• Tidak ada hasil yang ditemukan

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Café and Roastery Sistem Penyajian Cafe

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Café and Roastery Sistem Penyajian Cafe"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

6

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Café and Roastery

Café secara harafiah adalah (minuman) kopi, tetapi kemudian menjadi tempat untuk minum-minum yang bukan hanya kopi, tetapi juga minuman lainnya termasuk minuman yang beralkohol rendah. Di Indonesia, Café berarti semacam tempat sederhana, tetapi cukup menarik untuk makan makanan ringan. Café berbeda dengan warung, café juga mempunyai arti yaitu restoran kecil yang melayani atau menjual makanan ringan dan minuman, café biasanya digunakan untuk rileks atau bersantai (Kamus Besar Bahasa Indonesia 432). Tempat yang menyediakan makanan dan minuman yang mendekati restoran dalam sistem pelayanan yang di dalamnya terdapat hiburan alunan musik, sehingga café dapat digunakan sebagai tempat yang santai dan untuk berbincang-bincang. (Neil Appleton. 2014. Building Planning and Design)

Roast yang berarti memanggang. Rosting merupakan salah satu proses penyangraian biji kopi ini, seperti level pemanggangan.

Café and Roastery berarti sebuah café yang menjual makanan ringan dan minuman serta sebagai tempat untuk bersantai yang memiliki tempat untuk pemrosesan (penyangraian) kopi di dalamnya.

2.1.1. Sistem Penyajian Cafe

Cara penyajian makanan dan minuman dalam café terdapat beberapa cara, yaitu:

 Waiter of Waitress Service to Table

Pengunjung datang lalu duduk pada kursi yang telah disediakan, kemudian pramusaji akan melayani mereka, mengantar menu dan makanan hingga membayar ke kasir, sehingga orang tidak perlu beranjak dari kursinya. Cara ini terkesan formal.

 Counter Service

Dimana terdapat area khusus yang terdapat display makanan yang ada, biasanya digunakan untuk pelayanan yang cepat dan service tidak formal.

(2)

7

 Tray Service

Penyajian makanan dan minuman dengan meggunakan nampan baki, dimana konsumen memesan langsung kepada pelayan di counter dan pelayan menyajikan langsung pesanannya.

2.2. Pengertian Galeri

Galeri secara harafiah berarti ruangan atau gedung tempat memamerkan benda atau karya seni dan sebagainya. Menurut Dictionary of Arch and Construction Gallery (2005) Galeri adalah ruang kecil yang digunakan untuk aktivitas khusus dengan tujuan praktis untuk memamerkan hasil karya seni dan memberikan pelayanan dalam bidang seni.

2.2.1. Jenis Galeri

Berdasarkan fungsi dan karakternya, galeri dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu:

 Galeri dalam museum;

Merupakan galeri khusus yang bersifat non-profit dan memamerkan benda yang dianggap memiliki nilai sejarah.

 Galeri Kontemporer;

Merupakan galeri yang memiliki fungsi komersial atau milik swasta.

Biasanya terbuka untuk umum dan tidak dipungut biaya, akan tetapi bersifat semi-swasta biasanya mencari keuntungan dari hasil penjualan seni.

 Vanity Gallery;

Merupakan galeri yang mendapatkan keuntungan dari senimannya, seniman harus membayar untuk memamerkan hasil karyanya, dan biasanya, sebagian besar pendapatan diperoleh dari seniman, bukan dari hasil pameran koleksi.

 Galeri arsitektur;

Merupakan galeri yang memamerkan hasil karya perancangan arsitektur.

 Galeri Komersil;

Merupakan galeri yang tujuannya mencari pendapatan secara pribadi dalam menjual karya.

Ditinjau dari macam koleksinya, galeri dibedakan menjadi:

(3)

8

 Galeri Pribadi

Galeri yang memamerkan hasil karya pribadi seniman itu sendiri, tidak memamerkan hasil karya seniman lainnya. Karya seni pada galeri ini tidak diperjualbelikan.

 Galeri Umum

Galeri yang memamerkan hasil karya dari berbagai seniman secara umum.

Semua seniman dapat memajang hasil karyanya di galeri ini dan hasil karya seni dapat diperjualbelikan.

