• Tidak ada hasil yang ditemukan

Definisi Internal Control & Internal Audit

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Definisi Internal Control & Internal Audit"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Definisi Internal Control & Internal Audit

Internal Control Internal Audit

Suatu kontrol system yang dirancang

didalam suatu rangkaian proses transksasi dan dikoordinasikan untuk mencapai tujuan perusahaan, meliputi struktur organisasi, SOP/MI, job des, budget, jenjang approval, peraturan perusahaan dll.

Bagian (orang) yang melakukan

pemeriksaan atas bukti-bukti tranksasi, yang mana bagian ini adalah independen dan

kompeten untuk menentukan tingkat kesesuaian antara pelaksanaan dengan

kriteria yang telah ditetapkan. Sebagai suatu dasar untuk memberikan

bantuan/rekomendasi yang konstruktif dan prospektif kepada manajemen

Tujuan:

 Menjaga harta kekayaan perusahaan

 Akurasi data akuntansi

 Efektifitas dan efisiensi kegiatan operasional

 Kepatuhan terhadap kebijakan manajemen

Tujuan:

1. Mereview kepatuhan pelaksanaan SOP dan segala kebijakan perusahaan,

2. Mereview pelaksanaan internal kontrol, 3. Meyakinkan pihak yg berkepentingan (Stake holder) bahwa perusahaan dalam kondisi yang baik.

(3)

JENIS-JENIS AUDIT

AUDIT INTERNAL AUDIT EKSTERNAL

 Internal Audit Adira

 BDI

 Team audit HR (dari Divisi HRD)

 Audit dari kantor akuntan publik - KPMG

 Audit Pajak

 Audit Bank Indonesia

 Audit PPATK

Masing-masing team audit tersebut mempunyai spesifikasi dan tujuan yang berbeda, namun cara kerja hampir sama.

(4)

STRUKTUR ORGANISASI

President Director

Internal audit Div. Head

Reguler Audit Dept. Head

Reguler Audit Sect. Head

Reguler Audit Staff

QA & Dev.

Audit Dept.

Head

QA & Dev.

Audit Sect.Head

QA & Audit Staff

MIS & Desk Audit Sect.

Head

MIS & Desk Audit Staff

Internal Audit Support Staff

Investigation Dept. Head

Investigation Sect. Head

Investigation Staff

Per 1 Maret 2012

(5)

Jabatan Nama Internal Audit Div. Head Ingrid Sri Komala Dewi

Reguler Audit Dept. Head Tongam Tovendi Sihite; Dani Rachman; Rilly Asril

QA & Dev. Audit Dept. Head -

Investigation Dept. Head Tutuk Andiartika

Reguler Audit Sect Head Erik Oktario; Kries Prihantoro; Eka Ratnawati MIS & Desk Audit Sect. Head Supriyadi

Investigation Sect. Head -

NAMA & JABATAN

(6)

FOKUS KERJA AUDIT

Memeriksa dan atau menganalisa:

 efektifitas dan efisiensi penerapanan kebijakan perusahaan,

 efektifitas dan efisiensi proses kerja/operasional dicabang,

 sumber penyebab tidak tercapainya strategy objective perusahaan,

 kepatuhan terhadap SOP dan menganalisa sumber penyebab terhadap penyimpangan yang terjadi (compliance).

(7)

INTERNAL AUDIT CHARTER

Memberikan keyakinan yang independen dan

obyektif serta memberikan jasa konsultasi kepada Dewan Komisaris dan manajemen untuk

meningkatkan nilai dan memperbaiki operasional perusahaan, dengan cara mengevaluasi dan

meningkatkan efektivitas manajemen risiko, pengendalian internal dan proses tata kelola perusahaan.

MISI INTERNAL AUDIT:

(8)

1. Mengidentifikasi dan mengevaluasi risiko signifikan dan memberikan kontribusi terhadap pengelolaan risiko dan system pengendalian intern, 2. Memelihara pengendalian intern yang efektif dengan cara mengevaluasi

kecukupan, efisiensi dan efektivitas pengendalian tersebut,

3. Menilai dan memberikan rekomendasi yang sesuai untuk meningkatkan proses governance (proses tata kelola),

4. Membantu memperbaiki dan memperkuat lingkungan pengendalian di Adira Finance untuk mencegah terjadinya fraud,

5. Memberikan pandangan yang independent kepada Dewan Komisaris dan manajemen terhadap kecukupan pengendalian internal dan kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur,

6. Menyediakan jasa konsultasi yang memberikan nilai tambah dan memperbaiki kegiatan operasional perusahaan

INTERNAL AUDIT CHARTER

FUNGSI/PERAN INTERNAL AUDIT:

(9)

Ruang Lingkup:

• Mencakup seluruh kegiatan operasional perusahaan, menilai apakah manajemen risiko, control dan tata kelola dari organisasi yang didesain dan dilakukan oleh manajemen adalah memadai dan berfungsi dengan baik.

