`
PROFIL KELOMPOK PERIKANAN
KELOMPOK USAHA BERSAMA USAHA BAHARI
(52.16.02)
KELURAHAN NANGARORO, KECAMATAN NANGARORO KABUPATEN NAGEKEO
PENYULUH PERIKANAN
SATMINKAL BALAI BESAR RISET BUDIDAYA LAUT DAN PENYULUHAN PERIKANAN PUSAT
PELATIHAN DAN PENYULUHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN RISET SUMBER DAYA MANUSIA KELAUTAN DAN PERIKANAN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 2020
PROFIL KELOMPOK PERIKANAN
KUB USAHA BAHARI
NO. 1.2.19.16.521602.0414.1118
KELURAHAN NANGARORO KECAMATAN NANGARORO
KABUPATEN NAGEKEO
PENYULUH PERIKANAN NANGARORO KLEMENTINA MOI, S.Pi
SATMINKAL BALAI BESAR RISET BUDIDAYA LAUT DAN PENYULUHAN PERIKANAN GONDOL
PUSAT PELATIHAN DAN PENYULUHAN KP
BADAN RISET DAN SDM KELAUTAN DAN PERIKANAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
2020
i DAFTAR ISI
COVER LUAR ... i
COVER DALAM ... ii
DAFTAR ISI ... iii
I. SEJARAH PENDIRIAN KELOMPOK ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Tujuan ... 4
C. Visi dan Misi ... 4
II. DATA DASAR KELOMPOK ... 6
A. Nama dan Alamat Kelompok Kelautan dan Perikanan ... 6
B. Peta Lokasi Kelompok ... 6
C. Penumbuhan dan Peningkatan Kelas Kelompok ... 7
D. Pengurus dan Anggota Kelompok ... 8
IV. STRUKTUR ORGANISASI ... 10
V. PERKEMBANGAN USAHA KELOMPOK ... 13
A. Jenis Usaha ... 13
B. Jenis Alat Tangkap ... 13
C. Komoditas Hasil Tangkap ... 14
D. Sarana Penangkapan ... 16
E. Data Produksi dan Produktivitas Kelompok ... 17
F. Aset Kelompok Perikanan ... 18
G. Omset Usaha Anggota Kelompok ... 19
H. Program Kerja ... 19
VI. DOKUMENTASI KEGIATAN ... 21
VII. PENUTUP ... 22
1
I. SEJARAH PENDIRIAN KELOMPOK A. Latar Belakang
Kabupaten Nagekeo merupakan salah satu kabupaten yang ada di Nusa Tenggara Timur yang memiliki luas wilayah 1.416,96 km2 yang terdiri dari tujuh kecamatan. Dari luas wilayah tersebut, dua pertiga diantaranya merupakan kawasan pesisir dan lautan, sehingga mempunyai potensi yang cukup besar bagi pengembangan bidang perikanan. Panjang Garis Pantai 131,40 km (Panjang Pantai Utara 70,96 km dan Panjang Pantai Selatan 60,44 km. Kabupaten Nagekeo juga merupakan kabupaten baru hasil pemekaran Kabupaten Ngada yang terletak di daerah yang berhimpitan dengan Kabupaten Ngada dan Kabupaten Ende di pulau Flores Propinsi Nusa Tenggara Timur. Wilayah laut Nagekeo dibagi atas dua bagian yaitu bagian Utara Laut Flores, sedangkan bagian Selatan laut Sawu kondisi ini sangat mengutungkan dimana pada musim Tenggara bagian Utara akan terlindung oleh gunung sehingga pesisir sangat kecil dipengaruhi oleh ombak dan angin, pada musim barat perairan Selatan di bagian Timur akan terlindung oleh gunung Ebulobo dan pegunungan lainnya di pantai Selatan, sehingga aktivitas nelayan pada musim barat tetap melaut untuk mencari nafkah.
