• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan kampug hijau yang semakin berkembang di Indonesia tidak lepas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Gerakan kampug hijau yang semakin berkembang di Indonesia tidak lepas"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gerakan kampug hijau yang semakin berkembang di Indonesia tidak lepas dari peran dan upaya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan itu sendiri. Menjaga kelestarian lingkungan yang dimulai dari gerakan lokal di kampung-kampung untuk menjaga dan melestarikan lingkungannya dimana saat ini upaya tersebut merupakan bentuk kesadaran masyarakat akan keberlanjutan lingkungan. Adanya strategi serta upaya-upaya yang dilakukan oleh masyarakat untuk mengubah pola hidup mereka yang akan membawa pengaruh tersendiri bagi keberlanjutan lingkungan khususnya di perkotaan saat ini, di sisi lain dengan semakin berkurangnya ruang terbuka hijau sebagai ruang publik di daerah perkotaan juga menyebabkan minimnya kuantitas dan kualitas lingkungan.

Pemerintah Kota Yogyakarta telah mengembangkan kampung hijau berbasis Rukun Warga (RW) sejak tahun 2008 hingga saat ini. Target dari pemerintah melalui Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Yogyakarta untuk semakin meningkatkan kampung hijau berbasis RW yang dibangun disetiap kelurahan Kota Yogyakarta. Pemerintah Kota Yogyakarta telah melakukan evaluasi dan memberikan penghargaan kepada kampung hijau yang dinilai baik dalam menjalankan program tersebut. Program kampung hijau juga merupakan program yang diharapkan mampu untuk mengembangkan potensi masyarakatnya,

(2)

2

guna menyesejahterakan warga, dengan tetap menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup. Berdasarkan Surat Keputusan Nomor 188/1670 tentang Keputusan Hasil Evaluasi Kampung Hijau Perkotaan di Kota Yogyakarta, melalui surat keputusan Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta Tahun 2014 dan telah menetapkan 6 kampung hijau perkotaan terbaik berbasis RW dari 13 Kampung Hijau yang berada di Kota Yogyakarta.

Tabel 1.1. Hasil Evaluasi Kampung Hijau Perkotaan Terbaik Kota Yogyakarta Sumber: BLH Kota Yogyakarta, 2014

No Hasil Evaluasi

Kecamatan Kelurahan RW Nilai

A Umbulharjo Sorosutan 09 2880

B Danurejan Suryatmajan 03 2835 C Kota Gede Rejowinangun 12 2815 D Wirobrajan Wirobrajan 11 2785 E Gedongtengen Pringgokusuman 06 2770

F Mergangsan Wirogunan 21 2695

G Ngampilan Notoprajan 08 2660

H Tegalrejo Tegalrejo 05 2610

I Jetis Cokrodiningratan 06 2562 J Gondomanan Prawirodirjan 08 2520

K Kraton Kadipaten 08 2503

L Gondokusuman Baciro 07 2468

M Pakualaman Gunungketur 03 2402

(3)

3

NO RW Kelurahan Kecamatan Lokasi Keterangan

1 09 Sorosutan Umbulharjo Pinggiran kota Terbaik I

2 03 Suryatmajan Danurejan Pusat Kota Terbaik II

3 12 Rejowinagun Kota Gede Pinggiran kota Terbaik III

4 11 Wirobrajan Wirobrajan Pinggir Sungai Terbaik IV

5 06 Pringgokusuman Gedongtengen Pusat Kota Terbaik V

6 21 Wirogunan Mergangsan Pinggiran kota Terbaik VI

Tabel 1.2. Enam Daftar Kampung Hijau Perkotaan Terbaik Kota Yogyakarta, Sumber: BLH Kota Yogyakarta, 2014

Dari enam daftar kampung hijau terbaik di perkotaan di atas terdapat tiga yang berlokasi di area pinggiran kota yaitu Kelurahan Sorosutan (RW09), Rejowinangun (RW12), Wirogunan (RW21). Lokasi penilaian kampung hijau di pinggiran kota menjadi lokasi yang paling dominan dari hasil penilaian kampung hijau di Kota Yogyakarta. Hal inilah yang menjadi dasar pemilihan lokasi di pinggiran Kota Yogyakarta.

