• Tidak ada hasil yang ditemukan

SUSUNAN REDAKSI. Apolinaris Samsudin Geru, SP, M.Si

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SUSUNAN REDAKSI. Apolinaris Samsudin Geru, SP, M.Si"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

SUSUNAN REDAKSI

Penanggung Jawab

Apolinaris Samsudin Geru, SP, M.Si Pimpinan Redaksi

Yanuar Henry Pribadi, M.Si

Tim Redaksi Devi Febrianty, ST

Yuningsih, ST Sugiyanti, S.Si Selvy Yolanda, SST Mutiara Halida, S.Tr Ratri Widyastuti, S.Tr Qurrata A’yun Kartika, S.Tr Sri Septiani Debora Saragih, S.Tr

Yosik Norman, M.Si Dyah Ajeng Sekar Pertiwi, S.Tr

Sirly Oktarina, S.Tr Farhan Dharmansyah, S.Tr

Distribusi

Tonny Satria Wijaya Kusuma, S.kom Kusairi, S.Si

Alamat Redaksi

Stasiun Klimatologi Tangerang Selatan Jln. Raya Kodam Bintaro No.82

Kelurahan Pondok Betung Kecamatan Pondok Aren

Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten

Telp: (021) 7353018 / Fax: 7355262 E-mail: staklimtangsel.bmkg@gmail.com

Website: www.iklimbantendki.id

(3)

KATA PENGANTAR

Buletin ini merupakan laporan rutin setiap bulan yang berisikan informasi mengenai Analisis hujan bulan sebelumnya, informasi Prakiraan hujan untuk tiga bulan kedepan, Analisis kekeringan bulan sebelumnya, Prakiraan tingkat kekeringan bulan berikutnya dan Analisis kadar air tanah bulan sebelumnya. Untuk edisi kali ini berisi Analisis hujan bulan Juni 2021, Prakiraan hujan untuk bulan Agustus - Oktober 2021, Analisis indeks kekeringan 3 bulanan (April s/d Juni 2021), Prakiraan indeks kekeringan bulan Juni s/d Agustus 2021 .

Analisis hujan diketahui dengan melihat kondisi yang terjadi pada bulan tersebut. Untuk Analisis Sifat hujan bulan Juni 2021 pada umumnya di wilayah Banten dan DKI Jakarta bersifat Bawah Normal – Atas Normal , kecuali DKI Jakarta bagian Utara, Tangerang bagian Selatan, Tenggara, Timur, Timur Laut, Kab Serang bagian Tengah, Selatan, Barat Laut bersifat Normal.

Analisis indeks kekeringan tiga bulanan (April s/d Juni 2021) dengan menggunakan metode Standardized Precipitation Index (SPI) di Provinsi Banten dan DKI Jakarta pada umumnya berada pada kategori Normal kecuali Kab Pandeglang bagian Barat Laut, Kab Lebak bagian Selatan berada pada kategori Agak Kering. DKI Jakarta bagian Tengah, Tenggara, Barat, Utara, Timur Laut, sebagian kecil Kota Tangerang Selatan bagian Timur Laut, sebagian kecil Kota Tangerang bagian Tenggara, sebagian kecil Kab Tangerang bagian Barat Laut, Kab Serang bagian Tengah, Selatan, Timur Laut, Kab Pandeglang bagian Utara, Kab Lebak bagian Tengah, Timur, Barat, Utara berada pada kategori Agak Basah hingga Basah.

Sedangkan DKI Jakarta bagian Tenggara dan Kab Serang bagian Selatan berada pada bagian Sangat Basah.

Informasi prakiraan hujan dihasilkan dari pengolahan data hujan yang ada (time series) dengan membandingkan kondisi dinamika atmosfer yang mempengaruhi wilayah Banten dan DKI Jakarta. Hasil prakiraan hujan Agustus - Oktober 2021 menunjukkan wilayah Banten dan DKI Jakarta didominasi oleh kategori Bawah Nornal hingga Normal.

Prakiraan indeks kekeringan bulan Juni - Agustus 2021 merupakan prakiraan SPI dengan menggunakan data curah hujan bulan Juni 2021, serta prakiraan curah hujan bulan Agustus - Oktober 2021. Prakiraan tingkat kekeringan dan kebasahan bulan Juni - Agustus 2021 Provinsi Banten dan DKI Jakarta umumnya berada pada kategori Normal, kecuali di DKI Jakarta bagian Tenggara, dan Kab Serang bagian Tenggara, Kab Lebak bagian Tengah berada pada kategori Agak Basah.

Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan ini. Harapan kami semoga informasi ini bermanfaat sebagai bahan acuan dalam pengambilan kebijakan bagi semua pihak yang berkepentingan.

Segala kritik dan saran sangat kami harapkan guna peningkatan kualitas publikasi ini.

Semoga bermanfaat.

Tangerang Selatan, Juli 2021 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI

TANGERANG SELATAN

Apolinaris Samsudin Geru, SP, M.SI NIP.19740209 199703 1001

(4)

SUSUNAN REDAKSI ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

1 TINJAUAN UMUM ... 1

1.1 Curah Hujan ... 1

1.2 Curah Hujan Kumulatif Satu Bulan ... 1

1.3 Sifat Hujan... 1

1.4 Intensitas Hujan ... 1

1.5 Cuaca Ekstrim ... 1

1.6 SOI (Southern Oscillation Index) ... 2

1.7 DMI (Dipole Mode Index) ... 2

1.8 Kekeringan ... 2

1.9 Jenis-jenis kekeringan ... 2

1.10 Standardized Precipitation Index (SPI) ... 3

1.11 Peta Normal Curah Hujan ... 4

2 ANALISIS HUJAN BULAN JUNI 2021 ... 5

2.1 Analisis Sifat Hujan Bulan Juni 2021 ... 5

2.2 Analisis Curah Hujan Bulan Juni 2021 ... 6

2.3 Informasi Cuaca/Iklim Ekstrem Bulan Juni 2021 ... 7

2.4 Iklim Mikro Stasiun Klimatologi Tangerang Selatan Bulan Juni 2021 ... 7

2.5 Data Iklim Bulan Juni 2021 Stasiun BMKG Provinsi Banten dan DKI Jakarta... 10

3 PRAKIRAAN HUJAN BULAN AGUSTUS S/D OKTOBER 2021 ... 10

3.1 Kondisi Dinamika Atmosfer Secara Global... 10

3.2 Monitoring Hari Tanpa Hujan (HTH) Bulan Juni Dasarian III Tahun 2021 ... 12

3.3 Prakiraan Sifat Hujan Bulan Agustus 2021 ... 13

3.4 Prakiraan Curah Hujan Bulan Agustus 2021 ... 14

3.5 Prakiraan Sifat Hujan Bulan September 2021 ... 15

3.6 Prakiraan Curah Hujan Bulan September 2021 ... 16

3.7 Prakiraan Sifat Hujan Bulan Oktober 2021... 17

3.8 Prakiraan Curah Hujan Hujan Bulan Oktober 2021 ... 18

4 PRAKIRAAN POTENSI BANJIR PROVINSI BANTEN DAN DKI JAKARTA ... 19

4.1 Prakiraan Potensi Banjir Bulan Juli 2021 ... 19

4.2 Prakiraan Potensi Banjir Bulan Agustus 2021 ... 20

5 ANALISIS INDEKS KEKERINGAN DAN KEBASAHAN BULAN APRIL-JUNI 2021 DI PROVINSI BANTEN DAN DKI JAKARTA... 21

6 PRAKIRAAN INDEKS PRESIPITASI TERSTANDARISASI (SPI) 3 BULANAN PERIODE JUNI- AGUSTUS 2021 DI PROVINSI BANTEN DAN DKI JAKARTA ... 28

