• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI SISTEM INFORMASI NEW SPEKTRA DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA MENGGUNAKAN METODE END-USER COMPUTING SATISFACTION (EUCS)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "EVALUASI SISTEM INFORMASI NEW SPEKTRA DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA MENGGUNAKAN METODE END-USER COMPUTING SATISFACTION (EUCS)"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI SISTEM INFORMASI NEW SPEKTRA DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA MENGGUNAKAN METODE

END-USER COMPUTING SATISFACTION (EUCS)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi Untuk meraih gelar (S.Sos) dalam bidang

Ilmu Perpustakaan dan Informasi

Disusun Oleh :

YANTI NURAYA SITUMORANG 150723011

DEPARTEMEN STUDI ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2017

(2)

ABSTRAK

Situmorang , Yanti Nuraya. 2017. Evaluasi Sistem Informasi New Spektra Di Perpustakaan Universitas Methodist Indonesia Menggunakan Metode End-User Computing Satisfaction (EUCS). Departemen Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.

Penelitian dilakukan Pađa Perpustakan Universitas Methodist Indonesia Medan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi sitem informasi yang ada pada Perpustakan Universitas Methodist Indonesia Medan. Metode penelitian ini adalah metode kualitatif dengan menggunakan wawancara dan observasi. Penelitian ini berusaha mengungkapkan dan menjelaskan secara deskriptif kinerja sistem Informasi, informasi yang dihasilkan, cakupan, akurasi, format, kemudahan dan ketepatan waktu pada sistem informasi di Perpustakan Universitas Methodist Indonesia Medan dari pandangan pengguna.

Peneliti mendapatkan data langsung dari informan melalui wawancara mendalam (depth interview) dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masih banyak kekurangan dalam penerapan sistem informasi pada perpustakaan Methodist Indonesia Medan. Masih ada koleksi yang belum masuk ke dalam OPAC terutama skripsi, Kelengkapan input data yang masih kurang, biaya operasional sistem automasi yang cukup mahal serta feed back untuk memberikan informasi kepada pengguna yang masih lambat serta perawat sistem informasi yang masih minim.

Kata Kunci : Sistem Informasi, Metode End-User Computing Satisfaction (EUCS)

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur Peneliti ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunianya sehingga Peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Evaluasi Sistem Informasi New Spektra Di Perpustakaan Universitas Methodist Indonesia Menggunakan Metode End-User Computing Satisfaction (EUCS).”

Skripsi ini diselesaikan sebagai salah satu persyaratan untuk meraih gelar Sarjana Sosial (S.sos) dalam bidang Ilmu Perpustakaan dan Informasi pada Fakultas Ilmu Budaya.

Peneliti juga menyampaikan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu keberhasilan penyusunan skripsi ini baik secara langsung maupun tidak langsung, antara lain :

1. Bapak Dr. Budi Agustono, M.S, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya USU.

2. Bapak Ishak, S.S, M.Hum, Selaku ketua Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya serta sebagai Penguji I.

3. Ibu Himma Dewiyana S.T, M.Hum. selaku Pembimbing I yang telah meluangkan waktu membimbing Peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Ibu Laila Hadri Nasution, S.Sos, M.P selaku Penguji II yang telah memberikan saran yang bermanfaat dalam menyelesaikan skripsi ini sehingga menjadi lebih baik lagi.

(4)

5. Seluruh Staf Pengajar pada Departemen Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik Peneliti selama perkuliahan.

6. Orangtua penulis Bapak D Situmorang dan L Sirait yang Sudah memberikan dukungan semangat serta membantu dalam finansial untuk menyelesaikan skripsi ini.

7. Abang dan Adik Penulis Josenico Situmorang, Edel Pranata Situmorang, Fredlin Meriana Situmorang, Maizer Situmorang, Benjamin Situmorang.

8. Kepala Perpustakan Ibu Rugun Damanik dan Staf Pegawai perpustakaan Universitas Methodist Indonesia Medan yang telah membantu dan memberikan informasi yang dibutuhkan Peneliti dalam penelitian ini.

9. Keluarga Rohani Bapak Handono Situmorang, Bapak Yornal Tambunan, dan sahabat lainnya. terima kasih atas segala doa dan dukungannya.

10. Teman seperjuangan Purnama, Novi, Juni terimakasih buat dorongan dan bantuannya.

11. Buat adik dalam segala hal Erna dan Monika. Terimakasih atas dukungannya

12. Go-Jek dan Grab yang selalu ada antar jemput penelitian dan bimbingan.

Terima kasih atas kebersamaan, semangat, serta persaudaraan yang terjalin selama ini.

(5)

Peneliti berharap dan berdoa semoga Tuhan melimpahkan Berkat dan Anugerah-Nya kepada semua pihak yang telah membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini. Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa di dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, Peneliti mengharapkan adanya masukan yang positif untuk memperbaiki skripsi ini selanjutnya. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Medan, Agustus 2017

Yanti Nuraya Situmorang

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat penelitian ... 7

1.5 Ruang Lingkup penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN TEORITIS ... 9

2.1 Sistem Informasi ... 10

2.1.1 Siklus Informasi ... 11

2.1.2 Kualitas Informasi ... 12

2.1.3 Jenis Sistem Informasi ... 12

2.2 Pengertian Evaluasi ... 13

2.2.1 Tujuan dan Fungsi Evaluasi ... 15

2.2.2 Alat Penilaian Evaluasi ... 16

2.2.3 Standar Evaluasi ... 16

2.2.4 Pendekatan-Pendekatan Terhadap Evaluasi ... 17

2.3 Metode End User Computing (EUC) Satisfaction ... 2.3.1 Pengertian Kepuasan ... 20

18 2.3.2 Kepuasan Pengguna ( End User Computing Satisfaction) .. 20

BAB III METODE PENELITIAN ... 23

3.1 Metode Penelitian ... 24

3.2 Lokasi Penelitian ... 24

3.3 Proses Penelitian ... 24

3.3.1 Mengidentifikasi Informan ... 25

3.3.2 Menentukan Informan ... 25

3.3.3 Mengumpulkan dan Mengorganisasi Data ... 25

3.3.4 Analisis Data ... 26

3.3.5 Menulis Hasil Penelitian ... 27

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 28

3.5 Jenis dan Sumber Data ... 29

3.6 Keabsahan Data (Validity) ... 30

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 33

4.1 Data ... 33

(7)

4.1.1 Deskripsi Data ... 34

4.1.2 Temuan Penelitian ... 34

4.2 Hasil Analisis ... 34

4.2.1 Content (Cakupan/Isi) ... 35

4.2.2 Accuracy (Akurat) ... 38

4.2.3 Format ... 41

4.2.4 Use of Use ( Penggunaan) ... 42

4.2.5 Timeness(Ketepatan) ... 47

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN... 23

5.1 Kesimpulan ... 51

5.2 Saran ... 53

DAFTAR PUSTAKA ... vi

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Siklus Informasi ... 11

Tabel 2.2 Model End user Computing Satisfaction ... 15

Tabel 2.3 Dimensi End User Computing Satisfaction ... 19

Tabel 2.4 Kerangka Metode End user Computing Satisfaction ... 22

Tabel 3.1. Tabel informan ... 25

Tabel 4.1 Identifikasi Informan ... 33

Tabel 4.2 Informan Penelitian ... 34

(9)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Saat ini perkembangan teknologi sangat pesat dan cepat. Tidak perlu menunggu lama hanya hitungan detik saja orang dapat mendapatkan informasi.

Ditambah lagi dengan akses dapat dilakukan dimana saja. Seiring dengan perkembangan dalam dunia informasi perpustakaan juga menunjukkan perubahannya. Perpustakaan salah satu tempat tujuan untuk mendapatkan informasi dari berbagai sumber. Perpustakaan saat ini bukan hanya tempat menyimpan dokumen saja kan tetapi seiring perkembangannya menjadi pusat informasi dan sumber ilmu pengetahuan serta sumber belajar.

Sebagai pusat informasi perpustakaan dengan berbagai institusi lainnya yang memakai teknologi informasi untuk mengelola data dan informasi dalam kegiatan sehari-hari. Sistem informasi lebih banyak dihubungkan dengan penggunaan sistem komputer di dalam kegiatan manajemen. Sistem informasi lebih banyak dihubungkan dengan sistem komputer di dalam kegiatan manajemen. Sistem informasi sebagai teknologi sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari perpustakaan.

Sebelum diciptakannya sistem informasi perpustakaan, pengelolaan data yang ada di perpustakaan dicatat dalam sebuah buku seperti buku peminjaman, buku anggota perpustakaan. Pencatatan dalam buku-buku tersebut tentu memakan waktu yang tidak sedikit dan merepotkan bagi pegawai perpustakaan belum lagi

(10)

pembuatan laporan tentang kegiatan yang ada dalam perpustakaan yang harus dibuat tiap bulannya. Dengan adanya sistem informasi perpustakaan pekerjaan pegawai perpustakaan sangatlah terbantu. Pengelolaan data seperti data buku, keanggotaan, data peminjaman dan pengembalian buku dapat terselesaikan dengan mudah dan cepat. Pembuatan laporan-laporan kegiatan di perpustakaan pun menjadi lebih cepat terselesaikan dan lebih akurat.

