• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan kemampuan menulis karangan argumentasi dengan teknik PAK (Pusatkan pikiran, atur, karang, dan hebat) pada siswa kelas XB semester II SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu tahun ajaran 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peningkatan kemampuan menulis karangan argumentasi dengan teknik PAK (Pusatkan pikiran, atur, karang, dan hebat) pada siswa kelas XB semester II SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu tahun ajaran 2012/2013."

Copied!
351
0
0

Teks penuh

(1)

DAN HEBAT) PADA SISWA KELAS XB SEMESTER II SMA PANGUDI LUHUR ST. LOUIS IX SEDAYU

TAHUN AJARAN 2012/2013

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

Disusun oleh: Christiana Tri Jatuningsih

091224004

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

i

DAN HEBAT) PADA SISWA KELAS XB SEMESTER II SMA PANGUDI LUHUR ST. LOUIS IX SEDAYU

TAHUN AJARAN 2012/2013

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

Disusun oleh: Christiana Tri Jatuningsih

091224004

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)

ii

SKRIPSI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN TEKNIK PAK (PUSATKAN PIKIRAN, ATUR, KARANG,

DAN HEBAT) PADA SISWA KELAS XB SEMESTER II SMA PANGUDI LUHUR ST. LOUIS IX SEDAYU

TAHUN AJARAN 2012/2013

Disusun oleh

Christiana Tri Jatuningsih 091224004

Telah disetujui oleh

Dosen Pembimbing I

Dr. Yuliana Setiyaningsih Tanggal 18 Juli 2013

Dosen Pembimbing II

(4)

iii

SKRIPSI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN TEKNIK PAK (PUSATKAN PIKIRAN, ATUR, KARANG,

DAN HEBAT) PADA SISWA KELAS XB SEMESTER II SMA PANGUDI LUHUR ST. LOUIS IX SEDAYU

TAHUN AJARAN 2012/2013

Dipersiapkan dan Disusun Oleh

Christiana Tri Jatuningsih

091224004

Telah dipertahankan di depan panitia penguji

pada tanggal 24 Juli 2013

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Yogyakarta, 24 Juli 2013 Fakultas Keguruan dan Ilmu Universitas Sanata Dharma Dekan,

Rohandi, Ph.D.

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua : Dr. Yuliana Setiyaningsih

Sekretaris : Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum.

Anggota 1 : Dr. Yuliana Setiyaningsih

Anggota 2 : Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum.

(5)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Kelak, di saat begitu banyak jalan terbentang di hadapanmu, janganlah memilihnya dengan asal

tetapi duduklah dan tungguhlah sesaat. Lalu ketika hatimu bicara, beranjaklah, dan pergilah ke

mana hati membawamu…

(Susanna Tamaro)

Skripsi ini saya persembahkan kepada

Tuhan Yesus Kristus

Orang tua saya (Bapak Nicolas T. Tri Harjo Saputro (alm) dan Ibu Pudentiana Sulastri) yang

selalu mendoakan, memberi dorongan, dan bekerja keras demi saya,

Kakak-kakak yang tidak pernah lelah memberikan semangat agar saya dapat menyelesaikan

pendidikan di Universitas Sanata Dharma ini dengan baik,

Teman-teman seperjuangan yang telah memberikan warna, dukungan, dan semangat

(6)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 24 Juli 2013

Penulis

(7)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Christiana Tri Jatuningsih

Nomor Mahasiswa : 091224004

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN TEKNIK PAK (PUSATKAN PIKIRAN, ATUR, KARANG,

DAN HEBAT) PADA SISWA KELAS XB SEMESTER II SMA PANGUDI LUHUR ST. LOUIS IX SEDAYU

TAHUN AJARAN 2012/2013

Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma

hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam

bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di

internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari

saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama

saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 24 Juli 2013

Yang menyatakan

(8)

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat,

rahmat, dan perlindungan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan baik dan lancar. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus

dipenuhi untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan

Daerah. Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan berkat dukungan dari

berbagai pihak. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada

1. Dr. Yuliana Setiyaningsih, selaku Kaprodi PBSID Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta dan Dosen Pembimbing I, yang telah memberikan bimbingan,

motivasi, dan masukan demi kesempurnaan skripsi ini.

2. Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum., selaku Wakaprodi PBSID Universitas

Sanata Dharma dan Dosen Pembimbing II, yang telah memberikan bantuan,

motivasi, kritik, dan saran selama skripsi ini dikerjakan.

3. Para dosen PBSID yang telah memberikan seluruh ilmu dan pengalamannya

selama penulis menempuh pendidikan di Universitas Sanata Dharma.

4. Robertus Marsidiq, selaku karyawan sekretariat PBSID atas pelayanan dan kerja

samanya selama ini.

5. Kedua orang tua penulis, Bapak Nicolas T. Tri Harjo Saputro (alm.) dan Ibu Pudentiana Sulastri, B.A., yang telah berjuang dengan keras, memberikan

dukungan, dan doa yang tak ada hentinya agar penulis dapat menyelesaikan

pendidikan di Universitas Sanata Dharma.

6. Kakak-kakak, Yuliana Prasiwi Tri Harjanti, S.Pd. dan Bernardia Prastiwi

Haryuningsih, S.Pd. yang selalu memberi semangat dan motivasi untuk

menyelesaikan skripsi ini.

7. Br. Agustinus Mujiya, S.Pd., FIC., selaku Kepala Sekolah SMA Pangudi Luhur

St. Louis IX Sedayu, yang telah memberikan izin kepada penulis untuk

(9)

viii

8. Ibu Dra. C. Sri Purwaningsih, selaku guru bidang studi bahasa Indonesia di SMA

Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu, atas kerjasamanya sehingga penelitian ini

dapat berjalan dengan baik dan lancar.

9. Segenap guru di SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu yang telah menerima

kehadiran penulis dengan ramah sehingga penulis merasa nyaman ketika

melakukan penelitian.

10.Siswa-siswi kelas XB SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu yang telah

berpartisipasi aktif selama penelitian dilaksanakan.

11.Theresia Banik Putriana, Aurelia Rani Wijayanti, Fransisca Ayu Krisnasari,

Natalia Staffiany, Gabriella Amerentiana Nurhayati, Eduardus Sateng Tanis,

Reinardus Aldo, Tofan Gustyawan, Fajari Revyanto, Yohanes Rizky, Andreas

Adit, Roni Prabowo, dan Mikael Jati Kurniawan yang telah banyak memberikan

warna, kegembiraan, dan semangat selama pendidikan di Universitas Sanata

Dharma.

12.Teman-teman PBSID angkatan 2009, atas kerjasama dan kebersamaannya selama

ini.

13.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang membantu

penulis dengan berbagai hal demi kelancaran penyusunan skripsi ini.

Seperti ungkapan ‘tak ada gading yang tak retak’, penulis menyadari banyak

kekurangan dan kesalahan selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis

mohon maaf atas segala kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Penulis berharap

semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang memerlukan

Yogyakarta, 24 Juli 2013

Penulis

(10)

ix

ABSTRAK

Jatuningsih, Christiana Tri. 2013. Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Argumentasi dengan Teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) pada Siswa Kelas XB Semester II SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu Tahun Ajaran 2012/2013. Skripsi S1. Yogyakarta: PBSID, FKIP, USD.

Penelitian ini mengkaji kemampuan siswa dalam menulis karangan argumentasi. Hal ini dilatarbelakangi oleh adanya permasalahan bahwa siswa kurang berminat menulis karangan bersifat ilmiah dan karangan argumentasi yang dihasilkan kurang bisa mencapai KKM yang ditetapkan (bahasa tidak baku dan banyak kesalahan ejaan). Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan teknik PAK dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi dan peningkatan kemampuan siswa dalam menulis karangan argumentasi.

Penelitian ini termasuk penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XB semester II SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 25 siswa. Data dalam penelitian ini berupa transkrip wawancara, catatan selama observasi, pendapat siswa dalam kuesioner, foto, dan skor hasil tes. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik nontes dan teknik tes. Aspek kemampuan menulis karangan argumentasi dianalisis menggunakan kriteria penilaian yang mencakup (1) isi karangan, (2) organisasi karangan, (3) tata bahasa, (4) diksi, dan (5) ejaan.

