• Tidak ada hasil yang ditemukan

SILABUS STASE LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SILABUS STASE LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

SILABUS

STASE LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK

2019

PROGRAM STUDI SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

(2)

PEDOMAN PERKULIAHAN

Abstrak

Laboratrium patologi klinik merupakan rangkaian pembelajaran proses asuhan fisioterapi berupa: assessment, diagnose, planning, intervensi, serta evaluasi pada kondisi kasus laboratrium patologi klinik. Adapun capaian pembelajaran yang diharapkan yaitu: Menjunjung tunggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama, moral dan etika; Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan serta pendapat atau temuan orisinal orang lain; Menunjukkan sikap bertanggung jawab atas pekerjaan di bidang keahliaanya secara mandiri. (CP Sikap). Menguasai teori aplikasi pada bidang keilmuan fisioterapi dasar (fundasi), ilmu gerak manusia, fisioterapi yang berkaitan dengan kesehatan manusia secara umum yang berkaitan dengan gerak dan fungsi; Menguasai teori aplikasi pelaksanaan asuhan Fisioterapi yang dilakukan secara mandiri atau berkelompok pada bidang keilmuan Laboratrium patologi klinik; Menguasai teori aplikasi konsep dan prinsip Clinical Reasoning dalam pemecahan masalah fisioterapi dan masyarakat. (CP Pengetahuan). Mampu bekerja di bidang keahlian pokok untuk jenis pekerjaan yang spesifik, dan memiliki kompetensi kerja yang minimal setara dengan standar kompetensi kerja profesinya; Mampu bekerja sama dengan profesi lain yang sebidang dalam menyelesaikan masalah pekerjaan bidang profesinya; Mampu mendokumentasikan, menyimpan, mengaudit, mengamankan, dan menemukan kembali data dan informasi untuk keperluan ngembangan hasil kerja profesinya. (CP Ketrampilan umum). Mampu menerapkan IPTEK laboratorium Biomedik Dasar yang berhubungan dengan masalah gerak dan fungsinya yang diperlukan sebagai dasar pelayanan fisioterapi dan mampu beradaptasi dengan sumberdaya yang tersedia; Mampu menerapkan IPTEK komunikasi, psikososial yang berhubungan dengan masalah gerak dan fungsinya yang diperlukan sebagai dasar pelayanan fisioterapi dan mampu beradaptasi dengan sumber daya yang tersedia; Mampu menerapkan pendokumentasian, dan informasi layanan fisioterapi sebagai dasar rujukan bagi fisioterapis (Ftr) dalam menetapkan tindakan Fisioterapi lanjutan/rujukan. (CP Ketrampilan khusus)

Tujuan

Mata kuliah ini diberikan pada mahasiswa untuk dapat melakukan assessment menegakkan diagnosa fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan intervensi,melakukan evaluasi terkait patologi kasus laboratrium patologi klinik, serta melakukan rujukan ke profesi lainnya apabila dibutuhkan terapi/pemeriksaan diagnose penunjang terkait patologi interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik pada kasus infeksi, interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik pada kasus keganasan, interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik pada sistem kardiopulmonal, interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik pada sistem muskuloskeletal, interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik pada sistem endokrin : Pemeriksaan Pada Infeksi Akut, Pemeriksaan Pada Infeksi Kronis, Pemeriksaan Pada Infeksi Tertentu, Pemeriksaan pada CEA (Carsinoma Embrionik Antigen), Pemeriksaan CA (Carsinoma Antigen), Pemeriksaan CK/CPK (Creatine Kinase/Creatine Phospo Kinase), Pemeriksaan CKMB (Creatine Kinase Label M dan Label B), Pemeriksaan SGOT (Serum Glutamic Oksaloaceyic Transaminase), Pemeriksaan SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Transaminase), Pemeriksaan Lemak Darah, Pemeriksaan SRP (Protein C Reaktif), Pemeriksaan RF (Rheumatoid Factor), Pemeriksaan ASTO (Anti Streptolisin O), Pemeriksaan RA

(3)

(Rheumathoid Arthritis), Pemeriksaan Asam Urat, Pemeriksaan Gula Darah, Pemeriksaan HbA1C (Heboglobin Glikosilasi), Pemeriksaan Fungsi Tiroid)

(4)

SILABUS BERBASIS KOMPETENSI

I. IDENTITAS MATA KULIAH

Jurusan/Program Studi : Profesi Fisioterapi

Mata Kuliah : Laboratrium patologi klinik Kode : PFT1010

SKS : 2 SKS Semester : I Prasyarat : - II. STANDAR KOMPETENSI

Memberikan pengetahuan dan pemahaman mengenai proses asuhan fisioterapi pada kasus laboratorium patologi klinik.

No Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Materi Pokok/

Rincian Materi

1. Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik pada kasus infeksi, interpretasi pemeriksaan

laboratrium patologi klinik pada kasus keganasan (Pemeriksaan Pada Infeksi Akut, Pemeriksaan Pada Infeksi Kronis, Pemeriksaan Pada

- Melakukan assessment terkait patologi interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik pada kasus infeksi, interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik pada kasus keganasan (Pemeriksaan Pada Infeksi Akut, Pemeriksaan Pada Infeksi Kronis, Pemeriksaan Pada Infeksi Tertentu, Pemeriksaan pada CEA (Carsinoma Embrionik Antigen), Pemeriksaan CA (Carsinoma Antigen)

