2.1. Data Tipologi
2.1.1. Mirota Craft Center
Nama : Mirota Craft Center Alamat : Jl. Sulawesi 24 Surabaya Telpon : (031) 5018110
Fax : (031) 5017111
Jam operasional : Setiap hari, pk. 09.00-21.00
Mirota Craft Center berdiri sekitar tahun 1980. Mirota merupakan suatu penjualan yang menjual benda-benda kerajinan tangan dan kerajinan rumah tangga. Barang yang dijual umumnya merupakan barang yang memiliki nilai seni.
Aneka kerajinan tersebut didapat dari pemilik yang berkeliling mencari barang- barang kerajinan yang kemudian dijual lagi. Selain itu juga didapat dari para pengrajin yang datang, kemudian menitipkan barang kerajinannya untuk dijual di Mirota.
Setiap kerajinan didisplay dengan sistem menyerupai swalayan, sehingga pembeli dapat melihat dan memilih sendiri barang yang akan dibeli. Persediaan barang yang dijual tidak terlalu banyak, stockies hanya dilakukan sebatas barang yang didisplay saja, selebihnya jika ada pembelian dalam jumlah banyak maka pembeli akan melakukan pemesanan terlebih dahulu.
Terdiri dari 3 lantai dimana lantai 1 melayani penjualan souvenir dan batik baik berupa pakaian atau lembaran kain. Penataan barang bervariasi agar pengunjung tidak bosan.
Gambar 2.1. Penataan Di Rak Display Gambar 2.2. Penataan Digantung
OWNER SUPERVISOR
Departemen Souvenir
Departemen Anyaman dan
Barang antik
Staf Gudang Departemen
Mebel Kasir
Lantai 2 melayani penjualan barang-barang antik dan lantai 3 melayani penjualan mebel-mebel. Kasir berada di lantai 1 yang berfungsi juga sebagai tempat penitipan barang seperti jaket, topi, dan sebagainya.
Material pembentuk ruang pada Mirota menggunakan keramik putih ukuran 30 x 30 cm. Plafon menggunakan gypsum board dengan finishing cat tembok warna putih. Dinding menggunakan cat tembok warna putih. Kolom dihias dengan cermin, seperti yang terlihat pada gambar 2.3.
Gambar 2.3. Material Pembentuk Ruang di Mirota Craft Center Struktur Organisasi Mirota Craft Center
Struktur organisasi Mirota Craft Center diperoleh melalui wawancara langsung dengan staff yang bekerja di Mirota Craft Center.
Bagan 2.1. Struktur Organisasi Mirota Craft Center
Pola Aktivitas Pemakai Mirota Craft Center
Tabel 2.1. Pola Aktivitas Pemakai Mirota Craft Center
Pemakai Aktivitas
Pengelola
• Membersihkan ruangan
• Melayani pengunjung
• Memberi informasi
• Melakukan transaksi
• Memeriksa barang
Pengunjung
• Melihat-lihat
• Bertanya
• Membeli
• Melakukan transaksi
Pencahayaan menggunakan pencahayaan buatan, karena cahaya dari jendela yang hanya ada pada bagian tepi bangunan tidak dapat menjangkau hingga ke bagian tengah ruangan, dan penghawaan sepenuhnya menggunakan sistem buatan. Hal ini dilakukan untuk mempertahankan kondisi suhu udara ruang agar tetap sejuk sehingga para pengguna ruang dapat merasa nyaman. Untuk sistem proteksi kebakaran belum begitu diperhatikan.
2.1.2. House Of Sampoerna
Nama : House Of Sampoerna
Alamat : Jl. Taman Sampoerna no 6. Surabaya. 60163 Telpon : (031) 3539000
Fax : (031) 3539009
Email : [email protected]
Jam buka : Museum & Kios: Tiap hari, pk. 09.00-22.00
Kafe & Galeri Seni: Minggu-Kamis, pk. 09.00-22.00 Jumat-Sabtu, pk. 09.00-24.00
House Of Sampoerna ini berlokasi di “Surabaya lama”, bangunan sendiri berupa kompleks bangunan megah bergaya Colonial Belanda ini dibangun pada
Pada awalnya bangunan ini digunakan sebagai panti asuhan putra yang dikelola oleh pemerintah Belanda, kompleks ini dibeli pada tahun 1932 oleh Liem Seng Tee.
