• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PRAKTEK AKAD WAKALAH BIL UJRAH PADA PRODUK PRULINK SYARIAH ASSURANCE ACCOUNT (PAA SYARIAH) DITINJAU DARI FATWA DSN-MUI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB IV PRAKTEK AKAD WAKALAH BIL UJRAH PADA PRODUK PRULINK SYARIAH ASSURANCE ACCOUNT (PAA SYARIAH) DITINJAU DARI FATWA DSN-MUI"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

62 BAB IV

PRAKTEK AKAD WAKALAH BIL UJRAH PADA PRODUK PRULINK SYARIAH ASSURANCE ACCOUNT (PAA SYARIAH)

DITINJAU DARI FATWA DSN-MUI

A. Pelaksanaan Akad Wakalah Bil Ujrah Pada Produk PRUlink Syariah Assurance Account (PAA Syariah) Di PT. Prudential Life Assurance

Cirebon

Perspektif Islam mengharuskan setiap transaksi muamalah memiliki kejelasan di dalam penggunaan akadnya. Keberadaan akad atau perjanjian dalam suatu produk akan menentukan keabsahan suatu transaksi.

Berdasarkan pada Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No.21/DSN-MUI/X/2001, industri asuransi syariah dapat mengaplikasikan beberapa akad pada produk-produk asuransi syariah yaitu akad tijarah dan akad tabarru’. Akad tijarah adalah semua bentuk akad yang dilakukan untuk tujuan komersial seperti mudharabah, mudharabah musytarakah, dan wakalah bil ujrah. Sedangkan akad tabarru’ adalah semua bentuk akad yang dilakukan dengan tujuan kebajikan dan tolong menolong, bukan semata untuk tujuan komersial seperti hibah.

PT. Prudential life assurance Cirebon, mengaplikasikan dua jenis akad pada produk PRU Syariah yang ditawarkannya termasuk pada produk PRUlink syariah assurance account (PAA Syariah) yaitu akad tabarru’ dan akad tijarah. Menurut Ibu Atin Supriyatin selaku Agent PRU Syariah, PRUlink syariah assurance account merupakan produk asuransi jiwa dasar PRU Syariah yang harus ada dan disertakan dalam setiap produk asuransi syariah prudential.

Akad tabarru’ merupakan akad yang digunakan antara sesama pemilik polis atau peserta asuransi. Peserta asuransi membayarkan sejumlah dana iuran tabarru’ untuk digunakan sebagai dana tolong menolong (ta’awun) kepada sesama peserta asuransi lainnya yang terkena resiko atau musibah.

(2)

Sedangkan akad tijarah merupakan akad yang digunakan antara pemilik polis atau peserta asuransi dengan perusahaan asuransi syariah. Akad tijarah yang digunakan adalah akad wakalah bil ujrah yaitu akad pemberian kewenangan oleh pemegang polis kepada pihak perusahaan asuransi untuk mengelola dan menginvestasikan kontribusi dana peserta dengan memberikan sejumlah biaya (ujrah) yang disepakati.

Berikut ini pernyataan dari Pak Syahroni selaku agent PRU Syariah :

“Akad perjanjian yang digunakan pada produk PRUlink syariah assurance account adalah akad tabarru’ dan akad tijarah. Akad tabarru’merupakan akad tolong menolong antar peserta asuransi. Sedangkan akad tijarah merupakan akad komersial yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan.

Akad tijarah yang digunakan adalah akad wakalah bil ujrah”.

Penggunaan akad wakalah bil ujrah dalam produk PRUlink syariah assurance account tidak terbatas pada kegiatan mengelola dan menginvestasikan dana peserta tetapi meliputi pada kegiatan mengadministrasikan, mengelola dana, mengelola dana investasi PRUlink syariah, membayar klaim, underwriting, mengelola portofolio risiko, memasarkan, dan melakukan transaksi atas nama peserta asuransi sebagai pihak yang telah memberikan kuasa kepada pihak prudential sebagai pengelola.

1. Prosedur Pembukaan Polis Asuransi PRUlink Syariah Assurance Account Untuk menjadi peserta asuransi produk PRUlink syariah assurance account, nasabah terlebih dahulu melakukan pengajuan pembukaan polis asuransi. Berikut ini syarat, ketentuan, dan prosedur pembukaan polis asuransi PRUlink syariah assurance account :

a. Syarat dan Ketentuan

1) Memiliki Penghasilan (Pemegang polis atau pembayar premi) 2) Sehat

3) WNI

4) Memiliki KTP (min. Usia 21 tahun untuk pemegang polis).

5) Usia tertanggung / peserta yang diasuransikan adalah 0-70 tahun atau sesuai dengan jenis produk asuransi yang diambil.

(3)

b. Prosedur Pembukaan Polis

1) Mengisi dan menandatangani formulir risiko calon pemegang polis PRUlink syariah assurance account

2) Mengisi dan menandatangani SPAJ (Surat Pengajuan Asuransi Jiwa) PRUlink syariah assurance account

3) Menyertakan ilustrasi manfaat produk asuransi yang telah ditandatangani pemegang polis

4) Melampirkan FC KTP atau kartu identitas pemegang polis dan peserta yang diasuransikan

5) Menyertakan bukti pembayaran uang polis pertama

Berkas dan dokumen pengajuan polis akan diserahkan kepada bagian administrasi dikantor keagenan prudential daerah setempat kemudian akan dikirim ke prudential pusat untuk di lakukan proses pengajuan persetujuan pembukaan polis asuransi.

Akad pada produk asuransi PRUlink syariah assurance account adalah dalam bentuk polis yaitu perjanjian asuransi syariah antara pemegang polis dengan pihak prudential sebagai pengelola berdasarkan akad wakalah bil ujrah.

Isi perjanjian dalam polis asuransi PRUlink syariah assurance account memuat beberapa hal yang harus disetujui oleh calon pemegang polis. Pertama, yaitu memberikan sejumlah iuran tabarru’ dengan tujuan untuk saling tolong menolong apabila ada peserta yang diasuransikan atau para peserta yang diasuransikan mengalami musibah. Apabila terjadi suatu peristiwa yang ditanggung atas diri peserta yang diasuransikan atau para peserta yang diasuransikan dan atas peristiwa tersebut harus dibayarkan manfaat asuransi, pembayaran asuransi tersebut akan dibebankan atas dana tabarru’.

Kedua, yaitu memberikan kuasa kepada PT. Prudential Life Assurance (selanjutnya disebut sebagai “pengelola”) sesuai akad

(4)

wakalah bil ujrah untuk mengelola asuransi jiwa syariah yang meliputi namun tidak terbatas pada kegiatan mengadministrasikan, mengelola dana, mengelola dana investasi PRUlink syariah, membayar klaim, underwriting, mengelola portofolio risiko, memasarkan dan melakukan transaksi atas nama Saya (pemegang polis). Atas hal tersebut pengelola berhak untuk memotong sejumlah biaya (ujrah) sesuai ketentuan yang berlaku yang ditetapkan oleh pengelola (SPAJ PRUlink syariah assurance account).

2. Pengelolaan Dana Premi Asuransi PRUlink Syariah Assurance Account Pengelolaan dana premi PRUlink syariah di prudential dilakukan dengan memisahkan dana peserta asuransi kedalam dua rekening yaitu rekening tabarru’ dan rekening investasi. Rekening tabarru’ merupakan rekening kumpulan dana hibah yang terkumpul dari iuran peserta asuransi yang digunakan untuk membantu para peserta asuransi lain yang terkena resiko atau musibah.