7 ANALISIS KADAR AIR TANAH BULAN JUNI 2021 PROVINSI BANTEN DAN DKI JAKARTA ... 30

8 ANALISIS KIMIA AIR HUJAN (KAH) ... 31

9 ANALISIS SUSPENDED PARTICULATED MATTER (SPM) ... 32

LAMPIRAN 1. ANALISIS HUJAN WILAYAH BANTEN DAN DKI JAKARTA BULAN JUNI 2021 ... 34

LAMPIRAN 2. PRAKIRAAN HUJAN WILAYAH BANTEN DAN DKI JAKARTA BULAN AGUSTUS 2021 ... 35

LAMPIRAN 3. PRAKIRAAN HUJAN WILAYAH BANTEN DAN DKI JAKARTA BULAN SEPTEM- BER 2021 ... 36

LAMPIRAN 4. PRAKIRAAN HUJAN WILAYAH BANTEN DAN DKI JAKARTA BULAN OKTOBER 2021 ... 37

LAMPIRAN 5. INDEKS SPI TIGA BULANAN DI PROVINSI BANTEN DAN DKI JAKARTA ... 38

LAMPIRAN 6. PETA SEBARAN POS HUJAN UNTUK EVALUASI BULANAN ... 39

(5)

1 TINJAUAN UMUM Curah Hujan 1.1

Curah hujan merupakan ketinggian air hujan yang jatuh pada tempat yang datar dengan asumsi tidak menguap, tidak meresap dan tidak mengalir. Curah hujan 1 (satu) mm adalah air hujan setinggi 1 (satu) mm yang jatuh (tertampung) pada tempat yang datar seluas 1m2 dengan asumsi tidak ada yang menguap, mengalir dan meresap.

Curah Hujan Kumulatif Satu Bulan 1.2

Curah hujan kumulatif 1 (satu) bulan adalah jumlah curah hujan yang terkumpul selama 28 atau 29 hari untuk bulan Pebruari dan 30 atau 31 hari untuk bulan-bulan lainnya.

Sifat Hujan 1.3

Sifat hujan merupakan perbandingan antara jumlah curah hujan kumulatif selama satu bulan di suatu tempat dengan rata-ratanya atau normalnya pada bulan dan tempat yang sama.

Sifat hujan dibagi menjadi 3 (tiga) kategori, yaitu :

a. Sifat Hujan Atas Normal (AN) : jika nilai curah hujan lebih dari 115% terhadap rata-ratanya.

b. Sifat Hujan Normal (N) : jika nilai curah hujan antara 85% - 115%

terhadap rata-ratanya.

c. Sifat Hujan Bawah Normal (BN) : jika nilai curah hujan kurang dari 85%

terhadap rata-ratanya.

Rata-rata curah hujan bulanan didapat dari nilai rata-rata curah hujan masing-masing bulan dengan minimal periode 10 tahun. Sedangkan normal curah hujan bulanan didapat dari nilai rata-rata curah hujan masing-masing bulan selama periode 30 tahun.

Intensitas Hujan 1.4

Intensitas hujan merupakan besarnya hujan harian yang terjadi pada suatu waktu.

Umumnya memiliki satuan mm/jam.

Intensitas hujan dibagi menjadi 3 (tiga) kategori, yaitu : a. Ringan : jika nilai curah hujan kurang dari 13 mm/jam b. Sedang : jika nilai curah hujan antara 13 - 38 mm/jam c. Lebat : jika nilai curah hujan lebih dari 38 mm/jam

Cuaca Ekstrim 1.5

Cuaca ekstrim, yaitu keadaan cuaca yang terjadi bila:

1. Jumlah hari hujan yang tercatat paling banyak melebihi harga rata-rata pada bulan yang bersangkutan di stasiun tersebut.

2. Intensitas hujan terbesar dalam 1 (satu) jam selama periode 24 jam dan intensitas dalam 1 (satu) hari selama periode satu bulan yang melebihi rata-ratanya.

3. Terjadi kecepatan angin >45 km/jam dan suhu udara >35oC atau <15oC.

(6)

Curah hujan Ekstrim :

Curah Hujan dengan intensitas >50 milimeter per hari menjadi parameter terjadinya hujan dengan intensitas lebat. Sedangkan curah hujan ekstrim memiliki curah hujan >100 milimeter per hari.

(Jaja Supiatna, Diklat Meteorologi Publik 2008)

SOI (Southern Oscillation Index) 1.6

Indeks ini menunjukan perbedaan tekanan udara antara daerah Tahiti (mewakili daerah Amerika Selatan) dan Darwin (mewakili India-Australia). Jika nilai SOI negatif, berarti tekanan udara permukaan sepanjang Amerika Selatan lebih tinggi daripada wilayah India-Australia, dan jika SOI positif akan terjadi sebaliknya.

DMI (Dipole Mode Index) 1.7

Fenomena Dipole Mode Indeks (DMI) yaitu fenomena yang ditandai dengan interaksi laut-atmosfer di Samudera Hindia, dimana terjadi penurunan suhu muka laut dari keadaan normalnya di Samudera Hindia tropis bagian timur (pantai barat Sumatera) dan kenaikan temperatur dari normalnya di Samudera Hindia tropis bagian barat atau bagian timur Afrika, Menganalisis kejadian DMI digunakan indeks sederhana, yaitu berupa dipole anomali suhu muka laut yang didefinisikan sebagai perbedaan anomali suhu muka laut Samudera Hindia bagian timur (90° - 110°BT / 10°LS – ekuator) dan Samudera Hindia bagian barat(50° - 70°BT / 10°LS - 10°LU).

Pada saat DMI (+) terjadi penurunan curah hujan di wilayah Indonesia Bagian Barat, sebaliknya apabila DMI (-) terjadi peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia Bagian Barat.

Kekeringan 1.8

Kekeringan merupakan salah satu jenis bencana alam yang terjadi secara perlahan (slow-onset disaster), berdampak sangat luas, dan bersifat lintas sektor (ekonomi, sosial, kesehatan, pendidikan, dan lain-lain). Kekeringan merupakan fenomena alam yang tidak dapat dielakkan dan merupakan variasi normal dari cuaca yang perlu dipahami.Variasi alam dapat terjadi dalam hitungan hari, minggu, bulan, tahun, bahkan abad. Dengan melakukan penelusuran data cuaca dalam waktu yang panjang, akan dapat dijumpai variasi cuaca yang beragam, misalnya: bulan basah-bulan kering, tahun basah-tahun kering, dan dekade basah- dekade kering.

Berkurangnya curah hujan biasanya ditandai dengan berkurangnya air dalam tanah sehingga pertanian merupakan sektor pertama yang akan terpengaruh. Cukup sulit untuk mengetahui kapan kekeringan akan dimulai atau berakhir, dan kriteria apa yang digunakan untuk menentukannya. Apakah kekeringan itu berakhir ditandai dengan faktor-faktor meteorologi dan klimatologi atau ditandai dengan berkurangnya dampak negatif yang dialami oleh manusia dan lingkungannya.

Jenis-jenis kekeringan 1.9

a. Kekeringan Meteorologis

Kekeringan ini berkaitan dengan tingkat curah hujan yang terjadi berada dibawah kondisi normalnya pada suatu musim. Perhitungan tingkat kekeringan meteorologis merupakan indikasi pertama terjadinya kondisi kekeringan.

