• Tidak ada hasil yang ditemukan

SILABUS STASE TRAVEL MEDICINE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SILABUS STASE TRAVEL MEDICINE"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

SILABUS

STASE TRAVEL MEDICINE

2019

PROGRAM STUDI SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

(2)

PEDOMAN PERKULIAHAN

Abstrak

Fisioterapi Travel medicine merupakan rangkaian pembelajaran proses asuhan fisioterapi berupa: assessment, diagnose, planning, intervensi, serta evaluasi pada kondisi kasus fisioterapi travel medicine. Adapun capaian pembelajaran yang diharapkan yaitu: Menjunjung tunggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama, moral dan etika; Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan serta pendapat atau temuan orisinal orang lain; Menunjukkan sikap bertanggung jawab atas pekerjaan di bidang keahliaanya secara mandiri. (CP Sikap). Menguasai teori aplikasi pada bidang keilmuan fisioterapi dasar (fundasi), ilmu gerak manusia, fisioterapi yang berkaitan dengan kesehatan manusia secara umum yang berkaitan dengan gerak dan fungsi; Menguasai teori aplikasi pelaksanaan asuhan Fisioterapi yang dilakukan secara mandiri atau berkelompok pada bidang keilmuan Fisioterapi Travel medicine; Menguasai teori aplikasi konsep dan prinsip Clinical Reasoning dalam pemecahan masalah fisioterapi dan masyarakat. (CP Pengetahuan). Mampu bekerja di bidang keahlian pokok untuk jenis pekerjaan yang spesifik, dan memiliki kompetensi kerja yang minimal setara dengan standar kompetensi kerja profesinya; Mampu bekerja sama dengan profesi lain yang sebidang dalam menyelesaikan masalah pekerjaan bidang profesinya; Mampu mendokumentasikan, menyimpan, mengaudit, mengamankan, dan menemukan kembali data dan informasi untuk keperluan ngembangan hasil kerja profesinya. (CP Ketrampilan umum). Mampu menerapkan IPTEK laboratorium Biomedik Dasar yang berhubungan dengan masalah gerak dan fungsinya yang diperlukan sebagai dasar pelayanan fisioterapi dan mampu beradaptasi dengan sumberdaya yang tersedia; Mampu menerapkan IPTEK komunikasi, psikososial yang berhubungan dengan masalah gerak dan fungsinya yang diperlukan sebagai dasar pelayanan fisioterapi dan mampu beradaptasi dengan sumber daya yang tersedia; Mampu menerapkan pendokumentasian, dan informasi layanan fisioterapi sebagai dasar rujukan bagi fisioterapis (Ftr) dalam menetapkan tindakan Fisioterapi lanjutan/rujukan. (CP Ketrampilan khusus)

Tujuan

Mata kuliah ini diberikan pada mahasiswa untuk dapat melakukan assessment menegakkan diagnosa fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan intervensi,melakukan evaluasi terkait patologi kasus fisioterapi travel medicine, serta melakukan rujukan ke profesi lainnya apabila dibutuhkan terapi/pemeriksaan diagnose penunjang terkait patologi travel medicine: Physiotherapy on Skateboarding, Physiotherapy on Hiking, Physiotherapy on Climbing, Physiotherapy on Running, Physiotherapy on Bicycling, Physiotherapy on Rafting, Physiotherapy on Canoeing, Physiotherapy on Diving, Physiotherapy on Snorkeling, Physiotherapy on Paragliding, Physiotherapy on Surfing and Body Surfing.

(3)

SILABUS BERBASIS KOMPETENSI I. IDENTITAS MATA KULIAH

Jurusan/Program Studi : Profesi Fisioterapi

Mata Kuliah : Fisioterapi Travel medicine

Kode : PFT1011

SKS : 2 SKS

Semester : I

Prasyarat : -

II. STANDAR KOMPETENSI

Memberikan pengetahuan dan pemahaman mengenai proses asuhan fisioterapi pada kasus travel medicine.

No Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Materi Pokok/

Rincian Materi 1.

Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi travel medicine (physiotherapy on skateboarding,

physiotherapy on hiking, physiotherapy on wall climbing)

- Melakukan assessment terkait patologi travel medicine (physiotherapy on skateboarding, physiotherapy on hiking, physiotherapy on wall climbing) - Melakukan diagnosa fisioterapi secara ICF terkait patologi travel medicine (physiotherapy on skateboarding, physiotherapy on hiking, physiotherapy on wall climbing)

- Menetapkan planning terkait patologi travel medicine (physiotherapy on skateboarding, physiotherapy on hiking, physiotherapy on wall climbing hari) - Melakukan intervensi terkait patologi travel medicine (physiotherapy on skateboarding, physiotherapy on hiking, physiotherapy on wall climbing) - Melakukan evaluasi terkait patologi travel medicine (physiotherapy on skateboarding, physiotherapy on hiking, physiotherapy on wall climbing) - Melakukan evaluasi terkait patologi travel medicine

Proses asuhan fisioterapi pada physiotherapy on skateboarding,

physiotherapy on hiking, physiotherapy on wall climbing

(4)

(physiotherapy on skateboarding, physiotherapy on hiking, physiotherapy on wall climbing) - Melakukan rujukan ke profesi lainnya apabila dibutuhkan terapi/pemeriksaan diagnose penunjang terkait patologi travel medicine (physiotherapy on skateboarding, physiotherapy on hiking, physiotherapy on wall climbing)

2

Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi travel medicine (physiotherapy on running, physiotherapy on bicycling, physiotherapy on wall rafting, physiotherapy on canoeing)

- Melakukan assessment terkait patologi travel medicine (physiotherapy on running, physiotherapy on bicycling, physiotherapy on wall rafting, physiotherapy on canoeing)

- Melakukan diagnosa fisioterapi secara ICF terkait travel medicine (physiotherapy on running, physiotherapy on bicycling, physiotherapy on wall rafting, physiotherapy on canoeing)

- Menetapkan planning terkait patologi travel medicine (physiotherapy on running, physiotherapy on bicycling, physiotherapy on wall rafting, physiotherapy on canoeing)

- Melakukan intervensi terkait patologi travel medicine (physiotherapy on running, physiotherapy on bicycling, physiotherapy on wall rafting, physiotherapy on canoeing)

- Melakukan evaluasi terkait patologi travel medicine (physiotherapy on running, physiotherapy on bicycling, physiotherapy on wall rafting, physiotherapy on canoeing)

- Melakukan rujukan ke profesi lainnya apabila dibutuhkan terapi/pemeriksaan diagnose penunjang terkait patologi travel

Proses asuhan fisioterapi pada physiotherapy on running, physiotherapy on bicycling, physiotherapy on wall rafting, physiotherapy on canoeing

(5)

medicine (physiotherapy on running, physiotherapy on bicycling, physiotherapy on wall rafting, physiotherapy on canoeing)

3

Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi travel medicine (physiotherapy on diving, physiotherapy on snorkeling, physiotherapy on paragliding,

physiotherapy on surfing and body surfing)

- Melakukan assessment terkait patologi travel medicine (physiotherapy on diving, physiotherapy on snorkeling, physiotherapy on paragliding, physiotherapy on surfing and body surfing)

- Melakukan diagnosa fisioterapi secara ICF terkait patologi travel medicine (physiotherapy on diving, physiotherapy on snorkeling, physiotherapy on paragliding, physiotherapy on surfing and body surfing)

- Menetapkan planning terkait patologi travel medicine (physiotherapy on diving, physiotherapy on snorkeling, physiotherapy on paragliding, physiotherapy on surfing and body surfing)

- Melakukan intervensi terkait patologi travel medicine (physiotherapy on diving, physiotherapy on snorkeling, physiotherapy on paragliding, physiotherapy on surfing and body surfing)

