• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penggunaan model Problem Based Learning (PBL) untuk meningkatkan hasil belajar materi sistem sirkulasi kelas XI IPA 1 SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penggunaan model Problem Based Learning (PBL) untuk meningkatkan hasil belajar materi sistem sirkulasi kelas XI IPA 1 SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu."

Copied!
202
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI SISTEM SIRKULASI

KELAS XI IPA 1 SMA PANGUDI LUHUR ST. LOUIS IX SEDAYU

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh:

Efiskoputra

121434024

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

HALAMAN PERSEMBAHAN

(Mintalah, maka akan diberikan kepadamu, carilah, maka kamu

akan mendapat, ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Mat

7:7)

Semua ini saya persembahkan Kepada

TUHAN YANG MAHA ESA yang telah

Menyertai dan melindungi hidup saya

hingga menyeselasaikan semuanya

Papah, Mamah, ketiga saudara saya (Nova,

Nemi, Jery), keluarga GKN Gloria serta

semua teman-teman dan orang-orang yang

(5)
(6)
(7)

PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI SISTEM SIRKULASI

KELAS XI IPA 1 SMA PANGUDI LUHUR St. LOUIS IX SEDAYU

ABSTRAK guru monoton menggunakan metode ceramah, sehingga penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan siswa dan hasil belajar siswa dengan menerapkan model Problem Based Learning (PBL).

Jenis penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan memberikan tindakan dalam dua siklus pembelajaran yang masing-masing terdiri dari dua kali pertemuan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016. Subjek penelitiannya adalah 28 siswa kelas XI IPA 1 SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu. Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah tes, lembar observasi, dan kuesioner. Data dianalisa secara kuantitatif dan kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model PBL dapat meningkatkan hasil belajar kognitif siswa dimana rata-rata hasil belajar pada siklus I sebesar 64,76 dan pada siklus II sebesar 78,62. Model ini juga meningkatkan hasil belajar afektif siswa dimana pada siklus I 14,28% termasuk dalam kategori rendah dan 85,72% siswa termasuk dalam kategori sedang meningkat menjadi 57,15% siswa termasuk dalam kategori sedang dan 42,85% siswa termasuk dalam kategori tinggi. Walaupun hasil yang dicapai belum memenuhi target, model ini juga dapat meningkatkan keaktifan dalam diri siswa yaitu 60,03% siswa termasuk dalam kategori sedang. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penerapan model Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar kognitif siswa dan hasil belajar afektif siswa pada materi sirkulasi di kelas XI IPA 1 SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu.

Kata kunci: problem based learning, hasil belajar kognitif, hasil belajar afektif,

(8)

THE USE OF PROBLEM BASED LEARNING (PBL) MODEL TO IMPROVE THE LEARNING RESULTS ON CIRCULATORY SYSTEM OF THE XI IPA

1 STUDENTS OF SMA PANGUDI LUHUR St. LOUIS IX SEDAYU

ABSTRACT Efiskoputra

Universitas Sanata Dharma 2017

The learning results of the material about circulatory system of the XI IPA 1 students of SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu are still very low. It is probably because of the teacher monotonously used lecturing method when

teaching. This study aims at improving the students’ participation and learning

results by implementing Problem Based Learning (PBL) model.

This study was categorized as Classroom Action Research (CAR) containing two cycles with two meetings for each cycle. This study was conducted in December 2016. The subjects were the 28 students of XI IPA 1 SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu. The instruments for collecting the data were a test, an observation sheet, and questionnaires. The data was analyzed quantitatively and qualitative.

The result of the study demonstrate that the implementation of PBL model

improved the students’ cognitive learning, with the average score in cycle 1 was 64.76 and the average score in cycle 2 was 78.62. PBL model also increased the

students’ affective learning. In cycle 1, 14.28% of the students were categorized low and 85.15% were categorized moderate. After cycle 2, these numbers increased to 57.15% of moderate category and 42.85% of high category. Though the result achieved do not meet the target, PBL model improved the students’ participation as well, i.e. 60.03% of the students were in moderate category. Therefore, the conclusion of this study was PBL model could increase both cognitive and affective learning of the students of XI IPA 1 SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu.

(9)

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kasih dan karunia Tuhan yang maha Kuasa sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana pada program Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma. Judul yang diajukan adalah “Penggunaan Model Problem Based Learning (PBL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Sistem Sirkulasi Kelas XI IPA 1 SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu”

Penulis menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penulisan skripsi:

1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D, selaku rektor Universitas Sanata Dharma.

2. Rohandi, Ph.D, selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

3. Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd, selaku Kepala Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

4. Drs. Antonius Tri Priantoro M.For.Sc selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi

5. Dra. Maslichah Asy’ari, M.Pd selaku dosen pembimbing penulisan skripsi yang selalu menyemangati peduli dan membimbing saya.

6. Bapak Margono, Ibu Amandae selaku orang tua saya, Nova Elfirana, Ericho dan Ericha selaku saudara kandung saya, yang selalu mendoakan, mendukung, menuntut dan memberi semangat kepada saya.

(10)
(11)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN KEASLIAN KARYA ... v

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi

ABSTRAK ... vii

b). PENGERTIAN HASIL BELAJAR ... 10

B. METODE PROBLEM BASED LEARNING ... 14

a). PENGERTIAN METODE PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING ... 14

b). KARAKTERISTIK DAN TAHAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING ... 16

c). LANGKAH-LANGKAH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING ... 16

d). KELEBIHAN DAN KELEMAHAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING ... 18

C. MATERI BIOLOGI SISTEM SIRKULASI DARAH ... 20

(12)

E. KERANGKA BERPIKIR ... 22

F. HIPOTESA ... 24

BAB III METODE PENELITIAN ... 26

A. JENIS PENELITIAN ... 26

B. SETTING PENELITIAN ... 26

C. VARIABEL PENELITIAN ... 27

D. RANCANGAN PENELITIAN ... 27

E. INSTRUMEN PENELITIAN ... 33

F. METODE PENGAMBILAN DATA ... 35

G. METODE ANALISIS DATA ... 35

H. INDIKATOR KEBERHASILAN PENELITIAN ... 40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 41

A. PELAKSANAAN PENELITIAN ... 41

B. DESKRIPSI PENELITIAN ... 42

C. HASIL PENELITIAN ... 50

D. PEMBAHASAN ... 54

a). HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF ... 54

b). HASIL BELAJAR RANAH AFEKTIF ... 57

E. KENDALA DAN HAMBATAN PENELITIAN ... 60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 62

A. KESIMPULAN ... 62

B. SARAN ... 63

(13)

DAFTAR TABEL

TABEL 3.1 NOMOR PERNYATAAN POSITIF DAN NEGATIF

KUESIONER ... 35

TABEL 3.2 METODE PENGUMPULAN DATA ... 35

TABEL 3.3 KRITERIA SKOR KETUNTASAN INDIVIDUAL ... 36

TABEL 3.4 PENETAPAN SKOR RANAH AFEKTIF ... 37

TABEL 3.5 KRITERIA HASIL PERSENTASE OBSERVASI ASPEK AFEKTIF ... 37

TABEL 3.6 PENSKORAN TIAP BUTIR KUESIONER ... 38

TABEL 3.7 PANDUAN PENSKORAN KUESIONER ... 39

TABEL 3.8 KRITERIA AKTIVITAS SISWA ... 39

TABEL 3.9 INDIKATOR KEBERHASILAN PENELITIAN ... 40

TABEL 4.1 DATA HASIL POSTTEST I ... 50

TABEL 4.2 DATA HASIL POSTTEST II ... 51

TABEL 4.3 HASIL BELAJAR AFEKTIF SIKLUS I ... 53

TABEL 4.4 HASIL BELAJAR AFEKTIF SIKLUS II ... 53

(14)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 2.1KERANGKA BERPIKIR PENELITIAN ... 24

