• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE JOURNALIST QUESTION (5W 1H) BERBANTUAN MEDIA FOTO PRIBADI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI KELAS III

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENERAPAN METODE JOURNALIST QUESTION (5W 1H) BERBANTUAN MEDIA FOTO PRIBADI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI KELAS III"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN METODE JOURNALIST QUESTION (5W 1H) BERBANTUAN MEDIA FOTO PRIBADI UNTUK MENINGKATKAN

KETERAMPILAN MENULIS NARASI KELAS III

Ni Made Desy Ratnayanti1, I Nyoman Jampel2, Dewa Nyoman Sudana3

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail: ratnayanti.desy@gmail.com1, nyoman.jampel@yahoo.com2 dewasudana65@gmail.com3,

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menegetahui peningkatan keterampilan menulis narasi siswa kelas III SD Negeri 2 Perancak Kecamatan Jembrana, Kabupaten Jembrana tahun ajaran 2015/2016 melalui penerapan metode journalist question (5W 1H) berbantuan media foto pribadi. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu tahap perencanaan, tahap tindakan, tahap observasi/evaluasi, dan tahap refleksi.

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III SD Negeri 2 Perancak yang berjumlah 31 orang. Objek penelitian ini adalah keterampilan menulis narasi. Data keterampilan menulis narasi siswa dikumpulkan dengan metode unjuk kerja. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan analisis deskriptif kuantitatif. Hasil analisis data menunjukan bahwa nilai rata-rata siswa sebelum tindakan sebesar 58,96 dengan ketuntasan klasikal sebesar 25,80%, pada tindakan siklus I nilai rata-rata mengalami peningkatan menjadi 67,74 dengan ketuntasan klasikal sebesar 67,74%, pada tindakan siklus II nilai rata-rata sebesar 75,70 dengan ketuntasan klasikal sebesar 87,09%, dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan metode journalist question (5W 1H) berbantuan media foto pribadi dapat meningkatkan keterampilan menulis narasi siswa kelas III SD Negeri 2 Perancak Kecamatan Jembrana, Kabupaten Jembrana Tahun Ajaran 2015/2016.

Kata kunci: Keterampilan menulis narasi, Metode journalist question (5W 1H), media foto pribadi

Abstract

This study aims to improve the skills of third grade students write narrative SD Negeri 2 Perancak District of Jembrana, Jembrana regency 2015/2016 school year through the application of methods journalist question (5W 1H) media-aided private photos.

This research is a classroom action conducted in two cycles. This research is a classroom action research conuducted in two cycles. Each cycle consists of four stages those are planning, action, observation/evaluasi, and reflection. The subjects were students of class III SD Negeri 2 Perancak with total 31 people. The object of this study is a narrative writing skills. Data narrative writing skills of students gathered by the method of performance. The collected data were then analyzed by quantitative descriptive analysis. The results of data analysis showed that the average value of students before action is 58,96 with classical completeness amounted to 25,80%, in the second cycle of the average value is 75,70 with classical completeness of 87,09%, it can be concluded that with the adoption of journalist question (5W 1H) aided private photo media can improve writing skills narration third grade students of SD Negeri 2 Perancak district of Jembrana, Jembrana regency year doctrice 2015/2016.

Keywords: narrative writing skills, methods journalist question (5W 1H), Media private photos.

(2)

PENDAHULUAN

Jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD) memiliki peranan penting dalam proses pendidikan siswa. Jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD) akan memberikan berbagai keterampilan dasar yang akan menjadi pondasi awal pengetahuan siswa. Sebagaimana tujuan pendidikan dasar yaitu meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Keterampilan dasar tersebut terdapat dalam berbagai mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah Dasar (SD).

Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang harus dikuasai siswa Sekolah Dasar (SD). Pengajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia.

Standar kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia berorientasi pada hakikat pengajaran bahasa, bahwa belajar bahasa adalah belajar komunikasi. Oleh karena itu, pengajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk membina kemampuan siswa yaitu berkomunikasi dalam bahasa Indonesia, baik secara lisan maupun tertulis. Secara umum pengajaran bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut, (1) menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara, (2) memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan, dan (3) berkomunikasi secara efektif dan efisien dengan etika yang berlaku baik secara lisan maupun tulis.

Pembelajaran bahasa Indonesia memuat empat keterampilan berbahasa.

Keterampilan-keterampilan berbahasa tersebut menurut Iskandarwassid dan Dadang Sumendar (2008:256) meliputi;

“menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.” Pendapat tersebut juga selaras dengan Yeti Mulyati, dkk. (2010:1.8) yang

menyatakan bahwa keterampilan berbahasa terdiri dari empat aspek, yaitu keterampilan berbicara, menyimak, menulis, dan membaca. Jadi, empat keterampilan berbahasa yang termuat dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SD yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

Salah satu keterampilan berbahasa yang masih sulit untuk dikuasai siswa adalah keterampilan menulis. Keterampilan menulis tidak bisa dikuasai dalam waktu singkat, diperlukan latihan dan praktik yang tidak sedikit dan terus menerus. Siswa juga dituntut untuk mampu menguasai struktur bahasa dan kosakata sehingga mampu menuangkan dan mengkomunikasikan gagasannya dalam bentuk tulisan.

