• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

5 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Menurut Kedokteran Barat 1. Anatomi dan Fisiologi Kulit

Kulit adalah lapisan jaringan yang terdapat pada bagian luar yang menutupi dan melindungi permukaan tubuh, dimana pada lapisan dermisnya terdapat kelenjar keringat dan kelenjar minyak, dan tersusun juga serabut syaraf yang teranyam yang berfungsi sebagai alat peraba ( Syaifuddin, 2016 ). Pada orang dewasa kulit menutupi seluruh permukaan tubuh dan mempunyai berat kurang lebih 7% dari total berat badan.

Perubahan warna kulit dapat menunjukan ketidak seimbangan homeostasis dalam tubuh, adanya lesi yang tidak normal dapat menunjukkan infeksi, iskemik atau penyakit organ dalam ( Tortora & Derrickson, 2014 ). Menurut ( Gunstream, 2010 ), terdapat lima fungsi utama kulit meliputi :

a. Kulit sebagai pelindung, kulit menjadi penghalang fisik antar jaringan dibawahnya dengan lingkungan. Kulit memberikan pelindungan dari abrasi, dehidrasi, radiasi ultraviolet dan invasi bakteri.

b. Eksresi keringat yang diproduksi oleh kelenjar keringat akan mempertahankan kelembaban kulit.

c. Pengatur suhu tubuh, ketika suhu tubuh berlebihan kulit akan melakukan sekresi keringat ke permukaan tubuh untuk mengurangi suhu pada tubuh. Ketika tubuh pada suhu rendah pembuluh darah pada kulit akan mengkerut untuk mengurangi penguapan panas.

d. Persepsi sensorik, didalam kulit terdapat ujung saraf saraf dan reseptor yang mendeteksi rangsangan sentuhan, tekanan, suhu, dan nyeri.

e. Sintesis vitamin D, paparan radiasi ultraviolet mengubah molekul precursor dalam kulit menjadi vitamin D.

2. Struktur Kulit

Kulit terbagi menjadi dua lapisan utama yaitu lapisan epidermis atau kutikula dan lapisan dermis atau korium ( Pearce, 2011 ).

(2)

a. Lapisan epidermis atau kutikula

Lapisan epidermis merupakan lapisan paling luar yang terdiri atas lapisan epitel gepeng yang unsur utamanya adalah lapisan tanduk, keratinosit dan melanosit ( Syaifuddin, 2016 ). Fungsi utama lapisan ini untuk melindungi kulit dari abrasi, mencegah penguapan air pada kulit dan melindungi kulit dari invansi bakteri dan virus ( Gunstream, 2010 ).

Menurut ( Tate, 2012 ), epidermis tersusun atas 5 lapisan : 1) Stratum Korneum

Stratum korneum adalah lapisan paling luar dari epidermis, terdapat 25 lebih lapisan sel skuamosa yang mati. Fungsinya memperkuat struktur dengan kandungan keratin dan protein didalam sel, menceggah penguapan air dari lapisan lemak disekitarnya, mencegah abrasi stratum lusidum. Stratum lusidum terdiri dari 3-5 lapisan sel yang mati, bening dan ditemukan pada daerah yang berkulit tebal

2) Stratum Granulosum

Terdiri dari 2-5 lapisan yang pipih, fungsinya untuk menghasilkan keratohialin

3) Stratum Spinosum

Terdiri lebih dari 8 -10 lapisan sel, berfungsi untuk menproduksi serat keratin pembentukan tubuh lamellar.

4) Stratum Basal

Stratum basal atau stratum malfighi adalah Lapisan epidermis yang paling dalam, lapisan tunggal sel kubodal atau kolumnar, membrane basal epidermis yang menepel pada dermis. Fungsinya untuk memproduksi sel yang berada paling dangkal, mengganti sel yang telah mati dengan sel yang baru ,melmelindungi dari sinar ultraviolet. Gabungan stratum Spinosum dan Statum basal disebut stratum germinatifum atau zona geminalis.

b. Dermis

(3)

Dermis tersusun atas jaringan fibrus dan jaringan ikat yang elastis Dermis lebih tebal daripada epidermis terbentuk dari komponen jaringan pengikat, turunan dermis terdiri dari bulu, kelenjar minyak, kelenjar lendir, kelenjar keringat yang terbenam jauh didalam dermis ( Syaifuddin, 2016 ). ( Pearce, 2011 ), menyebutkan lapisan dermis terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan papila dan lapisan retikulosa.

