DAN HEBAT) PADA SISWA KELAS XB SEMESTER II SMA PANGUDI LUHUR ST. LOUIS IX SEDAYU
TAHUN AJARAN 2012/2013
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah
Disusun oleh: Christiana Tri Jatuningsih
091224004
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
i
DAN HEBAT) PADA SISWA KELAS XB SEMESTER II SMA PANGUDI LUHUR ST. LOUIS IX SEDAYU
TAHUN AJARAN 2012/2013
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah
Disusun oleh: Christiana Tri Jatuningsih
091224004
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
ii
SKRIPSI
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN TEKNIK PAK (PUSATKAN PIKIRAN, ATUR, KARANG,
DAN HEBAT) PADA SISWA KELAS XB SEMESTER II SMA PANGUDI LUHUR ST. LOUIS IX SEDAYU
TAHUN AJARAN 2012/2013
Disusun oleh
Christiana Tri Jatuningsih 091224004
Telah disetujui oleh
Dosen Pembimbing I
Dr. Yuliana Setiyaningsih Tanggal 18 Juli 2013
Dosen Pembimbing II
iii
SKRIPSI
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN TEKNIK PAK (PUSATKAN PIKIRAN, ATUR, KARANG,
DAN HEBAT) PADA SISWA KELAS XB SEMESTER II SMA PANGUDI LUHUR ST. LOUIS IX SEDAYU
TAHUN AJARAN 2012/2013
Dipersiapkan dan Disusun Oleh
Christiana Tri Jatuningsih
091224004
Telah dipertahankan di depan panitia penguji
pada tanggal 24 Juli 2013
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji
Yogyakarta, 24 Juli 2013 Fakultas Keguruan dan Ilmu Universitas Sanata Dharma Dekan,
Rohandi, Ph.D.
Nama Lengkap Tanda Tangan
Ketua : Dr. Yuliana Setiyaningsih
Sekretaris : Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum.
Anggota 1 : Dr. Yuliana Setiyaningsih
Anggota 2 : Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum.
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Kelak, di saat begitu banyak jalan terbentang di hadapanmu, janganlah memilihnya dengan asal
tetapi duduklah dan tungguhlah sesaat. Lalu ketika hatimu bicara, beranjaklah, dan pergilah ke
mana hati membawamu…
(Susanna Tamaro)
Skripsi ini saya persembahkan kepada
Tuhan Yesus Kristus
Orang tua saya (Bapak Nicolas T. Tri Harjo Saputro (alm) dan Ibu Pudentiana Sulastri) yang
selalu mendoakan, memberi dorongan, dan bekerja keras demi saya,
Kakak-kakak yang tidak pernah lelah memberikan semangat agar saya dapat menyelesaikan
pendidikan di Universitas Sanata Dharma ini dengan baik,
Teman-teman seperjuangan yang telah memberikan warna, dukungan, dan semangat
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 24 Juli 2013
Penulis
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Christiana Tri Jatuningsih
Nomor Mahasiswa : 091224004
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN TEKNIK PAK (PUSATKAN PIKIRAN, ATUR, KARANG,
DAN HEBAT) PADA SISWA KELAS XB SEMESTER II SMA PANGUDI LUHUR ST. LOUIS IX SEDAYU
TAHUN AJARAN 2012/2013
Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma
hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam
bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di
internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari
saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 24 Juli 2013
Yang menyatakan
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat,
rahmat, dan perlindungan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan baik dan lancar. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus
dipenuhi untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan
Daerah. Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan berkat dukungan dari
berbagai pihak. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada
1. Dr. Yuliana Setiyaningsih, selaku Kaprodi PBSID Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta dan Dosen Pembimbing I, yang telah memberikan bimbingan,
motivasi, dan masukan demi kesempurnaan skripsi ini.
2. Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum., selaku Wakaprodi PBSID Universitas
Sanata Dharma dan Dosen Pembimbing II, yang telah memberikan bantuan,
motivasi, kritik, dan saran selama skripsi ini dikerjakan.
3. Para dosen PBSID yang telah memberikan seluruh ilmu dan pengalamannya
selama penulis menempuh pendidikan di Universitas Sanata Dharma.
4. Robertus Marsidiq, selaku karyawan sekretariat PBSID atas pelayanan dan kerja
samanya selama ini.
5. Kedua orang tua penulis, Bapak Nicolas T. Tri Harjo Saputro (alm.) dan Ibu Pudentiana Sulastri, B.A., yang telah berjuang dengan keras, memberikan
dukungan, dan doa yang tak ada hentinya agar penulis dapat menyelesaikan
pendidikan di Universitas Sanata Dharma.
6. Kakak-kakak, Yuliana Prasiwi Tri Harjanti, S.Pd. dan Bernardia Prastiwi
Haryuningsih, S.Pd. yang selalu memberi semangat dan motivasi untuk
menyelesaikan skripsi ini.
7. Br. Agustinus Mujiya, S.Pd., FIC., selaku Kepala Sekolah SMA Pangudi Luhur
St. Louis IX Sedayu, yang telah memberikan izin kepada penulis untuk
viii
8. Ibu Dra. C. Sri Purwaningsih, selaku guru bidang studi bahasa Indonesia di SMA
Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu, atas kerjasamanya sehingga penelitian ini
dapat berjalan dengan baik dan lancar.
9. Segenap guru di SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu yang telah menerima
kehadiran penulis dengan ramah sehingga penulis merasa nyaman ketika
melakukan penelitian.
10.Siswa-siswi kelas XB SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu yang telah
berpartisipasi aktif selama penelitian dilaksanakan.
11.Theresia Banik Putriana, Aurelia Rani Wijayanti, Fransisca Ayu Krisnasari,
Natalia Staffiany, Gabriella Amerentiana Nurhayati, Eduardus Sateng Tanis,
Reinardus Aldo, Tofan Gustyawan, Fajari Revyanto, Yohanes Rizky, Andreas
Adit, Roni Prabowo, dan Mikael Jati Kurniawan yang telah banyak memberikan
warna, kegembiraan, dan semangat selama pendidikan di Universitas Sanata
Dharma.
12.Teman-teman PBSID angkatan 2009, atas kerjasama dan kebersamaannya selama
ini.
13.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang membantu
penulis dengan berbagai hal demi kelancaran penyusunan skripsi ini.
Seperti ungkapan ‘tak ada gading yang tak retak’, penulis menyadari banyak
kekurangan dan kesalahan selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis
mohon maaf atas segala kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Penulis berharap
semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang memerlukan
Yogyakarta, 24 Juli 2013
Penulis
ix
ABSTRAK
Jatuningsih, Christiana Tri. 2013. Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Argumentasi dengan Teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) pada Siswa Kelas XB Semester II SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu Tahun Ajaran 2012/2013. Skripsi S1. Yogyakarta: PBSID, FKIP, USD.
Penelitian ini mengkaji kemampuan siswa dalam menulis karangan argumentasi. Hal ini dilatarbelakangi oleh adanya permasalahan bahwa siswa kurang berminat menulis karangan bersifat ilmiah dan karangan argumentasi yang dihasilkan kurang bisa mencapai KKM yang ditetapkan (bahasa tidak baku dan banyak kesalahan ejaan). Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan teknik PAK dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi dan peningkatan kemampuan siswa dalam menulis karangan argumentasi.
Penelitian ini termasuk penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XB semester II SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 25 siswa. Data dalam penelitian ini berupa transkrip wawancara, catatan selama observasi, pendapat siswa dalam kuesioner, foto, dan skor hasil tes. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik nontes dan teknik tes. Aspek kemampuan menulis karangan argumentasi dianalisis menggunakan kriteria penilaian yang mencakup (1) isi karangan, (2) organisasi karangan, (3) tata bahasa, (4) diksi, dan (5) ejaan.
