• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V KESIMPULAN DAN SARAN"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Masjid merupakan tempat peribadatan umat muslim yang dapat kita temukan di mana-mana di seluruh dunia. Masjid selain sebgai tempat peribadatan juga telah menjadi sebuah pencitraan sosial budaya masyarakat Indonesia, dengan kata lain masjid merupakan salah satu artefak budaya yang lebih bersifat universal.

Beberapa masjid telah menjadi artefak budaya yang dikagumi oleh masyarakat.

Sebagai sebuah artefak budaya masjid agung Banten dan masjid Salman memiliki keunikan tersendiri yang diakui oleh jemaah yang mengunjunginya. Keunikan ini terutama dilihat dari segi bentuk.

Masjid agung Banten dan masjid Salman secara fungsional sudah berperan dalam mengakomodasi kebutuhan para jemaah untuk melaksanakan kegiatan religius. Selain kegiatan religius masjid-masjid tersebut pun berperan dalam mengakomodasi kebutuhan belajar dan rekreasi. Hal ini tergambar dari survey yang menggambarkan bahwa masjid memang diperlakukan sesuai dengan fungsinya.

Ditilik dari segi budaya yang berada di balik artefak masjid agung Banten dan masjid Salman, secara de facto kedua masjid tersebut merupakan hasil kebudayaan masyarakat Indonesia yang multi-kultural. Ini didukung oleh kenyataan bahwa jemaah kedua masjid mengakui bahwa masjid agung Banten dan masjid Salman merupakan hasil kebudayaan Indonesia.

Secara de facto masjid agung Banten merupakan masjid yang mulai didirikan pada abad ke-16, sehingga dari segi penerapaan teknologi masih menerapkan teknologi tradisional. Seiring dengan waktu dilakukan renovasi baik dari warna, bentuk maupun material yang ada. Bentuk yang ada sekarang merupakan bentuk yang tidak dirubah sejak abad ke-18. Dari segi warna dan material ada yang merupakan warna asli seperti mimbar dan tiang, selebihnya merupakan hasil sentuhan material dan warna masa kini. Kesimpulannya masjid agung Banten secara bentuk masih dapat dikatakan

(2)

masjid tradisional tetapi telah menggunakan material dan warna modern yang ditujukan untuk menambah kenyamanan jemaah.

Masjid Salman merupakan masjid yang didirikan dengan pengaruh langgam modern- bauhaus. Masjid ini secara bentuk menerapkan konsep baru yang belum pernah diterapkan pada masjid lain. Material yang digunakan masjid ini sebagian besar material alami dengan warna-warna natural, menyebabkannya bernuansa alami dan tradisonal walaupun secara bentuk menerapkan bentuk modern.

Warna pada lantai masjid agung Banten sangat cocok diterapkan pada masjid ini karena korelasinya terhadap bentuk, pencahayaan dan nuansa masjid secara keseluruhan. Warna pada dinding pun senada dengan warna lantai dan kurang lebih membawa pengaruh yang sama. Secara keseluruhan masjid ini didominasi oleh warna terang terutama putih dengan aksentuasi warna coklat pada tiang dan elemen kayu.

Hal tersebut menghasilkan perpaduan yang harmonis dan konstruktif dalam membentuk kesan masjid yang agung dan suci.

Warna pada lantai, dinding dan langit-langit masjid Salman didominasi oleh warna coklat dari kayu jati, warna lainnya juga merupakan warna-warna yang familiar bagi para jemaah—warna netral/natural—sehingga tidak menimbulkan kesan yang signifikan bagi jemaah. Perbedaan dengan warna pada masjid agung Banten adalah dari segi prosentase warna, masjid Salman didominasi warna gelap seperti coklat, sedangkan masjid agung Banten didominasi oleh warna terang.

