• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. IFRS diklaim sebagai standar akuntansi yang berkualitas tinggi. IFRS menghapus

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. IFRS diklaim sebagai standar akuntansi yang berkualitas tinggi. IFRS menghapus"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

IFRS diklaim sebagai standar akuntansi yang berkualitas tinggi. IFRS menghapus

metode akuntansi alternatif, serta mewajibkan pengukuran akuntansi (accounting measurement) dengan fair value yang lebih mampu menggambarkan kinerja dan kondisi ekonomik perusahaan (Barth et al. 2008). Pembatasan metode alternatif dan pengukuran dengan fair value akan menghasilkan informasi yang lebih relevan dan akan membantu investor dalam mendukung pengambilan keputusan investasi. Sebagai standar berkualitas tinggi banyak negara telah mengadopsi IFRS. Adopsi IFRS diharapkan dapat meningkatkan kualitas informasi akuntansi.

Akan tetapi berbagai penelitian yang telah dilakukan menunjukkan hasil yang berbeda-beda.

Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa adopsi IFRS memang mampu meningkatkan kualitas informasi akuntansi. Namun, tidak sedikit pula hasil penelitian yang memberikan bukti bahwa adopsi IFRS tidak meningkatkan kualitas informasi akuntansi.

Beberapa penelitian yang menyatakan bahwa adopsi IFRS mampu meningkatkan kualitas informasi akuntansi diantaranya ditunjukkan oleh Barth et al. (2008), Bartov et al. (2005), dan Chen et al. (2010). Hasil penelitian Barth et al. (2008) menyatakan bahwa kualitas informasi akuntansi meningkat setelah adopsi standar akuntansi internasional. Barth et al. (2008) meneliti dampak penerapan IAS pada perusahaan di Uni Eropa. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa adopsi IAS menurunkan manajemen laba, mendorong pengakuan kerugian lebih tepat waktu, dan meningkatkan relevansi nilai akuntansi. Sejalan dengan Barth et al. (2008) hasil penelitian Bartov et al. (2005), dan Chen et al. (2010) menyatakan bahwa adopsi IFRS meningkatkan

(2)

kualitas informasi akuntansi, ditandai dengan menurunnya manajemen laba, serta peningkatan relevansi informasi akuntansi.

Sementara itu, beberapa penelitian yang memberikan bukti bahwa adopsi IFRS tidak meningkatkan kualitas informasi akuntansi diantaranya ditunjukkan oleh Hung dan Subramayam (2007), Janjean dan Stolowy (2008), Van der Meulen et al. (2007), serta Karampinis dan Hevas (2011). Hung dan Subramayam (2007) yang mengambil sampel perusahaan di Jerman, menemukan bahwa tidak terdapat perbedaan dalam relevansi nilai (value relevance) dari angka- angka akuntansi pasca adopsi IFRS. Janjean dan Stolowy (2008) meneliti dampak adopsi IFRS di Australia, Inggris dan Prancis, dikaitkan dengan praktik earnings management. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa tidak terjadi penurunan praktik earnings management setelah adopsi IFRS secara mandatory. Bahkan, pasca adopsi IFRS di Prancis, justru terjadi peningkatan praktik earnings management. Van der Meulen et al. (2007), serta Karampinis dan Hevas (2011) juga menunjukkan bahwa tidak ada peningkatan signifikan dalam kualitas informasi akuntansi setelah adopsi IFRS.

Hasil penelitian IFRS yang berbeda-beda di setiap negara bisa saja dipengaruhi oleh faktor-faktor institusional di masing-masing negara tersebut (Daske et al., 2008). Misalnya, Daske et al. (2008) menemukan bahwa adopsi IFRS cenderung berdampak lebih kecil atau bahkan sama sekali tidak berdampak pada negara dengan hukum dan penegakan hukum yang lemah (weak legal and enforcement) atau negara dengan insentif pelaporan keuangan yang buruk (poor reporting incentive). Selain itu dampak adopsi IFRS juga lebih kecil pada negara-negara yang sudah memiliki kualitas standar pelaporan yang tinggi sebelum mengadopsi IFRS.

