• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELATIHAN OPERATOR WHEEL LOADER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PELATIHAN OPERATOR WHEEL LOADER"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

PELATIHAN

OPERATOR WHEEL LOADER

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA

(2)

KATA PENGANTAR

Kehadiran dan peranan alat-alat berat dalam Pembangunan Nasional tidak dapat dipungkiri lagi. Dalam penggunaan alat-alat berat berbagai tuntutan besar dipenuhi, antara lain produksi, kualitas dan kecepatan.

Mengingat tuntutan termaksud, ditambah dengan nilai atau harga alat-alat berat yang demikian mahal, maka operator alat-alat berat yang termasuk dalam penanggung jawab tuntutan tersebut, perlu mempunyai kompetensi yang diperlukan sesuai yang digariskan dalam SKKNI.

Operator Wheel Loader adalah salah satu dari mereka yang harus dapat memenuhi tuntutan tersebut di atas. Kemampuan operator yang sesuai dengan kompetensi yang dipersyaratkan diperoleh dari pengalaman pengoperasian alat yang cukup serta pelatihan-pelatihan yang diperlukan untuk mengisi kekurangan yang ada.

Buku atau modul ini merupakan suatu materi yang diperuntukkan bagi para peserta pelatihan dan juga instruktur yang akan menanganinya.

Penulis sadar bahwa buku ini masih terdapat kekurangan-kekurangan, apalagi mengingat bahwa perkembangan teknologi dibidang alat-alat berat cukup pesat. Oleh karenanya berbagai masukan termasuk koreksi terhadap buku ini sangat diharapkan demi sempurnanya buku ini.

Atas segala sumbang saran dan masukannya penulis menyampaikan banyak terima kasih.

Jakarta, Desember 2005

Tim Penyusun

(3)

LEMBAR TUJUAN

JUDUL PELATIHAN : Operator Wheel Loader

TUJUAN PELATIHAN : A. Tujuan Umum Pelatihan

Setelah mengikuti pelatihan peserta diharapkan mampu :

Mengoperasikan Wheel Loader secara benar, melaksanakan pemeliharaan harian sesuai dengan petunjuk pemeliharaan dan membuat laporan operasi.

B. Tujuan Khusus Pelatihan

Setelah mengikuti pelatihan peserta mampu :

1. Menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja selama pemeliharaan dan pengoperasiaan Wheel Loader

2. Melaksanakan pemeliharaan harian Wheel Loader sesuai dengan petunjuk pemeliharaan

3. Melaksanakan pengoperasian Wheel Loader sesuai dengan aplikasi dan teknik operasi yang benar.

4. Membuat Laporan Operasi

Seri / Judul Modul = WLO – 05 : Pengoperasian Wheel Loader TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM ( TIU )

Setelah selesai mempelajari modul ini, para peserta mengetahui cara mengoperasikan Wheel Loader sesuai dengan aplikasi dan teknik operasi yang benar.

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS ( TIK ) Setelah modul ini diajarkan, peserta mampu : 1. Teknik dasar pengoperasian

2. Teknik aplikasi pengoperasian 3. Jenis material

4. Perhitungan produksi

(4)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

LEMBAR TUJUAN ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DISKRIPSI SINGKAT... v

DAFTAR MODUL ... Vi PANDUAN INSTRUKTUR ... vii

BAB 1 : PENDAHULUAN 1 - 1

1.1. Umum ... 1 - 1 1.2. Sistem Operasi ... 1 - 1 1.3. Loader ... 1 - 2 1.4. Pandangan Umum Wheel Loader... 1 - 2

BAB 2 : TEKNIK DASAR PENGOPERASIAN ... 2 - 1 2.1. Umum ... 2 - 1 2.2. Pengetesan Alat / Tuas Kendali dan Instrumen ... 2 - 1 2.3. Menjalankan Alat ... 2 - 5 2.4. Hal-hal yang perlu diperhatikan saat mengendarai alat ... 2 - 11 2.5. Transportasi ... ... 2 - 11 2.6. Menarik (towing) Alat ... 2 - 12 2.7. Sebelum memulai pekerjaan ... 2 - 13 2.8. Perkiraan Produksi ... ... 2 - 15

BAB 3 : TEKNIK APLIKASI PENGOPERASIAN ………..………….. 3 - 1 3.1. Umum ………... 3 - 1 3.2. Menggali (Digging)... 3 - 1 3.3. Perataan (Leveling) ………... 3 - 4 3.4. Pemindahan ... 3 - 5 3.5. Memuat ke dalam Dump Truck ... 3 - 6 3.6. Memuat dan memindah (load and carry) ... 3 - 9

BAB 4 : JENIS MATERIAL ……….. 4 - 1

4.1. Umum ... 4 - 1 4.2. Jenis Material ... 4 - 1

4.3. Sifat Fisik ………. 4 - 2

(5)

BAB 5 : PERHITUNGAN PRODUKSI ……… 5 - 1 5.1. Umum ... 5 - 1 5.2. Produksi Wheel Loader ... 5 - 1

RANGKUMAN DAFTAR PUSTAKA

(6)

DESKRIPSI SINGKAT

PENGEMBANGAN MODUL OPERATOR WHEEL LOADER

1. Tujuan pelatihan pada dasarnya adalah memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan kepada peserta agar dapat memenuhi tuntutan kompetensi yang diinginkan atau upaya untuk memperkecil dan bila perlu menghilangkan kesenjangan kompetensi (competency gap) yang ada dengan kompetensi yang diinginkan.

2. Kompetensi kerja yang disyaratkan untuk jabatan kerja Operator Wheel Loader telah ditetapkan dalam Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) yang telah dirinci menjadi unit-unit kompetensi, sehingga dalam Pelatihan Operator Wheel Loader, unit-unit kompetensi tersebut menjadi Tujuan Khusus Pelatihan.

3. Standar Latihan Kerja (SLK) disusun berdasarkan hasil analisis dari Unit Kompetensi, Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja dari setiap Elemen Kompetensi yang telah ditetapkan dalam SKKNI, dalam bentuk suatu susunan kurikulum dan silabus pelatihan yang diperlukan untuk memenuhi tuntutan kompetensi tersebut.

