• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik Morfotektonik Das Cikundul Sebagai Indikasi Adanya Aktivitas Tektonik Aktif Di Daerah Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Kabupaten Cianjur, Propinsi Jawa Barat.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Karakteristik Morfotektonik Das Cikundul Sebagai Indikasi Adanya Aktivitas Tektonik Aktif Di Daerah Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Kabupaten Cianjur, Propinsi Jawa Barat."

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

KARAKTERISTIK MORFOTEKTONIK DAS CIKUNDUL SEBAGAI INDIKASI ADANYA AKTIVITAS TEKTONIK AKTIF DI DAERAH TAMAN NASIONAL

GUNUNG GEDE PANGRANGO, KABUPATEN CIANJUR, PROPINSI JAWA BARAT

Oleh:

Reza Adi Nugroho, Emi Sukiyah, Syafrudin

Universitas Padjadjaran, Fakultas Teknik Geologi, Jalan Raya Bandung-Sumedang Km.21 Jatinangor, Sumedang. Telp/fax 022-7796545

ABSTRAK

Daerah penelitian mencakup pada DAS Cikundul yang berada pada lokasi administratif yaitu, di Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat. Pada daerah penelitian tersusun oleh dua litologi (Litologi Breksi Andesit (Qyk) dan Litologi Breksi Tufan (Qvg). Pola pengaliran daerah penelitian terdiri dari dua pola pengaliran, yaitu pola pengaliran subparallel dan radial. Daerah penelitian dapat dibagi menjadi dua belas sub-DAS yakni sub-DAS A hingga sub-DAS L Bentang alam yang terdapat pada daerah penelitian di bagi 2 yaitu bentuk lahan perbukitan tinggi, dan bentuk lahan pegunungan. Penelitian ini dilaksanakan dengan metode komparatif antara data kerapatan aliran (drainage density/Dd), Data indeks percabangan sungai (bifuraction ratio/Rb), dan Data sinuitas muka gunung Smf pada kedua litologi batuan. Data uji statistik diperlukan untuk membandingkan data tersebut antara lain ; Uji normalitas distribusi data, uji homogenitas dan uji-t . Hasil Analisis data memberikan gambaran tentang karakteristik morfotektonik di daerah breksi andesit (Qyk) dan di daerah breksi tufan (Qvg) berbeda. Daerah Qvg mengindikasikan adanya tektonik aktif dibandingkan daerah breksi andesit (Qyk).

Kata kunci: Geomorfologi,Morfotektonik

ABSTRACT

Basically, the research is located in the Cikundul watershed. Administratively, it is lies within Pacet district, Cianjur subprovince, West Java Indonesia.The research area is divided into two litology rock units(Andesitic breccia (Qyk) and Tuffaceous breccia Qvg. The system of drainage watersheds divided into two system is subparallel and radial. The research area is divided into twelve sub watersheds is type sub watersheds A into sub watersheds L. the morphology in research area divide two morphologi is the morphology of high hill and morphology of mountain.The research used a statistic method,such as a compare method within drainage density data, bifurcation ratio data, and Smf data in two litology rock on the research area. The purposed statistic test use for a compare the data,such as; homogeneity test, normality test and different test. The results of the analysis of the data can be describe about characteristic morphotectonic in andesit breccias (Qyk) and tuffaceous breccias is different. The activity tectonic area of Andesitic breccias (Qvg) indicated active than area tuffaceous breccias (Qyk) .

(2)

PENDAHULUAN

Untuk daerah penelitian terletak di sungai Cikundul yang secara administratif termasuk di daerah Desa Ciloto, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, Propinsi Jawa Barat. SubDAS Cikundul Secara geografis terletak diantara garis bujur 106° 57’ 50,0" BT sampai 107° 3’ 10,0" BT dan garis lintang 6° 40’ 51,0" LS sampai 6° 47’ 14,0" LS.

