• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BPTP) PROVINSI KALIMANTAN TIMUR DAN PT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BPTP) PROVINSI KALIMANTAN TIMUR DAN PT"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

PT. KITADIN

KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Oleh : A R I W A N NIM. 100 500 152

PROGRAM STUDI MANAJEMEN LINGKUNGAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA S A M A R I N D A

2013

(2)

Penguji II,

Ir. Noorhamsyah., MP NIP. 196405231997031001 HALAMAN PENGESAHAN

Judul Laporan PKL : Laporan Praktek Kerja Lapang (PKL) Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Pengelolaan Provinsi Kalimantan Timur dan PT. Kitadin Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur

Nama : A r i w a n

NIM : 100 500 152

Program Studi : Manajemen Lingkungan Jurusan : Manajemen Pertanian

Menyetujui/Mengesahkan,

Ketua Program Studi Manajemen Lingkungan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Ir. Dadang Suprapto, MP NIP. 196201011988031003

Lulus ujian pada tanggal : ...

Pembimbing,

Haryatie Sarie, SP, MP.

NIP. 197810132009122001

Penguji I,

Ir. Taman Alex., MP NIP. 196012121989031008

(3)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat melaksanakan rangkaian kegiatan selama melaksanakan Praktek Kerja Lapang (PKL) di PT. Kitadin, hingga tersusunnya laporan ini.

Keberhasilan dan kelancaran dalam pelaksanaan kegiatan PKL ini tidak terlepas dari peran serta dan bantuan dari beberapa pihak, untuk ini dengan segala kerendahan hati dan sikap hormat, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Keluarga tercinta, Ibu untuk do’a dan kesabarannya serta kakak-kakakku yang telah memberikan dukungan baik secara materil maupun moril.

2. Bapak Ir. Nurbani selaku Pembimbing Lapangan serta para staf dan karyawan yang telah mengarahkan penulis dan rekan-rekan untuk lebih giat menjalankan kegiatan PKL.

3. Ibu Haryatie Sarie, SP, MP selaku Dosen Pembimbing Praktek Kerja Lapang (PKL).

4. Selaku Dosen Penguji I Ir. Taman Alex, MP 5. Selaku Dosen Penguji II Ir. Noorhamsyah, MP

6. Bapak Ir. Dadang Suprapto, MP selaku Ketua Program Studi Manajemen Lingkungan.

7. Bapak Ir. Hasanudin, MP selaku Ketua Jurusan Manajemen Pertanian.

8. Rekan-rekan seperjuangan Manajemen lingkungan Angkatan 2010.

Semoga apa yang telah mereka berikan kepada penulis baik do’a maupun dukungan moral mendapatkan balasan dari Allah SWT. Amin. Dalam menyusun laporan ini penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi lebih baiknya Laporan Praktek Kerja Lapang (PKL) ini. Semoga laporan ini bermanfaat bagi para pembaca. Amin.

Ariwan Kampus Sei Keledang, Juni 2013

(4)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan ... 2

C. Hasil yang Diharapkan ... 3

II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN ... 4

A. Tinjauan Umum BPTP... 4

B. Manajemen BPTP ... 5

C.Tinjauan Umum PT. Kitadin ... 7

D. Lokasi dan Waktu PKL ... 7

III. HASIL PRAKTIK KERJA LAPANG ... 9

A. Persemaian... 9

B. Penanaman ... 11

C. Pemeliharaan ... 24

D. Masyarakat Ex Tambang ... 26

IV. KESIMPULAN DAN SARAN ... 29

A. Kesimpulan ... 29

B. Saran ... 29 DAFTAR PUSTAK A

LAMPIRAN

(5)

DAFTAR TABEL

Nomor Tubuh Utama Halaman

1. Jadwal Kegiatan PKL di BPTP Samarinda . ... 8

(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Lampiran Halaman

1. Gambar Pelatihan Budidaya Cacing …………... 32

2. Gambar Persemaian Benih Padi ………. ... 33

3. Gambar Penanaman Bibit Kedelai………... 33

4. Gambar Penanaman Bibit Jagung ... 34

5. Gambar Penyulaman Bibit Kedelai……….. ... 34

6. Gambar Penanaman Bibit Padi... 35

(7)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Program Studi Manajemen Lingkungan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda merupakan pendidikan vokasi diploma III. Sebagai program pendidikan vokasi maka sistem pendidikan menerapkan kurikulum dengan komposisi 40% komponen teori dan 60% komponen praktek. pekerjaan praktek merupakan konsep utama pelaksanaan pendidikan di Politeknik Pertanian. Sebagai implementasi dari pelaksanaan kurikulum tersebut selain melaksanakan praktek di laboratorium juga di sediakan waktu pada semester akhir bagi mahasiswa untuk mengikuti kegiatan lapangan dalam bentuk Praktek Kerja Lapang (PKL) yang di laksanakan pada perusahaan atau instansi yang terkait. Waktu yang di perlukan untuk melaksanakan PKL adalah selama 2 bulan.

Maksud dilaksanakanya kegiatan praktek kerja lapang adalah agar mahasiswa mendapat pengalaman kerja di lapangan pada kondisi yang sesungguhnya terjadi di masyarakat dengan demikian para mahasiswa akan bertambah wawasan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan teknologi pengelolaan lingkungan dan teknik pencegahan pencemaran lingkungan.

Dalam kegiatan PKL mahasiswa tidak hanya melihat atau mengamati saja akan tetap diarahkan mengikuti atau melaksanakan pekerjaan sebagaimana yang dilaksanakan oleh perusahaan dalam bidang pengelolaan lingkungan. Mahasiswa diberi tugas khusus dalam bidang pengelolaan lingkungan seperti teknik penanaman di areal bekas tambang, pemanfaatan pertanian, perikanan, peternakan, dan lain-lain.

