• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI SOP KESELAMATAN KERJA DENGAN IDEF 0 DAN MENETUKAN INDIKATOR KEBERHASILAN MENGGUNAKAN PERSPEKTIF BALANCE SCORECARD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "EVALUASI SOP KESELAMATAN KERJA DENGAN IDEF 0 DAN MENETUKAN INDIKATOR KEBERHASILAN MENGGUNAKAN PERSPEKTIF BALANCE SCORECARD"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Abstrak— Gas alam terkompresi (CNG) adalah bahan bakar alternatif selain bensin atau solar, banyak perusahaan yang bergerak dalam pengolahan gas alam, salah satunya PT.

CNG Plant Cepu yang menyuplai kebutuhan bahan bakar pada beberapa perusahaan, dengan menggunakan transportasi darat yaitu dengan Gas Transportation Modules (GTM).

Potensi bahaya yang terjadi akibat kecelakaan kerja dan faktor peralatan/mesin pada perusahaan ini adalah ledakan dan kebakaran, sebagai contoh kesalahan pemasangan fleksibel hose yang mengakibatkan kebocoran gas. Dengan melihat potensi bahaya yang dapat terjadi maka perlu dilakukan evaluasi terhadap SOP Kesehatan dan Keselamatan Kerja sebagai salah satu sistem manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Oleh karena itu tugas akhir fokus untuk mengevaluasi SOP plant dengan melihat kesesuaiannya terhadap persyaratan dari SMK3 / OHSAS 18001:2007.

Adapun urutan tugas akhir ini mulai dari identifikasi proses bisnis manajemen K3 dengan menggunakan IDEF0 yang akan menghasilkan SOP yang dibutuhkan oleh manajemen K3 dari hasil tersebut maka dibuat SOP Usulan dan akan dievaluasi dengan SOP Plant, yang selanjutnya akan dicari indikator keberhasilannya dari perspektif Balance Scorecard. Hasil evaluasi SOP tersebut menunjukan bahwa SOP plant belum memenuhi standar yang ada, sebagian besar SOP K3 plant tidak sesuai dengan kebutuhan dari manajemen K3 dan ada beberapa SOP plant yang tidak dapat dikatakan sebagai SOP karena kesalahan struktur dan kesalahan pengertian dari SOP. Hasil evaluasi ini akan digunakan sebagai pengembangan SOP pada PT. CNG Plant Cepu. Sehingga pekerja dapat dengan mudah memahami dan melakukan pekerjaan sesuai dengan prosedur yang ada dan secara langsung tingkat kecelakaan kerja dapat berkurang.

I. PENDAHULUAN

T. CNG Plant Cepu merupaka sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang CNG. Perusahaan ini beroprasi sebagai memproduksi CNG. Gas alam terkompresi (Compressed natural gas) CNG adalah bahan bakar alternatif selain bensin atau solar. Saat ini proses produksi CNG di blog Semenggi Cepu ini untuk menyuplai kebutuhan bahan bakar pada beberapa perusahaan, menggunakan transportasi darat yaitu dengan Gas Transportation Modules GTM .

Proses pendistribusian CNG ini sangat sederhana tetapi membutuhkan tingkat safety yang sangat tinggi, karena tekanan yang digunakan untuk proses ini dapat menghasilkan risiko yang sangat besar jika ada kesalahan dalam proses pengerjaannya. Dapat diketahui risiko yang akan keluar dari proses pengolahan CNG sangatlah besar jika ada kelalaian sedikit saja. Salah satu risiko yang dapat terjadi antara lain : jika terjadi berlebihnya tekanan pada saat pengoprasian sistem CNG Plant, maka akan timbul ledakan, selain itu ledakan juga bisa timbul akibat benda yang

memicu terjadinya ledakan atau kebakaran, kecelakaan kerja ringan akibat kelalaian di lingkungan kerja, potensial bahaya tertinggi biasanya terdapat pada faktor peralatan/mesin, material bahan kimia, dan kesalahan pemasangan fleksibel hose yang mengakibatkan kebocoran gas.