Sedangkan rekening investasi merupakan rekening peserta asuransi yang berisi kumpulan dana investasi peserta yang akan di kelola oleh perusahaan melalui instrument investasi syariah dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan.

Keterangan dari Pak Abdul Aziz selaku nasabah PRU Syariah :

“Produk PAA Syariah ini merupakan produk unit link dimana dalam produk unit link terdapat unsur investasinya. Dari sejumlah dana yang saya setorkan, sebagiannya akan dialokasikan untuk dana tabarru’

sebagai dana tolong menolong dan sebagian lainnya setelah dikurangi biaya-biaya asuransi akan di investasikan oleh prudential”.

Pengelolaan dana tabarru’ dan dana investasi peserta dikelola langsung secara terpusat dikantor pusat PT. Prudential Life Assurance yang berlokasi di Jakarta. Kantor keagenan prudential yang ada di tiap daerah hanya bertugas untuk memasarkan dan memperkenalkan produk- produk asuransi syariah prudential kepada masyarakat.

(5)

Berdasarkan keterangan dari Bapak Cornelius Dandung Bawono selaku Agency Director, kegiatan pengelolaan dana PRUlink syariah di prudential diawasi oleh pihak ketiga yaitu Dewan Pengawas Syariah (DPS) dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Kegiatan pengawasan oleh DPS dimaksudkan untuk menjaga dan mengawasi kegiatan operasional perusahaan terutama dalam sisi pengelolaan dana agar tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah Islam. DPS ini diketuai oleh Anwar Ibrahim dan anggotanya yaitu Ahmad Nuryadi Asmawi.

“Dana asuransi nasabah dikumpulkan ke dalam dana tabarru’, prudential hanya sebagai operator dan tidak berhak untuk menggunakan dana asuransi untuk operasional perusahaan. Sebagian dana dialokasikan untuk tolong menolong dan sisanya akan diinvestasikan dan dikembangkan oleh prudential di JII (Jakarta Islamic Index) yang sesuai dengan prinsip syariah sehingga ada potensi pengembangan hasil investasi yang akan dibagikan kepada perusahaan sebagai pengelola dan nasabah” (Wawancara Pak Cornelius Dandung Bawono, Agency Director PT. Prudential Life Assurance. Cirebon, 23 Maret 2018).

3. Klaim Asuransi PRUlink Syariah Assurance Account

Klaim adalah hak peserta asuransi yang diberikan perusahaan berdasarkan perjanjian atau akad yang disepakati. Pengajuan klaim dilakukan oleh nasabah kepada perusahaan asuransi ketika nasabah mengalami suatu risiko atau musibah atas dirinya (tertanggung utama) maupun atas keluarganya (tertanggung tambahan) yang disesuaikan dengan perjanjian yang telah disepakati dalam polis.

Adapun dokumen-dokumen yang disertakan dalam pengajuan klaim asuransi pada PT. Prudential life assurance adalah sebagai berikut:

a. Untuk klaim meninggal dunia 1) Menyertakan buku polis asli

2) Mengisi formulir pengajuan klaim meninggal

3) Menyertakan surat keterangan meninggal dari dokter

4) Menyertakan surat keterangan dari kepolisian jika meninggal karena kecelakaan

5) Menyertakan FC akta meninggal dari catatan sipil setempat

(6)

6) Menyertakan fotocopy seluruh hasil pemeriksaan lab dan radiologi.

b. Untuk Klaim asuransi kesehatan dan sakit kritis 1) Menyertakan buku polis asli

2) Mengisi formulir pengajuan klaim 3) Menyertakan surat keterangan dokter

4) Menyertakan fotocopy seluruh hasil pemeriksaan lab dan radiologi

5) Menunjukan kartu SOS Card di RS rekanan

6) Untuk RS non rekanan menggunakan sistem Reinbursement Sumber pembayaran klaim kepada nasabah prudential yang terkena risiko atau musibah, berasal dari rekening dana tabarru’. Dana tabarru’

yang terkumpul dari hibah para peserta asuransi, digunakan untuk menolong mereka (peserta lain) yang mengalami risiko seperti meninggal dunia, sakit kritis, mengalami cacat tetap dan total, kecelakaan, dan risiko lainnya. Apabila dana iuran tabarru’ tidak mencukupi untuk membayar klaim nasabah, maka perusahaan asuransi akan memberikan pinjaman dengan akad qardh (pinjaman tanpa bunga) yang mewajibkan untuk dikembalikan kepada perusahaan dari suplus underwriting (kelebihan dana tabarru’) tahun berikutnya dan/atau dari dana tabarru’ itu sendiri.

Menurut Bapak Syahroni selaku agent PRU Syariah, nasabah prudential yang tidak melakukan pengajuan klaim karena tidak terkena risiko selama kurun waktu 1 tahun (dengan syarat dan ketentuan yang berlaku dalam polis) maka akan mendapatkan pembagian surplus dana tabarru’ (jika ada) atau yang biasa dikenal dengan surplus underwriting.

“Pada produk asuransi PRU Syariah, dana untuk pembayaran klaim nasabah meninggal dunia, sakit kritis, cacat tetap dan total, atau klaim lainnya berasal dari kumpulan dana tabarru’. Jika terjadi kekurangan dana, maka akan ada dana talangan atau pinjaman dari prudential.

Nasabah yang tidak melakukan klaim dalam jangka waktu setahun maka akan mendapatkan surpus sharing dari dana tabarru’” (Wawancara Pak

(7)

Syahroni, Agent PRU Syariah PT. Prudential Life Assurance. Cirebon, 19 Maret 2018).

1. Underwriting (Seleksi Risiko) PRUlink Syariah Assurance Account Underwriting merupakan proses penyelesaian dan pengelompokan risiko yang akan di tanggung dan proses dimana pengelola asuransi syariah mempertimbangkan dan menentukan apakah akan menerima partisipasi ganti rugi yang diajukan oleh pemohon dan menentukan syarat-syarat yang ditentukan. Underwriting dilakukan oleh perusahaan asuransi dengan tujuan untuk memaksimalkan laba melalui penerimaan distribusi risiko yang diperkirakan akan mendatangkan keuntungan.

(Sula, 2004:183)

Konsep dasar underwriting pada asuransi syariah adalah memberikan skema pembagian risiko yang proporsional dan adil diantara para peserta asuransi yang secara relatif memiliki risiko homogen (risiko yang sama dan cukup banyak dijamin asuransi). Upaya tersebut dilakukan agar calon tertanggung mendapatkan beban premi yang sesuai dengan risiko yang dimilikinya.

Proses Underwriting pada PRU Syariah akan menentukan berapa besaran premi yang dibayarkan oleh peserta asuransi serta manfaat asuransi yang didapatkannya. Berdasarkan keterangan dari Bapak Cornelius Dandung Bawono selaku Agency Director, besaran premi ditentukan berdasarkan pada usia tertanggung, kondisi kesehatan, jenis kelamin, jenis program asuransi yang dipilih, dan resiko-resiko lainnya.

Proses perhitungan besaran premi dilakukan dengan menggunakan aplikasi PRUsmart dari prudential. Hasilnya akan diajukan kepada prudential pusat dan dilakukan proses underwriting (seleksi risiko) oleh underwriter untuk mendapatkan persetujuan.

