56 BAB III
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Perlindungan Hukum Atas Kesehatan Pekerja Melalui BPJS Kesehatan
1. Sejarah Singkat tentang CV. Kober Mili Jaya (Kober Mie Setan)
Menurut Raden Ardhi Ramadhani, salah satu manajer di CV. Kober
Mili Jaya atau yang lebih dikenal dengan nama Kober Mie Setan. Awal
mula usaha kuliner tersebut berawal dari komunitas sepeda fixie yang
setiap harinya memiliki kegiatan bersama dan bercengkrama di
beberapa kafe. Kemudian beberapa founder komunitas fixie tersebut
mencoba peruntungan dengan membuka kafe yang didirikan bertiga
dengan nama KOBER yang merupakan singkatan dari (Kelompok
Bermain). Pada awalnya kafe tersebut hanya menjual minuman seperti
di kafe pada umumnya. Setelah beberapa bulan membuka KOBER
kejadian tidak sengaja terjadi, pada saat hujan salah satu founder
memasak mie instan kemudian di padu dengan potongan cabai dan
sambal kemasan berlimpah lalu dijual dengan nama mie setan karena
rasa pedas yang luar biasa. Ternyata minat beli dari mie setan diluar dari
perkiraan yang awalnya iseng menjadi lahan bisnis menjanjikan, seiring
waktu investor pun datang menawarkan kerja sama profesional. Pada
saat investor datang itulah perubahan besar terjadi di Kober mie setan,
mulai dari renovasi tempat, membangun manajemen, membuat payung
57 hukum, menambah barang pendukung lebih banyak untuk operasional dan lain – lain. Hingga pada saat ini Kober mie setan telah tumbuh menjadi tempat makanan favorit yang dapat di sejajarkan dengan tempat makanan lain dengan label nasional maupun internasional di Indonesia.
Lokasi CV. Kober Mili Jaya di Kota Malang
1. Kober Mie Setan Soekarno Hatta
Jalan Soekarno Hatta No. 1-2, Jatimulyo, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur. 65141.
2. Kober Mie Setan Bromo
Jalan Bromo No. 16 b, Kauman, Kec. Klojen, Kota Malang, Jawa Timur. 6519.
Pada awal berdirinya Kober Mie Setan hanya terdapat 3 pekerja namun seiring dengan berjalannya waktu kini Kober Mie Setan telah memiliki kurang lebih 23 cabang yang tersebar di seluruh Jawa & Bali dengan ratusan pekerja.
Struktur Organisasi CV. Kober Mili Jaya
Setiap perusahaan dibentuk atas dasar tertentu. Untuk dapat
mencapai tujuan tersebut maka perlu dibentuk suatu organisasi agar tujuan
tersebut yang telah ditentukan dapat menyusun organisasi yang terdiri atas
orang-orang yang cakap dan memiliki dedikasi tinggi dalam melaksanakan
tugas dan kewajibannya. Struktur CV. Kober Mili Jaya menunjukkan
penjelasan wewenang dan pengaturan tanggung jawab organisasi untuk
58
General Manager
Manager Operasional
Supervisor Outlet
Crew Outlet
Manager HR
Staf HR
menunjang segala aktivitas perusahaan agar tercipta keserasian antar elemen yang ada dalam perusahaan.
Pelaksanaan proses pengorganisasian yang sukses akan membuat suatu organisasi dapat mencapai tujuannya. Adapun struktur organisasi di CV. Kober Mili Jaya adalah sebagai berikut:
Sumber: CV. Kober Mili Jaya, diolah 2020
Keterangan:
1. General Manager
Yakni adalah manager yang memiliki tanggung jawab kepada seluruh
bagian atau fungsional pada suatu perusahaan yang juga sebagai
pimpinan dari sebuah struktur manajemen dalam suatu perusahaan.
59 2. Manager Operasional
Individu yang bertanggung jawab atas manajemen tenaga kerja, produktivitas, kontrol kualitas yang secara efektif dan efisien sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan.
3. Manager HR
Individu yang memiliki tugas mengatur hubungan dan peranan sumber daya manusia secara efisien dan efektif hingga maksimal agar tercapai tujuan bersama perusahaan.
4. Staff HR
Individu atau sekelompok orang yang memiliki tugas mengelola SDM, memperhatikan aktivitas pegawai, dan juga melakukan perekrutan pegawai baru.