Gambar 1. Peta Daerah Penelitian Tujuan penelitian ini untuk mengetahui karakteristik morfologi daerah penelitian yang mencakup bentuk fisiografi/bentang alam, kemiringan lereng dan pola aliran sungai, untuk menghitung karakteristik variabel-variabel morfometri di daerah penelitian, karakteristik morfometri yang ingin diketahui mencakup linear morfometri dan areal morfometri dan mengetahui karakteristik morfometri setiap sub-DAS Cikundul yang menunjang terhadap kontribusi tektonik dalam pembentukannya.

Dari penelitian ini dapat menunjukkan informasi adanya tektonik aktif daerah penelitian berdasarkan kondisi geomorfologi, jenis litologi dan pola aliran yang berkembang di daerah penelitian

METODE PENELITIAN

Metode penelitian mencakup analisis karakteristik morfometri, morfotektonik dan uji statistika.

Analisis karakteristik morfometri meliputi Liniear Morfometri, Areal Morfometri dan Relif Morfometi ,Strahler (1952). Linier Morfometri adalah Linear morfometri adalah karakterisitk morfometri yang dilihat berdasarkan pada parameter-parameter linear DAS seperti, Panjang total sungai/L dan Nilai nisbah percabangan (Rb) yaitu nilai rasio antara

jumlah segmen di suatu orde dengan jumlah segmen pada orde berikutnya yang lebih tinggi (Horton’s Laws). Areal Morfometri terdiri dari perhitungan nilai kerapatan aliran (Dd) berhubungan dengan

tekstur bentang alam. Nilai kerapatan aliran (Dd) rendah menggambarkan kondisi

tekstur bentang alam yang kasar sedangkan Nilai Dd tinggi menggambarkan

(3)

gunung (Lmf) dan panjang proyeksi muka gunung ke bidang datar (Ls).

Tabel 1.Klasifikasi derajat aktivitas tektonik berdasarkan indeks sinuitas muka

gunung (Doornkamp, 1986)

*Keterangan : Smf= indeks sinuitas

Analisis Uji statistika yang dilakukan yaitu, Data Dd (Drainage density) dan Rb (Bifuraction Ratio) dicari nilai rata-rata, simpangan baku dan variansnya. Kemudian dilakukan uji normalitas, homogenitas dan uji beda rata-rata pada data-data tersebut. Data homogeny dapat digunakan untuk saling melengkapi disebandingkan.

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Analisis melalui interpretasi studio dan melalui pendekatan kuantitatif dapat menghasilkan data yang menggambarkan kondisi umum daerah penelitian. Daerah penelitian terbagi menjadi 2 bagian menurut litologi penyusunnya, bagian yang pertama yaitu daerah dengan litologi penyusun breksi andesit (Qyk) dan daerah yang kedua tersusun atas litologi yang terdiri dari breksi tufan (Qvg).

Gambar 2. Peta Geologi Regional daerah penelitian skala 1:100.000 (Modifikasi

berdasarkan Lembar Cianjur (Sudjatmiko,1972) dan Lembar Bogor

(A.C.Efendi,Kusnama dan B.Hermanto,1998))

Pola pengaliran yang berkembang di daerah penelitian terbagi menjadi 2 bagian yang pertama ialah subparalel yang terdapat pada daerah Qyk dan Qvg sementara yang kedua merupakan pola aliran Radial yang terdapat pada daerah

Kelas Smf Aktivitas

tektonik

Keterangan

1

1,2-1,6

Tektonik Aktif

Berasosiasi dengan bentangalam kipas aluvial, cekungan pengaliran memanjang, dasar lembah menyempit, kemiringan lereng curam.

2

1,8-3,4

Tektonik menengah

sampai lemah

Berasosiasi dengan bentangalam kipas aluvial, cekungan pengaliran melebar, dasar lembah lebih lebar daripada dataran banjirnya,kemiringan lereng curam.