1) Lapisan papila

Lapisan ini mengandung jaringan longgar, terdiri dari serat kolagen yang halus, dan retikulun yang membentuk jaring halus yang terdapat dibawah epidermis dan terdapat papil papil kecil yang berisi cabang cabang pembuluh darah kapiler. Fungsi lapisan papila ini untuk mengarahkan pembuluh darah menuju ke epidermis, kulit ari yang membentuk pola sidik jari tangan dan kaki .

2) Lapisan retikulosa

Lapisan ini terdiri dari anyaman kolagen dan serat elastis jaringan ikat yang tidak beraturan, dalam lapisan ini ditemukan sel sel fibrosa, sel histiosit, pembuluh darah, pembuluh getah bening saraf, kelenjar sebasea, kelenjar keringat, sel lemak dan otot penegak rambut.

Gambar 2.1. Anatomi Kulit Sumber : ( Tate, 2012 ) 3. Jenis Kulit

( Dwikarya, 2005 ), mengemukakan bahwa setiap individu memiliki jenis kulit wajah yang berbeda. Keadaan ini dipengaruhi oleh kadar air di

(4)

dalam lapisan kulit memproduksi sebum dalam kulit, kondisi dan kecepatan pergantian sel - sel lapisan tanduk dan juga faktor lingkungan. Jenis kulit manusia dibedakan menjadi 4 golongan yaitu :

a. Kulit kering

Jenis kulit kering mempunyai kelenjar sebasea dan kelenjar keringat berjumlah sedikit , sehingga kulit cenderung terlihat kusam.

b. Kulit berminyak

Kulit dengan jenis berminyak memiliki produksi kelenjar sebasea dan keringat pada jumlah yang berlebih sehingga kulit mudah berjerawat.

c. Kulit kombinasi

Kulit ini memiliki kondisi dimana produksi kelenjar sebasea dan keringat tidak merata. Jenis kulit kombinasi memiliki ciri- ciri kulit dahi, hidung, dan dagu yang berminyak tetapi kulit pada pipi normal.

d. Kulit normal

Jenis kulit normal jarang mengalami masalah kulit, karena memiliki persebaran kelenjar sebasea dan keringat yang merata dan tidak terlalu banyak , sehingga kulit tampak lebih lembut dengan warna merata.

4. Definisi Acne Vulgaris

Acne Vulgaris adalah penyakit peradangan menahun folikel polisebasea yang umumnya terjadi pada masa remaja dan dapat sembuh sendiri ( Menaldi, 2017 ). Acne Vulgaris memiliki banyak macam bisa berupa komedo, papula, pustule dan benjolan, acne vulgaris terjadi karena teraktivasinya hormone androgen (Papadakis & McPhee, 2015 ).

Acne vulgaris adalah suatu keadaan dimana pori-pori dalam kulit tersumbat sehingga timbul bruntusan ( bintik merah ) dan abses ( kantong nanah ) yang meradang dan menginfeksi pada kulit. Jerawat sering terjadi pada bagian kulit wajah, leher dan punggung. Baik itu laki-laki maupun perempuan (Susanto & Ari, 2013).

Acne merupakan keadaan komplek dengan keterlibatan bebrapa factor pencetus seperti pengaruh hormonal peningkatan keratinasi folikular, koponen microbial ( seperti hiperkolonisasi bakteri Propionibacterium

(5)

acnes ), produksi sebum yang meningkat, dan pelepasan mediator inflamasi ( Murlisyarini, 2019 )

5. Klasifikasi Acne Vulgaris

Klasifikasi menurut ( Plewig, Melnik, & Chen, 2019 ) yang dikutip dari penelitian ( Afriyanti, 2015 ) acne vulgaris terbagi menjadi 4 grade yaitu:

e. Acne komedonal

1) Grade 1 : Kurang dari 10 komedo pada tiap sisi wajah 2) Grade 2 :10-25 komedo pada tiap sisi wajah

