• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL KEGIATAN MAGANG. Kelembagaan PT. Envirospace Consultants Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HASIL KEGIATAN MAGANG. Kelembagaan PT. Envirospace Consultants Indonesia"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

HASIL KEGIATAN MAGANG

Selama tiga bulan masa kegiatan magang di PT. Envirospace Consultants Indonesia diperoleh hasil kegiatan magang yang dibagi menjadi dua bagian utama, yaitu:

1. Mengenai kelembagaan PT. Envirospace Consultants Indonesia, dan 2. Mengenai Produk magang.

Kelembagaan PT. Envirospace Consultants Indonesia

Data mengenai kelembagaan perusahaan ECI yang diperoleh pada saat kegiatan magang dibagi menjadi empat bagian, yaitu:

1. Struktur organisasi perusahaan, 2. Peralatan dan studio gambar, 3. Cara mendapatkan proyek, dan 4. Prosedur kerja perusahaan.

Data kelembagaan perusahaan diperoleh melalui proses wawancara dan survey tapak (data primer) dan melalui perolehan data dari perusahaan dan studi pustaka (data sekunder).

1. Struktur Organisasi Perusahaan

PT. Envirospace Consultants Indonesia (ECI) merupakan perusahaan konsultan yang bergerak dalam bidang arsitektur lanskap. Terdapat dua divisi dalam perusahaan ini yaitu divisi perencanaan dan perancangan lanskap, dan divisi adminstrasi. Dua divisi ini dikoordinasi oleh pimpinan perusahaan yang juga berprofesi sebagai arsitek lanskap. Dalam mengerjakan suatu proyek, pimpinan perusahaan berperan dalam memberikan arahan, dan melakukan pengawasan terhadap semua pekerjaan yang dilakukan pada dua divisi ini.

Divisi perencanaan dan perancangan mengerjakan pekerjaan-pekerjaan teknis yang berhubungan dengan proses perencanaan dan perancangan lanskap. Mulai dari kegiatan awal seperti pengumpulan data, analisis, sintesis, perancangan lanskap, sampai mempresentasikan produk akhir. Divisi perencanaan dan

(2)

perancangan dikerjakan oleh arsitek lanskap dengan pengawasan langsung dari pimpinan perusahaan.

Divisi adminstrasi bertugas mengerjakan pekerjaan yang berhubungan dengan kegiatan administrasi seperti menyiapkan dan membuat kontrak proyek, pembuatan rencana anggaran biaya (RAB) dan mengarsipkan dokumen-dokumen perusahaan. Staff pada divisi ini memerlukan ketelitian yang lebih dalam melakukan pembuatan kontrak proyek dan perhitungan rencana anggaran biaya. Ketelitian diperlukan agar tidak menimbulkan kerugian pada kedua belah pihak yaitu perusahaan ECI dan klien.

Pimpinan perusahaan memberikan pengarahan (directing) kepada semua staf di perusahaan.Kedua divisi dalam perusahaan ECI dan pimpinan perusahaan terus melakukan diskusi dalam mengerjakan proyek agar menghasilkan produk yang baik dan maksimal. Produk yang dihasilkan yaitu produk yang fungsional, estetik, tidak menimbulkan kerusakan bagi lingkungan sekitarnya, dan juga sesuai dengan keinginan klien. Komunikasi dua arah yang dilakukan diantara semua staf perusahaan bertujuan untuk meminimalisir terjadinya kesalahan, tercapainya efisiensi waktu dan akurasi pada saat proses perancangan, pelaksanaan dan penanganan suatu proyek. Struktur organisasi perusahaan ECI dapat dilihat pada Gambar 18.

Keterangan : Alur struktur organisasi perusahaan Alur komunikasi dalam perusahaan

Gambar 18 Struktur organisasi di PT. Envirospace Consultants Indonesia (Sumber : PT. Envirospace Consultants Indonesia, 2010)

Pimpinan

Ir. Dendi Dwiputra, IALI

Div. Perencanaan dan Perancangan Lanskap

Div. Administrasi PT. Envirospace

(3)

2. Peralatan dan Studio Gambar

Teknik studio yang dilakukan di perusahaan ECI dibagi menjadi dua, yaitu dilakukan dengan sistem manual dan operasi komputer. Teknik atau sistem manual adalah dilakukan dengan sketsa tangan (freehand) untuk pembuatan gambar teknik seperti gambar konsep perancangan (concept design), concept landscape plan, sketsa suasana, potongan dan gambar perspektif pada tahap-tahap awal proyek. Gambar-gambar yang telah dibuat akan discan dan diprint untuk selanjutnya dilakukan colouring baik secara freehand dengan marker, pensil warna atau alat pewarna lainnya. Kegiatan colouring juga terkadang dilakukan melalui operasi komputer.

Operasi komputer yang dimaksud adalah dengan menggunakan PC (personal computer) yang didalamnya dilengkapi dengan softwares untuk mengerjakan gambar-gambar projek presentasi. Software yang digunakan di perusahaan ECI adalah Adobe Photoshop CS3, Computer Aided Design (AutoCAD) 2006, Sketchup 6, Microsoft Office 2007 khususnya Microsoft Office PowerPoint dan Microsoft Office Word, Geographic Information System (GIS) dan Paint. Hasil dari penggunaan operasi komputer ini seperti gambar perspektif, gambar potongan, gambar detail seperti planting plan, lighting plan, dan gambar konstruksi, juga pembuatan gambar bergerak tiga dimensi (3D).Semua software ini dipakai untuk mempermudah dalam penyajian presentasi kepada klien.

Teknik presentasi dari produk desain lanskap yang dihasilkan dilakukan melalui dua cara yaitu presentasi dalam bentuk dua dimensi dan tiga dimensi, dengan bantuan atau tanpa bantuan teknologi peralatan elektronik. Presentasi dua dimensi yang dilakukan perusahaan ECI dalam menampilkan gambar produknya yaitu dengan presentasi menggunakan Microsoft Office PowerPoint, poster, panel, dan album gambar. Presentasi tiga dimensi dapat dilakukan dengan penyajian maket dan pemutaran gambar tiga dimensi (3D) yang dibuat dengan software Sketchup. Presentasi tiga dimensi ini biasa dilakukan untuk kategori proyek skala besar agar lebih representatif.

Keberhasilan produk yang dihasilkan oleh perusahaan ECI tidak terlepas dari keterampilan dan kemampuan staff perusahaan serta peralatan dan perlengkapan yang dimiliki. Peralatan dan perlengkapan yang digunakan

(4)

perusahaan ECI sudah tergolong cukup lengkap. Peralatan yang ada sudah mendukung pekerjaan dalam studio juga pekerjaan saat survei dan pengawasan di lapangan. Berbagai peralatan dan perlengkapan ini digunakan perusahaan ECI adalah:

1. Empat unit komputer lengkap 2. Satu unit scanner

3. Satu unit printer A3 4. Satu unit printer A4

5. Berbagai macam jenis penggaris dari plastik dengan berbagai skala dan bentuk

6. Berbagai macam jenis penggaris dari besi dengan berbagai skala dan bentuk

7. Alat gambar (marker, spidol, pensil warna, drawing pen dan rapido dengan berbagai ukuran ketebalan, serta pensil dengan berbagai ukuran ketebalan)

8. Penghapus, isolasi, double tape dan lem 9. Satu meja trassing

10. Cutting board 11. Drawing scale 12. White board

13. Trassing paper dan kertas kalkir 14. Kertas ukuran A4, A3, dan F4

15. Papan plastik (board) untuk panel presentasi 16. Lemari alat tulis, rak buku dan file

17. Camera digital

18. Global positioning system (GPS) 19. Meteran

20. Lima unit meja, kursi kerja dan meja berukuran besar untuk rapat dan menggambar

21. Library image board softscape

22. Berbagai buku sumber (perencanaan, perancangan dan manajemen) yang ada di perusahaan

(5)

Situasi di kantor PT. Envirospace Consultants Indonesia dapat dilihat pada Gambar 19, Gambar 20 dan Gambar 21.

Gambar 19 Situasi ruang diskusi PT. Envirospace Consultants Indonesia (Foto: Hanni Adriani)

Gambar 20 Situasi studio kerja PT. Envirospace Consultants Indonesia (Foto: Hanni Adriani)

Gambar 21 Peralatan dan bahan yang ada di studio PT. Envirospace Consultants Indonesia

(6)

3. Cara Mendapatkan Proyek

Proyek yang ditangani oleh PT. Envirospace Consultants Indonesia baik yang mengenai proyek perencanaan, perancangan, pengelolaan taman dan lanskap diperoleh melalui empat cara, yaitu :

1. Permintaan langsung dari klien yang baru ataupun yang sudah berlangganan

Pertama, perusahaan ECI mendapatkan proyek tanpa harus mengajukan penawaran pada pihak lain melainkan mendapatkan permintaan langsung dari klien. Klien merupakan seseorang ataupun suatu perusahaan yang mempunyai proyek dan menyediakan kebutuhan finansial dari proyek tersebut. Klien yang dimaksud adalah klien yang baru ataupun klien yang sudah berlangganan menggunakan jasa dari perusahaan.

2. Mengajukan penawaran (tender) pada pihak-pihak tertentu

Cara lain yang digunakan perusahaan ECI dalam memperoleh sebuah proyek adalah dengan mengajukan penawaran (tender) pada klien. Perusahaan ECI mengajukan rancangan akan proyek yang akan dilaksanakan beserta rencana anggaran biaya (RAB) kepada klien (penyelenggara proyek). Berdasarkan penilaian-penilaian teknis dari pihak penyelenggara akan memutuskan perusahaan yang terpilih untuk menangani proyek tersebut.

