• Tidak ada hasil yang ditemukan

SILABUS STASE PALLIATIVE CARE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SILABUS STASE PALLIATIVE CARE"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

SILABUS

STASE PALLIATIVE CARE

2019

PROGRAM STUDI SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

(2)

PEDOMAN PERKULIAHAN

Abstrak

Fisioterapi Palliative care merupakan rangkaian pembelajaran proses asuhan fisioterapi berupa: assessment, diagnose, planning, intervensi, serta evaluasi pada kondisi kasus fisioterapi palliative care. Adapun capaian pembelajaran yang diharapkan yaitu: Menjunjung tunggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama, moral dan etika; Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan serta pendapat atau temuan orisinal orang lain; Menunjukkan sikap bertanggung jawab atas pekerjaan di bidang keahliaanya secara mandiri. (CP Sikap). Menguasai teori aplikasi pada bidang keilmuan fisioterapi dasar (fundasi), ilmu gerak manusia, fisioterapi yang berkaitan dengan kesehatan manusia secara umum yang berkaitan dengan gerak dan fungsi; Menguasai teori aplikasi pelaksanaan asuhan Fisioterapi yang dilakukan secara mandiri atau berkelompok pada bidang keilmuan Fisioterapi Palliative care; Menguasai teori aplikasi konsep dan prinsip Clinical Reasoning dalam pemecahan masalah fisioterapi dan masyarakat. (CP Pengetahuan). Mampu bekerja di bidang keahlian pokok untuk jenis pekerjaan yang spesifik, dan memiliki kompetensi kerja yang minimal setara dengan standar kompetensi kerja profesinya; Mampu bekerja sama dengan profesi lain yang sebidang dalam menyelesaikan masalah pekerjaan bidang profesinya; Mampu mendokumentasikan, menyimpan, mengaudit, mengamankan, dan menemukan kembali data dan informasi untuk keperluan ngembangan hasil kerja profesinya. (CP Ketrampilan umum). Mampu menerapkan IPTEK laboratorium Biomedik Dasar yang berhubungan dengan masalah gerak dan fungsinya yang diperlukan sebagai dasar pelayanan fisioterapi dan mampu beradaptasi dengan sumberdaya yang tersedia; Mampu menerapkan IPTEK komunikasi, psikososial yang berhubungan dengan masalah gerak dan fungsinya yang diperlukan sebagai dasar pelayanan fisioterapi dan mampu beradaptasi dengan sumber daya yang tersedia; Mampu menerapkan pendokumentasian, dan informasi layanan fisioterapi sebagai dasar rujukan bagi fisioterapis (Ftr) dalam menetapkan tindakan Fisioterapi lanjutan/rujukan. (CP Ketrampilan khusus)

Tujuan

Mata kuliah ini diberikan pada mahasiswa untuk dapat melakukan assessment menegakkan diagnosa fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan intervensi,melakukan evaluasi terkait patologi kasus fisioterapi palliative care, serta melakukan rujukan ke profesi lainnya apabila dibutuhkan terapi/pemeriksaan diagnose penunjang terkait patologi onkologi kanker, onkologi muskuloskeletal, onkologi neurologi, onkologi integument, onklogi kardiovaskularpulmonal, dan onkologi suppresive: Breast, Cervical, Bone Metastatis, Hormonal Depravation Induced, Osteoporosis, Pelvic Pain, Hypertonus, Vaginal Fibrosis, Weakness, Postural Deviations from Radiation Related Tissue Contracture, Loss of ROM, Cording/Axillary Web Syndrome, Steroid Myopathy, Nerve Palsies, Brachial Plexopathies, Lumbosacral Plexophaties, Peripheral Plexopathies, Balance Dysfunction, Chemotherapeutic Neurotoxicities, Falls, Gait Abnormalities, Spinal Cord Compression, Brain and CNS Metastasis, Radiation Fibrosis, Phlebotoxicity, Radiotherapy Toxicities, Skin Extrusion, Infection, Deconditioning, Cancer-related Fatigue, Lymphedema, Chemotherapeutic cardiotoxicities, Interstitial pulmonary fibrosis, Cachexia, Vena Cava Syndrome, Pulmonary Metastasis, Graft vs Host Disease, Scleroderma, Thrombocytopenia, Neutropenia, Anemia.

(3)

SILABUS BERBASIS KOMPETENSI

I. IDENTITAS MATA KULIAH

Jurusan/Program Studi : Profesi Fisioterapi

Mata Kuliah : Fisioterapi Palliative care Kode : PFT1014

SKS : 2 SKS

Semester : I Prasyarat : - II. STANDAR KOMPETENSI

Memberikan pengetahuan dan pemahaman mengenai proses asuhan fisioterapi pada kasus palliative care.

No Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Materi Pokok/ Rincian Materi

1. Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi onkologi kanker dan onkologi muskuloskeletal (breast, cervical, bone metastatis, hormonal depravation induced, osteoporosis, pelvic pain, hypertonus, vaginal fibrosis, weakness, postural deviations from radiation related tissue contracture, loss of rom, cording/axillary

- Melakukan assessment terkait patologi palliative care (breast, cervical, bone metastatis, hormonal depravation induced, osteoporosis, pelvic pain, hypertonus, vaginal fibrosis, weakness, postural deviations from radiation related tissue contracture, loss of rom, cording/axillary web syndrome, steroid myopathy)

- Melakukan diagnosa fisioterapi secara ICF terkait patologi palliative care (breast, cervical, bone metastatis, hormonal depravation induced, osteoporosis, pelvic pain, hypertonus, vaginal fibrosis, weakness, postural deviations from radiation related tissue contracture, loss of rom, cording/axillary web syndrome, steroid myopathy)

- Menetapkan planning terkait patologi palliative care (breast, cervical, bone metastatis, hormonal depravation induced, osteoporosis, pelvic pain, hypertonus, vaginal fibrosis, weakness, postural deviations from radiation related tissue contracture, loss of rom,

Proses asuhan fisioterapi pada breast, cervical, bone metastatis, hormonal depravation induced, osteoporosis, pelvic pain, hypertonus, vaginal fibrosis, weakness, postural deviations from radiation related tissue contracture, loss of rom, cording/axillary web syndrome, steroid myopathy

(4)

web syndrome, steroid myopathy)

cording/axillary web syndrome, steroid myopathy)

- Melakukan intervensi terkait patologi palliative care (breast, cervical, bone metastatis, hormonal depravation induced, osteoporosis, pelvic pain, hypertonus, vaginal fibrosis, weakness, postural deviations from radiation related tissue contracture, loss of rom, cording/axillary web syndrome, steroid myopathy)

- Melakukan evaluasi terkait patologi palliative care (breast, cervical, bone metastatis, hormonal depravation induced, osteoporosis, pelvic pain, hypertonus, vaginal fibrosis, weakness, postural deviations from radiation related tissue contracture, loss of rom, cording/axillary web syndrome, steroid myopathy)

- Melakukan evaluasi terkait patologi palliative care (breast, cervical, bone metastatis, hormonal depravation induced, osteoporosis, pelvic pain, hypertonus, vaginal fibrosis, weakness, postural deviations from radiation related tissue contracture, loss of rom, cording/axillary web syndrome, steroid myopathy)

- Melakukan rujukan ke profesi lainnya apabila dibutuhkan terapi/pemeriksaan diagnose penunjang terkait patologi palliative care (breast, cervical, bone metastatis, hormonal depravation induced, osteoporosis, pelvic pain, hypertonus, vaginal fibrosis, weakness, postural deviations from radiation related tissue contracture, loss of rom, cording/axillary web syndrome, steroid myopathy)

(5)

melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi onkologi neurologi dan onkologi integumen (nerve palsies, brachial plexopathies, lumbosacral plexophaties, peripheral plexopathies, balance dysfunction, chemotherapeutic neurotoxicities, falls, gait abnormalities, spinal cord compression, brain and cns metastasis, radiation fibrosis, phlebotoxicity, radiotherapy toxicities, skin extrusion, infection)

patologi onkologi neurologi dan onkologi integumen (nerve palsies, brachial plexopathies, lumbosacral plexophaties, peripheral plexopathies, balance dysfunction, chemotherapeutic neurotoxicities, falls, gait abnormalities, spinal cord compression, brain and cns metastasis, radiation fibrosis, phlebotoxicity, radiotherapy toxicities, skin extrusion, infection)) - Melakukan diagnosa fisioterapi secara ICF terkait onkologi neurologi dan onkologi integumen (nerve palsies, brachial plexopathies, lumbosacral plexophaties, peripheral plexopathies, balance dysfunction, chemotherapeutic neurotoxicities, falls, gait abnormalities, spinal cord compression, brain and cns metastasis, radiation fibrosis, phlebotoxicity, radiotherapy toxicities, skin extrusion, infection) - Menetapkan planning terkait patologi onkologi neurologi dan onkologi integumen (nerve palsies, brachial plexopathies, lumbosacral plexophaties, peripheral plexopathies, balance dysfunction, chemotherapeutic neurotoxicities, falls, gait abnormalities, spinal cord compression, brain and cns metastasis, radiation fibrosis, phlebotoxicity, radiotherapy toxicities, skin extrusion, infection) - Melakukan intervensi terkait patologi onkologi neurologi dan onkologi integumen (nerve palsies, brachial plexopathies, lumbosacral plexophaties, peripheral plexopathies, balance dysfunction, chemotherapeutic neurotoxicities, falls, gait abnormalities, spinal cord compression, brain and cns metastasis, radiation fibrosis,

pada nerve palsies, brachial plexopathies, lumbosacral plexophaties, peripheral plexopathies, balance dysfunction, chemotherapeutic

neurotoxicities, falls, gait abnormalities, spinal cord compression, brain and cns metastasis, radiation fibrosis, phlebotoxicity, radiotherapy toxicities, skin extrusion, infection