- Melakukan diagnosa fisioterapi secara ICF terkait patologi interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik pada kasus infeksi, interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik pada kasus keganasan (Pemeriksaan Pada Infeksi Akut, Pemeriksaan Pada Infeksi Kronis, Pemeriksaan Pada Infeksi Tertentu, Pemeriksaan pada CEA (Carsinoma Embrionik Antigen), Pemeriksaan CA (Carsinoma Antigen)

- Menetapkan planning terkait patologi interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik pada kasus infeksi, interpretasi

Proses asuhan fisioterapi pada interpretasi pemeriksaan Pemeriksaan Pada Infeksi Akut, Pemeriksaan Pada Infeksi Kronis, Pemeriksaan Pada Infeksi Tertentu, Pemeriksaan pada CEA (Carsinoma Embrionik Antigen), Pemeriksaan CA (Carsinoma Antigen)

(5)

Infeksi Tertentu, Pemeriksaan pada CEA (Carsinoma Embrionik Antigen), Pemeriksaan CA (Carsinoma Antigen)

pemeriksaan laboratrium patologi klinik pada kasus keganasan (Pemeriksaan Pada Infeksi Akut, Pemeriksaan Pada Infeksi Kronis, Pemeriksaan Pada Infeksi Tertentu, Pemeriksaan pada CEA (Carsinoma Embrionik Antigen), Pemeriksaan CA (Carsinoma Antigen)

- Melakukan intervensi terkait patologi interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik pada kasus infeksi, interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik pada kasus keganasan (Pemeriksaan Pada Infeksi Akut, Pemeriksaan Pada Infeksi Kronis, Pemeriksaan Pada Infeksi Tertentu, Pemeriksaan pada CEA (Carsinoma Embrionik Antigen), Pemeriksaan CA (Carsinoma Antigen)

- Melakukan evaluasi terkait patologi interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik pada kasus infeksi, interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik pada kasus keganasan (Pemeriksaan Pada Infeksi Akut, Pemeriksaan Pada Infeksi Kronis, Pemeriksaan Pada Infeksi Tertentu, Pemeriksaan pada CEA (Carsinoma Embrionik Antigen), Pemeriksaan CA (Carsinoma Antigen)

- Melakukan evaluasi terkait patologi interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik pada kasus infeksi, interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik pada kasus keganasan (Pemeriksaan Pada Infeksi Akut, Pemeriksaan Pada Infeksi Kronis, Pemeriksaan Pada Infeksi Tertentu, Pemeriksaan pada CEA (Carsinoma Embrionik Antigen), Pemeriksaan CA (Carsinoma Antigen)

- Melakukan rujukan ke profesi lainnya apabila dibutuhkan

(6)

terapi/pemeriksaan diagnose penunjang terkait patologi interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik pada kasus infeksi, interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik pada kasus keganasan (Pemeriksaan Pada Infeksi Akut, Pemeriksaan Pada Infeksi Kronis, Pemeriksaan Pada Infeksi Tertentu, Pemeriksaan pada CEA (Carsinoma Embrionik Antigen), Pemeriksaan CA (Carsinoma Antigen)

2 Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik pada kasus sistem kardiopulmonal, interpretasi

pemeriksaan

laboratrium patologi klinik pada kasus sistem muskuloskeletal (Pemeriksaan CK/CPK (Creatine Kinase/Creatine Phospo Kinase), Pemeriksaan CKMB (Creatine Kinase Label M dan Label B), Pemeriksaan SGOT (Serum Glutamic

- Melakukan assessment terkait patologi interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik pada kasus sistem kardiopulmonal, interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik pada kasus sistem muskuloskeletal (Pemeriksaan CK/CPK (Creatine Kinase/Creatine Phospo Kinase), Pemeriksaan CKMB (Creatine Kinase Label M dan Label B), Pemeriksaan SGOT (Serum Glutamic Oksaloaceyic Transaminase), Pemeriksaan SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Transaminase), Pemeriksaan Lemak Darah, Pemeriksaan SRP (Protein C Reaktif), Pemeriksaan RF (Rheumatoid Factor), Pemeriksaan ASTO (Anti Streptolisin O), Pemeriksaan RA (Rheumathoid Arthritis), Pemeriksaan Asam Urat) - Melakukan diagnosa fisioterapi secara ICF terkait interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik pada kasus sistem kardiopulmonal, interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik pada kasus sistem muskuloskeletal (Pemeriksaan CK/CPK (Creatine Kinase/Creatine Phospo Kinase), Pemeriksaan CKMB (Creatine Kinase Label M dan Label B), Pemeriksaan SGOT (Serum Glutamic Oksaloaceyic

Proses asuhan fisioterapi pada Pemeriksaan CK/CPK (Creatine Kinase/Creatine Phospo Kinase), Pemeriksaan CKMB (Creatine Kinase Label M dan Label B), Pemeriksaan SGOT (Serum Glutamic Oksaloaceyic

Transaminase),

Pemeriksaan SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Transaminase), Pemeriksaan Lemak Darah, Pemeriksaan SRP (Protein C Reaktif), Pemeriksaan RF (Rheumatoid Factor), Pemeriksaan ASTO (Anti Streptolisin O), Pemeriksaan RA (Rheumathoid Arthritis), Pemeriksaan Asam Urat

(7)

