BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Konsep Dasar Sistem.
Proses pengembangan sistem informasi, diperlukan adanya pemahaman mengenai konsep-konsep dari sistem informasi tersebut. Pendekatan sistem yang merupakan jaringan kerja dari prosedur lebih menekankan urutan-urutan operasi di dalam sistem. Sistem juga dapat diartikan suatu jaringan kerja dari prosedur- prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan kegiatan tertentu.
2.1.1. Pengertian Sistem
Definisi sistem menurut Ladjamudin (2013:3) definisi sistem adalah “Sistem sebagai perangkat elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk untuk mencapai tujuan bersama”.
Muslihudin dan Oktafianto (2010:2) “Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berkaitan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu”.
Setelah mengetahui definisi sistem dapat disimpulkan bahwa sistem adalah sekumpulan komponen atau jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berkaitan dan saling bekerja sama membentuk suatu jaringan kerja untuk mencapai sasaran atau tujuan tertentu.
6
2.1.2. Karakteristik Sistem
Ladjamudin (2013:5), ”Mengemukakan suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yaitu mempunyai komponen-komponen, batas sistem, lingkungan luar sistem, penghubung, masukan, keluaran, pengolah dan sasaran ataupun tujuan”.
1. Komponen Sistem
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk suatu kesatuan. Komponen-komponen sistem atau elemen-elemen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian- bagian dari sistem.
2. Batasan Sistem
Merupakan daerah yang membatasi suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batasan ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan dan menunjukan ruang lingkup dari sistem tersebut.
3. Lingkungan Luar Sistem
Suatu sistem yang ada di luar dari batas sistem yang dipengaruhi oleh operasi sistem. Lingungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan dan juga merugikan.
4. Penghubung Sistem
Media penghubung antara suatu subsistem dengan subsistem lainya. Melalui
penghubung ini kemungkinan sumber-sumber mengalir dari satu subsistem ke
subsistem yang lainnya. Keluaran dari satu subsistem akan menjadi masukan
untuk subsistem lainnya melalui penghubung.
5. Masukan Sistem
Energi yang masuk ke dalam sistem, berupa perawatan dan masukan sinyal maintenance input adalah energi yang dimasukan supaya sistem tersebut dapat
berjalan. Sinyal input adalah energi yang diproses untuk mendapatkan keluaran dari sistem.
6. Keluaran Sistem
Keluaran sistem adalah energi yang diolah dan dapat diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran dapat merupakan masukan untuk subsistem lainya.
7. Pengolahan Sistem
Suatu sistem yang dapat mempunyai suatu bagian pengolah atau sistem itu sendiri sebagai pengolahnya. Pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran.
8. Sasaran Sistem
Suatu sistem mempunyai tujuan atau sasaran, kalau sistem tidak mempunyai sasaran maka sistem tidak akan ada. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya. Sasaran sangat berpengaruh pada masukan dan keluaran yang dihasilkan .
2.1.3. Klasifikasi Sistem
Kusrini dan Andri Koniyo (2007:7) mengemukakan bahwa suatu sistem
dapat diklasifikasikan menjadi seperti berikut:
1. Sistem abstrak dan sistem fisik
Sistem abstrak adalah suatu sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik, sedangkan sistem fisik adalah sistem yang ada secara fisik.
2. Sistem alamiah dan sistem buatan manusia
Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, sedangkan sistem buatan manusia adalah sistem yang dirancang oleh manusia.
3. Sistem tertentu dan sistem tak tentu
Sistem tertentu adalah suatu sistem yaang operasinya dapat diprediksi secara tepat, sedangkan sistem tak tentu adalah sistem dengan perilaku ke depan yang tidak dapat diprediksi.
4. Sistem tertutup dan sistem terbuka
Sistem tertutup adalah sistem yang tidak terpengaruh oleh lingkungan luar atau otomatis, sedangkan sistem terbuka adalah sisstem yang berhubungan dan terpengaruh oleh lingkungan luar.