 Galeri Kombinasi

Galeri yang merupakan kombinasi dari galeri pribadi dan galeri umum. Pada galeri ini terdapat area yang memajang karya-karya seorang seniman secara pribadi dan juga terdapat area yang dapat memajang karya dari beberapa seniman lain yang digabungkan menjadi satu.

2.2.2. Tujuan Galeri

Tujuan adanya galeri (menurut Kakanwil Perdagangan) adalah untuk memberikan informasi tentang benda dan hasil karya seni baik yang berasal dari karya seniman maupun produk industri kepada pengunjung atau konsumen dengan cara memajang atau memamerkan barang-barang tersebut kedalam suatu pameran yang sesungguhnya sehingga diharapkan mampu menjangkau pasar yang lebih luas dan dapat juga membantu seniman yang belum mampu untuk menggelar pameran tunggal.

2.2.3. Fungsi Galeri

Fungsi galeri (menurut Kakanwil Perdagangan) sesuai wadahnya sebagai tempat komunikasi antara konsumen dan produsen adalah sebagai berikut:

a. Sebagai tempat promosi barang-barang seni.

b. Sebagai tempat mengembangkan pasar bagi para seniman.

c. Sebagai tempat melestarikan dan memperkenalkan karya seni dan budaya dari seluruh Indonesia.

d. Sebagai tempat pembinaan usaha dan organisasi usaha antara seniman dan pengelola.

e. Sebagai jembatan dalam rangka eksistensi pengembangan kewirausahaan f. Sebagai salah satu obyek pengembangan pariwisata nasional.

(4)

9 2.2.4. Persyaratan Ruang Pamer Galeri

Menurut Neufert (1996), ruang pamer pada galeri sebagai tempat untuk memamerkan atau mendisplay karya seni harus memenuhi beberapa hal yaitu:

1. Terlindung dari kerusakan, pencurian, kelembaban, kekeringan, cahaya matahari langsung dan debu.

2. Pencahayaan yang cukup.

3. Penghawaan yang baik dan kondisi ruang yang stabil.

4. Tampilan display dibuat semenarik mungkin dan dapat dilihat dengan mudah.

2.2.5. Tata Cara Display Koleksi Galeri

Benda koleksi baik 2 dimensi maupun 3 dimensi yang ada di dalam galeri dapat ditata sedemikian rupa sehingga dapat dengan mudah dinikmati oleh para pengunjung. Menurut Patricia Tutt dan David Adler (The Architectural Press, 1979), penataan atau display benda koleksi ada tiga macam, yaitu:

1. In show case

Benda koleksi mempunyai dimensi kecil maka diperlukan suatu tempat display berupa kotak tembus pandang yang biasanya terbuat dari kaca. Selain untuk melindungi, kotak tersebut terkadang berfungsi untuk memperjelas atau memperkuat tema benda koleksi yang ada.

2. Free standing on the floor or plinth or supports

Benda yang akan dipamerkan memiliki dimensi yang besar sehingga diperlukan suatu panggung atau pembuatan ketinggian lantai sebagai batas dari display yang ada. Contoh: patung, produk instalasi seni, dan lain-lain.

3. On wall or panel

Benda yang akan dipamerkan biasanya merupakan karya seni 2 dimensi dan ditempatkan di dinding ruangan maupun partisi yang dibentuk untuk membatasi ruang. Contoh: karya seni lukis, karya fotografi, dan lain-lain.

2.2.6. Pola Sirkulasi pada Galeri

Pola sirkulasi pada galeri adalah pola lalu lintas pejalan kaki yang terjadi di dalam ruang galeri dan diatur sedemikian rupa sehingga mampu menciptakan keseimbangan penggunaan ruang terhadap fungsi ruang itu sendiri. Selain itu, pola sirkulasi juga dapat memberikan arahan kepada para pengunjung untuk dapat menikmati semua fungsi dan tema dari suatu ruang secara lebih menyeluruh dan

(5)

10

lengkap. Menurut De Chiara dan Calladar (Time Saver Standards for Building Types, 1973), tipe sirkulasi dalam suatu ruang yang dapat digunakan adalah sebagai berikut:

a. Sequential Circulation

Sirkulasi yang terbentuk berdasarkan ruang yang telah dilalui dan benda seni yang dipamerkan satu persatu menurut ruang pamer yang berbentuk ulir maupun memutar sampai akhirnya kembali menuju pusat entrance area galeri.