3

2,0-7,0

Tektonik tidak aktif

(4)

Qvg. Batas pembeda kedua pola aliran terdapat di hulu sungai Cikundul.

Perbedaan pola aliran tersebut juga terbentuk oleh karena litologi penyusunnya. Litologi penyusun untuk kedua daerah tersebut berasal dari material vulkanik baik berupa jatuhan berupa tuf dan batuan beku andesit, yang tidak memiliki perlapisan batuan, hal inilah yang menjadikan penciri pembentukan pola aliran subparallel. Sedangkan pola aliran radial berkembang pada daerah hulu daerah penelitian hal ini dikarenakan bagian hulu sungai Cikundul merupakan daerah gunungapi dan terdapat pada daerah Qvg.

Dari hasil perhitungan nilai SMF, maka aktivitas tektonik daerah penelitian termasuk kedalam tektonik aktif hingga menengah Doornkamp (1986), dari rata-rata perhitungan rata-rata-rata-rata SMF kedua daerah dapat dilihat daerah litologi yang terdiri dari breksi tufan (Qvg) aktivitas tektoniknya lebih aktif dibandingkan daerah litologi penyusun breksi andesit (Qyk)

Tabel 2 .Nilai klasifikasi derajat tektonikberdasarkan indeks sinuitas muka

gunung

Garis SMF Qyk

Nilai SMF

Qyk Garis SMF Qvg

Nilai SMF Qvg Garis

AB 2,0 Garis MN 1,7

Garis

CD 2,6 Garis OP 1,9

Garis

EF 2,2 Garis QR 1,4

Garis

GH 1,8 Garis ST 1,5

Garis

IJ 2,3 Garis UV 1,3

Garis

KL 2,2

x rata-rata 2,2

x rata-rata 1,6

Berdasarkan nilai Ratio bifurcation (Rb), Karakteristik nilai

bifurcation ratio yang kurang dari dari 3.0 atau lebih dari 5.0 pada sebuah daerah sub DAS, menujukkan telah mengalami deformasi akibat pengaruh tektonik (Veerstappen, 1983). Pada daerah Qvg dan Qyk hampir semuanya terkena pengaruh tektonik.

Daerah litologi yang terdiri dari breksi tufan (Qvg) memiliki cekungan pengaliran memanjang, dan memiliki kemiringan lereng curam dan dasar lembah menyempit serta ditemukan bentuk bentang lahan scarp, triangular facet dan gawir sesar. Hal inilah yang mengindikasikan bahwa daerah penelitian

(5)

terpengaruh oleh aktivitas tektonik aktif terutama pada bagian Qvg

Tabel 3. Hasil Analisis dan Pembahasan Aspek

Pembanding Qyk Qvg

Bentang Alam

Perbukitan

Tinggi Pegunungan Kemiringan Lereng Agak Curam & Curam Curam Tekstur Bentang Alam

sedang Sedang

Pola

pengaliran Subparallel

Subparallel & Radial Jumlah

SubDAS 6 6

Litologi Penyusun Breksi Andesit Breksi Tufan Dd (Drainage density) x rata-rata=2.847 x rata-rata= 3.954 Rb (Bifurcation Ration) x rata-rata=1,4416 x rata-rata=1,6805

Smf Tektonik

Menengah

Tektonik Aktif

KESIMPULAN

Hasil analisis dari kriteria morfologi,morfometri,morfotektonik di atas, maka dapat dilihat perbedaan yang cukup jelas antara sub-sub das daerah yang disusun oleh batuan breksi andesit Qyk dengan batuan breksi tufan Qvg. Kriteria tersebut saling berkaitan dan mempengaruhi satu sama lain. Dari data tersebut dapat menunjukkan bahwa di daerah penelitian masih dipengaruhi oleh aktivitas tektonik terutama pada bagian

hulu sungai yang berlitologi breksi tufan (Qvg).