Berdasarkan pengamatan kejadian potensi bahaya yang dapat terjadi di PT CNG Plant Cepu maka perlu dilakukan perancangan usulan evaluasi Standard Operating Procedur (SOP) keselamatan kerja untuk mengurangi risiko kecelakaan. Evaluasi SOP K3 dapat dilakukan dengan cara mengidentifikasi kondisi exsisting manajemen K3 diperusahaan dan membandingkannya dengan manajemen K3 (SMK3) dan OHSAS 18001:2007. Agar perusahaan memiliki kebijakan K3 yang bagus dan jelas dalam hal usaha pencegahan kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Dalam hal ini evaluasi terhadap proses bisnis manajemen K3 akan dilakukan menggunakan IDEF0.

Urutan proses beserta dokumen terkait digambarkan dalam model IDEF0. Penelitian Kin and Jang (2002) menyebutkan bahwa Integration Definition Language 0 (IDEF0) membantu pemodelan dalam mengidentifikasi fungsi yang telah berjalan dan kebutuhan yang di perlukan dalam fungsi tersebut. Dalam penggambaran metode IDEF0 dapat menjelaskan elmen masukan dari sebuah prosedur, elemen kontrol prosedur, elemen yang menjelaskan prosedur dan elemen keluaran yang dihasilkan dari sebuah prosedur.

Metode IDEF0 digunakan untuk menganalisa prosedur distribusi yang memiliki proses kompleks didalamnya.

Proses distribusi tersebut dipecahkan ke dalam proses yang lebih spesifik sehingga terlihat elemen-elemen yang saling berkait. IDEF0 mempunyai elemen grafik dan tulisan yang sistematis sehingga dapat diperoleh Gambaran sistem secara keseluruhan, analisa kemungkinan kebutuhan pengembangan dan penggambaran keterkaitan elemen di dalam aktifitas sistem, dari proses yang dilakukan IDEF0 itu maka akan didapatkan SOP apa saja yang dibutuhkan dalam sebuah manajemen K3.

SOP yang didapatkan dari hasil evaluasi proses bisnis manajemen K3 akan dibandingkan dengan SOP yang berda diplant untuk kemudian dilakukan evaluasi SOP. Evaluasi SOP ini dilakukan untuk melihat kekurangan yang dimiliki oleh pihak plant. langkah selanjutnya adalah melihat indikator-indikator keberhasilan yang dapat dilakukan dari setiap proses yang dilakukan oleh SOP menggunakan perspektif yang berada padaBalance Score Card (BSC) dan untuk mengetahui sejauh mana SOP diterapkan demi mencegah setiap potensi bahaya yang ada. Perspektif BSC dapat menghasilkan objektifitas yang kemudian akan menghasilkan indikator-indikator keberhasilan apa saja

EVALUASI SOP KESELAMATAN KERJA DENGAN IDEF 0 DAN MENETUKAN INDIKATOR KEBERHASILAN MENGGUNAKAN PERSPEKTIF BALANCE SCORECARD

Astri Laksmitha, A.A.B. Dinariyana, Dwi Priyanta

Jurusan Teknik Sistem Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)

Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia e-mail: [email protected]

P

(2)

yang dapat terjadi pada lingkungan kerja K3CNG Plant dari setiap SOP yang sudah di evaluasi agar dapat memenuhi semua standar untuk mencegah setiap potensi bahaya yang ada di lingkungan kerja.

Hasil penelitian ini diharapkan mampu menunjukkan bahwa IDEF0 dapat mengidentigikasi fungsi yang telah berjalan dan menentukan kebutuhan dari manajemen K3 dan kemudianBSC dapat digunakan untuk menentukan indikaot- indikator keberhasilan menggunakan 4 perspektif yang ada untuk membantu mengurangi tingkat kecelakaan kerja yang terjadi di palnt

II. DASAR TEORI 1. CNG Plant Cepu

CNG Plant Cepu bergerak di dalam bidang jasa penerimaan, pengolahan, penimbunan dan penyaluran CNG milik Pertamina. CNG yang dijual kePertamina adalah jenis gas wed yang artinya gas yang keluar dari kilang minyak Pertamina ini masih sangat lah basah dan butuh proses pengolahan untuk menjadikannya CNG. CNG adalah gas alam yang mempunyai kandungan Gas Metana 80-95%, dikemas dan dikompresi ke dalam tabung baja atau composite dengan tekanan sekitar 200-250 bar (3000 - 3600 PSI) untuk kemudahan transportasi dan distribusi. CNG merupakan bahan bakar yang ramah lingkungan dan aman, sebagai bahan bakar pengganti Solar.