Hasil penelitian tindakan kelas ini menunjukkan bahwa teknik PAK dapat memudahkan siswa mendapatkan inspirasi, menjadikan siswa berani dan termotivasi ketika menulis, membantu siswa untuk berpikir secara sistematis, dan meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis karangan argumentasi. Terkait dengan peningkatan kemampuan menulis secara terperinci dapat dilihat dari hasil prasiklus, siklus 1, dan siklus 2. Nilai rata-rata siswa pada prasiklus sebesar 53.60, pada siklus 1 meningkat menjadi 70.88, dan pada siklus 2 meningkat lagi menjadi 78.16. Tingginya peningkatan dinyatakan dalam persentase selisih nilai rata-rata siswa dari prasiklus hingga siklus 2, yaitu sebesar 24,56%. Siswa yang mencapai ketuntasan belajar pada prasiklus hanya 11 siswa atau 44% dan pada siklus 1 meningkat menjadi 18 siswa atau 72%. Pada siklus 2, terdapat 19 siswa atau 76% siswa yang tuntas. Apabila digolongkan menurut kriteria ketuntasan belajar siswa, peningkatan ini termasuk dalam kategori tinggi, yaitu 76%. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa nilai t-hitung sebesar 11.595 lebih besar dari nilai t-tabel 1.711. Artinya, teknik PAK dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan argumentasi siswa kelas XB semester II SMA Pangudi Luhur St. Louis Sedayu tahun ajaran 2012/2013.

(11)

x

ABSTRACT

Jatuningsih, Christiana Tri. 2013. The Enhancement of Argumentative Essay Writing Ability by Using CSW (Concentrate, Set, Write, and Great) Technique for The Tenth Grade Students of SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu batch 2012/2013 semester II. Thesis S1. Yogyakarta: Indonesia Education and Art Study Program. Faculty of Teachers Training and Education, Sanata Dharma University.

This research is aimed to examine students' ability in argumentative essay writing. The background of this study deals with the students' less willingness to write a scientific essay and the fact that most of students' essays do not achieve completeness limit (the language used is not a standard language and the spelling is mostly incorrect). The aim of this research is to know the implementation of CSW technique in writing argumentative essays learning process and to improve the students' writing ability.

This is a classroom action research which was conducted in two cycles. The subjects of this research were 25 tenth grade students of SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu batch 2012/2013 semester II. The data collection consists of five aspects, namely, the interview transcripts, notes during the observations, the students' opinion as recorded in form of questionnaires, photographs, and the results of the tests. The data gathering technique were non-test and test technique. The analysis of students' ability was based on the assessment indicators, namely, (1) the content of the essay, (2) the organization of the essay, (3) the language structure, (4) the diction, and (5) the spelling.

(12)

xi

DAFTAR ISI

Hal.

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... ix

ABSTRACT ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GRAFIK ... xv

DAFTAR DIAGRAM ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR BAGAN ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian... 6

E. Batasan Istilah ... 7

F. Sistematika Penyajian ... 8

BAB II LANDASAN TEORI ... 10

A. Penelitian Terdahulu yang Relevan... 10

(13)

xii

1. Keterampilan Menulis ... 13

2. Karangan Argumentasi ... 17

a. Pengertian Karangan Argumentasi ... 17

b. Ciri Karangan Argumentasi ... 19

c. Kerangka Karangan Argumentasi ... 23

d. Contoh Karangan Argumentasi ... 25

3. Teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) ... 27

4. Teknik PAK dalam Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi ... 31

C. Kerangka Berpikir ... 33

D. Hipotesis ... 36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 37

A. Jenis Penelitian ... 37

B. Subjek dan Objek Penelitian ... 37

C. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 38

D. Teknik Pengumpulan Data ... 38

1. Teknik Tes ... 38

2. Teknik Nontes ... 39

E. Instrumen Penelitian ... 40

F. Teknik Analisis Data... 54

G. Prosedur Penelitian ... 56

1. Siklus 1 ... 57

2. Siklus 2 ... 60

H. Indikator Keberhasilan ... 63

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 64

A. Deskripsi Data Pelaksanaan Penelitian ... 64

1. Deskripsi Tempat Penelitian ... 64

2. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Siklus 1 dan Siklus 2 ... 65

(14)

xiii

Penerapan Teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) dalam

Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi pada Prasiklus, Siklus 1, dan

Siklus 2 ... 67

a. Prasiklus ... 67

b. Siklus 1 ... 75

c. Siklus 2 ... 105

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 132

1. Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Argumentasi Siswa dengan Teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) ... 132

a. Aspek Isi Karangan ... 133

b. Aspek Organisasi Karangan ... 146

c. Aspek Tata Bahasa ... 157

d. Aspek Diksi atau Pilihan Kata ... 168

e. Aspek Ejaan ... 177

2. Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Argumentasi berdasarkan Nilai Rata-rata Siswa ... 189

3. Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Argumentasi Siswa berdasarkan Ketuntasan Belajar ... 191

4. Uji Hipotesis ... 193

a. Uji Normalitas ... 194

b. Uji-t ... 198

BAB V PENUTUP ... 204

A. Simpulan ... 204

B. Saran ... 208

DAFTAR PUSTAKA ... 210

(15)

xiv

DAFTAR TABEL

Hal.

Tabel 3.1 Pedoman Penilaian Karangan Argumentasi ... 40

Tabel 3.2 Rubrik Penilaian Aspek Isi Karangan ... 41

Tabel 3.3 Rubrik Penilaian Aspek Organisasi Karangan ... 42

Tabel 3.4 Rubrik Penilaian Aspek Tata Bahasa ... 42

Tabel 3.5 Rubrik Penilaian Aspek Diksi (Pilihan Kata) ... 43

Tabel 3.6 Rubrik Penilaian Aspek Ejaan ... 43

Tabel 3.7 Instrumen Observasi untuk Guru Aktivitas Guru di Kelas secara Umum ... 50

Tabel 3.8 Instrumen Observasi Situasi Kelas Aktivitas Siswa dan Situasi di Kelas ... 52

Tabel 3.9 Lembar Penilaian Siswa terhadap Pembelajaran ... 53

Tabel 3.10 Kriteria Ketuntasan Belajar Siswa ... 55

Tabel 3.11 Indikator Keberhasilan ... 63

Tabel 4.1 Data Jumlah Siswa yang Tuntas dan Tidak Tuntas ... 191

Tabel 4.2 Uji Normalitas Data Prasiklus ... 194

Tabel 4.3 Uji Normalitas Data Siklus 1 ... 195

Tabel 4.4 Uji Normalitas Data Siklus 2 ... 196

Tabel 4.5 Uji Normalitas Data Prasiklus dan Siklus 2 ... 197

Tabel 4.6 Uji-T Data Prasiklus dan Siklus 2 ... 199

(16)

xv

DAFTAR GRAFIK

Hal.

Grafik 4.1 Nilai Kemampuan Menulis Karangan Argumentasi Prasiklus ... 67

Grafik 4. 2 Nilai Kemampuan Menulis Karangan Argumentasi Siklus 1 ... 76

Grafik 4.3 Persentase Penilaian Siswa Berkaitan dengan Penerapan Teknik

PAK dalam Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi ... 91

Grafik 4.4 Persentase Penilaian Siswa Berkaitan dengan Keterlibatan Siswa

dalam Aktivitas Pembelajaran ... 94

Grafik 4.5 Nilai Kemampuan Menulis Karangan Argumentasi Siklus 2 ... 106

Grafik 4.6 Persentase Penilaian Siswa terhadap Penerapan Teknik PAK dalam

Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi ... 119

Grafik 4.7 Persentase Keterlibatan Siswa dalam Aktivitas Pembelajaran ... 122

Grafik 4.8 Data Peningkatan Skor yang Diperoleh Siswa dari Prasiklus hingga

Siklus 2 untuk Aspek Isi Karangan ... 133

Grafik 4.9 Data Peningkatan Skor yang Diperoleh Siswa dari Prasiklus hingga

Siklus 2 untuk Aspek Organisasi Karangan ... 146

Grafik 4.10 Data Peningkatan Skor yang Diperoleh Siswa dari Prasiklus hingga

Siklus 2 untuk Aspek Tata Bahasa ... 157

Grafik 4.11 Data Peningkatan Skor yang Diperoleh Siswa dari Prasiklus hingga

Siklus 2 untuk Aspek Diksi atau Pilihan Kata ... 168

Grafik 4.12 Data Peningkatan Skor yang Diperoleh Siswa dari Prasiklus hingga

Siklus 2 untuk Aspek Ejaan ... 177

Grafik 4.13 Peningkatan Nilai Rata-Rata Siswa pada Pembelajaran Menulis

(17)

xvi

DAFTAR DIAGRAM

Hal.

Diagram 4.1 Persentase Ketuntasan Siswa pada Prasiklus ... 191

Diagram 4.2 Persentase Ketuntasan Siswa pada Siklus 1 ... 192

(18)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Hal.