Warna pada masjid Agung Banten lebih mendukung kekhusyukkan daripada warna pada masjid Salman walaupun secara jenis kurang lebih sama. Masjid agung banten didominasi warna cerah yang lebih membentuk suasana yang ceria daripada warna pada masjid Salman.

Bentuk masjid agung Banten dilahirkan oleh pemikiran yang sangat filosofis, hal ini sangat berperan dalam mempengaruhi jemaah. Masjid ini pun berbentuk asimetris

(3)

Bentuk masjid Salman dilahirkan dari kontemplasi perancangnya yang ingin menghadirkan bentuk masjid yang tidak asal ikut-ikutan. Bentuk masjid ini simetris dan tidak terlalu mencolok, dibentuk dari bentuk dasar kubus yang sederhana. Bentuk seperti ini tidak terlalu mengganggu jemaah sehingga terkesan biasa-biasa saja. Hal tersebut tidak menjadi masalah karena kegiatan ibadah masih dapat berjalan tanpa terganggu.

Kesimpulan dari bentuk masjid agung Banten dan masjid Salman adalah keduanya dapat mendukung kegiatan ibadah. Masjid agung Banten membentuk suasana yang agung untuk lebih mendukung peribadatan sedangkan masjid Salman cenderung untuk tidak terlalu mencolok sehingga kegiatan peribadatan tidak terganggu.

Dari segi material baik masjid agung Banten maupun masjid Salman menggunakan material yang tepat. Marmer cocok untuk daerah Banten yang berhawa panas sedangkan kayu pada masjid Salman memberikan kehangatan bagi hawa Bandung yang relatif sejuk. Kedua material lantai pun memiliki permukaan yang halus dan rata sehingga sangat mendukung kegiatan ibadah yang berlangsung di atasnya.

Pencahayaan pada masjid agung Banten menerapkan pencahayaan alami pada siang hari dan lampu pijar pada malam hari. Pencahayaan terpusat di tengah ruangan dan terdapat jendela pada dinding yang juga berfungsi sebagai tempat masuk cahaya.

Tingkat pencahayaan di masjid ini lumayan terang. Cahaya yang berasal dari atas menimbulkan kesan agung. Secara umum pencahayaan pada masjid ini sangat mendukung kegiatan peribadatan yang berlangsung.

Pada masjid Salman pencahayaan pada siang maupun malam sedikit redup bila dibandingkan dengan masjid agung Banten. Hal ini juga ditambah dengan sumber pencahayaan dari selatan dan utara yang menyilaukan. Silau sebenarnya dapat dikurangi andai saja kondisi pencahayaan di dalam masjid lebih terang. Pada survey yang dilakukan, para jemaah cenderung terganggu dengan pencahayaan pada masjid ini.

(4)

Pencahayaan pada masjid agung Banten menimbulkan kesan agung dan mendukung peribadatan sedangkan pencahayaan pada masjid Salman kurang mendukung kegiatan peribadatan di dalamnya.

Secara umum dapat disimpulkan bahwa kedua masjid menopang kegiatan peribadatan. Masjid agung Banten mendukung peribadatan dengan kesan agung dan falsafahnya, sedangkan masjid Salman mendukung peribadatan dengan menyediakan ruang yang tidak begitu menarik perhatian jemaah sehingga ibadahnya tidak terganggu. Hanya saja terdapat satu kekurangan pada masjid Salman yaitu pencahayaan yang terlalu redup.

5.2. Saran

Warna

Warna yang baik digunakan pada sebuah masjid adalah warna-warna natural yang tidak mengganggu jemaah dalam melakukan ibadah. Warna-warna tersebut adalah warna:

1. Putih 2. Coklat 3. Hitam 4. Hijau 5. Abu-abu

Warna-warna tersebut sebaiknya didominasi oleh warna-warna terang sehingga menimbulkan suasana yang ceria dan tidak suram, hal ini juga baik untuk kegiatan membaca kitab suci maupun sirkulasi manusia.

Bentuk

Bentuk masjid tidak terpatok oleh suatu kesepakatan tetapi merupakan hak prerogatif desainernya. Bentuk ini sebaiknya sederhana atau bentuk yang memiliki arti yang mudah ditangkap nalar. Penggunaan bentuk-bentuk monumental dan rumit dikhawatirkan akan mengganggu kekhusyukkan jemaah saat beribadah.

(5)

Material

Material untuk tempat peribadatan—ruang utama—harus dapat mendukung kegiatan peribadatan yang berlangsung, kenyamanan merupakan salah satu faktor yang dapat mendukung. Dari kriteria tersebut, kita dapat menyebutkan beberapa material yang mendukung kenyamanan di dalam interior masjid antara lain:

1. Kayu, yang memberikan kesan hangat dan alami.

2. Parquet, kayu masif atau kayu lapis dan sejenis mdf.

3. Keramik, memiliki banyak motif dan tekstur.

4. Granit atau Marmer, berkesan mewah cocok untuk hawa panas.

5. Karpet, banyak digunakan pada masjid kuno timur tengah.

6. Terakota, pernah digunakan pada masjid agung Banten.

7. Ubin, pernah juga digunakan pada masjid agung Banten.

8. Terasso, digunakan pada masjid agung Banten sebelum 1980an dan eksterior masjid salman.

Banyak pilihan material yang dapat digunakan asalkan rata dan mudah dibersihkan.

Karpet dan kayu cocok untuk digunakan pada daerah berhawa dingin karena akan membuat suasana lebih hangat sedangkan keramik dan batuan alam lebih cocok digunakan di daerah berhawa panas. Pemakaian kayu lebih disarankan daripada karpet yang dapat menimbulkan alergi pada sebagian orang.

Pencahayaan

Pencahayaan dapat berupa pencahayaan alami maupun pencahayaan buatan. Untuk pencahayaan buatan disarankan menggunakan pencahayaan lampu pijar yang berkesan lebih hangat daripada lampu fluorescent. Pencahayaan pada ruang utama masjid sebaiknya memiliki tingkat pencahayaan yang terang, tetapi juga merata. Hal ini baik untuk pengkondisian ruang yang agung dan juga baik untuk aktifitas membaca kitab suci maupun peribadatan lainnya.

Referensi

Dokumen terkait

Hal-hal itu dituangkan dalam aspek kebahasaan yang berupa kata, kalimat, paragraf (komunikasi tulis) atau paraton (komunikasi lisan), ejaan dan tanda baca dalam bahasa tulis,

Metode yang digunakan untuk pembuatan media pembelajaran yaitu yaitu memahami cara kerja sistem power window dan central lock meliputi rangkaian power window dan central

Tekan Shift+A, dan pilih Cube, untuk mengubahnya menjadi bentuk yang diinginkan, digunakan kombinasi Scale dengan sumbu XYZ... Setelah mendapat bentuk yang diinginkan,

Matakuliah ini membahas tentang ruang lingkup formasi hutan topika, hubungan antara sistem silvikultur tropika dengan pengelolaan hutan lestari (SFM), perumusan teknik

Megaluh dengan judul “ Analisis Faktor – Faktor Pelayanan, Fasilitas dan Administrasi Terhadap Kepuasan Siswa di MA Mambaul Ulum Megaluh Jombang “. 1.2

Solusi yang ditawarkan pada program ini adalah penyediaan alat pasteurisasi susu otomatis yang dapat mengatur suhu dan waktu pemanasan susu sehingga produksi susu pada

Hal ini relevan dengan teori yang disampaikan oleh Grindle (1980) yang menegaskan bahwa proses implementasi baru akan dimulai apabila tujuan dan sasaran telah

pembayaran karena keadaan diluar dugaan dari pihak pemesan sehingga mengakibatkan penundaan pembayaran paket aqiqah yang tidak sesuai dengan kontrak yang