Gambar 2.1 Pola Jalur Sequential Circulation Sumber: De Chiara dan Calladar, (1973) b. Random Circulation

Sirkulasi yang memberikan kebebasan bagi para pengunjungnya untuk dapat memilih jalur jalannya sendiri dan tidak terikat pada suatu keadaan dan bentuk ruang tertentu tanpa adanya batasan ruang atau dinding pemisah ruang.

Gambar 2.2 Pola Jalur Random Circulation Sumber: De Chiara dan Calladar, (1973) c. Ring Circulation

Sirkulasi yang memiliki dua alternatif, penggunaannya lebih aman karena memiliki dua rute yang berbeda untuk menuju keluar suatu ruangan.

(6)

11

Gambar 2.3 Pola Jalur Ring Circulation Sumber: De Chiara dan Calladar, (1973) d. Linear Bercabang

Sirkulasi pengunjung jelas dan tidak terganggu, pembagian koleksi teratur dan jelas sehingga pengunjung bebas melihat koleksi yang dipamerkan.

Gambar 2.4 Pola Jalur Linear Bercabang Sumber: De Chiara dan Calladar, (1973) 2.2.7. Pencahayaan pada Galeri

Pencahayaan pada galeri memberikan kontribusi yang besar tentang bagaimana menampilkan benda yang dipamerkan agar lebih memiliki kekuatan dan menarik sesuai tema yang ada, selain itu pencahayaan yang baik juga dapat memberikan fokus yang lebih menonjol dibandingkan dengan suasana galeri secara keseluruhan.

Sistem pencahayaan dibagi ke dalam dua kategori, yaitu sistem pencahayaan alami dan sistem pencahayaan buatan. Pencahayaan sangat penting bagi interior dalam ruangan serta dapat juga menghidupkan suasana yang ada pada suatu ruang.

(7)

12

Sistem pencahayaan alami dapat menjadi salah satu pilihan dalam perancangan sebuah galeri dimana melalui sistem bukaan akan didapatkan suplai cahaya yang bebas dan menyeluruh, namun kekurangannya yaitu resiko mudah menimbulkan panas, kerusakan akibat air dan kelembaban udara yang tidak mudah dikontrol, sedangkan sistem pencahayaan buatan dapat diperoleh dari penataan lampu-lampu dengan berbagai model dan variasi peletakannya.

Sistem pencahayaan buatan ada berbagai macam dan dapat menimbulkan kesan dan karakter tersendiri. Teknik pendistribusian cahaya, dibedakan menjadi (Industrial Hygiene Engineering, 1998):

a. Direct Lighting

Jenis pencahayaan langsung yang hampir seluruh pencahayaannya dipancarkan pada bidang kerja, dapat dirancang menyebar/terpusat. Pada sistem ini 90-100%

cahaya diarahkan secara langsung ke benda yang perlu diterangi.

b. Semi Direct Lighting

Pada sistem ini 60-90% cahaya diarahkan langsung pada benda yang perlu diterangi, sedangkan sisanya dipantulkan ke langit-langit dan dinding.

c. General Difus Lighting

Pada sistem ini setengah cahaya 40-60% diarahkan pada benda yang perlu disinari, sedangkan sisanya dipantulkan ke dinding dan langit-langit. Dalam pencahayaan sistem ini termasuk sistem direct-indirect yakni memancarkan setengah cahaya ke bawah dan sisanya keatas. Pada sistem ini masalah bayangan dan kesilauan masih ditemui.

d. Semi Indirect Lighting

Pada sistem ini 60-90% cahaya diarahkan ke langit-langit dan dinding bagian atas, sedangkan sisanya diarahkan ke bagian bawah. Pada sistem ini masalah bayangan praktis tidak ada serta kesilauan dapat dikurangi.

e. Indirect Lighting

Sistem ini disebut juga sebagai pencahayaan tidak langsung. Pada sistem ini 90-100% cahaya diarahkan ke langit-langit dan dinding bagian atas kemudian dipantulkan untuk menerangi seluruh ruangan. Keuntungan sistem ini tidak menimbulkan bayangan dan kesilauan, sedangkan kerugiannya mengurangi efisien cahaya total yang jatuh pada permukaan kerja.