- Melakukan evaluasi terkait patologi travel medicine (physiotherapy on diving, physiotherapy on snorkeling, physiotherapy on paragliding, physiotherapy on surfing and body surfing)

- Melakukan rujukan ke profesi lainnya apabila dibutuhkan terapi/pemeriksaan diagnose penunjang terkait patologi travel medicine (physiotherapy on diving, physiotherapy on snorkeling,

Proses asuhan fisioterapi pada physiotherapy on diving, physiotherapy on snorkeling, physiotherapy on paragliding, physiotherapy on surfing and body surfing

(6)

physiotherapy on paragliding, physiotherapy on surfing and body surfing)

(7)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

Mata Kuliah : Fisioterapi Travel medicine

Kode/SKS : PFT1011 / 2 SKS

Semester : I

Minggu ke : 1

Materi Pokok : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi travel medicine

Sub Pokok Bahasan : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana physiotherapy on skateboarding, physiotherapy on hiking, physiotherapy on wall climbing

Waktu Pertemuan : 3 x 50 menit

Dosen Pengajar : Putu Ayu Sita Saraswati, S.Ft., M.Fis

KOMPETENSI DAN MODEL PEMBELAJARAN A. KOMPETENSI

Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi travel medicine (physiotherapy on skateboarding, physiotherapy on hiking, physiotherapy on wall climbing)

B. INDIKATOR

1. Melakukan assessment terkait patologi travel medicine (physiotherapy on skateboarding, physiotherapy on hiking, physiotherapy on wall climbing)

2. Melakukan diagnosa fisioterapi secara ICF terkait patologi travel medicine (physiotherapy on skateboarding, physiotherapy on hiking, physiotherapy on wall climbing)

3. Menetapkan planning terkait patologi travel medicine (physiotherapy on skateboarding, physiotherapy on hiking, physiotherapy on wall climbing)

4. Melakukan intervensi terkait patologi travel medicine (physiotherapy on skateboarding, physiotherapy on hiking, physiotherapy on wall climbing)

5. Melakukan evaluasi terkait patologi travel medicine (physiotherapy on skateboarding, physiotherapy on hiking, physiotherapy on wall climbing)

(8)

6. Melakukan rujukan ke profesi lainnya apabila dibutuhkan terapi/pemeriksaan diagnose penunjang terkait patologi travel medicine (physiotherapy on skateboarding, physiotherapy on hiking, physiotherapy on wall climbing)

C. MODEL PEMBELAJARAN Metode Pembelajaran : - Bed side teaching

- Tugas lapangan

D. MEDIA, ALAT DAN BAHAN PEMBELAJARAN 1. White Board

2. Board Marker 3. Laptop

4. Multi Media Projector/LCD

E. SKENARIO KEGIATAN PEMBELAJARAN

Tahapan Kegiatan Dosen Kegiatan Mahasiswa Penilaian Pembukaan Materi tentang assessment,

menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana travel medicine (physiotherapy on skateboarding, physiotherapy on hiking, physiotherapy on wall climbing)

Mendengarkan, mencatat

Soft skill mahasiswa

Penyajian Bed side teaching Mendengarkan, melihat, mencatat dan bertanya jika tidak jelas

Soft skill mahasiswa

Penutup Merangkum uraian dalam bentuk tugas lapangan.

Mendengarkan dan mencatat

Tugas

lapangan dan morning report.

(9)

Sumber Belajar :

1. H.L. DuPont and R. Steffen (2001). Textbook of Travel Medicine and Health.

Second Edition. Hamilton, London: B.C Decker Inc.

2. A. Yung, T. Ruff, J.Torresi, K. Leder, D. O’Brien (2004). Manual of Travel Medicine: a pre-travel guide for health care practitioners. Second Edition.

Melbourne: IP Communications

3. R. Steffen, H.L. DuPont, A Wilder-Smith (2003). Manual of Travel Medicine and Health. Second Edition. Hamilton, London: B.C Decker Inc.