GAMBAR 3.1 ALUR PELAKSANAAN TINDAKAN KELAS ... 27

GAMBAR 4.1 KEGIATAN APERSEPSI PERTEMUAN I ... 43

GAMBAR 4.2 SISWA SEDANG BERDISKUSI ... 44

GAMBAR 4.3 KEGIATAN APERSEPSI PERTEMUAN II ... 45

GAMBAR 4.4 SISWA SEDANG MEMPRESENTASIKAN HASIL DISKUSI ... 46

GAMBAR 4.5 SISWA SEDANG MENGERJAKAN POSTTEST ... 49

GAMBAR 4.6 HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF ... 55

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 SILABUS ... 66

LAMPIRAN 2 RPP ... 69

LAMPIRAN 3 LEMBAR KERJA SISWA ... 83

LAMPIRAN 4 KISI-KISI SOAL ... 96

LAMPIRAN 5 SOAL ... 98

LAMPIRAN 6 KUNCI JAWABAN DAN PANDUAN SKORING ... 116

LAMPIRAN 7 NILAI POSTTEST I DAN POSTTEST II ... 122

LAMPIRAN 8 LEMBAR OBSERVASI ... 124

LAMPIRAN 9 LEMBAR KUESIONER ... 126

LAMPIRAN 10 HASIL OBSERVASI ... 128

LAMPIRAN 11 HASIL KUESIONER ... 130

LAMPIRAN 12 HASIL POSTTEST I NILAI TERTINGGI ... 131

LAMPIRAN 13 HASIL POSTTEST I NILAI TERENDAH ... 137

LAMPIRAN 14 HASIL POSTTEST II NILAI TERTINGGI ... 143

LAMPIRAN 15 HASIL POSTTEST II NILAI TERENDAH... 151

LAMPIRAN 16 HASIL LKS 1 ... 158

LAMPIRAN 17 HASIL LKS 2 ... 162

LAMPIRAN 18 HASIL LKS 3 ... 165

LAMPIRAN 19 HASIL LKS 4 ... 169

LAMPIRAN 20 LEMBAR OBSERVASI DARI OBSERVER ... 172

LAMPIRAN 21 LEMBAR KUESIONER DARI SISWA ... 184

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pendidikan merupakan suatu aspek penting dalam mengembangkan potensi dalam diri seseorang. Kegiatan belajar merupakan kegiatan berproses dan merupakan unsur yang penting dalam pendidikan. Dalam hal lain pembelajaran juga merupakan setiap usaha yang dilakukan dengan sengaja oleh pendidik yang dapat menyebabkan peserta didik melakukan kegiatan belajar (Sugihartono, dkk., 2007). Dalam hal ini, peserta didik akan mengalami suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian.

Keberhasilan kegiatan belajar mengajar dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa, seperti motivasi, kemampuan, dan minat. Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri siswa atau lingkungan, seperti metode, model dan strategi pembelajaran yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar.

(17)

yang dapat mengajak siswanya terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan. Seperti dikemukakan oleh Kemp dalam Wena (2009) bahwa perlu ada kegiatan belajar mengajar sebagai pendorong peserta didik untuk berpartisipasi aktif. Melalui keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran, diharapkan hasil pembelajaran dapat meningkat dan kegiatan belajar lebih bermakna. Namun, dalam kenyataannya di sekolah saat ini, seringkali guru yang aktif sehingga siswa tidak diberi kesempatan untuk aktif (Raharjo, 2012).

Hasil observasi di kelas XI IPA 1 SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu menunjukkan bahwa pembelajaran biologi menggunakan metode ceramah yang disertai dengan media power point serta tanya jawab. Dalam proses pembelajaran terlihat siswa kurang aktif dan hanya mendengarkan penjelasan dari guru. Sebagian besar siswa sibuk sendiri dan berbicara dengan teman sebangkunya ketika proses pembelajaran berlangsung. Siswa juga jarang bertanya dan menjawab ketika guru memberikan kesempatan untuk bertanya dan menjawab.

(18)

78 dengan jumlah siswa yang tuntas belajar sebesar 11 siswa (39,28%) dan 17 siswa (60,72%) belum tuntas belajar. Dari rata-rata skor dan persentase pencapaian KKM yang diperoleh tersebut, hasil belajar yang diperoleh tentu masih rendah dari apa yang diharapkan.

Pembelajaran yang baik melibatkan siswa di dalam proses belajar mengajar. Selain itu untuk pelajaran biologi siswa sebaiknya lebih aktif dan kreatif. Hal lain juga metode dalam pengajaran biologi sebaiknya bervariasi agar materi yang disampaikan tidak membosankan. Saat guru menerangkan didepan kelas, siswa tidak memperhatikan dan guru tidak menegur siswa. Selain itu juga guru saat mengajar sistem sirkulasi menggunakan metode ceramah, sehingga membuat siswa bosan untuk mendengar. Anak-anak banyak yang melakukan aktivitasnya sendiri seperti tidur-tiduran, coret-coret di kertas, mengobrol dengan teman yang lain bukan tentang materi yang disampaikan sehingga tidak mendengarkan gurunya mengajar. Hal ini dikarenakan guru tidak menggunakan metode lain selain metode ceramah.

Penggunaan model Problem Based Learning (PBL) diharapkan dapat membuat pembelajaran biologi khususnya materi sistem sirkulasi mudah dipahami dan meningkatkan hasil belajar pada materi sistem sirkulasi kelas XI IPA 1 SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu karena model Problem Based Learning (PBL) ini mendorong siswa untuk belajar tentang cara

(19)

interpersonal dalam bekerja kelompok. Selain itu model Problem Based Learning (PBL) diharapkan menjadi salah satu model pembelajaran yang

dapat digunakan saat mengajar.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

“Apakah Penggunaan Model Problem Based Learning (PBL) dapat

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Sistem Sirkulasi Kelas XI IPA 1 SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu?”

C. BATASAN MASALAH

Batasan masalah dilakukan agar penelitian lebih terarah, terfokus, dan tidak menyimpang dari sasaran pokok penelitian, maka diadakan batasan masalah. Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Hasil Belajar a. Kognitif

(20)

dan menggabungkan beberapa ide, gagasan, metode atau prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut.

b. Afektif

Hasil belajar afektif berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai. Pada penelitian ini yang akan dilihat yaitu sikap dan nilai.

2. Materi

Materi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dibatasi pada kompetensi dasar 3.6 yaitu struktur jaringan penyusun organ pada sistem sirkulasi dan mengaitkannya dengan bioprosesnya sehingga dapat menjelaskan mekanisme peredaran darah serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada sistem sirkulasi manusia melalui studi literatur, pengamatan, percobaan, dan simulasi dan kompetensi dasar 4.6 yaitu Menyajikan hasil analisis tentang kelainan pada struktur dan fungsi darah, jantung dan pembuluh darah yang menyebabkan gangguan sistem peredaran darah manusia melalui berbagai bentuk media presentasi. 3. Subjek penelitian

(21)

4. Objek penelitian

Objek penelitian ini adalah hasil belajar siswa ranah kognitif dan ranah afektif menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).

D. TUJUAN PENELITIAN

Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya peningkatan hasil belajar siswa kelas XI IPA 1 SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu pada mata pelajaran biologi sistem sirkulasi menggunakan model Problem Based Learning (PBL).

E. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat dari penelitian tindakan kelas ini bagi guru, bagi siswa, bagi sekolah, bagi mahasiswa adalah berikut :

1. Bagi Pratikan adalah :

Diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengembangan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

2. Bagi Siswa adalah :

a. Membantu siswa untuk lebih mudah memahami materi biologi sistem sirkulasi.

(22)

3. Bagi Guru adalah :

(23)

TINJAUAN PUSTAKA

A. HASIL BELAJAR

a). Belajar

Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan atau usaha yang didasari untuk meningkatkan kualitas kemampuan atau tingkah laku dengan menguasai sejumlah pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap perubahan kualitas kemampuan tadi bersifat permanen. Belajar secara formal adalah usaha menyelesaikan program pendidikan di sekolah atau perguruan tinggi dengan bimbingan guru atau dosen serta belajar secara otodidak disebut juga selfstudy atau studi mandiri. Misalnya, dengan membaca berbagai buku ilmu pengetahuan, mengerjakan sesuatu, jika perlu bertanya kepada orang ahli, turut serta berdiskusi atau seminar, dan sebagainya (Fudyartanto dalam Prawira, 2014).

Belajar merupakan kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jejang pendidikan. Ini berarti, bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri.

Prinsip – prinsip belajar menurut Uno (2012) antara lain:

(24)

informasi atau pesan yang hendak disampaikan kepada siswa melalui cara mengulang atau pengulangan dan menyebutkan kembali pesan oleh guru

2) Perhatian dan motivasi

Beberapa cara untuk menumbuhkan perhatian dan motivasi siswa yaitu, menggunakan cara belajar yang bervariasi, mengadakan pengulangan informasi, memberikan kesempatan bagi siswa untuk menyampaikan pendapatnya, menyediakan media dan alat bantu yang menarik perhatian siswa

3) Respon yang dipelajari

Respon siswa terhadap stimulus guru berupa perhatian, serta partisipasi dan minat siswa saat mengikuti kegiatan belajar.