4. Untuk mendukung tercapainya tujuan khusus pelatihan tersebut, maka berdasarkan Kurikulum dan Silabus yang telah ditetapkan dalam SLK, disusun seperangkat modul pelatihan (seperti tercantum dalam Daftar Modul) yang harus menjadi bahan latihan dalam pelatihan Operator Wheel Loader.

(7)

DAFTAR MODUL

NO. KODE JUDUL

1. WLO-01 Etos Kerja

2. WLO-02 Keselamatan dan Kesehatan Kerja 3. WLO-03 Struktur dan Fungsi Wheel Loader 4. WLO-04 Pemeliharaan (Maintenance) 5. WLO-05 Pengoperasian Wheel Loader 6. WLO-06 Laporan Operasi

(8)

PANDUAN INSTRUKTUR

(9)

JUDUL : PENGOPERASIAN WHEEL LOADER

KODE : WLO - 05

DESKRIPSI : Modul ini membahas tentang Pengoperasian Wheel Loader.

Persyaratan Peserta :

1. Pendidikan formal : Minimum SLTA atau sederajat

2. Umur minimal : -

3. Pengalaman Kerja : Kelas II : Telah magang sebagai operator wheel loader minimal 2000 jam

Kelas I : Telah mengoperasikan wheel loader minimal 5000 jam

4. Berbadan sehat dinyatakan dengan surat keterangan dokter atau psychotest 5. Lulus seleksi masuk :

Tempat Kegiatan : Dalam ruang kelas dengan kapasitas 12 orang dan praktek dilapangan.

Waktu kegiatan : Teori 2 jam pelajaran (1 jp = 45 Menit)

Alat bantu praktek/

Bahan pelatihan : • Bahan Serahan

• OHP + Screen

• Video/Slide/ Film

• Lembar kertas kosong

• Petunjuk Instruktur

• Petunjuk Peserta

• Trasparan / OH

(10)

Kegiatan Istruktur Kegiatan Peserta Pendukung 1. Ceramah ; Pembukaan

• Menjelaskan tujuan instruksional (TIU dan TIK)

• Membagikan bahan pra test

• Merangsang motivasi peserta dengan pertanyaan atau pengalamannya dalam melakukan kegiatan

pengoperasian alat-alat berat Waktu : 10 menit

2. Ceramah : Pendahuluan Memberikan gambaran umum secara singkat tentang

Pengoperasian Wheel Loader.

• Umum

• Sistem Operasi

• Loader

• Pandangan umum wheel loader

Waktu : 10 Menit

Bahan : Bahan serahan

Pengoperasian Wheel Loader (Bab 1, Pendahuluan).

3. Ceramah : Teknik Dasar Pengoperasian

• Umum

• Menjelaskan Pengetesan

Alat/Tuas Kendali dan Instrumen - Penjelasan Tuas Kendali - Menjelaskan Pemeriksaan

Instrumen

• Menjalankan Alat - Persiapan

- Menggerakkan peralatan kerja - Pencegahan waktu berjalan - Berjalan ditempat miring - Mengubah kecepatan alat - Mengubah arah gerakan

• Mengikuti penjelasan TIU dan TIK dengan tekun dan aktif.

• Mengerjakan pra test sesuai kemampuan.

• Mengajukan pertanyaan- pertanyaan apabila kurang jelas.

• Mengikuti penjelasan instruktur dengan tekun dan aktif.

• Mencatat hal-hal yang dianggap perlu.

• Mengajukan pertanyaan mengenai yang kurang dipahami.

• Melakukan diskusi dengan instruktur mengenai hal-hal yang masih belum dipahami

• Mengikuti penjelasan instruktur dengan tekun dan aktif.

• Mencatat hal-hal yang dianggap perlu.

• Mengajukan pertanyaan mengenai yang kurang dipahami.

• Melakukan diskusi dengan instruktur mengenai hal-hal yang masih belum dipahami.

OH

Bahan Pra Test

OH

OH

(11)

- Berbelok arah

• Hal-hal yang diperhatikan saat traveling

• Transportasi

• Menarik (towing) Alat - Menarik alat ketika engine

hidup

- Menarik alat ketika engine mati

• Sebelum memulai pekerjaan

• Perkiraan produksi Waktu : 145 menit Bahan : Bahan serahan

Pengoperasian Wheel Loader (Bab 2, Teknik Dasar Pengoperasian).

4. Ceramah : Teknik Aplikasi Pengoperasian Memberikan ulasan singkat mengenai Teknik Aplikasi Pengoperasian

• Umum

• Menjelaskan cara menggali

• Perataan (leveling)

• Pemindahan

• Memuat ke dalam Dump Truck

• Memuat dan memindah (load and carry)

Waktu : 90 menit

Bahan : Pengoperasian Wheel Loader (Bab 3, Teknik Aplikasi Pengoperasian).

5. Ceramah : Jenis Material Memberikan ulasan singkat mengenai Jenis Material.

• Umum

• Jenis Material

• Sifat Fisik

- Pengembangan material - Berat material

- Bentuk material - Kohesivitas material

• Mengikuti penjelasan instruktur dengan tekun dan aktif.

• Mencatat hal-hal yang dianggap perlu.

• Mengajukan pertanyaan mengenai yang kurang dipahami.

• Melakukan diskusi dengan instruktur mengenai hal-hal yang masih belum dipahami.

• Mengikuti penjelasan instruktur dengan tekun dan aktif.

• Mencatat hal-hal yang dianggap perlu.

• Mengajukan pertanyaan mengenai yang kurang

OH

OH

(12)

- Kekerasan material - Daya dukung tanah Waktu : 45 menit

Bahan : Bahan serahan

Pengoperasian Wheel Loader (Bab 4, Jenis Material).

6. Ceramah : Perhitungan Produksi Memberikan ulasan singkat mengenai Perhitungan Produksi.

• Umum

• Perhitungan Produksi

- Faktor yang mempengaruhi produksi

- Rumus dasar Waktu : 60 menit

Bahan : Pengoperasian Wheel Loader (Bab 5, Perhitungan Produksi).

dipahami.

• Melakukan diskusi dengan instruktur mengenai hal-hal yang masih belum dipahami.