(6)

phlebotoxicity, radiotherapy toxicities, skin extrusion, infection) - Melakukan evaluasi terkait patologi onkologi neurologi dan onkologi integumen (nerve palsies, brachial plexopathies, lumbosacral plexophaties, peripheral plexopathies, balance dysfunction, chemotherapeutic neurotoxicities, falls, gait abnormalities, spinal cord compression, brain and cns metastasis, radiation fibrosis, phlebotoxicity, radiotherapy toxicities, skin extrusion, infection) - Melakukan rujukan ke profesi lainnya apabila dibutuhkan terapi/pemeriksaan diagnose penunjang terkait patologi onkologi neurologi dan onkologi integumen (nerve palsies, brachial plexopathies, lumbosacral plexophaties, peripheral plexopathies, balance dysfunction, chemotherapeutic neurotoxicities, falls, gait abnormalities, spinal cord compression, brain and cns metastasis, radiation fibrosis, phlebotoxicity, radiotherapy toxicities, skin extrusion, infection) 3 Mahasiswa dapat

melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi onkologi kardiovaskularpulmonal dan onkologi suppresive

- Melakukan assessment terkait patologi onkologi kardiovaskularpulmonal dan onkologi suppresive (deconditioning, cancer-related fatigue, lymphedema, chemotherapeutic cardiotoxicities, interstitial pulmonary fibrosis, cachexia, vena cava syndrome, pulmonary metastasis, graft vs host disease, scleroderma, thrombocytopenia, neutropenia, anemia)

- Melakukan diagnosa fisioterapi secara ICF terkait patologi onkologi kardiovaskularpulmonal dan

Proses asuhan fisioterapi pada deconditioning, cancer-related fatigue, lymphedema, chemotherapeutic cardiotoxicities, interstitial pulmonary fibrosis, cachexia, vena cava syndrome, pulmonary metastasis, graft vs host disease, scleroderma,

thrombocytopenia, neutropenia, anemia

(7)

(deconditioning, cancer-related fatigue, lymphedema, chemotherapeutic cardiotoxicities, interstitial pulmonary fibrosis, cachexia, vena cava syndrome, pulmonary metastasis, graft vs host disease, scleroderma, thrombocytopenia, neutropenia, anemia) onkologi suppresive (deconditioning, cancer-related fatigue, lymphedema, chemotherapeutic cardiotoxicities, interstitial pulmonary fibrosis, cachexia, vena cava syndrome, pulmonary metastasis, graft vs host disease, scleroderma, thrombocytopenia, neutropenia, anemia)

- Menetapkan planning terkait patologi onkologi kardiovaskularpulmonal dan onkologi suppresive (deconditioning, cancer-related fatigue, lymphedema, chemotherapeutic cardiotoxicities, interstitial pulmonary fibrosis, cachexia, vena cava syndrome, pulmonary metastasis, graft vs host disease, scleroderma, thrombocytopenia, neutropenia, anemia)

- Melakukan intervensi terkait patologi onkologi kardiovaskularpulmonal dan onkologi suppresive (deconditioning, cancer-related fatigue, lymphedema, chemotherapeutic cardiotoxicities, interstitial pulmonary fibrosis, cachexia, vena cava syndrome, pulmonary metastasis, graft vs host disease, scleroderma, thrombocytopenia, neutropenia, anemia)

- Melakukan evaluasi terkait patologi onkologi kardiovaskularpulmonal dan onkologi suppresive (deconditioning, cancer-related fatigue, lymphedema, chemotherapeutic cardiotoxicities, interstitial pulmonary fibrosis, cachexia, vena cava syndrome, pulmonary metastasis, graft vs host

(8)

disease, scleroderma, thrombocytopenia, neutropenia, anemia)

- Melakukan rujukan ke profesi lainnya apabila dibutuhkan terapi/pemeriksaan diagnose penunjang terkait patologi onkologi kardiovaskularpulmonal dan onkologi suppresive (deconditioning, cancer-related fatigue, lymphedema, chemotherapeutic cardiotoxicities, interstitial pulmonary fibrosis, cachexia, vena cava syndrome, pulmonary metastasis, graft vs host disease, scleroderma, thrombocytopenia, neutropenia, anemia)

(9)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

Mata Kuliah : Fisioterapi Palliative care Kode/SKS : PFT1014 / 2 SKS

Semester : I Minggu ke : 1

Materi Pokok : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi onkologi kanker dan onkologi muskuloskeletal

Sub Pokok Bahasan : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana breast, cervical, bone metastatis, hormonal depravation induced, osteoporosis, pelvic pain, hypertonus, vaginal fibrosis, weakness, postural deviations from radiation related tissue contracture, loss of rom, cording/axillary web syndrome, steroid myopathy

Waktu Pertemuan : 3 x 50 menit

Dosen Pengajar : Dr. Ni Wayan Tianing, S.Si, M.Kes

KOMPETENSI DAN MODEL PEMBELAJARAN

A. KOMPETENSI

Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi onkologi kanker dan onkologi muskuloskeletal (breast, cervical, bone metastatis, hormonal depravation induced, osteoporosis, pelvic pain, hypertonus, vaginal fibrosis, weakness, postural deviations from radiation related tissue contracture, loss of rom, cording/axillary web syndrome, steroid myopathy)

B. INDIKATOR

1. Melakukan assessment terkait patologi onkologi kanker dan onkologi muskuloskeletal (breast, cervical, bone metastatis, hormonal depravation induced, osteoporosis, pelvic pain, hypertonus, vaginal fibrosis, weakness, postural deviations from radiation related tissue contracture, loss of rom, cording/axillary web syndrome, steroid myopathy)

