• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI ANALISIS PENGARUH PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA OLEH ERSA SABILA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI ANALISIS PENGARUH PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA OLEH ERSA SABILA"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI

INDONESIA

OLEH

ERSA SABILA 150523017

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2019

(2)
(3)
(4)

Saya yang bertandatangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Pengaruh Perkembangan Teknologi Informasi Dan Komunikasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan Skripsi Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan pedoman karya ilmiah. Apabila dikemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh pihak Universitas Sumatera Utara.

Medan, Juli 2019 Penulis,

Ersa Sabila 150523017

(5)

i ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA

Penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar pengaruh investasi dan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (dummy) baik secara parsial maupun simultan terhadap pertumbuhan ekonomi (PDB) di Indonesia.

Jenis Penelitian yang digunakan adalah Deskriptif kuantitatif. Yaitu penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah negara Indonesia. Sampel investasi yang dipilih berdasarkan tahun masuk sinyal 3G dan 4G selama tahun 1990-2016 sebanyak 27 tahun. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data sekunder yang berupa data time series pada 1990-2016.

Dari hasil penelitian secara simultan menggunakan uji F menunjukkan bahwa investasi dan dummy berpengaruh positif dan signifikan terhadap PDB dengan tingkat signifikansi 5%. Secara parsial menggunakan uji T menunjukkan bahwa investasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap PDB dengan tingkat signifikansi 5%. Dummy 1 berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap PDB dengan tingkat signifikansi 5%. Dummy 2 berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap PDB dengan tingkat signifikansi 5%.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel investasi dan dummy berpengaruh secara simultan maupun parsial terhadap PDB di Indonesia pada tahun 1990 sampai dengan 2016. Penelitian ini menggunakan analisis ekonometrika metode OLS (Ordinary Least Square). Data penelitian ini adalah data investasi, perkembangan teknologi dengan menggunakan variabel dummy dan PDB di Indonesia pada tahun 1990 sampai dengan 2016.

Dari hasil penelitian secara simultan menggunakan uji F menunjukkan bahwa investasi dan dummy berpengaruh positif dan signifikan terhadap PDB dengan tingkat signifikansi 5%. Secara parsial menggunakan uji T menunjukkan bahwa investasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap PDB dengan tingkat signifikansi 5%. Dummy 1 berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap PDB dengan tingkat signifikansi 5%. Dummy 2 berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap PDB dengan tingkat signifikansi 5%.

Kata Kunci: Investasi, Dummy, PDB.

(6)

ii

This research is to determine how much influence operating expenses to investation and the information technology and communication development (dummy) either partially or simultaneously on Indonesia economy growth (GDP).

Research type used is quantitative descriptive. That is a descriptive study with a quantitative approach. The population used in this study is Indonesia.

Investation samples is chosen that year of come signal 3G and 4G in 1990-2016 is 27 years. The data collection is done by using secondary data such as time series data in 1990-2016.

The simultaneously research result using F test is showing that investment and dummy have positive affection and significant to GDP with the significance level 5%. The partially using the T test is showing that investment have negative affection and significant to GDP with the significance level 5%. Dummy 1 have positive affection and non significant to GDP with the significance level 5%.

Dummy 2 have negative affection and non significant to GDP with the significance level 5%.

This research aim to know whether investment variable and dummy has affection simultaneously or partically to Indonesia GDP in 1990 till 2016. This research is using economethric analyse OLS (Ordinary Least Square) method.

The data research is investment, technology development data with dummy variable and Indonesian GDP in 1990 till 2016.

The simultaneously research result using F test is showing that investment and dummy have positive affection and significant to GDP with the significance level 5%. The partially using the T test is showing that investment have negative affection and significant to GDP with the significance level 5%. Dummy 1 have positive affection and non significant to GDP with the significance level 5%.

Dummy 2 have negative affection and non significant to GDP with the significance level 5%.

Keyword: Investation, Dummy, GDP.

(7)

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji dan syukur bagi Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya yang selalu menyertai penulis dalam menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Perkembangan Teknologi Informasi Dan Komunikasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia”. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, teristimewa kepada kedua orangtua Ayahanda H.

Suryadi dan Ibunda Hj. Ila yang senantiasa memberikan semangat dan dukungan selama proses perkuliahan dan pengerjaan skripsi ini.

Dalam kesempatan ini penulis juga mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah membantu penulis, yaitu :

1. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE, MS., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Coki Ahmad Syahwier, MP., selaku ketua Program Studi S-1 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Inggrita Gusti Sari Nasution, SE, M.Si., selaku Sekretaris Program Studi S-1 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec., sebagai dosen pembimbing yang telah bersedia membimbing dan meluangkan waktunya serta memberi masukan dari awal hingga selesainya skripsi ini.

5. Bapak Syarief Fauzie, SE, M.Ak, Ak, CA, selaku dosen penguji I dan Bapak Walad Altsani HR, SE, M.Ec, selaku dosen penguji II yang telah memberikan masukan untuk perbaikan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen Pengajar Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

7. Seluruh Staf Adminitrasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara, khususnya Program Studi Ekonomi Pembangunan.

Saya menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis bersedia menerima kritikan, saran dan masukan dari semua pihak. Akhir kata, saya berharap Allah SWT berkenan membalas kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi pihak yang memerlukannya.

Medan, Juli 2019 Penulis

Ersa Sabila NIM : 150523017

(8)

iv

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perkembangan Teknologi Informasi Dan Komunikasi . 9

2.1.1 Generasi 0 (0G) ... 10

2.1.2 Generasi Pertama (1G) ... 11

2.1.3 Generasi Kedua (2G) ... 11

2.1.3.1 Generasi 2.5G ... 12

2.1.3.2 Generasi 2.75G ... 13

2.1.4 Generasi Ketiga (3G) ... 13

2.1.4.1 Generasi 3.5G ... 13

2.1.4.2 Generasi 3.75G ... 14

2.1.5 Generasi Keempat (4G)... 14

2.1.5.1 Generasi 4.5G ... 15

2.1.6 Generasi 5G ... 16

2.2 Pertumbuhan Ekonomi ... 17

2.2.1 Teknologi Informasi dan Pertumbuhan Ekonomi 22 2.2.2 Produk Domestik Bruto (PDB) dan Pertumbuhan Ekonomi ... 24

2.2.3 Investasi dan Pertumbuhan Ekonomi ... 26

2.3 Penelitian Terdahulu ... 31

2.4 Kerangka Konseptual ... 32

2.5 Hipotesis ... 33

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian dan Sumber Data ... 35

3.2 Batasan Operasional ... 35

3.3 Defenisi Operasional ... 36

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 37

3.5 Metode Analisis Data ... 37

3.5.1 Data Time Series ... 39

(9)

v

3.6 Uji Asumsi Klasik ... 40

3.7 Pengujian Hipotesis ... 41

3.7.1 Koefisien R Square (R2) ... 42

3.7.2 Uji Parsial (Uji T) ... 42

3.7.3 Uji Simultan (Uji F) ... 42

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ... 45

4.2 Analisis Deskriptif Statistik ... 45

4.2.1 Variabel Produk Domestik Bruto... 47

4.2.2 Variabel Investasi ... 47

4.2.3 Variabel Dummy 1 ... 48

4.2.4 Variabel Dummy 2 ... 48

4.3 Uji Asumsi Klasik ... 48

4.3.1 Uji Normalitas ... 49

4.3.2 Uji Multikolinearitas ... 49

4.3.3 Uji Autokorelasi ... 50

4.4 Hasil Pengujian Hipotesis ... 51

4.4.1 Hasil Koefisien Determinasi (R2) ... 51

4.4.2 Hasil Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji T) ... 51

4.4.3 Hasil Uji Hipotesis Secara Simultan (Uji F) .... 52

4.5 Pembahasan ... 53

4.5.1 Pengaruh Investasi Terhadap PDB ... 53

4.5.2 Pengaruh Dummy 1 Terhadap PDB ... 54

4.5.3 Pengaruh Dummy 2 Terhadap PDB ... 54

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 56

5.2 Saran ... 56 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(10)

vi

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1 Penelitian Terdahulu ... 31

4.1 Analisis Deskriptif Statistik ... 46

4.2 Uji Multikolinearitas ... 50

4.3 Uji Autokolerasi ... 50

4.4 Koefisien Determinasi (R-squared) ... 51

4.5 Uji T ... 51

4.6 Uji F ... 52

(11)

vii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual... 34 4.1 Uji Normalitas ... 49

(12)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul

1 Data Variabel

2 Analisis Deksriptif Statistik

3 Hasil Koefisien Determinasi (R-Squared)

4 Uji Autokorelasi

5 Uji Normalitas

6 Uji Multikolinearitas

(13)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu negara dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode berikutnya. Dari suatu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara untuk menghasilkan barang atau jasa akan meningkat yang disebabkan oleh faktor-faktor produksi yang selalu mengalami pertambahan dalam jumlah dan kualitasnya.