Selama melaksanakan kegiatan PKL dilapangan mahasiswa di bimbing oleh seorang pembimbing lapangan yang berperan memberikan petunjuk dan arahan mengenai apa dan bagaimana melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang terkait dengan proses pengelolaan lingkungan.

(8)

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan Timur merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian di Provinsi Kalimantan Timur. Penulis telah mendapatkan kesempatan melaksanakan praktek di BPTP ini selama 2 bulan, khususnya dalam bidang pengelolaan lingkungan dan pemanfaatan lahan bekas tambang. Materi yang diperoleh dari kegiatan PKL meliputi pengalaman bekerja di bidang pengelolaan bekas tambang yang dikembalikan fungsinya sebagai lahan mata pencaharian masyarakat sekitar seperti pengelolaan, pertanian, peternakan, perikanan, dan lain-lain. Lokasi PKL di desa Embalut Tenggarong Seberang Kabupaten Kutai Kartanegara

B. Maksud dan Tujuan

Adapun secara rinci yang menjadi tujuan dari kegiatan praktek kerja Lapang adalah :

1. Memberikan keterampilan lanjutan bagi mahasiswa agar memiliki bekal ketika terjun ke masyarakat menghadapi dunia kerja

2. Memberikan pengalaman lapangan kepada mahasiswa untuk mengenal, memahami dan melakukan pekerjaan lapangan sesuai dengan dunia nyata

3. Mahasiswa dapat menerapkan Ilmu yang diperoleh di bangku kuliah ketika bekerja di lapangan

C. Hasil yang Diharapkan

Setelah melaksanakan kegiatan kerja lapang selama 2 bulan maka di harapkan mahasiswa memperoleh pengetahuan dan skill sehingga ketika lulus mahasiswa telah memiliki pengalaman dan siap terjun kelapangan untuk menghadapi dunia kerja.

(9)

BAB II

KEADAAN UMUM INSTITUSI A. Tinjauan Umum BPTP

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan Timur merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian di Propinsi Kalimantan Timur. Pada saat awal pembentukannya, institusi ini adalah Balai Informasi Pertanian (BIP) dan diubah statusnya menjadi Loka Pengkajian Teknologi Pertanian (LPTP) Samarinda dengan SK. Mentan No. 798/Kpts/OT.210/12/94. Pada tahun 2001 LPTP Samarinda ditingkatkan statusnya menjadi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan Timur melalui SK Menteri Pertanian nomor 350/Kpts/Ot.210/6/2001 tanggal 14 Juni 2001, sebagai upaya untuk meningkatkan kinerja organisasi. Sebagai jawaban atas perubahan lingkungan strategis pembangunan pertanian, pada tahun 2006 BPTP Kaltim melalui koordinasi Balai Besar Pengkajian Teknologi Pertanian. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan Timur mempunyai misi yakni : menghasilkan, mengembangkan dan memasyarakatkan inovasi pertanian industrial dalam mendukung pembangunan pertanian di Kalimantan Timur.

Mengembangkan jejaring kinerja untuk umpan balik dan pemasyarakatan inovasi dengan kelembagaan petani, swasta, penyuluh serta pemerintah daerah.

Mengembangkan kerjasama, kemitraaan dan jejaring kerja dengan seluruh pemangku kepentingan daerah, nasional dan luar negeri seperti pemerintah, perguruan tinggi, lembaga litbang, swasta, dan lain-lain. Mengembangan SDM, fasilitas dan sistem manajemen yang berstandar internasional dengan menerapkan ISO 9001:2008 dan ISO 17025:2005.

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan Timur berkedudukan di Jalan, P.M Noor-Sempaja, Samarinda – Kalimantan Timur dan memiliki 3 tempat

(10)

kebun percobaan diantaranya Samboja, Lempake, Sempaja dan 1 kebun percobaan yang bekerjasama dengan PT. Kitadin yang bertempat di desa Embalut.

B. Manajemen BPTP

Personalia yang terlibat langsung dalam kegiatan PKL yang dilakukan diantaranya : Kepala Balai : Dr. Ir. M.Hidayanto, MP

Kasi. KPP : Ir. Nurbani

Kasubag TU : Bachrian pebriyadi, S.Pi. M.Si Kord Kebun Percobaan : Ir. Nurbani

Sistem ketenaga kerjaan di BPTP diatur dalam pola kerja 1 shift dimana setiap shift terdiri dari 8 jam kerja. Jumlah tenaga Pegawai yang ada di BPTP berjumlah 74 orang. Tingkat pendidikan tenaga kerja bervariasi dari SMA sampai dengan sarjana, namun secara keseluruhan mayoritas tenaga kerja berpendidikan Sarjana.

Pada awal tahun 2010, BPTP Kaltim memiliki Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Calon PNS sebanyak 66 orang, dengan rincian: peneliti 21 orang, penyuluh 8 orang, dan selebihnya adalah bidang administrasi, keuangan, teknisi, pustakawan, analis, dan teknologi informatika. Berdasarkan tingkat pendidikan, terdapat pegawai berpendidikan S3 sebanyak 1 (satu) orang, S2 sebanyak 11 orang, dan S1 sebanyak 17 orang, serta yang sedang menempuh pendidikan S3 sebanyak 3 orang, dan S2 sejumlah 4 orang.

BPTP Kaltim memiliki 2(dua) Kebun Percobaan (KP) yaitu KP Samboja di Kabupaten Kutai Kartanegara (10 ha) dan KP Lempake di Kota Samarinda (10 ha), jaringan AWS (Automatic Weather Station) sebanyak 8 (delapan) buah dan AWLR (Automatic Water Level Recorder) sejumlah 2 (dua) buah, serta laboratorium (biologi, tanah, pupuk, tanaman, ternak, pascapenen), perpustakaan digital, perangkat GIS, berbagai peta, paket rekomendasi teknologi dan analisis kebijakan. Wilayah kerja

(11)

BPTP Kaltim saat ini hampir 20 juta ha atau 10% daratan Indonesia. Lahan Kaltim didominasi lahan marjinal masam, padang-alang-alang, sedikit lahan rawa, serta sawah dengan pengairan tadah hujan. Kegiatan pengkajian dan diseminasi sering terkendala oleh luasnya wilayah dan terbatasnya infrastruktur transportasi dan informasi.

