• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Perencanaan Tenaga Kerja dalam Pembangunan Ketenagakerjaan Pentingnya Perencanaan Tenaga Kerja

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Peran Perencanaan Tenaga Kerja dalam Pembangunan Ketenagakerjaan Pentingnya Perencanaan Tenaga Kerja"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia. Peran Perencanaan Tenaga Kerja dalam Pembangunan Ketenagakerjaan. “Pentingnya Perencanaan Tenaga Kerja” Yogyakarta, Agustus 2019. ASISTEN DEPUTI KETENAGAKERJAAN.

(2) 1. Perkembangan Perekonomian Indonesia Tahun 2019 Ditengah ketidakpastian global, pertumbuhan ekonomi Indonesia menunjukkan tren meningkat dengan kualitas yang semakin membaik, dilihat dari inflasi yang rendah serta menurunnya tingkat kemiskinan, pengangguran dan rasio gini PERTUMBUHAN EKONOMI. INDIKATOR SOSIAL. Pertumbuhan Ekonomi (%YoY) 5,15 4,83. 4,74 4,78. 5,21 4,94. 4.88 Q1. Q2. Q3. 2015. 5,03. 5,06 4,94 5,01 5,01. 5.03 Q4. Q1. Q2. Q3. 5,19. 11,22. 5,06. 5,27. 5.07 Q4. Q1. Q2. 2016. 5,17 5,18. 5,07. 9,66. Mar'13 Sep'13 Mar'14 Sep'14 Mar'15 Sep'15 Mar'16 Sep'16 Mar'17 Sep'17 Mar'18 Sep'18. 5.17. Q3. Q4. Q1. Q2. 2017. Q3. 2018. 0,408. Q4. Rasio Gini. Q1 2019. 0,384. PDB Menurut Pengeluaran (%YoY) 5,26 5,17. 15,27 8,71. Mar-13Sep-13 Mar-14Sep-14 Mar-15Sep-15 Mar-16Sep-16 Mar-17Sep-17 Mar'18 Sep-18. 15,17 5,26 8,23. 5,87 5,01. 7,70. Tingkat Pengangguran 5,81. -1,81 Konsumsi Rumah Tangga Sumber: BPS. Konsumsi LNPRT. Tingkat Kemiskinan. Konsumsi Pemerintah. Tw II-2018. PMTB. 5,01. -6,73. Ekspor Barang dan Impor Barang dan Jasa Jasa. Tw II-2019. Pertumbuhan yang stabil ini didorong oleh pembangunan infrastruktur selama 4 tahun terakhir, kedepan Pemerintah akan fokus pada pembangunan SDM dan melakukan transformasi ekonomi. 2.

(3) 2. Transformasi Ekonomi Indonesia Ke Depan Pembangunan 5 pilar utama secara kronologis sebagai landasan transformasi ekonomi menuju Indonesia maju 2024.. OPTIMALISASI PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR. KEBIJAKAN PEMERATAAN EKONOMI. PENINGKATAN KEMANDIRIAN MODAL DOMESTIK. EFISIENSI PASAR TENAGA KERJA & PENINGKATAN KUALITAS SDM. KONFIGURASI INVESTASI NON INFRASTRUKTUR. Kelima pilar yang dibangun akan saling berkaitan untuk membentuk fondasi pembangunan ekonomi dengan pertumbuhan yang lebih tinggi dan berkelanjutan.. Peningkatan kualitas SDM menjadi salah satu agenda Pemerintah kedepan untuk meningkatkan produktivitas melalui kebijakan pengembangan pendidikan dan pelatihan vokasi yang akan menjadi motor pertumbuhan ekonomi Indonesia kedepan. 3.

(4) 3. Kondisi Ketenagakerjaan di Indonesia. Kondisi Ketenagakerjaan di Indonesia A. RENDAHNYA TINGKAT PENDIDIKAN DAN KOMPETENSI TENAGA KERJA. B. TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA INDONESIA PER 2019 SEBESAR 5,01 % SMA. SMP SMA. 18,06%. SMP. SD. Tingkat pendidikan TK 10,91% Indonesia 12,1%. 21%. SMK Diploma/ Sarjana. 68% tenaga Kerja masih didominasi oleh low-skilled worker (pendidikan dibawah SMP) dan rentan terhadap otomatisasi. SD. Terdapat lebih dari 50% mismatch tenaga kerja baik secara vertikal maupun horizontal. D. KELEBIHAN /KUKURANGAN PASOKAN TENAGA KERJA DI SEKTOR TERTENTU. 18%. 17,83% 41,01%. 28%. C. KETIDAKCOCOKAN JABATAN DAN PENDIDIKAN. Pengangguran 27% di Indonesia 11%. SMK. Diploma/ Sarjana. Tingkat pendidikan pengangguran di Indonesia. Terdapat beberapa sektor yang oversupply dan beberapa sektor yang undersuppy.. E. PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA INDONESIA RENDAH Dengan tingkat upah yang lebih mahal, tenaga kerja Indonesia memiliki produktivitas yang lebih rendah dibanding tenaga kerja Vietnam. Tantangan Ketenagakerjaan di Indonesia. BONUS DEMOGRAFI Pada 2020-2030 Indonesia akan mengalami bonus demografi dengan penduduk usia produktif mencapai 70%. Sumber: Badan Pusat Statistik 2018, diolah. REVOLUSI INDUSTRI 4.0 Adanya Revolusi Industri 4.0 akan merubah kebutuhan kompetensi yang dibutuhkan. 4.

(5) 4. Tren Pengembangan Ketenagakerjaan. Disrupsi Teknologi: • Mobile Technology • Computing Powers • Artificial Intelligence • Cloud Computing. Meningkatnya kesadaran akan Longlife Learning. Investasi pada sumberdaya manusia berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi. Negara yang berhasil memanfaatkan lebih dari 70% dari SDM telah menjadi negara maju Contoh: USA, Norwegia, Finlandia. Negara yang hanya memanfaatkan kurang dari 50% dari SDM adalah low-income country Contoh: Yaman, Maroko, Pakistan. Sumber: 2017 Global Human Capital Index, World Economic Forum. Terdapat Empat Tren Yang Memengaruhi Pengembangan Tenaga Kerja Suatu Negara. Meningkatnya penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari. Penggunaan analisis data untuk penilaian kinerja. Meningkatkan Partisipasi Angkatan Kerja Perempuan. Berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi di beberapa negara. 5%. 9%. 27%. di US. di Jepang. di India. Sumber: International Monetary Fund. 5.

(6) 5. Overview Perencanaan Ketenagakerjaan (Manpower Planning) Peran tenaga kerja dalam perekonomian sangat penting baik itu di sisi supply maupun demand. Optimalisasi penggunaan capital dan tenaga kerja mendorong pertumbuhan ekonomi. Hal ini lah yang mendasari perlunya Perencanaan Tenaga Kerja (Manpower Planning). Sumber Daya Manusia/Tenaga Kerja dalam Perekonomian. Sumber Daya Manusia (Tenaga Kerja). Labour. Capital. Untuk mempertahankan tingkat pertumbuhan ekonomi yang baik, perlu keseimbangan porsi antara capital dan tenaga kerja. Pertumbuhan ekonomi tidak akan maksimal apabila perbandingan tenaga kerja lebih kecil dibanding capital.. Demand SDM/Tenaga Kerja memanfaatkan barang dan jasa hasil produksi untuk peningkatan kualitas hidup. Supply SDM/Tenaga Kerja menjadi salah satu faktor input produksi barang dan jasa. Sumber: Macro Level Manpower Planning In India Economics Essay. (November 2013). Faktor Yang Mempengaruhi Perencanaan Tenaga Kerja. Perencanaan Tenaga Kerja. Optimalisasi tenaga kerja merupakan unsur penting dalam meningkatkan perekonomian. Oleh sebab itu perlu adanya Perencanaan Tenaga Kerja (Manpower Planning). Perencanaan Tenaga Kerja dipengaruhi oleh beberapa factor yaitu :. 1. Situasi Ketenagakerjaan dan Pengangguran. 2. Perubahan Teknologi. 3. Perubahan Organisasi. 4. Perubahan Demografis. 5. Kurangnya Keterampilan. 6. Legislasi Pemerintah. 7. Lead Time. 6.

(7) 6. Aspek Penting Dalam Perencanaan Tenaga Kerja Dalam melakukan perencanaan tenaga kerja, perlu memperhatikan beberapa aspek yang memengaruhi proses perencanaan tenaga kerja :. Kependudukan • Perlunya kontrol jumlah penduduk melalui program KB agar jumlah populasi tidak tumbuh lebih cepat dari pertumbuhan lapangan pekerjaan. • Apabila pertumbuhan penduduk lebih tinggi dari kemampuan perekonomian menyediakan lapangan pekerjaan baru, hal ini akan menyebabkan tingginya tingkat pengangguran.. Pendidikan • Penyediaan fasilitas dan pendidikan dasar gratis • Meningkatkan akses dan kualitas pendidikan di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar). • Meningkatkan fasilitas dan akses pendidikan bagi penyandang cacat • Memperkuat Pendidikan vokasi • Memperkuat Sistem Pendidikan Tinggi. Sumber: Macro Level Manpower Planning In India Economics Essay. (November 2013). Kesehatan • Kesehatan merupakan faktor penting yang memengaruhi tingkat produktivitas tenaga kerja • Oleh sebab itu, penting untuk meningkatkan fasilitas dan akses masyarakat terhadap kesehatan terutama di daerah 3T. Perumahan • Pembangunan infrastruktur di desa untuk meningkatkan integrasi rural-urban dan membantu penduduk desa keluar dari kemiskinan. • Penyediaan fasilitas perumahan untuk masyarakat miskin • Pemerataan penyediaan rumah di berbagai daerah • Pembangunan infrastruktur lain untuk mempermudah akses dari perumahan ke kantor.. 7.

(8) 7. Pendekatan Dalam Perencanaan Tenaga Kerja Pendekatan dalam perencanaan tenaga kerja di level makro yaitu: i) Manpower Requirements Approach (MRA), ii) Rate of Return Approach/Cost Benefit Analysis, dan iii) The Social Demand Approach. 2. 1 Manpower Requirements Approach (MRA) • Digunakan oleh Organization for Economic Cooperation and Development’s (OECD) untuk program Mediterranean Regional Project (MRP) • Pendekatan dilakukan dengan cara forecasting tenaga kerja dengan 3 langkah utama yaitu: 1. Proyeksi demand tenaga kerja terdidik 2. Proyeksi supply tenaga kerja terdidik. Rate of Return Approach / Cost Benefit Analysis. 3 The Social Demand Approach. • Pendekatan ini menghitung selisih antara pendapatan yang diterima dari tingkat pendidikan tertentu dibandingkan dengan pendapatan pada tingkat pendidikan lainnya.. • Pendekatan ini melihat pendidikan sebagai sebuah jasa dengan permintaan yang tinggi, sehingga pemerintah harus mampu memfasilitasi permintaan tersebut tanpa batasan bagi setiap warga negara.. • Apabila dalam suatu program pendidikan tertentu menunjukkan present value dari net return bernilai positif, maka program pendidikan tersebut dapat dijalankan, begitu juga sebaliknya.. • Perkiraan permintaan pendidikan dilihat dari tren sebelumnya kemudian diproyeksikan dengan dinamika demografi.. 3. Menyeimbangkan supply dan demand tenaga kerja. Kritik • Pendekatan MRA mengasumsikan elastisitas permintaan dari tenaga kerja substitusi adalah 0. • Misalnya jika terdapat perubahan tenaga kerja dari lulusan SMK ke lulusan Sarjana maka diasumsikan permintaan terhadap tenaga kerja tidak akan berubah. Hipotesa ini dinilai tidak mungkin terjadi.. Sumber: Macro Level Manpower Planning In India Economics Essay. (November 2013). Kritik • Mengasumsikan upah adalah sesuai dengan marginal productivity of labor dan peningkatanya sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan. • Tidak dijelaskan kualitas pendidikan saat ini, padahal untuk melihat seberapa besar pendidikan berdampak pada tingkat upah yang diterima memerlukan waktu yang lama.. Kritik • Pendekatan ini menilai bahwa perbaikan pada pendidikan akan memperbaiki perekonomian, tapi pendekatan ini tidak mempertimbangkan dampaknya pada peningkatan biaya pendidikan. • Keputusan untuk memilih preferensi pendidikan (diluar peraturan wajib belajar) merupakan keputusan individu dengan pertimbangan nilai ekonomi saat ini dan manfaat pendidikan di masa depan. • Karena di dorong oleh preferensi individu, sering terjadi kesulitan untuk menemukan keseimbangan dengan kebutuhan industri yang sesungguhnya.. 8.

(9) 8. Isu Perencanaan Tenaga Kerja Terdapat beberapa isu utama dalam perencanaan tenaga kerja, yaitu:. Ledakan Penduduk. Ledakan penduduk atau yang sering kita sebut bonus demografi berdampak pada tingginya jumlah tenaga kerja.. Pentingnya Peran Pemerintah. Peran pemerintah masih dibutuhkan dalam menyeimbangkan supply dan demand tenaga kerja.. Sumber: Macro Level Manpower Planning In India Economics Essay. (November 2013). Pergeseran Kebutuhan Skill. Restrukturisasi Industri. Saat ini terjadi pergeseran kebutuhan skill mengikuti perkembangan teknologi. Digitalisasi dan Revolusi Industri 4.0 mengakibatkan perubahan struktur dan mekanisme kerja industri. Hal ini berpotensi menghilangkan beberapa pekerjaan. 9.

(10) 9. Strategi Implementasi Perencanaan Tenaga Kerja Terdapat beberapa indikator yang membuat perencanaan tenaga kerja dapat diimplementasikan dengan baik Kebijakan Pelaksanaan Perencanaan Tenaga Kerja. Perlunya otoritas pelaksana perencanaan tenaga kerja baik dalam level nasional maupun daerah. Ketersediaan Data. Keterlibatan Private Sector. Perlunya input informasi/data tenaga kerja yang akurat dan berkecukupan. Pentingnya keterlibatan private sector dalam perencanaan tenaga kerja sebagai end-user dari tenaga kerja itu sendiri. Flexibilitas Pendidikan dan Pelatihan. Koordinasi Pemerintah Pusat dan Daerah. Perlunya flexibilitas pendidikan dan pelatihan keterampilan guna mengikuti perkembangan di industri yang cepat. Perlunya koordinasi yang kuat antar K/L, dan pemerintah daerah dalam perencanaan tenaga kerja. Sumber: Macro Level Manpower Planning In India Economics Essay. (November 2013). Analisis Pasar Kerja yang Relevan. Mengidentifikasi kebutuhan industri sesuai dengan sektor unggulan yang mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi.. 10.

(11) 10 . Kebijakan Pengembangan Vokasi Untuk menyiapkan kebutuhan kompetensi SDM di era industri 4.0 dan ekonomi digital, ditetapkan strategi perbaikan pendidikan dan pelatihan vokasi yang difokuskan melalui 3 Lembaga Vokasi, terutama untuk mendukung sektor prioritas Pemerintah.. Fokus:. 3 Lembaga Vokasi : Kebutuhan SDM di Era Industri 4.0 & Ekonomi Digital. Meningkatkan Kualitas SDM melalui Pendidikan & Pelatihan Vokasi. • SMK dikordinasikan Kemdikbud • Politeknik dikordinasikan Kemenristekdikti • BLK/Lembaga Kursus dikordinasikan Kemnaker & Kemdikbud.  Sektor Prioritas: Manufaktur; Agribisnis; Kesehatan; Pariwisata; Ekonomi Digital & Pekerja Migran.  Sektor yang rentan terhadap otomatisasi  10 Provinsi Prioritas : Sumut,Riau,Kepri,Banten,Jabar,Jateng, Kaltim,Jatim,Sulsel,Bali. Perbaikan Bisnis Proses: Pendidikan dan Pelatihan Vokasi. Strategi Perbaikan Bisnis Proses Pendidikan dan Pelatihan Vokasi :. 1. 2. 3. MEREFORMASI LEMBAGA PENDIDIKAN & PELATIHAN VOKASI. AKREDITASI LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN VOKASI. STANDAR KOMPETENSI DAN SERTIFIKASI.  Menyusun Kurikulum bersama industri.  Menyusun dan menetapkan standar akreditasi lembaga vokasi.  Menyusun standar kompetensi yang sesuai dengan pekerjaan/jabatan. 4 MEMBAKUKAN MODEL KERJASAMA SARANA & PRASARANA DENGAN INDUSTRI. 5 MENINGKATKAN KOORDINASI.  Menetapkan model kerjasama  Membentuk komite vokasi di dan mengoptimalkan pusat dan daerah keterlibatan industri  ToT Guru/Dosen  Menyusun informasi pasar  ToT Instruktur Pemagangan kerja (online job platform)  Mereview akreditasi lembaga  Memasifkan sertifikasi  Insentif pajak bagi Industri vokasi agar sesuai dengan kompetensi pada berbagai  Menyusun Skema Pendanaan standar yang ditetapkan pekerjaan/jabatan yang sustainable Keterlibatan industri sangat penting dalam perbaikan vokasi, Pemerintah memberikan insentif bagi industri yang terlibat dalam mengembangkan vokasi, dalam bentuk Super Tax Deduction sebesar 200%, telah diterbitkannya PP 45/2019 tentang Perubahan Atas PP 94/2010 tentang Penghitungan Penghasilan Kena Pajak Dan Pelunasan Pajak Penghasiilan dalam Tahun Berjalan. Sumber : Roadmap Kebijakan Pendidikan dan Pelatihan Vokasi di Indonesia 2019-2025. 11.

(12) 11. Industri dan Sektor Unggulan pada 10 Provinsi Prioritas (vokasi) Dari 10 provinsi yang diprioritaskan, dipilih industri unggulan dengan melihat ketersediaan lembaga vokasi yang mengajarkan program keahlian sesuai dengan industri unggulan SUMATERA UTARA. KEPULAUAN RIAU. Industri Unggulan Prioritas. • Makanan • Karet dan Plastik • Logam Dasar dan Kendaraan. Industri Unggulan Prioritas. Program Keahlian Prioritas. • Teknik Mesin • Teknik Instrumentasi Industri • Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian. Program Keahlian Prioritas. KALIMANTAN TIMUR. SULAWESI SELATAN. • Logam Dasar • Komputer & Barang Elektronik • Peralatan Listrik. Industri Unggulan Prioritas. • Makanan • Barang galian bukan logam. Industri Unggulan Prioritas. • Makanan • Tekstil & Kulit. • Teknik Mesin • Teknik Industri • Teknik Elektronika. Program Keahlian Prioritas. • Teknik Geomatika dan Geospasial • Geologi Pertambangan • Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian. Program Keahlian Prioritas. • • • •. Teknik Mesin Teknik Instrumentasi Industri Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian Desain dan Produk Kreatif Kriya. RIAU Industri Unggulan Prioritas. • Makanan • Karet & Plastik • Batu Bara & Migas. Program Keahlian Prioritas. • • • •. Teknik Perminyakan Teknik Geologi Pertambangan Teknik Instrumentasi Industri Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian. BANTEN Industri Unggulan Prioritas. • Tekstil & Kulit • Makanan. Program Keahlian Prioritas. • • • •. Teknik Mesin Teknik Instrumentasi Industri Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian Desain dan Produk Kreatif Kriya. JAWA BARAT. JAWA TENGAH. JAWA TIMUR. BALI. Industri Unggulan Prioritas. • Makanan • Kimia & Farmasi. Industri Unggulan Prioritas. • Tekstil & Kulit • Makanan. Industri Unggulan Prioritas. • Tekstil & Kulit • Makanan. Industri Unggulan Prioritas. • Makanan. Program Keahlian Prioritas. • • • •. Program Keahlian Prioritas. • • • •. Program Keahlian Prioritas. • • • •. Program Keahlian Prioritas. • Teknik Instrumentasi Industri • Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian • Tata Boga. Teknik Mesin Teknik Kimia Teknik Industri Farmasi. Teknik Mesin Teknik Instrumentasi Industri Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian Desain dan Produk Kreatif Kriya. Teknik Mesin Teknik Instrumentasi Industri Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian Desain dan Produk Kreatif Kriya. 12.

(13) 12. Insentif Fiskal untuk Mendorong Vokasi Untuk mendorong peran industri lebih besar dalam kegiatan pendidikan dan pelatihan vokasi di Indonesia, Pemerintah melakukan revisi terhadap PP 94/2010 menjadi PP 45/2019*.. INSENTIF FISKAL UNTUK MENDORONG DAYA SAING SUPER DEDUCTION 200% UNTUK VOKASI KONSTRUKSI PENGATURAN. Bentuk Insentif. RPMK Fasilitas Super Deduction Praktik Kerja, Pemagangan, Pembelajaran (Vokasi) Mengatur tentang :. Mengatur: - Jenis Fasilitas - Amanah Pengaturan lebih lanjut dengan PMK. WP badan dalam negeri yang melakukan kegiatan pembinaan dan pengembangan SDM yang berbasis kompetensi tertentu.. Batasan besaran pengurangan penghasilan bruto. Cakupan lembaga pendidikan dan peserta kegiatan vokasi Jenis biaya yang dapat diberikan insentif. tax. PP 45/2019 perubahan PP 94/2010. Subjek Penerima & jenis kegiatan. • 100% biaya riil kegiatan vokasi; dan • tambahan 100% dari biaya riil, sepanjang tidak menyebabkan rugi fiskal.. Jenis kompetensi yang mendapat insentif Tata cara pengajuan insentif Tata cara pelaporan insentif. Prosedur WP wajib melakukan perjanjian kerjasama dengan lembaga vokasi dan prosedur dilakukan melalui sistem OSS. *PP 45/2019 tentang Perubahan Atas PP 94/2010 tentang Penghitungan Penghasilan Kena Pajak Dan Pelunasan Pajak Penghasiilan dalam Tahun Berjalan. 13.

(14) 13. Komite Vokasi Untuk meningkatkan koordinasi dan sinergi pengembangan kebijakan pendidikan dan pelatihan vokasi yang selama ini tersebar di berbagai K/L dan terkesan berjalan sendiri-sendiri, maka perlu dibentuk Komite Vokasi Nasional. Komite Pengarah Menteri PPN/ Kepala Bappenas. Menko Perekonomian. Menko PMK. Komite vokasi perlu diberikan kewenangan penuh untuk menyusun dan menetapkan setiap kebijakan terkait vokasi, diantaranya:. Anggota* Mendikbud. Menristekdikti. Menag. Menaker. Menperin. KADIN/ APINDO. Kemenko Perekonomian Kemenko PMK Kementerian PPN/ Bappenas. Menetapkan roadmap, strategi, dan kebijakan terkait vokasi, termasuk penetapan kriteria sarana dan prasarana minimal pada tiap kompetensi Menetapkan kurikulum, kebutuhan tenaga pendidik, dan standar kompetensi, serta menyempurnakan kelembagaan dan akreditasi lembaga vokasi.. Komite Pelaksana • • •. Agar komite vokasi dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan, maka perlu dibuat payung hukum yang mengatur mengenai kewenangan dan bisnis proses komite.. Komite Sektor Terdiri dari:. Menetapkan daftar sektor prioritas dan kompetensi yang akan didorong. 1) Perwakilan K/L Terkait 2) Asosiasi Sektor 3) Pemda/Asosiasi Gubernur/Walikota/Bupati. PMO. Menetapkan skema pemagangan dan model kerjasama industri. DIREKTUR EKSEKUTIF Direktur Pembelajaran. Direktur Riset dan Inovasi. Tugas: • Memperbaiki metode pembelajaran dan penyusunan kurikulum. • Pemenuhan jumlah tenaga pendidik • Menyusun kriteria sarana dan prasarana minimal pada tiap kompetensi. Tugas: • Penyediaan Informasi Pasar Kerja • Monitoring dan evaluasi • Riset • Data • Menyusun skema pendanaan pelatihan vokasi yang berkelanjutan (Skill Development Fund). Direktur Kelembagaan Tugas: • Menyempurnakan kelembagaan, • Akreditasi lembaga vokasi, • Sertifikasi kompetensi • Membakukan mekanisme perizinan lembaga vokasi • Hubungan daerah, industri. Direktur Kerjasama Industri & Internasional. Tugas: • • • •. Menyusun model kerjasama industri Membakukan mekanisme pemagangan Rekognisi industri Menyusun model kerjasama internasional. Menetapkan skema pendanaan yang berkelanjutan (skill development fund) termasuk skema pemberian insentif tax deduction Monitoring dan evaluasi kebijakan vokasi yang dijalankan di masing-masing sektor. Kebijakan yang telah ditetapkan oleh Komite Vokasi selanjutnya diimplementasikan oleh masing-masing K/L yang memiliki program vokasi. Keterangan: *Anggota komite pengarah terdiri dari: • Sisi supply (Mendikbud, Menristekdikti, Menaker,dan Menag). • Sisi demand (Menperin dan KADIN/APINDO).. 14.

(15) DEPUTY MINISTER FOR CREATIVE ECONOMY, ENTREPRENEURSHIP, AND COOPERATIVE’S AND SME’S COMPETITIVENESS. Jl. Lapangan Banteng Timur No. 2 - 4, Jakarta Pusat 10710 (021) 34832592. TERIMA KASIH.

(16)

Referensi

Dokumen terkait

Kritik atas Teori Keadilan Rawls and Niebuhr Tantangan bagi teori Rawls tentang keadilan sebagai fairness adalah mengenai konsep epistemologisnya tentang ‗selubung

Para penari masih belum bisa menghayati pesan dakwah yang terdapat dalam sya’ir tari Rateeb Meuseukat di saat sedang menari karena belum memahami betul pesan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa bobot basah jamur tiram putih paling besar diperoleh pada perlakuan penggunaan TKKS umur 7 minggu dan dosis bekatul 4,5% yaitu 248,6

Bahwa terhadap berbagai kecurangan serta pelanggaran sebagaimana diuraikan oleh Pemohon tersebut di atas, serta guna untuk menjamin hak konstitusional Pemohon (Perseorangan),

Dalam perkembangan budaya menjadi corak atau identitas dalam masyarakat yaitu kesenian. Salah satu unsur dari tujuh unsur kebudayaan universal. di dalamnya terdapat

Hasil penelitian menunjukkan kombinasi interferensi tiga atau enam teki dengan cekaman kekeringan berat atau ringan menyebabkan penurunan bobot segar, bobot kering dan panjang

12.1.1 Jenis-jenis peralatan khusus pemboran 12.1.1 Mengklasifikasikan peralatan khusus Mengklasifikasikan peralatan khusus 12.2 Mengoperasikan peralatan untuk

Teori tersebut mencakup pengertian dari pengenalan pola secara statistika ( statistical pattern recognition ), contoh statistical pattern recognition , matriks kovarians, contoh