• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI KANTOR WILAYAH JAWA BARAT DRAFT RENCANA STRATEGIS KANTOR WILAYAH TAHUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI KANTOR WILAYAH JAWA BARAT DRAFT RENCANA STRATEGIS KANTOR WILAYAH TAHUN"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI KANTOR WILAYAH JAWA BARAT

Jalan Jakarta No. 27, Bandung – 40272 Telepon/Faksimili : 022 – 7272185 / 022 – 7219173

Laman : jabar.kemenkumham.go.id, email : [email protected]

DRAFT RENCANA STRATEGIS KANTOR WILAYAH TAHUN 2020 – 2024

BAB I PENDAHULUAN

A. Kondisi Umum

Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM, berdasarkan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Nomor 30 Tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, merupakan Instansi Vertikal Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia yang berkedudukan di Provinsi, berada dibawah dan bertanggung jawab keapda Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia untuk melaksanakan tugas dan fungsi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia di Tingkat Wilayah berdasarkan kebijakan Menteri Hukum dan Hak Asasi Mnusia dan ketentuan perundang – undangan.

Dalam melaksankaan tugasnya, Kantor Wilayah menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :

1. Pengkoordinasian perencanaan, pengendalian program, dan pelaporan;

2. Pelaksanaan pelayanan di bidang Administrasi Hukum Umum, Kekayaan Intelektual, dan Pemberian Informasi Hukum;

3. Pelaksanaan fasilitas perancangan produk hukum daerah dan pengembangan budaya hukum serta penyuluhan, konsultasi dan bantuan hukum;

4. Pengkoordinasian pelaksanaan opersional Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusiadi bidang keimigrasian dan bidang pemasyarakatan

5. Penguatan dan Pelayanan Hak Asasi Manusia untuk mewujudkan penghormatan, pemenuhan, pemajuan, perlindungan, dan penegakan Hak Asasi Manusia; dan

6. Pelaksanaan urusan Administrasi di Lingkungan Kantor Wilayah.

(2)

Sebelum menguraikan perencanaan strategis 2020 – 2024, terlebih dahulu diuraikan capaian Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Jawa Barat dalam kurun waktu 2015 – 2019. Capaian ini sekaligus menjadi perpektif bagi penyusunan renstra tahun 2020 – 2024, banyak hal yang telah dilakukan oleh Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Jawa Barat, salah satu yang terbaik adalah mendapatkan Predikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN – RB) pada tahun 2019 dan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Jawa Barat menjadi satu – satunya Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia yang mendapatkan predikat tersebut.

B. Potensi

Potensi besar yang dimiliki oleh Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Jawa Barat adalah Sumber Daya Manusia (SDM) dengan kualitas SDM yang baik, Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Jawa Barat mendapatkan Predikat WBK pada Tahun 2019, ini merupakan suatu modal awal yang besar untuk mencapai target – target yang ditentukan pada masa yang akan datang.

C. Permasalahan

Pembahasan permasalahan pada Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Jawa Barat dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua) faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Permasalahan yang muncul dari internal secara tidak langsung dapat diminimalisir oleh internal organisasi sehingga tidak akan banyak mengganggu terget yang akan dicapai. Sebaliknya untuk permasalahan – permasalahan dari pihak eksternal menjadi tantangan yang besar untuk dipecahkan agar tidak mengganggu kinerja dari Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Jawa Barat

(3)

BAB II

VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS

A. VISI DAN MISI 1. VISI

Sesuai arahan Presiden, hal terpenting yagn harus dicapai dalam kurun waktu lima tahun kedepan adalah menjadikan peningkatan produktivitas sebaagai prioritas. Pelaksanaan pekerjaan tidak lagi kerja berorientasi proses, tapi harus berorientasi pada hasil – hasil. Tugas pemerintah bukan hanya membuat dan melaksanaakan kebijakan, tetapi juga harus memastikan bahwa masyarakat menikmati pelayananan serta hasil pembangunan. Dengan kata lain tugas birokrasi adalah making delivered, menjamin agar manfaat program dirasakan oleh masyarakat. Terdapat (lima) hal yang menjadi arahan dan pedoman dalam pelaksanaan tugas pemerintahan kedepan, yaitu :

a. Pembangunan SDM agar menjadi pekerja keras, dinamis, terampil, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi;

b. Pembangunan infrastruktur yagn menghubungkan kawasan prosuksi denagn kawasan distribusi, mempermudah akses ke kawasan wisata, mendongkrak lapangan kerja baru, dan mengakseslerasi nilai tambah perekonomian rakyat;

c. Penyederhanaan dan pemangkasan segala bentuk kendala regulasi yang menghambat penciptaan lapangan kerja dan pengembangan UMKM;

d. Penyederhanaan birokrasi sehingga efektif dan efisien; dan e. Transformasi Ekonomi

Mendasarkan pada hal tersebut dan dengan mempertimbangkan masalah pokok bangsa, tantangan pembangunan yang dihadapi dan capaian pembangunan selama ini, maka visi pembangunan nasional untuk tahun 2020 – 2024 adalah :

“Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepripadian Berlandaskan Gotong Royong”

(4)

Upaya untuk mewujudkan visi tersebut adalah melalui 9 Misi Pembangunan yaitu:

a. Peningkatan kualitas manusia indonesia;

b. Struktur ekonomi yang produktif, mandiri, dan berdaya saing;

c. Pembangunan yang merata dan berkeadilan;

d. Mencapai lingkungan hidup yang berkelanjutan;

e. Kemajuan budaya yang mencerminkan kepribadian bangsa;

f. Penegakkan sistem hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya;

g. Perlindungan bagi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada setiap warga;

h. Pengelolaan pemerintahan yang bersih, efektif dan terpercaya;

i. Sinergi pemerintah daerah dalam kerangka negara kesatuan;

Sejalan dengan arahan Presiden terkait pelaksanaan visi dan misi tersebut di Lingkungan Kementerian/LPNK, maka untuk kurun waktu 2020 – 2024 ditetapkan visi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia adalah :

“Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia yang Andal, Profesional, Inovatif, dan Berintegritas dalam Pelayanan kepada

Presiden dan Wakil Presiden untuk Mewujudkan Visi dan Misi Presiden dan Wakil Presiden :

“Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”

2. MISI

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia melaksanakan misi Presiden dan Wakil Presiden No. 1, 2, 3, 5, 6, 7 dan 8 dengan uraian sebagai berikut:

a. Menyusun Peraturan Perundang – undangan yang berkualitas dan Melindungi Kepentingan Nasional

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia sebagai salah satu Kementerian yang bertanggung jawab terhadap perumusan, penetapan dan pelaksanaan kebijakan di bidang peraturan perundang – undangan akan berupaya seoptimal mungkin untuk mewujudkan peraturan perundang – undangan yang berkualitas dan melindungi kepentingan nasional. Makna kualitas dalam misi ini adalah peraturan perundang – undangan. Tidak hanya itu, dalam misi