“Besaran premi yang dibayarkan oleh setiap peserta asuransi berbeda dilihat dari kebutuhan asuransi dan manfaat asuransi yang diterima. Untuk coorporate min premi sebesar RP. 100.000/bulan dengan min pengajuan 5 orang peserta asuransi tiap perusahaan. Untuk individu min premi sebesar RP.400.000/bulan dengan perolehan

(8)

manfaat yang disesuaikan dengan jumlah premi dan kebutuhan asuransi nasabah” (Wawancara Pak Syahroni, Agent PRU Syariah PT. Prudential Life Assurance. Cirebon, 19 Maret 2018).

Jika terdapat surplus underwriting atas pengelolaan dana tabarru’

pada produk PRU Syariah, maka sebagian dana surplus akan disisihkan untuk dana tabarru’ sebagai dana cadangan yang akan dikelola kembali pada tahun berikutnya, sebagian akan diserahkan kepada pengelola, dan sebagian lainnya akan dibagikan kepada peserta asuransi yang berhak (sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku) dengan persentase 30% untuk dana tabarru’, 14% untuk pengelola, dan 56% dibagikan kepada peserta asuransi.

Adapun syarat dan ketentuan pemegang polis atau peserta asuransi PRU Syariah yang memperoleh bagian dari surplus dana tabarru’

(surplus underwriting) adalah sebagai berikut:

a. Tidak ada klaim yang pernah dibayarkan kepada pemegang polis yang bersangkutan sampai dengan tanggal 31 Desember tahun keuangan yang bersangkutan

b. Per 31 Desember tahun keuangan yang bersangkutan peserta yang diasuransikan telah diasuransikan sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun

c. Polis berlaku (inforce) dan iuran tabarru’ telah dibayarkan sampai dengan tanggal 31 Desember tahun keuangan yang bersangkutan d. Polis berlaku pada saat dibagikannya surplus underwriting

Berdasarkan keterangan dari Bapak Cornelius Dandung Bawono selaku Agency Director, pembagian surplus dana tabarru’ dilakukan setiap tanggal 31 April setiap tahunnya. “Surplus dana tabarru’ milik nasabah tersebut oleh prudential akan dibelikan unit saham dan akan menambah porsi investasi nasabah”. (Wawancara Pak Cornelius Dandung Bawono, Agency Director PT. Prudential Life Assurance.

Cirebon, 5 April 2018).

Apabila yang terjadi defisit underwriting maka prudential sebagai pengelola akan menalangi kekurangan pembayaran manfaat asuransi dengan menggunakan akad qardh dan pengembalian qardh kepada

(9)

pengelola akan dilakukan dari suplus underwriting yang terbentuk dari dana tabarru’ dan/atau dari dana tabarru’ itu sendiri (SPAJ PRUlink syariah assurance account).

“Defisit underwriting belum pernah terjadi di prudential, perhitungan premi dilakukan berdasarkan aktuaria yaitu kemungkinan- kemungkinan risiko yang terjadi berdasarkan usia sehingga frekuensi terjadinya defisit under

writing sangat kecil. Jika ada, maka prudential akan memberikan dana talangan milik perusahaan yang wajib untuk dikembalikan dari surplus underwriting tahun berikutnya (jika ada) atau berasal dari kumpulan dana tabarru’ itu sendiri”. (Wawancara Pak Cornelius Dandung Bawono, Agency Director PT. Prudential Life Assurance.

Cirebon, 23 Maret 2018).

2. Pengelolaan Dana Investasi PRUlink Syariah Assurance Account

Dana premi yang dibayarkan oleh nasabah kepada prudential sebagian dialokasikan untuk kegiatan investasi berdasarkan pada akad wakalah bil ujrah. Oleh prudential syariah, dana akan diinvestasikan pada instrumen keuangan berbasis syariah (seperti deposito syariah, sukuk syariah, dll) dan dalam bentuk saham-saham yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) yang tidak bertentangan dengan prinsip- prinsip syariat Islam (terbebas dari riba, gharar, dan maysir).

“Prudential menginvestasikan dana nasabah dalam bentuk saham di perusahaan-perusahaan yang tidak menyalahi ketentuan syariah yaitu yang terdaftar di JII (Jakarta Islamic Index)”. (Wawancara Pak Cornelius Dandung Bawono, Agency Director PT. Prudential Life Assurance. Cirebon, 23 Maret 2018.)

Pengelolaan dana investasi PRUlink syariah prudential Indonesia dipercayakan kepada Eastpring Invesment Indonesia yaitu salah satu perusahaan manajer investasi terbesar di Indonesia yang sebelumnya dikenal dengan nama Prudential Fund Management Berhad (PFMB).

Perusahaan asuransi prudential disini berkedudukan sebagai pemegang amanah yang memiliki hak untuk mengelola dana premi peserta asuransi dalam bentuk investasi. Sebagai pihak pengelola, prudential berhak mendapatkan ujrah atas jasa pengelolaan dana

(10)

investasi tersebut. Besaran ujrah pengelolaan dana investasi disesuaikan dengan jenis dana investasi yang dipilih.

Berikut ini berbagai pilihan dana investasi yang ada pada produk PRUlink syariah assurance account beserta ketentuan besaran ujrah atas pengelolaan dana investasi oleh prudential :

Tabel 4.1

Pilihan Instrumen Investasi dan Profil Risiko Investasi PRUlink Syariah Assurance Account PT. Prudential Life Assurance

Instrumen Investasi Profil Risiko

Ujrah

Pengelolaan Investasi (Per

Tahun) PRUlink syariah Rupiah

Equity Fund

Investasi saham,

risiko tinggi 2,00%

PRUlink syariah Rupiah Manage Fund

Investasi saham,

risiko tinggi 2,00%

PRUlink syariah Cash and Bond Fund

Investasi saham,

risiko tinggi 1,75%

PRUlink syariah Rupiah Infrastructure and Consumer Equity Fund

Investasi Campuran, Risiko

sedang-tinggi

1,50%

PRUlink syariah Asia

Pasific Equity Fund Investasi deposito dan obligasi, risiko

sedang

1,00%

Dalam kegiatan investasi terdapat kemungkinan adanya keuntungan dan kerugian. Berdasarkan penggunaan akad wakalah bil ujrah pada produk PRUlink syariah assurance account di PT. Prudential ini, segala risiko atas kegiatan investasi tersebut bailk berupa keuntungan maupun kerugian investasi menjadi tanggungjawab dari pemegang polis.

(11)

Berikut ini pernyataan dari Pak Syahroni selaku agent PRU Syariah:

“Nasabah diberikan keleluasaan oleh prudential dalam memilih jenis investasi prudential yang menjadi tempat pengelolaan dana miliknya sehingga setiap risiko yang ditimbulkan dari investasi tersebut menjadi tanggungjawab dari pemegang polis. Dalam produk PRUlink syariah assurance account nasabah dapat melakukan top up atau menambah kontribusi dana investasi dan dapat merubah penempatan dana investasi sewaktu-waktu yang disesuaikan dengan syarat dan ketentuan yang berlaku di prudential”.