Menurut Sukirno (2004) dalam analisis makro, tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh suatu negara diukur dari perkembangan pendapatan nasional riil yang dicapai suatu negara. Teori pertumbuhan ekonomi Neo Klasik menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi bergantung pada perkembangan faktor- faktor produksi seperti modal, tenaga kerja dan teknologi.

Kemajuan teknologi telah dirasakan secara langsung dan dapat memberikan banyak kemudahan serta kenyamanan bagi masyarakat. Salah satu dampak pada perkembangan media komunikasi dan informasi dapat dirasakan pada kegiatan ekonomi. Kemajuan teknologi informasi akan meningkatkan kemampuan produktivitas untuk menghasilkan barang dan jasa. Investasi yang berlangsung secara besar-besaran akan semakin meningkatkan penyerapan tenaga kerja.

Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif dan memberikan banyak kemudahan bagi kehidupan manusia. Berkat teknologi

(14)

informasi yang berkembang, kemudahan dalam kegiatan ekonomi sangat dirasakan. Seperti adanya teknologi jaringan, dimana awal munculnya teknologi ini menggunakan jaringan gelombang radio khusus yang dipasang pada mobil dan truk dengan jangkauan jaringan yang terbatas.

Teknologi jaringan permulaan tersebut dikenal dengan sebutan 0G atau pra seluler yang hanya bisa melayani komunikasi suara saja dan merupakan teknologi awal komunikasi bergerak (mobile) yang digunakan. Jumlah pelanggan dan jangkauan jaringannya juga masih sangat sederhana dan terbatas. Tidak didukung dengan komunikasi data sehingga generasi 0G tidak dapat bertahan lama.

Oleh karena itu adanya pembaharuan teknologi informasi sangat diperlukan untuk dapat menyempurnakan kekurangan dari generasi awal tersebut.

Maka dibuatlah kelanjutan dari generasi awal tersebut yang diberi nama generasi pertama (1G), generasi kedua (2G), generasi ketiga (3G), generasi keempat (4G), dan generasi kelima (5G) yang masih dalam proses.

Berikut merupakan akibat adanya perkembangan teknologi yang berdampak positif terhadap kegiatan ekonomi, diantaranya adalah :

1. Pertumbuhan ekonomi semakin tinggi

Perkembangan teknologi bermanfaat bagi pertumbuhan ekonomi pribadi maupun negara. Karena semakin sedikit orang yang mengalami kesulitan ekonomi dan akan meringankan beban negara.

(15)

3

2. Terjadinya industrialisasi

Banyak yang berpindah pekerjaan atau beralih mencari penghasilan, misalnya dari yang petani atau peternak ke perindustrian. Walaupun memang hal ini dapat meyebabkan hal positif dan negatif.

3. Produktivitas dunia industri semakin meningkat

Dengan adanya perkembangan teknologi yang berdampak pada kegiatan ekonomi dan industri tentunya bermanfaat bagi produktivitas, baik secara individu maupun secara kelompok. Tentunya hal ini didasari dengan berkembanganya teknologi, maka dari itu manfaatkan teknologi untuk menambah produktivitas.

Perekonomian suatu negara tergantung dari sumber daya alam dan faktor produksi yang dimilikinya. Oleh karena itu besarnya perekonomian di suatu negara terbentuk dari berbagai macam aktivitas atau kegiatan ekonomi yang timbul di negara tersebut. Produk Domestik Bruto (PDB) dan investasi sebagai salah satu indikator yang berperan penting dalam mengukur keberhasilan pembangunan, juga dapat dijadikan suatu ukuran untuk menentukan arah pertumbuhan suatu negara di masa yang akan datang.

Pembangunan ekonomi daerah merupakan bagian internal dari pembangunan nasional yang dilaksanakan berdasarkan prinsip otonomi daerah dan pengaturan sumber daya yang memberikan kesempatan bagi peningkatan demokrasi dan kinerja daerah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat menuju masyarakat madani yang bebas akan kolusi, korupsi dan nepotisme.

(16)

Penyelenggaraan pemerintah daerah sebagai sub sistem negara dimaksudkan untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan pemerintahaan dan pelayanan masarakat. Sebagai daerah otonomi, kabupaten/kota bertindak sebagai motor, sedangkan pemerintah sebagai koordinator mempunyai kewenangan dan tanggung jawab menyelenggarakan kepentingan masyarakat berdasarkan prinsip-prinsip keterbukaan, partisipasi masyarakat dan bertanggung jawab akan masyarakat.

Pertumbuhan ekonomi merupakan perkembangan kegiatan perekonomian yang menyebabkan produksi barang dan jasa yang akan dipasarkan bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Pertambahan potensi memproduksi sering kali lebih besar dari pertambahan produksi yang sebenarnya. Dengan demikian perkembangan ekonomi menjadi lebih lambat dari potensinya.

Kegiatan penduduk dalam kehidupan sehari-hari juga memegang peranan yang cukup besar di negara yang sedang berkembang. Banyak negara maju atau negara berkembang yang saling berlomba dalam mengembangkan teknologi untuk lebih meningkatkan hasil dari output mereka agar perekonomian negara tersebut bisa terus meningkat dan mencapai hasil maksimum seperti yang diinginkan. Hal ini juga tidak akan tercapai tanpa adanya investasi untuk menambah modal produksi yang saling mendukung terhadap kemajuan teknologi tersebut.

Pembangunan ekonomi meliputi pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan dalam struktur kegiatan ekonomi. Dengan kata lain, ahli ekonomi bukan saja tertarik kepada masalah perkembangan pendapatan nasional, tetapi juga kepada modernisasi kegiatan ekonomi, misalnya mengubah sektor pertanian

(17)

5

yang tradisional, masalah mempercepat pertumbuhan ekonomi dan masalah pemerataan pembagian pendapatan (Sukirno, 2004).

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu sasaran dari kebijakan ekonomi suatu negara. Pertumbuhan ekonomi menunjukkan perkembangan GDP suatu negara (Samuelson, 1995). Sadono Sukirno (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian dalam jangka panjang.

Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Pertumbuhan ekonomi juga dapat digunakan sebagai salah satu indikator dalam melihat pembangunan ekonomi di suatu negara.

Pembangunan di Indonesia yang berlangsung secara menyeluruh dan berkesinambungan telah meningkatkan perekonomian masyarakat. Pencapaian hasil-hasil pembangunan yang sangat dirasakan masyarakat merupakan agregat pembangunan di Indonesia yang tidak terlepas dari usaha keras bersama-sama antara pemerintah dan masyarakat. Namun disisi lain berbagai kendala dalam memaksimalkan potensi sumber daya manusia dan sumber modal masih dihadapi oleh penentu kebijakan di tingkat nasional maupun provinsi.

Selama kurun waktu sepuluh tahun ini negara Indonesia mengalami pertumbuhan rata-rata hanya sebesar 5,48%. Rendahnya laju pertumbuhan ekonomi tahun 2018 ini juga sebagai dampak kenaikan harga bahan bakar minyak serta tidak stabilnya nilai tukar rupiah.

Pertumbuhan ekonomi dapat menerangkan atau mengukur prestasi dari perkembangan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi sangat erat kaitannya dengan

(18)

kesejahteraan masyarakat. Perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan apabila tingkat kegiatan ekonomi lebih tinggi dari yang dicapai sebelumnya.

Berbagai kebijakan yang diterapkan pemerintah selalu berusaha untuk mendorong terciptanya tingkat ekonomi seperti yang diinginkan. Nilai PDB dan modal investasi di Indonesia mengalami fluktuasi dan berada pada penurunan pertumbuhan ekonomi nasional. Sehingga masalah ini menarik untuk dikaji mengingat sumber daya alam dan prasarana penunjang relatif sama dibanding negara lain.