5. Supervisor Outlet
Individu yang diberikan tugas oleh seorang manager operasional untuk mengawasi aktifitas operasional di outlet serta mengeluarkan perintah kepada crew outlet untuk menjalankan SOP perusahaan.
6. Crew Outlet
Kelompok pekerja yang bekerja dalam satu toko/outlet yang mendapatkan gaji setiap bulannya untuk melayani pelanggan yang datang.
Sesuai dengan struktur organisasi yang tergambar pada bagan di atas
maka seluruh operasioanal kedai merupakan tanggung jawab CV. Kober
Mili Jaya tak terkecuali pengelolaan Human Resources/Sumber Daya
60 Manusia. Dalam hal pengelolaan Sumber Daya Manusia atau pekerja CV.
Kober Mili Jaya memiliki Manager HR yang bertugas membawahi staff HR.
Secara garis besar dalam konsep bisnis Kober Mie Setan terdapat 2 pihak yaitu :
1. Manajemen
Manajemen yang dimaksud adalah pihak internal dari CV. Kober Mili Jaya yang bertanggung jawab penuh atas operasional tiap kedai Kober Mie Setan.
2. Investor
Investor adalah pihak di luar CV. Kober Mili Jaya yang bekerjasama dalam hal pemodalan hingga birokrasi terkait legalitas berdirinya kedai Kober Mie Setan di suatu tempat sesuai perjanjian yang dibuat masing-masing investor dengan CV. Kober Mili Jaya.
Dari paparan diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa sebagai pengambil kebijakan operasional maka Manager HR dan General Manager bertanggung jawab atas kesejahteraan pekerja. Dan juga investor dapat ikut andil dalam perbaikan kesejahteraan pekerja melalui diskusi awal saat membentuk perjanjian dengan CV. Kober Mili Jaya.
2. Data Pekerja CV. Kober Mili Jaya 1. Terkait Jumlah Data Pekerja
Hingga saat ini CV. Kober Mili Jaya memiliki dua puluh tiga
outlet, dua warehouse dan dua rumah produksi yang tersebar di
61 Pulau Jawa serta Bali dengan jumlah karyawan lebih dari lima ratus karyawan :
Nomor Jumlah Outlet
Jawa Timur
Jumlah Karyawan
Jumlah Outlet Bali
Jumlah Karyawan 1 Outlet Bromo
Malang
31 orang Outlet Bedugul
25 orang
2 Outlet Suhat Malang
32 orang Outlet Kaliasem
33 orang 3 Outlet Morina
Malang
22 orang Outlet Batu Bulan
34 orang
4 Outlet Kacapiring Surabaya
29 orang Outlet Jimbaran
24 orang
5 Outlet Semolowaru Surabaya
36 orang Outlet Renon
31 orang
6 Outlet Khairil Anwar
Surabaya
37 orang Outlet Buluh Indah
33 orang
7 Outlet Lidah Kulon
34 orang Outlet P. Kawe
27 orang 8 Outlet GKB
Gresik
28 orang Outlet Dewi Sri
21 orang
9 Outlet Jember 23 orang Outlet Tabanan
22 orang
10 Outlet Kediri 37 orang Warehouse Renon
8 orang
11 Outlet Lamongan 28 orang Rumah Produksi Sidakarya
12 orang
62 12 Outlet Transmart
Sidoarjo
16 orang
13 Outlet Sidoarjo 32 orang 14 Warehouse Sulfat 12 orang 15 Rumah Produksi
Sulfat
16 orang
Total 413 orang Total 270 orang
Total keseluruhan 683 orang Sumber : CV. Kober Mili Jaya Tahun 2019
Karyawan CV. Kober Mili Jaya yang terdaftar dalam jaminan sosial kesehatan hal yang dimaksudkan adalah penyertaan mereka pada asuransi swasta, dalam peruntukannya yang diikut sertakan hanyalah kelompok top manajemen yaitu General Manager, Manager Operasional dan Manager HR. Status pekerja tetap dari CV. Kober Mili Jaya adalah seluruh top manajemen sedangkan tim lapangan yang terdiri dari Supervisor, Staff HR hingga karyawan outlet statusnya tidak tetap.
Status pekerja tidak tetap pada awalnya memiliki kontrak kerja pada perusahaan selama satu tahun, yang mana status pembaharuan kontraknya akan dilakukan setiap tahun.