3. Ujrah/Biaya Asuransi PRUlink Syariah Assurance Account

Prudential sebagai lembaga yang bertugas memberikan pertanggungan, memiliki hak-hak dan kewajiban yang harus dipenuhinya kepada para nasabah atau peserta asuransi.

Menurut Pak Syahroni selaku Agent PRU syariah, prudential memiliki hak untuk mengambil ujrah atas jasanya sebagai pihak yang telah mengelola dana premi milik nasabah, baik dalam bentuk pengelolaan dana tabarru’ maupun pengelolaan dana investasi.

Disamping itu, prudential sebagai pihak yang telah menerima sejumlah dana premi dari nasabah memiliki kewajiban untuk memberikan pertanggungan dalam bentuk pembayaran klaim atas risiko-risiko yang terjadi pada nasabah. Dana klaim ini berasal dari iuran dana tabarru’

para peserta asuransi.

“Perusahaan asuransi diberikan hak untuk mengelola dana nasabah dan atas jasa pengelolaan dana tersebut, perusahaan berhak mendapatkan ujrah. Perusahaan asuransi berkewajiban membayarkan klaim kepada nasabah yang terkena risiko dimana dana tersebut berasal dari kumpulan dana tabarru’”. (Wawancara Pak Syahroni, Agent PRU Syariah PT. Prudential Life Assurance. Cirebon, 19 Maret 2018).

Adapun ujrah dan biaya-biaya asuransi lainya yang tercantum dalam polis dan ilustrasi produk PRUlink syariah assurance account adalah sebagai berikut:

a. Ujrah akuisisi yang meliputi biaya pemeriksaan kesehatan, pengadaan polis dan pencetakan dokumen, biaya lapangan, biaya pos dan telekomunikasi serta remunerasi karyawan dan tenaga pemasar.

(12)

Ujrah akuisisi akan dikenakan terhadap kontribusi berkala (diluar PRUsaver syariah) dengan komposisi yaitu :

1) Tahun ke-1 80%

2) Tahun ke-2 80%

3) Tahun ke-3 sampai tahun ke-5 15%

4) Tahun berikutnya 0%

b. Ujrah biaya top up sebesar 5% dari setiap top up/ penambahan dana investasi.

c. Ujrah administrasi sebesar RP.37.500/bulan

d. Biaya asuransi yang dibayarkan setiap bulan selama polis masih aktif dengan alokasi 50% untuk iuran tabarru’, dan 50% untuk ujrah atas pengelolaan resiko asuransi dasar dan asuransi tambahan.

e. Ujrah pengelolaan dana investasi dari jenis investasi yang dipilih yaitu :

1) 1,00% untuk PRUlink syariah rupiah cash and bond fund 2) 1,50% untuk PRUlink syariah rupiah managed fund 3) 1,75% untuk PRUlink syariah rupiah equity fund

4) 2,00% untuk PRUlink syariah rupiah infrastructure and consumer equity fund

5) 2,00% untuk PRUlink syariah rupiah asia pasific equity fund f. Ujrah pengalihan dana investasi PRUlink syariah (ujrah switching)

yaitu dengan ketentuan bebas ujrah di tahun polis yang sama untuk 5 transaksi pertahun dan switching berikutnya di tahun polis yang sama akan dikenakan ujrah sebesar Rp.100.000 per transaksi.

(13)

Berikut ini adalah gambaran alur premi atau kontribusi produk asuransi PRUlink syariah assurance account di PT. Prudential life assurance :

1. Peserta membayar kontribusi/premi kepada pengelola (perusahaan) 2. Kontribusi peserta dapat terdiri dari kontribusi dasar yang dibayarkan

secara berkala setiap bulan dan kontribusi top up (penambahan kontribusi) yang dapat dilakukan setiap saat

3. Pengelola mengenakan ujrah akuisisi terhadap kontribusi dasar yang dibayarkan peserta ditahun pertama 80%, tahun kedua 80%, dan tahun ketiga sampai tahun kelima 15%

Gambar 4.1 Alur Premi / Kontribusi PAA Syariah Sumber : PRUsyariah Basic Training Cirebon

Kontribusi Peserta

(1) (1)

Rekening Pengelola

(10)

Rekening Peserta

(6) Ujrah / Biaya

Top Up 5%

(4)

Top Up (2)

(

Dasar (2)

Porsi Investasi Admin (5)

Rp 37.500 (7)

Biaya Asuransi

(7)

Iuran Tabarru’

(8)

(8) Ujrah

pengelolaan Resiko

(8)

Ujrah / Akuisisi Tahun 1-2 @80%

Tahun 3-5 @15%

(3)

Tahun 1-2 @80%

Thun 3-5 @15%

Rekening Dana Tabarru’

(9)

(14)

4. Pengelola mengenakan ujrah atas setiap penambahan kontribusi (top up) sebesar 5%

5. Kontribusi peserta setelah dikurangi ujrah akuisisi dan ujrah top up merupakan porsi investasi peserta

6. Porsi investasi peserta akan dimasukkan kedalam rekening peserta 7. Dana pada rekening peserta akan dikenakan ujrah administrasi sebesar

Rp. 37.500 dan biaya asuransi min 30% dari dana rekening peserta.

8. Biaya asuransi akan dialokasikan 50% untuk iuran tabarru’ dan 50%

untuk ujrah pengelolaan risiko

9. Iuran tabarru’ akan dimasukkan ke dalam rekening dana tabarru’ dan akan digunakan untuk membayar klaim para peserta yang terkena risiko.

10. Ujrah akuisisi, ujrah top up, ujrah pengelolaan risiko akan masuk ke dalam rekening pengelola dan menjadi pendapatan pengelola (perusahaan) atas jasanya menjadi wakil dalam akad wakalah bil ujrah pada asuransi syariah.

B. Kesesuaian pelaksanaan akad wakalah bil ujrah pada produk PRUlink Syariah Assurance Account (PAA Syariah) di PT.Prudential Life

Assurance Cirebon dengan ketentuan fatwa DSN-MUI

Seperti yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya bahwa produk asuransi PRUlink syariah assurance account di PT. Prudential menggunakan dua akad yaitu akad tabarru’ dan akad wakalah bil ujrah. Analisis peneliti dilakukan terhadap pelaksanaan akad wakalah bil ujrah pada produk PRUlink syariah assurance account.

Akad wakalah bil ujrah merupakan akad pemberian kuasa dari peserta asuransi kepada perusahaan asuransi untuk mengelola dana peserta atau kegiatan lainnya dengan imbalan pemberian ujrah (fee) atas jasa yang telah diberikan perusahaan.

Akad wakalah bil ujrah digunakan pada produk PRUlink syariah assurance account PT. Prudential Life Assurance dalam bentuk perjanjian

(15)

antara perusahaan dengan peserta asuransi. Sedangkan antara peserta asuransi yang satu dengan peserta asuransi yang lainnya sama-sama sepakat untuk bertabarru’ merelakan sebagian dana premi yang disetorkankannya untuk digunakan sebagai dana tolong menolong para peserta asuransi yang mengalami risiko atau musibah (akad tabarru’).

1. Analisis Prosedur Pembukaan Polis Asuransi

Penggunaan akad wakalah bil ujrah pada produk PRUlink syariah assurance account PT. Prudential life assurance dinyatakan telah sesuai dengan ketentuan syariah salah satunya dilihat dari aspek terpenuhinya rukun dan syarat dalam akad wakalah bil ujrah yang dapat dilihat dalam proses pengajuan pembukaan polis asuransi..

