i
i
TEKNIK PEMIJAHAN DAN PENGELOLAAN TELUR UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei)
DI PT. SURI TANI PEMUKA (JAPFA) UNIT HATCHERY MAKASSAR
KABUPATEN BARRU
TUGAS AKHIR
Oleh:
ABDUL MALIK. S 1522010038
PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERIKANAN JURUSAN TEKNOLOGI BUDIDAYA PERIKANAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PANGKEP
2018
ii
ii
iii
iii
iv
iv
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tugas akhir ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naska ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Pangkep, Agustus 2018 Yang menyatakan,
Abdul Malik. S
v
v
KATA PENGANTAR
Upaya maksimal yang dilakukan oleh penulis tidak akan terwujud dengan baik tanpa diiringi dengan doa yang dikabulkan oleh Allah Subhana Wataala, untuk itu patutlah kiranya jika penulis memanjatkan puji dan syukur serta terima kasih yang tak terhingga kepadaNya dan kepada orang – orang yang turut mendukung penyelesaian laporan tugas akhir ini antara lain :
1. Terima kasih kepada kedua orang tua, saudara, dan keluarga yang telah memberikan doa dan dukungan, baik secara spiritual maupun meterial.
2. Ibu Dr. Ir. Hartinah, M.S dan Ir. Ratnasari, M.P selaku pembimbing yang telah memberikan arahan, bimbingan dan bantuan kepada penulis selama penyusunan tugas akhir berlangsung.
3. Bapak Ir. Rimal Hamal, M.P selaku Ketua Jurusan Budidaya Perikanan 4. Bapak Dr. Ir. H. Darmawan, M.P. selaku Direktur Politeknik Pertanian
Negeri Pangkep.
5. Teman - teman seperjuangan dilokasi PKPM serta rekan – rekan seperjuangan yang tidak dapat penulis sebut satu persatu.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata kesempurnaan dan masih banyak terdapat kekurangan sehingga diharapkan saran dan kritikan yang sifatnya membangun untuk menyempurnakan tugas akhir ini.
Pangkep, Agustus 2018
Penulis
vi
vi
DAFTAR ISI
Hal.
HALAMAN JUDUL ...
HALAMAN PENGESAHAN ...
HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI ...
HALAMAN PERNYATAAN ...
KATA PENGANTAR ...
DAFTAR ISI ...
DAFTAR TABEL ...
DAFTAR GAMBAR ...
DAFTAR LAMPIRAN ...
ABSTRAK ...
i ii iii iv v vi viii ix x xi BAB. 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...
1.2 Tujuan dan Kegunaan...
1 2 BAB. II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi Udang Vaname ...
2.2 Habitat dan Siklus Hidup Vaname...
2.3 Sistem Reproduksi Udang Vaname...
2.4 Pengelolaan dan Proses Pematangan Gonad Induk Udang Vaname ...
2.5 Pemijahan Induk Udang Vaname ...
2.6 Penanganan Telur ...
2.7 Kualitas Air ...
3
4
6
7
8
9
10
vii
vii BAB III.METODE PELAKSANAAN
3.1 Waktu dan Tempat ...
3.2 Alat dan Bahan ...
3.3 Metode Pengumpulan Data...
3.4 Metode Pelaksanaan ...
3.4.1 Persiapan Pemijahan ...
3.4.2 Penanganan Telur ...
3.5 Variabel yang Diamati ...
3.6 Analisis Data ...
3.6.1 Jumlah Telur yang Dihasilkan...
3.6.2 Derajat Penetasan ...
12 12 14 14 15 18 19 19 19 20 BAB.IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Jumlah Induk yang Kawin dan Memijah...
4.2 Jumlah Telur dan Daya Tetas atau Hatching rate ...
4.3 Perkembangan Telur ...
4.4 Kualitas Air Bak Pemijahan dan Penetasan Telur ...
21 23 25 28 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan ...
6.2 Saran ...
31 31 DAFTAR PUSTAKA ...
LAMPIRAN...
RIWAYAT HIDUP ...
32
35
39
viii
viii DAFTAR TABEL
Hal.
Tabel 3.1. Alat yang akan digunakan untuk Pemijahan dan Penanganan Telur Udang Vaname ...
Tabel 3.2. Bahan yang akan digunakan untuk Pemijahan dan
Penanganan Telur Udang Vaname...
Tabel 4.1. Jumlah Induk yang Kawin dan Memijah...
Tabel 4.2. Fekuditas dan Daya Tetas...