4. J. N. Zuckerman (2001). Principles and Practice of Travel Medicine. New York:

John Wiley & Sons Ltd

5. WHO (2008). International Health Regulations 2005. Second Edition. Geneva:

WHO

(10)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

Mata Kuliah : Fisioterapi Travel medicine

Kode/SKS : PFT1011 / 2 SKS

Semester : I

Minggu ke : 2

Materi Pokok : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi travel medicine.

Sub Pokok Bahasan : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana physiotherapy on running, physiotherapy on bicycling, physiotherapy on wall rafting, physiotherapy on canoeing

Waktu Pertemuan : 3 x 50 menit

Dosen Pengajar : Putu Ayu Sita Saraswati, S.Ft., M.Fis

KOMPETENSI DAN MODEL PEMBELAJARAN A. KOMPETENSI

Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi travel medicine (physiotherapy on running, physiotherapy on bicycling, physiotherapy on wall rafting, physiotherapy on canoeing)

B. INDIKATOR

1. Melakukan assessment terkait patologi travel medicine (physiotherapy on running, physiotherapy on bicycling, physiotherapy on wall rafting, physiotherapy on canoeing) 2. Melakukan diagnosa fisioterapi secara ICF terkait travel medicine (physiotherapy on

running, physiotherapy on bicycling, physiotherapy on wall rafting, physiotherapy on canoeing)

3. Menetapkan planning terkait patologi travel medicine (physiotherapy on running, physiotherapy on bicycling, physiotherapy on wall rafting, physiotherapy on canoeing) 4. Melakukan intervensi terkait patologi travel medicine (physiotherapy on running,

physiotherapy on bicycling, physiotherapy on wall rafting, physiotherapy on canoeing) 5. Melakukan evaluasi terkait patologi travel medicine (physiotherapy on running,

physiotherapy on bicycling, physiotherapy on wall rafting, physiotherapy on canoeing)

(11)

6. Melakukan rujukan ke profesi lainnya apabila dibutuhkan terapi/pemeriksaan diagnose penunjang terkait patologi travel medicine (physiotherapy on running, physiotherapy on bicycling, physiotherapy on wall rafting, physiotherapy on canoeing)

C. MODEL PEMBELAJARAN Metode Pembelajaran : - Bed side teaching

- Tugas lapangan

D. MEDIA, ALAT DAN BAHAN PEMBELAJARAN 1. White Board

2. Board Marker 3. Laptop

4. Multi Media Projector/LCD

E. SKENARIO KEGIATAN PEMBELAJARAN

Tahapan Kegiatan Dosen Kegiatan Mahasiswa Penilaian Pembukaan Materi tentang assessment,

menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi travel medicine (physiotherapy on running, physiotherapy on bicycling, physiotherapy on wall rafting, physiotherapy on canoeing).

Mendengarkan, mencatat

Soft skill mahasiswa

Penyajian Bed side teaching Mendengarkan, melihat, mencatat dan bertanya jika tidak jelas

Soft skill mahasiswa

Penutup Merangkum uraian dalam bentuk tugas lapangan.

Mendengarkan dan mencatat

Tugas

lapangan dan morning

(12)

report.

Sumber Belajar :

1. H.L. DuPont and R. Steffen (2001). Textbook of Travel Medicine and Health.

Second Edition. Hamilton, London: B.C Decker Inc.

2. A. Yung, T. Ruff, J.Torresi, K. Leder, D. O’Brien (2004). Manual of Travel Medicine: a pre-travel guide for health care practitioners. Second Edition.

Melbourne: IP Communications

3. R. Steffen, H.L. DuPont, A Wilder-Smith (2003). Manual of Travel Medicine and Health. Second Edition. Hamilton, London: B.C Decker Inc.

4. J. N. Zuckerman (2001). Principles and Practice of Travel Medicine. New York:

John Wiley & Sons Ltd

5. 5. WHO (2008). International Health Regulations 2005. Second Edition.