• Mengikuti penjelasan instruktur dengan tekun dan aktif.

• Mencatat hal-hal yang dianggap perlu.

• Mengajukan pertanyaan mengenai yang kurang dipahami.

• Melakukan diskusi dengan instruktur mengenai hal-hal yang masih belum dipahami.

OH

(13)

MATERI SERAHAN

(14)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Umum

Penggunaan alat-alat berat ini merupakan alat-alat pengganti dari alat-alat yang lebih sederhana misalnya cangkul, sekop, gerobak dan lain-lain, dimana alat-alat berat ini mempunyai kemampuan daya kerja yang lebih berat, lebih cepat serta lebih teliti.

Fungsi pokok alat-alat berat antara lain untuk pekerjaan-pekerjaan penggalian, pemindahan, penimbunan, perataan, pemadatan, pembersihan dan lain-lain.

Timbulnya bermacam-macam alat-alat berat disebabkan oleh adanya beberapa faktor yaitu antara lain bermacam-macam pekerjaan, adanya bermacam-macam jenis atau sifat material, adanya bermacam-macam volume pekerjaan dan lain sebagainya.

Walaupun sudah bermacam-macam alat-alat berat yang ada tetapi tidak akan mungkin ada satu alat pun yang mempunyai fungsi super misalnya, bisa memuat sendiri, memindahkan ketempat yang jauh kecepatan yang tinggi serta dapat membuang sendiri, namun kalau ada alat tersebut pasti tidak akan efisien.

Berdasarkan segi efisiensi ini maka alat-alat berat yang ada mempunyai bermacam- macam bentuk dan kapasitasnya, bermacam-macam fungsi dan penggunannya, sebagai contoh alat pemuat loader, alat angkut dump truck dan alat penggusur dipakai bulldozer.

1.2. Sistem Operasi

Sistem operasi alat-alat berat yang baik dan teratur adalah merupakan persyaratan yang mutlak untuk dapat menyelesaikan pekerjaan secara cepat serta mempunyai efisiensi yang tinggi sehingga sesuai dengan rencana kerja.

Dalam hal ini maka perlu adanya perhitungan-perhitungan yang teliti guna menyesuaikan dengan keadaan yang sebenarnya dilapangan. Karena dengan sistim operasi yang baik, akan mendatangkan banyak keuntungan diantaranya, biaya exploitasinya akan lebih murah, waktu penyelesaian pekerjaan lebih cepat serta alat- alat berat yang sipergunakan dapat seminimal mungkin.

Kecepatan dan kelincahan operator sangat menentukan untuk mencapai efisiensi yang tinggi selama menjalankan loader, seperti memuat kedalam dump truck, memuat dan memindah serta meratakan dan merapihkan. Kunci penilaian dititik beratkan pada

(15)

kecepatan waktu siklus (cycle time) sesuai dengan ketentuan, serta jumlah jam mengoperasikan wheel loader.

1.3. Loader

Loader adalah suatu alat berat yang dipergunakan sebagai alat pemuat material dan yang termasuk jenis loader adalah, misalnya power shovel, dozer shovel, drag line, back hole, clam shall dan lain-lain.

Perkembangan alat-alat berat begitu pesat sehingga dari tahun ke tahun disempurnakan fungsinya untuk mencapai efisiensi yang tinggi. Dengan memasang suatu attacment tertentu maka loader bisa difungsikan sebagai pemuat atau pemindah bermacam-macam material, seperti tanah, batu pecah, balok dan lain-lain.

Wheel loader ini diperlengkapi dengan 4 persneling untuk bergerak maju dapat mencapai kecepatan (32 ÷ 36) km/jam, sedangkan untuk bergerak mundur dapat mencapai (33 ÷ 37) km/jam, tergantung pada merk dan type alat.

Daya yang dikeluarkan ada 55 HP, 110 HP, 130 HP, 180 HP, 205 HP, 260 HP, 415 HP, 641 HP, 789 HP dan masih banyak lagi yang mempunyai tenaga yang dikeluarkan diantara horse power tersebut.

Ukuran bucket yang ada dari 1,0 m3, 2,0 m3, 4,0 m3, 8,0 m3, 26,0 m3 dan diantara ukuran-ukuran tersebut yang bergeser 0,5 m3 pertambahannya, inipun tergantung dari pabrik pembuatannya.

1.4. Pandangan Umum Wheel Loader

Gambar dibawah ini adalah salah satu contoh foto asli dari tipe wheel loader yang biasa dipergunakan di dalam pekerjaan Sumber Daya Air.

(16)

1.4.1. Komponen utama

Dalam modul struktur dan fungsi wheel loader telah dibahas tentang komponen utama secara detail. Untuk modul pengoperasian wheel loader ini ditunjukkan pandangan umum untuk mengingat kembali tata letak komponen utama.

(17)

1.4.2. Alat-alat kontrol

Posisi alat-alat kontrol yang berada didalam kabin dengan susunan penempatannya seperti terlihat dalam gambar.

Pada tipe ini menggunakan satu tuas (control lever) untuk mengoperasikan lift arm dan bucket.

Ada tipe alat lain yang menggunakan dua tuas (control lever) untuk mengoperasikan lift arm dan bucket seperti gambar berikut :

(18)

BAB 2

TEKNIK DASAR PENGOPERASIAN

2.1. Umum

Setiap operator wheel loader perlu pembekalan Teknik Dasar Pengoperasian, yang berhubungan dengan persiapan awal sebelum menjalankan engine. Hal ini sangat penting untuk dipahami mengingat bahwa dalam mengoperasikan alat selalu melakukan gerakan yang bersumber pada teknik dasar pengoperasian. Sebelum mengoperasikan alat operator harus melakukan pemanasan engine yang diatur dengan suatu prosedur demikian juga pada saat melakukan pengetesan tuas kendali dan pengamatan instrumen.

Berikut ini merupakan bentuk pembahasan materi yang berhubungan dengan Teknik Dasar Pengoperasian.

2.2. Pengetesan Alat/Tuas Kendali dan Instrumen 2.2.1. Tuas Kendali.

Dalam wheel loader ada dua macam type tuas kendali untuk menjalankan lift arm dan bucket, dimana keduanya mempunyai tujuan yang sama yaitu memudahkan operator untuk mengoperasikan loader.