2. Melakukan diagnosa fisioterapi secara ICF terkait patologi onkologi kanker dan onkologi muskuloskeletal (breast, cervical, bone metastatis, hormonal depravation induced,

(10)

osteoporosis, pelvic pain, hypertonus, vaginal fibrosis, weakness, postural deviations from radiation related tissue contracture, loss of rom, cording/axillary web syndrome, steroid myopathy)

3. Menetapkan planning terkait patologi onkologi kanker dan onkologi muskuloskeletal (breast, cervical, bone metastatis, hormonal depravation induced, osteoporosis, pelvic pain, hypertonus, vaginal fibrosis, weakness, postural deviations from radiation related tissue contracture, loss of rom, cording/axillary web syndrome, steroid myopathy)

4. Melakukan intervensi terkait patologi onkologi kanker dan onkologi muskuloskeletal (breast, cervical, bone metastatis, hormonal depravation induced, osteoporosis, pelvic pain, hypertonus, vaginal fibrosis, weakness, postural deviations from radiation related tissue contracture, loss of rom, cording/axillary web syndrome, steroid myopathy)

5. Melakukan evaluasi terkait patologi onkologi kanker dan onkologi muskuloskeletal (breast, cervical, bone metastatis, hormonal depravation induced, osteoporosis, pelvic pain, hypertonus, vaginal fibrosis, weakness, postural deviations from radiation related tissue contracture, loss of rom, cording/axillary web syndrome, steroid myopathy)

6. Melakukan rujukan ke profesi lainnya apabila dibutuhkan terapi/pemeriksaan diagnose penunjang terkait patologi onkologi kanker dan onkologi muskuloskeletal (breast, cervical, bone metastatis, hormonal depravation induced, osteoporosis, pelvic pain, hypertonus, vaginal fibrosis, weakness, postural deviations from radiation related tissue contracture, loss of rom, cording/axillary web syndrome, steroid myopathy)

C. MODEL PEMBELAJARAN

Metode Pembelajaran : - Bed side teaching

- Tugas lapangan

D. MEDIA, ALAT DAN BAHAN PEMBELAJARAN

1. White Board 2. Board Marker 3. Laptop

4. Multi Media Projector/LCD

E. SKENARIO KEGIATAN PEMBELAJARAN

Tahapan Kegiatan Dosen Kegiatan Mahasiswa Penilaian

Pembukaan Materi tentang assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana onkologi kanker dan onkologi muskuloskeletal (breast,

Mendengarkan, mencatat

Soft skill mahasiswa

(11)

cervical, bone metastatis, hormonal depravation induced, osteoporosis, pelvic pain, hypertonus, vaginal fibrosis, weakness, postural deviations from radiation related tissue contracture, loss of rom, cording/axillary web syndrome, steroid myopathy)

Penyajian Bed side teaching Mendengarkan, melihat, mencatat dan bertanya jika tidak jelas

Soft skill mahasiswa

Penutup Merangkum uraian dalam bentuk tugas lapangan. Mendengarkan dan mencatat Tugas lapangan dan morning report. Sumber Belajar :

1. Kassa, H., Murugan, R., Zewdu, F., Hailu, M & Woldeyohannes, D. (2014). Assessment of knowledge, attitude and practice and associated factors towards palliative care among nurses working in selected hospitals, Addis Ababa, Ethiopia.

BMC Palliative Care, 13(6): 1-11.

2. Kementerian Kesehatan RI. (2007). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 812/Menkes/SK/VII/2007.

(12)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

Mata Kuliah : Fisioterapi Palliative care Kode/SKS : PFT1014 / 2 SKS

Semester : I Minggu ke : 2

Materi Pokok : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana onkologi neurologi dan onkologi integument.

Sub Pokok Bahasan : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana nerve palsies, brachial plexopathies, lumbosacral plexophaties, peripheral plexopathies, balance dysfunction, chemotherapeutic neurotoxicities, falls, gait abnormalities, spinal cord compression, brain and cns metastasis, radiation fibrosis, phlebotoxicity, radiotherapy toxicities, skin extrusion, infection.

Waktu Pertemuan : 3 x 50 menit

Dosen Pengajar : Dr. Ni Wayan Tianing, S.Si, M.Kes

KOMPETENSI DAN MODEL PEMBELAJARAN

A. KOMPETENSI

Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi onkologi neurologi dan onkologi integumen (nerve palsies, brachial plexopathies, lumbosacral plexophaties, peripheral plexopathies, balance dysfunction, chemotherapeutic neurotoxicities, falls, gait abnormalities, spinal cord compression, brain and cns metastasis, radiation fibrosis, phlebotoxicity, radiotherapy toxicities, skin extrusion, infection)

B. INDIKATOR

1. Melakukan assessment terkait patologi onkologi neurologi dan onkologi integumen (nerve palsies, brachial plexopathies, lumbosacral plexophaties, peripheral plexopathies, balance dysfunction, chemotherapeutic neurotoxicities, falls, gait abnormalities, spinal

(13)

cord compression, brain and cns metastasis, radiation fibrosis, phlebotoxicity, radiotherapy toxicities, skin extrusion, infection)