Kompleks ini terdiri dari sebuah bangsal luas berlantai satu di belakang auditorium sentral. Bangunan di kedua sayap auditorium kemudian diubah menjadi tempat kediaman keluarga, sementara bangsal-bangsal besar yang menyerupai gudang dimanfaatkan untuk pengolahan tembakau dan cengkeh, peracikan, pelintingaan dan pengepakan, percetakan serta pemrosesan barang jadi.
Sampai saat ini, kompleks ini masih berfungsi sebagai pabrik untuk memproduksi rokok kretek, Dji Sam Soe.
Auditorium sentral ini saat ini difungsikan sebagai museum dan sayap timur menjadi suatu bangunan unik yang menaungi sebuah kafe, kios dan galeri seni. Sedangkan bangunan yang ada di sayap barat tetap dipertahankan sebagai kediaman resmi keluarga.
Area Parkir In/Out •
Gambar 2.4. Tapak Kompleks Bangunan House Of Sampoerna
Rumah
Tinggal Art Gallery
Museum Cafe
Kios
Direktur
Manager Supervisor
Staf Teknis
Koleksi Staf Teknis
Bimbingan/Edukatif Kulltural Staf Teknis
Konservasi/Preparasi Struktur Organisasi House Of Sampoerna
Struktur organisasi Museum House Of Sampoerna pada gambar 2.3.
diperoleh melalui wawancara langsung dengan staff yang bekerja di House Of Sampoerna.
Bagan 2.2. Struktur Organisasi House Of Sampoerna Pola Aktivitas House Of Sampoerna
Tabel 2.2 Pola Aktivitas House Of Sampoerna
Pemakai Aktivitas
Pengelola
• Membersihkan ruangan.
• Melayani pengunjung.
• Memberi informasi.
• Memandu.
• Menjawab pertanyaan.
• Melakukan transaksi.
Pengunjung
• Mencari informasi.
• Melihat-lihat tentang sejarah perusahaan.
• Melihat-lihat tentang contoh bahan baku rokok.
• Berbincang-bincang.
• Menunggu
• Bertanya
• Melakukan transaksi
2.2. Data Literatur 2.2.1. Data-data Jawa Timur
Jawa Timur terletak antara 111-111,4 bujur timur dan 7,12-8,48 lintang selatan. Batas utara Jawa Timur adalah Laut Jawa. Sedangkan batas timurnya adalah Selat Bali. Samudra Indonesia adalah batas selatan Jawa Timur. Batas barat adalah batas daratan propinsi Jawa Timur di bagian barat dengan Jawa Tengah. Jawa Timur mempunyai luas 4.792.201,75 Ha. Jawa Timur mempunyai dua musim yaitu hujan dan panas.
Di daerah propinsi Jawa Timur terdapat 38 daerah yang terdiri dari 29 Kabupaten dan 9 Kota. Nama Daerah Kabupaten / Kota itu adalah:
1. Kota Madiun.
2. Kabupaten Madiun.
3. Kabupaten Ponorogo.
4. Kabupaten Magetan.
5. Kabupaten Pacitan.
6. Kabupaten Ngawi.
7. Kota Kediri.
8. Kabupaten Kediri.
9. Kota Blitar.
10. Kabupaten Blitar.
11. Kabupaten Trenggalek.
12. Kabupaten Tulungagung.
13. Kabupaten Nganjuk.
14. Kota Malang.
15. Kabupaten Malang.
16. Kota Batu.
17. Kota Pasuruan.
18. Kabupaten Pasuruan.
19. Kota Probolinggo.
20. Kabupaten Probolinggo.
21. Kabupaten Lumajang.
22. Kabupaten Bojonegoro.
23. Kabupaten Tuban.
24. Kabupaten Lamongan.
25. Kota Surabaya.
26. Kota Mojokerto.
27. Kabupaten Mojokerto.
28. Kabupaten Gresik.
29. Kabupaten Jombang.
30. Kabupaten Sidoarjo.
31. Kabupaten Pamekasan.
32. Kabupaten Bangkalan.
33. Kabupaten Sampang.
34. Kabupaten Sumenep.
35. Kabupaten Jember.
36. Kabupaten Situbondo.
37. Kabupaten Bondowoso.
38. Kabupaten Banyuwangi.
Diantara sekian banyak kabupatan/kota hanya ada beberapa kabupaten/kota yang memiliki potensi unggulan di bidang kerajinan. Berikut adalah nama kota/kabupaten yang memiliki potensi unggulan beserta dengan produk yang dihasilkannya:
1. Kota Surabaya menghasilkan produk kerajinan dari gips, rotan, tas, barang yang terbuat dari kulit dan enceng gondok.
Gambar 2.5. Badut Gambar 2.6. Burung Sumber: Hasil kerajinan Surabaya.