(7)

Intensitas kekeringan berdasarkan definisi meteorologis adalah sebagai berikut;

1. Kering: apabila curah hujan antara 70% - 85% dari kondisi normal (curah hujan dibawah normal)

2. Sangat kering : apabila curah hujan antara 50% - 70% dari kondisi normal (curah hujan jauh dibawah normal)

3. Amat sangat kering : apabila curah hujan < 50% dari kondisi normal (curah hujan amat jauh dibawah normal)

b. Kekeringan Pertanian

Kekeringan ini berhubungan dengan berkurangnya kandungan air dalam tanah (lengas tanah) sehingga tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan air bagi tanaman pada suatu periode tertentu. Kekeringan pertanian ini terjadi setelah terjadinya gejala kekeringan meteorologis. Intensitas kekeringan berdasarkan definisi pertanian adalah sebagai berikut :

1. Kering : apabila ¼ daun kering dimulai pada bagian ujung daun (terkena ringan s/d sedang)

2. Sangat kering : apabila ¼ - 2/3 daun kering dimulai pada bagian ujung daun (terkena berat)

3. Amat sangat kering : apabila seluruh daun kering (terkena puso) c. Kekeringan Hidrologis

Kekeringan ini terjadi berhubungan dengan berkurangnya pasokan air permukaan dan air tanah. Kekeringan hidrologis diukur dari ketinggian muka air sungai, waduk, danau dan air tanah. Ada jarak waktu antara berkurangnya curah hujan dengan berkurangnya ketinggian muka air sungai, danau dan air tanah, sehingga kekeringan hidrologis bukan merupakan gejala awal terjadinya kekeringan. Intensitas kekeringan berdasarkan definisi hidrologis adalah sebagai berikut :

1. Kering : apabila debit air sungai mencapai periode ulang aliran dibawah periode 5 tahunan

2. Sangat kering : apabila debit air sungai mencapai periode ulang aliran jauh dibawah periode 25 tahunan

3. Amat sangat kering : apabila debit air sungai mencapai periode ulang aliran amat jauh dibawah periode 50 tahunan

d. Kekeringan Sosial Ekonomi

Kekeringan ini terjadi berhubungan dengan berkurangnya pasokan komoditi yang bernilai ekonomi dari kebutuhan normal sebagai akibat dari dari terjadinya kekeringan meteorologis, pertanian dan hidrologis.

Standardized Precipitation Index (SPI) 1.10

Standardized Precipitation Index (SPI) adalah indeks yang digunakan untuk menentukan penyimpangan curah hujan terhadap normalnya dalam susatu periode waktu yang panjang (bulanan, dua bulanan, tiga bulanan dst). Nilai SPI dihitung menggunakan metode statistik probabilitas distribusi gamma.

Beberapa kelebihan yang dimiliki oleh SPI adalah :

 SPI dapat dihitung untuk skala waktu yang berbeda

 Dapat memberikan peringatan dini kekeringan

 Dapat membantu menilai tingkat keparahan kekeringan

 SPI lebih sederhana daripada Palmer Drought Severity Index

(8)

Berdasarkan nilai SPI, ditentukan kategori tingkat kekeringan dan kebasahan sebagai berikut:

 Tingkat Kekeringan

1. Sangat Kering : Jika nilai SPI ≤ -2,00 dengan probabilitas 2,3%

2. Kering : Jika nilai SPI –1,50 s/d -1,99 dengan probabilitas 4,4%

3. Agak Kering : Jika nilai SPI -1,00 s/d -1,49 dengan probabilitas 9,2%

 Normal : Jika nilai SPI -0,99 s/d 0,99 dengan probabilitas 68,2%

 Tingkat Kebasahan

1. Sangat Basah : Jika nilai SPI ≥ 2,00 dengan probabilitas 2,3%

2. Basah : Jika nilai SPI 1,50 s/d 1,99 dengan probabilitas 4,4%

3. Agak Basah : Jika nilai SPI 1,00 s/d 1,49 dengan probabilitas 9,2%

Curah Hujan Tiga Bulanan adalah jumlah curah hujan selama tiga bulan, yang digunakan sebagai dasar untuk menghitung nilai SPI.

Peta Normal Curah Hujan 1.11

Gambar 1. Peta Normal Hujan

Bulan Juni Provinsi Banten dan DKI Jakarta Gambar 2. Peta Normal Hujan Bulan Agustus Provinsi Banten dan DKI Jakarta

Gambar 3. Peta Normal Hujan

Bulan September Provinsi Banten dan DKI Jakarta Gambar 4. Peta Normal Hujan Bulan Oktober Provinsi Banten dan DKI Jakarta

(9)

2 ANALISIS HUJAN BULAN JUNI 2021

Berdasarkan data curah hujan yang diterima dari Stasiun/Pos hujan di Provinsi Banten dan DKI Jakarta, maka analisis curah hujan bulan Juni 2021 dapat diinformasikan sebagai berikut:

Analisis Sifat Hujan Bulan Juni 2021 2.1

SIFAT HUJAN WILAYAH

Bawah Normal (BN) Sebagian kecil DKI Jakarta bagian Barat Laut, Kab Tangerang kecuali Timur Laut, Timur, Tenggara, Selatan, Kab Serang bagian Utara

Normal (N) DKI Jakarta bagian Utara, Barat Laut, Kota tnagerang bagian Timur Laut, Kab Tangerang bagian Timur Laut, Timur, Tenggara, Selatan, Kab Serang bagian Timur, Tengah, Barat Laut

Atas Normal (AN)

DKI Jakarta kecuali bagian Utara, Barat Laut, Kota Tangerang Selatan, Kota Tangerang kecuali bagian Timur Laut, Kab Tangerang bagian Timur, Selatan, Kab Serang bagian Selatan, Barat, Kab Pandeglang, Kab Lebak.

Gambar 5. Peta Analisis Sifat Hujan Bulan Juni 2021 Provinsi Banten dan DKI Jakarta

(10)

Analisis Curah Hujan Bulan Juni 2021 2.2

CURAH HUJAN WILAYAH

Rendah (0 – 100 mm)

DKI Jakarta bagian Utara, Barat Laut, Kota Tangerang bagian Timur Laut, Kab Tangerang kecuali bagian Timur Laut, Timur, Tenggara, Selatan, Kab Serang bagian Tengah, Utara, Timur Laut, Timur, Barat Laut, Kab Lebak bagian Selatan

Menengah (101 – 300 mm)

DKI Jakarta kecuali bagian Utara, Barat Laut, Kota Tangerang Selatan, Kota Tangerang kecuali bagian Timur Laut, Kab Tangerang bagian Timur Laut, Timur, Tenggara, Selatan, Kab Serang bagian Tenggara, Selatan, Barat Daya, Barat, Kab Pandeglang kecuali bagian Timur Laut, Kab Lebak kecuali bagian Timur

Tinggi

(301 – 400 mm) Kab Pandeglang bagian Timur Laut, Kab Lebak bagian Timur, sebagian kecil Barat Laut

Sangat Tinggi

> 400 mm Kab Lebak bagian Timur

Gambar 6. Peta Analisis Curah Hujan Bulan Juni 2021 Provinsi Banten dan DKI Jakarta

(11)

Informasi Cuaca/Iklim Ekstrem Bulan Juni 2021 2.3

KRITERIA TERJADI TANGGAL

Angin dengan kecepatan >45 km/jam -

Suhu Udara > 35OC -

Suhu Udara < 17OC -

Kelembaban Udara < 40 % -

Curah Hujan Harian > 100 mm

Lebak :

- Bd Cilangkahan tgl 12 Juni 2021 : 114 mm

- Bd Cihara tgl 12, 23 Juni 2021 : 126 mm, 102 mm - BPP Panggarangan tgl 12 Juni 2021 : 118 mm - Pagelaran tgl 12 Juni 2021 : 155 mm

- Panyaungan/Panggarangan tgl 12 Juni 2021 : 130 - Banjar Irigasi tgl 13 Juni 2021 : 105 mm mm

- BPP Cibeber tgl 30 Juni 2021 : 151 mm Iklim Mikro Stasiun Klimatologi Tangerang Selatan Bulan Juni 2021 2.4

Gambar 7. Intensitas Hujan Harian pada Area Tangerang Selatan Bulan Juni 2021

Pada grafik disamping menunjukkan bahwa selama bulan Juni 2021 Tidak Terjadi Hujan sebesar 43%, Hujan Ringan sebesar 37%, Hujan Sedang sebesar 10% dan Hujan Lebat sebesar 10%.

Gambar 8. Suhu Udara Harian pada Area Tangerang Selatan Bulan Juni 2021

Pada bulan Juni 2021 suhu udara rata-rata di wilayah Tangerang Selatan berkisar antara 25.6 – 29.0 oC. Suhu maksimum absolut ditunjukkan dengan garis merah terjadi pada tanggal 13 sebesar 33.8 oC.