Dalam teori ekonomi makro, pendapatan regional bruto adalah penjumlahan dari berbagai variabel termasuk didalamnya adalah investasi. Ada beberapa hal yang sebenarnya berpengaruh dalam soal investasi ini. Investasi sendiri dipengaruhi oleh investasi asing dan domestik. Investasi yang terjadi di Indonesia terdiri dari investasi pemerintah dan investasi swasta yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri.

Selain investasi, teknologi informasi dan komunikasi juga merupakan suatu faktor yang mempengaruhi output suatu negara. Semakin baik teknologi informasi dan komunikasi yang ada pada suatu negara maka semakin baik pula pertumbuhan ekonomi di negara tersebut. Adanya masalah dalam perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang timbul disebabkan oleh pemerintah yang terkosentrasi pada daerah perkotaan saja dan masih belum merata pada daerah pedesaan. Jelas adanya dampak terhadap pertumbuhan ekonomi yang ditimbulkan apabila teknologi informasi dan komunikasi yang diterima masih belum memadai dan merata. Namun demikian masyarakat bebas dalam memilih

(19)

7

dan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi yang ada sehingga mereka mampu menggunakan teknologi informasi dan komunikasi dan mampu menghidupkan pertumbuhan ekonomi di daerah mereka.

Pertumbuhan PDB dan investasi merupakan tolak ukur yang erat kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi. Sehingga tidak terlepas dari peran pengeluaran pemerintah serta alokasi anggaran negara. Semakin besar pengeluaran daerah yang produktif maka semakin memperbesar tingkat perekonomian suatu daerah (Wibisono, 2003).

Berdasarkan uraian latar belakang diatas penulis ingin melihat bagaimana pengaruh adanya teknologi informasi dan komunikasi dalam merubah pertumbuhan ekonomi menjadi lebih baik dan mempermudah masyarakat Indonesia untuk memperluas bisnisnya, dengan mengangkat judul “ANALISIS PENGARUH PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN

KOMUNIKASI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI

INDONESIA”.

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang dapat ditarik sebagai dasar penelitian adalah :

1. Bagaimana pengaruh investasi terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia?

2. Bagaimana pengaruh perkembangan teknologi informasi dan komunikasi terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia?

(20)

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk menganalisis pengaruh investasi terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

2. Untuk menganalisis pengaruh perkembangan teknologi informasi dan komunikasi terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada : 1. Kalangan akademis

Diharapkan dapat memberikan pemahaman ilmiah lebih lanjut mengenai adanya pengaruh teknologi informasi terhadap pertumbuhan ekonomi dan bisa menjadi bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.

2. Kalangan investor

Penelitian ini digunakan oleh pelaku investor untuk melihat pengaruh perkembangan teknologi infomasi dan komunikasi terhadap pertumbuhan ekonomi agar menjadi bahan pertimbangan untuk berinvestasi.

3. Penulis

Dapat menambah wawasan dan pola pikir penulis dalam memahami pengaruh perkembangan teknologi informasi dan komunikasi terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

(21)

9 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi

Teknologi merupakan suatu bentuk proses yang meningkatkan nilai tambah. Proses yang berjalan tersebut dapat digunakan atau menghasilkan produk tertentu, dimana produk yang dihasilkan tidak terpisah dari produk lain yang sudah ada. Lebih lanjut disebutkan pula bahwa teknologi merupakan suatu bagian dari sebuah integral yang terdapat di dalam suatu sistem tertentu, Miarso (2007).

Pada tahun 1937 muncul pendapat tentang pengertian teknologi yang dicetuskan oleh seorang sosiolog yang berasal dari Amerika, bernama Read Bain.

Bain (1937) mengatakan bahwa teknologi pada dasarnya meliputi semua alat, mesin, perkakas, senjata, perumahan, pakaian, komunikasi, dan keterampilan dimana hal ini memungkinkan manusia dapat menghasilkan semua itu. Dengan kata lain, teknologi merupakan segala sesuatu yang bisa diciptakan dan juga dibuat oleh seorang atau sekelompok manusia yang kemudian bisa memberikan nilai dan manfaat bagi sesama.

Teknologi komunikasi dianggap mencakup pengertian yang luas, termasuk sistem, saluran, perangkat lunak dari komunikasi modern. Sedangkan teknologi informasi merupakan bagian dari pengertian teknologi komunikasi. Teknologi informasi adalah ilmu yang diperlukan untuk mengelola informasi agar informasi tersebut dapat dicari dengan mudah dan akurat. Informasi dapat dikatakan sebagai data yang telah diolah. Data atau informasi tersebut dapat berupa tulisan, suara, gambar, video, dan sebagainya.

(22)

Meningkatnya kebutuhan teknologi informasi yang diiringi dengan perkembangan jenis layanan komunikasi, mendorong lahirnya evolusi teknologi informasi dan komunikasi. Evolusi teknologi informasi dan komunikasi dimulai dari generasi nol (0G) hingga generasi kelima (5G) yang akan segera diimplementasikan pada tahun 2020. Disamping sejumlah keunggulan yang menjanjikan, kemajuan teknologi informasi juga akan menghadapi sejumlah tantangan.

Teknologi informasi dan komunikasi telah mengalami perkembangan yang panjang, dimulai dari generasi nol hingga generasi keempat yang sudah diimplementasikan saat ini. Berikut adalah evolusi teknologi informasi dan komunikasi :

2.1.1 Generasi 0 (0G)

Teknologi komunikasi dimulai dengan teknologi mobile radio telephone pada tahun 1970 yang diidentifikasi sebagai generasi nol (zero generation/0G).

Teknologi ini muncul sebelum adanya sistem komunikasi selular. Prinsip kerjanya seperti jaringan komunikasi polisi atau walkie-talkie. Hanya saja mobile radio telephone ini mempunyai nomor telepon tersendiri dan terhubung dengan jaringannya tersendiri.

Kemampuan teknologi 0G ini hanya dapat bisa melayani komunikasi suara saja dan merupakan teknologi awal komunikasi bergerak (mobile) yang di implementasikan. Model transmisinya masih half-duplex namun jumlah pelanggan dan jangkauan jaringannya masih sangat terbatas dan tidak mendukung komunikasi data.

(23)

11

2.1.2 Generasi Pertama (1G)

Generasi pertama dari sistem komunikasi muncul pada tahun 1980 dengan menggunakan sinyal analog. Sistem pada generasi ini hanya mengakomodasi suara, menggunakan teknologi circuit switched dan menggunakan teknik multiplexing berbasis frekuensi, yaitu Frequency Division Multiple Access (FDMA). Teknik ini memungkinkan untuk membagi-bagi alokasi frekuensi pada suatu sel untuk digunakan oleh pelanggan di sel tersebut, sehingga setiap pelanggan memiliki frekuensi sendiri saat melakukan pembicaraan. Prinsipnya seperti pada stasiun radio dimana satu stasiun radio hanya menggunakan satu frekuensi untuk siarannya.

Kemampuan teknologi 1G ini dapat melayani komunikasi suara, namun tidak dapat melayani komunikasi data dalam kecepatan tinggi. Generasi ini memiliki kapasitas yang kecil, jumlah pelanggan yang dapat ditampung dalam satu sel sedikit, penggunaan spektrum frekuensi yang boros mengharuskan satu pengguna menggunakan satu buah frekuensi, permasalahan pada proses handoff, dan suara yang tidak jernih.

2.1.3 Generasi Kedua (2G)

Generasi kedua dari sistem komunikasi ini muncul pada tahun 1991 dengan berbasis sinyal digital. Sistem ini menggunakan Global System for Mobile Communications (GSM) yang berfokus pada transmisi suara, Short Message Services (SMS) sebanyak 160 karakter, voice mail, call waiting, dan memungkinkan konektivitas di seluruh dunia dalam bentuk Semi Global Roaming.

Bandwidth yang digunakan pada generasi ini antara 9,6 kbps sampai 14,4kbps.