http://www.surabaya.go.id/kerajinan
2. Kabupaten Sidoarjo memiliki produk kerajinan berupa sepatu, sandal,dompet, perak dan bordir.
Gambar 2.7. Sepatu Gambar 2.8. Bordir Gambar 2.9. Dompet Sumber: Produk Unggulan Sidoarjo.
http://sidoarjo.sytes.net/sidoarjokab/index.php?content=04- produk_unggulan/01-produk_perindustrian.htm
3. Kota Mojokerto mempunyai berbagai produk kerajinan berupa batik tulis, miniatur perahu dan gerabah (patung- patung).
Gambar 2.10. Miniatur Perahu Sumber: Kerajinan Mojokerto.
http://www.mojokerto.go.id/produk_unggulan
4. Kabupaten Lamongan menghasilkan monte, gerabah, tenun, tas tempurung dan songkok.
Gambar 2.11. Gerabah Sumber: Kerajinan Lamongan.
http://www.lamongan.go.id/
5. Kota Madiun banyak menghasilkan produk kerajinan yang berupa anyaman bambu, pandan, batik, gerabah dan keramik serta kain tenun
Gambar 2.12. Tenun Sumber: Produk Unggulan Madiun.
http://www.madiunkota.go.id/produk_unggulan
6. Kota Kediri menghasilkan mebel bambu, suvenir yang berupa tasbih dan juga tenun.
Gambar 2.13. Mebel Bambu Gambar 2.14. Tasbih
Gambar 2.15. Kain Tenun Sumber: Produk Unggulan Kediri.
http://kotakediri.go.id/potensi_daerah/industri.php
7. Kota Blitar memiliki berbagai produk berupa bubut kayu (kendang,kap lampu dan mainan anak-anak), gembol kayu jati (patung, meja), batu onix dan marmer.
Gambar 2.16. Bubut Kayu Gambar 2.17. Batu Onix Sumber: Produk Unggulan Blitar
http://www.blitar.go.id/produk_unggulan/
8. Kota Malang menjual berbagai produk seperti tikar mendhong, bordir, klompen, kompor, cobek batu, sangkar burung, pande besi, anyaman bambu (alat-alat dapur dan mebel), cindera mata (topeng dan patung).
Gambar 2.18. Cobek Batu Gambar 2.19. Tikar Mendhong
Gambar 2.20. Topeng Gambar 2.21. Patung Sumber: Produk Unggulan Malang.
http://pemkot-malang.go.id/produk.php
9. Kota Pasuruan memproduksi barang kerajinan berupa mebel (meja, kursi, ranjang, rak lemari), kerajinan kayu (asbak, tempat tissue, pigura, dan lain- lain).
Gambar 2.22. Meja-Kursi Gambar 2.23. Kerajinan Kayu Sumber: Potensi Unggulan Pasuruan.
http://kab-pasuruan.go.id/potensi/index.php?act=potensi&cat=5
10. Kabupaten Situbondo menjual barang-barang kerajinan berupa seruling, kerang-kerangan dan kuningan.
Gambar 2.24. Aneka Kerang 11. Kabupaten Pamekasan memiliki kerajinan berupa batik.
