• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Performansi Supply Chain Management Menggunakan Model Supply Chain Operation Reference (SCOR)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Performansi Supply Chain Management Menggunakan Model Supply Chain Operation Reference (SCOR)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Performansi Supply Chain Management Menggunakan Model Supply Chain Operation

Reference (SCOR)

Henny (1), Asep Lucky Kharisma(2)

(1), (2) Universitas Komputer Indonesia

Jalan Dipatikur No. 112

(1) henny@email.unikom.ac.id

ABSTRAK

Salah satu perusahaan yang berlokasi di Bandung merupakan sebuah perusahaan industri makanan, dengan produksi utama adalah produk bakso sapi. Dalam proses menjalankan kegiatannya perusahaan memiliki beberapa masalah yang terkait dengan proses manajemen rantai pasokan, sehingga masalah yang ditimbulkan mempengaruhi kinerja perusahaan.

Salah satu aspek yang sangat dipertimbangkan dalam perusahaan adalah mengenai performansi kinerja dan perbaikan secara berkelanjutan, salah satu metode yang umum digunakan untuk mengukur performansi perusahaan adalah SCOR (Supply Chain Operation Reference) model. Pada dasarnya SCOR model ini mengitegrasikan tiga elemen utama dalam manajemen, yaitu business process reengineering, benchmarking dan process measurement kedalam kerangka lintas fungsi dalam supply chain.

Berdasarkan hasil pengolahan yang dihitung. Atribut pertama supply chain reliability, mencakup delivery performance, fill rate dan perfect order fulfillment, masing-masing sebesar 97.86%, 100% dan 98%. Atribut kedua supply chain responsiveness, mencakup order fulfillment lead time pencapaiannya 1 hari. Atribut ke tiga supply chain flexibility, mencakup supply chain response time dan production flexibility, masing-masing 6 hari dan 1 hari. Atribut ke empat supply chain cost, mencakup cost of goods, supply chain management cost, SG&A cost dan warranty/return processing cost masing-masing 96.37%, 95.88%, 88.34% dan 100%. Atribut terakhir yaitu supply chain asset, mencakup cash to cash cycle time, inventory days of supply dan asset turn, masing-masing 98.93%, 93,78% dan 5.8%.

Hasil perbandingan (benchmarking) berdasarkan analisis GAP yang telah dilakukan pada atribut supply chain cost, perusahaan berada pada klasifikasi parity dengan requirement opportunity untuk COGS sebesar 16.525 milyar dan SG&A cost sebesar 902 juta. Atribut profitability termasuk kedalam klasifikasi parity dengan requirement opportunity gross margin sebesar 251 milyar, operating income berpotensi naik sebesar 250 milyar dan untuk net operating income berpotensi naik sebesar 164 milyar.

.

Kata kunci— Analisis GAP, Analisis SWOT, Benchmarking, SCOR Model, Supply Chain Management.

.

I. PENDAHULUAN

Persaingan dalam dunia perindustrian menjadi tantangan utama bagi perusahaan dalam menjalankan aktivitas produksinya. Setiap perusahaan dituntut untuk berpikir kreatif untuk mengimplementasikan strategi bersaing dengan menghasilkan barang atau jasa yang lebih berkualitas, murah dan cepat dibandingkan dengan pesaingnya, karena konsumen mulai menuntut aspek kecepatan respon, inovasi dan fleksibilitas dari perusahaan.

Supply Chain Management sendiri merupakan salah satu bagian yang sudah menjadi perhatian khusus bagi setiap perusahaan dalam mengelola perusahaannya, karena supply chain memiliki cara dalam merencanakan, mengendalikan dan mengawasi seluruh kegiatan yang ada didalam perusahaan. Salah satu aspek yang sangat dipertimbangkan dalam perusahaan adalah mengenai kinerja dan perbaikan yang dilakukan secara berkelanjutan, dalam supply chain sendiri diperlukan pengukuran performansi kinerja rantai pasok. Salah satu metode yang umum

(2)

digunakan untuk mengukur performansi perusahaan adalah model SCOR (Supply Chain Operation Reference), SCOR sendiri adalah suatu model acuan dari operasi supply chain.

