• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PENCIPTAAN KARYA. untuk memaparkan penjelasan materi yang menjadi acuan dalam produksi karya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PENCIPTAAN KARYA. untuk memaparkan penjelasan materi yang menjadi acuan dalam produksi karya"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

7 BAB II

TINJAUAN PENCIPTAAN KARYA 2.1 Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka adalah sebuah rujukan untuk pembuatan karya yang dibuat untuk memaparkan penjelasan materi yang menjadi acuan dalam produksi karya film dokumenter. Penelitian ini mempunyai tinjauan pustaka yang bisa menjadi penyokong pembuatan laporan tugas akhir ini.

2.1.1 Film Sebagai Media Komunikasi Massa

Komunikasi massa adalah cara komunikasi yang berlangsung melewati pengiriman pesan dari sumber yang memiliki lembaga terhadap khalayak yang bersifat cenderung massal melewati alat mekanis seperti radio, surat kabar, televisi dan sebagainya (Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa, 2007).

Komunikasi massa sejatinya ialah komunikasi yang memanfaatkan media massa, dengan media cetak atau elektronik.

Media cetak merupakan media yang memiliki pesan-pesan visual dan bersifat statis. Media cetak membuat ucapan orang lain menjadi suatu rekan jejak yang dilakukan para jurnalis lalu diganti dengan wujut visual, foto, perkataan, dll. Media cetak yang dibuat menyerupai buku, majalah, dll (Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa, 2007).

Media elektronik ialah bagian dari media massa yang mana memakai peralatan masakini (Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa, 2007). Media elektronik sangat bisa mengajak penonton dengan menyuguhkan sajian lengkap dikarenakan semua yang disiarkan tak dapat disiarkan kembali. Media elektronik memiliki sifat demokratis dengan seluruh masyarakat, tidak hanya

(2)

8

kalangan-kalangan khusus belaka. Media massa mencakup dalam media elektronik ialah film, televisi, internet dan radio.

Menurut pemaparan diatas film merupakan bagian dari instrumen komunikasi yang sifatnya audio visual sebagai penyampaian isi cerita terhadap sekumpulan orang yang berada di suatu tempat tertentu (Effendy, 2002).

Makna film yang menjadi media komunikasi massa bisa berupa pendidikan, hiburan, informasi dan sosialisasi.

2.1.2 Film Dokumenter

Film dokumenter ialah suatu karya film atau video dengan berisikan peristiwa asli atau realita. Tidak hanya berisikan realita, film dokumenter juga berisi pandangan pengkarya. Film dokumenter biasanya menyuguhkan beberapa isu yang berkaitan meliputi kehidupan manusia antaralain isu budaya, politik, sosial, seni hingga isu kemanusiaan bisa dimuat dalam film dokumenter.

Menurut (Hermansyah, 2016) film dokumenter merupakan suatu film yang memakai pengambilan gambar dan suara dengan aktual dan faktual. karya dokumenter mempunyai ideologi dan misi makanya kadang kala dikaitkan dengan jurnalistik, tetapi yang menjadi pembeda film dokumenter dengan audio visual lainnya ialah storytelling yang disuguhkan. Dari pengertian tersebut dapat dikatakan film dokumenter lebih mengutamakan bagaimana narasi dalam film sehingga dapat ditrima oleh khalayak. Cerita pada film dokumenter diharuskan sama seperti kejadian sebenarnya tanpa menambah atau merubah cerita.

(3)

9

Menurut (Ayawaila, 2008) dokumenter memiliki empat ciri-ciri yang menjelaskan bahwasannya film dokumenter merupakan film non-fiksi.

a. Setiap babak pada film dokumenter adalah rangkuman peristiwa realita, tidak berupa karangan seperti pada di film fiksi. jika dalam film fiksi latarnya disusun seperti keinginan dalam cerita, seting waktu juga disusun sesuai cerita, namun dalam film dokumenter lokasi musti otentik dan asli sama seperti kondisi dan situasi sebenarnya atau realita.

b. Yang disajikan dalam film dokumenter harus sesuai dengan kejadian asli, tetapi pada film fiksi makna narasi bersumber dari pemikiran pengkarya. dalam film dokumenter mempunyai pemikiran kreatif, makanya di film fiksi mempunyai kreatifitas lebih.

c. Sebagai suatu film non fiksi, sutradara pada pembuatan film dokumenter melaksanankan riset dalam sebuah peristiwa asli, kemudian mengambil rekaman gambar seperti kejadian sebenarnya.

d. jika alur cerita pada film fiksi terpacu pada plot atau alur cerita, sehingga pada film dokumeter berfokus lebih kepada keaslian kisah juga kreatifitas penjelasan cerita itu sendiri. Dikarenakan bekembangnya waktu, film dokumenter pun terus terjadi perubahan. Dalam model serta model penyampaian sebanding pada tema serta ide film dokumenter itu sendiri.