3. Kerjasama dengan konsultan lanskap yang lain

Proyek lain yang ditangani oleh perusahaan ECI ada juga yang diperoleh dengan cara kerajasama dengan konsultan lainnya. Hal ini dapat terjadi karena adanya hubungan baik yang terjalin antara perusahaan ECI dengan perusahaan konsultan lainnya. Kerjasama ini terjadi pada pengerjaan proyek yang skalanya besar, sehingga memerlukan lebih dari satu perusahaan konsultan lanskap dengan spesialisasi yang berbeda untuk menanganinya.

4. Kerjasama dengan lembaga

Dalam mendapatkan proyek, perusahaan ECI juga melakukan kerjasama dengan berbagai lembaga baik pemerintahan maupun swasta.

(7)

Dinas pemerintahan yang dimaksud contohnya seperti dinas pertamanan dan pemakaman, dinas tata kota dan wilayah dan lainnya di beberapa daerah di Indonesia, sedangkan pihak swasta adalah perusahaan-perusahaan atau kantor non pemerintah.

Pelayanan jasa termasuk didalamnya produk hasil dari perusahaan ECI yang memuaskan bagi klien menjadikan perusahaan ECI dipercaya oleh klien dalam mengerjakan proyek taman dan lanskap selanjutnya. Dalam menghasilkan sebuah produk perencanaan dan perancangan, perusahaan mengutamakan keinginan klien dengan tetap memperhatikan kualitas lingkungan sekitarnya agar tidak terjadi kerusakan lingkungan. Cara komunikasi yang baik yang digunakan oleh staff perusahaan dengan klien menjadi salah satu kunci mendapatkan kepercayaan dari klien. Selain itu juga bentuk dan cara presentasi produk yang baik kepada klien juga menjadi faktor yang dapat meyakinkan klien dan memperoleh kepercayaan dari klien. Hal inilah yang menjadikan perusahaan ECI dapat memperoleh proyek.

4. Prosedur Kerja Perusahaan

Proyek yang dikerjakan di PT. Envirospace Consultants Indonesia tidak hanya proyek dalam negeri saja namun juga dari luar Indonesia. Pekerjaan proyek yang dilaksanakan mengikuti prosedur pada umumnya yang sama dengan perusahaan lainnya. Perusahaan ECI memiliki standar proses perancangan yaitu melalui tahap persiapan, inventarisasi tapak, analisis, rencana konsep (concept plan), perancangan dalam bentuk-bentuk concept design (preliminary concept design dan final concept design), schematic design, rencana induk (master plan), design development, construction drawing, kemudian tahap pelaksanaan proyek, pengawasan dan yang terakhir adalah pemeliharaan (maintenance). Pada Gambar 22 disajikan diagram proses pekerjaan proyek pada perusahaan ECI.

1. Tahap Persiapan

Tahap pertama yang dilakukan oleh PT. Envirospace Consultants Indonesia pada semua proyek yang ditangani melalui tahap persiapan. Tahap ini memiliki tujuan untuk mempersiapkan berbagai teknis dan juga urusan administrasi proyek. Pada tahap persiapan terjadi pertemuan

(8)

pertama atau awal dengan klien. Pada pertemuan ini klien membicarakan mengenai keinginannya dan harapannya akan proyek yang akan ditangani, konsep yang ingin dicapai dan kepentingan lainnya yang berhubungan dengan pekerjaan proyek. Kemudian selanjutnya pihak perusahaan mempersiapkan usulan kegiatan yang lebih detail yang mencakup pelayanan, bentuk produk, dan biaya. Jika klien setuju maka kedua belah pihak menandatangani kontrak kerja. Pada tahap ini dilakukan penerimaan proyek (project acceptance).

Pada tahap ini merupakan awal dari kesepakan dengan klien, sehingga sangat penting sekali untuk memberikan perhatian yang lebih dalam menyimak keinginan klien tentang proyek yang akan dikerjakan. Komunikasi dan cara presentasi sangat penting pada tahap ini, hal ini dilakukan agar tidak terjadi salah paham pada tahap selanjutnya. Komunikasi yang baik dari pihak perusahaan dalam hal ini pimpinan perusahaan dan juga staff menjadi kunci suksesnya tahap persiapan ini. 2. Inventarisasi Tapak

Tahap selanjutnya adalah tahap inventarisasi tapak yang merupakan tahap utama pada proses perancangan. Tahap inventarisasi tapak bertujuan untuk melakukan pengumpulan berbagai data mengenai proyek. Tahap ini dilakukan secara langsung ke lokasi proyek melihat kondisi awal tapak. Pada tahap ini staff perusahaan melakukan survei lapang, inventarisasi, dan melakukan pengumpulan dan perekaman data pada tapak.

Data untuk keperluan proyek diperoleh melalui data primer dan sekunder. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data ini adalah melalui site survey ke lokasi proyek secara langsung dan wawancara dengan pihak klien dan pihak lainnya yang berhubungan dengan proyek. Data proyek terkadang sudah tersedia pada awal penerimaan proyek karena telah dilakukan site inventory oleh pihak lain sebelumnya, sehingga perusahaan ECI bekerja langsung dengan data yang tersedia pada tahap perancangan.

(9)

Data primer ini merupakan semua data eksisting yang ada pada tapak seperti letak dan luas, aksesibilitas, tata guna lahan, vegetasi, topografi dan hidrologi serta merekamnya dalam gambar berupa foto. Data berupa peta awal (base plan) terkadang sudah tersedia dari klien, baik berupa soft file atau hard copy print. Jika tidak ada base plan maka perusahaan mengambil data awal berupa peta dasar dari google map dari internet untuk mengetahui lokasi proyek yang dikerjakan. Data iklim pada dasarnya merupakan data sekunder yang penting, karena berhubungan dengan kenyamanan suatu tapak. Data ini diambil dari Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Data sekunder yang berhubungan dengan tapak dan lingkungannya harus dikumpulkan juga sebagai bahan untuk proses analisis.

3. Analisis Tapak

Setelah melakukan tahap inventarisasi tapak, dilanjutkan dengan tahap analisis. Tahap ini bertujuan untuk melakukan evaluasi terhadap data yang diperoleh pada tahap inventarisasi pada tapak (proyek). Analisis tapak yang dilakukan perusahaan sangat mementingkan pada fungsi dan estetik yang akan dicapai serta mempertimbangkan pula keinginan dari klien dan keberlanjutan tapak agar tidak terjadi kerusakan lingkungan. Sehingga suatu analisis yang baik untuk dasar melakukan perancangan dapat tercapai.

Pada tahap analisis dilakukan diskusi bersama di dalam perusahaan untuk menemukan solusi yang terbaik. Analisis ini juga dilakukan pada semua aspek yang ada pada tapak seperti letak dan luas, iklim, aksesibilitas, tata guna lahan, vegetasi, topografi dan hidrologi. Namun pada pelaksanaannya biasanya pihak perusahaan melakukan analisis pada aspek yang sangat berpengaruh pada perancangan tapak saja. Tahap analisis merupakan tahap yang penting pada suatu proses perancangan. Tahapan ini sangat dipengaruhi oleh waktu dan dana yang tersedia, sehingga untuk mendapatkan hasil analisis yang baik maka waktu yang tersedia harus cukup banyak dan dana dari klien harus tersedia dalam

(10)

jumlah yang cukup banyak. Dengan waktu yang cukup maka hasil analisis yang dilakukan akan lebih spesifik.

Pada semua proyek yang dikerjakan, tahapan analisis yang dilakukan dalam waktu yang tidak terlalu lama (singkat), karena staff perusahaan khususnya pimpinan perusahaan telah berpengalaman dalam banyak proyek lainnya yang sudah ditangani. Pada tahap ini juga dilakukan wawancara lebih lanjut kepada klien. Setelah tahap ini selesai, dilanjutkan dengan tahap proses perancangan.

4. Konsep desain (Concept design)

Tahap perancangan diawali dengan pembuatan konsep desain. Tahap konsep desain bertujuan untuk membuat arahan mengenai rancangan yang akan dibuat selanjutnya pada proyek. Konsep desain merupakan tahap awal untuk membuat desain lanskap secara konseptual dengan memasukan semua ide untuk menciptakan sebuah tema dan karakter yang sesuai dengan keinginan klien. Konsep desain merupakan tahap yang penting pada proses perancangan, karena merupakan dasar untuk merancang. Pada perusahaan untuk pembuatan konsep awal ini dilakukan dengan diskusi dengan divisi perencanaan dan perancangan dengan mempertimbangkan juga keinginan dari klien.

5. Preliminary Concept Design dan Final Concept Design

Pada tahap ini bertujuan untuk menghasilkan gambar-gambar ilustrasi yang menggambarkan konsep yang digunakan yang akan dipresentasikan dan diajukan pada klien dan pihak lain untuk mendapatkan revisi.