Dengan fasilitas-fasilitas yang ada di sistem informasi perpustakaan, pegawai dan anggota perpustakaan dapat menghemat waktu dan tenaga, selain itu sistem informasi perpustakaan memungkinkan meningkatkan ketertarikan pengguna terhadap buku sehingga dapat menunjang kegiatan belajar-mengajar dengan lebih baik lagi. Seiring dengan banyaknya pengunaan sistem informasi perpustakaan, maka perlu dikaji tentang tingkat kesuksesan sistem informasi perpustakaan yang digunakan. Penggunaan sistem informasi Perpustakaan saat ini sudah tidak asing lagi.

Banyak perpustakaan mulai menggunakan sistem informasi perpustakaan sebagai bagian penting untuk meningkatkan kinerja staf perpustakaan dan organisasi perpustakaan. Sistem informasi perpustakaan pun berkembang sedemikian pesat baik yang disediakan secara gratis atau tidak sampai dengan sistem yang dikembangkan sendiri oleh perpustakaan. Beberapa sistem informasi yang umum digunakn dikalangan perpustakaan seperti Senayan, Genlib, Greenstone dan lain sebagainya. Perpustakaan diberi kebebasan untuk memilih sistem informasi perpustakaan yang paling baik dan sesuai dengan kebutuhan perpustakaan. Pemilihan sistem informasi menjadi pertaruhan bagi perpustakaan

(11)

dalam menghadapi globalisasi informasi dan perkembangan teknologi informasi.

Perpustakaan harus dapat menentukan sistem informasi yang mampu terimplementasi dengan baik dan mampu diterima penggunanya.

Perpustakaan UMI berdiri sejak 1 Agustus 1965 seiring dengan berdirinya UMI. Pada awalnya Perpustakaan UMI masih menggunakan sistem manual.

Setelah tahun 2000, melakukan kerjasama dengan Universitas Petra Surabaya dan memakai Sistem Informasi Perpustakaan yang disebut New Spektra. Pada tahun 2014, melakukan kerjasama dengan Universitas Petra Surabaya dan memakai program baru berbasis web yang disebut i-Spektra. Program ini sedang dalam proses pengembangan dan masih dalam persiapan untuk penyelesaian. Peralihan dari New SPEKTRA menjadi iSPEKTRA yang berbasis online memberikan peluang dibuatnya unified database yang menyimpan data dari semua client iSPEKTRA dengan nama Spektra Virtual Library (SVL).

Spektra Virtual Library akan menjembatani perbedaan struktur data antar pengguna software iSPEKTRA dan membantu publik mencari koleksi karya tulis berbagai perpustakaan dalam website tunggal.

Perpustakaan Universitas Methodist Indonesia (UMI) sudah terkomputerisasi menggunakan aplikasi New Spektra. Aplikasi ini merupakan aplikasi yang diciptakan oleh Perpustakaan Universitas Kristen Petra sehingga nama aplikasi ini merupakan singkatan dari Sistem Perpustakaan Universitas Kristen Petra atau disingkat dengan SPEKTRA. Aplikasi ini merupakan aplikasi yang diberikan gratis oleh Perpustakaan UK Petra kepada Perpustakaan UMI karena adanya jalinan kerja sama yang sudah dilakukan sebelumnya.

(12)

Dalam pembagian Tugas Pokok dan fungsi perpustakaan, pegawai perpustakaan mengerjakan semua kegiatan secara bersama-sama, mulai dari pengklasifikasian, pengatalogan, layanan sirkulasi, pengolahan. Sehingga penanggung jawab divisi tidak ada.

Dalam tahap pennambahan koleksi perpustakaan memperoleh bahan pustaka melalui pembelian dan juga sumbangan/hadiah berasal dari para mahasiswa yang akan wisuda, dari dosen, dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dan dari Simpatisan (Asian Foundation, Lembaga gereja maupun perseorangan).

Saat ini Perpustakaan UMI memiliki koleksi bahan pustaka sebanyak 13.755 judul dan 24.318 eksemplar. Saat upgrade sistem terjadi error data.

Namun untuk jumlah record di dalam sistem tidak ada rekap yang tersimpan karena pada pada saat ini sistemnya sedang rusak dan tidak ada back up data. Hal itu yang membuat kinerja perpustakaan menjadi lambat. Sejak upgrade New Spektra menjadi iSpektra belum ada perubahan..

Dalam penerapan sistem informasi berbasis komputer terdapat tahapan evaluasi yang biasanya disebut evaluasi operasional. Evaluasi operasional yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui bagaimana sistem berjalan dilihat dari aspek kemudahan (ease of use) dan kegunaan/manfaat (usefulness) serta penerimaan pengguna (user acceptance) terhadap sistem sehingga dapat memberikan kepuasan bagi pengguna (user satisfaction). Penerapan teknologi informasi sebenarnya menarik untuk dikaji karena teknologi tidak hanya berkaitan dengan teknologi itu sendiri, tetapi juga berkaitan dengan pengguna (user maupun

(13)

end-users), organisasi kerja lembaga yang menggunakan maupun perilaku dari pengguna, seperti apakah pengguna bisa menggunakan teknologi, bagaimana respon pengguna terhadap teknologi yang digunakan, puaskah pengguna dalam menggunakan teknologi tersebut, dan sebagainya.

Kemudahan pengguna dalam menemukan informasi baik dalam sistem otomasi maupun perpustakaan digital bukanlah hal yang mudah dalam proses penerapannya. Dibutuhkan sarana untuk dapat menemukan informasi tersebut secara efektif dan efisien yang disebut dengan istilah metadata. Metadata ini bukanlah konsep yang baru muncul setelah kita mengenal system komputerisasi namun sudah ada sebelumnya walaupun dengan istilah yang berbeda. Idealnya, setiap perpustakaan memanfaatkan kecanggihan teknologi informasi untuk mendukung pengelolaan koleksi perpustakaan.

Berdasarkan hasil pengamatan awal, Perpustakaan UMI saat ini sudah menggunakan sistem informasi tapi belum mendukung kinerja perpustakaan maupun untuk layanan. Hal ini dilihat dari sirkulasi yang masih manual yaitu masih menggunakan buku untuk mencatat peminjaman, pengembalian atau perpanjangan buku. Sehubungan dengan masalah yang ada pada sistem automasi perpustakaan Universitas Methodist Indonesia Medan, maka perlu diadakan proses evaluasi. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui apakah pengguna akhir puas dengan sistem yang telah berjalan sesuai dengan kebutuhan perpustakaan atau tidak. Evaluasi ini dapat menggunakan End user Computing Satisfaction (EUCS). Tujuan dari metode EUCS untuk evaluasi kelayakan sistem untuk di

(14)

jadikan sebagai software otomasi perpustakaan dari segi isi, akurasi, format, relevansi, kemudahan dalam mencapai kepuasan pengguna akhir.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul Evaluasi Sistem Informasi New Spektra di Perpustakaan UMI dengan menggunakan Metode End-User Computing Satisfaction (EUCS). Pemilihan lokasi ini penulis pertimbangkan karena perpustakaan UMI telah menerapkan sistem informasi, tapi belum dapat sepenuhnya mendukung kinerja pustakawan. Penerapan teknologi informasi dalam memenuhi kebutuhan pemustaka dalam pencarian buku sebenarnya menarik untuk dikaji karena teknologi tidak hanya berkaitan dengan teknologi itu sendiri, tetapi juga berkaitan dengan pengguna (user maupun end-users), organisasi kerja lembaga yang menggunakan maupun perilaku dari pengguna.

Salah satu model untuk mengevaluasi sistem informasi adalah End User Computing Satisfaction (EUCS).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diparparkan sebelumnya, peneliti merumuskan permasalahan yaitu Bagaimana sistem informasi yang ada di perpustakaan Universitas Methodist Medan diukur dengan menggunakan Metode End User Computing Satisfaction (EUCS)?

(15)

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelian ini antara lain untuk :

1. Mendapatkan gambaran sistem informasi informasi New Spektra.

2. Mengevaluasi sistem informasi New Spektra sebagai software otomasi perpustakaan dengan metode End User Computing Satisfaction (EUCS).

1.4 Manfaat Penelitian

Setelah tujuan dari penelitian tercapai, manfaat yang diharapkan dan ingin diperoleh dari penelitian ini antara lain :

a. Manfaat teoritis.

Untuk meningkatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan pada umumnya dan menambah sumber pengetahuan dan dapat digunakan sebagai bahan referensi dan informasi bagi peneliti lain yang berminat mengkaji masalah- masalah yang berhubungan dengan evaluasi sistem automasi.

b. Manfaat Praktis 1. Bagi penulis

Secara pribadi penulis dapat mengetahui tingkat kepuasan pengguna dilihat dari kualitas dan kelayakan Sistem informasi new Spektra yang pada Perpustakaan UMI.

(16)

2. Bagi Pustakawan

Pustakawan yang bertugas dan menangani pada bagian sistem otomasi perpustakaan dapat lebih memahami kualitas Sistem informasi yang baik untuk selanjutnya dilakukn apabila terdapat beberapa kekurangan pada software sistem informasi Perpustakaan UMI.