Gambar 4.1 Guru Menjelaskan Materi Pembelajaran Mengenai Karangan

Argumentasi ... 97

Gambar 4.2 Siswa Melakukan Langkah 1, yaitu Pusatkan Pikiran ... 98

Gambar 4.3 Siswa Melakukan Langkah 2, yaitu Atur ... 100

Gambar 4.4 Siswa Melakukan Langkah 3 dan 4, yaitu Karang dan Hebat ... 101

Gambar 4.5 Guru Mengecek Pekerjaan Siswa ... 125

Gambar 4.6 Siswa Melakukan Langkah 2, yaitu Atur ... 126

Gambar 4.7 Siswa Melakukan Langkah 2 Bagian Kedua ... 127

(19)

xviii

DAFTAR BAGAN

Hal.

Bagan 2.1 Kerangka Berpikir ... 35

(20)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Hal.

Silabus Pembelajaran ... 214

RPP Siklus 1 ... 218

RPP Siklus 2 ... 236

Lembar Kerja Siswa Siklus 1 ... 246

Lembar Kerja Siswa Siklus 2 ... 252

Pedoman Dokumentasi Foto Siklus 1 dan Siklus 2 ... 260

Pedoman Wawancara Guru pada Prasiklus... 261

Pedoman Wawancara Guru pada Siklus 1 dan Siklus 2 ... 263

Pedoman Wawancara Siswa pada Siklus 1 dan Siklus 2 ... 264

Pedoman Pengamatan pada Siklus 1 dan Siklus 2 ... 265

Pedoman Kuesioner pada Siklus 1 dan Siklus 2 ... 268

Catatan Lapangan Siklus 1 ... 270

Catatan Lapangan Siklus 2 ... 278

Hasil Kuesioner ... 282

Hasil Refleksi Siklus 1 ... 288

Hasil Refleksi Siklus 2 ... 290

Hasil Wawancara Siswa pada Siklus 1 ... 293

Hasil Wawancara Siswa pada Siklus 2 ... 298

Hasil Wawancara Guru pada Prasiklus ... 303

Hasil Wawancara Guru pada Siklus 1 ... 306

Hasil Wawancara Guru pada Siklus 2 ... 308

Nilai Menulis Karangan Argumentasi pada Prasiklus ... 310

Nilai Menulis Karangan Argumentasi pada Siklus 1 ... 312

Nilai Menulis Karangan Argumentasi pada Siklus 2 ... 314

Surat Ijin ... 316

(21)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi

secara lisan dan tertulis. Selain itu, mengembangkan kemampuan siswa

menggunakan bahasa Indonesia dalam segala fungsinya, yaitu berpikir, bernalar,

dan bertindak. Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional, maka tidak heran

apabila bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang telah

ditempuh mulai dari bangku pendidikan dasar.

Keterampilan berbahasa bukanlah keterampilan yang mudah diraih, sehingga

dalam pencapaian tujuannya memerlukan usaha dan proses penataan

pembelajaran yang menarik dan kreatif. Empat keterampilan berbahasa yang

dimaksud meliputi mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.

Keterampilan mendengarkan dan membaca merupakan keterampilan yang bersifat

reseptif, sedangkan keterampilan berbicara dan menulis merupakan jenis

keterampilan yang bersifat produktif. Menulis, sesuai dengan urutan

pemerolehannya, merupakan keterampilan yang paling akhir untuk dikuasai dan

merupakan tingkat tertinggi dari aspek keterampilan berbahasa lainnya. Hal ini

disebabkan keterampilan menulis tidak hanya dapat ditingkatkan dengan aktivitas

menulis saja, tetapi keterampilan menulis juga menuntut adanya penalaran (dalam

mengolah kata, kalimat, dan bahasa), pengalaman, waktu, kesempatan, latihan,

(22)

Pada era modern saat ini, kebanyakan orang mengukur atau menilai

kecendekiaan seseorang dari karya tulis yang telah dihasilkannya. Menulis

merupakan suatu keterampilan yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara

tidak langsung dan tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis

merupakan kegiatan produktif dan ekspresif yang tidak akan datang secara

otomatis namun memerlukan praktik atau latihan yang terkonsep atau terstruktur.

Meskipun telah diketahui bahwa menulis merupakan hal penting dalam

kehidupan saat ini, dalam bingkai pendidikan di sekolah terkadang ditemukan

kendala atau hambatan ketika seorang siswa diberi tugas menulis sebuah

karangan. Pembelajaran menulis kurang diminati oleh para siswa karena dirasa

sulit dan menjadi beban bagi mereka, terlebih pada tulisan yang bersifat ilmiah

atau semi ilmiah, seperti menulis karangan argumentasi. Karangan argumentasi

merupakan karangan yang berusaha membuktikan kebenaran suatu pendapat. Di

dalam karangan argumentasi berisi pernyataan, sikap, atau penilaian terhadap

suatu hal yang disertai dengan alasan, bukti-bukti atau data yang logis.

Peneliti telah melakukan wawancara dengan Ibu Dra. C. Sri Purwaningsih,

salah satu guru bidang studi bahasa Indonesia di SMA Pangudi Luhur St. Louis

IX Sedayu. Wawancara tersebut berlangsung pada Rabu, 21 November 2012 di

ruang tamu SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu. Wawancara dilakukan

guna menganalisis kebutuhan berkaitan dengan judul skripsi yang diangkat,

sehingga dapat sebagai landasan penyusunan latar belakang masalah dalam skripsi

ini. Selain itu, wawancara ini juga dilakukan untuk mengetahui kondisi awal siswa

(23)

tersebut, Ibu Dra. C. Sri Purwaningsih mengatakan bahwa melihat keakademisan

karangan argumentasi, siswa jelas merasa akan lebih mudah dan senang ketika

diberi tugas menulis puisi atau karangan yang bersifat abstrak. Hal tersebut

terbukti dengan adanya fakta bahwa siswa kelas XA, XB, dan XD yang beliau

ampu kurang dapat mencapai nilai KKM bahasa Indonesia (75) apabila diminta

menulis sebuah karangan argumentasi.

Menulis merupakan rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan

gagasannya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Kesulitan yang

dialami siswa dalam kegiatan menulis adalah sulitnya menemukan ide atau

kalimat pertama untuk mengawali tulisan. Ketika mengadakan analisis kebutuhan

di sekolah tersebut, penulis mengetahui bahwa siswa kesulitan untuk menulis

tulisan yang bersifat ilmiah atau semi ilmiah; siswa kurang bisa menyampaikan

gagasannya secara baku; masih ditemukan bahasa SMS yang masuk, baik dalam

tulisan maupun ketika lisan dalam pembelajaran; dan dari hasil tulisan siswa

diketahui bahwa kesalahan ejaan masih banyak ditemukan. Meskipun telah

mengalami kesulitan tersebut, siswa tetap sulit untuk diatur atau diberi pengarahan

(ngeyelan). Siswa bertindak semaunya sendiri selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), kompetensi

dasar “menulis gagasan untuk mendukung suatu pendapat dalam bentuk paragraf

(karangan) argumentatif” merupakan kemampuan yang harus dikuasai siswa.

Penguasaan kompetensi dasar ini dapat dilihat dari hasil tes menulis karangan

(24)

Karena itu, peneliti memandang perlunya dilakukan perbaikan terhadap hasil

pembelajaran menulis karangan argumentasi siswa kelas XB semester II SMA

Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu tahun ajaran 2012/2013.

SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu merupakan salah satu sekolah

swasta di Yogyakarta yang siswanya heterogen, yaitu laki-laki dan perempuan.

Sekolah ini merupakan lembaga yang menggunakan kurikulum sesuai dengan

standar nasional pada aktivitas akademiknya. Sekolah ini tetap mempertahankan

pendidikan yang berkarakter dan dalam pembelajarannya tidak tertinggal dari

perkembangan zaman serta perkembangan teknologi yang ada, meskipun letaknya

tidak di tengah kota. Kemampuan guru dalam pengajaran (pemilihan teknik dan

penggunaan media yang menarik) di sekolah sangatlah penting untuk disoroti

karena merupakan dasar agar siswa dapat menguasai keterampilan-keterampilan

yang diajarkan dan termotivasi mengikuti pembelajaran.

