat yang didapat dari penulisan ini adalah untuk menambah wawasan dan keterampilan dalam mengimplementasikan ilmu-ilmu yang sudah didapat pada saat perkuliahan kemudian juga mengembangkan ilmu dalam membangun sebuah aplikasi android dengan implementasi sistem pakar diagnosis penyakit tertentu.
2) Bagi STMIK Palangkaraya
Manfaat yang dapat diberikan kepada pihak kampus adalah menambah referensi serta dokumen akademik khususnya dalam bidang pengembangan sistem pakar dan android, kemudian juga dapat menambah literatur pustaka pada perpustakaan STMIK Palangkaraya.
3) Bagi Pengguna
Manfaat yang bisa dirasakan pengguna ialah mampu melakukan diagnosis awal sendiri dari gejala-gejala yang dirasakan dan mengetahui jenis penyakit gangguan sistem pencernaan yang sedang dirasakan.
1.5 Sistematika Penulisan
Dalam penulisan ini memuat uraian secara garis besar isi skripsi untuk tiap- tiap bab yaitu sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan latar belakang masalah, rumusan masalah, Batasan masalah, tujuan dan manfaat, sistematika penulisan.
4 BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini berisikan tentang tinjauan pustaka berisi penelitian yang relevan, susunan kajian teori disesuaikan dengan tema Tugas Akhir, isi sesuai dengan penjelasan yang digunakan selama melakukan TA seperti perangkat yang digunakan (perangkat lunak atau keras) dan lainnya.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini berisikan tentang penyusunan laporan tugas akhir dan dengan menambahkan jadwal penelitian pada tugas akhir.
BAB IV IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi implementasi terhadap analisis dan rancangan yang dipaparkan pada bab 3 kedalam bentuk Bahasa pemrograman. Selain itu bab ini berisi tentang hasil penguji terhadap system yang dibangun
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran yang diberikan untuk pengembangan selanjutnya.
5 BAB II
LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka
Dalam suatu penelitian diperlukan dukungan hasil-hasil penelitian yang telah ada sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian serupa.
Berikut hasil-hasil penelitian yang relevan dan perbandingan penelitian yang telah ada sebelumya yang serupa dengan penelitian yang sedang dilakukan, disajikan dalam Tabel 1.
6
Tabel 1. Penelitian yang relevan
No Penulis / Tahun Topik Penelitian Metode Pembahasan Hasil
1 2 3 4 5 6
1. Saputra/2019 Sistem pakar untuk diagnosis penyakit sistem pencernaan pada manusia, metode yang digunakan adalah Certainty Factory
Certainty Factory
Memberikan hasil perhitungan fakta untuk melakukan diagnosis penyakit sistem pencernaan pada manusia dengan metode certainty factory
Hasil Pengujian sistem aplikasi sistem pakar diagnosis penyakit pencernaan pada manusia berbasis web menggunakan metodeCertainty Factorfungsional berjalan denganbaik dengan persentase error sebanyak 0.44% didapat dari hasil perbandingan antara diagnosis pakar dan diagnosis sistem. Dari hasil pengujian pengguna didapatkan presentase sebanyak 4%
menyatakan bahwa pengguna Sangat Setuju dan 31% menyatakan setuju dan 25%
menyatakan bahwa pengguna cukup setuju dengan sistem pakar diagnosis penyakit pencernaan
2. Safar dan
Satria/2020
Sistem Pakar
Mendiagnosis
Penyakit Pencernaan Dengan Metode Case Base Reasoning (Studi Kasus : RSUD Dr. H.
Yuliddin Away)
Case Base Reasoning
Sistem pakar adalah sistem yang dapat membuat
kesimpulan seperti seorang ahli. Sistem pakar memiliki banyak satu metode, metode CBR. Metode CBR adalah metode penarikan kesimpulan berdasarkan kasus yang lama.
Sistem dapat melakukan Diagnosis penyakit didasarkan pada gejala yang dimasukkan oleh pasien melalui
pertanyaan pertanyaan yang diajukan oleh sistem dan memberikan informasi tentang penyakit yang dijalani oleh
pasien
7 3. Juniawan,
dkk/2020
Sistem Pakar
Diagnosis Penyakit Gangguan Pencernaan
Pada Anak
Menggunakan Metode Forward Chaining
Forward Chaining
Penelitian ini melakukan pembuatan aplikasi sistem pakar menggunakan metode inferensi jejak lanjutan (forward chaining).Dimana dalam metode ini dimulai dengan informasi awal (gejala awal) dan bergerak maju ke informasi
pertandingan berikutnya untuk menemukan informasi sesuai dengan
aturan, maka akan disimpulkan deskripsi jenis penyakit dan solusinya.
penerapan sistem pakar
untuk mendiagnosis penyakit gangguan pencernaan pada anak yang
memiliki fasilitas yang dapat membantu orang tua menangani penyakit
gangguan pencernaan dini yang diderita anak-anak
4. Putri/2020 Sistem pakar untuk mendeteksi gangguan Pencernaan dengan metode backward chaining
Backward Chaining
Penelitian ini melakukan pembuatan apliasi sistem pakar untuk mendeteksi gangguan pencernaan dan metode yang digunakan adalah backward chaining. Prinsip kerja aplikasi yang dibuat bertujuan untuk membantu masyarakat dalam mengetahui gejala-gejala, penyebab dan pencegahan dari jenis gangguan pencernaan
Sistem Pakar berbasis web ini dapat memberi kemudahan kepada masyarakat untuk mengetahui gejala-gejala dari tiap-tiap jenis gangguan pencernaan. Inferensi Backward Chaining dapat membantu proses mendeteksi gangguan pencernaan
dengan output gejala-gejala dari masing- masing jenis gangguan pencernaan
8
5. Yunita dan
Simanjuntak/
2020
Sistem pakar
mendiagnosis
penyakit lambung metode
Dempster shafer
Dempster Shafer
Penelitian ini bertujuan untuk menyajikan aplikasi Untuk mendiagnosis penyakit lambung metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode dempster shafer.
Dari hasil perhitungan yang dilakukan P02 lebih besar dari
P01, dan P05 dengan nilai persentase 0.9%.
Dari pembuatan sistem pakar diagnosis lambung yang
digunakan sebanyak 61 orang diperoleh bahwa sistem dapat berjalan dan mampu mendiagnosis lambung
dengan baik dan dapat memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam mendiagnosis lambung
9 2.2 Kajian Teori
2.2.1. Kajian Teori Berisi Materi a. Aplikasi
Dikuti dari (Tamara & Nefya, 2016), Menurut Rachmad Hakim S, Aplikasi adalah parangkat lunak yang digunakan untuk tujuan tertentu, seperti mengolah dokumen, mengatur Windows & permaianan (game), dan sebagainya. Dan menurut Harip Santoso aplikasi adalah suatu kelompok file (form, class, rePort) yang bertujuan untuk melakukan aktivitas tertentu yang saling terkait, misalnya aplikasi payroll, aplikasi fixed asset.
b. Pengertian Sistem Pakar
Menurut Nita Merlina dan Rahmat Hidayat dalam bukunya Perancangan Sistem Pakar (2012:1), beberapa definisi sistem pakar menurut beberapa ahli yaitu sebagai berikut:
1. Menurut Durkin : Sistem pakar adalah suatu program komputer yang dirancang untuk memodelkan kemampuan penyelesaian masalah yang dilakukan seorang pakar.