1.5 Ruang lingkup Masalah

Ruang lingkup penelitian pada teori evaluasi perangkat lunak yang digunakan dalam penelitian ini ialah evaluasi sistem Informasi di perpustakaan dengan metode EUC (User End Computing) Satisfaction yaitu pendekatan kepuasan pengguna dalam segi isi, akurasi, format, relevansi, dan kemudahan.

(17)

BAB II

KAJIAN TEORITIS

2.1. Pengertian Sistem Informasi

Penganut pendekatan elemen Davis (Al-Bahra 2005, 2) Mendefinisikan sistem sebagai bagian-bagian yang saling berkaitan yang beroperasi bersama- sama untuk mencapai beberapa sasaran dan maksud. Sebuah sistem mempunyai Tujuan atau sasaran, menurut McLeod (2001, 12) , A System is a group of Elements that are integrated with the common purpose of achieving an objective.

Secara garis besar dapat diartikan bahwa sistem adalah sekelompok elemen- elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan.

Pendapat James Hall (2001,5) yang diterjemahkan oleh Amir Abadi Jusuf, siste adalah sekelompok atau lebih komponen-komponen yang saling bekaitan (inter-related) atau subsistem- subsistem yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama (common purpose).

Sistem dapat diartikan (Susanto, 2004) merupakan seperangkat unsur yang saling terikat dalam suatu antar relasi diantara unsur-unsur tersebut dengan lingkungan. Sedangkan informasi menurut (Kusrini dan Koniyo, 2007) adalah data yang sudah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi pengguna, yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau mendukung sumber informasi, yang sumber dari suatu pengolahan data harus merupakan suatu informasi dan memenuhi kriteria tepat waktu, relevan dan handal.

(18)

Dengan demikian sistem informasi dapat diartikan menurut Laudon dalam buku (La Midjan dan Susanto, 2004) adalah komponen-komponen yang saling berhubungan dan bekerja dama untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan dan menyebarkan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan, Koordinasi dan pengendalian dan memberi aktivitas di dalam perusahaan.

Sedangkan sistem informasi menurut (Hall, 2004) merupakan serangkaian prosedur formal dimana data dikumpulkan, diproses menjadi informasi dan distribusikan ke para pengguna.

Laitch dan Bavis (Kusrini dan Koniyo, 2007), Sistem informasi merupakan suatu sistem di dalam suatu organisas yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi haran, mendukung operasi, bersifat manajerial dn kegiatan strategi dari suatu organisasi yang menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.

Jadi, secara secara umum sistem dapat diartikan sebagai sekumpulan elemen yang saling berinteraksi dan bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan bersama.

Menurut (Raymond McLeod, 1995) mendefinisikan informasi sebagai data yang telah diolah menjdi bentuk yang lebih berarti bagi penerimanya.

(19)

2.3.3 Siklus Informasi

Siklus pengolahan data sebagai berikut :

Tabel 2.1. Siklus Informasi

2.3.4 Kualitas Informasi

Kualitas informasi sangat dipengaruhi atau ditentukan oleh hal berikut Al- Bahra (2005, 11) :

1 Relevan (Relevancy)

Seberapa jauh tingkat relevansi informasi tersebut terhadap kenyataan terjadi dimasa lalu, kejadian hari ini dan kejadian yang akan datang.

2 Akurat ( Accuracy)

Suatu informasi dikatakan berkualitas jika seluruh kebutuhan tersebut telah tersampaikan (Completeness) selutuh pesan telah benar/ sesuai (Correctness) serta pesan yang disampaiakn sudah lengkap atau hanya sistem yang diinginkan oleh User.

3 Tepat Waktu (TimeLess)

Berbagai proses dapt diselesaikan dengan tepat waktu, laporan-laporan yang dibutuhkan dapat disampaikan tepat waktu.

4 Ekonomis (Economy)

Informasi yang dihasilkan mempunyai daya jual tinggi serta biaya operasional untuk menghasilkan informasi tersebut yang luas terhadapt laju pertumbuh ekonomi dan teknologi informasi.

5 Efesien (Effeciency)

Informasi yang berkualitas memilki sintaks ataupun kalimat yang sederhana ( tidak berbelit belit, tidak juga puitis bahkan romatis), namun mampu memberikan bahkan menggetrakan setiap orang atau benda apapun yang menerimanya.

6 Dapat Dipercaya (Reliability)

Informasi tersebut berasal dari sumber tersebut juga teruji kejujurannya.

Input (Data)

Proses (pengolahan

Data)

Output (Informasi)

(20)

2.3.5 Jenis Sistem Informasi

Ada beberapa jenis sistem informasi, yaitu

1. Sistem Temu Kembali Informasi (Information Retrieval System – IRS).

Sistem Temu Kembali Informasi merupakan sistem yang berfungsi untuk menemukan informasi yang relevan dengan kebutuhan pemakai. Salah satu hal yang perlu diingat adalah bahwa informasi yang diproses terkandung dalam sebuah dokumen yang bersifat tekstual. Dalam konteks ini, temu kembali informasi berkaitan dengan representasi, penyimpanan, dan akses terhadap dokumen representasi dokumen. Dokumen yang ditemukan tidak dapat dipastikan apakah relevan dengan kebutuhan informasi pengguna yang dinyatakan dalam query. Pengguna Sistem Temu Kembali informasi sangat bervariasi dengan kebutuhan informasi yang berbeda-beda.

2. Sistem Manajemen Basis Data (Data Base Management System – DBMS).

Sistem Manajemen Basis Data merupakan sistem yang didesain untuk memanipulasi dan mengurus basis data. Data yang tersimpan dalam basis data dinyatakan dalam bentuk unsur-unsur data yang spesifik dan tersimpan dalam tabel-tabel. Setiap satuan data, atau disebut record (cantuman) terdiri dari ruas-ruas (fields) yang berisi nilai yang menunjukkan karakteristik yang spesifik atau atribut yang mengidentifikasikan satuan data yang dimaksud. Proses yang berkaitan dengan manajemen basis data meliputi penyimpanan, temu kembali, updating atau deletion, proteksi dari kerusakan, dan kadang-kadang mencakup transmisi data. Output dapat mengandung record individual, sebagian record, tabel, atau bentuk susunan data yang lain dari basis data.

Informasi yang ditemukan berisi cantuman-cantuman yang pasti sesuai dengan permintaan.

3. Sistem Informasi Manajemen (Management Information System – MIS).

Sistem Informasi Manajemen adalah sistem yang didesain untuk kebutuhan manajemen yaitu mendukung fungsi-fungsi dan aktivitas manajemen pada suatu organisasi. Oleh karena itu, jenis data dan fungsi- fungsi operasi disesuaikan dengan kebutuhan manajemen.

4. Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System – DSS). Sistem Pendukung Keputusan menggambarkan operasi-operasi spesifik dalam satuan-satuan informasi yang homogen.

5. Sistem Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligent System – AI). Tabel berikut memberikan perbandingan antara Sistem Temu Kembali Informasi, Sistem Manajemen Basis Data dan Sistem Kecerdasan Buatan seperti yang dikemukakan oleh Frakes dan Baeza-Yates (1992).

(21)

2.2 Pengertian Evaluasi

Menurut pengertian bahasa kata evaluasi berasal dari bahasa inggris evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran Echols dan Shadily (2000,220).

Beberapa pendapat para ahli mengenai evaluasi dapat diuraikan sebagai berikut:

Menurut Umar (2002, 36) “Evaluasi adalah suatu proses umtuk menyediakan informasi tentang sejauh mana suatu kegitan tertentu telah dicapai, bagaimana perbedaan pencapaian itu dengan suatu standar tertentu untuk mengetahui apakah ada selisih di antara keduanya, serta bagaimana manfaat yang telah dikerjakan itu bila dibandingkan dengan harapan-harapan yang ingin diperoleh”. Sedangkan menurut Crawford (2000,13) mengartikan penilaian sebagai suatu proses untuk mengetahui/menguji apakah suatu kegiatan, proses kegiatan, keluaran suatu program telah sesuai dengan tujuan atau kriteria yang telah ditentukan. Dari pendapat diatas evaluasi atau penilaian dapat diartikan sebagai suatu proses untuk mengukur kadar pencapaian tujuan.

Sedangkan menurut Matthews (2007,1) “Evaluasi adalah : process of delineating, obtaining and providing useful information for judging decision alternatives. Artinya evaluasi merupakan proses menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan informasi yang berguna untuk merumuskan suatu alternatif keputusan. Dalam evaluasi ada beberapa unsur yang terdapat dalam evaluasi yaitu: adanya sebuah proses (process) perolehan (obtaining), penggambaran (delineating), penyediaan (providing) informasi yang berguna (useful information) dan alternatif keputusan (decision alternatives)”. (Roznovski 1996, 4) juga memaparkan evaluasi sebagai "setiap usaha atau proses dalam menentukan nilai".

(22)

Secara khusus evaluasi atau penilaian juga diartikan sebagai proses pemberian nilai berdasarkan data kuantitatif hasil pengukuran untuk keperluan pengambilan keputusan. Menurut Tague-Sutclife (2005, 3) mengartikan evaluasi sebagai “a systematic process of determining the extent to which instructional objective are achieved by pupils".

Evaluasi bukan sekadar menilai suatu aktivitas secara spontan dan insidental, melainkan merupakan kegiatan untuk menilai sesuatu secara terencana, sistematik, dan terarah berdasarkan tuiuan yang jelas. Evaluasi berkaitan erat dengan pengukuran dan penilaian yang pada umumnya diartikan tidak berbeda (indifferent), walaupun pada hakekatnya berbeda satu dengan yang lain.

Pengukuran (measurement) adalah proses membandingkan sesuatu melalui suatu kriteria baku (meter, kilogram, takaran dan sebagainya), pengukuran bersifat kuantitatif.

Jadi, pengukuran itu merupakan proses mengukur yang berfungsi sebagai alat evaluasi. Arikunto (2009, 3) a mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran (bersifat kuantitatif), menilai adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk (bersifat kualitatif), dan evaluasi meliputi kedua langkah tersebut di atas.

Kriteria untuk memilih efektifitas standar Sulistyo-Basuki (1992, 198) adalah : a. Tingkat yang sesuai dengan kebutuhan yang telah dirancang sebelumnya.

b. Kemudian penerapannya

c. Informasi standar yang tepat serta terpilih padanya d. Pemakai menerimanya

e. Apabila diterapkan pada masyarakat yang berbeda/ sesuai terkenal akan mempunyai hasil yang sesuai

(23)

Hal yang sama juga dikemukakan Crawford (2000 : 1) evaluasi adalah mencari sesuatu yang berharga (worth). Sesuatu yang berharga tersebut dapat berupa informasi tentang suatu program, produksi serta alternatif prosedur tertentu.

Karenanya evaluasi bukan merupakan hal baru dalam kehidupan manusia sebab hal tersebut senantiasa mengiringi kehidupan seseorang. Seorang manusia yang telah mengerjakan suatu hal, pasti akan menilai apakah yang dilakukannya tersebut telah sesuai dengan keinginannya semula. Dari pengertian-pengertian tentang evaluasi yang telah dikemukakan beberapa orang diatas, kita dapat menarik benang merah tentang evaluasi yakni, evaluasi merupakan sebuah proses yang dilakukan oleh seseorang untuk melihat sejauh mana keberhasilan sebuah program. Keberhasilan program itu sendiri dapat dilihat dari dampak atau hasil yang dicapai oleh program tersebut.

2.2.1 Tujuan dan Fungsi Evaluasi

Ada beberapa tujuan dan atau fungsi evaluasi Crawford (2000, 30) yaitu:

1 Untuk mengetahui apakah tujuan-tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai dalam kegiatan.

2 Untuk memberikan objektivitas pengamatan terhadap perilaku hasil.

3 Untuk mengetahui kemampuan dan menentukan kelayakan.

4 Untuk memberikan umpan balik bagi kegiatan yang dilakukan.

Setiap kegiatan yang dilaksanakan mempunyai tujuan tertentu, demikian juga dengan evaluasi. Menurut Suharsimi Arikunto (2002,13) ada dua tujuan evaluasi yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum diarahkan kepada program secara keseluruhan sedangkan tujuan khusus lebih difokuskan pada

(24)

masing-masing komponen. Implementasi program harus senantiasa di evaluasi untuk melihat sejauh mana program tersebut telah berhasil mencapai maksud pelaksanaan program yang telah ditetapkan sebelumnya. Tanpa adanya evaluasi, program-program yang berjalan tidak akan dapat dilihat efektifitasnya. Dengan demikian, kebijakan-kebijakan baru sehubungan dengan program itu tidak akan didukung oleh data. Karenanya, evaluasi program bertujuan untuk menyediakan data dan informasi serta rekomendasi bagi pengambil kebijakan (decision maker) untuk memutuskan apakah akan melanjutkan, memperbaiki atau menghentikan sebuah program.

2.2.2 Alat Penilaian Evaluasi

Secara garis besar alat penilaian dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu tes dan non-tes. Alat yang berupa non-tes dapat berupa (1) skala bertingkat untuk mengukur sikap, pendapat, keyakinan, dan nilai, (2) wawancara, dan (3) pengamatan. Penggunaan alat-alat evaluasi tergantung pada apa yang akan di evaluasi (Umar 2002, 45).

2.2.3 Standar Evaluasi

Standar yang dipakai untuk mengevaluasi suatu kegiatan tertentu dapat dilihat dari tiga aspek utama Umar (2002, 40) yaitu:

1 Utility (manfaat)

Hasil evaluasi hendaknya bermanfaat bagi manajemen untuk pengambilan keputusan atas program yang sedang berjalan.

(25)

2 Accuracy (akurat)

Informasi atas hasil evaluasi hendaklah memiliki tingkat tingkat ketepatan tinggi.

3 Feasibility (layak)

Hendaknya proses evaluasi yang dirancang dapat dilaksanakan secara layak.

2.2.4 Pendekatan-Pendekatan Terhadap Evaluasi

Evaluasi memiliki tujuan-tujuan alternatif dan tujuan-tujuan ini mempengaruhi evaluasi perpustakaan. Mengenal pandangan-pandangan yang beraneka ragam dan mengetahui bahwa tidak semua pustakawan setuju pada pendekatan tersebut dalam melakukan evaluasi perpustakaan adalah penting. Ada empat pendekatan yang biasa dipakai dalam evaluasi perpustakaan Crawford (2002 ,54) yaitu :

• Pendekatan Orientasi Objektif

Pendekatan orientasi objektif menekankan pada pengkhususan tujuan-tujuan dan sasaran serta penentuan tingkat yang telah dicapai. Evaluator mengumpulkan bukti hasil-hasil program dan membandingkan pelaksanaan yang sebenarnya terhadap sasaran-sasaran program.

• Pendekatan Orientasi Manajemen

Penekanan pada pendekatan ini terletak pada pada pengindetifikasian dan pemenuhan kebutuhan dari para pernbuat keputusan manajerial. Evaluator

(26)

memberikan informasi dan alternatif-alternatif pada pembuat keputusan. Metode evaluasi ini biasanya dilakukan oleh evaluator- evaluator dari luar. Manajemen memberitahukan pada evaluator apa yang harus mereka periksa dan hasil-hasil yang diharapkan. Pendekatan evaluasi perpustakaan adalah penggunaan tanda untuk mengarahkan keputusan-keputusan manajemen. Tanda tersebut adalah standar mutu yang paling baik terhadap hasil-hasil lain yang sama diukur dan dinilai.

2.3 Metode End User Computing (EUC)

Pengukuran terhadap kepuasan telah mempunyai sejarah yang panjang dalam disiplin ilmu sistem informasi. Dalam lingkup

Satisfaction

end-user computing, sejumlah studi telah dilakukan untuk merangkum keseluruhan evaluasi di mana pengguna akhir telah menganggap penggunaan dari suatu sistem informasi misalnya kepuasan dan juga faktor-faktor yang membentuk kepuasan. Doll et al.

(1995) Chin et al. (2000)

Tabel 2.2 Model End user Computing Satisfaction

Content Task match

Accuracy Exactness Correctness

Satisfaction Format Clarity Easy of Use

Timeliness Task match

(27)

Model evaluasi ini dikembangkan oleh Doll & Torkzadeh. Evaluasi dengan menggunakan model ini lebih menekankan kepuasan (satisfaction) pengguna akhir terhadap aspek teknologi, dengan menilai isi, keakuratan, format, waktu dan kemudahan penggunaan dari sistem. Model ini telah banyak diujicobakan oleh peneliti lain untuk menguji reliabilitasnya dan hasilnya menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna meskipun instrumen ini diterjemahkan dalam berbagai bahasa yang berbeda.

Tabel 2.3 Dimensi End User Computing Satisfaction

End User Computing dapat digolongkan menjadi empat tingkatan berdasarkan pengetahuannya antara lain sebagai berikut :

1. Pemakai akhir tingkat menu (menu-level end-users).

2. Pemakai akhir tingkat perintah (command-level end-users).

3. Programer pemakai akhir (end-users programmers).

4. Personil pendukung fungsional (functional support personnel).

Tujuan End User Computing adalah untuk memungkinkan staf untuk tidak terampil menggunakan mahal dan pengetahuan yang sangat ahli dalam pekerjaan mereka, dengan menempatkan pengetahuan dan keahlian ke dalam komputer dan

(28)

pendekatan ini digunakan ketika tugas-tugas yang sangat kritis yang didukung oleh sistem komputasi (penerbangan komersial, pabrik nuklir dan sebagainya).

2.3.1 Pengertian Kepuasan

Kepuasan kerja adalah perasan dan penilaian seorang atas pekerjaannya,khususnya mengenai kondisi kerjanya, dalam hubungannya dengan apakah pekerjaanya mampu memenuhi harapan, kebutuhan, dan keinginannya (Umar2003:213). Tjiptono (1998:146),kepuasan tersebut merupakan tingkat perasaan setelah membandingkan kinerja yang dirasakan dengan harapan yang diinginkan sehingga tingkat kepuasan merupakan persepsi pegawai setelah menerima atau setelah merasakan dampak dari suatu Program Aplikasi.Pegawai akan mengalami tingkat kepuasan apabila kenyataan yang ada di bandingkan dengan harapan sebelumnya.Apabila kenyataan yang ada sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pegawai itu maka pegawai akan merasakan puas,dan jika pegawai merasakan kenyataan yang ada tidak sesuai dengan harapan yang di kehendaki maka pegawai tidak mendapatkan kepuasan dari Program Aplikasi yang sudah ada.