Sedangkan suhu minimum absolut ditunjukkan dengan garis biru terjadi pada tanggal 22, 25 dan 26 sebesar 23.0 oC.

(12)

Gambar 9. Kelembaban Udara Harian pada Area Tangerang Selatan Bulan Juni 2021

Kelembaban Udara yang tercatat di Stasiun Klimatologi Tangerang Selatan pada bulan Juni 2021 rata-rata sebesar 884%. Nilai maksimum tercatat pada tanggal 30 sebesar 92% sedangkan nilai minimum tercatat pada tanggal 13 sebesar 77%.

Gambar 10. Windrose Area Tangerang Selatan Bulan Juni 2021

Gambar windrose bulan Juni 2021 menunjukkan bahwa angin yang terjadi pada bulan tersebut sebagian besar berasal dari arah Timur, sedangkan untuk

frekuensi kejadian kecepatan anginnya antara lain dengan kategori calm sebesar 0%, kategori 4-6 knots sebesar 36.7%, 6-8 knots sebesar 40%, kategori 8-10 knots sebesar 13.3%, kategori 10-12 knots sebesar 10%.

Gambar 11. Lama Penyinaran Matahari Harian pada Area Tangerang Selatan Bulan Juni 2021

Dari gambar disamping terlihat bahwa lama penyinaran matahari pada bulan Juni 2021 rata-rata sebesar 4%. Nilai maksimum terjadi pada tanggal 7 sebesar 0% sedangkan nilai minimum tercatat pada tanggal 19 dan 23 sebesar 0%.

(13)

9 Gambar 12. Penguapan Udara pada Area

Tangerang Selatan Bulan Juni 2021

Nilai rata-rata penguapan yang terukur pada Panci Penguapan bulan Juni 2021 sebesar 2.7 mm. Nilai maksimum tercatat pada tanggal 9 sebesar 5.6 mm dan bernilai minimum pada tanggal 25 sebesar 0.4 mm.

Sedangkan untuk penguapan yang terukur pada ruangan (Piche) rata-rata sebesar 2.0 mm. Nilai maksimum tercatat pada tanggal 27 sebesar 3.1 mm dan bernilai minimum pada tanggal 22 sebesar 0.5 mm.

Waktu Pengamatan

(WIB)

Suhu Tanah Gundul (°C) Suhu Tanah Berumput (°C) 5 cm 10 cm 20 cm 5 cm 10 cm 20 cm

07.30 25,8 26,8 27,8 27,4 27,7 28,9

13.30 32,3 30,7 29,9 31,2 30,3 29,2

17.30 28,7 30,0 28,9 29,0 29,3 29,1

Gambar 13. Temperatur Tanah Gundul dan Tanah Berumput Rata-rata pada Area Tangerang Selatan Bulan Juni 2021

(14)

Data Iklim Bulan Juni 2021 Stasiun BMKG Provinsi Banten dan DKI Jakarta 2.5

No Pos Hujan

Temperatur Rata - rata(0C)

Kelembaban

Udara (%) Penyinaran Matahari (%)

Hujan

Rata-rata Maks Min Jumlah

(mm) Hari Hujan (hari) 1 Stasiun Klimatologi Tangerang Selatan 27,5 33,8 23 84 49 285,7 16

2 Stasiun Meteorologi Curug 26,5 34,6 22,3 86 35 230 16

3 Stasiun Meteorologi Maritim Serang 27 34 22,2 84 51 127,6 11

4 Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Priok 29 34,7 24,2 77 37 132,2 8

5 Stasiun Geofisika Tangerang 27,7 32,1 24,3 83 55 187,5 19

6 Stasiun Meteorologi Cengkareng 27,3 33,5 21,4 83 58 49 6

7 Stasiun Meteorologi Kemayoran 28,4 34,2 24,2 79 46 80 8

Sumber : UPT BMKG Banten dan DKI Jakarta

3 PRAKIRAAN HUJAN BULAN AGUSTUS - OKTOBER 2021 Kondisi Dinamika Atmosfer Secara Global

3.1

Pada bulan Juli 2021 posisi semu matahari tepat berada di sekitar 23.5° LU, diprakirakan suhu muka laut di wilayah equator menghangat. Suhu muka laut yang hangat di wilayah tersebut berimplikasi terhadap terhadap munculnya pusat tekanan udara rendah dan jumlah uap air yang dihasilkan sehingga memungkinkan terbentuknya awan hujan disekitarnya.

Kondisi cuaca di Indonesia termasuk wilayah Banten dikendalikan / dipengaruhi oleh fenomena-fenomena dinamika atmosfer berskala global, regional hingga lokal yang saling berinteraksi dan membentuk pola serta variabilitas cuaca dan iklim. Berikut adalah berbagai indeks prakiraan kondisi yang menguraikan keadaan dinamika atmosfer sebagai bahan pertimbangan kondisi untuk bulan Agustus s/d Oktober 2021:

1. Anomali Suhu Muka Laut (SST):

Kondisi anomali suhu muka laut di sebagian besar Benua Maritim Indonesia (BMI) bulan Juli 2021 Wilayah Samudera Hindia di bagian barat diprakirakan dalam keadaan netral sedangkan dibagian timur didominasi anomali positif. SST Pasifik di Wilayah Nino3.4 diprediksi masih didominasi anomali netral pada Juli 2021 dan bertahan hingga Agustus 2021.

(15)

Gambar 14. Anomali Suhu Muka Laut

Sumber: NCEP-USA

2. NINO 3.4 :

Berdasarkan Gambar 15, diketahui bahwa Indeks Nino 3.4 bulan Juli 2021 tercatat pada kisaran 0 (Netral) dan pada Bulan Agustus 2021 di prediksi masih pada kategori Netral dan berdasarkan rata-rata Ensemble Forecast, Indeks Nino 3.4 diprakirakan akan mendingin kembali hingga bulan Desember 2021.

Gambar 15. Prakiraan Anomali Wilayah Nino 3.4

Sumber : http://www.bom.gov.au/climate/ocean/outlooks/#region=NINO34

3. IOD (Indeks Ocean Dipole) :

Kondisi IOD (Indeks Ocean Dipole) di Samudera Hindia pada Juli 2021

berada kategori Netral dan pada bulan Agustus 2021 diprakirakan akan menjadi

negative hingga Desember 2021.

(16)

Gambar 16. Prakiraan Indeks Dipole Mode

Sumber : http://www.bom.gov.au/climate/ocean/outlooks/#region=IOD

Monitoring Hari Tanpa Hujan (HTH) Bulan Juni Dasarian III Tahun 2021 3.2

Monitoring Hari Tanpa Hujan (HTH) pada Dasarian III Juni 2021 di wilayah Banten dan DKI Jakarta pada umumnya Masih Ada Hujan sampai dengan update.

Kategori Sangat Pendek (1-5 hari) dan kategori Pendek (6-10 hari), umumnya terjadi di bagian Utara (DKI Jakarta, Kab Serang dan Tangerang). Dan kategori Menengah (11-20 hari) terjadi di Kec Kibin Kab Serang.

Gambar 17. Monitoring HTH bulan Jun

i

Dasarian III 2021

(17)

13 Prakiraan Sifat Hujan Bulan Agustus 2021 3.3

SIFAT HUJAN WILAYAH

Bawah Normal (BN)

DKI Jakarta bagian Utara, Timur Laut, Barat, Kota Tangerang Selatan bagian Timur Laut, Timur, Tenggara, Kab Serang bagian Selatan, Kab Pandeglang, Kab Lebak bagian Tengah, Selatan, Barat, Timur Laut

Normal (N)

DKI Jakarta kecuali bagian Utara, Timur Laut, Barat, Kota Tangerang Selatan bagian Selatan, Barat Daya, Barat, Barat Laut, Kota Tangerang kecuali bagian Tenggara, Kab Tangerang bagian Timur Laut, Selatan, Barat Daya, Barat, Barat Laut, Kab Lebak bagian Tenggara, Barat Daya, Utara, Timur Laut

Atas Normal (AN) Kab Tangerang bagian Barat Laut, Utara, Kab Serang bagian Tengah, Utara, Kab Lebak bagian Timur.