Rukun dan syarat akad (perikatan) akan menentukan sah atau tidaknya suatu transaksi. Rukun dan syarat yang harus terpenuhi dalam penggunaan akad wakalah bil ujrah pada industri asuransi syariah adalah sebagai berikut :

a. Al- Aqidain (Subjek Perikatan)

Para pihak yang melakukan akad wakalah bil ujrah pada produk PRUlink syariah assurance account sudah jelas yaitu PT. Prudential (berkedudukan sebagai wakil) dan pemegang polis atau peserta asuransi (berkedudukan sebagai muwakkil).

Dalam ketentuan hukum islam, pihak yang dapat melakukan perjanjian atau perikatan disyaratkan telah mukallaf. Seseorang dapat dikatakan mukallaf apabila telah baligh dan berakal sehat. Dalam peraturan UU no. 30 tahun 2004 dijelaskan juga bahwa setiap orang yang sudah berusia 18 tahun atau sudah menikah, dianggap sudah dewasa, dan berhak untuk bertindak selaku subjek hukum.

Pada syarat dan ketentuaan pembukaan polis asuransi produk PRUlink syariah assurance account di PT. Prudential dijelaskan bahwa calon peserta harus sehat jasmani dan rohani, usia masuk calon peserta yang diasuransikan adalah 0 tahun sampai 70 tahun, dan usia calon pemegang polis minimal berusia 21 tahun (usia sebenarnya). Sedangkan pihak asuransi prudential sebagai wakil dipastikan telah dewasa dan

(16)

berakal karena untuk dapat bekerja harus memenuhi syarat minimal berusia 20 tahun.

Sehingga dapat dikatakan oleh peneliti bahwa praktik penerapan akad wakalah bil ujrah dalam hal al-aqidain di prudential ini telah sesuai dengan ketentuan yang ada dalam fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No:10/DSN-MUI/IV/2000, tentang Wakalah, bagian kedua angka 1 dan angka 2, dimana syarat usia untuk menjadi wakil (pihak asuransi prudential) dan muwakkil (calon pemegang polis) ini telah dianggap mukallaf, cakap hukum dalam ketentuan hukum islam dan sah untuk melakukan suatu transaksi atau perjanjian asuransi.

b. Mahallul Aqd (Objek Perikatan)

Objek perikatan asuransi produk PRUlink syariah assurance account, adalah berbentuk uang, dengan jumlah yang jelas dan diserahkan sepenuhnya kepada PT. Prudential life assurance disertai dengan perolehan manfaat asuransi oleh peserta.

Dalam ketentuan hukum Islam, objek perikatan haruslah diketahui dengan jelas oleh orang yang mewakilinya serta tidak bertentangan dengan syariat Islam. Dalam praktiknya di prudential, besaran premi yang disetorkan oleh peserta asuransi sudah ditentukan pada saat awal perjanjian sehingga jumlahnya jelas dan diketahui oleh kedua belah pihak yang melakukan akad yaitu antara peserta asuransi dengan prudential.

Ketentuan besaran premi beserta manfaat asuransi ini dapat dilihat oleh peserta asuransi dalam lembaran ilustrasi polis asuransi PRUlink syariah assurance account.

Selain itu Produk PRUlink syariah assurance account ini memberikan manfaat perlindungan jiwa dan manfaat investasi berupa uang pensiun di hari tua atau manfaat lain yang disesuaikan dengan produk asuransi yang diambil.

Praktik penerapan akad wakalah bil ujrah dalam hal mahallul aqd ini telah sesuai dengan ketentuan yang ada dalam fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No:10/DSN-MUI/IV/2000,tentang

(17)

Wakalah bagian kedua angka 3 (hal-hal yang diwakilkan), dimana objek wakalah yang berupa besaran premi asuransi dan manfaat asuransi diketahui dengan jelas oleh orang yang mewakili dan tidak bertentangan dengan syariah islam.

c. Ijab Qabul (Sighat Al-Aqd)

Ijab Qabul akad wakalah bil ujrah Produk PRUlink syariah assurance account dilakukan oleh pihak asuransi (prudential) yang berkedudukan sebagai wakil dengan calon peserta asuransi sebagai muwakkil.

Berdasarkan Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No:10/DSN-MUI/IV/2000, tentang Wakalah bagian pertama angka 1 (ketentuan tentang wakalah), ijab dan qabul harus dinyatakan secara tegas dan jelas oleh kedua belah pihak untuk menunjukan kehendak mereka dalam mengadakan kontrak (akad). Ijab dan qabul dapat dilakukan secara lisan, tertulis, isyarat, dan perbuatan/tindakan maupun secara elektronik dengan batasan tidak bertentangan dengan ketentuan syariah.

Pihak asuransi prudential yang diwakili oleh agen memberikan penjelasan terlebih dahulu kepada calon nasabah perihal ketentuan- ketentuan terkait perjanjian wakalah bil ujrah yang tercantum dalam SPAJ (Surat Permintaan Asuransi Jiwa) seperti penetapan ujrah, lama waktu perjanjian, dan lain-lain. Shighat al-aqd terjadi pada saat peserta dan pihak asuransi saling menyetujui dan menandatangani polis asuransi PRUlink syariah assurance account.

Pernyataan setuju tentang penggunaan akad wakalah bil ujrah baik secara lisan maupun tertulis yang tercantum didalam isi perjanjian polis asuransi PRUlink syariah assurance account ini menunjukan adanya ketegasan dan kejelasan kehendak kedua belah pihak dalam melakukan kontrak (akad) asuransi.

Berdasarkan analisis diatas, dapat disimpulkan oleh peneliti bahwa pelaksanaan akad wakalah bil ujrah pada produk PRUlink syariah assurance

(18)

account di PT. Prudential dilihat dari segi rukun, syarat wakalah telah sesuai dengan fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No:10/DSN- MUI/IV/2000.

2. Analisis Pengelolaan Dana Premi Asuransi

Dana premi asuransi yang dibayarkan oleh peserta kepada prudential, oleh prudential akan dipisahkan ke dalam dua rekening yaitu rekening tabarru’ yang digunakan sebagai dana tolong menolong para peserta asuransi yang mengalami musibah (resiko) dan rekening investasi yang merupakan rekening milik peserta asuransi.

Berdasarkan ilustrasi polis, misalnya Pak Mahdi (23 tahun) membayar premi Rp.6.000.000 setiap tahun atau Rp.500.000/bulan, dengan masa pembayaran kontribusi selama 10 tahun. Dari total pembayaran premi, sejumlah Rp.17.950 dialokasikan sebagai iuran tabarru’ dan masuk ke rekening dana tabarru, sisanya setelah dikurangi oleh ujrah akuisisi, ujrah top up, ujrah administrasi, dan ujrah pengelolaan risiko sejumlah Rp.214.100 masuk ke dalam rekening peserta yang kemudian akan menjadi dana investasi peserta (saver) (Terlampir).

Dari dana premi yang terkumpul, peserta asuransi memiliki jaminan untuk kelangsungan kehidupan keluarganya dimasa mendatang jika sewaktu waktu ia (peserta asuransi) meninggal dunia. Peserta akan menerima kembali sebagian dana premi yang terkumpul ditambah dengan bagian keuntungan investasi dan kelebihan dana santunan (surplus underwriting) jika ada.