Gambar 2.25. Kain Batik Sumber: Hasil Pamekasan
http://www.pamekasan.go.id/produk_unggulan.php?sub=perindag
2.2.2. Data tentang ruang 2.2.2.1. Area Informasi
Pusat informasi adalah area yang memiliki luasan tertentu, yang merupakan ruang yang fleksibel dan dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan yang difungsikan untuk memberi informasi. (De Chiara 251)
Tujuan informasi adalah:
a. Mengusahakan pemanfaatan secara optimum pengetahuan di bidang ilmu, teknologi, ekonomi, sosial untuk ,mencapai tujuan nasional.
b. Mengusahakan tersedianya informasi yang memadai bagi keputusan untuk manajemen dan kebijaksanaan, baik dalam organisasi pemerintah maupun swasta.
c. Memusatkan perhatian organisasi-organisasi pemerintah dan swasta kepada masalah-masalah penyediaan dan penggunaan informasi.
d. Menyelenggarakan pelayanan informasi yang sesuai dengan kebutuhan bersamaan dengan meningkatkan kemampuan para pembuat, pengolah, penyebar dan pemakai informasi.
e. Membina kerja sama nasional dan internasioal dalam rangka tukar menukar informasi dan keahlian.
Fungsi informasi adalah:
a. Mengusahakan untuk mengikuti perkembangan di bidang pengetahuan dan teknologi.
b. Mengurangi kemungkinan adanya duplikasi kegiatan.
c. Tersedianya informasi tentang latar belakang dan pengenalan kegiatan.
d. Tersedianya informasi dan data khusus sehubungan dengan kegiatan yang ditangani.
e. Merangsang munculnya pemikiran dan tindakan oleh pengaruh dari interaksi dengan pendapat, pengetahuan, pengalaman dan keberhasilan orang lain.
f. Dapat memperoleh persyaratan-persyaratan tertentu.
Infrastruktur Informasi meliputi:
a. Hubungan antara sarana-sarana komunikasi dengan pihak yang merupakan sumber informasi yaitu konsultan, ilmuwan, ahli teknik, lembaga-lembaga penelitian.
b. Hubungan antara sarana-sarana infomasi dengan badan-badan pembuatan keputusan penting, lembaga pemerintah, pendidikan.
c. Suatu sistem organisasi yang menyatukan dan menggerakkan seluruh sarana, tenaga dan hubungan-hubungannya.
d. Inti fisik sarana-sarana informasi: perpustakaan, pusat-pusat analisa informasi, dan lain-lain.
e. Penyediaan tenaga informasi yang terlatih.
f. Komunikasi dua arah antara sarana-sarana informasi dengan pemakainya.
g. Kebijakan-kebijakan nasional yang menyokong pengembangan sistematik dari infrastruktur.
Sifat Informasi dibagi menjadi 2 yaitu : a. Informasi Pasif:
- Pelayanan langsung.
- Pelayanan melalui surat, telepon, papan informasi, perpustakaan, audiovisual.
b. Informasi Detail:
- Pameran tetap dan berkala.
- Pengiriman brosur, leaflets, majalah, buletin, ceramah / diskusi dan lain- lain.
- Pagelaran kesenian.
- Peragaan seni kerajinan.
Macam-Macam Bentuk Informasi:
a. Informasi lisan berupa: pelayanan umum dan ceramah / diskusi.
b. Informasi tertulis berupa: brosur, leaflets, booklets serta buletin.
c. Informasi visual berupa: pemutaran slide / film, pameran tetap dan temporer, peragaan seni dan kerajinan.
2.2.2.2. Galery
Berikut adalah beberapa pengertian tentang gallery:
a. Ruang atau gedung tempat memamerkan benda atau karya seni. (Kamus besar Bahasa Indonesia 841).
b. Gallery yang bersifat milik pribadi untuk menjual barang seni, sebagian besar memiliki skala ruang yang lebih kecil dari museum dan tidak disiapkan untuk menerima pengunjung dalam jumlah besar. Dalam galeri yang harus diperhatikan yaitu perencanaan ruang, pencahayaan dan warna harus baik sehingga mendukung obyek yang dipamerkan.( Pile 89).
c. Gallery berasal dari kata latin geleria, dapat diartikan sebagai ruang beratap dengan satu sisi terbuka. Dapat juga berarti ruang tingkat yang panjang.
(Ensiklopedia Nasional Indonesia, 1989).
Tujuan dan Fungsi Gallery
Tujuan dari pendirian sebuah galeri menurut Kakanwil Perdagangan adalah memberikan informasi mengenai benda-benda dan hasil-hasil karya seni, baik yang merupakan hasil karya para seniman maupun produk industri terhadap para pengunjung atau konsumen, dengan jalan memajang atau memamerkan barang-barang tersebut di dalam suatu peragaan yang sesungguhnya. Diutamakan barang-barang yang dapt menarik perhatian para pengunjung yang perlu diketahui secara lebih teliti dalam menjangkau pasaran yang lebih luas.