(5)

ini juga terkandung peran strategis Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia yaitu melakukan Pembinaan Hukum Nasional sehingga produk hukum yang dihasilkan dilaksanakan sesuai norma dan aturan serta mampu menciptakan kondisi yang aman, tertib, dan damai dalam kerangka Pancasila dan Undang – Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945.

b. Menyelenggarakan Pelayanan Publik di Bidang Hukum yang berkualitas

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia bertanggungjawab memberikan layanan kepada seluruh masyarakat secara adil dan berkepastian hukum, khususnya dibidang administrasi hukum umum, kekayaan intelektual, keimigrasian, pemasyarakatan, dan pemberian bantuan hukum secara prima sesuai asas pelayanan publik yang telah diatur dalam peraturan perundang – undangan. Selain untuk mencegah praktik korupsi dibidang pelayanan publik, terjaganya kualitas layanan publik akan mampu memberikan kontribusi positif pada upaya perbaikan peringkat kemudahan berusaha (easy of doing bussiness/EODB) Indonesia di dunia Internasional serta untuk meningkatkan investasi di bidang perekonomian.

c. Melaksanakan Penegakan Hukum yang Menjadi Pendorong Inovasi, Kreativitas, dan Pertumbuhan Ekonomi Nasional, serta Berperan dalam Menjaga Stabilitas Keamanan Negara.

Penegakan hukum yang dilakukan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia selain harus adail dan berkepastian hukum, tentunya harus memenuhi kemanfaatan. Beberapa penegakan hukum yang dilakukan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, yaitu :

 Penegakan Hukum dibidang Kekayaan Intelektual dilakukan untuk melindungi hak kekayaan intelektual yang ada di negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan terlindunginya hak kekayaan intelektual tersebut, diharapkan mampu mendorong inovasi dan kreativitas anak bangsa di negeri ini dan mampu mengkontribusi peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional.

 Penegakan hukum di bidang keimigrasian diarahkan untuk menjaga stabilitas keamanan negara melalui penindakan atas pelanggaran dokumen keimigrasian sekaligus melindungi

(6)

kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia melalui pengawasan lalu lintas manusia di perbatasan.

 Penegakan hukum dibidang pemasyarakatan selain diarahkan untuk menjaga stabilitas keamanan negara dengan cara menjaga kondisi Lembaga Pemasyarakatan/Rumah Tahanan selalu aman dan tertib, juga diarahkan untuk menciptakan manusia mandiri yang mampu bekerja dan menghasilkan pendapatan sehingga meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional. Proses ini akan dilaukan melalui program revitalisasi pemasyarakatan dan akan dilaksankaan secara berkesinambungan.

d. Melaksanakan Peningkatan Kesadaran Hukum, Penghormatan, Perlindungan dan Pemenuhan Hak Asasi Manusia yang Berkelanjutan

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia menjadi salah satu Kementerian yang merumuskan, menetapkan dan melaksanakan kebijakan di bidang pembudayaan kesadaran hukum masyarakat dan hak asasi manusia, tentunya harus mampu meningkatan kesadaran hukum masyarakat, memberikan perlindungan dan pemenuhan Hak Asasi Manusia sebagai bentuk dari Penghormatan Hak Asasi Manusia. Keberhasilan dari misi ini dapat dilihat dari meningkatnya kesadaran Hukum dan Hak Asasi Manusia serta menurunnya tingkat pelanggaran Hukum dan Hak Asasi Manusia serta dilihat dari meningkatnya partisipatif pemerintah pusat dan daerah dalam mengimplementasikan Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia.

e. Melaksanakan Tata Laksana Pemerintahan yang baik melalui Reformasi Birokrasi dan Kelembagaan

Hal ini dilaksanakan untuk memastikan bahwa pelaksanaan tugas fungsi teknis dalam menjalankan mewujudkan visi dan misi berjalan sesuai target, tepat sasaran, dan dilaksanakan secara efektif dan efisien. Misi ini diarahkan agar seluruh kinerja Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia baik di pusat dan daerah sesuai dengan prinsip – prinsi tata kelola pemerintahan yang baik. Hal ini akan dilakukan melalui pengelolaan manajerial denagn pendekatan Man, Money, Materials, Machines, and Methods (5M) secara terukur, dimana Man merujuk pada Sumber Daya Manusia yang dimiliki oleh

(7)

organisasi. Dalam manjemen, faktor manusia adalah yang paling menentukan. Manusia yang membuat tujuan dan manusia pula yang melakukan proses untuk mencapai tujuan. Money atau Uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan. Uang merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai. Besar-kecilnya hasil kegiatan dapat diukur dari jumlah uang yang digunakan dalam organisasi. Materials terdiri dari bahan yang akan diolah menjadi suatu kinerja. Untuk mencapai hasil yang lebih baik, selain manusia yang ahli dalam bidangnya juga harus dapat menggunakan bahan/materi-materi sebagai salah satu sarana. Sebab tanpa adanya materi yang jelas maka manusia tidak akan bisa bekerja terarah dan tidak akan tercapai hasil yang dikehendaki. Machine atau mesin digunakan untuk memberi kemudahan atau menghasilkan keuntungan yang lebih besar serta menciptakan efisiensi kerja. Dalam hal ini adalah sarana prasarana yang dibutuhkan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia untuk menunjang pelaksanaan tugas fungsinya. Sedangkan Methods adalah suatu tata cara kerja yang memperlancar jalannya pekerjaan Sebuah metode adalah penetapan cara pelaksanaan kerja suatu tugas dengan memberikan berbagai pertimbangan - pertimbangan kepada sasaran, fasilitas - fasilitas yang tersedia dan penggunaan waktu, serta anggaran dan kegiatan. Misi ini akan dilaksanakan dengan koridor reformasi birokrasi melalui penataan 8 (delapan) area perubahan secara berkelanjutan.

B. TUJUAN

Menjabarkan Visi dan Misi, maka tujuan yang hendak dicapai oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam Pembangunan Hukum dan Hak Asasi Manusia adalah :

1. Penyusunan Peraturan perundang – undangan yang berkualitas dan melindungi kepentingan nasional bertujuan untuk menciptakan kondisi bangsa yang aman, tertib dan teratur yang berlandaskan peraturan perundang – undangan;

2. Menyelenggarakan pelayanan publik dibidang hukum yang berkualitas bertujuan untuk meningkatkan kepuasan masyarakat terhadap layanan hukum yang diberikan oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia;

(8)

3. Melaksanakan penegarakan hukum yang menjadi pendorong inovasi, kreativitas, dan pertumbuhan ekonomi nasional, serta berperan dalam menjaga stabilitas keamanan Negara bertujuan untuk meningkatkan investasi dan pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui inovasi dan kreatifitas serta menciptakan stabilitas keamanan negara;

4. Melaksanakan peningkatan kesadaran hukum, penghormatan, perlindungan dan pemenuhan hak asasi manusia yang berkelanjutan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran hukum dan memastikan terimplementasikannya kebijakan nasional yang mendorong penghormatan, perlindungan dan pemenuhan Hak Asasi Manusia;

5. Melaksanakan tata laksana pemerintahan yang baik melalui reformasi birokrasi dan kelembagaan bertujuan untuk mewujudkan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia menjadi organisasi yang solid, bertanggung jawab, efisien dan efektif dan dapat bersinergi secara konstruktif

C. SASARAN STRATEGIS

Sasaran strategis adalah pembangunan hukum sesuai dengan tugas dan fungsi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia merupakan kondisi yang diinginkan dapat dicapai oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia sebagai suatu outcome/impact dari beberapa program yang dilaksanakan. Gambaran dari sasaran strategis tersebut dapat dicermati dari peta stratagis yang didalamnya dikelompokan berdasarkan perspektif kepentingannya, yaitu prespektif eksternal stakeholder, internal business, learning and growth dan budget.

discipline.