Kebanyakan oaring-orang menggolongkan film dokumenter itu dengan sejumlah jenis model berdasarkan atas pendekatan filmnya.

2.1.3 Realitas Dalam Film Dokumenter

Realitas film dokumentar, semua bermula dari realita. Itulah hakikat dari film dokumenter. Dokumenter bukan rekaan, khayalan, imajinasi, atau fiksi.

(4)

10

Hakikat ini yang membedakan film dokumenter dengan film-film fiksi (Halim, 2017) Bill Nichols mendefinisikan dokumenter sebagai upaya menceritakan kembali sebuah kejadian atau realitas, menggunakan fakta dan data. Saya menggarisbawahi satu kata kunci penting dari batasan ini, yakni “realitas”.

Artinya, pembahasan tentang dokumenter sama artinya dengan pembahasan tentang realitas. Dalam konteks ini, ia sangat bersentuhan dengan persoalan fakta atau data sebagai materi atau kandungan realitas (Halim, 2017).

John Grierson memaparkan bahwa film dokumenter adalah penggunaan cara-cara kreatif dalam menampilkan kejadian atau realitas, seperti halnya film fiksi alur cerita dan elemen dramatik menjadi hal yang penting; begitu pula dengan bahasa gambar. Pada bagian ini, sudah terlihat adanya perlakuan terhadap realitas yang menjadi kata kunci batasan dokumenter di atas, yang diperlakukan tak ubahnya seperti karya – karya kreatif lain, dengan penekanan bahasa gambar. Catatan terpenting disini adalah bahasa gambar sebagai mindset yang harus dimiliki oleh pembuat film dokumenter (Halim, 2017).

2.1.4 Dokumenter Expository

Pada tipe dokumenter expository menyajikan suatu narasi yang digabungkan dengan rangkaian visual yang tujuannya supaya lebih informatif dan deskriptif (Hermansyah K. , 2016). Pada film dokumenter expository pemirsa diarahkan agar melihat bagaimana sajian-sajian gambar yang diperlihatkan sesuai pada narasi yang dideskripsikan narasumber dengan jelas.

Pemakaian narasi dalam model ini tidak hanya menguatkan secara visual tetapi juga secara penjelasan informasi yang tidak bisa divisualkan oleh shot-shot yang disajikan.

(5)

11 2.1.5 Aspek Penyutradaraan Dalam Film

pengertian sutradara adalah seorang kreator yang menciptakan karya yang berbentuk film. Sutradara ialah pengarang film yang berperan seperti nakhoda yang mengarahkan suatu pekerja kreatif sehingga mendapatkan target yang di inginkan. Dalam bahasa Inggris sutradara disebut “Director” yang memiliki arti sama, yaitu pimpinan atau sutradara di dalam film.

Sutradara bertanggung jawab pada bagian kreatif produksi film, termasuk aspek penjelasan dan teknis. Dia memiliki status artistik tertinggi dan memimpin pembuatan film "bagaimana seharusnya disajikan" kepada penikmatnya. Tidak hanya memberi arahan di hadapan kamera, mengarahkan performance dan percakapan, sutradara juga mengatur tataletak dan pergerakan

kamera, sound, lighting, danjuga apa saja yang berhubungan dengan film.

Ketika menjalankan tugasnya, sutradara bekerja bersama kru film maupun aktor dalam film, termasuk pengarah fotografi, penata kamera, penata kostum, dll. Tidak hanya itu, dia juga terlibat pada proses pembuatan film dimulai ketika pra-produksi, produksi sampai pasca.