(24)

Generasi ini menggunakan teknologi multiplexing berbasis waktu, yaitu Time Division Multiple Access (TDMA) dan teknologi multiplexing berbasis kode, yaitu Code Division Multiple Access (CDMA). Tenaga yang diperlukan untuk sinyal lebih sedikit sehingga dapat menghemat baterai, sehingga headset dapat dipakai lebih lama dan ukuran baterai bisa lebih kecil. Tetapi kecepatan transfer datanya masih rendah, jangkauan jaringan masih terbatas dan sangat tergantung oleh adanya Cell Tower.

2.1.3.1 Generasi 2.5G

Teknologi selanjutnya adalah 2.5G yang merupakan teknologi yang dikembangkan karena tuntutan pasar yang menginginkan teknologi bekerja lebih baik dibandingkan generasi pertamanya 1G dan 2G. 2.5G merupakan jaringan komunikasi seluler yang diluncurkan pada tahun 1991. General Packet Radio Service (GPRS) adalah sistem yang digunakan pada generasi ini yang

memungkinkan pengiriman dan penerimaan data lebih cepat jika dibandingkan dengan penggunaan teknologi Circuit Switch Data.

Sistem GPRS dapat digunakan untuk transfer data dalam bentuk paket data yang berkaitan dengan email, data gambar (MMS), Wireless Aplication Protocol (WAP), World Wide Web (WWW), dan penelusuran melalui internet. GPRS mempunyai kecepatan data sekitar 115kbps. Namun data GPRS tidak bisa dikirim saat panggilan suara berlangsung. Untuk basis GSM pada teknologi 2.5G di implementasikan dalam GPRS dan WiDEN, sedangkan yang berbasis CDMA diimplementasikan dalam CDMA 2000.

(25)

13

2.1.3.2 Generasi 2.75G

Generasi 2.75G menggunakan sistem Enhanced Data Rates for GSM Evolutions (EDGE) yang mempunyai kecepatan data 473,6 kbps, namun dalam praktiknya hanya sekitar 384 kbps. Secara umum kecepatan EDGE tiga kali lebih besar dari GPRS.

2.1.4 Generasi Ketiga (3G)

Generasi ketiga dari sistem komunikasi bergerak pada tahun 2004 dengan bandwdith antara 144 kbps sampai 2 Mbps sehingga dapat melayani layanan data broadband seperti internet, video call, Voice over IP (VoIP), mobile TV, dan online gaming yang diimplementasikan pada smartphone. 3G mempunyai kecepatan unduhan sekitar 3,1 Mbps, kecepatan transfer data sebesar 144 kbps pada kecepatan user 100 km/jam, mempunyai kecepatan transfer data sebesar 384 kbps pada kecepatan berjalan kaki, dan mempunyai kecepatan transfer data sebesar 2 Mbps pada untuk user diam (stasioner).

Sistem pada generasi ini tidak memakai frekuensi radio seperti yang digunakan pada sistem generasi 2G, maka dari itu pihak operator seluler harus membangun jaringan dan lisensi frekuensi yang baru. Hal ini ditunjukkan oleh simbol 3G di sebelah bar sinyal. Generasi ini mendukung beberapa koneksi secara simultan yang membuat pengguna dapat mengakses internet bersamaan dengan melakukan telepon ke tujuan yang berbeda.

2.1.4.1 Generasi 3.5G

Generasi ini diperkenalkan oleh Jepang dengan sebutan High Speed Downlink Packet Access (HSDPA). Generasi ini adalah perkembangan dari

(26)

generasi 3G yang meningkatkan kecepatannya sampai lima kali lipat dan dimaksudkan untuk perkembangan menuju 4G. Generasi ini memiliki dua fase.

Fase pertama memiliki kecepatan 4.1 Mbps dan di fase kedua 11 Mbps. Hal ini ditunjukkan oleh simbol H sebelah bar sinyal. Kekurangan dari generasi ini adalah hanya dapat mencapai kecepatan maksimum bila kita berjarak 1 km dari base station sedangkan jika kita lebih jauh dari itu maka kecepatan turun hingga 1 Mbps.

2.1.4.2 Generasi 3.75G

Generasi ini menggabungkan dua protokol yaitu High Speed Downlink Packet Access (HSDPA) dan High Speed Uplink Packet Access (HSUPA).Dirilis pada akhir tahun 2008 namun baru digunakan oleh dunia pada tahun 2010.

Generasi ini sering disebut High Speed Packet Access (HSPA/HSPA+) yang sebagian besar bekerja di frekuensi 1900 MHz sampai 2100 MHz.

Generasi ini menawarkan kecepatan hingga 337 Mbps untuk unduhan serta 34 Mbps untuk unggahan. Kekurangan dari generasi ini terletak pada area akses pengguna, jika areanya mendapatkan sinyal buruk maka performa akan buruk pula. Dan pada saat berbagi bandwith, artinya jika banyak pengguna yang menggunakannya maka kecepatan akan menurun.

2.1.5 Generasi Keempat (4G)

4G menggunakan teknologi Multi Input Multi Output – Orthogonal Frequency Modulation (MIMO-OFDM) dengan merek dagang Sitra WiMAX yang tersebar di Indonesia pada Juni 2014. OFDM merupakan suatu teknik transmisi multicarrier (banyak frekuensi). Dimana tiap frekuensi adalah orthogonal satu

(27)

15

sama lain, sehingga terjadinya overlapping tidak akan menyebabkan interferensi.

MIMO dapat mencapai kecepatan transfer data sampai 59,52 Mbps.

Fitur yang mendukung generasi ini adalah teknologi Long Term Evolution (LTE) dengan merek dagang Bolt Super 4G LTE yang mulai dipasarkan sejak 14 November 2013. LTE mengadopsi pendekatan all-IP yang menggunakan arsitektur all-IP untuk menyederhanakan rancangan dan implementasi dari antar muka LTE, jaringan radio dan jaringan inti sehingga memungkinkan industri wireless untuk beroperasi layaknya fixed-line network. 4G LTE ini mendukung gelombang frekuensi yang saat ini digunakan oleh sistem IMT dan ITU-R dan mendukung Multicast Broadcast Single Frequency Network (MBSFN).

2.1.5.1 Generasi 4.5G

Generasi ini adalah pengembangan antara teknologi 4G dan 5G, serta pengembangan 3GPP R12/13 ke LTE Advanced (LTE-A). Ditambah dengan sekumpulan wireless LTE-A yang terintegrasi dengan perangkat-perangkat mobile, skema modul baru, dan virtualisasi yang sedang dikembangkan oleh Nokia, Qualcom Huawei dan provider jaringan lainnya.

Generasi ini disebut dengan Licensed Assissted Access (LAA) yang akan berjalan pada frekuensi 5 GHz yang diharapkan berguna bagi Internet of Thing (IoT). Layanan 4.5G bisa memanjakan kita dengan akses internet berkecepatan di atas 150 Mbps, kualitas video streaming resolusi 4K, dan pengalaman online gaming yang lebih baik. Namun pastikan smartphone sudah dilengkapi teknologi 4.5G atau LTE Advanced.

(28)

Smartphone 4G yang ada sekarang tidak semua bisa mendukung jaringan 4.5G. Sebagian besar telah memiliki spesifikasi dan fitur yang canggih, namun ada juga yang belum. Ada smartphone yang hanya mendukung satu sistem teknologi, tapi ada juga smartphone yang mendukung teknologi itu semua.

Berbeda dengan 4G, 4.5G didukung beberapa teknologi seperti 4x4 MIMO, Modulasi 256 QAM, dan Carrier Aggregation (CA). Smartphone yang sudah memiliki teknologi 4.5G dapat dilihat dari spesifikasi jaringan yang dimiliki, yaitu didukung LTE Cat 6 ke atas.

2.1.6 Generasi Kelima (5G)

Teknologi generasi kelima (5G) masih dalam tahap penelitian, diperkirakan akan diterapkan mulai tahun 2020. Berbagai pelaku industri komunikasi di dunia telah memulai sejumlah persiapan untuk menyongsong era 5G. Agar tidak tertinggal dari negara lain, Indonesia yang saat ini baru memasuki era teknologi generasi keempat (4G), perlu melakukan analisis terhadap kesiapan teknologi dan infrastruktur, serta regulasi untuk mempersiapkan masuknya era generasi kelima (5G).