Geneva: WHO

(13)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

Mata Kuliah : Fisioterapi Travel medicine

Kode/SKS : PFT1011 / 2 SKS

Semester : I

Minggu ke : 3

Materi Pokok : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi travel medicine.

Sub Pokok Bahasan : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana physiotherapy on diving, physiotherapy on snorkeling, physiotherapy on paragliding, physiotherapy on surfing and body surfing Waktu Pertemuan : 3 x 50 menit

Dosen Pengajar : Putu Ayu Sita Saraswati, S.Ft., M.Fis KOMPETENSI DAN MODEL PEMBELAJARAN

A. KOMPETENSI

Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi travel medicine (physiotherapy on diving, physiotherapy on snorkeling, physiotherapy on paragliding, physiotherapy on surfing and body surfing)

B. INDIKATOR

1. Melakukan assessment terkait patologi travel medicine (physiotherapy on diving, physiotherapy on snorkeling, physiotherapy on paragliding, physiotherapy on surfing and body surfing).

2. Melakukan diagnosa fisioterapi secara ICF terkait patologi travel medicine (physiotherapy on diving, physiotherapy on snorkeling, physiotherapy on paragliding, physiotherapy on surfing and body surfing)

3. Menetapkan planning terkait patologi travel medicine (physiotherapy on diving, physiotherapy on snorkeling, physiotherapy on paragliding, physiotherapy on surfing and body surfing)

(14)

4. Melakukan intervensi terkait patologi travel medicine (physiotherapy on diving, physiotherapy on snorkeling, physiotherapy on paragliding, physiotherapy on surfing and body surfing)

5. Melakukan evaluasi terkait patologi travel medicine (physiotherapy on diving, physiotherapy on snorkeling, physiotherapy on paragliding, physiotherapy on surfing and body surfing)

6. Melakukan rujukan ke profesi lainnya apabila dibutuhkan terapi/pemeriksaan diagnose penunjang terkait patologi travel medicine (physiotherapy on diving, physiotherapy on snorkeling, physiotherapy on paragliding, physiotherapy on surfing and body surfing) C. MODEL PEMBELAJARAN

Metode Pembelajaran : - Bed side teaching

- Tugas lapangan

D. MEDIA, ALAT DAN BAHAN PEMBELAJARAN 1. White Board

2. Board Marker 3. Laptop

4. Multi Media Projector/LCD

E. SKENARIO KEGIATAN PEMBELAJARAN

Tahapan Kegiatan Dosen Kegiatan Mahasiswa Penilaian Pembukaan Materi tentang assessment,

menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi travel medicine (physiotherapy on diving, physiotherapy on snorkeling, physiotherapy on paragliding, physiotherapy on surfing and body surfing).

Mendengarkan, mencatat

Soft skill mahasiswa

Penyajian Bed side teaching Mendengarkan, melihat, mencatat

Soft skill

(15)

dan bertanya jika tidak jelas

mahasiswa

Penutup Merangkum uraian dalam bentuk tugas lapangan.

Mendengarkan dan mencatat

Tugas

lapangan dan morning report.

Sumber Belajar :

1. H.L. DuPont and R. Steffen (2001). Textbook of Travel Medicine and Health.

Second Edition. Hamilton, London: B.C Decker Inc.

2. A. Yung, T. Ruff, J.Torresi, K. Leder, D. O’Brien (2004). Manual of Travel Medicine: a pre-travel guide for health care practitioners. Second Edition.

Melbourne: IP Communications

3. R. Steffen, H.L. DuPont, A Wilder-Smith (2003). Manual of Travel Medicine and Health. Second Edition. Hamilton, London: B.C Decker Inc.

4. J. N. Zuckerman (2001). Principles and Practice of Travel Medicine. New York:

John Wiley & Sons Ltd

5. 5. WHO (2008). International Health Regulations 2005. Second Edition.