Tabel 4.3. Perkembangan Telur Udang Vaname ...
Tabel 4.4. Kisaran Kualitas Air pada Bak Pemijahan dan Penetasan Telur ...
12
14
23
26
25
28
ix
ix
DAFTAR GAMBAR
Hal.
Gambar 2.1. Morfologi Udang Vaname ...
Gambar 2.2 Siklus Hidup Udang Vaname ...
Gambar 2.3. Struktur Reproduksi Eksternal Udang Vaname...
Gambar 2.4. Proses Pemijahan Induk Udang Vaname ...
Gambar 4.1. Induk yang Telah Kawin ...
4
6
6
9
23
x
x
DAFTAR LAMPIRAN
Hal.
Lampiran 1. Waktu dan Dosis Pemberian Pakan Induk Udang
Vaname...
Lampiran 2. Hasil Pengukuran Kualitas Air Bak Pemijahan...
Lampiran 3. Hasil Pengukuran Kualitas Air Penetasan Telur ...
36
37
38
xi
xi ABSTRAK
Abdul Malik S. 1522010038. Teknik Pemijahan dan Pengelolaan Telur Udang Vaname (Litopenaeus Vannamei) di PT. Suri Tani Pemuka (JAPFA) Unit Hatchery Makassar Kabupaten Barru. Dibimbing oleh Hartinah dan Ratnasari.
Secara kuantitas produksi benih dari hatchery belum dapat memenuhi kebutuhan budidaya di tambak. Ada beberapa kendala yang menyebabkan rendahnya produksi benih yang berkualitas baik, Salah satu kendala adalah pemijahan dan penanganan telur yang kurang baik karena keterbatasan pengalaman dan keterampilan dalam menerapkan teknologi yang tepat.
Tujuan penulisan tugas akhir ini adalah untuk memperkuat penguasaan teknik penanganan telur udang vaname (Litopenaeus vannamei) di PT. Suri Tani Pemuka (JAPFA) Unit Hatchery Makasaar Kabupaten Barru. Manfaat penulisan tugas akhir ini adalah untuk memperluas wawasan dan kompetensi keahlian mahasiswa dalam berkarya di masyarakat kelak khususnya mengenai teknik penanganan telur udang vaname.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah observasi dan partisipasi aktif untuk mengumpulkan data primer dan data sekunder pada Tanggal 5 Februari sampai 5 Mei 2018. Jenis variabel yang diamati, jumlah induk yang kawin dan memijah, jumlah telur yang dihasilkan, jumlah telur yang menetas, perkembangan telur dan embrio, dan kualitas air bak pemijahan dan penetasan telur .
Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa jumlah induk TKG 3 (76 ekor) banyak , namun jumlah induk yang kawin dan memijah (35 ekor) lebih sedikit, hal ini diduga disebabkan kualitas induk jantan yang kurang agresif sebagai efek dari pemberian pakan yang kurang. Satu ekor induk menghasilkan 238.267 butir. Dengan rata–rata daya tetas (HR) yaitu 89%. Ternyata padat tebar telur berpengaruh terhadap penetasan telur, karena pada padat tebar (10.642.000 butir) diperoleh daya tetas (HR) yaitu 89% lebih rendah dari padat tebar telur (9.651.000 butir) yaitu 92%. Telur yang dihasilkan membutuhkan waktu penetasan dari telur menjadi naupli yaitu 12 jam 30 menit. Kisaran kualitas air bak pemijahan dan bak penetasan masih dalam kisaran yang optimal.
Kata kunci: udang vaname, pemijahan, penetasan telur.
xii
xii ABSTRACT
Abdul Malik S. 1522010038. Spawning Techniques and Management of Vaname Shrimp Eggs (Litopenaeus Vannamei) at PT. Suri Tani Pemuka (JAPFA) Makssar Hatchery Unit, Barru Regency. Guided by Hartina and Ratnasari.
Quantitatively, fry production from hatchery has not been able to meet the needs of aquaculture in ponds. There are several problems that cause low quality fry production, one of the problem is spawning and poor handling of eggs due to limited experience and skills in applying the right technology.
The purpose of this Final Project writing is to strengthen the mastery of vaname shrimp egg (Litopenaeus vannamei) handling techniques at PT. Suri Tani Pemuka (JAPFA) Makasaar Hatchery Unit, Barru Regency. The benefit of writing this Final Project is to broaden the students' knowledge and competence in working in the community in particular regarding the handling techniques of spawning and vaname shrimp’s eggs.