Teknologi generasi kelima menawarkan berbagai keunggulan dibandingkan dengan teknologi sebelumnya, seperti kecepatan data yang lebih signifakan dari 4G, memiliki transfer data dari satu telepon ke telepon lain dengan kecepatan satu mili detik, dan dapat terkoneksi dengan alat seperti telepon, peralatan rumah tangga, dan mobil.

Teknologi 5G diprediksi memiliki kecepatan sekitar 800Gbps atau seratus kali lebih cepat dari kecepatan generasi keempat. Dengan kecepatan itu teknologi

(29)

17

5G bisa memungkinkan untuk mengunduh 33 film High Definition (HD) hanya dalam beberapa detik.

2.2 Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam melakukan analisis tentang pembangunan ekonomi yang terjadi pada suatu negara ataupun daerah. Pertumbuhan ekonomi yang meningkat dan distribusi pendapatan yang merata sangat dibutuhkan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Pertumbuhan ekonomi suatu negara diukur dengan Produk Domestik Bruto (PDB) dan laju pertumbuhannya atas dasar harga konstan.

Menurut Sukirno (2004), pertumbuhan ekonomi adalah perkembangan kegiatan ekonomi dari waktu ke waktu dan menyebabkan pendapatan nasional riil berubah. Tingkat pertumbuhan ekonomi menunjukkan persentase kenaikan pendapatan nasional riil pada tahun tertentu dibandingkan dengan pendapatan nasional riil pada tahun sebelumnya.

Pertumbuhan ekonomi yang cepat akan menimbulkan ketimpangan distribusi pendapatan. Hal ini disebabkan oleh kebijakan pemerintah yang bersifat sentralisasi (sistem kekuasaan yang sepenuhnya diatur oleh pemerintah pusat, dalam hal ini daerah-daerah kabupaten atau kota tinggal melaksanakannya saja).

Pada tahun 1999 pemerintah mengubah kebijakan sentralisasi menjadi desentralisasi (sistem pemerintahan di mana pemerintah daerah memiliki kekuasaan untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri berdasarkan kebutuhan dan potensi daerah masing-masing) dengan memberlakukan otonomi

(30)

daerah. Hal tersebut memberikan harapan dalam upaya mengurangi tingkat kemiskinan dan ketimpangan antar daerah.

Pertumbuhan ekonomi berbeda dengan pembangunan ekonomi. Terlihat pada salah satu aspek dari pembangunan ekonomi yang lebih menekankan pada peningkatan output agregat khususnya output agregat per kapita dan kenaikan dalam standar pendapatan, sedangkan pertumbuhan ekonomi lebih bersifat kualitatif yang ditentukan oleh pertambahan produksi dan perubahan-perubahan dalam struktur perekonomian. Untuk mendapatkan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik, perlu diketahui beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, diantaranya adalah :

1. Faktor sumber daya manusia

Sama halnya dengan proses pembangunan, pertumbuhan ekonomi juga dipengaruhi oleh SDM. Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting dalam proses pembangunan. Cepat lambatnya proses pembangunan tergantung kepada sejauh mana sumber daya manusianya memiliki kompetensi yang memadai untuk melaksanakan proses pembangunan.

2. Faktor sumber daya alam

Sebagian besar negara berkembang bertumpu kepada sumber daya alam dalam melaksanakan proses pembangunannya. Namun demikian, sumber daya alam saja tidak menjamin keberhasilan proses pembanguan ekonomi apabila tidak didukung oleh kemampuan sumber daya manusia dalam mengelola sumber daya alam yang tersedia. Sumber daya alam yang dimaksud adalah kesuburan tanah, kekayaan mineral, tambang, kekayaan hasil hutan dan kekayaan laut.

(31)

19

3. Faktor ilmu pengetahuan dan teknologi

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat mendorong adanya percepatan proses pembangunan. Pergantian pola kerja yang semula menggunakan tangan manusia digantikan oleh mesin-mesin canggih berdampak kepada aspek efisiensi, kualitas, kuantitas, aktivitas pembangunan ekonomi, dan pada akhirnya berakibat pada percepatan laju pertumbuhan perekonomian.

4. Faktor budaya

Faktor budaya memberikan dampak tersendiri terhadap pembangunan ekonomi yang dilakukan. Faktor ini berfungsi sebagai pembangkit atau pendorong proses pembangunan, tetapi dapat juga menjadi penghambat pembangunan.

Budaya yang dapat mendorong pembangunan diantaranya sikap kerja keras, kerja cerdas, jujur, dan ulet. Adapun budaya yang dapat menghambat proses pembangunan diantaranya sikap anarkis, egois, boros, dan sebagainya.

5. Sumber daya modal

Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah SDA dan meningkatkan kualitas IPTEK. Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga dapat meningkatkan produktivitas.

Pertumbuhan ekonomi yang tinggi memerlukan modal yang relatif besar yang akan digunakan untuk memperkuat infrastruktur. Dana yang dibutuhkan untuk menambah modal tersebut biasa disebut investasi (berdasarkan teori klasik Smith dan Ricardo serta teori Keynes dan Harrod Domar).

(32)

Pertumbuhan penduduk yang tinggi bila tidak disertai dengan ketersediaan lapangan pekerjaan akan menyebabkan peningkatan jumlah pengangguran.

Tenaga kerja adalah modal bagi geraknya roda pembangunan. Untuk itu penting diketahui seberapa besar pengaruh investasi dan jumlah tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi.

Aspek utama yang dikembangkan oleh Keynes adalah aspek yang menyangkut peranan investasi melalui permintaan masyarakat (aggregrat demand). Pertumbuhan atau pengumpulan modal dipandang sebagai salah satu faktor utama dalam pembangunan ekonomi.

Pembentukan modal membawa kepada pemanfaatan penuh sumber- sumber yang ada. Jadi pembentukan modal menghasilkan kenaikan besarnya output, pendapatan dan pekerjaan yang memecahkan masalah inflasi dan neraca pembayaran, serta membuat perekonomian menjadi lebih baik.

Pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari tiga komponen, yaitu yang pertama pertumbuhan ekonomi suatu negara terlihat dari peningkatan persediaan barang secara terus-menerus. Kedua, teknologi maju merupakan faktor dalam pertumbuhan ekonomi yang menentukan derajat pertumbuhan kemampuan dalam penyediaan aneka macam barang kepada masyarakat. Ketiga, penggunaan teknologi secara luas dan efisien memerlukan adanya penyesuaian di bidang kelembagaan dan ideologi sehingga inovasi yang dihasilkan oleh ilmu pengetahuan dapat dimanfaatkan secara tepat.

Produktivitas dan pertumbuhan merupakan dua indikator yang tidak bisa dipisahkan. Pembangunan ekonomi berlangsung di negara-negara berkembang,

(33)

21

termasuk di dalamnya pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dan memiliki investasi yang cukup besar. Dengan kata lain, pendapatan nasional atau PDB melaju lebih cepat dari faktor investasi.

Produktivitas juga dapat dilihat dari jumlah tenaga kerja. Tinggi atau rendahnya produktivitas tenaga kerja sangat ditentukan oleh pendidikan, kesehatan, investasi pemerintah dan investasi swasta. Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas tenaga kerja adalah sebagai berikut :

1. Pendidikan

Menurut Todaro (2003:413), pendidikan dan latihan dipandang sebagai suatu investasi dibidang sumber daya manusia yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja. Oleh karena itu pendidikan dan latihan merupakan salah satu faktor penting dalam organisasi perusahaan.

2. Kesehatan

Menurut Todaro (2003:404-406), yang mempengaruhi produktivitas adalah modal manusia yang meliputi pendidikan dan kesehatan. Pendidikan dan kesehatan merupakan tujuan pembangunan yang mendasar. Kesehatan merupakan inti dari kesejahteraan, dan pendidikan adalah hal yang pokok untuk menggapai kehidupan yang memuaskan dan berharga.

3. Investasi pemerintah

Harorld dan Dommar dalam Jhingan (1999: 291) memberikan peranan kunci kepada investasi terhadap peranannya dalam proses pembangunan ekonomi khususnya mengenai peran ganda yang dimiliki investasi. Pertama, investasi Jurnal Kajian Ekonomi Volume 1, Nomor 1, 28 Maret 2012 46 memiliki peran

(34)

ganda dapat menciptakan pendapatan. Kedua, investasi memperbesar kapasitas produksi perekonomian dengan cara meningkatkan stok modal.