4) Penguatan

Sumber penguatan belajar siswa dapat berasal dari dalam, luar diri siswa. Dari dalam diri siswa apabila respon yang dilakukan oleh siswa betul – betul memuaskan dirinya dan sesuai kebutuhan, dari luar siswa yaitu dengan memberikan hadiah dan nilai.

(25)

Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Sudjana (2009) mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dimyati dan Mudjiono (2006) juga menyebutkan hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar.

Menurut Anni (2004) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar terbagi menjadi 2 yaitu faktor internal dan faktor eksternal. 1. Faktor internal, yang mencakup aspek fisik, misalnya kesehatan

organ tubuh, aspek psikis, misalnya intelektual, emosional, motivasi, dan aspek sosial, misalnya kemampuan bersosialisasi dengan lingkungan.

2. Faktor eksternal, misalnya variasi dan derajat kesulitan materi yang dipelajari, tempat belajar, iklim, suasana lingkungan, budaya belajar masyarakat dan sebagainya.

(26)

a) Mengingat

Yang dimaksud dengan mengingar ialah tingkat kemampuan yang hanya meminta responden untuk mengetahui atau mengenal konsep, fakta dan istilah. Mengingat berarti mengurutkan, menjelaskan, mengidentifikasi, menamai, menempatkan, mengulangi dan menemukan kembali.

b) Memahami

Yang dimaksud dengan memahami ialah kemampuan yang mengharapkan responden mampu memahami arti atau konsep, situasi dan fakta yang diketahuinya. Memahami berarti menafsirkan, meringkas, mengklasifikasikan, membandingkan, menjelaskan dan membeberkan

c) Menerapkan

Yang dimaksud dengan penerapan ialah kemampuan yang mengharapkan responden dituntut untuk menerapkan atau menggunakan apa yang telah diketahuinya dalam situasi yang baru baginya; dapat berupa ide, teori atau petunjuk teknis. Menerapkan berarti melaksanakan, menggunakan, menjalankan, melakukan, mempraktekan, memilih menyusun, memulai dan menyelesaikan

d) Menganalisis

(27)

menguraikan, membandingkan, mengorganisir, menyusun ulang, mengubah struktur dan banyak hal.

e) Mengevaluasi

Yang dimaksud dengan evaluasi adalah responden diminta untuk membuat suatu penilaian tentang suatu pernyataan, konsep, situasi berdasarkan suatu kriteria tertentu kegiatan penilaian dapat dilihat dari segi tujuannya, dan gagasannya. Berupa menyusun hipotesis, mengkritik, memprediksi, menilai, menguji dan sebagainya

f) Berkreasi

Berkreasi artinya merancang, membangun, merencanakan, memproduksi, menemukan, membaharui, menyempurnakan, memperkuat, memperindah dan mengubahnya.

2. Afektif

Aspek afektif terdiri atas lima aspek yang mencakup yaitu sebagai berikut :

a) Sikap

(28)

Jawaban yaitu reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar. Hal ini mencakup ketepatan reaksi, perasaan, kepuasan dalam menjawab rangsang dari luar kepada dirinya.

c) Nilai

Nilai merupakan suatu keyakinan tentang perbuatan, tindakan, atau perilaku yang dianggap baik dan dianggap buruk. Nilai mengacu kepada keyakinan. Target nilai cenderung menjadi ide, target nilai dapat juga berupa sesuatu seperti sikap dan perilaku. Arah nilai dapat positif dan dapat negatif.

d) Organisasi

Organisasi yakni pengembangan dari nilai ke dalam satu sistem organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain, pemantapan dan prioritas nilai.

e) Karakteristik

Karakteristik yakni keterpaduan semua sistem nilai yang dimiliki seseorang yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.

(29)

Hasil belajar psikomotorik tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu maupun kelompok. Ada enam aspek tingkatan yaitu sebagai berikut.

a) Gerakan reflek (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar). b) Keterampilan pada gerakan dasar.

c) Kemampuan perseptual, termasuk di dalamnya membedakan visual, membedakan auditory dan motoris.

d) Kemampuan di bidang fisik misalnya kekuatan, keharmonisan, dan ketepatan.

e) Gerakan skill mulai dari keterampilan sederhana sampai yang kompleks.

f) Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non discursive seperti gerakan ekspresif dan interpretatif.

Pembelajaran yang menarik membuat hasil belajar meningkat. Artinya guru diharapkan mampu menyediakan situasi atau suasana agar pembelajaran berjalan dengan baik. Selain itu guru menyediakan metode dan materi yang menarik agar siswa menerimanya dengan maksimal.

B. MODEL PROBLEM BASED LEARNING

a). Pengertian Model Pembelajaran Problem Based Learning

(30)

penting, membuat siswa mahir dalam menyelesaikan masalah, dan memiliki strategi belajar sendiri serta memiliki kecakapan berpartisipasi dalam tim. Proses pembelajaran menggunakan pendekatan yang sistematis untuk memecahkan masalah.

Problem Based Learning adalah metode instruksional yang

menantang siswa agar belajar bekerja sama dalam kelompok untuk mencari solusi bagi masalah yang nyata (Dutch dalam Amir 2010). Pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning mengajarkan siswa untuk berpikir kritis dan menggunakan sumber pembelajaran yang sesuai dalam memecahkan masalah. Ibrahim dalam Rusman (2011) mengemukakan bahwa Problem Based Learning atau Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan salah satu model pembelajaran yang digunakan untuk merangsang berpikir tingkat tinggi siswa dalam situasi yang berorientasi pada masalah dunia nyata.

Lane (2007) mengatakan “In other words, the emphasis of a

PBL plan is not on what to teach but how to provide an environment to

engage students in learning, to create the student initiative to learn, to

assist students in identifying learning issues, and to support the

learning process”, dengan kata lain inti dari model Problem Based

Learning (PBL) bukanlah pada apa yang harus diajarkan tetapi

(31)

dan untuk mendukung proses pembelajaran.

b). Karakteristik dan Tahapan Model Pembelajaran Problem Based

Learning

Menurut Savoie dan Hughes dalam Wena (2011) model Problem Based Learning atau pembelajaran berbasis masalah memiliki

karakteristik antara lain :

a. Belajar dimulai dari permasalahan.

b. Permasalahan yang diberikan harus berhubungan dengan dunia nyata siswa.

c. Mengorganisasikan pembelajaran di seputar permasalahan, bukan di seputar disiplin ilmu.

d. Memberikan tanggung jawab yang besar dalam membentuk dan menjalankan langsung proses belajar mereka sendiri.

e. Menggunakan kelompok kecil.

f. Menuntut siswa untuk mendonstrasikan apa yang telah dipelajarinya dalam bentuk produk dan kinerja.

c). Langkah-langkah Model Pembelajaran Problem Based Learning

Menurut Forgaty dalam Wena (2011) langkah-langkah Problem Based Learning atau pembelajaran berbasis masalah antara lain :

(32)

d. Menyusun hipotesis. e. Melakukan penyelidikan.

f. Menyempurnakan permasalahan yang telah didefenisikan. g. Menyimpulkan alternatif pemecahan secara kolaboratif. h. Melakukan pengujian hasil (solusi) pemecah masalah.

Pembelajaran dengan menerapkan model Problem Based Learning menurut Rusmono (2012) terdiri dari tiga langkah utama yaitu

kegiatan pendahuluan, penyajian, dan penutup.

Langkah pertama dalam model Problem Based Learning yaitu pendahuluan. Terdapat tiga fase kegiatan yang harus dilakukan pada tahap ini, yaitu: (1) pemberian motivasi oleh guru kepada siswa; (2) pembagian kelompok yang heterogen; dan (3) penyampaian tujuan pembelajaran oleh guru.