(8)

13

Gambar 2.5 Teknik Pendistribusian Cahaya Sumber: Philips Methods of light dispersement 2.2.8. Penghawaan pada Galeri

Selain kenyamanan untuk pengguna, penghawaan yang baik juga akan berpengaruh terhadap daya tahan atau keawetan dari benda-benda yang dipamerkan di galeri.

Kenyamanan fisik dapat dicapai pada kondisi temperatur rata-rata 23°C.

Pencapaian kondisi kenyamanan ini tergantung dari banyaknya bukaan jendela, kondisi lingkungan, jumlah manusia dan dimensi ruang. Untuk mengatasinya dapat dicapai dengan banyaknya bukaan jendela atau menggunakan penghawaan seperti AC atau Fan16.

Sistem penghawaan buatan menggunakan Air Conditioner dapat mengatur beberapa unsur, yaitu kecepatan aliran udara, pergantian dan pembersihan udara, pengaturan temperatur, kelembaban dan pendistribusian aliran udara pada tingkat atau kondisi yang diinginkan secara teratur dan konstan.

Penentuan kondisi udara yang nyaman dan sejuk dalam interior memiliki acuan sebagai berikut:

 Temperatur radiasi rata-rata konstan.

 Kecepatan aliran udara yang diinginkan.

 Kebersihan udara dari polusi.

 Partikel udara yang menimbulkan bau.

 Kualitas ventilasi.

 Tingkat kebisingan yang ditimbulkan oleh suara dari luar.

 Temperatur bola kering dan basah di udara.

 Segi-segi ekonomis dalam harga dan perawatan.

 Pertimbangan estetis dari bentuk AC itu sendiri.

Berikut adalah beberapa jenis Air Conditioner yang dijelaskan menurut peletakannya: (Suptandar, 1999)

 Mounted type: ditanam didalam dinding atau didalam plafon ruangan.

(9)

14

 Ceiling type: ditanam di atas atau dipasang di langit-langit ruangan.

 Custom floor type: diletakkan di atas lantai tanpa ada pemasangan khusus.

 Wall mounted type: ditanam didalam dinding.

2.3. Workshop

Workshop artinya training dimana peserta bekerja secara individu ataupun kelompok untuk menyelesaikan pekerjaan yang berkaitan tugas yang sebenarnya untuk mendapatkan pengalaman. (http://www.pengertianmenurutparaahli.net/) Pengertian workshop adalah program pendidikan tunggal yang dirancang untuk mengajarkan atau memperkenalkan kepada peserta keterampilan praktis, teknik atau ide-ide yang dapat digunakan dalam pekerjaan mereka atau kehidupan sehari- hari mereka. Workshop yang baik pada umumnya berkapasitas kecil, biasanya terdiri dari 6-15 peserta supaya lebih fokus. Workshop biasanya dibuat untuk orang yang mempunyai minat yang sama, atau bekerja di bidang yang sama. Kegiatan workshop diisi oleh para pakar atau orang-orang yang sudah memiliki banyak pengalaman di dunia nyata.

Workshop bisa saja dibagi menjadi beberapa kelompok yang dibentuk dengan berbagai macam tujuan, seperti melihat demonstrasi, mendengarkan ceramah, mendiskusikan berbagai aspek topik, mempelajari, mengerjakan, mempraktekkan, serta mengevaluasi topik tersebut setelahnya. Pada umumnya sebuah workshop akan terdiri dari seorang pimpinan workshop, anggota dan nara sumber informasi.

Dalam pelaksanaannya, workshop memerlukan sejumlah prosedur pelaksanaan yang meliputi beberapa hal dibawah ini:

• Perumusan tujuan workshop, dalam hal ini output yang akan dicapai di dalam workshop tersebut harus jelas dan bdicapai dengan maksimal.

• Perumusan pokok-pokok masalah yang akan dibahas di dalam workshop secara jelas dan terperinci.

• Penentuan prosedur yang akan diterapkan di dalam pemecahan masalah.