Keterampilan menulis di Sekolah Dasar (SD) akan membentuk keterampilan dasar yang mempengaruhi keterampilan menulis pada tingkat selanjutnya.

Pembelajaran menulis diharapkan membentuk siswa Sekolah Dasar (SD) agar mampu berkomunikasi secara tertulis dengan baik dalam kehidupannya. Selain itu juga dengan menulis memudahkan siswa untuk berpikir kreatif dan aktif, serta mampu memberikan reaksi positif terhadap perkembangan di lingkungan sekitar yang selalu dinamis.

Melalui kegiatan menulis, siswa

dapat melatih kemampuan

mengorganisasikan dan menjernihkan berbagai konsep atau ide, dengan menulis siswa dapat memunculkan ide baru, dan dengan menulis siswa dapat terbantu untuk menyerap dan memproses informasi dan membantu untuk berpikir aktif. Dengan pemunculan ide baru dalam menulis, siswa dapat mengekspresikan perasaan dengan cara menulis. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dipertegas bahwa keterampilan menulis sebagai salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang mempunyai peran penting dalam kehidupan manusia. Dengan menulis, seseorang tepat mengungkapkan pikiran atau gagasan untuk mencapai maksud dan tujuan.

Dalam keterampilan menulis ada beberapa keterampilan, salah satunya adalah menulis narasi. Narasi atau kisahan merupakan corak tulisan yang bertujuan

(3)

menceritakan rangkaian peristiwa atau pengalaman manusia (tokoh) berdasarkan perkembangan dari waktu ke waktu.

Suparno, (dalam PSDMPK dan PMP, 2012:9) Narasi adalah tulisan yang menyajikan serangkaian peristiwa. Menulis narasi menuntut siswa untuk berfikir kreatif untuk mengembangkan gagasan yang ada.

Oleh karena itu, pembelajaran menulis narasi diharapkan dapat menumbuhkan ide kreatif siswa guna mendukung keberhasilan siswa dalam menguasai kompetensi tersebut.

Pengembangan keterampilan menulis, termasuk menulis narasi, perlu mendapat perhatian yang serius sejak tingkat pendidikan yang paling dasar, karena keterampilan menulis tidak terbentuk secara otomatis. Seseorang yang ingin terampil menulis memerlukan pengajaran dan keterampilan yang teratur,khususnya dalam menulis narasi.

Seseorang dalam menulis narasi akan dituntut menggabungkan dua imajinasi dan daya nalarnya. Dengan demikian, dapat

disimpulkan bahwa dengan

mengembangkan keterampilan menulis narasi juga akan melatih kecerdasan daya pikir anak. Sebagai aspek keterampilan berbahasa, keterampilan menulis narasi dapat dimiliki oleh orang-orang yang giat dan rajin berlatih. Guru melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan keterampilan menulis narasi siswa tetapi hasil yang diperoleh kurang memuaskan.

Kenyataan menunjukan bahwa rendahnya keterampilan menulis narasi yang dimiliki oleh siswa juga terlihat pada siswa kelas III SD Negeri 2 Perancak. Hal ini sesuai dengan hasil observasi awal yang dilakukan pada hari Sabtu 14 November 2015 di kelas III SD Negeri 2 Perancak.

Hasil observasi menunjukan bahwa rendahnya keterampilan menulis narasi siswa tersebut disebabkan oleh pengajaran yang dilakukan guru hanya berorientasi pada teori dan pengetahuan serta metode pengajaran yang digunakan guru kurang efektif, guru belum banyak memberikan praktik dan latihan kepada siswa.

Kesulitan belajar menulis narasi tidak hanya disebabkan dari faktor guru melainkan juga dari siswa itu sendiri. Siswa kelas III masih kesulitan untuk menuangkan

ide dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Selain itu siswa tidak memiliki minat dan merasa jenuh untuk menulis, siswa kurang memerhatikan dan menganggap mudah pokok bahasan ini.

Pada saat menulis narasi siswa hanya mentingkan panjang karangannya sehingga dalam penyusunan narasi mereka tidak memperhatikan penggunaan ejaan dan tanda baca, diksi, kohesi dan koherensi, serta kronologis kejadian. Dengan demikian pembelajaran dalam menulis narasi belum mampu mencapi hasil yang optimal.