Maka ketika salah satu dari anggota asuransi mengalami suatu risiko atau musibah, maka peserta asuransi lainnya akan membantu melalui iuran tabarru’ yang diberikan oleh masing-masing peserta asuransi melalui pembayaran premi. Dengan kata lain menggunakan konsep sharing of risk, dimana terjadi proses saling menanggung antara satu peserta dengan peserta lainnya (ta’awun). Inilah yang membedakan antara prudential konvensional dengan prudential syariah, dalam prudential konvensional yang terjadi adalah

(19)

transfer of risk yaitu memindahkan risiko individu kepada perusahaan asuransi.

Berdasarkan pada fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No:52/DSN-MUI/III/2006 prudential yang berkedudukan sebagai pengelola mendapatkan kuasa untuk mengelola dana premi asuransi peserta.

Berdasarkan hasil penelitian di atas peneliti menyimpulkan bahwa sistem pengelolaan dana premi pada produk PRUlink syariah assurance account sudah sesuai dengan ketentuan dalam fatwa DSN-MUI dan tidak bertentangan dengan ketentuan syariat Islam.

Penggunaan sistem wakalah dan adanya bentuk pemisahan dana peserta asuransi ke dalam dana tabarru’ dan dana investasi ini memiliki tujuan untuk menghindari percampuran dana yang masuk ke perusahaan sehingga asuransi akan terhindar dari maisir, dan gharar. Permasalahan riba dapat di hindari karena iuran tabarru’ itu bersifat sukarela dan termasuk ke dalam bentuk hibah dimana dalam hibah tidak ada unsur riba.

3. Analisis Klaim Asuransi

Klaim adalah hak peserta asuransi yang wajib diberikan oleh perusahaan asuransi sesuai dengan kesepakatan dalam akad. Dana klaim yang dibayarkan kepada nasabah oleh prudential diambilkan dari kumpulan dana tabarru’

milik peserta. Dana tabarru’ yang terkumpul dari hibah para peserta asuransi ini, digunakan untuk menolong mereka (peserta lain) yang mengalami risiko seperti meninggal dunia, sakit kritis, mengalami cacat tetap dan total, kecelakaan, dan risiko lainnya

Jika selama masa pembayaran premi belum selesai akan tetapi terjadi kejadian yang tidak diduga seperti peserta asuransi meninggal dunia, maka klaim asuransi (meninggal) dibayar dari rekening tabarru’ (dana sosial) oleh seluruh peserta, yang mana hal tersebut sejak awal sudah diikhlaskan sesuai akad yang dilakukan oleh peserta untuk keperluan tolong-menolong jika terjadi musibah bagi para nasabah.

(20)

Berdasarkan ilustrasi polis, misalnya Pak Mahdi (23 tahun) membayar premi Rp.6.000.000 setiap tahun atau Rp.500.000/bulan, dengan masa pembayaran kontribusi selama 10 tahun. Pada tahun kedua pembayaran premi, Pak Mahdi mengalami sebuah resiko kehidupan yaitu meninggal dunia. Pihak keluarga Pak Mahdi mengajukan klaim meninggal dunia kepada prudential. Prudential akan memberikan santunan kepada keluarga Pak Mahdi yang berasal dari dana kebajikan sejumlah Rp.263.000.000 ditambahkan nilai tunai yang terbentuk saat itu (jika ada) atau sebesar manfaat asuransi yang tertera dalam polis perjanjian dengan maksimal santunan sebesar 2 milyar (Terlampir).

Sesuai dengan teori yang ada dalam syariah islam bahwa uang yang diberikan kepada peserta takaful berasal dari dana kebajikan bersama atas dasar tabarru’. Oleh karena itu uang pemberian ini bukanlah berasal daripada uang perusahaan tetapi berasal dari dana tabarru’ bersama para peserta asuransi maka pemberian uang ini bukan sebagai pengganti akan tetapi bantuan.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan klaim menjadi tidak dibayarkan yaitu (Ringkasan Informasi PSAA, 2016:2)

a. Jika peserta tidak memberikan informasi dengan lengkap dan benar dalam mengisi data kesehatan, pekerjaan, dan hobi.

b. Jika meninggalnya peserta yang diasuransikan disebabkan oleh tindakan bunuh diri, tindak kejahatan atau hukuman mati berdasarkan putusan badan peradilan

c. Jika peserta yang diasuransikan mengalami cacat total dan tetap yang disebabkan oleh perang, tindak kejahatan, percobaan bunuh diri, dan hal lainnya yang tercantum dalam ketentuan polis asuransi.

Klaim tidak dibayarkan oleh pihak perusahaan karena adanya unsur kesengajaan atau tindakan kejahatan yang dilakukan atas diri peserta yang diasuransikan, hal ini bertujuan untuk memberikan keadilan kepada peserta asuransi lainnya karena dana iuran tabarru’ ini milik bersama yaitu seluruh

(21)

peserta asuransi yang akan digunakan sebagai dana kebajikan untuk menolong peserta asuransi lain yang mengalami risiko atau musibah.

Berdasarkan hasil penelitian diatas peneliti menyimpulkan bahwa pembayaran klaim nasabah yang ada di PT. Prudential Life Assurance sudah sesuai dengan ketentuan dalam syariat islam yaitu terbebas dari unsur gharar karena adanya kejelasan sumber dana untuk membayar setiap klaim yang akan diambil dari kumpulan dana tabarru’ peserta asuransi.

4. Analisis Underwriting (Seleksi Risiko)

Surplus underwriting adalah selisih lebih dari total dana tabarru’ setelah dikurangi pembayaran santunan/klaim, kontribusi reasuransi dan cadangan teknis dalam satu periode tertentu. Apabila yang terjadi sebaliknya maka disebut defisit underwriting.

Dana surplus underwriting PRUlink syariah assurance account tidak dialokasikan seluruhnya sebagai pendapatan perusahaan sebagaimana yang terjadi pada alokasi dana surplus underwriting di prudential konvensional.

Akan tetapi dana surplus underwriting ini sebagian menjadi hak perusahaan, sebagian hak peserta dan sebagian lainnya disisihkan sebagai cadangan dana tabarru’ dengan persentase yang telah ditentukan oleh prudential di awal akad (perjanjian) yaitu 30% untuk cadangan dana tabarru’, 14% untuk pengelola (masuk ke dalam rekening pengelola sebagai sumber pendapatan perusahaan), dan 56% sisanya menjadi milik nasabah / peserta asuransi.

Ketentuan persentase pengalokasian surplus underwriting produk PRUlink syariah assurance account ini tercantum dalam SPAJ (surat pengajuan asuransi jiwa) yang telah dijelaskan sebelumnya oleh pihak prudential yang diwakili oleh agen asuransi di awal akad. Pengalokasian surplus underwriting di prudential telah sesuai dengan ketentuan yang ada dalam fatwa dewan syariah nasional majelis ulama indonesia No.53/DSN- MUI/X/2006 bagian kelima no.1 c yaitu jika terdapat surplus underwriting atas dana tabarru’ maka dapat dilakukan beberapa alternatif seperti disimpan sebagian sebagai dana cadangan dan dapat dibagikan sebagian lainnya

(22)

kepada perusahaan asuransi dan para peserta sepanjang disepakati oleh para peserta.