2. Menurut Ignizo : Sistem pakar adalah suatu model dan prosedur yang berkaitan, dalam suatu domain tertentu, yang mana tingkat keahliannya dapat dibandingkan dengan keahlian seorang pakar.
3. Menurut Giarratano dan Riley : Sistem pakar adalah suatu sistem komputer yang bisa menyamai atau meniru kemampuan seorang pakar.
10 c. Struktur Sistem Pakar
Menurut Nita Merlina dan Rahmat Hidayat dalam bukunya Perancangan Sistem Pakar (2012:3), Sistem pakar terdiri atas dua bagian pokok, yaitu lingkungan pengembangan (development environment) dan lingkungan konsultasi (consultation environment).
1. Lingkungan pengembangan digunakan sebagai pembangunan sistem pakar, baik dari segi pembangunan komponen maupun basis pengetahuan.
2. Lingkungan konsultasi digunakan oleh seorang yang bukan ahli untuk berkonsultasi.
d. Manfaat dan Kemampuan Sistem Pakar
Menurut Nita Merlina dan Rahmat Hidayat dalam bukunya Perancangan Sistem Pakar (2012:4), Berikut ini adalah manfaat dan kemampuan sistem pakar :
1. Meningkatkan output dan produktivitas.
2. Menurunkan waktu pengambilan keputusan.
3. Meningkatkan kualitas proses dan produk.
4. Menyerap keahlian langka.
5. Fleksibilitas.
6. Operasi peralatan yang lebih mudah.
7. Eliminasi kebutuhan peralatan yang mahal.
8. Transfer pengetahuan ke lokasi terpencil.
11 d. Keterbatasan Sistem Pakar
Menurut Nita Merlina dan Rahmat Hidayat dalam bukunya Perancangan Sistem Pakar (2012:4), Sistem pakar juga memiliki kelemahan diantaranya yaitu :
1. Pengetahuan tidak selalu siap tersedia.
2. Akan sulit mengekstrak keahlian dari manusia.
3. Pendekatan tiap pakar pada suatu penilaian situasi mungkin berbeda, tetapi benar.
4. Sulit, bahkan bagi pakar berkemampuan tinggi untuk mengikhtisarkan penilaian situasi yang baik pada saat berada dalam tekanan waktu.
5. Sistem pakar berhak menjawab tidak tahu apabila terdapat konflik yang terjadi di luar rule.
e. Basis Pengetahuan (Knowledge Base)
Menurut Nita Merlina dan Rahmat Hidayat dalam bukunya Perancangan Sistem Pakar (2012:3), Basis pengetahuan berisi pengetahuan-pengetahuan dalam penyelesaian masalah, ada dua bentuk pendekatan basis pengetahuan yang sangat umum digunakan, yaitu sebagai berikut.
1. Penalaran Berbasis Aturan (Rule-Based Reasoning)
Pada penalaran berbasis aturan, pengetahuan direpresentasikan dengan menggunakan aturan berbentuk IF-THEN. Bentuk ini digunakann apabila memiliki sejumlah pengetahuan pakar pada suatu permasalahan tertentu.
2. Penalaran Berbasis Kasus (Case-Based Reasoning)
12
Pada penalaran berbasis kasus, basis pengetahuan berisi solusisolusi yang telah dicapai sebelumnya, kemudian akan diturunkan suatu solusi untuk keadaan yang terjadi sekarang (fakta yang ada). Bentuk ini dugunakan apabila user menginginkan untuk tahu lebih banyak lagi pada kasus-kasus yang hampir sama (mirip).
f. Representasi Pengetahuan
Menurut Nita Merlina dan Rahmat Hidayat dalam bukunya Perancangan Sistem Pakar (2012:19), Pengetahuan merupakan kemampuan untuk membentuk model mental yang menggambarkan objek dengan tepat dan merepresentasikannya dalam aksi yang dilakukan terhadap suatu objek. Representasi pengetahuan merupakan metode yang digunakan untuk mengodekan pengetahuan dalam sebuah sistem pakar yang berbasis pengetahuan.
Perepresentasian dimaksudkan untuk menangkap sifat-sifat penting problem dan membuat informasi itu dapat diakses oleh prosedur pemecah problema. Salah satu representasi pengetahuan yang terdapat dalam sistem pakar yaitu adalah Kaidah Produksi (Production Rule). Pada pengetahuan ini disajikan dalam aturan-aturan yang berbentuk pasangan keadaan-aksi (condition-action) : “IF keadaan terpenuhi atau terjadi THEN suatu aksi akan terjadi”. Sistem pakar yang basis pengetahuannya disajikan dalam bentuk aturan produk disebut dengan sistem berbasis-aturan (rule-based system). Kondisi dapat terdiri atas banyak bagian, demikian pula dengan aksi. Urutan keduanya juga dapat dipertukarkan letaknya.
13 g. Penyakit Sistem Pencernaan
Penyakit gangguan pencernaan merupakan suatu penyakit yang terjadi akibat terganggunya sistem pencernaan manusia. Penyebab utama dari penyakit gangguan pencernaan ini biasanya terjadi karena pola makan yang tidak teratur dan kurang sehat serta stres, infeksi bakteri, cacing dan bisa juga karena adanya gangguan pada lambung. Banyak sekali penyakit yang berhubungan dengan gangguan pencernaan. Diantaranya seperti penyakit diare, radang usus buntu, Gastritis, tukak lambung, maag, dan mual.
Untuk menghindari peyakit gangguan penernaan langkah awalnya yaitu dengan membiasakan dengan pola makan dan pola hidup sehat, tidak mengkonsumsi alkohol, tidak merokok, Berikut beberapa tanda atau gejala umum yang sering ditemukan pada penderita penyakit gangguan pencernaan diantaranya yaitu, sebagai berikut :
1. Sering sembelit 2. Sering mual 3. Sering sendawa
4. Perut terasa sakit dan pedih 5. Sulit untuk tidur
6. Penurunan berat badan 7. Nafsu makan berkurang 8. Sesak pada bagian atas perut 9. Sulit untuk buang air besar
14
Penyakit pada pencernaan manusia lebih dikenal dengan nama gangguan pencernaan. Gangguan pada pencernaan adalah terhalangnya fungsi pencernaan atau kegagalan perut dalam mencerna makanan. Kebiasaan cara makan yang kurang baik bisa menimbulkan berbagai gangguan pada pencernaan, seperti rasa panas dalam perut, diare, pusing, sulit buang air besar, mual, perut kembung dan demam. Penyakit pada pencernaan ini dibedakan menjadi tiga gejala awal, yaitu : nyeri pada tenggorokan, nyeri pada perut dan nyeri sekitar anus.
h. Forward Chainning
Pada sistem pakar berbasis rule, domain pengetahuan direpresentasikan dalam sebuah kumpulan rule berbentuk IF-THEN, sedangkan data direpresentasikan dalam sebuah kumpulan fakta-fakta tentang kejadian saat ini.