Argumen Daske et al. (2008) yang menyatakan bahwa dampak adopsi IFRS dipengaruhi faktor-

(3)

faktor spesifik negara tempat IFRS diterapkan, membuat hasil penelitian dengan sampel negara tertentu belum tentu dapat digeneralisasi untuk negara lain.

Indonesia merupakan salah satu negara yang mengadopsi IFRS. Adopsi IFRS di Indonesia dilakukan secara gradual, atau yang lebih dikenal dengan istilah konvergensi.

Konvergensi IFRS di Indonesia telah dimulai pada tahun 2012. Terhitung sejak 1 Januari 2012 sebagian besar standar akuntansi di Indonesia sudah mengacu pada IFRS. Konvergensi IFRS di Indonesia diharapkan mampu meningkatkan kualitas informasi akuntansi. Namun apakah konvergensi IFRS di Indonesia mampu meningkatkan kualitas informasi akuntansi seperti yang diharapkan, hal tersebut masih menjadi pertanyaan.

Dilihat dari sistem dan penegakan hukum, Indonesia dikategorikan sebagai negara dengan sistem dan penegakan hukum yang buruk serta perlindungan invesor yang lemah (Leuz et al., 2003). Hal tersebut bisa saja mengakibatkan adopsi IFRS di Indonesia tidak memberikan

dampak positif terhadap kualitas informasi akuntansi. Namun, dari sisi standar akuntansi, IFRS merupakan standar akuntansi berkualitas tinggi. Penelitan ini bertujuan untuk menguji kembali dampak adopsi IFRS, sebagai standar berkualitas tinggi, terhadap kualitas informasi akuntansi jika diterapkan di lingkungan negara dengan perlindungan investor yang lemah, serta sistem dan penegakan hukum yang buruk dengan mengambil sampel perusahaan-perusahaan yang terdaftar di pasar modal Indonesia.

Penelitian mengenai dampak adopsi IFRS di Indonesia penting dilakukan untuk menjelaskan sejauh mana dampak adopsi IFRS terhadap kualitas informasi akuntansi. Indonesia terhitung sebagai negara baru yang mengadopsi IFRS sehingga belum banyak penelitian tentang dampak adopsi IFRS yang mengambil sampel perusahaan publik di Indonesia. Untuk itu sangat diperlukan penelitian yang mampu menjelaskan bagaimana dampak adopsi IFRS di Indonesia.

(4)

Hasil penelitian ini akan memberikan bukti empiris apakah adopsi IFRS di Indonesia mampu meningkatkan kualitas informasi akuntansi.

Secara spesifik penelitian ini memberikan bukti empiris dampak adopsi IFRS terhadap kualitas laba akuntansi perusahaan-perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Kualitas laba diproksikan dengan earnings response coefficient (ERC). ERC merupakan bentuk pengukuran kandungan informasi laba dengan melihat respon investor terhadap informasi laba tersebut. Beaver (1979) menyatakan bahwa angka laba memiliki kandungan informasi yang akan mempengaruhi respon investor. Respon investor akan tercermin dalam bentuk fluktuasi harga harga saham. Semakin besar respon investor terhadap informasi laba akan semakin tinggi nilai ERC. Tingginya nilai ERC menunjukkan bahwa laba memiliki kandungan informasi bagi investor. Dengan kata lain semakin tinggi nilai ERC maka semakin tinggi kualitas laba.

Dalam penelitian ini untuk menguji dampak adopsi IFRS terhadap kualitas laba adalah dengan membandingkan nilai ERC perusahaan antara periode sebelum adopsi dan sesudah adopsi IFRS. Adopsi IFRS terbukti mampu meningkatkan kualitas informasi akuntansi jika nilai ERC perusahaan sesudah adopsi IFRS lebih tinggi dibandingkan sebelum adopsi. Nilai ERC pasca adopsi IFRS akan lebih tinggi jika investor merespon lebih tinggi informasi laba IFRS.

Investor akan merespon lebih tinggi informasi laba IFRS jika memiliki kandungan informasi lebih baik.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Indonesia merupakan salah satu negara yang baru saja mengkonvergensikan standar akuntansinya ke IFRS. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa dampak adopsi IFRS berbeda-beda di setiap negara. Hal ini mungkin terjadi karena adanya faktor-faktor institusional di masing-masing negara yang mempengaruhi dampak adopsi IFRS. Dengan demikian belumlah

(5)

jelas bagaimana dampak konvergensi IFRS di Indonesia. Penelitian ini akan membahas apakah konvergensi IFRS berpengaruh terhadap earnings response coefficient perusahaan di Indonesia?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh adopsi IFRS terhadap earnings response coefficient perusahaan di Indonesia

1.4 SISTEMATIKA PENULISAN

Penelitian ini menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut ; 1. BAB I PENDAHULUAN

Bab ini akan menguraikan mengenai latar belakang penelitian, masalah penelitian, tujuan penelitian, dan sistematikan penulisan. Bagian pendahuluan bertujuan untuk memberikan gambaran umum mengenai isi dari penelitian ini.

2. BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Bab ini menguraikan tentang definisi-definisi dan literatur-literatur yang digunakan dalam penelitian ini. Literatur yang dipakai yaitu mengenai IFRS, Earnings Response Coefficient, serta penelitian-penelitian terdahulu tentang IFRS. Pada bab ini juga diuraikan mengenai pengembangan hipotesis.

3. BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan tentang populasi dan sampel penelitian, data yang digunakan, serta bagaimana teknik pengumpulan data. Selain itu dijelaskan juga mengenai definisi operasional variabel, serta cara perhitungan variabel-variabel yang digunakan. Kemudian bab ini juga menjelaskan mengenai metode analisis yang akan digunakan dalam pengolahan data.

(6)

4. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan hasil analisis pengolahan data. Pembahasan dimulai dari statistik

deskriptif data yang digunakan, kemudian hasil uji asumsi klasik, serta hasil dari uji hipotesis.

Disertakan pula pembahasan dari hasil uji hipotesis 5. BAB V PENUTUP

Bab ini menyajikan kesimpulan dari pembahasan atas hasil-hasil yang diperoleh dalam penelitian. Pada bagian ini disertakan pula saran atas hasil penelitian yang telah dilakukan, dan juga saran untuk penelitian selanjutnya.

Referensi

Dokumen terkait

Pengolahan sampah secara daur ulang merupakan salah satu cara yang efektif, dengan syarat sampah yang digunakan adalah sampah yang dapat didaur ulang, memiliki nilai

Ruangan merah adalah titik awal kemunculan karakter yang mempunyai pintu yang mengarah ke bawah menuju ruangan biru pertama dan ruangan ke atas menuju ruangan biru

Perbaikan waktu set-up mesin injection stretch blow moulding dapat dilakukan dengan menggunakan metode SMED untuk mereduksi gerakan yang tidak perlu (unnecessary motion

Kesimpulan dari penelitian ini adalah faktor produksi modal (K) mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat pendapatan petani di Indonesia pada α =5%, faktor

Tujuan dari rancangan output untuk mengubah data menjadi informasi yang berkualitas dan dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan yang tepatB. Laporan penyingkat data

Atas dasar itu, dapat ditegaskan bahwa NU --dengan dipelopori oleh eksponen-eksponennya yang berwawasan progresif liberal—telah berkiprah dalam mewacanakan proyek

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran Think Pair Share dapat

Berdasarkan analisis ragam menunjukkan bahwa interaksi antara lokasi asal telur dan kapasitas mesin tetas tidak berpengaruh nyata (P > 0,05) baik terhadap