i
IMPLEMENTASI PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 23 TAHUN 2018 TENTANG PENGHASILAN YANG
DIPEROLEH WAJIB PAJAK SEKTOR UMKM (USAHA MIKRO KECIL MENENGAH)
Studi kasus pada Kantor Pelayanan penyuluhan dan Konsultasi Perpaajakan Sungguminasa
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Sebagai Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md) pada Program Studi D-III Perpajakan
Oleh:
TRY AYU 105751100318
PROGRAM STUDI D-III PERPAJAKAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN 2021
ii
iii
iv
v
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah penulis penjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya Shalawat dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada ternilai manakalah penulis Laporan Tugas Akhir D3 Perpajakan yang berjudul
“Implementasi peraturan pemerintah nomor 23 tahun 2018 tentang penghasilan yang diperoleh wajib pajak sektor UMKM (Study kasus pada Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan Sungguminasa).
Tugas Akhir Karya Tulis Ilmiah yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan Progam Diploma (D3) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada orang tua penlis bapak Mustafa dan Isakka yang senantiasa memberi harapan, semangat, perhatian, kasih sayang dan doa tulus tak pamrih. Dan saudara-saudariku tercinta yang senantiasa mendukung dan memberikan semangat hingga akhir studi ini. Dan seluruh keluarga besar atas segala pengorbanan, dukungan dan doa restu yang telah diberikan demi keberhasilan penlis dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang telah mereka berikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupan didunia akhirat.
Terimakasih kepada saudara-saudara saya yang selalu mendukung perjalanan saya selama menjadi mahasiswa dan Teman-Teman Pajak 2018 yang selalau mendukun saya sampai pada saat ini, semoga Usaha penulis bisa menjadi motivasi agar saudara-saudar tercinta dapat menanggapi hal yang sama, bahkan
vi
lebih dari itu demi membangkakan kedua orang tua yang dikasih. Serta kepada keluarga besar kedua oaran tua saya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
Pada proses terjadinya penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini Penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak dan oleh sebab itu maka kesempatan ini penulis menghaturkan terima kasih kepada.
1. Bapak Prof Dr H Ambo Asse M.Ag. selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar beserta staf dan jajarannya.
2. Bapak Dr.H Andi Jam’an, SE.,M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Bapak Dr.Agus Salim HR.SE.,MM. selaku Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Bapak Faidul Adzim, S.E.,M.Si selaku Wakil Dekan II Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Bapak Samsul Rizal, S.E.,MM selaku Wakil Dekan III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Bapak Dr. H. Andi Rustam., SE., MM., Akt., CA., CPA., ASEAN CPA selaku Ketua Prodi Program D-III Perpajakan dan segenap dosen Beserta Staf Prodi Perpajakan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Bapak Dr. Rustan,SE., MBA., M.Si.,Ak.,CA.,CPAI., CPA., ASEAN CPA selaku Pembimbing I dan Ibu Muttiarni., SE., M.Si selaku Pembimbing II yang menyempatkan waktu ditengah kesibukan dan aktivitas telah bersedia membimbing dan membantu penulis dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
vii
5. Bapak Arif Wangsa Adinigrat, SE., S.Pd., M. Ak selaku penasehat akademik yang bersediah meluangkan waktunya membimbing penulis selama menempuh studi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar
6. Seluruh Dosen dan segenap Civitas akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan ilmu dan nasehat kepada penulis serta bantuan lainnya.
7. Terimakasih sebesar-besarnya penulis haturkan kepada KP2KP Sungguminasa yang telah membantu penulis selama melakukan penelitian.
8. Terimakasih sebesar-besarnya kepada jajaran teman- teman angkatan 2018 yang senantiasa memberikan bantuan dan semangat kepada penulis.
9. Terimakasih kepada Ayahanda tericnta Bapak yang senantiasa memberikan support system bagi saya saat melakukan penelitian.
10. Terimakasih kepada saudara Andi Alea, suryadi SE, Muh Harun S. T, Wawan dan kak Ariyani Yaman, kak Astrianingsi S. T, Dyja yang selalau memberikan dukungan dan semangat selama melakukan penyusunan KTI
11. Banyak rasa syukur kepada sahabat seperjuangan dalam melakukan penyusunan mulai dari awal sampai di tahap akhir ini kepada teman- teman yang selalau berjuang bersama.
viii
ABSTRAK
TRY AYU, Tahun 2021. Impelemntasi peraturan pemerintah Nomor 23 Tahun 2018 Tentang penghasilan Yang Diperoleh Wajib Pajak Sektor UMKM (Study Kasus Pada KP2KP Sungguminasa). Laporan Tugas Akhir Program Studi Perpajakan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar, Dibimbing oleh Pembimbing I Rustan dan Pembimbing II oleh Muttiarni.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana implementasi peraturan pemerintah nomor 23 tahun 2018 tentang penghasilan yang diperoleh wajib pajak sektor UMKM (Stusy kasus pada KP2KP Sungguminasa). Jenis penelitian yang digunakan adalan metode kulaitatif. Data yang diolah penulis merupakan hasil dari wawancara kepada wajib pajak pelaku UMKM dan pegawai KP2KP Sungguminasa. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Observasi, Wawancawa, dan Studi dokumen dimana penulis melihat langsung keadaan dilapangan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bawah dengan diterapkannya peraturan pemerintah nomor 23 tahun 2018 tentang penghasilan yang diperoleh wajib pajak sektor UMKM pihak KP2KP Sungguminasa sudah berusaha memaksimalkan penerapan pph final 0,5% namun belum sepenuhnya efektif dengan melihat data penerimaan pajak UMKM itu sendiri.
Kata kunci, implemntansi pp 23 thn 2018, UMKM
ix
ABSTRACT
TRY AYU, In the year 2021, the 2018 government regulation on the income of tax payers is small and medium micro (Case studies on KP2KP Sungguminasa) he final duty report of the taxation program Faculty of the economy and business of the university muhammadiyah of makassar Guided by a tutor Rustan and Guide two by Muttiarni.
The research is aimed at figuring out how In the year 2021, the 2018 government regulation on the income of tax payers is small and medium micro (Case studies on KP2KP Sungguminasa) he kind of research used is a culinary method. The data the writer prepared is the result of interviews to the tax payers UMKM and employe KP2KP Sungguminasa Methods for collecting data used in this study are observations, interviews, and document studies in which authors see the underlying state
The results of this indicate that govemment regulations are enforced number 23 year 2018 at preset, mikro small and medium micro business flanking institusion side KP2KP Sungguminasa have tried maximize application PPh final 0,5 % but not entirely effective by looking at the taxing data of the microfinance micro, small and medium itself
Key words, Implementasi pp number 23 in 2018 UMKM
x DAFTAR ISI
SAMPUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
LEMBAR PENGESAHAN ... iii
SURAT PERNYATAAN ... iv
KATA PENGANTAR ... v
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT……….. ix
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL……… xii
DAFTAR GAMBAR………... xiii
DAFTAR LAMPIRAN……… xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian ... 3
D. Manfaat Penelitian ... 3
BAB I I TINJAUAN PUSTAKA ... 5
A. Landasan Teori... 5
1. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2018 ... 5
2. Teori Pajak ... 6
a. Pengertian Pajak ... 6
b. Pengertian Wajib Pajak ... 7
c. Jenis-jenis Pajak ... 7
d. Kualitas Pajak ... 8
e. Pajak Penghasilan ... 10
f. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah ... 11
g. Kriteria UMKM ... 13
h. Jenis UMKM ... 14
i. Pajak Khusus UMKM ... 15
j. Cara Menghitung PPh Final UMKM ... 17
xi
B. Kerangka Konseptual ... 20
C. Metode Pelaksanaan Penelitian ... 20
1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 20
2. Alur Penelitian ... 21
3. Populasi dan Sampel ... 21
4. Jenis Data dan Sumber Data ... 21
5. Teknik Pengumpulan Data ... 22
6. Teknik Analisis Data ... 23
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 25
A. Sejarah Singkat ... 25
B. Hasil Penelitian ... 29
C. Pembahasan ... 31
BAB IV PENUTUP ... 35
A. Kesimpulan ... 35
B. Saran ... 36
DAFTAR PUSTAKA ... 38
xii
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
Tabel 2.1 Omzet Penjualan ... 18
Tabel 2.2 Perhitungan PPH Final ... 19
Tabel 3.1 Daftar WP OP Sektor UMKM ... 29
Tabel 3.2 WP OP Lapor Sektor UMKM ... 30
Tabel 3.3 WP OP Lapor dan Jumlah WP OP Daftar ... 31
Tabel 3.4 Persentase WP OP Lapor dan WP OP Daftar ... 32
xiii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman Gambar 2.1 kerangka konseptual ... 20 Gambar 3.1 Struktur organisasi ... 27
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman LAMPIRAN 1 : SURAT PENELITIAN ... 38 LAMPIRAN 2 : DAFTAR PERTANYAAN DAN HASIL WAWANCARA ... 42 LAMPIRAN 3 : DOKUMENTASI ... 46
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pajak menjadi salah satu kontribusi terbesar bagi Negara Indonesia. Karena pajak salah satu sumber pemasukan dana Pemerintah untuk melakukan pembangunan, baik pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah. Pemungutan pajak juga memberi kesempatan pada Pemerintah untuk dapat menjalankan laju Inflasi dan mengatur anggaran pendapatan Indonesia.
Salah satu peran Usaha Mikro, Kecil, dan Menegah (UMKM) indonesia berkotribusi besar terhadap produk domestik bruto (PBD).UMKM Indonesia menyumbang hingga Rp 8.573,9 triliun ke PBD Indonesia (atas dasar harga berlaku) pada 2018. Sedangkan perekonomian Indonesia tahun 2020 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp 15.434,2 triliun dan PDB per kapita mencapai Rp 56,9 Juta atau US$
3.911,7(bps.go.id). Selain itu UMKM mempekerjakan sebanyak 116.978.631 orang atau mencapai 97% dari total tenaga kerja Indonesia (UMKM dan Unit Besar). Hingga saat ini, UMKM Indonesia sebanyak 64.194.057 unit atau 99,99% dari total unit usaha di Indonesia (katadata.co.id/penulis dwi hadya). Dalam undang-undang Nomor 20 tahun 2008 dijelaskan tentang usaha mikro merupakan usaha produktif perorangan atau badan usaha. Usaha mikro kecil menengah (UMKM) itu sendiri adalah kegiatan ekonomi rakyat berskala kecil dan bersifat
1
tradisional, yang untuk omset dan labanya memang jauh lebih kecil dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan besar.
Penelitian Ponarica & Al-saedi (2015) merekomendasikan bahwa perlu dibuat kebijakan perpajakan yang sederhana dan meminimalkan biaya kepatuhan pajak dalam rangka memberikan kemudahan bagi para pelaku UMKM dalam pemenuhan kewajiban perpajakannya.
Sejak tahun 2013 pemerintah mulai menyetor UMKM di Indonesia yang mulai tumbuh dengan pesat. Langkah awal yang pemerintah lakukan untuk meningkatkan penerimaan pajak sektor UMKM dengan menetapkan tarif pajak final sebesar 1% pada Peraturan Pemerintah No 46 tahun 2013 dengan penetapan tarif 1% tersebut berjalan tidak sesuai dengan harapan karena beberapa wajib pajak UMKM masih terbilang rendah dan belum mencapai target penerimaan pajak Negara.
Kemudian dipangkas hanya menjadi 0.5%. Perubahan ini disahkan Presiden Joko Widodo lewat Peraturan Pemerintah No.23 Tahun 2018 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu sehingga kesadaran dan kepatuhan wajib pajak sangat diperlukan/diperhatikan dalam perkembangan perpajakan di Indonesia guna meningkatkan efektifitas dan efesiensi dalam perkembangan perpajakan yang baik kepada wajib pajak demi meningkatnya penerimaan pendapatan Negara. Dengan menerapkan penurunan wajib pajak dari 1%
menjadi 0,5% pihak pelaku UMKM dapat meningkat dan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak yang bersangkutan.
Mengacu pada pada latar belakang peneltian ini, maka peneliti melakukan penelitian pada Kantor Pajak Madya Makassar dengan judul
“Implementansi PP No 23 Tahun 2018 Tentang Penghasilan yang Diperoleh Wajib Pajak Sektor UMKM”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
“Bagaimana implementasi peraturan pemerintah nomor 23 tahun 2018 tentang penghasilan yang diperoleh wajib pajak sektor UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) pada Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan Sungguminasa”.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini untuk mengetahui implementasi PP No 23 tahun 2018 tentang penghasilan yang diperoleh wajib pajak sektor UMKM ( Usaha Mikro Kecil dan Menengah) pada Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan Sungguminasa.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Hasil penelitan ini dapat dijadikan bahan untuk menambah wawasan, pengetahuan untuk orang-orang yang nantinya membaca penelitian ini dan perbandingan untuk penelitian selanjutnya.
2. Pihak instansi Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan Sungguminasa dapat menjadikan bahan masukan yang
sangat bermanfaat untuk meningkatkan penerimaan pajak bagi wajib pajak pada sektor UMKM.
3. Dapat dijadikan pedoman atau refrensi tambahan untuk bahan penelitian sejenisnya bagi peneliti lain.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasa Teori
1. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2018
Peraturan pemerintah nomor 23 tahun 2018 adalah sebuah peraturan yang membahas tentang pajak penghasilan atau pendapatan dari usaha yang diperoleh wajib pajak yang memiliki perederan bruto tertentu dalam 1 tahun pajak. Peraturan nomor 23 ini mulai diberlakukan pada 1 juli 2018. Peraturan pemerintah nomor 23 tahun 2018 pasal 2 ayat (2) menyatakan bahwasanya besarnya tarif pajak penghasilan bersifat final sebagaimana dimaksud pada ayat (1) peraturan pemerintah nomor 23 tahun 2018 adalah 0,5% dari omzet. Dasar pengenaan pajak yang digunakan untuk menghitung pajak penghasilan yaitu jumlah peredaran bruto.
Maksud diterapkannya peraturan pemerintah nomor 23 tahun 2018 adalah kurangnya kontribusi pelaku UMKM terhadap pajak dikarenakan tarif yang 1% masih membebankan. Berdasarkan peraturan pemerintah nomor 23 tahun 2018 tentang pajak penghasilan atas penghasilan dari usaha yang diterima yang memiliki peredaran bruto tertentu yang menjadi subjek pajak sesuai pasal 3 ayat (1) yaitu :
a. Wajib pajak orang pribadi
b. Wajib pajak badan berbentuk, koperasi, persekutuan komanditer, firma atau ferseroan terbatas
Menurut Peraturan pemerintah nomor 23 tahun 2018 tentang pajak penghasilan dari penghasilan usaha yang diterima wajib pajak yang
5
memiliki peredaran bruto tertentu, objek pajak yang tidak dikenakan pajak penghasilan yang dijelaskan dalam pasal 2 ayat (3) yaitu :
a. Penghasilan yang diterima atau diperoleh wajib pajak orang pribadi dari jasa sehubungan dengan pekerjaan bebas
b. Penghasilan yang diterima atau diperoleh diluar negri yang pajaknya terutang atau telah dibayar diluar negri
c. Penghasilan yang dikenakan pajak penghasilan yaitu bersifa final dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan tersendiri
d. Penghasilan yangg dikecualikan objek pajak (L Trimaryani 2020)
2. Teori Pajak
a. Pengertian Pajak
Menurut UU No 28 Tahun 2007 Undang-undang Perpajak, Pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang peribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-undang, dengan tidak mendapat imbalasan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar- besarnya kemakmuran rakyat. Adapun definisi pajak menurut para ahli sebagai berikut :
1. Menurut Rochmat Soemitro
Pajak merupakan piutang yang dilakukan Negara kepada rakyat berlandaskan undang-undang (bias dipaksa pelaksanaannya) dan tidak medapat imbalan secara langsung serta yang di manfaatkan untuk membayar kebutuhan Negara.
2. Menurut Dr. soeparman Soemahamidja
Pajak adalah pungutan wajib berupa uang atau barang yang dipungut oleh yang berwewenang berdasrkan dasar hukum.
Untuk membantu biaya produksi barang dan jasa mencapai kesejahteraan Bersama.
b. Pengertian wajib pajak
Bersumber pada undang-undang Republik
IndonesiaNomor. 16 tahun 2009 menimpa pergantian terkini atas undang-undang no 6 tahun 1983 dalam Mengenai syarat universal dan tatacara perpajakan terhadap harus pajak pribadi orang pribadi ataupun tubuh bersumber pada syarat peraturan undang- undang perpajakan melaksanakan kewajiban anrara lain
memungut, memotong pajak tertentu.
c. Jenis-Jenis Pajak
Adapun jenis-jenis pajak berdasarkan golongan,sifat dan lembaga pemungutannya adalah :
1. Menurut golongannya
a.) Pajak langsung, pajak yang wajib di pikul sendiri oleh wajib pajak yang tak bisa dialihkan terhadap orang lain
Contohnya : Pajak Penghasilan
b.) Pajak tidak langsung, pajak yang bias dialihkan terhadap orang lain.
Contohnya : Pajak Pertambahan Nilai 2. Menurut sifatnya
a.) Pajak subjektifmerupakan pajak yang berdasarkan pada subjeknya, yang mempertimbangkan kondisi wajib pajak.
Contohnya : Pajak Penghasilan
b.) Pajak Objektif, adalah pajak yang berdasarkan pada objeknya, yang tidak mempertimbangkan kondisi wajib pajak.
Contohnya : Pajak Penjulan atas Barang Mewah
3. Berdasarkan lembaga pemungutannya /wewenang pemungut a.) Pajak Pusat, merupakan pajak yang di pungut oleh
pemerintah pusat serta dimanfaatkan untuk keperluan Negara.
Contohnya: Pajak penghasilan (PPH), Pajak pertambahan nilai (PPN), Pajak Penjualan barang mewah (PPnBM).
d. Kualitas Pajak
Ukuran keberhasilan penyelenggaraan pelayanan ditentukan oleh tingkat kepuasan penerimaan pelayanan.
Kepuasan penerima pelayanan dicapai apabila penerimaan pelayanan memeperoleh kualitas pelayanan sesuai dengan yang dibutuhkan dan diharpkan secara terus menerus.
Menurut Fitzsimmons bersaudara dalam Sulastiyono (2011:35-36) Menjelaskan bahwah kualitas pelayanan adalah sesuatu yang kompleks, dan tamu akan menilai kualitas pelayanan melalui lima prinsip dimensi pelayanan sebagai ukurannya, yaitu sebagai berikut :
1. Reliabilitas (Realiability) adalah kemampuan untuk memberikan secara tepat dan benar jenis pelayanan yang telah dijanjikan kepada tamu.
2. Responsif (Responsiveness) yaitu kesadaran atau keinginan untuk cepat bertindak membantu tamu dan memberikan pelayanan tepat waktu.
3. Kepastian/jaminan (assurance), adalah pengetahuan dan kesopan santunan serta kepercayaan diri para pegawai Dimensi Assurance memiliki ciri-ciri kopentensi untuk memberikan pelayanan sopan dan memiliki sifat respek terhadap tamu.
4. Empatu (empathy)memberikan perhatian individu tamu secarah khusus dimensi empathy ini memiliki ciri-ciri : kemauan untuk melakukan pendekatan, memberikan perlindungan dan usaha untuk mengerti keinginan,kebutuhan,dan perasaan tamu.
5. Nyata (tangibles) yaitu sesuatu yang Nampak atau nyata, yaitu : penampilan para pegawai ,dan fasilitas-fasilitas fisik ,lainnya seperti peralatan dan perlengkapan yang menunjang pelaksanaan pelayanan.
Dalam hal memberikan kualitas pelayanan kantor pajak adalah tugas dan kewajiban setiap fiskus. Sehingga kualitas pelayanan fiskus dapat diartikan sebagai kualitas jasa pelayanan yang diberikan petugas pajak kepada wajib pajak yang juga bertindak sebagai konsumen dalam hal menikmati fasilitas dan layanan perpajakan yang memuaskan yang dibutuhkan setiap wajib pajak dalam hal memenuhi kewajiban perpajakan
e. Pajak Penghasilan
Pajak penghasilan sebagai bagian dari integral dari uangang-undang perpajakan telah dikenal sejak zaman belanda.
Perkembangan dan perbaikan terhadap Undang-undang tersebut merupakan proses yang dilalui menuju penyempurnaan dalam hal pelaksanaan Undang-undang pajak itu sendiri.
Pada awal kemerdekaan dari selama revolusi, tidak ada pemungutan pajak yang berarti walau ada kantor iuran negara yang menerima pajak dari beberapa pedagang. Sesuda kedaulatan RI, peraturan perpajakan belanda digunakan kembali sambil dilakukan pentaan dan perluasan. Undang-undang PPh terbaru yakni Undang-Undang Nomor 36 tahun 2008 tentang perubahan keempat atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang pajak penghasilan. Sedangkan aspek hukumnnya digeser kedalam undang-undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang perubahan ketiga atas Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpjakan (KUP).
Pajak penghasilan berikut ini didasarkan pada Undang- undang nomor 7 tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang perubahan keempat Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang pajak penghasilan, peraturan pemerintah 14 keputusan, Mentri Keuangan dan Keputusan Direktur Jendral Pajak.
(Thahjo & Husein, 2009)
f. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah 1. Pengertian UMKM
Pengertian UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menegah).
UMKM merupakan suatu usaha perdagangan yang dikelolah oleh perorangan atau juga badan usaha yang dalam hal ini termaksud juga sebagai kriteria usaha dalam lingkup kecil atau jasa mikro. Peraturan mengenai UMKM dibahas didalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008.
Ada pula penafsiran UMKM bagi Tambunan (2012) merupakan wujud usaha yang berdiri sendiri yang dikelolah oleh perorangan ataupun usaha dalam sektor bidang ekonomi. Pada prinsip nya perbandingan antara unsaha mikro (UMi), usasha kecil (UK), usaha menengah (UM), serta usaha besar (UB) terletak pada nilai ataupun besarnya asset dini, omsert pertahun, dan jumlah pekerja senantiasa. Namu tiap negeri mempunyai tolak ukur yang berbeda-beda dalam penentuan skala usaha.
2. Peran UMKM
Sejarah perekonomian telah ditinjau kembali untuk mengkaji ulang peran husaha sekala mikro kecil dan menegah (UMKM). Beberapa kesimpulan bagi D.L Birch dalam tambunan (2013) perkembangan UMKM sudah ditinjau kembali menimpa kedudukan usaha skala mikro serta menegah, di antara kesimpulan yaitu perkembangan ekonomi sangat cepat sama halnya yang terjadi di jepang telah dikaitkan dengan besarnya sector usaha kecil, dan meciptakan lapangan kerja di Amerika
serikat sejak peran duni ke II, sehingga kontribusi UMKM ini tidak dapat di abaikan
3. Pengertian UMKM Menurut Para Ahli a.) Rudjito
Merupakan usaha kecil yang membantu perekonomian Indonesia. Dikatakan membantu perekonomian Indonesia karena dengan melalui UMKM akan membentuk lapangan kerjaan baru serta juga menigkatkan devisa Negara dengan melalui pajak badan usaha.
b.) Inna Primiana
Merupakan suatu aktivitas atau kegiatan ekonomi yang menjadi penggerak pembangunan Indonesia ialah seperti industri manufaktur agribisnis dan juga sumberdaya manusia.
Dalam arti ini mengindikasihkan bahwah UMKM ini mengandung arti pemulihan perekonomian Indonesia dengan melalui pengembangan sector perdagangan untuk program pemberdayaan masyarakat yang membutuhkan pekerjaan c.) Kwartono
Menurutnya, klasifikasi didalam usaha yang dapat dikatakan ialah sebagai UMKM berarti usaha yang mempunyai kekayaan sebesar <Rp 200.000.000 yang mana perhitungan tersebut menurur dengan omset penjualan tahunan perusahaan.
g. Kriteria UMKM
Sebuah usaha disebut sebagau usaha UMKM apabila memenuhi keriteria tertentu. Didalm penetapan kriteria tersebut penting untuk bias menentukan jasa yang akan dikelolah badan usaha supaya mendapatkan ijin usaha.
1. Usaha Mikro
Usaha mikro adalah usaha produktif milik perorangan atau badan usaha pereorangan yang memiliki kekayaan bersih maksimal Rp 50 juta/bulan dan omzet per tahun Rp 300 juta serta memiliki jumlah kariyawan kurang dari 4 orang
2. Usaha Kecil
Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri dan dilakukan oleh perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan serta memiliki kekayaan berseih lebih dari Rp 50 juta samapi dengan 500 rupiah. Omzet penjualan pertahun 300 juta hingga 500 juta. Jumlah karyawan yang dimiliki adalah sebanyak 5 hingga 19 orang
3. Usaha Menengah
Usaha menegah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri dan dilakukan oleh perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan serta memiliki kekayaan bersih lebih dari 500 juta samapi dengan Rp 10 miliar. Omzet penjualan per tahun mencapai Rp 2,5 miliar hingga 50 miliar dengan jumlah kariyawan lebih dari 20 orang.
h. Jenis UMKM
Didalam pelaksanaan UMKM ini memiliki beberapa jenis.
Jenis ini berfungsi untuk bias membagi beberapa jenis UMKM supaya mudah apabilah menerima ijin usaha dari pemerintah 1. Kuliner
Kuliner merupakan suatu usaha yang bergelak dalam segala macam bidang makanan dan minuman. Kuliner tersebut dapat dijadikan ialah sebagai UMKM jika usaha penjualan makanan tersebut masih dalam lingkup UMKM yang mengutamakan penjualan dalam jumlah mikro (Kecil)
2. Fashion
Fashion merupakan suatu usaha dibidang pakaian. Salah satu dari kebutuhan pokok manusia ialah pakaian. Usaha fashion ini merupakan usaha yang menjanjikan disebabkan karena tipe-tipe orang membutuhkan pakaian. Namun untuk usaha fashion yang termaksud kedalam UMKM harus masuk dalam kriteria UMKM 3. Agribisnis
Agribisnis merupakan suatu usaha yang bergerak dibidang peranian. UMKM yang menjalankan mengenai agribisnis ini umumnya menjadi pupuk bibit tanaman, serta lain-lain. UMKM agribisnis tersebut juga biasanya terdapat di pedesaan yang mempunyai lahan pertanian dalam jumlah cukup banyak dan juga luas.
i. Pajak Khusus UMKM
Ketentuan perpajakan bagi UMKM mengacu pada UU No.36 Tahun 2008 pasal 2 tentang pajak penghasilan Pajak khusus UMKM, pajak yang harus dilaporkan dan dibayar adalah sebagai berikut:
1. Pajak Penghasilan (PPh) pasal 4 ayat 2 atau PPh final (untuk sewa gedung atau kantor, omzet penjualan, dan lainnya).
2. PPh Pasal 21 (untuk gaji karyawan jika kamu mempekerjakan karyawan tetap),
3. PPh pasal 23 jika ada transaksi pembelian jasa
Berdasarkan poin diatas, maka sudah jelas bahwah PPh pasal 21 dan 23 bersifat optimal yaitu berlaku hanya jika UMKM memiliki karyawan dan melakukan transaksi pembelian jasa.
Sedangkan yang sudah dipastikan berlaku bagi seluruh UMKM adalah PPh final atau PPh pasal 4 ayat 2.
Perlu diketahui juga bahwah pada dasarnya jenis pajak yang dibayarkan oleh UMKM sangat bergantung pada jenis transaksi yang dilakukannya dan omzet penjualan per tahunnya.
Jika UMK dan UMKM tidak memiliki omzet atau bahkan mengalami kerugian dalam satu bulan, maka DJP sudah memberi keringan yang tidak mewajibkan untuk menyetor PPh final ini.
PPh final merupakan istilah atau nama lian dari PPh pasal 4 ayat 2. Terdapat berbagai macam objek PPh Final seperti untuk sewa bangunan, jasa konstruksi jasa atas obligasi, jasa atas peredaran bruto (omzet) usaha, dan lainnya.
Menurut peraturan pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2013 PPh Final untuk pajak UKM adalah pajak atas penghasilan (omzet) dari usaha yang diterima atau diperoleh Wajib pajak. PPh Final khusus dikenakan pada wajib pajak yang memiliki peredaran bruto atau omzet dibawah Rp 4,8 Milyar dalam setahun.
Namun pada tanggal 1 juli 2018, pemerintah mengeluarkan PP Nomor 23 Tahun 2018 mengenai tarif baru untuk PPh final UMKM. Tarif PPh final awalnya diberlakukan 1% kemudian diubah dalam peraturan pemerintah (PP) Nomor 23 Tahun 2018 perubahan ini di sahkan oleh Presiden Joko Widodo.
Peraturan tersebut menggantikan PP No 46 Tahun 2013.
Perubahan ketentuan ini bukan tanpa alasan. Pemerintah berharap, dengan pemberlakuan presentase pph final ini dapat meningkatkan pembayaran pajak pajak untuk PPh Final untuk UMKM. Dengan hal ini UMKM akan mampu secara finansial untuk dapat mengembangkan usaha. Berikut ketentuan pemberlakuan PPh Final sebesar 0,5% sebagai berikut:
1. Wajib pajak orang pribadi bisa menikmati tarif PPh final 0,5%
dalam jangka waktu 7 tahun
2. Untuk WP badan seperti koperasi, persekutuan komenditer (CV) dan firma hanya bias menikmati tarif PPh Final 0,5% dalam jangka waktu 4 tahun.
3. Sedangkan untuk WP Perseroan Terbatas (PT) hanya bias menikmati tariff PPh Final 0,5% dalam jangka waktu 3 tahun.
j. Cara menghitung PPh Final UMKM
Perhitungan jumlah PPh final yang harus dibayarkan oleh suatu UMKM sebenarnya sangat sederhana. Prinsipnya adalah setiap transaki penjualan perbulan bisnis kamu harus dijumlahkan terlebih dahulu, kemudian dikalikan 0.5%.
Pada tanggal 15 bulan berikutnya, seorang pengusaha UMKM harus membayar PPh Finalnya ke kas Negara. Setelah melakukan pembayarannya,
maka pelaku UMKM akan mendapat bukti bayar Pajak atau NTPN (Nomor Transkasi Penerimaan Negara).
Contoh:
Bapak Ayyub adalah seorang Pedagang Batik. Usaha nya sudah berlangsung selama 3 tahun. Omzet bapak Ayyub selama peiode 2019 terakhir adalah 160 juta. Rinciannya sebagai berikut:
Berikut tabel omzet penjualan selama setahun:
Tabel 2.1 omzet penjualan
Sumber : (Data diolah 2021)
Jadih total jumlah Omzet Pendapatan bapak Ayyub priode 2019 adalah 160 Juta, maka berapa pajak terutang PPh Final bapak Ayyub di masing-masing masa pajak?
Nama Bulan Jumlah (Rp)
Januari Rp 11.000.000
Februari Rp 8.000.000
Maret Rp 16.000.000
April Rp 10.000.000
Mei Rp 15.000.000
Juni Rp 11.000.000
Juli Rp 15.000.000
Agustus Rp 13.000.000
September Rp 16.000.000
Oktober Rp 13.000.000
November Rp 15.000.000
Desember Rp 17.000.000
Berikut ini perhitungan pph final selama periode 2019 : Tabel 2.2 perhitungan pph final
Nama bulan
Jumlah Penghasilan
Cara perhitungan PPh final yang di bayar Januari Rp 11.000.000 Rp 11.000.000 x 0,5% Rp 55.000 Februari Rp 8.000.000 Rp 8.000.000 x 0,5% Rp 40.000 Maret Rp 16.000.000 Rp 16.000.000 x 0,5% Rp 80.000 April Rp 10.000.000 Rp 10.000.000 x 0,5% Rp 50.000 Mei Rp 15.000.000 Rp 15.000.000 x 0,5% Rp 75.000 Juni Rp 11.000.000 Rp 11.000.000 x 0,5% Rp 55.000 Juli Rp 15.000.000 Rp 15.000.000 x 0,5% Rp 75.000 Agustus Rp 13.000.000 Rp 13.000.000 x 0,5% Rp 65.000 September Rp 16.000.000 Rp 16.000.000 x 0,5% Rp 80.000 Oktober Rp 13.000.000 Rp 13.000.000 x 0,5% Rp 65.000 November Rp 15.000.000 Rp 15.000.000 x 0,5% Rp 75.000 Desember Rp 17.000.000 Rp 17.000.000 x 0,5% Rp 85.000 12 Rp 160.000.000 Rp 160.000.000 x 0,5% Rp 800.000 Sumber : (Data diolah 2021)
Jadi total PPh final yang harus dibayar oleh bapak Ayyub selama periode 2019 adalah Rp 800.000.
B. Kerangka konseptual
C.
Gambar 2.1 kerangka konseptual
Sebelum adanya PP No 23/2018 para pelaku UMKM sudah ada sejak pp No 46/2013 namun masih banyak pelaku UMKM belum sadar akan kewajiban PPh finalnya yang 1% itulah sebabnya adanya PP baru nomor 23 tahun 2018 dengan PPh final 0,5% ini dapat terimplemtasi dengan baik.
C. Metode Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan penelitian ini menggunakan metode kualitatif, data yang digunakan berupa data bukan angka-angka yang diperoleh dari sesi wawancara, dokumen dan sebagainya.
1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini bertempat di KP2KP Sungguminsa yang terletak dijalan Mesjid Raya No. 24 Sungguminasa telah dilakukani dari bulan Juli - Agustus 2021
Implementasi PP No 23 UMKM
Hasil
2. Alur Penelitian
Adapun alur penelitian dalam beberapa tahap mulai dari Persiapan, Pelaksanaan dan Tahap Akhir.
3. Populasi dan Sampel a.) Populasi
Menurut Mudrajad Kuncoro (2013) populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, berupa orang, kejadian, atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu dimana akan ditarik menjadi sebuah objek penelitian. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah berjumlah 6 orang, 1 pelaku UMKM dan 5 pegawai Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan Sungguminasa.
b.) Sampel
Sampel menurut Mudjarat Kuncoro (2013), sampel merupakan bagian dari jumlah yang dimiliki.
Maka sampel yang di ambil atau digunakan ialah sampel yang diberikan oleh Kantor pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan Sungguminasa.
4. Jenis dan Sumber Data a.) Jenis Data
jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1. Data Subyektif
Data subyektif adalah jenis data penelitian yang beruba opini, sikap, pengalaman atau karateristik dari seseorang atau sekelompok orang yang menjadi subyek penelitian.
b.) Data Dokumentar
Data dokumentar adalah jenis data penelitian yang antara lain:
jurnal, surat-surat, atau dalam bentuk laporan program c.) Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
i. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung dari sumber asli (tanpa melalui perantara).
ii. Data Sekunder
Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah terusun arsip yang dipublikasikan atau tidak dipublikasi.
5. Teknik Pengumpulan Data
a.) Teknik Observasi, merupakan sebuah proses yang kompleks suatu proses yang tersusun sedemikian rupa yang terutama dalam proses ini ialah pengamatan terkait dengan objek penelitian.
b.) Wawancara adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan bertanya langsung kepada informan berkaitan dengan data yang dibutuhkan.
c.) Studi kepustakaan, penelitian ini didasarkan pada bahan-bahan dari literatur, buku, dan bahan tulisan atau dokumentasi yang beruhubungan dengan penelitian.
d.) Teknik dokumen adalah catatan peristiwa terkait suatu yang diteliti. Dokumen pula dapat berbentuk tulisan, gambar, vidio, atau karya- karya seseorang.
6. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis dari hasil studi dokumentasi dan wawancara dengan cara mengabungkan data dan memilih mana yang paling penting dan mana yang perlu dipelajari serta menarik kesimpulan sehingga mudah dipahami. teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang digunakan peneliti sebagai mana yang di kemukakan oleh hubrman (sugiyono,2007:207) yaitu pengumpulan data reduksi data, penyajian data dan langkah terakhir penarikan kesimpulan adapun langkah-langkah teknik analisis data sebagai berikut:
a.) Reduksi Data
Reduksi data ialah penyederhanaan yang dilakukan melalui selekasi pemokusan serta keabsahan data mentah dan di olah menjadi informasih yakan dijadikan penarikan kesimpulan.
b.) Penyajian Data
Penyajian data dalam metode kualitatif yaitu berbentuk naratif dan tersusun secara sistematis sehingga mudah dipahami.
c.) Penarikan Kesimpulan
Tahap terakhir ialah penarikan kesimpulan yang mengacu pada perumusan masalah data yang telah tersusun kemudain
dibandingkan antara data satu dengan data yang lainnya kemdian ditarik menjadi suatu kesimpulan dari prihal masalah yang ada.
BAB III
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Sejarah Singkat
Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan Sungguminasa (KP2KP) bertempat di jalan Masjid Raya No. 24 Sungguminasa, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa di bawah wilayah kerja KPP Pratama Bantaeng sesuai dengan keputusan Menteri Keuangan RI Nomor: 94/KMK.01/1994 Tanggal 29 Maret 1994 tentang Organisasi dan Tata Kerja Direktorat Jendral Pajak sebagai pelaksanaan Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor: 162/KMK.01/1997 tanggal 10 April 1997. Sejak bulan Juni 2008 Menteri Keuangan Republik Indonesia bersama dengan Direktur Jendral Pajak meresmikan dua Kantor Wilayah Direktorat Jendral Pajak (Kanwil DJP) Modern yaitu Kanwil DJP Naggroe Aceh Darussalam dan Kanwil DJP Sumatera Utara II, serta 40 Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama dan 37 Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) di lingkungan Kanwil-Kanwil DJP.
Sumatera Utara I, Riau dan Kepulauan Riau, Kalimantan Timur dan Sulawesi Selatan, Barat dan Tenggara (Sultanbatara). Pembentukan dua Kanwil DJP modern dan Pembentukan KPP Pratama dan KP2Kp di wilayah di 4 Kantor Wilayah DJP ini merupakan tahapan proses modernisasi di Direktorat Jendral Pajak. Sejak 55 diresmikannya sejumlah KPP Pratama dan KP2KP di wilayah Sulawesi Selatan, Barat dan Tenggara oleh Menteri Keuangan, maka KP4 Sungguminasa mengalami perubahan menjadi KP2Kp Sungguminasa. Ini juga berarti bahwa Kode Nomor Pokok Wajib Pajak yang digunakan juga mengalami
25
perubahan yang semula 805 menjadi 807 untuk wilayah Gowa dan juga karena wilayah KP2Kp Sungguminasa tidak lagi dinaungi oleh KPP Pratama Makassar Selatan tetapi di bawah naungan KPP Pratama Bantaeng. KP2KP Sungguminasa bertanggung jawab untuk melaksanakan pelayanan perpajakan di Kabupaten Gowa. Secara geografis terletak pada 12o38 6- 13o15 17 BT dan antara 5o5- 5o347 LS.
Luas wilayah Kabupaten Gowa adalah 1.883,33 Km2 atau sama dengan 3.01% dari luas wilayah Provinsi Sulawesi Selatan, yang mencakup 18 Kecamatan, 167 desa atau kelurahan dan 726 dusun atau lingkungan.
Tahun 2018 jumlah penduduk Kabupaten Gowa berdasarkan data BPS adalah 740.292 jiwa.
1. Visi Dan Misi a.) Visi
“Menjadi institusi pemerintah yang menyelenggarakan sistem administrasi Perpajakan modern yang efektif, efisien dan dipercaya masyarakat dengan integritas dan profesionalisme yang tinggi.”.
b.) Misi
“menghimpun penerimaan pajak negara berdasarkan undang- undang perpajakan yang mampu mewujudkan kemandirian anggaran pendapatan dan belanja negara melalui sistem administrasi perpajakan yang efektif dan efisien.”
2. Struktur dan Job Description
KP2KP Sungguminasa membentuk suatu struktur organisasi agar lebih mempermudah pelayanan kepada Wajib Pajak, sehingga dalam pelaksanaan tugas pokoknya dapat terorganisir dengan baik.
Seksi Konsultasi Hal ini sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 535/KM.01/2001 tentang Susunan dan Tugas Koordinator Pelaksanan di Lingkungan Dirjen Pajak, dan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 443/KMK.01/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Dirjen Pajak, Kantor Pelayanan Pajak, Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan, Kantor Pemeriksaan serta Penyidikan Pajak dan Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan.
Tata kerja semua unit struktur organisasi dalam melaksanakan tugasnya menerapkan prinsip koordinasi, integritas dan singkronisasi, Tata kerja semua unit struktur organisasi dalam melaksanakan tugasnya menerapkan prinsip koordinasi, integritas dan singkronisasi.
Berikut gambar struktur organisasi KP2KP Sungguminasa
Seksi Penyuluhan Seksi Pelayanan
KEPALA KANTOR KP2KP SUNGGUMINASA
Gambar 3.1 Struktur organisasi
Masing masing organisasi di Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan Sungguminasa mempunyai tugas yang sesuai dengan bidangnya. Tugas-tugas tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
a.) Kepala Kantor mempunyai tugas menilai dan mengawasi staff atau anggota kantor dalam memberikan pelayanannya kepada wajib pajak.
b.) Seksi Pelayanan mempunyai tugas melakukan penetapan dan penertiban produk hukum perpajakan, penerimaan dan pengolahan Surat Pemberitahuan, Penerimaan Surat lainnya, serta pelaksanaan Pendaftaran Wajib Pajak.
c.) Seksi Konsultasi mempunyai tugas melakukan proses penyelesaian permohonan wajib pajak, usulan pembetulan ketetapan pajak, bimbingan dan konsultasi teknis perpajakan kepada Wajib Pajak.
d.) Seksi Penyuluhan mempunyai tugas melakukan pengamatan potensi perpajakan pendataan objek dan subjek pajak, pembentukan dan pemutakhiran basis data nilai objek pajak dalam menunjang ekstensifikasi, bimbingan pengawasan Wajib Pajak baru, serta penyuluhan perpajakan.
B. Hasil Penelitian
1. Jumlah WP OP yang terdaftar dalam sektro Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Tahun 2018-2020 pada KP2KP
Sungguminasa.
Tabel 3.1
daftar WP OP sektor UMKM
No Tahun Jumlah WP OP terdaftar
dalam kegiatan UMKM
1 2018 20.817
2 2019 35.884
3 2020 45.050
Sumber : Staf Pengelolah Data (2021)
Pada tabel 3.1 diatas dapat diketahui jumlah wajib pajak orang pribadi yang terdaftar dalam kegiatan UMKM pada tahun 2018 berjumlah 20.817 wajib pajak, mengalami kenaikan sebesar 15.067 wajib pajak.
Sehingga pada tahun 2019 wajib pajak orang pribadi yang terdaftar menjadi 35.884. Dan terjadi peningkatan lagi di tahun 2020, dengan kenaikan sebesar 9.166 wajib pajak, sehingga total wajib pajak orang pribadi yang terdaftar pada tahun 2020 ialah sebesar 45.050.
2. Jumlah WP OP Lapor dalam sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Tahun 2018-2020 pada KP2KP Sungguminsa
Tabel 3.2
WP OP Lapor Sektor UMKM
No Tahun Jumlah WP OP Lapor dalam sektor
UMKM
1 2018 10.753
2 2019 9.523
3 2020 7.952
Sumber : Staf Pengelolah Data (2021)
Pada tabel 3.2 diatas dapat diketahui bahwa jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi yang Lapor dalam Sektor UMKM pada tahun 2018 sejumlah 10.753 wajib pajak dan mengalami penurunan sebesar 1.230 wajib pajak. Sehingga pada tahun 2019 wajib pajak yang lapor hanya sebesar 9.523. Dan terjadi penurunan lagi di tahun 2020 sebesar 1.571 wajib pajak, sehingga total Wajib Pajak Orang Pribadi yang Lapor dalam Sektor UMKM pada tahun 2020 hanya sebesar 7.952 wajib pajak.
Penerapan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2018 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak yang Memiliki Peredaran Bruto bisa dikategorikan sudah diterapkan sesuai dengan aturan Pemerintah No. 23 Tahun 2018 dapat dilihat dengan data penerimaan pajak UMKM mulai dari tahun 2018-2020 pihak instansi Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan Sungguminasa benar-benar sudah berusaha
memaksimalkan dengan membuat baliho, menyebarkan informasi lewat sosmed tentang penurunan wajib pajak orang pribadi UMKM yang dulunya 1% dipangkas menjadi 0,5% dan KP2KP Sungguminasa juga membuka pos-pos pajak diwilayah terpencil Kabupaten Gowa yang diperuntukkan bagi wajib pajak yang jauh dari KP2KP atau yang mengalami masalah pajaknya bisa langsung mendatangi pos pajak yang sudah disiapkan.
C. Pembahasan
a. Wajib Pajak Orang Pribadi yang Lapor dan Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi yang Terdaftar
Tabel 3.3
Wajib Pajak Orang Pribadi yang Lapor dan Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi yang Terdaftar pada Tahun Pajak 2018-2020
No Tahun Jumlah WP
OP Lapor
Jumlah WP OP Terdaftar
1 2018 10.753 20.817
2 2019 9.523 35.884
3 2020 7.952 45.050
Untuk dapat mengukur tingkat efektivitas dari implementasi PP No. 23 Tahun 2018 yang diterapkan KP2KP Sungguminasa maka digunakan rasio sebagai berikut :
x 100%
Tingkat efektivitas dari implementasi PP No. 23 Tahun 2018 yang diterapkan KP2KP Sungguminasa pada Tahun Pajak 2018
x 100%
=
x 100%
= 51,65%
Tingkat efektivitas dari implementasi PP No. 23 Tahun 2018 yang diterapkan KP2KP Sungguminasa pada Tahun Pajak 2019
x 100%
=
x 100%
= 26,53%
Tingkat efektivitas dari implementasi PP No. 23 Tahun 2018 yang diterapkan KP2KP Sungguminasa pada Tahun Pajak 2020
x 100%
=
x 100%
= 17,65%
Tabel 3.4
Persentase efektivitas hubungan antara Jumlah WP OP Lapor dengan Jumlah WP OP Terdaftar pada Tahun Pajak 2018-2020
No Tahun Jumlah WP
OP Lapor
Jumlah WP OP
Terdaftar
Persentase
1 2018 10.753 20.817 51,65%
2 2019 9.523 35.884 26,53%
3 2020 7.952 45.050 17,65%
Sumber : Staf Pengelolah Data (2021)
Berdasarkan tabel 3.4 dapat dilihat bahwa tingkat efektivitas dari implementasi PP No. 23 Tahun 2018 sektor UMKM yang diterapkan KP2KP Sungguminasa pada tahun 2018-2020 masih rendah dan mengalami penurunan yang sangat drastis ini disebabkan
dengan ketidaktahuan pelaku UMKM dalam kutipan wawancara Ibu Firda Nur Alfir Food and Drink dengan pertanyaan apa kendala sehingga pelaku UMKM tidak membayar PPh Finalnya?
“Kemudian dijawab menurut saya kurangnya pemberitahuan baik melalui call ataupun email”
. Hal ini berkenaan dengan tingkat efektivitas dari implementasi PP No. 23 Tahun 2018 terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi UMKM tahun 2018 sampai dengan 2020 yaitu 51,65% , 26,53% dan 17,65%. Padahal jika diamati dari Jumlah WP OP yang Terdaftar terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Akan tetapi kendala yang terjadi pada WP OP yang Lapor mengakibatkan penurunan wajib pajak yang cukup drastis sehingga secara tidak langsung akan sangat berpengaruh pada tingkat efektivitasnya.
Efektifnya implementasi PP No. 23 Tahun 2018 sektor UMKM yang diterapkan KP2KP Sungguminasa terjadi apabila rasionya sama dengan 1 atau setara dengan 100%. Hambatan yang dialami WP OP UMKM Menurut wawancara dengan bapak Imam selaku Staf Seksi Pelayanan :
“ada bebrapa kendala dan hambatan yang dialami oleh wajib pajak khususnya sektor UMKM adalah kesadaran wajib pajak dalam membayar pph finalnya terbilang masih rendah.
Ada beberapa wajib pajak yang kurang teliti atau kurang paham prosedur dan tata cara dalam membayar pph finalnya. Turunnya tingkat kepercayaan masyarakat mengenai pajak. Adanya keterbatasan sumber daya manusia (SDM) di KP2KP Sungguminsa. Tertutupnya kantor pelayanan penyuluhan dan konsultasi perpajakan Sungguminasa untuk melakukan pelayanan secara tatapa muka dan beberapa wilayah wajib pajak untuk ke KP2KP cukup jauh serta terbatasnya teknologi dan jaringan internet”
Upaya yang dilakuakan KP2KP Sungguminasa dalam penerapana PP No 23/2018 wajib pajak orang pribadi sektor UMKM.
Menurut wawancara Emi nabila burhany selaku staf KP2KP Sungguminasa dalam kutipannya mengtakan :
“aturan mengenai PP NO 23/ 2018 disosialisasikan kepada wajib pajak sejak saat terdaftr saat pengambilan kartu maupun pendaftaran WP diberikan edukasi mengenai tanggal jatuh tempohnya pembayaran, dan tarif PP No 23 yang menjadi kewajibannya. Sistem pajak di negara kita yaitu self assessment membuat perhitungan dan pembayaran dilakukan oleh wp sendiri, maka kesadaran wp sangat berpengaruh terhadap tingkat kepatuhannya. Fiskus hanya bisa mengawasi dan memberi konsultasi terkait pp 23 ini”
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Implementasi PP No 23 tahun 2018 tentang penghasilan yang diperoleh wajib pajak sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah pada Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan sudah terlaksana atau bisa dikatakan efektif dengan melihat jumlah WP OP UMKM yang Terdaftar dari tahun 2018-2020 terus meningkat hal ini disebabkan pihak KP2KP Sungguminasa terus melakukan pengawasan, bersosialisasi, dan terus membuat berita-berita atau pamflet mengenai adanya pp 23 dengan tarif pph final UMKM 0,5%
dalam wawancara imam selaku staf mengatakan :
“Untuk saat ini pp no 23/ 2018 sudah berjalan efektif dilihat dari persentase pertumbuhan penerimaan, beberapa tahun belakangan ini dikarenakan juga pp no 23/ 2018 sudah berlaku beberapa tahun ini sehingga lebih mudah memberkan pemahaman kepada wajib pajak UMKM”
Dari hasil dan pembahasan penelitian yang telah disajikan pada bab bab yang tertera, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
daftar UMKM berbanding terbalik dengan Penerimaan pajak UMKM dalam upaya yang dilakukan KP2KP Sungguminasa belum efektif dalam menerapkan pph final wajib pajak orang pribadi sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
Beberapa faktor penerapan pp 23 tahun 2018 di KP2KP Sungguminasa yaitu :
35
yang pertama faktor internal KP2KP Sungguminasa mengatakan peraturan pp 23 tahun 2018 sudah efektif dalam kutipan wawancara Ibu Emi Nabila Burhany mengatakan :
“sudah sangat efektif dikarenakan pertumbuhan pembayaran yang positif serta dengan berubahnya tarif dari 1% menjadi 0,5% sehingga lebih memudahkan wajib pajak”
Sedangkan yang kedua faktor eksternal yaitu pihak pelaku UMKM yang mengatakan dengan ketidak tahuannya mengenai adanya pp nomor 23 tahun 2018 ini dalam kutipan wawancara Ibu Firda Nur Usaha Alfir Food And Drink mengatakan :
“saya tidak mengetahui dengan adanya peraturan pemerrintah nomor 23 tahun 2018 ini “
Bisa dilihat dari kedua faktor diatas bahwasanya penerapan pp nomor 23 tahun 2018 ini belum sepenuhnya 100% efektif berdasarkan hasil wawancara dari pelaku UMKM.
B. Saran
1. Saran untuk KP2KP Sungguminasa
KP2KP Sungguminasa dapat untuk lebih intensif mengadakan suatu pelatihan maupun sosialisasi secara langsung atau pendekatan personal kepada pelaku UMKM mengenai Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2018. Sehingga pemilik UMKM memiliki pemahaman tentang tujuan dikeluarkannya peraturan tersebut agar terdorong untuk membayar pajaknya.
2. Saran untuk penenitian selanjutnya
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan penelitian tersebut, maka peneliti memberikan saran untuk peneliti selanjutnya agar dapat memperbaiki penelitian ini dengan menambah informan pihak pelaku UMKM, tujuannya adalah untuk mengetahui pendapat para pelaku UMKM perubahan peraturan tersebut dan juga untuk mencari tahu masalah-masalah apa saja yang dihadapi oleh wajib pajak yang menggunakan PP No 23 Tahun 2018 terkait dengan membayar pajaknya. Hal tersebut nantinya dapat dijadikan masukan-masukan bagi Kantor Pelayanan Pajak agar bisa memberikan Pelayanan terbaik bagi wajib pajak dan wajib pajak menjadi nyaman serta taat dalam membayar pajaknya.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku dan Artikel
Amwa Dhasa Amalia, Eko Madyo Sutanto. 2020. “Pengaruh Implementasi Sistem E-Filing Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Umkm Dengan Pemahaman Internet Sebagai Pemoderas”. Jurnal Pendidikan Ekonomi.
Vol 5.
Cahyani Luh Putu Gita,Naniek Noviari. 2019. “Pengaruh Tarif Pajak, Pemahaman Perpajakan, dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM”. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. Vol 23 Kuncoro (2013) “sampel merupakan bagian dari jumlah yang dimiliki”
Mudrajad Kuncoro (2013) “Populasi merupakan kelompok elemen yang lengkap, berupa orang, kejadian, atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu”
Pebrina Rizky, Amir Hidayatulloh. 2020. “Pengaruh Penerapan E-Spt, Pemahaman Peraturan Perpajakan, Sanksi Perpajakan, Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak”. Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis. Vol 17.
Ponarica & al-saedi (2015) “Merekomendasikan perlu dibuat kebijakan dan meminimalakan biaya kepatuhan bagi para pelaku UMKM”
Rochmat soemitro.2010 “Pajak adalah piutang yang di lakukan Negara kepada rakyat berdasarkan undang-undang yang bersifap memaksa dan tidak dirasakan secara langsung manfaatnya”
Sugiyono,2007:207.”pengumpulan data,reduksi data, penyajian data dan langkah terakhir penarikan kesimpulan”
Sumber undang-undang
UU No 28 Tahun 2007 “tetnang Undang-undang Perapajakan”
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008 yang mengatur tentang UMKM
Sumber internet www.bps.go.id
file:///C:/Users/USER/Downloads/BAB%20III.pdf
http://manajemenbr.blogspot.com/2018/12/usaha-mikro-kecil-dan-menengah- umkm.html
https://klikpajak.id/blog/penghitungan-pajak/cara-menghitung-pajak-umkm/
https://www.bukukas.co.id/pajak-umkm-jenis-jenis-tarif-cara-hitung-dan- bayarnya/
www.katadata.co.id/penulsdwi hadya www.Kontan.co.id
LAMPIRAN 1 SURAT PENELITIAN
LAMPIRAN 2
DAFTAR PERTANYAAN DAN HASIL WAWANCARA
Wawancara pengawai KP2KP Sungguminasa
1. Bagaimana impelementasi PP No 23 Tahun 2018 Tentang Penghasilan Yang Diperoleh Wajib Pajak Sektor UMKM pada KP2KP Sungguminasa?
“ibu Friska Olivia M menjawab sudah baik, tapi perlu dilakukan pengawasan atas pemenuhan kewajiban perpajakan oleh wajib pajak”
2. Untuk mengetahui implementasi PP No 23 Tahun 2018 Tentang Penghasilan yang diperoleh wajib pajak sektor UMKM apakah benar- benar sudah efektif di KP2KP Sungguminasa?
“ibu Friska Olivia M menjawab sudah berjalan dengan baik jika dilihat dari presentase kenaikan pembayaran setiap tahun”
3. Bagaimana impelementasi PP No 23 Tahun 2018 Tentang Penghasilan Yang Diperoleh Wajib Pajak Sektor UMKM pada KP2KP Sungguminasa?
“Ibu Hasti Zulfauzi menjawab setiap wajib pajak UMKM di KP2KP Sungguminasasudah sepatutnya menggunakan tarif 0,5% seperti yang terdapat pada PP No 23 Tahun 2018. Dengan PP No 23 Tahun 2018, perhitungan Pph Terutang simple dan dapat diterapkan dengan mudah
4. Untuk mengetahui implementasi PP No 23 Tahun 2018 Tentang Penghasilan yang diperoleh wajib pajak sektor UMKM apakah benar- benar sudah efektif di KP2KP Sungguminasa?
“Ibu Hasti Zulfauzi menjawab pembayaran PP No 23 Tahun 2018 sudah terbilang efektif dengan dapat dilihat pembayaran tahun sebelumnya. Jika dilihat pembayaran pphnya terlihat naik dari bulan ke bukan.
5. Bagaimana impelementasi PP No 23 Tahun 2018 Tentang Penghasilan Yang Diperoleh Wajib Pajak Sektor UMKM pada KP2KP Sungguminasa?
“Ibu Nabila Burhany mengatakan aturan mengenai PP No 23 Tahun 2018 disosialisasikan kepada wajib pajak sejak saat terdatar saat pengambilan katru maupun pendaftaran WP diberikan edukasi mengenai tanggal jatuh tempo pembayaran, dan tarif PP No 23 yang menjadi kewajibannya sistem pajak dinegara kita yaitu self assessment membuat perhitungan dan pembayaran dilakukan oleh WP sendiri, maka kesadaran WP sangat berpengaruh terhadap tingkat kepatuhannya. Fiskus hanya bisa mengawasi dan memberi konsultasi terkait PP No 23.
6. Untuk mengetahui implementasi PP No 23 Tahun 2018 Tentang Penghasilan yang diperoleh wajib pajak sektor UMKM apakah benar- benar sudah efektif di KP2KP Sungguminasa?
“Ibu Emi Nabila Burhany mengatakan sudah sangat efektif, dikarena pertumbuhan pembayaran yang positif serta dengan berubahnya tarif dari 1% menjadi 0,5% sehingga lebih memudahkan wajib pajak.
7. Bagaimana impelementasi PP No 23 Tahun 2018 Tentang Penghasilan Yang Diperoleh Wajib Pajak Sektor UMKM pada KP2KP Sungguminasa?
“Bapak Fadly mengatakan Implementasi PP 23 2018 terkait turunnya tarif pajak UMKM dari yang semula 1% menjaadi 0,5% sudah terimplementasi sejak aturan diberlakukan”
8. Untuk mengetahui implementasi PP No 23 Tahun 2018 Tentang Penghasilan yang diperoleh wajib pajak sektor UMKM apakah benar- benar sudah efektif di KP2KP Sungguminasa?
“Bapak Fadly mengatakan Aturan PP No 23 Tahun 2018 mengenai WP UMKM sudah benar benar diberlakukan dan efektif dilaksanakan di KP2KP Sungguminasa, ini terlihat pemnayaran WP UMKM tumbuh dari tahun tahun sebelumnya”
Wawancara Pihak Pelaku UMKM
1. Manfaat apa saja yang dirasakan wajib pajak UMKM setelah pp finalnya dipangkas menjadi 0,5%
“Ibu Firda Nur Usaha Alfir Food And Drink mengatakan jauh lebih baik karena adanya pangkass jadi 0,5% sehingga dapat lebih membantu, dan membuat masyarakat terbantu”
2. Apakah wajib pajak UMKM mengetahui dengan adanya pp no 23 tahun 2018
“Ibu Firda Nur Usaha Alfir Food And Drink mengatakan saya tidak mengetahuinya”
3. Apa kendala sehingga para pelaku UMKM tidak membayar pph finalnya
“Ibu Firda Nur Usaha Alfir Food And Drink mengatakan menurut saya kurangnya pemberitahuan baik melalui call ataupun email”
LAMPIRAN 3 DOKUMENTASI
Gambar I : Halaman depan Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan Sunguminasa (23 agustus 2021)
Gambar II : Ruang tunggu wajib pajak ketika sudah dapat nomor antrian (23 agustus 2021)
Gambar III : tempat karyawan layani wajib pajak (24 agustus 2021)
Gambar IV : wawancara staf KP2KP Sungguminasa (24 agustus 2021)
Gambar V : wawancara tertulis pegawai KP2KP Sungguminasa (25 agustus 20121
Gambar VI : wawancara tertulis pegawai KP2KP Sungguminasa (25 agustus 2021)
Gambar VII : wawancara tertulis pegawai KP2KP Sungguminasa
(26 agustus 2021)
Gambar VIII : wawancara tertulis pegawai KP2KP Sungguminasa
(26 agustus 2021)
RIWAYAT HIDUP
Nama lengkap penulis TRY AYU, lahir pada tanggal 23 Februari 1999 di kabupaten wajo kecamatan belawa.
Yang merupakan buah hati Ayahanda Mustafa dan Ibunda Isakka. Sebagai anak terakhir dari 5 bersaudara.
Penulis berkebangsaan indonesia dan beragama islam.
Penulis memulai jenjang pendidikan SD pada tahun 2005 sampai lulus pada tahun 2011. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan nya di SMP Muhammadiyah Belawa dan lulus pada tahun 2014.Selanjutnya penulis menempuh pendidikan di SMK Negri 1 Limbung Kab Gowa dan lulus pada tahun 2017. Pada tahun 2017 penulis belum melanjutkan pendidikan dikarena mencari pekerjaan tahun 2017 sampai akhir bekerja di salah satu CV. Dikabupaten gowa sampai tahun 2018 penulis kembali melanjutkan pendidikannya di salah satu perguruan tinggi swasta yaitu kampus Universitas Muhammadiyah Makassar dengan mengaambil jurusan DIII- Perpajakan pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB). Penulis sangat bersyukur atas kesempatan yang diberikan oleh Allah STW atas karunianya yang telah memberikan kesehatan, kesempatan, umur panjang hingga sekarang ini penulis dapat menimbah ilmu untuk bekal di masa depan. Harapan terbesar penulis semoga apa yang diperoleh selama pendidikan dapat bermanfaat unutk diri sendiri maupun orang lain.