2. Proses Bisnis

Proses bisnis didefinisikan oleh (Harrington, 1991) sebagai semua proses pelayanan dan banyak yang mendukung proses produksi (contohnya, proses pemasaran, rekayasa perubahan proses, proses pengajian, proses desain manufaktur). Proses bisnis mendukung sekelompok penugasan yang terhubung secara logis, menggunakan sumber daya dari organisasi untuk menyediakan hasil yang telah terdefinisi dalam mendukung tujuan dari organisasi tersebut.

3. OHASA 18001:2007

Menurut (18001, 1999) Standar OHSAS 18001 : 2007 Occupational Health and Safety Management Systems ialah standar internasional untuk membangun dan menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam suatu organisasi (perusahaan) di tempat kerja. Standar OHSAS 18001 ialah standar yang paling secara umum banyak dianut oleh banyak perusahaan (organisasi) dalam melaksanakan penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam manajemen organisasi yang bersangkutan.

Standar OHSAS 18001 merupakan standar yang mudah digunakan serta mudah diterapkan dan dikembangkan pada berbagai macam organisasi dan tingkatannya (misal : organisasi pendidikan, perusahaan, rumah sakit maupun organisasi/bisnis/perusahaan lainnya).

Standar OHSAS 18001 juga merupakan standar yang disusun selaras untuk diterapkan dengan standar lainnya (ISO 9001, ISO 14001, dsb) sehingga mudah untuk mengintegrasikan (menggabungkan) penerapan Standar OHSAS 18001 dengan standar-standar lainnya (khususnya Standar ISO).

4. Intregation Definition Language 0 (IDEF0)

Menurut (Information, 1993) IDEF0 (Integration Definition language 0) adalah suatu metode pemodelan sistem berbasis SADT (Structured Analysis and Design Technique), yang dikembangkan oleh Douglas T. Ross dan SofTech, Inc. Dalam bentuk aslinya, IDEF0 meliputi bahasa definisi dan pemodelan grafis (syntax and semantics) yang menggambarkan suatu metodologi komprehensif untuk membangun model. IDEF0 dapat digunakan untuk memodelkan berbagai jenis sistem baik yang otomatis maupun non-otomatis. Untuk sistem baru, IDEF0 dapat digunakan untuk mendefinisikan permintaan / requirement dan membuat spesifikasi fungsi, dan kemudian digunakan untuk merancang dan implementasi desain yang sesuai dengan kebutuhan. Untuk sistem yang sedang berjalan, IDEF0 dapat digunakan untuk menganalisa fungsi yang dilaksanakan suatu sistem dan untuk mencatat mekanisme bagaimana fungsi tersebut dikerjakan. Hasil penerapan IDEF0 pada sebuah sistem adalah model yang terdiri atas sebuah serial diagram yang bersifat hirarki, dan pustaka yang berperan sebagai referensi antar diagram. Dua komponen model utama adalah fungsi (pada diagram dinyatakan dengan kotak) serta data dan obyek yang menghubungkan antar fungsi (dinyatakan dengan tanda panah)

5. Standar Operasional Prosedur (SOP)

Menurut (SS.purwanto, 2001) Secara umum, SOP merupakan gambaran langkah-langkah kerja (sistem, mekanisme dan tata kerja internal) yang diperlukan dalam pelaksanaan suatu tugas untuk mencapai tujuan instansi pemerintah. SOP sebagai suatu dokumen/ instrument memuat tentang proses dan prosedur suatu kegiatan yang bersifat efektif dan efisien berdasarkan suatu standar yang sudah baku. Menurut Arief (2008) SOP sebagai suatu dokum/instruksment memuat tentang proses dan prosedur suatu kegiatan yang bersifat efektif dan efisien berdasarkan suatu standar yang sudah baku.