PT. Serena Harsa Utama sendiri adalah perusahaan yang bergerak dibidang makanan dengan produksi utamanya adalah produk Baso. Pada proses menjalankan kegiatannya PT. Serena Harsa Utama memiliki beberapa masalah yang terkadang mengganggu kegiatan produksinya, seperti terjadinya.

Pengukuran performansi supply chain dirasa perlu dilakukan agar seluruh kegiatan yang berifat menghambat seperti yang dialami PT. Serena Harsa Utama dapat teridentifikasi sejak dini, karena melalui pengukuran performansi dapat diketahui persentase pencapaian perusahaan dalam menjalankan kegiatannya serta dapat teridentifikasi pada bagian mana saja masalah tersebut muncul dan tentunya agar lebih mudah untuk mencari solusi terhadap masalah yang timbul, karena semakin cepat masalah tersebut teridentifikasi maka akan semakin cepat pula perusahaan untuk menangani masalah tersebut.

II. METODOLOGI

Objek penelitian ini adalah PT. Serena Harsa Utama (SHU) Bandung. Tahapan-tahapan penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

A. Mendeskripsikan skema supply chain PT. SHU

B. Mengidentifikasi proses bisnis dan kondisi PT. SHU dengan menggunakan metode SWOT berdasarkan plan, source, make, deliver.

C. Membuat matriks SCOR Level 1

D. Melakukan benchmark dengan perusahaan pesaing E. Membuat scorcard Level 1 PT. SHU

F. Menganalisis scorcard GAP

III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Framework SCM PT. Serena Harsa Utama

Dalam menjalankan proses bisnisnya PT. SHU memiliki beberapa supplier, gambaran mengenai skema supply chain yang dijalankan PT. SHU dapat dilihat pada gambar 1 dibawah ini.

Beef Supplier

PT. Serena Harsa Utama Flour Supplier

Spices Supplier

Spices Supplier

Spices Supplier

Ice Supplier Local Supplier

Traditional Market

Agen

Customer

Customer Customer

Reseller

Reseller

Reseller

Customer

Customer

Customer Ditribution

Ditribution

Ditribution Ditribution

Ditribution Sharing information

Sharing information Sharing information

Sharing information

Sharing information Local

Supplier Local Supplier

Gambar 1 Framework Supply Chain PT. Serena Harsa Utama

(3)

B. Proses Bisnis & Kondisi PT. SHU Berdasarkan Matriks SWOT

Pada proses menjalankan suatu usaha tentunya kita dapat mengetahui skema atau proses bisnis yang dijalankan oleh perusahaan, gambar 2. Pada proses bisnis dimulai dengan perencanaan meliputi s

Board of Director Financial

Purchasing Warehouse

Supplier Transportation

Warehouse Inventory

Raw Material Plan Marketing

Production Planning

Production

Quality Control

Packing Inventory Agent

Konsumen

Market

PLAN SOURCE MAKE DELIVER

Gambar 2 Proses Bisnis PT. SHU

Serta dalam menjalankan proses bisnis kita harus mengetahui kondisi perusahaan, salah satunya adalah dengan melakukan analisis terhadap kekurangan, kelebihan, peluang dan ancaman terhadap perusahaan yang sedang dijalankan. Dibawah ini merupakan tabel 1 mengenai analisis SWOT PT. SHU.