Sutradara tak haya musti memahami cinematografi dan lighting, tetapi musti juga bisa membawa penonton, malahan musti bisa interaksi langsung dengan para aktor, supaya efek filmnya bisa semaksimal mungkin (Fahrullah, 2018). Menurut Hermawan dalam (Syafei, 2018) sutradara merupakan pembuat film yang bertanggung jawab untuk mengendalikan berbagai karya dalam pembuatan film, termasuk penjelasan dan teknis. Selain mengatur penampilan dan dialog para actor, ia juga menentukan penata suara, lokasi

(6)

12

kamera, pencahayaan dan semua aspek yang mempengaruhi keseluruhan pembuatan film.

2.1.5.1 Tugas sutradara

Sutradara profesional selalu melihat kembali semua bagian film yang diproduksi dan disajiakan dengan kreatif. Dia memaparkan skrip, melatih pemain, berkolaborasi dengan seni, dsb. Posisi sutrada dalam proses produksi film biasanya sangat rumit. Ia dianggap sebagi pemimpin dengan kemampuan memerintah. Dari pandangan ini, film ditentukan oleh naska, fotografi, kinerja, dan editing.

Tugas sutradara dalam pembuatan film mereka sangat pilih-pilih dalam keindahan gambar. Pada saat yang sama, beberapa sutradara mengatakan bahwasannya seni sebuah film terletak pada penyuntingan atau editing. Bagi mereka, semua proses berakhir dalam pengeditan. Sutradara lain memprioritaskan seluruh unsur cerita dan aktor. Selain itu tugas seorang sutradara menerjemahkan suatu adegan dalam cerita dengan bentuk video dan suara. Secara umumsetiap pembuatan film sering dibagi menjadi tiga tahap antaralain pro-produksi, produksi dan paska.

Sutradara harus mengetahui tentang tahapan praproduksi dan pasca produksi. Memahami mengenai pra-produksi bisa mengantisipasi sifat sembrono dan desakan yang berlebihan atas peralatan dan sesuatu bahan pendukung pembuatan film yang notabene adalah pekerjaan kru praproduksi. Contohnya, sutradara tak boleh meminta disiapkan aktor dengan honor mahal jika dia mengerti jika bidang keuangan tidak memberikan angaran berlebih untuk membayar aktor. Mengerti soal

(7)

13

pascaproduksi bisa mengantisipasi sutradara mengarahka mengambil visual menggunakan rancangan atau sudut gambar yang pengeditannya tak mungkin dibuat sama editor.

Sutradara musti memiliki kedudukan berbeda dari unsur produksi.

sutradara, mengecek seluruh aspek kegiatan kreatif. Gambaran artistiknya akan membuat pemeran-pemeran film secara keseluruhan. tugas utama pekerjaan sutradara dalam produksi film memang harus mendorongnya agar memberikan fokusnya langsung pada keseluruhan film, karena sutradara mempunyai peran dan tugas berat dalam suatu pembuatan film.

Di lokasi sosok sutradara bertugas menjadi kreator, inspirator, dan bahkan manager untuk kru produksi dan semua aktornya. Tugas yang demikian besar ini mewajibkan sutradara mengerti benar tentang rancangan ceritanya, mengerti suasana sekitar hingga sifat-sifat para kru produksinya, dan juga harus mengerti gimana membangun interaksi yang baikdengan seluruh kru produksi. Sebagai sutradara profesional musti menguasai gagasan atau ide-ide cemerlang dengan semua kepala produksi. Mereka diharuskan saling tukar pikiran. karena setiap kepala produksi pastilah mempunyai kemampuan khusus. Sehingga ide-ide kreatif dari setiap ahli itu akan sangat menolong dalam terciptanya film yang bagus. Di suatu pembuatan film, sutradara musti memiliki ikatan komunikasi terhadap seluruh jajaran kru, seperti:

 Sutradara terhadap DOP

DOP atau Director of Photography merupakan seorang penggiat seni yang menggambar melalui cahaya. Dia musti tak asing mengenai

(8)

14

konfigurasi dan macam-macam pergerakan kamera dan selalu ditugaskan dalam memecahkan permasalahan teknis yang terjadi ketika pengambiran shot adegan film. Pekerjaan DOP begitu erat dengan sutradara dalam

mengatur aspek pencahayaan dan pergerakan kamera saat perekaman gambar. DOP memiliki peran besar atas apa aja yang berhubungan dengan pencahayaan film, komposisi, kecerahan, kebersihan, dll. DOP juga membuat jiwa dan rasa dalam gambar melalui cahaya. Sutradara dan DOP harus selalu berdiskusi mengenai sudut kamera, pencahayaan, blocking, komposisi, warna dan movement kamera.