4. Investasi swasta

Investasi swasta di Indonesia sudah dijamin keberadaannya sejak dikeluarkannya Undang-undang No. 1 tahun 1967 tentang penanaman modal asing dan Undang-undang No. 6 tahun 1968 tentang penanaman modal dalam negeri. Kemudian dilengkapi dan disempurnakan dengan Undang-undang No. 11 tahun 1970 tentang penanaman modal asing dan Undang-undang No. 12 tahun 1970 tentang penanaman modal dalam negeri.

Setiap negara tidak terkecuali Indonesia mengharapkan pertumbuhan ekonomi yang selalu mengalami kenaikan setiap tahun yang ditandai dengan peningkatan perkembangan PDB dan peningkatan produktivitas. Namun yang terjadi di Indonesia tidak demikian, perkembangan pertumbuhan ekonomi dan peningkatan produktivitas berfluktuasi. Terjadinya fluktuasi produktivitas tenaga kerja dan PDB ini diduga dipengaruhi oleh faktor investasi yang mengalami penurunan dan tenaga kerja yang sedikit bisa bekerja.

2.2.1 Teknologi Informasi dan Pertumbuhan Ekonomi

Glasson (1997) menyatakan bahwa teori pertumbuhan regional jangka panjang harus memperhitungkan faktor-faktor yang dianalisis jangka pendek diasumsikan konstan, yakni seperti penduduk, upah, harga, teknologi dan distribusi pendapatan. Mobilitas faktor-faktor terutama tenaga kerja dan modal harus menjadi pertimbangan yang sangat penting. Pada umumnya orang sependapat bahwa pertumbuhan regional dapat terjadi sebagai akibat dari penentu-

(35)

23

penentu endogen maupun eksogen yakni faktor-faktor yang terdapat pada daerah yang bersangkutan ataupun faktor-faktor di luar daerah atau kombinasi dari keduanya. Faktor-faktor penentu penting dari dalam daerah meliputi distribusi seperti tanah, tenaga kerja dan modal, sedangkan salah satu faktor penentu dari luar daerah yang penting adalah tingkat permintaan dari daerah lain terhadap komoditas yang dihasilkan oleh daerah tersebut.

Kemajuan teknologi merupakan hal yang endogen. Pertumbuhan merupakan bagian dari keputusan pelaku-pelaku ekonomi untuk berinvestasi dalam pengetahuan. Peran modal lebih besar dari sekedar bagian dari pendapatan apabila modal yang tumbuh bukan hanya modal fisik saja tapi menyangkut modal manusia (Romer, 1994).

Akumulasi modal merupakan sumber utama pertumbuhan ekonomi.

Definisi modal (kapital) diperluas dengan memasukkan model ilmu pengetahuan dan modal sumber daya manusia. Perubahan teknologi bukan sesuatu yang berasal dari luar model atau eksogen tapi teknologi merupakan bagian dari proses pertumbuhan ekonomi.

Dalam teori pertumbuhan endogen, peran investasi dalam modal fisik dan modal manusia turut menentukan pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

Tabungan dan investasi dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan (Mankiw, 2000).

Pertumbuhan ekonomi daerah merupakan suatu proses pemerintah daerah dan masyarakatnya dalam mengelola sumber daya yang ada untuk menciptakan lapangan kerja baru dan merangsang pekembangan kegiatan ekonomi dalam

(36)

wilayah tersebut (Lincoln Arsyad,1999). Pada saat ini tidak ada satu pun teori yang mampu menjelaskan pembangunan ekonomi daerah secara komprehensif, namun beberapa teori secara parsial dapat membantu untuk memahami arti penting pembangunan ekonomi daerah dan teori-teori yang membahas tentang faktor-faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi daerah.

2.2.2 Produk Domestik Bruto (PDB) dan Pertumbuhan Ekonomi

Produk Domestik Bruto (PDB) adalah pendapatan nasional yang dihasilkan dari berbagai unit produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu setahun. Biasanya dinilai menurut harga pasar dan didasarkan pada harga yang berlaku dan harga tetap. Namun untuk mengukur pertumbuhan perekonomian dihitung berdasarkan harga tetap, yaitu harga yang berlaku pada suatu tahun tertentu yang seterusnya digunakan untuk menilai barang dan jasa yang dihasilkan pada tahun-tahun selanjutnya. Konsep perhitungan ini biasanya dinamakan sebagai PDB menurut harga tetap (Sukirno, 2004).

PDB merupakan statistika perekonomian yang paling diperhatikan karena dianggap sebagai ukuran tunggal terbaik mengenai kesejahteraan masyarakat. Hal yang mendasarinya karena PDB mengukur dua hal pada saat bersamaan, yaitu total pendapatan semua orang dalam perekonomian dan total pembelanjaan negara untuk membeli barang dan jasa hasil dari perekonomian. Alasan PDB dapat melakukan pengukuran total pendapatan dan pengeluaran dikarenakan untuk suatu perekonomian secara keseluruhan, pendapatan pasti sama dengan pengeluaran (Mankiw, 2006:5).

(37)

25

Dalam hal pengukuran, PDB mencoba menjadi ukuran yang meliputi banyak hal, termasuk di dalamnya adalah barang-barang yang diproduksi dalam perekonomian dan dijual secara legal di pasaran. PDB juga memasukkan nilai pasar dari jasa perumahan pada perekonomian. Perhitungan PDB meliputi barang yang dapat dihitung (makanan, pakaian, dan mobil) maupun jasa yang tidak dapat dihitung (potong rambut, pembersihan rumah, dan kunjungan ke dokter).

PDB mengikutsertakan barang dan jasa yang sedang diproduksi. PDB mengukur nilai produksi dalam batas geografis sebuah negara yang terjadi sepanjang suatu interval waktu. Metode perhitungan pendapatan nasional merupakan salah satu cara untuk menentukan jumlah atau besar dari nilai pendapatan nasional tersebut. Selain untuk mengetahui jumlah pendapatan nasional suatu negara, metode perhitungan pendapatan nasional juga bisa dijadikan alat untuk menilai dan mengevaluasi kinerja para sumber daya manusianya dan mengukur produktivitas negaranya.

Menurut (Huda et al 2008), secara sederhana pendapatan nasional dapat diartikan sebagai jumlah barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara pada periode tertentu, biasanya satu tahun. Pendapatan nasional juga terbagi ke dalam dua jenis, yaitu :

1. PDB Nominal, yaitu mengukur nilai output atau pendapatan nasional dalam suatu periode tertentu menurut harga pasar yang berlaku pada periode tersebut (current price).

(38)

2. PDB Riil, yaitu mengukur nilai output atau pendapatan nasional dalam suatu periode tertentu menurut harga pasar yang ditentukan (harga pada tahun dasar atau harga konstan).

2.2.3 Investasi dan Pertumbuhan Ekonomi

Investasi yang merupakan salah satu sumber utama pertumbuhan ekonomi.

Kegiatan penanaman modal menghasilkan investasi yang akan terus menambah stok modal (capital stock). Selanjutnya peningkatan stok modal akan meningkatkan produktivitas serta kapasitas dan kualitas produksi yang pada gilirannya dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan penyerapan tenaga kerja.

Menurut Lewis dalam (Todaro 2006:132), pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap penyerapan tenaga kerja dimulai dari investasi di sektor industri, dan akumulasi modal secara keseluruhan di sektor modern akan menimbulkan perluasan output pada sektor modern tersebut. Pengalihan tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor modern (industri) selanjutnya akan meningkatkan pertumbuhan output dan peningkatan penyerapan tenaga kerja di sektor modern.

Menurut (Kuncoro 2010:137), pertumbuhan ekonomi juga tergantung dari besaran nilai investasi yang mampu menggerakkan perekonomian. Teori ekonomi mendefinisikan investasi sebagai pengeluaran untuk membeli barang-barang modal dan peralatan produksi dengan tujuan untuk mengganti dan menambah barang-barang modal dalam perekonomian yang akan digunakan untuk memproduksi barang dan jasa di masa depan.

(39)

27

Menurut (Boediono : 1992) investasi adalah pengeluaran oleh sektor produsen (swasta) untuk pembelian barang dan jasa untuk menambah stok yang digunakan atau untuk perluasan pabrik.