Selain ditunjukan dengan hasil observasi kondisi ini juga didukung dengan hasil wawancara yang dilakukan dengan wali kelas III SD Negeri 2 Perancak yaitu I Ketut Sadarana diketahui bahwa hasil keterampilan menulis narasi menunjukan hasil yang rendah dengan rata-rata nilai 58,96 dari 31 siswa sedangkan kreteria ketuntasan maksimal (KKM) yang ditetapkan sekolah untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia 65. Siswa yang diketagorikan tuntas sebanyak 8 orang atau (25,80%), sisanya 23 orang (74,19%) belum tuntas.

Mengacu pada permasalahan di atas, maka diperlukan tindakan untuk meningkatkan keterampilan menulis narasi.

Salah satu metode yang dapat digunakan adalah metode Journalist Questions (5W 1H) berbantuan media foto pribadi. Metode Journalist Questions (5W 1H) berbantuan media foto pribadi mampu mengembangkan siswa dalam mengembangkan ide-ide atau mampu menuangkan gagasannya untuk menulis narasi serta dapat menggunakan bahasa Indonesia yang benar dan memperhatikan ejaan, tanda baca dan yang lainnya. Selain itu dengan metode Journalist Questions (5W 1H) berbantuan media foto pribadi dapat menarik minat siswa untuk menulis narasi.

Di antara media pendidikan, gambar/foto pribadi adalah media yang paling umum dipakai. Dia merupakan bahasa yang umum, yang dapat dimengerti dan dinikmati di mana-mana. Oleh karena itu pepatah Cina mengatakan bahwa sebuah gambar atau foto pribadi berbicara banyak dari pada seribu kata (Arif S.

Sadiman, dkk 1984:29). Jadi, media ini

(4)

cukup efektif dan menarik digunakan karena dengan bantuan foto pribadi siswa dapat lebih mudah menuangkan gagasannya ke dalam bentuk tulisan.

Pengalaman yang ada pada foto tersebut dialami oleh siswa itu sendiri. Dengan demikian, siswa mudah menuangkan ide- idenya dalam membuat suatu tulisan dalam bentuk narasi.

Peningkatan keterampilan menulis narasi siswa kelas III SD Negeri 2 Perancak dengan penerapan metode Journalist Questions (5W 1H) berbantuan media foto pribadi pada dasarnya bertujuan untuk menarik minat siswa untuk menulis narasi.

Metode Journalist Questions (5W 1H) dapat dijadikan sebagai pedoman menulis oleh siswa mengembangkan ide menulis dengan mengajukan pertanyaan who (siapa), what (apa), when (kapan), where (dimana), why (mengapa) dan how (bagaimana).

Untuk membuktikan secara empirik bahwa metode Journalist Question (5W 1H) berbantuan media foto pribadi dapat meningkatkan keterampilan menulis narasi.

Maka, dilakukan penelitian tentang

“Penerapan Metode Journalist Question (5W 1H) Berbantuan Media Foto Pribadi Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Narasi Kelas III SD Negeri 2 Perancak”

Kecamatan Jembrana, Kabupaten Jembrana Tahun Pelajaran 2015/2016.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK).

Istilah dalam bahasa Inggrisnya adalah classroom action research (CAR).dari namanya sudah menunjukan isis yang terkandung di dalamnya, yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di dalam kelas (Arikunto,dkk. 2008:2) Penelitian ini akan dilaksanakan atas beberapa siklus, yaitu siklus I refleksi awal, perencanaan tindakan I, pelaksanaan tindakan I, observasi dan evaluasi tindakan I, dan refleksi tindakan I. Jika evaluasi tindakan I belum maksimal, penelitian dilanjutkan dengan perencanaan tindakan II dengan urutan yang sama dengan tindakan I.

Kegiatan ini dilakukan sampai menemukan hasil maksimal. Siklus tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 1. Siklus Penelitian

Dalam penelitian tindakan kelas, kegiatan penelitian dilakukan secara multisiklus. Banyaknya siklus yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini, didasarkan pada ketercapaian kriteria keberhasilan yang ingin dicapai. Kegiatan setiap siklus meliputi refleksi awal, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi/evaluasi, dan refleksi.

1. Refleksi Awal

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dengan melakukan refleksi awal yang bertujuan untuk mengumpulkan data-data awal mengenai permasalahan serta kendala-kendala yang dialami siswa dalam proses pembelajaran. Untuk itu, peneliti melaksanakan wawancara dengan guru kelas III yaitu. Hasil wawancara tersebut menunjukan adanya masalah kurangnya keterampilan menulis narasi siswa. Dari refleksi awal diperoleh imformasi bahwa siswa kelas III memiliki tingkat keterampilan menulis narasi rendah. Nilai rata-rata keterampilan berbicara dari 31 orang siswa adalah 58,96 sedangkan kreteria ketuntasan maksimal (KKM) yang ditetapkan untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD Negeri 2 Perancak yaitu 65.