Hal ini berakibat biaya operasional kegiatan pengkajian dan diseminasi menjadi mahal. Oleh karena itu BPTP Kaltim sangat membutuhkan sarana transportasi yang handal, terutama kendaraan lapang double gardan –double cabin yang tangguh di medan berat dan dapat berfungsi untuk angkutan orang dan barang. Citra BPTP Kaltim di mata pengguna daerah saat ini cukup baik. Kepercayaan Pemerintah Daerah (Pemda) pada BPTP Kaltim ditunjukkan dengan adanya kegiatankegiatan kerjasama yang cukup banyak dilakukan. Hubungan baik dengan pemerintah daerah dan pemangku kepentingan lainnya merupakan modal penting dalam mewujudkan visi BPTP Kaltim ke depan.

C. Tinjauan Umum PT. Kitadin

PT. Kitadin adalah memberdayakan masyarakat dengan membantu dan membimbing pertumbuhan ekonomi masyarakat berpenghasilan rendah, sehingga dapat menggali dan memanfaatkan potensi-potensi yang ada secara efisien yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar. Wujud kepedulian dari PT.

Kitadin adalah memberdayakan Sumber Daya Manusia (SDM) dan Sumber Daya Alam (SDA) di daerah sekitar tambang, sehingga pada awal tahun 2008 Community Development PT. Kitadin bekerjasama dengan pemerintah setempat dan Dinas Perikanan Kabupaten Kutai Kartanegara untuk mengembangkan sektor perikanan melalui budidaya ikan dalam keramba dengan memanfaatkan kolam eks tambang yang ada, yaitu salah satu sasarannya adalah Desa Kerta Buana.

(12)

Desa Kerta Buana merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Tenggarong Seberang yang mempunyai luas wilayah 23,25 km² dengan jumlah penduduknya sebanyak 4.212 jiwa, ternyata menyimpan potensi perikanan yang cukup menjanjikan serta menjadi salah satu sumber penghasilan utama yang penting bagi petani dikarenakan banyaknya kolam eks tambang yang ada di sekita desa, selain itu juga sebagian besar lahan pertanian masyarakat telah dibebaskan oleh PT.

Kitadin dan beralih fungsi menjadi lahan tambang. Setelah mendapat izin dari Pemerintah setempat serta dukungan dari Community Development PT. Kitadin dan Dinas Perikanan para petani memanfaatkan kolam bekas penambangan PT. Kitadin sebagai lahan untuk membudidayakan ikan dalam keramba.

D. Lokasi dan Waktu Kegiatan PKL

Lokasi Praktek Kerja Lapang di BPTP yang terbagi menjadi 2 lokasi yaitu, di Kantor BPTP mulai dari tangggal 04-03-2013 sampai 08-03-2013 dan dikebun percontohan hasil kerja sama antara pihak BPTP dan PT. Kitadin selaku pemilik lahan bekas tambang di desa Embalut selama 2 bulan dari tanggal 11 Maret 2013 sampai 26 April 2013, kemudian kembali ke BPTP untuk menyusun laporan dari tanggal 29 April 2013 sampai 3 Mei 2013. Dan untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1. Jadwal Kegiatan Praktek Kerja Lapang di BPTP Samarinda

No. Kegiatan/Uraian kegiatan Tanggal

pelaksanaan Lokasi Keterangan

A. Persemaian

1. Persemaian benih padi 11/03/2013 Kp. Embalut Praktek

B. Penanaman

1. Pembersihan lahan 13/03/2013 Kp. Embalut Praktek 2. Rotari/pengemburan tanah 15/03/2013 Kp. Embalut Praktek 3. Penanaman bibit kedelai 12/03/2013 Kp. Embalut Praktek 4. Penanaman bibit jagung 25/03/2013 Kp. Embalut Praktek 5. Penanaman bibit padi 26/03/2013 Kp. Embalut Praktek

(13)

6. Penyulaman tanaman

kedelai 18/03/2013 Kp. Embalut Praktek

7. Penyulaman tanaman

jagung 01/04/2013 Kp. Embalut

Praktek

C. Pemeliharaan

1. Penyiangan 19/03/2013 Kp. Embalut Praktek

D. Masyarakat Ex Tambang

1. Pelatihan budidaya cacing 07/03/2013 PT. Kitadin Praktek

(14)

BAB III

HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG A. Persemaian

1. Persemaian benih padi a. Tujuan

Tujuan dari persemaian adalah untuk mendapatkan bibit yang baik, dan berkualitas serta dalam jumlah yang sesuai agar dapat memenuhi kebutuhan lahan yang akan ditanami.

b. Dasar Teori

Umumnya petani membutuhkan benih sampai kisaran 35-40kg per hektar tetapi dengan sistem baru cukup dipersiapkan 10 kg per hektar.

Persemaian dilakukan dengan menyebar benih padi secara merata pada bedengan dengan kandungan air jenuh tetapi tidak menggenang. Dalam tiga atau empat hari benih telah berkecambah. Bibit siap tanam pada kisaran 10 - 14 hss (hari setelah sebar) jika memakai sistem SRI tetapi dengan sistem biasa tanaman muda (bibit) yang berumur tiga minggu baru dikatakan siap tanam. Menghindari stagnasi setelah bibit di tanam seyogyanya tidak dicabut dan cukup diambil secara menyeluruh perakaran termasuk tanahnya kemudian dipindah tanamkan ke lahan sawah. Budidaya padi pada lahan berawa atau keasaman tinggi serta di lahan kering tidak memerlukan persemaian, tanam benih langsung (Anonim, 2013c).

c. Alat dan Bahan

1) Alat : tugal, tali, semprotan

2) Bahan : bibit padi, garam, air, pupuk campuran, dan pupuk cair

(15)

d. Prosedur Kerja

1) Penyiapan bibit yang akan disemai, bibit tersebut direndam 2 hari dengan garam.