Berdasarkan uraian situasi di atas, kegiatan menulis akan menjadi menarik,

bermakna, dan kemampuan siswa akan meningkat ketika siswa diajak terlibat

dalam pembelajaran yang terstruktur atau sistematis dan menarik. Pembelajaran

yang terstruktur atau sistematis merupakan pembelajaran yang berlangsung sesuai

dengan tahapan yang telah dipersiapkan, mulai dari pemberian teori, contoh,

hingga latihan yang bertahap. Salah satu contohnya adalah pembelajaran menulis

karangan argumentasi. Siswa dapat menguasai keterampilan menulis, entah jenis

apapun, apabila siswa mempunyai niat yang besar untuk menulis, banyak berlatih

dan belajar, dan tidak boleh malu serta ragu untuk membaca bermacam tulisan

(25)

sistematis ini, siswa diharapkan akan merasa lebih berani dan termotivasi ketika

pembelajaran menulis karangan argumentasi karena karangan ini termasuk dalam

karangan yang bersifat ilmiah atau semi ilmiah.

Salah satu teknik yang dekat dengan pembelajaran yang terstruktur/sistematis

adalah teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat). Peneliti tertarik

menerapkan teknik ini untuk membantu meningkatkan kemampuan menulis

karangan argumentasi siswa. Teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan

Hebat) merupakan suatu teknik pembelajaran yang memadukan strategi-strategi

untuk meningkatkan keterampilan menulis. Strategi-strategi tersebut terlihat pada

langkah-langkah yang ada dalam teknik ini, meliputi Pusatkan Pikiran, Atur,

Karang, dan Hebat. Teknik ini tidak hanya memberi semangat kepada siswa untuk

berani mengeluarkan ide tetapi juga menawarkan cara tertentu yang unik,

misalnya strategi gugus untuk menuangkan ide apapun yang ada di pikiran

penulis. Oleh karena itu, peneliti mengadakan penelitian dengan judul

“Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Argumentasi dengan Teknik PAK

(Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) pada Siswa Kelas XB Semester II

(26)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan paparan masalah tersebut, rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah

1. Bagaimanakah penerapan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan

Hebat) dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi siswa kelas XB

semester II SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu tahun ajaran 2012/2013?

2. Seberapa tinggi peningkatan kemampuan menulis karangan argumentasi siswa

kelas XB semester II SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu tahun ajaran

2012/2013?

C. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah yang telah dipaparkan, tujuan penelitian ini adalah

1. Mendeskripsikan penerapan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan

Hebat) dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi siswa kelas XB

semester II SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu tahun ajaran 2012/2013.

2. Mendeskripsikan seberapa tinggi peningkatan kemampuan menulis karangan

argumentasi siswa kelas XB semester II SMA Pangudi Luhur St. Louis IX

Sedayu tahun ajaran 2012/2013.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Guru

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan atau referensi bagi guru

(27)

terstruktur/sistematis, dan inovatif, sehingga teknik PAK (Pusatkan Pikiran,

Atur, Karang, dan Hebat) dapat menjadi salah satu alternatif untuk memajukan

kemampuan siswa dalam menulis karangan argumentasi. Penerapan teknik ini

diharapkan dapat sebagai perbaikan proses kegiatan belajar mengajar, serta

masukan untuk menggunakan berbagai variasi teknik pembelajaran.

2. Bagi Siswa

Pembelajaran dengan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan

Hebat) dapat mengurangi kejenuhan dan membantu siswa memahami isi

pembelajaran yang berlangsung, menumbuhkan suasana belajar yang variatif,

efektif, efisien, dan terstruktur/sistematis. Siswa dapat termotivasi dan berani

untuk menuangkan ide-idenya ke dalam tulisan sesuai dengan

langkah-langkah yang ada dalam teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan

Hebat).

3. Bagi Sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan positif terhadap

kemajuan sekolah dalam bidang akademik.

E. Batasan Istilah

1. Menulis adalah suatu proses menuangkan ide atau gagasan yang terdapat

dalam pikiran dengan menggunakan bahasa tulis sehingga orang lain dapat

memahami gagasannya.

2. Karangan argumentasi adalah suatu tulisan berjenis argumentasi yang berisi

(28)

kuat dan meyakinkan, sehingga orang yang membacanya akan membenarkan

pendapat, sikap, gagasan, dan keyakinan penulis.

3. Teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat)

Teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) adalah teknik

menulis karangan argumentasi yang bertujuan untuk melatih siswa agar dapat

membuat karangan argumentasi dengan baik. Teknik PAK (Pusatkan Pikiran,

Atur, Karang, dan Hebat) terdiri dari empat langkah, yaitu (1) penggunaan

strategi gugus untuk mengumpulkan dan menemukan ide terbaik; (2)

menstrukturkan apa yang ingin dituliskan dengan menggunakan strategi peta

pikiran dan kerangka karangan; (3) kegiatan mengarang; dan (4)

pengoptimalan tulisan, penambahan daya tarik tulisan, dan membaca kembali

dengan saksama detailnya, seperti ejaan, kata sambung, dan tata bahasa.

F. Sistematika Penyajian

Skripsi ini terdiri dari lima bab, yaitu bab I pendahuluan, bab II landasan teori,

bab III metodologi penelitian, bab IV hasil penelitian dan pembahasan, dan bab V

penutup. Bab I adalah pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah, dan sistematika

penyajian. Bab II memuat penelitian terdahulu yang relevan, teori mengenai

keterampilan menulis, karangan argumentasi, teknik PAK (Pusatkan Pikiran,

Atur, Karang, dan Hebat), teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan

Hebat) dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi, kerangka berpikir, dan

(29)

prosedur yang akan dilakukan peneliti, yaitu jenis penelitian, subjek dan objek

penelitian, lokasi dan waktu penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen

penelitian, teknik analisis data, prosedur penelitian, dan indikator keberhasilan.

Bab IV merupakan hasil penelitian dan pembahasan yang berisi deskripsi data

pelaksanaan penelitian, hasil penelitian, dan pembahasan. Bab V merupakan

(30)

10

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) dan kemampuan

menulis karangan argumentasi pernah digunakan dalam penelitian-penelitian yang

terdahulu. Namun, penelitian-penelitian tersebut lebih banyak berorientasi pada

pembelajaran menulis karangan argumentasi. Pembelajaran menulis karangan

argumentasi yang menjadi objek penelitian dikembangkan atau ditingkatkan

dengan berbagai macam teknik atau metode pembelajaran.

Penelitian yang dilakukan oleh Wellius Yasin (2007) dengan judul

“Kemampuan Menulis Paragraf dalam Karangan Argumentasi Mahasiswa

PBSID Angkatan 2004 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta” menemukan

adanya ukuran tingkatan rata-rata kemampuan mahasiswa dalam menulis

karangan argumentasi, yaitu kategori cukup dengan rata-rata 71,43 dari 53

karangan mahasiswa. Pada karangan-karangan tersebut, ditemukan beberapa

kesalahan yang dilakukan oleh subjek penelitian (mahasiswa PBSID angkatan

2004 Universitas Sanata Dharma), yaitu kesalahan pada penggunaan tanda baca,

penggunaan huruf kapital, kesalahan penulisan kata, dan hubungan koherensi

yang kurang baik.

Penelitian lain yang berorientasi pada kemampuan menulis karangan

argumentasi dilakukan oleh Maria Henderina Hajon (2011) dengan judul

(31)

XI IPS SMA Pangudi Luhur Yogyakarta Tahun Pelajaran 2010/2011.”

Temuannya adalah tidak adanya perbedaan yang signifikan kemampuan menulis

tulisan argumentasi antara siswa kelas XI IPA dan siswa kelas XI IPS. Siswa di

kedua kelas tersebut mempunyai kemampuan menulis tulisan argumentasi hampir

sedang.

Penelitian serupa dilakukan pula oleh Erika Nurhandayani (2007) dengan

judul “Keefektifan Pendekatan Komunikatif dalam Pembelajaran Menulis

Rangkuman Karangan Argumentasi Siswa Kelas VIII SMP Negeri Se-Kecamatan

Nanggulan Kulon Progo.” Dalam penelitian ini, peneliti menerapkan sebuah

pendekatan dalam pembelajaran. Temuan dari penelitian ini adalah pendekatan

komunikatif dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa. Nilai-nilai

kemampuan menulis kelompok eksperimen yang menggunakan pendekatan

komunikatif menunjukkan peningkatan nilai yaitu dari 60 menjadi 70. Pendekatan

komunikatif dalam pengajaran keterampilan menulis siswa kelas VIII SMP Negeri

se-Kecamatan Nanggulan Kulon Progo lebih efektif dibanding pendekatan

tradisional. Hal ini dibuktikan dengan t-observasi > t-tabel pada taraf signifikan

5%, yaitu 13,36 > 1,99, dan nilai rata-rata pada kemampuan menulis kelompok

eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol, yaitu 70 > 62,85.