Oksaloaceyic Transaminase), Pemeriksaan SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Transaminase), Pemeriksaan Lemak Darah, Pemeriksaan SRP (Protein C Reaktif), Pemeriksaan RF (Rheumatoid Factor), Pemeriksaan ASTO (Anti Streptolisin O), Pemeriksaan RA (Rheumathoid Arthritis), Pemeriksaan Asam Urat) Transaminase), Pemeriksaan SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Transaminase), Pemeriksaan Lemak Darah, Pemeriksaan SRP (Protein C Reaktif), Pemeriksaan RF (Rheumatoid Factor), Pemeriksaan ASTO (Anti Streptolisin O), Pemeriksaan RA (Rheumathoid Arthritis), Pemeriksaan Asam Urat) - Menetapkan planning terkait patologi interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik pada kasus sistem kardiopulmonal, interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik pada kasus sistem muskuloskeletal (Pemeriksaan CK/CPK (Creatine Kinase/Creatine Phospo Kinase), Pemeriksaan CKMB (Creatine Kinase Label M dan Label B), Pemeriksaan SGOT (Serum Glutamic Oksaloaceyic Transaminase), Pemeriksaan SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Transaminase), Pemeriksaan Lemak Darah, Pemeriksaan SRP (Protein C Reaktif), Pemeriksaan RF (Rheumatoid Factor), Pemeriksaan ASTO (Anti Streptolisin O), Pemeriksaan RA (Rheumathoid Arthritis), Pemeriksaan Asam Urat)) - Melakukan intervensi terkait patologi interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik pada kasus sistem kardiopulmonal, interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik pada kasus sistem muskuloskeletal (Pemeriksaan CK/CPK (Creatine Kinase/Creatine Phospo Kinase), Pemeriksaan CKMB (Creatine Kinase Label M dan Label B), Pemeriksaan SGOT (Serum Glutamic Oksaloaceyic Transaminase), Pemeriksaan SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Transaminase), Pemeriksaan Lemak Darah, Pemeriksaan SRP (Protein C

(8)

Reaktif), Pemeriksaan RF (Rheumatoid Factor), Pemeriksaan ASTO (Anti Streptolisin O), Pemeriksaan RA (Rheumathoid Arthritis), Pemeriksaan Asam Urat) - Melakukan evaluasi terkait patologi interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik pada kasus sistem kardiopulmonal, interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik pada kasus sistem muskuloskeletal (Pemeriksaan CK/CPK (Creatine Kinase/Creatine Phospo Kinase), Pemeriksaan CKMB (Creatine Kinase Label M dan Label B), Pemeriksaan SGOT (Serum Glutamic Oksaloaceyic Transaminase), Pemeriksaan SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Transaminase), Pemeriksaan Lemak Darah, Pemeriksaan SRP (Protein C Reaktif), Pemeriksaan RF (Rheumatoid Factor), Pemeriksaan ASTO (Anti Streptolisin O), Pemeriksaan RA (Rheumathoid Arthritis), Pemeriksaan Asam Urat) - Melakukan rujukan ke profesi lainnya apabila dibutuhkan terapi/pemeriksaan diagnose penunjang terkait patologi interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik pada kasus sistem kardiopulmonal, interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik pada kasus sistem muskuloskeletal (Pemeriksaan CK/CPK (Creatine Kinase/Creatine Phospo Kinase), Pemeriksaan CKMB (Creatine Kinase Label M dan Label B), Pemeriksaan SGOT (Serum Glutamic Oksaloaceyic Transaminase), Pemeriksaan SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Transaminase), Pemeriksaan Lemak Darah, Pemeriksaan SRP (Protein C Reaktif), Pemeriksaan RF

(9)

(Rheumatoid Factor), Pemeriksaan ASTO (Anti Streptolisin O), Pemeriksaan RA (Rheumathoid Arthritis), Pemeriksaan Asam Urat) 3

Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik pada kasus sistem endokrin (Pemeriksaan Gula Darah, Pemeriksaan HbA1C (Heboglobin Glikosilasi), Pemeriksaan Fungsi Tiroid)

- Melakukan assessment terkait patologi interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik pada kasus sistem endokrin (Pemeriksaan Gula Darah, Pemeriksaan HbA1C (Heboglobin Glikosilasi), Pemeriksaan Fungsi Tiroid)

- Melakukan diagnosa fisioterapi secara ICF terkait patologi interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik pada kasus sistem endokrin (Pemeriksaan Gula Darah, Pemeriksaan HbA1C (Heboglobin Glikosilasi), Pemeriksaan Fungsi Tiroid)

- Menetapkan planning terkait patologi interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik pada kasus sistem endokrin (Pemeriksaan Gula Darah, Pemeriksaan HbA1C (Heboglobin Glikosilasi), Pemeriksaan Fungsi Tiroid)

- Melakukan evaluasi terkait patologi interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik pada kasus sistem endokrin (Pemeriksaan Gula Darah, Pemeriksaan HbA1C (Heboglobin Glikosilasi), Pemeriksaan Fungsi Tiroid)

- Melakukan rujukan ke profesi lainnya apabila dibutuhkan terapi/pemeriksaan diagnose penunjang terkait patologi interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik pada kasus sistem endokrin (Pemeriksaan Gula Darah, Pemeriksaan HbA1C (Heboglobin Glikosilasi), Pemeriksaan Fungsi Tiroid)

Proses asuhan fisioterapi pada Pemeriksaan Gula Darah, Pemeriksaan HbA1C (Heboglobin Glikosilasi), Pemeriksaan Fungsi Tiroid

(10)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

Mata Kuliah : Laboratrium patologi klinik Kode/SKS : PFT1010 / 2 SKS

Semester : I Minggu ke : 1

Materi Pokok : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik pada kasus infeksi, interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik pada kasus keganasan