Mesin inferensi membandingkan masing-masing rule yang tersimpan dalam basis pengetahuan dengan fakta-fakta yang terdapat dalam database. Jika bagian IF (kondisi) dari rule cocok dengan fakta, maka rule dieksekusi dan bagian THEN (aksi) diletakkan dalam database sebagai fakta baru yang ditambahkan.
Forward Chaining adalah teknik pencarian yang dimulai dengan fakta yang diketahui, kemudian mencocokkan fakta tersebut dengan bagian IF dari rules IF- THEN. Bila ada fakta yang cocok dengan bagian IF, maka rule tersebut dieksekusi.
Bila sebuah rule dieksekusi, maka sebuah fakta baru (bagian THEN) ditambahkan ke dalam database. Setiap kali pencocokan, dimulai dari rule teratas. Setiap rule hanya boleh dieksekusi sekali saja. Proses pencocokan berhenti bila tidak ada lagi rule yang bisa dieksekusi. Metode pencarian yang digunakan adalah Depth-First Search (DFS), Breadth-First Search (BFS) atau Best First Search.
15
Bilamana kluasa premis sesuai dengan situasi (bernilai true), maka proses akan mengassert konklusi. Forward chaining juga digunakan jika suatu aplikasi menghasilkan tree yang lebar dan tidak dalam.
Untuk memahami cara kerja Forward Chaining, dapat diperhatikan pada contoh kasus berikut :
Misalkan diketahui sistem pakar menggunakan 5 buah rule berikut : R1 : IF (Y AND D) THEN Z
R2 : IF (X AND B AND E) THEN Y R3 : IF A THEN X
R4 : IF C THEN L
R5 : IF (L AND M) THEN N
Fakta-fakta : A, B, C, D dan E bernilai benar.
Goal: Menentukan apakah Z bernilai benar atau salah.
i. Backward Chainning
Backward Chaining menggunakan pendekatan goal-driven, dimulai dari harapan apa yang akan terjadi (hipotesis) dan kemudian mencari bukti yang mendukung (atau berlawanan) dengan harapan kita. Sering hal ini memerlukan perumusan dan pengujian hipotesis sementara. Jika suatu aplikasi menghasilkan tree yang sempit dan cukup dalam, maka gunakan Backward Chaining.
Runut balik (Backward Chaining) merupakan strategi pencarian yang arahnya kebalikan dari runut maju (Forward Chaning). Proses pencarian dimulai dari tujuan, yaitu kesimpulan yang menjadi solusi permasalahan yang dihadapi.
Mesin inferensi mencari kaidah Kaidah dalam basis pengetahuan yang
16
kesimpulannya merupakan solusi yang ingin dicapai, kemudian dari kaidah DiCaprio yang diperoleh, masing-masing kesimpulan dirunut balik jalur yang mengarah ke kesimpulan tersebut.
Ciri- ciri dari Backward Chaining yaitu: Menggunakan pendekatan goal- driven, dimulai dari harapan apa yang akan terjadi (hipotesis) dan kemudian mencari bukti yang mendukung (atau berlawanan) dengan harapan kita. Sering hal ini memerlukan perumusan dan pengujian hipotesis sementara. Seperti pada contoh Forward Chaining, terdapat 10 aturan yang sama pada basis pengetahuan dan fakta awal yang diberikan hanya A dan E. ingin membuktikan apakah K bernilai benar 2.2.2. Kajian Teori Berisi penjelasan software yang digunakan
a. Android Studio
Android merupakan sistem operasi berbasis linux yang bersifat terbuka (open source) dan dirancang untuk perangkat seluler layar sentuh seperti smartphone dan computer tablet. Android dikembangkan oleh Android, Inc,.
dengan dukungan finansial dari google yang kemudian dibeli pada tahun 2005.
Android dirilis secara resmi pada tahun 2007, bersamaan dengan didirikannya Open Handset Alliance.
Tampilan android didasarkan pada manipulasi langsung, menggunakan masukan sentuh yang serupa dengan tindakan di dunia nyata, seperti menggesek, mengetuk, mencubit dan membalikkan cubitan untuk memanipulasi objek di layar.
Sifat android yang terbuka telah membuat bermunculannya sejumlah besar komunitas pengembang aplikasi untuk menggunakan android sebagai dasar proyek pembuatan aplikasi, dengan menambahkan fitur-fitur baru bagi android pada
17
perangkat yang secara resmi dirilis dengan menggunakan sistem operasi lain.
(Salbino, 2014)
b. Komponen kebutuhan aplikasi 1) JDK (Java Development Kit)
JDK (Java Development Kit) merupakan lingkungan pemrograman untuk menulis program-program aplikasi dan applet java. JDK terdiri dari lingkungan eksekusi program yang berada di atas Operating System source code dari java akan dikompilasi menjadi byte code yang dapat dimengerti oleh mesin. Selain itu JDK dapat membentuk sebuah objek code dari source code.
2) SDK (Software Development Kit)
SDK (Software Development Kit) merupakan sebuah tools yang diperlukan untuk mengembangkan aplikasi berbasis android menggunakan bahasa pemrograman java. Pada saat ini SDK telah menjadi alat bantu dan Aplication Programming Interface (API) untuk mengembangkan aplikasi berbasis android.
SDK dapat diunduh pada situs resminya, yaitu:
http://www.developer.android.com/. SDK bersifat gratis dan bebas didistribusikan karena android bersifat open source. (Pratama, 2011).
c. XAMPP
XAMPP adalah sebuah paket perangkat lunak (software) komputer yang sistem penamaannya diambil dari akronim kata Apache, MySQL (dulu) / MariaDB (sekarang), PHP, dan Perl. Sementara imbuhan huruf “X” yang terdapat pada awal kata berasal dari istilah cross platform sebagai simbol bahwa aplikasi ini bisa
18
dijalankan di empat sistem operasi berbeda, seperti OS Linux, OS Windows, Mac OS, dan juga Solaris.
Menurut Madcoms (2016), Xampp adalah sebuah paket kumpulan software yang terdiri dari Apache, MySQL, PhpMyAdmin, PHP, Perl, Filezilla, dan lain.”