Fungsi gallery menurut Kakanwil Perdagangan, galeri sesuai dengan keadaannya sebagai wadah komunikasi antara konsumen dengan produsen mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut:
a. sebagai wadah promosi barang-barang seni
b. sebagai wadah pembinaan bagi para seniman dalam mengembangkan dan memasarkan hasil karya seninya.
c. sebagai sarana komunikasi antara pengelola dengan pengunjung di dalam suasana yang rekreatif.
d. sebagai wadah memperkenalkan dan pelestarian karya seni dan budaya dari seluruh kerajinan di Jawa Timur.
e. sebagai wadah pembinaan usaha dan organisasi usaha bagi para seniman dan pengelola.
f. sebagai wadah kontak dagang antara konsumen dengan produsen serta antar peserta pameran yang memungkinkan untuk peluang ekspor.
g. sebagai jembatan dalam rangka pengembangan eksistensi semangat kewiraswastaan.
h. sebagai salah satu obyek pengembangan kepariwisataan nasional (1990).
Gallery harus dapat membawa nuansa dan memasukkan image para pengunjungnya mengenai galeri itu sendiri dan produk-produk seni yang dipamerkan. Gallery memiliki tiga fungsi menurut Roomcapes (40) yaitu:
a. Fungsi Komunikatif
Merupakan media penyampaian secara tidak langsung kepada konsumen atau pengunjung galeri mengenai produk-produknya.
b. Fungsi Apresiatif
Merupakan tempat berapresiasi para seniman dalam meningkatkan ide-ide dan karyanya.
c. Fungsi Estetis
Adalah sebagai tempat untuk mengemas produk-produk seni yang akan dijual.
Jadi sesuai dengan fungsi dan tujuan dari galeri, maka galeri diharapkan mampu menjadi wadah apresiasi seni untuk para seniman.
Sebagaimana dikatakan bahwa galeri itu sangat berhubungan dengan benda- benda seni, maka akan dibahas pula mengenai fasilitas yang sebaiknya dimiliki oleh galeri yaitu menerima pengunjung galeri dan berupa pelayanan informasi, mengatur dan mencatat keluar masuk barang (administrsi dan dokumentasi), tempat memajang atau memamerkan benda-benda (display sementara/permanen).
Ada 6 hal yang harus diperhatikan dalam perancangan galeri yaitu setting, lokasi, interior, pemeliharaan, penyimpanan, keamanan, dan pelayanan.
Syarat-syarat Pemajangan Benda Koleksi
Menurut Martin (25) ada beberapa syarat pemajangan benda koleksi antara lain sebagai berikut:
a. Random Typical Large Gallery
Penataan dibuat secara acak, biasanya terdapat pada galeri yang berisi benda-benda non klasik dan bentuk galeri asimetris serta ruang-ruang yang dibentuk mempunyai jarak atau lorong dengan pembatasan oleh pintu. Jenis atau media benda seni yang tercampur menguatkan kesan acak. Misal: seni lukis, pada media kanvas dengan seni patung yang terkadang menggunakan media tiga dimensi.
b. Large Space with an Introductory Gallery
Disini peran pengenalan jenis benda seni yang akan mudah terlihat pertama dengan memasuki ruang tengah telah terdapat sejumlah pintu yang membatasi ruang berdasarkan benda seni yang dipajang.
Menurut Patricia dan David (286-292), penataan benda seni ada tiga macam, yaitu:
c. In show case
Benda yang dipamerkan termasuk kecil, maka diperlukan wadah atau kotak yang tembus pandang (kaca), yang kadang juga memperkuat kesan tema dari benda yang di display.
d. Free standing on the floor or plinth or supports
Benda yang akan di display mempunyai bentuk yang cukup besar, sehingga diiperlukan panggung ataupun ketinggian lantai untuk batas dari display.
e. On walls or panels
Benda karya seni lukisan yang paling banyak ditempatkan pada dinding ruangan ataupun dinding partisi yang dibentuk untuk membatasi ruangan.