(4)

4

Gambar 1.1. Tiga Lokasi Kampung Hijau Terbaik di Pinggiran Kota Yogyakarta

Sumber: BLH Kota Yogyakarta, 2014

Berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan oleh pemerintah terdapat 4 Komponen yang menjadi dasar dalam penilaian. Adapun 4 komponen yang dimaksud adalah; Komponen fisik, Komponen Manajemen, Komponen Peran Masyarakat dan Komponen Budaya/Tradisi/Adat. Dari hasil evaluasi dari keempat komponen tersebut bahwa partisipasi masyarakat menjadi point terbesar dalam penilaian yang telah dilakukan pemerintah melalui BLH di enam lokasi tersebut.

Lokasi : Wirogunan (RW 21)

Lokasi : Sorosutan (RW 09)

Lokasi : Rejowinangun (RW 12)

(5)

5

Salah satu komponen peran masyarakat yang berkaitan langsung dengan partisipasi masyarakat yang di bagi lagi ke dalam sub komponen yaitu peran warga dalam bidang lingkungan. Sub komponen peran masyarakat dalam bidang lingkungan berupa peran warga/partisipasi warga dalam pemanfaatan ruang terbuka hijau di tiga kasus kampung hijau terbaik di pinggiran kota juga memiliki standard nilai yang baik.

Berdasarkan hasil grand tour yang dilakukan oleh peneliti di tiga kampung hijau terbaik di pinggiran Kota Yogyakarta terdapat suatu keunikan yang dilakukan oleh warga dalam berpartisipasi. Keunikan tersebut terlihat dalam pemanfaatan ruang terbuka hijau di tiga kasus, dimana warga secara bersama-sama berpartisipasi dalam pemanfaatan ruang terbuka publik yang berada di pinggir jalan. Ruang terbuka publik di pinggir jalan tersebut di manfaatkan oleh warga untuk ditanami dengan tanaman produktif dengan jenis tanaman sayuran, tanaman toga dan tanaman hias. Berkaitan dengan hal tersebut peneliti melihat adanya suatu fenomena yang unik di tiga kasus kampung hijau di pinggiran Kota Yogyakarta.

Keunikan aktivitas yang dilakukan oleh warga di tiga kasus kampung hijau terbaik di pinggiran tersebut dilakukan secara bersama-sama dalam memanfaatkan ruang terbuka publik yang berada di pinggir jalan, selain untuk penghijauan juga dimanfaatkan sebagai media menanam tanaman produktif. Hal ini merupakan salah satu usaha warga dalam upaya memanfaatkan ruang terbuka publik di pinggir jalan

(6)

6

kampung sebagai ruang terbuka publik yang terkelola langsung oleh warga untuk kepentingan perorangan maupun kelompok.

Pemanfaatan ruang terbuka publik di pinggir jalan selain untuk menciptakan lingkungan yang bersih, sehat, sekaligus dimanfaatkan warga untuk penanaman vegetasi yang produktif. Melalui kampung hijau terbaik yang berlokasi di pinggiran kota, maka masyarakat berusaha untuk memprioritaskan pemanfaatan ruang terbuka publik yang ramah lingkungan, karena masyarakat yang memiliki inisiatif dalam melakukan green action untuk tetap survive dalam kawasan permukiman tersebut melalui inovasi atau strategi yang mengedepankan aspek lingkungan.

1.2 Permasalahan Penelitian

Permasalahan yang terjadi selanjutnya adalah seberapa besar partisipasi masyarakat di perkotaan dalam lingkungan. Sisi lain dengan kepadatan bangunan yang tinggi dan terbatasnya ruang terbuka publik di perkotaan juga menyebabkan minimnya kuantitas dan kualitas lingkungan, selain itu kondisi masyarakat di perkotaan dengan tingkat interaksi warga yang terjadi lebih berdasarkan pada faktor kepentingan, serta kesibukan setiap warga kota dalam tempo yang cukup tinggi akan mengurangi perhatiannya terhadap sesama.

Perkembangan perkotaan yang semakin pesat juga menyebabkan pembangunan semakin mengabaikan aspek lingkungan. Lingkungan merupakan tempat atau space yang merupakan aspek utama dalam penataan ruang sehingga

(7)

7

perhatian terhadap lingkungan merupakan aspek yang paling utama. Isu lingkungan mengingatkan kita bahwa kebijakan pembangunan dibutuhkan agar memperhatikan penyediaan ruang di masa yang akan datang terpelihara.

Dengan keterbatasan lahan dan dampak pembangunan yang terjadi di wilayah perkotaan, peneliti tertarik untuk melihat partisipasi yang dilakukan oleh warga dalam pemanfaatan ruang terbuka publik di pinggir jalan di tiga kasus kampung hijau terbaik di pinggiran kota.