2.1.4. Pengertian Informasi
Definisi informasi menurut Kusrini dan Andri Koniyo (2007:9) “informasi adalah data yang sudah diolah menjadi bentuk yang berarti bagi pengguna, yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau mendukung sumber informasi”.
Sedangkan menurut Puspitawati dan Sri Dewi Anggadini (2011:13)
informasi (information) dapat didefinisikan sebagai berikut: “Informasi adalah
data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya”.
Kesimpulan dari para ahli bahwa informasi merupakan data yang diolah menjadi bentuk yang berguna untuk membuat keputusan. Informasi berguna untuk membuat keputusan karena informasi menurunkan ketidak pastian atau meningkatkan pengetahuan. Informasi menjadi penting karena berdasarkan informasi itu para pengelola dapat mengetahui kondisi obyektif perusahaannya.
Informasi tersebut merupakan hasil pengolahan data atau fakta yang dikumpulkan dengan metode ataupun cara-cara tertentu.
2.1.5. Pengertian Sistem Informasi
Ladjamudin (2013:13), “sistem informasi dapat didefinisikan sekumpulan prosedur organisasi yang pada saat dilaksanakan akan memberikan informasi bagi pengambil keputusan dan/atau untuk mengendalikan organisasi”.
Menurut Hutahaean (2015:13), mendefinisikan sebagai berikut: sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebtuhan pengelolaan transaksi harian, mendukung
operasi, bersifat manajerial, dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang dibutuhkan.
Setelah mengetahui definisi dari sistem informasi di atas, bisa disimpulkan
bahwa sistem informasi itu adalah kumpulan dari komponen–komponen yang
saling bekerja sama secara harmonis untuk bertujuan menyajikan informasi yang
bermanfaat. Sedangkan tujuan dari sistem informasi adalah menghasilkan
informasi. Dalam arti yang sangat luas sistem informasi istilah yang sering
digunakan untuk merujuk pada interaksi antar orang.
2.1.6. Pengertian akuntansi
Akuntansi merupakan suatu ilmu yang di dalamnya berisi bagaimana manusia berfikir sehingga menghasilkan suatu kerangka pemikiran konseptual tentang prinsip, standar, asumsi, teknik, serta prosedur yang disajikan landasan dalam pelaporan keuangan. Pelaporan keuangan tersebut harus akurat, dapat dipertanggungjawabkan dan berisi informasi-informasi yang berguna dalam memantau pengambilan keputusan bagi para pemakainya.
Pengertian mengenai akuntansi menurut Kusrini dan Andri Koniyo (2007:16) “akuntansi adalah suatu sistem yang mengukur aktivitas-aktivitas bisnis, memproses informasi tersebut kedalam bentuk laporan dan mengomunikasikannya kepada para pengambil keputusan“.
Definisi menurut Soemarso (2009:14) menerangkan bahwa, “Akuntansi (accounting) suatu disiplin yang menyediakan informasi penting sehingga memungkinkan adanya pelaksanaan dan penilaian jalannya perusahaan secara efisien”.
Setelah mengetahui definisi akuntansi dapat ditarik kesimpulan bahwa akuntansi adalah proses sistematis untuk megidentifikasi, melakukan pencatatan, dan mengkomunikasikan kegiatan ekonomi yang bermanfaat untuk pihak ekstemal dan internal.
2.1.7. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Sistem informasi Akuntansi digunakan untuk pengolahan data. Data yang
diolah sistem informasi akuntansi adalah data yang bersifat keuangan. Sistem
informasi akuntansi hanya terbatas pada pengolahan data yang bersifat keuangan
saja, sehingga informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi akuntansi perusahaan hanya informasi keuangan saja.
Menurut Puspitawati dan Sri Dewi Anggadini (2011:57) sebagai berikut:
sistem informasi akuntansi dapat pula didefiniskan sebagai sistem yang berfungsiuntuk mengorganisasi formulir, catatan laporan yang dikoordinasi untuk menghasilkan informasi keuangan yang dibutuhkan dalam pembuatan keputusan manajemen dan pimpinan perusahaan dan dapat memudahkan pengelolaan perusahaan.