(9)

Gambar 2.1

Peta Strategi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia

Apabila sasaran strategis tersebut dibuat sebagai suatu alur keterkaitan dengan pelaksanaan misi Presiden/Wapres dan tujuan yang telah diuraikan diatas, maka alur tersebut dapat dicermati pada tabel berikut dibawah ini:

NO PELAKSANAAN MISI

PRES/WAPRES TUJUAN SASARAN STRATEGIS 1 Menyusun peraturan

perundang-undangan yang berkualitas dan melindungi kepentingan nasional

Terciptanya kondisi bangsa yang aman, tertib dan teraratur yang berlandaskan peraturan perundang- undangan

 Meningkatkan peran dalam memberikan keadilan, kemanfaatan dan kepastian hukum (SS1)

 Memastikan terpenuhinya peraturan perundang- undangan yang sesuai dengan azas pembentukan peraturan perundang (SS3 2 Menyelenggarakan

pelayanan publik dibidang hukum yang berkualitas

Meningkatnya kepuasan masyarakat terhadap layanan hukum yang

diberikan oleh

Kementerian Hukum dan HAM

Memastikan pelayanan publik di bidang hukum sesuai dengan asaz penyelenggaraan pelayanan publik (SS4)

3 Melaksanakan

penegakan hukum yang menjadi pendorong inovasi, kreativitas, dan pertumbuhan ekonomi nasional, serta berperan dalam menjaga stabilitas keamanan negara

Meningkatnya investasi dan pertumbuhan ekonomi indonesia melalui inovasi dan kreatifitas serta menciptakan stabilitas keamanan negara

 Memastikan penegakkan hukum yang mampu menjadi pendorong inovasi dan kreativitas dalam pertumbuhan ekonomi nasional (SS5)

(10)

NO PELAKSANAAN MISI

PRES/WAPRES TUJUAN SASARAN STRATEGIS

 Ikut berperan serta dalam menjaga stabilitas keamanan dan kedaulatan NKRI(SS6) 4 Melaksanakan

peningkatan kesadaran hukum, penghormatan, perlindungan dan pemenuhan hak asasi

manusia yang

berkelanjutan

Meningkatnya kesadaran hukum dan memastikan terimplementasikannya kebijakan nasional yang mendorong

penghormatan,

perlindungan dan pemenuhan HAM

 Mengoptimalkan peran dalam penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan HAM (SS2)

 Meningkatnya kesadaran hukum dan pemajuan HAM bagi masyarakat dan masyarakat dan aparatur (SS7)

5 Melaksanakan tata laksana pemerintahan yang baik melalui reformasi birokrasi dan kelembagaan

Terwujudnya Kementerian Hukum dan HAM menjadi organisasi yang solid, bertanggung jawab, efisien dan efektif dan dapat bersinergi secara konstruktif

 Meningkatnya SDM kementerian hukum dan HAM yang unggul dan berdaya saing (SS8)

 Membangun budaya kerja yang berorientasi kinerja dan pelayanan (SS9)

 Meningkatkan efektivitas organisasi (SS10)

 Meningkatkan pemanfaatan TI untuk layanan hukum dan HAM (SS11)

 Mengoptimalkan

pemanfaatan anggaran (SS12)

Tabel 2.1

Alur Keterkaitan antara Misi, Tujuan dan Sasaran Strategis

D. TATA NILAI

Dalam konteks tersebut dan guna mendukung pelaksanaan visi dan misi, maka dalam kurun waktu 2020-2024 menetapkan kembali “PASTI” sebagai Tata Nilai (Values) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Tata nilai tersebut mengacu kepada prinsip - prinsip tuntunan dan perilaku yang melekat di dalam organisasi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia sehingga seluruh sumber daya manusianya bekerja sesuai dengan yang diharapkan. Tata Nilai mencerminkan dan memperkuat budaya yang diinginkan oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia sehingga mendukung dan menuntun pengambilan keputusan serta membantu organisasi dalam melaksanakan Visi dan Misi Presiden dan Wakil Presiden dengan cara yang tepat sekaligus guna mewujudkan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia menjadi institusi pemerintahan terbaik, berkualitas, bermartabat, terpercaya, dan berkelas dunia.

(11)

PASTI adalah akronim dari Profesional, Akuntabel, Sinergi, Transparan, dan Inovatif. Adapun nilai - nilai yang terkandung dari masing - masing kata tersebut adalah sebagai berikut :

Profesional, adalah sikap yang mengacu pada peningkatan kualitas profesi. Dalam konteks tata nilai ini, Profesional dimaknai bahwa aparat Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia diaharapkan mampu menjadi aparat yang bekerja keras untuk mencapai tujuan organisasi melalui penguasaan bidang tugasnya, menjunjung tinggi etika dan integritas profesi, sehingga mampu menjadi problem solver bagi permasalahan di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia dan mampu menjadi aparatur sipil yang unggul dan berkelas dunia.

Akuntabel, adalah segala sesuatunya dapat dipertanggungjawabkan sesuaidengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dimana pertanggungjawaban tersebut berkaitan dengan sumber/input proses yang dilakukan dan hasil/output yang didapatkan. Dalam konteks ini seluruh aparatur Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia harus dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya kepada masyarakat sesuai dengan ketentuan atau peraturan yang berlaku.

Sinergi, adalah suatu bentuk dari sebuah proses atau interaksi yang menghasilkan suatu keseimbangan yang harmonis sehingga bisa menghasilkan sesuatu yang optimum. Ada beberapa syarat utama penciptaan sinergi yakni kepercayaan, komunikasi yang efektif, feedback yang cepat, dan kreativitas. Sinergi dalam tata nilai PASTI ini menggambarkan komitmen untuk membangun dan memastikan hubungan kerjasama yang produktif serta kemitraan yang harmonis dengan para pemangku kepentingan untuk menemukan dan melaksanakan solusi terbaik, bermanfaat dan berkualitas antar jajaran Kementerian Hukum dan HAM dan dengan insititusi terkait.