Berdasarkan Laporan keuangan, pada tahun 2016 PT. Prudential Life assurance mengalami surplus underwriting dana tabarru’ sebesar Rp.168.281.000 yang diperoleh dari nilai pendapatan underwriting sebesar Rp.452.115.000 dikurangi jumlah beban underwriting sebesar Rp.328.810.000 dan ditambah hasil investasi sebesar Rp.44.976.000. Dana surplus underwriting sebesar Rp.168.281.000 akan dialokasikan 30%nya yaitu sebesar Rp.50.484.300 sebagai cadangan dana tabarru’, 14%nya yaitu sebesar Rp.23.559.340 untuk pengelola, dan 56% sisanya yaitu sebesar Rp.94.237.360 dibagikan kepada peserta asuransi (Terlampir).

Apabila yang terjadi defisit underwriting maka prudential sebagai pengelola akan menalangi kekurangan pembayaran manfaat asuransi dengan menggunakan akad qardh dan pengembalian qardh kepada pengelola akan dilakukan dari suplus underwriting yang terbentuk dari dana tabarru’

dan/atau dari dana tabarru’ itu sendiri (SPAJ PRUlink syariah assurance account).

Hal diatas sudah sesuai dengan fatwa DSN No.53/DSN-MUI/III/2006 tentang perlakuan perusahaan ketika terjadi defisit dana tabarru’ yaitu:

a. Jika terjadi defisit underwriting pada dana tabarru’ (defisit tabarru’) maka perusahaan asuransi wajib menanggulangi kekurangan tersebut dalam bentuk qardh (pinjaman).

b. Pengembalian dana qardh kepada perusahaan asuransi disisihkan dari dana tabarru’

Dapat disimpulkan bahwa pengalokasian surplus underwriting maupun defisit underwriting ini tidak bertentangan dengan ketentuan dalam islam yaitu fatwa DSN-MUI. Pengalokasian surplus underwriting kepada perusahaan memang diperbolehkan karena perusahaan hanyalah sebagai pengelola dan berhak menerima imbalan yang salah satunya berasal dari kelebihan dana tabarru’ berupa alokasi surplus underwriting.

(23)

5. Analisis Pengelolaan Dana Investasi

Keseluruhan dana yang telah terhimpun dari para nasabah akan diinvestasikan oleh prudential ke dalam berbagai instrumen keuangan berbasis syariah (seperti deposito syariah, sukuk syariah, dll) dan dalam bentuk saham-saham yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) yang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariat Islam (terbebas dari riba, gharar, dan maysir).

Kegiatan investasi ini akan diawasi oleh DPS (Dewan Pengawas Syariah) yang dimaksudkan untuk menjaga dan mengawasi kegiatan operasional perusahaan terutama dalam sisi pengelolaan dana agar tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah Islam.

Berdasarkan ilustrasi polis, misalnya Pak Mahdi (23 tahun) membayar premi Rp.6.000.000 setiap tahun atau Rp.500.000/bulan, dengan masa pembayaran kontribusi selama 10 tahun. Dari total pembayaran premi, dana yang ada dalam rekening peserta setelah dikurangi oleh iuran tabarru’, ujrah akuisisi, ujrah top up, ujrah administrasi, dan ujrah pengelolaan risiko yaitu sejumlah Rp.214.100 akan dibelikan unit saham dan diinvestasikan oleh prudential pada sejumlah perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Indeks (JII) (Terlampir).

Risiko atas dana investasi diatas baik berupa keuntungan maupun kerugian sepenuhnya akan di tanggung oleh peserta asuransi. Jika terdapat keuntungan investasi, maka keuntungan tersebut mutlak menjadi milik nasabah, dan jika terjadi kerugian investasi maka nasabah yang akan menanggungnya terkecuali karena wanprestasi atau kelalaian dari pengelola (prudential) maka pengelola wajib menanggungnnya. Hal ini telah sesuai dengan ketentuan yang ada dalam fatwa DSN-MUI no.113/DSN- MUI/IX/2017 bagian keempat angka 6 yaitu perusahaan asuransi sebagai wakil tidak berhak mendapatkan hasil investasi karena akad yang digunakan adalah akad wakalah.

Namun atas jasa Perusahaan dalam menjadi wakil nasabah menginvestasikan dana premi keberbagai instrumen keuangan berbasis

(24)

syariah di JII (jakarta islamic index), perusahaan (prudential) akan mendapatkan keuntungan berupa ujrah atas jasanya dalam mengelola dana investasi milik peserta. Inilah yang membedakannya dengan sistem operasional asuransi konvensional karena dalam asuransi syariah perusahaan hanya bertindak sebagai pengelola dan pemegang amanat.

Berdasarkan analisis diatas peneliti menyimpulkan bahwa pengelolaan dana investasi produk PRUlink syariah assurance account di prudential telah sesuai dengan ketentuan dalam islam yaitu sesuai dengan fatwa DSN-MUI no.113/DSN-MUI/IX/2017 tentang akad wakalah bil ujrah pada asuransi dan reasuransi syariah.

6. Analisis Ujrah / Biaya Asuransi

Kedudukan perusahaan asuransi (prudential) dalam akad wakalah bil ujrah disini adalah hanya sebagai wakil atau operator dalam mengelola dana premi nasabah. Oleh karena itu, prudential berhak mengambil biaya wakalah atas jasanya dalam mengelola dana premi. Biaya wakalah ini berbentuk ujrah atau biaya asuransi lainnya yang dibebankan kepada nasabah setiap bulan atau disesuaikan dengan akad/perjanjian dalam polis.

Prudential menetapkan besaran ujrah atas jasa pengelolaan dana asuransi PRUlink syariah assurance account diawal perjanjian/akad dalam bentuk persentase, ujrah diambil dari kontribusi premi yang dibayarkan peserta.

Ketentuan ujrah PRUlink syariah assurance acount dapat diketahui oleh nasabah saat nasabah mengajukan SPAJ atau surat permohonan asuransi jiwa.

Sebelum nasabah menyetujui perjanjian pembuatan polis asuransi jiwa, agen selaku wakil dari prudential akan menjelaskan terlebih dahulu berkaitan dengan ketentuan ujrah yang akan dibebankan kepada nasabah.

Hal ini telah sesuai dengan ketentuan yang ada dalam fatwa DSN-MUI No.113/DSN-MUI/IX/2017 bagian keenam nomor 2 yaitu kuantitas dan/atau kualitas ujrah harus jelas, baik berupa angka, nominal, persentase tertentu, atau rumus yang disepakati dan diketahui oleh para pihak yang melakukan akad.

(25)

Dalam hal ini ujrah dibayarkan atas jasa pengelolaan dana tabarru’

meliputi kegiatan investasi dana tabarru’, kegiatan administrasi, klaim, seleksi risiko dan pemasaran, serta biaya untuk pengelolaan dana investasi peserta yang meliputi biaya penambahan dana investasi (top up), biaya penarikan dana investasi (withdrawal), biaya pengalihan dana investasi (switching), dan biaya pengelolaan dana investasi peserta. Dengan ketentuan ujrah tersebut maka peserta asuransi tidak bisa menawarnya, Hal tersebut sangat penting karena menghindarkan dari ketidakadilan antara kedua belah pihak.