Pencahayaan dan warna dalam galeri
Pencahayaan sangat penting didalam ruang galeri karena dapat menambah nilai keindahan dari obyek benda yang dipamerkan. Sistem pencahayaan memiliki keuntungan orientasi yang bebas dan tidak terpengaruh oleh halangan sekitar, mudah disesuaikan dengan langit-langit, pantulan cahaya sedikit, cahaya lebih disebarluaskan pada seluruh pameran. Kekurangannya adalah mudah menimbulkan panas, resiko kerusakan akibat air dan kelembabannya. (Neufert 135).
Cahaya merupakan faktor yang sangat mendukung dalam ruang pamer.
Dengan kehadiran cahaya, efek-efek atau kesan yang ingin ditampilkan dapat tersampaikan. Cahaya yang digunakan terdapat dua macam yaitu cahaya alami dan cahaya buatan.
Warna juga merupakan aspek pendukung di dalam penampilan visual suatu ruang. Warna jugadapat mengkamuflasekan sesuatu, misal ruang sempit dapat kelihatan lebih luas dan sesuatu yang mempunyai proporsi kurang bagus menjadi bagus. (Pile 112)
Tinjauan tentang Toko
Peletakan barang-barang pada toko memegang peranan yang sangat penting dalam menentukan berhasil atau tidaknya toko tersebut. Peletakan barang yang baik yaitu dengan meletakkan barang yang mempunyai potensi terbaik untuk menarik pengunjung pada area yang ramai atau yang bisa dilihat oleh orang.
Peranan pencahayaan pada sebuah toko sangatlah penting, antara lain :
a. Pencahayaan yang baik dapat menarik perhatian pengunjung untuk datang dan melihat-lihat barang-barang yang terdapat pada toko tersebut.
b. Menghasilkan sebuah pemandangan yang baik dan menari untuk dilihat.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam meletakkan barang-barang supaya terlihat menarik bagi pengunjung, antara lain:
a. Time
Objek yang menggunakan pencahayaan yang terang dapat lebih mudah dilihat oleh pengunjung dalam waktu yang singkat. Hal ini biasanya digunakan pada show window sebuah toko,sehingga objek-objek tersebut dapat bercerita pada pengunjung dalam waktu yang singkat.
b. Size
Objek dan detil yang besar akan lebih mudah dilihat oleh pengunjung. Dan untuk objek-objek yang kecil membutuhkan pencahayaan yang lebih terang supaya dapat dilihat dengan jelas.
c. Contrast
Tingkat kontras yang tinggi antara objek dengan background dapat menarik perhatian pengunjung dengan baik. Kontras dapat dihasilkan melalui pencahayaan dan pemakaian warna.
d. Brightness
Dapat memberikan bentuk yang jelas terhadap suatu objek.
e. Color
Peraturan yang utama yaitu strong color akan menguntungkan jika digunakan pada area yang kecil. Karena penggunaan strong color pada area yang luas / besar akan membingungkan, tidak menyenangkan, dan dapat merusak perhatian pengunjung terhadap barang yang dijual.
Warna-warna hangat mempunyai sifat memajukan sedangkan warna- warna yang dingin bersifat menarik kembali. Prinsip ini mengajurkan untuk menggunakan warana-warna dingin sebagai display backgound, dan warna-warna hangat berada di depannya.
2.2.2.3. Ruang Penjualan dan Produksi
Menurut buku Building Planning & Design Standards for Architects (30) ruang penjualan merupakan ruangan untuk memamerkan dan menjual hasil-hasil karya seni dan budaya. Ruang penjualan harus benar-benar terlindung dari perusakan, pencurian dan kebakaran, sert pengaruh perubahan suhu.
Kualitas dan kuantitas pencahayaan sangat penting dalam ruang penjualan, kualitas pencahayaan sangat berdampak pada tampilan barang-barang yang didisplay, sedangkan kuantitas pencahayaannya memberi pengaruh pada kenyamanan pengguna ruang atau pembeli.
Selain ruang display, sebuah ruang penjualan juga harus memiliki ruang penyimpanan barang-barang. Ruang penyimpanan atau gudang ini digunakan sebagai ruang stokies barang yang diperjualbelikan atau digunakan juga sebagai ruang pengepakan barang sebelum pengiriman ke luar tempat.