Refleksi

Awal

Permasalahan Rencana Tindakan

I Pelaksanaan

Tindakan I

Observasi dan Evaluasi I

Refleksi I terselesaikan

Rencana Tindakan II

Pelaksanaan Tindakan II

Observasi dan Evaluasi II Refleksi

Terselesaikan II

Belum Terselesaikan Belum Terselesaikan

Siklus Selanjutnya Siklus I

Siklus II

(5)

Rendahnya kemampuan siswa dalam menulis narasi disebabkan oleh kesulitan siswa untuk menuangkan ide, dan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar baik itu dalam penggunaan ejaan dan tanda baca. Selain itu siswa tidak memiliki minat dan merasa jenuh untuk menulis. Untuk mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan keterampilan menulis narasi, penulis menawarkan sebuah metode dalam pembelajaran yang dapat member kemudahan bagi siswa untuk mengembangkan ide-ide atau mampu menuangkan gagasannya untuk menulis narasi serta dapat menggunakan bahasa Indonesia yang benar dan memperhatikan ejaan dan tanda baca, sehingga mudah dalam menuangkan ide- ide dalam bentuk tulisan narasi. Metode pembelajaran tersebut adalah metode Journalist Question (5W 1H) berbantuan media foto pribadi. Metode Journalist Question (5W 1H) berbantuan media foto pribadi mampu meningkatkan pemahaman siswa terhadap keterampilan menulis narasi. Hal ini disebabkan karena dengan menerapkan metode tersebut dengan bantuan foto pribadi diman dengan berbantuan foto pribadi bisa membantu siswa dalam mengembangkan ide atau gagasannya dalam menulis narasi karena pengalaman yang ada pada foto tersebutdialami oleh siswa itu sendiri dan dipadukan dengan metode Journalist Question (5W 1H) merupakan pengajaran pengajaran menulis atau mengembangkan ide menulis dengan menggunakan kata tanya who (siapa), what (apa), when (kapan), where (dimana), why (mengapa) dan how (bagaimana). Dengan demikian siswa lebih mudah mengembangkan idenya dalam menulis narasi.

2. Perencanaan Tindakan

Setelah melakukan refleksi awal, peneliti perlu membuat atau merancang suatu persiapan sebelum melaksanakan tindakan demi kelancaran pelaksanaan tindakan tersebut. Perencanaan dilakukan secara kolaboratif oleh peneliti bersama guru kelas III SD Negeri 2 Perancak.

Perencanaan yang perlu disusun adalah sebagai berikut. (1) Bersama guru secara kolaboratif menganalisis silabus untuk menyesuaikan pokok bahasan agar sesuai

dengan tujuan pembelajaran yang harus dikembangkan berdasarkan waktu yang tersedia. Dari hasil kolaborasi ditemukan pokok bahasan yaitu keterampilan menulis narasi. Alokasi waktu untuk pokok bahasan tersebut adalah 2 x 35 menit (1 kali pertemuan). (2) Berdiskusi mengenai prosedur penerapan metode journalist question (5W 1H) berbantuan media foto pribadi untuk meningkatkan keterampilan menulis narasi. (3) Bersama guru secara kolaboratif mendiskusikan rencana pembelajaran sebagai pedoman untuk melaksanakan proses belajar-mengajar. (4) Bersama guru membuat skenario pembelajaran. Skenario pembelajaran diperlukan dalam pelaksanaan pembelajaran yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam membimbing siswa. (5) Secara kolaboratif bersama guru menyusun instrumen penelitian

3. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan ini sebagai pelaksana tindakan adalah guru kelas dan peneliti sebagai pengamat. Pelaksana melaksanakan pembelajaran berdasarkan skenario dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang disusun oleh peneliti. Guru melaksanakan langkah- langkah dalam pembelajaran. Langkah- langkah pembelajaran yang dilakukan sebagai berikut.

Langkah-Langkah Pembelajaran

1) Menugaskan siswa untuk memilih foto pribadi yang dimiki oleh siswa . 2) Menugasi siswa untuk membuat

pertanyaan tentang hal-hal yang berhubungan dengan foto pribadi yang dipilih siswa

3) Menugaskan siswa merangkai jawaban dari pertanyaan yang berdasarkan foto pribadi tersebut dan menggunakan jawaban tersebut sebagai dasar menulis narasi.

4) Menugaskan siswa menulis narasi 5) Memberikan kesempatan kepada

siswa untuk menanyakan kesulitan- kesulitan siswa dalam merangkai jawaban-jawaban berdasarkan pertanyaan yang berhungan dengan foto pribadi yang digunakan dasar menulis narasi

6) Memberikan penguatan-penguatan mengenai penulisan narasi dengan

(6)

terlebih dahulu memahami metode journalit question (5W 1H) berbantuan media foto pribadi 7) Menugaskan siswa untuk memilih

foto pribadi yang akan diceritakan pada pertemuan berikutnya.