Hasil penelitian tindakan kelas ini menunjukkan bahwa teknik PAK dapat memudahkan siswa mendapatkan inspirasi, menjadikan siswa berani dan termotivasi ketika menulis, membantu siswa untuk berpikir secara sistematis, dan meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis karangan argumentasi. Terkait dengan peningkatan kemampuan menulis secara terperinci dapat dilihat dari hasil prasiklus, siklus 1, dan siklus 2. Nilai rata-rata siswa pada prasiklus sebesar 53.60, pada siklus 1 meningkat menjadi 70.88, dan pada siklus 2 meningkat lagi menjadi 78.16. Tingginya peningkatan dinyatakan dalam persentase selisih nilai rata-rata siswa dari prasiklus hingga siklus 2, yaitu sebesar 24,56%. Siswa yang mencapai ketuntasan belajar pada prasiklus hanya 11 siswa atau 44% dan pada siklus 1 meningkat menjadi 18 siswa atau 72%. Pada siklus 2, terdapat 19 siswa atau 76% siswa yang tuntas. Apabila digolongkan menurut kriteria ketuntasan belajar siswa, peningkatan ini termasuk dalam kategori tinggi, yaitu 76%. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa nilai t-hitung sebesar 11.595 lebih besar dari nilai t-tabel 1.711. Artinya, teknik PAK dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan argumentasi siswa kelas XB semester II SMA Pangudi Luhur St. Louis Sedayu tahun ajaran 2012/2013.
x
ABSTRACT
Jatuningsih, Christiana Tri. 2013. The Enhancement of Argumentative Essay Writing Ability by Using CSW (Concentrate, Set, Write, and Great) Technique for The Tenth Grade Students of SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu batch 2012/2013 semester II. Thesis S1. Yogyakarta: Indonesia Education and Art Study Program. Faculty of Teachers Training and Education, Sanata Dharma University.
This research is aimed to examine students' ability in argumentative essay writing. The background of this study deals with the students' less willingness to write a scientific essay and the fact that most of students' essays do not achieve completeness limit (the language used is not a standard language and the spelling is mostly incorrect). The aim of this research is to know the implementation of CSW technique in writing argumentative essays learning process and to improve the students' writing ability.
This is a classroom action research which was conducted in two cycles. The subjects of this research were 25 tenth grade students of SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu batch 2012/2013 semester II. The data collection consists of five aspects, namely, the interview transcripts, notes during the observations, the students' opinion as recorded in form of questionnaires, photographs, and the results of the tests. The data gathering technique were non-test and test technique. The analysis of students' ability was based on the assessment indicators, namely, (1) the content of the essay, (2) the organization of the essay, (3) the language structure, (4) the diction, and (5) the spelling.
xi
DAFTAR ISI
Hal.
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
ABSTRAK ... ix
ABSTRACT ... x
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GRAFIK ... xv
DAFTAR DIAGRAM ... xvi
DAFTAR GAMBAR ... xvii
DAFTAR BAGAN ... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ... xix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian... 6
E. Batasan Istilah ... 7
F. Sistematika Penyajian ... 8
BAB II LANDASAN TEORI ... 10
A. Penelitian Terdahulu yang Relevan... 10
xii
1. Keterampilan Menulis ... 13
2. Karangan Argumentasi ... 17
a. Pengertian Karangan Argumentasi ... 17
b. Ciri Karangan Argumentasi ... 19
c. Kerangka Karangan Argumentasi ... 23
d. Contoh Karangan Argumentasi ... 25
3. Teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) ... 27
4. Teknik PAK dalam Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi ... 31
C. Kerangka Berpikir ... 33
D. Hipotesis ... 36
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 37
A. Jenis Penelitian ... 37
B. Subjek dan Objek Penelitian ... 37
C. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 38
D. Teknik Pengumpulan Data ... 38
1. Teknik Tes ... 38
2. Teknik Nontes ... 39
E. Instrumen Penelitian ... 40
F. Teknik Analisis Data... 54
G. Prosedur Penelitian ... 56
1. Siklus 1 ... 57
2. Siklus 2 ... 60
H. Indikator Keberhasilan ... 63
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 64
A. Deskripsi Data Pelaksanaan Penelitian ... 64
1. Deskripsi Tempat Penelitian ... 64
2. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Siklus 1 dan Siklus 2 ... 65
xiii
Penerapan Teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) dalam
Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi pada Prasiklus, Siklus 1, dan
Siklus 2 ... 67
a. Prasiklus ... 67
b. Siklus 1 ... 75
c. Siklus 2 ... 105
C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 132
1. Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Argumentasi Siswa dengan Teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) ... 132
a. Aspek Isi Karangan ... 133
b. Aspek Organisasi Karangan ... 146
c. Aspek Tata Bahasa ... 157
d. Aspek Diksi atau Pilihan Kata ... 168
e. Aspek Ejaan ... 177
2. Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Argumentasi berdasarkan Nilai Rata-rata Siswa ... 189
3. Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Argumentasi Siswa berdasarkan Ketuntasan Belajar ... 191
4. Uji Hipotesis ... 193
a. Uji Normalitas ... 194
b. Uji-t ... 198
BAB V PENUTUP ... 204
A. Simpulan ... 204
B. Saran ... 208
DAFTAR PUSTAKA ... 210
xiv
DAFTAR TABEL
Hal.
Tabel 3.1 Pedoman Penilaian Karangan Argumentasi ... 40
Tabel 3.2 Rubrik Penilaian Aspek Isi Karangan ... 41
Tabel 3.3 Rubrik Penilaian Aspek Organisasi Karangan ... 42
Tabel 3.4 Rubrik Penilaian Aspek Tata Bahasa ... 42
Tabel 3.5 Rubrik Penilaian Aspek Diksi (Pilihan Kata) ... 43
Tabel 3.6 Rubrik Penilaian Aspek Ejaan ... 43
Tabel 3.7 Instrumen Observasi untuk Guru Aktivitas Guru di Kelas secara Umum ... 50
Tabel 3.8 Instrumen Observasi Situasi Kelas Aktivitas Siswa dan Situasi di Kelas ... 52
Tabel 3.9 Lembar Penilaian Siswa terhadap Pembelajaran ... 53
Tabel 3.10 Kriteria Ketuntasan Belajar Siswa ... 55
Tabel 3.11 Indikator Keberhasilan ... 63
Tabel 4.1 Data Jumlah Siswa yang Tuntas dan Tidak Tuntas ... 191
Tabel 4.2 Uji Normalitas Data Prasiklus ... 194
Tabel 4.3 Uji Normalitas Data Siklus 1 ... 195
Tabel 4.4 Uji Normalitas Data Siklus 2 ... 196
Tabel 4.5 Uji Normalitas Data Prasiklus dan Siklus 2 ... 197
Tabel 4.6 Uji-T Data Prasiklus dan Siklus 2 ... 199
xv
DAFTAR GRAFIK
Hal.
Grafik 4.1 Nilai Kemampuan Menulis Karangan Argumentasi Prasiklus ... 67
Grafik 4. 2 Nilai Kemampuan Menulis Karangan Argumentasi Siklus 1 ... 76
Grafik 4.3 Persentase Penilaian Siswa Berkaitan dengan Penerapan Teknik
PAK dalam Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi ... 91
Grafik 4.4 Persentase Penilaian Siswa Berkaitan dengan Keterlibatan Siswa
dalam Aktivitas Pembelajaran ... 94
Grafik 4.5 Nilai Kemampuan Menulis Karangan Argumentasi Siklus 2 ... 106
Grafik 4.6 Persentase Penilaian Siswa terhadap Penerapan Teknik PAK dalam
Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi ... 119
Grafik 4.7 Persentase Keterlibatan Siswa dalam Aktivitas Pembelajaran ... 122
Grafik 4.8 Data Peningkatan Skor yang Diperoleh Siswa dari Prasiklus hingga
Siklus 2 untuk Aspek Isi Karangan ... 133
Grafik 4.9 Data Peningkatan Skor yang Diperoleh Siswa dari Prasiklus hingga
Siklus 2 untuk Aspek Organisasi Karangan ... 146
Grafik 4.10 Data Peningkatan Skor yang Diperoleh Siswa dari Prasiklus hingga
Siklus 2 untuk Aspek Tata Bahasa ... 157
Grafik 4.11 Data Peningkatan Skor yang Diperoleh Siswa dari Prasiklus hingga
Siklus 2 untuk Aspek Diksi atau Pilihan Kata ... 168
Grafik 4.12 Data Peningkatan Skor yang Diperoleh Siswa dari Prasiklus hingga
Siklus 2 untuk Aspek Ejaan ... 177
Grafik 4.13 Peningkatan Nilai Rata-Rata Siswa pada Pembelajaran Menulis
xvi
DAFTAR DIAGRAM
Hal.
Diagram 4.1 Persentase Ketuntasan Siswa pada Prasiklus ... 191
Diagram 4.2 Persentase Ketuntasan Siswa pada Siklus 1 ... 192
xvii
DAFTAR GAMBAR
Hal.