Transparan, adalah adanya keterbukaan dalam mengelola suatu kegiatan. Transparan dalam tata nilai ini dimaknai bahwa Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia menjamin akses atau kebebasan bagi setiap orang untuk memperoleh informasi tentang penyelenggaraan pemerintahan, yakni informasi tentang kebijakan, proses pembuatan dan pelaksanaannya, serta hasil – hasil yang dicapai.

Inovatif, adalah usaha seseorang dengan mendayagunakan pemikiran, kemampuan imajinasi, berbagai stimulan, dan individu yang

(12)

mengelilinginya dalam menghasilkan produk baru, baik bagi dirinya sendiri ataupun lingkungannya. Seluruh aparatur Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia harus mampu inovatif sehingga mendukung kreativitas dan mengembangkan inisiatif untuk selalu melakukan pembaharuan dalam penyelenggaraan tugas dan fungsinya.

E. INDIKATOR KINERJA UTAMA

SASARAN KEGIATAN

INDIKATOR KINERJA UTAMA

FORMULASI PERHITUNGAN

TARGET PENANGGUNG

JAWAB 2020 2021 2022 2023 2024

KEPALA KANTOR WILAYAH Meningkatnya

layanan dukungan manajemen di lingkungan Kantor Wilayah

Kementerian Hukum dan HAM

Indeks kepuasan layanan internal di lingkungan Kantor Wilayah

Kementerian Hukum dan HAM

Survey Internal 7,1 7,2 7,21 7,22 7,23

Nilai Reformasi Birokrasi Kantor Wilayah

Kementerian Hukum dan HAM

Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kantor Wilayah

Penilaian WBK/WBBM

75 75 75 75 75 Oleh TPI (Tim

Penilai Internal) Nilai Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Wilayah

Kementerian HUkum dan HAM

74 74 74 74 74

KEPALA DIVISI ADMINISTRASI Meningkatnya

layanan dukungan manajemen di lingkungan Kantor Wilayah

Kementerian Hukum dan HAM

Indeks kepuasan layanan internal di lingkungan Kantor Wilayah

Kementerian Hukum dan HAM

Survey Internal 7,1 7,2 7,21 7,22 7,23

Nilai Reformasi Birokrasi Kantor Wilayah

Kementerian Hukum dan HAM

Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kantor Wilayah

23 23 23 23 23

Penilaian WBK/WBBM

75 75 75 75 75 Oleh TPI (Tim

Penilai Internal) Nilai Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Wilayah

74 74 74 74 74

(13)

SASARAN KEGIATAN

INDIKATOR KINERJA UTAMA

FORMULASI PERHITUNGAN

TARGET PENANGGUNG

JAWAB 2020 2021 2022 2023 2024

Kementerian HUkum dan HAM

KEPALA BAGIAN PROGRAM DAN HUBUNGAN MASYARAKAT Meningkatnya

kualitas Program dan Penanggaran di lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM

Persentase Satuan Kerja di lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM yang memiliki

perencanaan berorientasi pada hasil / outcome

Jumlah Satuan Kerja di lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM yang memiliki perencanaan penganggaran berorientasi pada hasil / outcome dibagi Jumlah Satuan Kerja Kantor Wilayah dikali 100%

100% 100% 100% 100% 100%

Meningkatnya kualitas Program dan Penanggaran di lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM

Persentase Satuan Kerja di lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM yang memiliki

perencanaan berorientasi pada hasil / outcome

Jumlah Satuan Kerja di lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM yang memiliki perencanaan penganggaran berorientasi pada hasil / outcome dibagi Jumlah Satuan Kerja Kantor Wilayah dikali 100%

100% 100% 100% 100% 100%

Persentasi Satuan Kerja di lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM yang mengimplementasik an area perubahan Reformasi Birokrasi

Jumlah Satuan Kerja di lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM yang

mengimplementasi

kan area

perubahan Reformasi Birokrasi dikali 100%

100% 100% 100% 100% 100%

Meningkatnya citra Positif

Kementerian Hukum dan HAM di wilayah

Persentase opini positif terhadap pemberitaan Kantor Wilayah

Kementerian Hukum dan HAM di media

Jumlah Berita Positif yang di publikasikan dibagi dengan Jumlah Seluruh Berita yang

terpublikasikan dikali 100%

75% 80% 85% 90% 95%

(14)

SASARAN KEGIATAN

INDIKATOR KINERJA UTAMA

FORMULASI PERHITUNGAN

TARGET PENANGGUNG

JAWAB 2020 2021 2022 2023 2024

Persentase berita yang dipublikasikan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM yang terintegrasi

Jumlah Berita Satuan Kerja yang terintegrasi dengan website Kantor Wilayah dibagi dengan Jumlah Berita yang

dipublikasikan Satuan Kerja dikali 100%

75% 80% 85% 90% 95%

KEPALA BAGIAN UMUM Meningkatnya

Layanan Data dan Informasi Berbasis Elektronik di lingkungan Kantor Wilayah

Kementerian Hukum dan HAM

Indeks Evaluasi Kepatuhan

Pengelolaan Teknologi Informasi di lingkungan Kantor Wilayah

Kementerian Hukum dan HAM

Nilai Indeks Evaluasi

kepatuhan Pengelolaan TI

3,1 3,2 3,3 3,4 3,5

Meningkatnya kualitas pelayanan ketatausahaan dan

kerumahtanggaan di lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM

Persentase pegawai yang puas atas layanan umum internal Kantor Wilayah

Kementerian Hukum dan HAM

Jumlah pegawai yang puas atas layanan umum internal Kantor Wilayah dibagi seluruh pegawai Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM dikali 100%

100% 100% 100% 100% 100%

Persentase pefawai yang puas atas layanan perkantoran Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM

Jumlah pegawai yang puas atas layanan

perkantoran Kantor Wilayah dibagi seluruh pegawai Kantor Wilayah

Kementerian Hukum dan HAM dikali 1000%

100% 100% 100% 100% 100%

Peningkatan kualitas pengelolaan Sumber Daya Manusia di lingkungan Kantor Wilayah

Kementerian Hukum dan HAM

Indeks Layanan Kepegawaian di lingkungan Kantor Wilayah

Kementerian Hukum dan HAM

Nilai Indeks Layanan

Kepegawaian di lingkungan Kantor Wilayah

Kementerian Hukum dan HAM

3,1 3,2 3,3 3,4 3,5

(15)

SASARAN KEGIATAN

INDIKATOR KINERJA UTAMA

FORMULASI PERHITUNGAN

TARGET PENANGGUNG

JAWAB 2020 2021 2022 2023 2024

Terwujudnya Tata Kelola Keuangan yang efektif dan efisien di lingkungan Kantor Wilayah

Kementerian Hukum dan HAM

Persentase Satuan Kerja di lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM yang mempunyai laporan keuangan sesuai standar akuntansi pemerintahan