2) Melubangi lahan dengan tugal dengan menggunakan tali 3) Memasukkan benih padi kedalam lubang yang sudah di tugal

4) Setelah memasukkan bibit kedalam lubang, lubang tersebut ditutup dengan dengan pupuk campuran (petro organik, petrobio, kapur, dan NPK mutiara) 5) Setelah lubang ditutup dengan pupuk campuran, permukaan lubang

tersebut disemprot dengan pupuk cair.

e. Hasil yang Dicapai

Hasil yang dicapai selama semai 14-17 hari dapat menghasilkan bibit padi yang tumbuh subur untuk mempermudah penyiapan penanaman padi.

f. Pembahasan

Kegiatan pertama persemaian bibit padi terlebih dahulu dilakukan adalah perendaman bibit padi selama 2 hari dengan garam, tujuannya untuk menjaga ketersediaan air pada benih dan tetap lembab sehingga cepat menghasilkan perkecambahan pada benih. Penugal digunakan untuk melubangi lahan dengan jarak 3 cm dalamnya lubang 3 cm. Kemudian pupuk campuran (petroorganik, petrobio, kapur dan Npk mutiara) digunakan untuk menutup lubang setelah bibit ditabur dan pupuk cair digunakan untuk menyemprot permukaan lubang, gunanya untuk menghindari benih padi dari serangan hama.

(16)

B. Penanaman 1. Pembersihan Lahan

a. Tujuan

Pembersihan lahan bertujuan untuk membebaskan tanah dari rumput- rumput, sampah, dan unsur-unsur lain yang bisa membusuk. Unsur-unsur yang dapat membusuk seperti tumbuh-tumbuhan dan sampah dapat mengganggu kestabilan tanah, karena sewaktu-waktu unsur itu dapat berubah ataupun menghilang karena pembusukan hingga menyebabkan kepadatan tanah berkurang.

b. Dasar teori

Pembersihan lahan merupakan salah satu tahapan dalam mempersiapkan lahan siap untuk ditanami. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi dalam pekerjaan clearing, antara lain:1) kelebatan pohon; 2) penggunaan setelah penegerjaan, misalnya untuk jalan raya sehingga aka mempengaruhi pada metode clearing; 3) keadaan dan daya dukung tanah; 4) topografi; 5) iklim; dan 6) kekhususan pekerjaan (Chee dan Chiu, 1997).

Gulma adalah tumbuhan yang kehadirannya tidak diinginkan pada lahan pertanian karena menurunkan hasil yang bisa dicapai oleh tanaman produksi.

Batasan gulma bersifat teknis dan plastis. Teknis, karena berkait dengan proses produksi suatu tanaman pertanian. Keberadaan gulma menurunkan hasil karena mengganggu pertumbuhan tanaman produksi melalui kompetisi.

Plastis, karena batasan ini tidak mengikat suatu spesies tumbuhan. (Anonim, 2012b).

(17)

c. Alat dan bahan

1) Alat : sarung tangan dan parang 2) Bahan : rumput

d. Prosedur kerja

Lahan bekas panen dibersihkan dengan cara membuka plastik-plastik yang digunakan untuk menutupi tanaman yang sudah dipanen sebelumnya.

Juga membersihkan tanaman rumput yang ada disekitar lahan dengan menggunakan sarung tangan dan parang.

e. Hasil yang dicapai

Lahan yang sebelumnya tertutup oleh plastik sisa tanaman yang sudah dipanen sebelumnya menjadi bersih sehingga memudahkan dalam proses penanaman selanjutnya.

f. Pembahasan

Mempersiapkan peralatan yang dipakai untuk melakukan pembersihan lahan sebelum dirotari sehingga memudahkan proses penanaman selanjutnya, adapun alat-alat yang dipakai adalah sarung tangan dan parang. Lahan dibersihkan dari plastik-plastik sisa panen sebelumnya. Selain plastik tumbuhan-tumbuhan liar yang ada disekitar lahan dibersihkan juga agar pada proses rotari nanti tidak mengalami kendala.

2. Rotari / penggemburan tanah a. Tujuan

Untuk menciptakan kondisi fisik, kimia, dan biologi tanah yang lebih baik sampai kedalaman tertentu agar sesuai untuk pertumbuhan tanaman, selain itu untuk membunuh gulma dan tanaman yang tidak diinginkan, menempatkan

(18)

serasa atau sisa-sisa tanaman yang sesuai agar dekomposisi dapat berjalan dengan baik, meratakan tanah untuk mempermudah penanaman selain itu mempersatukan pupuk dengan tanah serta mempersiapkan tanah untuk mempermudah dalam pengaturan air.

b. Dasar teori

Merotasi tanaman merupakan satu hal yang bisa dilakukan untuk mengembalika kesuburan tanah. Rotasi tanaman maksudnya adalah menanam beberapa jenis tanaman misalnya padi-kedelai-jagung. Artinya dalam satu tahun, tanah tidak ditanami padi terus menerus. Hal ini dilakukan agar tanah tidak kekurangan salah satu zat tertentu. Hal yang perlu diperhatikan adalah dalam melakukan rotasi tanaman tidak boleh sembarangan, kita harus mengetahui terlebih dahulu sifat tanaman dan juga ditentukan oleh musim.

