• Tidak ada hasil yang ditemukan

Usulan Pengendalian Tingkat Persediaan Bahan Baku dengan Metode Economic Order Quantity di PT XYZ

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Usulan Pengendalian Tingkat Persediaan Bahan Baku dengan Metode Economic Order Quantity di PT XYZ"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Usulan Pengendalian Tingkat Persediaan Bahan Baku dengan Metode Economic Order Quantity di PT XYZ

M. Dhiemas Agung Kurnia1*, Agustian Suseno2

1,2Program Studi Teknik Industri, Universitas Singaperbangsa Karawang, Indonesia

*Koresponden email: muhamadhiemas@gmail.com

Diterima: 12 Desember 2022 Disetujui: 28 Desember 2022

Abstract

Stock is the most unique and significant working capital in an organization that has material value. Material stock control needs to be considered because it is directly related to the costs that must be borne by the organization. Companies must carry out inventory control to determine the optimal amount of inventory levels needed and when to buy or reorder goods. An inventory management strategy called EOQ takes carrying and ordering costs into account. It is assumed that demand quantities are known, lead times are known and constant, and stock shortages can be completely avoided by placing orders on time. The EOQ method is often used because it is easy to implement and can provide the best solutions for businesses. The Economic Order Quantity (EOQ) method which is based on the inventory model formula produces an economical order quantity, 670, which results in reduced ordering and holding costs to minimize PT XYZ and maximize profits. PT. XYZ should be able to determine the amount of safety stock, reorder point as an effort to avoid the risk of running out of raw materials and excess of raw materials so as to reduce the costs required to purchase raw materials.

Keywords: economic order quantity, EOQ, reorder point, safety stock, lead time

Abstrak

Stok adalah modal kerja paling unik dan signifikan dalam suatu organisasi yang memiliki nilai material.

Pengendalian stok material perlu dicermati karena memiliki kaitan dengan biaya yang menentukan jumlah optimal tingkat persediaan yang dibutuhkan dan kapan harus membeli atau memesan ulang barang. Strategi manajemen inventaris yang disebut EOQ memperhitungkan biaya pengangkutan dan pemesanan.

Diasumsikan bahwa jumlah permintaan diketahui, lead time diketahui dan konstan, dan kekurangan stok dapat sepenuhnya dihindari dengan menempatkan pesanan tepat waktu. Metode EOQ sering digunakan karena mudah diimplementasikan dan dapat memberikan solusi terbaik bagi bisnis. Metode Economic Order Quantity (EOQ) yang didasarkan pada formula model persediaan menghasilkan kuantitas pesanan yang ekonomis, 670, yang menghasilkan pengurangan biaya pemesanan dan penyimpanan untuk meminimalkan PT XYZ dan memaksimalkan keuntungan. PT XYZ harus dapat menentukan jumlah safety stock, reorder point sebagai upaya menghindari risiko kehabisan bahan baku dan kelebihan bahan baku sehingga dapat menekan biaya yang diperlukan untuk pembelian bahan baku.

Kata Kunci: economic order quantity, EO), reorder point, safety stock, lead time

1. Pendahuluan

Indonesia memiliki banyak sumber daya alam, seperti hutan, laut, pertambangan dan lain-lain.

Perusahaan-perusahaan, termasuk usaha manufaktur, jasa, dan perdagangan muncul sebagai akibat dari perkembangan yang pesat dewasa ini, yang berdampak pada perekonomian yang semakin berkembang.

Stok adalah komponen yang memerlukan persiapan dan pengelolaan hukum. Stok adalah modal kerja paling unik dan signifikan dalam organisasi yang bernilai material. Bahan baku yang disimpan dalam stok untuk digunakan di masa depan disebut stok. Stok bahan baku, stok bahan setengah jadi, dan stok barang jadi merupakan stok. Pengendalian stok bahan perlu diperhatikan karena berkaitan langsung dengan biaya yang harus ditanggung oleh organisasi. Karena efisiensi pasokan bahan baku perusahaan, perencanaan metode EOQ akan memungkinkan perusahaan menghemat biaya persediaan dan meminimalkan terjadinya kehabisan stok tanpa mengganggu proses internal [1]–[4].