Xampp berfungsi untuk memudahkan instalasi lingkungan PHP, di mana biasanya lingkungan pengembangan web memerlukan PHP, Apache, MySQL dan PhpMyAdmin..
c. M = MySQL / MariaDB
MySQL atau MariaDB merupakan aplikasi database server yang dikembangkan oleh orang yang sama. MySQL berperan dalam mengolah, mengedit, dan menghapus daftar melalui database.
d. P = PHP
Huruf “P” yang pertama dari akronim kata XAMPP adalah inisial untuk menunjukkan eksistensi bahasa pemrograman PHP. Bahasa pemrograman ini biasanya digunakan untuk membuat website dinamis, contohnya dalam website berbasis CMS WordPress.
Menurut Cosmas Eko Suharyanto, Dkk. (2017) database adalah kumpulan data terstruktur. Agar dapat menambahkan, mengakses, dan memproses data yang tersimpan dalam database komputer, dibutuhkan sistem manajemen basis data (database management system).
19
2.2.3. Kajian Teori Terkait Semua Pendukung Dalam Penelitian a. UML (Unified Modeling Language)
UML (Unified Modeling Language) adalah sebuah bahasa untuk menentukan, visualisasi, kontruksi dan mendokumentasikan artifac (bagian dari informasi yang digunakan atau dihasilkan dalam suatu proses pembuatan perangkat lunak, dapat berupa model, deskripsi atau perangkat lunak) dari sistem perangkat lunak seperti pada permodelan bisnis dan sistem non perangkat lunak lainya.
Dikutip dari (Hendini 2016), Unified Modeling Language (UML) adalah bahasa spesifikasi standar yang di pergunakan untuk mendokumentasikan, menspesifikasikan dan membanngun perangkat lunak. UML merupakan metodologi dalam mengembangkan sistem berorientasi objek dan juga merupakan alat untuk mendukung pengembangan sistem.
Menurut Muslihudin dan Oktafianto (2016 58-59), UML singkatan dari Unified Modeling Language yang berarti bahasa pemodelan standar. Untuk membuat suatu model, UML memiliki diagram grafis yang diberi nama berdasarkan sudut pandang yang berbeda-beda terhadap sistem dalam proses analisa atau rekayasa. Diagram grafis tersebut antara lain :
1. Use Case Diagram
Use case diagram merupakan pemodelan untuk melakukan (behavior) sistem informasi yang akan dibuat. Use case digunakan untuk mengetahui fungsi apa saja yang ada di dalam sistem informasi dan siapa saja yang berhak
20
menggunakan fungsi-fungsi tersebut. Simbol-simbol yang digunakan dalam Use Case Diagram.
Tabel 2 Simbol-simbol Use Case Diagram No Gambar /
Simbol
Nama Keterangan
1 Actor Actor atau Aktor adalah
Abstraction dari orang atau sistem yang lain yang mengaktifkan fungsi dari target sistem. Perlu dicatat bahwa aktor berinteraksi dengan Use Case, tetapi tidak memiliki kontrol terhadap use case
2 Generalization Mengindikasikan bila actor berinteraksi secara pasif dengan sistem
3 Association Mengindikasikan siapa atau apa yang meminta interaksi secara langsung dan bukanya mengindikasi data
3 Use Case Use Case menggambarkan
fungsionalitas yang disediakansistem sebagai unit-unit yang bertukar pesan antar unit dengan aktir, yang dinyatakan dengan
menggunakan kata kerja
21 BAB III
METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian
Penulis membuat tugas akhir penelitian mengenai PENERAPAN METODE FORWARD DAN BACKWARD CHAINNING UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT SISTEM PENCERNAAN BERBASIS ANDROID nantinya aplikasi tersebut berfungsi sebagai diagnosis pengenalan gejala penyakit gangguan sistem pencernaan pada manusia. Lokasi penelitian berlangsung di sebuah klinik dan wawancara dengan dokter.
3.2. Perencanaan Alat dan Bahan
Kebutuhan Alat dan bahan dalam pembuatan aplikasi pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Kebutuhan Perangkat Keras
Dalam kebutuhan perangkat keras (Hardware) yang penulis gunakan dalam pembuatan aplikasi terdapat pada Tabel 5.
Tabel 3. Kebutuhan Perangkat Keras No Perangkat Keras Spesifikasi
1 Type Laptop HP 240 G5
2 Processor Ci3 6006U @2.00 Ghz
3 Memory 12 GB DDR3
4 Disk 500GB
b. Kebutuhan Perangkat Lunak
Dalam kebutuhan perangkat Lunak (Software) yang penulis gunakan dalam pembuatan aplikasi terdapat pada Tabel 6.
22
Tabel 4. Kebutuhan Perangkat Lunak
No Perangkat Lunak Spesifikasi
1 Android Studio
Sebagai Perangkat lunak dalam pembuatan aplikasi berbasis
Android
2 Xampp Sebagai perangkat lunak dalam
pembuatan database 3 Sublime Text 3 Sebagai perangkat lunak dalam
pembuatan syntax php dan koneksi database
3.3. Metode Pengembangan Perangkat Lunak a. Prototype
Adapun pada tugas akhir penelitian yang sedang dilakukan penulis menerapkan Prototype sebagai metode pengembangan perangkat lunak karena metode proses pembuatan sistem yang dibuat secara terstruktur dan memiliki beberapa tahap-tahap yang harus dilalui pada pembuatannya namun jika tahap final dinyatakan bahwa sistem yang telah dibuat belum sempurna atau masih memilliki kekurangan, maka sistem akan dievaluasi kembali dan akan melalui proses dari awal.
penulis menerapkan Prototyping sebagai metode pengembangan sistem karena dalam proses interative yang melibatkan hubungan kerja yang dekat antara perancang dan pengguna.
Selain itu untuk memodelkan sebuah perangkat lunak dibutuhkan beberapa tahapan dalam proses pengembangannya, tahapan inilah yang akan menentukan keberhasilan dari sebuah software itu, tahapan-tahapan dalam model prototype adalah sebagai berikut :
23 a) Pengumpulan kebutuhan
Pada penelitian yang dilakukan penulis melakukan beberapa teknik pengumpulan data kebutuhan dengan One-on-one interviews. Pada Teknik One-on- one interview penulis melakukan wawancara maupun pertanyaan pada pihak lokasi penelitian mengenai proses awal cara menegakkan diagnosis satu penyakit agar dapat di implemantasikan ke dalam program yang akan penulis buat.
b) Membangun prototyping
Dalam tahap ini membangun prototyping dengan membuat perancangan sementara yang berfokus pada penyajian kepada pengguna aplikasi, diantaranya contoh Interface input dan output, format, berserta fitur-fitur yang telah ditentukan.
c) Evaluasi prototyping
Dalam tahap ini evaluasi dilakukan oleh pengguna aplikasi apakah sistem yang sudah dibangun sesuai dengan sistem yang diterapkan maupun dikembangkan, jika hasil dari evaluasi pengguna sudah sesuai maka akan dilanjutkan ke pengkodean sistem jika tidak maka sistem direvisi kembali ke tahap pengumpulan kebutuhan.
d) Mengkodekan sistem
Dalam tahap ini sistem yang sudah disepakati oleh pembuat maupun pengguna maka akan dilanjutkan ke bahasa pemrograman yang sesuai dengan pembuat lampirkan. Dalam penelitian ini pembuat menggunakan aplikasi android studio dalam membangun aplikasi mobile.