Geneva: WHO

(16)

KONTRAK PERKULIAHAN

Nama Mata Kuliah : Fisioterapi Travel medicine Kode Mata Kuliah : PFT1011

Pengajar : Putu Ayu Sita Saraswati, S.Ft., M.Fis.

Semester : 1

Hari pertemuan/Jam :

Tempat Pertemuan : Universitas Udayana

1. Manfaat Mata Kuliah

Mata kuliah ini diberikan pada mahasiswa untuk dapat melakukan assessment menegakkan diagnosa fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan intervensi,melakukan evaluasi terkait patologi travel medicine, serta melakukan rujukan ke profesi lainnya apabila dibutuhkan terapi/pemeriksaan diagnose penunjang terkait patologi travel medicine.

2. Deskripsi Perkuliahan

Mata kuliah ini membahas tentang diantaranya : 1. Physiotherapy on Skateboarding

2. Physiotherapy on Hiking 3. Physiotherapy on Climbing 4. Physiotherapy on Running 5. Physiotherapy on Bicycling 6. Physiotherapy on Rafting 7. Physiotherapy on Canoeing 8. Physiotherapy on Diving 9. Physiotherapy on Snorkeling 10. Physiotherapy on Paragliding

11. Physiotherapy on Surfing and Body Surfing 3. Tujuan Instruksional

Setelah menyelesaikan mata kuliah ini (pada akhir semester), mahasiswa mampu melakukan assessment menegakkan diagnosa fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan intervensi,melakukan evaluasi terkait patologi travel medicine, serta melakukan rujukan ke profesi lainnya apabila dibutuhkan terapi/pemeriksaan diagnose penunjang terkait patologi travel medicine.

(17)

4. Organisasi Materi

Organisasi materi dapat dilihat pada jadwal perkuliahan.

5. Strategi Perkuliahan

Perkuliahan berupa kuliah tutorial morning report, bed side teaching, dan penugasan lapangan. Selain itu, mahasiswa akan dievaluasi melalui presentasi kasus, presentasi jurnal, dan ujian bagian.

6. Materi/Bacaan Perkuliahan

Buku/bacaan pokok dalam perkuliahan ini adalah:

1. H.L. DuPont and R. Steffen (2001). Textbook of Travel Medicine and Health. Second Edition. Hamilton, London: B.C Decker Inc.

2. A. Yung, T. Ruff, J.Torresi, K. Leder, D. O’Brien (2004). Manual of Travel Medicine: a pre-travel guide for health care practitioners. Second Edition. Melbourne: IP Communications

3. R. Steffen, H.L. DuPont, A Wilder-Smith (2003). Manual of Travel Medicine and Health.

Second Edition. Hamilton, London: B.C Decker Inc.

4. J. N. Zuckerman (2001). Principles and Practice of Travel Medicine. New York: John Wiley & Sons Ltd

5. WHO (2008). International Health Regulations 2005. Second Edition. Geneva: WHO

7. Tugas

Dalam perkuliahan, diberikan beberapa tugas sebagai berikut:

1. Morning Report (MR)

a. MR di lakukan bersama CE dengan sistem SGD

b. Topik MR dapat ditentukan kemudian oleh CE dan/atau Mahasiswa c. Jumlah minimal pelaksanaan MR berbeda di setiap stase

d. Mahasiswa wajib menyiapkan FORM PENILAIAN MORNING REPORT (perkelompok) di setiap pelaksanaan MR (form code : 1.FTR.MR)

e. Form Penilaian MR yang telah diisi nilai tetap dibawa oleh CE

f. Mahasiswa berhak dan wajib mengingatkan CE untuk mengumpulkan Nilai MR kepada Preseptor disetiap akhir praktik di tempat terkait