4. Observasi dan Evaluasi

Observasi ini perlu dilakukan untuk mendapatkan data yang lebih akurat mengenai pelaksanaan tindakan dalam setiap siklus. Observasi dilakukan untuk mengetahui kelemahan pada setiap tindakan yang dilakukan. Hasil observasi ini akan dijadikan pedoman untuk memperbaiki tindakan selanjutnya.

Observasi dilaksanakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah tersusun dalam instrumen observasi.

Evaluasi dilakukan setelah pelaksanaan tindakan berakhir. Evaluasi merupakan pengukuran hasil yang telah dicapai dalam pembelajaran. Evaluasi dilaksanakan untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Adapun aspek yang dinilai dalam penelitian ini adalah keterampilan siswa menulis narasi.

5. Refleksi

Tahap ini dilaksanakan pada akhir siklus. Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan. Berdasarkan data yang telah terkumpul. Acuan dalam pelaksanaan refleksi ini adalah hasil observasi dan evaluasi. Refleksi bertujuan untuk memformulasikan kekuatan-kekuatan yang ditemukan, kelemahan-kelemahan, dan hambatan-hambatan yang mengganjal dalam mencapai tujuan yang diinginkan.

Jika terdapat masalah dari proses refleksi maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus berikutnya yang meliputi kegiatan: perencanaan ulang, tindakan ulang, dan pengamatan ulang sehingga permasalahan dapat teratasi.

Subjek penelitian mempunyai kedudukan yang sangat sentral dalam penelitian karena pada subjek penelitian itulah data tentang variabel yang diteliti berada dan diamati oleh peneliti. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III SD Negeri 2 Perancak. Dipilihnya siswa kelas III sebagai subjek penelitian karena siswa inilah yang mengalami masalah dalam keterampilan menulis narasi.

Objek penelitian ini adalah keterampilan menulis narasi siswa kelas III SD Negeri 2 Perancak Kecamatan Jembrana, Kabupaten Jembrana.

Pengumpulan data bertujuan untuk memperoleh data yang akan digunakan untuk menjawab masalah penelitian. Data yang diperlukan untuk menjawab permasalahan yang ingin dipecahkan adalah data mengenai ada tidaknya peningkatan keterampilan siswa menulis narasi. Metode yang dipergunakan untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan, yaitu metode tes unjuk kerja Untuk mengumpulkan data mengenai keterampilan menulis narasi. Data yang dianalisis adalah data keterampilan menulis. Teknik analisis data yang digunakan yaitu teknik analisis deskriftif kuantitatif.

Untuk memudahkan dalam melakukan penilaian hasil menulis narasi maka perlu dibuat pedoman penilaian menulis narasi. Adapun pedoman penilaian dalam menulis menurut Ahmad Rofi’uddin dan Darmiyati Zuchdi (1999: 273), menggunakan penilaian secara per aspek dalam penelitiannya. Penelitian per aspek tersebut disesuaikan dengan indikator yang ingin dicapai dalam pembelajaran di kelas.

Berdasarkan kajian teori, penilaian berdasarkan aspek unsur narasi dan aspek kebahasaan. Pedoman penilaian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Tabel 1. Pedoman Penilaian Keterampilan Menulis Narasi

No Unsur yang Dinilai Skor

Aspek unsur narasi

1 Tema 5

2 Tokoh 4

3 Latar tempat 4

4 Latar waktu 4

5 Alur 8

Aspek kebahasaan

(7)

1 Isi gagasan yang dikemukakan 20

2 Organisasi isi 10

3 Struktur tata bahasa 10

4 Gaya : pilihan struktur dan diksi 15

5 Ejaan dan tanda baca 20

Jumlah 100

Kreteria keberasilan yang ditentukan yaitu secara individual siswa dikatakan tuntas dalam pembelajaran menulis narasi apabila nilai yang diperoleh minimal 65. Hal ini didasarkan atas kreteria ketuntasan minimal di SD Negeri 2 Perancak. Secara klasikal, pembelajaran dikatakan tuntas jika 75% dari jumlah siswa yang ada di kelas itu memperoleh nilai minimal 65, sehingga tindakan dapat dihentikan. Sebaliknya, jika jumlah siswa yang memperoleh nilai 65 kurang dari 75% tindakan akan dilakukan pada siklus selanjutnya, sampai memperoleh nilai yang diharapkan.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilakukan dalam dua siklus, setiap siklus dilaksanakan sebanyak empat kali pertemuan. Pada siklus I, penelitian dilaksanakan dengan memberikan contoh menulis narasi dengan metode Journalist Question (5W 1H) berbantuan media foto pribadi. Pada siklus II peneliti kembali memberikan contoh menulis narasi dengan metode Journalist Question (5W 1H) berbantuan media foto pribadi seperti siklus I, hanya saja pada siklus II ini pemberian contoh menulis narasi menggunakan metode Journalist Question (5W 1H) berbantuan media foto pribadi, foto yang digunakan lebih dari satu foto.