2.4. Sejarah Kopi

Bangsa Belanda membawa 3 jenis bibit kopi ke Indonesia. Pada tahun 1696 Belanda pertama kali membawa bibit kopi ke Indonesia tetapi gagal karena terjadi kebanjiran di tempat penyimpanan bibit kopi. Pertama kali jenis kopi yang ada di Indonesia adalah kopi Arabika, tetapi pada tahun 1878 ternyata kopi jenis ini mudah

(10)

15

terserang penyakit karat daun akhirnya pemerintah Belanda mendatangkan kopi dengan jenis Liberika. Pada tahun 1907, pemerintah Belanda mendatangkan kopi jenis Robusta, karena kopi jenis Liberika juga mengalami hal yang sama dengan kopi jenis Arabika. Kopi berjenis Robusta ini mampu bertahan hidup dengan baik di tanah Nusantara dan menjadi popular di Indonesia dan mampu mengekspor kopi ke pasar dunia.

Sejarah mencatat bahwa kopi sebagai minuman berkhasiat dan berenergi.

Pertama kali ditemukan oleh Bangsa Etiopia di benua Afrika sekitar 3000 tahun (1000 SM) yang lalu. Kopi terus berkembang hingga saat ini menjadi salah satu minuman paling populer di dunia yang dikonsumsi oleh berbagai kalangan masyarakat. Indonesia sendiri telah mampu memproduksi lebih dari 400 ribu ton kopi per tahunnya. Di samping rasa dan aromanya yang menarik, kopi juga dapat menurunkan risiko terkena penyakit kanker, diabetes, batu empedu, dan berbagai penyakit jantung. (Danarti dan Najayati, 2004)

2.4.1. Kopi

Kopi merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang sudah lama dibudidayakan dan memiliki nilai ekonomis yang lumayan tinggi. Kopi berasal dari Afrika, yaitu daerah pegunungan di Etopia. Namun, kopi sendiri baru dikenal oleh masyarakat dunia setelah tanaman tersebut dikembangkan di luar daerah asalnya, yaitu Yaman di bagian Selatan Arab. (Rahardjo, 2012)

2.4.2. Jenis Kopi

Varietas kopi merujuk kepada subspesies kopi. Biji kopi dari dua tempat yang berbeda biasanya juga memiliki karakter yang berbeda, baik dari aroma (dari aroma jeruk sampai aroma tanah), kandungan kafein, rasa dan tingkat keasaman. Ciri-ciri ini tergantung pada tempat tumbuhan kopi itu tumbuh, proses produksi dan perbedaan genetika subspesies kopi. Terdapat dua jenis kopi yang telah dibudidayakan di provinsi Lampung yakni kopi arabika dan kopi robusta (Cahyono, 2012).

a. Kopi Arabika

Kopi arabika masuk ke Indonesia pada tahun 1696 yang dibawa oleh perusahaan dagang Dutch East India Co. dari Ceylo (Yahmadi, 2007). Kopi arabika merupakan kopi yang paling banyak dikembangkan di dunia maupun di Indonesia khususnya.

(11)

16

Kopi ini ditanam pada dataran tinggi yang memiliki iklim kering sekitar 1350-1850 meter dari permukaan laut. Sedangkan di Indonesia sendiri kopi ini dapat tumbuh subur di daerah tinggi sampai ketinggian 1200 meter diatas permukaan laut. Jenis kopi ini cenderung tidak tahan serangan penyakit karat daun (Hemileia vastatrix), namun kopi ini memiliki tingkat aroma dan rasa yang kuat (Cahyono, 2012).

b. Kopi Robusta

Kopi robusta atau yang disebut dengan Coffea canephora, pada awalnya hanya dikenal sebagai semak atau tanaman liar yang mampu tumbuh hingga beberapa meter tingginya. Hingga akhirnya kopi robusta pertama kali ditemukan di Kongo pada tahun 1898 oleh Emil Laurent. Namun terlepas dari itu ada yang menyatakan jenis kopi robusta ini telah ditemukan lebih dahulu oleh dua orang pengembara Inggris bernama Richard dan John Speake pada tahun 1862 (Yahmadi, 2007).