Data collection method used in this final project is observation and active participation to collect primary data and secondary data, from 5 February to 5 May 2018. The types of variables observed, the number of female and male that mate and spawn, the number of eggs produced, the number of eggs hatching, egg and embryo development, spawning and hatching eggs water quality.
Based on the observation, it is known that the total number of female in TKG 3 (76 individu) is more, but the number of female that mate (35 individu) and spawn (35 individu) is less, this is thought to be due the less aggressive of the male as an effect of poor food quality. One famale produced eggs are 238,267, with an average hatchability (HR) of 89%. It turned out that egg stocking density had an effect on egg hatching, because in stocking eggs density (10,642,000 ) hatching rate (HR) was obtained which was 89% lower than egg stocking density (9,651,000 ) which was 92%. The eggs produced require hatching time from eggs to naupli which is 12 hours 30 minutes. The range of water quality of spawning and hatching tanks are still in the optimal range.
Keywords: vaname shrimp, spawning, hatching eggs.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Udang vaname merupakan salah satu jenis udang yang ramai dibudidayakan di Indonesia. Udang vaname masuk ke Indonesia pada tahun 2001 dan pada bulan Mei 2002 pemerintah Indonesia memberikan izin kepada perusahaan swasta untuk mengimpor induk udang vaname sebanyak 2.000 ekor.
Induk dan benur tersebut kemudian dikembangkan oleh hatchery pemula. Dengan adanya pembenihan udang vaname, baik dalam bentuk skala kecil atau skala mini hatchery telah membantu pemerintah dalam penyediaan benur bermutu bagi
pembudidaya udang vannamei. Sehingga target pemerintah meningkatkan produksi udang dalam negeri dapat tercapai (Lestari, 2009).
Udang vaname memiliki banyak keunggulan seperti relatif tahan penyakit, produktivitas tinggi, waktu pemeliharaan relatif singkat, tingkat kelangsungan hidup (survival rate) selama masa pemeliharaan tinggi dan permintaan pasar terus meningkat. Proses budidaya udang meliputi tahap pembenihan dan pembesaran.
Salah satu indikator keberhasilan pembenihan udang vaname adalah ketersediaan benur yang berkualitas dan berkesinambungan (Hendrajat et al, 2007).
Ada beberapa kendala yang menyebabkan rendahnya produksi benih yang
berkualitas baik. Secara kuantitas produksi benih dari hatchery belum dapat
memenuhi kebutuhan budidaya ditambak. Salah satu kendalanya adalah
pemijahan dan penanganan telur yang kurang baik karena keterbatasan
pengalaman dan teknologi yang dapat menjamin benih yang dihasilkan akan
berkualitas baik.
2
1.2 Tujuan dan Manfaat
Tujuan penulisan tugas akhir ini adalah untuk memperkuat penguasaan teknik pemijahan dan penanganan telur udang vaname (Litopenaeus vannamei) di PT. Suri Tani Pemuka (JAPFA) Unit Hatchery Makasaar Kabupaten Barru.
Manfaat penulisan tugas akhir ini adalah untuk memperluas wawasan dan
kompetensi keahlian mahasiswa dalam berkarya di masyarakat kelak khususnya
mengenai teknik pemijahan dan penanganan telur udang vaname (Litopenaeus
vannamei).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi dan Morfologi Udang Vaname
Menurut Haliman dan Dian (2006), klasifikasi udang vaname (Litopenaeus vannamei) adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Sub kingdom : Metazoa
Filum : Arthropoda
Subfilum : Crustacea Kelas : Malacostraca Subkelas : Eumalacostraca Superordo : Eucarida
Ordo : Decapoda
Subordo : Dendrobrachiata Familia : Penaeidae Sub genus : Litopenaeus
Spesies : Litopenaeus vannamei
Haliman dan Adijaya (2004), menjelaskan bahwa udang putih memiliki tubuh berbuku-buku dan aktivitas berganti kulit luar (eksoskeleton) secara periodik (moulting). Bagian tubuh udang putih sudah mengalami modifikasi sehingga dapat digunakan untuk keperluan makan, bergerak, dan membenamkan diri ke dalam lumpur (burrowing), dan memiliki organ sensor, seperti pada antenna dan antenula.
Kordi (2007), juga menjelaskan bahwa kepala udang putih terdiri dari antena,
antenula, dan 3 pasang maxilliped. Kepala udang putih juga dilengkapi dengan 3
pasang maxilliped dan 5 pasang kaki jalan (periopoda). Maxilliped sudah mengalami
4
modifikasi dan berfungsi sebagai organ untuk makan. Pada ujung peripoda beruas- ruas yang berbentuk capit (dactylus). Dactylus ada pada kaki ke-1, ke-2, dan ke-3.