Berdasarkan pemerolehan skor keterampilan menulis narasi siswa pada siklus I dapat disimpulkan bahwa penerapan metode journalist question berbantuan media foto pribadi untuk meningkatkan keterampilan menulis kelas III SD Negeri 2 perancak belum berhasil.

Hal ini dapat dilihat dari persentase keberhasilan secara klasikal hanya mencapai 67,74% (hanya 21 orang yang mencapai nilai ≥ 65). Penelitian dikatakan berhasil secara klasikal apabila 75% dari siswa mendapat skor ≥ 65. Namun, dilihat dari skor rata-rata yang dicapai siswa

dengan penerapan metode journalist question (5W 1H) berbantuan media foto pribadi jauh lebih besar dibandingkan dengan skor rata-rata menulis narasi sebelum menggunakan metode journalist question (5W 1H) berbantuan media foto pribadi Skor rata-rata sebelum diberikan perlakuan adalah 58,96 sedangkan skor rata-rata siswa setelah diberikan perlakuan dengan metode journalist question (5W 1H) berbantuan media foto pribadi adalah 67,74 Jadi, terjadi peningkatan sebesar 8,74.

Adapun peningkatan keterampilan menulis narasi siswa pada siklus I dapat dilihat pada grafik dibawah ini.

Gambar 2. Grafik Peningkatan keterampilan Menulis narasi Siklus I

Pada pelaksanaan tindakan siklus I masih ditemukan beberapa kendala- kendaka yang dihadapi oleh siswa yaitu diataranya dalam menulis narasi masih ada beberapa siswa hanya dapat menuliskan beberapa kalimat saja dan masih ada siswa yang dalam penulisan kalimat masih ada yang belum menggunakan ejaan yang benar.

Berdasarkan kendala-kendala yang dihadapi pada siklus I maka pelaksanaan tindakan pada siklus II diupayakan adanya usaha untuk menyempurnakan, melakukan perencanaan yang lebih baik, mengadakan perbaikan yang muncul pada siklus I. maka dari itu upaya yang dilakukan pada pelaksanaan siklus II adalah dengan

50 55 60 65 70

Kondisi AwalSiklus I

Siklus I Kondisi Awal

(8)

menggunakan lebih dari satu foto. Dengan menggunakan lebih dari satu foto siswa dapat lebih banyak dalam membuat kalimat dan hasil dari tulisan narasinya lebih panjang. Guru juga lebih membimbing dalam penulisan ejaan yang benar.

Setelah diberi tindakan pada siklus II telah terjadi peningkatan pada hasil keterampilan menulis narasi siswa setelah diterapkan metode journalist question (5W 1H) berbantuan media foto pribadi. Namun, bantuan foto yang digunakan sebagai media dalam penerapan metode journalit question (5W 1H) pada pelaksanaan tindakan siklus II menggunakan lebih dari satu foto dengan demikian siswa lebih banyak dalam membuat kalimat dan hasil menulisnya lebih panjang. Hal inidapat dilihat dari peningkatan skor rata-rata menceritakan pengalaman ke dalam bentuk narasi siswa kelas III SD Negeri 2 Perancak jika dibandingkan dengan pelaksanaan siklus I. Pada siklus I skor rata-rata siswa adalah 67,74, sementara pada siklus II adalah 75,70. Hal ini berarti skor rata-rata keterampilan menulis narasi siswa kelas III SD Negeri 2 Perancak dengan penerapan metode journalist question (5W 1H) berbantuan media foto pribadi meningkat sebesar 7,96. Adapun peningkatan keterampilan menulis dari siklus I ke siklus II dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 3. Grafik Peningkatan keterampilan Menulis narasi Siklus II

Berdasarkan persentase tersebut, secara klasikal penerapan metode journalist question (5W 1H) berbantuan media foto pribadi untuk meningkatkan keterampilan menulis narasi kelas III SD Negeri 2 Perancak pada siklus II dikatakan berhasil karena dua puluh tujuh orang atau 87,09%

dari jumlah siswa mengikuti tes keterampilan menulis narasi telah tuntas.

Berdasarkan penyekoran dan penilaian diketahui, bahwa hasil tes keterampilan menulis narasi siklus II lebih baik dari pada siklus I. Hal ini dapat dilihat dari skor rata-rata yang diperoleh pada siklus I dan II, yaitu 67,74 dan 75,70.