3) Grade 3 : 25-50 komedo pada tiap sisi wajah

4) Grade 4 : Lebih dari 50 komedo pada tiap sisi wajah b. Acne papulopustul

1) Grade 1 : Kurang dari 10 lesi pada tiap sisi wajah 2) Grade 2 : 10-20 lesi pada tiap sisi wajah

3) Grade 3 : 20-30 lesi pada tiap sisi wajah

4) Grade 4 : Lebih dari 30 lesi pada tiap sisi wajah c. Acne Konglobata

Merupakan bentuk acne yang berat, sehingga tidak ada pembagian tingkat beratnya penyakit. Biasanya lebih banyak diderita oleh laki- laki. Lesi yang khas terdiri dari nodulus yang bersambung, yaitu suatu masa besar berbentuk kubah berwarna merah dan nyeri. Nodul ini mula-mula padat, tetapi kemudian dapat melunak mengalami fluktuasi dan regresi, dan sering meninggalkan jaringan parut

6. Etiologi Acne Vulgaris

Penyebab Acne vulgaris dikutip dari ( Menaldi, 2017 ) antara lain : a. Sebum

Sebum merupakan faktor utama penyebab timbulnya acne vulgaris. Acne yang teksturnya keras selalu disertai dengan pengeluaran sebore yang banyak.

b. Bakteri Propionibacterium Acnes

(6)

Pada lesi acne, bakteri propionibacterium acnes dapat menarik faktor kemotaksis yang akan melepas mediator penyebab termasuk lipase, protease dan hialuronidase.

c. Hormon

Acne vulgaris terjadi saat kelenjar adrenal aktif menghasilkan dehidroxi androsteron sulfat, prekursor testosteron. Androgen akan meningkat ukuran kelenjar sebasea dan merangsang produksi sebum, selain itu juga merangsang keratinosit ( Sibero, 2015 )

d. Genetik

Faktor herediter yang sangat berpengaruh pada besar dan aktivitas kelenjar glandula sebasea. Apabila kedua orang tua mempunyai parut bekas acne, kemungkinan besar anaknya akan menderita acne vulgaris ( Latifah & Kurniawaty, 2015 ).

e. Diet ( Makanan)

Faktor makanan dapat memicu atau memperberat acne vulgaris, makanan tersebut antara lain adalah makanan tinggi lemak ( gorengan, susu, keju, kacang, dan sejenisnya ), makanan tinggi karbohidrat ( makanan manis, coklat, dll ), alkohol, makanan pedas, dan makanan tinggi yodium ( garam ). Lemak dalam makanan dapat mempertinggi kadar komposisi sebum ( Afriyanti, 2015)

7. Patogenesis Acne Vulgaris a. Peningkatan hormon androgen

Hormon androgen berperan dalam pathogenesis dalam kasus acne vulgaris, dimana terjadi pada saat kelenjar adrenal aktif dan menghasilkan dehidropi androsteron sulfat, precursor testosteron.

Hormone ini akan meningkatkan ukuran kelenjar sebasea dan merangsang produksi dari sebum ( Sibero, 2015 )

b. Penyumbatan keratin di saluran pilosebaseus

Penyumbatan tersebut dimulai di infra infundibulum, lapisan granulosumnya lebih tebal dengan glikogen yang lebih banyak. Proses keratinisasi ini dirangsang oleh androgen, sebum, asam lemak bebas dan

(7)

juga skualen yang bersifat komedogenik. Masa keratin tersebut ternyata berbeda dengan keratin epidermis. Masa keratin folikel sebasea lebih padat dan lekat, sehingga lebih sulit terlepas dengan yang lainnya, mengakibakan proses penyumbatan lebih mudah terjadi. Proses penyumbatan tersebut akan lebih cepat jika ada bakteri atau proses inflamasi, aliran sebum akan terhalang oleh hiperkeratinisasi folikel sebasea, maka akan terbentuk mikrokomedo yang merupakan tahap awal terjadinya acne vulgaris

c. Inflamasi

Propionilbacterium acnes mempunyai faktor kemotaktik yang menarik leukosit polimorfonuklear ke dalam lumen komedo. Jika pada leukosit polimorfonuklear memfagosit Propionilbacterium acnes dan akan mengeluarkan enzim hidrolisis, sehingga menyebabkan kerusakan pada dinding folikuler dan menyebabkan ruptur sehingga isi pada folikel ( lipid dan komponen keratin ) akan masuk kedalam dermis sehingga mengakibatkan terjadinya proses inflamasi ( Afriyanti, 2015 ).