Sub Pokok Bahasan : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana Pemeriksaan Pada Infeksi Akut, Pemeriksaan Pada Infeksi Kronis, Pemeriksaan Pada Infeksi Tertentu, Pemeriksaan pada CEA (Carsinoma Embrionik Antigen), Pemeriksaan CA (Carsinoma Antigen)

Waktu Pertemuan : 3 x 50 menit

Dosen Pengajar : Dr. dr. Anak Agung Wiradewi Lestari, S.Ked, Sp.PK

KOMPETENSI DAN MODEL PEMBELAJARAN

A. KOMPETENSI

Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik pada kasus infeksi, interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik pada kasus keganasan (Pemeriksaan Pada Infeksi Akut, Pemeriksaan Pada Infeksi Kronis, Pemeriksaan Pada Infeksi Tertentu, Pemeriksaan pada CEA (Carsinoma Embrionik Antigen), Pemeriksaan CA (Carsinoma Antigen)

B. INDIKATOR

1. Melakukan assessment terkait patologi interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik pada kasus infeksi, interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik pada kasus keganasan (Pemeriksaan Pada Infeksi Akut, Pemeriksaan Pada Infeksi Kronis,

(11)

Pemeriksaan Pada Infeksi Tertentu, Pemeriksaan pada CEA (Carsinoma Embrionik Antigen), Pemeriksaan CA (Carsinoma Antigen)

2. Melakukan diagnosa fisioterapi secara ICF terkait patologi interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik pada kasus infeksi, interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik pada kasus keganasan (Pemeriksaan Pada Infeksi Akut, Pemeriksaan Pada Infeksi Kronis, Pemeriksaan Pada Infeksi Tertentu, Pemeriksaan pada CEA (Carsinoma Embrionik Antigen), Pemeriksaan CA (Carsinoma Antigen)

3. Menetapkan planning terkait patologi interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik pada kasus infeksi, interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik pada kasus keganasan (Pemeriksaan Pada Infeksi Akut, Pemeriksaan Pada Infeksi Kronis, Pemeriksaan Pada Infeksi Tertentu, Pemeriksaan pada CEA (Carsinoma Embrionik Antigen), Pemeriksaan CA (Carsinoma Antigen)

4. Melakukan intervensi terkait patologi interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik pada kasus infeksi, interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik pada kasus keganasan (Pemeriksaan Pada Infeksi Akut, Pemeriksaan Pada Infeksi Kronis, Pemeriksaan Pada Infeksi Tertentu, Pemeriksaan pada CEA (Carsinoma Embrionik Antigen), Pemeriksaan CA (Carsinoma Antigen)

5. Melakukan evaluasi terkait patologi interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik pada kasus infeksi, interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik pada kasus keganasan (Pemeriksaan Pada Infeksi Akut, Pemeriksaan Pada Infeksi Kronis, Pemeriksaan Pada Infeksi Tertentu, Pemeriksaan pada CEA (Carsinoma Embrionik Antigen), Pemeriksaan CA (Carsinoma Antigen)

6. Melakukan rujukan ke profesi lainnya apabila dibutuhkan terapi/pemeriksaan diagnose penunjang terkait patologi interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik pada kasus infeksi, interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik pada kasus keganasan (Pemeriksaan Pada Infeksi Akut, Pemeriksaan Pada Infeksi Kronis, Pemeriksaan Pada Infeksi Tertentu, Pemeriksaan pada CEA (Carsinoma Embrionik Antigen), Pemeriksaan CA (Carsinoma Antigen)

C. MODEL PEMBELAJARAN

Metode Pembelajaran : - Bed side teaching

- Tugas lapangan

D. MEDIA, ALAT DAN BAHAN PEMBELAJARAN

1. White Board 2. Board Marker 3. Laptop

4. Multi Media Projector/LCD

E. SKENARIO KEGIATAN PEMBELAJARAN

(12)

Pembukaan Materi tentang assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik pada kasus infeksi, interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik pada kasus keganasan (Pemeriksaan Pada Infeksi Akut, Pemeriksaan Pada Infeksi Kronis, Pemeriksaan Pada Infeksi Tertentu, Pemeriksaan pada CEA (Carsinoma Embrionik Antigen), Pemeriksaan CA (Carsinoma Antigen) Mendengarkan, mencatat Soft skill mahasiswa

Penyajian Bed side teaching Mendengarkan, melihat, mencatat dan bertanya jika tidak jelas

Soft skill mahasiswa

Penutup Merangkum uraian dalam bentuk tugas lapangan. Mendengarkan dan mencatat Tugas lapangan dan morning report. Sumber Belajar :

1. Chairlan, Lestari E. Pedoman Teknik Dasar untuk Laboratorium Kesehatan. Ed 2. Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

(13)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

Mata Kuliah : Laboratrium patologi klinik Kode/SKS : PFT1010 / 2 SKS

Semester : I Minggu ke : 2

Materi Pokok : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik pada kasus sistem kardiopulmonal, interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik pada kasus sistem muskuloskeletal

Sub Pokok Bahasan : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana Pemeriksaan CK/CPK (Creatine Kinase/Creatine Phospo Kinase), Pemeriksaan CKMB (Creatine Kinase Label M dan Label B), Pemeriksaan SGOT (Serum Glutamic Oksaloaceyic Transaminase), Pemeriksaan SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Transaminase), Pemeriksaan Lemak Darah, Pemeriksaan SRP (Protein C Reaktif), Pemeriksaan RF (Rheumatoid Factor), Pemeriksaan ASTO (Anti Streptolisin O), Pemeriksaan RA (Rheumathoid Arthritis), Pemeriksaan Asam Urat