Peningkatan itu mencapai 8,3 untuk hasil tes keterampilan menulis narasi. Hasil pada tindakan kedua, dapat dikatakan sebagai tindakan terbaik, karena mampu meningkatkan hasil pembelajaran keterampilan menulis narasi Kelas III SD Negeri 2 Perancak. Hasil tersebut juga telah memenuhi kriteria ketuntasan minimal di SD Negeri 2 Perancak, yaitu 75% dari jumlah siswa di kelas memperoleh nilai 65 ke atas. Adapun perbandingan peningkatan keterampilan menulis siswa dari siklus I ke siklus II dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 4. Grafik Perbandingan Peningkatan keterampilan Menulis narasi

Pembahasan

Penelitian ini telah dilaksanakan selama 2 siklus pada siswa kelas III SD Negeri 2 Perancak Kecamata Jembrana, Kabupaten Jembrana Tahun Pelajaran 2015/2016. Hasil penelitian pada tindakan penilitian kelas ini menunjukan telah terjadi peningkatan keterampilan menulis narasi.

Hal ini dapat dilihatdari nilai rata-rata sebelum diberikan perlakuan adalah 58,96 dengan persentase kreteria keberasilan sebesar 25,80%. Pada siklus I terjadi peningkatan rata-rata yaitu 67,74 dengan ketuntasan klasikal sebesar 67,74% dan pada siklus II terjaddi peningkatan menjadi lebih maksimal dilihat dari nilai rata-rata siklus II yaitu 75,70 dengan ketuntasan 60

65 70 75 80

Siklus I Siklus II

Siklus I Siklus II

0 20 40 60 80

Kodisi Awal

Siklus I siklus II

(9)

klasikal sebesar 87,09%. Berdasarkan nilai rata-rata siswa sebelum diberikan perlakuan ke siklus I terjadi peningkatan sebesar 8,74. Tindakan siklus I ke tindakan siklus II terjadi peningkatan sebesar 7,96.

Terjadinya peningkatan nilai rata-rata dari sebelum diberikan perlakuan tindakan hingga tindakan siklus II disebabkan oleh bebrapa hal. Pertama, pembelajaran yang menggunakan metode Journalist Question (5W 1H) dapat meningkatkan keterampilan menulis narasi. siswa mampu menemukan dan mengembangkan ide-ide yang dituangkan kedalam bentuk tulisan yang berupa narasi. Semakin banyak ide-ide yang ditemukan dan dikembangkan siswa maka siswa mampu membuat kalimat lebih banyak dan hasil penceritaan lebih panjang.

Hal ini sejalan dengan pendapat dari Adiyani, 2012 yang menyatakan bahwa pembelajaran penggunaan metode Journalist Question (5W 1H) mampu membantu siswa dalam menemukan ide- ide dengan menggunakan kata tanya apa (What), dimana (Where), kapan (When), siapa (Who), mengapa (Why), dan bagaimana (How) sehingga dapat dikembangkan menjadi sebuah cerita.

Kedua, penggunaan media foto pribadi dalam pembelajaran juga berkontribusi terhadap minat dan perhatian siswa.

Adanya media akan membuat materi pembelajaran mudah dipahami dan dapat meningkatkan minat siswa untuk belajar dan media yang digunakan itu belum pernah digunakan oleh siswa seperti media foto pribadi. Dengan foto pribadi dapat membuat siswa menjadi tertarik dikarenakan foto yang digunakan dialami oleh siswa itu sendiri dan mudah didapatkan. Selain itu juga dengan menggunakan media pembelajaran foto Pribadi dalam menulis keterampilan narasi siswa akan lebih banyak dapat menceritakan pengalaman yang ada pada foto tersebut sehingga hasil tulisan siswa menjadi lebih panjang. Seperti yang diungkapkan Arif S. Sadiman, dkk (1984:29), gambar/foto pribadi adalah media yang paling umum dipakai. Dia merupakan bahasa yang umum, yang dapat dimengerti dan dinikmati di mana- mana. Oleh karena itu pepatah Cina mengatakan bahwa sebuah gambar atau

foto pribadi berbicara lebih banyak dari pada seribu kata. Foto pribadi merupakan reproduksi dari bentuk asli dalam media dua dimensi. Foto pribadi ini merupakan alat visual yang efektif karena dapat divisualisasikan sesuatu yang akan dijelaskan dengan lebih kongkret dan realistis. Informasi yang disampaikan dapat dimengerti dan mudah karena hasil yang diragakan atau ditampilkan lebih mendekati kenyataan melalui foto pribadi yang diperlihatkan kepada siswa, dan hasil yang diterima oleh siswa akan sama.

Efektivitas penggunaan metode Journalist Question (5W 1H) berbantuan media foto pribadi ini, sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Difta Novika Putri Widianinggar tahun 2013 yang berjudul

”Peningkatakan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Melalui Metode Journalist Question (5W1H) Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Geneng 1 Kecamatan Miri Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2012/2013”. Hasil penelitian tersebut mengambarkan bahwa metode Journalist Question (5W 1H) dapat meningkatkan keterampilan menulis narasi, terbukti dari adanya peningkatan persentase rata-rata siklus I adalah 61,11% dan peningkatan persentase rata-rata siklus II adalah 94,44%.

Dari paparan di atas, penelitian ini dapat dikatan berhasil karena semua kreteria yang ditetapkan telah terpenuhi.