8. Pathway Acne Vulgaris

(8)

Gambar 2.2 Pathway Acne Vulgaris, Sumber : (Afriyanti, 2015) : (Menaldi, 2017) : (Sibero, Sirajudin, & Anggraini, 2019)

9. Penatalaksanaan

Menurut (Menaldi, 2017) pengobatan acne vulgaris dilakukan dengan cara memberikan obat- obatan topical, obat sistemik, bedah kulit atau kombinasi cara tersebut sesuai dengan keluhan acne vulgaris

a. Pengobatan topikal

Pengobatan ini dilakukan untuk mencegah pembentukan komedo, menekan peradangan dan mempercepat penyembuhan lesi. Obat- obat topikal yang digunakan biasannya bahan iritan yang dapat mengelupas kulit seperti sulfur, resornisol, asam salisilat, dan asam azeleat antibiotika topikal yang digunakan untuk mengurangi jumlah mikroba yang berperan dalam patogenesis acne vulgaris; anti peradangan topikal yang berupa salep atau kortikosteroid berdosisi rendah atau sedan uang disuntikan pada lesi ( Menaldi, 2017 ).

b. Pengobatan sistemik

Pengobatan ini dilakukan untuk menekan bekas jerawat dan mengurangi reaksi radang menekan produksi sebum dan mempengaruhi keseimbangan produksi hormone. Pemberian tetraksilin, makrolides, trimetroprim - sulfanetoksazol untuk jenis acne yang telah parah dan sudah tidak manjur dengan antibiotic lain. Untuk antibiotic yang diberikan adalah klidamicin dan dapson. Terapi hormonal yang diberikan pada kasus acne vulgaris antara lain pemberian obat KB yang memiliki kadar androgen rendah; pemberian GnRH untuk menekan ovarium memproduksi hormone androgen;

Antiandrogen untuk membantasi produksi androgen yang berlebih isotretinin ( Wolff, Goldsmith, Katz, Gilchrest, Paller, & Leffell, 2008).

c. Pembedahan

Pembedahan ini digunakan untuk membersihkan komedo dan pustul yang menonjol, membantu untuk mengurasi lesi acne ( Wolff, Goldsmith, Katz, Gilchrest, Paller, & Leffell, 2008 ).

(9)

d. Terapi laser

Terapi menggunakan sinar biru yang dapat membasmi Propionilbacterium acnes dengan cara memasukkan porifirin dalam sel bakteri ( Menaldi, 2017 ).

10. Saran dan anjuran

Saran dan anjuran yang diberikan kepada penderita acne vulgaris antara lain:

a. Membersihkan wajah secara teratur 2-3 kali / hari dengan menggunakan sabun khusus wajah.

b. Mengkonsumsi sayur dan buah yang mengandung vitamin A dan makanan yang mengandung omega-3. Vitamin A dapat mengurangi sumbatan pori pada kulit, contohnya apel, pisang, pepaya, tomat dan wortel. Omega-3 mengurangi inflamasi, contohnya susu, putih telur dan ikan salmon ( Movita, 2013 ).

c. Mengkomsumsi sayuran dan buah yang mengandung vitamin C.

Vitamin C berperan pada sintesis kolagen dan penyembuhan luka.

Sayuran dan buah yang mengandung vitamin C seperti buah jambu biji, jeruk nanas, tomat, sayuran daun-daunan dan jenis kol ( Pakaya, 2014 ).

d. Kendalikan pikiran atau stress, berusaha rileks dan santai. Kondisi stres dapat memicu timbulnya jerawat juga dapat memperberat kondisi jerawat yang sudah ada ( Latifah & Kurniawaty, 2015 )

B. Menurut Kedokteran Timur 1. Pengertian Acne Vulgaris

Acne vulgaris disebut fen ci atau duri putih. Ini menggambarkan bentuk putih yang menonjol pada acne. Acne vulgaris juga disebut fei feng fen ci atau duri putih angin paru. Cuo chuang, nama lain dari acne yang berarti acne. Acne vulgaris merupakan masalah penyakit yang sering terjadi pada remaja. Hal ini disebabkan karena hiperkeratosis epitel yang menyebabkan akumulasi sebum dan infeksi bakteri. Acne vulgaris terjadi karena faktor patogen eksogen angin panas yang menginvasi paru dan oleh karena

(10)

mengkonsumsi makanan pedas dan berminyak secara berlebihan yang mengakibatkan akumulasi panas di lambung dan usus ( Xinghua, 1996 ).