Menurut Kusrini dan Andri Koniyo (2007:10) “Sistem informasi akuntansi merupakan sebuah sistem informasi yang mengubah data transaksi bisnis menjadi informasi keuangan yang berguna bagi pemakainya”.
Tujuan dari sistem informasi akuntansi adalah:
1. Mendukung operasi sehari-hari.
2. Mendukung pengambilan keputusan manajemen.
3. Memenuhi kewajiban yang berhubngan dengan pertanggung jawaban.
Dilihat dari definisi tersebut di atas sistem akuntansi dan sistem informasi akuntansi mempunyai pengertian yang sama yaitu serangkaian kegiatan administratife perusahaan dalam melaksanakan berbagai aktivitas sehari-hari .
2.1.8. Pengertian Aktiva tetap
Setiap perusahaan memiliki aktiva yang berbeda-beda dalam hal jumlah dan
jenis aktiva yang dimilikinya. Hal ini berdasarkan pada perbedaan jenis operasi
atau usaha yang dilakukan oleh setiap perusahaan. dalam mengelola aktiva atau
asset yang dimiliki oleh perusahaan seorang manajer keuangan harus dapat
menentukan besar alokasi untuk masing-masing aktiva serta bentuk-bentuk aktiva
harus dimiliki oleh perusahaan sehubungan bidang usaha dari perusahaan tersebut.
Widjajanta dkk (2007:23) mengemukakan “Aktiva tetap merupakan aktiva yang dimiliki perusahaan, yang memiliki manfaat ekonomi lebih dari satu periode akuntansi”.
Menurut Yusuf (2011:28) adalah sebagai berikut “Aktiva adalah sumber- sumber ekonomi yang dimiliki perusahaan yang bisa dinyatakan dalam satuan uang”.
Aktiva ini dapat digolongkan menjadi aktiva tetap berwujud (tangible fixed assets) dan aktiva tak berwujud (intangible assets). Tidak ada kriteria standar
mengenai angka waktu pemakaian minimal untuk membedakan aktiva tetap dengan aktiva lainya. Walaupun demikian pemakaian lebih dari satu tahun pada umumnya digunakan sebagai pedoman.
Jurnal perolehan aktiva tetap berdasarkan pada harga perolehannya, ditambah dengan biaya-biaya yang timbul hingga aktiva tetap tersebut siap beroperasi. Dan apabila ada pajak terkait dengan perolehan aktiva tersebut maka beban harus dikeluarkan dari harga perolehan aktiva tersebut, bisa dirumuskan seperti dibawah ini:
Aktiva tetap = harga perolehan + biaya-biaya yang timbul dari proses pembelian hingga aktiva tetap tersebut beroperasi – pajak yang terkait dengan asset.
Berikut ini ayat jurnal penyesuaian perolehan aktiva:
Aktiva tetap Rp xxx
Kas Rp xxx
Aktiva tetap juga memiliki penyusutan aktiva. Maksudnya yaitu nilai aktiva
akan berkurang seiring dengan berjalannya waktu pemakaian, maka perusahaan
perusahaan harus mengalokasikan harga perolehan aktiva tetap pada periode- periode operasi saat aktiva tetap digunakan yang disebut dengan penyusutan aktiva. Pencatatan penyusutan aktiva dilakukaan pada setiap akhir periode akuntansi. Cara perhitungan penyusutan aktiva adalah sebagai berikut:
Harga perolehan - penyusutan = Nilai Buku
Harga Perolehan – Nilai Resude = Akumulasi Penyusutan
Penyusutan juag memiliki ayat jurnal penyesuaian, berikut ini ayat jurnal penyesuain penyusutan aktiva tetap:
Beban Penyusutan aktiva tetap Rp xxxxx Akumulasi penyusutan aktiva Rp xxxx
2.2 Perlatan Pendukung (Tools System)
Peralatan pendukung (Tools System) berupa alat yang digunakan untuk menggambarkan bentuk logika dari suatu sistem yang menggunakan simbol- simbol, lambang, diagram yang menunjukan secara tepat arti dan fungsinya.