 Sutradara terhadap Artistik (Set, Property, Wardrobe, Make-Up, Musik, lighting).

Sutradara musti selaluberdiskusi bersama jajaran Chip (kepala divisi) artistik memiliki kru make-up, musik, lighting, set, properti, dan wardrobe.

Tujuannya supaya rancangan dan apa yang di inginkan sutrdara bisa di aplikasikan dengan unsur-unsur itu.

 Sutradara Terhadap Aktor

Sutradara memberi arahan, latihan, dan informasi untuk aktor ketika berperan agar sesuai dengan naskah yang sudah dituliskan. Latihan dapat memberi acuan dalam expresi, intonasi, pendalaman karakter, dialog dan pergerakan aktor.

 Sutradara Terhadap Editor

Editor memiliki peran penting ketika masuk dalam pasca produksi.

Seorang editor memiliki tanggung jawab bertugas memadukan seluruh

(9)

15

visual dan mengurutkan sesuai dengan alur dalam naskah dengan dampingan sutradara.

2.1.5.2 Rumus 5-C

Sebelum sutradara memberi arahan kepada seluruh pemeran pada suatu pembuatan film, sebaiknya sutradara mempunyai kemistri dengan Rumus 5 –C, antaralain continuity (persambungan gambar-gambar), cutting (pergantian gambar), composition (komposisi), camera angle (sudut pengambilan kamera) dan close up (pengambilan jarak dekat). Lima elemen tersebut musti diberi perhatian lebih kepada sutradara karena terkait pada kerjanya di lokasi.

 Close Up

Sudut tersebut dimaknai dengan perekaman gambar jarak dekat.

Sebelum pembuatan (syuting di lapangan) sutradara musti memahami dulu naskah critanya, setelah itu dijabarkan melalui shoot list atau penjelasan detail tentang shot-shot yang musti diambil sama Cameraman. Pada shot close up, sutradara musti benar-benar melihat, apalagi tentang expresi

pemeran. Tanda-tandanya dan kegelisahan biasanya selalu musti diperlihatkan melalui shot close up.

 Camera Angle

Elemen tersebut begitu berpengaruh guna menunjukkan transisi yang musti diaplikasikan pada tiap adegan. Kalau elemen tersebut tidak diperhatikan bisa digambarkan yang muncul ditiap visual akan begitu- begitu saja lalu terlihat boring karena pengambilan gambar yang jadi kompisisi utama dan musti diperhatikan lebih. Dalam film-film opera sabun

(10)

16

kadang kala memiliki tugas antara perekam visual yang close up dan long shot buat diproses ketika saat masuk pengeditan vidio. Beragam

pengambilan sudut kamera bisa membuat nuansa film terlihat bagus.

 Composition

Elemen tersebut memiliki peran penting ketika menentukan tatanan visual dan isinya agar tercapai keselarasan pada gambar. composition

adalah elemen yang bisa membuat arti keelokan pada sebuah film. Sudut pandang penikmat selalu musti diarahkan dengan tatanan visual yang bagus.

ketika elemen ini tidak diperhatian, tidak usah berharap penikmat akan memberi pendapat bagus tentang film yang telah dilihatnya.

 Cutting

Dimaknai dengan perpindahan visual satu ke visual lain. Cutting juga masuk pada elemen visualisasi yang terkait kepada alur cerita untuk mengurutkan alurnya. Sutradara wajib bisa menggali pemikirannya saat shoting. Fantasi pemikiran yang bisa menentukan potongan gambar adegan

ketika masuk tahap editing dengan melihat tayangan di layar preview.

 Continuity

Elemen akhir yang musti dipahami oleh sutradara ialah continuity atau kesinambungan pada gambar. Sedari awal, sutradara mampu memvisualkan adegan dari satu adegan ke adegan berikutnya. Elemen tersebut memang memiliki keterkaitan dalam alur sebuah naskah film.

2.1.5.3 Unsur Visual

Kemudian tetap pada tahapan preparation penyutradaraan, sosok sutradara musti paham unsur visual (visual element) dimana sangat penting

(11)

17

ketika memberi arahan kepada crew. Visual memiliki enam elemen antara lain, hubungan pandang (eye contact), ekspresi wajah (facial expression), tindakan/perbuatan tertentu (purpose action), perpindahan tempat (movement), gerakan anggota badan untuk memperjelas (gesture) dan sikap pose (posture).