Langkah kedua dalam pelaksanaan model Problem Based Learning adalah penyajian. Terdapat lima fase kegiatan pada tahap ini,

yaitu: (1) mengorientasikan siswa kepada masalah; (2) mengorganisasikan siswa untuk belajar; (3) membantu penyelidikan mandiri dan kelompok; (4) mengembangkan dan mempresentasikan hasil karya dan pameran; dan (5) menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

Langkah terakhir pada pelaksanaan model Problem Based Learning adalah kegiatan penutup. Pada tahap ini kegiatan yang harus

(33)

pembelajaran kegiatan awal sangat penting sekali dalam proses pembelajaran sehingga penelitian ini menggunakan langkah-langkah pembelajaran dengan menerapkan model Problem Based Learning menurut Rusmono (2012).

d). Kelebihan dan Kelemahan Model pembelajaran Problem Based

Learning (PBL)

Menurut Aminandar dalam Kurniawan (2014) model pembelajaran Problem Based Learning memiliki kelebihan dan kelemahan antara lain :

a. Kelebihan model pembelajaran Problem Based Learning: 1. Realitas dengan kehidupan nyata siswa

Masalah-masalah yang disajikan di dalam pembelajaran berkaitan dengan hal-hal yang yang ditemukan dalam kehidupannya sehari-hari sehingga membuat siswa lebih tertarik untuk mengetahui lebih dalam lagi.

2. Konsep sesuai dengan kebutuhan siswa

Guru dapat membuat konsep pembelajaran dengan model ini sesuai dengan apa yang dibutuhkan siswa sehingga tujuan-tujuan pembelajaran bisa tercapai.

3. Memupuk sifat inkuiri siswa

(34)

sehingga pembelajaran yang inkuiri dapat terlaksana. 4. Retensi konsep menjadi kuat

Siswa bukan hanya sekedar tahu dan menghafal materi, tetapi dengan model ini siswa akan lebih memahami konsep materi dari permasalahan-permasalahan yang diberikan.

5. Memupuk kemampuan problem solving

Dengan model ini, siswa dituntut untuk menganalisis masalah, mencari tahu, dan mencari solusi akan permasalah yang diberikan sehingga melatih kemampuan problem solving siswa.

b. Kelemahan model pembelajaran Problem Based Learning:

1. Membutuhkan persiapan pembelajaran (alat, problem, konsep) yang kompleks.

2. Sulitnya mencari masalah yang relevan. 3. Sering terjadi perbedaaan pemahaman konsep

4. Memerlukan waktu yang cukup lama dalam proses penyelidikan.

(35)

diselesaikan siswa berdasarkan cakupan materi seperti penyediaan alat pembelajaran. Peneliti juga lebih banyak membaca jurnal penelitian sehingga saat terjadi perbedaan pemahaman konsep, guru bisa meluruskan hal tersebut dengan alasan-alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.

C. MATERI BIOLOGI SISTEM SIRKULASI DARAH

(36)

Sebagai acuan dalam pembuatan penelitian ini maka peneliti menggunakan beberapa hasil penelitian yang relevan sebagai berikut :

1. Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) Dengan Pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP Xaverius 3 Bandar Lampung pada Materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungannya (Kurniawan, 2014). Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) dengan pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Xaverius 3 Bandar Lampung dan terdapat korelasi antara kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa. Hal ini dilihat dari siklus I kemampuan berpikir kritis siswa berdasarkan observasi dan anlisis LKS sebesar 60,76% meningkat pada siklus II mencapai 81,88%. Nilai rata – rata hasil belajar kognitif siswa pada siklus I sebesar 58% meningkat pada siklus II mencapai 81%. Hasil belajar afektif pada siswa pada siklus I sebesar 61,53% dan meningkat pada siklus II mencapai 84,16%. Hasil belajar psikomotor siswa pada siklus I sebesar 61,53% meningkat pada siklus II mencapai 80,76%.

2. Penelitian Tindakan Kelas oleh Rahayu (2011) yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dengan Penerapan

(37)

SMP Negeri 1 Prambanan Klaten Tahun Ajaran 2010/2011”

menyimpulkan bahwa pelaksanan model pembelajaran PBL paling efektif meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik kelas VII B SMP Negeri 1 Prrambanan Klaten pada siklus II. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan nilai rata-rata posttest pada setiap siklusnya, siklus I rata-rata posttest 71,28 meningkat menjadi 76,16 pada siklus II dengan indikator keberhasilan sebesar 92,30%.

E. KERANGKA BERPIKIR

Proses pembelajaran akan lebih aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan jika guru secara cerdas dapat menggunakan apersepsi (pengalaman atau bahan ajar baru dikaitkan dengan bahan ajar yang lalu atau pengalaman lama yang telah dimiliki peserta didik). Berdasarkan hal tersebut pemilihan model pembelajaran dengan menerapkan model Problem Based Learning diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Hasil observasi menunjukkan bahwa hasil belajar dari siswa kelas XI IPA 1 masih rendah. Rendahnya hasil belajar dikarenakan guru masih menggunakan metode ceramah dalam proses pembelajarannya. Guru memberi pelajaran dengan metode ceramah di depan kelas, siswa justru bermain sendiri dengan teman sebangkunya tanpa memperdulikan dan memperhatikan penjelasan dari guru.

(38)

ini akan membuat siswa lebih aktif dalam proses belajar mengajar di kelas karena dengan model ini menuntut siswa untuk mencari tahu, mengembangkan, dan mempresentasikan hasil diskusi.

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan oleh Rahayu (2011) penerapan pembelajaran model Problem Based Learning memberikan dampak yang positif terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Oleh karena itu peneliti akan menerapkannya kepada siswa kelas XI IPA 1 pada materi sistem sirkulasi. Dalam hal ini, peneliti akan menerapkan model Problem Based Learning diukur berdasarkan pada hasil belajar yaitu aspek afektif dan

(39)

bagan sebagai berikut :

Gambar 2.1. Kerangka Berpikir Penelitian

F. HIPOTESA

Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka berpikir yang ada, maka dirumuskan hipotesis dalam penelitian ini yaitu "Penggunaan model Problem

Kondisi Awal

Penelitian Relevan

1. Siswa bosan dan malas belajar

2. Metode pembelajaran yang monoton yaitu guru menggunakan metode ceramah

3. Siswa tidak terlibat aktif dalam pembelajaran

4. Hasil belajar yang rendah

PBL dapat meningkatkan: 1. Motivasi belajar siswa 2. Hasil belajar siswa 3. Berpikir kritis siswa

Tindakan

Penggunaan model Problem Based Learning (PBL) pada materi sistem sirkulasi yaitu sistem sirkulasi pada manusia dan sistem sirkulasi pada hewan

Kondisi

(40)
(41)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan, dan terjadi dalam sebuah kelas (Aqib, 2006). Jenis penelitian ini digunakan atau ditujukan untuk memperbaiki dan meningkatkan praktek pembelajaran di kelas secara berkesinambungan.

B. Setting Penelitian

1. Waktu dan Tempat Penelitian

a) Waktu penelitian : 3 Desember – 10 Desember 2016

b) Tempat penelitian : SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu 2. Subyek Penelitian

c) Subyek yang teliti dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu pada semester I (ganjil) dengan jumlah siswa adalah 28 siswa

3. Obyek Penelitian

(42)

C. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut. 1. Variabel bebas : Model Problem Based Learning

2. Variabel terikat : Hasil belajar (ranah kognitif dan afektif) siswa-

siswi kelas XI IPA 1

D. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan kelas Kemmis dan Mc Taggart, setiap siklus penelitian meliputi beberapa tahapan berulang meliputi tahap-tahap: Perencanaan (planning), Pelaksanaan (acting), Pemantauan (observasing), Refleksi (reflecting). Hasil refleksi digunakan untuk mengetahui tingkat perubahan yang terjadi dan tingkat pencapaian indikator-indokator yang telah ditetapkan. Desain PTK Model Kemmis dan Mc Taggart disajikan dalam gambar 3.1.

Gambar 3.1 : Alur pelaksanaan tindakan kelas

(43)

Penelitian ini didesain dengan melakukan proses pembelajaran yang dibagi menjadi 2 siklus penelitian. Penjabaran rangkain kegiatan dilakukan selama proses penelitian adalah sebagai berikut:

1. Siklus I

Rancangan kegiatan yang dilakukan pada siklus I dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan masing-masing pertemuan 2 x 45 menit, terdiri dari beberapa tahapan, adapun tahapan kegiatan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan (Planning)

Rencana tindakan siklus I adalah sebagai berikut:

1) Menyusun perangkat pembelajaran yang meliputi silabus, RPP dan LKS yang digunakan pada saat melakukan penelitian. 2) Mempersiapkan materi pembelajaran yang diajarkan. 3) Membuat instrument pengumpulan data, yaitu:

a) Membuat soal evaluasi (tes awal/pretest dan tes akhir/posttest) untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa secara kognitif.

(44)

b. Pelaksanaan (Acting)

a) Tahap pelaksanaan (Acting)

1) Siswa mengerjakan soal pretest sebagai data mengenai kemampuan awal siswa.