2. Etiologi

Penyebab acne vulgaris menurut ilmu akupunktur adalah : a. Faktor diet yang tidak tepat

Kecenderungan memilih jenis makanan atau menyukai makanan tertentu seperti makanan yang terlalu berlemak atau manis, makanan laut, makanan pedas, dan alkohol dapat menyebabkan akumulasi lembab dan panas di lambung. Dalam ilmu akupunktur, adanya akumulasi panas dan lembab di usus menyebabkan panas naik ketubuh bagian atas dan merusak otot dan kulit, terutama bagian wajah dan menyebabkan terjadinya acne vulgaris dan kulit berminyak

b. Faktor patogen

Faktor patogen internal seperti angin, dingin, panas, kering dan api dapat masuk ke dalam kulit fungsi Qi vital ( Zhong Qi ) dan organ internal terganggu, sehingga dapat menyebabkan timbulnya acne vulgaris pada wajah ( Yihou, 2004 ).

c. Buruknya kualitas dan kuantitas tidur

Manusia setidaknya membutuhkan waktu tidur malam 6,5- 7 jam per hari, dan tidur dimulai tidak lebih dari jam 11 malam karena masa tidur yang optimal untuk pemulihan fungsi organ - organ tubuh dan kulit antara pukul 12 hingga 3 dini hari ( Zhaohui, 2008 ).

d. Tekanan emosional

Lingkungan kerja atau pendidikan yang keras membuat orang menjadi mudah tertekan emosional, terutama pada wanita. Menurut ( Zhaohui, 2008 ), pasien dengan kondisi stres emosional membutuhkan terapi psikologi untuk membantu mengurangi tekanan stress. Marah yang berlebih dapat menggangu hati, hingga Qi hati tidak terkontrol dan dapat menyebabkan api hati ( Jie S. k., 2012 ). Emosi yang berlebihan mengganggu fungsi hati. Ketika gangguan emosi berlangsung dalam jangka waktu lama, maka Qi dan darah dapat mengalami stagnasi di

(11)

meridian dan pembuluh darah. Hal ini menyebabkan munculnya masalah kulit seperti acne vulgaris ( Yihou, 2004 ).

3. Patofisiologi

Patofisiologi Acne Vulgaris menurut ( Yihou, 2004 ), antara lain :

a. Buruknya kualitas tidur dan kuantitas tidur. Manusia setidaknya membutuhkan waktu tidur malam 6-7 jam per hari. Tidur dimulai tidak lebih dari pukul 11 malam, karena masa-masa tidur antara pukul 12 hingga 3 dini hari adalah waktu yang optimal untuk pemulihan fungsi organ dalam tubuh termasuk kulit.

b. Panas di darah adalah faktor utama dari dalam tubuh seseorang. Yang bertanggung jawab adanya timbul Acne. Sedangkan diet dan invasi patogen eksteral adalah penyebab utama dari stasis darah ( Pakaya, 2014 )

c. Emosi yang cenderung gembira pada masa remaja ( ketika tubuh tumbuh dengan cepat ) secara perlahan akan menghangatkan Ying dan Xue. Panas di dalam darah akan bergerak keluar ke eksterior, sehingga mengakibatkan stagnasi Qi dan Xue dan hal tersebut akan menimbulkan Acne ( Yihou, 2004 ).

d. Kesehatan yang buruk dapat mengakibatkan kontraksi angin panas yang berulang sehingga peningkatan panas di darah yang berangsur-angsur dapat mengakibatkan inflamasi lesi atau komedo yang meradang 4. Deferensiasi Sindrom