Jumlah Satuan Kerja yang mempunyai laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi pemerintah dibagi dengan jumlah seluruh Satuan Kerja di lingkungan Kantor Wilayah dikali 100%

100% 100% 100% 100% 100%

Persentase Satuan Kerja di lingkungan Kantor Wilayah yang mendapatkan nilai Indikaator Kinerja Pelaksanaan Anggaran di atas 93

Jumlah Satuan Kerja di lingkungan Kantor Wilayah yang

mendapatkan nilai Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran di atas 93 dibagi dengan jumlah Satuan Kerja yang ada di Kantor Wilayah dikali 100%

95% 96% 97% 98% 99%

Terwujudnya Optimalisasi pengelolaan BMN di lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM

Persentase BMN yang digunakan untuk mendukung tusi sesuai ketentuan di lingkungan Kantor Wilayah

Kementerian Hukum dan HAM

Jumlah BMN yang digunakan untuk mendukung tusi sesuai ketentuan dibagi Jumlah Total BMN di lingkungan Kantor Wilayah

Kementerian Hukum dan HAM dikali 100%

100% 100% 100% 100% 100%

Persentase

menurunnya nilai temuan BMN di lingkungan Kantor Wilayah

Kementerian Hukum dan HAM

Jumlah nilai temuan tahun (n-1) – n dibagi jumlah nilai temuan (n-1) dikali 100%

25% 20% 15% 10% 5% Nilai temuan = jumlah Rupiah

KEPALA BIDANG PELAYANAN HUKUM Meningkatnya

jumlah PNBP Administrasi Hukum Umum di wilayah

Persentase

peningkatan PNBP Administrasi Hukum Umum di wilayah

Jumlah PNBP tahun berjalan dikurangi jumlah PNBP tahun sebelumnya dibagi jumlah PNBP

5% 5% 5% 5% 5% idem

(16)

SASARAN KEGIATAN

INDIKATOR KINERJA UTAMA

FORMULASI PERHITUNGAN

TARGET PENANGGUNG

JAWAB 2020 2021 2022 2023 2024

tahun sebelumnya dikali 100%

Meningkatnya efektivitas pelaksanaan tugas MPNW, MPW, dan MPD

Persentase penyelesaian laporan pengaduan masyarakat terkait dugaan pelanggaran perilaku dan pelaksanaan jabatan Notaris di wilayah

Jumlah Laporan pengaduan masyarakat yang diselesaikan dibagi jumlah seluruh Laporan

pengaduan masyarakat yang diterima dikali 100%

80% 82% 84% 86% 88% idem

(17)

BAB III

ARAH KEBIJAKAN, STRATEGIS, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN

A. Arah Kebijakan dan Strategi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia A.1 Peraturan Perundang – undangan yang berkeadilan, bermanfaat, dan

berkepastian hukum.

Strategi 1 :

1) Menyelaraskan Program Legislasi Nasional, Program Pembentukan Peraturan Pemerintah dan Program Pembentukan Peraturan Presiden, serta Program Pembentukan Peraturan Menteri.

2) Mendorong diselesaikannya proses pembahasan Rancangan Undang- Undang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) dan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP).

3) Meningkatkan koordinasi dalam pengharmonisasian peraturan perundang-undangan.

4) Meningkatkan peran Kantor Wilayah Kementerian Hak Asasi Manusia dalam memfasilitasi pembentukan produk hukum daerah 5) Peningkatan sumber daya manusia jabatan fungsional

perancang peraturan perundang-undangan

6) Analisis dan evaluasi hukum nasional dalam rangka memastikan pembentukan dan pelaksanaan peraturan perundang-undangan telah sesuai ketentuan

A.2 Pelayanan Hukum yang mudah, cepat, dan menjangkau seluruh lapisan masyarakat.

Strategi 2 :

1) Memperkuat peran dan fungsi central authority dalam pelaksanaan kerjasama bantuan timbal balik dalam masalah pidana dan ekstradisi

2) Peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam rangka pelayanan hukum

3) Pemenuhan sarana dan prasarana yang mendukung peningkatan layanan hukum termasuk penggunaan teknologi informasi (e-government).

4) Mendekatkan pelayanan hukum kepada masyarakat yang membutuhkan

(18)

5) Mendorong Implementasi Undang – undang Sistem Pidana Peradilan Anak (UU SPPA)

6) Peningkatan dan efektifitas pelaksanaan bantuan hukum untuk masyarakat miskin

7) Peningkatan penyuluhan hukum untuk masyarakat

8) Memperkuat sistem Jaringan Data dan Informasi Hukum (JDIH) A.3 Penegakan Hukum di Bidang Keimigrasian, Pemasyarakatan, dan

Kekayaan Intelektual yang menjamin kepastian Hukum bagi masyarakat.

Strategi 3 :

1) Memperkuat Rupbasan sebagai bagian dari sistem peradilan pidana terpadu melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia dan dukungan sarana

2) Melakukan pencegahan dan peningkatan pengawasan terhadap terjadinya pelanggaraan keimigrasian dan kekayaan intelektual 3) Penguatan Kapasitas Balai Pemasyarakatan, Lembaga

Pemasyarakatan Khusus Anak (LPKA) dan Lembaga Penempatan Anak Sementara (LPAS) sebagai bagian dari sistem peradilan pidana terpadu melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia dan dukungan sarana

A.4 Penghormatan, Perlindungan dan Pemenuhan Hak Asasi Manusia serta Budaya Hukum Masyarakat yang berkelanjutan.

Strategi 4 :

1) Penguatan kelembagaan sekretariat RANHAM (Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia)

2) Peningkatan Koordinasi dalam rangka penyusunan kebijakan pemajuan, penghormatan dan penegakan Hak Asasi Manusia antar Instansi

3) Sinergisitas kegiatan pendidikan dan penyuluhan hukum dan Hak Asasi Manusia dalam rangka mendorong budaya hukum baik di lingkungan instansi pemerintah maupun swasta.

A.5 Reformasi Birokrasi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia yang berintegritas tinggi dan mampu menciptakan birokrasi pemerintah yang professional.

Strategi 5 :

1) Melakukan koordinasi, fasilitasi, dan sosialisasi pelaksanaan reformasi birokrasi di lingkungan kementerian

(19)

2) Pembinaan dan pengelolaan keuangan sesuai peraturan perundang- undangan secara transparan dan akuntabel

3) Pengendalian internal (Quality Assurance and Consulting) melalui kegiatan pendampingan, evaluasi, reviu, audit, monitoring, dan pengawasan lainnya serta penelaahan/ penanganan pengaduan

4) Peningkatan kualitas dan kompetensi aparatur melalui pengembangan kompetensi terpadu

B. Arah Kebijakan dan Strategi Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Jawa Barat

B.1 Peraturan perundang-undangan yang berkeadilan, bermanfaat, dan berkepastian hukum.