2.2.2.4. Area Bermain Anak Fungsi bermain adalah :
a. Merangsang perkembangan sensoris-motorik
Pada saat melakukan permainnan, aktivitas sensoris-motorik merrupakan komponen terbesar yang digunakan untuk anak dan bermain aktif sangat penting untuk perkembangan fungsi otot.
b. Perkembangan intelektual
Pada saat bermain, anak melakukan eksplorasi dan manipulasi terhadap segala sesuatu yang ada di lingkungan sekitarnya, terutama mengena warna, bentuk, ukuran, tekstur, dan membedakan objek. Pada saat bermain pula anak akan melatih diri untuk memecahkan masalah.
c. Perkembangan sosial
Perkembangan sosial ditandai dengan kemampuan berinteraksi dengan lingkungannya. Melalui kegiatan bermain, anak akan belajar memberi dan menerima. Bermain dengan orang lain akan membantu anak untuk mengembangkan hubungan sosial dan belajar memecahkan masalah dari hubungan tersebut. Pada saat melakukan aktivitas nbermain, anak belajar
berinteraksi dengan teman, memahami bahasa lawan bicara, dan belajar tentang nilai sosial yang ada pada kelompoknya.
d. Perkembangan kreativitas
Berkreasi adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu dan mewujudkanya ke dalam bentuk objek dan/atau kegiatan yang dilakukannya. Melalui kegiatan bermain, anak akan belajar dan mencoba untuk merealisasikan ide-idenya.
e. Perkembangan kesadaran diri
Melalui bermain, anak akan mengembangkan kemampuannya dalam mengatur tingkah laku. Anak juga akan belajar mengenal kemampuannya dan membandingkannya dengan orang lain dan menguji kemampuannya dengan mencoba peran baru dan mengetahuui dampak tingkah lakunya terhadap orang lain.
f. Perkembangan moral
Anak mempelajari nialli benar dan salah daari lingkungannya, terutama dari orang tua dan guru. Dengan melakukan aktivitas bermain, anak akan mendapat kesempatan untuk menerapkan nilai-nilai tersebut sehingga dapat diterima di lingkungannya dan dapat menyesuaikan diri dengan aturan-aturan kelompok yang ada dalam lingkungannya.
Jenis Bermain
Ditinjau dari sumber kegembiraannya, bermain terbagi dalam dua bagian:
a. Bermain aktif: berlari kejar-kejaran, melukis dengan krayon, bermai drama, berkhayal, menyusun balok-balok.
b. Bermain pasif: menonton televisi, mendengarkan dongeng, menikmati musik, membaca buku.
Jika ditinjau dari aktivitasnya,maka bermain dibagi dalam empat bagian:
a. Bermain fisik merupakan pengembangan aspek motorik anak (melompat, memanjat, gerak dan lagu)
b. Bermain kreatif merupakan pengembangan aspek kreativitas anak (menyusun balok, bermain lilin, melukis dengan jari).
c. Bermain imajinatif merupakan pengembangan imajinasi anak.
d. Manipulative Play merupakan pengembangan kemampuan-kemampuan khusus anak.
Tahapan bermain
Tahapan perkembangan bermain yang mencerminkan tingkat perkembangan sosial anak adalah:
a. Unoccupied play (hanya mengamati lingkungan sekitarnya) b. Solitary play (sibuk dengan dirinya sendiri)
c. Onlooker play (mengamati kegiatan bermain anak ain dengan minat cukup besar).
d. Paralel play ( melakukan kegiatan yang sama secara sendiri-sendiri pada saat yang bersamaan).
e. Cooperative Play (bermain bersama dengan anak lain). (Bermain,Mainan 14).
Lingkungan bermain yang ideal memberikan rangsangan yang berbeda- beda bagi seluruh panca indera:
a. Warna, bentuk, motif, pemandangan jendela, dan gradasi cahaya yang memberikan daya rangsang bagi mata.
b. Musik, suara, gelak tawa memberikan rangsangan bagi pendengaran.
c. Aroma kue yang dimasak, bunga-bunga segar, bubuk/serbuk/tepung membantu membedakan suasana ruang.
d. Selain itu kesempatan untuk mengecap dan menyentuh/merasakan seharusnya juga dapat dihadirkan dengan baik.