 Hubungan Pandang

Hubungan pandang memiliki arti yang bisa dikaitkan dengan psikologis dari pemirsa dan yg dilihat pemirsa. Buat menghasilkan shotnya, umumnya pengarah adegan sering menyampaikan masukan untuk para pemeran film untuk menjadikan kamera sebagai penglihatan pemirsanya.

Dengan metode ini, umumnya gaya pandangan ini bisa dicapai. dengan kamera yang di ibaratkan sebagai pandangan pemirsa, maka pemeran musti ekting sesempurna mungkin buat mengkomunikasikan kepada pemirsa melalui lensa kamera.

 Ekspresi Wajah

Hal tersebut suka memiliki kaitan dengan ekspresi pendalaman dari naskah. Paras ialah gambaran dari jiwa seseorang. Rancangan ini yang sangat mendasar maka musti diberi perhatian lebih bagi sutradara. Terutama buat aliran film drama, bagian aktualisasi diri paras memiliki peranan utama. Shot-shot close up yang baik serta tepat dapat menjadi wakil apa yang dirasakan oleh pemeran dalam suatu film. Seperti yang disajikan pada perfilman India. Ketika seseorang sedang jatuh cinta size gambarnya big close up dan gantian antara laki-laki serta perempuan. tetapi sutradara musti

(12)

18

melihat penempatan bambarnya agar terlihat bagus. Jikalau tak bagus maka komunikasi dari film itu akan gagal.

 Tindakan Tertentu

Unsur ini sangat berkaitan dengan casting yg diberi kepada pemeran.

Casting ini berarti sebagai peranan yang dilakonkan pemeran film pada tokoh karakter pemeran yang ada pada naskah film. Selain casting ada juga yang bernama cameo, yaitu peranan pemain dalam suatu film tetapi menjadi diri sendiri (tidak menjadi orang lain) pada suatu casting, pemeran film wajib diberi arahan oleh pengarah adegan supaya melakukan tindakan sesuai yang digambarkan scenario.

 Perpindahan Tempat

Sutradara harus teliti dalam mengatur setiap perpindahan pemeran pendukung. Perpindahan pemeran tersebut untuk mengikuti shooting script yang telah ditulis oleh pengarang adegan. Pada hal ini, pengarah adegan musti bisa mengarahkan tokoh melakukan perpindahan dengan wajar agar tidak terkesan dibuat-buat. Makadari itu, pengarah adegan musti mempunyai keahlian penyutradaraan.

 Gerakan Anggota Badan

Seperti yang ada pada skenario, pemeran cerita musti menggerakan badannya sesuai denga apa yang tertulis pada skenario. Tetapi, gerakan yang mereka perankan musti benar-benar kontekstual. Maksutnya, musti benar-benar singkron dengan pergerakan anggota tubuh sebelumnya.

Contohnya, sehabis pemeran mengambil botol minum maka pemeran itu

(13)

19

musti mengembalikan botolnya ditempat semula. Jangan sampai ada gerakan badan yang berbeda sehingga terlihat janggal pada filmnya.

 Sikap/Pose

Yang terakhir yang musti diperhatikan sutradara adalah sikap/pose (posture) pemerannya. Hal ini begitu penting keterkaitannya denga napa yang ditampilkan pemeran di hadapan kamera. Mengacu pada naskah yang ada, sutradara musti wajib memperhatikan posture pemerannya agar terlihat wajar dan memenuhi kaidah-kaidah dramaturki. terutama untuk pemeran pemula yang cenderung masih asing ketika berada di depan kamera.

Jika memahami Rumus 5-C dan unsur visual dengan baik, dipastikan seorang sutradara mampu menciptakan film yang menarik untuk dinikmati dan memunculkan suasana komunikatif kepada audiens.

2.1.5.4 Kriteria Sutradara

 Memiliki pengetahuan mengenai ilmu-ilmu artistik, fotografi dan pencahayaan dll.

 mempunyai koneksi yang luas, dari koneksi dengan produser hingga dengan driver.

 Bisa memvisualkan cerita dan mendesain pengadeganan serta pengetahuan

yang luas

 Memiliki jiwa artistik dan kreatif.