Gambar 4.1 Guru Menjelaskan Materi Pembelajaran Mengenai Karangan
Argumentasi ... 97
Gambar 4.2 Siswa Melakukan Langkah 1, yaitu Pusatkan Pikiran ... 98
Gambar 4.3 Siswa Melakukan Langkah 2, yaitu Atur ... 100
Gambar 4.4 Siswa Melakukan Langkah 3 dan 4, yaitu Karang dan Hebat ... 101
Gambar 4.5 Guru Mengecek Pekerjaan Siswa ... 125
Gambar 4.6 Siswa Melakukan Langkah 2, yaitu Atur ... 126
Gambar 4.7 Siswa Melakukan Langkah 2 Bagian Kedua ... 127
xviii
DAFTAR BAGAN
Hal.
Bagan 2.1 Kerangka Berpikir ... 35
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Hal.
Silabus Pembelajaran ... 214
RPP Siklus 1 ... 218
RPP Siklus 2 ... 236
Lembar Kerja Siswa Siklus 1 ... 246
Lembar Kerja Siswa Siklus 2 ... 252
Pedoman Dokumentasi Foto Siklus 1 dan Siklus 2 ... 260
Pedoman Wawancara Guru pada Prasiklus... 261
Pedoman Wawancara Guru pada Siklus 1 dan Siklus 2 ... 263
Pedoman Wawancara Siswa pada Siklus 1 dan Siklus 2 ... 264
Pedoman Pengamatan pada Siklus 1 dan Siklus 2 ... 265
Pedoman Kuesioner pada Siklus 1 dan Siklus 2 ... 268
Catatan Lapangan Siklus 1 ... 270
Catatan Lapangan Siklus 2 ... 278
Hasil Kuesioner ... 282
Hasil Refleksi Siklus 1 ... 288
Hasil Refleksi Siklus 2 ... 290
Hasil Wawancara Siswa pada Siklus 1 ... 293
Hasil Wawancara Siswa pada Siklus 2 ... 298
Hasil Wawancara Guru pada Prasiklus ... 303
Hasil Wawancara Guru pada Siklus 1 ... 306
Hasil Wawancara Guru pada Siklus 2 ... 308
Nilai Menulis Karangan Argumentasi pada Prasiklus ... 310
Nilai Menulis Karangan Argumentasi pada Siklus 1 ... 312
Nilai Menulis Karangan Argumentasi pada Siklus 2 ... 314
Surat Ijin ... 316
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi
secara lisan dan tertulis. Selain itu, mengembangkan kemampuan siswa
menggunakan bahasa Indonesia dalam segala fungsinya, yaitu berpikir, bernalar,
dan bertindak. Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional, maka tidak heran
apabila bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang telah
ditempuh mulai dari bangku pendidikan dasar.
Keterampilan berbahasa bukanlah keterampilan yang mudah diraih, sehingga
dalam pencapaian tujuannya memerlukan usaha dan proses penataan
pembelajaran yang menarik dan kreatif. Empat keterampilan berbahasa yang
dimaksud meliputi mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.
Keterampilan mendengarkan dan membaca merupakan keterampilan yang bersifat
reseptif, sedangkan keterampilan berbicara dan menulis merupakan jenis
keterampilan yang bersifat produktif. Menulis, sesuai dengan urutan
pemerolehannya, merupakan keterampilan yang paling akhir untuk dikuasai dan
merupakan tingkat tertinggi dari aspek keterampilan berbahasa lainnya. Hal ini
disebabkan keterampilan menulis tidak hanya dapat ditingkatkan dengan aktivitas
menulis saja, tetapi keterampilan menulis juga menuntut adanya penalaran (dalam
mengolah kata, kalimat, dan bahasa), pengalaman, waktu, kesempatan, latihan,
Pada era modern saat ini, kebanyakan orang mengukur atau menilai
kecendekiaan seseorang dari karya tulis yang telah dihasilkannya. Menulis
merupakan suatu keterampilan yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara
tidak langsung dan tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis
merupakan kegiatan produktif dan ekspresif yang tidak akan datang secara
otomatis namun memerlukan praktik atau latihan yang terkonsep atau terstruktur.
Meskipun telah diketahui bahwa menulis merupakan hal penting dalam
kehidupan saat ini, dalam bingkai pendidikan di sekolah terkadang ditemukan
kendala atau hambatan ketika seorang siswa diberi tugas menulis sebuah
karangan. Pembelajaran menulis kurang diminati oleh para siswa karena dirasa
sulit dan menjadi beban bagi mereka, terlebih pada tulisan yang bersifat ilmiah
atau semi ilmiah, seperti menulis karangan argumentasi. Karangan argumentasi
merupakan karangan yang berusaha membuktikan kebenaran suatu pendapat. Di
dalam karangan argumentasi berisi pernyataan, sikap, atau penilaian terhadap
suatu hal yang disertai dengan alasan, bukti-bukti atau data yang logis.
Peneliti telah melakukan wawancara dengan Ibu Dra. C. Sri Purwaningsih,
salah satu guru bidang studi bahasa Indonesia di SMA Pangudi Luhur St. Louis
IX Sedayu. Wawancara tersebut berlangsung pada Rabu, 21 November 2012 di
ruang tamu SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu. Wawancara dilakukan
guna menganalisis kebutuhan berkaitan dengan judul skripsi yang diangkat,
sehingga dapat sebagai landasan penyusunan latar belakang masalah dalam skripsi
ini. Selain itu, wawancara ini juga dilakukan untuk mengetahui kondisi awal siswa
tersebut, Ibu Dra. C. Sri Purwaningsih mengatakan bahwa melihat keakademisan
karangan argumentasi, siswa jelas merasa akan lebih mudah dan senang ketika
diberi tugas menulis puisi atau karangan yang bersifat abstrak. Hal tersebut
terbukti dengan adanya fakta bahwa siswa kelas XA, XB, dan XD yang beliau
ampu kurang dapat mencapai nilai KKM bahasa Indonesia (75) apabila diminta
menulis sebuah karangan argumentasi.
Menulis merupakan rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan
gagasannya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Kesulitan yang
dialami siswa dalam kegiatan menulis adalah sulitnya menemukan ide atau
kalimat pertama untuk mengawali tulisan. Ketika mengadakan analisis kebutuhan
di sekolah tersebut, penulis mengetahui bahwa siswa kesulitan untuk menulis
tulisan yang bersifat ilmiah atau semi ilmiah; siswa kurang bisa menyampaikan
gagasannya secara baku; masih ditemukan bahasa SMS yang masuk, baik dalam
tulisan maupun ketika lisan dalam pembelajaran; dan dari hasil tulisan siswa
diketahui bahwa kesalahan ejaan masih banyak ditemukan. Meskipun telah
mengalami kesulitan tersebut, siswa tetap sulit untuk diatur atau diberi pengarahan
(ngeyelan). Siswa bertindak semaunya sendiri selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), kompetensi
dasar “menulis gagasan untuk mendukung suatu pendapat dalam bentuk paragraf
(karangan) argumentatif” merupakan kemampuan yang harus dikuasai siswa.
Penguasaan kompetensi dasar ini dapat dilihat dari hasil tes menulis karangan
Karena itu, peneliti memandang perlunya dilakukan perbaikan terhadap hasil
pembelajaran menulis karangan argumentasi siswa kelas XB semester II SMA
Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu tahun ajaran 2012/2013.
SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu merupakan salah satu sekolah
swasta di Yogyakarta yang siswanya heterogen, yaitu laki-laki dan perempuan.
Sekolah ini merupakan lembaga yang menggunakan kurikulum sesuai dengan
standar nasional pada aktivitas akademiknya. Sekolah ini tetap mempertahankan
pendidikan yang berkarakter dan dalam pembelajarannya tidak tertinggal dari
perkembangan zaman serta perkembangan teknologi yang ada, meskipun letaknya
tidak di tengah kota. Kemampuan guru dalam pengajaran (pemilihan teknik dan
penggunaan media yang menarik) di sekolah sangatlah penting untuk disoroti
karena merupakan dasar agar siswa dapat menguasai keterampilan-keterampilan
yang diajarkan dan termotivasi mengikuti pembelajaran.