• Type pertama menggunakan satu tuas.

Gambar a1 menunjukkan satu tuas untuk menggerakkan lift arm dan bucket. Untuk menggerakkan lift arm lihat posisi tuas pada a2, dimana terdapat 4 posisi yaitu, posisi 1 untuk menaikkan lengan, posisi 2 untuk menahan, posisi 3 untuk menurunkan dan posisi 4 untuk mengapung.

Keempat posisi tersebut telah direncanakan agar operator lebih mudah dalam mengoperasikan lift arm. Pada Gb. a3 menunjukkan posisi lift arm pada posisi yang maksimum atas dan maksimum bawah. Gb a4 menggambarkan gerakan tuas kendali pada posisi A dan B dan ditengah artinya netral. Dari gerakan bucket menuju ke posisi lift dan buang seperti pada Gb. a5. Untuk gerakan kombinasi, misalnya menahan dan membuang, posisikan tuas ke posisi 2 dan tuas didorong ke posisi buang. Lakukan pengetesan gerakan tersebut, seperti petunjuk dan Gb. pada semua gerakan tuas serta amati gerakan bucket dan arm.

(19)

Pengoperasian lengan pengangkat (lift arm).

1. Keatas (raise) 2. Menahan (hold) 3. Menurunkan (lower) 4. Mengapung (floal)

Bila tuas pengendali peralatan kerja ditarik lebih jauh sampai posisi keatas, tuas akan berhenti sampai posisi ini lengan angkat mencapai batas maksimal posisi penyetelan dan tuas akan kembali keposisi menahan (hold).

Penting !

Jangan pergunakan posisi mengambang (float) ketika menurunkan bucket.

Pengoperasian bucket.

1. TILT

2. Buang (Dump)

Bila tuas pengendali peralatan kerja ditarik terus sampai posisi TILT, tuas akan berhenti pada posisi ini hingga bucket mencapai posisi tegak keatas (TILT) dan tuas akan kembali ke posisi menahan.

• Type Kedua Menggunakan Dua Tuas

Gb. b1 menunjukan lokasi tuas 1 dan tuas 2 yang dibedakan untuk menggerakkan lift arm dan bucket. Lift arm digerakkan dengan tuas 1 dan bucket digerakkan dengan tuas 2. tuas 1 dan tuas 2 harus digerakkan sendiri-sendiri untuk mengkombinasikan dua gerakan yang bersamaan. Dua tangan operator akan selalu memegang kedua tuas tersebutselama beroperasi, karena setiap melakukan pekerjaan selalu gerakannya akan bersamaan. Misalnya akan menyekop material yang berada di depannya a.1

a.2

a.3

a.4

a.5

(20)

alat, kombinasi gas, lift arm, bucket harus serasi agar bucket dapat terisi penuh material dan ban tidak selip, dan atau engine tidak mati karena terlalu berat bebannya. Untuk meyakinkan cobalah gerakkan lift arm, bucket secara sendiri-sendiri, kemudian arah gerakkan tuas kendali lihat petunjuk Gb b2 dan c1 sedangkan arah gerakan lift arm lihat Gb b3 dan gerakan bucket lihat c2.

Pengoperasian Lift Arm (Lever 1)

 Raise

 Hold (Lift arm tetap pada posisi yang sama).

 Lower.

 Float (Lift arm bergerak bebas tanpa tenaga hydraulic).

Ketika lift arm control lever ditarik melebihi posisi Raise, lever akan berhenti pada posisi tersebut sampai lift arm mencapai posisi preset kick-out dan lever kembali ke posisi hold.

Penting !

Jangan menggunakan posisi Float ketika menurunkan bucket.

Pengoperasian Bucket (lever 2)

 Tilt

 Hold (Lift arm tetap pada posisi yang sama)

 Dump

Ketika bucket control lever ditarik melebihi posisi Tilt, lever akan berhenti pada posisi tersebut sampai bucket mencapai posisi positioner dan lever kembali ke hold.

b.1

b.2

b.3

c.1

c.2

(21)

2.2.2. Pemeriksaan Instrumen

Periksalah instrumen panel berikut untuk meyakinkan bahwa telah berfungsi dengan baik.

Torque convertor oil temperature gauge menunjuk pada posisi daerah hijau berarti suhu oli normal.

Engine water temperatur gauge menunjuk pada posisi di daerah hijau berarti suhu air pendingin normal.

Fuel gauge jarum menunjuk F (Full) yang mengindikasikan bahwa bahan bakar penuh.

Air pressure gauge jarum menunjuk di daerah hijau yang mengindikasikan tekanan udara normal.

Bila engine oil monitor ini menyala maka alarm akan berbunyi, hal ini memberikan petunjuk bahwa olie di dalam oil pan kurang volumenya.

Engine oil pressure monitor ini diindikasikan dengan lampu monitor bila lampu mati tekanan olie engine normal.

Charge monitor, bila lampu monitor mati menunjukkan bahwa pengisian berjalan normal.

Coolant level monitor, bila lampu monitor mati mengindikasikan jumlah air pendingin di dalam radiator sesuai standar.

(22)

2.3. Menjalankan Alat 2.3.1. Persiapan

• Lepaskan kunci pengaman (safety lock), untuk tuas bucket dan tuas lift arm.

• Gerakkan tuas lift arm dan bucket ke posisi untuk berjalan. Angkat bucket setinggi 40 sampai 50 cm.

• Bebaskan rem parkir sesuai prosedur.

• Pindahkan tuas kontrol kecepatan ke posisi yang diinginkan.

• Pindahkan tuas pengarah gerakan ke posisi yang diinginkan.

• Tekan pedal gas untuk menjalankan alat.

2.3.2. Menggerakkan peralatan kerja a). Menggunakan dua tuas

Lift arm control lever  dan bucket control lever  digunakan untuk mengoperasikan lift arm dan bucket.

• Lift arm

 Raise

 Hold (Lift arm tetap pada posisi yang sama)

 Lower

 Float (Lift arm bergerak bebas tanpa tenaga hidrolik)

(23)

Ketika lift arm control lever ditarik melebihi posisi Raise, lever akan berhenti pada posisi tersebut sampai lift arm mencapai posisi preset kick-out, dan lever kembali ke posisi Hold.