III. METODOLOGI PENELITIAN

Dalam penelitihan ini, akan dilakukan evaluasi SOP K3 yang telah dimiliki oleh PT.CNG Plant Cepu dengan melihat proses bisnis yang berjalan di dalamnya. Untuk menentukan SOP K3 yang dibutuhkan oleh pihak plant, maka akan dilakukan pemodelan proses bisnis yang mengacu pada OHSAS 18001:1999, dan didentifikasi prosesnya menggunakan IDEF 0, tujuan dari permasalahan ini adalah untuk menentukan apakah manajemen K3 yang dimiliki oleh plant sudah sesuai dengan standar, dan dari proses tersebut dapat diketahui SOP apa saja yang diperlukan oleh pihak plant mengenai K3. Setelah itu dapat dilakukan proses selanjutnya yaitu menyusun SOP Usulan yang mengacu pada ISO 13001. Penyusunan SOP disesuaikan dengan ISO 13001 agar sesuai dengan standar. Setelah itu, langkah selanjutnya adalah membandingkan SOP usulan dengan SOP Plant, dari perbandingan itu dapat ditentukan kekurangan dan kelebihan dari SOP yang dimiliki plant dan dapat ditentukan SOP apa saja yang dapat dipakai dan tidak dapat dipakai. Langkah terahir dari permasalahan ini adalah menyusun indikator keberhasilan dari SOP yang digunakan menggunakan perspektif Balance Scorecard.

(3)

IV. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 1. Gambaran Umum CNG Plant Cepu

PT. CNG Plant Cepu merupakan salah satu anak usaha yang bergerak dibidang minyak dan gas.

Visi yang dimiliki oleh PT. CNG Plant adalah Memimpin Perusahaan Nasional Dalam negri. Sedangkan misi nya adalah mengembangkan keahlian lokal industri, menjadi partner yang dapat diandalkan dan dipercayai bagi para konsumen pemerintah dan lainnya, untuk memelihara teknologi dan bisnis berdarakan inovasi, untuk berpartisipasi dalam menyediakan energy yang terjangkau untuk industry, dan untuk berpartisipasi dalam menyediakan energy yang terjangkau untuk industri.

2. Organisasi Perusahaan

Bagian-bagian Perusahaan secera umum.

 Operation Manager

 Finance & ADM

 Operation Staf

 Operation-Maintenance Supervisor

 Shep Ofiicer

 Shep Assistant

 Logistic & Support

 Head Of Security

3. Gambaran Umum Manajemne K3

Kesehatan dan Keselamatan Kerja dan Lindungan Lingkungan (K3LL) atau Health, Safety and Environment(HSE) adalah suatu upaya atau pemikiran untuk menjamin kesehatan dan keselamatan kerja terhadap karyawan khususnya dan masyarakat umumnya serta menjaga lingkungan sekitar agar tidak rusak atau tercemar akibat adanya kegiatan manusia.

CNG Plant Cepu sendiri telah memiliki semboyan HSE (Health, Environtment and Safety) dimana seseorang yang telah mempedulikan lingkungan akan memperdulikan keamanan juga.

Untuk mencapai budaya safety, maka manajemen menetapkan visi PT. CNG Palnt Cepu untuk mencapai Safety Excellence, yaitu Zero Incident, Imlement Safety In All Aspect Of CNG Plant Cepu Businees & Safety As Part Of CNG Plant Cepu Culture. Sedangkan misi nya adalah meningkatkan koordinasi yang sinergi anatar pengandil bidang K3, meningkatkan kemandirian dunia usaha dalam menerapkan K3 dan meningkatkan kompetensi dan daya saing tenaga kerja dibidang K3.

4. Proses Bisnis Penentuan SOP Kebutuhan Manajemen K3 Langkah-langkah untuk menentukan kebutuhan manajemen mengenai SOP yang harus ada dalam sebuah manajemen K3 adalah :

a. Evaluasi Kondisi Exsisting sistem manajemen K3 melihat dengan cara apa perusahaan dapat mewujudkan visi dan menjalankan misi

b. menentukan kebijakan perusahaan agar komitmen yang dimiliki perusahaan dapat diwujudkan.

c. Membuat perencanaan agar manajemen K3 tercapai keberhasilannya

d. Mengukur sejauh mana proses tersebut telah berjalan sesuai dengan target

e. Setelah mengetahui kebutuhan yang diingin maka SOP dapat ditentukan sesuai dengan kebutuhan dan keharusan dari standar ats adanya prosedur tersebut.