Penelitian milik Dena Silvia (2010) dengan judul “Teknik PAK! (Pusat, Atur,

Karang, Hebat!) dalam Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi Siswa

Kelas X SMA Negeri 2 Bandung” berisi bahwa berdasarkan hasil analisis data

secara deskriptif, terdapat peningkatan kemampuan menulis karangan argumentasi

(32)

2009/2010 sebelum diberikan perlakuan berupa teknik PAK dengan hasil postes

siswa setelah diberikan perlakuan berupa teknik PAK. Rata-rata nilai pretes

adalah 63 dan postes adalah 77, ini membuktikan adanya peningkatan karena ada

perbedaan yang signifikan antara hasil pretes dan postes. Hal ini dibuktikan pula

dari hasil uji hipotesis, diperoleh t-hitung (10,68) yang lebih besar dari t-tabel

(2,66), dan ini berarti hipotesis dapat diterima. Berdasarkan pengolahan angket

untuk mengetahui respon siswa dalam pembelajaran, diketahui bahwa presentase

rata-rata sikap siswa terhadap penggunaan teknik PAK dalam pembelajaran

menulis karangan argumentasi sebanyak 81,25% siswa memberi jawaban ya dan

18,75 % menjawab tidak. Hal ini dapat dikatakan bahwa siswa merasa cocok dan

setuju dengan penggunaan teknik PAK dalam pembelajaran menulis karangan

argumentasi.

Penelitian tersebut memiliki perbedaan masing-masing dengan penelitian yang

telah dilakukan ini. Penelitian Wellius Yasin menggunakan satu kelas sebagai

subjek penelitian dan mengukur tingkat kemampuan menulis karangan

argumentasi yang dilakukan dalam satu tahapan penelitian. Penelitian Maria

Henderina Hajon menggunakan dua kelas sebagai subjek penelitian, berusaha

mengetahui perbedaan kemampuan menulis karangan argumentasi dari kedua

kelas tersebut, dan dilakukan dalam satu tahapan penelitian. Penelitian Erika

Nurhandayani menggunakan dua kelas sebagai subjek penelitian untuk melihat

keefektifan pendekatan komunikatif dalam pembelajaran menulis karangan

argumentasi, sedangkan penelitian Dena Silvia hanya menggunakan satu kelas

(33)

argumentasi dengan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) dan

penelitiannya dilakukan selama dua kali, yaitu tahap prates dan postes.

Perbedaan penelitian yang terdahulu dengan penelitian yang dilakukan ini

adalah penelitian ini menggunakan satu kelas, yaitu kelas XB sebagai subjek

penelitian untuk mengetahui penerapan dan keefektifan penggunaan teknik PAK

(Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) dalam meningkatkan kemampuan

menulis karangan argumentasi. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam

dua siklus untuk mengetahui bagaimana penerapan teknik PAK (Pusatkan Pikiran,

Atur, Karang, dan Hebat) dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi dan

seberapa tinggi peningkatan kemampuan menulis karangan argumentasi siswa.

Penelitian yang diadakan dalam tiga tahapan, yaitu prasiklus, siklus 1, dan siklus 2

ini dilakukan dengan langkah yang berbeda pada tiap tahapannya. Perbedaan ini

dikarenakan adanya perbaikan langkah pembelajaran pada setiap tahap dalam

penelitian yang didasarkan pada hasil refleksi setiap tahap.

B. Teori

1. Keterampilan Menulis

Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk

berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain.

Proses pengiriman dan penerimaan pesan atau komunikasi terjadi melalui sebuah

media, yaitu tulisan. Tulisan adalah rekaman peristiwa, pengalaman, pengetahuan,

ilmu, serta pemikiran manusia, yang artinya, tulisan dapat dibaca oleh orang yang

(34)

2004:4). Dengan adanya tulisan, masyarakat lain yang tinggal di tempat yang jauh

dapat menangkap dan memahami pengetahuan serta pemikiran tersebut.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:1497), menulis adalah

melahirkan pikiran atau perasaan (seperti mengarang, membuat surat) dengan

tulisan. Menulis ialah kegiatan menggambarkan lambang-lambang grafik hingga

tersusun menjadi sebuah bahasa tulis yang dapat dipahami oleh seseorang,

sehingga orang tersebut dapat menerima dan mengerti maksud atau pesan dari

bahasa tulis tersebut (Tarigan, 2008:15). Kegiatan menulis adalah

mengungkapkan gagasan atau ide melalui simbol-simbol yang berupa tulisan. Hal

ini berarti bahwa keterampilan menulis merupakan salah satu dari keterampilan

berbahasa yang bersifat produktif atau menghasilkan suatu produk.

Menulis merupakan salah satu kegiatan yang aktif, produktif, dan memerlukan

cara berpikir secara teratur yang diungkapkan dalam bahasa tulis. Keterampilan

seseorang untuk mengungkapkan ide, pikiran, gagasan, pengetahuan, ilmu, dan

pengalaman merupakan ciri suatu keterampilan berbahasa yang produktif.

Menulis dipengaruhi oleh keterampilan berbahasa produktif lainnya, yaitu

keterampilan berbicara dan keterampilan reseptif, yaitu keterampilan membaca,

menyimak, serta pemahaman kosa kata, diksi, keefektifan kalimat, penggunaan

ejaan dan tanda baca.

Sutarno (2008:10) mengatakan bahwa pada dasarnya menulis adalah salah

satu cara yang tepat untuk mewujudkan, menjabarkan, dan menuangkan ide,

konsep, gagasan, dan pikiran ke dalam sebuah tulisan. Keterampilan menulis

(35)

oleh guru akan dapat ternilai dengan baik apabila hasil tulisan itu berbobot dan

mempunyai substansi yang menarik.

Menulis dapat dikatakan sebagai sebuah proses yang menghasilkan tulisan

bermuatkan pesan yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca. Keterampilan

menulis telah diajarkan ketika anak masih duduk di bangku sekolah dasar,

sehingga keterampilan ini dimiliki anak sejak dini. Keterampilan menulis

memerlukan latihan yang konsisten agar tulisan yang dihasilkan semakin

berkualitas. Kemampuan menulis yang baik kadang menjadi ukuran suatu

keberhasilan pembelajaran bahasa Indonesia.

Kegiatan menulis mengandung beberapa tujuan, tergantung pada jenis tulisan

yang dihasilkan oleh penulis. Beberapa tujuan dari kegiatan menulis tersebut

beraneka ragam dan sebagai seorang penulis yang masih pemula diharapkan untuk

selalu memperhatikan tujuan menulis, yaitu memberitahukan, meyakinkan,

menghibur, dan mengekpresikan perasaan atau emosi dalam diri penulis. Dalam

semua tujuan tersebut, penulis memegang peranan penting dalam tulisannya dan

mengandung nada yang sesuai dengan maksud dan tujuannya.

Menulis merupakan kegiatan berbahasa yang membutuhkan tahapan dalam

pelaksanaannya. Zainurrahman (2011:15-28) mengatakan bahwa dalam kegiatan

menulis, ada beberapa hal yang harus dijaga oleh penulis, yakni pertama, fokus,

yaitu seorang penulis harus fokus terhadap ide yang ingin disampaikan agar

tulisannya tidak melebar ke arah yang tidak direncanakan. Kedua, konsistensi,

yaitu penulis harus konsisten dengan kata-kata yang digunakan dalam tulisan.

(36)

ditulis harus bisa menarik perhatian dan memancing motivasi membaca para

pembaca. Tulisan yang baik harus bersifat „hidup‟ dan sarat dengan informasi

yang masih segar, pilihan kata yang menarik, penggunaan sinonim yang lazim

tetapi unik, ilustrasi yang menggembirakan, dan struktur yang rapi serta mudah

diikuti pembaca. Keempat, pembacaan model, yaitu jika seorang penulis menulis

laporan penelitian, penulis harus membaca laporan penelitian yang lain, jika

menulis novel, ia harus membaca novel yang lain. Itu semua merupakan sumber

inspirasi yang berharga dalam proses menulis. Kelima, pertahankan diri sebagai

penulis, yaitu bahwa setiap penulis mempunyai nada tersendiri yang merupakan

ciri khasnya. Jangan pernah mengubah identitas diri penulis pada penceramah

dalam tulisan anda. Keenam, kejelasan, yaitu sebuah tulisan tidak meninggalkan

tanda tanya bagi pembaca akibat keterbatasan informasi dan ketidaksesuaian

dalam tulisan. Ketujuh, nada, yaitu sesuatu yang penulis tampilkan sesuai dengan

situasi emosi yang ada. Kedelapan, pengembangan paragraf, yaitu paragraf

dikembangkan dengan mendeskripsikan secara dalam entitas yang ada dalam latar

ide pokok.