Berdasarkan uraian situasi di atas, kegiatan menulis akan menjadi menarik,
bermakna, dan kemampuan siswa akan meningkat ketika siswa diajak terlibat
dalam pembelajaran yang terstruktur atau sistematis dan menarik. Pembelajaran
yang terstruktur atau sistematis merupakan pembelajaran yang berlangsung sesuai
dengan tahapan yang telah dipersiapkan, mulai dari pemberian teori, contoh,
hingga latihan yang bertahap. Salah satu contohnya adalah pembelajaran menulis
karangan argumentasi. Siswa dapat menguasai keterampilan menulis, entah jenis
apapun, apabila siswa mempunyai niat yang besar untuk menulis, banyak berlatih
dan belajar, dan tidak boleh malu serta ragu untuk membaca bermacam tulisan
sistematis ini, siswa diharapkan akan merasa lebih berani dan termotivasi ketika
pembelajaran menulis karangan argumentasi karena karangan ini termasuk dalam
karangan yang bersifat ilmiah atau semi ilmiah.
Salah satu teknik yang dekat dengan pembelajaran yang terstruktur/sistematis
adalah teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat). Peneliti tertarik
menerapkan teknik ini untuk membantu meningkatkan kemampuan menulis
karangan argumentasi siswa. Teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan
Hebat) merupakan suatu teknik pembelajaran yang memadukan strategi-strategi
untuk meningkatkan keterampilan menulis. Strategi-strategi tersebut terlihat pada
langkah-langkah yang ada dalam teknik ini, meliputi Pusatkan Pikiran, Atur,
Karang, dan Hebat. Teknik ini tidak hanya memberi semangat kepada siswa untuk
berani mengeluarkan ide tetapi juga menawarkan cara tertentu yang unik,
misalnya strategi gugus untuk menuangkan ide apapun yang ada di pikiran
penulis. Oleh karena itu, peneliti mengadakan penelitian dengan judul
“Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Argumentasi dengan Teknik PAK
(Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) pada Siswa Kelas XB Semester II
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan paparan masalah tersebut, rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah
1. Bagaimanakah penerapan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan
Hebat) dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi siswa kelas XB
semester II SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu tahun ajaran 2012/2013?
2. Seberapa tinggi peningkatan kemampuan menulis karangan argumentasi siswa
kelas XB semester II SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu tahun ajaran
2012/2013?
C. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah yang telah dipaparkan, tujuan penelitian ini adalah
1. Mendeskripsikan penerapan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan
Hebat) dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi siswa kelas XB
semester II SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu tahun ajaran 2012/2013.
2. Mendeskripsikan seberapa tinggi peningkatan kemampuan menulis karangan
argumentasi siswa kelas XB semester II SMA Pangudi Luhur St. Louis IX
Sedayu tahun ajaran 2012/2013.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Guru
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan atau referensi bagi guru
terstruktur/sistematis, dan inovatif, sehingga teknik PAK (Pusatkan Pikiran,
Atur, Karang, dan Hebat) dapat menjadi salah satu alternatif untuk memajukan
kemampuan siswa dalam menulis karangan argumentasi. Penerapan teknik ini
diharapkan dapat sebagai perbaikan proses kegiatan belajar mengajar, serta
masukan untuk menggunakan berbagai variasi teknik pembelajaran.
2. Bagi Siswa
Pembelajaran dengan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan
Hebat) dapat mengurangi kejenuhan dan membantu siswa memahami isi
pembelajaran yang berlangsung, menumbuhkan suasana belajar yang variatif,
efektif, efisien, dan terstruktur/sistematis. Siswa dapat termotivasi dan berani
untuk menuangkan ide-idenya ke dalam tulisan sesuai dengan
langkah-langkah yang ada dalam teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan
Hebat).
3. Bagi Sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan positif terhadap
kemajuan sekolah dalam bidang akademik.
E. Batasan Istilah
1. Menulis adalah suatu proses menuangkan ide atau gagasan yang terdapat
dalam pikiran dengan menggunakan bahasa tulis sehingga orang lain dapat
memahami gagasannya.
2. Karangan argumentasi adalah suatu tulisan berjenis argumentasi yang berisi
kuat dan meyakinkan, sehingga orang yang membacanya akan membenarkan
pendapat, sikap, gagasan, dan keyakinan penulis.
3. Teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat)
Teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) adalah teknik
menulis karangan argumentasi yang bertujuan untuk melatih siswa agar dapat
membuat karangan argumentasi dengan baik. Teknik PAK (Pusatkan Pikiran,
Atur, Karang, dan Hebat) terdiri dari empat langkah, yaitu (1) penggunaan
strategi gugus untuk mengumpulkan dan menemukan ide terbaik; (2)
menstrukturkan apa yang ingin dituliskan dengan menggunakan strategi peta
pikiran dan kerangka karangan; (3) kegiatan mengarang; dan (4)
pengoptimalan tulisan, penambahan daya tarik tulisan, dan membaca kembali
dengan saksama detailnya, seperti ejaan, kata sambung, dan tata bahasa.
F. Sistematika Penyajian
Skripsi ini terdiri dari lima bab, yaitu bab I pendahuluan, bab II landasan teori,
bab III metodologi penelitian, bab IV hasil penelitian dan pembahasan, dan bab V
penutup. Bab I adalah pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah, dan sistematika
penyajian. Bab II memuat penelitian terdahulu yang relevan, teori mengenai
keterampilan menulis, karangan argumentasi, teknik PAK (Pusatkan Pikiran,
Atur, Karang, dan Hebat), teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan
Hebat) dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi, kerangka berpikir, dan
prosedur yang akan dilakukan peneliti, yaitu jenis penelitian, subjek dan objek
penelitian, lokasi dan waktu penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen
penelitian, teknik analisis data, prosedur penelitian, dan indikator keberhasilan.
Bab IV merupakan hasil penelitian dan pembahasan yang berisi deskripsi data
pelaksanaan penelitian, hasil penelitian, dan pembahasan. Bab V merupakan
10
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Penelitian Terdahulu yang Relevan
Teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) dan kemampuan
menulis karangan argumentasi pernah digunakan dalam penelitian-penelitian yang
terdahulu. Namun, penelitian-penelitian tersebut lebih banyak berorientasi pada
pembelajaran menulis karangan argumentasi. Pembelajaran menulis karangan
argumentasi yang menjadi objek penelitian dikembangkan atau ditingkatkan
dengan berbagai macam teknik atau metode pembelajaran.
Penelitian yang dilakukan oleh Wellius Yasin (2007) dengan judul
“Kemampuan Menulis Paragraf dalam Karangan Argumentasi Mahasiswa
PBSID Angkatan 2004 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta” menemukan
adanya ukuran tingkatan rata-rata kemampuan mahasiswa dalam menulis
karangan argumentasi, yaitu kategori cukup dengan rata-rata 71,43 dari 53
karangan mahasiswa. Pada karangan-karangan tersebut, ditemukan beberapa
kesalahan yang dilakukan oleh subjek penelitian (mahasiswa PBSID angkatan
2004 Universitas Sanata Dharma), yaitu kesalahan pada penggunaan tanda baca,
penggunaan huruf kapital, kesalahan penulisan kata, dan hubungan koherensi
yang kurang baik.
Penelitian lain yang berorientasi pada kemampuan menulis karangan
argumentasi dilakukan oleh Maria Henderina Hajon (2011) dengan judul
XI IPS SMA Pangudi Luhur Yogyakarta Tahun Pelajaran 2010/2011.”
Temuannya adalah tidak adanya perbedaan yang signifikan kemampuan menulis
tulisan argumentasi antara siswa kelas XI IPA dan siswa kelas XI IPS. Siswa di
kedua kelas tersebut mempunyai kemampuan menulis tulisan argumentasi hampir
sedang.
Penelitian serupa dilakukan pula oleh Erika Nurhandayani (2007) dengan
judul “Keefektifan Pendekatan Komunikatif dalam Pembelajaran Menulis
Rangkuman Karangan Argumentasi Siswa Kelas VIII SMP Negeri Se-Kecamatan
Nanggulan Kulon Progo.” Dalam penelitian ini, peneliti menerapkan sebuah
pendekatan dalam pembelajaran. Temuan dari penelitian ini adalah pendekatan
komunikatif dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa. Nilai-nilai
kemampuan menulis kelompok eksperimen yang menggunakan pendekatan
komunikatif menunjukkan peningkatan nilai yaitu dari 60 menjadi 70. Pendekatan
komunikatif dalam pengajaran keterampilan menulis siswa kelas VIII SMP Negeri
se-Kecamatan Nanggulan Kulon Progo lebih efektif dibanding pendekatan
tradisional. Hal ini dibuktikan dengan t-observasi > t-tabel pada taraf signifikan
5%, yaitu 13,36 > 1,99, dan nilai rata-rata pada kemampuan menulis kelompok
eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol, yaitu 70 > 62,85.