Gambar 2.6 Buah Kopi Robusta

Kopi robusta banyak dibudidayakan di Afrika dan Asia. Kopi robusta dapat dikatakan sebagai kopi kelas 2, karena rasanya yang lebih pahit, sedikit asam, dan mengandung kafein dalam kadar yang jauh lebih banyak. Selain itu, cakupan daerah tumbuh kopi robusta lebih luas dari pada kopi arabika yang harus ditumbuhkan pada ketinggian tertentu. Kopi ini dapat ditumbuhkan di dataran rendah sampai ketinggian 1.000 meter diatas permuakaan laut. kopi jenis ini lebih resisten terhadap serangan hama dan penyakit. Hal ini menjadikan kopi robusta lebih murah (Cahyono, 2012).

2.5 Data Jenis Kopi

Indonesia termasuk dalam 10 negara penghasil kopi terbesar di Dunia yang berada di urutan ke – 4 dengan jumlah produksi kopi sebanyak 840.000 ton. Kopi di Indonesia mempunyai rasa dan aroma yang khas sehingga dikenal luas di

(12)

17

mancanegara dan terdapat beberapa jenis kopi yang berasal dari Indonesia, berikut beberapa macam kopi di Indonesia:

Tabel 2.1. Data Jenis Kopi

NO NAMA KOPI GAMBAR

1 Kopi Arabika Gayo, Sumatera

(Sumber: ahlikopilampung_com)

2 Kopi Arabika Kintamani

(Sumber: https://www.sadakoffie.com/karakter- dominan-kopi-kintamani/)

3 Kopi Arabika Toraja

(Sumber: http://makassar.tribunnews.com)

4 Kopi Arabika Java Ijen Raung

(Sumber: http://bondowosorepublikkopi.com/kopi- arabika-java-ijen-raung/)

5 Kopi Arabika Flores Bajawa

(Sumber: http://www.lintaskopi.com/berbagai- macam-kelebihan-yang-bisa-didapat-dari-kopi-

arabika-flores-bajawa/)

6 Kopi Arabika Priangan

(Sumber: kopikhasgarut.wordpress.com)

7 Kopi Arabika Kalosi

(Sumber: https://www.inibaru.id/coffreak/begini- keistimewaan-kopi-arabika-kalosi-enrekang-

hingga-tembus-pasar-internasional)

(13)

18 8 Kopi Arabika

Malabar

(Sumber: https://www.minumkopi.com/the-original- taste-from-malabar/)

9 Kopi Arabika Uganda

(Sumber: http://www.lintaskopi.com/kopi-arabika- uganda-kopi-khas-dari-afrika-dengan-

karakteristik-yang-menggoda/)

10 Kopi Arabika Wamena

(Sumber:

https://www.garnesia.com/news/read/504/citarasa- kopi-arabika-dari-wamena-papua.html)

11 Kopi Arabika Mandailing

(Sumber: http://www.lintaskopi.com/mengenal- lebih-dekat-kopi-mandheling-salah-satu-kopi-

terbaik-indonesia/)

12 Kopi Arabika Sipirok

(Sumber: liandamarta.com)

13 Kopi Robusta Temanggung

(Sumber: nasional.republika.co.id

14 Kopi Robusta Merapi

(Sumber: www.tokopedia.com)

15 Kopi Robusta Pinogu

(Sumber: www.antaranews.com)

(14)

19 16 Kopi Robusta

Dampit

(Sumber: lapakkopi.wordpress.com)

17 Kopi Robusta Sidikalang

(exportersindia_com)

18

Kopi Lanang (Robusta dan Arabika)

(Sumber: www.tokopedia.com)

19

Kopi Liberika Rangsang Meranti, Riau

(Sumber: www.genpi.co)

20 Kopi Luwak

(Sumber: gumilang.me)

21 Kopi Rarobang, Maluku

(Sumber: www.jendelakuliner.com)

22 Kopi Tarutung, Sumatera Utara

(Sumber: www.republika.co.id)

23 Kopi Joss (Arang), Jogja

(Sumber: m.kotakami.com)

24 Kopi Malinau, Tarakan

(Sumber: netcj.co.id)

(15)

20 25 Kopi Sibu-sibu

(Sumber: sibusibu.com)

26 Kopi Amungme, Papua

(Sumber: www.rumahtani.id)

27 Kopi Lahat, Sumatera Selatan

(Sumber: kopimurni.web.id)

28 Kopi Lintong, Sumatera Utara

(Sumber: www.humbangorganik.com)