Berkaitan dengan beberapa teori mengenai menulis di atas, secara singkat

definisi menulis adalah suatu proses menuangkan ide atau gagasan yang terdapat

dalam pikiran dengan menggunakan bahasa tulis sehingga orang lain dapat

memahami gagasannya. Menulis dimaknai sebagai suatu keterampilan berbahasa

yang paling unggul karena keberadaannya yang membutuhkan penalaran, praktik,

(37)

dihasilkan dari kegiatan ini berbobot tinggi, berkualitas, dan dapat sesuai dengan

kaidah kebahasaan yang benar.

2. Karangan Argumentasi

a. Pengertian Karangan Argumentasi

Karangan adalah suatu produk yang dihasilkan dari sebuah kegiatan menulis.

Karangan merupakan bentuk tulisan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan

pengarang dalam kesatuan tema yang utuh. Secara singkat, menurut Kamus Besar

Bahasa Indonesia (2008:624), karangan adalah hasil mengarang, cerita, buah

pena. Terdapat bermacam jenis karangan, yaitu narasi, deskripsi, persuasi,

eksposisi, dan argumentasi. Setiap karangan memiliki tujuan dan ciri tersendiri.

Keraf (2010:3) mengatakan bahwa argumentasi adalah suatu bentuk retorika

yang berusaha untuk mempengaruhi sikap atau pendapat orang lain, agar mereka

itu percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh

penulis atau pembicara. Tujuan penulisan karangan argumentasi adalah

menyampaikan suatu pendapat, konsepsi, atau opini tertulis kepada pembaca

disertai dengan bukti, contoh, dan berbagai alasan yang sulit dibantah, sehingga

dapat meyakinkan pembaca bahwa yang disampaikan itu benar (Wiyanto,

2004:67). Melalui argumentasi, penulis berupaya merangkaikan fakta-fakta

sedemikian rupa sehingga ia mampu menunjukkan apakah suatu pendapat atau

suatu hal tertentu itu benar atau tidak. Kebenaran pendapat atau suatu hal harus

(38)

akan mempunyai keyakinan yang tinggi akan kebenaran pendapat atau suatu hal

tersebut.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:85), argumentasi adalah alasan

untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan.

Berdasarkan beberapa pendapat mengenai karangan dan argumentasi, dapat

diringkaskan bahwa karangan argumentasi adalah karangan yang berjenis

argumentasi. Jenis karangan yang mengemukakan alasan, contoh, bukti-bukti

yang kuat, dan meyakinkan sehingga orang akan membenarkan pendapat, sikap,

gagasan, dan keyakinan penulis.

Karangan argumentasi sering dikatakan sebagai jenis karangan yang sulit

untuk ditulis atau dibuat karena karangan ini melibatkan semua jenis karangan

atau tulisan lainnya. Karangan argumentasi kerap diintegrasikan dengan karangan

persuasi, karena keduanya menampilkan adanya fakta dan pendapat. Bila seorang

pengarang mempergunakan nada mendebat atau nada argumentatif, maka hasilnya

adalah tulisan yang bersifat meyakinkan atau tulisan persuasif (Tarigan,

2008:108).

Wiyanto (2004:68) berpendapat bahwa perbedaan mendasar antara karangan

persuasi dan karangan argumentasi adalah pada sasaran yang ingin dibidik oleh

karangan. Karangan argumentasi menitikberatkan sasaran pada logika pembaca,

sedangkan karangan persuasi lebih pada emosi atau perasaan pembaca walaupun

tidak melepaskan logika. Logika pembaca dioptimalkan ketika seseorang

membaca karangan argumentasi karena keilmiahan bahasa dan isi karangan.

(39)

pendapat atau gagasan dengan fakta yang mendukungnya, sehingga pembaca

mengetahui kebenaran suatu pendapat. Berbeda dengan karangan persuasi. Dalam

membaca karangan persuasi, seseorang lebih memaksimalkan emosi atau

perasaannya ketika memutuskan untuk mengikuti atau menolak ajakan penulis.

Hal ini tidak terlepas pula dari permainan logika. Seorang pembaca karangan

persuasi menggunakan sedikit logikanya untuk mengetahui kebenaran suatu hal,

sehingga pada akhirnya ia akan ikut tertarik dengan ajakan penulis. Dengan kata

lain, yang dikerjakan karangan argumentasi adalah benar salahnya gagasan atau

pendapat, sedangkan karangan persuasi lebih pada bagaimana mempengaruhi

pembaca agar tertarik mengikuti kehendak penulis. Keduanya saling berhubungan

karena pembaca tidak mudah dipengaruhi dan diajak apabila belum diyakinkan.

Karangan argumentasi mempunyai daya argumentasi karena dalam karangan

tersebut memuat adanya data, fakta, dan kesaksian. Bukti-bukti berupa data, fakta,

dan kesaksian ini akan membantu penulis untuk menjadikan pembaca percaya

pada hal yang dibicarakan dalam karangan. Begitu pula dengan karangan persuasi.

Karangan persuasi merupakan karangan berdaya persuasi, tetapi di dalamnya

terdapat pula daya argumentasi. Daya argumentasi dalam karangan persuasi

mempengaruhi daya persuasi yang ada, sehingga karangan persuasi mengandung

fakta-fakta yang berusaha meyakinkan pembaca hingga pembaca mengikuti

ajakan yang ditawarkan penulis.

b. Ciri karangan argumentasi

Karangan merupakan sebuah produk yang dihasilkan dari kegiatan menulis.

(40)

mengarang, yaitu kejelasan, keringkasan, ketepatan, kesatupaduan, pertautan, dan

pengharkatan. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing asas tersebut.

1) Kejelasan

Suatu karangan akan dipahami oleh pembaca jika mempunyai maksud yang

jelas dan tidak mungkin disalahtafsirkan oleh pembaca karena setiap gagasan

dipaparkan secara jelas. Ciri karangan yang jelas adalah (a) mudah dimengerti

oleh pembaca; (b) menggunakan kalimat yang sederhana; (c) karangan tidak

berbelit-belit; (d) dapat melukiskan secara benar ide yang terdapat dalam pikiran

penulis.

2) Keringkasan

Pengarang tidak perlu mengulang-ulang ide, tidak bertele-tele dalam

menyampaikan gagasannya, dan tidak berlebih-lebihan dengan kata (redundan)

sehingga asas keringkasan dapat terpenuhi.

3) Ketepatan

Suatu karangan dapat menyampaikan maksud kepada pembaca sesuai dengan

maksud dari pengarang itu sendiri (tidak ambigu). Supaya karangan tepat,

pengarang harus menaati berbagai aturan dan ketentuan tata bahasa, ejaan, tanda

baca, dan kelaziman memakai bahasa tulis yang ada.

4) Kesatupaduan

Sebuah karangan yang baik adalah karangan yang dibuat dari sebuah topik

utama. Setiap paragraf harus saling berhubungan sehingga tidak menyimpang dari

(41)

memuat satu gagasan pokok yang didukung dengan beberapa penjelasan yang

terpadu.

5) Pertautan

Dalam suatu karangan, antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lain

harus saling terkait, baik dalam satu paragraf maupun antarparagraf yang lain.

6) Pengharkatan

Setiap gagasan yang penting diungkapkan dengan penonjolan tertentu

sehingga pembaca dapat mengingat informasi tersebut dengan baik.

Berkaitan dengan keenam asas di atas, karangan argumentasi termasuk dalam

jenis karangan yang memiliki beberapa ciri khas. Ciri karangan argumentasi

terkandung dalam pengertian karangan argumentasi, yaitu (1) menjelaskan

pendapat agar pembaca merasa yakin terhadap tulisan tersebut; (2) memerlukan

fakta untuk pembuktian berupa gambar, grafik, atau data lainnya; (3) penutup

berupa simpulan yang diambil penulis dari hasil mengkaji data dan fakta yang

dicantumkan; (4) data dan fakta yang disajikan dapat dipertanggungjawabkan; dan

(5) penjelasan yang disampaikan bersifat logis dan sesuai dengan data dan fakta

yang dimiliki.

Hal serupa dikatakan Keraf (2007:4-5). Menurutnya, ciri karangan

argumentasi adalah (1) berusaha membuktikan kebenaran masalah; (2) mengajak

dan mempengaruhi pembaca untuk mengikuti jalan pikiran penulis; (3) gaya

penulisan yang meyakinkan; dan (4) adanya fakta-fakta yang digunakan untuk

membuktikan kebenaran. Ciri karangan argumentasi berkaitan dengan tujuannya

(42)

dipaparkan dengan fakta yang akurat baik secara induktif maupun deduktif.

