• Tidak ada hasil yang ditemukan

PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Keuangan Konsolidasi

Dengan Laporan Auditor Independen

Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2003 dan 2002

PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk.

DAN ANAK PERUSAHAAN

(2)

PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI

DENGAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL

31 DESEMBER 2003 DAN 2002

Daftar Isi

Halaman Laporan Auditor Independen

Neraca Konsolidasi …..………...………...………... 1-3 Laporan Laba Rugi Konsolidasi …...…..………... 4 Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasi .………..……. 5

Laporan Arus Kas Konsolidasi ……….………. 6 Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi ……..……….. 7 - 40

**************************

(3)

Laporan Auditor Independen

Laporan No. RPC-1778

Pemegang Saham, Komisaris dan Direksi PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk.

Kami telah mengaudit neraca konsolidasi PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. dan anak perusahaan tanggal 31 Desember 2003 dan 2002, serta laporan laba rugi konsolidasi, laporan perubahan ekuitas konsolidasi dan laporan arus kas konsolidasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut.

Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen Perusahaan. Tanggung jawab kami terletak pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan audit kami.

Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia.

Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar kami memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat.

Menurut pendapat kami, laporan keuangan konsolidasi yang kami sebut di atas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. dan anak perusahaan tanggal 31 Desember 2003 dan 2002, serta hasil usaha dan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

Prasetio, Sarwoko & Sandjaja

Drs. Bangkit Kuncoro NIAP. 98.1.0067

10 Maret 2004

(4)

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.

PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI

31 Desember 2003 dan 2002

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali nilai nominal per saham)

Catatan 2003 2002

AKTIVA

AKTIVA LANCAR

Kas dan setara kas 2c, 4, 23 1.887.008 1.115.599

Investasi jangka pendek 2d 10.527 -

Piutang usaha 2e, 5, 23

Pihak ketiga - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 3.779 pada tahun 2003 dan Rp 9.824 pada

tahun 2002 141.061 272.196

Pihak hubungan istimewa 2f, 6 2.882 15.544

Piutang lain-lain - pihak ketiga 23 50.815 36.898

Persediaan - bersih 2g, 7 4.658.728 5.333.008

Biaya dan pajak dibayar di muka 2h 164.625 168.974

Aktiva lancar lainnya 40.508 41.557

Jumlah Aktiva Lancar 6.956.154 6.983.776

AKTIVA TIDAK LANCAR

Aktiva pajak tangguhan - bersih 2r, 12 26.334 14.508

Piutang hubungan istimewa 2f, 6 26.718 24.121

Investasi pada perusahaan asosiasi 2b, 3, 8 154.480 100.760

Instrumen derivatif 2i, 9, 23 593.383 505.147

Aktiva tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 907.951 pada tahun 2003 dan Rp 784.509

pada tahun 2002 2j, 10 2.139.524 1.745.134

Tanah untuk pengembangan 2k 175.453 175.531

Uang muka pembelian aktiva tetap 57.244 103.571

Goodwill - bersih 2l 994 76.350

Tagihan pajak penghasilan 12 10.406 29.037

Aktiva yang tidak digunakan dalam usaha 2m 8.584 19.026

Lain-lain 2j, 2p, 20, 24 48.494 40.113

Jumlah Aktiva Tidak Lancar 3.241.614 2.833.298

JUMLAH AKTIVA 2s, 15 10.197.768 9.817.074

(5)

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi

PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI (lanjutan)

31 Desember 2003 dan 2002

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali nilai nominal per saham)

Catatan 2003 2002

KEWAJIBAN DAN EKUITAS KEWAJIBAN LANCAR

Hutang usaha 11, 23

Pihak ketiga 295.915 309.930

Pihak hubungan istimewa 2f, 6 3.990 12.515

Hutang lain-lain - pihak ketiga 23 65.746 63.473 Hutang pajak dan cukai 2r, 12 1.117.915 1.441.614

Beban masih harus dibayar 23 215.181 218.342

Bagian pinjaman jangka panjang yang akan

jatuh tempo dalam waktu satu tahun 13

Bank 23 - 26.582

Sewa guna usaha 2j 11.303 11.185

Jumlah Kewajiban Lancar 1.710.050 2.083.641

KEWAJIBAN TIDAK LANCAR

Kewajiban pajak tangguhan - bersih 2r, 12 92.698 95.011 Pinjaman jangka panjang - setelah dikurangi

bagian yang akan jatuh tempo dalam waktu

satu tahun 13

Bank 23 148.143 -

Sewa guna usaha 2j 7.896 15.424

Hutang efek 23 557.547 588.833

Hutang obligasi 1.600.000 1.600.000

Kewajiban diestimasi atas manfaat karyawan 2p, 2u, 20 81.503 39.092

Jumlah Kewajiban Tidak Lancar 2.487.787 2.338.360

HAK MINORITAS ATAS AKTIVA BERSIH

ANAK PERUSAHAAN YANG DIKONSOLIDASI 2b 231.524 194.180

(6)

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.

PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI (lanjutan)

31 Desember 2003 dan 2002

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali nilai nominal per saham)

Catatan 2003 2002

EKUITAS

Modal saham - nilai nominal Rp 100 per saham Modal dasar - 6.300.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor

penuh - 4.500.000.000 saham 14 450.000 450.000 Modal saham yang diperoleh kembali,

disajikan sebesar nilai nominal -

108.130.500 saham 2n, 14 (10.813) (10.813)

Modal saham yang beredar 439.187 439.187

Tambahan modal disetor - agio saham 42.162 42.162 Selisih kurs karena penjabaran laporan

keuangan 2b 483.002 491.288

Selisih perubahan ekuitas anak perusahaan 2b (32.447) (31.958) Selisih penilaian kembali aktiva tetap 2j 16 16 Laba atas investasi jangka pendek tersedia

untuk dijual yang belum direalisasi 2d 3.453 - Saldo laba

Telah ditentukan penggunaannya 90.000 90.000 Belum ditentukan penggunaannya 4.743.034 4.170.198

Jumlah Ekuitas 5.768.407 5.200.893

JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 10.197.768 9.817.074

(7)

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi

PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASI

Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali laba per saham dasar)

Catatan 2003 2002(*)

PENJUALAN BERSIH 2f, 2o, 2s, 6, 15 14.675.125 15.128.664 BEBAN POKOK PENJUALAN 2f, 2o, 2p, 6, 10, 20, 24 10.152.735 10.540.856

LABA KOTOR 4.522.390 4.587.808

BEBAN USAHA 2o, 2p, 10, 16, 20, 21, 24

Penjualan 1.197.550 978.494

Umum dan administrasi 932.238 881.819

Jumlah Beban Usaha 2.129.788 1.860.313

LABA USAHA 2s, 15 2.392.602 2.727.495

BEBAN (PENGHASILAN) LAIN-LAIN

Beban pembiayaan 17 339.195 392.422

Amortisasi goodwill 2l 72.305 43.956

Rugi (laba) atas penjualan penyertaan saham 2f, 3 7.464 (42.459)

Laba penjualan trademark 19 (119.538) -

Penghasilan bunga 2f, 6 (89.998) (51.612)

Laba kurs dan perubahan nilai

wajar instrumen derivatif - bersih 2i, 2q, 18 (3.897) (194.903)

Lain-lain - bersih 2j, 24 (4.977) 13.480

Beban Lain-lain - Bersih 200.554 160.884

BAGIAN LABA BERSIH

PERUSAHAAN ASOSIASI 2b, 2s, 8, 15 7.449 191

LABA SEBELUM BEBAN (MANFAAT) PAJAK 2.199.497 2.566.802

BEBAN (MANFAAT) PAJAK 2r, 12

Tahun berjalan 781.428 865.667

Tangguhan (14.139) (895)

Beban Pajak - Bersih 767.289 864.772

LABA SEBELUM HAK MINORITAS 1.432.208 1.702.030 HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIH

ANAK PERUSAHAAN YANG DIKONSOLIDASI 2b 25.364 30.946

LABA BERSIH 1.406.844 1.671.084

LABA PER SAHAM DASAR 2t 321 374

(*) Laporan laba rugi konsolidasi tahun 2002 mencakup hasil usaha PT Alfa Retailindo Tbk. dan anak perusahaan (ARI) sampai dengan tanggal 31 Juli 2002. Penyertaan saham pada ARI telah dijual pada tanggal 5 Agustus 2002 (lihat Catatan 3).

(8)

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.

PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASI

Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan Dalam Jutaan Rupiah)

Laba atas Investasi Saldo Laba Modal saham - Modal Saham Tambahan Selisih Kurs Selisih Selisih Penilaian Jangka Pendek

Ditempatkan dan yang Diperoleh modal Disetor- Karena Penjabaran Perubahan Ekuitas Kembali Tersedia untuk Dijual Telah Ditentukan Belum Ditentukan Catatan Disetorkan Penuh Kembali Agio Saham Laporan Keuangan Anak Perusahaan Aktiva Tetap yang Belum Direalisasi Penggunaannya Penggunaannya Jumlah

Saldo, 1 Januari 2002 450.000 - 43.200 648.301 (34.196) 16 - 90.000 2.964.246 4.161.567

Perolehan kembali 108.130.500 saham 2n, 14 - (10.813) (1.038) - - - - - (353.058) (364.909)

Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan 2b - - - (157.013) - - - - - (157.013)

Perubahan ekuitas anak perusahaan 2b - - - - 2.238 - - - - 2.238

Laba bersih - - - - - - - - 1.671.084 1.671.084

Pembagian dividen kas 22 - - - - - - - - (112.074) (112.074)

Saldo, 31 Desember 2002 450.000 (10.813) 42.162 491.288 (31.958) 16 - 90.000 4.170.198 5.200.893

Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan 2b - - - (8.286) - - - - - (8.286)

Perubahan ekuitas anak perusahaan 2b - - - - (489) - - - - (489)

Laba atas investasi jangka pendek tersedia

untuk dijual yang belum direalisasi 2d - - - - - - 3.453 - - 3.453

Laba bersih - - - - - - - - 1.406.844 1.406.844

Pembagian dividen kas 22 - - - - - - - - (834.008) (834.008)

Saldo, 31 Desember 2003 450.000 (10.813) 42.162 483.002 (32.447) 16 3.453 90.000 4.743.034 5.768.407

(9)

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi

PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASI

Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)

Catatan 2003 2002

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

Penerimaan kas dari pelanggan 16.256.013 16.367.526 Pembayaran kas kepada pemasok (3.937.658) (5.931.685) Penerimaan dari (pembayaran untuk):

Penghasilan bunga 89.998 51.612

Pajak dan cukai (7.821.058) (6.393.033)

Beban usaha (2.051.534) (1.901.429)

Beban pembiayaan (338.951) (407.235)

Kegiatan usaha lainnya (172.132) 40.818

Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Operasi 2.024.678 1.826.574

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Hasil penjualan:

Trademark 19 119.538 -

Aktiva tetap 29.882 48.276

Penyertaan saham 3 - 210.668

Penerimaan dividen 8 1.695 -

Penurunan (penambahan):

Aktiva tetap (426.770) (373.584)

Investasi pada perusahaan asosiasi 8 (42.782) (4.613) Uang muka pembelian aktiva tetap (36.120) (131.416)

Investasi jangka pendek (7.074) -

Aktiva yang tidak digunakan dalam usaha - 10.000

Akuisisi saham anak perusahaan 3 (156.347) -

Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi (517.978) (240.669)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

Penambahan pinjaman bank 13 139.491 -

Pembayaran:

Dividen kas 22 (834.008) (112.074)

Pinjaman bank 13 (27.735) (874.733)

Hutang sewa guna usaha (13.039) (9.553)

Perolehan kembali modal saham 14 - (364.909)

Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Pendanaan (735.291) (1.361.269)

PENAMBAHAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS 771.409 224.636

KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 1.115.599 890.963

KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 1.887.008 1.115.599 Informasi tambahan arus kas

Aktivitas yang tidak mempengaruhi arus kas:

Perolehan aktiva tetap sewa guna usaha

melalui hutang sewa guna usaha 10 5.629 34.189

(10)

PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI

31 Desember 2003 dan 2002

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

1. U M U M

PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. (Perusahaan) didirikan di Indonesia pada tanggal 19 Oktober 1963 berdasarkan akta Notaris Anwar Mahajudin, S.H., No. 69. Akta pendirian ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. J.A.5/59/15 tanggal 30 April 1964 serta diumumkan dalam Lembaran Berita Negara Republik Indonesia No. 94 tanggal 24 November 1964. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta No. 140 tanggal 27 Juni 2002 dari Notaris Devita Kumalasari, S.H., Notaris Pengganti Sutjipto, S.H., sehubungan dengan perubahan susunan Direksi Perusahaan. Perubahan Anggaran Dasar ini telah dilaporkan dan diterima oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam surat No. 74/DK/VI/2002 tanggal 28 Juni 2002.

Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan meliputi, antara lain industri dan perdagangan rokok serta investasi saham pada perusahaan-perusahaan lain.

Perusahaan berkedudukan di Surabaya, dengan kantor pusat berlokasi di Jl. Rungkut Industri Raya No. 18, Surabaya serta memiliki pabrik yang berlokasi di Surabaya, Pandaan dan Malang.

Kegiatan produksi rokok secara komersial telah dimulai pada tahun 1913 di Surabaya sebagai industri rumah tangga. Pada tahun 1930, industri rumah tangga ini diresmikan dengan dibentuknya NVBM Handel Maatschapij Sampoerna.

Pada tahun 1990, Perusahaan melakukan penawaran umum sebanyak 27.000.000 saham dengan nilai nominal sebesar Rp 1.000 (Rupiah penuh) per saham melalui Bursa Efek Jakarta dan Surabaya dengan harga penawaran sebesar Rp 12.600 (Rupiah penuh) per saham. Sejak saat itu, Perusahaan telah melaksanakan transaksi-transaksi permodalan sebagai berikut:

Tahun

Keterangan

Jumlah Saham yang Beredar Setelah Transaksi 1994 Penerbitan saham bonus, setiap pemegang dua saham

lama menerima tiga saham baru 450.000.000

1996 Perubahan nilai nominal saham dari Rp 1.000 (Rupiah penuh) per saham menjadi Rp 500

(Rupiah penuh) per saham 900.000.000

1999 Penerbitan 28.000.000 saham baru dengan nilai nominal

Rp 500 (Rupiah penuh) per saham 928.000.000

2001 Perolehan kembali 28.000.000 saham 900.000.000

Perubahan nilai nominal saham dari Rp 500 (Rupiah penuh) per saham menjadi Rp 100 (Rupiah penuh) per

saham 4.500.000.000

2002 Perolehan kembali 108.130.500 saham (lihat Catatan 14) 4.391.869.500

(11)

PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI

31 Desember 2003 dan 2002

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

1. U M U M (lanjutan)

Laporan keuangan konsolidasi mencakup akun-akun Perusahaan dan anak perusahaan berikut, dimana Perusahaan mempunyai kepemilikan saham lebih dari 50%, secara langsung maupun tidak langsung:

Persentase Kepemilikan

Tahun Jumlah Aktiva

Perolehan/

2003 2002

Kegiatan Usaha Domisili Pendirian % % 2003 2002

Kepemilikan langsung

Sampoerna International Investasi saham pada Singapura 1995 100,0 100,0 1.263.193 1.518.192 Pte. Ltd. (SI) perusahaan-perusahaan

lain

Sampoerna International Pendanaan Belanda 1996 100,0 100,0 559.638 590.011 Finance Company B.V. (1)

PT Sampoerna Air Nusantara Jasa transportasi udara Indonesia 1989 99,9 99,0 32.556 32.464 (lihat Catatan 3)

PT Perusahaan Dagang dan Distribusi rokok Indonesia 1989 99,0 99,0 1.027.268 1.322.189 Industri Panamas (Panamas)

PT Taman Dayu (TD) Properti Indonesia 1990 99,6 99,0 299.385 309.521 (lihat Catatan 3)

PT Sampoerna Food Products Industri dan perdagangan Indonesia 1989 97,5 97,5 264 1.668

Nusantara (2) permen

PT Sampoerna Transport Jasa pengangkutan darat Indonesia 1989 88,8 88,8 35.263 37.547 Nusantara

PT Wahana Sampoerna (2) Konstruksi Indonesia 1989 88,0 88,0 12.599 12.192 PT Sampoerna Printpack (SPP) Percetakan dan industri Indonesia 1989 80,0 80,0 520.244 449.547

(Dahulu PT Sampoerna produk kemasan Percetakan Nusantara)

PT Sumber Alfaria Trijaya Perdagangan eceran Indonesia 1989 70,0 70,0 417.087 379.296

PT Graha Sampoerna Properti Indonesia 2003 99,9 - 88.157 -

(Dahulu PT Primakarya Utamagraha)

(lihat Catatan 3)

PT Integrated Business Solution Jasa teknologi informasi Indonesia 2003 99,0 - 2.500 - Asia (lihat Catatan 3)

Kepemilikan tidak langsung Melalui SI

Sampoerna Asia Pte. Ltd. Investasi saham pada Singapura 1995 100,0 100,0 189.194 149.794

perusahaan-perusahaan

lain

Batavia Trading Corporation Perdagangan rokok British Virgin Islands 1995 100,0 100,0 163.872 197.421 (BTTC)

Sampoerna Investment Investasi saham pada British Virgin Islands 1996 100,0 100,0 33.946 94.795 Corporation (SIC) perusahaan-perusahaan

lain

Sampoerna Taiwan Investasi saham pada British Virgin Islands 2001 100,0 100,0 16.159 28.011 Corporation perusahaan-perusahaan

lain

Bursa Tobacco Corporation Investasi saham pada British Virgin Islands 2000 100,0 100,0 30.883 215.132

(BTC) perusahaan-perusahaan

lain

Vinasa Investment Investasi saham pada British Virgin Islands 2000 100,0 100,0 17.901 29.092 Corporation (VIC) perusahaan-perusahaan

lain

Malacca Trading Corporation Perdagangan rokok British Virgin Islands 1998 100,0 100,0 15.021 11.132 Sterling Tobacco Corporation Industri dan distribusi Filipina 2000 92,9 92,9 75.142 123.977

rokok

PT. Sampoerna Joo Lan Industri dan distribusi Malaysia 1998 71,0 71,0 225.900 196.882 Sdn. Bhd. dan anak rokok

perusahaan Melalui BTTC

Sampoerna Latin Investasi saham pada British Virgin Islands 1998 100,0 100,0 183.664 185.762 America Ltd. (SLA) perusahaan-perusahaan

lain Melalui SIC

Sampoerna Investment Investasi saham pada Cyprus 2001 100,0 100,0 1.152 26.253 Corporation (Cyprus) Ltd. perusahaan-perusahaan

lain Melalui BTC

Myanmar Sampoerna Industri dan perdagangan Myanmar 1995 90,0 90,0 139.292 144.552 Tobacco Co. Ltd. (3) rokok

(12)

PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI

31 Desember 2003 dan 2002

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

1. U M U M (lanjutan)

Persentase Kepemilikan

Tahun Jumlah Aktiva

Perolehan/

2003 2002

Kegiatan Usaha Domisili Pendirian % % 2003 2002

Melalui VIC

Vinasa Tobacco Joint Industri dan perdagangan Vietnam 1995 - 75,0 - 11.983 Venture Company rokok

(lihat Catatan 3) Melalui SLA

Sampoerna Tabacos Industri dan perdagangan Brasil 1998 100,0 100,0 44.625 41.959 America Latina Ltda.(3) rokok

Melalui Panamas

PT Asia Tembakau Industri dan perdagangan Indonesia 2002 99,0 99,0 23.248 23.012 rokok

PT Agasam Restoran dan kafe Indonesia 2003 99,9 - 3.063 -

(lihat Catatan 3) Melalui TD

PT Golf Taman Dayu Lapangan golf Indonesia 1996 96,4 92,7 49.191 58.247

Melalui SPP

Sampoerna Packaging Percetakan dan Industri Singapura 2002 100,0 100,0 45.646 35.156 Asia Pte. Ltd. produk Kemasan

(lihat Catatan 3) (1) Tidak diaudit (2) Berhenti operasi

(3) Diaudit oleh auditor independen lain

Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan pada tanggal 27 Juni 2002, yang diaktakan dengan akta Notaris No. 140 tanggal 27 Juni 2002 dari Notaris Devita Kumalasari, S.H., Notaris Pengganti Sutjipto, S.H., susunan anggota komisaris dan direksi Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2003 dan 2002 adalah sebagai berikut:

Komisaris Direksi

1. Putera Sampoerna - Presiden Komisaris 1. Michael Joseph Sampoerna - Presiden Direktur 2. Boedi Sampoerna - Wakil Presiden Komisaris 2. Hendra Prasetya - Direktur 3. Soetjahjono Winarko - Komisaris 3. Djoko Susanto - Direktur 4. Ekadharmajanto Kasih - Komisaris 4. Edward Harvey Frankel - Direktur 5. Phang Cheow Hock - Komisaris 5. Sugiarta Gandasaputra - Direktur 6. James Paul Barnes - Komisaris 6. Angky Camaro - Direktur

Gaji dan kompensasi lainnya yang dibayarkan kepada komisaris dan direksi Perusahaan dan anak perusahaan masing-masing berjumlah Rp 166,2 miliar dan Rp 141,4 miliar untuk tahun 2003 dan 2002. Perusahaan dan anak perusahaan masing-masing memiliki kurang lebih 37.753 dan 37.141 orang karyawan tetap (tidak diaudit) pada tanggal 31 Desember 2003 dan 2002.

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI

a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi

Laporan keuangan konsolidasi disusun sesuai dengan prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia yaitu Standar Akuntansi Keuangan dan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) tentang Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik.

Laporan keuangan konsolidasi disusun berdasarkan konsep biaya perolehan, kecuali untuk investasi jangka pendek yang dinyatakan sebesar nilai wajar, persediaan yang dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih, investasi pada perusahaan asosiasi tertentu yang dicatat dengan metode ekuitas (equity method) dan aktiva tetap tertentu yang telah dinilai kembali. Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan menggunakan basis akrual, kecuali untuk laporan arus kas konsolidasi.

Laporan arus kas konsolidasi menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas yang diklasifikasikan ke dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

Mata uang pelaporan yang digunakan dalam laporan keuangan konsolidasi adalah Rupiah.

(13)

PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI

31 Desember 2003 dan 2002

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

b. Prinsip-prinsip Konsolidasi

Laporan keuangan konsolidasi mencakup akun-akun Perusahaan dan anak perusahaan.

Akun-akun anak perusahaan di luar negeri, Sampoerna International Finance Company B.V., Belanda, yang mata uang pelaporannya adalah Dolar Amerika Serikat dan Sampoerna International Pte. Ltd., Singapura, yang mata uang pelaporannya adalah Dolar Singapura, dikonversikan ke mata uang Rupiah dengan dasar sebagai berikut:

Akun-akun aktiva dan kewajiban - Kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal neraca Akun-akun ekuitas - Kurs historis

Akun-akun laba rugi - Kurs tengah rata-rata Bank Indonesia selama tahun berjalan

Kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal neraca dan kurs tengah rata-rata Bank Indonesia selama tahun berjalan yang digunakan adalah sebagai berikut:

Rupiah Penuh

Aktiva dan Kewajiban Laba Rugi

2003 2002 2003 2002

1 Dolar Amerika Serikat 8.465,00 8.940,00 8.599,54 9.348,77 1 Dolar Singapura 4.976,50 5.154,23 4.937,57 5.217,42

Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan anak perusahaan dilaporkan secara terpisah pada komponen Ekuitas dalam akun “Selisih Kurs karena Penjabaran Laporan Keuangan” pada neraca konsolidasi.

Seluruh saldo akun dan transaksi yang material antar perusahaan yang dikonsolidasi telah dieliminasi.

Bagian proporsional pemegang saham minoritas atas ekuitas anak perusahaan disajikan dalam akun “Hak Minoritas atas Aktiva Bersih anak perusahaan yang Dikonsolidasi” dalam neraca konsolidasi. Kecuali disebutkan lain dalam perjanjian, apabila hak minoritas atas kumulatif rugi bersih anak perusahaan telah melebihi jumlah penyertaannya maka selisih tersebut akan menjadi bagian Induk Perusahaan.

Investasi saham dimana Perusahaan dan anak perusahaan mempunyai kepemilikan saham 20%

sampai dengan 50% dicatat berdasarkan metode ekuitas (equity method), dimana biaya perolehan investasi saham tersebut akan ditambah atau dikurangi dengan bagian laba atau rugi bersih perusahaan asosiasi sesuai dengan persentase kepemilikan saham Perusahaan atau anak perusahaan sejak tanggal perolehan. Bagian laba (rugi) bersih akan disesuaikan dengan amortisasi selisih lebih biaya perolehan atas nilai wajar aktiva bersih anak perusahaan yang dapat diidentifikasi pada saat perolehan (goodwill).

Investasi saham dimana persentase kepemilikan saham kurang dari 20% disajikan sebesar biaya perolehan.

Selisih karena transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan disajikan dalam akun “Selisih Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan” pada komponen Ekuitas.

Apabila dilakukan pengalihan/penjualan penyertaan atau pengurangan penyertaan saham pada anak perusahaan yang menyebabkan induk perusahaan kehilangan kendali terhadap anak perusahaan, maka hasil usaha anak perusahaan yang dikonsolidasikan adalah hasil usaha sampai dengan tanggal penjualan/pengalihan penyertaan tersebut.

(14)

PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI

31 Desember 2003 dan 2002

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

c. Setara Kas

Deposito berjangka dengan jangka waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatan dan tidak dijadikan jaminan pinjaman diklasifikasikan sebagai “Setara Kas”.

d. Investasi Jangka Pendek

Investasi jangka pendek dalam saham dinyatakan sebesar nilai wajar saham dan dikategorikan sebagai efek tersedia untuk dijual. Pada tanggal neraca, laba atau rugi yang belum direalisasi akibat perubahan nilai wajar saham disajikan pada “Laba (Rugi) atas Investasi Jangka Pendek Tersedia untuk Dijual yang Belum Direalisasi“ dalam kelompok ekuitas dan akan diakui sebagai laba atau rugi saat realisasi.

e. Penyisihan Piutang Ragu-ragu

Perusahaan dan anak perusahaan menetapkan penyisihan piutang ragu-ragu berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan akun piutang masing-masing pelanggan pada akhir tahun.

f. Transaksi dengan Pihak-pihak Hubungan Istimewa

Perusahaan dan anak perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak tertentu yang mempunyai hubungan istimewa sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 7 tentang “Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa”.

Seluruh transaksi yang signifikan dengan pihak-pihak hubungan istimewa telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasi.

g. Persediaan

Produk manufaktur dan barang dagangan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih (the lower of cost or net realizable value). Biaya perolehan ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang (weighted-average method), kecuali untuk persediaan pita cukai yang ditentukan dengan metode identifikasi khusus (specific identification method). Penyisihan persediaan usang disajikan untuk menyesuaikan nilai tercatat persediaan dengan nilai realisasi bersih.

Persediaan tanah dinyatakan sebesar biaya perolehan. Pengeluaran-pengeluaran yang berhubungan dengan pengembangan tanah yang akan dijual dikapitalisasi sebagai bagian dari persediaan tanah.

h. Biaya Dibayar di Muka

Biaya dibayar di muka dibebankan pada usaha sesuai dengan masa manfaatnya.

i. Instrumen Derivatif

Perusahaan menerapkan PSAK No. 55 tentang “Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai” menetapkan standar akuntansi dan pelaporan dimana setiap instrumen derivatif (termasuk derivatif tertentu yang melekat pada kontrak lain) dicatat sebagai aktiva atau kewajiban dalam neraca dan diakui sebesar nilai wajar. PSAK No. 55 ini juga mengharuskan perubahan nilai wajar atas instrumen derivatif dibukukan pada usaha periode berjalan, kecuali untuk lindung nilai tertentu yang memungkinkan laba atau rugi instrumen derivatif saling hapus dengan aktiva atau kewajiban yang dilindungi dalam laporan laba rugi, serta mengharuskan setiap entitas untuk melakukan dokumentasi, merancang dan menilai efektivitas atas transaksi yang diperlakukan sebagai aktivitas lindung nilai untuk tujuan akuntansi. Laba atau rugi yang timbul dari perubahan nilai wajar selama tahun berjalan diakui dalam usaha tahun berjalan.

(15)

PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI

31 Desember 2003 dan 2002

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

j. Aktiva Tetap

Aktiva tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan, kecuali untuk aktiva tetap tertentu yang telah dinilai kembali berdasarkan peraturan pemerintah, dikurangi dengan akumulasi penyusutan.

Penyusutan, kecuali tanah (selain milik PT Golf Taman Dayu) yang tidak disusutkan, dihitung dengan menggunakan metode garis lurus. Taksiran masa manfaat ekonomis aktiva tetap adalah sebagai berikut:

Tahun

Tanah 20

Bangunan dan prasarana 3 - 20

Mesin dan peralatan 10 - 20

Perabot dan peralatan kantor 3 - 10

Alat-alat pengangkutan 5 - 10

Aktiva dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dan disajikan sebagai bagian dari aktiva tetap. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke akun aktiva tetap yang bersangkutan pada saat aktiva tersebut telah selesai dikerjakan dan siap untuk digunakan.

Biaya pemeliharaan dan perbaikan yang tidak signifikan dibebankan pada laporan laba rugi pada saat terjadinya; pemugaran dan penambahan dalam jumlah signifikan dikapitalisasi. Aktiva tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual, biaya perolehan dan akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari kelompok aktiva tetap yang bersangkutan dan laba atau rugi yang timbul dilaporkan dalam laporan laba rugi tahun berjalan.

Biaya perolehan tanah tidak termasuk biaya-biaya lain yang dikeluarkan sehubungan dengan perolehan atau perpanjangan izin atas tanah. Biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan perolehan atau perpanjangan izin atas tanah tersebut, ditangguhkan dan disajikan pada akun

“Aktiva Tidak Lancar - Lain-lain” dalam neraca konsolidasi serta diamortisasi sepanjang periode hak atas tanah atau umur ekonomis tanah, mana yang lebih pendek.

Perusahaan dan anak perusahaan melakukan penelaahan untuk menentukan adanya indikasi terjadinya penurunan nilai aktiva pada akhir tahun. Perusahaan dan anak perusahaan diharuskan untuk menentukan taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali (recoverable amount) atas nilai semua aktivanya apabila terdapat situasi atau keadaan yang memberikan indikasi terjadinya penurunan nilai aktiva dan mengakuinya sebagai rugi dalam laporan laba rugi konsolidasi.

Transaksi sewa guna usaha digolongkan sebagai sewa guna usaha dengan hak opsi (capital lease) apabila memenuhi semua kriteria yang disyaratkan dalam PSAK No. 30 tentang

“Akuntansi Sewa Guna Usaha”. Jika salah satu kriteria tidak terpenuhi, maka transaksi sewa guna usaha dikelompokkan sebagai transaksi sewa-menyewa biasa (operating lease). Aktiva sewa guna usaha dengan hak opsi disajikan sebagai bagian dari aktiva tetap sebesar nilai tunai dari seluruh pembayaran sewa guna usaha selama masa sewa ditambah nilai sisa (harga opsi) yang harus dibayar pada akhir masa sewa guna usaha. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis dari aktiva sewa guna usaha yang sama dengan aktiva tetap yang diperoleh melalui pemilikan langsung.

Hutang sewa guna usaha dicatat berdasarkan nilai tunai dari seluruh pembayaran sewa guna usaha yang dipersyaratkan.

Laba atau rugi atas transaksi jual dan sewa guna kembali (sale-and-leaseback) ditangguhkan dan diamortisasi selama sisa masa manfaat aktiva yang bersangkutan dengan menggunakan metode garis lurus.

(16)

PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI

31 Desember 2003 dan 2002

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

k. Tanah untuk Pengembangan

Tanah yang dimiliki oleh PT Taman Dayu, yang dimaksudkan untuk dijual kembali dan belum dikembangkan disajikan dalam akun “Tanah untuk Pengembangan”. Pada saat dimulainya pengembangan dan pembangunan infrastruktur, nilai tanah yang bersangkutan akan dipindahkan ke akun “Persediaan Tanah”.

l. Goodwill

Goodwill merupakan selisih lebih yang tidak teridentifikasi antara biaya perolehan dengan nilai wajar aktiva bersih anak perusahaan pada saat perolehan dan diamortisasi selama lima (5) dan sepuluh (10) tahun dengan menggunakan metode garis lurus.

m. Aktiva yang Tidak Digunakan dalam Usaha

Aktiva yang tidak digunakan dalam usaha dinyatakan sebesar biaya perolehan dan tidak disusutkan.

n. Saham Beredar yang Diperoleh Kembali

Saham beredar yang diperoleh kembali dinyatakan sebesar nilai nominal (par value method) dan atas selisih harga perolehan kembali dengan nilai nominal saham disajikan sebagai pengurang akun Tambahan Modal Disetor - Agio Saham dan Saldo Laba.

o. Pengakuan Penghasilan dan Beban

Penghasilan dari penjualan diakui pada saat penyerahan barang atau jasa kepada distributor atau pelanggan. Beban diakui pada saat terjadinya.

Penghasilan dari penjualan tanah oleh anak perusahaan diakui dengan metode akrual penuh (full accrual method) sesuai dengan PSAK No. 44 mengenai “Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estat”.

p. Manfaat Karyawan

Aktiva program pensiun manfaat pasti milik Perusahaan dan anak perusahaan tertentu yang berdomisili di dalam negeri dikelola oleh Dana Pensiun Sampoerna, sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. KEP-398/KM.17/1999 tanggal 15 November 1999.

Perusahaan dan anak perusahaan tertentu yang berdomisili di dalam negeri menyelenggarakan program pensiun manfaat pasti untuk seluruh karyawan tetap yang memenuhi syarat. Pendanaan program pensiun dilakukan melalui kontribusi Perusahaan dan anak perusahaan tertentu berdasarkan perhitungan aktuaria. Biaya jasa lalu dan koreksi aktuaria diamortisasi selama taksiran sisa masa kerja rata-rata karyawan.

Perusahaan dan anak perusahaan tertentu yang berdomisili di dalam negeri juga mencatat beban kesejahteraan untuk karyawan tetap yang memenuhi syarat dan karyawan lainnya yang tidak termasuk dalam program pensiun.

(17)

PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI

31 Desember 2003 dan 2002

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) p. Manfaat Karyawan (lanjutan)

Sesuai dengan PSAK No. 57 mengenai “Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontijensi dan Aktiva Kontijensi”, pada tanggal 31 Desember 2003 dan 2002, Perusahaan dan anak perusahaan mencadangkan estimasi kewajiban pembayaran pesangon, penghargaan masa kerja dan ganti kerugian karyawan. Pada tanggal 31 Desember 2002, estimasi kewajiban tersebut ditentukan berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja (MTK) No. Kep-150/Men/2000 tentang

“Penyelesaian Pemutusan Hubungan Kerja dan Penetapan Uang Pesangon, Penghargaan Masa Kerja dan Ganti Kerugian”, sedangkan pada tanggal 31 Desember 2003, estimasi kewajiban sesuai dengan Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tanggal 25 Maret 2003 tentang

“Ketenagakerjaan” (UU No. 13/2003). Berdasarkan Keputusan MTK dan UU No. 13/2003 tersebut, Perusahaan dan anak perusahaan diharuskan membayar uang pesangon, penghargaan masa kerja dan ganti kerugian karyawan jika kondisi tertentu dalam Keputusan MTK dan UU No. 13/2003 tersebut terpenuhi.

q. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing

Transaksi dalam mata uang asing dicatat berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal neraca, aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam Rupiah berdasarkan kurs tengah terakhir yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia pada tanggal tersebut. Laba atau rugi kurs yang terjadi dikreditkan atau dibebankan pada usaha tahun berjalan.

Pada tanggal 31 Desember 2003 dan 2002, nilai tukar yang digunakan, yang dihitung berdasarkan kurs tengah transaksi terakhir yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia masing- masing pada tanggal 31 Desember 2003 dan 2002, adalah sebagai berikut:

Rupiah Penuh

2003 2002

1 Dolar Amerika Serikat 8.465,00 8.940,00

1 Euro 10.643,06 9.369,58

1 Dolar Singapura 4.976,50 5.154,23

r. Beban (Manfaat) Pajak

Perusahaan dan anak perusahaan, kecuali PT Perusahaan Dagang dan Industri Panamas (Panamas), menerapkan PSAK No. 46 tentang “Akuntansi Pajak Penghasilan”, yang mengharuskan adanya pencatatan akuntansi untuk menghitung pengaruh pajak atas pemulihan aktiva dan penyelesaian kewajiban pada nilai tercatatnya, serta pengakuan dan pengukuran aktiva dan kewajiban pajak tangguhan untuk pengaruh pajak di masa mendatang atas kejadian- kejadian yang diakui dalam laporan keuangan, termasuk akumulasi rugi fiskal. Untuk masing- masing perusahaan yang dikonsolidasi, pengaruh pajak atas beda waktu dan akumulasi rugi fiskal, yang dapat berupa aktiva atau kewajiban disajikan dalam jumlah bersih.

Panamas, anak perusahaan yang bergerak di bidang distribusi rokok, dikenakan pajak final atas penghasilan yang diperoleh berdasarkan Surat Ketetapan Direktorat Jenderal Pajak.

s. Segmen Usaha

Perusahaan dan anak perusahaan mengklasifikasikan pelaporan segmen sebagai berikut:

(i) segmen usaha (primer), dimana kegiatan usaha Perusahaan dan anak perusahaan dibagi menjadi industri dan perdagangan rokok; percetakan, pengemasan dan pengangkutan; retail- perdagangan barang konsumsi; serta segmen usaha lainnya.

(ii) segmen geografis (sekunder), yang terdiri dari kegiatan usaha dalam negeri dan luar negeri.

(18)

PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI

31 Desember 2003 dan 2002

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

t. Laba Per Saham Dasar

Laba per saham dasar dihitung berdasarkan laba bersih dibagi dengan rata-rata tertimbang jumlah saham yang beredar selama tahun yang bersangkutan. Rata-rata tertimbang jumlah saham yang beredar untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2003 dan 2002 masing-masing adalah sebanyak 4.389.517.000 saham dan 4.464.832.500 saham.

u. Penggunaan Estimasi.

Penyusunan laporan keuangan konsolidasi yang sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, membutuhkan manajemen untuk menetapkan estimasi dan asumsi- asumsi yang berpengaruh pada jumlah yang dilaporkan di dalamnya. Karena ketidakpastian yang melekat dalam membuat estimasi, hasil aktual yang dilaporkan pada periode yang akan datang mungkin berbeda dengan jumlah estimasi.

3. A. PENJUALAN SAHAM

1. Pada bulan Februari 2003, Vinasa Investment Corporation (VIC) menjual 26,0% kepemilikan sahamnya di Vinasa Tobacco Joint Venture Company (VTJVC). Penjualan ini menyebabkan kepemilikan saham VIC di VTJVC berkurang dari 75,0% menjadi 49,0%. Kerugian yang timbul atas penjualan ini adalah sebesar Sin$ 1,5 juta dan langsung dibebankan pada usaha tahun berjalan.

2. Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 27 Juni 2002, yang diaktakan dengan Akta Notaris No. 141 tanggal 27 Juni 2002 dari Notaris Devita Kumalasari, S.H., Notaris Pengganti Sutjipto, S.H., para pemegang saham independen Perusahaan telah menyetujui:

a. Penjualan seluruh penyertaan saham PT Sumber Alfaria Trijaya (SAT) pada PT Alfa Retailindo Tbk. (ARI) kepada:

- PT Sigmantara Alfindo (SA), pihak hubungan istimewa, sebanyak 254.808.000 saham atau sebesar 54,4% dari modal ditempatkan dan disetor ARI, dan

- Perusahaan, pemegang saham mayoritas, sebanyak 109.512.000 saham atau sebesar 23,4% dari modal ditempatkan dan disetor ARI.

b. Penjualan seluruh penyertaan saham PT Perusahaan Dagang dan Industri Panamas (Panamas) pada ARI sebanyak 3.680.000 saham atau sebesar 0,8% dari modal ditempatkan dan disetor ARI kepada SA.

c. Akuisisi oleh SAT atas aktiva tertentu (sebagian besar merupakan barang - barang konsumsi) milik PT Alfa Mitramart Utama (AMU), pihak hubungan istimewa.

d. Penerimaan opsi jual dari SA, dimana Perusahaan mempunyai opsi untuk menjual saham- saham ARI tersebut selama jangka waktu tiga tahun sejak tahun 2002 kepada SA dengan harga jual yang dihitung berdasarkan harga perolehan saham tersebut ditambah dengan bunga sebesar 17,0% per tahun atau harga pasar, yang mana lebih tinggi.

Pada tanggal 5 Agustus 2002, SAT dan Panamas telah merealisasikan penjualan seluruh penyertaan sahamnya pada ARI kepada SA dan Perusahaan. Penjualan saham ARI dilakukan dengan harga jual sebesar Rp 815,0 (Rupiah penuh) per saham.

Pada tanggal 31 Juli 2002, SAT telah merealisasikan pembelian aktiva tertentu dari AMU dengan harga beli sebesar Rp 100,4 miliar.

(19)

PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI

31 Desember 2003 dan 2002

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

3. B. PENDIRIAN PERUSAHAAN DAN AKUISISI SAHAM

1. Pada bulan September 2003, Perusahaan dan Panamas mendirikan PT Integrated Business Solution Asia, yang bergerak di bidang jasa teknologi informasi, dengan persentase kepemilikan masing-masing sebesar 99,0% dan 1,0%.

2. Pada bulan Agustus 2003, PT Sampoerna Printpack (SPP/dahulu PT Sampoerna Percetakan Nusantara) meningkatkan kepemilikan sahamnya di PT Toppan Sampoerna Indonesia dari 30,0% menjadi 36,0% melalui penyetoran secara kas sebesar Rp 7,8 miliar.

3. Pada bulan Juli 2003, Perusahaan meningkatkan kepemilikan sahamnya di PT Taman Dayu dari 99,0% menjadi 99,6%, melalui penyetoran secara kas sebesar Rp 78,0 miliar.

4. Pada bulan Mei 2003, SPP meningkatkan kepemilikan sahamnya di PT Fatrapolindo Nusa Industri Tbk. dari 15,5% menjadi 17,9%, melalui akuisisi saham sebesar Rp 3,0 miliar.

5. Pada bulan Maret 2003, Panamas dan Perusahaan mendirikan PT Agasam (Agasam) yang bergerak dalam bidang usaha restoran dan kafe dengan persentase kepemilikan saham masing- masing sebesar 96,0% dan 4,0%. Pada bulan September 2003, Panamas meningkatkan kepemilikan sahamnya di Agasam dari 96,0% menjadi 99,9%, melalui penyetoran secara kas sebesar Rp 1,5 miliar.

6. Pada bulan Maret 2003, Perusahaan dan Panamas melakukan akuisisi masing-masing sebesar 99,99% dan 0,01% kepemilikan saham pada PT Primakarya Utamagraha (Primakarya) dari PT Danayasa Arthatama Tbk. dan Santoso Gunara dengan nilai sebesar AS$ 17,6 juta (setara Rp 156,3 miliar). Primakarya bergerak dalam bidang usaha konstruksi dan memiliki tanah dengan status Hak Guna Bangunan (HGB) seluas 9.525 meter persegi yang berlokasi di Sudirman Central Business District Jakarta. Pada bulan April 2003, Primakarya berganti nama menjadi PT Graha Sampoerna.

7. Pada bulan Maret 2003, Perusahaan meningkatkan kepemilikan sahamnya di PT Sampoerna Air Nusantara dari 99,0% menjadi 99,9% melalui penyetoran secara kas sebesar Rp 27,0 miliar.

8. Pada bulan Juni 2002, Sampoerna Packaging Asia Pte. Ltd., (SPA) dan Jiangyin Liantong Industries Co. Ltd., Cina melakukan perjanjian kerjasama untuk mendirikan Jiangsu Liantong Sampoerna Co. Ltd., Cina, perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha percetakan dan produk kemasan, dengan persentase kepemilikan saham masing-masing sebesar 30,0% dan 70,0%. Pada bulan Maret 2003, SPA melakukan penyetoran secara kas sebesar AS$ 3,6 juta (setara Rp 32,0 miliar).

4. KAS DAN SETARA KAS Kas dan setara kas terdiri dari:

2003 2002

Kas 21.676 15.679

Bank - Pihak Ketiga

Mata uang Rupiah

PT Bank International Indonesia Tbk. 195.637 22.016 PT Bank Central Asia Tbk. 172.023 182.984 PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. 162.010 187.980

ABN-AMRO Bank N.V. 158.901 39.509

The Hongkong and Shanghai Banking

Corporation Limited 152.048 22.177

Standard Chartered Bank 146.790 22.732

(20)

PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI

31 Desember 2003 dan 2002

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

4. KAS DAN SETARA KAS (lanjutan)

2003 2002

Bank - Pihak Ketiga

Citibank, N.A. 137.129 7.234

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. 79.984 41.533

PT Bank Lippo Tbk. 70.752 26.504

Lain-lain 72.111 24.199

Mata uang asing

Dolar Amerika Serikat

ABN-AMRO Bank N.V. 96.728 97.886

Lain-lain 24.426 24.016

Mata uang asing lainnya 62.872 36.908

Jumlah Bank - Pihak Ketiga 1.531.411 735.678

Setara Kas - Pihak Ketiga Deposito Berjangka

Rupiah

PT Bank Central Asia Tbk. 84.500 123.000

PT Bank Commonwealth 12.500 32.550

Lain-lain 19.500 26.300

Dolar Amerika Serikat

ABN-AMRO Bank N.V.

(AS$ 6,4 juta pada tahun 2003 dan

AS$ 4,4 juta pada tahun 2002) 54.262 38.907 The Chase Manhattan Bank, N.A.

(AS$ 5,3 juta pada tahun 2003 dan

AS$ 2,3 juta pada tahun 2002) 44.550 20.544 The Hongkong and Shanghai Banking

Corporation Limited

(AS$ 3,4 juta pada tahun 2003 dan

AS$ 7,3 juta pada tahun 2002) 29.068 65.398

Lain-lain 54.722 22.380

Mata uang asing lainnya 34.819 35.163

Jumlah Setara Kas - Pihak Ketiga 333.921 364.242

Jumlah Kas dan Setara Kas 1.887.008 1.115.599

Deposito berjangka di atas memperoleh tingkat bunga tahunan sebagai berikut:

2003 2002

(%) (%)

Rupiah 6,25 - 13,00 10,25 - 17,00

Dolar Amerika Serikat 0,41 - 0,85 0,35 - 2,25

Mata uang asing lainnya 1,5 2,20 - 3,75

(21)

PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI

31 Desember 2003 dan 2002

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

5. PIUTANG USAHA

Piutang usaha terdiri dari:

2003 2002

Pihak Ketiga 144.840 282.020

Dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu (3.779) (9.824)

Bersih 141.061 272.196

Pihak Hubungan Istimewa (lihat Catatan 6)

PT Alfa Retailindo Tbk. 2.882 14.512

PT Atri Distribusindo - 1.032

2.882 15.544

Jumlah 143.943 287.740

Piutang usaha - pihak ketiga terutama terdiri dari tagihan kepada pedagang-pedagang rokok.

Analisis umur piutang usaha adalah sebagai berikut:

2003 2002

Belum jatuh tempo 118.532 262.775

Jatuh tempo:

1 - 30 hari 22.201 22.042

31 - 60 hari 2.497 5.003

61 - 90 hari 579 3.559

> 90 hari 3.913 4.185

Jumlah 147.722 297.564

Dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu (3.779) (9.824)

Bersih 143.943 287.740

Mutasi penyisihan piutang ragu-ragu adalah sebagai berikut:

2003 2002

Saldo pada awal tahun 9.824 8.721

Penyisihan tahun berjalan 1.553 1.629

Penghapusan (7.598) (526)

Saldo pada akhir tahun 3.779 9.824

Berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan akun piutang masing-masing pelanggan pada akhir tahun, manajemen Perusahaan dan anak perusahaan beranggapan bahwa penyisihan piutang ragu- ragu adalah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya piutang usaha.

(22)

PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI

31 Desember 2003 dan 2002

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

6. SIFAT HUBUNGAN, TRANSAKSI-TRANSAKSI DAN SALDO AKUN DENGAN PIHAK-PIHAK HUBUNGAN ISTIMEWA

Sifat hubungan istimewa

a. PT Alfa Retailindo Tbk. (ARI), PT Atri Distribusindo (ATRI) dan PT Alfa Mitramart Utama (AMU) merupakan perusahaan-perusahaan yang dikelola baik secara langsung maupun tidak langsung oleh sebagian manajemen yang sama dengan Perusahaan dan anak perusahaan.

b. PT Bhramara Esa Anomasa (BEA), PT Sadhana Arifnusa (SA), PT Adi Sampoerna (AS) dan PT Langgeng Setia Bhakti (LSB) merupakan perusahaan-perusahaan yang dikelola oleh pihak yang terafiliasi dengan manajemen Perusahaan.

Transaksi hubungan istimewa

Dalam kegiatan usaha normal, Perusahaan dan anak perusahaan melakukan transaksi dengan pihak- pihak hubungan istimewa yang dilakukan dengan harga normal sebagaimana dilakukan dengan pihak ketiga (arm’s length basis). Transaksi-transaksi signifikan dengan pihak-pihak hubungan istimewa adalah sebagai berikut:

Usaha Pokok:

a. Penjualan rokok kepada ARI dan ATRI sebesar Rp 555,3 miliar pada tahun 2003 dan kepada ARI, ATRI dan AMU sebesar Rp 390,0 miliar pada tahun 2002 atau masing-masing sebesar 3,79% dan 2,58% dari jumlah penjualan bersih konsolidasi tahun 2003 dan 2002. Saldo piutang usaha yang timbul dari transaksi tersebut disajikan pada akun “Piutang Usaha - Pihak Hubungan Istimewa”

(lihat Catatan 5).

b. Pembelian barang konsumsi dan seluruh tembakau lokal dari ARI, ATRI, AMU, BEA, SA, AS dan LSB masing-masing sebesar Rp 1,0 triliun dan Rp 923,9 miliar atau 45,54% dan 48,93% dari jumlah pembelian barang konsumsi dan tembakau tahun 2003 dan 2002. Saldo hutang usaha yang timbul dari transaksi tersebut disajikan sebagai bagian dari akun “Hutang Usaha - Pihak Hubungan Istimewa” (lihat Catatan 11).

Di luar Usaha Pokok:

a. Pemberian pinjaman jangka panjang tanpa bunga untuk keperluan modal kerja kepada Jiangsu Liantong Sampoerna Co. Ltd., Cina sebesar AS$ 0,9 juta (setara Rp 7,6 miliar) dan akan jatuh tempo pada tahun 2005, serta disajikan sebagai bagian dari akun “Piutang Hubungan Istimewa (Aktiva Tidak Lancar)“.

b. Pemberian pinjaman jangka panjang untuk keperluan modal kerja kepada ARI sebesar Rp 19,1 miliar, yang akan dibayar setiap kuartal dan jatuh tempo pada tahun 2006. Pada tahun 2003 dan 2002, pinjaman tersebut dibebani bunga sebesar 15,0% dan 17,0% per tahun, dan disajikan sebagai bagian dari akun “Piutang Hubungan Istimewa (Aktiva Tidak Lancar)“.

(23)

PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI

31 Desember 2003 dan 2002

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

7. PERSEDIAAN

Persediaan terdiri dari:

2003 2002

Produk Manufaktur

Barang jadi 276.767 724.897

Barang dalam proses 5.780 8.080

Bahan baku 3.462.380 3.922.320

Pita cukai 621.098 439.116

Suku cadang 41.523 46.049

Bahan pembantu dan lainnya 9.651 4.253

Persediaan dalam perjalanan 73.964 93.225

Jumlah - Produk Manufaktur 4.491.163 5.237.940

Barang dagangan 101.659 61.356

Dikurangi penyisihan persediaan usang (21.254) (30.639)

Bersih 4.571.568 5.268.657

Properti - Tanah untuk dijual 87.160 64.351

Jumlah 4.658.728 5.333.008

Mutasi penyisihan persediaan usang adalah sebagai berikut:

2003 2002

Saldo pada awal tahun 30.639 24.176

Penyisihan tahun berjalan 13.161 19.711

Penghapusan/pemulihan (22.546) (13.248)

Saldo pada akhir tahun 21.254 30.639

Manajemen berpendapat bahwa penyisihan persediaan usang adalah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas persediaan usang.

Persediaan dan aktiva tetap (kecuali tanah dan aktiva dalam penyelesaian) telah diasuransikan terhadap berbagai risiko industri (industrial all risk), stock throughput dan business interruption dengan nilai pertanggungan sebesar AS$ 500,0 juta (lihat Catatan 10). Persediaan anak perusahaan tertentu juga diasuransikan terhadap berbagai risiko industri, antara lain risiko atas kerugian kebakaran dan pencurian serta business interuption berdasarkan paket polis tertentu dengan nilai pertanggungan sebesar AS$ 72,2 juta dan Rp 53,7 miliar.

Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan asuransi adalah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas persediaan yang dipertanggungkan.

Gambar

Tabel tingkat kematian  :  CSO’80 - US Table of Mortality

Referensi

Dokumen terkait

usaha, serta masyarakat luas. Ketiganya merupakan pemangku kepentingan utama yang harus dirangkul oleh Sampoerna untuk meraih visinya menjadi perusahaan yang paling

pada umumnya laporan keuangan itu sendiri dari neraca dan perhitungan rugi laba serta laporan perubahan modal, dimana neraca menunjukkan jumlah aktiva, hutang dan modal dari

Laba bersih HMSP mengalami penurunan tipis sebesar 0,7% pada 2017, dan hal yang senada juga dialami oleh perusahaan dengan kapitalisasi pasar yang relatif sama, seperti Japan

Perusahaan dan anak perusahaan membukukan rugi bersih sejumlah Rp 301 miliar dan Rp 598 miliar (disajikan kembali- lihat Catatan 3), masing-masing pada tahun 2000 dan 1999,

Laba atau rugi yang belum direalisasi pada tanggal neraca dikreditkan atau didebitkan pada "Laba (Rugi) yang Belum Direalisasi dari Pemilikan Surat Berharga", yang

Ada beberapa cara untuk menilai kondisi kesehatan perusahaan dengan mengunakan analisis kinerja keuangan,namun dalam hal ini penulis hanya menggunakan analisis rasio

Menurut pendapat kami, kecuali untuk dampak penyesuaian tersebut atas laporan laba rugi konsolidasi tahun 2003 dan laporan keuangan konsolidasi tahun 2002, jika ada, yang

(i) Perjanjian Pinjaman Antar Perusahaan I: yaitu penerimaan fasilitas pinjaman oleh Perseroan beserta anak-anak perusahaan Perseroan dari PM Finance dan afiliasi- afiliasi dari