Persyaratan umum pembangunan ekonomi suatu negara menurut (Todaro : 1981) adalah :

1. Akumulasi modal, termasuk akumulasi baru dalam bentuk tanah, peralatan fisik dan sumber daya manusia.

2. Perkembangan penduduk yang sejalan dengan pertumbuhan tenaga kerja dan keahliannya.

3. Kemajuan teknologi.

Akumulasi modal akan berhasil apabila beberapa bagian atau proporsi pendapatan yang ada ditabung dan diinvestasikan untuk memperbesar produk (output) dan pendapatan di kemudian hari. Untuk membangun itu seyogyanya mengalihkan sumber-sumber dari arus konsumsi dan kemudian mengalihkannya untuk investasi dalam bentuk capital formation untuk mencapai tingkat produksi yang lebih besar. Investasi di bidang pengembangan sumber daya manusia akan meningkatkan kemampuan sumber daya manusia, sehingga menjadi tenaga ahli yang terampil yang dapat memperlancar kegiatan produktif.

Menurut (Sadono Sukirno : 2000) kegiatan investasi memungkinkan suatu masyarakat terus menerus meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan nasional dan meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat.

(40)

Peranan ini bersumber dari tiga fungsi penting dari kegiatan investasi, yaitu :

1. Investasi merupakan salah satu komponen dari pengeluaran agregat, sehingga kenaikan investasi akan meningkatkan permintaan agregat, pendapatan nasional serta kesempatan kerja.

2. Pertambahan barang modal sebagai akibat investasi akan menambah kapasitas produksi.

3. Investasi selalu diikuti oleh perkembangan teknologi.

(Suryana : 2000) menyatakan bahwa kekurangan modal dalam negara berkembang dapat dilihat dari beberapa sudut :

1. Kecilnya jumlah mutlak kapital material.

2. Terbatasnya kapasitas dan keahlian penduduk.

3. Rendahnya investasi netto.

Akibat keterbatasan tersebut, negara-negara berkembang mempunyai sumber alam yang belum dikembangkan dan sumber daya manusia yang masih potensial. Oleh karena itu untuk meningkatkan produktivitas maka perlu mempercepat investasi baru dalam barang-barang modal fisik dan pengembangan sumber daya manusia melalui investasi di bidang pendidikan dan pelatihan.

Hal ini sejalan dengan teori perangkap kemiskinan (vicious circle) yang berpendapat bahwa ketidakmampuan untuk mengarahkan tabungan yang cukup, kurangnya perangsang untuk melakukan penanaman modal, serta taraf pendidikan, pengetahuan dan kemahiran yang relatif rendah merupakan tiga faktor utama yang menghambat terciptanya pembentukan modal di negara berkembang.

(41)

29

Teori Harrod-Domar mengemukakan bahwa model pertumbuhan ekonomi yang merupakan pengembangan dari teori Keynes. Teori tersebut menitikberatkan pada peranan tabungan dan industri yang sangat menentukan dalam pertumbuhan ekonomi daerah (Lincoln Arsyad, 1997). Beberapa asumsi yang digunakan dalam teori ini adalah bahwa :

1. Perekonomian dalam keadaan pengerjaan penuh (full employment) dan barang-barang modal yang ada di masyarakat digunakan secara penuh.

2. Dalam perekonomian dua sektor (rumah tangga dan perusahaan) berarti sektor pemerintah dan perdagangan tidak ada.

3. Besarnya tabungan masyarakat adalah proporsional dengan besarnya pendapatan nasional, berarti fungsi tabungan dimulai dari titik original (nol).

4. Kecenderungan untuk menabung (Marginal Propensity to Save =MPS) besarnya tetap, demikian juga ratio antar modal dan output (Capital Output Ratio= COR) dan rasio penambahan modal-output (Incremental Capital Output Ratio).

Teori ini memiliki kelemahan yakni kecendrungan menabung dan ratio pertambahan modal-output dalam kenyataannya selalu berubah dalam jangka panjang. Demikian pula proporsi penggunaan tenaga kerja dan modal tidak konstan, harga selalu berubah dan suku bunga dapat berubah akan mempengaruhi investasi.

Dalam model pertumbuhan endogen dikatakan bahwa hasil investasi akan semakin tinggi bila produksi agregat di suatu negara semakin besar. Dengan diasumsikan bahwa investasi swasta dan publik di bidang sumber daya atau modal

(42)

manusia dapat menciptakan ekonomi eksternal (eksternalitas positif) dan memacu produktivitas yang mampu mengimbangi kecenderungan ilmiah penurunan skala hasil. Meskipun teknologi tetap diakui memainkan peranan yang sangat penting, namun model pertumbuhan endogen menyatakan bahwa teknologi tersebut tidak perlu ditonjolkan untuk menjelaskan proses terciptanya pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

Implikasi yang menarik dari teori ini adalah mampu menjelaskan potensi keuntungan dari investasi komplementer (complementary investment) dalam modal atau sumber daya manusia, sarana prasarana infrastruktur atau kegiatan penelitian. Mengingat investasi komplementer akan menghasilkan manfaat personal maupun sosial, maka pemerintah berpeluang untuk memperbaiki efisiensi alokasi sumber daya domestik dengan cara menyediakan berbagai macam barang publik (sarana infrastruktur) atau aktif mendorong investasi swasta dalam industri padat teknologi dimana sumber daya manusia diakumulasikan.

Dengan demikian model ini menganjurkan keikutsertaan pemerintah secara aktif dalam pengelolaan investasi baik langsung maupun tidak langsung.

Investasi swasta di Indonesia dijamin keberadaannya sejak dikeluarkannya Undang-Undang No.1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing (PMA) dan Undang-Undang No.12 Tahun 1970 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Berdasarkan sumber dan kepemilikan modal, maka investasi swasta dibagi menjadi penanaman modal dalam negeri dan asing.

(43)

31

Dengan semakin besarnya investasi pemerintah pada barang publik maka diharapkan akan mendorong pertumbuhan sektor pertumbuhan sektor swasta dan rumah tangga dalam mengalokasikan sumber daya yang ada di suatu daerah.

2.3 Penelitian Terdahulu

Pada penelitian sebelumnya yang membahas tentang hubungan antara perkembangan teknologi dan pertumbuhan ekonomi telah banyak mengalami perkembangan. Beberapa penelitian terdahulu yang digunakan untuk penelitian ini dapat diringkas di dalam tabel 2.1.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Penelitian Judul Variabel Metode Analisis

Hasil Penelitian 1 Diana Fitriana

(2018)

Analisis Pengaruh Penggunaan Teknologi Informasi Terhadap Kinerja Karyawan PT Asuransi Jiwasraya Pontianak

Dependen : Kinerja karyawan Independen : Penggunaan teknologi informasi

Analisis regresi sederhana

Terjadi

pengaruh yang positif dan signifikan antara penggunaan teknologi informasi dengan kinerja karyawan PT Asuransi Jiwasraya Pontianak 2 Eko

Wicaksono Pambudi (2013)

Analisis Pertumbuha n Ekonomi Dan Faktor- faktor Yang Mempengar uhi

(Kabupaten/

Kota Di Provinsi Jawa Tengah)

Dependen:

Pertumbuha n ekonomi Independen:

Aglomerasi, investasi, angkatan kerja yang bekerja, dan human capital investment

Analisis data panel

Aglomerasi, investasi, angkatan kerja yang bekerja, dan human capital investment berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi

(44)

3 Citra Ayu Basica Effendy Lubis (2014)

Pengaruh Jumlah Tenaga Kerja, Tingkat Pendidikan Pekerja Dan Pengeluaran Pendidikan Terhadap Pertumbuha n Ekonomi

Dependen:

Pertumbuha n ekonomi Independen:

Jumlah tenaga kerja, tingkat pendidikan kerja, dan pengeluaran pendidikan

Analisis data panel

Jumlah tenaga kerja, tingkat pendidikan kerja, dan pengeluaran pendidikan berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi 4 Muhammad

Iqbal (2015)

Ekonomi Makro dan Teknologi Informasi

Dependen : Pertumbuha n Ekonomi Independen : ekonomi makro dan teknologi informasi

Analisis regresi berganda

Terdapat pengaruh yang signifikan dan positif dari ekonomi makro terhadap pertumbuhan sedangkan pada teknologi informasi berpengaruh secara negatif.