(Flaws & Sionneau, 2005), (Yin & Liu, 2000), menyebutkan deferensiasi sindrom pada kasus acne vulgaris adalah sebagai berikut :

a. Angin panas menyerang meridian paru

Gejala utama : wajah kemerahan dengan lesi acne merah dengan sensasi panas dan nyeri serta akan menjadi pustula. Otot lidah merah dengan selaput lidah kuning, nadi cepat dan mengambang.

b. Lembab panas pada lambung dan usus kecil

Gejala utama pada sindroma ini meliputi lesi acne merah dengan nodul dan papula, biasanya terletak di daerah Yang Ming, kulit berminyak,

(12)

nafsu makan berlebih, mudah lapar, bau mulut, haus dengan rasa ingin minum minuman dingin, buang air besar kering, urin sedikit dengan warna kuning keruh, otot lidah merah dengan selaput kuning berminyak, nadi cepat dan licin.

c. Racun panas

Pada sindrom in ditandai dengan pustula dengan infeksi kulit, inflamasi, lesi acne besar, abses nanah, nyeri, lesi acne terdapat juga pada dada dan punggung, otot lidah merah dan kering dengan selaput kuning, nadi cepat dan licin

d. Api menyebabkan defisiensi yin

Sindrom ini ditandai dengan acne kecil, papula merah, biasanya berada di dahi, wajah kemerahan terutama pada siang hari menjelang sore hari, kulit kering, bibir kering, tubuh kurus, mengalami acne pada saat pra menstruasi, mudah marah, menstruasi terlambat pada wanita, otot lidah merah dengan selaput lidah tipis, nadi cepat.

5. Pemeriksaan

Dalam ilmu akupunktur, menegakkan diagnosis dan terapi yang akan dilakukan, terapis harus melakukan observasi yang cermat dan teliti dari kelainan yang dialami oleh pasien. Pemeriksaan dan observasi, dilakukan pemeriksaan wang ( pengamatan ), wen ( pendengaran dan penciuman ), wun ( anamnesa ), dan cie ( palpasi ) ( Saputra, 2017 ).

a. Wang ( Pengamatan )

Wang adalah pemeriksaan pengamatan yang membutuhkan ketelitian dalam mengobservasi dari berbagai kelainan. Pengamatan ini meliputi Shen ( semangat ), Se ( rona wajah ), Sing Tay ( bentuk tubuh ), dan lidah beserta selaput lidah ( Saputra, 2017 ). Dengan Wang ( pengamatan ) dapat diketaui keadaan kesehatan dan penyakit sekarang ( Jie S. k., 2012 ).

1) Shen

(13)

Pengamatan shen ( semangat ) bertujuan untuk memeriksa semangat pasien dengan memeriksa kesadaran, raut muka dan pandangan mata ( Saputra, 2017 ).

2) Se

Dalam pengamatan Se selain mengamati warna juga mengamati kecerahannya, terutama yang tampak pada wajah ( Jie S. k., 2012).

3) Sing Tay

Keadaan bentuk tubuh dapat memanifestasi keadaan Yin – Yang didalam tubuh, kekuatan Zheng Qi atau kekuatan tubuh. Dalam pengamatan Sing tay yang perlu diperhatikan adalah tipe tubuh, kurus atau gemuk, kuat atau lemah, dan keadaan keempat anggota badan.

4) Lidah

Pengamatan lidah menurut ilmu akupunktur menjadi faktor penting dalam menegakkan diagnosa karena lidah memberi gambaran kelainan yang objektif dan mudah terlihat. Hal yang harus diperhatikan ketika mengamati lidah yaitu warna otot lidah, bentuk lidah, selaput lidar dan kelembaban lidah ( Saputra, 2017).

b. Wen ( Pendengaran dan Penciuman )

Pemeriksaan wen adalah pemeriksaan terhadap suara dan bau yang dikeluarkan oleh pasien seperti suara nafas, suara terengah- engah, suara perut, bau mulut, dan bau badan ( Cassidy, 2002 ). Pemeriksaan dengan mendengarkan tinggi rendahnya suara yang dikeluarkan, dapat dikatakan jika suara keras menunjukan keadaan ekses dan suara yang lemah menunjukan defisiensi. Berbagai bau tubuh yang dikeluarkan menandakan adanya gangguan pada organ ( Saputra, 2017 ).

c. Wun ( Anamnesa )

Anamnesa yang dilakukan meliputi pertanyaan mengenai keadaan yang dialami pasien yang digunakan untuk menentukan diagnosis.