Secara astronomis, Kabupaten Nagekeo terletak diantara 121010’48’’ – 121024’4” Bujur Timur dan 8026’15” - 8040’0” Lintang Selatan.
Kecamatan Nangaroro merupakan bagian wilayah administrasi Kabupaten Nagekeo. Secara administratif Kecamatan Nangaroro terdiri atas 19 wilayah dengan administrasi dibawah kecamatan, yaitu 18 desa dan 1 kelurahan. Dan untuk mempermudah koordinasi, setiap kelurahan terbagi menjadi beberapa lingkungan/dusun dan lingkungan/dusun terbagi menjadi beberapa rukun tetangga (RT). Kecamatan Wilayah Kecamatan Nangaroro yang terletak disebelah Timur relatif luas yaitu sebesar 238,02 km2 atau sekitar 16,8 persen dari total luas wilayah kabupaten Nagekeo, dengan batas- batas sebagai berikut sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Aesesa dan Wolowae, Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Sawu, Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Keo Tengah dan Boawae, Sebelah Timur berbatasan dengan KabupatenEnde. Sebagian besar penduduk desa di kecamatan pesisir Nangaroro mengandalkan kehidupannya dari hasil perikanan laut. Permintaan pasar akan produk – produk perikanan semakin besar setiap harinya sehingga memaksa industri perikanan untuk menaikan kuota penjualan mereka untuk memenuhi kebutuhan pasar. Hal tersebut secara langsung maupun tidak langsung sangat mempengaruhi pola pikir masyarakat khususnya nelayan sebagai ujung tombak produsen dari produk – produk perikanan.
Selain itu bagi masyarakat khususnya nelayan adalah komponen kunci dalam pengelolaan disamping sebagai pengguna langsung. Masyarakat dalam hal ini juga memiliki pengetahuan, pengalaman dan informasi secara turun temurun. Namun informasi ini tidak tekelola dan terdokumentasi dengan baik. Sadar akan pentingnya data dan informasi sebagai dasar dalam penentuan langkah yang diambil kedepan, demi keberlanjutan sumber daya yang terkelola dengan baik serta demi kesejahteraan, maka beberapa kelompok-kelompok nelayan dengan latar belakang cara tangkap berbeda (nelayan pancing, pukat, jaring dan penampung) bersepakat membuat satu
2
wadah untuk mengaspirasikan keinginan menjaga ketersediaan sumber daya perikanan yang lestari melalui pembentukan kelompok - kelompok nelayan.
Kelompok Usaha Bersama (KUB) USAHA BAHARI adalah salah satu kelompok nelayan yang berada di Kelurahan Nangaroro, Kecamatan Nangaroro Kabupaten Nagekeo Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kelompok ini merupakan sebuah wadah sosial dan aspirasi nelayan kecil yang dibentuk atas kesadaran dan keinginan para anggota dengan tujuan untuk meningkatan kesejahteraan nelayan. Selain itu kelompok ini dibentuk agar nelayan dan masyarakat pesisir lainnya bisa mengatasi segala kesulitan- kesulitan yang dihadapi nelayan kecil serta dapat belajar untuk memanajemen sebuah usaha agar bisa berkembang dan mandiri. Harapan yang ingin dicapai oleh kelompok ini pun agar nelayan khususnya anggota kelompok bisa hidup jauh dari kemiskinan sehingga dapat meningkatkan penghasilan dan pelestarian habitat ikan dilaut yang berkelanjutan serta melimpah sehingga terciptalah kesejahteraan masyarakat.