Pada surat perjanjian kerja CV. Kober Mili Jaya terdapat isi
perjanjian yang menyebutkan:
63
“PIHAK KEDUA yang masih training atau bekerja dibawah 6 bulan kerja juga mendapatkan tunjangan kesehatan berupa uang santunan secara langsung bagi yang sakit saat bekerja.”
1Pihak kedua yang dimaksudkan adalah pekerja, sedangkan pihak pertama adalah perusahaan. Menurut penulis dalam hal ini walaupun perusahaan telah beritikad baik dengan memberikan tunjangan kesehatan namun perusahaan belum memenuhi peraturan undang-undang yang ada yakni berkaitan dengan kesejahteraan pekerjanya dengan memberikan perlindungan hukum atas kesehatannya, maka CV. Kober Mili Jaya secara bertahap seharusnya wajib mendaftarkan pekerjanya dalam program jaminan sosial seperti yang tercantum dalam Pasal 15 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial sebagai berikut:
“(1) Pemberi Kerja secara bertahap wajib mendaftarkan dirinya dan Pekerjanya sebagai Peserta kepada BPJS sesuai dengan program Jaminan Sosial yang diikuti; (2) Pemberi Kerja, dalam melakukan pendaftaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wajib memberikan data dirinya dan Pekerjanya berikut anggota keluarganya secara lengkap dan benar kepada BPJS; (3) Penahapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Presiden.”
21
Surat Perjanjian Kerja CV. Kober Mili Jaya pada Lampiran 7
2
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.
64 Berikut merupakan isi perjanjian kerja pada CV. Kober Mili Jaya yang telah diolah oleh penulis:
- Masa training 30 hari / 1 bulan
- Komtrak kerja 1 tahun dan diperbarui tahunan - Gaji 6 bulan pertama 35 ribu / hari
- Gaji setelah 6 bulan 45 ribu / hari
- Catering makan / hari dengan nominal 10 ribu / hari - Mendapatkan mess
- Santunan kesehatan diberikan karyawan yang sakit diakibatkan perihal kerja selama jam operasional
- Dapat diperiksakan dan diantar oleh supervisor untuk diperiksakan di klinik / rumah sakit yang telah ditunjuk oleh perusahaan
- Besar nominal santunan kesehatan yang diberikan kepada karyawan yang sakit dikarenakan pekerjaan/kecelakaan kerja maksimal 1 juta untuk karyawan yang telah bekerja selama 1 tahun dan 3 juta bagi karyawan yang telah bekerja lebih dari setahun.
32. Analisa Hasil Wawancara Dengan Pekerja/ Crew Outlet
Disini penulis telah melakukan wawancara dengan dua orang pekerja yang berada di CV. Kober Mili Jaya. Lebih tepatnya penulis mewawancarai salah satu crew outlet dan juga salah satu supervisor. Dari hasil wawancara, penulis mendapatkan hasil
3
Surat Pejanjian Kerja CV. Kober Mili Jaya
65 bahwa benar perusahaan ini belum mendaftarkan mereka ke dalam program BPJS Kesehatan, dan juga belum ada pembicaraan maupun sosialisasi mengenai hal tersebut. Namun para pekerja menyebutkan bahwa jika ada pekerjanya yang mengalami sakit maupun kecelakaan kerja, maka perusahaan akan memberikan biaya santunan kesehatan tersebut sesuai dengan yang terdapat pada perjanjian kerja.
Penulis menyimpulkan bahwa, para pekerja di perusahaan tersebut tidak merasa gusar maupun khawatir terhadap kebijakan yang ada. Dikarenakan selama ini perusahaan telah bertanggung jawab atas kesehatan pekerja dengan menggunakan uang santunan yang ada. Namun tetap saja menurut penulis perusahaan tersebut telah mengabaikan Undang-Undang yang ada mengenai BPJS Kesehatan. Walaupun perusahaan telah bertanggung jawab diatas perjanjian kerja yang ada, tetap saja tidak ada perlindungan hukum yang melindungi para pekerjanya dalam jaminan sosial kesehatan.
Seharusnya perusahaan harus lebih memperhatikan para pekerjanya
dan juga mengikuti peraturan Undang-Undang yang ada.