Penting !

Jangan menggunakan posisi Float ketika menurunkan bucket.

• Bucket

 Tilt

 Hold (Lift arm tetap pada posisi yang sama)

 Dump

Ketika bucket control lever ditarik melebihi posisi Tilt, lever akan berhenti pada posisi tersebut sampai bucket mencapai posisi preset positioner, dan lever kembali ke posisi Hold.

b). Menggunakan satu tuas

Tuas pengendali peralatan kerja  dapat dipergunakan untuk menggerakkan lift arm dan bucket seperti berikut :

Cara kerja Lift Arm :

Keatas (raise)

Menahan (hold) : lift arm dipertahankan posisi sama

Menurun (lower)

Mengambang (float) : lift arm bergerak bebas dibawah pengaruh gaya luar Pada waktu tuas kendali peralatan kerja ditarik lebih jauh dari posisi ke atas, tuas akan berhenti sampai pada posisi ini, sehingga lengan pengantar mencapai posisi penyetelan (kick out) dan tuas akan kembali pada posisi memegang.

(24)

Penting !

Jangan mempergunakan posisi mengambang apabila menurunkan bucket.

Cara kerja bucket :

A Gerakan menekuk (tilt) B Gerakan membuang (dump)

Pada waktu tuas kendali peralatan kerja ditarik lebih jauh dari posisi ke atas, tuas akan berhenti sampai pada posisi ini, sehingga lengan pengantar mencapai posisi penyetelan (kick out) dan tuas akan kembali pada posisi memegang.

2.3.3. Pencegahan waktu berjalan

a. Jangan memutar kunci kontak ke posisi OFF saat berjalan. Hal ini sangat berbahaya jika engine diberhentikan pada waktu alat sedang berjalan, sebab kemudi (steering) akan berat. Bila engine berhenti, segera di rem untuk memberhentikan alat.

b. Hal ini juga sangat berbahaya pada waktu mengoperasikan alat melihat kemana-mana. Harus selalu konsentrasi pada pekerjaan.

c. Bila menjalankan alat terlalu cepat sangat berbahaya, jangan netralkan transmisi atau bergerak dengan tiba-tiba, berhenti mendadak, membelok dengan tajam atau zig zag.

d. Jika menemukan ketidak normalan alat waktu pengoperasian (suara gaduh, bergetar, tercium bau, ukuran-ukuran tidak normal, rembesan olie dan lain-lain) segera gerakkan alat ke tempat yang aman dan cari penyebabnya.

e. Aturlah bucket pada posisi ketinggian dari 40 – 50 cm (16 – 20 inch) diatas permukaan tanah dan jalankan pada permukaan tanah yang datar.

f. Selama berjalan, jangan menggerakkan work equipment control lever. Bila terjadi gerakan pada equipment control lever, pertama berhentikan alat, dan kembalikan levers.

g. Jangan memutar steer secera mendadak pada saat berbelok, kemungkinan bisa berakibat peralatan kerja dapat menekan ke permukaan

(25)

tanah dan dapat menghilangkan keseimbangan, atau alat bisa menjadi rusak dan atau merusak jalan.

h. Bila berjalan diatas permukaan batu atau diatas jalan jelek, berjalanlah pada kecepatan rendah, dan hindari berbelok dengan mendadak.

i. Hindarilah berjalan melalui tempat berbahaya (abstacles). Bila alat terpaksa melalui tempat itu, jagalah alat kerja diposisikan sedekat mungkin dengan muka tanah dan berjalanlah dengan kecepatan rendah.

j. Memeriksa kedalaman air dan kondisi jalan yang akan dilewati

k. Jangan masuk ke dalam aliran air yang melebihi kedalaman yang diizinkan.

l. Selalu patuhi peraturan lalu lintas bila melewati jalan umum. Alat harus berjalan pelan dibawah kecepatan kendaraan umum, jaga jarak terhadap batas jalan kiri dan batas jalan kanan dan jangan melewati batas yang dipergunakan oleh kendaraan yang berlawanan arah.

m. Apabila menempuh perjalanan jauh ikuti prosedur petunjuk pabrik.

2.3.4. Berjalan ditempat miring

a. Berjalan ditempat miring dapat berakibat alat selip atau terbalik.

b. Bila berjalan ditempat miring, tempatkan bucket pada posisi kira-kira 20 30 cm diatas tanah. Dalam keadaan darurat lebih cepat bucket diturunkan ke tanah untuk menghentikan alat.

c. Jangan berbelok atau berputar pada tempat miring. Harus kembali ketempat yang datar memposisikan ke tempat tujuan.

d. Jangan melewati rumput, daun kering, atau plat yang basah. Walaupun hanya selip sedikit bisa berakibat alat tergelincir ke samping, oleh karena itu jalankan alat dengan gigi transmisi rendah dan lebih berhati-hati, jalankan alat ke arah naik atau ke arah turun lurus.

e. Bila menuruni bukit jangan menempatkan gigi transmisi ke posisi netral.

Hal ini sangat berbahaya karena tidak dapat mempergunakan rem dengan tenaga engine. Harus ditempatkan gigi transmisi rendah sebelum menuruni bukit.

f. Bila menuruni bukit, pergunakanlah tenaga engine untuk mengurangi kecepatan dan jalankan alat pelan. Bilamana perlu pergunakan pengereman dengan tenaga engine bersama-sama dengan rem pedal untuk mengendalikan kecepatan.

(26)

g. Bila engine berhenti pada saat berjalan miring, secepatnya injak rem pedal sepenuhnya untuk memfungsikan rem, turunkan bucket ke tanah, kemudian pasanglah rem parkir untuk menahan alat ditempatnya.

h. Bila berjalan menaiki atau menuruni bukit dengan membawa beban pada bucket, harus berjalan dengan bucket menghadap bukit (berjalan berlawanan bila menuju ke atas dan sebaliknya bila menuruni bukit).

i. Bila berjalan naik dengan muatan di bucket, bila alat berjalan dengan bucket menghadap ke bawah, akan berbahaya kemungkinan alat bisa berbalik.

2.3.5. Mengubah kecepatan alat

Peringatan !

• Ketika berjalan dengan kecepatan tinggi, jangan mengubah kecepatan terburu-buru.

• Ketika menggerser (shifting) persnelling, gunakan brake untuk mengurangi kecepatan alat, baru pindah perseneling ke posisi yang diinginkan.

Cara menggeser (shifting) persnelling :

Gerakkan speed control lever  ke posisi yang diinginkan. Hanya persnelling ke-1 dan 2 yang bisa digunakan untuk digging dan loading, sehingga gunakanlah speed control lever stopper .

Penting !

• Alat ini dilengkapi dengan kickdown switch yang berfungsi untuk menurunkan transmisi ke persnelling 1 ketika tombol lift arm control lever ditekan kebawah pada saat alat travel dengan persnelling 2.

(27)

• Disarankan untuk menggunakan kickdown switch ketika sedang operasi digging atau loading dengan persnelling 1 atau 2.

2.3.6. Mengubah arah gerakan

Peringatan !

• Ketika akan mengubah arah jalannya alat, dari arah maju ke arah mundur harus diperiksa bahwa keadaan aman, karena operator tidak bisa melihat dekat ke belakang alat, oleh karena itu perlu lebih hati-hati apabila mau merubah gerakan yang berlawanan arah.

• Jangan mengubah directional lever saat alat berjalan dengan kecepatan yang tinggi.

• Ketika mengubah arah, injak pedal brake terlebih dahulu untuk mengurangi kecepatan alat secukupnya.

• Berhentikan alat ketika akan memindah arah gerakan.

2.3.7. Berbelok arah Peringatan !

• Sangat berbahaya membelokkan alat secara tiba-tiba pada kecepatan tinggi atau pada bukit yang curam.

• Bila engine mati saat alat sedang berjalan (travel), maka steering tidak berfungsi.

• Berhati-hatilah saat berjalan pada tempat yang curam.

1. Bila berjalan untuk mengarahkan alat belok kiri atau kanan, gunakan stering wheel .

2. Rangka depan alat ini dihubungkan dengan rangka belakang melalui center pin pada bagian tengah dari alat. Frame depan dan belakang terputus dititik tersebut dan roda belakang mengikuti jejak roda depan pada saat berjalan (travel). Rangka depan dan rangka belakang bengkok pada titik ini dan roda

(28)

belakang akan mengikuti jalur yang sama pada saat dibelokkan.

3. Putar steering wheel perlahan untuk mengikuti gerakan alat. Ketika memutar steering wheel penuh, jangan sampai mencapai ujung langkah steering tersebut.

2.4. Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan Saat Traveleing

Ketika melakukan travel dengan kecepatan tinggi pada jarak yang jauh, ban akan menjadi panas dan bisa menyebabkan keausan yang berlebihan. Hal-hal yang harus diperhatikan saat travel jarak jauh.

1. Patuhi peraturan yang berhubungan dengan alat dan kendarai alat dengan hati- hati.

2. Sebelum mengendarai alat lakukan pengecekan.

3. Tentukan tekanan ban, kecepatan alat dan tipe ban sesuai dengan yang direkomendasikan.

4. Periksa tekanan ban sebelum mulai travel (saat ban dingin).

5. Setelah travel selama 1 jam, hentikan alat selama 15 menit. Periksa tekanan ban dan kerusakan lain yang mungkin ada.

6. Lakukan travel dengan keadaan bucket kosong.

7. Dianjurkan menggunakan gas nitrogen untuk mendinginkan ban.

2.5. Transportasi

1. Pada saat loading / unloading keatas alat angkut, harus extra hati-hati, jalankan engine pada low idle dan jalankan wheel loader dengan kecepatan rendah.

2. Lakukan loading/unloading pada permukaan tanah yang rata. Jaga jarak aman dengan bahu jalan.

3. Ganjal roda alat pengangkut dan tempatkan blocks dibawah ke dua ramp sebelum loading dan un loading.

4. Gunakan ramp yang mampu menahan beban alat, mempunyai panjang dan lebar yang cukup.

(29)

5. Pastikan ramp telah terpasang dengan aman dan kuat, bersih dari grease, oli, air, dan material loose lainnya. Bersihkan semua kotoran yang ada pada ban alat.

6. Jangan menggunakan steering saat berada diatas ramp. Jika perlu turunkan loader kembali untuk membetulkan posisi dan naik keatas haulingnya.

7. Setelah sampai diatas, ganjal roda loader dan amankan dengan mengikat ke body hauling tersebut.

2.6. Menarik (Towing) Alat Peringatan !

• Jika alat yang telah rusak ditarik dengan cara yang tidak benar, bisa menyebabkan cidera pada manusia dan atau kerusakan pada alat.

• Jika ada kelainan pada brake line, brake tidak dapat dipakai, sehingga harus sangat berhati-hati pada saat menarik alat.

Penting !

• Penarikan alat digunakan untuk menarik alat ke tempat dimana bisa dilakukan perbaikan untuk jarak yang tidak terlalu jauh.

Hal-hal yang harus diperhatikan saat menarik alat : a. Dianjurkan menggunakan towing bar.

b. Jika menggunakan sling minimal 1,5 berat alat

c. dibawa ke tempat yang cukup jauh harus menggunakan alat hauling (low boy) d. Pasang papan pengaman di alat yang ditarik untuk melindungi operator jika seling

yang digunakan putus.

e. Jika brake dan steering alat yang ditarik tidak difungsikan, tidak boleh ada operator di dalam alat.

f. Periksa medan yang akan dilewati, jika berupa lumpur atau melewati bukit gunakan seling batangan yang kekuatannya 1.5 kali berat alat yang ditarik.

g. Jaga sudut penarikan dan sependek mungkin. Usahakan lurus dan maksimal perbedaan arah antara kedua alat adalah 30o.

h. Jika alat bergerak tiba-tiba, semua beban akan tertuju ke seling atau batangan sehingga rawan putus dan retak. Selalu awali gerakan panarikan dengan perlahan- lahan.

i. Kekuatan alat penarik harus minimal sama dengan alat yang ditarik.

(30)

j. Jika rute penarikan menuruni bukit, gunakan alat penarik yang lebih besar untuk mendapatkan braking power lebih besar, atau pasang alat lain dibelakang alat yang ditarik untuk menghindari resiko alat terbalik.

2.6.1. Menarik Alat Ketika Engine Hidup.

1. Jika transmisi dan steering wheel masih berfungsi serta engine bisa dihidupkan, masih memungkinkan untuk menarik alat keluar dari daerah berlumpur sampai lokasi yang bagus.

2. Operator harus berada didalam alat yang ditarik dan mengoperasikan steering alat.

2.6.2. Menarik Alat Ketika Engine Mati.

Jika kebocoran angin atau tekanan di dalam air tank drop, maka parking brake akan aktif secara otomatis. Saat melakukan penarikan, parking brake harus di release terlebih dahulu.

1. Oli transmisi tidak melumasi sistem, maka rear dan front drive shaft harus dilepas. Jika perlu roda diganjal block untuk mencegah alat bergerak.

2. Steering tidak bisa difungsikan, maka steering cylinder dan steering linkage harus dilepas. Walaupun kondisi brake bagus hanya bisa digunakan sekali waktu saja, karena efek pengereman akan berkurang setiap brake pedal diinjak.

3. Hubungkan alat untuk menarik dengan baik dan aman, baru kemudian ambil balok pengganjal dan penarikan bisa dimulai.

2.7. Sebelum Memulai Pekerjaan Perhatian !

a. Berhati-hatilah atur jarak jangan terlalu dekat ujung parit (lubang). Pada waktu membuat timbunan atau mengeruk atau membuang tanah ke dalam parit, menaruh satu bucket kemudian dengan menggunakan tanda pada bucket berikutnya untuk mendorong timbunan bucket pertama dan seterusnya.

b. Beban mendadak ringan pada saat tanah didorong di atas galian/parit atau pada saat alat mencapai puncak kemiringan. Bila hal ini terjadi, maka akan bahaya karena laju alat mendadak akan naik, oleh karena itu turunkan kecepatannya.

(31)

c. Pada saat bucket penuh muatan, jangan memutar atau mendadak memberhentikan alat.

d. Pada waktu membawa beban yang tidak stabil, seperti benda bulat atau silinder atau tiang pancang, bila bucket diangkat tinggi, hal ini berbahaya karena kemungkinan beban yang diangkat bisa jatuh diatas kebin operator dan dapat menyebabkan luka parah atau kerusakan.

e. Pada saat membawa beban yang tidak stabil, berhati-hatilah terhadap posisi alat kerja jangan diangkat terlalu tinggi atau jarak punggung bawah bucket terlalu jauh.

f. Bila alat kerja mendadak diturunkan atau mendadak diberhentikan, dapat berakibat alat terbalik. Khususnya ketika membawa beban, berhati-hatilah pada waktu menggerakkan alat kerja.

g. Jangan menggunakan bucket atau lengan angkat sebagai alat angkat (sebagai crane).

h. Camkanlah bahwa alat ini dipergunakan untuk tujuan pokok sesuai petunjuk.

Apabila dipergunakan diluar dari fungsi alat dalam petunjuk operasi maka dapat menyebabkan kerusakan terhadap alatnya.

i. Lakukan hal berikut untuk menjamin operasi

- Pada waktu bekerja pada tempat gelap, hidupkan lampu penerangan depan, dan terangilah pada lokasi pekerjaan apabila perlu.

- Jangan bekerja pada tempat bersalju, hujan lebat atau kondisi lain yang kemungkinan sangat buruk. Tunggulah sampai cuaca bagus dengan demikian dapat melaksanakan pekerjaan dengan cukup baik.

j. Lakukanlah hal-hal berikut untuk menjaga terhadap timbunan benda lain.

- Pada saat bekerja didalam terowongan, dibawah jembatan, dibawah kabel listrik, atau ditempat lain yang mempunyai ruang gerak terbatas, bekerjalah dengan lebih berhati-hati jangan sampai bucket menyentuh benda lain.

- Bekerja pada pemuatan ke atas dump truck, periksalah bahwa di baknya tidak ada orang dan disekitar alat bebas orang dan berhati-hatilah jangan sampai bucket memukul kabin operator dump truck.

(32)

- Untuk mencegah terjadinya benturan dengan benda-benda lain, harus selalu menjalankan alat dengan kecepatan yang aman, khususnya pada tempat yang terbatas, didalam ruangan dan ditempat-tempat dimana banyak alat-alat lain disekitarnya.

2.8. Perkiraan Produksi

Produksi wheel loader diukur berdasarkan atas volume material yang dapat dipindahkan dengan jarak tertentu dengan waktu tertentu sehingga menghasilkan suatu volume perpindahan. Dapat juga berfungsi untuk memuat kedalam dump truck sehingga menghasilkan material yang dapat dimuat dalam jumlah volume dan dalam waktu tertentu. Masih banyak fungsi yang lain yang berkaitan antara produk dan waktu untuk melakukannya, serta mutu pelaksanaan yang dikaitkan dengan waktu.

Disamping waktu, kapasitas bucket juga sangan menentukan karena dengan waktu yang sama namun beda capasitas bucketnya juga akan berbeda produksinya.

Produksi loader ditentukan oleh cycle time, cycle time ditentukan oleh kapasitas bucket, kapasitas bucket ditentukan oleh daya engine, daya engine ditentukan oleh kebutuhan volume pekerjaan sebagai pertimbangan.

Dari penjelasan diatas dapat digambarkan bahwa waktu operasi wheel loader disebut cycle time yang menyangkut keterampilan seorang operator dalam menjalankan alat.

Oleh karena itu dalam penilaian seorang operator cycle time adalah merupakan unsur terpenting didalam menentukan kelas seorang operator, disamping pengalaman menjalankan loader dan sikap mental untuk menjalankan tugas.

Dalam handbook dari pabrik cutterpilar edition 3 memberikan perkiraan antara ukuran bucket versus cycle time.