2. Melakukan diagnosa fisioterapi secara ICF terkait onkologi neurologi dan onkologi integumen (nerve palsies, brachial plexopathies, lumbosacral plexophaties, peripheral plexopathies, balance dysfunction, chemotherapeutic neurotoxicities, falls, gait abnormalities, spinal cord compression, brain and cns metastasis, radiation fibrosis, phlebotoxicity, radiotherapy toxicities, skin extrusion, infection)

3. Menetapkan planning terkait patologi onkologi neurologi dan onkologi integumen (nerve palsies, brachial plexopathies, lumbosacral plexophaties, peripheral plexopathies, balance dysfunction, chemotherapeutic neurotoxicities, falls, gait abnormalities, spinal cord compression, brain and cns metastasis, radiation fibrosis, phlebotoxicity, radiotherapy toxicities, skin extrusion, infection)

4. Melakukan intervensi terkait patologi onkologi neurologi dan onkologi integumen (nerve palsies, brachial plexopathies, lumbosacral plexophaties, peripheral plexopathies, balance dysfunction, chemotherapeutic neurotoxicities, falls, gait abnormalities, spinal cord compression, brain and cns metastasis, radiation fibrosis, phlebotoxicity, radiotherapy toxicities, skin extrusion, infection)

5. Melakukan evaluasi terkait patologi onkologi neurologi dan onkologi integumen (nerve palsies, brachial plexopathies, lumbosacral plexophaties, peripheral plexopathies, balance dysfunction, chemotherapeutic neurotoxicities, falls, gait abnormalities, spinal cord compression, brain and cns metastasis, radiation fibrosis, phlebotoxicity, radiotherapy toxicities, skin extrusion, infection)

6. Melakukan rujukan ke profesi lainnya apabila dibutuhkan terapi/pemeriksaan diagnose penunjang terkait patologi onkologi neurologi dan onkologi integumen (nerve palsies, brachial plexopathies, lumbosacral plexophaties, peripheral plexopathies, balance dysfunction, chemotherapeutic neurotoxicities, falls, gait abnormalities, spinal cord compression, brain and cns metastasis, radiation fibrosis, phlebotoxicity, radiotherapy toxicities, skin extrusion, infection)

C. MODEL PEMBELAJARAN

Metode Pembelajaran : - Bed side teaching

- Tugas lapangan

D. MEDIA, ALAT DAN BAHAN PEMBELAJARAN

1. White Board 2. Board Marker 3. Laptop

4. Multi Media Projector/LCD

E. SKENARIO KEGIATAN PEMBELAJARAN

(14)

Pembukaan Materi tentang assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi onkologi neurologi dan onkologi integumen (nerve palsies, brachial plexopathies, lumbosacral plexophaties, peripheral plexopathies, balance dysfunction, chemotherapeutic neurotoxicities, falls, gait abnormalities, spinal cord compression, brain and cns metastasis, radiation fibrosis, phlebotoxicity, radiotherapy toxicities, skin extrusion, infection)

Mendengarkan, mencatat

Soft skill mahasiswa

Penyajian Bed side teaching Mendengarkan, melihat, mencatat dan bertanya jika tidak jelas

Soft skill mahasiswa

Penutup Merangkum uraian dalam bentuk tugas lapangan. Mendengarkan dan mencatat Tugas lapangan dan morning report. Sumber Belajar :

1. Kassa, H., Murugan, R., Zewdu, F., Hailu, M & Woldeyohannes, D. (2014). Assessment of knowledge, attitude and practice and associated factors towards palliative care among nurses working in selected hospitals, Addis Ababa, Ethiopia.

BMC Palliative Care, 13(6): 1-11.

2. Kementerian Kesehatan RI. (2007). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 812/Menkes/SK/VII/2007.

(15)
(16)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

Mata Kuliah : Fisioterapi Palliative care Kode/SKS : PFT1014 / 2 SKS

Semester : I Minggu ke : 3

Materi Pokok : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana onkologi kardiovaskularpulmonal dan onkologi suppresive

Sub Pokok Bahasan : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana deconditioning, cancer-related fatigue, lymphedema, chemotherapeutic cardiotoxicities, interstitial pulmonary fibrosis, cachexia, vena cava syndrome, pulmonary metastasis, graft vs host disease, scleroderma, thrombocytopenia, neutropenia, anemia

Waktu Pertemuan : 3 x 50 menit

Dosen Pengajar : Dr. Ni Wayan Tianing, S.Si, M.Kes

KOMPETENSI DAN MODEL PEMBELAJARAN

A. KOMPETENSI

Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi onkologi kardiovaskularpulmonal dan onkologi suppresive (deconditioning, cancer-related fatigue, lymphedema, chemotherapeutic cardiotoxicities, interstitial pulmonary fibrosis, cachexia, vena cava syndrome, pulmonary metastasis, graft vs host disease, scleroderma, thrombocytopenia, neutropenia, anemia)

B. INDIKATOR

1. Melakukan assessment terkait patologi onkologi kardiovaskularpulmonal dan onkologi suppresive (deconditioning, cancer-related fatigue, lymphedema, chemotherapeutic cardiotoxicities, interstitial pulmonary fibrosis, cachexia, vena cava syndrome, pulmonary metastasis, graft vs host disease, scleroderma, thrombocytopenia, neutropenia, anemia)

(17)