2.3. Teori Tentang Bahan 2.3.1. Dinding
Bahan dinding:
a. Batu bata b. Kayu
c. Yumen Board d. Gypsum Board
Ada dua cara untuk menghias dinding:
a. Membuat motif-motif dekorasi dengan digambar, dicat, dicetak, diaplikasi atau dilukis secara langsung pada dinding.
b. Dinding ditutup/dilapisi; dengan bahan yang ornamental/dengan memasang hiasan-hiasan yang ditempel pada dinding.
2.3.2. Lantai Syarat lantai:
a. Kuat, lantai harus dapat manahan beban.
b. Mudah dibersihkan.
c. Tahan terhadap kelembaban.
d. Tahan terhadap perembesan air terutama pada lapisan atas (permukaan).
Tabel 2.3. Karakteristik Bahan
Bahan Karakteristik Keuntungan Kerugian Pemeliharaan Marmer Permanen,
kaku Indah Mahal,
mudah kotor, keras
Digosok
Kayu Alamiah,
dapat dicat, kedap suara
Tahan lama,
lentur Tidak tahan terhadap
insecta
Pemeliharaan mudah, jika
kena noda dibersihkan dengan lilin atau vernis, jika kena
debu diberi lapisan hitam Vinyl
Asbestos Pemasangan mudah, tahan alkali, murah, licin, kaya akan warna,
corak halus
Tahan lama Keras Mudah
pemeliharaannya
Vinyl Solid
Tile Tidak licin, tahan terhadap
noda, menyerupai warna alam
Tahan lama - Mudah
pemeliharaannya
Vinyl Sheet Mudah tergores, tahan lemak,
Daya lentur baik, tahan lama, lunak
Mahal Mudah
pemeliharaannya
Tabel 2.3. Karakteristik Bahan (Sambungan)
Bahan Karakteristik Keuntungan Kerugian Pemeliharaan Rubber Tile Kaya akan
warna, kedap suara, tahan terhadp noda
Menarik, tahan lama, lentur, tidak
berisik
Mahal, licin, dapat dirusak oleh deterjen
Digosok
Sumber: Suptandar 133-135.
2.3.3. Plafon Secara Umum
Tabel 2.4. Plafon Secara Umum Kesan dan Tujuan
Ruang Bahan dan
Karakter Ruang
Membutuhkan
konsentrasi tinggi Gypsum board, eternity, tripleks, finishing sederhana
Ruang rapat/sidang, auditorium
Menarik perhatian, menonjolkan diri, eksebisi
Tripleks, dll dengan
finishing kontras Ruang pamer,
panggung, workshop.
Sebagai peredam
suara/akustik Gypsum board, berbagai jenis
softboard/akustik tile
Theater, auditorium.
Alamiah, hangat,
akrab, tradisional Kayu, anyaman,
bambu, rotan Lobby, restoran Gaya klasik Plat-plat gips
bermotif Rumah tinggal, hotel, restoran
Gaya glamor/
mewah Kaca(antique glass
ceiling), kain beludru, kaca timah
Hotel, gereja
Sederhana Eternity polos,
tripleks Rumah tinggal
sederhana Polos, sederhana,
fungsional Beton ekspos Bangunan utilitas Sumber: Laksmiwati 32
2.3.4. Warna
Tabel 2.5. Karakteristik Warna
Warna Suhu Efek Psikis Jarak
Biru Sejuk Segar, sejuk, tenang,
konsentrasi Jauh
Hijau Sejuk, dingin Segar, hidup Jauh
Ungu Dingin Sendu, lembut,
tenang, agung,
mewah Dekat
Merah Panas Berani, menyolok,
sebagai aksen,
merangsang Dekat
Kuning Hangat Menarik perhatian,
aktif, semarak Dekat
Oranye Hangat Gembira,
membangkitkan
spirit/semangat Dekat
Hitam Netral Keras, berat, gelap,
duka cita,
memperkuat kontras Dekat Putih Netral Suci, bersih, tenang,
resmi, menengahi
kontras Dekat
Keemasan Netral Aristrokat, mewah,
cerah, formal Dekat
Abu-abu Netral Formal, tenang,
damai Jauh
Coklat Netral Informal, sederhana,
hidup Dekat
Sumber: Laksmiwati 38