Waktu Pertemuan : 3 x 50 menit

Dosen Pengajar : Dr. dr. Anak Agung Wiradewi Lestari, S.Ked, Sp.PK

KOMPETENSI DAN MODEL PEMBELAJARAN

A. KOMPETENSI

Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik pada kasus sistem kardiopulmonal, interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik pada kasus sistem muskuloskeletal (Pemeriksaan CK/CPK (Creatine Kinase/Creatine Phospo

(14)

Kinase), Pemeriksaan CKMB (Creatine Kinase Label M dan Label B), Pemeriksaan SGOT (Serum Glutamic Oksaloaceyic Transaminase), Pemeriksaan SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Transaminase), Pemeriksaan Lemak Darah, Pemeriksaan SRP (Protein C Reaktif), Pemeriksaan RF (Rheumatoid Factor), Pemeriksaan ASTO (Anti Streptolisin O), Pemeriksaan RA (Rheumathoid Arthritis), Pemeriksaan Asam Urat)

B. INDIKATOR

1. Melakukan assessment terkait patologi interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik pada kasus sistem kardiopulmonal, interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik pada kasus sistem muskuloskeletal (Pemeriksaan CK/CPK (Creatine Kinase/Creatine Phospo Kinase), Pemeriksaan CKMB (Creatine Kinase Label M dan Label B), Pemeriksaan SGOT (Serum Glutamic Oksaloaceyic Transaminase), Pemeriksaan SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Transaminase), Pemeriksaan Lemak Darah, Pemeriksaan SRP (Protein C Reaktif), Pemeriksaan RF (Rheumatoid Factor), Pemeriksaan ASTO (Anti Streptolisin O), Pemeriksaan RA (Rheumathoid Arthritis), Pemeriksaan Asam Urat)

2. Melakukan diagnosa fisioterapi secara ICF terkait interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik pada kasus sistem kardiopulmonal, interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik pada kasus sistem muskuloskeletal (Pemeriksaan CK/CPK (Creatine Kinase/Creatine Phospo Kinase), Pemeriksaan CKMB (Creatine Kinase Label M dan Label B), Pemeriksaan SGOT (Serum Glutamic Oksaloaceyic Transaminase), Pemeriksaan SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Transaminase), Pemeriksaan Lemak Darah, Pemeriksaan SRP (Protein C Reaktif), Pemeriksaan RF (Rheumatoid Factor), Pemeriksaan ASTO (Anti Streptolisin O), Pemeriksaan RA (Rheumathoid Arthritis), Pemeriksaan Asam Urat)

3. Menetapkan planning terkait patologi interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik pada kasus sistem kardiopulmonal, interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik pada kasus sistem muskuloskeletal (Pemeriksaan CK/CPK (Creatine Kinase/Creatine Phospo Kinase), Pemeriksaan CKMB (Creatine Kinase Label M dan Label B), Pemeriksaan SGOT (Serum Glutamic Oksaloaceyic Transaminase), Pemeriksaan SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Transaminase), Pemeriksaan Lemak Darah, Pemeriksaan SRP (Protein C Reaktif), Pemeriksaan RF (Rheumatoid Factor), Pemeriksaan ASTO (Anti Streptolisin O), Pemeriksaan RA (Rheumathoid Arthritis), Pemeriksaan Asam Urat)

4. Melakukan intervensi terkait patologi interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik pada kasus sistem kardiopulmonal, interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik pada kasus sistem muskuloskeletal (Pemeriksaan CK/CPK (Creatine Kinase/Creatine Phospo Kinase), Pemeriksaan CKMB (Creatine Kinase Label M dan Label B), Pemeriksaan SGOT (Serum Glutamic Oksaloaceyic Transaminase), Pemeriksaan SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Transaminase), Pemeriksaan Lemak Darah, Pemeriksaan SRP (Protein C Reaktif), Pemeriksaan RF (Rheumatoid Factor), Pemeriksaan ASTO (Anti Streptolisin O), Pemeriksaan RA (Rheumathoid Arthritis), Pemeriksaan Asam Urat)

5. Melakukan evaluasi terkait patologi interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik pada kasus sistem kardiopulmonal, interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik

(15)

pada kasus sistem muskuloskeletal (Pemeriksaan CK/CPK (Creatine Kinase/Creatine Phospo Kinase), Pemeriksaan CKMB (Creatine Kinase Label M dan Label B), Pemeriksaan SGOT (Serum Glutamic Oksaloaceyic Transaminase), Pemeriksaan SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Transaminase), Pemeriksaan Lemak Darah, Pemeriksaan SRP (Protein C Reaktif), Pemeriksaan RF (Rheumatoid Factor), Pemeriksaan ASTO (Anti Streptolisin O), Pemeriksaan RA (Rheumathoid Arthritis), Pemeriksaan Asam Urat) 6. Melakukan rujukan ke profesi lainnya apabila dibutuhkan terapi/pemeriksaan diagnose

penunjang terkait patologi interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik pada kasus sistem kardiopulmonal, interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik pada kasus sistem muskuloskeletal (Pemeriksaan CK/CPK (Creatine Kinase/Creatine Phospo Kinase), Pemeriksaan CKMB (Creatine Kinase Label M dan Label B), Pemeriksaan SGOT (Serum Glutamic Oksaloaceyic Transaminase), Pemeriksaan SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Transaminase), Pemeriksaan Lemak Darah, Pemeriksaan SRP (Protein C Reaktif), Pemeriksaan RF (Rheumatoid Factor), Pemeriksaan ASTO (Anti Streptolisin O), Pemeriksaan RA (Rheumathoid Arthritis), Pemeriksaan Asam Urat)