Kewenangan:

1. Akses yang tidak terbatas ke semua fungsi, pencatatan, kekayaan dan personel.

2. Memiliki akses yang penuh dan bebas ke Dewan Komisaris melalui Komite Audit 3. Mengalokasikan sumber daya, frekuensi, memilih subyek, menentukan ruang

lingkup pekerjaan, dan menerapkan teknik yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan audit

4. Mendapatkan bantuan personel yang dibutuhkan dari unit-unit organisasi dimana mereka melaksanakan audit

5. Melakukan koordinasi kegiatannya dengan auditor eksternal 6. Tidak berwenang untuk melakukan kegiatan operasional

7. Tidak berwewenang menginisiasi dan menyetujui transaksi akunting.

INTERNAL AUDIT CHARTER

(10)

FLOW

PROSES AUDIT

1

Persiapan Pelaksanaan Internal Audit

2

Pemberitahuan kunjungan Team

Internal Audit kepada Auditee

3

Opening Meeting dengan Auditee

4

Pelaksanaan Internal Audit

5

Closing Meeting dengan Auditee

6

Auditee melengkapi tanggapan dan langkah perbaikan

7a

Pembahasan Rekomendasi

Sanksi

7b

Finalisasi Rekomendasi

Sanksi

7c

Mendistribusikan Rekomendasi

Sanksi Final kepada masing- masing Auditee

10

Pelaporan kepada Manajemen

9

Update progress pelaksanaan langkah perbaikan

8

Penerbitan dan pendistribusian

Internal Audit Report

Final

Keterangan lebih jelas dapat dibaca pada MI-002/PRD/AUDIT/VI/2012.

(11)

METODE KERJA REGULER AUDIT

 Risk Based Audit,

 Sistem sidak,

 Opening dan closing meeting,

 Memo Konfirmasi,

 LHP dan Executif Summary,

 Follow up langkah perbaikan,

 Rekomendasi sanksi,

 Laporan rutin hasil audit kepada manajemen.

(12)

RATING AUDIT

Kontrol telah dirancang secara memadai dan dapat mengantisipasi resiko-resiko utama yang ada, serta diimplementasikan secara efektif untuk memberikan jaminan bahwa tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai

Keterangan

Kontrol telah dirancang secara memadai untuk mengantisipasi resiko-resiko utama yang ada, tetapi masih terdapat beberapa kontrol yang terlewatkan, yang apabila tidak segera diperbaiki akan menimbulkan kerugian

Kontrol tidak memadai dan tidak beroperasi secara efektif khususnya pada proses-proses utama dan beresiko tinggi

Acceptable (Baik) Controls are appropriately designed and adequate to address key risks and are operating effectively.

Rating Category Description

Unsatisfactory (Kurang)

Either controls are inadequate and/or not operating effectively in key processes and the resultant risk is high.

Need Improvement (Cukup)

Controls are appropriately designed to address key risks but there are some controls lapses which if not corrected could cause losses.

(13)

MEKANISME KERJA DEPT. INVESTIGASI

Fungsi dan Peran:

 Peranan Departemen Investigasi dalam perusahaan adalah untuk melakukan Investigasi khusus terhadap aktifitas/transaksi dalam unit bisnis karena adanya indikasi tindak kecurangan (fraud) atas dasar permintaan (request) sesuai MI 001/PRD/AUDIT/IV/2012 perihal

“Meknisme Kerja Team Investigasi”.

 Memberikan kajian penanganan atas setiap kasus Fraud yang dilaporkan (ke AFM) – sesuai MI 001/RIM/PRM/IX/2012 perihal “Mekanisme Pelaporan dan Penanganan Kerugian Operasional (Kejadian Fraud)”).