2) Guru menjelaskan secara singkat proses pembelajaran yang akan dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning.

3) Guru memberikan pengenalan materi terlebih dahulu mengenai materi sistem sirkulasi yang akan dipelajari dengan bertanya kepada siswa dan menyampaikan tujuan pembelajran. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memotivasi dan mengaktifkan siswa agar lebih siap dalam menerima pelajaran.

4) Guru mengorientasikan siswa kepada masalah, masalah yang diberikan mencangkup materi. Materi pada siklus I ini dikhususkan pada komponen sistem sirkulasi.

5) Guru mengorganisasikan siswa untuk belajar dan masuk ke dalam kelompok yang telah ditentukan. Kelompok ini berdasarkan karakteristik kemampuan siswa yang heterogen. Setiap kelompok beranggotakan 4 siswa serta memberikan LKS.

(45)

7) Setelah selesai diskusi siswa diminta untuk mempresentasikan di depan kelas.

8) Guru merangkum haasil pembelajaran yang telah dipelajari. 9) Siswa mengerjakan posttest diakhir di setiap siklus.

c. Pemantauan (Observing)

Pada tahap observasi, guru pelaksana tindakan dibantu oleh 3 orang observer yang terdiri dari 2 teman mahasiswa dan 1 guru pamong untuk menilai beberapa aspek yang diamati dalam lembar observasi. Observer diminta bantuannya oleh guru pelaksana tindakan untuk masuk ke dalam kelompok bermain.

d. Evaluasi

Evaluasi berupa posttest. Semua tahap-tahap di atas digunakan sebagai bahan analisis dan refleksi terhadap tindakan yang sudah dilakukan dan sebagai dasar penyusunan rencana tindakan selanjutnya.

e. Refleksi (Reflecting)

(46)

dengan memperbaharui pembelajaran dengan dilaksanakannya siklus II.

2. Siklus II

Pada tahapan siklus II secara umum sama halnya dengan kegiatan yang dilakukan pada siklus I.

a. Perencanaan (Planning)

1) Identifikasi masalah dan perumusan masalah berdasarkan hasil dan refleksi pada siklus I.

2) Peneliti dan guru menggali data hasil refleksi siklus I mengenai karakteristik siswa untuk memetakan kembali kelompok baru.

3) Kelompok baru beranggotakan 4 siswa. Kelompok ini dibentuk oleh peneliti berdasarkan hasil evaluasi siklus I. 4) Menyiapkan seluruh instrumen pembelajaran dan instrumen

pengumpulan data. b. Pelaksanaan (Acting)

1) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

(47)

3) Guru mengajak siswa masuk ke dalam kelompok yang telah ditentukan. Penentuan kelompok pada siklus II ditentukan dengan hasil posttest siklus I yaitu pemerataan seperti nilai yang baik disatukan dengan nilai yang kurang baik agar hasil dalam pengerjaan lembar kerja maksimal. Setiap kelompok beranggotakan 4 siswa serta memberikan LKS.

4) Guru memantau kinerja siswa secara mandiri maupun kelompok.

5) Setelah selesai diskusi siswa diminta untuk mempresentasikan di depan kelas.

6) Guru merangkum hasil pembelajaran yang telah dipelajari. 7) Siswa mengerjakan posttest diakhir di setiap siklus. c. Pemantauan (Observing)

Tahap observasi siklus II, secara operasional masih sama seperti pada siklus I. Pada tahap ini observer tetap akan bergabung kedalam kelompok untuk mengetahui pencapaian hasil belajar ranah afektif.

d. Evaluasi

(48)

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan ada 2 macam, yaitu instrumen pembelajaran dan instrumen pengumpulan data penelitian adalah sebagai berikut.

1. Instrumen Pembelajaran

Instrumen pembelajaran berupa silabus (lampiran 1) dan rencana pelaksanaan pembelajaran (lampiran 2) untuk siklus I dan siklus II serta Lembar Kerja Siswa (lampiran 16-19) untuk siklus I dan siklus II.

2. Instrumen Pengumpulan Data Penelitian

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini berupa tes dan non-tes.

a. Tes

Tes yang digunakan berupa tes akhir (posttest). Tes ini merupakan alat ukur hasil belajar siswa dalam ranah kognitif. Posttest digunakan untuk mengukur pengetahuan siswa mengenai materi yang telah diajarkan. Pada penelitian tindakan kelas kali ini terdapat 2 siklus sehingga menggunakan 2 kali posttest dan diberikan pada akhir siklus yaitu pertemuan kedua. Posttest I dan posttest II siswa diberikan soal sebanyak 20 soal pilihan ganda dan 5 uraian.

b. Non-tes 1) Observasi

(49)

pembelajaran berlangsung. Dalam penelitian ini yang melakukan terdiri dari 3 observer yaitu 2 mahasiswa dan 1 guru. Observer melakukan pengamatan berdasarkan lembar observasi yang telah disediakan oleh praktikan dan mengisinya sesuai dengan skala penilaian yang diamati sesuai dengan situasi pembelajaran dan aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung saat itu. Kriteria penilaian yang akan diamati dalam pembelajaran ini adalah semangat, perhatian, kerjasama, dan interaksi sikap percaya diri, sikap menghargai dalam mengkritik dan menerima kritikan, mengajukan dan menjawab pertanyaan. Observasi dilakukan pada setiap kegiatan pembelajaran dan difokuskan pada saat kegiatan diskusi dan presentasi. Data yang diperoleh berupa data kuantitatif dan dapat dihitung secara kuantitatif kemudian dianalisis secara kualitatif.

(2) Kuesioner

(50)

Tabel 3.1 Nomor Pernyataan Positif dan Negatif Kuesioner

Pernyataan Nomor Jumlah pernyataan

Positif 1,3,4,5,6,7,10,11,18,19,20 11

Negatif 2,8,9,12,13,14,15,16,17 9

Jumlah 20

F. Metode Pengambilan Data

Metode pengumpuan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pada tabel 3.2 sebagai berikut.

Tabel 3.2 Metode Pengumpulan Data

Jenis Data Alat Pengumpulan Data

Sumber

Data Cara Analisis Data  Hasil Belajar

G. Metode Analisis Data

1. Analisis Kuantitatif

Analisis kuantitatif adalah analisa data yang berupa angka. Dalam penelitian ini analisa kuantitatif digunakan untuk data berupa hasil tes, observasi, dan kuesioner.

a. Hasil Belajar

(51)

untuk melihat peningkatannya dari posttest di akhir siklus II. Cara menghitung nilai posttest siswa setiap individu adalah sebagai berikut:

Hasil posttest setiap siswa dihitung untuk mengetahui ketercapaian KKM siswa. KKM siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu minimal adalah 78. Kriteria skor ketuntasan siswa secara individu dapat dilihat pada tabel 3.3, yaitu:

Tabel 3.3 kriteria skor ketuntasan individu

Nilai Posttest Keterangan

<78 Tidak Tuntas

78 Tuntas

Untuk mengetahui skor rata-rata kelas setiap siklus menggunakan rumus sebagai berikut:

Ketuntasan klasikal dikatakan telah tercapai apabila nilai siswa memenuhi KKM dengan target pencapaian ideal lebih atau sama dengan 75% dari jumlah seluruh siswa dalam kelas. Untuk mengetahui ketuntasan secara klasikal dapat menggunakan rumus sebagai berikut:

(52)

b. Observasi

Observasi dilakukan untuk melihat bagaimana sikap siswa di kelas ketika metode Problem Based Learning sedang di aplikasikan di kelas. Setiap observer pada setiap siklus menilai pada kelompok yang sama. Adapun hasil dari observasi dapat dihitung dengan rumus:

Keterangan:

q = persentase skor hasil observasi aktivitas siswa r = jumlah keseluruhan skor yang diperoleh siswa t = skor maksimal

Penetapan skor untuk menilai hasil belajar siswa dalam ranah afektif pada tabel 3.4, yaitu :

Tabel 3.4 Penetapan Skor Ranah Afektif

Alternatif jawaban Skor

Tinggi 3

Sedang 2

Rendah 1

Adapun pedoman untuk menilai hasil belajar dalam ranah afektif pada tabel 3.5 yaitu :

Tabel 3.5 Kriteria Hasil Persentase Observasi Aspek Afektif Siswa Terhadap Pembelajaran

Persentase yang diperoleh Keterangan 77,79 < q < 100 Tinggi 55,56 < q < 77,78 Sedang

33,33 < q ≤ 55,55 Rendah

(53)

c. Kuesioner

Langkah-langkah yang dilakukan untuk menganalisa hasil kuesioner adalah sebagai berikut:

1. Pemberian skor

Lembar kuesioner akan diisi berdasarkan skala Likert yang meliputi pernyataan positif dan negatif, adapun penskoran untuk tiap butir kuesioner pada tabel 3.6 ialah:

Tabel 3.6 Penskoran Tiap Butir Kuesioner

Alternatif jawaban

2. Menghitung persentase skor siswa

Skor siswa yang telah diperoleh akan diketahui persentasenya.