C. MODEL PEMBELAJARAN

Metode Pembelajaran : - Bed side teaching

- Tugas lapangan

D. MEDIA, ALAT DAN BAHAN PEMBELAJARAN

1. White Board 2. Board Marker 3. Laptop

4. Multi Media Projector/LCD

E. SKENARIO KEGIATAN PEMBELAJARAN

Tahapan Kegiatan Dosen Kegiatan Mahasiswa Penilaian

Pembukaan Materi tentang assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik pada kasus sistem kardiopulmonal, interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik pada kasus sistem

Mendengarkan, mencatat

Soft skill mahasiswa

(16)

muskuloskeletal (Pemeriksaan CK/CPK (Creatine Kinase/Creatine Phospo Kinase), Pemeriksaan CKMB (Creatine Kinase Label M dan Label B), Pemeriksaan SGOT (Serum Glutamic Oksaloaceyic Transaminase), Pemeriksaan SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Transaminase), Pemeriksaan Lemak Darah, Pemeriksaan SRP (Protein C Reaktif), Pemeriksaan RF (Rheumatoid Factor), Pemeriksaan ASTO (Anti Streptolisin O), Pemeriksaan RA (Rheumathoid Arthritis), Pemeriksaan Asam Urat)

Penyajian Bed side teaching Mendengarkan, melihat, mencatat dan bertanya jika tidak jelas

Soft skill mahasiswa

Penutup Merangkum uraian dalam bentuk tugas lapangan. Mendengarkan dan mencatat Tugas lapangan dan morning report. Sumber Belajar :

1. Chairlan, Lestari E. Pedoman Teknik Dasar untuk Laboratorium Kesehatan. Ed 2. Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

(17)
(18)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

Mata Kuliah : Laboratrium patologi klinik Kode/SKS : PFT1010 / 2 SKS

Semester : I Minggu ke : 3

Materi Pokok : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik pada kasus sistem endokrin

Sub Pokok Bahasan : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana Pemeriksaan Gula Darah, Pemeriksaan HbA1C (Heboglobin Glikosilasi), Pemeriksaan Fungsi Tiroid

Waktu Pertemuan : 3 x 50 menit

Dosen Pengajar : Dr. dr. Anak Agung Wiradewi Lestari, S.Ked, Sp.PK

KOMPETENSI DAN MODEL PEMBELAJARAN

A. KOMPETENSI

Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik pada kasus sistem endokrin (Pemeriksaan Gula Darah, Pemeriksaan HbA1C (Heboglobin Glikosilasi), Pemeriksaan Fungsi Tiroid)

B. INDIKATOR

1. Melakukan assessment terkait patologi interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik pada kasus sistem endokrin (Pemeriksaan Gula Darah, Pemeriksaan HbA1C (Heboglobin Glikosilasi), Pemeriksaan Fungsi Tiroid)

2. Melakukan diagnosa fisioterapi secara ICF terkait patologi interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik pada kasus sistem endokrin (Pemeriksaan Gula Darah, Pemeriksaan HbA1C (Heboglobin Glikosilasi), Pemeriksaan Fungsi Tiroid) )

3. Menetapkan planning terkait patologi interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik pada kasus sistem endokrin (Pemeriksaan Gula Darah, Pemeriksaan HbA1C (Heboglobin Glikosilasi), Pemeriksaan Fungsi Tiroid)

(19)

4. Melakukan intervensi terkait patologi interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik pada kasus sistem endokrin (Pemeriksaan Gula Darah, Pemeriksaan HbA1C (Heboglobin Glikosilasi), Pemeriksaan Fungsi Tiroid)

5. Melakukan evaluasi terkait patologi interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik pada kasus sistem endokrin (Pemeriksaan Gula Darah, Pemeriksaan HbA1C (Heboglobin Glikosilasi), Pemeriksaan Fungsi Tiroid)

6. Melakukan rujukan ke profesi lainnya apabila dibutuhkan terapi/pemeriksaan diagnose penunjang terkait patologi interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik pada kasus sistem endokrin (Pemeriksaan Gula Darah, Pemeriksaan HbA1C (Heboglobin Glikosilasi), Pemeriksaan Fungsi Tiroid)

C. MODEL PEMBELAJARAN

Metode Pembelajaran : - Bed side teaching

- Tugas lapangan

D. MEDIA, ALAT DAN BAHAN PEMBELAJARAN

1. White Board 2. Board Marker 3. Laptop

4. Multi Media Projector/LCD

E. SKENARIO KEGIATAN PEMBELAJARAN

Tahapan Kegiatan Dosen Kegiatan Mahasiswa Penilaian

Pembukaan Materi tentang assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik pada kasus sistem endokrin (Pemeriksaan Gula Darah, Pemeriksaan HbA1C (Heboglobin Glikosilasi), Pemeriksaan Fungsi Tiroid)

Mendengarkan, mencatat

Soft skill mahasiswa

(20)

melihat, mencatat dan bertanya jika tidak jelas

mahasiswa

Penutup Merangkum uraian dalam bentuk tugas lapangan. Mendengarkan dan mencatat Tugas lapangan dan morning report. Sumber Belajar :

1. Chairlan, Lestari E. Pedoman Teknik Dasar untuk Laboratorium Kesehatan. Ed 2. Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