2.4.2 Kepuasan pengguna (End User Computing Satisfaction)

Pengukuran terhadap kepuasan telah mempunyai sejarah yang panjang dalam disiplin ilmu sistem informasi. dalam lingkup end-user computng, sejumlah studi telah dilakukan untuk meng-capture keseluruhan evaluasi dimana pengguna akhir telah mengganggap penggunaan dari sistem informasi (misalnya kepuasan)

(29)

dan juga faktor-faktor yang membentuk kepuasaan.(chin et al, 2000,254). End User Computing Satisfaction (EUCS) adalah metode untuk mengukur tingkat kepuasan dari pengguna suatu sistem aplikasi dengan membandingka antara harapan dan kenyataan dari sebuah sistem informasi. definisi end user computing satisfaction dari sebuah sistem informasi adalah evaluasi secara keseluruhan dari para pengguna sistem informasi yang berdasarkan pengalaman mereka dalam mengguanakan sistem tersebut (Doll,1988 dan Torkzadeh,1991:258)

Model evaluasi EUCS ini dikembangkan oleh (Dool & Torkzadeh, 1991:258). Model ini lebih menekankan kepuasan (satisfaction) pengguna akhir terhadap aspek teknologi, dengan menilai isi, keakuratan, format, waktu, dan kemudahan penggunaan dari sistem. model ini telah banyak diujicobakan oleh peneliti lain untuk menguji reliabilitas dan hasilnya menunjukan tidak ada perbedaan bermakna meskipun instrumen ini diterjemahkan dalam berbagai bahasa yang berbeda.

Berikut adalah penjelasan dari tiap dimensi ukuaran dengan metode end user computing satisfaction menurut Doll & Torkzadeh :

1 Dimensi Content yaitu mengukur kepuasan pengguna ditinjau dari sisi isi dari suatu sistem. isi dari sistem biasanya berupa fungsi dan modul yang digunakan oleh pengguna sistem dan juga informasi yang dihasilkan oleh sistem.

2 Dimensi content juga mengukur apakah sistem menghasilkan informasi yang sesuai dengan kebutuhan pengguna.semakin lengkap modul dan informatif sistem maka tingkat kepuasan dari sistem maka tingkat kepuasaan dari pengguna akan semakin tinggi.

3 Dimensi Accuracy mengukur kepuasan pengguna dari sisi keakuratan data ketika sistem menerima input kemudian mengolahnya menjadi informasi.

keakuratan sistem diukur dengan melihat seberapa sering sistem menghasilkan

(30)

output yang salah ketika mengolah input dari pengguna, selain itu dapat dilihat pula seberapa sering terjadi error atau kesalahan dalam proses pengolahan data.

4 Dimensi Ease Of Use mengukur kepuasan pengguna dari sisi kemudahan pengguna atau user friendly dalam menggunakan sistem seperti proses memasukan data, mengolah data dan mencari informasu yang dibutuhkan.

5 Dimensi Timeliness yaitu mengukur kepuasan pengguna dari sisi ketepatan waktu sistem dalam menyajikan atau menyediakan data dan informasi yang dibutuhkan oleh pengguna. sistem yang tepat waktu dapat dikategorikan sebagai sistem real-time, bearti setiap permintaan atau input yang dilakukan oleh pengguna akan langsung di proses dan output akan ditampilkan secara cepat tanpa harus menunggu lama.

Menurut Kotler Philip (2003:86), Bila harapan seorang pengguna terhadap suatu produk tercapai, maka pengembangan produk selanjutnya akan lebih mudah untuk mempertahankan dan mendapatkan pengguna yang setia terhadap produk tersebut.

Tabel 2.4 Kerangka Metode End user Computing

(31)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif.

Menggunakan penelitian kualitatif karena penelitian kualitatif merupakan salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku.

Penelitian ini berusaha mengungkapkan dan menjelaskan adanya kenyataan, gejala, fakta dan kejadian secara deskriptif yang ditemukan pada latar alamiah, penelitian ini juga berusaha menggali kemampuan mahasiswa dalam menilai informasi dalam proses pemenuhan kebutuhan informasinya. Menurut Glaser dan Strauss dalam Pendit (2003, 97), “Data kualitatif dapat mengungkapkan elemen-elemen yang diperlukan untuk membentuk teori tentang hubungan antar manusia, yaitu kondisi, norma, penyimpangan, proses, pola dan sistem sosial yang ada di sebuah masyarakat, sesuai dengan apa yang selama ini dialami dan dirasakan oleh orang-orang di masyarakat itu” .

Bentuk penelitian kualitatif merupakan bentuk penelitian yang didasarkan pada keadaan alamiah atau naturalisme, yaitu kenyataan yang muncul dan didasarkan pada peristiwa-peristiwa nyata yang menjadi bahan kajian penelitian.

Fakta yang diperoleh menjadi data yang dikomunikasikan dalam bentuk informasi yang dilaporkan secara narasi yang berisi ketajaman analisis penelitian.

(32)

3.2. Lokasi Penelitian

Penentuan lokasi merupakan tahapan yang harus dilakukan dalam penelitian.Cara terbaik yang perlu ditempuh dalam penentuan lapangan penelitian adalah dengan jalan mempertimbangkan teori substantif untuk melihat apakah terdapat kesesuaian dengan kenyataan yang berada di lapangan Moleong (2000, 86).

Penelitian ini dilakukan di Perpustakaan Univeristas Methodist Indonesia Jl. Hang Tuah No.8, Madras Hulu, Medan Polonia, Kota Medan, Sumatera Utara 20112, Indonesia.

3.3. Proses Penelitian

Adapun proses penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

3.3.1 Mengidentifikasi Informan

Pengertian Informan adalah orang yang dianggap mengetahui dengan baik terhadapmasalah yang diteliti dan bersedia untuk memberikan informasi kepada peneliti. Sutopo (2002, 50) “Dalam penelitian kualitatif posisi nara sumber sangat penting, sebagai individu yang sangat penting”.Informan merupakan tumpuan pengumpulan data bagi peneliti dalam mengungkap permasalahan penelitian.Informan dalam penelitian ini adalah pengelola perpustakaan yang berjumlah 4 orang.

(33)

Informan (I) Jabatan

I1 Kepala Perpustakaan UMI

I2 Penanggung jawab Sistem kampus 1 UMI

I3 Penanggung Jawab Sistem Kampus II UMI

I4 Penanggung Jawab Sistem Kampus III

Gambar 3.1. Tabel informan

3.3.2 Menentukan Informan

Dalam menetapkan informan penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu yang di anggap berkompetensi dibidang automasi perpustakaan atau peneliti mengumpulkan informasi dengan melakukan observasi dan wawancara terhadap pihak-pihak yang berhubungan langsung dengan sistem automasi. Dalam teknik purposive sampling ini dipilih 4 orang pengelola perpustakaan Universitas Methodist Medan sebagai informan.

3.3.3 Mengumpulkan dan Mengorganisasikan Data

Data peneliti didapatkan langsung dari informan melalui wawancara mendalam (depth interview), dimana data tersebut direkam dengan tape recorder dibantu alat tulis lainnya.Kemudian dibuatkan transkripnya dengan mengubah hasil wawancara dari bentuk rekaman menjadi bentuk tertulis secara verbal.Data

(34)

telah didapat dibaca berulang-ulang agar penulis mengerti benar data atau hasil telah didapatkan.

3.3.4 Analisis Data

Analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis catatan hasil observasi, wawancara dan lainnya untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagai temuan kepada orang lain. Adapun untuk meningkatkan pemahaman itu ada beberapa tahapan- tahapan yang perlu dilakukan diantaranya :

1. Pengelompokan Berdasarkan kategori, Tema dan Pola Jawaban

Pada tahap ini dibutuhkan pengertian yang mendalam terhadap data, perhatian yang penuh dan keterbukaan terhadap hal-hal yang muncul di luar dengan apa yang ingin digali. Berdasarkan kerangka teori dan pedoman wawancara, peneliti menyusun sebuah kerangka awal analisis sebagai acuan dan pedoman. Dengan pedoman ini, penulis kemudian kembali membaca transkrip wawancara, melakukan pemilihan data yang relevan dengan pokok pembicaraan.Data yang relevan diberi kode dan penjelasan singkat, kemudian dikelompokan atau dikategorikan berdasarkan kerangka analisis yang telah dibuat.

Pada penelitian ini, analisis dilakukan terhadap sebuah kasus yang diteliti. Peneliti menganalisis hasil wawancara berdasarkan pemahaman terhadap hal-hal diungkapkan oleh informan. Data telah dikelompokan tersebut oleh peneliti dicoba untuk dipahami secara utuh dan ditemukan tema-tema pentings erta kata

(35)

kuncinya.Sehingga peneliti dapat menangkap pengalaman, permasalahan, dan dinamika yang terjadi pada subjek.

2. Menguji Asumsi atau Permasalahan yang ada terhadap Data

Setelah kategori dan pola data tergambar dengan jelas, peneliti menguji data tersebut terhadap asumsi yang dikembangkan dalam penelitian ini. Pada tahap ini kategori yang telah didapat melalui analisis ditinjau kembali berdasarkan landasan teori yang telah dijabarkan dalam bab II, sehingga dapat dicocokkan apakah ada kesamaan antara landasan teoritis dengan hasil yang diciptakan.

3. Mencari Alternatif Penjelasan bagi Data

Setelah kaitan antara kategori dan pola data dengan asumsi terwujud, peneliti masuk dalam tahap penjelasan. Berdasarkan kesimpulan yang telah didapat dari kaitannya tersebut, penulis merasa perlu mencari suatu alternatif atau penjelasan lain tentang kesimpulan yang telah didapat. Sebab dalam penelitian kualitatif memang selalu ada alternatif penjelasan yang lain. Dari hasil analisis, ada kemungkinan terdapat hal-hal yang menyimpang dari asumsi atau tidak terpikir sebelumnya. Pada tahap ini akan dijelaskan dengan alternatif lain melalui referensi atau teori-teori lain. Alternatif ini akan sangat berguna pada bagian pembahasan, kesimpulan dan saran. Marshall (2007, 209).

(36)

3.3.5 Menulis Hasil Penelitian

Penulisan data informan yang telah berhasil dikumpulkan merupakan suatu hal yang membantu penulis untuk memeriksa kembali apakah kesimpulan yang dibuat telah selesai.Dalam penelitian ini, penulisan yang digunakan adalah presentase data yang di dapat yaitu, penulisan data-data hasil penelitian berdasarkan wawancara mendalam dan observasi. Proses dimulai dari data-data yang diperoleh dari informan yang dibaca berulang kali sehingga penulis mengerti benar permasalahannya, kemudian dianalisis, sehingga didapat gambaran mengenai penghayatan pengalaman dari subyek atau informan. Selanjutnya dilakukan interprestasi secara keseluruhan, dimana didalamnya mencakup keseluruhan kesimpulan dari hasil penelitian.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan :

1. Wawancara

Wawancara mendalam (depth interview), wawancara adalah percakapan yang dilakukan dengan maksud tertentu dan dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviuewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviuwe) yang memberikan jawaban pertanyaan itu.

Moleong (2002, 135). Maka dapat diketahui bahwa untuk memperoleh data utama adalah melalui wawancara kepada informan guna memperoleh

(37)

data yang akurat dan relevan. Cara yang dilakukan dalam teknik wawancara ini adalah dengan mengajukan pertanyaan kepada informan untuk mendapat data mengenai permasalahan yang sedang diteliti.

Pertanyaan yang diajukan terlebih dahulu telah disiapkan serta dibuat kerangkanya secara sistematis sebelum berada di lokasi penelitian.

Pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat berkembang bahkan dapat diluar dari daftar pertanyaan dengan maksud untuk lebih mengetahui secara jelas jawaban yang dibutuhkan, namun tetap mengacu pada pokok permasalahannya. Wawancara mendalam dilakukan secara langsung dengan pengelola perpustakaan. Menggunakan wawancara semi terstruktur.

2. Observasi

Arikunto (2002, 146) mendefenisikan bahwa observasi adalah “Kegiatan yang meliputi pemusatan terhadap objek yang menggunakan seluruh aspek indera”. Dari pengertian ini dapat diambil suatu pengertian bahwa, observasi merupakan pengamatan secara langsung terhadap aktivitas dilapangan. Adapun caranya adalah peneliti terjun langsung ke lokasi penelitian untuk mengambil data yang ada di lapangan. Observasi dilakukan sebelum ada selama penelitian ini berlangsung yang meliputi gambaran umum, suasana kehidupan sosial, kondisi fisik, dan kondisi social yang terjadi.

(38)

3. Studi Dokumentasi

Data yang diperlukan dalam penelitian ini juga diperoleh dari studi dokumentasi. Sebelum penelitian lapangan, peneliti telah melakukan telaah terhadap buku literatur, majalah, jurnal, hasil seminar, artikel baik yang tersedia dalam media on-line (internet) maupun yang ada dalam perpustakaan.

3.5 Jenis dan Sumber Data

Untuk sumber dan jenis data yang diperlukan adalah data primer dan sekunder : 1. Data Primer, yaitu hasil dari wawancara dan pengamatan penulis, seperti

sikap dan pemahaman dari subjek yang diteliti sebagai dasar utama melakukan interpretasi data.

2. Data Sekunder, yaitu data yang mendukung data primer dan diperoleh melalui studi kepustakaan seperti : buku, jurnal, dokumen lain yang berhubungan dengan penelitian.

3.6 Keabsahan Data (Validity)

Penelitian kualitatif harus mengungkap penelitian yang objektif. Oleh karena keabsaahan data dalam sebuah penelitiansangatlah penting. Melalui proseskeabsahan data makavaliditas penelitian dapat tercapai. Dalam penelitianini untuk mendapatkan keabsahan data dilakukan dengan triangulasi. Menurut Moleong (207,330) “Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

(39)

memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu atau keperluanpengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu”.

Triangulasi dilakukan berdasarkan wawancara dengan informan. Teknik pengumpulan data juga dilakukan untuk melengkapi data primer dan data sekunder. Adapun teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Triangulasi Data

Menggunakan berbagai sumber data seperti hasil wawancara dan hasil dokumentasi. Penulis mewawancarai staf atau pustakawan perpustakaan Methodist Medan. Penulis juga melakukan kegiatan pengumpulan berbagai informasi dandata dari beberapa dokumen yaitu melalui buku , majalah,jurnal, hasilseminar maupun artikel.

2. Triangulasi Teori

Penggunaan berbagai teori yang berlainan untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan sudah memenuhi syarat. Pada penelitian ini, berbagai teori telah dijelaskan pada Bab II untuk dipergunakan pada pembahasan penelitian dan menguji terkumpulnya data tersebut serta diperkuat dengan artikel jurnal,buku yangmengurastetang sistem automasi perpustakaan.

3. Triangulasi Metode

Penggunaan berbagai metode untuk meneliti suatu hal, seperti metode wawancara metode dokumentasi, serta metode observasi. Metode yang dapat digunakan pada penelitian ini ialah wawancara ke sumber penelitian dan

(40)

observasi. Peneliti melakukan analisa dari hasil wawancara dan hasil observasi yang dilakukan langsung oleh peneliti terhadap staf atau pustakawan Methodist Medan.

(41)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4. 1 Data

Informan dalam penelitian ini adalah kepala perpustakaan serta staf pegawai yang bekerja pada setiap divisi perpustakaan Universitas Methodist Indonesia Medan. Adapun karakteristik informan penelitian pada perpustakaan Universitas Methodist Indonesia Medan sebagai berikut :

Tabel 4. 1 Identifikasi Informan

Informan Jabatan Lokasi Pendidikan

I1 Kepala Perpustakaan UMI Kampus 1 UMI Sarjana (S1) I2 Penanggung jawab Sistem Kampus 1 UMI Sarjana (S1) I3 Penanggung jawab Sistem Kampus 2 UMI Sarjana (S1) I4 Penanggung jawab Sistem Kampus 3 UMI Sarjana (S1)

Iforman pertama (I1) adalah informan yang berhasil diwawancari dengan pendekatan perkenalan terlebih dahulu.Begitu juga dengan informan kedua (I2, I3, I4), kemudian diminta waktunya bersedia diwawancarai, dengan menjelaskan terlebih dahulu maksud dan tujuan dari penelitian ini yaitu dengan menggunakan metode wawancara. Wawancara dilakukan di dalam perpustakaan dan langsung menemui Wawancara informan pada hari yang berbeda. Informan I1 pada Rabu,

(42)

10 Mei 2017 untuk informan I2 pada hari Selasa, 30 Mei 2017 dan informan I3, I4 pada hari Senin 13 Juni 2017

Wawancara dilakukan berdasarkan pedoman wawancara yang telah dibuat dan pelaksanaan wawancara dilakukan secara langsung oleh penelitian kepada informan penelitian.

4.1.1 Deskripsi Data

Data diperoleh dari sumber data, yaitu informan utama yang telah ditentukan. Data hasil wawancara dan observasi diolah berdasarkan kategori yang telah dibuat oleh peneliti yaitu dengan menggunakan metode End User Computing (EUC). Metode EUC terdiri dari: content, accuracy, format, ease of use, timeliness. Analisis menggunakan EUC dilakukan guna mengetahui sistem automasi yang ada pada perpustakaan Universitas Methodist Indonesia Medan sesuai atau tidak dengan kebutuhan perpustakaan.

4.1.2 Temuan Penelitian

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di perpustakaan Universitas Methodist Indonesia Medan, peneliti menemukan hasil bahwa sistem automasi yang diterapkan oleh perpustakaan Methodist Indonesia belum berjalan optimal terlihat dari sistem yang sering error dan cakupannya belum familiar terutama skripsi, kelengkapan input data dalam database, biaya pengelolaan yang cukup mahal serta feedback untuk memberikan informasi kepada pemustaka masih lambat.

(43)

4.2 Hasil Analis

Berdasarkan hasil wawancara, peneliti menyusun kerangka awal analisis sebagai acuan pedoman menggunakan Metode EUC. Dengan pedoman ini, peneliti membaca kembali transkip wawancara, memilih data yang relevan dengan judul penelitian.

Metode EUC terdiri dari:

1. Content (Cakupan/isi) 2. Accuracy (Akurasi) 3. Format ( Alur)

4. Ease of Use (Desain yang Flexibel) 5. Timeliness (Kecepatan)

4.2.1 Content (Cakupan/ isi)

Indikator pertama yang digunakan ialah content. Dimensi content mengukur kepuasan pengguna ditinjau dari sisi isi dari suatu sistem. Isi dari sistem biasanya berupa fungsi dan modul yang dapat digunakan oleh pengguna sistem dan juga informasi yang dihasilkan oleh sistem. Dimensi content juga mengukur apakah sistem menghasilkan informasi yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Semakin lengkap modul dan informatif sistem maka tingkat kepuasan dari pengguna akan semakin tinggi. Setelah dibangun perpustakaan yang terautomasi yang pertama sekali dilihat ada isi. Bagaimana cakupan sistemnya bukan hanya sekedar isi akan tetapi dapat memebuhi kebutuhan pengguna sesuai dengan visi dan misi.

(44)

Gambar 4.1 Tampilan Content dari New Spektra

Content merupakan bagian yang terpenting di dalam perpustakaan.

Kegiatan entri data dan pengolahan bahan pustaka kedalam sistem dilakukan oleh staf perpustakaan dilakukan untuk mencapai visi dan misi oleh pustakawan.

Untuk semua bahan pustaka seperti buku, jurnal dan skripsi mahasiswa serta kertas karya orang lain. Content dapat dinilai dari persis seperti yang diinginkan oleh pengguna. Hal ini dapat dilihat dari jawaban informan I2, I3 dan I4 yang menyatakan sebagai berikut:

I2 :“Content dalam sistem informasi Spektra masih belum memenuhi yang menggunakan sistem”.

I3 : Isinya sudah dapat memenuhi kebutuhan.

I4 : Contentnya memenuhi tapi tidak lengkap.

Sistem automasi perpustakaan Universitas Methodist Indonesia dibangun untuk mendukung kinerja perpustakaan. Namun, sistem automasi ini masih belum sempurna. Hal ini terbukti dari pernyataan informan I2, I3, I4 yang merupakan penanggung jawab sistem keseluruhan di perpustakaan Universitas Metodist Indonesia yang menyatakan bahwa :

(45)

“Dengan kondisi sistem informasi yang ada cakupan belum dapat memenuhi kebutuhan pengguna.”

Ketidaksempurnaan sistem perpustakaan Universitas Methodist Indonesia Medan saat ini bukan hal yang berdampak negatif. Ketidaksempurnaan sistem automasi tersebut tetap menjadi perhatian perpustakaan, untuk lebih diperbaiki melalui pembaharuan sistem yang mengikuti dengan perkembangan dan kebutuhan pemustaka pada perpustakaan Universitas Methodist Indonesia. Untuk itu, ketidaksempurnaan sistem automasi yang telah dicanangkan pihak perpustakaan untuk diperbaharui memiliki sisi positif bagi perpustakaan.

Perpustakaan akan terus memperbaiki sistem automasi perpustakaan Universitas Methodist Indonesia, guna peningkatan kinerja perpustakaan dan pelayanan kepada penggguna ke arah yang lebih baik lagi sehingga sesuai dengan visi dan misi perpustakaan. Kondisi sistem automasi yang akan diperbaiki dan diperbaharui dinyatakan oleh informan :

I1 : Akan mencoba versi yang terbaru atau aplikasi baru

I2 :“Akan ada terus pembaharuan sistem mengikuti dengan perkembangan dan kebutuhan pengguna.”

Pembaharuan content dilakukan perpustakaan Universitas Methodist Indonesia Medan berdampak terhadap pengguna untuk mencari informasi. Hal ini terlihat dari jumlah pengunjung yang datang ke perpustakaan. Hal ini sesuai

(46)

dengan pernyataan yang dikemukakan oleh informan I1, dan I2 yang menyatakan bahwasannya content yang sesuai kebutuhan pengguna dapat meningkatkan jumlah pengunjung.

Dari pernyataan informan diatas maka tampak jelas bahwa terjadi peningkatan mencari informasi diperpustakaan dengan cakupan yang tersedia.

Peningkatan ini terjadi karena penyesuaian content dengan kebutuhan serta permintaan perpustakaan. Hal ini terbukti dari pernyataan informan oleh I1 dan I2 yang menyatakan bahwasannya content dari sistem automasi dibangun sesuai dengan kebutuhan atau permintaan dari perpustakaan Methodist Medan.

Pernyataan informan di atas menunjukkan bahwa perpustakaan Universitas Methodist Indonesia Medan mengalami peningkatan pengunjung dengan sistem atomasi yang digunakan.

1. Sebagai pengguna sistem. Content sudah dapat dikatakan sesuai kebutuhan perpustakaan akan tetapi masih kurang update. Dari pernyataan informan maka tampak jelas bahwa terjadi peningkatan mencari informasi diperpustakaan dengan cakupan yang tersedia. Peningkatan ini terjadi karena penyesuaian content dengan kebutuhan serta permintaan perpustakaan. Content dari sistem automasi dibangun sesuai dengan kebutuhan atau permintaan dari perpustakaan Methodist Medan Namun, dalam memenuhi kebutuhan pemustakanya kinerja perpustakaan dengan sistem automasi yang ada belum maksimal.

(47)

4.2.2 Accuracy (Akurasi)

Dimensi Accuracy mengukur kepuasan pengguna dari sisi keakuratan data ketika sistem menerima input kemudian mengolahnya menjadi informasi.

Keakuratan sistem diukur dengan melihat seberapa sering sistem menghasilkan output yang salah ketika mengolah input dari pengguna, selain itu dapat dilihat pula seberapa sering terjadi error atau kesalahan dalam proses pengolahan data.

Indikator kedua ialah Information (Informasi). Informasi berkaitan dengan akurasi dan relevansi informasi yang diberikan oleh perpustakaan maupun yang diterima perpustakaan. Informasi dapat menjadi bias atau menyesatkan bila informasi yang diberikan tersebut tidak akurat atau sumbernya tidak jelas.

Informasi yang relevan dapat bermanfaat bagi pihak pemustaka maupun pihak pengelola. Pengorganisasian data, pembajakan dan keamanan data harus dikelola dengan baik agar data atau informasi yang dimiliki perpustakaan dapat tersimpan dengan baik.

Informasi yang dilayankan oleh perpustakaan Universitas perpustakaan Methodist Indonesia Medan kepada pemustakanya relevan dan sesuai dengan kebutuhan pemustaka. Hal ini dilihat ketika input data saat temu balik informasi.

Hal ini terlihat dari informan I2, I3 dan I4 yang menyatakan bahwa :

I2 :“Keakuratan pada sistem Spektra oleh perpustakaan Methodist Indonesia Medan lumayan bagus tergantung data yang di input.

I3 : akurat sesuai data yang telah input

(48)

I4 : Sesuai dengan daftar pencarian

Gambar 4.2 Akurasi data saat temu balik

Menurut pernyataan I2,I3 dan I4. Menurut mereka, koleksi yang dilanyakan memang relevan hanya saja belum up date terlihat dari koleksi skripsi masih banyak yang belum di entri. Hal ini terlihat dari jawaban I2 dan I3 yang menyatakan bahwa koleksi skripsi dan disertasi belum di entri.

I2: “Untuk keakurat data lumayan baik tergantung jaringannya saja. Kalau jaringannya lambat maka.”

I4: “Ya tergantung jaringan saja. Karena sistemnya masih localhost.”

Dari jawaban diatas maka dapat diketahui bahwa persamaan pernyataan antara dan I2, I3 dan I4. Keakuratan sistem tergantung jaringan. Ketepatannya dan terjadi error saat akses terletak pada jaringan.

Dalam sistem di perpustakaan Universitas Methodist Medan Informasi yang didapat dinilai oleh pengguna dalam penggunaan sistem tersebut. Sesuatu yang

(49)

dapat dinilai dari sini adalah data yang akurat dapat membantu kinerja dalam proses kegiatan perpustakaan serta menghasilkan informasi yang baik. Hal tersebut dapat dilihat dari pernyataan informan sebagai berikut :

I3 :Informasi yang dihasilkan cukup cepat dan akurat.

I2 : Informasi yang dihasilkan akurat.

Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa informasi yang dihasilkan sudah cukup cepat dan akurat dalam menghsilkan informasi yang dibuhkan oleh pustakawan.Dari pernyataan diatas dapat kita lihat bahwa dalam sebuah sistem terdapat sebuah data yang dapat menghasilkan informasi. Maka, yang akan dibahas disini adalah kedua pustakawan menyatakan data yang diterima sudah cukup cepat dan akurat dalam menerima informasi.

Pada kenyataannya keakuratan sistem belum dapat dikatakan penuhi kriteria karena sistem masih localhost. Namun sistem sudah dapat membantu kinerja. Pada layanan web perpustakaan, koleksi skripsi juga belum di input.

4.2.3 Format

Dimensi format mengukur kepuasan pengguna dari sisi tampilan dan estetika dari antar muka sistem, format dari laporan atau informasi yang dihasilkan oleh sistem apakah antarmuka dari sistem itu menarik dan apakah tampilan dari sistem memudahkan pengguna ketika menggunakan sistem sehingga

(50)

secara tidak langsung dapat berpengaruh terhadap tingkat efektifitas dari pengguna.

Maksudnya disini adalah informasi yang dihasilkan sudah memenuhi keinginan pengguna/user atau tidak. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan ketiga informan berikut ini :

I2: “Masih belum memenuhi beberapa dari bibliografi.”

I3 : “Informasi yang belum memenuhi kebutuhan tapi sudah dapat dikatakan standar”.

I4 : “Sudah dapat dikatakan standar tapi masih kurang”

Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa format belum memberikan hasil yang baik. Dapat kita ketahui bahwa dalam sebuah sitem hendaklah memiliki format yang lengkap supaya setiap pengguna dapat mencari informasi sesuai apa ayang dibutuhkan. Maka yang akan dibahas disini adalah ketiga

(51)

informan masih kurang dalam menilai format sitem tersebut. Informasi yang dihasilkan dapat berupa hal-hal yang berhubungan dengan bibliografi.

Suatu sistem harus mempunyai format yang jelas, yaitu data yang telah diolah menghasilkan informasi dari sistem informasi oleh pustakawan. Hal tersebut dapat dilihat dari pernyataan kedua informan sebagai berikut :

I2 :formatnya susah dipahami

I3 : format belum terlalu familiar tapi masih dapat dimengerti I4 : Formatnya terlalu rumit

Dari pernyataan di atas maka dapat ditarik kesimpulan yaitu format sistemnya tidak umum terlihat dari ketiga informan mengatakan bahwa formatnya tidak umum. Seperti halnya dalam penggunaan sistem telah menghasikan suatu informasi baik itu benar maupun salah. Maka, yang akan dibahas disini adalah foramt informasi yang telah ditanyakan kepada ketiga informan masih kurang paham. Disini maksudnya adalah dari penggunaan sistem yang ada format sistemnya belum bersifat umum sehingga lumayan rumit diterima oleh user(pustakawan).

4.2.4 Easy of Use ( Kemudahan menggunakan)

Dimensi Ease of Use mengukur kepuasan pengguna dari sisi kemudah pengguna atau user friendly dalam menggunakan sistem seperti proses memasukkan data, mengolah data dan mencari informasi yang dibutuhkan.

(52)

Maksudnya disini yaitu user (pustakawan) dalam menggunakan sebuah sistem informasi perpustakaan yang sedang berjalan saat ini. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil wawancara terhadap informan sebagai berikut :

I1 : Terlalu Rumit dan untuk perawatannya sulit,

I2 : Mempelajari kualitas sistem dengan memperhatikan jenis sistem yang digunakan serta sudah memiliki pengalaman dalam mengunakannya.

I3 : Kurang tahu menggunakannya karena belum permah pelatihan

I4 : Sistem perpustakaan yang digunakan saat ini mudah dipelajari dengan tersedianya fitur-fitur yang jelas dan mudah dalam pengoperasiannya.

Dari penjelasan di atas maka dapat diketahui bahwa user memperhatikan jenis sistem dan memiliki pengalaman dan tersedia fitur-fitur yang tidak jelas namun tidak terlalu kesulitan untuk menggunakannya karena dua dua orang diantra informan sudah pernah mengukuti pelatihan memakai aplikasi New Spektra. Dari pernyataan di atas dapat kita lihat bahwa menggunakan sistem informasi perpustakaan memerlukan suatu pelajaran yang berhubungan dengan perpustakaan. Maka, yang akan dibahas disini adalah tentang user (pustakawan) yang memiliki pengalaman dan mudah mempelajarinya. Oleh karena itu dapat diketahui bahwa pustakawan sudah memiliki kemampuan yang dimilikinya sejak mempelajari ilmu tentang perpustakaan tersebut khususnya menggunakan sistem.

(53)

Selain itu kontrol lebih ditekankan kepada pengelola sistem automasi perpustakaan. Analisis ini meliputi pengawasan dan pengendalian dari sistem yang diterapkan. Sistem automasi Perpustakaan Methodist Indonesia memiliki sistem keamanan sendiri akan tetapi tidak terlalu proteksi karena yang menggunakan sistem hanyalah pustakawan. Namun pengelola harus dapat mengendalikan sistem dari kejahatan data seperti pembajakan, serangan virus yang dapat merusak data/informasi, serta kemudahan akses untuk pengamanan sistem.

Pengendalian yang dilakukan pada perpustakaan Perpustakaan Methodist Indonesia Medan belum dapat memberikan kepuasan kepada pemustaka.

Pengendalian sistem automasi yang seharusnya dapat meningkatkan kinerja layanan perpustakaan belum berjalan dengan baik dan menghindari dari kejahatan.

Keamanan sistem automasi yang dibangun hanya dapat diketahui oleh pengelola saja tidak diorientasikan kepada pemustaka. Hal ini bersifat privasi dan tertutup karena merupakan bagian pengawasan dan pengendalian dari sistem yang diterapkan. Seperti peryataaan informan I1 yang menyatakan :

“Sistem control berada ditangan setiap penganggung jawab sistem. Saya hanya mengontrol pekerjaan seluruh staf karena disetiap kampus sistem dan sandi berbeda.”

(54)

Hal diatas juga dibenarkan oleh I2. Bahwa pemegang control ialah kepala setiap penanggung jawab setiap perpustakaan cabang.

Setiap membangun sistem yang baru tentu memiliki kendala bagi setiap instansi termasuk perpustakaan. Membangun sistem automasi tentunya juga menyiapkan server dan hardware yang sesuai. Perpustakaan Perpustakaan Methodist Indonesia Medan tidak luput dari kendala dalam penerapan sistem automasi mereka. Seperti pernyataan I1, bahwa kendala utama perpustakaan Perpustakaan Methodist Indonesia ialah server dan jaringan. Kendala tersebut terjadi karena kurang perawatan server dan jaringan perpustakaan sama dengan server dan jaringan lembaga yang menaunginya.

Kendala ini sangat mengganggu aktifitas dari perpustakaan. Apabila jaringan rusak, maka perpustakaan tidak dapat melaksanakan aktifitasnya dengan maksimal. Hanya divisi pengembalian yang dapat menjalankan pekerjaannya. Hal ini dibenarkan dengan pernyataan informan I2 yang menyatakan sebagai berikut :

“Bila jaringan rusak, perpustakaan bekerja tidak maksimal. Hanya bagian sirkulasi pengembalian yang berjalan.”

Hal lain yang menjadi kendala ialah data yang ada di perpustakaan tidak dapat ditampung sepenuhnya yang menyebabkan penyimpanan data kurang maksimal. Hal ini diutarakan oleh informan I1 bahwasannya selain jaringan yang menjadi kendala ialah server penyimpanan data.

(55)

4.2.5 Timeness ( Waktu)

Dimensi Timeliness mengukur kepuasan pengguna dari sisi ketepatan waktu sistem dalam menyajikan atau menyediakan data dan informasi yang dibutuhkan oleh pengguna. Sistem yang tepat waktu dapat dikategorikan sebagai sistem real- atau input yang dilakukan oleh pengguna akan langsung diproses dan output akan ditampilkan secara cepat tanpa harus menunggu lama.

Maksudnya adalah pelayanan yang dikelola sistem dalam pencarian suatu informasi. Hal tersebut dapat dilihat dari pernyataan kedua informan sebagai berikut :

I2 :Cepat menanggapi kebutuhan yang diperlukan.

I4 :Memiliki respon yang baik dalam menanggapi kebutuhan pengguna

Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa ketepatan waktu dalam sistem tersebut cepat dan memiliki respon yang baik. Dari pernyataan di atas dapat kita ketahui bahwa sistem yang digunakan memiliki kemampuan atau memiliki kecepatan. Maka, yang akan dibahas adalah bahwa sistem tersebut cepat menanggapi dan memiliki respon yang baik dalam menanggapi kebutuhan pengguna. Maksudnya adalah ketika pustakawan menggunakan suatu sistem informasi, sistem tersebut telah menghasilkan informasi yang cepat dan merespon dengan baik sehingga kedua pustakawan mampu menggunakan sistem tersebut sebaik mungkin.

Referensi

Dokumen terkait

KODE KAB/KOTA RAWAT INAP NON RAWAT INAP JUMLAH.

[r]

karyawan dengan kompetensi yang dibutuhkan Penyusunan penilaian kinerja pegawai Manajemen & HRD Penyusunan sistem rekrutmen pegawai berdasarkan kompetensi yang dibutuhkan

[r]

Bab berikutnya akan mendiskusikan model dan analisa dampak kebijakan liberalisasi perdagangan terhadap pembentukan harga barang industri di pasar domestik melalui pendekatan SCP

Berdasarkan studi fenomenologi yang dilakukan oleh Andriati tahun 2015 tentang perilaku kepatuhan pengobatan pada pasien, didapatkan faktor- faktor yang menyebabkan

Setelah melakukan kegiatan pembelajaran IPS pada materi kenampakan alam Kabupaten Pati dengan indikator menjelaskan kenampakan Alam Kabupaten Pati di kelas IV

Misalnya, ijin pemakaian gedung sekolah, bantuan kursi/meja belajar, dan perlengkapan belajar mengajar yang lainnya.Dari berbagai uraian yang teah