Kelompok Usaha Bersama “USAHA BAHARI” secara kelembagaan dibentuk pada Tanggal 25 April 2014 dengan jumlah anggota 7 (tujuh) orang dan aktif sejak tahun 2014 dengan binaan penyuluh dari Dinas kelautan dan Perikanan Kabupaten Nagekeo. Pada awal perjalanan kelompok ini banyak ditemukan kendala-kendala dalam menjalankan keorganisasian yang dikarenakan dari para pengurus banyak yang tidak mengetahui keorganisasian dan administrasi organisasi yang asal-asalan, namun keinginan yang kuat dari setiap anggota kelompok dalam meningkatkan perekonomian didaerah tersebut, para pengurus beserta anggota kelompok bersama-sama belajar tata cara keorganisasian dan administrasi organisasi dengan mengadakan pembinaan-pembinaan, sehingga sampai sekarang organisasi ini berjalan dengan lancar walau masih banyak kendala-kendala yang sering ditemui.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari terbentuknya KUB USAHA BAHARI antara lain :
1) Membina kelompok nelayan untuk mewujudkan tujuan bagi semua anggota, membina tanggung jawab dan kepedulian terhadap pembangunan dibidang kelautan dan perikanan.
2) Membina kelompok untuk tidak menggunakan alat tangkapan berbahaya yang dapat merusak ekosistem laut.
3) Mempelopori penggunaan teknologi dalam pengembangan perikanan tangkap yang maju dan mandiri.
4) Membina kerukunan antar pelaku utama perikanan dalam komunitas kelompok yang saling bersinergi satu sama lain
5) Menggali Potensi Desa dalam bidang perikanan
6) Menumbuhkembangkan kreatifitas masyarakat dengan aneka macam usaha sesuai dengan bidang dan potensinya..
3 C. Visi dan Misi
a. Visi
Kreatif, Inovatif, Produktif dan Mandiri b. Misi
1. Melatih kreatifitas guna mengoptimalkan potensi lingkungan dan potensi masyarakat yang ada untuk meningkatkan perekonomian warga masyarakat.
2. Membangun pribadi nelayan yang berwawasan luas terutama dalam bidang lingkungan dan kelautan.
3. Menumbuhkembangkan hasil tangkap kelompok nelayan kecil dan masyarakat.
4. Menggalakkan kegiatan pembinaan untuk meningkatkan kualitas sumber daya nelayan kecil dalam pelatihan dan penyuluhan.
5. Meningkatkan kapasitas sikap dan keterampilan kelompok nelayan kecil dan masyarakat.
6. Menjalin kerjasama yang harmonis sesama nelayan kecil dan membangun aliansi strategis (jaringan) dengan berbagai pihak.
7. Membangun semangat bahari dan ikut menjaga biota laut.
4
II. DATA DASAR KELOMPOK A. Nama dan Alamat Kelompok Kelautan dan Perikanan
1. Nama : USAHA BAHARI
2. Nomor Badan Hukum : Belum berbadan hukum
3. Alamat : Nangaroro, RT.020, Kelurahan Nangaroro
4. Dusun :
5. Kelurahan : Nangaroro
6. Kecamatan : Nangaroro
7. Kabupaten/Kota : Nagekeo 8. No.Telp/Fax Sekretariat : -
9. No.HP Ketua Kelompok : -
10. Email : -
11. Koordinat : - 8046’59,181’’ S 121023’7,548’’E B. Peta Lokasi Kelompok :
C. Penumbuhan dan Peningkatan Kelas Kelompok
a. Tanggal/Bln/Tahun Pendirian : 25 April 2014
b. Kelas Kelompok : Pemula
c. Nomor Sertifikat Pengukuhan : 12/KEL-NRR/KEP/11/2018 Peningkatan Kelas Kelompok
a. Tanggal/Bln/Tahun :
b. Kelas Kelompok :
c. Nomor Sertifikat :
5
Penumbuhan dan peningkatan kelas kelompok dilakukan melalui pemberdayaan kelompok nelayan untuk merubah pola pikir nelayan agar mau meningkatkan usaha perikanan dan meningkatkan kemampuan kelompoknya dalam melaksanakan fungsinya. Pemberdayaan nelayan dilakukan melalui kegiatan pelatihan dan penyuluhan dengan pendekatan kelompok. Kegiatan penyuluhan melalui pendekatan kelompok dimaksudkan untuk mendorong terbentuknya kelembagaan nelayan yang mampu membangun sinergi antar kelompok dalam rangka mencapai efisiensi usaha. Selanjutnya, dalam rangka meningkatkan kemampuan kelompok nelayan dilakukan pembinaan dan pendampingan oleh penyuluh perikanan, dengan melaksanakan penilaian klasifikasi kemampuan kelompok secara berkelanjutan yang disesuaikan dengan kondisi perkembangannya.