 Memiliki jiwa pemimpin, sikap tegas dan bisa mengambil keputusan dengan cepat dan mampu menyelesaikan masalah.

 Musti memiliki sikap manager, bisa berkomunikasi dengan baik serta mendirect seluruh kru supaya mendapatkan target yang di inginkan.

(14)

20

Mengkoordinir seluruh aspek yang dimulai dari mengarang skenario, pemeran, pemegang kamera, desainer, editor dsb.

 Mempunyai komitmen yg bagus tetapi gampang menerima kritik dan saran.

Melalui penjelasan di atas, metode termudah dalam menjadi sutradara ialah:

Ambilah kameramu, rekam gambar dan mulailah membuat cerita!

2.2 Review Film Ibu Bumi

Gambar 2.1 Film Ibu Bumi

Ibu Bumi adalah film dokumenter Indonesia yang mengangkat isu lingkungan. Film ini meperlihatkan gerakan generasi muda petani di kabupaten Pati untuk melawan pabrik semen dan pertambangan batu kapur di pegunungan kendeng. Rilis pada 25 juli 2020 dan berdurasi 23 menit, Film ini adalah karya dari Sedap Films yang bekerja sama dengan Publish What You Pay (PWYP) Indonesia yang didukung oleh LBH Semarang dan Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JMPPK) dan disutradari oleh Chairun Nissa lalu diproduseri oleh Winni

(15)

21

Angraeni film ini telah menyabet gelar sebagai film dokumenter terbaik FFI 2020 (Festival Film Indonesia 2020).

Pada awal babak film ini mengenalkan pemuda desa yang berprofesi sebagai petani. Bagi dia petani sudah seperti sekolah karena dari bertani dia bisa mendapatkan pelajaran hidup. Karena adanya pabrik semen yang mau dibangun pemuda itu mulai resah karena dia takut jika akan banyak terjadi bencana dan kekurangan air untuk sawahnya.

Di babak kedua film ini menggambarkan pemuda desa yang ingin membuat sebuah video clip lagu yang isinya adalah penolakan tambang dan babrik semen.

Melalui lagu dan video clip ini pemuda kendeng ingin meluapkan keresahannya kepada masyarakat luas tentang exploitasi gunung kendeng yang dilakukan oleh pabrik semen.

Di babak ketiga sekaligus menjadi babak terakhir film ini menceritakan tentang proses pembuatan video clip dan dari situ kita diperlihatkan betapa luasnya pertambangan batu kapur dan juga pabrik semen yang ada di pegunungan kendeng.

Lalu di akhir film kita dipertontonkan dampak-dampak yang diakibatkan oleh pabrik semen dan juga diperlihatkan video clip dari band kendeng squad yang berjudul “berani bertani”.

Melalui film ini pengkarya menjadikan film Ibu Bumi sabagai referensi dari pembuatan film dokumenter Caterpillar karena memiliki isu yang sama, yaitu antara petani dan juga pabrik semen.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Gambar 2 terlihat bahwa persentase miskonsepsi tertinggi level 1 berada pada indikator ke 9 yaitu mendeskripsikan hubungan antar komponen ekosistem sebanyak

Dalam penciptaan karya film dokumenter ini terdapat 3 tahapan atau proses yang dilakukan oleh pengkarya, yaitu: tahap prapoduksi persiapan pengkarya sebelum

Sinematografer (seorang pengambil gambar dalam film) tidak hanya merekam setiap adegan melainkan juga mengatur dan mengontrol setiap adegan yang diambil. Dalam buku

Promosi didefinisikan sebagai keseluruhan upaya yang dimulai pihak penjual untuk membangun berbagai saluran informasi dan persuasi untuk menjual barang atau jasa dengan

 Aplikasi kamuflase buatan yang berupa daun kelapa dapat diterapkan untuk menggantikan cara/metode penyamaran bubu karang yang selama ini merusak, yaitu dengan

Pemimpin yang humanis dapat membangun hubungan yang baik antara sesama rekan kerja, atasan dan bawahan, sehingga kondisi ini diharapkan akan membangun budaya oraganisasi,

Syahrudin,

Adapun hasil penelitian ini adalah : (1) Kualitas Jasa (kehandalan, daya tanggap, jaminan, empati, dan bukti fisik) memiliki pengaruh positif dan signifikan pada