Pertanyaan itu meliputi keadaan keluhan utama, keluhan tambahan, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit

(14)

keluarga , keadaan buang air besar dan buang air kecil, nafsu makan dan minum ( Cassidy, 2002 ).

d. Cie ( Palpasi)

Pemeriksaan Cie atau meraba nadi dianggap penting dalam penegakan diagnosis ( Cassidy, 2002 ).

1) Palpasi nadi

Palpasi nadi dengan lokasi diatas pergelangan tangan bagian ventral, yang dibagi menjadi tiga region yaitu Cun, Guan, Chi.

Secara umum Cun, Guan, Chi pada tangan kiri merupakan refleksi organ jantung, hati dan ginjal. Sedangkan pada tangan kanan merupakan refleksi dari organ paru, limpa dan perikardium ( Saputra, 2017 ).

2) Palpasi pada lokalis

Palpasi pada lokalis apabila ditekan nyaman berati menandakan defisiensi sedangkan ditekan sakit maka keadaan ekses dan mengindikasikan keadaan organ yang bersangkutan ( Cassidy, 2002 ).

6. Penatalsanaan akupunktur berdasarkan Deferensiasi sindrom

(Flaws & Sionneau, 2005), (Yin & Liu, 2000) menyebutkan penatalaksanaan terapi akupunktur terhadap kasus Acne Vulgaris berdasarkan sindrom adalah sebagai berikut :

a. Angin panas menyerang meridian paru

Prinsip terapi adalah membersihkan angin di paru, membersihkan panas, dan mendinginkan darah. Titik akupunktur yang dipilih adalah Quchi ( LI 11 ), Shenzhu ( GV 12 ), Feishu ( BL 13 ). Penusukan titik Quchi ( LI 11 ) untuk membersihkan panas pada jiao atas dan membersihkan panas pada aliran darah. Bleeding and cupping pada Shenzhu ( GV 12 ), Feishu ( BL 13 ) untuk membersihkan panas pada paru.

b. Lembab panas pada lambung dan usus kecil

(15)

Prinsip terapi adalah membersihkan panas dan mengeliminasi lembab dari lambung dan usus kecil. Titik akupunktur dan moksibusi yang dipilih adalah Quchi ( LI 11 ), Lingtai ( GV 10 ) dan Fenglong ( ST 40 ). Penusukan titik Qu Chi untuk membersihkan panas dari jiao atas untuk melancarkan aliran darah. Cupping and bleeding pada Ling tai untuk menghilangkan panas pada lambung dan usus kecil dan melancarkan aliran darah ke atas untuk menutrisi paru, Fenglong ( ST 40 ) untuk membersihkan plegma dan lembab Titik tambahan sesuai sindrom : Hegu ( LI 4 ), Sanyinjiao ( SP 6 ), Zusanli ( ST 36 ), Tianshu ( ST 25 ).

c. Racun panas

Prinsip terapinya adalah membersihkan panas dan racun. Titik akupunktur dan moksibusi yang disarankan adalah Geshu ( BL 17 ), Xuehai ( SP 10 ), Quchi ( LI 11 ), Hegu ( LI 4 ). Penusukan pada titik Geshu dan Xue hai untuk membersihkan panas dari darah dan mempercepat aliran darah. Quchi dan Hegu untuk membersihkan panas.

d. Api menyebabkan defisiensi yin

Prinsip terapi untuk sindrom ini adalah menutrisi ginjal dan yin, menghilangkan api dan mendinginkan darah. Titik akupunktur dan moksibusi bisa dipilih titik Geshu ( BL 17 ), Quchi ( LI 11 ), Sanyinjiao ( SP 6 ), Taixi ( KI 3 ). Penusukan pada titik Geshu dan Quchi untuk menghilangkan panas pada darah, Sanyinjiao dan Taixi untuk menutrisi ginjal dan yin ( Yin & Liu, 2000 ).

7. Modalitas terapi

Elektroakupunktur adalah teknik terapi arus listrik yang dipadukan dengan jarum akupunktur untuk memperkuat stimulasi jarum akupunktur.