Berdasarkan ilustrasi polis, misalnya Pak Mahdi (23 tahun) membayar premi Rp.6.000.000 setiap tahun atau Rp.500.000/bulan dengan komposisi 50% sebagai kontribusi berkala (dasar), dan 50% sisanya sebagai kontribusi top up berkala dengan masa pembayaran kontribusi selama 10 tahun. Biaya asuransi Rp.35.900, biaya top up 5% dari kontribusi top up, Iuran tabarru’

50% dari biaya asuransi, ujrah akuisisi 80% dari kontribusi berkala (dasar), ujrah administrasi Rp.37.500 ,dan ujrah pengelolaan risiko 50% dari biaya asuransi.

Kontribusi Berkala : Rp. 250.000 Ujrah akuisisi 80% x Rp.250.000 : (Rp.200.000) Kontribusi top up Berkala : Rp.250.000 Ujrah/biaya top up 5% x Rp.250.000 : (Rp. 12.500) Ujrah administrasi : (Rp. 37.500) Iuran Tabarru’ 50% x Rp.35.900 : (Rp. 17.950) Ujrah pengelolaan risiko 50% x Rp.35.900 : (Rp. 17.950)

Kontribusi Investasi : Rp. 214.100 (Terlampir) Jika dilihat dari ilustrasi diatas, ujrah akuisisi yang dibebankan pada tahun pertama yaitu sebesar 80% dari kontribusi berkala dinilai cukup besar sehingga premi pada tahun pertama sebagian besar terserap untuk membayar biaya-biaya dan nilai tunai yang terbentuk masih sedikit. Jadi jika peserta asuransi yang karena suatu hal mengundurkan diri ditahun pertama atau

(26)

ditahun kedua, nilai tunai yang ada masih sedikit dibandingkan dengan premi yang dibayarkan.

Muhammad Syakir Sula (2004:314) dalam bukunya yaitu “Asuransi Syariah (Life and General) Konsep dan Sistem Operasional” berpendapat bahwa DPS membolehkan adanya pembebanan loading (kontribusi biaya) dalam jumlah tertentu (misalnya 30%).

Persentase diatas seperti yang ada dalam ilustrasi dinilai lebih besar dibandingkan dengan ketentuan DPS yang hanya sebesar 20-30% dari premi tahun pertama. Hal ini disebabkan karena dalam sistem pengupahan agen yang ada pada asuransi menggunakan sistem komisi bukan sistem gaji yang besarannya ditentukan berdasarkan premi tahun pertama sampai dengan premi tahun kelima serta ujrah akuisisi yang ada di prudential ini tidak hanya diperuntukan bagi komisi agen tetapi juga untuk biaya pemeriksaan kesehatan, pengadaan polis dan pencetakan dokumen, biaya lapangan, biaya pos dan telekomunikasi serta remunerasi karyawan dan tenaga pemasar.

Namun hal ini masih diperbolehkan dalam syara’ sepanjang dilakukan secara transparan dan sepengetahuan peserta asuransi. Karena kembali lagi kepada ketentuan fatwa No.113/DSN-MUI/IX/2017 tentang wakalah bagian keenam angka 2 bahwa kuantitas dan atau kualitas ujrah harus jelas, baik berupa angka, nominal, prosentase tertentu, atau rumus yang disepakati dan diketahui oleh para pihak yang melakukan akad. Muhammad Syakir Sula mengatakan bahwa ketentuan ini diberikan dengan harapan pada saat asuransi syariah sudah mapan, maka sedikit demi sedikit biaya loading harus dikurangi, sampai hilang sama sekali.

Sistem wakalah bil ujrah yang ada pada produk PRUlink syariah assurance account tersebut sudah sesuai dengan syari’at Islam. Karena pengambilan ujrah atas jasa wakalah ini dilakukan dari sejumlah kontribusi yang dibayarkan peserta dimana pihak perusahaan asuransi terlebih dahulu akan memotong ujrah/biaya asuransi lainnya yang besarannya sudah tercantum didalam perjanjian polis asuransi.

(27)

1. Peserta asuransi membayar sejumlah premi atau kontribusi kepada pengelola yaitu PT. Prudential life assurance

2. Pengelola atau PT. Prudential life assurance, memisahkan dana kontribusi peserta menjadi dua bagian yaitu dana tabarru’ dan tabungan (saver) 3. Dana tabarru’ dan dana tabungan (saver) tersebut akan diinvestasikan

pada instrumen investasi yang sesuai dengan prinsip-prinsip islam yaitu pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Indeks (JII) dan hasil dari investasi dana tabarru’ tersebut akan digunakan untuk membayar santunan (klaim) bagi peserta asuransi yang mengalami risiko atau musibah.

4. Hasil dari investasi tabungan (saver) sepenuhnya menjadi profit (keuntungan) bagi peserta asuransi karena akad yang digunakan adalah wakalah bil ujrah.

5. Apabila terjadi surplus underwriting atas dana tabarru’, maka surplus tersebut sebagian akan disisihkan untuk cadangan dana tabarru’, sebagian untuk pengelola, dan sebagian lagi untuk peserta. Apabila yang terjadi

Gambar 4.2 Skema Wakalah Bil Ujrah PAA Syariah Sumber : Diolah Peneliti

Ujrah wakalah (7)

Ujrah wakalah (7) Peserta

asuransi

Kotribusi peserta (1)

Pengelola

Tabungan/

Saver (2)

Dana Tabarru’ (2)

Investasi (3)

Investasi (3)

Surplus (5)

Profit Peserta (4)

Profit (4)

Klaim (6)

Defisit (5)

Qardh

(28)

6. defisit underwriting atas dana tabarru’, maka pengelola akan menalangi kekurangan tersebut dengan akad qardh.

7. Pembayaran atas pengajuan klaim oleh peserta asuransi akan dibayarkan dari kumpulan dana tabarru’.

8. Pihak pengelola yaitu PT. Prudential life assurance akan mendapatkan ujrah sebagai jasa dalam mengelola dana tabarru’ dan dana tabungan (saver) peserta.

(29)

Referensi

Dokumen terkait

Bahagian ini membincangkan analisis terhadap dua persoalan kajian, iaitu perbezaan penggunaan strategi pembelajaran kemahiran menulis Bahasa Melayu antara jantina

Sebaliknya, nilai min bagi strategi yang paling sedikit digunakan oleh pelajar asing dalam mempelajari BM berdasarkan kemahiran menulis ialah 2.89 (D3), iaitu cuba menulis

Situasi ini diakui juga oleh Lui (2008) kerana dapatan yang diperolehi daripada kajiannya sebelum ini menunjukkan masalah tersebut yang berlaku kepada responden

Hal ini dibuktikan ketika proses pembelajaran hampir seluruh siswa aktif dalam mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, mengerjakan soal latihan di LKS (soal pada

Berdasarkan akumulasi dari nilai pertemuan I dan pertemuan II pada siklus II maka diperoleh 79,59 dengan dengan konversi nilai 3,33 (B+). Berdasarkan pendapat di atas, maka

Sementara beberapa kerugian dari oleoresin antara lain: mengandung tanin, kemungkinan masih mengandung pelarut, bersifat viskos (kental) sehingga menyulitkan dalam

Tujuan kegiatan ini adalah untuk membantu guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kurikulum saat ini, yang bermuara

(4) Bunga modal tetap, dihitung dari besarnya biaya tetap dikalikan dengan bunga bank yang berlaku pada saat penelitian yaitu sebesar 9% dinyatakan dalam satuan