Pamaparan secara induktif adalah pemaparan dari hal-hal yang khusus dan

akhirnya diambil simpulan yang bersifat umum. Sementara itu, pemaparan

deduktif diambil dari sebuah pernyataan yang bersifat umum dan digunakan untuk

mengamati hal-hal khusus sehingga dapat ditarik sebuah kesimpulan.

Seorang penulis karangan argumentasi harus dapat membatasi persoalan yang

dikemukakannya dan menetapkan di mana terletak titik atau sasaran

ketidaksesuaian pendapat antara pengarang dan pembaca. Dengan demikian ia

dapat mengubah keyakinan dan mempengaruhi tindakan pembaca. Keraf

(2007:103-104) menjelaskan bahwa untuk membatasi persoalan dan menetapkan

titik ketidaksesuaian, maka sasaran yang harus ditetapkan untuk diamankan oleh

setiap pengarang argumentasi adalah (1) argumentasi harus mengandung

kebenaran untuk mengubah sikap dan keyakinan orang mengenai topik yang akan

diargumentasikan; (2) pengarang harus berusaha untuk menghindari setiap istilah

yang dapat menimbulkan prasangka tertentu; (3) tujuan argumentasi adalah

menghilangkan ketidaksepakatan, maka penulis harus membatasi istilah yang

digunakan pada awal penulisan; dan (4) sejak awal penulisan, penulis harus

mengungkapkan dengan jelas di mana terletak perbedaan-perbedaan yang akan

diargumentasikan itu.

Karangan argumentasi merupakan karangan yang bersifat semi ilmiah, maka

dalam tulisannya disajikan fakta atau data yang dapat teruji dari segi kosistensi

(tidak ada satu evidensi yang bertentangan atau melemahkan evidensi lain) dan

(43)

berlaku). Seorang penulis karangan argumentasi harus menuliskan hal-hal yang

tidak boleh mengandung prasangka (autoritas tidak boleh memperoleh

keuntungan pribadi dari data-data eksperimentalnya). Baik tidaknya karangan

argumentasi dinilai dari bobot argumen atau pendapat yang disajikannya, ada

tidaknya fakta atau data, kebakuan bahasa yang digunakan, penggunaan ejaan

yang disempurnakan, keterikatan atau relevansi antarkalimat dan paragraf, dan

sistematika penyajian karangan.

c. Kerangka karangan argumentasi

Karangan argumentasi merupakan jenis tulisan yang mempunyai struktur atau

kerangka sama dengan karangan lain pada umumnya. Struktur karangan

argumentasi menurut Keraf (2007:104-107) ada tiga bagian, yaitu pendahuluan,

isi, dan penutup. Berikut uraian masing-masing bagian karangan argumentasi.

1) Pendahuluan

Bagian pendahuluan berfungsi untuk menarik perhatian pembaca terhadap

argumen yang akan disampaikan atau dikemukakan dalam tulisan tersebut. Bagian

pendahuluan juga dapat berfungsi untuk mengarahkan pembaca ke masalah yang

akan disampaikan dan memberi gambaran umum mengenai masalah yang akan

disampaikan penulis.

Bahan-bahan untuk menarik perhatian pembaca dan fakta-fakta pendahuluan

harus benar-benar diseleksi supaya pengarang tidak melakukan hal-hal yang justru

bersifat argumentatif. Hal-hal yang bersifat argumentatif ini akan dikemukakan

oleh penulis dalam tubuh argumentasi. Untuk menetapkan apa dan berapa banyak

(44)

mengapa persoalan itu dibicarakan pada saat ini dan seberapa pentingnya masalah

itu dibicarakan; (2) menjelaskan latar belakang historis yang mempunyai

hubungan langsung dengan persoalan yang akan diargumentasikan, sehingga

pembaca dapat memperoleh pengertian dasar mengenai hal tersebut; (3)

menjelaskan argumen-argumen yang hendak disampaikan dan terdapat kejelasan

pembedaan antara hal-hal yang berhubungan dengan selera dan hal-hal yang

bertalian dengan fakta, sehingga dengan mempergunakan dasar tersebut penulis

karangan dapat bergerak maju dengan mempergunakan fakta tersebut.

2) Tubuh karangan

Bagian ini berisi pembuktian kebenaran pendapat yang dikemukakan penulis

dan dihubungkan secara logis serta kritis dengan semua fakta yang ada. Dalam

bagian ini, kekuatan argumen harus dimiliki oleh penulis agar dapat meyakinkan

pembaca. Bagian tubuh karangan merupakan penjelasan mengenai masalah dan

bukti-bukti yang ada, sehingga gagasan dan bukti itu perlu disampaikan sedalam

dan sekonkret mungkin.

Banyaknya paragraf dalam karangan berkaitan erat dengan luas sempitnya

masalah yang disampaikan penulis. Apabila masalahnya cukup sederhana, jumlah

paragraf yang disajikan tidak terlalu banyak, sebaliknya apabila masalah yang

disampaikan cukup kompleks, jumlah paragraf dalam bagian ini akan cukup

banyak. Penulis tidak perlu menyampaikan argumen dan fakta yang sekiranya

tidak menunjang tulisan, artinya penulis tidak perlu berlebih-lebihan dalam

(45)

3) Kesimpulan dan ringkasan

Bagian ini berisi kesimpulan seperti halnya ringkasan, diberikan penekanan

pada bagian-bagian tertentu, dan memberikan prediksi berkaitan dengan karangan.

Pada bagian kesimpulan, penulis harus bisa meyakinkan pembaca agar melakukan

apa yang ditulisnya. Penulis juga harus menjaga agar konklusi yang disampaikan

tetap memelihara tujuan, menyegarkan kembali ingatan pembaca tentang apa yang

telah dicapai, dan mengapa konklusi-konklusi (simpulan) itu diterima sebagai

sesuatu yang logis. Sebagai bagian penutup, paragraf-paragraf yang disajikan

hendaknya dibuat sedemikian rupa seolah-olah memberi isyarat kepada pembaca

bahwa karangan akan segera berakhir (Wiyanto, 2004:75).

d. Contoh karangan argumentasi

Berikut disajikan contoh karangan argumentasi dan penjelasan

bagian-bagiannya.

Narkotika dalam Kekelaman

Kapan pemberantasan penyalahgunaan narkotika dapat menunjukkan hasil yang memuaskan, rasanya masih sulit diperkirakan. Hampir semua negara di dunia merasa khawatir dengan penyalahgunaan narkotika yang semakin merajalela ke wilayah yang lebih luas. Kehancuran hari depan bangsa dapat terjadi bila masalah ini tidak ditangani dengan sunguh-sunguh.

Narkotika merupakan istilah terjemahan dari narcotic atau narcoses. Menurut Kamus Bahasa Inggris tulisan W.Y.S Poerwodarminto, Cs, narkotika diartikan sebagai obat yang menidurkan atau obat bius. Bila digunakan semestinya, sesungguhnya narkotika mempunyai banyak manfaat, seperti yang tergolong narkotika Amphetamine. Dalam bidang kedokteran, narkotika dipakai sebagai obat penghilang rasa sakit pada waktu pembedahan (operasi) serta memperbaiki kestabilan tekanan darah waktu pembedahan berlangsung.  bagian

pendahuluan

(46)

Bila tidak dipergunakan sebagaimana mestinya, semua jenis narkotika itu akan membuat petaka. Baik catatan di buku-buku kriminalitas, berbagai surat kabar dan majalah, maupun dari informan yang dapat dipercaya, kesemuanya dapat menggambarkan bahwa akibat penyalahgunaan narkotika sangat menakutkan. Beberapa data yang dapat diketengahkan, antara lain yang dikemukakan oleh Prof. dr. G.T. Stewart dari Universitas Glasgow, Skotlandia. Beberapa pernyataan tersebut adalah

1. Narkotika mempunyai pengaruh buruk terhadap organ-organ tubuh yang ada dalam tubuh manusia, yaitu berupa kemunduran daya pikir, lemah ingatan, pelupa, menjadi dungu, dan memberi dampak besar untuk keturunannya. 2. Pengaruhnya terhadap sistem saraf, yaitu timbulnya halusinasi atau

penghayatan semu.

3. Narkotika berpengaruh terhadap urat nadi dan jantung, pengotoran darah dalam pembuluh darah, meningkatkan kerja jantung, dan meningkatkan denyut jantung sebagai akibat penyempitan pembuluh darah.

4. Pengaruhnya terhadap alat-alat pencernaan terutama kerusakan fungsi hati sehingga data mengakibatkan korban menderita penyakit hati sebagai dampak pengotoran darah oleh narkotika.