(21)

KONTRAK PERKULIAHAN

Nama Mata Kuliah : Laboratrium patologi klinik Kode Mata Kuliah : PFT1010

Pengajar : Dr. dr. Anak Agung Wiradewi Lestari, S.Ked, Sp.PK Semester : 1

Hari pertemuan/Jam :

Tempat Pertemuan : RSUP Sanglah Denpasar

1. Manfaat Mata Kuliah

Mata kuliah ini diberikan pada mahasiswa untuk dapat melakukan assessment menegakkan diagnosa fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan intervensi,melakukan evaluasi terkait patologi laboratrium patologi klinik, serta melakukan rujukan ke profesi lainnya apabila dibutuhkan terapi/pemeriksaan diagnose penunjang terkait patologi interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik pada kasus infeksi, interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik pada kasus keganasan, interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik pada sistem kardiopulmonal, interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik pada sistem muskuloskeletal, interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik pada sistem endokrin .

2. Deskripsi Perkuliahan

Mata kuliah ini membahas tentang diantaranya : 1. Pemeriksaan Pada Infeksi Akut

2. Pemeriksaan Pada Infeksi Kronis 3. Pemeriksaan Pada Infeksi Tertentu

4. Pemeriksaan pada CEA (Carsinoma Embrionik Antigen) 5. Pemeriksaan CA (Carsinoma Antigen)

6. Pemeriksaan CK/CPK (Creatine Kinase/Creatine Phospo Kinase) 7. Pemeriksaan CKMB (Creatine Kinase Label M dan Label B) 8. Pemeriksaan SGOT (Serum Glutamic Oksaloaceyic Transaminase) 9. Pemeriksaan SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Transaminase) 10.Pemeriksaan Lemak Darah, Pemeriksaan SRP (Protein C Reaktif)

11.Pemeriksaan RF (Rheumatoid Factor), Pemeriksaan ASTO (Anti Streptolisin O) 12.Pemeriksaan RA (Rheumathoid Arthritis)

13.Pemeriksaan Asam Urat, Pemeriksaan Gula Darah

14.Pemeriksaan HbA1C (Heboglobin Glikosilasi), Pemeriksaan Fungsi Tiroid)

(22)

Setelah menyelesaikan mata kuliah ini (pada akhir semester), mahasiswa mampu melakukan assessment menegakkan diagnosa fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan intervensi,melakukan evaluasi terkait patologi interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik pada kasus infeksi, interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik pada kasus keganasan, interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik pada sistem kardiopulmonal, interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik pada sistem muskuloskeletal, interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik pada sistem endokrin , serta melakukan rujukan ke profesi lainnya apabila dibutuhkan terapi/pemeriksaan diagnose penunjang terkait patologi interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik pada kasus infeksi, interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik pada kasus keganasan, interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik pada sistem kardiopulmonal, interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik pada sistem muskuloskeletal, interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik pada sistem endokrin .

4. Organisasi Materi

Organisasi materi dapat dilihat pada jadwal perkuliahan.

5. Strategi Perkuliahan

Perkuliahan berupa kuliah tutorial morning report, bed side teaching, dan penugasan lapangan. Selain itu, mahasiswa akan dievaluasi melalui presentasi kasus, presentasi jurnal, dan ujian bagian.

6. Materi/Bacaan Perkuliahan

Buku/bacaan pokok dalam perkuliahan ini adalah:

1. Chairlan, Lestari E. Pedoman Teknik Dasar untuk Laboratorium Kesehatan. Ed 2. Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

7. Tugas

Dalam perkuliahan, diberikan beberapa tugas sebagai berikut: 1. Morning Report (MR)

a. MR di lakukan bersama CE dengan sistem SGD

b. Topik MR dapat ditentukan kemudian oleh CE dan/atau Mahasiswa c. Jumlah minimal pelaksanaan MR berbeda di setiap stase

d. Mahasiswa wajib menyiapkan FORM PENILAIAN MORNING REPORT (perkelompok) di setiap pelaksanaan MR (form code : 1.FTR.MR)

e. Form Penilaian MR yang telah diisi nilai tetap dibawa oleh CE

f. Mahasiswa berhak dan wajib mengingatkan CE untuk mengumpulkan Nilai MR kepada Preseptor disetiap akhir praktik di tempat terkait

2. Tugas Lapangan (TL)

a. TL di lakukan setiap hari praktik dengan arahan atau pengawasan dari CE

b. Mahasiswa akan diberikan tanggung jawab untuk mengawasi beberapa pasien atas petunjuk CE

(23)

c. Mahasiswa wajib mencatat perkembangan pasien yg menjadi tanggung jawabnya dalam FORM TUGAS LAPANGAN tiap hari / kali (form code : 1.FTR.TL) dan melengkapi laporan pembelajaran TL yang ada pada buku log

d. Mahasiswa wajib melakukan diskusi dengan CE berkaitan dengan perkembangan pasien

e. Di minggu akhir di tempat terkait, Mahasiswa wajib mengumpulkan FORM TL dilengkapi dengan FORM PENILAIAN TUGAS LAPANGAN (perorang) untuk dilakukan penilaian oleh CE (form code : 2.FTR.TL )

f. Form TL yang telah dinilai oleh CE daoat diminta kembali untuk berikutnya dikumpulkan ke Kordik Profesi Fisioterapi FK Unud

g. Mahasiswa wajib mengingatkan CE untuk mengumpulkan Nilai TL kepada Preseptor disetiap akhir praktik di tempat terkait