Penelitian milik Dena Silvia (2010) dengan judul “Teknik PAK! (Pusat, Atur,
Karang, Hebat!) dalam Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi Siswa
Kelas X SMA Negeri 2 Bandung” berisi bahwa berdasarkan hasil analisis data
secara deskriptif, terdapat peningkatan kemampuan menulis karangan argumentasi
2009/2010 sebelum diberikan perlakuan berupa teknik PAK dengan hasil postes
siswa setelah diberikan perlakuan berupa teknik PAK. Rata-rata nilai pretes
adalah 63 dan postes adalah 77, ini membuktikan adanya peningkatan karena ada
perbedaan yang signifikan antara hasil pretes dan postes. Hal ini dibuktikan pula
dari hasil uji hipotesis, diperoleh t-hitung (10,68) yang lebih besar dari t-tabel
(2,66), dan ini berarti hipotesis dapat diterima. Berdasarkan pengolahan angket
untuk mengetahui respon siswa dalam pembelajaran, diketahui bahwa presentase
rata-rata sikap siswa terhadap penggunaan teknik PAK dalam pembelajaran
menulis karangan argumentasi sebanyak 81,25% siswa memberi jawaban ya dan
18,75 % menjawab tidak. Hal ini dapat dikatakan bahwa siswa merasa cocok dan
setuju dengan penggunaan teknik PAK dalam pembelajaran menulis karangan
argumentasi.
Penelitian tersebut memiliki perbedaan masing-masing dengan penelitian yang
telah dilakukan ini. Penelitian Wellius Yasin menggunakan satu kelas sebagai
subjek penelitian dan mengukur tingkat kemampuan menulis karangan
argumentasi yang dilakukan dalam satu tahapan penelitian. Penelitian Maria
Henderina Hajon menggunakan dua kelas sebagai subjek penelitian, berusaha
mengetahui perbedaan kemampuan menulis karangan argumentasi dari kedua
kelas tersebut, dan dilakukan dalam satu tahapan penelitian. Penelitian Erika
Nurhandayani menggunakan dua kelas sebagai subjek penelitian untuk melihat
keefektifan pendekatan komunikatif dalam pembelajaran menulis karangan
argumentasi, sedangkan penelitian Dena Silvia hanya menggunakan satu kelas
argumentasi dengan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) dan
penelitiannya dilakukan selama dua kali, yaitu tahap prates dan postes.
Perbedaan penelitian yang terdahulu dengan penelitian yang dilakukan ini
adalah penelitian ini menggunakan satu kelas, yaitu kelas XB sebagai subjek
penelitian untuk mengetahui penerapan dan keefektifan penggunaan teknik PAK
(Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) dalam meningkatkan kemampuan
menulis karangan argumentasi. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam
dua siklus untuk mengetahui bagaimana penerapan teknik PAK (Pusatkan Pikiran,
Atur, Karang, dan Hebat) dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi dan
seberapa tinggi peningkatan kemampuan menulis karangan argumentasi siswa.
Penelitian yang diadakan dalam tiga tahapan, yaitu prasiklus, siklus 1, dan siklus 2
ini dilakukan dengan langkah yang berbeda pada tiap tahapannya. Perbedaan ini
dikarenakan adanya perbaikan langkah pembelajaran pada setiap tahap dalam
penelitian yang didasarkan pada hasil refleksi setiap tahap.
B. Teori
1. Keterampilan Menulis
Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk
berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain.
Proses pengiriman dan penerimaan pesan atau komunikasi terjadi melalui sebuah
media, yaitu tulisan. Tulisan adalah rekaman peristiwa, pengalaman, pengetahuan,
ilmu, serta pemikiran manusia, yang artinya, tulisan dapat dibaca oleh orang yang
2004:4). Dengan adanya tulisan, masyarakat lain yang tinggal di tempat yang jauh
dapat menangkap dan memahami pengetahuan serta pemikiran tersebut.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:1497), menulis adalah
melahirkan pikiran atau perasaan (seperti mengarang, membuat surat) dengan
tulisan. Menulis ialah kegiatan menggambarkan lambang-lambang grafik hingga
tersusun menjadi sebuah bahasa tulis yang dapat dipahami oleh seseorang,
sehingga orang tersebut dapat menerima dan mengerti maksud atau pesan dari
bahasa tulis tersebut (Tarigan, 2008:15). Kegiatan menulis adalah
mengungkapkan gagasan atau ide melalui simbol-simbol yang berupa tulisan. Hal
ini berarti bahwa keterampilan menulis merupakan salah satu dari keterampilan
berbahasa yang bersifat produktif atau menghasilkan suatu produk.
Menulis merupakan salah satu kegiatan yang aktif, produktif, dan memerlukan
cara berpikir secara teratur yang diungkapkan dalam bahasa tulis. Keterampilan
seseorang untuk mengungkapkan ide, pikiran, gagasan, pengetahuan, ilmu, dan
pengalaman merupakan ciri suatu keterampilan berbahasa yang produktif.
Menulis dipengaruhi oleh keterampilan berbahasa produktif lainnya, yaitu
keterampilan berbicara dan keterampilan reseptif, yaitu keterampilan membaca,
menyimak, serta pemahaman kosa kata, diksi, keefektifan kalimat, penggunaan
ejaan dan tanda baca.
Sutarno (2008:10) mengatakan bahwa pada dasarnya menulis adalah salah
satu cara yang tepat untuk mewujudkan, menjabarkan, dan menuangkan ide,
konsep, gagasan, dan pikiran ke dalam sebuah tulisan. Keterampilan menulis
oleh guru akan dapat ternilai dengan baik apabila hasil tulisan itu berbobot dan
mempunyai substansi yang menarik.
Menulis dapat dikatakan sebagai sebuah proses yang menghasilkan tulisan
bermuatkan pesan yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca. Keterampilan
menulis telah diajarkan ketika anak masih duduk di bangku sekolah dasar,
sehingga keterampilan ini dimiliki anak sejak dini. Keterampilan menulis
memerlukan latihan yang konsisten agar tulisan yang dihasilkan semakin
berkualitas. Kemampuan menulis yang baik kadang menjadi ukuran suatu
keberhasilan pembelajaran bahasa Indonesia.
Kegiatan menulis mengandung beberapa tujuan, tergantung pada jenis tulisan
yang dihasilkan oleh penulis. Beberapa tujuan dari kegiatan menulis tersebut
beraneka ragam dan sebagai seorang penulis yang masih pemula diharapkan untuk
selalu memperhatikan tujuan menulis, yaitu memberitahukan, meyakinkan,
menghibur, dan mengekpresikan perasaan atau emosi dalam diri penulis. Dalam
semua tujuan tersebut, penulis memegang peranan penting dalam tulisannya dan
mengandung nada yang sesuai dengan maksud dan tujuannya.
Menulis merupakan kegiatan berbahasa yang membutuhkan tahapan dalam
pelaksanaannya. Zainurrahman (2011:15-28) mengatakan bahwa dalam kegiatan
menulis, ada beberapa hal yang harus dijaga oleh penulis, yakni pertama, fokus,
yaitu seorang penulis harus fokus terhadap ide yang ingin disampaikan agar
tulisannya tidak melebar ke arah yang tidak direncanakan. Kedua, konsistensi,
yaitu penulis harus konsisten dengan kata-kata yang digunakan dalam tulisan.
ditulis harus bisa menarik perhatian dan memancing motivasi membaca para
pembaca. Tulisan yang baik harus bersifat „hidup‟ dan sarat dengan informasi
yang masih segar, pilihan kata yang menarik, penggunaan sinonim yang lazim
tetapi unik, ilustrasi yang menggembirakan, dan struktur yang rapi serta mudah
diikuti pembaca. Keempat, pembacaan model, yaitu jika seorang penulis menulis
laporan penelitian, penulis harus membaca laporan penelitian yang lain, jika
menulis novel, ia harus membaca novel yang lain. Itu semua merupakan sumber
inspirasi yang berharga dalam proses menulis. Kelima, pertahankan diri sebagai
penulis, yaitu bahwa setiap penulis mempunyai nada tersendiri yang merupakan
ciri khasnya. Jangan pernah mengubah identitas diri penulis pada penceramah
dalam tulisan anda. Keenam, kejelasan, yaitu sebuah tulisan tidak meninggalkan
tanda tanya bagi pembaca akibat keterbatasan informasi dan ketidaksesuaian
dalam tulisan. Ketujuh, nada, yaitu sesuatu yang penulis tampilkan sesuai dengan
situasi emosi yang ada. Kedelapan, pengembangan paragraf, yaitu paragraf
dikembangkan dengan mendeskripsikan secara dalam entitas yang ada dalam latar
ide pokok.