66 3. Analisis Perlindungan Hukum Terhadap Pekerja di CV. Kober Mili Jaya di Kota Malang dengan Undang-Undang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (UU BPJS)
Dalam beberapa tahun terakhir, CV. Kober Mili Jaya hanya mendaftarkan asuransi kesehatannya kepada top manajemen saja seperti
; General Manager, Manager Operasional dan Manager HR. Diluar dari jabatan tersebut masih belum diberikan/didaftarkan ke asuransi kesehatan swasta.
Menurut Raden Ardhi Ramadhani selaku salah satu Manager pada CV.
Kober Mili Jaya, BPJS Kesehatan sebenarnya telah dimiliki olehnya dan beberapa Manager lainnya tetapi mereka mendapatkannya serta keikut sertaannya secara mandiri, tidak didaftarkan oleh pihak perusahaan karena memang kebijakan di awal bahwa yang dapat di klaim perusahaan hanya asuransi swasta yang telah disetujui oleh General Manager.
Wacana untuk mendaftarkan karyawan seluruhnya memang ada,
menurut Raden Ardhi Ramadhani, rapat mengenai pembahasan keikut
sertaan BPJS Kesehatan pernah dilakukan beberapa waktu lalu tapi
hasilnya masih tahap rencana, dikarenakan pada waktu itu CV. Kober
Mili Jaya pernah mendapatkan surat himbauan dari pihak BPJS tetapi
tidak ditindak lanjuti sebab persyaratan yang belum dilengkapi,
sedangkan pihak BPJS memberikan penjelasan tertulis yang membuat
manajemen kurang merespon himbauan tersebut.
67 Dalam Pelaksanaan Peraturan Perundang-Undangan Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial salah satunya didasari oleh Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial pasal 1 ayat (2) telah dijelaskan bahwa terkait penyelenggaraan kesejahteraan sosial adalah :
“Upaya yang terarah, terpadu, dan berkelanjutan yang dilakukan Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam bentuk pelayanan sosial guna memenuhi kebutuhan dasar setiap warga negara, yang meliputi rehabilitasi sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial, dan perlindungan sosial. ”
Sedangkan CV. Kober Mili Jaya yang awalnya pernah mendapatkan surat dari pihak BPJS namun tidak ada kelanjutan terkait pendaftaran para pekerjanya, penulis menilai bahwa ada kekosongan hukum terhadap kesejahteraan sosial yakni terkait kesehatan pada para pekerjanya.
Pada implementasinya kesejahteraan sosial untuk pekerja lebih khusus diatur dalam Undang-Undang tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Nomor 24 Tahun 2011 Pasal 3 bahwa:
“BPJS bertujuan untuk mewujudkan terselenggaranya pemberian
jaminan terpenuhinya kebutuhan dasar hidup yang layak bagi setiap
Peserta dan/atau anggota keluarganya.”
68 Untuk mewujudkan tujuan sistem jaminan sosial nasional perlu dibentuk badan penyelenggara yang berbentuk badan hukum publik berdasarkan prinsip kegotong-royongan, nirlaba, keterbukaan, kehati- hatian, akuntabilitas, portabilitas, kepesertaan bersifat wajib, dana amanat, dan hasil pengelolaan Dana Jaminan Sosial dipergunakan seluruhnya untuk pengembangan program dan untuk sebesar-besarnya kepentingan Peserta.
4Sehingga kewajiban dari pihak CV. Kober Mili Jaya telah jelas telah tertuang dalam pasal dan undang – undang yang telah diatur, akan tetapi beberapa hal membuat pihak perusahaan mengurungkan niat dan menilai pengelolaan santunan kesehatan dari pihak perusahaan adalah jalan kemudahan dalam menjamin kesehatan para karyawannya.
Dalam peraturan yang berlaku pihak CV. Kober Mili Jaya sebenarnya ingin untuk mengikuti peraturan yang dimana setiap perusahaan wajib mendaftarkan pekerjanya sebagai anggota BPJS.
Sedangkan orang atau keluarga yang tidak bekerja pada perusahaan wajib mendaftarkan diri dan anggota keluarganya pada BPJS. Setiap peserta BPJS akan ditarik iuran yang besarnya ditentukan kemudian.