Gambar 18. Peta Prakiraan Sifat Hujan

Bulan Agustus 2021 Provinsi Banten dan DKI Jakarta

Gambar 18. Peta Prakiraan Sifat Hujan Bulan Mei 2021 Provinsi Banten dan DKI Jakarta

(18)

Prakiraan Curah Hujan Bulan Agustus 2021 3.4

CURAH HUJAN WILAYAH

Rendah (0 – 100 mm)

DKI Jakarta, Kota Tangerang Selatan, Kota Tangerang, Kab Tangerang, Kab Serang, Kab Pandeglang, Kab Lebak kecuali bagian Timur

Menengah

(101 – 300 mm) Kab Lebak bagian Timur.

Tinggi

(301 – 400 mm) -

Sangat Tinggi

> 400 mm -

Gambar 19. Peta Prakiraan Curah Hujan Bulan Agustus 2021 Provinsi Banten dan DKI Jakarta

(19)

15 Prakiraan Sifat Hujan Bulan September 2021 3.5

SIFAT HUJAN WILAYAH

Bawah Normal (BN) Kab Pandeglang bagian Utara, Timur Laut, sebagian kecil Kab Lebak bagian Barat Laut

Normal (N)

DKI Jakarta bagian Tenggara, Barat Laut, Kota tangerang bagian Tengah, Barat Daya, Kab Serang bagian Barat Daya, Barat, Kab Pandeglang bagian Tengah, Tenggara, Barat, Barat Daya, Utara, Kab Lebak bagian Selatan, Barat Laut, Utara

Atas Normal (AN)

DKI Jakarta kecali bagian Tenggara, Barat Laut, Kota tangerang Selatan, Kota Tangerang kecuali bagian Tengah, Barat Daya, Kab Tangerang, Kab Serang kecuali bagian Barat Daya, Barat, Kab Pandeglang bagian Selatan, Barat Daya, sebagian kecil bagian Utara, Timur, Kab Lebak kecuali bagian Selatan, Barat Laut, Utara.

Gambar 20. Peta Prakiraan Sifat Hujan

Bulan September 2021 Provinsi Banten dan DKI Jakarta

(20)

Prakiraan Curah Hujan Bulan September 2021 3.6

CURAH HUJAN WILAYAH

Rendah (0 – 100 mm)

DKI Jakarta bagian Timur, Tenggara, Barat Laut, Utara, Timur Laut, Kota Tangerang kecuali bagian Tenggara, Kab

Tangerang kecuali bagian Tenggara, Selatan, Barat Daya, Kab Serang kecuali bagian Selatan, Kab Pandeglang kecuali bagian Timur Laut, Kab Lebak bagian Selatan, Barat Daya, Barat

Menengah (101 – 300 mm)

DKI Jakarta bagian Barat Daya, Barat, Tengah, Kota Tangerang Selatan, Kota Tangerang bagian Tenggara, Kab Tangerang bagian Tenggara, Selatan, Barat Daya, Kab Serang bagian Selatan, Kab Pandeglang bagian Timur Laut, Kab Lebak kecuali bagian Selatan, Barat Daya, Barat.

Tinggi

(301 – 400 mm) -

Sangat Tinggi

> 400 mm -

Gambar 21. Peta Prakiraan Curah Hujan

Bulan September 2021 Provinsi Banten dan DKI Jakarta

(21)

17 Prakiraan Sifat Hujan Bulan Oktober 2021 3.7

SIFAT HUJAN WILAYAH

Bawah Normal (BN) Kab Serang bagian Barat, Kab Pandeglang bagian Timur Laut, Tenggara, Sebagian kecil Kab Lebak bagian Barat Laut

Normal (N)

DKI Jakarta bagian Utara, Kab Serang bagian Tengah, Selatan, Barat Daya, Barat Laut, Kab Pandeglang bagian Tengah, Timur, Tenggara, Barat, Utara, Kab Lebak kecuali bagian Tenggara, Barat Laut

Atas Normal (AN)

DKI Jakarta kecuali bagian Utara, Kota Tangerang Selatan, Kota Tangerang, Kab Tangerang, Kab Serang bagian Timur Laut, Timur, Tenggara, Kab Pandeglang bagian Barat Daya, Barat, Kab Lebak bagian Tenggara.

Gambar 22. Peta Prakiraan Sifat Hujan

Bulan Oktober 2021 Provinsi Banten dan DKI Jakarta

(22)

Prakiraan Curah Hujan Hujan Bulan Oktober 2021 3.8

CURAH HUJAN WILAYAH

Rendah (0 – 100 mm)

Sebagian kecil DKI Jakarta bagian Utara, Kab Tangerang bagian Barat Laut, Utara, Kab Serang bagian Tengah, Barat, Barat Laut, Utara, Timur Laut

Menengah (101 – 300 mm)

DKI Jakarta kecuali bagian Utara, Kota Tangerang Selatan, Kota Tangerang, Kab Tangerang kecuali bagian Barat Laut, Utara, Kab Serang bagian Tenggara, Selatan, Barat Daya, Kab Pandeglang, Kab Lebak.

Tinggi

(301 – 400 mm) -

Sangat Tinggi

> 400 mm -

Gambar 23. Peta Prakiraan Curah Hujan Bulan Oktober 2021 Provinsi Banten dan DKI Jakarta

(23)

19

4 PRAKIRAAN POTENSI BANJIR PROVINSI BANTEN DAN DKI JAKARTA

Prakiraan potensi banjir bulan Juli dan Agustus 2021 Provinsi Banten dan DKI Jakarta berada pada potensi banjir Aman.

Prakiraan Potensi Banjir Bulan Juli 2021 4.1

Berdasarkan gambar di atas dapat diketahui pada bulan Juli 2021 potensi banjir di wilayah Provinsi Banten dan DKI Jakarta seluruhnya masuk dalam kategori Aman.

Gambar 24. Peta Prakiraan Potensi Banjir Bulan Juli 2021 Provinsi DKI Jakarta

Gambar 25. Peta Prakiraan Potensi Banjir Bulan Juli 2021 Provinsi Banten

(24)

Prakiraan Potensi Banjir Bulan Agustus 2021 4.2

Berdasarkan gambar di atas dapat diketahui pada bulan Agustus 2021 potensi banjir di wilayah Provinsi Banten dan DKI Jakarta seluruhnya masuk dalam kategori Aman.

Gambar 26. Peta Prakiraan Potensi Banjir Bulan Agustus 2021 Provinsi DKI Jakarta

Gambar 27. Peta Prakiraan Potensi Banjir Bulan Agustus 2021 Provinsi Banten

(25)

5 ANALISIS INDEKS KEKERINGAN DAN KEBASAHAN BULAN APRIL 2021 - JUNI 2021 DI PROVINSI BANTEN DAN DKI JAKARTA

Monitoring Tingkat Kekeringan Berdasarkan Metode SPI

DAERAH

TINGKAT KEKERINGAN SANGAT

KERING KERING AGAK

KERING NORMAL

Jakarta - - -

Tanjung Priok, Depok, Kedoya, Pasar Minggu, Pulogadung,

Rorotan, Setiabudi Timur, Sunter Kodamar, Sunter Rawabadak, Waduk Melati

Tangerang - - -

Cengkareng, Curug, Kota Tangerang, Caringin, Sepatan,

Mauk, Balaraja, Ciputat, Cipondoh, Serpong

Serang - - -

Kota Serang, Carenang, Cinangka, Ciruas, Kramatwatu,

Mancak, Padarincang, Pamarayan, Pontang, Tirtayasa

Jeunjing, Walantaka Pandeglang - - Mandalawangi Ciliman, Cibaliung, Cimanuk, Labuhan, Menes, Munjul