Adapun perlatan pendukung guna untuk merencang suatu sistem.
2.2.1. UML
Perkembangan teknologi perangkat lunak diperlukan adanya bahasa yang digunakan untuk memodelkan perangkat lunak yang akan dibuat. Muncullah sebuah standarisasi bahasa pemodelan untuk membangun perangkat lunak yang dibangun menggunakan teknologi berbasis obyek yaitu Unifed Modeling Language (UML).
Menurut Nugroho dan Adi (2010:6) adalah: UML (Unifed Modeling
Language) adalah bahasa pemodelan untuk sistem atau perangkat lunak
yang berparadigma berorientasi objek. Pemodelan (modeling) sesungguhnya digunakan untuk penyederhanaan peermasalahan-permasalahan yang kompleks sedemikian rupa sehingga lebih mudah dipelajari dan dipahami.
Menurut Sukamto dan M. Shalahudin (2014:137) “UML merupakan bahasa visual untuk pemodelan dan komunikasi mengenai sebuah sistem dengan menggunakan diagram dan teks-teks pendukung”.
2.2.1.1. Use Case Diagram
Bersifat statis, diagram ini diperlihatkan himpunan use case dan aktor- aktor (suatu jenis khusus dari kelas). Digram ini terutama sangat penting untuk mengorganisasi dan memodelkan perilaku suatu sistem yang dibutuhkan serta diharapkan pengguna. Diagram use case mendiskripsikan sebuah interaksi antara satu atau lebih aktor dengan sistem yang akan dibuat.
Menurut Sukamto dan M. Shalahudin (2014:155) “Use case merupakan pemodelan untuk melakukan (behavior) sistem informasi yang akan dibuat”.
Menurut Wijaya dan Hendra Alianto (2012:91) „use case adalah suatu gambaran umum dari pola interaksi antar sistem dan actor”.
Actor adalah adalah abstraksi dari user atau sistem lain yang berinteraksi
dengan target sistem. Penggambaran hubungan antara actor dan use case dapat digambarkan melalui use case diagram ataupun dalam bentuk actor table.
1.2.1.2. Deployment Diagram
Sukamto dan M. Shalahudin (2014:154) “Diagram Deployment atau deployment diagram menunjukan konfigurasi komponern dalam proses
eksekusi aplikasi”. Diagram deployment juga menggambarkan:
a. Sistem tambahan (emdedded system) yang menggambarkan rancangan
device, node, dan hadware.
b. Sistem client/server.
c. Sistem terdistribusi murni d. Rekayasa ulang aplikasi
Widodo (2010:10) mengungkapkan bahwa “Deployment diagram bersifat statis. Diagram ini memperlihatkan konfigurasi saat aplikasi dijalankan (run- time)”.
Melihat dari pengertian para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa, deployment diagram menggambarkan detail bagaimana komponen dalam
infrastruktur sistem, dimana komponen akan terletak, bagaimana kemampuan jaringan pada lokasi tersebut, spesifikasi server, dan hal-hal yang bersifat fisikal.
1.2.1.3. Sequence Diagram
Menurut Sukamto dan M. Shalahudin (2014:145) “Diagram skuen menggambarkan kelakuan objek pada use case dengan mendiskripsikan waktu hidup objek dan message yang dikirimkan dan diterima antar objek”.
Menurut Yasin (2012:268)” Sequence Diagram menggambarkan kolaborasi dinamis antara sejumlah objek dan untuk menunjukkan rangkaian pesan yang dikirim antar objek juga interaksi antar objek, sesuatu yang terjadi pada titik tertentu dalam eksekusi sistem”.
Banyaknya diagram skuen yang digambar adalah minimal sebanyak
pendefinisian use case yang dimiliki proses sendiri atau yang penting semua
use case yang telah didefinisikan interaksi alannya pesan sudah dicakup pada
diagram.
1.2.1.4. Activity Diagram