Sedangkan bagi karyawan CV. Kober Mili Jaya rencananya sebagaian gaji mereka akan dikelola kembali untuk iuran BPJS tersebut. Sebagai tanggung jawab perusahaan, pihak CV. Kober Mili Jaya di kemudian
4
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial,
Tambahan Lembar Negara Republik Indonesia Nomor 5256
69 hari akan mencoba menghitung kembali pengeluaran bulanan untuk keikut sertaannya dalam BPJS Kesehatan.
Para pekerja wajib mendaftarkan dirinya dan membayar iuran sesuai dengan tingkatan manfaat yang diinginkan itupun sesuai dengan kebijakan perusahaan yang nanti ditetapkan oleh CV. Kober Mili Jaya.
Pihak BPJS Kesehatan sebenarnya memiliki wewenang untuk memberikan sanksi administratif kepada perusahaan yang tidak melakukan kewajibannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.
Adapun sanksi tersebut terdapat dalam Pasal 17 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial yang berbunyi:
(1) Pemberi kerja selain penyelenggara negara yang tidak melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) dan ayat (2), dan setiap orang yang tidak melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 dikenai sanksi Administratif.
(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa:
a. teguran tertulis;
b. denda; dan/atau
c. tidak mendapat pelayanan publik tertentu.
70 Kemudian berdasarkan penjelasan diatas, penulis lanjut menggali lebih dalam hasil wawancara dengan Raden Ardhi Ramadhani selaku salah satu Manager tersebut yang mengatakan bahwa CV. Kober Mili Jaya belum mendaftarkan para pekerjanya pada salah satu program jaminan sosial yang ada, yaitu BPJS Kesehatan. Pun dalam hal ini pihak perusahaan juga belum dikenai sanksi apapun. Maka dalam hal ini penulis menganalisis bahwa CV. Kober Mili Jaya tidak melaksanakan dengan baik aturan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, khususnya melanggar Pasal 15 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial ayat (1) dan (2) yang berbunyi:
“(1) Pemberi Kerja secara bertahap wajib mendaftarkan dirinya dan Pekerjanya sebagai Peserta kepada BPJS sesuai dengan program Jaminan Sosial yang diikuti.
(2) Pemberi Kerja, dalam melakukan pendaftaran sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), wajib memberikan data dirinya dan
Pekerjanya berikut anggota keluarganya secara lengkap dan benar
kepada BPJS.”
71 B. Hambatan dan Upaya yang dilakukan CV. Kober Mili Jaya di Kota Malang Dalam Perlindungan Hukum atas Kesehatan Pekerja Melalui BPJS Kesehatan
Dalam kewajibannya sebagai Perusahaan atau Pemberi Kerja dalam mensejahterakan para pekerjanya dengan memberikan fasilitas kesehatan melalui BPJS Kesehatan, CV. Kober Mili Jaya di Kota Malang menemukan adanya beberapa hambatan yang dihadapi.
Hambatan yang dihadapi yaitu sebagai berikut:
5a. Dana Operasional
Ketika berbicara tentang bisnis tentu kita tidak bisa melepaskan perhitungan laba dan rugi. Menurut keterangan Raden Ardhi Ramadhani selaku Manager Operasional, dengan mengikutsertakan seluruh pekerja ke dalam program BPJS secara serentak akan berdampak pada beban dana operasional yang melonjak. Hal tersebut sangat mempengaruhi kinerja perusahaan kedepan karena pasti akan mengurangi keuntungan yang didapat CV. Kober Mili Jaya, mengingat beberapa hal menurut Raden Ardhie Ramadhani yang mnjadi beban dana seperti jumlah karyawan per outlet rata – rata 40 hingga 50 orang dengan gaji sebagian besar UMR, tidak sebanding menurut Ardhie dengan keuntungan per porsi makanan yang tidak mencapai 15%, untuk lebih rincinya beliau enggan untuk menjelaskannya.
5
Hasil wawancara dengan Raden Ardhi Ramadhani, Manager, CV. Kober Mili Jaya di Kota
Malang
72 Namun menurut penulis seharusnya dengam mengikutsertakan para pekerja ke dalam progam BPJS Kesehatan bukanlah sesuatu beban yang begitu berat. Karena pada dasarnya iuran perbulan adalah menjadi tanggung bersama yakni antara perusahaan dengan karyawan. Seperti yang tertuang pada website resmi BPJS Kesehatan mengenai Iuran yang berbunyi :
“(3) Iuran bagi Peserta Pekerja Penerima Upah yang bekerja di BUMN, BUMD dan Swasta sebesar 5% (lima persen) dari Gaji atau Upah per bulan dengan ketentuan : 4% (empat persen) dibayar oleh Pemberi Kerja dan 1% (satu persen) dibayar oleh Peserta.”