(33)

Tabel 2.1. Perkiraan Produksi (m3, yard3)

Bucket Size

(m3 or yd3) 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0 5.5 6.0 6.5 7.0 7.5 8.0 8.5 9.0 9.5 10.0

Cycle Time

Cycles

Per Hr Unshaded area Indicates average production

0.35 171

0.40 150 150 225 330 375 150 525

0.45 133 135 200 268 332 400 466 530 600 665 730 800 885

0.50 120 120 180 240 300 360 420 480 540 600 660 720 780 840 900 960 1003 1080 1140 1200

0.55 109 109 164 218 272 328 382 436 490 545 600 655 705 765 820 870 925 980 1008 1090

0.60 100 100 150 200 250 300 350 400 450 500 550 600 650 700 750 800 850 900 950 100

0.65 92 92 138 184 230 276 322 368 416 460 505 555 600 645 690 735 780 830 875 920

0.70 86 342 386 430 474 515 560 600 645 690 730 775 815 880

0.75 80 560 600 640 680 720 760 800

Bucket Size

(m3 or yd3) 11.0 12.0 13.0 14.0 15.0 16.0 17.0 18.0 19.0 20.0 21.0 22.0 23.0 24.0 25.0 26.0

Cycle Time

Cycles Per Hr

0.35 171 Unshaded area Indicates average production

0.40 150

0.45 133

0.50 120 1320 1440

0.55 109 1200 1310 1420 1520 1635 1740 1850 1960 2070 2180 2285 2395 2505 2615 2725 2830

0.60 100 1100 1200 1300 1400 1500 1600 1700 1800 1900 2000 2100 220 2300 2400 2500 2600

0.65 92 1010 1105 1195 1285 1380 1470 1560 1655 1745 1840 1930 2020 2115 2205 2300 2390

0.70 86 945 1030 1120 1200 1290 1375 1460 1545 1630 1720 1805 1890 1975 2060 2150 2235

0.75 80 880 960 1040 1120 1200 1280 1360 1440 1520 1600 1680 1760 1840 1920 2000 2080

0.80 75 975 1050 1125 1200 1275 1350 1425 1500 1575 1650 1725 1800 1875 1950

Job Efficiency Worktime/Hr

Efficiency

Factor Bucket Load Factor 60 Min Hr

55 50 45 40 -

100 % 91 % 83 % 75 % 69 % -

Bucket Size x 1.00 .95 .90 .85 .80 .75

(34)

Tabel 2.2. Perkiraan Produksi (metric tons)

Metric Tons – 1600 kg Lm3 (1.6 t) density

Bucket Size m3 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0 5.5 6.0 6.5 7.0 7.5 8.0 8.5 9.0 9.5

Cycle Time

Cycles

Per Hr Unshaded area Indicates average production

0.40 150 240 360 480 600 720

0.45 133 213 319 426 532 638 745 851 958 1064 1170

0.50 120 192 288 384 480 576 672 768 864 960 1058 1152 1248 1344 1440 1536 1632 1730 1825

0.55 109 174 262 349 436 523 610 698 785 872 959 1046 1134 1221 1308 1395 1482 1570 1655

0.60 100 160 240 320 400 480 560 640 720 800 880 960 1040 1120 1200 1280 1360 1440 1520

0.65 92 147 221 294 368 442 515 589 662 736 810 883 957 1030 1104 1178 1251 1325 1400

0.70 86 482 550 619 688 757 826 894 963 1032 1101 1170 1238 1310

0.75 80 768 832 896 960 1024 1088 1150 1215

Bucket Payload

Metric (Tons) 1.6 2.4 3.2 4.0 4.8 5.6 6.4 7.2 8.0 8.8 9.6 10.4 11.2 12.0 12.8 13.6 14.4 15.2

Bucket Size m3 10.0 11.0 12.0 13.0 14.0 15.0 16.0 17.0 18.0 19.0 20.0

Cycle Time

Cycles Per Hr

0.40 150 Unshaded area Indicates average production

0.45 133

0.50 120

0.55 109 1744 1918 2092 2267 2441 2616 2790 2964 3139 3318 3488

0.60 100 1600 1760 1920 2080 2240 2400 2560 2720 2880 3040 3200

0.65 92 1472 1619 1765 1913 2060 2208 2355 2502 2649 2796 2944

0.70 86 1376 1513 1651 1788 1926 2064 2201 2339 2476 2614 2752

0.75 80 1280 1408 1536 1664 1792 1920 2048 2176 2304 2432 2560

0.80 75 1200 1320 1440 1560 1680 1800 1920 2040 2160 2280 2400

Bucket Payload

Metric (Tons) 16 17.6 19.2 20.8 22.4 24.0 25.6 27.2 28.8 30.4 32.0

(35)

Grafik 2.3. Travel Time - Empty

(36)

Grafik 2.4. Travel Time - Loaded

Referensi

Dokumen terkait

Putar kunci kontak ke arah ON, cek adanya aliran pada pipa bahan bakar atau pada saluran pengembali, serta periksa dari kemungkinan kebocoran.. Pasang Fuel Pressure Gauge

Air flow rate to the boiler/ kadar aliran udara ke dandang 1000 kg/s Calorific value of fuel / Nilai kalori bahan api 32 MJ/ kg Maximum steam pressure / Tekanan stim maksimum

a) Selalu periksa dan pastikan presure gauge yang menunjukkan tekanan udara sekitar 0,5 Mpa sampai 0,9 Mpa. b) Pastikan pressure switch bekerja secara normal, kompresor akan

Prinsip mesin diesel adalah dengan membakar bahan bakar minyak (high speed diesel atau marine fuel oil) menggunakan tekanan udara yang sangat tinggi dan panas dalam ruang

1) Memarkir unit di tempat yang telah ditentukan dengan aman. 4) Mengisi bahan bakar solar. 5) Membuat laporan pemeliharaan pasca operasi.. Judul Modul: Pemeliharaan Harian

Abstrak — Pressure reducer merupakan komponen utama pada conversion kit pada mesin bahan bakar ganda (duel fuel engine) yang berfungsi sebagai penurun tekanan pada bahan

Mengapa Desain dari Air Receiver Tank dengan kapasitas 10000 liter yang digunakan untuk menyalurkan udara bertekanan 10 bar dan sekarang Tekanan Operasi pada Pressure Gauge menjadi 5