Tabel 1 Matriks SWOT PT. SHU

Kekuatan (Strenght) Kelemahan (Weakness)

1. Perusahaan yang masih terhitung baru tapi sudah berbadan hukum PT (Perseroan Terbuka) 2. Kualitas produk yang baik

3. Memiliki konsumen tetap

4. Mengutamakan kualitas dan kebersihan dalam proses produksinya

1. Kurangnya varian produk

2. Sistem Management yang masih bertumpang tindih

3. Biaya operasional berbanding terbalik dengan profit

4. Kapasitas produksi tidak terlalu besar 5. Sumber daya manusia yang masih perlu

dikembangkan

Peluang (Opportunity) Ancaman (Threat)

1. Perusahaan dapat bersaing di pasar modern 2. Tingginya minat masyarakat akan produk

bakso

3. Menambah varian produk baru

1. Tingginya persaingan dalam industri olahan daging

2. Inkonsistensi dalam hal menjaga kualitas 3. Daya tarik kemasan dan harga jual dengan

para pesaing

C. Matriks SCOR Level 1 PT. SHU

Setelah melakukan pengukuran performansi untuk setiap atribut yang terdapat pada matriks SCOR level 1 mengenai atribut performansi supply chain reliability, responsiveness, flexibility,

(4)

Tabel 2 Matriks SCOR Level 1 PT. SHU

D. Benchmarking Performansi Supply Chain PT. SHU dengan Pesaingnya

Pada bagian ini akan dilakukan perbandingan atau benchmarking mengenai performansi PT.

Serena Harsa Utama dengan pesaingnya yaitu PT. Japfa Comfeed Indonesia, Tbk. Perbandingan performansi ini meliputi beberapa atribut, seperti supply chain cost, supply chain asset management efficiency, profitability dan effectiveness of return.

Hasil perbandingan yang disajikan berupa uang dan persentase dari nilai performansi masing- masing atribut yang telah dihitung. Data perbandingan tersebut disajikan pada tabel 3 dibawah ini.

Tabel 3. Perbandingan Performansi Supply Chain PT. SHU dengan pesaingnya

E. SCORcard Level 1 PT. SHU

Pada proses perhitungan yang telah dilakukan mengenai performansi setiap atribut yang telah didapatkan, nilai pada setiap atribut akan disajikan pada tabel SCORcard berupa persentase nilai actual nya yang telah dilakukan perbandingan dengan pesaing dalam industri yang sama yaitu PT.

Japfa Comfeed Indonesia, Tbk. Nilai SCORcard akan ditampilkan pada tabel 4 dibawah ini.

Performance Attribute

Customer Facing Internal Facing

Supply Chain Reliability

Supply Chain Responsiveness

Supply Chain Flexibility

Supply Chain Cost

Supply Chain Asset Delivery

Performance 97.86%

Fill Rate 100%

Perfect Order

Fulfillment 98%

Order Fulfillment

Lead Time 1 Hari

Supply Chain

Response Time 6 Hari

Production

Flexibility 1 Hari

Cost of Goods 96.37%

Supply Chain Management Cost

95.88%

SG&A Cost 88,34%

Warranty/Return

Processing Cost 100%

Cash to Cash

Cycle Time 98.93%

Inventory Days of

Supply 93.78%

Asset Turn 5.8%

Perbandingan perusahaan

Perbandingan PT Serena Harsa Utama

Revenue SG&A Cost of Goods

Cash to Cash Cycle Time

Inventory Days of

Supply

Asset Turns

Gross Margi n

Operatin g Income

Net Operati

ng Income

Return on Assets PT. Serena Harsa

Utama 14.314 0.9% 84% 18.99 1.95 5.77% 5.77% 4.87% 4.04% 5.8%

PT. Japfa Comfees

Indonesia, Tbk 524.000 0.32% 4% 102.58 101.62 146% 95.99% 96% 63% 146%

Industry Parity 269.157 0.61% 44.00% 60.79 51.78 75.73% 50.88% 50.27% 33.33% 75.73%

Industri Advantage 371.094 0.49% 28.00% 44.07 31.85 103.72% 68.92% 68.43% 45.04% 103.72%

Industry Superior

90th 473.031 0.38% 12.01% 27.35 11.91 131.70% 86.97% 86.59% 56.76% 131.70%

(5)

Tabel 4 SCORcard PT. SHU

F. Perhitungan GAP

Berdasarakan perhitungan mengenai performansi untuk setiap atribut yang kemudian disajikan kedalam tabel SCORcard, selanjutnya adalah perhitungan mengenai opportunity gap.