Strategi 1 :

1) Meningkatkan koordinasi dalam pengharmonisasian peraturan perundang-undangan dengan Pemerintah Daerah di Provinsi Jawa Barat;

2) Meningkatkan peran Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Jawa Barat dalam memfasilitasi pembentukan produk hukum daerah;

3) Peningkatan sumber daya manusia jabatan fungsional perancang peraturan perundang-undangan di lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Jawa Barat B.2 Pelayanan Hukum yang mudah, cepat, dan menjangkau seluruh lapisan

masyarakat.

Strategi 2 :

1) Peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam rangka pelayanan hukum pada Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Jawa Barat

2) Pemenuhan sarana dan prasarana yang mendukung peningkatan layanan hukum termasuk penggunaan teknologi informasi (e-government) di lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Jawa Barat

3) Mendekatkan pelayanan hukum kepada masyarakat di wilayah Jawa Barat yang membutuhkan

(20)

4) Mendorong implementasi Undang – Undang Sistem Pidana Peradilan Anak (UU SPPA) di Wilayah Jawa Barat;

5) Peningkatan dan efektifitas pelaksanaan bantuan hukum untuk masyarakat miskin di wilayah Jawa Barat

6) Peningkatan penyuluhan hukum untuk masyarakat di Wilayah Jawa Barat

7) Memperkuat Sistem Jaringan Data dan Informasi Hukum (JDIH) di Wilayah Jawa Barat

B.3 Penegakan hukum di bidang Keimigrasian, Pemasyarakatan, dan Kekayaan

Intelektual yang menjamin kepastian hukum bagi masyarakat. Strategi 3 :

1) Memperkuat Rupbasan di lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Jawa Barat sebagai bagian dari sistem peradilan pidana terpadu melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia dan dukungan sarana;

2) Melakukan pencegahan dan peningkatan pengawasan terhadap terjadinya pelanggaraan keimigrasian dan kekayaan intelektual di Wilayah Jawa Barat;

3) Penguatan Kapasitas Balai Pemasyarakatan dan Lembaga Pemasyarakatan Khusus Anak (LPKA) di lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Jawa Barat sebagai bagian dari sistem peradilan pidana terpadu melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia dan dukungan sarana B.4 Penghormatan, perlindungan dan pemenuhan Hak Asasi Manusia serta

budaya hukum masyarakat yang berkelanjutan.

Strategi 4 :

1) Penguatan kelembagaan Sekretariat RANHAM (Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia) di Wilayah Jawa Barat;

2) Peningkatan koordinasi dalam rangka penyusunan kebijakan pemajuan, penghormatan dan penegakan Hak Asasi Manusia antar instansi di wilayah Jawa Barat

3) Sinergitas kegiatan pendidikan dan penyuluhan hukum dan Hak Asasi Manusia dalam rangka mendorong budaya hukum baik di lingkungan instansi pemerintah maupun swasta di wilayah Jawa Barat

(21)

B.5 Reformasi Birokrasi Kementerian Hukum dan HAM yang berintegritas tinggi dan mampu menciptakan birokrasi pemerintah yang profesional.

Strategi 5 :

1) Melakukan koordinasi, fasilitasi, dan sosialisasi pelaksanaan reformasi birokrasi di lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Jawa Barat;

2) Pembinaan dan pengelolaan keuangan sesuai peraturan perundang- undangan secara transparan dan akuntabel di lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Jawa Barat

3) Pengendalian internal (Quality Assurance and Consulting) melalui kegiatan pendampingan, evaluasi, reviu, monitoring, dan pengawasan lainnya serta penelaahan/penanganan pengaduan di lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Jawa Barat

4) Peningkatan kualitas dan kompetensi aparatur melalui pengembangan kompetensi terpadu di lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Jawa Barat

(22)

BAB IV

TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN

A. Target Kinerja

1. Indikator Kinerja Strategis

a) Terbentuknya peraturan perundang-undangan yang berkeadilan, bermanfaat dan berkepastian hukum dengan indikator kinerja :

a.1 Jumlah peraturan perundang-undangan yang terbentuk sesuai dengan rencana pembentukan peraturan perundang- undangan;

a.2 Persentase pasal peraturan perundang-undangan prakarsa pemerintah yang dijudicial review di Mahkamah Konstitusi.

b) Meningkatnya kualitas layanan hukum yang mudah, cepat, dan menjangkau seluruh lapisan masyarakat, dengan indikator kinerja : b.1 Angka rata – rata Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap

Pelayanan Publik di Lingkungan Kementerian Hukum dan HAM;

b.2 Jumlah Desa Sadar Hukum yang terbentuk;

b.3 Jumlah Tindak lanjut kerjasama bantuan timbal balik dalam masalah pidana baik Indonesia sebagai negara penerima maupun negara pemohon

c) Terselenggaranya penegakan hukum di bidang Keimigrasian, Pemasyarakatan, Kekayaan Intelektual yang menjamin kepastian hukum bagi masyarakat, dengan indikator kinerja:

c.1. Persentase rata – rata tingkat penyelesaian permasalahan hukum bidang pemasyarakatan, keimigrasian, dan kekayaan intelektual.

d) Terimplementasikannya kebijakan nasional yang mendorong terwujudnya Penghormatan, perlindungan dan pemenuhan Hak Asasi Manusia, dengan indikator kinerja :

d.1. Jumlah institusi pusat dan daerah yang melaksanakan program aksi Hak Asasi Manusia;

d.2. Jumlah Kabupaten/Kota Peduli Hak Asasi Manusia;

d.3. Persentase rekomendasi penanganan dugaan pelanggaran HAM yang ditindaklanjuti instansi terkait.

(23)

e) Meningkatnya kualitas penyelenggaraan Reformasi Birokrasi Kementerian Hukum dan Ham RI, dengan indikator kinerja:

e.1. Indeks Reformasi Birokrasi;

e.2. Indeks Integritas.

2. Indikator Kinerja Program

a) Indeks Reformasi Birokrasi;

Outcome

Terwujudnya Manajemen Organisasi yang Transparan dan Akuntabel Indikator Kinerja Utama :

1) Indeks Reformasi Birokrasi;

2) Indeks Integritas;

3) Opini BPK atas Laporan Keuangan;

4) Nilai Akuntabilitas Kinerja.

Indikator Kinerja Kegiatan pada Kantor Wilayah :

1) Jumlah dokumen perencanaan dan penganggaran yang tepat sasaran, akuntabel dan transparan;

2) Jumlah layanan kepegawaian yang tepat posisi dan tepat waktu;

3) Jumlah Layanan Keuangan yang Akurat dan Akuntabel;

4) Jumlah Layanan BMN yang terpetakan sesuai Kebutuhan;

5) Jumlah Layanan Ketatausahaan yang Akurat dan Akuntabel;

6) Jumlah Informasi kegiatan Kantor Wilayah yang disebarluaskan/dipublikasikan kepada Masyarakat.

b) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Kementerian Hukum dan HAM.