29 Kopi Manggar, Belitung

(Sumber: facbook.com)

30 Kopi Besemah, Sumatera Selatan

(Sumber: shopee.com)

31 Kopi Sembalun Sajang

(Sumber: rupa-rupa.kampung-media.com)

32 Kopi Lombok

(Sumber: www.bukalapak.com)

33 Kopi Sasak Liseng

(Sumber: hellolombokku.com)

(16)

21 34 Kopi Solok Selatan

(Sumber: www.tokopodeia.com)

35 Kopi Lampung

(Sumber: lintaskopi.com)

36 Kopi Preanger

(Sumber: kopigarut.net)

37 Kopi Kolombia

(Sumber: lintaskopi.com)

38 Kopi Excelsa

(Sumber: www.tokopedia.com)

39 Kopi Jamaika

(Sumber: filosofikopi.com)

2.6 Data Mesin Kopi

Berikut data mesin yang digunakan untuk pengolahan kopi:

Tabel 2.2 Data Mesin Kopi

NO NAMA MESIN JUMLAH UKURAN

1

Sortasi Biji Kopi

2 2.4 x 1.25 m

2 Pulper (pengupas kulit kopi

merah) 2 1.11 x 0.74 m

(17)

22 3

Fermentor

2 Ø 1.2 m

4

Washer kopi

2 1.7 x 0.80 m

5

Box Dryer Kopi

1 3 x 2 m

6

Huller (pengupas kulit tanduk dan kulit ari)

2 1.11 x 0.74 m

7

Sortasi Biji Kopi

2 2.4 x 1.25 m

8 Coffee Roaster 2 1.2 x 0.65 m

(18)

23 9

Packing Sachet

1 0.60 x 0.32 m

10

Packing Aluminium Foil

1 0.60 x 0.32 m

11

Packing Kaleng

1 0.6 x 0.32 x 0.77 m

2.7 Data Barang Pajang

Berikut data barang yang akan di pajang dalam gallery dan mini shop:

Tabel 2.3 Data Barang Pajang Dalam Gallery dan Mini Shop:

NAMA

TEMPAT NO NAMA BARANG JUMLAH UKURAN

GALLERY

1 Karung Goni Kecil 39 150 x 200 mm

2 LCD (berisi informasi

mengenai kopi) 3 293 x 242 mm

MINI SHOP

1 Coffee Can 39 Ø 100mm

2 Coffee Pack 39 91 x 83 mm

3 Mug 5 Ø 100 mm

4 Tumbler Stainless Steel 5 Ø 70 mm

5 Tumbler Plastic 10 Ø 70 mm

6 Kaos 5 -

7 Pouch 5 300 x 100 mm

8 Tote Bag 5 400 x 150 mm

(19)

24 2.8 Persyaratan Ruang

2.8.1 Persyaratan ruang kegiatan pertemuan

Persyaratan ruang minimum yang dibutuhkan tergantung pada dimensi ruang, bentuk serta fungsi dari ruang yang akan mewadahi kegiatan, pada tabel, dapat dijadikan sebagai dasar pedoman menghitung persyaratan ruang minimum tipikal.

2.8.2 Persyaratan ruang kegiatan eksibisi

Persyaratan- persyaratan ruang yang dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk kegiatan eksibisi dengan standar- standar sebagai berikut:

A. Ruang Pamer

Kapling antara 3m x3m/ ruangnya (9m2 ) atau 15m2 untuk pameran besar, ruangan gedung untuk f1eksibilitas tinggi antara 2000m2 /100 stand- 3000m2 /150 stand, ketentuannya hanya 50-60% untuk pameran.

B. Elemen Ruang a. Lantai ruang pamer

Untuk memudahkan sirkulasi pengunjung, lantai diberi bahan yang menutupi permukaan, hal ini juga dengan maksud sebagai estetik

b. Dinding ruang pamer

Memperlihatkan unsur keamanan dan keselamatan dari bahaya kebakaran dengan memperhatikan sirkulasi udara dan penggunaan bahan pengkondisian udara untuk kenyamanan ruang (berkisar antara 23-25 °c dengan kecepatan sirkulasi antara 6-10m/ detik). Dinding ruang pamer juga memperhitungkan aspek akustik ruang.

c. Langit-langit ruang pamer

Tinggi langit- langit pada hall ruang pamer berkisar antara 3,6- 4,3m atau 5m untuk mendapatkan kenyamanan dan keleluasaan ruang, dengan memperhatikan pemasangan utilitas/ pemipaan dan unsur tata lampu (lighting) baik pada ruang umum, service maupun kapling pamer.