Data pendukung adanya aktivitas tektonik juga tergambarkan dari analisis data kekar, analisis seismik peneliti terdahulu dan analisis data arah kelurusan punggungan dan lembahan yang didapat dari citra satelit DEM SRTM yang mengindikasikan adanya struktur yang bekerja serta data yang didapat dari kenampakan bentuk lahan di daerah penelitian yang terdiri dari triangular facet,scarp serta gawir sesar. Dari data tersebut dapat diindikasikan daerah penelitian masih terpengaruh aktivitas tektonik aktif yang berasal dari dominasi aktivitas vulkanisme Gunung Gede serta didukung oleh aktivitas struktur geologi daerah penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Doornkamp, J.C. 1986. Geomorphological

approaches to the study of neotectonis. Journal of Geological Society, Vol. 143:335-342

(6)

penelitian dan pengembangan geologi, Jawa Barat

Howard, A.D. 1967. Drainage Analysis in Geologic Interpretation : a Summation. AAPG bulletin, V 51, No.11.

Horton, H.E. 1945. Erosional development of streams and their drainage basins. Bulletin, Geological Society of America, V. 56 pp. Hal.275-370.

Reza,Adi Nugroho. (2014), "Skripsi Geomorfologi: Karakteristik Morfotektonik DAS Cikundul Sebagai Indikasi Adanya Tektonik Aktif di Daerah Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Kabupaten Cianjur, Propinsi jawa barat" Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran, jawa barat.

Strahler, A. N. (1952,1958), "Hypsometric (area-altitude) analysis of erosional topology" dalam Process Geomorphology, (1960,1978), Geological Society of America Bulletin 63 (11): 1117–1142 Akses internet

diproleh dari

http://en.wikipedia.org/wiki/Strah ler_number

Sudjana M.A., 2005. Metode Statistika. Edisi ke 6. Tarsito. Bandung.

Van Zuidam, R. A. 1983. Guide to Geomorphologic - aerial photographic interpretation and mapping. Enschede: Section of Geology and Geomorphology, ITC, hal. 325.

Van Zuidam, R.A. 1985. Aerial photo interpretation in term analysis and geomorphological mapping, Smith Publisher. The Hague: Netherland.

Verstappen, H. Th. 1983. Applied Geomorphology:

(7)

Gambar

Gambar 1. Peta Daerah Penelitian
Tabel 1.Klasifikasi derajat aktivitas
Tabel 2 .Nilai klasifikasi derajat

Referensi

Dokumen terkait

Tingkat Kejadian Karies pada siswa kelas VII SMP Negeri 3 Fatuleu yaitu total 78 gigi berkaries yaitu, 55 responden yang menyikat gigi 1X dalam sehari sedangkan 8 gigi

Studi dalam penelitian ini menganalisis buku ajar pendidikan agama Islam dan budi pekerti kelas 1 SD kurikulum 2013 Kemendikbud dalam perspektif psikologi perkembangan. Kurikulum

[r]

Alat musik Kanda – kanda Wuta adalah alat musik tradisional yang berasal dari Sulawesi Tenggara, tepatnya pada masyarakat suku Tolaki yang berada di Desa Meluhu,

Setelah dilakukan pengujian akurasi antara perhitungan menggunakan aplikasi dan perhitungan menggunakan cara manual, ternyata perhitungan nilai alternatif staf dengan

AHS011 HAPA KEARIFAN TRADISIONAL KETAHANAN PANGAN PULAU-PULAU KECIL DI KAWASAN MALUKU BARAT DAYA (Studi Kasus Suku Bangsa Meher Di Pulau

Riap diameter rata-rata untuk masing-masing kelompok jenis adalah sebesar 0.556 cm/tahun untuk kelompok jenis Dipterocarpaceae dan 0.539 cm/tahun untuk kelompok jenis Non

Bias Gender yang mengakibatkan beban kerja ganda ( double burden ) tersebut sering kali diperkuat oleh adanya pandangan atau doktrin di masyarakat bahwa pekerjaan