2. Tugas Lapangan (TL)

a. TL di lakukan setiap hari praktik dengan arahan atau pengawasan dari CE

b. Mahasiswa akan diberikan tanggung jawab untuk mengawasi beberapa pasien atas petunjuk CE

c. Mahasiswa wajib mencatat perkembangan pasien yg menjadi tanggung jawabnya dalam FORM TUGAS LAPANGAN tiap hari / kali (form code : 1.FTR.TL) dan melengkapi laporan pembelajaran TL yang ada pada buku log

(18)

d. Mahasiswa wajib melakukan diskusi dengan CE berkaitan dengan perkembangan pasien

e. Di minggu akhir di tempat terkait, Mahasiswa wajib mengumpulkan FORM TL dilengkapi dengan FORM PENILAIAN TUGAS LAPANGAN (perorang) untuk dilakukan penilaian oleh CE (form code : 2.FTR.TL )

f. Form TL yang telah dinilai oleh CE daoat diminta kembali untuk berikutnya dikumpulkan ke Kordik Profesi Fisioterapi FK Unud

g. Mahasiswa wajib mengingatkan CE untuk mengumpulkan Nilai TL kepada Preseptor disetiap akhir praktik di tempat terkait

3. Presentasi Kasus (Presus)

a. Jumlah presentasi kasus berbeda di setiap stase

b. Mahasiswa wajib melakukan minimal 4 kali bimbingan dengan CE dan/atau Preseptor terkait kasus yang akan dipresentasikan dan mencatatnya dalam form bimbingan pada buku log

c. Jadwal presentasi ditentukan berdasarkan kesepakatan antara Mahasiswa dengan CE dan/atau Preseptor

d. Mahasiswa wajib mengisi FORM STATUS KLINIS untuk kasus yang akan di presentasikan (form code : 1.FTR.STAKIS)

e. Mahasiswa wajib membuat PPT untuk sarana presentasi (format disesuaikan dgn isi STAKIS)

f. Mahasiswa wajib mengirimkan/upload tugas Status Klinis (WORD dan PPT) beserta Jurnal Pendukung (PDF) melalui Google Classroom Profesi Fisioterapi batch 3 2018 (max H-3 ujian)

g. Mahasiswa masing-masing wajib menyiapkan 2 (Dua) FORM PENILAIAN PRESUS (perorang) untuk CE dan Preseptor (form code : 2.FTR.PRESUS) h. Nilai Presus akan langsung dibawa oleh Preseptor/CE

4. Presentasi Jurnal (Presjur)

a. Jumlah presentasi jurnal berbeda di setiap stase

b. Pemilihan jurnal dapat ditentukan oleh Mahasiswa/CE c. Mahasiswa dapat mereview 1 atau lebih jurnal

d. Mahasiswa wajib melakukan minimal 4 kali bimbingan dengan CE dan/atau Preseptor terkait jurnal yang akan dipresentasikan dan mencatatnya dalam form bimbingan pada buku log

e. Jadwal presentasi ditentukan berdasarkan kesepakatan antara Mahasiswa dengan CE dan/atau Preseptor

f. Mahasiswa wajib mereview jurnal sesuai FORM REVJUR (form code : 1.FTR.REVJUR

g. Mahasiswa wajib mengumpulkan hardcopy JURNAL ASLI , HASIL REVIEW, FORM PENILAIAN REVJUR (perorang) (form code : 2.FTR.REVJUR) ke CE (max H-3)

i. Mahasiswa wajib mengirimkan Hasil Review (WORD) dan Jurnal Asli (PDF) melalui Google Classroom Profesi Fisioterapi batch 3 2018 (max H-3 ujian)

h. CE akan memilih 1 jurnal terbaik untuk di presentasikan perkelompok

(19)

i. Mahasiswa wajib menyiapkan 2 (Dua)/ 3 (Tiga) FORM PENILAIAN PREJUR (perkelompok) untuk CE dan Preseptor (form code : 2.FTR.PRESJUR)