Kemudian setelah didapatkan nilai untuk opportunity gap untuk setiap bagian, selanjutnya adalah pengklasifikasian nilai actual dengan nilai persentase dari industry parity, industry advantage dan industri superior yang paling mendekati dengan nilai actualnya. Dapat dilihat pada tabel 5 dibawah ini.

Tabel 5. Perhitungan SCORcard GAP

IV. PENUTUP

Pada proses menjalankan usahanya PT. Serena Harsa Utama menjalin kerjasama dengan beberapa perusahaan tentunya terkait dengan supply atau pengadaan bahan baku, seperti daging, bumbu, tepung dan es. Untuk pengadaan bahan baku tersebut PT. Serena Harsa Utama mempunyai supplier tetap dengan jumlah supplier keseluruhan sekitar 8 supplier, dengan rincian 3 supplier lokal untuk daging yang berlokasi di Jakarta, namun untuk kualitas dagingnya sendiri terdiri dari kualitas lokal & import, karena terdapat 1 supplier yang juga mendapat supply daging

Performance Atribute or

Category

Level 1 Performance

Metrics

Actual

Parity Advantage Superior Parity Gap Median

of Statistical

Sampel

Midpoint of Parity and superior

90th Percentile

of Population

Parity - Actual

External

Supply Chain Delivery Reliability

Delivery

Performance 97.86%

Fill Rate 100%

Perfect Order

Fulfillment 98%

Supply Chain Responiveness

Order Fulfillment Lead

Time

1 Hari

Supply Chain Flexibility

Supply Chain

Response Time 6 Hari

Production

Flexibility 1 Hari

Internal

Supply Chain Cost

Cost of Goods 84% 44.00% 28.00% 12.01% -39.98%

Supply Chain Management

Cost

73%

SG&A Cost 0.9% 0.61% 0.49% 0.38% -0.29%

Warranty/Return

Processing Cost 100%

Supply Chain Asset Management

Efficiency

Cash to Cash

Cycle Time 18.99 60.79 44.07 27.35 41.80

Inventory Days

of Supply 1.95 51.78 31.85 11.91 49.84

Asset Turn 5.77% 75.73% 103.72% 131.70% 69.97%

Shareholder

Profitability

Gross Margin 5.77% 50.88% 68.92% 86.97% 45.11%

Operating

Income 4.87% 50.27% 68.43% 86.59% 45.40%

Net Operating

Income 4.04% 33.33% 45.04% 56.76% 29.29%

Effectiveness

of Return Return on Assets 5.8% 75.73% 103.72% 131.70% 69.97%

Performance Atribute or

Category

Level 1 Performance

Metrics Actual

Parity Advantage Superior Parity Gap

Requireme nt GAP

Requirement Opportunity Median of

Statistical Sampel

Midpoint of Parity and superior

90th Percentile

of Population

Parity - Actual

Supply Chain Cost

Cost of

Goods 84% 44.00% 28.00% 12.01% -39.98% -39.98% Rp 16,525,000,000

SG&A Cost 0.9% 0.61% 0.49% 0.38% -0.29% -0.29% Rp 902,000,000

Profitability

Gross

Margin 5.77% 50.88% 68.92% 86.97% 45.11% 45% Rp251,898,000,000

Operating

Income 4.87% 50.27% 68.43% 86.59% 45.40% 45% Rp250,995,500,000

Net Operating

Income

4.04% 33.33% 45.04% 56.76% 29.29% 29% Rp164,339,500,000

Keterangan: warna abu-abu merupakan klasifikasi yang terpilih

(6)

Berdasarkan hasil SCORcard kita dapat mengetahui keunggulan yang dimiliki oleh PT. SHU, yaitu pada atribut supply chain asset management efficiency pada bagian cash to cash cycle time

& inventory days of supply serta SG&A cost. Kedua atribut tersebut termasuk kedalam klasifikasi superior dan melebihinya, dengan nilai aktualnya sebesar 18.99 hari dan untuk klasifikasi nilai superior nya adalah 27.35 hari. Kemudian untuk inventory days of supply sendiri nilai aktualnya sebesar 1.95 hari dan untuk klasifikasi nilai superior nya adalah 11.91 hari.