Outcome

Terwujudnya Dukungan Peningkatan Sarana dan Prasarana Unit Kerja Kementerian Hukum dan HAM

Indikator Kinerja Utama :

1) Jumlah pembangunan/pengadaan sarana dan prasarana yang tepat sasaran dan sesuai kebutuhan unit kerja;

2) Jumlah pembangunan rehabilitasi/renovasi gedung kantor sesuai dengan kebutuhan unit kerja.

c) Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.

(24)

Outcome

Meningkatnya Akuntabilitas Pelaksanaan Tugas dan Fungsi Satuan Kerja di Lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Indikator Kinerja Utama :

1) Persentase satuan kerja yang pengelolaan keuangannya sudah sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan;

2) Persentase satuan kerja yang akuntabilitas kinerjanya kategori baik;

3) Jumlah satuan kerja yang berpredikat WBK/WBBM di Lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia;

4) Angka rata – rata Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap Pelayanan Publik di Lingkungan Kementerian Hukum dan HAM d) Program Administrasi Hukum Umum

Outcome

Terciptanya kepastian Layanan Jasa Administrasi Hukum Umum dan Pengembangan Hukum Internasional di Indonesia

Indikator Kinerja Utama :

1) Jumlah Permohonan Layanan Jasa Administrasi Hukum Umum yang telah diselesaikan tepat waktu dan sesuai standar;

2) Jumlah tindak lanjut kerjasama bantuan timbal balik dalam masalah pidana baik Indonesia sebagai negara penerima maupun negara pemohon;

3) Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap Layanan Jasa Hukum Indikator Kinerja Kegiatan pada Kantor Wilayah :

1) Terselenggaranya Layanan Administrasi Hukum Umum di Wilayah;

e) Program Pembinaan dan Penyelenggaraan Pemasyarakatan Outcome 1

Meningkatnya Kualitas Layanan Penyelenggaraaan Pemasyarakatan Indikator Kinerja Utama :

1) Persentase basan baran yang dikelola sesuai standar;

2) Persentase tahanan yang mendapatkan perawatan dan pengadministrasian sesuai standar;

3) Persentase narapidana yang mendapatkan pembinaan sesuai dengan standar;

(25)

4) Persentase anak yang mendapatkan bimbingan kemasyarakatan dan pengentasan anak sesuai dengan standar;

5) Persentase klien yang mendapatkan bimbingan kemasyarakatan dan pengawasan sesuai dengan standar;

6) Persentase tindak lanjut pengaduan dan pelanggaran kode etik penyelenggaraan pemasyarakatan sesuai dengan standar.

Indikator Kinerja Kegiatan pada Kantor Wilayah :

1) Persentase basan baran yang mendapatkan pelayanan administrasi basan baran sesuai standar;

2) Persentase basan baran yang mendapatkan pengelolaan basan baran sesuai standar;

3) Persentase tahanan yang mendapatkan pelayanan administrasi tahanan sesuai standar;

4) Persentase narapidana/tahanan yang mendapatkan pelayanan kebutuhan dasar dan kesehatan lingkungan sesuai standar;

5) Persentase tahanan yang mendapatkan pelayanan bantuan hukum dan bimbingan kegiatan sesuai standar;

6) Persentase narapidana/tahanan yang mendapatkan pelayanan perawatan kesehatan lanjutan sesuai standar;

7) Persentase narapidana/tahanan yang mendapatkan pelayanan perawatan kesehatan khusus dan rehabilitasi sesuai standar;

8) Persentase narapidana/tahanan yang mendapatkan pelayanan perawatan kesehatan dasar dan penyuluhan kesehatan sesuai standar;

9) Persentase narapidana yang mendapatkan kegiatan kerja produksi sesuai standar;

10) Persentase narapidana yang mendapatkan latihan keterampilan sesuai standar;

11) Persentase narapidana yang mendapatkan pembinaan kepribadian sesuai standar;

12) Persentase narapidana yang mendapatkan pelayanan administrasi narapidana sesuai standar;

13) Jumlah narapidana narkotika yang memperoleh layanan rehabilitasi;

(26)

14) Persentase narapidana yang mendapatkan pelayanan integrasi (asimilasi, PB, CB, CMB) dan Pendayagunaan TPP sesuai standar;

15) Persentase anak yang mendapatkan pelayanan registrasi sesuai standar;

16) Persentase anak yang mendapatkan pendampingan anak sesuai standar;

17) Persentase anak yang mendapatkan pendidikan dan pengentasan anak sesuai standar;

18) Persentase klien yang mendapatkan pelayanan registrasi sesuai standar;

19) Persentase klien yang mendapatkan pembimbingan dan pengawasan sesuai standar;

20) Persentase UPT Pemasyarakatan di wilayah yang disupervisi dalam pelaksanaan tugas pemasyarakatan di wilayah sesuai standar;

21) Persentase Pengaduan yang ditindaklanjuti sesuai standar;

22) Persentase pencegahan gangguan keamanan dam pemeliharaan keamanan sesuai standar;

23) Persentase gangguan keamanan yang ditindak dan ditanggulangi sesuai standar;

24) Persentase pengamanan dan pemeliharaan IT sesuai standar;

25) Persentase data Pemasyarakatan di SDP sesuai Standar;

26) Jumlah dokumen perencanaan, penganggaran, dan pelaporan yang disusun secara akuntabel dan tepat waktu;

27) Jumlah layanan perkantoran

f) Program Peningkatan Pelayanan dan Penegakan Hukum Keimigrasian.

Outcome 1

Meningkatnya Pelayanan Keimigrasian Indikator Kinerja Utama :

1) Jumlah Pelayanan Keimigrasian yang diselesaikan sesuai dengan ketentuan;

2) Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap Layanan Keimigrasian.

(27)

Indikator Kinerja Kegiatan pada Kantor Wilayah :

1) Jumlah penerbitan dokumen keimigrasian bagi orang asing yang sesuai ketentuan dari permohonan yang masuk;

2) Jumlah penerbitan dokumen keimigrasian bagi WNI yang sesuai ketentuan dari permohonan yang masuk;

3) Jumlah layanan informasi dan komunikasi keimigrasian;

4) Jumlah pemeriksaan keimigrasian di TPI;

5) Jumlah layanan dukungan manajemen dan layanan teknis lainnya Ditjen Imigrasi;

6) Jumlah layanan Perkantoran.

Outcome 2

Meningkatnya Penegrakan Hukum Keimigrasian Indikator Kinerja Utama :

1) Jumlah penyelesaian tindak pidana keimigrasian sesuai dengan ketentuan;

2) Jumlah penyelesaian tindakan administratif keimigrasian sesuai dengan ketentuan.