Abdomen terdiri dari 6 ruas, terdapat 5 pasang (pleopoda) kaki renang dan sepasang uropods (ekor) yang membentuk kipas bersama-sama telson (ekor) (Suyanto dan Mujiman, 2003).
Bentuk rostrum udang putih memanjang, langsing, dan pangkalnya hampir berbentuk segitiga. Uropoda berwarna merah kecoklatan dengan ujungnya kuning kemerah-merahan atau sedikit kebiruan, kulit tipis transparan. Warna tubuhnya putih kekuningan terdapat bintik-bintik coklat dan hijau pada ekor (Wyban dan Sweeney, 1991). Udang betina dewasa tekstur punggungnya keras, ekor (telson) dan ekor kipas (uropoda) berwarna kebiru-biruan, sedangkan pada udang jantan dewasa memiliki petasma yang simetris. Spesies ini dapat tumbuh mencapai panjang tubuh 23 cm
(Wyban dan Sweeney, 1991). Morfologi udang vaname dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1. Morfologi Udang Vaname (Haliman dan Adijaya 2005) 2.2 Habitat dan Siklus Hidup Udang Vaname
Udang vaname adalah jenis udang laut yang habitat aslinya di daerah dasar
dengan kedalaman 72 meter. Udang vaname dapat ditemukan di perairan atau
lautan Pasifik mulai dari Mexico, Amerika Tengah dan Selatan. Habitat udang
5
vaname berbeda-beda tergantung dari jenis dan persyaratan hidup dari tingkatan- tingkatan dalam daur hidupnya. Umumnya udang vaname bersifat bentik dan hidup pada permukaan dasar laut. Adapun habitat yang disukai oleh udang vaname adalah dasar laut berlumpur dan berpasir (Haliman dan Adijaya, 2006).
Menurut Haliman dan Adijaya (2006), bahwa induk udang vaname ditemukan di perairan lepas pantai dengan kedalaman berkisar antara 70-72 meter (235 kaki). Udang ini menyukai daerah yang dasar perairannya berlumpur. Sifat hidup dari udang vaname adalah katadramos atau dua lingkungan, dimana udang dewasa akan memijah di laut terbuka. Setelah menetas, larva dan yuwana udang vaname akan bermigrasi kedaerah pesisir pantai atau mangrove yang biasa disebut daerah estuarine tempat nurseri groundnya, dan setelah dewasa akan bermigrasi kembali ke laut untuk melakukan kegiatan pemijahan seperti pematangan gonad (maturasi) dan perkawinan (Wyban dan Sweeney, 1991).
Menurut Haliman dan Adijaya (2006), perkembangan Siklus hidup udang vaname adalah dari pembuahan telur berkembang menjadi naupli, mysis, post larva, juvenil, dan terakhir berkembang menjadi udang dewasa. Udang dewasa 9
memijah secara seksual di air laut dalam. Masuk ke stadia larva dari stadia naupli sampai pada stadia juvenil berpindah ke perairan yang lebih dangkal dimana terdapat banyak vegetasi yang dapat berfungsi sebagai tempat pemeliharaan.
Setelah mencapai remaja, mereka kembali ke laut lepas menjadi dewasa dan
siklus hidup berlanjut kembali. Habitat dan siklus hidup udang vannamei dapat
dilihat pada Gambar 2.2.
6
Gambar 2.2 Siklus Hidup Udang Vaname (Wyban and Sweeney, 1991)
2.3 Sistem Reproduksi Udang Vaname
Organ reproduksi udang vaname betina terdiri dari sepasang ovarium, oviduk, lubang genital, dan telikum. Oogonia diproduksi secara mitosis dari epitelium germinal selama kehidupan reproduktif dari udang betina. Oogonia mengalami meiosis, berdiferensiasi menjadi oosit, dan dikelilingi oleh sel-sel folikel. Oosit yang dihasilkan akan menyerap material kuning telur (yolk) dari darah induk melalui sel-sel folikel (Wyban et al 1991). Struktur reproduksi eksternal udang vaname dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 2.3. Struktur Reproduksi Eksternal Udang vaname (Wyban et al, 1991) Keterangan: A.
Petasma jantan, B. Satu dari sepasang appendix masculine C. Satu dari sepasang terminal ampoule, D.Telikum terbuka