Konsep awal desain (preliminary concept design) yang dikerjakan perusahaan semuanya didukung dan diperkuat oleh penambahan image yang didapat dari berbagai sumber. Image ini digunakan untuk memberikan gambaran lebih nyata kepada pihak klien mengenai konsep yang diajukan. Bahan image yang digunakan berasal dari buku-buku yang dimiliki perusahaan dan perbendaharaan library yang dimiliki perusahaan dari dokumentasi di berbagai lokasi yang pernah dikunjungi. Semua image yang dibuat mencakup semua elemen lanskap (hard material dan soft

(11)

material) juga image yang menggambarkan situasi suatu lokasi dan/atau situasi akhir yang diinginakan. Tahapan ini biasanya melalui beberapa kali proses revisi. Setelah itu, berdasarkan hasil revisi dari klien dan pihak lainnya yang terkait dengan proyek maka dihasilkan konsep desain akhir. 6. Desain skematik (Schematic Desain )

Tahap desain skematik memiliki tujuan untuk menggambarkan penggunaan ruang dan pola hubungannya secara skematik. Pada skala kecil seperti perumahan atau vest-pocket park, rencana induk dan rencana skematik dianggap sama. Namun, pada skala yang besar dengan tataguna lahan yang banyak, desain skematik dipelajari lagi lebih dalam dengan detail yang dalam pula.

7. Rencana induk (Master Plan)

Tahap pembuatan master plan bertujuan untuk membuat gambar yang memuat rencana garis besar suatu proyek. Master Plan merupakan gambar tangan yang memiliki ketepatan bagian-bagian tertentu seperti garis properti, garis bangunan, dan batas dari struktur elemen keras (dinding, lantai, jalan, dek, dll.). Terdapat perbedaan dengan rancangan awal yaitu pada gaya grafisnya yang sudah mengalami perbaikan atau penghalusan.

8. Pengembangan desain (Design development)

Tahap design development merupakan pengembangan dari konsep desain. Tahap ini bertujuan untuk membuat perancangan gambar-gambar detail penampilan yang menggambarkan kesatuan dari material. Pada tahap pengembangan desain ini dibuat juga beberapa gambar alternatif yang sesuai dengan konsep awal. Sama halnya dengan proses konsep desain, gambar atau produk yang dihasilkan pada tahap ini juga akan mengalami beberapa kali proses revisi dari klien dan pihak lainnya yang berkaitan dengan proyek. Pengembangan desain dilakukan pada elemen lunak dan elemen keras lanskap.

9. Gambar- gambar konstruksi (Construction Drawings)

Gambar konstruksi (construction drawings) merupakan tahap yang bertujuan untuk menghasilkan gambar-gambar detail konstruksi yang

(12)

lengkap dengan spesifikasi material dan dimensi yang digunakan. Gambar yang dihasilkan haruslah lengkap dan biasanya dibuat di software AutoCAD, untuk persiapan proses tender jika proyek ini melalui tender. Pada tahap ini gambar-gambar konstruksi dipersiapkan sebagai komunikasi bagaimana membangun semua elemen dalam proyek agar kontraktor lebih mudah dalam proses pelaksanaan. Gambar konstruksi yang dimaksud terdiri dari rencana pelaksanaan (layout plan), rencana bertahap (grading plan), rencana penanaman (planting plan), rencana penataan pohon-pohon, perdu, semak, tanaman hias, dan tanaman rumput termasuk didalamnya komposisi dari berbagai jenis tanaman sesuai dengan ketentuan standar perancangan dan gambar detil konstruksi.

Pada perusahaan, gambar biasanya dibuat untuk persiapan proses tender jika proyek ini melalui tender. Planting plan yang dibuat meliputi pembuatan rencana detail tanaman yang disertai dengan spesifikasi tanaman, kuantitas tanaman, dan persyaratan lainnya yang meliputi spesifikasi perawatan, pengairan, perawatan, peralatan dan pemupukan.

Tahap perancangan pada perusahaan ECI jika tidak dilanjutkan sampai tahap pelaksanaan biasanya diakhiri sampai dengan tahap tender document. Gambar-gambar tender dipersiapkan untuk masuk ke dalam proses implementasi. Setelah semua tahap dalam proses perancangan selesai jika dalam kontrak klien menginginkan sampai tahap pelaksanaan, maka dilanjutkan dengan tahap pelaksanaan proyek (implementation). 10. Pelaksanaan (Implementation)

Tahap pelaksanaan memiliki tujuan untuk mewujudkan atau membangun rancangan pada proyek yang dilaksanakan. Pelaksanaan proyek mencakup pembangunan hardscape dan softscape pada tapak sesuai dengan hasil perancangan yang ada di gambar hasil tahap gambar kerja (working drawing). Setelah kontrak ditandatangani, kemudian kontraktor melakukan proses pembangunan dan memasukan desain yang telah dibuat sebelumnya. Meskipun tahap ini biasanya ditangani oleh kontraktor, arsitek lanskap masih tetap boleh untk memantau tahap pembangunan untuk memberikan saran apabila diperlukan. Bersamaan

(13)

dengan tahap pelaksanaan dilakukan juga pengawasan terhadap jalannya pembangunan proyek.

11. Pemeliharaan (Maintanance)

Tahap maintenance bertujuan untuk melakukan perawatan terhadap tapak yang telah dibangun baik hardscape maupun softscapenya. Biasanya dilakukan dengan waktu yang sesuai dengan kontrak yang dibuat antara perusahaan dengan klien sebagai tanggung jawab dari perusahaan jika terjadi masalah atau kerusakan setelah pembangunan. Waktu garansi yang diberikan oleh perusahaan untuk tahapan ini biasanya selama tiga bulan. Suatu produk desain harus dipelihara dengan sepenuhnya agar kondisinya tetap terjaga dengan baik.

(14)

Gambar 22 Proses pekerjaan proyek di PT. Envirospace Consultants Indonesia (Sumber : PT. Envirospace Consultants Indonesia, 2010)

Tahap Perancangan Pasca Tahap Perancangan Rencana konsep (concept plan) Tahap Analisis Tapak

Pengembangan desain (design development)

Revisi 1, 2, dst. sesuai dengan keinginan klien

Revisi 1, 2, dst. sesuai dengan keinginan klien Gambar konstruksi (construction drawings) Tender Dokumen (tender document) Pelaksanaan (implementation) Pemeliharaan (maintenance) Pengawasan pelaksanaan Tahap Persiapan

Tahap Inventarisasi Data Tapak

Konsep desain (concept design)

Revisi 1, 2, dst. sesuai dengan keinginan klien

(15)

Produk Magang

Pada kegiatan magang yang dilakukan selama tiga bulan di PT. Envirospace Consultants Indonesia dikerjakan lima proyek perancangan taman, yaitu:

1. Nursery Blooms and Greens Pte. Ltd., Singapura 2. Jalan Tol Bintaro Serpong Damai (BSD), Tangerang 3. Auto Park, Palembang

4. Taman Rumah Bambu Raya, Taman Yasmin, Bogor

5. Renovasi Taman Di Sekitar Bangunan Utama Istana Bogor, Bogor

Pada setiap proyek yang dikerjakan, keikutsertaan yang dilakukan selama magang adalah pada proses dan tahap perancangan taman yang berbeda-beda.

1. Nursery Blooms and Greens Pte. Ltd., Singapura

Tujuan Proyek

Proyek Nursery Blooms and Greens Pte. Ltd. bertujuan untuk menjadi kebun pembibitan yang tertata dengan baik dan dapat menampilkan display berbagai jenis tanaman dan taman dengan dengan tema taman yang khusus. Diharapkan dengan melihat dan mengamati tanaman dan taman tersebut maka pengunjung yang datang ke kebun pembibitan ini akan lebih tertarik, memilih dan membeli tanaman yang diminati.

Tahapan Kegiatan Perancangan

Tahapan kegiatan yang dikerjakan pada proyek Nursery Blooms and Greens Pte. Ltd. ini melalui proses seperti terlihat pada Gambar 23. Pada saat magang dilakukan, proyek ini berada pada tahap preliminary concept design. Produk-produk yang dihasilkan dalam tahap preliminary concept design ini adalah :

(1) conceptual landscape plan,

(2) feature image hard material and soft material, (3) baseline concept development, dan

(16)

(4) gambar artist impression yang berfokus pada tiga area utama yang dirancang yaitu :

(a) area gerbang masuk utama (entrance), (b) area di sekitar kantor pengelola, dan

(c) area pembesaran dan display tanaman yang kondisi awalnya kurang tertata dengan baik.

Gambar 23 Tahapan kegiatan perancangan Nursery Blooms and Greens Pte. Ltd (Sumber : PT. Envirospace Consultants Indonesia, 2010)

a. Tahap Persiapan

Lingkup kerja dari proyek ini adalah perancangan Nursery Blooms and Greens Pte. Ltd. Tahap pertama yang merupakan tahap persiapan yaitu dengan melakukan diskusi awal oleh pimpinan PT. Envirospace Consultants Indonesia di lokasi proyek dan bertemu dengan klien. Klien perwakilan dari Nursery Blooms and Greens Pte. Ltd. menyampaikan ide dan keinginannya mengenai rancangan yang akan dilakukan pada tapak. Klien menginginkan rancangan kebun pembibitan (nursery) ini menjadi kebun pembibitan yang menampilkan berbagai display tanaman dan material taman lainnya dalam bentuk taman sehingga pengunjung tertarik dan bisa langsung memilihnya.

b. Tahap Inventarisasi Data Tapak

Nursery Blooms and Greens Pte. Ltd. merupakan salah satu kebun pembibitan (nursery) yang berada di Singapura, di 60 Plot Lck, 92 Lim Chu Kang Lane 3, Singapura 718885 (Gambar 24). Kebun pembibitan ini termasuk dalam kategori sebuah perusahaan di bidang arsitektur lanskap yang melayani jasa penjualan bibit tanaman, pembuatan taman dan budidaya tanaman. Blooms and

Konsep desain final (final concept design)

Konsep desain awal (Preliminary concept

design) Persiapan Inventarisasi

Revisi 1, 2, dst. sesuai keinginan klien Analisis

(17)

Greens Pte. Ltd. terbentuk sebagai perusahaan pada September tahun 1992 dengan tujuan untuk menyediaan pelayanan arsitektur lanskap sebaik mungkin yang beroperasi sebagai kebun pembibitan.

Gambar 24 Lokasi Nursery Blooms and Greens Pte. Ltd. (Sumber : www.google.com)

Luas dari keseluruhan wilayahnya adalah 4,646 ha (46460 m2), dengan dilengkapi berbagai sarana dan prasarana seperti sistem kontrol irigasi utuk pengairan yang otomatis, bangunan rumah kaca untuk budidaya tanaman, dan berbagai jenis tanaman mulai dari jenis tanaman penutup tanah, semak, pohon, tanaman merambat, tanaman air, dan palem-paleman. Pada Gambar 25 ditampilkan gambaran umum sarana dan prasarana yang ada di kebun pembibitan Blooms and Greens Pte. Ltd.

Setelah melakukan proses diskusi dengan klien, dilanjutkan dengan pengambilan foto (site photos) untuk melihat dan merekam gambaran kondisi awal tapak. Site photos ini dilakukan untuk keperluan tahap analisis dan pembuatan concept design.

(18)

Gambar 25 Sarana dan prasarana kebun pembibitan (a) irigasi tanaman, (b) bangunan rumah kaca, dan (c) display berbagai jenis tanaman (Sumber : PT. Envirospace Consultants Indonesia, 2010)

c. Tahap Analisis Tapak

Kebun pembibitan ini saat ini sudah berjalan dengan baik, tetapi kondisinya masih kurang tertata dan kurang baik penampilannya. Untuk meningkatkan penjualan tanaman-tanaman yang diusahakan pada kebun pembibitan ini, maka kebun ini direncanakan akan dirancang kembali (redesign). Konsep yang dikembangkan adalah menjadikan kebun pembibitan yang menampilkan berbagai jenis tanaman dalam bentuk taman yang bertema agar lebih tertata dan peningkatkan penampilannya menjadi lebih menarik. Untuk mendukung konsep ini maka dilakukan analisis terhadap tapak eksisting pada beberapa area. Metode analisis yang digunakan dalam pengembangan konsep rancangan kebun pembibitan ini dengan cara deskriptif kualitatif.

Kondisi tapak secara total yang memiliki luas 4,646 ha (46460 m2), hanya 1012,5 m2 atau 2,2 % dari total keseluruhan luas kebun pembibitan yang akan di redesign. Area yang di redesign merupakan area-area yang penting dan utama pada kebun pembibitan ini, yaitu :

(1) area gerbang masuk utama (entrance), (2) area di sekitar kantor pengelola, dan

(3) area pembesaran dan display tanaman yang kondisi awalnya kurang tertata dengan baik.

Ketiga area ini merupakan area bagian depan dari perusahaan dan kebun pembibitan yang akan menjadi focal point dari kedatangan pengunjung ke lokasi

(19)

ini. Diharapkan dengan penampilan visual yang menarik dan penataan yang baik pada area ini akan meningkatkan persepsi pengunjung akan perusahaan.

Lokasi kebun pembibitan ini beriklim tropis yang relatif sama dengan kondisi iklim Indonesia, menjadikan karakteristik tanaman pada kedua negara ini hampir sama. Klien menginginkan adanya penambahan beberapa jenis tanaman dari Indonesia dan akan menjadi salah satu unggulan dari kebun pembibitan ini. Kondisi tanah yang digunakan pada perusahaan ini sebagai media tanam kondisinya sudah baik, karena kebun pembibitan ini memiliki teknik yang baik dalam pengolahan tanahnya. Pasokan dan distribusi air untuk semua tanaman yang ada pada kebun pembibitan sudah tercukupi dengan baik, dengan saluran drainase dan sistem pengairan yang terstruktur melalui selang ataupun spingkler. Pada Gambar 26 terlihat gambaran umum kondisi awal dari beberapa lokasi di Nursery Blooms and Greens Pte. Ltd.

Gambar 26 Kondisi awal di Nursery Blooms and Greens Pte. Ltd., (a) Gerbang utama (entrance), (b) area depan office, (c) area pembesaran dan display tanaman

(Sumber : PT. Envirospace Consultants Indonesia, 2010)

Area pertama adalah area gerbang utama (entrance) dari kebun pembibitan, dengan kondisi eksistingnya yang kurang tertata dengan baik dan kurang menarik. Berdasarkan kondisi eksisting ini, maka area gerbang utama (entrance) harus ditata dengan lebih menarik dan lebih menunjukan identitasnya sebagai kebun pembibitan yang baik di Singapura melalui peningkatan penampilannya. Untuk mendukung kondisi ini maka area gerbang masuk utama (entrance) ini akan dirancang dengan:

o menggunakan penataan tanaman berdaun dan berbunga menarik.

(a) (b)

(20)

o merancang papan nama (name sign) perusahaan sebagai identitas. Area kedua yang mengalami redesign adalah area di sekitar kantor pengelola Nursery Blooms and Greens Pte. Ltd. Area ini memiliki kondisi eksisting tapak yang penataan elemen tamannya masih belum tertata dengan baik dan kurang menarik. Sehingga berdasarkan tahap analisis maka area ini perlu mengalami perbaikan untuk rancangannya. Untuk mendukung kondisi ini maka di sekitar kantor pengelola kebun pembibitan ini akan dirancang dengan:

o area disekitar kantor ini dibuat dengan menciptakan suasana ruang dengan kesan alami sehingga dapat membuat pengunjung kebun pembibitan ini menjadi lebih tertarik dan merasa nyaman.

Pada area ketiga, yaitu area pembesaran dan display tanaman, semua tanaman yang ada perlu mengalami penataan kembali. Hal ini dikarenakan kondisi eksisting pada tapak, tanaman yang ada di area ini penataannya kurang menarik dan hanya disajikan pada pot-pot saja. Oleh karena itu, agar terlihat lebih menarik maka:

o tanaman yang di display ditata dalam bentuk taman-taman yang bertema sehingga pelanggan yang datang selain dapat melihat jenis tanaman yang dijual tetapi juga dapat melihat contoh taman dengan tema yang beragam. o perbaikan penataan lanskap kebun pembibitan dan perbanyakan elemen

taman yang digunakan akan mampu meningkatkan kualitas jual dari kebun pembibitan ini.

o perbaikan sirkulasi pada kebun pembibitan

Sirkulasi eksisting yang ada pada tapak terbagi menjadi beberapa jalur, yaitu sirkulasi untuk kendaraan dan untuk pejalan kaki. Kondisi jalur sirkulasi kendaraan pada kebun pembibitan ini hanya ada satu, yaitu gerbang utama yang berfungsi sebagai pintu masuk utama. Pada rancangan yang baru berdasarkan hasil analisis maka tetap dipertahankan hanya satu gerbang saja, hanya penataannya yang mengalami perubahan dan perbaikan. Jalur sirkulasi pejalan kaki juga mengalami perbaikan dalam rancangan penataannya, yaitu dirancang agar pengunjung yang datang menjadi lebih nyaman dengan permainan tekstur dan material yang digunakan pada pedestrian.

(21)

d. Tahap Konsep Desain Awal (Preliminary concept design)

Projek ini masih pada tahap awal, sehingga keikutsertaan yang dilakukan adalah pada tahap preliminary concept design. Pada tahap ini dibuat:

(1) konsep desain tertulis,

(2) feature image hard material and soft material, (3) baseline concept development,

(4) conceptual landscape plan, dan

(5) gambar artist impression yang berfokus pada tiga area utama di kebun pembibitan, yaitu area gerbang utama (main entrance), area masuk utama kantor dan sekitarnya (office main entrance) dan display taman utama (main garden).

(1) Konsep desain dari kebun pembibitan (nursery) ini adalah menampilkan berbagai display taman beserta semua elemennya. Dengan model display ini maka pelanggan akan tertarik dan bisa langsung memilih desain yang sesuai dengan keinginannnya serta jenis-jenis tanaman yang membentuk taman tersebut. Nursery ini berfungsi sebagai showroom, maksudnya yaitu semua tanaman sebagai elemen lunak pada taman dan elemen keras taman ditata dengan baik dan dikelompokan sehingga mempermudah pelanggan dalam memilih. Tanaman ataupun elemen lainnya yang di display dapat langsung diambil dan dibeli oleh pelanggan. Beragam elemen atau material taman yang ditampilkan ditujukan untuk dijual untuk kebutuhan pertamanan.

Pada rencana rancangan kebun pembibitan dibuat konsep yang memberikan kesan alami dengan memadukan elemen keras dan elemen lunak taman untuk menciptakan ruang (atap, lantai dan dinding). Konsep alami dimunculkan dari banyaknya penggunaan elemen kayu, batu, air, dan tanaman. Selain menampilkan berbagai jenis tanaman, kebun pembibitan ini juga menampilkan berbagai elemen keras taman seperti pergola, gazebo, deck, berbagai contoh jalur sirkulasi dengan beragam material (path), patung (sculpture), tempat duduk, lighting, planter box, water feature, dan lainnya. Nursery ini menampilkan berbagai jenis display taman dengan tema yang berbeda seperti vertical garden, flower garden, tropical garden, mediteran

(22)

garden, water garden, dan lainnya. Sehingga menjadi sebuah nursery yang unik dan dapat memuaskan pelanggannya.

Pada sisi Barat dan Timur dari gerbang utama memiliki konsep atau tema yang berlawanan untuk pemakaian softscapenya. Sisi sebelah Barat dari gerbang menggunakan jenis-jenis tanaman yang tidak berbunga dan berwarna hijau semuanya sedangkan sisi sebelah Timur menggunakan tanaman yang berbunga dan memiliki warna mencolok. Rancangan ini disesuaikan dengan nama dari kebun pembibitan ini yaitu “Blooms & Greens”. Blooms yang berarti tanaman yang mekar dan berbunga dan greens diartikan sebagai tanaman yang tidak berbunga dan hanya berdaun hijau.

(2) Feature image hard material and soft material disajikan untuk memberikan gambaran penggunaan elemen lunak dan keras taman kepada klien. Feature image pada Gambar 27 digunakan untuk mendukung konsep yang diajukan kepada klien sehingga klien mengerti akan konsep rancangan yang dikembangkan. Perpaduan penggunaan tanaman (softscape) dan hardscape merupakan salah satu cara untuk memunculkan tema dalam suatu rancangan.

Gambar 27 Feature image untuk Nursery Blooms and Greens Pte. Ltd. (Sumber : PT. Envirospace Consultants Indonesia, 2010)

(3) Baseline concept development dibuat untuk menampilkan gambaran secara umum struktur keseluruhan tapak secara perspektif. Terdapat dua gambar

(23)

baseline concept development yang digunakan untuk memberikan ilustrasi kepada klien (Gambar 28). Gambar baseline concept development dibuat dengan menggunakan software sketchup 6. Gambar ini akan menggambarkan kondisi tapak total apabila sudah dibangun.

Gambar 28 Baseline concept (a) development 001 dan (b) development 002 di Nursery Blooms and Greens Pte. Ltd.

(Sumber : PT. Envirospace Consultants Indonesia, 2010) (Gambar dibuat oleh: Hanni Adriani)

(4) Conceptual landscape plan merupakan gambar yang menunjukan rencana penataan ruang pada tapak beserta semua elemennya dilihat dari tampak atas (denah). Gambar conceptual landscape plan (Gambar 29) dibuat dengan menggunakan perpaduan antara freehand dan penggunaan komputer. Pewarnaan (colouring) gambar menggunakan pewarna marker, hal ini dilakukan agar proses pewarnaan lebih cepat dengan hasil yang maksimal.

Dalam conceptual landscape plan digambarkan semua elemen lanskap yang akan dimasukan dalam desain. Terdapat tiga area utama pada conceptual landscape plan yaitu area gerbang utama (main entrance), area masuk utama kantor dan sekitarnya (office main entrance), dan area display taman utama (main garden). Pada gambar ini ditampilkan rencana rancangan kebun pembibitan yang memberikan kesan alami sesuai dengan konsep yang direncanakan. Untuk memunculkan konsep alami banyak digunakan elemen kayu, batu, air , dan tanaman. Elemen kayu digunakan pada dek kayu, pergola, bangku taman dan gazebo. Elemen batu pada rancangan digunakan pada

(24)

dinding bebatuan (feature wall), jalan setapak (footpath), floating footpath, dan sculpture. Elemen air banyak digunakan sebagai water feature yang memberikan kesan menarik dan alami pada rancangan seperti kolam, dan air mancur. Suara dari air dapat menambah kesan alami pada suatu rancangan. Sedangkan elemen tanaman yang digunakan adalah dalam bentuk tanaman merambat untuk pergola, berbagai tanaman air, tanaman ornamental, tanaman untuk vertical green, dengan fungsi yang berbeda seperti untuk penghalang, pembatas, penaung, dan pembentuk bayangan. Display yang dirancang pada tapak menonjolkan tema tertentu yaitu seperti flower garden, tropical garden, mediteran garden, water garden, dan lainnya sehingga setiap sudut pada tapak memiliki suasana yang berbeda.

Gambar 29 Conceptual landscape plan Nursery Blooms and Greens Pte. Ltd. (Sumber : PT. Envirospace Consultants Indonesia, 2010)

(5) Gambar artist impression merupakan gambar yang dibuat dengan artistik dan menggambarkan suasana pada suatu area. Terdapat tiga buah gambar artist impression yang terdiri dari tiga spot utama di area Nursery Blooms and Greens Pte. Ltd., yaitu area gerbang utama (main entrance) Nursery Blooms and Greens, area masuk utama kantor dan sekitarnya (office main entrance),

(25)

dan area display taman utama (main garden). Tiga area ini dipilih karena merupakan area utama yang menjadi fokus dari kebun pembibitan ini, sehingga rancangannya harus dibuat lebih menarik dan indah.

(a) Area gerbang utama (main entrance)

Pada area gerbang utama dimunculkan suasana alami yang teduh dan dilengkapi dengan penanaman tanaman secara masal (mass planting). Mass planting dilakukan untuk menciptakan suasana yang lebih continous, seragam menarik perhatian dan menambah kesan keberadaan tanaman. Gambar denah dari area ini terdapat pada Gambar 30.

Gambar 30 Denah dari area gerbang utama Nursery Blooms and Greens Pte. Ltd. (Sumber : PT. Envirospace Consultants Indonesia, 2010)

Gambar artist impression pada area ini terdapat pada Gambar 31, mengalami satu kali revisi sebelum dikirimkan ke pihak klien. Terjadi

(26)

perubahan pada rancangan bentuk gerbang sebelum mengalami revisi (Gambar 31 a) menjadi Gambar 31 b. Pertama, rancangan gerbang utama (gate main entrance) awalnya berbentuk persegi panjang dan tegak dengan lebar 1,5 meter dan tinggi 3 meter dengan posisi sudut 1500 dan 2100 dari arah utara. Kemudian mengalami revisi dan rancangan gerbangnya berubah bentuknya menjadi melengkung kedalam mengikuti jalan masuk dengan ukuran lebar 3 meter dan tinggi 2 meter. Tulisan “Blooms & Greens” sebagai name sign pada gerbang berwarna hijau daun agar terlihat diatas temboknya yang berwarna abu. Warna hijau daun dipakai agar sesuai dengan nama perusahaan kebun pembibitannya yaitu “Blooms & Green”. Tulisannya timbul dengan ketebalan 10 centimeter dengan bahan yang digunakan adalah alumunium yang diberi warna hijau.

Kedua, revisi terlihat pada bagian depan dari gerbang. Pada awalnya tanaman yang digunakan adalah perpaduan dari beberapa penutup tanah dan semak rendah, yaitu Vinca rosea, Furcraea gigantean ‘Striata‟, Marantha sp., dan Cordyline australis dengan jumlah yang sedikit untuk tiap jenisnya. Kemudian penggunaan tanaman berubah menjadi Costus sp. „Red Rose‟ yang memiliki ketinggian 50 centimeter dari tanah sehingga tidak menutupi name sign. Tanaman ini ditanam secara masal agar memberikan kesan menarik dan semarak dengan warna merah dari bunganya.

Sesuai dengan konsep yang direncanakan maka pada sisi Barat dari gerbang terdapat beberapa tanaman yang digunakan adalah Cycas revoluta yang tinggi, Dyicksonia squarrosa dan Bismarkia nobilis. Tanaman ini dipilih karena merupakan tanaman tidak berbunga yang memiliki keunikan pada bentuk tajuk, bentuk daun dan warna daunnya. Pada sisi Timur jenis tanaman yang digunakan adalah Plumeria rubra, kamboja besar dan Erythrina cristagali. Tanaman pada sisi Timur ini dipilih yang berbunga cerah dan memiliki keunikan pada strukturnya. Sebagai display pada gerbang dilengkapi juga dengan vertical garden dalam bentuk green wall sebagai pengarah jalan, dengan tanaman yang

(27)

digunakan Aglaonema sp. di sebelah Barat dan Bromelia sp. di sebelah Timur. Green wall ini digunakan untuk memberikan kesan ruang pada area gerbang masuk dan berfungsi sebagai dinding pengarah untuk masuk ke area selanjutnya. Dinding green wall ini juga memiliki fungsi sebagai screen pandangan bagi pelanggan yang datang, sehingga akan memberikan perasaan yang berbeda saat memasuki area selanjutnya.

Gambar 31 Artist impression area gerbang utama di Nursery Blooms and Greens (a) sebelum revisi dan (b) setelah revisi

(Sumber : PT. Envirospace Consultants Indonesia, 2010) (Gambar dibuat oleh: Hanni Adriani)

(b) (a)

(28)

(b) Area masuk utama kantor dan sekitarnya (office main entrance)

Pada area office main entrance dirancang dengan menampilkan kesan atau konsep alami, yaitu memadukan hardscape dan softscape yang mendukung secara bersamaan seperti pengunaan elemen kayu, batu, air dan tanaman. Gambar denah dari area ini terdapat pada Gambar 32 dan gambar artist impression pada area ini terdapat pada Gambar 33.

Gambar 32 Denah dari area masuk utama kantor dan sekitarnya di Nursery Blooms and Greens Pte. Ltd.

(Sumber : PT. Envirospace Consultants Indonesia, 2010)

Footpath dirancang dengan menggabungkan elemen tanaman dan bebatuan, yaitu memadukan rumput (Axonopus compressus) dengan lempengan batu sungai secara bergantian untuk memunculkan kesan alami. Untuk menambah kesan alami, sepanjang footpath menuju office dinaungi oleh pergola yang dirambati tanaman berbunga yang memiliki keunikan berupa akar menjuntai. Pergola ini selain berfungsi sebagai atap yang mengarahkan pelanggan juga berfungsi untuk membatasi pandangan.

Di sisi Barat dari kantor terdapat display taman kecil yang menggunakan konsep tropis agar memambah kesan alami disekitar kantor. Rancangan taman ini menggunakan deck kayu sebagai tempat untuk beristirahat yang disertai dengan bangku. Disekitar deck kayu

(29)

terdapat vertical garden yang ditanami oleh paku jejer (Nephrolepis sp.) dan juga water feature yang dilengkapi sculpture yang bisa menyemburkan air. Suara dari elemen air dapat menambah suasana alami pada taman dan memberikan ketenangan. Tanaman yang digunakan pada taman kecil ini adalah perpaduan tanaman yang khas daerah tropis seperti Philodendron sp, caladium besar, dan Spathiphyllum sp. Konsep alami diangkat untuk memberikan kenyamanan bagi pelanggan jika berada di area ini.

Gambar 33 Artist impression area masuk utama kantor dan sekitarnya di Blooms and Greens Nursery (a) sebelum revisi dan (b) setelah revisi

(Sumber : PT. Envirospace Consultants Indonesia, 2010) (Gambar dibuat oleh: Hanni Adriani)

(b) (a)

(30)

(c) Area display taman utama (main garden)

Area main garden merupakan salah satu area yang penting pada rancangan kebun pembibitan ini. Area ini merupakan area pusat menampilkan berbagai produk yang dijual dari kebun pembibitan untuk berbagai material kebutuhan pertamanan. Gambar denah dari area ini terdapat pada Gambar 34 dan gambar artist impression pada area ini terdapat pada Gambar 35.

Gambar 34 Denah area display taman utama Nursery Blooms and Greens Pte. Ltd.

(Sumber : PT. Envirospace Consultants Indonesia, 2010)

Area main garden dirancang dengan menampilkan display yang menarik dari material-material taman. Pertama display material keras taman seperti beberapa kolam, water sprout, sculpture, gazebo sebagai tempat istirahat dan footpath yang terbuat dari lempengan batu kali, juga

(31)

terdapat floating footpath yang didesain sebagai sirkulasi untuk melihat semua display yang ada.

Pada main garden terdapat beberapa taman bertema yang didisplay menggunakan berbagai jenis tanaman dari mulai tanaman penutup tanah, semak, pohon, palem, tanaman air dan tanaman merambat. Taman-taman ini memiliki luasan yang kecil dengan tema flower garden, tropical garden, mediteran garden, dan water garden. Tanaman air yang didisplay pada kolam-kolam diantaranya adalah Cyperus papyrus, Echinodorus sp., Equisetum hymale, Fimbristylis glubolosa, Nelumbo nucifera, Nymphaea lotus, Pistia stratiotes, dan Victoria cruziana.

Gambar 35 Artist impression area taman utama di Blooms and Greens Nursery (Sumber : PT. Envirospace Consultants Indonesia, 2010)

(Gambar dibuat oleh: Hanni Adriani)

Tata hijau

Penataan tanaman secara keseluruhan pada proyek rancangan kebun pembibitan ini adalah penanaman secara masal untuk semua jenis tanaman. Penanaman masal tanaman pada rancangan dilakukan untuk menonjolkan keberadaan tanaman yang menarik dengan warna, bentuk, dan aroma dari bunga, daun ataupun tajuknya. Lokasi tiga area utama pada kebun pembibitan ini terdapat pada Gambar 36. Kelompok dan jenis tanaman yang digunakan terdapat pada Tabel 2, Tabel 3, dan Tabel 4.

(32)

Keterangan : (a) (b) (c)

Gambar 36 Zonasi di kebun pembibitan (a) area gerbang utama, (b) area masuk utama kantor dan sekitarnya, dan (c) area display taman utama (Sumber : PT. Envirospace Consultants Indonesia, 2010)

(Gambar dibuat oleh: Hanni Adriani)

Tabel 2 Kelompok tanaman yang berada di area gerbang utama

No. Nama latin Nama lokal Kategori

1. Aglaonema sp. Daun Aglonema penutup tanah

2. Bromelia sp. Bromelia penutup tanah

3. Costus sp. „Red Rose‟ Costus merah semak 4. Bismarkia nobilis Palem Bismarkia palem

5. Cycas revoluta Palem sikas palem

6. Dyicksonia squarrosa Pakis monyet pohon 7. Erythrina cristagali Dadap merah pohon 8. Plumeria rubra Kamboja kuburan pohon

Tabel 3 Kelompok tanaman yang berada di area masuk utama kantor dan sekitarnya

No. Nama latin Nama lokal Kategori

1. Axonopus compressus Rumput gajah penutup tanah 2. Caladium sp. Caladium besar penutup tanah 3. Nephrolepis sp. Paku jejer penutup tanah 4. Philodendron sp. Daun pilo penutup tanah 5. Spathiphyllum sp. Spatipilum penutup tanah 6. Scindapsus aureus Sirih belanda Tanaman merambat 7. Strophantus preusii Spider tresses Tanaman merambat

(33)

Tabel 4 Kelompok tanaman yang berada di area display taman utama

No. Nama latin Nama lokal Kategori

1. Asplenium nidus Paku sarang burung penutup tanah

2. Calathea sp. Marantha penutup tanah

3. Cuphea hyssopifolia Taiwan beauty penutup tanah 4. Cymbopogon nardus Serai wangi penutup tanah

5. Lantana camara lantana penutup tanah

6. Ophiopogon japonicus Opiopogon mini penutup tanah 7. Pandanus pygmaeus Pandan variegata penutup tanah 8. Rhoeo discolor Adam hawa penutup tanah 9. Sansivieria sp. Kaktus kodok penutup tanah 10. Spathoglotis plicata Anggrek tanah penutup tanah 11. Widelia biflora Seruni rambat penutup tanah 12. Zephyranthes sp. Bawang brojol penutup tanah

13. Cyperus papyrus Papirus tanaman air

14. Echinodorus sp Melati air tanaman air 15. Equisetum hymale Paku ekor kuda tanaman air 16. Fimbristylis glubolosa Mendong tanaman air

17. Nelumbo nucifera Lotus tanaman air

18. Nymphaea lotus Teratai tanaman air

19. Pistia stratiotes Apu-apu tanaman air 20. Victoria cruziana Teratai raksasa tanaman air

21. Allamanda sp. Alamanda tanaman merambat

22. Antigonon leptotus Air mata pengantin tanaman merambat 23. Bougainvillea sp. Bugenvil tanaman merambat 24. Bauhinia kockiana Orange bauhinia tanaman merambat 25. Mucuna benneti Kuku macan tanaman merambat 26. Alpinia purpurata Lengkuas merah semak

27. Adenium sp. Kamboja Jepang semak

28. Agave attenuata Siklok semak

29. Canna sp. Bunga tasbih semak

30. Furcraea gigantea „Striata‟ Giant false agave semak 31. Gomphrena globosa Kembang kancing semak 32. Hydrangea macrophylla Hortensia semak

33. Ixora sp. Soka semak

34. Neomarica longifolia Yellow walking iris semak

35. Nicolaia sp. Kecombrang semak

36. Euphorbia milii. Euphorbia perdu

37. Heliconia sp. Pisang Hias perdu

38. Pandanus odorus Pandan wangi perdu 39. Cyrtostachis renda Palem merah palem 40. Mascarena lagenicaulis Palem botol palem

41. Rhapis excelsa Palem wregu palem

42. Caesalpinia pulcherrima Bunga merak pohon 43. Veitchia merilii Palem putri pohon

Keragaman jenis tanaman yang digunakan pada rancangan kebun pembibitan ini paling banyak digunakan adalah pada area display taman utama. Dengan jumlah tanaman sebanyak 43 jenis dengan tujuh kategori tanaman yang

(34)

berbeda, yaitu 12 jenis tanaman penutup tanah, 8 jenis tanaman air, 5 tanaman merambat, 10 jenis tanaman semak, 3 jenis tanaman perdu, 3 jenis palem dan 2 jenis pohon. Area display taman utama memiliki keragaman yang paling tinggi karena merupakan area pameran utama kepada pengunjung kebun pembibitan. Berbagai jenis tanaman ditampilkan dalam bentuk taman yang tema yang beragam.

Pada area gerbang utama dan area masuk utama kantor dan sekitarnya keragaman jenis tanaman yang dipakai jumlahnya hampir sama. Area gerbang utama memiliki kategori keragaman yang rendah dengan jumlah tanaman sebanyak 8 jenis, dengan empat kategori tanaman yang berbeda, yaitu 2 jenis tanaman penutup tanah, 1 jenis tanaman semak, 2 jenis palem dan 3 jenis pohon.

Area masuk utama kantor dan sekitarnya memiliki kategori keragaman yang rendah dengan jumlah tanaman sebanyak 7 jenis, dengan dua kategori tanaman yang berbeda, yaitu 5 jenis tanaman penutup tanah, 2 jenis tanaman merambat.

2. Jalan Tol Bintaro Serpong Damai (BSD), Tangerang

Tujuan Proyek

Proyek ini bertujuan untuk melakukan penataan lanskap pada Jalan Tol Bintaro Serpong Damai (BSD), Tangerang. Ruang lingkup penataan lanskap jalan tol ini meliputi proses perancangan dan pelaksanaan. Namun kegiatan yang diikuti saat kegiatan magang hanya sampai pada tahap awal perancangannya saja, belum sampai melakukan tahap pelaksanaan.

Tahapan Kegiatan Perancangan

Proyek penataan lanskap pada Jalan Tol Bintaro Serpong Damai (BSD), Tangerang , tahapan kegiatan yang dikerjakan melalui proses seperti terlihat pada Gambar 37. Proyek ini masih berupa proposed, berada pada tahap awal perancangan sehingga tahapan perancangan yang dikerjakan masih berupa konsep desain awal (preliminary concept design) dengan produk yang dihasilkan berupa conceptual landscape plan, feature image soft material, dan gambar artist

(35)

impression pada lima zona yang dirancang, yaitu Zona A, Zona B, Zona C, Zona D dan Zona E.

Gambar 37 Tahapan kegiatan perancangan Jalan Tol Bintaro Serpong Damai (BSD), Tangerang

(Sumber : PT. Envirospace Consultants Indonesia, 2010)

a. Tahap Persiapan

Lingkup kerja dari proyek ini adalah penataan lanskap pada Jalan Tol Bintaro Serpong Damai (BSD), Tangerang. Tahap pertama merupakan tahap persiapan yaitu tahap dilakukannya diskusi awal oleh pimpinan PT. Envirospace Consultants Indonesia dengan klien. Pada tahap ini klien menyampaikan ide dan keinginannya mengenai rancangan yang akan dilakukan pada tapak kepada staff perusahaan ECI. Klien menginginkan adanya penataan kembali lanskap Jalan Tol Bintaro Serpong Damai (BSD), Tangerang sehingga menjadi lebih indah dan tertata lebih baik.

b. Tahap Inventarisasi Data Tapak

Pada tahap inventarisasi dilakukan proses pengambilan data langsung dari tapak (survey) untuk melihat kondisi eksisting tapak. Dilakukan pengambilan foto (site photos) untuk melihat dan merekam kondisi awal tapak. Pada tahap ini diperoleh peta dasar (base line) (Gambar 38) dari pihak klien. Panjang total keseluruhan Jalan Tol Bintaro Serpong Damai (BSD), Tangerang ini adalah 9532 meter.

Peta dasar yang diperoleh perusahaan ECI dibagi menjadi lima zona (Gambar 39), hal ini dilakukan untuk mempermudah proses inventarisasi dan juga proses analisis pada tahap selanjutnya. Lima zona pada Jalan Tol Bintaro Serpong

Konsep desain final (final concept design) Persiapan Inventarisasi Analisis Konsep desain awal

(Preliminary concept design) Revisi 1, 2, dst. sesuai keinginan klien

(36)

Damai (BSD), Tangerang dan kondisi eksistingnya disajikan pada Tabel 5. Kondisi eksisting tapak berdasarkan hasil foto dilapangan secara garis besar terlihat pada Gambar 40.

Gambar 38 Peta dasar Jalan Tol Bintaro Serpong Damai (BSD), Tangerang (Sumber : PT. Envirospace Consultants Indonesia, 2010)

Gambar 39 Zonasi Jalan Tol Bintaro Serpong Damai (BSD), Tangerang (Sumber : PT. Envirospace Consultants Indonesia, 2010)

Tabel 5 Zonasi Jalan Tol Bintaro Serpong Damai (BSD), Tangerang

No. Zona Panjang (m) Kondisi Eksisting tapak

1. A 3932,5 Bahu jalan didominasi oleh pohon Pinus merkusii 2. B 2288 Tanaman sangat sedikit dan tidak beraturan dan

median jalan yang berupa beton

3. C 1582,7 Tanaman didominasi oleh ilalang belum ada pohon di bahu jalan tol dan median jalan yang berupa beton

4. D 494,5 Tanaman sedikit dan tidak beraturan dan median jalan masih didominasi rerumputan

5. E 1234.3 Area gerbang belum ada penataan lanskapnya, didominasi oleh rumput

(37)

Gambar 40 Kondisi eksisting tapak Jalan Tol Bintaro Serpong Damai (BSD), Tangerang

(Sumber : PT. Envirospace Consultants Indonesia, 2010)

c. Tahap Analisis Tapak

Kondisi tapak Jalan Tol Bintaro Serpong Damai (BSD), Tangerang secara total berada dalam keadaan yang kurang tertata dengan baik khususnya pada penataan lanskapnya. Pada beberapa bagian di bahu kiri dan kanan dari jalan tol tidak terdapat penanaman tanaman, sehingga pada lokasi ini iklim mikronya dirasa sangat panas karena tidak adanya tanaman. Lanskap jalan tol memiliki suhu relatif tinggi pada siang hari karena hampir semua bagian tapak tertutup oleh aspal sehingga iklim mikronya tidak nyaman. Berdasarkan hasil analisis maka direncanakan penambahan penanaman pohon disepanjang jalan tol ini untuk meningkatkan kualitas iklim mikronya dengan mempertimbangkan tanaman eksisting yang ada. Selain untuk meningkatkan kualitas iklim mikro penambahan dan penataan tanaman dilakukan untuk meningkatkan kualitas visual dari lanskap jalan tol. Penambahan penggunaan semak dan tanaman penutup tanah juga dilakukan untuk meningkatkan kualitas visual lanskapnya. Pada bagian jalan tol yang kondisi tanamannya masih baik maka dipertahankan keberadaannya dan direncanakan hanya mengalami penambahan tanaman.

Berdasarkan hasil inventarisasi tapak yang dilakukan pada tahap sebelumnya, maka perusahaan melakukan analisis pada kondisi eksisting yang ada. Proses analisis ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif. Dari data pembagian lima zona pada tapak, maka Zona A dengan kondisi eksisting bahu jalan didominasi oleh pohon Pinus merkusii maka menghasilkan analisis untuk memperbaiki penataan lanskapnya. Penataan zona ini direncanakan dilakukan penambahan pohon Pinus merkusii sehingga akan

(38)

membentuk habitat pohon pinus dan pada bagian bawahnya dilakukan penanaman semak berbunga pada bahu jalannya.

Zona B memiliki kondisi eksisting tanaman yang jumlahnya sangat sedikit dengan penataan yang tidak beraturan pada bahu jalannya dan memiliki kondisi median jalan yang berupa beton kaku. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan maka untuk memperbaiki kualitas visual dan lingkungan pada zona ini direkomendasikan penanaman pohon dengan warna bunga ungu sebagai unsur kontras warna setelah kawasan pinus yang berwarna hijau pada zona sebelumnya. Dilakukan juga penanaman semak berbunga pada pot untuk median jalannya sehingga median jalan yang terbuat dari beton dan kaku dapat lebih terlihat lembut.

Zona C yang memiliki panjang jalan 1582,7 meter kondisi eksisting tapaknya didominasi oleh tanaman ilalang, belum ada pohon di bahu jalan tol dan kondisi median jalan yang berupa beton. Dengan kondisi eksisting yang belum ada penanaman pohonnya ini maka zona C memiliki hasil analisis yaitu direkomendasikan penanaman pohon berbunga ungu atau merah jambu dengan tujuan untuk memperindah kondisi visualnya. Sama dangan Zona B, pada median jalan Zona C dilakukan juga penanaman semak berbunga pada pot untuk median jalannya sehingga median jalan yang terbuat dari beton dan kaku dapat lebih terlihat lembut.

Zona D memiliki kondisi eksisting tapak dengan jumlah tanaman sedikit dan tidak beraturan, juga memiliki kondisi median jalan yang berupa besi pembatas dan masih didominasi rerumputan. Panjang jalan pada zona ini merupakan yang terpendek yaitu 494,5 meter. Maka berdasarkan hasil analisis kondisi eksistingnya dan pertimbangan jarak yang pendek ini, zona D direncanakan memiliki penataan yang sama dengan Zona C. Yaitu penanaman pohon berbunga ungu atau merah jambu dan penanaman semak berbunga pada bahu jalan dan juga penanaman semak berbunga pada pot untuk median jalannya.

Yang terakhir adalah Zona E yaitu gerbang pondok aren, memiliki kondisi eksisting yang belum ada penataan lanskapnya dan juga masih didominasi oleh rumput. Dengan kondisi eksisting seperti ini, maka area gerbang sebagai area yang penting pada jalan tol harus dirancang dengan penataan yang baik dan

(39)

semenarik mungkin. penanaman pohon dengan bunga berwarna kuning atau tanaman yang memiliki bentuk yang unik dan memiliki fungsi sebagai pengarah dapat membuat area ini lebih menarik. Pada area ini juga direncanakan penambahan ornamental pot pada median gerbangnya dan tree lighting.

d. Tahap Konsep Desain Awal (Preliminary concept design)

Proses Perancangan yang dilakukan di studio adalah pada tahap konsep desain awal (preliminary concept design) untuk lanskap sepanjang Tol Bintaro Serpong Damai (BSD), Tangerang. Produk yang dihasilkan adalah:

(1) conceptual landscape plan (2) feature image soft material

(3) image artist impression pada lima zona A, B, C, D, dan E.

Keikutsertaan yang dilakukan pada proses perancangan ini adalah pada pembuatan feature image soft material dan image artist impression.

Proses perancangan lanskap yang ditangani oleh Perusahaan ECI ini meliputi penataan dan penanaman pohon pelindung dan beutifikasi semak dan penutup tanah sepanjang Jalan Tol Bintaro Serpong Damai (BSD), Tangerang. Desain penanaman pohon yang digunakan memiliki konsep penggunaan pohon pelindung yang disesuaikan dengan kondisi eksisting tapak untuk memperbaiki iklim mikro dan penggunaan pohon berbunga untuk memperindah lanskap jalan tol. Desain penanaman area median jalan memiliki konsep perancangan menggunakan semak berbunga. Penanaman tanaman area kanan dan kiri bahu jalan dibawah pohon lama dan baru dirancang menggunakan semak dan penutup tanah berbunga. Penataan pada lanskap jalan tol ditujukan untuk fungsional dan estetika. Secara fungsional memiliki fungsi untuk memperbaiki iklim mikro, meredam suara, mengurangi silau akibat cahaya matahari dan sorot lampu. Sedangkan secara estetik adalah untuk memperindah lanskap jalan tol dan mengurangi kemonotonan. Namun perancangan di jalan tol tidak boleh terlalu ramai dengan jarak pergantian tanaman harus dijaga, agar tidak mengganggu konsentrasi pengemudi kendaraan.