3. Presentasi Kasus (Presus)

a. Jumlah presentasi kasus berbeda di setiap stase

b. Mahasiswa wajib melakukan minimal 4 kali bimbingan dengan CE dan/atau Preseptor terkait kasus yang akan dipresentasikan dan mencatatnya dalam form bimbingan pada buku log

c. Jadwal presentasi ditentukan berdasarkan kesepakatan antara Mahasiswa dengan CE dan/atau Preseptor

d. Mahasiswa wajib mengisi FORM STATUS KLINIS untuk kasus yang akan di presentasikan (form code : 1.FTR.STAKIS)

e. Mahasiswa wajib membuat PPT untuk sarana presentasi (format disesuaikan dgn isi STAKIS)

f. Mahasiswa wajib mengirimkan/upload tugas Status Klinis (WORD dan PPT) beserta Jurnal Pendukung (PDF) melalui Google Classroom Profesi Fisioterapi batch 3 2018 (max H-3 ujian)

g. Mahasiswa masing-masing wajib menyiapkan 2 (Dua) FORM PENILAIAN PRESUS (perorang) untuk CE dan Preseptor (form code : 2.FTR.PRESUS) h. Nilai Presus akan langsung dibawa oleh Preseptor/CE

4. Presentasi Jurnal (Presjur)

a. Jumlah presentasi jurnal berbeda di setiap stase

b. Pemilihan jurnal dapat ditentukan oleh Mahasiswa/CE c. Mahasiswa dapat mereview 1 atau lebih jurnal

d. Mahasiswa wajib melakukan minimal 4 kali bimbingan dengan CE dan/atau Preseptor terkait jurnal yang akan dipresentasikan dan mencatatnya dalam form bimbingan pada buku log

e. Jadwal presentasi ditentukan berdasarkan kesepakatan antara Mahasiswa dengan CE dan/atau Preseptor

f. Mahasiswa wajib mereview jurnal sesuai FORM REVJUR (form code : 1.FTR.REVJUR

g. Mahasiswa wajib mengumpulkan hardcopy JURNAL ASLI , HASIL REVIEW, FORM PENILAIAN REVJUR (perorang) (form code : 2.FTR.REVJUR) ke CE (max H-3)

(24)

i. Mahasiswa wajib mengirimkan Hasil Review (WORD) dan Jurnal Asli (PDF) melalui Google Classroom Profesi Fisioterapi batch 3 2018 (max H-3 ujian)

h. CE akan memilih 1 jurnal terbaik untuk di presentasikan perkelompok

i. Mahasiswa wajib menyiapkan 2 (Dua)/ 3 (Tiga) FORM PENILAIAN PREJUR (perkelompok) untuk CE dan Preseptor (form code : 2.FTR.PRESJUR)

j. Nilai Presus akan langsung dibawa oleh Preseptor/CE 5. Kuliah Kepakaran

a. Kuliah kepakaran bersifat isidental

b. Kuliah kepakaran dapat dilakukan apabila terdapat kasus baru atau kasus sulit dan lain lain

c. Mahasiswa wajib berdiskusi secara aktif dengan CE terkait kasus atau permasalahan yang akan diangkat pada kuliah kepakaran

d. Jadwal kuliah kepakaran ditentukan oleh Kordik Profesi Fisioterapi FK Unud e. Kuliah kepakaran diberikan oleh dr. spesialis atau bidang ilmu lain

f. Mahasiswa wajib menyiapkan ABSENSI KULIAH KEPAKAKARAN (form code : 1.FTR.ABS.KK)

6. Ujian Bagian

a. Jumlah pelaksanaan Ujian Bagian berbeda di setiap stase b. Jadwal Ujian Bagian ditentukan CE dan/atau Preseptor

c. Preseptor akan meminta CE untuk memilihkan kasus yang akan di Ujikan kepada Mahasiswa

d. Penilaian Ujian Bagian akan dilakukan oleh CE dan Preseptor

e. Mahasiswa masing-masing wajib menyiapkan 2 (Dua) FORM PENILAIAN UJIAN BAGIAN (perorang) untuk CE dan Preseptor (form code : 2.FTR.UB)

f. Apabila pada Mahasiswa tidak lulus U1 di tempat terkait, maka Mahasiswa berhak mengajukan U2 kepada CE di tempat terkait dengan persetujuan Preseptor

8. Kriteria Penilaian

Penilaian akan dilakukan oleh pengajar dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:

Nilai Angka Huruf Mutu Angka Mutu Gabungan

Kemampuan ≥ 80 – 100 A 4,0 Istimewa ≥ 75 – 79 B+ 3,5 Sangat Baik ≥ 70 – 74 B 3,0 Baik ≥ 62 – 69 C+ 2,5 Cukup Baik ≥ 56 – 61 C 2,0 Cukup ≥ 50 – 55 D+ 1,5 Kurang Cukup ≥ 40 – 49 D 1,0 Kurang 0 – 39 E 0 Sangat Kurang

(25)

 Pembobotan nilai adalah sebagai berikut:

1. Nilai Total (100%) = Morning Report (10%) +Tugas Lapangan (20%) + Presentasi Kasus (20%) + Presentasi Jurnal (15%) + Ujian Bagian (20%) + Sikap (15%)

Demikian kontrak perkuliahan ini dibuat, agar disetujui dan ditaati oleh semua pihak.

Menyetujui

Mahasiswa Dosen pengampu

Referensi

Dokumen terkait

Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait

Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi

Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait

Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi

Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi

Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi

Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait

Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi