Sesi XIII
INTEGRAL
e-Mail : zacoeb@ub.ac.id www.zacoeb.lecture.ub.ac.id Hp. 081233978339
Mata Kuliah : Matematika Rekayasa Lanjut Kode MK : TKS 8105
Pengampu : Achfas Zacoeb
Integral Garis
Dari Gambar 6.1, sebuah obyek bergerak dengan lintasan tidak lurus dari titik A ke titik B. Jika gaya yang diberikan berubah nilai dan arahnya, maka usaha yang dilakukan adalah seperti Pers. (6.1).
Integral Garis
(lanjutan
)𝑾 = 𝑭𝒊 𝒊. 𝚫𝒓𝒊 (6.1)
Jika perubahannya kontinu untuk perpindahan dari titik a ke titik b sepanjang lintasan C, maka Pers. (6.1) berubah menjadi bentuk integral seperti Pers. (6.2).
𝑾 = 𝑭. 𝒅𝒓𝒂𝒃 (6.2)
Usaha yang dihasilkan merupakan integral garis dari fungsi vektor F.
Integral Garis
(lanjutan
)Integral garis dari suatu fungsi vektor A(t) sepanjang kurva C yang terdefinisi pada a t b, dapat didefinisikan seperti Pers. (6.3).
𝑨. 𝒅𝒓𝑪 = 𝑨. 𝒅𝒓𝒂𝒃
= 𝐴𝑎𝑏 1𝐢 + 𝐴2𝐣 + 𝐴3𝐤 . 𝐢𝑑𝑥 + 𝐣𝑑𝑦 + 𝐤𝑑𝑧
= 𝐴𝑎𝑏 1dx + 𝐴2𝑑𝑦 + 𝐴3𝑑𝑧 (6.3)
Integral Garis
(lanjutan
)Untuk obyek yang bergerak dengan lintasan tertutup dimana A = B seperti ditunjukkan Gambar 6.2, maka digunakan Pers. (6.4).
Gambar 6.2. Obyek dengan lintasan tertutup 𝑨. 𝒅𝒓𝑪 = 𝑪 𝐴1𝐢 + 𝐴2𝐣 + 𝐴3𝐤 . 𝐢𝑑𝑥 + 𝐣𝑑𝑦 + 𝐤𝑑𝑧
= 𝐶 𝐴1dx + 𝐴2𝑑𝑦 + 𝐴3𝑑𝑧 (6.4)
Integral Garis
(lanjutan
)Contoh : Hitung usaha yang dihasilkan sebuah obyek yang bergerak dalam vektor F = yi + x2j, sepanjang kurva x = 2t, y = t2 – 1 dari t = 0 hingga t = 2.
Penyelesaian :
𝑭. 𝒅𝒓𝑪 = 𝑪 𝒚𝐢 + 𝒙𝟐𝐣 . 𝒅𝒙𝐢 + 𝒅𝒚𝐣
= 𝒚𝒅𝒙 + 𝒙𝟎𝟐 𝟐𝒅𝒚
= 𝒕𝟎𝟐 𝟐− 𝟏 𝟐𝒅𝒕 + 𝟐𝒕 𝟐𝟐𝒕𝒅𝒕
= 𝟐𝒕𝟎𝟐 𝟐− 𝟐 + 𝟖𝒕𝟑 𝒅𝒕
𝟐 𝟏𝟎𝟎
Integral Permukaan
Definisi : Jika S suatu permukaan 2 sisi yang demikian mulus dan n adalah vektor normal satuan positif, maka fluks (massa yang mengalir per satuan waktu) dari A(x,y,z) melalui permukaan S adalah seperti Pers. (6.5) yang disebut dengan integral permukaan.
Fluks 𝑭 yang melintasi 𝑺 = 𝑨. 𝒏. 𝒅𝑺𝑺 (6.5) Untuk menghitung integral permukaan akan lebih sederhana dengan memproyeksikan S pada salah satu bidang koordinat, kemudian menghitung integral lipat 2 dari proyeksinya.
Integral Permukaan
(lanjutan
)Jika permukaan S memiliki proyeksi pada bidang xy, maka integral permukaan diberikan oleh Pers. (6.6).
𝑨. 𝒏. 𝒅𝑺𝑺 = 𝑨. 𝒏.𝑺 𝒅𝒙.𝒅𝒚𝒏.𝐤 (6.6) Sedangkan jika proyeksi pada bidang xz, maka integral permukaan diberikan oleh Pers. (6.7).
𝑨. 𝒏. 𝒅𝑺𝑺 = 𝑨. 𝒏.𝑺 𝒅𝒙.𝒅𝒛𝒏.𝐣 (6.7) Dan proyeksi pada bidang yz, maka integral permukaan diberikan oleh Pers. (6.8).
𝑨. 𝒏. 𝒅𝑺𝑺 = 𝑨. 𝒏.𝑺 𝒅𝒚.𝒅𝒛𝒏.𝐢 (6.8)
Integral Permukaan
(lanjutan
)Contoh :
Hitunglah 𝑨. 𝒏. 𝒅𝑺𝑺 dimana A = 18zi – 12j + 3yk, S adalah bagian dari bidang 2x + 3y + 6z = 12 yang terletak pada oktan pertama dan n adalah normal satuan pada S.
Penyelesaian :
Suatu normal untuk S adalah 𝛁 𝟐𝒙 + 𝟑𝒚 + 𝟔𝒛 − 𝟏𝟐 = 𝟐𝐢 + 𝟑𝐣 + 𝟔𝐤, sehingga :
𝒏 = 𝟐𝐢+𝟑𝐣+𝟔𝐤
𝟐𝟑+𝟑𝟐+𝟔𝟐= 𝟐𝐢+𝟑𝐣+𝟔𝐤𝟕
Integral Permukaan
(lanjutan
)maka :
𝑨. 𝒏 = 𝟏𝟖𝒛𝐢 − 𝟏𝟐𝐣 + 𝟑𝒚𝐤 . 𝟐𝐢+𝟑𝐣+𝟔𝐤
𝟕
= 𝟑𝟔𝒛−𝟑𝟔+𝟏𝟖𝒚
𝟕
= 𝟑𝟔
𝟏𝟐−𝟐𝒙−𝟑𝒚
𝟔 −𝟑𝟔+𝟏𝟖𝒚
𝟕
= 𝟑𝟔−𝟏𝟐𝒙
𝟕
Integral Permukaan
(lanjutan
)Permukaan S proyeksi R nya terhadap bidang xy. Sehingga integral permukaan yang diinginkan adalah seperti gambar berikut :
Integral Permukaan
(lanjutan
)𝑨. 𝒏. 𝒅𝑺 =𝑺 𝑨. 𝒏.𝑹 𝒅𝒙.𝒅𝒚𝒏.𝐤 = 𝟑𝟔−𝟏𝟐𝒙𝟕 . 𝟐𝐢+𝟑𝐣+𝟔𝐤𝒅𝒙.𝒅𝒚
𝟕 .𝐤
𝑹 = 𝟑𝟔−𝟏𝟐𝒙𝟕 .𝒅𝒙.𝒅𝒚𝟔
𝟕
𝑹
= 𝟔 − 𝟐𝒙
𝟏𝟐−𝟐𝒙
𝒚=𝟎𝟑
𝟔
𝒙=𝟎 𝒅𝒙. 𝒅𝒚
= 𝟔𝒚 − 𝟐𝒙𝒚
𝟏𝟐−𝟐𝒙 𝟑
𝟎 𝟔
𝒙=𝟎 𝒅𝒙
= 𝟔 𝟏𝟐−𝟐𝒙
𝟑 − 𝟐𝒙 𝟏𝟐−𝟐𝒙
𝟑 𝟔
𝒙=𝟎 𝒅𝒙
= 𝟐𝟒 − 𝟏𝟐𝒙 +𝟒𝒙𝟐
𝟑 𝟔
𝒙=𝟎 𝒅𝒙
= 𝟐𝟒𝒙 − 𝟔𝒙𝟐+𝟒𝒙𝟐
𝟗 𝟔
𝟎= 𝟐𝟒 satuan luas
Integral Volume
(lanjutan
)Pandang sebuah permukaan tertutup dalam ruang yang menutup volume V, maka :
𝑨 𝒅𝑽𝑽 = 𝑨 𝒅𝒙𝒅𝒚𝒅𝒛𝑽 (6.9)
dan
𝝓 𝒅𝑽𝑽 = 𝝓 𝒅𝒙𝒅𝒚𝒅𝒛𝑽 (6.10)
Pers. (6.10) dapat dinyatakan sebagai limit dari jumlah.
Untuk lebih jelasnya lihat Gambar 6.3 yang membagi ruang V ke dalam M buah kubus-kubus dengan volume 𝚫𝑽𝒌 = 𝚫𝒙𝒌𝚫𝒚𝒌𝚫𝒛𝒌, 𝒌 = 𝟏, 𝟐, … , 𝑴.
Integral Volume
(lanjutan
)Gambar 6.3. Integral volume Jika 𝒙𝒌, 𝒚𝒌, 𝒛𝒌 sebuah titik
dalam kubus, dapat didefnisikan 𝝓 𝒙𝒌, 𝒚𝒌, 𝒛𝒌 = 𝝓𝒌 . Pandang jumlah :
𝝓𝒌∆𝑽𝒌
𝒏
𝒌=𝟏
yang diambil untuk semua kubus yang ada dalam ruang yang ditinjau.
Integral Volume
(lanjutan
)Limit dari jumlah tersebut, jika 𝑴 → ∞, sehingga kuantitas- kuantitas terbesar ∆𝑽𝒌 akan mendekati nol, dan jika limit ini ada, yang dinyatakan oleh Pers. (6.10) adalah integral volume.
Integral Volume
(lanjutan
)Contoh :
Hitung 𝒇(𝒙)𝒅𝑽𝑽 dengan V adalah ruang yang dibatasi oleh permukaan-permukaan x + y + z = 5, x = 0, y = 0, dan z = 0, jika 𝒇 𝒙 = 𝒙𝟐+ 𝒚𝟐+ 𝒛𝟐. Penyelesaian :
Integral Volume
(lanjutan
)𝒙𝟐+ 𝒚𝟐+ 𝒛𝟐
𝑽 = 𝒙=𝟎𝟓 𝒚=𝟎𝟓−𝒙 𝒛=𝟎𝟓−𝒙−𝒚 𝒙𝟐+ 𝒚𝟐+ 𝒛𝟐 𝒅𝒛𝒅𝒚𝒅𝒙
= 𝒙𝟐𝒛 + 𝒚𝟐𝒛 +𝟏
𝟑𝒛𝟑 𝟓−𝒙−𝒚𝟎
𝟓−𝒙 𝒚=𝟎 𝟓
𝒙=𝟎 𝒅𝒚𝒅𝒙
= 𝒙𝟐+ 𝒚𝟐 𝟓 − 𝒙 − 𝒚 + 𝟓−𝒙−𝒚𝟑
𝟑 𝟓−𝒙
𝒚=𝟎 𝟓
𝒙=𝟎 𝒅𝒚𝒅𝒙
= 𝒙𝟐 𝟓 − 𝒙 −𝒙𝟐𝒚𝟐
𝟐 + 𝟓−𝒙
𝟑 𝒚𝟑−𝒚𝟒
𝟒 𝟓
𝒙=𝟎
− 𝟓−𝒙−𝒚𝟒
𝟏𝟐 𝟓−𝒙𝟎 𝒅𝒙
= 𝒙𝟐𝟓−𝒙𝟐 𝟐+ 𝟓−𝒙𝟒
𝟔 𝒅𝒙
𝟓 𝟎
= 𝟐𝟓𝒙𝟔𝟑−𝟓𝒙𝟒𝟒+𝟏𝟎𝒙𝟓−(𝟓−𝒙)𝟑𝟎 𝟓 𝟓𝟎=𝟔𝟐𝟓𝟒 satuan volume
Teorema Gauss
Definisi :
Jika V adalah volume yang dibatasi oleh suatu permukaan tertutup S dan A sebuah fungsi vektor dengan turunan-turunan yang kontinu, maka :
𝛁. 𝐀𝐝𝐕𝐕 = 𝐀. 𝐧𝐝𝐒𝐒 = 𝐀. 𝐝𝐒𝐒 (7.1)
Dari Pers. (7.1), integral permukaan dari sebuah vektor A yang mengelilingi sebuah permukaan tertutup sama dengan integral dari divergensi A dalam volume yang diselubungi oleh permukaan di atas. Jadi, dalam mencari integral permukaan
Teorema Gauss
(lanjutan
)Agar lebih memahami teorema Gauss, lihat contoh soal berikut : Contoh Soal :
Hitunglah 𝐀. 𝐧. 𝐝𝐒𝐒 dengan 𝐀 = 2𝑥 − 𝑧 𝐢 + 𝑥2𝑦𝐣 − 𝑥𝑧2𝐤 dan S adalah permukaan kubus yang dibatasi oleh x = 0, x = 1, y = 0, y = 1, z = 0, z = 1.
Penyelesaian :
Teorema Gauss
(lanjutan
)Menurut teorema divergensi Gauss : 𝐀. 𝐧𝐝𝐒𝐒 = 𝛁. 𝐀𝐝𝐕𝐕 Maka,
𝛁. 𝐀𝐝𝐕𝐕 = 𝜕𝑥𝜕 𝐢 + 𝜕
𝜕𝑦𝐣 + 𝜕
𝜕𝑧𝐤
1 0 1
0 . 2𝑥 − 𝑧 𝐢 + 𝑥2𝑦𝐣 − 𝑥𝑧2𝐤
1
0 𝑑𝑥𝑑𝑦𝑑𝑧
= 2 + 𝑥01 01 01 2− 2𝑥𝑧 𝑑𝑥𝑑𝑦𝑑𝑧
= 2𝑥 +𝑥3
3 − 𝑥2𝑧 10
1
0 𝑑𝑦𝑑𝑧
1
0 = 01 01 73− 𝑧 𝑑𝑦𝑑𝑧
= 01 73𝑦 − 𝑧𝑦 10𝑑𝑧= 01 73− 𝑧 𝑑𝑧
= 7
3𝑧 −1
2𝑧2 10=𝟏𝟏
𝟔
Jadi,
𝐀. 𝐧𝐝𝐒𝐒 = 𝛁. 𝐀𝐝𝐕𝐕 =𝟏𝟏𝟔 satuan
Teorema Stokes
Definisi :
Jika S adalah permukaan berarah dalam ruang dengan batas- batasnya adalah kurva C yang tertutup, dan misalkan F(x,y,z) adalah fungsi vektor kontinu yang mempunyai turunan parsial pertama yang kontinu dalam domain yang memuat S, maka :
𝐅. 𝐝𝐫𝐂 = 𝐒 𝛁 × 𝐅 . 𝐧. 𝐝𝐒 (7.2)
Dari Pers. (7.2) dapat disimpulkan, integral garis dari sebuah vektor yang mengelilingi sebuah kurva tertutup sederhana C sama dengan integral permukaan dari curl melalui sembarang permukaan S dengan C sebagai batasnya.
Teorema Stokes
(lanjutan
)Agar lebih memahami teorema Stokes, lihat contoh soal berikut : Contoh Soal :
Hitunglah 𝐒 𝛁 × 𝐀 . 𝐝𝐒 dengan 𝐀 = 2𝑥 − 𝑦 𝐢 + 𝑦𝑧2𝐣 − 𝑦2𝑧𝐤 dimana S adalah separuh dari permukaan bola 𝑥2+ 𝑦2+ 𝑧2 = 1 bagian atas dan C batasnya.
Penyelesaian :
Teorema Stokes
(lanjutan
)Batas C dari S adalah suatu lingkaran dengan persamaan 𝑥2+ 𝑦2= 1, 𝑧 = 0 dan persamaan parameternya adalah 𝑥 = cos 𝑡 , 𝑦 = sin 𝑡 , 𝑧 = 0, dimana 0 t
2. Berdasarkan teorema Stokes 𝐒 𝛁 × 𝐀 . 𝐧. 𝐝𝐒 = 𝐀. 𝐝𝐫𝐂 . 𝐀. 𝐝𝐫𝐂 = C 2𝑥 − 𝑦 𝐢 − 𝑦𝑧2𝐣 − 𝑦2𝑧𝐤 . 𝑑 𝑥𝐢 + 𝑦𝐣 + 𝑧𝒊
= 02𝜋 2𝑥 − 𝑦 𝑑𝑥 − 𝑦𝑧2𝑑𝑦 − 𝑦2𝑧𝑑𝑧
= 02𝜋 2 cos 𝑡 − sin 𝑡 − sin 𝑡 𝑑𝑡
= 02𝜋 −2 sin 𝑡 cos 𝑡 + 𝑠𝑖𝑛2 𝑡 𝑑𝑡
= − sin 2𝑡 +1
2−cos 2𝑡
2 𝑑𝑡
2𝜋 0
=1
2cos 2𝑡 +1
2𝑡 +1
4sin 2𝑡 2𝜋0 = 𝜋 Jadi, 𝐒 𝛁 × 𝐀 . 𝐧. 𝐝𝐒 = 𝐀. 𝐝𝐫𝐂 = 𝝅 satuan
Teorema Green
Teorema Stokes berlaku untuk permukaan-permukaan S dalam ruang yang memiliki kurva C sebagai batasnya, sedangkan teorema Green berlaku pada daerah tertutup dalam bidang xy yang dibatasi oleh kurva tertutup C. Istilahnya, teorema Green dalam bidang adalah hal khusus dari teorema Stokes. Jadi ada satu cara lagi untuk mencari besar usaha dalam bidang, yaitu dengan menggunakan teorema Green.
Teorema Green
(lanjutan
)Definisi :
Jika R adalah suatu daerah tertutup dalam bidang xy yang dibatasi oleh sebuah kurva tertutup sederhana C. M dan N adalah fungsi-fungsi kontinu dari x dan y yang memiliki turunan-turunan kontinu dalam R, maka :
𝐌𝐝𝐱𝐂 + 𝐍𝐝𝐲 = 𝐑 𝛛𝐍𝛛𝐱−𝛛𝐌𝛛𝐲 𝐝𝐱𝐝𝐲 (7.3)
Teorema Green
(lanjutan
)Jika A menyatakan medan gaya yang bekerja pada sebuah partikel dimana A = Mi + Nj, maka 𝐀. 𝐝𝐫𝐂 adalah usaha yang dilakukan dalam menggerakkan partikel tersebut mengelilingi suatu lintasan tertutup C → integral garis, yaitu :
𝐀. 𝐝𝐫𝐂 = 𝐂 M𝐢 + N𝐣 . 𝑑𝑥𝐢 + 𝑑𝑦𝐣 + 𝑑𝑧𝐤
= 𝐂 M𝑑𝑥 + N𝑑𝑦
Dengan menggunakan teorema Green, maka usaha yang dilakukan adalah :
𝛛𝐍 𝛛𝐌
Teorema Green
(lanjutan
)Agar lebih memahami teorema Green, lihat contoh soal berikut : Contoh Soal :
Periksa teorema Green pada bidang untuk 𝐂 2𝑥𝑦 − 𝑥2 𝑑𝑥 + 𝑥 + 𝑦2 𝑑𝑦, dimana C adalah kurva tertutup yang dibatasi oleh 𝑦 = 𝑥2 dan 𝑦2 = 𝑥.
Penyelesaian :
Kurva-kurva bidang tersebut berpotongan di (0, 0) dan (1,1), arah positif dalam menjalani C ditunjukkan pada gambar di samping.
Teorema Green
(lanjutan
)Sepanjang 𝑦 = 𝑥2, integral garisnya adalah : 2𝑥 𝑥2 − 𝑥2 𝑑𝑥
1
𝑥=0 + 𝑥 + 𝑥2 2 𝑑 𝑥2
= 𝑥=01 2𝑥3+ 𝑥2+ 2𝑥5 𝑑𝑥= 7
6 Sepanjang 𝑦2= 𝑥, integral garisnya adalah :
2𝑦2 𝑦 − 𝑦2 2 𝑑 𝑦2
0
𝑦=1 + 𝑦2+ 𝑦2 𝑑y
= 𝑦=10 4𝑦4− 2𝑦5+ 2𝑦2 𝑑𝑥= −17
15 Maka integral garis yang diinginkan adalah :
=7
6−17
15 = 𝟏
𝟑𝟎 satuan
Teorema Green
(lanjutan
)Dengan teorema Green :
𝛛𝐍
𝛛𝒙−𝛛𝐌
𝛛𝒚 𝑑𝑥𝑑𝑦
𝐑 = 𝛛 𝒙+𝒚𝛛𝒙 𝟐 −𝛛 𝟐𝒙𝒚−𝒙𝟐
𝛛𝒚 𝑑𝑥𝑑𝑦
𝐑
= 𝐑 𝟏 − 𝟐𝒙 𝑑𝑥𝑑𝑦
= 𝑥=01 𝑦=𝑥𝑥 2 𝟏 − 𝟐𝒙 𝑑𝑥𝑑𝑦
= 𝑥=01 𝑦 − 2𝑥𝑦 𝑥𝑥2𝑑𝑥
= 𝑥=01 𝑥12− 2𝑥32− 𝑥2+ 2𝑥3 𝑑𝑥
= 𝟏
𝟑𝟎 satuan (Pemeriksaan selesai dan terbukti sama!)
Latihan
1. Teorema Gauss :
Hitunglah 𝐀. 𝐧. 𝐝𝐒𝐒 dengan𝐀 = 2𝑥𝑦 − 𝑧 𝐢 + 𝑦2𝐣 − 𝑥 + 3𝑦 𝐤 pada daerah yang dibatasi oleh 2x + 2y + z = 6, x = 0, y = 0, z = 0.
2. Teorema Stokes :
Hitunglah 𝐒 𝛁 × 𝐀 . 𝐧. 𝐝𝐒 dengan 𝐀 = 3𝑦𝐢 − 𝑥𝑧𝐣 + 𝑦𝑧2𝐤, dimana S adalah permukaan paraboloida 2𝑧 = 𝑥2+ 𝑦2 yang dibatasi oleh z = 2 dan C sebagai batasnya.
3. Teorema Green :
Hitunglah 𝐂 𝑥2− 𝑥𝑦3 𝑑𝑥 + 𝑦3− 2𝑥𝑦 𝑑𝑦 dengan C adalah suatu