24 e) Menguji sistem
Setelah sistem sudah menjadi perangkat lunak yang siap dipakai maka harus di tes terlebih dahulu sebelum digunakan.
Pengujian ini dilakukan dengan black box, pengujian testing pengguna dan lain- lain. Pada tahap ini penulis menggunakan pengujian blackbox, pada pengujian ini penulis melihat fungsi-fungsi dari aplikasi sudah berjalan sebagaimana mestinya atau perlu di perbaiki kembali.
f) Evaluasi sistem
Dalam tahap ini evaluasi dilakukan oleh pengguna aplikasi pada lokasi penelitian apakah sistem yang sudah dibangun sesuai dengan sistem yang di sepakati terlebih dahulu, jika hasil dari evaluasi pengguna sudah sesuai maka dapat dilanjutkan ke bagian penggunaan aplikasi jika tidak maka sistem direvisi kembali ke tahap pengkodean sistem untuk menganalisis dan memperbaiki kesalahan yang terjadi ataupun adanya ketidaksesuaian pada aplikasi.
g) Menggunakan sistem
Perangkat lunak yang telah diuji dan diterima pengguna siap untuk digunakan oleh semua kalangan.
h) Kebutuhan Informasi
Penulis menggunakan beberapa tahapan atau metode dalam melakukan penelitian untuk mendapatkan informasi pada penyusunan tugas akhir ini diantaranya yaitu wawancara dan studi pustaka.
25 3.4. Teknik Pengumpulan Data
Penulis menggunakan beberapa tahapan atau metode dalam melakukan penelitian untuk menyusun tugas akhir tugas akhir ini, yaitu:
a. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka/daring (dikarenakan kondisi COVID-19) dan tanya jawab langsung antara pengumpul data terhadap narasumber/sumber data. Adapun penyusunan wawancara ini adalah sebagai berikut:
Tema : Diagnosis Penyakit Gangguan Sistem Pencernaan pada Manusia
1. Mengetahui metode yang dilakukan dokter dalam menegakkan diagnosis.
2. Mengetahui latar belakang dan lama pengabdian dokter di dunia medis 3. Mengetahui jenis-jenis gangguan sistem pencernaan yang umum diderita
oleh manusia
4. Mengetahui gejala umum yang diderita oleh pasien gangguan sistem pencernaan
5. Mengetahui cara penanganan pasien yang menderita gangguan sistem pencernaan.
Target Narasumber : dr. Nadia Zulfadhila
Waktu : Menyesuaikan waktu luang dari narasumber b. Studi Pustaka
Studi pustaka adalah motode pengumpulan data yang bersumber dari buku referensi, jurnal, paper, website dan bacaan – bacaan yang ada kaitannya dengan
26
judul penelitian yang dapat menunjang pemecahan permasalahan yang didapatkan dalam penelitian. Studi Pustaka yang dilakukan beberapa bersumber dari website yang membahas tentang Kesehatan seperti: www.alodokter.com, klikdocter.com, www.halodoc.com, dll.
3.5. Analisis Kebutuhan a. Analisis Data
Dari hasil wawancara yang telah dilakukan dengan narasumber, tentang bagaimana proses dokter melakukan diagnosis dengan cara menanyakan kepada pasien tentang keluhan dan gejala yang dirasakan. Data gejala tersebut yang akan di analisis untuk dijadikan bahan kesimpulan diagnosis terhadap penyakit apa yang diderita oleh seorang pasien. Sedangkan untuk penelitian ini data yang sudah diperolah akan di list berdasarkan pengarahan dan informasi dari narasumber.
Berikut data hasil wawancara yang di presentasikan dalam bentuk tabel-tabel sebagai berikut, untuk Tabel 3 adalah data gejala, Tabel 4 adalah data penyakit.
Tabel 5. Data Gejala Penyakit
Gejala Insialisasi
1 2
Perut Mules Tinja encer, Pusing, Lemas, Dehidrasi G01 Nyeri terasa Panas di Ulu Hati, hilang nafsu makan G02
Perut Kembung G03
Cegukan G04
Mual, muntah G05
penurunan berat badan, Mudah Kenyang G06
Tinja Berwarna Hitam G07
Muntah berdarah G08
Sering Sendawa G09
27
Intoleransi Terhadap Makanan Berlemak, Asam Lambung
Naik, Nyeri di Perut G10
Sulit Bernafas G11
Anemia G12
BAB kurang dari 3 kali dalam seminggu, Tinja
Kering/keras, Stres G13
Rasa gatal/sakit di area anus, Keluar lendir setelah BAB G14
Demam G15
Nyeri perut bagian kanan G16
Rasa Begah, Nyeri Tumpul di perut, Nyeri Hilang Setelah
konsumsi antasida/makan/minum G17
Sakit Kepala, Ruam Merah Pada Perut dan dada, Nyeri
otot G18
Sakit Perut menusuk dan parah saat nafas panjang, Kulit dan Putih Mata Menguning, Benjolan Diperut, Tinja
seperti tanah liat atau pucat G19
Tabel 6. Data Penyakit
Penyakit Inisialisasi
Diare P01
Gastritis P02
Magh Akut P03
Magh Kronis P04
Sembelit P05
Wasir P06
Apendisitis/Usus Buntu P07
Tukak Lambung P08
Tipes P09
Kolesitis P10
b. Analisis Proses
Berdasarkan data yang diperoleh, maka pengetahuan yang berhasil didapat di representasikan dalam bentuk pohon keputusan (Decision tree). Dengan pohon keputusan, penulis dapat dengan mudah melihat serta mengidentifikasi hubungan antar jenis gangguan pencernaan dan gejalanya. Dari gejala gangguan pencernaan
28
inilah dapat mengelompokan gejala-gejala dengan jenis penyakit gangguan sistem pencernaan sebagaimana terlihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Pohon Keputusan
Dari beberapa penyakit yang akan diinput telah disusun rule berdasarkan hasil wawancara dengan pakar, dalam hal ini dokter. Berikut penyajian rule dalam proses diagosa penyakit gangguan pencernaan pada manusia pada Tabel 7 sebagai berikut:
Tabel 7. Desain Rule/Aturan
Rule Gejala Penyakit
R1 IF G01 is true Then P01
(Diare) R2
IF G01 is true AND G02 is true AND G03 is true AND G04 is true AND G05 is true AND G06 is
true AND G07 is true AND G08 is true
Then P02 (Gastritis) R3 IF G02 is true AND G03 is true AND G5 is true
AND G06 is true AND G09 is true AND G10
Then P03 (Magh Akut) R4
IF G02 is true AND G03 is true AND G5 is true AND G06 is true AND G08 is true AND G09 is true AND G10 is true AND G11 is true AND
G12 is true
Then P04 (Magh Kronis)
R5 IF G13 is true Then P05
29
(Sembelit)
R6 IF G14 is true Then P06
(wasir) R7 IF G01 is true AND G05 is true AND G06 is true
AND G15 is true AND G16 is true
Then P07 (Apendisitis) R8
IF G02 is true AND G05 is true AND G06 is true AND G07 is true AND G08 is true AND G09 is
true AND G12 is true AND G17 is true
Then P08 (Tukak Lambung) R9 IF G01 is true AND G06 is true AND G15 is true
AND G18 is truE
Then P09 (Tipes) R10 IF G03 is true AND G05 is true AND G15 is true
AND G19 is true
Then P10 (Kolesitis)
30 3.6. Desain Sistem
a. Use case diagram
Diagram Use Case disini merupakan gambaran dari user yang menggunakan sistem dan perilaku user terhadap sistem.