2.4 Kerangka Konseptual

Berdasarkan teori pertumbuhan ekonomi yang ada dan didukung dengan penelitian terdahulu maka dikembangkan suatu model variabel yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi.

(45)

33

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa investasi (X1) dan variabel dummy (X2 dan X3) mempengaruhi PDB. Investasi, D1, dan D2 mempengaruhi PDB secara positif dan signifikan. Hal ini terjadi karena semakin banyak investasi dan berkembangnya teknologi informasi di jaman sekarang memberikan dampak yang baik terhadap PDB. Teknologi informasi dan komunikasi yaitu D1 menjelaskan sebelum dan sesudah adanya 3G, dimana 0 adalah pada saat sebelum adanya intenet 3G dan 1 menunjukkan pada saat setelah adanya 3G yang berpengaruh terhadap PDB. Sedangkan D2 menjelaskan sebelum dan sesudah adanya 4G, dimana 0 adalah pada saat sebelum adanya intenet 4G dan 1 menunjukkan pada saat setelah adanya 4G yang berpengaruh terhadap PDB.

H1

D1 (X2) Investasi

(X1)

D2 (X3)

PDB (Y)

H3 H2

(46)

2.5 Hipotesis

Hipotesis merupakan suatu rumusan yang menyatakan adanya hubungan tertentu antara dua variabel atau lebih. Hipotesis ini bersifat sementara dalam arti dapat diganti dengan hipotesis yang lain yang lebih tepat dan lebih benar berdasarkan pengujian.Berdasarkan teori dan penelitian terdahulu maka hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah :

1. Investasi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

2. Variabel dummy 1 memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

3. Variabel dummy 2 memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

(47)

35 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian dan Sumber Data

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian diskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel dependen (terikat) terhadap satu variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel yang lain.

Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang datanya merupakan data dalam bentuk angka sehingga menggunakan analisis kuantitatif.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data dalam bentuk yang sudah diolah oleh pihak lain serta telah dipublikasi. Data dalam penelitian ini berbentuk time series selama periode tahun 1990 sampai dengan 2016. Data yang diperlukan untuk penelitian ini diperoleh dari situs worldbank. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2018 sampai selesai.

3.2 Batasan Operasional

Batasan operasional dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel dependen (Y) dalam penelitian ini adalah PDB.

2. Variabel independen pertama (X1) dalam penelitian ini adalah investasi.

3. Variabel independen kedua (X2) dalam penelitian ini adalah variabel dummy 1.

4. Variabel independen ketiga (X3) dalam penelitian ini adalah variabel dummy 2.

(48)

5. Negara yang digunakan dalam penelitian ini adalah Indonesia dengan jangka waktu 27 tahun dari tahun 1990 sampai dengan 2016.

3.3 Definisi Operasional

Definisi operasional pada penelitian ini adalah:

1. PDB (Y)

Produk Domestik Bruto (PDB) adalah jumlah nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh masyarakat dalam suatu negara selama satu tahun, termasuk pula yang dihasilkan warga negara asing yang berada di wilayah negara tersebut. Namun dalam PDB terdapat beberapa hal yang tidak disertakan seperti nilai dari semua kegiatan yang terjadi di luar pasar, kualitas lingkungan dan distribusi pendapatan.

2. Investasi (X1)

Investasi adalah penanaman modal dalam rangka untuk menambah barang-barang modal dan perlengkapan produksi yang sudah ada demi menambah jumlah produksi. Penanaman modal dalam bentuk investasi ini berasal dari dalam negeri dan luar negeri.

3. D1 (X2) dan D2 (X3)

Variabel dummy adalah variabel yang bersifat kategorikal yang mempunyai pengaruh terhadap variabel yang bersifat kontinu. Variabel dummy disebut juga variabel boneka, binerik, atau kategorik. Variabel dummy hanya mempunyai dua nilai, yaitu 1 dan 0 serta diberi simbol D. Dummy memiliki nilai 1 (D=1) untuk salah satu kategori dan nol (D=0) untuk kategori yang lain. Dummy pada penelitian ini berperan untuk membandingkan perkembangan teknologi dan

(49)

37

menggunakan dua variabel, yaitu dummy pertama (D1) membandingkan 2G dan 3G, sedangkan dummy kedua (D2) membandingkan 3G dan 4G.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini melalui proses dua tahap. Tahap pertama peneliti melakukan studi pustaka, yaitu dengan mancari buku dan jurnal yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan. Tahap kedua peneliti mengumpulkan data melalui situs worldbank dan mengunduh data yang diperlukan.

Pengolahan dan perhitungan data sekunder untuk variabel-variabel bebas dan variabel terikat pada penelitian ini akan diolah dan dihitung menggunakan aplikasi Eviews 10 dan untuk pengolahan data dalam bentuk tabel menggunakan aplikasi Microsoft Office Excel 2013.

3.5 Metode Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang mudah dibaca dan diinterpretasikan. Prosedur pengolahan data dalam penelitian ini dimulai dengan memindahkan data ke dalam variabel yang digunakan pada penelitian ini. Dari nilai variabel-variabel itulah yang nantinya akan dimasukkan dan diolah melalui aplikasi Eviews 10.

Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel bebas sehingga harus menggunakan model regresi berganda. Regresi linier berganda adalah suatu model regresi yang variabel dependennya merupakan fungsi linier dari beberapa variabel bebas, dimana PDB sebagai variabel dependen, sedangkan investasi, dummy 1 dan dummy 2 sebagai variabel independen.

(50)

Untuk membuat persamaan regresi, penelitian ini menggunakan teori pertumbuhan Solow sebagai berikut :

Y = f(K,L) Keterangan :

Y = Pertumbuhan ekonomi (PDB) K = Kapital (modal)

L = Labor (tenaga kerja)

Kemudian menggunakan analisis Model AK dengan persamaan fungsi produksi Cobb-Douglas sebagai berikut :

Y = AKαL1-α ... (1) Keterangan :

Y = Pertumbuhan ekonomi (PDB) A = Kemajuan teknologi

K = Kapital (modal) L = Labor (tenaga kerja) α = Konstanta

Hal ini akan terjadi jika modal hanya diperlukan untuk meningkatkan produksi output, dengan asumsi bahwa tidak ada faktor yang tetap dan semua faktor diciptakan oleh ekonomi itu sendiri seperti modal, yang dapat ditingkatkan dengan investasi. Dengan anggapan α = 1, maka persamaan (1) menjadi :

Y = AKαL1-α Y = AK1L1-1 Y = AK1L0

Y = AK ... (2) Keterangan :

Y = Pertumbuhan ekonomi (PDB) A = Kemajuan teknologi

K = Kapital (modal)

Gambar

Tabel 2.1   Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1  Kerangka Konseptual
Gambar 4.1  Uji Normalitas
Tabel 4.2  Uji Multikolinearitas

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini peneliti mencoba melakukan pemilihan menggunakan metode Simple Additive Weighting (SAW) sehingga memberikan rekomendasi santri terbaik di

ini , peserta didik dapat mengasah kemampuan pemecahan masalah matematisnya, dikarenakan PBL merupakan salah satu model pembelajaran yang melibatkan peserta didik secara

dukungan keluarga terhadap tingkat nyeri saat pemasangan infus pada anak prasekolah di IGD RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta “, maka dari hasil. analisis penelitian ini dapat

[r]

Perubahan lingkungan yang banyak terjadi saat ini menyebabkan rusaknya habitat satwa sehinggga satwa tersebut mencari dan menempati habitat yang baru dan

Sistem sensor pada penelitian ini memiliki keluaran berupa frekuensi analog serta dapat digunakan untuk mengetahui kuantisasi nilai warna kulit biji kedelai

Hasil penelitian menunjukkan bahwa telah terjadi perubahan penggunaan lahan di kawasan transmigrasi Kecamatan Rio Pakava tahun 1991 hingga tahun 2017 yaitu

Potensi kesuburan lahan rawa lebak untuk pertanian secara umum lebih baik dari pada lahan rawa pasang surut, karena tanah di lahan rawa lebak seluruhnya tersusun dari endapan