Melakukan penggemburan tanah. Tanah yang terus-menerus akan menjadi padat dan kandungan udara menjadi sedikit. Agar tanah tersebut subur kembali perlu dilakukan penggemburan dengan cara mencangkul atau membajak (Eppihayati, 2010).

c. Alat dan bahan

1) Alat : traktor

2) Bahan : oli dan bensin d. Prosedur kerja

1) Menyiapkan semua peralatan yang akan digunakan

2) Melakukan rotari langsung pada lahan tersebut dengan menggunakan traktor.

(19)

e. Hasil yang dicapai

Lahan yang sebelumnya padat atau keras dapat menghasilkan tanah yang gembur sehingga mempermudah dalam proses penanaman.

f. Pembahasan

Sebelum memulai rotari/pernggemburan, lahan dibersihkan terlebih dahulu dari tumbuhan-tumbuhan liar atau sisa-sisa panen sebelumnya untuk mempermudah melakukan proses rotari/penggemburan. Dalam proses rotari/penggemburan menggunakan alat traktor untuk mempercepat proses rotari/penggemburan lahan.

3. Penanaman bibit kedelai a. Tujuan

Untuk mendapatkan tanaman kedelai yang berkualitas sehingga menghasilkan panen yang lebih tinggi dan dapat memenuhi kekurangan kebutuhan pangan kedelai dimasyarakat.

b. Dasar teori

Kedelai merupakan terna dikotil semusim dengan percabangan sedikit, sistem perakaran akar tunggang, dan batang berkambium. Kedelai dapat berubah penampilan menjadi tumbuhan setengah merambat dalam keadaan pencahayaan rendah. Kedelai, khususnya kedelai putih dari daerah subtropik, juga merupakan tanaman hari-pendek dengan waktu kritis rata-rata 13 jam. Ia akan segera berbunga apabila pada masa siap berbunga panjang hari kurang dari 13 jam. Ini menjelaskan rendahnya produksi di daerah tropika, karena tanaman terlalu dini berbunga. Tanaman kedelai mempunyai akar tunggang yang membentuk akar-akar cabang yang tumbuh menyamping (horizontal) tidak jauh dari permukaan tanah. Jika kelembapan tanah turun, akar akan

(20)

berkembang lebih ke dalam agar dapat menyerap unsur hara dan air.

Pertumbuhan ke samping dapat mencapai jarak 40 cm, dengan kedalaman hingga 120 cm (Anonim, 2013b).

c. Alat dan bahan

1) Alat : tugal, tali, semprotan, plastik

2) Bahan : bibit kedelai, cruiser, pupuk campuran, dan pupuk cair d. Prosedur kerja

1) Penyiapan bibit kedelai

2) Bibit kedelai yang sudah disiapkan dicampur atau direndam dengan obat cruiser selama 5 menit kemudian setelah itu dijemur lagi sampai kering dan siap untuk ditanam

3) Menyiapkan lahan yang sudah dibersikan kemudian ditugal dengan jarak 40x20 cm

4) Setelah itu setiap lubang yang sudah ditugal di isi dengan 1 biji 5) Kemudian disemprot dengan pupuk cair

6) Terakhir menutup lubang yang sudah diisi biji kedelai dengan menggunakan pupuk campuran (petro organik, petrobio, kapur dan NPK mutiara).

e. Hasil yang dicapai

Dalam 1 (satu) hari kerja dengan jumlah 11 orang dapat menanam bibit kedelai sebanyak 1 kg / hari.

f. Pembahasan

Sebelum penanaman dimulai menyiapkan bibit kedelai yang sudah dicampur dengan cruiser dan dijemur dibawah sinar matahari sampai kering gunanya untuk menghasilkan kualitas tanaman yang sehat, tugal digunakan untuk melubangi lahan sedangkan tali mempermudah mengatur jarak untuk

(21)

menugal lahan dengan jarak 40x20 cm, dan dari pupuk cair digunakan untuk menyemprot lubang yang sudah diisi bibit kedelai kemudian pupuk campuran (petroorganik, petrobio, kapur dan NPK mutiara) digunakan untuk menutupi lubang, kegunaan dari kedua pupuk tersebut adalah untuk menghindari bibit kedelai dari gangguan hama.

4. Penanaman bibit jagung a. Tujuan

Untuk menghasilkan tanaman jagung yang berkualitas sehingga menghasilkan panen yang lebih tinggi dan dapat memenuhi kekurangan kebutuhan pangan jagung dimasyarakat.

b. Dasar teori

Jagung merupakan komoditas pangan sumber karbohidrat kedua setelah beras, sangat penting untuk ketahanan pangan. Jagung juga berperan penting dalam industri pakan ternak dan industri pangan. Dalam kurun lima tahun terakhir, kebutuhan jagung nasional untuk bahan industri pakan, makanan dan minuman meningkat ±10%-15%/tahun. Tanaman jagung termasuk dalam keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea mays L.

Dari segi pengelolaan, keuntungan bertanam jagung adalah kemudahan dalam budidaya. Tanaman jagung merupakan tanaman yang tidak membutuhkan perawatan intensif. Risiko kegagalan bertanam jagung umumnya sangat kecil di bandingkan tanaman palawija lainnya (Anonim, 2012a).