Logout Aplikasi
Admin
Pasien
Login Aplilkasi
Data Gejala
Data Penyakit
Edit Data Aturan
Proses Diagnosa
Diagnosa Menurut Dugaan
Riwayat Diagnosa
Data Penyakit Detail Penyakit Hasil Diagnosa
Gambar 2. Use Case Diagram
31
Berikut tabel-tabel penjelasan dari use case diagram pada Gambar 3 diatas:
a. Pendefinisian Aktor (pengguna)
No Aktor Deskripsi
1 Admin Admin adalah orang yang bertugas untuk tambah, edit, hapus dan atur ulang data yang ada pada database aplikasi
2 Pasien Pasien adalah orang yang melakukan proses diagnosa penyakit
Tabel 8. Pendefinisian Aktor
Pada Tabel 8 diatas menjelaskan terkait aktivitas actor sesuai kategori atau level pengguna aplikasi dengan menggambarkan aktivitas apa saja yang bisa dilakuakan oleh aktor terhadap aplikasi ini.
b. Pendefinsian Use Case
No Use Case Deskripsi
1 Login Proses untuk masuk ke menu utama aplikasi dan menu utama admin
2 Input data gejala Proses tambah, hapus dan edit data gejala yang tersedia pada aplikasi
3 Input data penyakit Proses tambah, hapus dan edit data penyakit yang tersedia pada aplikasi
4 Atur ulang aturan Proses edit ulang aturan proses diagnosa penyakit, berdasarkan dari gejala penyakit 5 Proses diagnosis Proses pasien melakukan diagnosis penyakit
dengan memilih gejala yang dirasakan metode yang digunakan forward chaining 6 Diagnosa manurut dugaan Proses pasien melakukan diagnosis penyakit
dengan memilih gejala yang dirasakan metode yang digunakan backward chaining 7 Hasil Diagnosa Proses menampilkan hasil diagnosis yang
telah di proses aplikasi
8 Riwayat diagnosis Menampilkan hasil riwayat diagnosis penyakit yang dilakukan pasien
32
9 Daftar penyakit Menampilkan daftar data penyakit yang tersimpan dalam database sistem pakar 10 Detail penyakit Proses menampilkan detail deskripsi dan
solusi dari data penyakit
11 Logout Proses keluar dari sesi login aplikasi Tabel 9. Pendefinisian Use Case
Pada Tabel 9 menjelaskan terkait hasil pendefinisian aktivitas use case diagram yang terjadi pada aplikasi ini.
c. Pembuatan Use Case Skenario
Berikut hasi dari beberapa use case skenario dari masing-masing use case yang sudah di definisikan sebelumnya.
Nama Use Case: Login
Aksi Aktor Reaksi Sistem
Skenario normal
1. Memasukan username dan password
2. Memeriksa validasi data inputan sesuai database pengguna
3. Aktivitas login aplikasi ke menu utama pengguna atau menu utama admin (bagi admin)
Skenario Alternatif
1. Memasukan username dan password
1. Memeriksa validasi data inputan sesuai database pengguna 2. Menampilkan pesan “data
username dan password” salah 3. Memasukan username dan password
yang valid
4. Memeriksa validasi data inputan sesuai database pengguna
5. Aktivitas login aplikasi ke menu utama pengguna atau menu utama admin (bagi admin)
Tabel 10. Use Case Skenario Login Aplikasi
33
Tabel 10 menjelaskan skenario aktivitas login aplikasi dengan penjabaran skenario normal yang dilakukan oleh pengguna aplikasi dan skenario alternatif jika pengguna aplikasi melakukan aktvitas diluar scenario normal.
Nama Use Case: Input Data Gejala Skenario:
Aksi Aktor Reaksi Sistem
Skenario normal
1. Memeriksa status login aplikasi 2. Memasukan data gejala berdasarkan
deskripsi kolom yang tersedia lalu pilih simpan
3. Memeriksa validasi data inputan 4. Menyimpan data gejala ke database
tabel gejala
5. Menampilkan data berhasil di simpan
Skenario Alternatif
1. Memeriksa status login aplikasi 2. Memasukan data gejala berdasarkan
deskripsi kolom yang tersedia lalu pilih simpan
3. Memeriksa validasi data inputan 4. Kembali ke daftar gejala admin 5. Memperbaiki data inputan yang valid
6. Memeriksa validasi data inputan 7. Menyimpan data gejala ke database
tabel gejala
8. Menampilkan data berhasil di simpan
Tabel 11. Use Case Input Data Gejala
Tabel 11 menjelaskan skenario aktivitas input data gejala aplikasi dengan penjabaran skenario normal yang dilakukan oleh pengguna aplikasi dan skenario alternatif jika pengguna aplikasi melakukan aktvitas diluar scenario normal.
34 Nama Use Case: Atur data gejala
Skenario:
Aksi Aktor Reaksi Sistem
Skenario normal
1. Memeriksa status login aplikasi 2. Memilih penyakit yang ingin di atur
ulang, memilih list gejala sebagai rule diagnosis
3. Memeriksa validasi data inputan 4. Menyimpan data aturan ke database
tabel aturan
5. Menampilkan data berhasil di simpan
Skenario Alternatif
1. Memeriksa status login aplikasi 2. Memilih penyakit yang ingin di atur
ulang, memilih list gejala sebagai rule diagnosis
3. Memeriksa validasi data inputan 4. Kembali ke daftar atur ulang aturan 5. Memperbaiki pilihan aturan gejala
yang valid
6. Memeriksa validasi data inputan 7. Menyimpan data aturan ke database
tabel aturan
8. Menampilkan data berhasil di simpan
Tabel 12. Use Case Skenario Atur Ulang Aturan
Tabel 12 menjelaskan skenario aktivitas atur ulang data aturan aplikasi dengan penjabaran skenario normal yang dilakukan oleh pengguna aplikasi dan skenario alternatif jika pengguna aplikasi melakukan aktvitas diluar scenario normal.