2. Melakukan diagnosa fisioterapi secara ICF terkait patologi onkologi kardiovaskularpulmonal dan onkologi suppresive (deconditioning, cancer-related fatigue, lymphedema, chemotherapeutic cardiotoxicities, interstitial pulmonary fibrosis, cachexia, vena cava syndrome, pulmonary metastasis, graft vs host disease, scleroderma, thrombocytopenia, neutropenia, anemia)

3. Menetapkan planning terkait patologi onkologi kardiovaskularpulmonal dan onkologi suppresive (deconditioning, cancer-related fatigue, lymphedema, chemotherapeutic cardiotoxicities, interstitial pulmonary fibrosis, cachexia, vena cava syndrome, pulmonary metastasis, graft vs host disease, scleroderma, thrombocytopenia, neutropenia, anemia)

4. Melakukan intervensi terkait patologi onkologi kardiovaskularpulmonal dan onkologi suppresive (deconditioning, cancer-related fatigue, lymphedema, chemotherapeutic cardiotoxicities, interstitial pulmonary fibrosis, cachexia, vena cava syndrome, pulmonary metastasis, graft vs host disease, scleroderma, thrombocytopenia, neutropenia, anemia)

5. Melakukan evaluasi terkait patologi onkologi kardiovaskularpulmonal dan onkologi suppresive (deconditioning, cancer-related fatigue, lymphedema, chemotherapeutic cardiotoxicities, interstitial pulmonary fibrosis, cachexia, vena cava syndrome, pulmonary metastasis, graft vs host disease, scleroderma, thrombocytopenia, neutropenia, anemia)

6. Melakukan rujukan ke profesi lainnya apabila dibutuhkan terapi/pemeriksaan diagnose penunjang terkait patologi onkologi kardiovaskularpulmonal dan onkologi suppresive (deconditioning, cancer-related fatigue, lymphedema, chemotherapeutic cardiotoxicities, interstitial pulmonary fibrosis, cachexia, vena cava syndrome, pulmonary metastasis, graft vs host disease, scleroderma, thrombocytopenia, neutropenia, anemia)

C. MODEL PEMBELAJARAN

Metode Pembelajaran : - Bed side teaching

- Tugas lapangan

D. MEDIA, ALAT DAN BAHAN PEMBELAJARAN

1. White Board 2. Board Marker 3. Laptop

4. Multi Media Projector/LCD

E. SKENARIO KEGIATAN PEMBELAJARAN

Tahapan Kegiatan Dosen Kegiatan Mahasiswa Penilaian

Pembukaan Materi tentang assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,

Mendengarkan, mencatat

Soft skill mahasiswa

(18)

melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi onkologi kardiovaskularpulmonal dan onkologi suppresive (deconditioning, cancer-related fatigue, lymphedema, chemotherapeutic cardiotoxicities, interstitial pulmonary fibrosis, cachexia, vena cava syndrome, pulmonary metastasis, graft vs host disease, scleroderma, thrombocytopenia, neutropenia, anemia)

Penyajian Bed side teaching Mendengarkan, melihat, mencatat dan bertanya jika tidak jelas

Soft skill mahasiswa

Penutup Merangkum uraian dalam bentuk tugas lapangan. Mendengarkan dan mencatat Tugas lapangan dan morning report. Sumber Belajar :

1. Kassa, H., Murugan, R., Zewdu, F., Hailu, M & Woldeyohannes, D. (2014). Assessment of knowledge, attitude and practice and associated factors towards palliative care among nurses working in selected hospitals, Addis Ababa, Ethiopia.

BMC Palliative Care, 13(6): 1-11.

2. Kementerian Kesehatan RI. (2007). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 812/Menkes/SK/VII/2007.

(19)

KONTRAK PERKULIAHAN

Nama Mata Kuliah : Fisioterapi Palliative care Kode Mata Kuliah : PFT1014

Pengajar : Dr. Ni Wayan Tianing, S.Si, M.Kes Semester : 1

Hari pertemuan/Jam :

Tempat Pertemuan : RSUP Sanglah Denpasar

1. Manfaat Mata Kuliah

Mata kuliah ini diberikan pada mahasiswa untuk dapat melakukan assessment menegakkan diagnosa fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan intervensi,melakukan evaluasi terkait patologi palliative care, serta melakukan rujukan ke profesi lainnya apabila dibutuhkan terapi/pemeriksaan diagnose penunjang terkait patologi palliative care.

2. Deskripsi Perkuliahan

Mata kuliah ini membahas tentang diantaranya : 1. Breast

2. Cervical

3. Bone Metastatis

4. Hormonal Depravation Induced

5. Osteoporosis, Pelvic Pain, Hypertonus, Vaginal Fibrosis 6. Weakness

7. Postural Deviations from Radiation Related Tissue Contracture 8. Loss of ROM

9. Cording/Axillary Web Syndrome 10.Steroid Myopathy, Nerve Palsies 11.Brachial Plexopathies 12.Lumbosacral Plexophaties 13.Peripheral Plexopathies 14.Balance Dysfunction 15.Chemotherapeutic Neurotoxicities 16.Falls 17.Gait Abnormalities 18.Spinal Cord Compression 19.Brain and CNS Metastasis

(20)