(22)

c. Alat dan bahan

1) Alat : tugal, tali, semprotan

2) Bahan : bibit jagung hibrida super jumbo, pupuk campuran,dan pupuk cair d. Prosedur kerja

1) Menyiapkan bibit jagung siap tanam jenis jagung hibrida super jumbo 2) Menyiapkan lahan yang sudah bersih

3) Melubangi tanah dengan tugal dengan jarak 40x20 cm 4) Setelah itu setiap lubang diisi dengan 1 biji bibit jagung

5) Lubang yang sudah di isi disemprot dengan menggunakan pupuk cair (subali)

6) Kemudian setelah penyemprotan tutup lubang dengan campuran pupuk (petro organik, petrobio, kapur dan Npk mutiara).

e. Hasil yang dicapai

Dalam 1 (satu) hari kerja dengan jumlah 11 orang dapat menanam bibit jagung sebanyak 1 kg / hari.

f. Pembahasan

Jenis bibit jagung yang digunakan adalah hirbisida super jumbo, bibit jenis ini dapat menghasilkan panen yang maxsimal, tugal digunakan untuk melubangi lahan sedangkan tali mempermudah mengatur jarak untuk menugal lahan dengan jarak 40x20 cm, dan dari pupuk cair (subali) digunakan untuk menyemprot lubang yang sudah diisi bibit kedelai kemudian pupuk campuran (petroorganik, petrobio, kapur dan NPK mutiara) digunakan untuk menutupi lubang, kegunaan dari kedua pupuk tersebut adalah untuk menghindari bibit kedelai dari gangguan hama.

(23)

5. Penanaman bibit padi a. Tujuan

Untuk menghasilkan tanaman padi yang berkualitas sehingga menghasilkan panen yang lebih tinggi dan dapat memenuhi kekurangan kebutuhan beras dimasyarakat.

b. Dasar teori

Padi merupakan salah satu tanaman budidaya terpenting dalam peradaban.

Meskipun terutama mengacu pada jenis tanaman budidaya, padi juga digunakan untuk mengacu pada beberapa jenis dari marga (genus) yang sama, yang biasa disebut sebagai padi liar. Padi diduga berasal dari India atau Indocina dan masuk ke Indonesia dibawa oleh nenek moyang yang migrasi dari daratan Asia sekitar 1500 SM. Padi adalah salah satu tanaman budidaya terpenting dalam peradaban manusia. Meskipun terutama mengacu pada jenis tanaman budidaya, padi juga digunakan untuk mengacu pada beberapa jenis dari marga (genus) yang sama, yang disebut padi liar. Produksi padi dunia menempati urutan ketiga dari semua serealia setelah jagung dan gandum. Namun demikian, padi merupakan sumber karbohidrat utama bagi mayoritas penduduk dunia (Anonim, 2008a).

c. Alat dan bahan

1) Alat : tugal, tali, semprotan, ember

2) Bahan : bibit padi yang sudah disemai, pupuk campuran, pupuk cair, air d. Prosedur kerja

1) Menyiapkan bibit padi yang sudah disemai dengan cara dicabut setelah itu masukkan akar kedalam ember yang berisi air untuk menghilangkan tanah 2) Menyiapkan lahan yang sudah ditugal dengan jarak 40x20 cm

(24)

3) Menyemprot lubang yang sudah di tugal dengan menggunakan pupuk cair 4) Setelah itu memasukkan bibit padi kedalam lubang antara 1-2

batang/rumpun, kemudian tutup dengan tanah.

e. Hasil yang dicapai

Dalam 1 (hari) penanaman dari 11 orang dapat menanam bibit padi yang sudah disemai dengan dua bedengan bibit padi.

f. Pembahasan

Bibit padi yang ditanam adalah bibit padi yang sudah disemai dengan umur 14 hari, dari penanaman tersebut melubangi lahan terlebih dahulu dengan menggunakan tugal dan tali untuk mempermudah mengatur jarak dengan ukuran tanam 40x20 cm, sebelum penaman dimulai menyemprot terlebih dahulu lubang dengan menggunakan pupuk cair (subali) untuk menghindari adanya serangan hama selain itu mempermudah penanaman karena lahan yang ditanami itu harus lahan basah, setiap lubang diisi dengan 1-2 batang/rumpun bibit padi.

6. Penyulaman bibit kedelai a. Tujuan

Untuk mengisi lahan kedelai yang kosong yang sebelumnya ditanami bibit kedelai namun tidak tumbuh.

b. Dasar teori

Benih kedelai yang tidak tumbuh ataupun abnormal harus segara diganti (disulam). Cara penyulaman adalah dengan mengganti benih yang mati dengan benih yang baru pada lubang tanaman yang tersedia. Waktu penyulaman dilakukan seawall mungkin, yakni pada umur 7-10 hari setelah tanam. Keterlambatan penyulaman akan menyulitkan pemeliharaan tanaman,

(25)

karna dapat menyebabkan umur dan stadium pertumbuhan tanaman yang tidak sama (Anonim, 2008c).

c. Alat dan bahan

1) Alat : tugal, dan semprotan

2) Bahan : bibit kedelai yang sudah disemai, air, dan pupuk cair (subali) d. Prosedur kerja

1) Menyiapkan semua peralatan dan bahan untuk proses penyulaman

2) Melubangi dengan tugal lahan yang sebelumnya sudah ditanami dengan bibit kedelai namun tidak tumbuh

3) Kemudian lubang tersebut disemprot dengan pupuk cair (subali)

4) Setelah itu bibit kedelai yang sudah di semai dicabut dan mengisih lubang yang sudah disemprot dengan setiap lubang ditanami 1 batang bibit kedelai.

e. Hasil yang dicapai

Dari sehari penyulaman tanaman kedelai dengan jumlah 11 orang dapat menyelesaikan penanaman lahan tanaman kedelai yang tidak tumbuh.

f. Pembahasan

Dari proses penyulaman tanaman kedelai, harus menggunakan bibit kedelai yang sudah disemai untuk menyamakan umur pertumbuhan dari penanaman pertama, penyulaman dilakukan pada pagi dan sore untuk menghindari sinar matahari.