Lebak - - Panyaungan

Panggarangan

Bojong Manik, Sajira, Cijaku, Cilaki Ciminyak, Cilemer,

Cisalak Baru, Cimarga, Leuwidamar, Sampang Peundeuy, Warung Gunung

Monitoring Tingkat Kebasahan Berdasarkan Metode SPI

DAERAH TINGKAT KEBASAHAN

AGAK BASAH BASAH SANGAT BASAH

Jakarta Rorotan, Sunter Kodamar, Waduk Melati

Kemayoran, Tanjung Priok, Kedoya, Manggarai, Pakubuwono, Setiabudi Timur, Sunter Rawabadak

Halim, Karet

Tangerang - - Tangerang

Serang Kragilan Kalenpetung,

Tirtayasa Cicinta Ciomas

Pandeglang - Cimanuk -

Lebak

Bojong Leles, Bpp Sajira, Cimarga Palayangan, Cisangu

atas, Lebak Parahiang, Pasir Ona Rangkas, Sampang

Pandeuy

Banjar Irigasi -

(26)

Gambar 28. Peta Monitoring Tingkat Kekeringan dan Kebasahan Provinsi Banten dan DKI Jakarta

(27)

23

Gambar 29. Peta Monitoring Tingkat Kekeringan dan Kebasahan Provinsi DKI Jakarta

(28)

Gambar 30. Peta Monitoring Tingkat Kekeringan dan Kebasahan

Wilayah Tangerang (Kota Tangerang, Kab. Tangerang, Kota Tangerang Selatan)

(29)

25

Gambar 31. Peta Monitoring Tingkat Kekeringan dan Kebasahan Wilayah Serang (Kota Serang, Kab. Serang, Kota Cilegon)

(30)

Gambar 32. Peta Monitoring Tingkat Kekeringan dan Kebasahan Kabupaten Pandeglang

(31)

27

Gambar 33. Peta Monitoring Tingkat Kekeringan dan Kebasahan Kabupaten Lebak

(32)

6 PRAKIRAAN INDEKS PRESIPITASI TERSTANDARISASI (SPI) 3 BULANAN PERIODE JUNI - AGUSTUS 2021 DI PROVINSI BANTEN DAN DKI JAKARTA

Gambar 34. Peta Prakiraan Indeks Kekeringan Provinsi Banten dan DKI Jakarta

(33)

29

Prakiraan Tingkat Kekeringan Berdasarkan Metode SPI

DAERAH TINGKAT KEKERINGAN

SANGAT KERING KERING AGAK KERING

Jakarta - - -

Tangerang - - -

Serang - - -

Pandeglang - - -

Lebak - - -

Prakiraan Tingkat Kebasahan Berdasarkan Metode SPI

DAERAH TINGKAT KEBASAHAN

AGAK BASAH BASAH SANGAT BASAH

Jakarta Halim - -

Tangerang - - -

Serang Pamarayan - -

Pandeglang - - -

Lebak Bojong Manik - -

(34)

7 ANALISIS KADAR AIR TANAH BULAN JUNI 2021 PROVINSI BANTEN DAN DKI JAKARTA

I. DKI JAKARTA 1 Kemayoran (BMKG) 50 sedang

2 Tangerang Selatan (BMKG) 100 sangat cukup

3 Tanjung Priok (BMKG) 68 cukup

4 Cengkareng (BMKG) 40 sedang

5 Halim (TNI AU) 100 sangat cukup

6 Pakubuwono 100 sangat cukup

7 Karet 100 sangat cukup

8 Manggarai 100 sangat cukup

9 Rorotan -21 sangat kurang

10 Sunter III Rawa Badak 17 kurang

11 Sunter Kodamar 28 kurang

12 Pulo Gadung 63 cukup

13 Depok 100 sangat cukup

II. TANGERANG 14 Serpong 73 cukup

15 Curug (BMKG) 100 sangat cukup

16 Stageof Tangerang/Stasiun BMKG 64 cukup

17 BPP Caringin 100 sangat cukup

18 BPP Sepatan -25 sangat kurang

19 UPTD Balaraja 42 sedang

20 UPTD BendaSukamulya/Balaraja/Buniayu 19 kurang

21 UPTD Bendung Ciputat 100 sangat cukup

22 UPTD Cipondoh/Sambidoyong 94 sangat cukup

23 UPTD Jatiwaringin/Mauk/JambuKarya/Kosambi -12 sangat kurang

24 UPTD Kresek -5 sangat kurang

25 UPTD Rajeg-Banyawakan -48 sangat kurang

26 UPTD Sepatan/Pondok Jaya/CisadaneBaratLaut 29 kurang

27 UPTD Sindang Jaya/pasar kemis -8 sangat kurang

28 UPTD Tegal Kemiri/Pasar Baru -44 sangat kurang

29 UPTD Rajeg 68 cukup

III. S E R A N G 30 Serang (BMKG) 31 kurang

31 C i o m a s 100 sangat cukup

32 Cinangka 74 cukup

33 Ciruas (Singamerta) 22 kurang

34 Pamarayan 100 sangat cukup

35 Anyer 78 cukup

36 Padarincang 100 sangat cukup

37 Walantaka 58 sedang

38 Kramatwatu 70 cukup

39 Pabuaran 100 sangat cukup

40 Mancak 44 sedang

41 Carenang -7 sangat kurang

IV. PANDEGLANG42 Pandeglang 100 sangat cukup

43 Labuhan 79 cukup

44 Menes 100 sangat cukup

45 Cibaliung 100 sangat cukup

46 BD Ciliman 35 kurang

47 Cikeusik 100 sangat cukup

48 Cimanuk 100 sangat cukup

49 Jiput 100 sangat cukup

50 Cilemer 100 sangat cukup

51 Bojong 81 cukup

52 Mandalawangi 47 sedang

V. L E B A K 53 Banjar Irigasi-Cipanas 100 sangat cukup

54 Bayah 73 cukup

55 Lebak Parahiang-Leuwidamar 100 sangat cukup

56 Malingping 24 kurang

57 BPP Sajira 100 sangat cukup

58 Panyaungan Panggarangan 32 kurang

59 Cisalak Baru 98 sangat cukup

60 Kec Cimarga 100 sangat cukup

61 Bojong Leles 100 sangat cukup

62 Pagelaran 72 cukup

63 Sampang Peundeuy 100 sangat cukup

64 Warung Gunung 100 sangat cukup

65 Pasir Ona/Rangkas 100 sangat cukup

Ket : - = defisit

WILAYAH NO STASIUN PENGAMATAN % ATI Kategori

(35)

31

Gambar 35. Peta Analisis Ketersediaan Air Tanah Bulan Mei 2021 Provinsi Banten dan DKI Jakarta

8 ANALISIS KIMIA AIR HUJAN (KAH)

Data Kimia Air Hujan (KAH) dapat mengetahui informasi pertukaran polutan di atmosfer dengan permukaan bumi, dan sebagai bahan evaluasi model perpindahan polutan dari suatu daerah ke daerah lain (long range transport), serta sebagai bahan penilaian dampak deposisi asam terhadap ekosistem dan struktur perkotaan.

Pemantauan Kimia Air Hujan (KAH) di Indonesia dilakukan di 52 (Lima Puluh Dua) stasiun. Pengambilan sampel air hujan menggunakan Metode Wet Deposition

dan Wet & Dry Depositition dengan alat Automatic Rain Water Sampler (ARWS).

Adapun parameter-parameter yang termasuk dalam KAH adalah : 1. Derajat Keasaman (pH)

2. Daya Hantar Listrik (DHL) dalam satuan (µS/cm)

3. Konsentrasi ion negatif (SO

42-

, NO

3-

, Cl

-

) dalam satuan mg/L.

4. Konsentrasi ion positif (NH

4+

, Na

+

, K

+

, Mg

2+

, Ca

2+

) dalam satuan mg/L

(36)

Parameter yang dianalisis di Lab Mini Stasiun Klimatologi Tangerang Selatan yaitu derajat keasaman (pH), dan Daya Hantar Listrik (DHL). Metode analisis pH menggunakan metode elektroda gelas dengan instrumen analisis pH Meter. PH air hujan hujan menurut WMO berkisar antara 3,0 hingga 7,5 dengan pH ideal air hujan 5,6 bersifat asam. Bila pH air hujan terukur dibawah (asam) atau diatas pH ideal (basa), mengindikasikan bahwa air hujan tercemar polutan. Alat pengukuran analisis DHL berupa DHL Meter dengan metode sel konduktivias. Rentang nilai pengukuran DHL menurut WMO 0,1 sampai 1000 µS/cm (BMKG, 2018).