Proses perancangan pada proyek ini dilakukan menggunakan cara manual dan komputer. Tahap perancangan dimulai dengan sketsa kasar pembagian ruang atau zonasi. Dilanjutkan dengan menggunakan komputer untuk memperhalus

(40)

gambar dan spesifikasi ukuran panjang jalan. Dalam pembuatan image artist impression digunakan operasi komputer. Software yang digunakan pada komputer adalah AutoCAD 2006 dan Adobe Photoshop CS3.

(1) conceptual landscape plan merupakan gambar yang menunjukan rencana penataan ruang pada tapak beserta semua elemennya dilihat dari tampak atas (denah). Konsep pembagian zonasi dari proyek ini adalah dibagi menjadi lima zona. Pada conceptual landscape plan Jalan Tol Bintaro Serpong Damai (BSD), Tangerang ini menggambarkan pembagian tapak menjadi lima zona yaitu Zona A, Zona B, Zona C, Zona D, dan Zona E (Gambar 41). Kelima zona ini ditentukan berdasarkan hasil analisis yang dilakukan.

Gambar 41 Pembagian lima zona (A, B, C, D, dan E) di Tol Bintaro Serpong Damai (BSD), Tangerang

(Sumber : PT. Envirospace Consultants Indonesia, 2010)

(2) feature image soft material sesuai dengan tujuan perancangan dari proyek ini yaitu penataan dan penanaman pohon pelindung dan beutifikasi semak dan penutup tanah pada tapak, maka penggunaan feature image soft material sebagai usulan pada tapak Jalan Tol Bintaro Serpong Damai (BSD), Tangerang menggunakan semua jenis tanaman yang memiliki fungsi dan indah. Tanaman yang dipilih adalah tanaman yang memiliki fungsi sebagai pengarah, pelindung dan memperindah kualitas visual tapak dengan bentuk tajuk yang menarik dan bunga yang cerah. Pada Gambar 42 terdapat image soft material pohon yang diusulkan untuk perancangan, dan pada Gambar 43 disajikan image soft material semak yang dapat digunakan pada desain penataan lanskap di Tol Bintaro Serpong Damai (BSD), Tangerang.

(41)

Gambar 42 Feature image pohon

(Sumber : PT. Envirospace Consultants Indonesia, 2010)

Gambar 43 Feature image semak

(Sumber : PT. Envirospace Consultants Indonesia, 2010)

(3) gambar artist impression pada lima zona yang dirancang, yaitu Zona A, Zona B, Zona C, Zona D dan Zona E.

(a) Zona A

Bauhinia purpurea Jacaranda acutifoli Erythrina crystagali Pinus merkusii

Samanea saman Peltophorum pterocarpum Lagerstomia speciosa Tabebuya rosea Bismarchia nobilis Roystonea regia

(42)

Zona A yang memiliki jarak jalan 3932.5 meter dirancang dengan penambahan penanaman pohon pinus. Pada Zona A tamanan yang digunakan yaitu Pinus merkusii dan tanaman Bougainvillea sp. Tanaman pinus dipilih karena pada tapak terdapat eksisting pohon pinus. Gambar artist impression pada zona ini terdapat pada Gambar 44.

Gambar 44 Zona A (a) Eksisting dan (b) Artist Impression di Tol Bintaro Serpong Damai (BSD), Tangerang

(Sumber : PT. Envirospace Consultants Indonesia, 2010) (Gambar dibuat oleh: Hanni Adriani)

Pohon pinus dan semak bougenvil ditanam secara masal sepanjang jalan pada Zona A. Penanaman dalam jumlah yang masal bertujuan untuk memberikan kesan seragam dan membentuk garis yang tegas dan berbeda dengan perbedaan ketinggian antara pohon dan semak yang ditata.

(b) Zona B

Zona B dirancang menggunakan pohon dengan warna bunga ungu sebagai unsur kontras warna setelah Zona A yang didominasi oleh pohon pinus. Pada Zona B tamanan yag digunakan adalah tanaman berbunga ungu yaitu Lagerstomia speciosa atau lebih dikenal dengan nama bungur dan semak Bougainvillea sp. yang ditanam dengan jarak lima meter. Gambar artist impression desain penataan lanskap pada zona ini terdapat pada Gambar 45. Semak Bougainvillea s. dalam rancangan diletakan pada bahu jalan dibawah pohon Lagerstomia speciosa dan juga diletakan di median jalan dengan penanaman secara teratur pada jarak lima meter.

(43)

Gambar 45 Zona B (a) Eksisting dan (b) Artist Impression di Tol Bintaro Serpong Damai (BSD), Tangerang

(Sumber : PT. Envirospace Consultants Indonesia, 2010) (Gambar dibuat oleh: Hanni Adriani)

(c) Zona C

Zona C dirancang menggunakan pohon berbunga ungu atau pink. Bauhinia purpurea digunakan sebagai tanaman yang mendominasi di kanan dan kiri bahu jalan zona ini. Kemudian semak yang digunakan adalah Bougainvillea sp. yang berbunga warna merah muda senada dengan warna bunga dari Bauhinia purpurea. Gambar artist impression desain penataan lanskap pada zona ini terdapat pada Gambar 46.

Gambar 46 Zona C (a) Eksisting dan (b) Artist Impression di Tol Bintaro Serpong Damai (BSD), Tangerang

(Sumber : PT. Envirospace Consultants Indonesia, 2010) (Gambar dibuat oleh: Hanni Adriani)

(a) (b)

(44)

(d) Zona D

Zona D memiliki jarak jalan yang paling pendek yaitu 494.5 meter, zona imi dirancang menggunakan pohon berbunga ungu. Pada Zona D tamanan yag digunakan adalah tanaman berbunga kuning yaitu tanaman berbunga ungu yaitu Lagerstomia speciosa atau lebih dikenal dengan nama bungur dengan semaknya adalah Bougainvillea sp. dan Canna sp. Gambar artist impression desain penataan lanskap pada zona ini terdapat pada Gambar 47.

Gambar 47 Zona D (a) Eksisting dan (b) Artist Impression di Tol Bintaro Serpong Damai (BSD), Tangerang

(Sumber : PT. Envirospace Consultants Indonesia, 2010) (Gambar dibuat oleh: Hanni Adriani)

(e) Zona E

Zona E yaitu gerbang pondok aren, dirancang menggunakan pohon dengan bunga berwarna kuning dan penataan di areal gerbang berupa ornamental pot dan tree lighting. Zona ini memiliki panjang lintasan 1234.3 meter.

Pada zona ini terdapat tiga alternatif penggunaan tanaman utama yang bisa digunakan untuk area gerbang, yaitu Burasus sp. dan Peltophorum pterocarpum. Dengan shrub yang digunakan adalah Bougainvillea sp. pada semua alternatif desain. Pada gambar artist impression terdapat dua situasi yaitu dayscape dan nightscape (Gambar 48).

Gambar

Gambar 26  Kondisi awal di Nursery Blooms and Greens Pte. Ltd., (a) Gerbang  utama (entrance), (b) area depan office, (c) area pembesaran dan  display tanaman
Gambar 27  Feature image  untuk Nursery Blooms and Greens Pte. Ltd.
Gambar 28  Baseline concept (a) development 001 dan (b) development 002 di  Nursery Blooms and Greens Pte
Gambar 29  Conceptual landscape plan Nursery Blooms and Greens Pte. Ltd.
+7

Referensi

Dokumen terkait

This study aims to find translation procedures from source language (English) to target language (Indonesian) used in translating the Eclipse novel which have

[r]

diterima, dengan demikian diperoleh kesimpulan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered

Memperhatikan ketentuan-ketentuan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana diubah terakhir dengan

Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan peneliti tentang pemahaman perawat tentang penerapanRJPdipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya yaitu umur, pendidikan,

Media booklet yang dibuat memiliki jenis huruf yang digunakan sama pada setiap lembar yaitu, Times New Roman, booklet juga memiliki spasi yang bervariasi antar baris

.ﻲﻋﺎﻤﺘﺟﻻا كﻮﻠﺴﻟا ، ﺔﻴﻨﻳﺪﻟا ﺔﻄﺸﻧﻷا : ﺔﻴﺴﻴﺋﺮﻟا تﺎﻤﻠﻜﻟا ﺔﻴﻣﻼﺳﻻا ﺔﻳﻮﻧﺎﺜﻟا ﺔﺳرﺪﳌا بﻼﻄﻟ ﻲﻋﺎﻤﺘﺟﻻا كﻮﻠﺴﻟا ﻰﻠﻋ ﺔﻴﻨﻳﺪﻟا ﺔﻄﺸﻧﻷا ﲑﺛ ﻦﻋ ﺚﺤﺒﻟا حﺮﺷ ﺔﻴﻣﻮﻜﳊا -

strategis, citra hasil hortikultura yang baik dan organisasi petani yang terstruktur. Dari sumber daya internal yang dimiliki oleh Desa Citapen, teridentifikasi lima