7. Penyulaman bibit jagung a. Tujuan

Untuk mengisih lahan jagung yang kosong yang sebelumnya ditanami bibit jagung namun tidak tumbuh sehingga dapat meningkatkan persen

(26)

tanaman dalam satu kesatuan luas tertentu dan memenuhi jumlah tanaman perhektar sesuai jarak tanamya.

b. Dasar teori

Penyulaman adalah kegiatan penanaman kembali bagian-bagian yang kosong bekas tanaman yang mati/diduga akan mati atau rusak sehingga terpenuhi jumlah tanaman normal dalam satu kesatuan luas tertentu sesuai dengan jarak tanamnya. Penyulaman dilakukan setelah laporan penanaman diterima oleh manajer tanaman. Penyulaman dilakukan pada umur 7 hari setelah penanaman. Penyulaman dilakukan untuk mengganti benih jagung yang tidak tumbuh atau benih jagung yang terserang hama, seperti ulat.Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif.

Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman jagung umumnya berketinggian antara 1m sampai 3m, ada varietas yang dapat mencapai tinggi 6m. Tinggi tanaman biasa diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum bunga jantan. Meskipun beberapa varietas dapat menghasilkan anakan (seperti padi), pada umumnya jagung tidak memiliki kemampuan ini. Bunga betina jagung berupa "tongkol" yang terbungkus oleh semacam pelepah dengan "rambut". Rambut jagung sebenarnya adalah tangkai putik (Anonim, 2013a).

c. Alat dan bahan

1) Alat : tugal dan semprotan

2) Bahan : bibit jagung yang sudah disemai, dan air

(27)

d. Prosedur kerja

1) Menyiapkan semua peralatan serta bahan untuk proses penyulaman 2) Melubangi dengan tugal lahan yang sebelumnya sudah ditanami bibit

jagung, namun tidak tumbuh

3) Kemudian dilubangi tersebut disiram dengan air

4) Setelah itu bibit kedelai yang sudah disemai dicabut dan mengisi lubang yang sudah disiram air dengan setiap lubang di tanami 1 bibit jagung yang sudah disemai.

e. Hasil yang dicapai

Dari sehari penyulaman tanaman jagung dengan jumlah 11 orang dapat menyelesaikan penanaman lahan tanaman jagung yang tidak tumbuh.

f. Pembahasan

Dari proses penyulaman tanaman jagung, harus menggunakan bibit kedelai yang sudah disemai untuk menyamakan umur pertumbuhan dari penanaman pertama, penyulaman dilakukan pada pagi dan sore untuk menghindari sinar matahari.

C. Pemeliharaan 1. Penyiangan

a. Tujuan

Untuk membasmi tumbuhan gulma yang akan menghambat pertumbuhan tanaman sehinnga tanaman dapat tumbuh dengan baik.

(28)

b. Dasar teori

Penyiangan adalah penghilangan rumput atau tanaman liar di sekitar tanaman yang sedang kita rawat. Rumput atau tanaman liar perlu dihilangkan karena menimbulkan penghalangan tumbuhnya tanaman yang sedang kita rawat, kompetisi penyerapan hara, ruang, cahaya, dan CO2, penularan penyakit karena adanya rumput atau tanaman liar yang mempunyai penyakit sama dengan tanaman yang sedang kita tanam, pemakanan atau perusakan tanaman kita oleh serangga, karena ada rumput atau tanaman liar yang menjadi sarang atau tempat mencari makan serangga (Anonim, 2012b).

c. Alat dan bahan 1) Alat : semprotan

2) Bahan : obat rumput dan air d. Prosedur kerja

1) Menyiapkan semprotan dan obat rumput 2) Dari obat tersebut dicampur dengan air

3) Setelah dicampur semprotkan ke sekeliling lahan kedelai dan jagung yang berumput.

e. Hasil yang dicapai

Dari lahan yang ditumbuhi gulma/rumput-rumput liar menjadi bersih sehingga pertumbuhan tanaman berjalan dengan baik.

f. Pembahasan

Dari proses penyemprotan obat rumput yang dipakai dicampur dengan air sehingga dapat memudahkan dalam proses penyemprotan selain itu dalam proses penyemprotan harus melihat cuaca dimana dalam musim hujan dapat menghambat kematian gulma/rumput dan begitupun sebaliknya.

(29)

D. Masyarakat Ex Tambang 1. Budidaya cacing

a. Tujuan

Memberikan pelatihan kepada masyarakat tentang cara yang tepat untuk pembudidayaan cacing supaya masyarakat dapat mengetahui tentang cara budidaya cacing cepat sehingga dapat di kembangkan sendiri menjadi usaha sampingan masyarakat.

b. Dasar teori

Cacing tanah merupakan makhluk yang telah hidup dengan bantuan sistem pertahanan mereka sejak fase awal evolusi oleh sebab itu mereka selalu dapat menghadapi invasi mikroorganisme patogen di lingkungan mereka. Penelitian yang telah berlangsung selama sekitar 50 tahun menunjukkan bahwa cacing tanah memiliki kekebalan humoral dan selular mekanisme. Selain itu telah ditemukan bahwa cairan selom cacing tanah mengandung lebih dari 40 protein dan pameran beberapa aktivitas biologis sebagai berikut: cytolytic, proteolitik, antimikroba, hemolitik, hemagglutinating, tumorolytic, dan kegiatan mitogenik (Anonim, 2008b).

c. Alat dan bahan

1) Alat :Tong drum

2) Bahan : serbuk gergaji, kotoran sapi, dedak halus, rumput, ampas tahu, batang pisang, dan sisa-sisa makanan.

d. Prosedur kerja

1) Penyiapan tempat (tong drum) tong drum tersebut harus dilubangi untuk menghindari basah

2) Masukkan serbuk gergaji (bekas tempat penanaman jamur tiram)

(30)

3) Dari serbuk gergaji tersebut ditambahkan air supaya lembab, setelah lembab cacing tersebut dimasukkan, dibiarkan 10-15 menit untuk beradaptasi.

4) Setelah itu masukkan makanan dari kotoran sapi, dedak halus rumput, ampas tahu,batang pisang dan sisa-sisa makanan .

5) Setelah semua bahan makanan tersebut tercampur rata, penambahan prebiotik 3 tutup botol dengan campuran air.