Gambar 36. Grafik Kualitas Air Hujan (pH & Daya Hantar Listrik ) Tangerang Selatan Bulan Juni 2021

Pada Bulan Juni 2021, terdapat 4 periode sampling yaitu tanggal 7, 14, 21 dan 28 Juni 2021. Hasil analisis pH air hujan pada bulan Juni bersifat asam (dibawah pH ideal air hujan), dengan nilai sampel secara berurutan yaitu senilai 3.876, 6.555, 4.009 dan 4.927.

Hasil pengukuran DHL pada sampel air hujan tanggal 7 Juni 2021 sebesar 55.9 µS/cm, 14 Juni 2021 sebesar 53.0 µS/cm, tanggal 21 Juni 2021 sebesar 41.6 µS/cm, dan tanggal 28 Juni 2021 sebesar 35.9 µS/cm.

9 ANALISIS SUSPENDED PARTICULATED MATTER (SPM)

Pemantauan Suspended Particulated Matter (SPM) di Indonesia dilakukan di

31 stasiun. pemantauan SPM dilakukan dengan metode sampling menggunakan

High Volume Sampler (HVS), sedangkan untuk analisis laboratorium menggunakan

(37)

33

Neraca Analitik (Analytical Balance). Nilai baku mutu untuk (SPM) Suspended

Particulated Matter sebesar 230 µg/m3 (BMKG, 2018)

Hasil analisa laboratorium pada bulan Juni 2021 di Stasiun Klimatologi Tangerang Selatan menunjukkan bahwa kadar partikulat di Stasiun Klimatologi Tangerang Selatan pada umumnya berada di bawah nilai baku mutu (230 µg/m3), seperti terlihat pada grafik di bawah ini :

Gambar 37. Grafik Analisis Suspended Particulated Matter (SPM) Juni 2021

(38)

Lampiran 1. Analisis Hujan Wilayah Banten dan DKI Jakarta Bulan Juni 2021

Keterangan : X : Rata-rata curah hujan bulanan (mm); Tahun 1991-2020 N : Normal curah hujan (antara 0.85 X – 1.15 X)

RR : Curah hujan bulan berjalan (mm)

I. DKI JAKARTA 1. BMKG Kemayoran 71 61 - 82 79 N

2. Tangerang Selatan (BMKG) 108 92 - 124 296 AN

3. Tanjung Priok (BMKG) 63 54 - 72 131 AN

4. Cengkareng (BMKG) 62 53 - 71 49 BN

5. Halim (TNI AU) 90 77 - 104 299 AN

6. Pakubuwono 104 88 - 119 244 AN

7. Kedoya Selatan 114 97 - 131 184 AN

II. TANGERANG 8. Curug (BMKG) 135 115 - 156 241 AN

9. Stageof Tangerang 85 72 - 98 188 AN

10. Mauk 67 57 - 77 44 BN

11. Kresek 61 52 - 70 23 BN

12. Balaraja 88 75 - 101 71 BN

III. S E R A N G 13. Serang (BMKG) 73 62 - 84 127 AN

14. C i o m a s 148 126 - 170 242 AN

15. Cinangka 99 84 - 114 150 AN

16. Ciruas (Singamerta) 80 68 - 92 82 N

17. Kramat Watu 59 51 - 68 40 BN

18. Pamarayan 110 93 - 126 257 AN

19. Kasemen 52 44 - 59 41 BN

20. Mancak 78 66 - 90 107 AN

21. Carenang 56 47 - 64 24 BN

22. Padarincang 111 94 - 127 264 AN

IV. PANDEGLANG 23. Pandeglang 170 144 - 195 317 AN

24. Labuan 105 89 - 121 188 AN

25. Menes 131 112 - 151 256 AN

26. Cibaliung 133 113 - 153 236 AN

27. Munjul 152 129 - 175 198 AN

28. Cikeusik 137 116 - 157 226 AN

V. L E B A K 29. Banjarsari (Bd. Cilemer) 88 75 - 102 200 AN

30. Rangkasbitung 123 104 - 141 207 AN

31. Banjar Irigasi-Cipanas 195 166 - 224 596 AN

32. Bayah 132 112 - 151 237 AN

33. Lebak Parahiang-Leuwidamar 135 115 - 156 210 AN

34. Malingping 116 99 - 133 141 AN

35. BPP Sajira 167 142 - 192 233 AN

36. Panyaungan Panggarangan 124 105 - 142 185 AN

WILAYAH STASIUN PENGAMATAN X (mm) N RR SIFAT

(39)

Lampiran 2. Prakiraan Hujan Wilayah Banten dan DKI Jakarta Bulan Agustus 2021

Keterangan : X : Rata-rata curah hujan bulanan (mm); Tahun 1991-2020 N : Normal curah hujan (antara 0.85 X – 1.15 X)

RR : Prakiraan curah hujan (mm)

I. DKI JAKARTA 1. BMKG Kemayoran 50 42 - 57 21 - 50 BN

2. Tangerang Selatan (BMKG) 71 60 - 81 51 - 100 BN

3. Tanjung Priok (BMKG) 44 37 - 50 21 - 50 BN

4. Cengkareng (BMKG) 43 36 - 49 21 - 50 N

5. Halim (TNI AU) 41 35 - 47 21 - 50 N

6. Pakubuwono 54 46 - 62 51 - 100 N

7. Kedoya Selatan 59 50 - 68 21 - 50 BN

II. TANGERANG 8. Curug (BMKG) 81 69 - 93 51 - 100 N

9. Stageof Tangerang 44 37 - 50 21 - 50 N

10. Mauk 33 28 - 38 21 - 50 AN

11. Kresek 21 18 - 24 21 - 50 AN

12. Balaraja 50 43 - 58 21 - 50 N

III. S E R A N G 13. Serang (BMKG) 37 31 - 42 21 - 50 AN

14. C i o m a s 85 72 - 98 51 - 100 BN

15. Cinangka 43 37 - 50 21 - 50 BN

16. Ciruas (Singamerta) 34 29 - 40 21 - 50 N

17. Kramat Watu 37 32 - 43 21 - 50 N

18. Pamarayan 68 58 - 78 51 - 100 BN

19. Kasemen 21 18 - 24 21 - 50 AN

20. Mancak 37 31 - 43 21 - 50 BN

21. Carenang 38 32 - 44 21 - 50 N

22. Padarincang 72 62 - 83 21 - 50 BN

IV. PANDEGLANG 23. Pandeglang 119 102 - 137 51 - 100 BN

24. Labuan 60 51 - 69 21 - 50 BN

25. Menes 63 53 - 72 21 - 50 BN

26. Cibaliung 65 55 - 75 21 - 50 BN

27. Munjul 70 60 - 81 21 - 50 BN

28. Cikeusik 54 46 - 62 21 - 50 BN

V. L E B A K 29. Banjarsari (Bd. Cilemer) 57 48 - 66 21 - 50 BN

30. Rangkasbitung 85 72 - 98 51 - 100 N

31. Banjar Irigasi-Cipanas 137 116 - 157 151 - 200 AN

32. Bayah 55 47 - 64 51 - 100 N

33. Lebak Parahiang-Leuwidamar 81 69 - 93 51 - 100 BN

34. Malingping 53 45 - 61 21 - 50 N

35. BPP Sajira 106 90 - 122 51 - 100 BN

36. Panyaungan Panggarangan 63 54 - 73 51 - 100 BN

N

WILAYAH STASIUN PENGAMATAN X (mm) RR SIFAT

(40)

Lampiran 3. Prakiraan Hujan Wilayah Banten dan DKI Jakarta Bulan September 2021

Keterangan : X : Rata-rata curah hujan bulanan (mm); Tahun 1991-2020 N : Normal curah hujan (antara 0.85 X – 1.15 X)