35 Nama Use Case: Proses Diagnosis
Skenario:
Aksi Aktor Reaksi Sistem
Skenario normal
1. Memeriksa status login aplikasi 2. Memilih button proses diagnosa
3. Menampilkan pilihan gejala-gejala penyakit
4. Menjawab “ya” atau “tidak” untuk gejala yang dirasakan
5. Memeriksa validasi data inputan 6. Menampilkan hasil diagnosis 7. Memilih hasil diagnosis yang
berhasil terdeteksi
8. Menampilkan detail penyakit Skenario Alternatif
1. Memeriksa status login aplikasi 2. Memilih button proses diagnosa
3. Menampilkan gejala-gejala penyakit 4. Menjawab “ya” atau “tidak” untuk
gejala yang dirasakan
5. Memeriksa validasi data inputan 6. Menampilkan tulisan tidak ada
penyakit yang terdeteksi 7. Menjawab “ya” atau “tidak” untuk
gejala yang dirasakan
8. Memeriksa validasi data inputan 9. Menampilkan hasil diagnosis 10. Memilih hasil diagnosis yang
berhasil terdeteksi
11. Menampilkan detail penyakit Tabel 13. Use Case Skenario Proses Diagnosis
Tabel 13 menjelaskan skenario aktivitas proses diagnosis aplikasi dengan penjabaran skenario normal yang dilakukan oleh pengguna aplikasi dan skenario alternatif jika pengguna aplikasi melakukan aktvitas diluar scenario normal.
36 b. Desain Perangkat Lunak
1. Halaman Login
Menampilkan form pengisian input data username dan password bagi pengguna aplikasi, baik itu Admin (sebagai Administrator) maupun user (pengguna aplikasi). Jika belum memiliki akun, tersedia button “daftar” untuk melakkan proses daftar sebagai pengguna aplikasi ini.
Username (Text Edit) Password (Text Edit)
Login (Button)
Daftar (Button)
Gambar 3. Desan Halaman Login
37 2. Menu Daftar
Desain tampilan untuk menu pendaftaran bagi calon user (pengguna) untuk dapat melakukan aktivitas login pada aplikasi. Berisi inputan text edit yang dapat diisi sesuai kebutuhan data seperti nama, username, password yang nanti akan digunakan untuk dapat mengakses aplikasi
Nama Lengkap (Text Edit) User Name (Text Edit)
Password (Text Edit)
DAFTAR (Button)
LOGIN (Button)
Gambar 4. Desain Halaman Daftar
38 3. Menu Utama User Pengguna
Laman tampilan pengguna aplikasi untuk menjalankan proses diagnosis penyakit gangguan sistem pencernaan pada manusia. Ada dua pilihan metode proses diagnosis yang diberikan. Yaitu forward dan backward chaining, masing- masing bisa dijalankan sesuai kebutuhan pengguna. Terdapat juga button riwayat penyakit yang memuat history atau sejarah aktivitas diagnosis yang pernah diselesaikan oleh user, serta button daftar penyakit untuk melihat penyakit apasaja yang dapat diakses pada aplikasi ini. Terakhir terdapat menu logout untuk melakukan aktivitas keluar dari aplikasi dan diarahkan kembali ke menu login awal.
Metode Forward Chainning (Button)
Metode Backward Chainning (Button)
Riwayat Penyakit (Button) Daftar Penyakit(Button)
Logout (Button) Icon
Nama Aplikasi
Gambar 5. Desain Menu Utama Pengguna
39 4. Menu Admin
Tampilan menu Admin merupakan fasilitas bagi Admin untuk menambahkan data gejala, data penyakit dan data aturan dalam proses lengkapnya menu ini difungsikan untuk aktivitas CRUD (Create, Read, Update, Delete) baik itu gejala yang terdaftar, penyakit maupun aturan untuk proses diagnosis penyakit pada aplikasi ini.
c. Desain Basis Data
Berikut adalah gambaran desain basis data pada aplikasi sistem pakar diagnosis gangguan sistem pencernaan berbasis android dapat terlihat pada Gambar 8.
Data Gejala (Button) Data Penyakit (Button)
Data Aturan(Button) Logout (Button)
Icon
Nama Aplikasi
Gambar 6. Desain Menu Admin
40
Gambar 8. Desain Basis Data 1. Database Tabel Aturan
Pada Gambar 9 berikut merupakan struktur tabel aturan pada database aplikasi sistem pakar diagnosis penyakit sistem pencernaan berbasis android.
Gambar 9. Struktur Database Tabel Aturan
Pada tabel aturan terdapat 3 data, diantaranya id_aturan, id_penyakit dan id_gejala.
2. Database Tabel Gejala
41
Pada Gambar 10 dibawah merupakan struktur tabel gejala pada database aplikasi sistem pakar diagnosis penyakit sistem pencernaan berbasis android.
Gambar 10.Struktur database table gejala
Pada tabel gejala terdapat 3 data, diantaranya id_gejala, kode_gejala dan nama_gejala.
3. Database Tabel Pengguna
Pada Gambar 11 dibawah merupakan struktur tabel penggun pada database aplikasi sistem pakar diagnosis penyakit sistem pencernaan berbasis android.
Gambar 11. Struktur database table pengguna
Pada tabel pengguna terdapat 5 data diantaranya id_pengguna, nama_lengkap, username, password dan level.
4. Database Tabel Penyakit
42
Pada Gambar 12 dibawah merupakan struktur tabel penyakit pada database aplikasi sistem pakar diagnosis penyakit sistem pencernaan berbasis android.
Gambar 12.Struktur database table penyakit
Pada tabel penyakit terdapat 5 data dianteranya id_penyakit, kode_penyakit, nama_penyakit dan solusi.
5. Database Tabel Riwayat
Pada Gambar 13 dibawah merupakan struktur tabel riwayat pada database aplikasi sistem pakar diagnosis penyakit sistem pencernaan berbasis android.
Gambar 13. Struktur database table riwayat
Pada tabel riwayat terdapat 5 data dianratanya id_riwayat, id_pengguna, tanggal, id_penyakit dan metode.
43 BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil
a. Hasil Aplikasi
“Aplikasi Penerapan Metode Forward Dan Backward Chainning Untuk Diagnosis Penyakit Sistem Pencernaan Berbasis Android” merupakan aplikasi yang dijalankan pada sistem operasi android yang minimal request seri android 4.0 “kit- kat”, aplikasi berekstensi “.apk” berupa file yang dapat dijalankan di setiap device yang menggunakan operasi android. Aplikasi langsung bisa dijalankan di setiap perangkat android namun mengharuskan terhubung dengan internet dikarenakan database terkoneksi dengan database online.