Indikator Kinerja Kegiatan pada Kantor Wilayah : 1) Jumlah pengawasan keimigrasian sesuai standar;

2) Jumlah penyidikan keimigrasian yang dilakukan;

3) Jumlah kegiatan pembinaan dan pengawasan yang dilakukan;

4) Jumlah tindakan administratif keimigrasian yang ditangani sesuai ketentuan.

g) Program Pembinaan dan Penyelenggaraan Kekayaan Intelektual Outcome 1

Meningkatnya Layanan Kekayaan Intelektual yang Menjamin Kepastian Hukum

Indikator Kinerja Utama :

1) Persentase penyelesaian permohonan kekayaan intelektual sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku 2) Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap layanan kekayaan

intelektual

Indikator Kinerja Kegiatan pada Kantor Wilayah :

1) Persentase penyelesaian penerimaan permohonan kekayaan intelektual di Kanwil sesuai dengan peraturan perundang-undangan;

(28)

2) Luas Wilayah kawasan berbudaya KI;

3) Jumlah Permohonan KI yang diajukan melalui kanwil;

4) Jumlah target KI komunal yang diinventarisasi.

Outcome 2

Meningkatnya Penegakan Hukum Kekayaan Intelektual Indikator Kinerja Utama :

1) Persentase penyelesaian pelanggaran hak kekayaan intelektual sesuai dengan ketentuan yang berlaku

Indikator Kinerja Kegiatan pada Kantor Wilayah :

1) Jumlah penyelesaian pengaduan pelanggaran KI di Wilayah.

h) Program pembentukan Hukum Outcome

Terbentuknya peraturan perundang – undangan yang berkualitas Indikator Kinerja Utama :

1) Jumlah peraturan perundang-undangan yang disusun sesuai dengan perencanaan dan Program Legislasi Nasional (Prolegnas);

2) Persentase (%) harmonisasi peraturan perundang-undangan yang diselesaikan sesuai dengan permohonan;

3) Presentase (%) perancangan peraturan daerah yang difasilitasi sesuai standar.

Indikator Kinerja Kegiatan pada Kantor Wilayah :

1) Persentase (%) rancangan peraturan daerah yang terfasilitasi sesuai dengan permohonan;

2) Jumlah perancang peraturan perundang-undangan di daerah yang mendapatkan pembinaan.

i) Program Pemajuan Hak Asasi Manusia Outcome

Terimplementasinya Kebijakan Pembangunana yang Berperspektif Hak Asasi Manusia

Indikator Kinerja Utama :

1) Persentase Kementerian/Lembaga yang telah melaksanakan program aksi Hak Asasi Manusia;

2) Persentase Pemerintah Daerah yang telah melaksanakan program aksi Hak Asasi Manusia;

3) Jumlah kabupaten/kota peduli Hak Asasi Manusia;

(29)

4) Jumlah rekomendasi penanganan penyelesaian dugaan pelanggaran Hak Asasi Manusia yang ditindaklanjuti instansi terkait.

Indikator Kinerja Kegiatan pada Kantor Wilayah :

1) Jumlah kegiatan penyelenggaraan pemajuan HAM di Wilayah.

j) Program Pembinaan Hukum Nasional Outcome 1

Terwujudnya Pembinaan Hukum Indikator Kinerja Utama :

1) Jumlah rekomendasi hasil analisis dan evaluasi hukum yang dimanfaatkan sebagai bahan penyusunan dokumen pembangunan hukum nasional;

2) Jumlah anggota JDIH yang memberikan layanan informasi hukum yang terintegrasi;

3) Jumlah RUU dalam Prolegnas Pemerintah Program Penyusunan PP, dan Program Penyusunan Perpres yang sesuai dengan kebutuhan hukum dan arah perencanaan pembangunan nasional.

Indikator Kinerja Kegiatan pada Kantor Wilayah : 1) Jumlah kegiatan penyuluhan hukum di daerah;

2) Terseleggaranya layanan informasi hukum melalui sistem JDIHN;

3) Terselenggaranya kegiatan fasilitasi perencanaan pembentukan produk hukum daerah.

Outcome 2

Terwujudnya Kesadaran Hukum Masyarakat Indikator Kinerja Utama :

1) Jumlah Desa Sadar Hukum yang terbentuk di seluruh wilayah;

2) Jumlah orang/kelompok masyarakat miskin yang memperoleh bantuan hukum.

Indikator Kinerja Kegiatan pada Kantor Wilayah :

1) Meningkatnya kadar kesadaran hukum masyarakat dan terbentuknya desa sadar hukum;

2) Terlaksananya pelaksanaan bantuan hukum sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

(30)

3) Jumlah kegiatan bantunan hukum non litigasi kepada orang atau kelompok masyarakat miskin;

4) Jumlah orang atau kelompok masyarakat miskin yang memperoleh bantuan hukum non litigasi;

5) Jumlah orang atau kelompok masyarakat miskin yang memperoleh bantuan hukum litigasi.

k) Program Penelitian dan Pengembangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia

Outcome

Tersedianya rekomendasi kebijakan hasil penelitian dan pengembangan hukum dan hak asasi manusia sebagai bahan pembangunan hukum nasional dan perumusan kebijakan hukum dan hak asasi manusia.

Indikator Kinerja Utama :

1) Jumlah rekomendasi hasil penelitian dan pengembangan hukum dan hak asasi manusia sebagai bahan pembangunan hukum nasional;

2) Jumlah rekomendasi hasil penelitian dan pengembangan hukum dan hak asasi manusia sebagai bahan perumusan kebijakan hukum dan hak asasi manusia.

l) Program Pendidikan dan Pelatihan Aparatur Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia

Outcome 1

Meningkatnya Kompetensi Aparatur Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia

Indikator Kinerja Utama :

1) Jumlah Aparatur Kementerian Hukum dan HAM yang telah mengikuti pengembangan kompetensi sesuai dengan standar kompetensi yang diperlukan

Outcome 2

Terpenuhinya SDM Kementerian Hukum dan HAM yang memiliki kompetensi di Bidang Keimigrasian dan Pemasyarakatan

Indikator Kinerja Utama :

Jumlah Lulusan Taruna Akademi Imigrasi dan Taruna Ilmu Pemasyarakatan

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil belajar matematika dari penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan TGT pada siswa kelas X

[r]

[r]

Menerapkan Al-Qur’an surat-surat pendek pilihan dalam kehidupan sehar-hari tentang ketentuan rizki dari Allah.. 2.1 Memahami isi kandungan Q.S Al-Quraisy dan

memenuhi kebutuhan. a) Perilaku menyerang digunakan untuk mengubah atau mengatasi hambatan pemenuhan kebutuhan. b) Perilaku menarik diri digunakan baik secara fisik

Untuk penyelenggaraan program-program pada sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan (PBL) maka dibutuhkan Kriteria Kesiapan ( Readiness Criteria ) yang mencakup antara

Guru pamong yang membimbing penulis dalam pelaksanaan PPL adalah guru yang berkualitas. Pendidikan terakhir guru pamong adalah S1. Setelah mengamati cara beliau

[r]