6Pada penjelasan diatas, penulis menilai bahwa dana seharusnya tidak dijadikan perusahaan sebagai hambatan. Karena sudah tertera dengan jelas bahwa iuran perbulan tidak dibebankan sepenuhnya kepada perusahaan.
b. Mengumpulkan Persyaratan Menjadi Peserta BPJS
Menurut Raden Ardhie Ramadhani, Proses pengurusan pendaftaran program BPJS untuk Perusahaan sedikit sulit. Menurutnya pada waktu tahun 2015 setiap pendaftaran peserta BPJS diwajibkan untuk mendaftarkan seluruh anggota KK beserta harus memiliki rekening bank yang telah ditunjuk oleh pihak BPJS. Seiring waktu proses perubahan pendaftaran BPJS telah lebih mudah saat ini tetapi beliau
6
https://bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/pages/detail/2014/13
73 masih belum juga mendaftarkannya karena menurutnya belum semua karyawan memiliki kontrak panjang dengan perusahaan.
Menurut penulis seharusnya mendaftarkan para pekerja ke progam BPJS Kesehatan tidaklah rumit mengingat bahwa perusahaan sudah dipastikan memiliki data-data para pekerjanya. Namun CV. Kober Mili Jaya di Kota Malang memberikan izin kepada setiap pekerjanya jika mengalami sakit atau kecelakaan dalam bekerja. Adapun mekanisme dari izin tersebut sebagai berikut:
Langkah 1 : Pekerja mengkonfirmasi keadaanya kepada Supervisor.
Langkah 2 : Supervisor akan merekap dan melaporkan hasil rekap absensi termasuk izin tersebut kepada Manager Area. Jika tidak ada konfirmasi dalam hari pekerja izin sakit maka akan berdampak pada pengurangan bonus akhir bulan kecuali pekerja berada pada kondisi tertentu yang menyebabkan pekerja tersebut tidak dapat mengkonfirmasi keadaannya.
Dari adanya hambatan tersebut diatas, CV. Kober Mili Jaya juga melakukan upaya untuk memberikan perlindungan atas kesehatan pekerjanya. Berdasarkan wawancara peneliti dengan Raden Ardhi Ramadhani mendapati hasil sebagai berikut:
“CV. Kober Mili Jaya sebenarnya memiliki dana development
pegawai yang dapat digunakan saat terjadi keadaan serius. Misal
dalam hal kesehatan terdapat pekerja yang jatuh sakit disebabkan
karena durasi bekerja yang tinggi hingga harus dirawat di rumah sakit,
74 atau kecelakaan kerja, misal seorang pekerja mengalami kecelakaan lalu lintas pada saat jam kerja, kecelakaan pada saat operasional kerja di outlet. Maka pihak manajemen CV. Kober Mili Jaya bertanggung jawab untuk membayarkan tagihan rumah sakit yang ditunjuk pihak manajemen secara penuh.”
7Dari keterangan tersebut terlihat bahwa pada dasarnya CV. Kober Mili Jaya cukup memiliki itikad baik dalam menangani kebutuhan kesejahteraan pekerjanya. Namun rupanya upaya tersebut juga memiliki kendala. Karena dana Development untuk pegawai yang dimaksud tersebut hanya menanggung sebagian kecil dari penyakit yang mungkin diderita pekerja dan tentu memiliki jumlah penanggungan yang relatif terbatas jika dibandingkan dengan program BPJS Kesehatan. Dalam pelaksanaan di lapangan pun tidak ada yang bisa berperan sebagai pengawas sekaligus penegak hukum yang menjamin hal tersebut benar- benar dilakukan. Karena dana development untuk pegawai tersebut bersifat internal yang tidak diatur dalam peraturan perundang-undangan sehingga tidak memiliki sanksi yang jelas dan tegas bilamana tidak dipenuhi oleh CV. Kober Mili Jaya.
Sehingga dari penelitian tersebut dapat diketahui apa saja hambatan dan upaya yang dilakukan CV. Kober Mili Jaya di Kota Malang dalam
7