20.Radiation Fibrosis 21.Phlebotoxicity 22.Radiotherapy Toxicities 23.Skin Extrusion 24.Infection 25.Deconditioning 26.Cancer-related Fatigue 27.Lymphedema 28.Chemotherapeutic cardiotoxicities 29.Interstitial pulmonary fibrosis 30.Cachexia

31.Vena Cava Syndrome 32.Pulmonary Metastasis 33.Graft vs Host Disease 34.Scleroderma

35.Thrombocytopenia 36.Neutropenia 37.Anemia

3. Tujuan Instruksional

Setelah menyelesaikan mata kuliah ini (pada akhir semester), mahasiswa mampu melakukan assessment menegakkan diagnosa fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan intervensi,melakukan evaluasi terkait patologi palliative care, serta melakukan rujukan ke profesi lainnya apabila dibutuhkan terapi/pemeriksaan diagnose penunjang terkait patologi palliative care.

4. Organisasi Materi

Organisasi materi dapat dilihat pada jadwal perkuliahan.

5. Strategi Perkuliahan

Perkuliahan berupa kuliah tutorial morning report, bed side teaching, dan penugasan lapangan. Selain itu, mahasiswa akan dievaluasi melalui presentasi kasus, presentasi jurnal, dan ujian bagian.

6. Materi/Bacaan Perkuliahan

Buku/bacaan pokok dalam perkuliahan ini adalah:

1. Kassa, H., Murugan, R., Zewdu, F., Hailu, M & Woldeyohannes, D. (2014). Assessment of knowledge, attitude and practice and associated factors towards palliative care among nurses working in selected hospitals, Addis Ababa, Ethiopia. BMC Palliative Care, 13(6): 1-11.

2. Kementerian Kesehatan RI. (2007). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 812/Menkes/SK/VII/2007.

(21)

Dalam perkuliahan, diberikan beberapa tugas sebagai berikut: 1. Morning Report (MR)

a. MR di lakukan bersama CE dengan sistem SGD

b. Topik MR dapat ditentukan kemudian oleh CE dan/atau Mahasiswa c. Jumlah minimal pelaksanaan MR berbeda di setiap stase

d. Mahasiswa wajib menyiapkan FORM PENILAIAN MORNING REPORT (perkelompok) di setiap pelaksanaan MR (form code : 1.FTR.MR)

e. Form Penilaian MR yang telah diisi nilai tetap dibawa oleh CE

f. Mahasiswa berhak dan wajib mengingatkan CE untuk mengumpulkan Nilai MR kepada Preseptor disetiap akhir praktik di tempat terkait

2. Tugas Lapangan (TL)

a. TL di lakukan setiap hari praktik dengan arahan atau pengawasan dari CE

b. Mahasiswa akan diberikan tanggung jawab untuk mengawasi beberapa pasien atas petunjuk CE

c. Mahasiswa wajib mencatat perkembangan pasien yg menjadi tanggung jawabnya dalam FORM TUGAS LAPANGAN tiap hari / kali (form code : 1.FTR.TL) dan melengkapi laporan pembelajaran TL yang ada pada buku log

d. Mahasiswa wajib melakukan diskusi dengan CE berkaitan dengan perkembangan pasien

e. Di minggu akhir di tempat terkait, Mahasiswa wajib mengumpulkan FORM TL dilengkapi dengan FORM PENILAIAN TUGAS LAPANGAN (perorang) untuk dilakukan penilaian oleh CE (form code : 2.FTR.TL )

f. Form TL yang telah dinilai oleh CE daoat diminta kembali untuk berikutnya dikumpulkan ke Kordik Profesi Fisioterapi FK Unud

g. Mahasiswa wajib mengingatkan CE untuk mengumpulkan Nilai TL kepada Preseptor disetiap akhir praktik di tempat terkait

3. Presentasi Kasus (Presus)

a. Jumlah presentasi kasus berbeda di setiap stase

b. Mahasiswa wajib melakukan minimal 4 kali bimbingan dengan CE dan/atau Preseptor terkait kasus yang akan dipresentasikan dan mencatatnya dalam form bimbingan pada buku log

c. Jadwal presentasi ditentukan berdasarkan kesepakatan antara Mahasiswa dengan CE dan/atau Preseptor

d. Mahasiswa wajib mengisi FORM STATUS KLINIS untuk kasus yang akan di presentasikan (form code : 1.FTR.STAKIS)

e. Mahasiswa wajib membuat PPT untuk sarana presentasi (format disesuaikan dgn isi STAKIS)

f. Mahasiswa wajib mengirimkan/upload tugas Status Klinis (WORD dan PPT) beserta Jurnal Pendukung (PDF) melalui Google Classroom Profesi Fisioterapi batch 3 2018 (max H-3 ujian)

g. Mahasiswa masing-masing wajib menyiapkan 2 (Dua) FORM PENILAIAN PRESUS (perorang) untuk CE dan Preseptor (form code : 2.FTR.PRESUS) h. Nilai Presus akan langsung dibawa oleh Preseptor/CE

(22)