Adapun untuk menghitung persentase skor siswa dengan menggunakan rumusan sebagai berikut:

Dengan penghitungan skor menggunakan panduan penskoran pada tabel 3.7 sebagai berikut

Persentase Tinggi (%) = ∑ � �ℎ� � �� � ���

∑ � �� � � ℎ� x 100 %

Skor siswa (%) = ∑ � ��

(54)

Tabel 3.7 Panduan Penskoran Kuesioner

3. Mengkategorikan tingkat aktivitas siswa

Untuk mengetahui tingkat aktivitas siswa, hasil persentase masing-masing siswa kemudian dikategorikan berdasarkan kriteria aktivitas siswa pada tabel 3.8 sebagai berikut:

Tabel 3.8 Kriteria Aktivitas Siswa

4. Menghitung persentase setiap kategori siswa

Untuk menghitung persentase setiap kategori siswa dilihat dari banyaknya siswa dalam setiap kategori, kemudian dimasukkan dalam perhitungan persentase setiap kategori siswa. Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung persentase setiap kategori siswa ialah sebagai berikut :

Pernyataan Jumlah

aktivitas Kriteria aktivitas 84-100 Sangat Tinggi (ST)

68-83 Tinggi (T) 52-67 Sedang (S) 36-51 Rendah (R)

20-35 Sangat Rendah (SR)

Skor setiap kategori siswa(%) = ∑ � �� � �� � �� �

(55)

2. Analisis Kualitatif

Data-data yang diperoleh dari hasil pengamatan juga dianalisis secara kualitatif dilakukan dengan diskripsi kata-kata dari hasil pengamatan selama proses pembelajaran dengan menggunakan model Problem Based Learning.

H. Indikator Keberhasilan Penelitian

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini meliputi peningkatan hasil belajar aspek kognitif dan afektif. Indikator keberhasilan di dalam penelitian ini disajikan pada tabel 3.9 berikut ini:

Tabel 3.9 Indikator Keberhasilan Penelitian

Variabel Data awal Hasil yang diharapkan Instrumen Hasil Belajar Ranah dengan skor rata-rata 87

Belum terukur Sikap siswa selama mengikuti proses

(56)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 3 Desember 2016 – 10 Desember 2016 yang bertempat di SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu dengan subjek penelitian 28 siswa di kelas XI IPA 1. Penelitian ini seharusnya dilaksanakan selama 2 minggu yaitu dari tanggal 3 Desember 2016 – 12 Desember 2016, dengan empat kali pertemuan yaitu pada tanggal 3 Desember, 5 Desember, 10 Desember, dan 12 Desember. Tetapi pada minggu kedua bulan Desember sekolah sudah mengadakan ujian semester dari tanggal 13 Desember 2016 – 17 Desember 2016, sehingga untuk pertemuan ketiga diberi kesempatan oleh Guru Biologi Ibu Eni mengajar di tanggal 8 Desember 2016 dan pertemuan keempat pada tanggal 10 Desember 2016. Objek penelitian ini adalah hasil belajar siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu pada materi sistem sirkulasi.

(57)

lembar observasi dan kuesioner yang sudah disediakan. Untuk kuesioner akan dilakukan pada akhir siklus II.

B. Deskripsi Penelitian

1. Siklus I

Siklus I mulai dilaksanakan pada tanggal 3 Desember 2016 dan 5 Desember 2016 dengan dua kali pertemuan dengan alokasi waktu 4x45 menit. Pertemuan pertama mempelajari tentang komponen sistem sirkulasi (darah) dengan alokasi waktu 2x45 menit. Pertemuan kedua mempelajari tentang komponen sistem sirkulasi (jantung dan pembuluh darah) dengan alokasi 2x45 menit.

a) Pertemuan I

(58)

Peneliti selanjutnya melakukan kegiatan apersepsi dan motivasi dengan menampilkan gambar orang kecelakan dan terjatuh (Gambar 4.1), lalu mengajukan pertanyaan : “Gambar apakah ini? Apa yang keluar dari

tubuh mereka ketika mengalami kecelakan atau jatuh? Apakah darah tersebut dapat berhenti?”. Para siswa terlihat antusias menanggapi

pertanyaan peneliti dengan menjawab sesuai dengan pemahaman mereka sendiri. Kemudian peneliti menjelaskan tujuan pembelajaran pada pertemuan hari ini.

Gambar 4.1 Gambar yang ditampilkan pada kegiatan apersepsi pertemuan I Sumber : Anonim. 2015

(59)

siswa diminta mengerjakan LKS 1 bersama-sama dengan teman satu kelompoknya dengan berdiskusi (Gambar 4.2). Setelah waktu untuk mengerjakan LKS 1 sudah habis, setiap kelompok mengumpulkan LKSnya kepada peneliti. Lalu salah satu kelompok mempresentasikannya. Setelah itu, peneliti menjelaskan materi yang dipelajari hari ini. Kemudian peneliti memberi tugas kepada siswa untuk mempelajari materi yang akan diajarkan pada hari Senin 5 Desember 2016 dan menutup pertemuan hari ini.

Gambar 4.2 Siswa sedang berdiskusi

b) Pertemuan II

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 5 Desember 2016 dimulai pada pukul 08.35-10.05 yaitu pada jam ke 3 dan 4. Kegiatan awal yang dilakukan peneliti adalah memberi salam, mengecek kehadiran siswa dan menanyakan kabar siswa. Untuk apersepsi dan motivasi, peneliti menampilkan gambar orang periksa jantung dan bertanya : “Apa yang dilakukan orang tersebut?” (Gambar 4.3). Siswa

(60)

menampilkan video yaitu video jantung yang rusak akibat merokok. Lalu bertanya. “Pentingkah jantung bagi tubuh? Mengapa?”. Tampak siswa

dengan antusias menanggapi pertanyaan peneliti dengan menjawab sesuai dengan pemahaman mereka.

Gambar 4.3 Gambar yang ditampilkan pada kegiatan apersepsi pertemuan II Sumber : Anonim. 2014

Peneliti selanjutnya menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan hari ini. Kemudian menyuruh siswa untuk kembali membentuk kelompok. Kelompok merupakan kelompok pada pertemuan pertama. Lalu peneliti membagikan LKS 2 dan menyuruh siswa untuk berdiskusi dalam kelompok. Setelah selesai mengerjakan LKS tersebut, siswa mempresentasikannya di depan kelas (Gambar 4.4).

(61)

tenang. Setelah selesai mengerjakan, siswa memumpulkan lembar soal kepada peneliti. Kemudian peneliti memberi tugas kepada siswa untuk mempelajari materi yang diajarkan hari Kamis, 8 Desember 2016 dan menutup pertemuan hari ini.

Gambar 4.4 Siswa sedang mempresentasikan hasil diskusi

2. Siklus II

Siklus II dilaksanakan pada tanggal 8 Desember 2016 dan 10 Desember 2016 dengan dua kali pertemuan dengan alokasi waktu 4x45 menit. Pertemuan pertama mempelajari tentang mekanisme sistem sirkulasi dan gangguan serta kelainan pada sistem sirkulasi dengan alokasi waktu 2x45 menit. Pertemuan kedua mempelajari tentang sistem sirkulasi hewan dengan alokasi 2x45 menit.

a) Pertemuan I

(62)

sudah mendekati ujian semester maka jam kosong pada hari Kamis ini pada mata pelajaran bahasa inggris untuk mengisi pertemuan I pada siklus II. Dalam hal ini peneliti sudah mendapatkan izin terlebih dahulu dari pihak guru mata pelajaran Bahasa Inggris yang bersangkutan, sehingga pada pertemuan II di siklus I peneliti sudah menyampaikan kepada siswa. Hal ini merupakan keuntungan bagi peneliti, meningat waktu yang sangat terbatas.