1.3 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan uraian di atas, maka pertanyaan penelitian yang dapat diajukan adalah:

1. Bagaimana bentuk partisipasi masyarakat dalam pemanfaatan ruang terbuka publik yang berada di pinggir jalan?

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam pemanfaatan ruang terbuka publik di pinggir jalan?

1.4. Tujuan Penelitian :

1. Mendeskripsikan bagaimana bentuk partisipasi masyarakat perkotaan di Kota Yogyakarta dalam pemanfaatan ruang terbuka publik yang berada di pinggir jalan di tiga kampung hijau terbaik yang berlokasi di daerah pinggiran kota.

(8)

8

2. Mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat perkotaan dalam pemanfaatan ruang terbuka publik yang berada di pinggir jalan di tiga lokasi kampung hijau terbaik di pinggiran kota

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah dapat menambah refrensi mengenai partisipasi masyarakat dalam pemanfaatan ruang terbuka publik di pinggir jalan baik bagi ilmu pengetahuan dan pemerintah terkait. Oleh karena itu, manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Dengan mengetahui bentuk partisipasi warga di kampung hijau terbaik yang berlokasi di pinggir kota, maka diharapkan program kampung hijau dapat juga dilaksanakan di wilayah lain yang ingin mengembangkan program kampung hijau secara khusus yang berlokasi di pinggiran kota

2. Merupakan referensi untuk peneliti lain yang mendalami pendekatan- pendekatan partisipasi masyarakat dalam program kampung hijau khususnya di lokasi pinggiran kota

3. Bagi pemerintah penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan rekomendasi bagi instansi terkait untuk membantu dalam peningkatan partisipasi masyarakat dalam menjalankan program kampung hijau berbasis RW di Kota Yogyakarta

(9)

9

1.6 Batasan Penelitian

Untuk menjaga agar penelitian dapat terarah dan fokus, maka penelitian ini dibatasi, pada:

1. Tahapan-tahapan kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat dalam pemanfaatan ruang terbuka publik di pinggir jalan di kampung hijau terbaik, untuk tiga lokasi di pinggiran kota

2. Identifikasi bagaimana bentuk partisipasi masyarakat dan faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam pemanfaatan ruang terbuka publik di pinggir jalan di kampung hijau terbaik, di tiga wilayah pinggiran kota

3. Pihak pihak yang terlibat dalam kegiatan program kampung hijau di wilayah pinggiran kota

Gambar

Tabel 1.1. Hasil Evaluasi Kampung Hijau Perkotaan Terbaik Kota Yogyakarta  Sumber: BLH Kota Yogyakarta, 2014
Tabel 1.2. Enam Daftar Kampung Hijau Perkotaan Terbaik Kota Yogyakarta,  Sumber: BLH Kota Yogyakarta, 2014
Gambar 1.1. Tiga Lokasi Kampung Hijau Terbaik di Pinggiran Kota  Yogyakarta

Referensi

Dokumen terkait

dengan banyak versi yang kemudian mengkombinasikannya untuk memperoleh prediksi akhir, sedangkan dalam metode random forest, proses pengacakan tidak hanya dilakukan

Berpijak dari latar belakang masalah diatas, maka penulis mengambil judul dalam penelitian ini yaitu “ PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA

Sehingga dari permasalahan ini mendorong di dalam pelaksanaan Grand Odiseus Fitness Center yang mempunyai strategi public relations dengan memberikan informasi

Kategori ini hanya terdiri dari instrumen derivatif out-of-the-money. Instrumen tersebut dinilai di dalam laporan posisi keuangan konsolidasian pada nilai wajar dengan

Efedrin (ephedrine) merupakan simpatomimetik yang didapat dari tanaman genus Ephedra (misalnya Ephedra vulgaris) dan telah digunakan luas di Cina dan India Timur sejak

Dengan demikian, Perusahaan pengiriman barang memerlukan sebuah inisiatif untuk mengatasi masalah tersebut dengan merancang sistem tracing pengiriman barang dengan

bahwa Kang Yoto itu sebenarnya memaksa birokrasi untuk patuh dengan skenarionya dengan cara „melemparkan‟ birokrasi kepada rakyat Bojonegoro. Pemaksaan tersebut

Perihal nama jenis ikan terdapat pada pembagian nama pasaran untuk saat ini berdasar ukuran dan jenis dibedakan menjadi dua jenis nama pasaran yaitu menurut nama pasaran di Hong