Elektroakupunktur berfungsi meningkatkan efek analgesik dan sebagai penenang organ Zhang dan Fu, melancarkan peredaran darah dan mengatur ketegangan otot ( Yin & Liu, 2000 ).

(16)

Penggunaan elektroakupunktur pada kasus acne vulgaris menggunakan metode sedasi dengan stimulasi continuous wave dengan frekuensi tinggi ( 80 Hz - 120 Hz ) dengan waktu 20 -30 menit ( Xinghua, 1996 ).

Penggunaan elektroakupunktur pada kasus acne berfungsi untuk meningkatkan efek analgesik dan sebagai penenang organ Zhang Fu, melancarkan peredaran darah serta dapat mengatur ketegangan otot. Prinsip terapi pada kasus acne adalah mengusir panas, menghilangkan lembab, memperlancar aliran Qi dan darah sehingga dapat mengurangi keluhan acne ( Yin & Liu, 2000 ).

8. Mekanisme Kerja Akupunktur

Penusukan Akupunktur pada kasus acne vulgaris bekerja dengan cara mengurangi infeksi dengan mensekresi faktor vaskular dan immunomodulator ( Zijlstra, Berg-de Lange, Huygen, & Klein, 2003 ), meningkatkan aktivitas sel fagosit dan meningkatkan imunitas tubuh ( Kawakita, et al., 2008 ), meningkatkan mikrosirkulasi lokal yang membantu mengurangi pembengkakan ( Komori, et al., 2009 ). Penggunaan titik lokal pada area lesi acne dan titik distal seperti Li 4 Hegu, Li 11 Quchi, Sp 6 Sanyinjiao, ST 36 Zusanli, Lv 3 Taichong, Bl 13 Feishu dan Sp 9 Sanyinjiao mampu mengurangi derajat lesi acne vulgaris ( Liebert, 2020 ).

9. Saran dan anjuran

a. Hindari stress emosional, Emosi yang berlebihan dapat menyebabkan Qi tidak dapat mengalir denganan lancar menyebabkan adanya stagnasi yang ditandai dengan menstruasi dengan darah berwarna merah gelap denan banyak gumpalan ( Saputra, 2017 ).

b. Hindari makan goreng-gorengan dan yang terlalu manis. Mengurangi mengkonsumsi makanan pedas dan berminyak. Senang mengkonsumsi makanan pedas dapat mengakibatkan penumpukan panas di lambung dan usus ( Yin & Liu, 2000 ).

c. Untuk mengatasi acne vulgaris dengan Sindrom Akumulasi Lembab dan Panas di Lambung dan Usus diajurkan untuk mengkomsumsi makanan

(17)

yang bersifat dingin seperti mentimun, the hijau, barley, kentang, dan susu kedelai ( Kastner, 2004 ).

Referensi

Dokumen terkait

Sabun obat adalah garam yang berasal dari suatu asam lemak tinggi yang bereaksikan dengan alkali dan ditambah dengan zat kimia, bahan obat yang berguna untuk mencegah,

tumbuhan tersebut digunakan sebagai obat, bahan atau ramuan

atau emulsi, bahan bakunya berupa simplisia, sediaan galenik dan.. digunakan sebagai

1) Tumbuhan obat tradisional, yaitu spesies tumbuhan yang diketahui dan dipercaya memiliki khasiat obat dan telah digunakan sebagai bahan baku obat tradisonal;.. 2) Tumbuhan

Nanoemulsi merupakan formulasi sediaan yang efisien untuk pelepasan asam salisilat sebagai bahan aktif disebabkan kapasitas pemuatan obat yang besar untuk penggunaan

Hampir tiga perempat dermatitis akibat kerja tergolong jenis ini, iritan menghasilkan efek langsung pada kulit yang kontak dengannya dan efek akan lebih

Harga AINS dipengaruhi -daya beli pasien -klasifikasi ruang rawat -jenis penyakit Golongan AINS -para aminofenol -salisilat -pirazolon -asam fenil propionat -indol

Pada proses pembuatan gelatin Tipe A (melalui proses asam), bahan baku yang digunakan adalah tulang ikan, tulang dan kulit babi diberi perlakuan perendaman dalam