Kegiatan awal yang dilakukan peneliti adalah memberi salam dan mengecek kehadiran siswa. Kemudian peneliti memotivasi siswa dengan menampilkan gambar mekanisme sistem sirkulasi dan bertanya : “Kalian

tahu apa ini? Organ apa saja yang dapat kalian temukan?”. Para siswa berebut argumen untuk menjawab organ-organ apa saja yang mereka ketahui. Untuk mengatasi itu peneliti menyuruh siswa untuk maju dan menunjukkan bagian organ yang mereka ketahui nama organnya.

(63)

Kegiatan selanjutnya peneliti membagikan LKS 3 pada setiap kelompok. Selanjutnya peneliti membimbing kelompok untuk mengerjakan LKS dan berdiskusi. Setelah itu, kelompok yang sudah selesai mengerjakan LKS mengumpulkan LKS tersebut kepada peneliti. Kemudian, peneliti menyuruh salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka di depan kelas. Kemudian peneliti memberi penjelasan mengenai materi hari ini dan memberikan kesimpulan. Kemudian peneliti memberi tugas kepada siswa untuk mempelajari materi yang akan diajarkan pada hari Sabtu, 10 Desember 2016 dan menutup pertemuan hari ini.

b) Pertemuan II

Pertemuan II dilaksanakan pada hari sabtu, 10 Desember 2016 yang dimulai pada pukul 12.05-13.35 yaitu jam pelajaran ke 7 dan 8. Kegiatan awal seperti biasa, peneliti memberi salam dan mengecek kehadiran siswa. Peneliti memberikan apersepsi dan motivasi dengan menampilkan gambar ikan, katak, burung, dan ular lalu mengajukan pertanyaan: “Apakah hewan-hewan tersebut memiliki sistem sirkulasi yang sama?”. Para siswa antusias menjawab pertanyaan peneliti.

(64)

berdiskusi. Setelah itu, dilakukan kembali kegiatan presentasi oleh perwakilan dari salah satu kelompok.

Selanjutnya peneliti mengkondisikan siswa untuk tertib dan duduk di bangku masing-masing. Kemudian peneliti membagikan soal posttest II kepada siswa dan meminta siswa mengerjakannya dengan waktu yang telah ditentukan (Gambar 4.5). Bagi siswa yang telah selesai dapat mengumpulkannya kepada peneliti kemudian siswa yang telah selesai langsung diberikan lembar kuesioner. Peneliti menyampaikan kepada siswa untuk mengisi kuesioner tersebut dengan jujur dan sesuai yang dirasakan siswa dan menekankan bahwa kuesioner ini tidak berpengaruh terhadap nilai siswa. Setelah semua kegiatan selesai, peneliti menyampaikan ucapan terima kasih kepada siswa yang telah bekerjasama selama ini sekaligus berpamitan dan menutup pembelajaran hari ini.

(65)

C. Hasil Penelitian

1) Hasil Belajar dalam Ranah Kognitif

Hasil belajar siswa pada aspek kognitif diperoleh dari hasil posttest I dan posttest II. Berikut adalah hasil perolehan nilai posttest siswa : a) Posttest I

Untuk soal posttest I terdiri dari 20 soal pilihan ganda dan 5 soal uraian. Adapun skor untuk pilihan ganda jika siswa dapat menjawab semua dengan benar maka akan memperoleh skor 40 sedangkan untuk soal uraian jika siswa dapat menjawab semua dengan benar maka akan memperoleh skor 60. Jadi total keseluruhan skornya adalah 100. Berikut ini adalah data perolehan nilai siswa pada tabel 4.1 :

Tabel 4.1 Data hasil Posttest I

Keterangan Posttest I

Nilai tertinggi 76,67

Nilai terendah 47,5

Rata - rata nilai 64,76

Jumlah siswa yang mencapai KKM 0

Jumlah siswa yang tidak mencapai KKM 28

% siswa yang mencapai KKM 0%

(66)

b) Posttest II

Untuk soal posttest II terdiri dari 20 soal pilihan ganda dan 5 soal uraian. Adapun skor untuk pilihan ganda jika siswa dapat menjawab semua dengan benar maka akan memperoleh skor 40 sedangkan untuk soal uraian jika siswa dapat menjawab semua dengan benar maka akan memperoleh skor 60. Jadi total keseluruhan skornya adalah 100. Berikut ini adalah data perolehan nilai siswa pada tabel 4.2 :

Tabel 4.2 Data hasil Posttest II

Keterangan Posttest II

Nilai tertinggi 85,83

Nilai terendah 66,67

Rata - rata nilai 78,62

Jumlah siswa yang mencapai KKM 16 Jumlah siswa yang tidak mencapai

KKM

12

% siswa yang mencapai KKM 57%

% siswa yang tidak mencapai KKM 43%

Berdasarkan tabel data hasil tes siswa diketahui bahwa pada posttest I nilai tertinggi siswa adalah 76,67 dan nilai terendah siswa

(67)

terendahnya menjadi 66,67. Keseluruhan nilai posttest II jika diambil rata-rata diperoleh 78,62. Dari hasil ini juga diketahui bahwa 57% siswa yang mencapai KKM. Persentase posttest II masih belum mencapai indikator keberhasilan yang dibuat peneliti. Secara keseluruhan dari segi aspek kognitif siswa kelas XI IPA 1 mengalami peningkatan tetapi belum mencapai indikator keberhasilan.

2) Hasil Belajar dalam Ranah Afektif

(68)

Tabel 4.3 Hasil Belajar Afektif Siklus I

rata-rata Kategori Persentase (%)

1 Kelompok 1 63,3 76,6 69,95 Sedang

Tabel 4.4 Hasil Belajar Afektif Siklus II

No Nama

rata-rata Kategori Persentase (%)

1 Kelompok 1 76,6 73,3 74,95 Sedang afektif di siklus I siswa termasuk dalam katergori rendah sebanyak 14,28% dan dalam kategori sedang sebanyak 85,72%. Pada siklus II hasil belajar aspek afektif mengalami peningkatan yaitu sebanyak 42,85% siswa termasuk dalam kategori tinggi dan 57,15% siswa termasuk dalam kategori sedang.

(69)

D. Pembahasan

a). Hasil belajar ranah kognitif

Hasil belajar aspek kognitif diperoleh berdasarkan hasil posttest I dan posttest II. Pada posttest I dilaksanakan pada pertemuan II di siklus I dan

posttest II dilaksanakan pada pertemuan II di siklus II. Pada posttest I

diperoleh hasil rata-rata kelas sebesar 64,76 dan tidak ada siswa yang mencapai KKM. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada posttest I yaitu sebesar 76,67. Pada posttest II diperoleh hasil rata-rata kelas sebesar 78,62 dan yang mencapai KKM ada 16 siswa atau 57% siswa. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada posttest II yaitu sebesar 85,83. Hasil belajar pada ranah kognitif ini belum mencapai indikator keberhasilan yaitu sebanyak 75% siswa mencapai KKM. Adapun perbandingan hasil belajar siswa pada aspek kognitif yang diperoleh dari hasil posttest I dan posttest II dapat dilihat pada tabel 4.5 dan gambar 4.6 berikut :

Tabel 4.5 Data hasil posttest I dan posttest II siswa

Keterangan Posttest I Posttest II

Nilai tertinggi 76,67 85,83

Nilai terendah 47,5 66,67

Rata - rata nilai 64,76 78,62

Jumlah siswa yang mencapai KKM 0 16

Jumlah siswa yang tidak mencapai KKM 28 12

% siswa yang mencapai KKM 0% 57%

(70)

0

Tuntas Tidak Tuntas Hasil Rata-rata

P

Gambar 4.6 Hasil Belajar Ranah Kognitif

(71)

beberapa siswa saja yang mengerti dengan penjelasan peneliti bagaimana mengerjakan LKS yang diberikan.

Untuk soal posttest, pada soal pilihan ganda pada posttest I jika siswa menjawab semua soal dengan benar akan mendapat skor 40 sedangkan untuk soal uraian jika siswa menjawab semua soal dengan benar akan mendapat skor 60. Untuk soal pilihan ganda posttest II jika siswa menjawab semua soal dengan benar juga akan mendapat skor 40 sedangkan untuk soal uraian jika siswa menjawab semua soal dengan benar akan mendapat skor 60. Hasil perolehan nilai rata-rata jawaban siswa pada siklus I yaitu untuk jawaban soal pilihan ganda nilai rata-rata siswa adalah 71,78 dan untuk soal uraian nilai rata-rata siswa adalah 57,67. Pada siklus II, hasil perolehan nilai rata-rata jawaban siswa untuk jawaban soal pilihan ganda nilai rata-rata siswa adalah 81,07 dan untuk soal uraian nilai rata-rata siswa adalah 76,2.