RR : Prakiraan curah hujan (mm)

I. DKI JAKARTA 1. BMKG Kemayoran 60 51 - 69 101 - 150 AN

2. Tangerang Selatan (BMKG) 106 90 - 122 101 - 150 AN

3. Tanjung Priok (BMKG) 49 41 - 56 51 - 100 AN

4. Cengkareng (BMKG) 41 34 - 47 51 - 100 AN

5. Halim (TNI AU) 88 74 - 101 51 - 100 N

6. Pakubuwono 86 73 - 99 101 - 150 AN

7. Kedoya Selatan 99 84 - 114 101 - 150 N

II. TANGERANG 8. Curug (BMKG) 93 79 - 106 151 - 200 AN

9. Stageof Tangerang 51 44 - 59 51 - 100 AN

10. Mauk 34 29 - 40 51 - 100 AN

11. Kresek 31 26 - 36 51 - 100 AN

12. Balaraja 48 41 - 55 51 - 100 AN

III. S E R A N G 13. Serang (BMKG) 50 43 - 58 51 - 100 AN

14. C i o m a s 101 86 - 116 101 - 150 AN

15. Cinangka 64 54 - 74 51 - 100 AN

16. Ciruas (Singamerta) 45 38 - 52 51 - 100 AN

17. Kramat Watu 39 33 - 45 51 - 100 AN

18. Pamarayan 81 69 - 93 101 - 150 AN

19. Kasemen 25 21 - 28 51 - 100 AN

20. Mancak 48 41 - 56 51 - 100 N

21. Carenang 42 35 - 48 51 - 100 AN

22. Padarincang 79 67 - 91 51 - 100 N

IV. PANDEGLANG 23. Pandeglang 201 171 - 231 151 - 200 BN

24. Labuan 87 74 - 100 51 - 100 N

25. Menes 118 101 - 136 51 - 100 BN

26. Cibaliung 70 60 - 81 51 - 100 AN

27. Munjul 103 87 - 118 51 - 100 N

28. Cikeusik 62 52 - 71 51 - 100 N

V. L E B A K 29. Banjarsari (Bd. Cilemer) 64 54 - 74 51 - 100 AN

30. Rangkasbitung 140 119 - 161 101 - 150 N

31. Banjar Irigasi-Cipanas 139 118 - 160 151 - 200 AN

32. Bayah 76 65 - 87 101 - 150 AN

33. Lebak Parahiang-Leuwidamar 100 85 - 115 101 - 150 AN

34. Malingping 85 72 - 97 101 - 150 AN

35. BPP Sajira 123 105 - 142 151 - 200 AN

36. Panyaungan Panggarangan 82 70 - 95 51 - 100 N

N

WILAYAH STASIUN PENGAMATAN X (mm) RR SIFAT

(41)

Lampiran 4. Prakiraan Hujan Wilayah Banten dan DKI Jakarta Bulan Oktober 2021

Keterangan : X : Rata-rata curah hujan bulanan (mm); Tahun 1991-2020 N : Normal curah hujan (antara 0.85 X – 1.15 X)

RR : Prakiraan curah hujan (mm)

I. DKI JAKARTA 1. BMKG Kemayoran 110 93 - 126 101 - 150 N

2. Tangerang Selatan (BMKG) 168 143 - 193 201 - 300 AN

3. Tanjung Priok (BMKG) 77 65 - 89 51 - 100 AN

4. Cengkareng (BMKG) 88 74 - 101 101 - 150 AN

5. Halim (TNI AU) 135 115 - 156 151 - 200 AN

6. Pakubuwono 142 121 - 164 201 - 300 AN

7. Kedoya Selatan 133 113 - 152 151 - 200 AN

II. TANGERANG 8. Curug (BMKG) 185 157 - 213 201 - 300 AN

9. Stageof Tangerang 88 75 - 101 101 - 150 AN

10. Mauk 59 50 - 68 51 - 100 AN

11. Kresek 44 37 - 50 51 - 100 AN

12. Balaraja 93 79 - 107 101 - 150 AN

III. S E R A N G 13. Serang (BMKG) 92 78 - 106 101 - 150 N

14. C i o m a s 154 131 - 177 101 - 150 N

15. Cinangka 127 108 - 147 101 - 150 N

16. Ciruas (Singamerta) 82 70 - 95 51 - 100 AN

17. Kramat Watu 69 58 - 79 51 - 100 N

18. Pamarayan 153 130 - 175 151 - 200 AN

19. Kasemen 51 43 - 59 51 - 100 AN

20. Mancak 121 103 - 139 51 - 100 BN

21. Carenang 50 43 - 58 51 - 100 AN

22. Padarincang 157 133 - 180 151 - 200 N

IV. PANDEGLANG 23. Pandeglang 303 257 - 348 151 - 200 BN

24. Labuan 179 153 - 206 201 - 300 AN

25. Menes 205 174 - 235 201 - 300 N

26. Cibaliung 168 143 - 193 201 - 300 AN

27. Munjul 188 160 - 216 201 - 300 N

28. Cikeusik 199 169 - 229 151 - 200 BN

V. L E B A K 29. Banjarsari (Bd. Cilemer) 138 117 - 158 151 - 200 N

30. Rangkasbitung 189 161 - 217 151 - 200 N

31. Banjar Irigasi-Cipanas 231 197 - 266 201 - 300 N

32. Bayah 162 138 - 186 151 - 200 AN

33. Lebak Parahiang-Leuwidamar 200 170 - 230 151 - 200 N

34. Malingping 198 168 - 227 201 - 300 N

35. BPP Sajira 204 174 - 235 151 - 200 N

36. Panyaungan Panggarangan 185 157 - 213 151 - 200 N

N

WILAYAH STASIUN PENGAMATAN X (mm) RR SIFAT

Gambar

Gambar 5. Peta Analisis Sifat Hujan  Bulan Juni 2021 Provinsi Banten dan DKI Jakarta
Gambar 6. Peta Analisis Curah Hujan  Bulan Juni 2021 Provinsi Banten dan DKI Jakarta
Gambar 8. Suhu Udara Harian pada Area  Tangerang Selatan Bulan Juni 2021
Gambar 9. Kelembaban Udara Harian pada Area  Tangerang Selatan Bulan Juni 2021
+7

Referensi

Dokumen terkait

Prakiraan tingkat kekeringan dan kebasahan bulan April - Juni 2021 Provinsi Banten dan DKI Jakarta umumnya berada pada kategori Normal, kecuali di Sebagian kecil Kab

Untuk Analisis Sifat hujan bulan November 2020 pada umumnya di wilayah Banten dan DKI Jakarta bersifat Atas Normal, kecuali Kab Serang bagian Utara dan sebagian kecil di bagian

Prakiraan tingkat kekeringan dan kebasahan bulan Desember 2020 dan Januari – Februari 2021 Provinsi Banten dan DKI Jakarta umumnya berada pada kategori Normal hingga

Sifat hujan pada bulan Juni 2012 di Sulawesi Selatan diprakirakan umumnya Normal (N) kecuali Bantaeng, Barru bagian Selatan, sebagian besar Bone bagian Timur, Bulukumba bagian

Metode pelaksanaan konstruksi dilapangan sangat berperan dalam hal ini untuk perhitungan analisa beban yang terjadi, penggunaan metode pelaksanaan dengan alat traveller

(penghargaan) dari pusat atas kinerjanya. Bahkan untuk CS penulis mendapatkan banyak pelajaran seperti saat dalam suasana yang sangat ramai dengan antrian yang terkadang

Namun menurut Misdiyono (2007), tarif selular di Indonesia sangat mahal. Biaya pembangunan satu buah jaringan wireless saat ini sudah kurang dari 100 Dolar AS, sedangkan biaya

Dalam sebuah pengertian umum sebenarnya kompresi ini dapat diartikan bahwa sebuah data dapat dilakukan pengecilan dari kapasitasnya, dengan kata lain apabila melakukan