Berkaitan dengan beberapa teori mengenai menulis di atas, secara singkat
definisi menulis adalah suatu proses menuangkan ide atau gagasan yang terdapat
dalam pikiran dengan menggunakan bahasa tulis sehingga orang lain dapat
memahami gagasannya. Menulis dimaknai sebagai suatu keterampilan berbahasa
yang paling unggul karena keberadaannya yang membutuhkan penalaran, praktik,
dihasilkan dari kegiatan ini berbobot tinggi, berkualitas, dan dapat sesuai dengan
kaidah kebahasaan yang benar.
2. Karangan Argumentasi
a. Pengertian Karangan Argumentasi
Karangan adalah suatu produk yang dihasilkan dari sebuah kegiatan menulis.
Karangan merupakan bentuk tulisan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan
pengarang dalam kesatuan tema yang utuh. Secara singkat, menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (2008:624), karangan adalah hasil mengarang, cerita, buah
pena. Terdapat bermacam jenis karangan, yaitu narasi, deskripsi, persuasi,
eksposisi, dan argumentasi. Setiap karangan memiliki tujuan dan ciri tersendiri.
Keraf (2010:3) mengatakan bahwa argumentasi adalah suatu bentuk retorika
yang berusaha untuk mempengaruhi sikap atau pendapat orang lain, agar mereka
itu percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh
penulis atau pembicara. Tujuan penulisan karangan argumentasi adalah
menyampaikan suatu pendapat, konsepsi, atau opini tertulis kepada pembaca
disertai dengan bukti, contoh, dan berbagai alasan yang sulit dibantah, sehingga
dapat meyakinkan pembaca bahwa yang disampaikan itu benar (Wiyanto,
2004:67). Melalui argumentasi, penulis berupaya merangkaikan fakta-fakta
sedemikian rupa sehingga ia mampu menunjukkan apakah suatu pendapat atau
suatu hal tertentu itu benar atau tidak. Kebenaran pendapat atau suatu hal harus
akan mempunyai keyakinan yang tinggi akan kebenaran pendapat atau suatu hal
tersebut.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:85), argumentasi adalah alasan
untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan.
Berdasarkan beberapa pendapat mengenai karangan dan argumentasi, dapat
diringkaskan bahwa karangan argumentasi adalah karangan yang berjenis
argumentasi. Jenis karangan yang mengemukakan alasan, contoh, bukti-bukti
yang kuat, dan meyakinkan sehingga orang akan membenarkan pendapat, sikap,
gagasan, dan keyakinan penulis.
Karangan argumentasi sering dikatakan sebagai jenis karangan yang sulit
untuk ditulis atau dibuat karena karangan ini melibatkan semua jenis karangan
atau tulisan lainnya. Karangan argumentasi kerap diintegrasikan dengan karangan
persuasi, karena keduanya menampilkan adanya fakta dan pendapat. Bila seorang
pengarang mempergunakan nada mendebat atau nada argumentatif, maka hasilnya
adalah tulisan yang bersifat meyakinkan atau tulisan persuasif (Tarigan,
2008:108).
Wiyanto (2004:68) berpendapat bahwa perbedaan mendasar antara karangan
persuasi dan karangan argumentasi adalah pada sasaran yang ingin dibidik oleh
karangan. Karangan argumentasi menitikberatkan sasaran pada logika pembaca,
sedangkan karangan persuasi lebih pada emosi atau perasaan pembaca walaupun
tidak melepaskan logika. Logika pembaca dioptimalkan ketika seseorang
membaca karangan argumentasi karena keilmiahan bahasa dan isi karangan.
pendapat atau gagasan dengan fakta yang mendukungnya, sehingga pembaca
mengetahui kebenaran suatu pendapat. Berbeda dengan karangan persuasi. Dalam
membaca karangan persuasi, seseorang lebih memaksimalkan emosi atau
perasaannya ketika memutuskan untuk mengikuti atau menolak ajakan penulis.
Hal ini tidak terlepas pula dari permainan logika. Seorang pembaca karangan
persuasi menggunakan sedikit logikanya untuk mengetahui kebenaran suatu hal,
sehingga pada akhirnya ia akan ikut tertarik dengan ajakan penulis. Dengan kata
lain, yang dikerjakan karangan argumentasi adalah benar salahnya gagasan atau
pendapat, sedangkan karangan persuasi lebih pada bagaimana mempengaruhi
pembaca agar tertarik mengikuti kehendak penulis. Keduanya saling berhubungan
karena pembaca tidak mudah dipengaruhi dan diajak apabila belum diyakinkan.
Karangan argumentasi mempunyai daya argumentasi karena dalam karangan
tersebut memuat adanya data, fakta, dan kesaksian. Bukti-bukti berupa data, fakta,
dan kesaksian ini akan membantu penulis untuk menjadikan pembaca percaya
pada hal yang dibicarakan dalam karangan. Begitu pula dengan karangan persuasi.
Karangan persuasi merupakan karangan berdaya persuasi, tetapi di dalamnya
terdapat pula daya argumentasi. Daya argumentasi dalam karangan persuasi
mempengaruhi daya persuasi yang ada, sehingga karangan persuasi mengandung
fakta-fakta yang berusaha meyakinkan pembaca hingga pembaca mengikuti
ajakan yang ditawarkan penulis.
b. Ciri karangan argumentasi
Karangan merupakan sebuah produk yang dihasilkan dari kegiatan menulis.
mengarang, yaitu kejelasan, keringkasan, ketepatan, kesatupaduan, pertautan, dan
pengharkatan. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing asas tersebut.
1) Kejelasan
Suatu karangan akan dipahami oleh pembaca jika mempunyai maksud yang
jelas dan tidak mungkin disalahtafsirkan oleh pembaca karena setiap gagasan
dipaparkan secara jelas. Ciri karangan yang jelas adalah (a) mudah dimengerti
oleh pembaca; (b) menggunakan kalimat yang sederhana; (c) karangan tidak
berbelit-belit; (d) dapat melukiskan secara benar ide yang terdapat dalam pikiran
penulis.
2) Keringkasan
Pengarang tidak perlu mengulang-ulang ide, tidak bertele-tele dalam
menyampaikan gagasannya, dan tidak berlebih-lebihan dengan kata (redundan)
sehingga asas keringkasan dapat terpenuhi.
3) Ketepatan
Suatu karangan dapat menyampaikan maksud kepada pembaca sesuai dengan
maksud dari pengarang itu sendiri (tidak ambigu). Supaya karangan tepat,
pengarang harus menaati berbagai aturan dan ketentuan tata bahasa, ejaan, tanda
baca, dan kelaziman memakai bahasa tulis yang ada.
4) Kesatupaduan
Sebuah karangan yang baik adalah karangan yang dibuat dari sebuah topik
utama. Setiap paragraf harus saling berhubungan sehingga tidak menyimpang dari
memuat satu gagasan pokok yang didukung dengan beberapa penjelasan yang
terpadu.
5) Pertautan
Dalam suatu karangan, antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lain
harus saling terkait, baik dalam satu paragraf maupun antarparagraf yang lain.
6) Pengharkatan
Setiap gagasan yang penting diungkapkan dengan penonjolan tertentu
sehingga pembaca dapat mengingat informasi tersebut dengan baik.
Berkaitan dengan keenam asas di atas, karangan argumentasi termasuk dalam
jenis karangan yang memiliki beberapa ciri khas. Ciri karangan argumentasi
terkandung dalam pengertian karangan argumentasi, yaitu (1) menjelaskan
pendapat agar pembaca merasa yakin terhadap tulisan tersebut; (2) memerlukan
fakta untuk pembuktian berupa gambar, grafik, atau data lainnya; (3) penutup
berupa simpulan yang diambil penulis dari hasil mengkaji data dan fakta yang
dicantumkan; (4) data dan fakta yang disajikan dapat dipertanggungjawabkan; dan
(5) penjelasan yang disampaikan bersifat logis dan sesuai dengan data dan fakta
yang dimiliki.
Hal serupa dikatakan Keraf (2007:4-5). Menurutnya, ciri karangan
argumentasi adalah (1) berusaha membuktikan kebenaran masalah; (2) mengajak
dan mempengaruhi pembaca untuk mengikuti jalan pikiran penulis; (3) gaya
penulisan yang meyakinkan; dan (4) adanya fakta-fakta yang digunakan untuk
membuktikan kebenaran. Ciri karangan argumentasi berkaitan dengan tujuannya
dipaparkan dengan fakta yang akurat baik secara induktif maupun deduktif.