(72)

uraian memiliki kandungan soal yang mengajak siswa untuk mengingat, memahami, merangkum dan menganalisis sehingga sulit bagi siswa untuk menjawabnya dengan benar dan terdapat beberapa siswa yang tidak menjawab soal tersebut. Hal ini mempengaruhi karena setiap nilai siswa digunakan sebagai pembagi untuk memperoleh nilai rata-rata. Hal lain juga yang mempengaruhi nilai kognitif siswa pada siklus I adalah kurangnya konsentrasi siswa. Siswa kurang konsentrasi dalam mengikuti pembelajaran akibat mata pelajaran sebelumnya yaitu pendidikan jasmani dan orkes, dimana masih ada siswa yang izin keluar masuk kelas untuk mengganti pakaian, masih ada siswa yang makan dan minum, serta siswa kelelahan akibat olahraga. Selain itu sama halnya dengan pengambilan nilai kognitif pada siklus II siswa harus mengerjakan dengan waktu terbatas karena akan mengisi kuesioner sebelum jam pelajaran berakhir.

b). Hasil belajar ranah afektif

(73)

Hasil belajar ranah afektif melihat sikap dan nilai siswa dalam belajar sistem sirkulasi menggunakan model PBL. Data yang diperoleh pada hasil belajar ranah afektif melihat 10 aspek, yaitu 1) siswa memperhatikan guru saat memberikan penjelasan, 2) motivasi siswa saat mengikuti proses pembelajaran, 3) siswa antusias menerima pertanyaan dari guru, 4) siswa aktif dalam diskusi kelompok, 5) siswa mengerjakan dengan baik LKS yang sudah diberikan, 6) siswa aktif mencari jawaban dari buku dan sumber lainnya, 7) siswa mempresentasikan hasil diskusi dengan baik, 8) siswa memperhatikan presentasi kelompok lain, 9) siswa menanggapi hasil presentasi kelompok lain, 10) siswa dapat menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

(74)

0

Gambar 4.7 Hasil Belajar Ranah Afektif

Pada hasil kuesioner yang diisi oleh siswa yaitu sebanyak 89% siswa termasuk dalam kategori sedang. Hasil belajar pada ranah afektif dalam melihat keaktifan dalam diri siswa dapat dikatakan belum baik karena tidak berhasil melebihi indikator keberhasilan yaitu sebanyak 70% siswa yang mencapai kategori tinggi.

(75)

Setelah dilakukan refleksi, maka peneliti mengatur kembali kelompok yang baru sesuai dengan hasil pada kegiatan di siklus I. Maka terjadi perbaikan sikap siswa dalam belajar. Siswa memperhatikan guru dan menanggapi setiap pertanyaan yang ditanyakan oleh guru. Semua kelompok sudah mengerjakan LKS dengan baik dan setiap kelompok sudah bekerjasama dengan baik dalam mengerjakan LKS. Kelompok lain juga sudah memperhatikan dan menanggapi saat kelompok lain mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas meskipun sedikit gaduh karena banyaknya kelompok yang ingin menanggapi.

Faktor lain yang menyebabkan meningkatnya hasil belajar afektif siswa yaitu pada pertemuan siklus II, peneliti terus memberikan gambar dan menampilkan video pada saat kegiatan apersepsi. Hal tersebut menarik perhatian siswa sehingga siswa memperhatikan penjelasan dan siswa aktif dalam menanggapi pertanyaan peneliti.

E. Kendala dan hambatan dalam penelitian

Adapun kendala dan hambatan yang ditemui peneliti pada saat melakukan penelitian sebagai berikut :

1. Siswa belum sepenuhnya memahami belajar dengan model PBL karena siswa kebingungan apa yang harus dilakukan dengan adanya rumusan masalah, hipotesis, dan kesimpulan.

(76)

3. Pada pengambilan nilai posttest I waktu tidak cukup karena jam ke 1 dan 2 siswa kelas XI IPA 1 mengikuti mata pelajaran pendidikan jasmani dan orkes sehingga mempengaruhi konsentrasi siswa dalam belajar.

4. Pada pengambilan nilai posttest II waktu juga kurang karena siswa harus mengisi kuesioner sebelum jam pelajaran berakhir.

(77)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran PBL di kelas XI IPA 1 SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu :

(78)

B. Saran

Beberapa saran yang kiranya dapat bermanfaat bagi seluruh pihak diantaranya adalah sebagi berikut :

1. Bila model pembelajaran ini baru pertama kali diterapkan di dalam kelas, sebaiknya model ini diperkenalkan terlebih dahulu sebelum tindakan dilaksanakan agar proses pembelajaran menjadi efektif sehingga peneliti tidak perlu berulang kali menjelaskan pada saat mengajar.

2. Sebaiknya guru menyederhanakan pemakaian kalimat dalam memberikan penjelasan tentang model pembelajaran sesuai dengan jenjang pendidikan yang diajar.

3. Sebaiknya melaksanakan RPP dengan baik agar waktu untuk proses pembelajaran tidak kurang.

(79)

DAFTAR PUSTAKA

Amir, M. Taufiq. 2010. Inovasi Pendidikan melalui Problem Based Learning. Jakarta: Kencana

Anni, Catharina. 2004. Psikologi Belajar. Semarang : Unnes Press.

Anonim. 2015. https://www.ibudanaku.com/ruangmom/artikel/bila-si-kecil mengalami-luka-apa-yang-harus-mom-lakukan.html diakses tanggal 6 November 2016

Anonim. 2014. Medkes. http://www.medkes.com/2014/04/jantung-berdebar-kencang-jangan-dulu-khawatir.html diakses tanggal 6 November 2016

Aqid, Zainal. 2006. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru. Bandung: YRAMA WIDYA

Dimyati dan Mudjino. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Kurniawan, Stepani. 2014. Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) Dengan Pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) Untuk Meningkatkan

Kemampuan Berpikir Kritis Dan Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP

Xaverius 3 Bandar Lampung pada Materi Interaksi Makhluk Hidup dengan

Lingkungannya. Skripsi. Yogyakarta : USD.

Lane, Jill L. 2007. Designing for Problem-based Learning: Issues to consider. International Journal of Education. 301.

Majid, Abdul. 2014. Penilaian Autentik Proses dan Hasil Belajar. Bandung : Remaja Rosdakarya

Prawira, Purwa Atmajaya. 2014. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta : AR-RUZZ MEDIA

Gambar

GAMBAR 4.5 SISWA SEDANG MENGERJAKAN POSTTEST .................. 49
Gambar 2.1. Kerangka Berpikir Penelitian
Gambar 3.1 : Alur pelaksanaan tindakan kelas
Tabel 3.1 Nomor Pernyataan Positif dan Negatif Kuesioner
+7

Referensi

Dokumen terkait

Perusahaan angkutan umum wajib mengganti kerugian yang diderita oleh penumpang atau pengirim barang karena lalai dalam melaksanakan pelayanan angkutan (Pasal 188 Undang-Undang No.

4. Anggaran Belanja Negara, Penetapan formasi PNS bagi suatu organisasi pada akhirnya sangat ditentukan oleh tersedianya anggaran. Oleh karena itu

Pada penelitian ini tidak terdapat hubungan yang bermakna antara status gizi dengan lamanya hemodialisis, baik penilaian status gizinya dengan Skinfold maupun LILA

PS PICE dot-model statement for the ideal bipolar transistor: β = Bf, Early voltage Vaf, and scale current Is; as shown by curly braces {}, these values are set using variables

3.1 Mengenal teks laporan sederhana tentang alam sekitar, hewan, dan tumbuhan serta jumlahnya dengan bantuan guru atau teman dalam bahasa Indonesia lisan

Proses dasar produksi tanaman adalah fotosintesis merupakan konversi bahan baku atau input produksi dengan bantuan energi radiasi matahari yang

akan  menciptakan  suatu  proses  yang  akan  menimbulkan   suatu  rangkaian  tambahan  pendapatan  dan  pengeluaran   yang  baru  yang  di  sebut  dengan  

Pada akhir PLPG dilakukan uji kompetensi yang meliputi uji tulis dan uji kinerja (ujian praktik). Ujian tulis bertujuan untuk mengungkap kompetensi profesional dan