5. Hirarki Aktivitas

Aktivitas yang ada pada proses penentuan SOP selanjutnya digambarkan menggunakan hierarki aktivitas seperti yang tampak di bawah ini.

A0. Tahap Penentuan SOP

A1. Mewujudkan Visi dan Menjalankan Misi A11. Tahap Persiapan

A111. Mengetahui Kebutuhan

A112. Mengevaluasi dan Menilai Kebutuhan A113. Menetapkan Kebutuhan

A114. Menetapkan Alternatif Tindakan A12. Tahap Pembentukan Organisasi Tim A121. Menetapkan Orang atau Tim

A122. Menyusun Pembagian Tugas pelaksanaan A123. Menetapkan Ketua

A124. Menetapkan Mekanisme Kontrol Pekerjaan A125. Membuat Pedoman Pembagian Pekerjaan dan kontrol pekerjaan.

A13. Tahap perencanaan

A131. Menyusun Strategi dan Metodologi Kerja A132. Menyusun Perencanaan Kerja

A133. Menyusun Program-Program kerja Rinci A134.Menyusun pedoman Perencanaan dan Program

Kerja Rinci A14. Tahap Penyusunan

A141. Pengumpulan data yaitu dengan metode pendekatan system atau risiko kegiatan A142. Mengumpulkan informasi pelengkap.

A143. Menetapkan Metode dan teknik penulisan SOP

A144. Melaksanakan Penulisan SOP A145. Membuat Draft Pedoman SOP

(4)

6. Pemodelan Proses yang sedang Berlangsung.

Gambar 1 Proses A0 Penentuan Kebutuhan SOP Pada Gambar1 menjelaskan proses bisnis yang telah digambarkan dari proses hirarki sebelumnya menggunakan pemodelan IDEF0. Pada gambar tersebut dijelsakan input yang akan ditransformasikan oleh proses, kemudian terdapat juga control yang menjdai pengendali atas input dan mechanism adalah perantara yang melesaikan aktivitas yang dijalakan proses samapai akhirnya menjadi output yang bebrarti hasil dari transformasi input oleh proses.

Setelah melakukan proses penggabaran IDEF0 lavel0 adapun dekomposisi dari proses tersebut yang digunakan untuk menjabarkan proses tersebut untuk menetapkan struktur internal dan organisasinya ke dalam sub-sub aktivitas yang berkaitan. Proses tersebut akan dijelaskan oleh Gambar2.

Gambar 2 Dekomposisi Proses penentuan Kebutuhan SOP

Melihat proses yang telah dijelasakan dari hierarki aktifitas dan penggambaran IDEF0 dapat diketahuai cara penentuan SOP yang dibutuhkan manajemen dan dari proses tersebut dapat disimpulakan bahawa manajemen K3 harus membuat dan menjaga prosedur menegenai identifikasi hazard, tanggap darurat, safety audit, proses monitor dan penyiapan kebutuhan, dan sudah dijelaskan pula masing-masing organisasi beperan dalam kegiata apa.

7. Proses Bisnis SOP Usulan

Berikut adalah Gambar 4 yang menjelaskan mengenai proses bisnis keseluruhan dan unit bisnis yang terkait mengenai SOP usulan yang akan dibuat.