Ada tidaknya bahan baku yang diolah selama produksi berpengaruh terhadap kelancaran produksi.

Penting untuk diingat bahwa bahan baku yang diperlukan akan selalu tersedia untuk menjamin produksi.

Aset yang selalu berubah adalah persediaan, yang merupakan bagian dari modal kerja. Keahlian PT XYZ

(2)

terkadang menumpuk di gudang. Perusahaan harus melakukan pengendalian persediaan untuk menentukan jumlah optimal dari tingkat persediaan yang dibutuhkan dan kapan harus membeli atau memesan ulang barang. Berdasarkan uraian sebelumnya, permasalahannya adalah bagaimana menentukan apakah PT XYZ menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ) secara efisien [5]–[9].

Strategi manajemen inventaris yang disebut EOQ memperhitungkan biaya penyimpanan dan pemesanan. Diasumsikan bahwa jumlah permintaan diketahui, waktu tunggu diketahui dan konstan, dan kekurangan stok dapat sepenuhnya dihindari dengan menempatkan pesanan tepat waktu. Metode EOQ sering digunakan karena mudah diterapkan dan dapat memberikan solusi terbaik bagi bisnis. Dengan metode EOQ, perusahaan dapat melihat berapa biaya yang dikeluarkan untuk persediaan bahan bakunya (Total Inventory Cost/TIC) dan kapan waktu terbaik untuk membeli atau memesan. Memanfaatkan perhitungan ROP/Re-Order Point, kembalikan bahan baku [10]–[12].

Penggunaan safety stock adalah strategi yang berguna untuk melindungi bisnis dari potensi bahaya yang ditimbulkan oleh persediaan. Perusahaan juga harus menetapkan periode sistematisasi bahan dan bahan baku untuk menentukan EOQ. Selama waktu tersebut, Reorder Point (ROP) akan digunakan untuk memesan material yang ditentukan dalam EOQ tanpa mengganggu proses produksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana cara menekan biaya persediaan pada PT XYZ dengan menggunakan metode EOQ untuk analisis persediaan. [13]–[15].

2. Metode Penelitian

EOQ (Economic Order Quantity)

Dengan memperhatikan biaya persediaan serendah mungkin, dimungkinkan untuk menggunakan rumus matematika untuk mengurangi jumlah pesanan ekonomis. Perhitungan rumus berikut dapat digunakan untuk menghitung EOQ (Economic Order Quantity):

𝐸𝑂𝑄 = √2. (𝐷). (𝑂𝐶) 𝐶𝐶 Keterangan:

EOQ = Jumlah optimal barang per pemesanan.

D = Permintaan tahunan barang persediaan dalam unit (Demand).

OC = Biaya pemesanan (Ordering Cost) (S).

CC = Biaya penyimpanan (Carrying Cost) (H).

Frekuensi persediaan, yang dapat dihitung menggunakan rumus, harus dihitung untuk menentukan berapa kali perusahaan dapat melakukan pembelian dalam setahun. Berikut adalah cara menghitung jumlah persediaan:

Perkiraan jumlah pesanan = 𝐷 𝑄 ∗

Untuk menghitung biaya pemesanan dapat menggunakan rumus biaya pemesanan sebagai berikut:

Biaya pemesanan = 𝐷 𝑄 ∗× 𝑆

Untuk menghitung biaya penyimpanan tahunan dapat menggunakan rumus biaya penyimpanan sebagai berikut:

Biaya penyimpanan =𝑄 ∗ 2 × 𝐻

Perhitungan untuk menghitung persediaan rata-rata tahunan adalah sebagai berikut:

𝐴𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 persediaan =𝑄 ∗ 2

(3)

Safety Stock (Persediaan Pengaman)

Safety stock adalah kemampuan organisasi untuk membuat kondisi stok yang dapat diandalkan dilindungi atau sarat dengan keamanan dengan harapan bahwa organisasi tidak akan pernah mengalami kekurangan stok. Rumus berikut dapat digunakan untuk menghitung safety stock:

𝑆𝑎𝑓𝑒𝑡𝑦 𝑠𝑡𝑜𝑐𝑘 = (Pemakaian maksimum − 𝐴𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 pemakaian) × 𝐿𝑒𝑎𝑑 𝑡𝑖𝑚𝑒 Lead Time

Waktu tunggu, juga dikenal sebagai waktu pengiriman, adalah periode waktu antara pemesanan dan penerimaan barang, dan bisa sesingkat beberapa jam atau selama beberapa bulan. Waktu tunggu adalah waktu yang diperlukan untuk bahan baku yang dipesan tiba setelah pesanan dilakukan. Waktu tunggu untuk pesanan sebelumnya biasanya digunakan untuk menentukan lamanya waktu tunggu.

Reorder Point (ROP)

Reorder Point (ROP) biasanya digunakan untuk menyatakan keputusan tentang kapan harus memesan. Reorder Point (ROP) adalah tingkat persediaan di mana pesanan harus dilakukan untuk memastikan pengiriman barang tepat waktu. Titik pemesanan ulang adalah titik di mana bisnis atau organisasi lain perlu memesan barang atau bahan untuk menciptakan kondisi persediaan yang dapat dikontrol. Rumus perhitungan ROP (Reorder Point) adalah sebagai berikut:

𝑅𝑂𝑃 = 𝐿𝑡 × 𝑄 Keterangan:

ROP = Reorder Point

Lt = Lead Time (hari, minggu, bulan)

Q = Pemakaian rata-rata (per hari, per minggu, atau per bulan)

3. Hasil dan Pembahasan 3.1. Pembelian Bahan Baku

Metode pembelian PT XYZ adalah membeli dengan cara yang khas, dimana pembelian komponen yang belum dimurnikan diselesaikan dari PT XYZ untuk memenuhi kebutuhan normal atau rutin. Manajer PT XYZ membuat keputusan tentang bahan baku mana yang akan dibeli berdasarkan apa yang telah dipelajarinya di masa lalu dan bagaimana hal itu akan memengaruhi produksi musim ini. Pemesanan bahan baku dilakukan dua kali dalam sebulan, PT XYZ menggunakan bahan baku dari Indah Kiat, dimana PT XYZ selama ini tidak menerima bahan baku yang cacat atau rusak. Dengan demikian, PT XYZ dapat melanjutkan kerjasama pembelian karena bahan baku yang dibeli dan digunakan berkualitas tinggi.

Informasi pasokan bahan baku tahun 2021 yang diterima dari pabrik ditunjukkan pada Tabel 1.

Tabel 1. Pembelian bahan baku Bulan Pembelian Bahan Baku

Januari 967

Februari 567

Maret 995

April 1.095

Mei 947

Juni 972

Juli 749

Agustus 726

September 829 Oktober 1.228 November 1.377 Desember 1.153

Total 11.605

Rata-rata 967 Sumber: PT. XYZ (2021)

Dari Tabel 1 terlihat bahwa dari bulan Januari sampai September PT XYZ membeli ±1.000 item

(4)

dengan rata-rata pembelian 967. Gudang memainkan peran penting dalam proses produksi berkelanjutan yang dilakukan PT XYZ.

3.2. Pemakaian Bahan Baku

Pada tahun 2021, PT XYZ akan mengonsumsi bahan baku sebanyak 182.240 kg, dan perusahaan akan melakukan pembelian sebanyak 24 kali per tahun. Data penggunaan untuk tahun 2021 dapat ditinjau pada Tabel 2.

Tabel 2. Penggunaan bahan baku Bulan Pemakaian Bahan Baku

Januari 967

Februari 567

Maret 995

April 1.095

Mei 947

Juni 972

Juli 749

Agustus 726

September 829

Oktober 1.228 November 1.377 Desember 1.153

Total 11.605

Rata-rata 967 Sumber: PT. XYZ (2021)

Berdasarkan Tabel 2 terlihat konsumsi bahan baku PT XYZ berubah setiap bulannya. Sebagian besar bahan baku dikonsumsi pada bulan November, yaitu 377 dan paling sedikit 567 pada bulan Februari 2021.

Total konsumsi bahan baku pada tahun 2021 sebesar 11.605 tergambar dari data konsumsi tersebut di atas.

3.3. Frekuensi Pemesanan

Pengulangan permintaan adalah waktu setiap kali permintaan untuk zat yang tidak dimurnikan diajukan. Setiap bisnis berharap menghasilkan lebih banyak uang, tetapi pesanan yang dilakukan kapan saja tanpa memperhitungkan kebutuhan bahan baku atau inventaris gudang akan lebih mahal daripada pesanan yang dilaksanakan. Dalam usaha mencapai biaya yang lebih rendah, setiap perusahaan manufaktur harus memahami kapan dan berapa jumlah material yang akan dipesan untuk menghindari gudang dan kemacetan. Frekuensi pemesanan PT XYZ ditunjukkan pada Tabel 3.

Tabel 3. Pemakaian bahan baku

Pemesanan Frekuensi Pemesanan Bahan Baku

1 bulan 2 kali

1 tahun 24 kali

Sumber: PT. XYZ (2021)

PT XYZ memesan dua kali sebulan sehingga akan ada 24 pesanan sepanjang tahun.

3.4. Biaya Pembelian

Biaya pembelian merupakan biaya yang erat kaitannya dengan PT XYZ mulai dari pengadaan bahan baku hingga penerimaan bahan baku. Frekuensi pemesanan bahan baku mempengaruhi harga ini. Ketika ada banyak pesanan dalam setahun, jumlah pesanan per pesanan berkurang, yang menurunkan biaya pemesanan dalam setahun. Di sisi lain, biaya pemesanan bahan baku selama satu tahun lebih tinggi bila jumlah pesanan untuk setiap pesanan lebih sedikit. Ini menghasilkan frekuensi pemesanan yang lebih tinggi.

Berdasarkan temuan penelitian diketahui bahwa biaya telepon, khususnya biaya frekuensi pulsa dan harga penggunaan SMS (Short Message Service) untuk berkomunikasi dengan pemasok, merupakan biaya pemesanan PT XYZ. Tidak ada biaya pengiriman dan penanganan untuk PT XYZ karena pemasok bertanggung jawab atas biaya pengiriman dan penanganan. Rincian biaya pemesanan bahan baku dari PT XYZ diberikan pada Tabel 4.

(5)

Tabel 4. Biaya pemesanan bahan baku Jenis Biaya Jumlah (Rp) Biaya Telpon 240.000

Total 240.000 Sumber: PT. XYZ (2021)

Berdasarkan Tabel 4 terlihat bahwa harga langganan tahunan PT XYZ adalah Rp. 240.000.

3.5. Biaya Penyimpanan

PT XYZ mengeluarkan biaya penyimpanan, disebut juga dengan biaya transportasi atau biaya penyimpanan, untuk menyimpan bahan baku dalam waktu yang telah ditentukan. Persediaan bahan baku berpengaruh terhadap biaya penyimpanan. Ketika ada stok bahan baku yang lebih besar, biaya penyimpanan per periode lebih tinggi. Pabrik produksi karton dan gudang bahan baku PT XYZ bukanlah entitas yang berbeda. karena gudang tempat penyimpanan bahan baku relatif mudah, biaya penyimpanannya tidak berlebihan. Biaya tercantum dalam Tabel 5.

Tabel 5. Biaya penyimpanan bahan baku Jenis Biaya Jumlah (Rp) Biaya Listrik 6.000.000

Total 6.000.000 Sumber: PT. XYZ (2021)

Pada tahun 2021, menyimpan bahan baku akan menelan biaya secara keseluruhan 6.000.000 untuk biaya listrik PT XYZ.

3.6. Perhitungan Economic Order Quantity (EOQ)

Biaya persediaan PT XYZ dapat ditekan dengan menggunakan metode EOQ untuk memaksimalkan keuntungan, menurut temuan penelitian tersebut. Namun, sebaiknya perhatikan langkah-langkah yang digunakan untuk menghitung EOQ sebelum memutuskan kuantitas termurah untuk setiap pesanan. Hal ini karena tingkat harga baik untuk harga pesanan maupun harga pembelian material tetap konstan selama periode peninjauan. Selama ini, biaya penyimpanan relatif stabil, bahan yang relevan dapat dibeli kapan saja dari pasar, fasilitas penyimpanan selalu tersedia, dan berapa pun bahan yang relevan dibeli, tidak akan mudah rusak selama penyimpanan.

PT XYZ dapat memanfaatkan metode EOQ saat menganalisis dalam menentukan besar pembelian yang dapat menghasilkan pengurangan biaya dari pembelian yang murah. Anda dapat menentukan jumlah pembelian termurah harus dilakukan saat melakukan pembelian menggunakan metode EOQ.

Pada 2021, sebanyak 11.605 pembelian bahan baku akan dilakukan setiap bulan, atau dua kali pembelian per tahun, menurut PT XYZ. Pada tahun 2021, 11.605 bahan baku akan digunakan. Biaya pemesanan Rp. 240.000 pada tahun 2021, ditambah biaya penyimpanan sebesar 6 juta rupiah pada tahun 2021. Berikut ini adalah perhitungan biaya yang dibutuhkan dalam pembelian bahan baku:

Biaya setiap kali pesan =total biaya pemesanan frekuensi pemesanan

=Rp. 240.000 24 kali

= Rp. 10.000/pemesanan

Padahal, PT XYZ mengirimkan Rp. 240.000 sebagai total harga pesanan, dengan frekuensi pemesanan 24 kali setahun. Perhitungan di atas menunjukkan bahwa memesan bahan baku akan dikenakan biaya Rp. 10.000 untuk setiap pesanan, biaya penyimpanan bahan baku dihitung sebagai berikut:

Biaya penyimpanan bahan baku = total biaya penyimpanan jumlah persediaan bahan baku

=Rp. 6.000.000 11.605

= Rp. 517

Diketahui, PT XYZ mengenakan biaya simpan sejumlah 6,5 juta rupiah, dengan persediaan

(6)

𝐸𝑂𝑄 = √2. (D). (OC) CC

𝐸𝑂𝑄 = √2. (11605). (10000) 517

𝐸𝑂𝑄 = √232100000 517 𝐸𝑂𝑄 = √448936

𝐸𝑂𝑄 = 670

Sebanyak 11.605 bahan baku dibeli berdasarkan informasi dari PT XYZ. Perhitungan EOQ mengungkapkan jika terdapat 670 pesanan bahan baku berwujud barang untuk ditampung dan diantarkan sesuai dengan pesanan, sehingga menghasilkan biaya yang lebih rendah. Berikut adalah cara menghitung persediaan bahan baku rata-rata tahunan PT XYZ:

𝐴𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 persediaan =𝑄 ∗ 2

=670

= 335 2

Presentasi pembelian dengan metode Economic Order Quantity (EOQ) berkisar antara 40 hingga 670, sehingga perhitungan di atas menunjukkan rata-rata persediaan bahan baku sebesar 335. Metode EOQ diikuti ketika menghitung perkiraan frekuensi pesanan untuk setiap pesan:

Perkiraan jumlah pesanan = 𝐷 𝑄 ∗ F =11605

F = 17 670

PT XYZ memiliki perkiraan kebutuhan bahan baku sebanyak 11.605 kg, dan metode Economic Order Quantity (EOQ) telah menghasilkan 670 pesanan ekonomis. Kepadatan pesanan metode EOQ menunjukkan bahwa PT XYZ dapat diproduksi 17 kali per tahun. sedangkan PT XYZ melakukan 24 kali dalam setahun. sehingga PT XYZ dapat lebih jarang memesan bahan baku. Berikut adalah rumus perhitungan biaya pesan per tahun menggunakan metode EOQ:

Biaya pemesanan = 𝐷 𝑄 ∗× 𝑆

=11605

670 × Rp. 10.000

= Rp. 173.208/tahun

Sejumlah 11.605 permintaan bahan baku dibuat, 670 pembelian ekonomis dilakukan dengan menggunakan metode EOQ, dan setiap pesanan bernilai Rp. 10.000 Berdasarkan perhitungan di atas, total biaya dari 41 pesanan yang dilakukan oleh PT XYZ adalah sebesar Rp. 173.208 per tahun. Metode penaksiran biaya penyimpanan per tahun dengan metode EOQ:

Biaya penyimpanan =𝑄 ∗ 2 × 𝐻

=670

2 × Rp. 517

= Rp. 173.195

(7)

Diketahui metode EOQ menerima 670 pesanan ekonomis dan biaya simpan per kilogramnya adalah Rp. 517. Dari perhitungan di atas, diketahui bahwa PT XYZ dapat mengeluarkan biaya penyimpanan sebesar Rp. 173.195 per tahun.

3.7. Perhitungan Safety Stock

Ketika, misalnya, konsumsi bahan baku melebihi persyaratan yang diantisipasi dan pesanan barang datang terlambat, stok pengaman diperlukan. sehingga fluktuasi permintaan dan lamanya waktu bahan baku tiba dapat dijembatani dengan adanya safety stock. Proses produksi PT XYZ bisa menjadi lebih sulit ketika pabrik kehabisan bahan baku, yang bisa menurunkan keuntungan. Stok pengaman diperlukan untuk memastikan tidak ada kekurangan bahan baku.

Penentuan tingkat safety stock adalah kegiatan yang wajib dilaksanakan secara cermat dan akurat.

Ini karena memiliki safety stock mengurangi biaya tidak memiliki persediaan. Semakin besar safety stock maka semakin kecil kemungkinan untuk kehabisan stok bahan baku, dalam hal ini cost of stock akan semakin rendah, maka perusahaan tidak akan mengalami rugi karena permintaan konsumen tidak terpenuhi, serta kegiatan produksi berjalan dengan lancar. Namun adanya safety stock meningkatkan biaya penyimpanan bahan baku, semakin besar safety stock maka semakin mahal biaya penyimpanan bahan baku.

Oleh karena itu, PT XYZ harus teliti dan cermat dalam menentukan safety stock agar stok dapat memenuhi perannya sesuai dengan bisnisnya. Perhitungan persediaan pengaman terlihat seperti ini:

𝑆𝑎𝑓𝑒𝑡𝑦 𝑠𝑡𝑜𝑐𝑘 = (Pemakaian maksimum − 𝐴𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 pemakaian) × 𝐿𝑒𝑎𝑑 𝑡𝑖𝑚𝑒

= 1377 − 967 × 3 hari

= 1230/tahun

Safety stock untuk mencegah bahan baku tidak disediakan dengan penunjukan PT XYZ. PT XYZ harus selalu memiliki stock level 1.230 yang artinya perusahaan harus memiliki raw material level 1.230 untuk menutupi kekurangan bahan baku selama masa tenggang, menurut perhitungan yang dilakukan dengan metode EOQ. Untuk mengantisipasi tanpa mengganggu prosedur pembuatan.

3.8. Penaksiran Reorder Point (ROP)

Reorder point adalah metode untuk menentukan kapan PT XYZ akan melakukan pemesanan baru untuk memastikan bahan baku datang sesuai dengan jadwalnya. Karena bahan baku tidak bisa langsung didapatkan hari itu juga jika dipesan. Jumlah bahan baku yang tersisa setelah pabrik menerima pesanan baru disebut ROP. Istilah "lead time" digunakan dalam penelitian ini untuk menggambarkan waktu yang dibutuhkan bahan baku untuk tiba setelah dipesan.

Dari pemesanan hingga penerimaan bahan baku, PT XYZ membutuhkan waktu tiga hari untuk menerimanya. Saat persediaan mencapai Reorder Point (ROP), PT XYZ harus melakukan pemesanan ulang untuk menghindari kekurangan bahan baku. Perhitungan berikut dilakukan untuk menentukan waktu pemesanan ulang:

Waktu pemesanan = Jumlah hari kerja Frekuensi pemesanan

=360 17

= 21 hari

Mengingat perkiraan di atas, disadari bahwa PT XYZ dapat melakukan pemesanan seperti jarum jam dengan 360 hari setiap tahun dan pengulangan permintaan beberapa kali sesuai strategi EOQ. Metode untuk menentukan penggunaan rata-rata:

𝑄 = 𝐸𝑂𝑄

𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑚𝑒𝑠𝑎𝑛𝑎𝑛

= 670 21 ℎ𝑎𝑟𝑖

= 31

Metode Economic Order Quantity (EOQ) digunakan untuk perwujudan 670 pesanan ekonomi yang ditempatkan setiap 21 hari. Perhitungan di atas menunjukkan bahwa rata-rata hingga 31 hari digunakan.

Cara menghitung ROP:

(8)

𝑅𝑂𝑃 = 𝐿𝑡 × 𝑄

= 3 hari × 31

= 93

Ketika stok bahan baku mencapai Re-Order Point (ROP) yaitu 93, maka PT XYZ harus memenuhi backorder dengan EOQ sebesar 670. Hal ini terlihat dari perhitungan Re-Order Point (ROP) diatas, yaitu menunjukkan bahwa setiap hari menggunakan bahan baku, yang mengurangi jumlah stok. Karena waktu pengiriman kurang lebih tiga hari sejak pemesanan dilakukan hingga bahan baku tiba di gudang, maka proses pembelian wajib dilaksanakan sebelum stok bahan baku di gudang habis.

4. Kesimpulan

Metode Economic Order Quantity (EOQ) yang didasarkan pada formula model persediaan menghasilkan jumlah pesanan yang ekonomis, 670, yang menghasilkan pengurangan biaya pemesanan dan penyimpanan untuk meminimalkan PT XYZ dan memaksimalkan keuntungan. Metode EOQ melakukan pembelian bahan baku dari PT XYZ sejumlah 17 kali per tahun, sedangkan pemesanan dilaksanakan oleh PT XYZ sebanyak 24 kali per tahun. Akibatnya, biaya penyimpanan PT XYZ lebih besar jika membandingkan dengan metode EOQ, dengan biaya penyimpanan sebesar Rp. 346.403. Hal ini dikarenakan pesanan yang semakin sedikit. Dengan menggunakan metode EOQ, safety stock yang mempercepat proses produksi harus minimal 1.230.

5. Referensi

[1] N. Indriastuty, S. Sukimin, L. Indah Jayanti, and R. Ernayani, “Analisis Persediaan Suku Cadang dengan Metode Economic Order Quantity,” Jurnal GeoEkonomi, vol. 9, no. 1, pp. 45–59, 2018, doi:

https://doi.org/10.36277/geoekonomi.v9i1.3.

[2] P. Pujiastuti and L. Ariyani, “Penerapan Metode Economic Order Quantity pada Sistem Informasi Persediaan Barang Perusahaan Otomotif,” Jurnal Informatika Universitas Pamulang, vol. 6, no. 4, pp. 713–720, 2021, doi: 10.32493/informatika.v6i4.12836.

[3] D. Prayogi, N. Yudisha, and R. Rezeki, “Pengendalian Persediaan Bahan Baku Multi Item dengan Metode Economic Order Quantity (EOQ) Multi Item di PT. Global Mulia Nusantara,” G-Tech:

Jurnal Teknologi Terapan, vol. 6, no. 2, pp. 231–240, Sep. 2022, doi: 10.33379/gtech.v6i2.1680.

[4] D. Khairani Sofyan and S. Meutia, “Analisis Persediaan Material Jenis Botol Menggunakan Metode Economic Order Quantity (EOQ),” Jurnal Optimalisasi, vol. 2, no. 3, pp. 223–231, 2018, doi:

https://doi.org/10.35308/jopt.v2i3.207.

[5] Y. Evitha and F. Ma’ruf Hs, “Pengaruh Penerapan Metode Economic Order Quantity (EOQ) Terhadap Pengendalian Persediaan Bahan Baku Produksi di PT. Omron Manufacturing Of Indonesia,” Jurnal Logistik Indonesia, vol. 3, no. 2, pp. 88–100, 2019, [Online]. Available:

http://ojs.stiami.ac.id

[6] H. I. Unsulangi, A. Hasan Jan, and F. Tumewu, “Analisis Economic Order Quantity (EOQ) Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kopi pada PT. Fortuna Inti Alam,” Jurnal EMBA, vol. 7, no.

1, pp. 51–60, 2019.

[7] A. Zulfikar, L. Parinduri, and A. Hasibuan, “Analisa Persediaan Kayu dengan Metode Economic Order Quantity (EOQ),” Buletin Utama Teknik, vol. 15, no. 3, pp. 234–240, 2020.

[8] S. Sofiyanurriyanti, “Analisa Persediaan Bahan Baku Mengunakan Metode EOQ (Economy Order Quantity) di CV. Alfa Nafis,” Jurnal Ilmiah Rekayasa, vol. 10, no. 2, pp. 65–70, 2017.

[9] A. Rizkina, R. Syafitri Lubis, and R. Widyasari, “Analisis Pengendalian Persediaan Menggunakan Metode Min-Max dan Economic Order Quantity (EOQ),” Jurnal Ilmiah Multi Disiplin Indonesia, vol. 1, no. 11, pp. 1700–1711, 2022.

[10] K. Hidayat, J. Efendi, and R. Faridz, “Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kerupuk Mentah Potato Dan Kentang Keriting Menggunakan Metode Economic Order Quantity (EOQ),”

Performa: Media Ilmiah Teknik Industri, vol. 18, no. 2, Feb. 2020, doi:

10.20961/performa.18.2.35418.

[11] C. Wahyu Oktavia and C. Natalia, “Analisis Pengaruh Pendekatan Economic Order Quantity Terhadap Penghematan Biaya Persediaan,” Jurnal Penelitian dan Aplikasi Sistem & Teknik Industri (PASTI), vol. XV, no. 1, pp. 103–117, 2021.

[12] S. Yanti Girsang and N. Prima Waluyowati, “Pengendalian Persediaan Bahan Baku Garam Menggunakan Metode EOQ (Economic Order Quantity) pada Pabrik Es Wira Jatim,” Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB Universitas Brawijaya, vol. 7, no. 2, pp. 1–17, 2019.

(9)

[13] R. Ratningsih, “Penerapan Metode Economic Order Quantity (EOQ) Untuk Meningkatkan Efisiensi Pengendalian Persediaan Bahan Baku Pada CV Syahdika,” Jurnal Ekonomi & Manajemen Universitas Bina Sarana Informatika, vol. 19, no. 2, 2021.

[14] S. Santosa, G. Satriyono, and R. Nur Bambang, “Analisis Metode Economic Order Quantity (EOQ) sebagai Dasar Pengendalian Persediaan Bahan Baku (Studi pada Yankees Bakery, Kecamatan Kertosono),” JIMEK : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi, vol. 1, no. 1, 2018, doi:

http://dx.doi.org/10.30737/jimek.v1i1.281.

[15] K. Almadany, I. Zikra Ar Rusyfa, and R. Wahyuni, “Analisis Pengendalian Persediaan dengan Metode Economic Order Quantity (EOQ) untuk Meminimalisasi Biaya Persediaan pada UD. Melati Jaya,” Jurnal Education and Development, vol. 8, no. 4, pp. 443–447, 2020, doi:

https://doi.org/10.37081/ed.v8i4.2142.

Referensi

Dokumen terkait

prosedur pelaksanaan pemberian Kredit Kepemilikan Rumah di PT. Bank Tabungan Negara cabang pembantu Bubutan – Surabaya. 1.5.2 Bagi Pembaca. Dapat memberikan informasi yang

Pada tahap ini, output software LINGO dan hasil dari model Algoritma Genetik dianalisis untuk melihat apakah model dapat membantu pihak perusahaan dalam meminimasi

Pengembangan aplikasi yang cepat dan mudah Android menyediakan akses yang sangat luas kepada pengguna untuk menggunakan library yang diperlukan dan tools yang

c) Tim survey tersebut kemudian melakukan survey harga berdasarkan komponen kebutuhan hidup buruh atau pekerja lajang sebagaimana tercantum dalam

Penelitian selanjutnya di lakukan oleh Zahreni & Pane (2012) menggunakan teori Ajzen & Fisbein (1975) yang menyatakan bahwa intensi berwirausaha merupakan

Dengan demikian, orientasi penelitian ini adalah untuk: (a) membuktikan apakah ada pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pedagang berdasarkan dimensi

Upaya pendisiplinan di SMPN 3 Surakarta dapat dianalisis menggunakan teori disiplin dan hukuman Michel Foucault karena dalam pendisiplinan atau membentuk

Dari hasil analisis keselamatan termohidrolika dapat disimpulkan bahwa iradiasi pelat EBU U-7Mo/Al dan U-6Zr/Al yang dilaksanakan secara bersamaan di dalam stringer