Adapun Langkah-langkah dalam menggunakan aplikasi ini sebagai berikut:
1. Setelah semua persyaratan diatas dipenuhi. Selanjutnya menginstal aplikasi dengan cara “pilih file sp_pencernaan.apk” dengan icon sebagai berikut.
Gambar 14. Icon Aplikasi
2. Selanjutnya setelah selesai instalasi aplikasi, saat awal menjalankan aplikasi akan ada splash aplikasi dengan tampilan berikut:
44
Gambar 15. Splash opening buka aplikasi
Setelah splash muncul akan langsung diarahkan ke form login aplikasi yang mengharuskan pengguna untuk melakukan login terlebih dahulu sebelum aplikasi dapat diakses. Seperti gambar berikut:
Gambar 16. Halaman Login Aplikasi
Pengguna atau user bisa melakukan login untuk masuk ke dalam menu utama aplikasi, namun jika belum memiliki akun untuk login dapat melakukan pendaftaran dengan klik button “daftar”.
45
3. Menu daftar akan mengarahkan pengguna untuk pengisian form pendaftaran seperti “username” dan "password” calon pengguna aplikasi. Seperti gambar berikut:
Gambar 17. Halaman daftar aplikasi
Setelah mengisi form yang diperlukan, user dapat memilih button daftar untuk mengirimkan data ke database pengguna aplikasi. Setelah pendaftaran berhasil, user akan diarahkan kembali ke halaman login aplikasi untuk memberikan akses login masuk ke dalam aplikasi. Untuk masuk ke aplikasi, user harus menggunakan “username” dan “password” yang benar. Seperti gambar dibawah ini:
46
Gambar 18. Proses login aplikasi
4. Setelah melakukan proses login, pengguna akan diarahkan ke menu utama aplikasi, seperti gambar berikut ini:
Gambar 19. Tampilan utama pengguna aplikasi
47
Pada menu ini terdapat beberapa pilihan button yang dapat user akses, diantaranya “proses diagnosis” yang mana ini akan mengarahkan kepada diagnosis penyakit dengan menggunakan metode forward chaining sebagai basis pengetahuannya. Selanjutnya button “diagnosis menurut dugaan penyakit” adalah button akses untuk menjalankan proses diagnosis dengan metode backward chaining yang mana pengguna atau user sudah menduga sebelumnya penyakit yang diderita dan ingin memastikan dengan melakukan diagnosis penyakit. Setelah itu terdapat “riwayat penyakit” yang mengarahkan pengguna untuk dapat menampilkan hasi riwayat diagnosis penyakit yang pernah dilakukan oleh user sebelumnya. Button “daftar penyakit” merupakan akses button untuk melihat list/daftar penyakit yang dapat di diagnosis dengan menggunakan aplikasi ini. Yang terakhir ada button “logout” yang akan membawa user untuk keluar dari aplikasi dan kembali ke halaman login aplikasi.
5. User dapat melakukan proses diagnosis dengan memilih button “proses diagnosis” untuk menjalankan diagnosis dengan metode forward chaining.
Setelah memilih, aplikasi akan mengarahkan user ke menu layout diagnosis penyakit seperti gambar berikut :
48
Gambar 20. Proses diagnosis forward chaning pada aplikasi
Seteleh masuk pada menu proses diagnosis, pengguna akan diberikan pertanyaan-pertanyaan yang dibutuhkan aplikasi untuk memproses diagnosis sesuai dari gejala-gejala yang dipilih oleh user. Proses diagnosis dilakukan dengan memilih jawaban “ya” atau “tidak” berdasarkan gejala-gejala yang ditampilkan aplikasi. User diharuskan menjawab seluruh pertanyaan untuk menyelesaikan proses diagnosis penyakit.
6. Setelah seluruh pertanyaan diselesaikan, proses selanjutnya akan menampilkan hasil diagnosis penyakit, seperti gambar berikut ini:
49
Gambar 21. Tampilan hasil diagnosis metode forward chaining
Hasil diagnosis merupakan dugaan penyakit dari gejala-gejala yang telah dipilih oleh user sebelumnya dan menampilkan hasil diagnosis dalam button yang dapat di pilih untuk menampilkan informasi lengkap mengenai deskripsi dan solusi dari penyakit tersebut. Tampilan dari detail penyakit adalah sebagai berikut:
50
Gambar 22. Detail penyakit aplikasi
Detail penyakit menggunakan layout scrool_view yang menampilkan detail penyakit, deskripsi, dan solusi yang di sarankan sebagai penanganan dari penyakit.
Aplikasi tidak hanya menyediakan fasilitas diagnosis tetapi juga memberikan solusi dan deskripsi dari hasil diagnosis yang di derita pasien.
7. Menu selanjutnya yang dapat di pilih user adalah “Diagnosis Menurut Dugaan Penyakit” ini merupakan button pilihan untuk menjalankan diagnosis penyakit dengan metode backward chaining. Ciri khas dari backward chaining adalah menampilkan hasil akhir dari diagnosis terlebih dahulu sebelum melakukan proses diagnosisnya. Saat awal di pilih, user akan di arahkan menuju tampilan daftar penyakit sebagai berikut:
51
Gambar 23. Daftar penyakit diagnosis backward
Setelah masuk layout daftar penyakit, user dapat memilih penyakit yang diduga user rasakan. Setelah memilih penyakit, user akan masuk ke menu detail penyakit yang menjelaskan mengenai penyakit yang di derita, untuk melanjutkan proses diagnosis, user dapat memilih float icon yang menunjukan gambar “next” di bagian bawah layar tampilan, seperti gambar di bawah ini:
52
Gambar 24. Detail penyakit diagnosis backward
Tombol “next” tersebut untuk mengarahkan user menuju proses diagnosis dengan metode backward chaining. Setelah memilih icon tersebut, user akan diarahkan menuju tampilan proses diagnosis penyakit seperti gambar di bawah:
Gambar 25. Proses diagnosis penyakit backward chaining
Proses diagnosis sama dengan forward sebelumnya, yaitu dengan memilih jawaban “ya” atau “tidak” dari pertanyaan-pertanyaan yang di tampilkan di layar
53
gadget user. Seluruh pertanyaan harus di jawab agar proses diagnosis bisa terselesaikan dan hasil diagnosis akan di tampilkan setelah semua proses terselesaikan.
8. Selanjutnya user dapat melihat riwayat diagnosis dengan memilih button
“riwayat diagnosis” yang akan menampilkan daftar riwayat diagnosis penyakit yang pernah dilakukan oleh user, seperti gambar berikut ini:
Gambar 26. Riwayat penyakit menu utama pengguna
Pada layout ini menampilkan riwayat diagnosis yang pernah di lakukan oleh user, terdapat hasil diagnosis dan tanggal hasil diagnosis dilakukan, serta terdapat icon “trash” untuk menghapus daftar riwayat diagnosis dari pasien.