j. Nilai Presus akan langsung dibawa oleh Preseptor/CE 5. Kuliah Kepakaran

a. Kuliah kepakaran bersifat isidental

b. Kuliah kepakaran dapat dilakukan apabila terdapat kasus baru atau kasus sulit dan lain lain

c. Mahasiswa wajib berdiskusi secara aktif dengan CE terkait kasus atau permasalahan yang akan diangkat pada kuliah kepakaran

d. Jadwal kuliah kepakaran ditentukan oleh Kordik Profesi Fisioterapi FK Unud e. Kuliah kepakaran diberikan oleh dr. spesialis atau bidang ilmu lain

f. Mahasiswa wajib menyiapkan ABSENSI KULIAH KEPAKAKARAN (form code : 1.FTR.ABS.KK)

6. Ujian Bagian

a. Jumlah pelaksanaan Ujian Bagian berbeda di setiap stase b. Jadwal Ujian Bagian ditentukan CE dan/atau Preseptor

c. Preseptor akan meminta CE untuk memilihkan kasus yang akan di Ujikan kepada Mahasiswa

d. Penilaian Ujian Bagian akan dilakukan oleh CE dan Preseptor

e. Mahasiswa masing-masing wajib menyiapkan 2 (Dua) FORM PENILAIAN UJIAN BAGIAN (perorang) untuk CE dan Preseptor (form code : 2.FTR.UB)

f. Apabila pada Mahasiswa tidak lulus U1 di tempat terkait, maka Mahasiswa berhak mengajukan U2 kepada CE di tempat terkait dengan persetujuan Preseptor

8. Kriteria Penilaian

Penilaian akan dilakukan oleh pengajar dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:

Nilai Angka Huruf Mutu Angka Mutu Gabungan Kemampuan

≥ 80 – 100 A 4,0 Istimewa

≥ 75 – 79 B+ 3,5 Sangat Baik

≥ 70 – 74 B 3,0 Baik

≥ 62 – 69 C+ 2,5 Cukup Baik

≥ 56 – 61 C 2,0 Cukup

≥ 50 – 55 D+ 1,5 Kurang Cukup

≥ 40 – 49 D 1,0 Kurang

0 – 39 E 0 Sangat Kurang

 Pembobotan nilai adalah sebagai berikut:

1. Nilai Total (100%) = Morning Report (10%) +Tugas Lapangan (20%) + Presentasi

(20)

Kasus (20%) + Presentasi Jurnal (15%) + Ujian Bagian (20%) + Sikap (15%)

Demikian kontrak perkuliahan ini dibuat, agar disetujui dan ditaati oleh semua pihak.

Menyetujui

Mahasiswa Dosen pengampu

(………) (……….)

Referensi

Dokumen terkait

Kasus yang terjadi di Pondok Pesantren Futuhiyyah Mranggen, adalah pada khususnya atau pondok pesantren lain pada umumnya perilaku ini tidak sekedar hanya tolong

Tabel 3 menunjukan penurunan rata-rata diameter uterus berdasarkan hasil pemeriksaan USG setelah dua minggu perlakuan atau post-test palinggi pada kelompok kotrol yaitu dengan

Beliau berpendapat bahwa, sebenarnya Islam mengajarkan kita untuk lebih baik lagi dalam memilih pemimpin yang sesama agama, tapi karena penduduk Thailand bukan hanya orang

Kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan terkait guna mensukseskan pelaksanaan program Gerakan Seniman Masuk Sekolah (GSMS) dengan memberikan motivasi terhadap

Media dan Sumber Belajar Media dan sumber pembelajaran yang terkait yaitu media cetak berupa buku siswa bahasa Indonesia SMA Kelas XII dan dapat pula digunakan novel Petir

Hamdan Zoelva, sebagai salah satu anggota PAH I Badan Pekerja MPR RI yang turut membahas dan merumuskan perubahan UUD 1945, juga mengakui bahwa perbuatan

Metode ini merupakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada obyek penelitian.. ini diperoleh untuk mendapatkan data tentang kegiatan

[r]