Untuk atribut profitability dan effectiveness of return, hasil pencapaiannya pun masih dibawah, untuk gross margin, operating income, dan net operating income masing-masing nilai aktualnya adalah 5.77%, 4.87% dan 4.04%, ketiganya termasuk kedalam klasifikasi parity dengan catatan PT. SHU harus menaikan persentasenya masing-masing sebesar 45.11%, 45.40% dan 29.29%. Begitu pula dengan return on assets nilai aktualnya adalah sebesar 5.8% untuk masuk kedalam klasifikasi parity PT. SHU harus menaikan persentasenya sebesar 69.97%.

Untuk COGS & SG&A PT. SHU harus menurunkan persentase masing-masing sebesar 39.98% dan 0.29% dengan peluang keuntungan masing-masing sebesar 16.525 milyar dan 902 juta rupiah. Sedangkan untuk gross margin, operating income dan net operating income PT. SHU harus menaikan persentasenya untuk masuk kedalam klasifikasi parity dengan persentase yang harus dicapai adalah masing-masing sebesar 45%, 45% dan 29% dan memiliki peluang keuntungan masing-masing 251 milyar, 250 milyar dan 164 milyar rupiah.

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, R., 2014, Analisis Performansi Rantai Pasok Menggunakan Model Supply Chain Operation Reference (SCOR) di PT. Keramik Indonesia Asosiasi, Tbk., Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia.

Bolstorff, P., & Rosenbaum, R. , 2003, Supply Chain Excellence: A Hand Book For Dramatic Improvement Using The SCOR Model (Second Edition), New York: AMACOM.

Mutakin, A., & Hubeis, M., 2011, “Pengukuran Kinerja Manajemen Rantai Pasokan dengan SCOR Model 9.0 (Studi Kasus di PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk)”, Jurnal Management dan Organisasi, II, hlm. 92-103.

Munajat, M., A. 2013, Analisis Performansi Rantai Pasok Menggunakan Model Supply Chain Operation Reference (SCOR) di PT. Asno Horie Indonesia. Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Komputer Indonesia.

Pujawan, I Nyoman., & Mahendrawathi ER., 2005, Supply Chain Management, Surabaya: Gunawidya.

PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk, 2016, Laporan Tahunan 2015 Annual Report PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Retrieved June 8, 2016, from https://www.japfacomfeed.co.id /id/investors/financial- results

Wigaringtyas, L., D. , 2013, Pengukuran Kinerja Supply Chain Management Dengan Pendekatan Supply Chain Operation Reference (SCOR) (Studi Kasus: UKM Batik Sekar Arum, Pajang, Surakarta).

Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Gambar

Gambar 1 Framework Supply Chain PT. Serena Harsa Utama
Gambar 2 Proses Bisnis PT. SHU
Tabel 2 Matriks SCOR Level 1 PT. SHU
Tabel 4 SCORcard PT. SHU

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan dengan kegiatan Pengadaan Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Outsourcing Keamanan Dalam Kantor OJK Tasikmalaya Tahun Anggaran 2017, panitia pengadaan telah

[r]

[r]

Metode yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan pada skripsi ini adalah metode langsung. Secara umum skripsi ini akan membahas analisa nilai kalor bahan bakar

Oleh karena itu, melalui paper ini saya ingin menjelaskan mengenai ambiguitas atau ambivalensi yang terjadi pada proyek Revolusi Hijau yang pada mulanya

Spesifikasi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitis, artinya suatu cara pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan

kemampuan menyajikan gagasan kreatif dalam menulis teks cerita fantasi antara peserta didik yang memperoleh model pembelajaran berbasis masalah dengan model

Objek pajak adalah penghasilan, yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh wajib pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar