• Tidak ada hasil yang ditemukan

PT BANK BUKOPIN Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PT BANK BUKOPIN Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Keuangan Konsolidasi

Beserta Laporan Auditor Independen

31 Desember 2006

Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2005

PT BANK BUKOPIN Tbk

(2)

Daftar Isi

Halaman

Laporan Auditor Independen

Neraca Konsolidasi ………... 1 - 5 Laporan Laba Rugi Konsolidasi ………... 6 - 7 Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasi ……….... 8 Laporan Arus Kas Konsolidasi ………... 9 - 10 Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi ………... 11 - 88

(3)

Laporan Auditor Independen

Laporan No. RPC-6814

Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan Direksi PT Bank Bukopin Tbk

Kami telah mengaudit neraca konsolidasi PT Bank Bukopin Tbk (“Bank”) dan Anak Perusahaan tanggal 31 Desember 2006, serta laporan laba rugi konsolidasi, laporan perubahan ekuitas konsolidasi dan laporan arus kas konsolidasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Laporan keuangan konsolidasi tersebut adalah tanggung jawab manajemen Bank. Tanggung jawab kami terletak pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan konsolidasi berdasarkan audit kami. Kami tidak mengaudit laporan keuangan PT Indo Trans Buana Multi Finance pada tanggal dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2006, anak perusahaan yang dimiliki Bank yang laporan keuangannya menyajikan jumlah aktiva sebesar 0,08% dari aktiva konsolidasi dan jumlah pendapatan operasional sebesar 0,03% dari pendapatan operasional konsolidasi. Laporan Keuangan anak perusahaan tersebut diaudit oleh auditor independen lain dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, yang laporannya per tanggal 23 Februari 2007 telah diserahkan kepada kami, dan pendapat kami, sejauh yang berkaitan dengan PT Indo Trans Buana Multi Finance, semata-mata hanya didasarkan atas laporan auditor independen lain tersebut. Laporan keuangan Bank untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2005 diaudit oleh Prasetio, Sarwoko & Sandjaja yang laporannya per tanggal 24 Maret 2006 menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualian atas laporan keuangan tersebut.

Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar kami memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan konsolidasi bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan konsolidasi. Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat.

Menurut pendapat kami, berdasarkan audit kami dan laporan auditor independen lain yang kami sebut di atas, laporan keuangan konsolidasi tahun 2006 tersebut di atas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan konsolidasi Bank dan Anak Perusahaan tanggal 31 Desember 2006, hasil usaha, serta arus kas konsolidasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

Purwantono, Sarwoko & Sandjaja

Drs. Hari Purwantono

Izin Akuntan Publik No. 98.1.0065 28 Maret 2007

(4)

*) Termasuk akun-akun anak perusahaan yang dikonsolidasi (Catatan 2b)

Catatan atas laporan keuangan konsolidasi terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.

Catatan 2006* 2005

AKTIVA

KAS 2a,3 275.561.932 219.741.416

GIRO PADA BANK INDONESIA 2a,4 2.422.297.917 2.565.538.449

GIRO PADA BANK LAIN 2a,2c,2d,

2e,5,38

Pihak ketiga 50.577.950 41.917.611

Pihak yang mempunyai

hubungan istimewa 3.094.696 - 53.672.646 41.917.611 Penyisihan penghapusan (1.089.387) (737.636) 52.583.259 41.179.975

PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA DAN BANK LAIN

Pihak ketiga - setelah dikurangi bunga yang belum diamortisasi sebesar Rp1.882.560 dan Rp4.605.093 masing-masing pada

tanggal 31 Desember 2006 dan 2005 2c,2d,2f,

6,38 3.047.568.991 4.063.798.145

Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 99.200.000 -

3.146.768.991 4.063.798.145 Penyisihan penghapusan (23.986.515) (7.334.032) 3.122.782.476 4.056.464.113 EFEK-EFEK

Dimiliki hingga jatuh tempo - setelah dikurangi bunga yang belum diamortisasi sebesar Rp58.666.663 dan Rp13.823.343 dan ditambah premi yang belum diamortisasi sebesar Rp11.112.239 dan Rp7.679.795 masing-masing pada tanggal 31 Desember

2006 dan 2005 2d,2g,7,22 10.341.059.342 3.316.781.745 Diperdagangkan 159.957.385 159.383.299 10.501.016.727 3.476.165.044 Penyisihan penghapusan (4.672.122) (2.469.580) 10.496.344.605 3.473.695.464

EFEK-EFEK YANG DIBELI DENGAN JANJI DIJUAL KEMBALI - setelah dikurangi bunga

yang belum direalisasi sebesar Rp10.119 dan Rp71.630 masing-masing pada

(5)

*) Termasuk akun-akun anak perusahaan yang dikonsolidasi (Catatan 2b)

Catatan 2006*) 2005

TAGIHAN DERIVATIF 2d,2i,9 1.943.950 455.360

Penyisihan penghapusan (19.440) (6.200)

1.924.510 449.160

KREDIT YANG DIBERIKAN DAN 2c,2d,2j,2k,10,

PEMBIAYAAN/PIUTANG SYARIAH 16,17,18,19,38

Kredit yang diberikan

Pihak ketiga 9.588.890.255 9.129.775.613

Pihak yang mempunyai

hubungan istimewa 4.730.990.957 4.386.492.975 14.319.881.212 13.516.268.588 Penyisihan penghapusan (269.955.486) (182.962.857) 14.049.925.726 13.333.305.731 Pembiayaan/piutang syariah Pihak ketiga 362.187.008 302.745.329

Pihak yang mempunyai

hubungan istimewa 918.744 1.739.375 363.105.752 304.484.704 Penyisihan penghapusan (4.436.714) (4.022.170) 358.669.038 300.462.534 14.408.594.764 13.633.768.265 TAGIHAN AKSEPTASI 2d,2l,11 65.560.094 36.706.629 Penyisihan penghapusan (655.601) (377.231) 64.904.493 36.329.398 PENYERTAAN 2d,2m,12 40.388.416 951.215 Penyisihan penghapusan (1.156.217) (932.477) 39.232.199 18.738 AKTIVA TETAP 2n,13,33 Biaya perolehan 476.657.314 422.291.218 Akumulasi penyusutan (207.775.101) (160.565.005) Nilai buku 268.882.213 261.726.213

AKTIVA PAJAK TANGGUHAN

- bersih 2ac,20 10.155.339 -

AKTIVA LAIN-LAIN - bersih 2o,2p,14 366.932.096 346.221.006

JUMLAH AKTIVA 31.556.143.184 24.683.890.067

(6)

*) Termasuk akun-akun anak perusahaan yang dikonsolidasi (Catatan 2b)

Catatan atas laporan keuangan konsolidasi terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.

KEWAJIBAN DAN EKUITAS KEWAJIBAN

KEWAJIBAN SEGERA 2q,2ag,15 1.589.402.573 684.563.130

SIMPANAN NASABAH 2c,2r,2s

Giro 16,38,46

Pihak ketiga 5.227.311.307 3.963.979.463

Pihak yang mempunyai

hubungan istimewa 2.949.691.579 3.704.057.996

8.177.002.886 7.668.037.459

Giro Wadiah 16,38,46

Pihak ketiga 118.078.034 32.359.810

Pihak yang mempunyai

hubungan istimewa 15.861 108.784 118.093.895 32.468.594 8.295.096.781 7.700.506.053 Tabungan 17,38,46 Pihak ketiga 1.966.367.728 1.705.286.902

Pihak yang mempunyai

hubungan istimewa 2.452.905 3.555.535

1.968.820.633 1.708.842.437

Tabungan Wadiah 17,38,46

Pihak ketiga 33.404.763 19.313.641

Pihak yang mempunyai

hubungan istimewa 82.629 130.177 33.487.392 19.443.818 2.002.308.025 1.728.286.255 Deposito Berjangka 18,38,46 Pihak ketiga 12.176.288.298 8.429.465.995

Pihak yang mempunyai

hubungan istimewa 2.224.790.811 2.181.369.580

14.401.079.109 10.610.835.575 Deposito Berjangka Mudharabah 18,38,46

Pihak ketiga 183.913.494 145.773.688

Pihak yang mempunyai

hubungan istimewa 2.639.500 2.975.000 186.552.994 148.748.688 14.587.632.103 10.759.584.263

Jumlah Simpanan Nasabah 24.885.036.909 20.188.376.571

(7)

*) Termasuk akun-akun anak perusahaan yang dikonsolidasi (Catatan 2b)

Catatan 2006*) 2005

SIMPANAN DARI BANK LAIN 2c,2t,19,38

Pihak ketiga 702.857.182 633.717.150

Pihak yang mempunyai hubungan

istimewa 211.432.679 -

914.289.861 633.717.150

HUTANG PAJAK 2ac,20 86.172.599 50.929.249

EFEK YANG DIJUAL DENGAN JANJI DIBELI KEMBALI - setelah

dikurangi bunga dibayar dimuka sebesar Rp350.129 pada

tanggal 31 Desember 2006 2u,21 494.649.871 -

KEWAJIBAN DERIVATIF 2i, 9 260.002 -

KEWAJIBAN AKSEPTASI 2l,11 65.560.094 37.102.677

SURAT BERHARGA YANG DITERBITKAN - setelah

dikurangi obligasi Seri A Bank Bukopin II Tahun 2003 dalam perbendaharaan sebesar Rp15.000.000 pada tanggal

31 Desember 2006 dan 2005 1d,2v,7,22 585.000.000 585.000.000

PINJAMAN YANG DITERIMA 23 851.991.898 944.433.963

ESTIMASI KERUGIAN KOMITMEN

DAN KONTINJENSI 2d,24 27.108.509 9.504.759

KEWAJIBAN PAJAK TANGGUHAN

- bersih 2ac,20 - 6.775.696

KEWAJIBAN LAIN-LAIN 2aa,2ag,25,37 383.870.561 350.158.662

JUMLAH KEWAJIBAN 29.883.342.877 23.490.561.857

HAK MINORITAS ATAS AKTIVA BERSIH ANAK PERUSAHAAN YANG

DIKONSOLIDASI 2b 4.796.449 -

(8)

*) Termasuk akun-akun anak perusahaan yang dikonsolidasi (Catatan 2b)

Catatan atas laporan keuangan konsolidasi terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.

Catatan 2006*) 2005

EKUITAS

Modal saham:

Saham biasa kelas A - nilai nominal

Rp10.000 (Rupiah penuh) pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005

Saham biasa kelas B - nilai nominal Rp100 (Rupiah penuh) pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005

Modal dasar:

Saham biasa kelas A - 21.337.978 saham pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005

Saham biasa kelas B - 22.866.202.200 saham pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005

Modal ditempatkan dan disetor penuh:

Saham biasa kelas A - 21.337.978 saham pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005

Saham biasa kelas B - 5.603.765.550 saham pada tanggal 31 Desember 2006 dan 4.760.000.050 saham pada tanggal

31 Desember 2005 26a 773.756.335 689.379.785

Tambahan modal disetor - agio saham - bersih 26b 184.694.168 -

Opsi Saham 2ab,26a,27 5.892.369 -

Saldo laba

Telah ditentukan penggunaannya 26c 388.444.589 247.273.236 Belum ditentukan penggunaannya 315.216.397 256.675.189

Jumlah Saldo Laba 703.660.986 503.948.425

JUMLAH EKUITAS 1.668.003.858 1.193.328.210

JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 31.556.143.184 24.683.890.067

(9)

*) Termasuk akun-akun anak perusahaan yang dikonsolidasi (Catatan 2b)

Catatan 2006*) 2005

PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL

Pendapatan Bunga dan Syariah

Bunga 2c,2w,28,38 2.887.855.805 1.895.221.527

Provisi dan komisi 2y,29 123.034.447 141.283.158

Pendapatan syariah 2x,2ad,38 52.865.869 39.563.257

Jumlah Pendapatan Bunga

dan Syariah 3.063.756.121 2.076.067.942

Beban Bunga, Syariah dan

Pembiayaan Lainnya

Beban bunga dan pembiayaan

lainnya 2c,2w,30 (1.813.232.906) (1.033.719.597)

Beban syariah 2x (28.878.624) (19.396.605)

Jumlah Beban Bunga, Syariah dan

Pembiayaan Lainnya (1.842.111.530) (1.053.116.202)

Pendapatan Bunga dan Syariah - Bersih 1.221.644.591 1.022.951.740

Pendapatan Operasional Lainnya

Provisi dan komisi lainnya 2y 26.585.762 21.627.537

Laba selisih kurs - bersih 2z 15.136.071 8.264.843

Lain-lain 31 133.430.944 79.154.825

Jumlah Pendapatan Operasional

Lainnya 175.152.777 109.047.205

Beban Penyisihan Penghapusan Aktiva

Produktif - Bersih 2d,32 (144.553.923) (19.903.230)

Beban Estimasi Kerugian Komitmen

dan Kontinjensi - Bersih 2d,24 (19.174.975) (1.004.176) Keuntungan (Kerugian) dari

Kenaikan (Penurunan) Nilai Efek-efek yang

Diperdagangkan - Bersih 2g 9.066.147 (14.097.294)

Beban Operasional Lainnya

Umum dan administrasi 2ag,33 (434.033.628) (414.590.911) Gaji dan tunjangan karyawan 2aa,34,37 (341.168.857) (280.911.953) Premi program penjaminan

Pemerintah 46 (36.804.982) (32.055.146)

Jumlah Beban Operasional Lainnya (812.007.467) (727.558.010)

(10)

*) Termasuk akun-akun anak perusahaan yang dikonsolidasi (Catatan 2b)

Catatan atas laporan keuangan konsolidasi terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.

Catatan 2006*) 2005

LABA OPERASIONAL 430.127.150 369.436.235

PENDAPATAN BUKAN

OPERASIONAL - BERSIH 2ag,35 29.899.847 5.710.870

LABA SEBELUM MANFAAT (BEBAN)

PAJAK PENGHASILAN BADAN 460.026.997 375.147.105

MANFAAT (BEBAN) PAJAK

PENGHASILAN BADAN 2ac,20

Kini (161.327.614) (110.730.533)

Tangguhan 16.807.150 (7.741.383)

Beban Pajak Penghasilan

Badan - Bersih (144.520.464) (118.471.916)

HAK MINORITAS 2b (142.299) -

LABA ANAK PERUSAHAAN

SEBELUM AKUISISI 2b (147.837) -

LABA BERSIH 315.216.397 256.675.189

LABA BERSIH PER SAHAM 2ae,48

Dasar (dalam Rupiah penuh) 60,81 53,68

(11)

Saldo Laba Modal Tambahan

Ditempatkan Modal Disetor- Telah Ditentukan Belum Ditentukan

Catatan dan Disetor Penuh Agio Saham Opsi Saham Penggunaannya Penggunaannya Jumlah Ekuitas

Saldo pada tanggal

31 Desember 2004 689.379.785 - - 142.047.760 210.450.952 1.041.878.497

Dividen kas 26c - - - - (105.225.476) (105.225.476)

Pembentukan cadangan umum 26c - - - 105.225.476 (105.225.476) -

Laba bersih tahun 2005 - - - - 256.675.189 256.675.189

Saldo pada tanggal

31 Desember 2005 689.379.785 - - 247.273.236 256.675.189 1.193.328.210

Dividen kas 26c - - - - (115.503.836) (115.503.836)

Pembentukan cadangan umum 26c - - - 141.171.353 (141.171.353) -

Peningkatan modal disetor dan agio saham melalui penawaran umum saham perdana kepada

publik 1e,26a,26b 84.376.550 184.694.168 - - - 269.070.718

Opsi saham 2ab,27 - - 5.892.369 - - 5.892.369

Laba bersih tahun 2006 - - - - 315.216.397 315.216.397

Saldo pada tanggal

31 Desember 2006 773.756.335 184.694.168 5.892.369 388.444.589 315.216.397 1.668.003.858

(12)

*) Termasuk akun-akun anak perusahaan yang dikonsolidasi (Catatan 2b)

Catatan atas laporan keuangan konsolidasi terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

Penerimaan bunga, provisi dan komisi

dan pendapatan syariah 3.057.646.601 2.070.991.305

Pembayaran bunga, beban syariah

dan pembiayaan lainnya (1.828.027.786) (1.053.737.633)

Pendapatan operasional lainnya 171.570.768 109.720.147

Penerimaan kembali kredit yang telah

dihapusbukukan 129.213.002 113.992.543

Pembayaran gaji dan tunjangan karyawan (336.074.334) (281.164.276)

Beban operasional lainnya (418.755.368) (401.399.929)

Pendapatan bukan operasional 44.849.322 32.880.157

Beban bukan operasional (14.949.474) (23.586.261)

Pembayaran pajak penghasilan (127.091.041) (111.813.507)

Laba sebelum perubahan dalam aktiva dan

kewajiban operasi 678.381.689 455.882.546

Perubahan dalam aktiva dan kewajiban operasi: Penurunan (kenaikan) aktiva operasi:

Penempatan pada Bank Indonesia dan

bank lain 917.029.154 (1.813.740.281)

Efek-efek yang diperdagangkan 8.492.061 193.581.231

Tagihan akseptasi (28.853.465) 35.126.151

Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual

kembali 22.810.489 (48.757.870)

Kredit yang diberikan dan pembiayaan/

piutang syariah (1.027.054.827) (1.091.033.736)

Aktiva lain-lain 118.009.264 (74.092.368)

Kenaikan (penurunan) kewajiban operasi:

Kewajiban segera 904.839.443 551.219.560

Simpanan nasabah:

Giro 594.590.728 2.540.526.325

Tabungan 274.021.770 (23.391.700)

Deposito berjangka 3.856.947.840 2.434.138.803

Simpanan dari bank lain 251.672.711 563.627.279

Efek yang dijual dengan janji dibeli

kembali 494.649.871 -

Kewajiban akseptasi 28.457.417 (34.730.103)

Hutang pajak (105.173.486) 12.055.855

Kewajiban lain-lain 14.298.882 (33.657.683)

Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Operasi 7.003.119.541 3.666.754.009

(13)

*) Termasuk akun-akun anak perusahaan yang dikonsolidasi (Catatan 2b)

2006*) 2005

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

Pembelian efek-efek yang dimiliki

hingga jatuh tempo (7.024.277.597) (1.959.100.771)

Pembelian aktiva tetap (83.083.334) (92.867.339)

Kenaikan penyertaan saham (36.874.402) -

Kas bersih diperoleh melalui akuisisi

anak perusahaan 2.556.956 -

Hasil penjualan aktiva tetap 1.769.038 1.587.216

Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi (7.139.909.339) (2.050.380.894)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

Penerimaan dari pinjaman yang diterima 36.725.021 108.323.464 Pembelian kembali surat berharga yang

diterbitkan - (15.000.000)

Pembagian dividen kas (115.503.836) (105.225.476)

Pembayaran pinjaman yang diterima (129.167.086) -

Kenaikan modal disetor dari penawaran

umum saham 84.376.550 -

Kenaikan agio saham dari penawaran

umum saham 184.694.168 -

Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk)

Aktivitas Pendanaan 61.124.817 (11.902.012)

(PENURUNAN) KENAIKAN BERSIH

KAS DAN SETARA KAS (75.664.981) 1.604.471.103

KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 2.827.197.476 1.222.726.373

KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 2.751.532.495 2.827.197.476

Kas dan setara kas terdiri dari:

Kas 275.561.932 219.741.416

Giro pada Bank Indonesia 2.422.297.917 2.565.538.449

Giro pada bank lain 53.672.646 41.917.611

Jumlah 2.751.532.495 2.827.197.476

(14)

a. Pendirian

PT Bank Bukopin Tbk (“Bank”) didirikan di Republik Indonesia pada tanggal 10 Juli 1970 dengan nama Bank Umum Koperasi Indonesia (disingkat Bukopin) yang disahkan sebagai badan hukum berdasarkan Surat Keputusan Direktorat Jenderal Koperasi No. 13/Dirjen/Kop/70 dan didaftar dalam Daftar Umum Direktorat Jenderal Koperasi dengan No. 8251 pada tanggal yang sama. Bank mulai melakukan usaha sebagai Bank Umum Koperasi di Indonesia sejak tanggal 16 Maret 1971 dengan izin Menteri Keuangan dalam Surat Keputusan No. Kep-078/DDK/II/3/1971 tanggal 16 Maret 1971. Menurut anggaran dasarnya, usaha Bank mencakup segala kegiatan bank umum sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Perbankan dengan tujuan utama memperhatikan dan melayani kepentingan gerakan koperasi di Indonesia sesuai dengan Undang-undang Perkoperasian yang berlaku. Dalam perkembangannya, Bank telah melakukan peleburan usaha dengan beberapa bank umum koperasi. Perubahan nama Bank Umum Koperasi Indonesia (Bukopin) menjadi Bank Bukopin disahkan dalam Rapat Anggota Bank Umum Koperasi Indonesia yang dituangkan dalam surat No. 03/RA/XII/89 tanggal 2 Januari 1990.

Dalam Rapat Khusus Anggota Bank, yang dinyatakan dengan akta No. 4 Notaris Muhani Salim, S.H., tanggal 2 Desember 1992, para anggota menyetujui untuk mengubah status badan hukum Bank dari koperasi menjadi perseroan terbatas. Akta pendirian yang berkaitan dengan perubahan status badan hukum Bank dinyatakan dengan akta No. 126 Notaris Muhani Salim, S.H., tanggal 25 Februari 1993 beserta pembetulannya, dengan akta No. 118 tanggal 28 Mei 1993 dari notaris yang sama dan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dalam Surat Keputusan No. C2-5332.HT.01.01.TH.93 tanggal 29 Juni 1993 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 3633, Tambahan No. 64 tanggal 10 Agustus 1993. Perubahan ini juga telah disetujui oleh Menteri Keuangan dalam Surat Keputusan No. S-1382/MK.17/1993 tanggal 28 Agustus 1993. Sesuai dengan perubahan akta pendirian tersebut, pendirian Bank dalam bentuk perseroan terbatas terjadi dengan memasukkan seluruh aktiva dan kewajiban dari Bank. Bank memutuskan untuk memulai kegiatan usaha dalam bentuk perseroan terbatas pada tanggal 1 Juli 1993.

Anggaran dasar Bank telah mengalami perubahan dari waktu ke waktu, perubahan terakhir dinyatakan dengan akta No. 18 Notaris Lindasari Bachroem, S.H., tanggal 20 Juli 2006 tentang perubahan modal ditempatkan dan disetor penuh yang terdiri dari 21.337.978 saham kelas A dengan nilai nominal sebesar Rp213.379.780.000 (Rupiah penuh) dan 5.603.765.550 saham kelas B dengan nilai nominal Rp560.376.555.000 (Rupiah penuh) serta telah diterima oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia dengan Surat Keputusan No. C-22919 HT.01.04.TH.2006 tanggal 4 Agustus 2006.

b. Struktur dan Manajemen

Kantor pusat Bank berlokasi di Jalan M.T. Haryono Kav. 50-51, Jakarta.

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2006 dan 2005, Bank memiliki kantor cabang, kantor cabang syariah, kantor cabang pembantu, kantor cabang pembantu syariah, kantor kas dan kantor

payment center sebagai berikut (tidak diaudit):

2006 2005

Kantor cabang 34 34

Kantor cabang syariah 5 4

Kantor cabang pembantu 77 82

Kantor cabang pembantu syariah 2 2

Kantor kas 122 132

(15)

1. UMUM (lanjutan)

b. Struktur dan Manajemen (lanjutan)

Jumlah karyawan Bank adalah 4.004 dan 4.037 orang masing-masing pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005 (tidak diaudit).

Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Bank pada tanggal 31 Desember 2006 telah ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 9 Mei 2006 dan 28 Juni 2006 yang masing-masing dinyatakan dengan Akta Keputusan Rapat No. 9 tanggal 9 Mei 2006 dan Akta Keputusan Rapat No. 86 tanggal 28 Juni 2006 oleh Notaris Lindasari Bachroem, S.H., adalah sebagai berikut:

2006

Dewan Komisaris Direksi

Komisaris Utama : Saean Achmady Direktur Utama : Glen Glenardi

Komisaris : Andi Chaerudin Mohamad Direktur Keuangan dan Perencanaan : Tri Joko Prihanto

Komisaris : Johnny Wahab Direktur Pelayanan dan Distribusi : Agus Hernawan

Komisaris : Boediarso Teguh Widodo Direktur Manajemen Risiko, Kepatuhan dan

Komisaris Independen : Syamsul Effendi Pengembangan Sumber Daya Manusia : Sunaryono

Komisaris Independen : Yoyok Sunaryo*) Direktur Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan

Komisaris Independen : Sutrisno Iwantono Koperasi : Sulistyohadi DS

Direktur Komersial : Mikrowa Kirana

Direktur Konsumer : Lamira Septini

Parwedi

*) Pengangkatan akan berlaku efektif setelah mendapat persetujuan Bank Indonesia

Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Bank pada tanggal 31 Desember 2005 telah ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 10 Juni 2005 yang dinyatakan dengan Akta Keputusan Rapat No. 35 tanggal 27 Juni 2005 oleh Notaris Lindasari Bachroem, S.H., adalah sebagai berikut:

2005

Dewan Komisaris Direksi

Komisaris Utama : Saean Achmady Direktur Utama : Glen Glenardi

Komisaris : Andi Chaerudin Mohamad Direktur Operasi : Tri Joko Prihanto

Komisaris : Johnny Wahab Direktur Komersial : Agus Toni Soetirto

Komisaris : Boediarso Teguh Widodo Direktur Usaha Koperasi, Kecil dan Mikro : Sulistyohadi DS

Komisaris Independen : Syamsul Effendi Direktur Manajemen Risiko dan Kepatuhan : Sunaryono

Komisaris Independen : Raden Soekiswo Direktur Consumer Banking : Agus Hernawan

Komisaris Independen : Sutrisno Iwantono

Susunan Dewan Pengawas Syariah pada tanggal-tanggal 31 Desember 2006 dan 2005 berdasarkan Surat Keputusan Dewan Komisaris Bank No. SKEP/005/D.KOM/VI/2000 tanggal 7 Juni 2000 dan No. SKEP/008/D.KOM/XI/2000 tanggal 15 November 2000 adalah sebagai berikut:

Ketua : Didin Hafidhuddin

Anggota : Ali Mustafa Ya’kub

Anggota : Ichwan Abidin

Susunan Komite Audit Bank pada tanggal-tanggal 31 Desember 2006 dan 2005 berdasarkan Surat Keputusan Dewan Komisaris Bank No. SKEP/004/D.KOM/XII/2004 tanggal 22 Desember 2004 adalah sebagai berikut:

Ketua : Syamsul Effendi

(16)

c. Program Rekapitalisasi

Bank ikut serta dalam program rekapitalisasi Pemerintah sesuai dengan Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia No. 53/KMK.017/1999 dan No. 31/12/KEP/GBI tanggal 8 Februari 1999 tentang Pelaksanaan Program Rekapitalisasi Bank Umum dan mendapat persetujuan Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham yang dinyatakan dengan akta No. 64 dari Notaris Lindasari Bachroem, S.H., tanggal 30 Juni 1999.

Pada tahun 2001, Bank telah menyelesaikan program rekapitalisasi tersebut dengan melakukan hal-hal berikut:

- Pembelian kembali kredit non-performing yang sebelumnya telah diserahkan kepada Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN).

- Divestasi saham milik Negara Republik Indonesia (saham biasa kelas C) di Bank pada tanggal 21 Desember 2001 yang lebih dini daripada tanggal jatuh temponya, yaitu tanggal 28 Mei 2002 yang dikonversikan ke saham biasa kelas B.

Ketentuan dan persetujuan yang mendasari penyelesaian program rekapitalisasi tersebut adalah sebagai berikut:

- Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia No. 53/KMK.017/1999 dan No. 31/12/KEP/GBI tanggal 8 Februari 1999.

- Ketentuan Pokok Sertifikat Bukti Hak yang merupakan lampiran perjanjian Investasi, Manajemen dan Kinerja Usaha (IMKU).

- Keputusan Rapat Umum Pemegang Sertifikat Bukti Hak tanggal 13 Desember 2001.

- Surat Keputusan Komite Kebijakan Sektor Keuangan No. Kep.03/K.KKSK/11/2001 tanggal 29 November 2001.

d. Penawaran Umum Obligasi

Pada tanggal 30 Juni 2003, Bank memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) dengan suratnya No. S-1564/PM/2003 untuk melakukan penawaran umum obligasi sebesar Rp600.000.000 yang terdiri dari Obligasi Seri A Bank Bukopin II Tahun 2003 sebesar Rp319.000.000, Obligasi Subordinasi Seri B Bank Bukopin Tahun 2003 sebesar Rp236.000.000, dan Obligasi Syariah Mudharabah Bank Bukopin Tahun 2003 sebesar Rp45.000.000. Obligasi Seri A Bank Bukopin II Tahun 2003 dan Obligasi Subordinasi Seri B Bank Bukopin Tahun 2003 ditawarkan sebesar nilai nominal, sedangkan Obligasi Syariah Mudharabah Bank Bukopin Tahun 2003 ditawarkan dengan nilai 100% dari jumlah Obligasi Syariah. Sehubungan dengan penawaran tersebut, Obligasi Seri A Bank Bukopin II Tahun 2003 dan Obligasi Syariah Mudharabah Bank Bukopin Tahun 2003 memperoleh hasil pemeringkatan ”idBBB+”, sedangkan Obligasi Subordinasi Seri B Bank Bukopin Tahun 2003 memperoleh hasil pemeringkatan ”idBBB” dari PT Pemeringkat Efek Indonesia. Sejak tanggal 15 Juli 2003 seluruh obligasi Bank yang beredar telah dicatatkan di Bursa Efek Surabaya (Catatan 22).

e. Penawaran Umum Saham Perdana

Pada bulan Juni 2006, Bank melakukan Penawaran Umum Saham Perdana sejumlah 843.765.500 lembar saham Seri B dengan nilai nominal Rp100 (nilai penuh) per saham dengan harga jual Rp350 (nilai penuh) per saham kepada masyarakat melalui Pasar Modal sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Penawaran Umum Saham Perdana saham seri B kepada masyarakat ini telah memperoleh pernyataan efektif dari Badan Pengawas Pasar Modal (“BAPEPAM) melalui suratnya No.S-825/BL/2006 tanggal 30 Juni 2006 (Catatan 26a). Saham yang ditawarkan tersebut mulai diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES) pada tanggal 10 Juli 2006, dan pada saat yang bersamaan seluruh saham Bank juga dicatatkan.

(17)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI

a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi

Laporan keuangan konsolidasi Bank disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntasi Keuangan (PSAK) No. 31 (Revisi 2000) tentang “Akuntansi Perbankan” dan standar akuntansi lainnya yang terkait, yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (PAPI) yang diterbitkan oleh Bank Indonesia dan IAI, praktek-praktek industri perbankan dan pelaporan yang ditetapkan otoritas perbankan di Indonesia serta peraturan Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM). Untuk cabang Bank yang beroperasi dalam bidang perbankan dengan prinsip syariah menyajikan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi syariah yang dinyatakan dalam PSAK No. 59 tentang “Akuntansi Perbankan Syariah” dan Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia (PAPSI) yang diterbitkan oleh Bank Indonesia dan IAI.

Laporan keuangan konsolidasi disusun berdasarkan konsep biaya perolehan, kecuali efek-efek untuk diperdagangkan, efek yang dibeli dengan janji untuk dijual kembali dan transaksi derivatif yang dinyatakan berdasarkan nilai wajar dan agunan yang diambil alih yang dinyatakan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasi dan penyertaan saham tertentu yang dicatat dengan metode akuntansi ekuitas, serta berdasarkan basis akrual, kecuali tagihan bunga atas aktiva produktif yang digolongkan sebagai non-performing yang dicatat dengan dasar kas.

Laporan arus kas konsolidasi disusun dengan menggunakan metode langsung yang menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas yang diklasifikasikan ke dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Untuk penyajian laporan arus kas konsolidasi, kas dan setara kas terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia dan giro pada bank lain yang tidak dijadikan sebagai jaminan atau dibatasi penggunaannya.

b. Prinsip Konsolidasi

Laporan keuangan konsolidasi meliputi laporan keuangan Bank dan Anak Perusahaan yang mayoritas sahamnya dimiliki atau dikendalikan oleh Bank. Dalam hal pengendalian terhadap Anak Perusahaan dimulai dalam suatu tahun berjalan, maka hasil usaha Anak Perusahaan yang diperhitungkan ke dalam laporan keuangan konsolidasi hanya sebatas hasil pada saat pengendalian tersebut mulai diperoleh. Suatu pengendalian atas perusahaan lain dianggap ada bilamana Bank menguasai lebih dari lima puluh persen (50%) hak suara pada perusahaan tersebut, atau apabila Bank hanya menguasai dua puluh persen (20%) sampai dengan lima puluh persen (50%) hak suara pada suatu perusahaan tetapi Bank dapat menentukan kebijakan keuangan dan operasi dari perusahaan tersebut, atau Bank mempunyai kemampuan untuk memberhentikan atau menunjuk mayoritas anggota direksi di perusahaan tersebut. Dalam laporan keuangan konsolidasi, semua saldo dan transaksi yang signifikan antar perusahaan yang dikonsolidasikan telah dieliminasi.

Hak minoritas atas laba bersih dan ekuitas Anak Perusahaan dinyatakan sebesar proporsi pemegang saham minoritas atas laba bersih dan ekuitas Anak Perusahaan tersebut sesuai dengan presentase kepemilikan pemegang saham minoritas pada Anak Perusahaan tersebut. Anak Perusahaan yang tercakup dalam laporan keuangan konsolidasi per tanggal 31 Desember 2006 adalah PT Indo Trans Buana Multi Finance (ITBMF) yang didirikan pada tanggal 11 Maret 1983 berdasarkan akta notaris No. 5 dari Tan A Sioe, S.H., yang bergerak dalam bidang leasing (perusahaan pembiayaan). Dalam laporan keuangan per tanggal 31 Desember 2005, ITBMF tidak dikonsolidasi karena investasi pada perusahaan tersebut baru dilakukan pada tanggal 10 Maret 2006. Kepemilikan Bank pada tanggal 10 Maret 2006 adalah sebesar 50%, selanjutnya pada tanggal 20 Desember 2006 meningkat menjadi 80%. Laba bersih ITBMF sejak awal tahun hingga diperolehnya kendali (tanggal akuisisi) sebesar Rp147.837 disajikan sebagai laba Anak Perusahaan sebelum akuisisi dan merupakan pengurang dari laba bersih konsolidasi.

(18)

c. Transaksi dengan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

Sesuai dengan PSAK No. 7 tentang “Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa“, yang dimaksud dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut:

1) perusahaan yang melalui satu atau lebih perantara (intermediaries), mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama, dengan perusahaan pelapor (termasuk holding companies, subsidiaries dan fellow subsidiaries);

2) perusahaan asosiasi (associated companies);

3) perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di perusahaan pelapor yang berpengaruh secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut (anggota keluarga dekat adalah mereka yang dapat diharapkan mempengaruhi atau dipengaruhi perorangan tersebut dalam transaksinya dengan perusahaan pelapor);

4) karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan perusahaan pelapor yang meliputi anggota komisaris, direksi dan manajer dari perusahaan serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut; dan

5) perusahaan di mana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam 3) atau 4), atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut. Ini mencakup perusahaan-perusahaan yang dimiliki anggota komisaris, direksi atau pemegang saham utama dari perusahaan pelapor dan perusahaan-perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan perusahaan pelapor.

Semua transaksi yang jumlahnya signifikan dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa baik yang dilakukan dengan syarat normal, sebagaimana dilakukan dengan pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa, maupun tidak, telah diungkapkan dalam laporan keuangan konsolidasi. Transaksi Bank dengan Badan Usaha Milik Negara/Daerah tidak diungkapkan sebagai transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa.

d. Penyisihan penghapusan aktiva produktif, aktiva non-produktif dan estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi

Aktiva produktif terdiri atas giro pada bank lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain, efek-efek, efek yang dibeli dengan janji dijual kembali, tagihan derivatif, kredit yang diberikan, piutang dan pembiayaan syariah, tagihan akseptasi dan penyertaan saham serta komitmen dan kontinjensi pada transaksi rekening administratif.

Komitmen dan kontinjensi pada transaksi rekening administratif antara lain terdiri dari penerbitan jaminan, letter of credit, standby letter of credit dan fasilitas kredit kepada nasabah yang belum digunakan.

Aktiva non-produktif adalah aset bank yang memiliki potensi kerugian, antara lain dalam bentuk agunan yang diambil alih, properti terbengkalai, rekening antar kantor dan suspense account. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia, aktiva produktif diklasifikasikan ke dalam aktiva tidak bermasalah (performing) sebagai “Lancar” atau “Dalam Perhatian Khusus” dan aktiva bermasalah (non-performing) sebagai “Kurang Lancar”, “Diragukan” atau “Macet”.

(19)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

d. Penyisihan penghapusan aktiva produktif, aktiva non-produktif dan estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi (lanjutan)

Pengklasifikasian aktiva sebagai lancar, dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan atau macet dilakukan berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum yang telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia No. 8/2/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 dengan mempertimbangkan evaluasi manajemen atas prospek usaha setiap debitur, kinerja (performance) dan kemampuan membayar setiap debitur, juga mempertimbangkan hal-hal lain seperti klasifikasi berdasarkan hasil pemeriksaan Bank Indonesia, klasifikasi yang ditetapkan oleh bank umum lainnya atas aktiva produktif yang diberikan oleh lebih dari satu bank dan ketersediaan laporan keuangan debitur yang telah diaudit.

Jumlah minimum penyisihan penghapusan aktiva produktif, aktiva non-produktif dan estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi dihitung dengan memperhatikan Peraturan Bank Indonesia No. 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum yang telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia No. 8/2/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006.

Pembentukan penyisihan minimum sesuai dengan peraturan Bank Indonesia tersebut adalah sebagai berikut:

1) Penyisihan umum, sekurang-kurangnya sebesar 1% dari aktiva produktif yang digolongkan Lancar, dikecualikan untuk aktiva produktif yang dijamin dengan agunan tunai berupa giro, deposito, tabungan, setoran jaminan, emas, Sertifikat Bank Indonesia atau Surat Hutang Negara (Obligasi Pemerintah dan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah), jaminan Pemerintah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, standby letter of credit dari

prime bank, yang diterbitkan sesuai dengan Uniform Customs and Practice for Documentary Credit (UCP) atau International Standard Practices (ISP) yang berlaku.

2) Penyisihan khusus, sekurang-kurangnya sebesar:

a) 5% dari aktiva yang digolongkan Dalam Perhatian Khusus setelah dikurangi agunan; dan b) 15% dari aktiva yang digolongkan Kurang Lancar setelah dikurangi agunan; dan

c) 50% dari aktiva yang digolongkan Diragukan setelah dikurangi agunan; dan d) 100% dari aktiva yang digolongkan Macet setelah dikurangi agunan.

Penggunaan nilai agunan sebagai faktor pengurang dalam perhitungan penyisihan penghapusan aktiva hanya dilakukan untuk aktiva produktif saja.

Nilai agunan yang dapat diperhitungkan sebagai pengurang dalam pembentukan penyisihan penghapusan aktiva produktif dan estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi terdiri atas surat berharga dan saham yang aktif diperdagangkan di bursa efek di Indonesia atau memiliki peringkat investasi paling tinggi, sebesar 50% dari nilai yang tercatat di bursa efek pada akhir bulan, persentase tertentu dari tanah, gedung, rumah tinggal, pesawat udara, kapal laut, kendaraan bermotor dan persediaan yang tidak melampaui jangka waktu 24 (dua puluh empat) bulan dan untuk penilaian plafond kredit di atas Rp5 miliar dilakukan oleh penilai independen.

Penyisihan penghapusan aktiva untuk komitmen dan kontinjensi yang dibentuk disajikan sebagai kewajiban pada neraca dalam akun “Estimasi Kerugian Komitmen dan Kontinjensi”.

Saldo aktiva produktif dihapuskan dari masing-masing cadangan penyisihan penghapusan pada saat manajemen berpendapat bahwa aktiva produktif tersebut sudah tidak dapat tertagih lagi. Penerimaan kembali aktiva produktif yang telah dihapusbukukan dicatat sebagai penambahan penyisihan/estimasi kerugian selama tahun berjalan. Jika terdapat kelebihan dari penerimaan pokok kredit, kelebihan tersebut diakui sebagai pendapatan bunga.

(20)

d. Penyisihan penghapusan aktiva produktif, aktiva non-produktif dan estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi (lanjutan)

Pedoman pembentukan penyisihan aktiva produktif cabang syariah mengacu kepada Peraturan Bank Indonesia No. 5/7/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003 tentang Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif bagi Bank Syariah. Khusus untuk pembiayaan, kualitasnya ditetapkan menjadi 4 (empat) golongan yaitu lancar, kurang lancar, diragukan dan macet.

e. Giro pada Bank Lain

Giro pada bank lain dinyatakan sebesar saldo giro dikurangi dengan penyisihan penghapusan.

f. Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain

Penempatan pada Bank Indonesia disajikan sebesar saldo penempatan setelah dikurangi bunga yang belum diamortisasi. Penempatan pada bank lain dinyatakan sebesar saldonya dikurangi dengan penyisihan penghapusan.

g. Efek-Efek

Efek-efek dinilai sesuai dengan klasifikasi efek yang bersangkutan yang didasarkan pada tujuan manajemen pada saat pembelian efek-efek tersebut yaitu sebagai berikut:

1) Efek-efek untuk diperdagangkan dinyatakan berdasarkan nilai wajar. Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi akibat kenaikan (penurunan) nilai wajar dilaporkan dalam laba rugi tahun berjalan. Perbedaan antara nilai jual dan nilai wajar tercatat pada saat efek-efek dan obligasi tersebut dijual, dibukukan sebagai keuntungan atau kerugian penjualan.

2) Efek-efek untuk dimiliki hingga jatuh tempo dinyatakan berdasarkan biaya perolehan yang disesuaikan dengan amortisasi premi atau diskonto, jika ada.

Penurunan permanen nilai surat-surat berharga dilaporkan dalam laba rugi tahun berjalan. Penyisihan penghapusan disajikan sebagai pengurang terhadap akun efek-efek.

Untuk efek-efek yang diperdagangkan di pasar keuangan yang terorganisasi, nilai wajar tersebut umumnya ditentukan dengan mengacu pada harga penawaran pasar yang terjadi di bursa efek pada tanggal yang terdekat dengan tanggal neraca, kemudian disesuaikan dengan biaya-biaya yang akan dikeluarkan untuk memperoleh aktiva tersebut. Untuk efek-efek yang tidak mempunyai harga penawaran pasar, estimasi atas nilai wajar efek-efek ditetapkan dengan mengacu kepada nilai wajar instrumen lain yang substansinya adalah sama atau dihitung berdasarkan arus kas yang diharapkan terdapat aktiva bersih surat berharga tersebut atau menggunakan pendekatan expected market yield. Penurunan nilai wajar permanen atas efek-efek untuk dimiliki hingga jatuh tempo dan tersedia untuk dijual dibebankan pada laba rugi tahun berjalan.

Sertifikat Bank Indonesia, wesel ekspor dan wesel SKBDN disajikan sebesar nilai nominal setelah dikurangi bunga yang belum diamortisasi.

Bank menggunakan metode identifikasi khusus sebagai dasar untuk menentukan biaya perolehan dalam menghitung laba atau rugi yang direalisasi.

h. Efek-Efek yang Dibeli dengan Janji Dijual Kembali

Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali disajikan sebesar harga jual kembali efek yang bersangkutan, dikurangi pendapatan bunga yang belum direalisasikan. Selisih antara harga beli dan harga jual kembali efek diakui sebagai pendapatan bunga yang ditangguhkan. Pendapatan bunga yang ditangguhkan diamortisasi selama jangka waktu sejak efek dibeli hingga dijual kembali.

(21)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) i. Instrumen Derivatif

Instrumen derivatif diakui menurut nilai wajar pada tanggal neraca. Nilai wajar ditentukan berdasarkan nilai pasar atau kurs spot Reuters pada tanggal neraca atau model penilaian, atau nilai instrumen yang memiliki karakteristik sejenis. Pengakuan derivatif sebagai aktiva atau kewajiban berdasarkan selisih antara nilai kontrak dengan nilai wajar instrumen derivatif. Selisih tersebut merupakan keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi pada tanggal pelaporan. Perubahan nilai wajar instrumen derivatif yang tidak ditujukan sebagai instrumen lindung nilai atau tidak memenuhi kriteria untuk diklasifikasikan sebagai instrumen lindung nilai, diakui atau dibebankan sebagai laba rugi tahun berjalan. Untuk tujuan akuntansi, transaksi derivatif Bank bukan merupakan instrumen lindung nilai yang efektif.

j. Kredit yang Diberikan

Kredit yang diberikan dinyatakan sebesar saldo kredit dikurangi dengan penyisihan penghapusan yang dibentuk.

Kredit dalam rangka pembiayaan bersama (kredit sindikasi) dan kredit program pemerintah (kredit kelolaan) diakui sebesar porsi kredit yang risikonya ditanggung oleh Bank.

Untuk kredit yang direstrukturisasi, Bank mencatat dampak restrukturisasi kredit (yang tidak mengakibatkan penerimaan saham atau aset) secara prospektif dan tidak mengubah nilai tercatat piutang pada tanggal restrukturisasi, kecuali jika jumlahnya melebihi nilai penerimaan kas masa depan yang ditentukan dalam persyaratan pinjaman. Jika jumlah nilai penerimaan kas masa depan lebih rendah dari pada saldo piutang sebelum restrukturisasi dalam persyaratan pinjaman yang baru, Bank mengurangi saldo piutang ke suatu jumlah yang sama dengan jumlah nilai tunai penerimaan kas masa depan. Jumlah pengurangan tersebut dicatat sebagai kerugian yang dibebankan pada operasi tahun berjalan.

k. Pembiayaan/Piutang Syariah

Pembiayaan mudharabah merupakan pembiayaan kerjasama antara Bank sebagai pemilik dana dengan nasabah sebagai pelaksana usaha. Pembagian hasil keuntungan dari proyek atau usaha tersebut dilakukan sesuai dengan nisbah (pre-determined ratio) yang telah disepakati bersama. Pembiayaan mudharabah dinyatakan sebesar saldo pembiayaan dikurangi dengan saldo penyisihan penghapusan.

Piutang murabahah merupakan akad jual beli antara nasabah dan Bank. Bank membiayai kebutuhan investasi nasabah yang dinilai dengan harga pokok ditambah dengan keuntungan yang diketahui dan disepakati bersama. Pembayaran atas piutang ini dilakukan dengan cara mengangsur dalam jangka waktu yang ditentukan. Piutang murabahah dinyatakan sebesar saldo piutang dikurangi dengan pendapatan marjin yang ditangguhkan dan saldo penyisihan penghapusan.

Pembiayaan musyarakah adalah akad kerjasama yang terjadi diantara para pemilik modal (mitra musyarakah) untuk menggabungkan modal dan melakukan usaha secara bersama dalam suatu kemitraan, dengan nisbah pembagian hasil atau kerugian sesuai dengan kesepakatan atau secara proporsional sesuai kontribusi modal.

l. Tagihan dan Kewajiban Akseptasi

Tagihan dan kewajiban akseptasi dinyatakan sebesar nilai nominal letters of credit (L/C) atau nilai realisasi L/C yang di aksep oleh bank pengaksep (accepting bank). Penyisihan penghapusan disajikan sebagai pengurang dari akun tagihan akseptasi.

(22)

m. Penyertaan

Penyertaan yang dimiliki terdiri dari simpanan pada koperasi dan penyertaan saham pada perusahaan yang bergerak dibidang jasa keuangan dan jasa lainnya yang tidak melalui pasar modal untuk tujuan investasi jangka panjang.

Penyertaan saham dengan persentase kepemilikan 20% sampai dengan 50% dicatat dengan metode ekuitas. Dengan metode ini, penyertaan dicatat sebesar biaya perolehan ditambah atau dikurangi dengan bagian atas laba atau rugi bersih perusahaan asosiasi sesuai dengan jumlah persentase kepemilikan dan dikurangi dengan penerimaan dividen, sejak tanggal perolehan. Penyertaan saham dengan persentase kepemilikan kurang dari 20% dicatat dengan metode biaya (cost method) dikurangi dengan penyisihan penghapusan.

n. Aktiva Tetap

Aktiva tetap, kecuali tanah yang tidak disusutkan, dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aktiva tetap sebagai berikut:

Tahun

Bangunan 20

Perabot dan peralatan kantor 4

Kendaraan bermotor 4 - 8

Biaya pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi pada saat terjadinya, pemugaran dan penambahan dalam jumlah signifikan dikapitalisasi. Aktiva tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau dijual, dikeluarkan dari kelompok aktiva tetap yang bersangkutan dan laba atau rugi yang terjadi dilaporkan dalam laporan laba rugi konsolidasi tahun yang bersangkutan. Biaya-biaya tertentu sehubungan dengan perolehan atau perpanjangan hak kepemilikan tanah ditangguhkan dan diamortisasi sepanjang umur hak atas tanah atau umur ekonomis tanah, mana yang lebih dahulu.

Bank melakukan penelaahan pada akhir tahun untuk menentukan adanya indikasi terjadinya penurunan nilai aktiva. Bank menghitung taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali atas nilai semua aktiva yang dimiliki apabila terdapat situasi atau keadaan yang memberikan indikasi terjadinya penurunan nilai aktiva dan mengakuinya sebagai rugi dalam laporan laba rugi konsolidasi tahun berjalan.

o. Biaya Dibayar di Muka

Biaya dibayar di muka (disajikan sebagai bagian dari “Aktiva Lain-lain”) diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method).

p. Agunan yang Diambil Alih

Agunan yang diambil alih sehubungan dengan penyelesaian kredit (disajikan sebagai bagian dari “Aktiva Lain-lain“) diakui sebesar nilai bersih yang dapat direalisasi. Nilai bersih yang dapat direalisasi adalah nilai wajar agunan setelah dikurangi estimasi biaya pelepasan. Selisih lebih antara saldo kredit yang tidak dapat ditagih dengan nilai agunan yang diambil alih tersebut dibebankan pada penyisihan penghapusan kredit yang diberikan. Biaya-biaya sehubungan dengan pemeliharaan dan perolehan aktiva tersebut dibebankan pada operasi pada saat terjadinya. Selisih antara nilai bersih diambil alih dan hasil penjualannya diakui sebagai keuntungan atau kerugian pada saat penjualan aktiva.

(23)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) q. Kewajiban Segera

Kewajiban segera merupakan kewajiban Bank kepada pihak lain yang sifatnya wajib segera dibayarkan sesuai dengan perintah pemberi amanat perjanjian yang ditetapkan sebelumnya. Kewajiban segera dinyatakan sebesar nilai kewajiban Bank kepada pemberi amanat.

r. Simpanan

Giro dinyatakan sebesar titipan pemegang giro di Bank.

Tabungan dinyatakan sebesar nilai investasi pemegang tabungan di Bank.

Deposito dinyatakan sebesar nilai nominal seperti yang tercantum dalam sertifikat yang diterbitkan dengan Bank.

s. Simpanan Syariah

Simpanan syariah terdiri dari giro wadiah, tabungan wadiah dan deposito berjangka mudharabah. Giro wadiah merupakan titipan dana pihak ketiga yang mendapatkan bonus berdasarkan kebijaksanaan Bank. Giro wadiah dinyatakan sebesar titipan pemegang giro di Bank.

Tabungan wadiah merupakan simpanan pihak lain yang mendapatkan bonus berdasarkan kebijaksanaan Bank. Tabungan wadiah dinyatakan sebesar nilai investasi pemegang tabungan di Bank.

Deposito berjangka mudharabah merupakan simpanan pihak lain yang hanya bisa ditarik pada waktu tertentu sesuai dengan perjanjian antara pemegang deposito dengan Bank. Deposito berjangka mudharabah dinyatakan sebesar nilai nominal.

t. Simpanan dari Bank lain

Simpanan dari bank lain dinyatakan sebesar nilai kewajiban Bank kepada bank lain. Didalam simpanan dari bank lain terdapat giro dari bank lain yang didasarkan pada prinsip perbankan syariah.

u. Efek yang Dijual dengan Janji Dibeli Kembali

Efek yang dijual dengan janji dibeli kembali disajikan sebagai kewajiban sebesar harga pembelian kembali yang disepakati dikurangi bunga dibayar dimuka yang belum direalisasi. Bunga dibayar dimuka merupakan selisih antara harga jual dan harga beli kembali efek, diperlakukan sebagai bunga dibayar dimuka dan diakui sebagai beban bunga sesuai dengan jangka waktu sejak efek tersebut dijual hingga dibeli kembali. Efek yang dijual tetap dicatat sebagai aktiva dalam neraca karena secara substansi kepemilikan efek tetap berada pada pihak Bank sebagai penjual.

v. Surat Berharga yang Diterbitkan

Surat berharga yang diterbitkan merupakan kewajiban Bank dalam bentuk obligasi yang diperdagangkan di pasar modal. Obligasi dinyatakan sebesar nilai nominal. Beban emisi obligasi dibebankan seluruhnya dalam laba rugi tahun berjalan. Obligasi sendiri yang dibeli disajikan sebagai pengurang surat berharga yang diterbitkan. Perolehan kembali obligasi yang tidak dimaksudkan sebagai pelunasan, diperlakukan seolah-olah telah terjadi pelunasan dalam laporan keuangan konsolidasi. Selisih antara nilai nominal obligasi dengan nilai wajar pada tanggal pembelian kembali dibebankan pada laba rugi konsolidasi tahun berjalan.

(24)

w. Pendapatan dan Beban Bunga

Pendapatan dan beban bunga diakui dengan menggunakan metode akrual. Bank mengakui pendapatan bunga atas aktiva produktif yang diklasifikasikan sebagai “non-performing” (kurang lancar, diragukan dan macet) berdasarkan penerimaan atas dasar kas. Piutang bunga dari kredit yang diklasifikasikan “non-performing” dibatalkan dan dibebankan pada tahun berjalan serta baru diakui sebagai pendapatan pada saat diterima secara tunai. Pendapatan bunga atas aktiva

“non-performing” yang belum diterima dicatat dalam tagihan kontinjensi.

Penerimaan tunai atas kredit yang diberikan yang diklasifikasikan sebagai diragukan atau macet dipergunakan terlebih dahulu untuk mengurangi pokok kredit. Kelebihan penerimaan dari pokok kredit baru diakui sebagai pendapatan bunga dalam laporan laba rugi konsolidasi.

x. Pendapatan dan Beban Syariah

Pendapatan syariah merupakan pendapatan marjin dari keuntungan piutang murabahah dan bagi hasil atas pembiayaan mudharabah. Penerimaan bagi hasil dari pembiayaan mudharabah diakui pada saat kas diterima dari pembayaran angsuran dari debitur sedangkan pendapatan dari piutang murabahah diakui dengan menggunakan metode akrual.

Beban syariah merupakan distribusi bonus dan bagi hasil yang diakui berdasarkan metode akrual. Jumlah pendapatan marjin dan bagi hasil atas pembiayaan yang diberikan/piutang dan dari aktiva produktif lainnya yang akan dibagikan kepada nasabah penyimpan dana dan Bank, dihitung secara proporsional sesuai dengan alokasi dana nasabah dan Bank yang dipakai dalam pembiayaan yang diberikan dan aktiva produktif lainnya yang disalurkan. Dari jumlah pendapatan marjin dan bagi hasil yang tersedia untuk nasabah tersebut kemudian dibagihasilkan ke nasabah sebagai shahibul maal dan Bank sebagai mudharib sesuai dengan porsi nisbah bagi hasil yang telah disepakati bersama sebelumnya. Pendapatan marjin dan bagi hasil atas pembiayaan yang diberikan dan aktiva produktif lainnya yang memakai dana Bank, seluruhnya menjadi milik Bank.

y. Pendapatan Provisi dan Komisi

Pendapatan provisi dan komisi yang melebihi jumlah tertentu dan berkaitan langsung dengan kegiatan perkreditan serta berjangka waktu, ditangguhkan dan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) sesuai batas jangka waktu kreditnya. Pendapatan provisi dan komisi lainnya diakui pada waktu transaksi dilakukan.

z. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing

Bank dan Anak Perusahaan menyelenggarakan catatan akuntansinya dalam Rupiah. Transaksi yang melibatkan mata uang asing dicatat pada nilai tukar pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2006 dan 2005, semua aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam Rupiah dengan menggunakan kurs spot Reuters pada pukul 16.00 WIB masing-masing pada tanggal 29 Desember 2006 dan 30 Desember 2005. Keuntungan atau kerugian yang timbul akan dibebankan pada laba rugi konsolidasi tahun berjalan.

Nilai tukar yang digunakan untuk menjabarkan mata uang asing ke dalam Rupiah adalah sebagai berikut (Rupiah penuh):

2006 2005

1 Dolar Amerika Serikat 9.003,00 9.830,00

1 Dolar Australia 7.117,83 7.215,72

1 Dolar Hong Kong 1.157,71 1.267,83

1 Euro Eropa 11.846,25 11.643,15

1 Dolar Singapura 5.867,89 5.917,04

100 Yen Jepang 7.563,00 8.383,42

1 Ringgit Malaysia 2.550,05 2.602,54

(25)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

aa. Program Dana Pensiun dan Kesejahteraan Karyawan

Bank menyelenggarakan program pensiun manfaat pasti untuk seluruh karyawan yang memenuhi syarat dan kewajiban kesejahteraan karyawan berdasarkan Undang-undang Tenaga Kerja No. 13/2003 (UU No. 13/2003) tanggal 25 Maret 2003. Penyisihan sehubungan dengan UU No. 13/2003 tersebut dihitung dengan membandingkan manfaat yang akan diterima oleh karyawan dari Program Pensiun pada usia pensiun normal dengan manfaat yang akan diterima berdasarkan UU No. 13/2003 setelah dikurangi dengan akumulasi kontribusi karyawan dan hasil investasinya. Apabila manfaat pensiun lebih kecil dari pada manfaat menurut UU No. 13/2003, maka Bank harus membayar kekurangan tersebut. Penyisihan yang telah dibentuk berdasarkan hasil penilaian dari aktuaris sesuai dengan PSAK No. 24 (Revisi 2004) ”Imbalan Kerja”.

Berdasarkan PSAK No. 24 (Revisi 2004), beban imbalan kerja yang harus disediakan berdasarkan peraturan-peraturan yang berlaku, dihitung dengan menggunakan metode penilaian aktuaris berdasarkan metode projected unit credit. Keuntungan dan kerugian koreksi aktuarial diakui sebagai pendapatan atau beban ketika akumulasi keuntungan atau kerugian koreksi aktuarial yang belum diakui untuk masing-masing program pada akhir tahun sebelumnya, mana yang lebih besar diantara 10% dari nilai kini kewajiban imbalan pasti (sebelum dikurangi aktiva program) dan 10% dari nilai wajar aktiva program pada tanggal tersebut. Keuntungan dan kerugian ini diakui menggunakan metode garis lurus (straight-line method) atas rata-rata sisa masa kerja karyawan. Selanjutnya, beban jasa lalu (past service costs) atas kewajiban manfaat pasti atau perubahan dari kewajiban imbalan dari program yang telah ada harus diamortisasi berdasarkan sisa periode sampai imbalan tersebut menjadi hak.

ab. Opsi Saham

Bank memberikan opsi saham kepada direksi dan pekerja pada posisi dan jabatan tertentu berdasarkan persyaratan yang telah ditetapkan. Biaya kompensasi saham pada tanggal penerbitan dihitung berdasarkan nilai wajar dari opsi saham tersebut dan diakui dalam akun “Beban Tenaga Kerja dan Tunjangan” berdasarkan program hak yang diakui pada tahun berjalan (cliff-vesting scheme) dengan metode garis lurus selama masa tunggu (vesting period). Akumulasi dari biaya kompensasi saham diakui sebagai “Opsi Saham” dalam bagian ekuitas.

Nilai wajar dari opsi saham tersebut dinilai dengan menggunakan model penentuan harga opsi

Black-Scholes.

ac. Pajak Penghasilan

Bank dan Anak Perusahaan menghitung pajak penghasilan tahun berjalan berdasarkan perkiraan penghasilan kena pajak untuk tahun tersebut. Aktiva dan hutang pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer antara basis pencatatan akuntansi menurut pajak dan komersial untuk nilai aktiva dan kewajiban yang tercatat di neraca konsolidasi pada setiap tanggal pelaporan. Manfaat pajak dari rugi operasi tahun-tahun sebelumnya yang belum digunakan, apabila ada, diakui apabila besar kemungkinan bahwa manfaat tersebut dapat direalisasikan di masa yang akan datang.

Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang diharapkan akan diterapkan pada periode aktiva atau kewajiban tersebut direalisasi atau diselesaikan, berdasarkan tarif pajak (dan peraturan-peraturan pajak) yang berlaku atau secara substansi telah berlaku pada tanggal neraca konsolidasi.

(26)

ac. Pajak Penghasilan (lanjutan)

Taksiran pajak penghasilan Bank dan Anak Perusahaan dihitung untuk masing-masing perusahaan sebagai badan hukum terpisah. Aktiva pajak kini (current tax assets) dan kewajiban pajak kini (current tax liabilities) untuk badan hukum yang berbeda tidak disalinghapuskan dalam laporan keuangan konsolidasi. Aktiva pajak tangguhan disajikan bersih setelah dikurangi dengan kewajiban pajak tangguhan dalam neraca konsolidasi.

Koreksi atas kewajiban pajak diakui pada saat surat ketetapan pajak diterima, atau apabila Bank dan Anak Perusahan mengajukan keberatan dan atau banding, maka koreksi diakui pada saat keputusan atas keberatan dan atau banding tersebut diterima.

ad. Informasi Segmen Usaha

Bank telah mengidentifikasi dan mengungkapkan informasi keuangan berdasarkan segmen usaha (segmen utama) dan segmen geografis (segmen sekunder) Bank.

ae. Laba per Saham

Laba per saham dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang ditempatkan dan disetor penuh pada tahun berjalan.

Laba per saham dilusian dihitung setelah melakukan penyesuaian yang diperlukan terhadap jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar dengan asumsi bahwa semua opsi saham dilaksanakan pada saat penerbitan (Catatan 26, 27 dan 48).

af. Penggunaan Estimasi

Dalam penyajian laporan keuangan konsolidasi sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, manajemen telah menggunakan estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan konsolidasi. Adanya unsur ketidakpastian yang melekat dalam melakukan estimasi dapat menyebabkan jumlah sebenarnya yang dilaporkan pada tahun yang akan datang berbeda dengan jumlah yang telah diestimasikan.

ag. Reklasifikasi Akun

Beberapa akun pada laporan keuangan konsolidasi tanggal 31 Desember 2005 telah direklasifikasi untuk menyesuaikan dengan pengungkapan akun pada laporan keuangan konsolidasi tanggal 31 Desember 2006 sebagai berikut:

Dilaporkan Dilaporkan

Deskripsi Akun Sebelumnya Reklasifikasi Sekarang

Kewajiban segera 748.853.105 (64.289.975) 684.563.130

Kewajiban lain-lain 285.868.687 64.289.975 350.158.662

Beban umum dan administrasi (411.268.697) (3.322.214) (414.590.911)

Pendapatan bukan operasional -

(27)

3. KAS

2006 2005

Rupiah 271.963.297 218.097.889

Mata uang asing

Dolar Amerika Serikat 3.456.684 1.401.257

Dolar Australia 68.118 68.802 Dolar Singapura 57.359 142.595 Lainnya 16.474 30.873 3.598.635 1.643.527 275.561.932 219.741.416

4. GIRO PADA BANK INDONESIA

2006 2005

Rupiah 2.330.467.317 2.518.747.649

Dolar Amerika Serikat 91.830.600 46.790.800

2.422.297.917 2.565.538.449

Di dalam giro pada Bank Indonesia terdapat giro yang didasarkan pada prinsip perbankan syariah sebesar Rp14.360.817 dan Rp9.983.767 masing-masing pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005. Saldo giro pada Bank Indonesia disediakan untuk memenuhi persyaratan Giro Wajib Minimum (GWM) dari Bank Indonesia.

Rasio GWM Bank (tidak diaudit) pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005 adalah sebagai berikut:

2006 2005

Konvensional

Rupiah 10,50% 17,55%

Dolar Amerika Serikat 3,02 3,11

Syariah

Rupiah 5,26 5,14

Pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005, perhitungan rasio GWM didasarkan pada Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 7/49/PBI/2005 tentang Perubahan Kedua Atas PBI No. 6/15/PBI/2004 tanggal 29 November 2005 tentang GWM Bank Umum Pada Bank Indonesia Dalam Rupiah dan Valuta Asing. Pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005, perhitungan rasio GWM berdasarkan prinsip perbankan syariah didasarkan pada Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 6/21/PBI/2004 tanggal 3 Agustus 2004 tentang Giro Wajib Minimum dalam Rupiah dan Valuta Asing bagi Bank Umum yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah sebagaimana telah dirubah dengan PBI No. 8/23 tanggal 5 Oktober 2006.

(28)

a. Berdasarkan Mata Uang:

2006 2005

Pihak ketiga

Rupiah 14.954.951 9.548.082

Mata uang asing

Dolar Amerika Serikat 26.968.912 27.010.116

Euro Eropa 3.862.594 1.830.939 Dolar Australia 477.738 1.077.751 Lain-lain 4.313.755 2.450.723 35.622.999 32.369.529 50.577.950 41.917.611 Pihak yang mempunyai hubungan istimewa

Rupiah 3.094.696 -

Jumlah 53.672.646 41.917.611

Dikurangi penyisihan penghapusan (1.089.387) (737.636)

52.583.259 41.179.975

Di dalam giro pada bank lain terdapat giro yang didasarkan pada prinsip perbankan syariah sebesar Rp660.332 dan Rp339.775 masing-masing pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005. b. Berdasarkan Bank: 2006 2005 Pihak ketiga Rupiah PT Bank Lippo Tbk 6.080.955 3.875.803

Standard Chartered Bank, Jakarta 3.928.764 1.517.671

PT Bank Central Asia Tbk 2.967.562 2.528.597

PT Bank Nagari 631.040 -

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 492.055 656.277

Lain-lain 854.575 969.734

14.954.951 9.548.082

Mata uang asing

Wachovia Bank N.A., New York 10.544.371 7.945.266 Standard Chartered Bank, New York 6.566.222 3.682.901

Citibank N.A., Jakarta 5.267.647 -

Dresdner Bank AG, Frankfurt 3.862.594 1.830.939

Citibank N.A., New York 2.406.198 2.960.977

United Overseas Bank Ltd.,

Singapura 1.660.166 1.262.842

American Express Bank, New York 1.367.313 -

American Express Bank, Tokyo, Jepang 1.010.196 -

PT Bank Central Asia Tbk, Jakarta 817.161 -

National Australia Bank, Melbourne, Australia 477.738 1.077.751 Sumitomo Mitsui Banking Corporation,

Referensi

Dokumen terkait

Apa pemeriksaan penunjang yang dilakukan untuk menegakkan diagnosis secara tepat pada pasien di atas.. Pemeriksaan laboratorium lengkap, foto thoraks,

Bagi calon mahasiswa baru yang tidak sesuai dengan persyaratan yang berlaku akan digugurkan3. Hal-hal yang belum jelas dapat ditanyakan di sekretariat penerimaan mahasiswa

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan di atas maka direncanakan pabrik bioetanol yang akan mulai produksi pada tahun 2015 dengan kapasitas 1 liter/hari (340 liter/tahun)

Sedangkan manfaat dari penulisan penelitian ini adalah menghubungkan jaringan komputer antara kantor pusat dengan kantor cabang serta menyediakan akses bagi user yang

Menurut Kasmir (2008:25) “Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk

Setelah jumlah darah yang diperlukan terpenuhi ( minimal 1 ml), cabut jarum Setelah jumlah darah yang diperlukan terpenuhi ( minimal 1 ml), cabut jarum dengan

Agar fungsi museum dapat dioptimalkan dengan semaksimal mungkin untuk masyarakat, maka diperlukan adanya struktur organisasi museum, khusus di Indonesia di atur oleh

Apabila pekerjaan swakelola merupakan pekerjaan fisik, maka harus ada penanggung jawab teknis yang memiliki sertifikat keahlian (SKA) dan/atau sertifikat tenaga