5. Seseorang yang semula bersusila, sopan santun, terhormat dalam masyarakat, dan melakukan ibadat menurut agama serta keyakinannya dengan kuat akan menjadi liar dan, ganas, merampok, bahkan membunuh apabila sudah melakukan penyalahgunaan narkotika dalam dosis yang berlebihan. bagian isi/tubuh karangan

Dari semua gambaran di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa penyalahgunaan narkotika benar-benar telah mengganggu ketentraman masyarakat. Peranan terpenting yang diharapkan dapat mencegah penyalahgunaan narkotika justru dalam lingkungan keluarga. Banyak upaya-upaya yang dapat dilakukan agar penyalahgunaan narkotika dapat ditanggulangi. Upaya-upaya yang dapat dilakukan adalah rumah tangga harus dapat menciptakan situasi keakraban antara ayah, ibu, dan anak. Selain itu, dalam sebuah keluarga, orang tua harus selalu memberikan teladan yang baik, dan menciptakan situasi hidup keagamaan dengan melakukan ibadah sesuai dengan ketentuan.

Demikianlah, secara ringkas telah diuraikan tentang penyalahgunaan narkotika. Dari tulisan di atas tergambar dengan jelas bahwa penyalahgunaan narkotika mempunyai akibat yang sangat fatal. Penanggulangan penyalahgunaan narkotika akan efektif bila dilakukan di tengah keluarga dan didukung oleh masyarakat. 

bagian penutup

Sumber:http://tiaraizni.blogspot.com/2011/01/contoh-karanganargumentasi.html. diakses pada 15 Desember 2012. pk 10:56.

Karangan di atas merupakan karangan berjenis argumentasi yang mempunyai

(47)

berjudul „Narkotika dalam Kekelaman‟ di atas adalah pendahuluan, isi, dan

penutup. Bagian pendahuluan karangan di atas berisi tentang pengertian narkotika,

manfaat narkotika, dan bahaya narkotika. Bagian pendahuluan tersebut berperan

menarik minat pembaca, mengarahkan pembaca, menjelaskan secara singkat ide

pokok topik karangan, dan menjelaskan kapan dan bagaimana suatu hal

diperbincangkan. Bagian isi atau tubuh karangan menjelaskan tentang jenis-jenis

narkotika, pengaruh bagi pecandu narkotika, dan bahaya yang mengancam

masyarakat berkaitan dengan penyalahgunaan narkotika dalam kehidupan.

Bagian penutup karangan berisi mengenai usaha pencegahan adanya

penyalahgunaan narkotika di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Penulis berusaha menegaskan kembali kepada pembaca bahwa narkotika akan

berakibat fatal apabila digunakan secara salah sehingga kegiatan pencegahan

dapat dilakukan sedini mungkin sebelum harus sampai ke lingkup hukum, yaitu

mulai dari keluarga hingga masyarakat.

3. Teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:1422), teknik adalah metode

atau sistem mengerjakan sesuatu. Teknik penelitian merupakan penjabaran

metode penelitian, sistem atau metode penelitian dengan meneliti langsung

objeknya. B. Widharyanto, dkk. (2003:20) mengatakan bahwa teknik dimaknai

sebagai implementasi praktis dan terperinci berbagai kegiatan yang disarankan

(48)

merupakan cara penyampaian informasi pembelajaran yang melibatkan, baik guru

maupun siswa.

Teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) merupakan teknik

yang diperkenalkan oleh Bobbi DePorter. Teknik PAK merupakan penggabungan

dari beberapa strategi yang tampak dalam langkah teknik pembelajaran, yaitu

Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat.

a. Pusatkan Pikiran

Pada langkah awal, siswa dilatih memusatkan pikiran dan tidak merasa ragu

untuk menuangkan ide yang ada di pikiran mereka ke dalam bentuk tulisan.

Strategi yang digunakan dalam kegiatan pusatkan pikiran adalah strategi gugus.

Strategi gugus merupakan cara menuliskan ide-ide yang terlintas di benak kita

dalam bentuk gugus (DePorter, 2009:18). Strategi ini dilakukan dengan cara:

1) Ambil selembar kertas kosong

2) Letakkan kertas dalam posisi horizontal dan tuliskan topik utama dalam

bentuk kata kunci atau kalimat di tengah. Beri lingkaran di sekitarnya.

3) Tuliskan semua ide terkait yang terpikirkan oleh siswa, sebar disekitar pikiran

[image:48.595.98.516.203.663.2]

utama. Buatlah lingkaran di setiap kata atau ide yang siswa tuliskan, dan

gambar garis yang menghubungkan dengannya dengan pikiran utama.

4) Tuliskan ide kedua yang muncul akibat kata-kata ini dan kembali beri

lingkaran, kali ini buat garis yang menghubungkannya dengan kata pemicu.

Ulangi ketiga langkah pertama ini sampai siswa kehabisan ide dan lingkaran

(49)

b. Atur

Setelah menuliskan ide-ide terbaik di atas kertas, langkah selanjutnya adalah

menata tulisan agar bisa terbaca oleh pembaca dengan jelas dan akurat. Saat ini,

kita perlu mundur, lihat kembali curahan gagasanmu dan strukturkan apa saja

yang ingin kita tuliskan dengan menggunakan dua strategi menata, yaitu peta

pikiran dan kerangka (DePorter, 2009:31).

Pada langkah kedua ini, siswa dilatih untuk menuangkan dan menata

ide-idenya melalui dua strategi. Strategi pertama yaitu peta pikiran. Pada strategi peta

pikiran ini, siswa dapat melingkari ide utama, menebalkan huruf-hurufnya,

bahkan memberi gambar untuk menonjolkan maknanya. Peta pikiran akan

membantu menata ide dan membuat hubungan di antara semua ide.

Strategi kedua yaitu strategi kerangka. Strategi kerangka ini digunakan untuk

membantu membangun sebuah paragraf yang tersusun atas ide-ide yang ada.

Sebuah paragraf mengandung ide utama, detail, contoh, dan kesimpulan.

c. Karang

Karang merupakan langkah ketiga dari teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur,

Karang, dan Hebat). Pada langkah ini, siswa sudah mulai mengarang. Ada lima

teknik mengedit draf dalam teknik ini, yaitu

1) Bahasa yang terkesan alami, maksudnya tuliskan seperti orang berpikir dan

berbicara. Contoh: Penelitian menyebutkan banyak siswa Amerika Serikat

akan berprestasi lebih baik di sekolah jika mereka menguasai keterampilan

(50)

2) Suara aktif, artinya buat tulisan “bertindak” atau mewujudkan sesuatu.

Contoh: Penyanyi itu memainkan gitar.

3) Kata kerja aktif, artinya gunakan kata kerja kuat untuk menghidupkan tulisan.

Contoh: Saya menargetkan belajar ke luar negeri tahun ini.

4) Bahasa spesifik, artinya tambahkan sentuhan personal dengan detail seperti

nama dan angka. Contoh: Rama, Dara, dan Fifi mendapatkan hadiah

masing-masing sebesar Rp 10.000.000,00

5) Jelas, singkat, sederhana, serta buat semua kata dan kalimat penting. Contoh:

Berbagi file di internet, memperbaiki industri musik.

d. Hebat

Langkah ini merupakan langkah gabungan dari langkah sebelumnya, yaitu

karang. Pada langkah terakhir ini, siswa dilatih untuk mengoptimalkan tulisannya

dan menambah daya tarik tulisannya, serta membaca dengan saksama detailnya,

seperti ejaan, kata sambung, dan tata bahasa. Berikut teknik membaca dengan

saksama

1) Baca secara keseluruhan dari awal karangan hingga akhir karangan, sehingga

siswa dapat melihat koherensi setiap kata, kalimat, dan paragraf dalam

karangan tersebut.

2) Baca dari belakang, maksudnya, siswa membaca setiap kata dari akhir kalimat

tanpa menyatukan semuanya menjadi kalimat. Hal ini dilakukan untuk

mengetahui kesalahan penggunaan huruf dan tanda baca secara lebih detail.

3) Gunakan bahan referensi, seperti kamus, buku EYD, dan panduan gaya

(51)

Kelebihan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) adalah

dapat membantu siswa dalam melatih kemampuan menulis, membebas

Gambar

gambar garis yang menghubungkan dengannya dengan pikiran utama.
Tabel 3.1 Pedoman Penilaian Karangan Argumentasi
Tabel 3.2 Rubrik Penilaian Aspek Isi Karangan
Tabel 3.3 Rubrik Penilaian Aspek Organisasi Karangan
+7

Referensi

Dokumen terkait