(14)

Sumber Permintaan/Request:

 Kadiv/Wakadiv/Kawil/Wakawil,

 Whistle Blower,

 Reguler Internal Audit,

 Quality Process Control,

 Unit bisnis (hasil kajia.n)

MEKANISME KERJA DEPT. INVESTIGASI

(15)

Global Process Dept. Investigasi

Request

Analisa &

hipotesa kasus Inv

Field Investigation

Meeting Koordinasi

Reporting

Monitoring Tindak lanjut

Request Owner

Dept. AFM

Dept. HRR

Dept. Legal Operation

AFM

Dept.

HRR/LO

Whistle Blower

(16)

Whistle blower/surat kaleng & Red Notice QPC:

Dept. AFM menganalisa setiap pengaduan kasus fraud (request/whistle blower/surat kaleng) dan menunjuk tim yang akan menangani .

Dari laporan tim QPC jika ada hal yang perlu ditindak lanjut ke proses legal (litigasi) dan masih diperlukan bukti- bukti pendukung maka Dept. AFM & Dept. LO akan berkoordinasi dengan Dept Investigasi.

Reguest by email dari Kawill/Wakawil dan

Kadiv/Wakadiv langsung kepada tim Investigasi terkait tentang suatu penyimpangan prosedur atau item yang perlu diinvestigasi, dengan menyebutkan secara spesifik jumlah indikasi penyimpangan yang teridentifikasi,

kronologis kejadian serta dokumen-dokumen pendukung sebagai bukti telah dilakukan penelusuran awal oleh wilayah/area/cabang terkait.

 Analisa & Hipotesa awal:

a. Analisa 5W + 1H;

b. Potential Loss;

c. Dampak bagi perusahaan (exl. Kerugian materi);

d. Legal Aspek;

e. Urgensi.

 Dalam membuat analisa kasus Investigasi melibatkan tim legal untuk memberikan masukan dari sisi legal aspek.

 Hasil analisa dituangkan dalam Form Analisa Kasus Investigasi dan diisi rekomendasi penanganan oleh tim Investigasi (tanda tangan SH dan Kadep Investigasi)

Kunjungan ke lapangan dengan Surat Tugas :

Visit nasabah (kertas kerja berupa Data Base Kunjungan);

Collect dokumen-dokumen pendukung;

BAPK PIC yang terindikasi terkait kasus.

Proses Review SH dan Kadep Investigasi ke lapangan.

Meeting koordinasi dengan Legal, HRR dan div.

terkait:

Memastikan pelanggaran dari sisi Legal;

Memastikan pelangaran peraturan perusahaan (PP);

Memastikan pelanggaran terhadap prosedur dan ketentuan perusahaan ;

Report Investigasi ditujukan kepada:

Request Owner;

Dept. AFM;

Dept. HRR;

Dept. Legal Operation.

Monitoring penyelesain Kasus:

Dept. HRR;

Dept. Legal Operation.

Global Process Dept. Investigasi

(17)

Referensi

Dokumen terkait

Metode perancangan dan proses analisis yang dilakukan menghasilkan sebuah hasil berupa desain rancangan Sekolah Alam Bengawan Solo dengan pendekatan Ekologi Arsitektur di

Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2012 tentang Retribusi Perizinan Tertentu, dalam hal Wajib Retribusi Perizinan Tertentu tidak membayar tepat pada atau

(3) area pembesaran dan display tanaman yang kondisi awalnya kurang tertata dengan baik.. Diharapkan dengan penampilan visual yang menarik dan penataan yang baik pada

Kelompok Kerja Pendampingan di Tingkat PTN/STPP bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendampingan mahasiswa pada kegiatan upaya khusus peningkatan produksi

Dari kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa KKN PPM Tematik dalam membuat bak sampah, maka hasil yang didapatkan adalah sebuah bak sampah beton yang saat ini

Pencegahan preventif yang dilakukan oleh Kepolisian dalam penanggulangan tindak pidana pelaku penyebaran Berita Hoax adalah dengan cara membentuk Satuan Tugas

Dari gambar 7 dapat dilihat hasil terbaik jatuh pada K=13 dengan nilai akurasi sebesar 78%, dengan nilai FPR 19.12% serta FNR akurasi yang tidak terlalu tinggi disebabkan

1) Penyediaan tanah dan rumah murah di daerah utama yang dekat dan terkoneksi dengan pusat kegiatan dan fasilitas publik 2) Pencegahan konversi lahan. Kebijakan yang konsisten yang