4. Presentasi Jurnal (Presjur)

a. Jumlah presentasi jurnal berbeda di setiap stase

b. Pemilihan jurnal dapat ditentukan oleh Mahasiswa/CE c. Mahasiswa dapat mereview 1 atau lebih jurnal

d. Mahasiswa wajib melakukan minimal 4 kali bimbingan dengan CE dan/atau Preseptor terkait jurnal yang akan dipresentasikan dan mencatatnya dalam form bimbingan pada buku log

e. Jadwal presentasi ditentukan berdasarkan kesepakatan antara Mahasiswa dengan CE dan/atau Preseptor

f. Mahasiswa wajib mereview jurnal sesuai FORM REVJUR (form code : 1.FTR.REVJUR

g. Mahasiswa wajib mengumpulkan hardcopy JURNAL ASLI , HASIL REVIEW, FORM PENILAIAN REVJUR (perorang) (form code : 2.FTR.REVJUR) ke CE (max H-3)

i. Mahasiswa wajib mengirimkan Hasil Review (WORD) dan Jurnal Asli (PDF) melalui Google Classroom Profesi Fisioterapi batch 3 2018 (max H-3 ujian)

h. CE akan memilih 1 jurnal terbaik untuk di presentasikan perkelompok

i. Mahasiswa wajib menyiapkan 2 (Dua)/ 3 (Tiga) FORM PENILAIAN PREJUR (perkelompok) untuk CE dan Preseptor (form code : 2.FTR.PRESJUR)

j. Nilai Presus akan langsung dibawa oleh Preseptor/CE 5. Kuliah Kepakaran

a. Kuliah kepakaran bersifat isidental

b. Kuliah kepakaran dapat dilakukan apabila terdapat kasus baru atau kasus sulit dan lain lain

c. Mahasiswa wajib berdiskusi secara aktif dengan CE terkait kasus atau permasalahan yang akan diangkat pada kuliah kepakaran

d. Jadwal kuliah kepakaran ditentukan oleh Kordik Profesi Fisioterapi FK Unud e. Kuliah kepakaran diberikan oleh dr. spesialis atau bidang ilmu lain

f. Mahasiswa wajib menyiapkan ABSENSI KULIAH KEPAKAKARAN (form code : 1.FTR.ABS.KK)

6. Ujian Bagian

a. Jumlah pelaksanaan Ujian Bagian berbeda di setiap stase b. Jadwal Ujian Bagian ditentukan CE dan/atau Preseptor

c. Preseptor akan meminta CE untuk memilihkan kasus yang akan di Ujikan kepada Mahasiswa

d. Penilaian Ujian Bagian akan dilakukan oleh CE dan Preseptor

e. Mahasiswa masing-masing wajib menyiapkan 2 (Dua) FORM PENILAIAN UJIAN BAGIAN (perorang) untuk CE dan Preseptor (form code : 2.FTR.UB)

f. Apabila pada Mahasiswa tidak lulus U1 di tempat terkait, maka Mahasiswa berhak mengajukan U2 kepada CE di tempat terkait dengan persetujuan Preseptor

(23)

8. Kriteria Penilaian

Penilaian akan dilakukan oleh pengajar dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:

Nilai Angka Huruf Mutu Angka Mutu Gabungan

Kemampuan ≥ 80 – 100 A 4,0 Istimewa ≥ 75 – 79 B+ 3,5 Sangat Baik ≥ 70 – 74 B 3,0 Baik ≥ 62 – 69 C+ 2,5 Cukup Baik ≥ 56 – 61 C 2,0 Cukup ≥ 50 – 55 D+ 1,5 Kurang Cukup ≥ 40 – 49 D 1,0 Kurang 0 – 39 E 0 Sangat Kurang

 Pembobotan nilai adalah sebagai berikut:

1. Nilai Total (100%) = Morning Report (10%) +Tugas Lapangan (20%) + Presentasi Kasus (20%) + Presentasi Jurnal (15%) + Ujian Bagian (20%) + Sikap (15%)

Demikian kontrak perkuliahan ini dibuat, agar disetujui dan ditaati oleh semua pihak.

Menyetujui

Mahasiswa Dosen pengampu

Referensi

Dokumen terkait

Bu çalışmada ortotropik malzemeye sahip anti-simetrik tabakalanmış viskoelastik kalın plakların dinamik davranışları sonlu elemanlar metodu (SEM) yardımıyla

Beliau berpendapat bahwa, sebenarnya Islam mengajarkan kita untuk lebih baik lagi dalam memilih pemimpin yang sesama agama, tapi karena penduduk Thailand bukan hanya orang

Hamdan Zoelva, sebagai salah satu anggota PAH I Badan Pekerja MPR RI yang turut membahas dan merumuskan perubahan UUD 1945, juga mengakui bahwa perbuatan

Metode ini merupakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada obyek penelitian.. ini diperoleh untuk mendapatkan data tentang kegiatan

[r]

Tahap analisis sistem adalah domain masalah untuk merekomendasikan perbaikan dan menspesifikasikan persyaratan dan prioritas untuk solusi. Permasalahan yang dihadapi

Seperti genus Garcinia pada umumnya, kandis gajah mengandung metabolit sekunder seperti xanton, flavonoid, benzofenon, lakton, dan asam fenolat, yang memiliki

Jaringan tugas merupakan representasi grafik dari aliran tugas sebuah proyek & digunakan sebagai mekanisme untuk seluruh rangkaian & ketergantunagn tugas merupakan input bagi