Pamaparan secara induktif adalah pemaparan dari hal-hal yang khusus dan
akhirnya diambil simpulan yang bersifat umum. Sementara itu, pemaparan
deduktif diambil dari sebuah pernyataan yang bersifat umum dan digunakan untuk
mengamati hal-hal khusus sehingga dapat ditarik sebuah kesimpulan.
Seorang penulis karangan argumentasi harus dapat membatasi persoalan yang
dikemukakannya dan menetapkan di mana terletak titik atau sasaran
ketidaksesuaian pendapat antara pengarang dan pembaca. Dengan demikian ia
dapat mengubah keyakinan dan mempengaruhi tindakan pembaca. Keraf
(2007:103-104) menjelaskan bahwa untuk membatasi persoalan dan menetapkan
titik ketidaksesuaian, maka sasaran yang harus ditetapkan untuk diamankan oleh
setiap pengarang argumentasi adalah (1) argumentasi harus mengandung
kebenaran untuk mengubah sikap dan keyakinan orang mengenai topik yang akan
diargumentasikan; (2) pengarang harus berusaha untuk menghindari setiap istilah
yang dapat menimbulkan prasangka tertentu; (3) tujuan argumentasi adalah
menghilangkan ketidaksepakatan, maka penulis harus membatasi istilah yang
digunakan pada awal penulisan; dan (4) sejak awal penulisan, penulis harus
mengungkapkan dengan jelas di mana terletak perbedaan-perbedaan yang akan
diargumentasikan itu.
Karangan argumentasi merupakan karangan yang bersifat semi ilmiah, maka
dalam tulisannya disajikan fakta atau data yang dapat teruji dari segi kosistensi
(tidak ada satu evidensi yang bertentangan atau melemahkan evidensi lain) dan
berlaku). Seorang penulis karangan argumentasi harus menuliskan hal-hal yang
tidak boleh mengandung prasangka (autoritas tidak boleh memperoleh
keuntungan pribadi dari data-data eksperimentalnya). Baik tidaknya karangan
argumentasi dinilai dari bobot argumen atau pendapat yang disajikannya, ada
tidaknya fakta atau data, kebakuan bahasa yang digunakan, penggunaan ejaan
yang disempurnakan, keterikatan atau relevansi antarkalimat dan paragraf, dan
sistematika penyajian karangan.
c. Kerangka karangan argumentasi
Karangan argumentasi merupakan jenis tulisan yang mempunyai struktur atau
kerangka sama dengan karangan lain pada umumnya. Struktur karangan
argumentasi menurut Keraf (2007:104-107) ada tiga bagian, yaitu pendahuluan,
isi, dan penutup. Berikut uraian masing-masing bagian karangan argumentasi.
1) Pendahuluan
Bagian pendahuluan berfungsi untuk menarik perhatian pembaca terhadap
argumen yang akan disampaikan atau dikemukakan dalam tulisan tersebut. Bagian
pendahuluan juga dapat berfungsi untuk mengarahkan pembaca ke masalah yang
akan disampaikan dan memberi gambaran umum mengenai masalah yang akan
disampaikan penulis.
Bahan-bahan untuk menarik perhatian pembaca dan fakta-fakta pendahuluan
harus benar-benar diseleksi supaya pengarang tidak melakukan hal-hal yang justru
bersifat argumentatif. Hal-hal yang bersifat argumentatif ini akan dikemukakan
oleh penulis dalam tubuh argumentasi. Untuk menetapkan apa dan berapa banyak
mengapa persoalan itu dibicarakan pada saat ini dan seberapa pentingnya masalah
itu dibicarakan; (2) menjelaskan latar belakang historis yang mempunyai
hubungan langsung dengan persoalan yang akan diargumentasikan, sehingga
pembaca dapat memperoleh pengertian dasar mengenai hal tersebut; (3)
menjelaskan argumen-argumen yang hendak disampaikan dan terdapat kejelasan
pembedaan antara hal-hal yang berhubungan dengan selera dan hal-hal yang
bertalian dengan fakta, sehingga dengan mempergunakan dasar tersebut penulis
karangan dapat bergerak maju dengan mempergunakan fakta tersebut.
2) Tubuh karangan
Bagian ini berisi pembuktian kebenaran pendapat yang dikemukakan penulis
dan dihubungkan secara logis serta kritis dengan semua fakta yang ada. Dalam
bagian ini, kekuatan argumen harus dimiliki oleh penulis agar dapat meyakinkan
pembaca. Bagian tubuh karangan merupakan penjelasan mengenai masalah dan
bukti-bukti yang ada, sehingga gagasan dan bukti itu perlu disampaikan sedalam
dan sekonkret mungkin.
Banyaknya paragraf dalam karangan berkaitan erat dengan luas sempitnya
masalah yang disampaikan penulis. Apabila masalahnya cukup sederhana, jumlah
paragraf yang disajikan tidak terlalu banyak, sebaliknya apabila masalah yang
disampaikan cukup kompleks, jumlah paragraf dalam bagian ini akan cukup
banyak. Penulis tidak perlu menyampaikan argumen dan fakta yang sekiranya
tidak menunjang tulisan, artinya penulis tidak perlu berlebih-lebihan dalam
3) Kesimpulan dan ringkasan
Bagian ini berisi kesimpulan seperti halnya ringkasan, diberikan penekanan
pada bagian-bagian tertentu, dan memberikan prediksi berkaitan dengan karangan.
Pada bagian kesimpulan, penulis harus bisa meyakinkan pembaca agar melakukan
apa yang ditulisnya. Penulis juga harus menjaga agar konklusi yang disampaikan
tetap memelihara tujuan, menyegarkan kembali ingatan pembaca tentang apa yang
telah dicapai, dan mengapa konklusi-konklusi (simpulan) itu diterima sebagai
sesuatu yang logis. Sebagai bagian penutup, paragraf-paragraf yang disajikan
hendaknya dibuat sedemikian rupa seolah-olah memberi isyarat kepada pembaca
bahwa karangan akan segera berakhir (Wiyanto, 2004:75).
d. Contoh karangan argumentasi
Berikut disajikan contoh karangan argumentasi dan penjelasan
bagian-bagiannya.
Narkotika dalam Kekelaman
Kapan pemberantasan penyalahgunaan narkotika dapat menunjukkan hasil yang memuaskan, rasanya masih sulit diperkirakan. Hampir semua negara di dunia merasa khawatir dengan penyalahgunaan narkotika yang semakin merajalela ke wilayah yang lebih luas. Kehancuran hari depan bangsa dapat terjadi bila masalah ini tidak ditangani dengan sunguh-sunguh.
Narkotika merupakan istilah terjemahan dari narcotic atau narcoses. Menurut Kamus Bahasa Inggris tulisan W.Y.S Poerwodarminto, Cs, narkotika diartikan sebagai obat yang menidurkan atau obat bius. Bila digunakan semestinya, sesungguhnya narkotika mempunyai banyak manfaat, seperti yang tergolong narkotika Amphetamine. Dalam bidang kedokteran, narkotika dipakai sebagai obat penghilang rasa sakit pada waktu pembedahan (operasi) serta memperbaiki kestabilan tekanan darah waktu pembedahan berlangsung. bagian
pendahuluan
Bila tidak dipergunakan sebagaimana mestinya, semua jenis narkotika itu akan membuat petaka. Baik catatan di buku-buku kriminalitas, berbagai surat kabar dan majalah, maupun dari informan yang dapat dipercaya, kesemuanya dapat menggambarkan bahwa akibat penyalahgunaan narkotika sangat menakutkan. Beberapa data yang dapat diketengahkan, antara lain yang dikemukakan oleh Prof. dr. G.T. Stewart dari Universitas Glasgow, Skotlandia. Beberapa pernyataan tersebut adalah
1. Narkotika mempunyai pengaruh buruk terhadap organ-organ tubuh yang ada dalam tubuh manusia, yaitu berupa kemunduran daya pikir, lemah ingatan, pelupa, menjadi dungu, dan memberi dampak besar untuk keturunannya. 2. Pengaruhnya terhadap sistem saraf, yaitu timbulnya halusinasi atau
penghayatan semu.