6) Terakhir tutup plastik atau karung hindarkan dari sinar matahari dan hujan.

e. Hasil yang dicapai

Dapat memberikan ilmu pada masyarakat disekitar lahan bekas tambang tentang cara yang tepat untuk membudidayakan cacing, selain itu dapat mengaspirasi masyarakat untuk mengembangkan budidaya cacing tersebut untuk dijadikan pakan ternak untuk ikan.

f. Pembahasan

Untuk mengisi tempat (tong drum), pertama-tama memasukkan serbuk gergaji sekitar 5 cm, serbuk tersebut ditambakan air supaya lembab sehingga cacing cepat beradaptasi, untuk makanannya harus di haluskan/dihancurkan terlebih dahulu dan dicampur dengan probiotik supaya bahan makanan tersebut cepat busuk sehingga cacing cepat mencerna makanan tersebut.

(31)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

1. Balai Pengkajian Pengelolahan Teknologi (BPTP) adalah suatu badan yang melakukan uji coba teknologi pertanian untuk komoditi pertanian baik tanaman pangan, perkebunan dan peternakan, dimana mempunyai salah satu lahan perkebunan bekas lahan tambang dari PT. Kitadin, yang dikelola menjadi suatu lahan pertanian bagi masyarakat setempat

2. Manajemen lahan pasca tambang batubara meliputi jenis tanaman yang ditanam yaitu tanaman jangka pendek seperti tanaman padi, kedelai, jagung, ubi jalar, singkong dll.

3. Manajemen lahan pasca tambang batubara menggunakan pupuk campuran (Petro organik, Petrobio, Kapur dan NPK mutiara).

B. Saran

1. Dalam melaksanakan kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL), para mahasiswa harus melaksanakan dengan sungguh-sungguh dan bertanggung jawab agar dalam pelaksanaan dilapangan tidak terjadi hal-hal yang merugikan selama praktek berlangsung

2. Kepada pihak BPTP dimohon menyiapkan sarana dan prasarana untuk dapat memudahkan kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL)

3. Sebaiknya pembimbing lapangan mengarahkan dan mengontrol secara langsung kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan di lapangan sehingga memudahkan mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan.

(32)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008a. Pengertian Padi Oryza Sativa http://anekaplanta.wordpress.com diakses pada tanggal /2008/01/01/

Anonim. 2008b. Pengertian cacing tanah http://id.wikipedia.org/wiki/Cacing _tanah.

diakses pada tanggal /2013/03/

Anonim. 2008c. Penyulaman Bibit Kedelai adalahhttp://books.google.co.id/books

?id=gfof4R0hk34C&pg=PA45&lpg

Anonim. 2012a. Cara Penanaman Jagung http://sumberajaran.blogspot.com diakses pada tanggal /2012/08/

Anonim. 2012b. Pedoman Teknis Penanaman Jenis-Jenis Kayu Komersial. Jakarta:

Departemen Kehutanan.

Anonim. 2013a. Budidaya Tanaman Jagung http://petunjukbudidaya. blogspot.com diakses pada tanggal /2013/03

Anonim. 2013b. Pengertian Kedelai adalah http://id.wikipedia.org/wiki/Kedelai diakses pada tanggal /2013/14/02

Anonim .2013c. Pengertian Bercocok Tanam Padi http://id.wikipedia.org/wiki/ diakses pada tanggal /2013/17/01

Chee, K.H. dan S.B. Chiu. 1997. Pembukaan lahan untuk lahan pertanian In:

Poeloengan, Z., K. Pamin, P. Purba, Y.T. Adiwiganda, P.L. Tobing, dan M.L.

Fadli (Ed.). Pembukaan areal dengan cara zero burning. 22 April 1997, Medan. Pusat Penelitian Pertanian, Me dan. p. 15 – 22.

Eppihayati. 2010. Bagaimana Tanah Terjadi http://eppihayati.wordpress.com diakses pada tanggal /2010/20/04

(33)

Lampiran 1. Gambar Pelatihan Budidaya Cacing dan Pengembangan Probiotik di PT. Kitadin

(34)

Lampiran 2. Gambar Persemaian Benih Padi

Lampiran 3. Gambar Penanaman Bibit Kedelai

(35)

Lampiran 4. Gambar Penanaman Bibit Jagung

Lampiran 5. Gambar Penyulaman Bibit Kedelai

(36)

Lampiran 6. Gambar Penanaman Bibit Padi

Referensi

Dokumen terkait

a) Peraturan Daerah Propinsi Kalimantan Timur Nomor 12 Tahun 1993 tentang RT/RW Propinsi Kalimantan Timur, digunakan sebagai acuan karena kegiatan yang dilakukan oleh

Dari hasil praktik kerja lapangan (PKL) yang telah dilaksanankan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Timur dapat sisimpulkan bahwa kegiatan yang dilakukan

Dari hasil Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang telah dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Timur dapat disimpulkan bahwa kegiatan yang dilakukan

Jagung adalah tanaman berkeping tunggal atau monokotil, akar jagung berupa akar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 m tapi rata rata pada kisaran 2 m.. Jagung mempunyai

Hasil analisis konfirmatori variabel eksogen (word of mouth, harga, kualitas produk, lokasi, citra merek dan promosi) yang dibangun dengan total dua puluh ( 20 ) indikator,

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “PENGARUH CITRA MEREK,

 Memiliki konsesi jalan tol selama 45 tahun untuk 3 jalan tol baru sejak 2006 (Bogor Outer Ring Road, Semarang-Solo dan Gempol-Pasuruan); konsesi 35 tahun untuk 2 jalan tol baru

Dari penelitian Rizka Persia Pasadena (2013) dalam (Handayani dan Hadinugroho, 2009:66) Perusahaan yang memiliki ukuran besar akan lebih mudah memasuki pasar