Gambar 4 Pemodelan IDEF0 Proses Bisini SOP Usuluan Pada Gambar 4 dijelaskan proses A0 yang merupakan awal dari semua proses yang ada, proses ini juga merupakan kerangka proses untuk proses lainnya yang lebih detail. Pada proses ini yang menjadi Input adalah Proses Penyiapan Kebutuhan, Proses Monitor Pekerjaan, Proses Identifikasi Hazard, Proses Tanggap Darurat, Proses pemenuhan Standar HSE dan proses Safety Audit. Sedangkan Control dari proses ini yang menjadi pengendali atas input dalam proses ini adalah yaitu Police HSE, OHSAS 18001 dan Modul Peralatan, sedangkan yang menjadi Mechanism atau seseorang yang berperan atas proses yang dikerjakan adalah Shep Officer, Operator&Maintenance dan Security orang- orang yang berperan ini juga merupakan sebagai tim pembentukan SOP disetiap proses yang berjalan. Lalu yang terahir yang menjadi Output dalam proses ini adalah Pemenuhan Kebutuhan, Succes Story, Networking, Pemenuhan hukum, Tindakan dan Pengendalian, Latihan Uji Coba, Aktifitas, hasi, Pemeliharaan dan Laporan Audit, Program dan Rencana Audit Kemudian.

8. Proses SOP Usulan Level 1

Pada level ini Gambar 5 akan menjelaskan lebih detail lagi dari setiap prosesnya, proses ini merupukan dekomposisi dari proses sebelumnya. Pada gambar % dapat terlihat jelas siapa saja yang bertanggung jawab dari setiap prosesnya dan kontrol apa saja yang dibutuhkan untuk pengendalian input.

Gambar 5 IDEF0 level 1 proses bisnis SOP Usulan K3 Setelah mengetahui aliran kegiatan dari setiap prosesnya dan mengetahui siapa saja yang memegang tanggung jawab dari setiap prosesnya maka dapat dibuatkan SOP usulan yang akan dibuat sesuai dengan standar ISO 10013:2007

(5)

9. Penyusunan SOP Usulan

Perusahaan PT. CNG Plant Cepu, Jawa Tengah telah mempunyai SOP K3. Dalam penulisan tugas akhir ini SOP plant akan di evaluasi keefektifannya dengan melihat kondisi exsiting yang ada saat ini di perusahan tersebut, karena SOP yang ada saat ini belum pernah di evaluasi sebulumnya, sedangkan peraturan selalu mengatakan bahwa SOP harus selalu dilakukan evaluasi dan pemperbarui secara berkala selambat-lambatnya 1-3 tahun sekali sesuai kebutuhan dalam melakukan SOP tersebut. Pada penulisan ini evaluasi hanya akan di fokuskan pada kegiatan manajemen K3 yang meliputi :

1. SOP Penyiapan Kebutuhan 2. SOP Proses Monitor Pekerjaan 3. SOP Proses Identifikasi Hazard 4. SOP Proses Tanggap Darurat 5. SOP Proses Pemenuhan Standar 6. SOP Proses Safety Audit

Dari hasil identifikasi kebutuhan manajemne K3 maka didaptkanlah SOP tersebut, Pembuatan format maupun konten SOP merupakan kebijakan setiap perusahaan. Tidak terdapat aturan khusus yang mengatur standar baku penulisanSOP. Namun, beberapa panduan yang ada dapat menjadi perbandingan untuk perusahaan bagaimana untuk menulis SOP yang efektif dan efisien. Dalamevaluasi ini, digunakan pedoman penulisan SOP dari ISO 10013:2001 dalam standar tersebut, untuk menulis SOP yang berkualitas, SOP setidaknya memiliki komponen seperti di bawah ini:

1. Judul

2. Maksud dan tujuan 3. Ruang lingkup 4. Definisi

5. Risiko dan pengendalian 6. Prosedur

7. Kriteria keberhasilan 8. Dokumen terkait 9. lampiran

dalam penyususnan SOP ini tidak dijelaskan secara detail mengenai peralatan dan cara kerjanya, tetapi diharapkan dapat meminimalkan risiko kecelakaan dengan mengikuti langkah-langkah yang sudah disusun. Dalam pengembangan SOP diharapkan para pekerja mengerti akan maksud dari prosedur itu dibuat. Prosedur seharusnya dapat memudahkan para pekerja dalam melakukan pekerjaannya. Sehingga pengembangan SOP harus sejelas mungkin. Jika susah dalam mengartikan bahasa tulisan dapat dibuatkan digram alir.