Dalam penumbuhan kelompok hal yang perlu diperhatikan yaitu kondisi - kondisi kesamaan kepentingan, sumberdaya alam, sosial ekonomi, keakraban, saling mempercayai dan keserasian hubungan antara pelaku utama. Sehingga dapat merupakan faktor pengikat untuk kelestarian kehidupan berkelompok, dimana setiap anggota kelompok dapat merasa memiliki dan menikmati manfaat sebesar - besarnya yang ada dalam kelompok. Selanjutnya barulah kelompok tersebut dapat dibentuk oleh penyuluh dan disahkan oleh aparat setempat (kepala desa).
Peningkatan kelas kemampuan kelompok dilakukan berdasarkan jenis kemampuan dan indikator yang telah diidentifikasi/diverifikasi oleh tim penilai. Melalui penghargaan tersebut diharapkan tercipta sumber daya manusia yang berkualitas, andal, serta berkemampuan manajerial, kewirausahaan, dan kelembagaan bisnis perikanan sehingga mampu berperan dalam membangun usaha kelautan dan perikanan mulai dari hulu sampai dengan hilir yang berdaya saing tinggi, serta dalam melestarikan prinsip pembangunan yang berkelanjutan.
D. Pengurus dan Anggota Kelompok
Kelompok USAHA BAHARI memiliki jumlah anggota sebanyak 7 (tujuh) Orang.
Sebagaimana rincian sebagai berikut :
No Nama L/
P
Umur
(tahun) Pendidikan terakhir
Alamat Jabatan di kelompok 1 Hamka Pua Dawe L 54 SLTA Nangaroro,
RT. 020 Ketua 2 Abdul Hakim Pua
Dawe L 53 SLTA Nangaroro,
RT. 002 Sekretaris
3 Mustafa Yusuf L 43 SD Nangaroro,
RT. 020 Bendahara
4 Safii Azman L 40 SD Konge,
RT.020 Anggota
5 Ismail Musa L 50 SD Nangaroro,
RT. 014 Anggota 6 Anselmus Raja
Moni L 41 SD Nangaroro,
RT. 018 Bendahara
7 Samsudin Sehe L 54 SD Nangaroro,
RT. 020 Anggota
6
Pengurus kelompok terdiri dari ketua, sekretaris, dan bendahara, yang telah dipilih melalui musyawarah mufakat oleh kelompok. Selanjutnya pengurus kelompok yang terpilih harus melaksanakan tugas dan bertanggungjawab atas kepengurusan kelompok sesuai dengan fungsi dan peranannya masing-masing. Begitu juga dengan anggotanya harus mematuhi segala aturan, keputusan dan kesepakatan yang ada dalam kelompok. Dengan demikian kelompok dapat berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan dan harapan yang ingin dicapai.
7
III. STRUKTUR ORGANISASI
Kepengurusan kelompok sebagai perwujudan dinamika organisasi kelompok menjadi penentu dalam perkembangan setiap kelembagaan pelaku utama agar sesuai dengan visi dan misi kelompok. Secara struktur KUB USAHA BAHARI dikelola oleh pengurus yang yang berjumlah 7 (Tujuh) orang yang terdiri dari Ketua, sekertaris, bendahara dan anggota. Sturuktur organisasi KUB Usaha Bahari dapat dilihat pada bagan di bawah ini :
Pembina Kepala Desa
Penyuluh Klementina Moi,S.Pi
Ketua Hamka Pua Dawe
Sekretaris Abdul Hakim P. Dawe
Bendahara Mustafar Yusuf
Anggota 1. Safii Asman 2. Ismail Musa
3. Anselmus Raja Moni 4. Samsudin Sehe
8
Struktur dalam organisasi tersebut mempunyai fungsi dan peranan masing-masing adalah sebagai berikut :
1. Pembina merupakan kepala desa tempat tinggal nelayan itu berdomisili.
Berfungsi dalam hal merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan kegiatan pembinaan kemasyarakatan khususnya pada nelayan.
2. Penyuluh merupakan orang yang berfungsi sebagai motivator, fasilitator, mediator dan dinamisator dalam proses pemberdayaan pelaku utama dan usaha perikanan seperti : memberikan penyuluhan dalam meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan dibidang perikanan (penangkapan, budidaya, pengolahan dan pemasar ikan, garam dan konservasi). Selain itu memfasilitasi akses terhadap sumber informasi, pasar, teknologi dan pembiayaan.
3. Ketua tugasnya yaitu: mengkoordinasikan pelaksanaan rencana kegiatan kelompok, memimpin rapat dan pertemuan kelompok, menetapkan/memutuskan hasil musyawarah, mewakili kelompok untuk berhubungan dengan pihak lain, mempertanggung jawabkan keuangan dan kegiatan kelompok, menandatangani surat-surat baik kedalam atau keluar, memdorong dan memberi semangat anggota kelompoknya.
4. Sekretaris tugasnya yaitu: mencatat kegiatan kelompok, membuat notulen rapat, mengagendakan dan mengarsipkan surat masuk dan keluar, membuat laporan kelompok (bulanan dan tahunan), mewakili ketua untuk berhubungan dengan pihak luar apabila ketua berhalangan hadir.
5. Bendahara tugasnya yaitu: bertanggung jawab menangani seluruh kegiatan administrasi keuangan kelompok seperti menerima pembayaran atas nama kelompok dan menyimpannya dengan baik, melakukan pembayaran atas persetujuan ketua kelompok, menyimpan dan memelihara arsip transaksi keuangan, menyelenggarakan dan memelihara administrasi keuangan kelompok dan menyusun laporan keuangan secara berkala (bulanan dan tahunan).
6. Anggota terdiri dari beberapa orang dalam suatu kelompok yang mempunyai hak dan kewajiban antara lain : berhak untuk menyampaikan usul/saran/pendapat kepada pengurus baik dalam rapat maupun diluar forum rapat, memilih dan dipilih menjadi pengurus kelompok, memperoleh pelayanan yang sama sesuai bidang kegiatan yang dilakukan dalam kelompok, serta memperoleh manfaat baik berupa keuntungan material yang diperoleh dari berkelompok tersebut. Sedangkan kewajiban anggota kelompok antara lain mematuhi aturan-aturan atau kesepakatan dalam kelompok, mematuhi keputusan-keputusan rapat, hadir dan aktif pada setiap rapat-rapat anggota (rapat 2 mingguan, rapat bulanan, atau rapat-rapat lainnya), membayar iuran- iuran (iuran bulanan, iuran pokok dll), aktif memanfaatkan pelayanan yang di selenggarakan oleh kelompok serta wajib tanggung renteng jika ada sesuatu kejadian dalam kelompok yang diakibatkan oleh ketidak sengajaan.
9
IV. PERKEMBANGAN USAHA KELOMPOK a. Jenis Usaha : Penangkapan
Kelompok perikanan Usaha Bahari bergerak di bidang usaha penangkapan ikan sebagai nelayan. Nelayan merupakan sumber mata pencarian utama yang dilakukan oleh masyarakat yang tinggal di Konge , Kelurahan Nangaroro. Hal ini dikarenakan daerah tempat tinggal mereka merupakan wilayah pesisir pantai yang memiliki pontensi sumber daya perikanan yang cukup besar untuk dimanfaatkan, khususnya untuk usaha penangkapan ikan. Kegiatan menangkap ikan kelompok ini pun dilakukan dengan peralatan yang sangat sederhana dan masih tradisional.
b. Jenis Alat Tangkap
Jenis alat tangkap yang digunakan oleh kelompok nelayan yaitu :
- Pukat hanyut : alat penangkapan ikan yang terbuat dari jaring, berbentuk persegi empat dengan ukuran mata jaring yang sama pada seluruh badan jaring. Dilengkapi pelampung pada bagian atas jaring dan pemberat pada bagian bawah jaring. Jaring insang ini dioperasikan dengan tujuan menghadang ruaya gerombolan ikan diatas permukaan laut dengan cara dihanyutkan. Ukuran mata jaring yang dipergunakan oleh kelompok ini yaitu 2 1/2 inchi
- Pancing ulur : alat penangkapan ikan yang dioperasikan secara sederhana dengan cara mengulur tali pancing sampai kedalaman perairan ditempat operasinya dan sambil diangkat dan diturunkan dengan tangan. Kontruksi pancing ulur terdiri dari mata pancing, umpan tali pancing dan penggulung tali pancing.
c. Komoditas hasil tangkap
Adapun jenis komoditas hasil tangkapan ikan yang biasanya didapat oleh kelompok nelayan “Usaha Bahari” yaitu :
- Ikan tongkol : merupakan jenis ikan yang paling banyak ditangkap oleh kelompok ini, dengan persentase 3o% lebih banyak jika dibandingkan dengan jenis ikan lainnya.
- Ikan kembung : Ikan kembung merupakan ikan yang kadang-kadang hidupnya didasar daerah tepian landasan benua bawah air (antara jurang continental shelf dan tepi pantai) dan kadang-kadang hidup didekat permukaan laut tergantung kepada musim. Ikan ini seringkali berkumpul secara bergerombolan dan banyak sekali ke muncul permukaan pada musim tertentu, sehingga mudah ditangkap secara besar-besaran. Persentase hasil tangkapan ikan kembung yang di dapat yaitu 30%.
- Ikan layang : Ikan layang merupakan ikan perenang cepat dan hidup secara berkelompok dilaut yang jernih dan bersalinitas tinggi.Ikan layang hidup dengan salinitas tinggi yaitu berkisar ± 32‰. Ikan layang juga termasuk dalam jenis ikan stenohalyn yang dapat hidup hanya dengan memakan plankton.Persentase hasil tangkapan ikan kurisi yang didapat yaitu 30%.
10
- Ikan layur ikan perairan laut yang mudah dikenal dari bentuknya yang panjang dan ramping. Ikan ini tersebar di perairan tropika maupun sedang. Persentase ikan ini ditangkap yaitu 10%.
Ikan tongkol Ikan kembung Ikan layang
Ikan karang Ikan layur Ikan tembang
Gambar 2. Komoditas Jenis ikan yang ditangkap oleh kelompok nelayan
11 d. Sarana Penangkapan
No Nama
Anggota
Kepemilikan sarana penangkapan
Status Kepemilikan
Jenis perairan Alat
tangkap Jml Armada
tangkap Jml Jenis
Mesin Jml
Pukat hanyut 1 Kapal 3 GT 1 22 PK 1 Bantuan
Pemerintah
Laut
1 Hamka Pua Dawe
Pukat Pancing
1 Milik Sendiri
dan bantuan pemerintah
Laut
2
Abdul Hakim Pua Dawe
Pukat Pancing
1 Milik Sendiri
dan bantuan pemerintah
Laut
3 Mustafa Yusuf
Pukat Pancing
1 Milik Sendiri
dan bantuan pemerintah
Laut
4 Safii Azman
Pukat Pancing
1 Kapal motor 1 Ketinting 1 Milik Sendiri dan bantuan pemerintah
Laut
5 Ismail Musa
Pukat Pancing
1 Milik Sendiri
dan bantuan pemerintah
Laut
6
Anselmus Raja Moni
Pancing Pancing
1 Kapal motor 1 ketinting Milik Sendiri
dan bantuan pemerintah
Laut
7 Samsudin Sehe
Pukat Pancing
1 Milik Sendiri
dan bantuan pemerintah
Laut
12
Setiap anggota kelompok memiliki sarana penangkapan masing-masing.
Sarana penangkapan tersebutlah yang dipergunakan oleh kelompok Nelayan untuk melaut guna memenuhi kebutuhan hidupnya yang merupakan mata pencarian utamanya.
e. Data Produksi dan Produktivitas Kelompok No Komoditas Alat
tangkap
Produksi (kg/bln)
Produktivitas (kg/th)
Keterangan
1 Ikan Tongkol Pukat 800 6400
2 Ikan Kembung Pukat 700 5600
3 Ikan Layang Pukat 500 4000
4 Ikan Tembang Pukat 300 2400
5 Ikan Layur pancing 300 2400
Laju produksi dan produktivitas dalam kegiatan perikanan tangkap ditentukan oleh seberapa besar upaya penangkapan yang memapar suatu daerah penangkapan ikan. Upaya penangkapan ditentukan oleh jenis alat tangkap, jumlah hari operasi (trip), dan penggunaan teknologi penangkapan serta iklim. Dengan demikian upaya penangkapan akan menentukan jumlah produksi ikan pada suatu kawasan perikanan, sehingga upaya penangkapan juga berpengaruh terhadap keadaan sumberdaya ikan. Kemampuan tangkap suatu alat tangkap dapat diketahui dari produktivitas penangkapan, yang diukur berdasarkan perbandingan antara produksi dengan upaya penangkapan.
Jenis alat tangkap yang dimiliki oleh nelayan sangat penting untuk meningkatkan produksi nelayan karena jenis alat tangkap yang baik dan lebih dari satu jenis dapat meningkatkan produksi ikan yang ditangkap. Lama melaut (jumlah trip) berpengaruh terhadap hasil produksi ikan apabila semakin lama maka semakin banyak perolehan tangkapan ikan yang ditangkap oleh nelayan. Selain itu iklim merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap hasil tangkapan ikan karena apabila cuaca buruk nelayan tidak dapat melaut dan musim ikan ada pada waktu- waktu tertentu.
f. Aset Kelompok Perikanan
No Jenis Barang Jumlah Nama Pemilik Nominal (Rp)
1
Perahu 3 GT Mesin 22PK
1 Unit
1 Unit Usaha Bahari 75.000.000
2 Pukat Pancing
6 piss
1 Unit Hamka Pua Dawe
2.500.000 350.000
13 3
Perahu dayung Pancing
pukat
1 Unit 1 unit 6 piss
Abdul Hakim Pua Dawe
2.000.000 350.000 2.000.000 4
Kapal mesin Pukat
1 Unit 1 unit 6 piss
Mustafa Yusuf
5.000.000 3.500.000 2.500.000
5
Kapal Mesin pukat Pancing
1 Unit 1 unit1 1 unit 6 piss
Safii Azman
5.000.000 3.500.000 2.000.000 200.000
6 Pancing 1 Unit
Ismail Musa 350.000
7
Kapal Mesin pukat Pancing
1 Unit 1 unit1 1 unit 6 piss
Anselmus Raja Moni
5.000.000 3.500.000 2.000.000 200.000
8 Pukat 6 piss Samsudin Sehe 2.000.000
Aset yang dimiliki oleh kelompok atau anggota berasal dari bantuan dari pemerintah dan swadaya masyarakat sendiri. Aset yang dimiliki merupakan sarana dan prasarana yang digunakan untuk kegiatan penangkapan ikan seperti perahu, mesin dan jaring.
g. Omset Usaha Anggota Kelompok
Omzet Kelompok sebesar Rp. 17.500.000,- selama 1 tahun. Dengan rincian :
No Nama Anggota Omzet per Tahun
1 Hamka Pua Dawe 5.000.000,-
2 Abdul Hakim Pua Dawe 3.000.000,-
3 Mustafa Yusuf 2.000.000,-
4 Safii Azman 3.000.000,-
5 Ismail Musa 1.000.000,-
6 Anselmus Raja Moni 2.000.000,-
7 Samsudin Sehe 1.500.000,-
TOTAL 17.500.000
Omset nelayan ditentukan oleh jumlah tangkapan ikan yang diperoleh oleh nelayan dan jenis ikan yang tangkap serta harga jenis ikan yang terjual. Semakin banyak hasil produksi ikan yang ditangkap oleh nelayan maka semakin banyak pula omzet yang di dapatkan. Begitu juga apabila jenis ikan yang ditangkap merupakan
14
ikan jarang atau bernilai harga tinggi maka nilai jualnya dipasar pun akan mahal sehingga dapat mempengaruhi omset nelayan.
h. Program Kerja
• Pertemuan Rutin / rembuk Kelompok : ada 1 Kali/bulan
• Pertemuan bulanan dengan penyuluh : ada 1 Kali/bulan
Pertemuan tersebut merupakan kegiatan rutin yang dilakukan tiap bulannya oleh kelompok saja (antar pengurus dan anggotanya) dan pertemuan juga dilakukan antar kelompok dengan penyuluh. Pertemuan dilakukan masing-masing minimal 1 kali tiap bulannya. Pertemuan ini memiliki beberapa fungsi diantaranya : 1. Sebagai media informasi kepada kelompok terkait usaha perikanan yang
dilakukan.
2. Sebagai sarana silaturahmi dan saling mengisi serta mengingatkan akan makna dan tujuan berkelompok.
3. Sebagai sarana untuk menerima keluhan dan pengaduan serta kesulitan yang dihadapi kelompok dalam kaitannya terhadap usaha perikanan yang dilakukan.
4. Memberikan jalan keluar terhadap permasalahan yang dihadapi kelompok, juga turut serta memberikan motivasi agar lebih giat dalam melakukan kegiatan usahanya.
5. Membangun keasadaran kelompok untuk lebih aktif dan terampil dalam meningkatkan usahanya dengan memberikan wawasan ilmu pengetahuan serta pemahaman akan kemampuan personal maupun kelompok.
i. Bantuan Pemerintah dari KKP yang pernah diterima
NO Jenis Bantuan
Pemerintah Tahun Pemanfaatan
1 2 3
j. Jenis Pelatihan bagi Kelompok / anggota kelompok yang pernah diikuti
NO
Nama Anggota Kelompok
Pelatihan Penyelenggara
Pelatihan Tahun 1 Hamka Pua Dawe Pelatihan
Penangkapan Ikan ramah Lingkungan dengan Gillnet
BPPP Banyuwangi
2016
2 - - - -
15 k. Penghargaan yang diperoleh kelompok
NO Jenis Penghargaan Tingkat
(Nasional/Provinsi/Kab/Kota)
Tahun 1
2 3 4 5 6
16
V. DOKUMENTASI KELOMPOK
17
VI. PENUTUP
Semoga kelompok Perikanan Usaha Bahari bisa memberikan inspirasi kepada kelembagaan pelaku utama lain untuk mengembangkan usaha perikanan yang produktif, inovatif dan berkontribusi besar terhadap peningkatan pendapatan masyarakat dan peningkatan jumlah ketersediaan lapangan pekerjaan terutama didaerah (pedesaan).
Sampai saat ini KUB Usaha Bahari terus berusaha meningkatkan kemampuan dalam perikanan tangkap. Dan mengharapkan pendampingan dan pembinaan dari penyuluh lapangan dan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Nagekeo.