3. Narkotika berpengaruh terhadap urat nadi dan jantung, pengotoran darah dalam pembuluh darah, meningkatkan kerja jantung, dan meningkatkan denyut jantung sebagai akibat penyempitan pembuluh darah.
4. Pengaruhnya terhadap alat-alat pencernaan terutama kerusakan fungsi hati sehingga data mengakibatkan korban menderita penyakit hati sebagai dampak pengotoran darah oleh narkotika.
5. Seseorang yang semula bersusila, sopan santun, terhormat dalam masyarakat, dan melakukan ibadat menurut agama serta keyakinannya dengan kuat akan menjadi liar dan, ganas, merampok, bahkan membunuh apabila sudah melakukan penyalahgunaan narkotika dalam dosis yang berlebihan. bagian isi/tubuh karangan
Dari semua gambaran di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa penyalahgunaan narkotika benar-benar telah mengganggu ketentraman masyarakat. Peranan terpenting yang diharapkan dapat mencegah penyalahgunaan narkotika justru dalam lingkungan keluarga. Banyak upaya-upaya yang dapat dilakukan agar penyalahgunaan narkotika dapat ditanggulangi. Upaya-upaya yang dapat dilakukan adalah rumah tangga harus dapat menciptakan situasi keakraban antara ayah, ibu, dan anak. Selain itu, dalam sebuah keluarga, orang tua harus selalu memberikan teladan yang baik, dan menciptakan situasi hidup keagamaan dengan melakukan ibadah sesuai dengan ketentuan.
Demikianlah, secara ringkas telah diuraikan tentang penyalahgunaan narkotika. Dari tulisan di atas tergambar dengan jelas bahwa penyalahgunaan narkotika mempunyai akibat yang sangat fatal. Penanggulangan penyalahgunaan narkotika akan efektif bila dilakukan di tengah keluarga dan didukung oleh masyarakat.
bagian penutup
Sumber:http://tiaraizni.blogspot.com/2011/01/contoh-karanganargumentasi.html. diakses pada 15 Desember 2012. pk 10:56.
Karangan di atas merupakan karangan berjenis argumentasi yang mempunyai
berjudul „Narkotika dalam Kekelaman‟ di atas adalah pendahuluan, isi, dan
penutup. Bagian pendahuluan karangan di atas berisi tentang pengertian narkotika,
manfaat narkotika, dan bahaya narkotika. Bagian pendahuluan tersebut berperan
menarik minat pembaca, mengarahkan pembaca, menjelaskan secara singkat ide
pokok topik karangan, dan menjelaskan kapan dan bagaimana suatu hal
diperbincangkan. Bagian isi atau tubuh karangan menjelaskan tentang jenis-jenis
narkotika, pengaruh bagi pecandu narkotika, dan bahaya yang mengancam
masyarakat berkaitan dengan penyalahgunaan narkotika dalam kehidupan.
Bagian penutup karangan berisi mengenai usaha pencegahan adanya
penyalahgunaan narkotika di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Penulis berusaha menegaskan kembali kepada pembaca bahwa narkotika akan
berakibat fatal apabila digunakan secara salah sehingga kegiatan pencegahan
dapat dilakukan sedini mungkin sebelum harus sampai ke lingkup hukum, yaitu
mulai dari keluarga hingga masyarakat.
3. Teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:1422), teknik adalah metode
atau sistem mengerjakan sesuatu. Teknik penelitian merupakan penjabaran
metode penelitian, sistem atau metode penelitian dengan meneliti langsung
objeknya. B. Widharyanto, dkk. (2003:20) mengatakan bahwa teknik dimaknai
sebagai implementasi praktis dan terperinci berbagai kegiatan yang disarankan
merupakan cara penyampaian informasi pembelajaran yang melibatkan, baik guru
maupun siswa.
Teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) merupakan teknik
yang diperkenalkan oleh Bobbi DePorter. Teknik PAK merupakan penggabungan
dari beberapa strategi yang tampak dalam langkah teknik pembelajaran, yaitu
Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat.
a. Pusatkan Pikiran
Pada langkah awal, siswa dilatih memusatkan pikiran dan tidak merasa ragu
untuk menuangkan ide yang ada di pikiran mereka ke dalam bentuk tulisan.
Strategi yang digunakan dalam kegiatan pusatkan pikiran adalah strategi gugus.
Strategi gugus merupakan cara menuliskan ide-ide yang terlintas di benak kita
dalam bentuk gugus (DePorter, 2009:18). Strategi ini dilakukan dengan cara:
1) Ambil selembar kertas kosong
2) Letakkan kertas dalam posisi horizontal dan tuliskan topik utama dalam
bentuk kata kunci atau kalimat di tengah. Beri lingkaran di sekitarnya.
3) Tuliskan semua ide terkait yang terpikirkan oleh siswa, sebar disekitar pikiran
[image:48.595.98.516.203.663.2]utama. Buatlah lingkaran di setiap kata atau ide yang siswa tuliskan, dan
gambar garis yang menghubungkan dengannya dengan pikiran utama.
4) Tuliskan ide kedua yang muncul akibat kata-kata ini dan kembali beri
lingkaran, kali ini buat garis yang menghubungkannya dengan kata pemicu.
Ulangi ketiga langkah pertama ini sampai siswa kehabisan ide dan lingkaran
b. Atur
Setelah menuliskan ide-ide terbaik di atas kertas, langkah selanjutnya adalah
menata tulisan agar bisa terbaca oleh pembaca dengan jelas dan akurat. Saat ini,
kita perlu mundur, lihat kembali curahan gagasanmu dan strukturkan apa saja
yang ingin kita tuliskan dengan menggunakan dua strategi menata, yaitu peta
pikiran dan kerangka (DePorter, 2009:31).
Pada langkah kedua ini, siswa dilatih untuk menuangkan dan menata
ide-idenya melalui dua strategi. Strategi pertama yaitu peta pikiran. Pada strategi peta
pikiran ini, siswa dapat melingkari ide utama, menebalkan huruf-hurufnya,
bahkan memberi gambar untuk menonjolkan maknanya. Peta pikiran akan
membantu menata ide dan membuat hubungan di antara semua ide.
Strategi kedua yaitu strategi kerangka. Strategi kerangka ini digunakan untuk
membantu membangun sebuah paragraf yang tersusun atas ide-ide yang ada.
Sebuah paragraf mengandung ide utama, detail, contoh, dan kesimpulan.
c. Karang
Karang merupakan langkah ketiga dari teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur,
Karang, dan Hebat). Pada langkah ini, siswa sudah mulai mengarang. Ada lima
teknik mengedit draf dalam teknik ini, yaitu
1) Bahasa yang terkesan alami, maksudnya tuliskan seperti orang berpikir dan
berbicara. Contoh: Penelitian menyebutkan banyak siswa Amerika Serikat
akan berprestasi lebih baik di sekolah jika mereka menguasai keterampilan
2) Suara aktif, artinya buat tulisan “bertindak” atau mewujudkan sesuatu.
Contoh: Penyanyi itu memainkan gitar.
3) Kata kerja aktif, artinya gunakan kata kerja kuat untuk menghidupkan tulisan.
Contoh: Saya menargetkan belajar ke luar negeri tahun ini.
4) Bahasa spesifik, artinya tambahkan sentuhan personal dengan detail seperti
nama dan angka. Contoh: Rama, Dara, dan Fifi mendapatkan hadiah
masing-masing sebesar Rp 10.000.000,00
5) Jelas, singkat, sederhana, serta buat semua kata dan kalimat penting. Contoh:
Berbagi file di internet, memperbaiki industri musik.
d. Hebat
Langkah ini merupakan langkah gabungan dari langkah sebelumnya, yaitu
karang. Pada langkah terakhir ini, siswa dilatih untuk mengoptimalkan tulisannya
dan menambah daya tarik tulisannya, serta membaca dengan saksama detailnya,
seperti ejaan, kata sambung, dan tata bahasa. Berikut teknik membaca dengan
saksama
1) Baca secara keseluruhan dari awal karangan hingga akhir karangan, sehingga
siswa dapat melihat koherensi setiap kata, kalimat, dan paragraf dalam
karangan tersebut.
2) Baca dari belakang, maksudnya, siswa membaca setiap kata dari akhir kalimat
tanpa menyatukan semuanya menjadi kalimat. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui kesalahan penggunaan huruf dan tanda baca secara lebih detail.
3) Gunakan bahan referensi, seperti kamus, buku EYD, dan panduan gaya
Kelebihan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) adalah
dapat membantu siswa dalam melatih kemampuan menulis, membebas