10. Evaluasi SOP Usulaan dengan SOP Plant

SOP usulan yang dibuat dalam tugas akhir ini akan di bandingkan/dievaluasi dengan SOP palnt untuk melihat apakah SOP yang berada di plant sudah mencukupi kebutuhan yang berda di plant atau kernagka yang digunakan SOP plant sudah sesaui dengan standar. Hasil evaluasi tersebut adalah

1. SOP usulan disini dibuat sesuai dengan proses bisnis manajemen K3 yang di jabarkan melelui IDEF0 dan untuk memenuhi persyaratan dari standar yang telah dikeluarkan oleh OHSAS 18001

2. Ada beberapa SOP plant yang tidak sesuai dengan kebutuhan manajemen K3 dan SOP tersebut tidak harus

ada di plant, melainkan seharusnya dijadikan sebagai instruksi kerja.

3. SOP tidaklah digunakan untuk menjelaskan prosuder mengenai alat melainkan digunakan untuk menjelasknan sebuah proses.

4. SOP yang sudah berada di plant tidak akan dihapus hanya saja akan dilakukan perbaikan terhadap kerangka SOP yang telah digunakan, karena kerangka SOP yang digunakan oleh plant kurang memenuhi standar manajamen ISO 10013.

5. Bebrapa SOP yang tidak cocok dijadikan SOP akan dijadikan Instruksi Kerja.

6. Seharusnya dalam sebuah SOP kerangka yang dimiliki sama/seragam.

7. Tabel 1 menunjukan hasil perbandingan kerangka SOP usulan dengan SOP plant.

Tabel 1. Evaluasi kerangka SOP

11. Indikator Keberhasilan SOP usulan

Klasifikasi objective indikator keberhasilan balance scorecard dilakukan berdasarkan masing-masing perspektif mulai dari perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal serta pembelajaran pertumbuhan. Hasil dari klasifikasi ini nantinya akan dijadikan sebagai proses pengukuran tingkat effesian di masing-masing SOP usulan.

Table 2. Klasifikasi Objective Indikator Keberhasilan Balance Scorecard

No Perspektif Objective

1 Keuangan

Meningkatkan Efektifitas Biaya Pemeliharaan

Meningkatkan Biaya Pemenuhan Kebutuhan untuk APD dan Alat

2 Pelanggan

Meningkatkan Kepuasan

SDM/Pelanggan atas keamaan Produksi

3 Proses Bisnis Internal

Meningkatkan Manajemen Sisi K3

4 Pembelajaran dan pertumbuhan

Meningkatkan Perbaikan kualitas &

kuantitas K3

Meningkatkan Efektifitas organisasi terhadap K3 & manajamen K3 Mengurangi kecelakaan kerja

(6)

Dari hasil penentuan objective terhadap balance scorecard maka dapat dilihat indikator keberhasilan yang dapat terjadi dari setiap objective.

Berikut adalah salah satu hasil indikator keberhasilan dari proses SOP Penyiapan Kebutuhan dan Monitor Pekerjaan.

Tabel 3 Indikator Keberhasilan SOP Penyiapan Kebutuhan dan Monitor Pekerjaan

NO Objektives Indikator Perspektif Financial

1

Meningkatkan Efektifitas Biaya Pemeliharaan

- Biaya turun

- Kecelakaan kerja turun

Meningkatkan Biaya Pemenuhan

Kebutuhan untuk APD dan Alat

- penyiapan Aggaran untuk APD, plant dan perlatan.

Perspektif : Customer

2

Meningkatkan Kepuasan

SDM/Pelanggan atas keamaan Produksi

- Seluruh Kebutuhan SDM mengenai K3 tersedia - Tingkat keamanan yang

tinggi Perspektif : Proses Bisnis Internal

3 Meningkatkan

Manajemen Sisi K3 - Meningkatkan produktifitas Perspektif : Learning and Growth

4

Meningkatkan Perbaikan kualitas &

kuantitas K3

- Pelatiahan K3

Meningkatkan Efektifitas organisasi terhadap K3 &

manajamen K3

Pelatiahan kepada seluruh SDM terkait mengenai manajemen K3

Mengurangi kecelakaan kerja

Seluruh SDM mengerti mengenai K3

Dari tabel 3 didapatkan hasil semua objective yang keluar dari balance scorecard dapat menghasilkan indikator keberhasilan dan dari indikator keberhasilan tersebut dapat terlihat sejauh mana sebuah proses bisnis manajemen K3 dapat dijalakan sesuai tujuan dan sejauh mana tujuan prosedur manajemen berhasil tercapai.

V. Kesimpulan

1. Proses bisnis dilakukan dengan melihat kondisi exsisting dari perusahaan PT.CNG Plant Cepu

kemudian proses bisnis diuraikan dengan menggunakan IDEF0 berdasarkan manajemen OHSAS 18001:2007. Dari hasil pemetaan yang dilakkukan oleh IDEF0 dapat dilihat kekurang yang dimiliki oleh pihak plant mengenai penanganan K3.

2. Berdasarkan proses bisnis yang dikeluarkan oleh IDEF0 dapat dilihat SOP apa saja yang dibutuhkan oleh pihak plant yang ternyata pihak plant belum memiliki SOP tersebut. Oleh karena itu SOP usulan dibuat untuk melengkapi kebutuhan manajemen K3.

3. Prosedur tertulis yang dibuat yaitu dalam betuk SOP (Standard Operating Procedure). Kerangka dari prosedur tersebut dibuat berdasarkan satandar dari ISO 10013:2001 prosedur tersebut berguna untuk memberikan petunjuk umum dalam pelaksananaan pekerjaan.

4. Kemudian SOP yang berad di Plant di evaluasi dengan hasil SOP usulan dan ditemukan perbedaan kerangka.

Kerngaka SOP yang dimiliki oleh SOP plant tidak memenuhi standar yang disebutkan. Oleh karena itu pihak plant perlu melakukan perubahan terhadap kerangaka tersebut, karena dalam sebuah prosedur kerangka yang dimiliki harus seragam dan sesuai dengan manajem ISO 10013.

5. Indikator keberhasilan dibuat berdasarkan SOP usulan untuk mengetahui sejauh mana SOP usulan tersebut tujuannya dapat terpenuhi.

DAFTAR PUSTAKA

[1] OHSAS 18001. 1999. Occupational Healt & Safety Management System Specificatio. USA

[2] Harrington.(1991). Business Process Improvement.

[3] Information, D.F (1993,December) Integration Definition For Function Modeling (IDEF0)

[4] Norton & Kaplan (1996) Balance Scorecard

[5] SS. Purwanto (2001) Kajian Sistem Standar Operasional Prosedur

Gambar

Gambar 1 Proses A0 Penentuan Kebutuhan SOP  Pada  Gambar1  menjelaskan  proses  bisnis  yang  telah  digambarkan  dari  proses  hirarki  sebelumnya  menggunakan  pemodelan  IDEF0
Tabel 1. Evaluasi kerangka SOP
Tabel 3 Indikator Keberhasilan SOP Penyiapan  Kebutuhan dan Monitor Pekerjaan

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk membuat sebuah rancang bangun inverter dengan mengimplementasikan teknik DDS (Direct Digital Synthesis) sehingga bentuk gelombang keluaran

Indikator penilaian yang menjadi prioritas selanjutnya (kuadran C) untuk ditingkatkan layanannya sesuai dengan urutan prioritas berdasarkan nilai PGCV tertinggi

tsanyak ahli geologi yang melaku- kan penelitian di daerah Bayat, antara la- in: Bothe (1929), membuat stratigrafi da- erah Perbukitan Jiwo serta mengusulkan nama

Setiap entitas pelaporan diharuskan untuk menyajikan catatan atas laporan keuangan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan untuk tujuan

Pada Gambar 15 dan 16 merupakan tampilan menu arsip yang merupakan halaman dimana user dapat melihat data surat masuk yang telah diinputkan oleh user. Dimana didalamnya berisikan

a) Guru member motivasi siswa untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. b) Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan. c) Apersepsi, dalam kegiatan

Dalam penjualan pulsa, calon agen pulsa harus melakukan pendaftaran sebagai agen untuk mendapatkan chip agen pulsa kemudian melakukan pengisian deposit pulsa untuk

Pada tahap ini akan dilakukan testing atau pengujian terhadap program animasi interaktif yang telah dibuat dengan menggunakan pengujian awal (pretest) dan pengujian