Tabel 2.4 Tabel Persyaratan Ruang

(Sumber: Lawson, Fred, Converence, and Exhibition Facilities, London, 1981) Kebutuhan Ruang Minimum M2 Kebutuhan Ruang Minimum M2

 Style seating (/ orang) 0.8 Snack Bar 1.5

Ballroom (/ orang) 1 Coctail Lounge Bar 1.7

(20)

25

Dinner Dance (/ orang) 1.2 Lobby Bar 1.5

Foyer (/ orang) 0.6 Banguet 1

 Conference Room (/ orang) 1.6  Reception Buffet 0.8 Exhibition (visitor) 1.5  Sirkulasi per-seratus 2

 Sirkulasi perstand 5  Exhibition Space / stand 14 Stage Acting Area # 80 Temporary Counter

Projection Boot # 28 Chashier Deputy Manager 11

Interpreter Booth # 6 Front Office # 11

 Restaurant 1.7 Telephone switch Board 23

Coffee Shop 1.7 Hotel Reservation Off 28

General Administration Congres 9

 General Manager 19 Hotel Regist (400 Kmr) 18.5

 Secertary 11 Cloack Room 0.05

 Executive Asisstant Man 13  Woman Toilet 0.06

 Secertary 11  Mens Toilet 0.05

 Sales Director 14  Mens Toilet 0.05

 Secertary 11 Pada Employees Entrance

 Sales Office 19 Personal Manager 14

 Public Relation 11 Secertary 11

Food and Baderage 14 Purchasing Manager 11

 Secertary 11 Pay Master 11

 Secertarycal Office 23 Security Office 14

 Technical Service Accounting

 Chief Enginer 13 Controller 14

 Secertary 11 Secertary 11

 Deputy Enginer 11 Accounting Office 19

Kalkulasi Dari persyaratan Ruang untuk Unik Operasional

Catering Linen, Glass, China, Silver Sto 0.1 Restaurant Kitchen 0.5  Furniture Storage 0.15 Food Storage 0.1  Service Sirkulation /100 seat 0.3

Beverage Storage 0.1

Banquet Kitchen 0.3

Gambar

Gambar 2.1 Pola Jalur Sequential Circulation  Sumber: De Chiara dan Calladar, (1973)  b
Gambar 2.3 Pola Jalur Ring Circulation  Sumber: De Chiara dan Calladar, (1973)  d.  Linear Bercabang
Gambar 2.5 Teknik Pendistribusian Cahaya  Sumber: Philips Methods of light dispersement  2.2.8
Tabel 2.1. Data Jenis Kopi
+4

Referensi

Dokumen terkait

Dari tujuan sistem akuntansi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan sistem akuntansi adalah untuk memberikan informasi bagi pihak intern atau ekstern tentang

Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan dari akuntansi biaya adalah untuk memberikan informasi kepada pihak internal dan eksternal perusahaan

Kegiatan promosi adalah salah satu bagian dari bauran pemasaran perusahaan, yang isinya memberikan informasi kepada masyarakat atau konsumen tentang produk atau

Kesimpulan : Hasil menunjukkan bahwa siswa memberikan respon positif terhadap produk yang telah dibuat dan disajikan sistem informasi penerimaan siswa baru berbasis web layak

Menurut Kotler (1997:36), kepuasan konsumen adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja (hasil) suatu produk

Menurut Ardhi (2013) menyatakan bahwa promosi ini memiliki tujuan untuk memberikan informasi, membujuk, dan mengingatkan kepada kebutuhan target audiens mengenai

Menurut Supono dan Putratama (2016:97), “Basis data (atau database) adalah kumpulan informasi yang disimpa di dalam komputer secara sistematik sehingga dapat diperiksa

Kewajiban rumah sakit menurut Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2021 : memberikan informasi yang benar tentang pelayanan rumah sakit kepada masyarakat; memberi pelayanan kesehatan