Jadi, keterampilan menulis narasi siswa kelas III SD Negeri 2 Perancak Kecamatan Jembrana, Kabupaten Jembrana Tahun Pelajaran 2015/2016 meningkatkan dengan penerapan metode Journalist Question (5W 1H) berbantuan media foto pribadi.

PENUTUP

Dengan penerapan metode journalis question (5W 1H) berbantuan media foto pribadi dapat meningkatkan keterampilan menulis narasi siswa kelas III SD Negeri 2 Perancak Kecamatan Jembrana, Kabupaten Jembrana. Hal ini dapat dilihat dari nilai keterampilan menulis narasi siswa sebelum diberikan perlakuan dengan nilai rata-rata 58,96. Setelah diberikan perlakuan pada siklus I, nilai rata-rata siswa adalah 67,74. Ini berarti terjadi peningkatan nilai rata-rata dari sebelum diberikan perlakuan

(10)

sampai siklus I sebesar 8,74. Pada siklus II, skor rata-rata siswa adalah 76,70. Jumlah peningkatan nilai rata-rata dari siklus I ke siklus II adalah 7,96 . Hasil pada tindakan kedua, dapat dikatakan sebagai tindakan terbaik, karena mampu meningkatkan hasil pembelajaran menulis narasi. Dari 31 orang siswa kelas III ada sebanyak dua puluh tujuh orang atau 87,09 % memeroleh nilai ≥ 65. Hasil tersebut telah memenuhi kriteria yang sudah ditetapkan peneliti yaitu 75%

siswa di kelas memperoleh nilai 65 ke atas.

Di samping itu, temuan yang paling berarti dalam penerapan metode journalist question (5W 1H) berbantuan media foto pribadi adalah dapat menciptakan suasana belajar yang kondusif, kreatif, dan inovatif.

Berdasarkan temuan-temuan dalam penelitian ini, peneliti dapat menyampaikan beberapa saran sebagai berikut.(1) Siswa hendaknya terus mengasah keterampilan menulis narasi untuk membiasakan diri mengkonstruksi pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki. (2) Guru Sekolah Dasar dapat menggunakan metode journalist question (5W 1H) berbantuan media foto pribadi sebagai bahan pembaharuan terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya keterampilan menulis narasi. (3) Pihak sekolah disarankan memanfaatkan metode journalist uestion (5W 1H) berbantuan media foto pribadi sebagai alternatif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah. (4) Peneliti lain diharapkan dapat melakukan penelitian sejenis mengenai penerapan metode journalist uestion (5W 1H) berbantuan media foto pribadi untuk meningkatkan keterampilan menulis siswa dari aspek yang dianggap penting untuk dikaji.

DAFTAR PUSTAKA

Arif S. Sadiman,dkk. 1984. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Arikunto, Suharsimi, dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Iskandarwassid dan Dadang Sumendar.

(2008). Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Koyan, I Wayan. 2012. STATISTIK PENDIDIKAN Teknik Analisis Data Kuantitatif. Singaraja: Undiksha Press.

Rofi’uddin, Ahmad dan Darmiyati Zuchdi.

(1999). Pedidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi.

Depdikbud Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.

PSDMPK dan PMP. 2012. “Keterampilan Menulis”. Jakarta: Pusat Pengembangan Profesi Pendidik.

Sudjana. 2000. Dasar-Dasar Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.

Referensi

Dokumen terkait

Simpulan: Generasi Y pada pada penelitian ini memberi makna kebahagiaan yakni dalam kondisi sehat secara emosi, memiliki hubungan positif dengan keluarga dan orang lain,

c. Memberi pelatihan pembuatan kerajinan tangan berbahan stik cream berupa vas bunga pada anak- anak dan remaja di Dusun Bantal Watu 2, Sumberwungu,

Menemukenali karakteristik fisik lokasi ruang terbuka hijau dan pola aktifitas kegiatan ruang terbuka hijau (teori kriteria ruang terbuka hijau) meliputi gambaran umum lokasi,

 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

Dalam distribusi hasil tanaman hortikultura jarang sekali ada pedagang perantara, karena sifat barangnya yang sangat mudah rusak dan juga gampang layu, maka pada umumnya para

Penelitian terdahulu meneliti tentang penyelidikan kualitas layanan dan kepuasan pelanggan telepon selular di Yunani dan efek mediasi kepuasan pelanggan terhadap

Penelitian ini mendefinisikan 14 poin kekuatan dan 7 poin kelemahan, serta 5 poin peluang dan 4 poin ancaman yang dimiliki Pantai Logending, skor terbesar IFAS dengan poin

Analisis hubungan antara umur dan riwayat keluarga menderita Diabetes Melitus dengan kejadian Diabetes Melitus tipe 2 pada pasien rawat jalan di Poliklinik Penyakit Dalam