• Tidak ada hasil yang ditemukan

Arsih, Ratna Dian Kurniawati, Inggrid Dirgahayu ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Arsih, Ratna Dian Kurniawati, Inggrid Dirgahayu ABSTRAK"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PARU PADA PEMBUAT KASUR LANTAI DI PT TAWAKAL WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNGSIANG KABUPATEN SUBANG TAHUN 2011

Arsih, Ratna Dian Kurniawati, Inggrid Dirgahayu ABSTRAK

Menurut International Labour Organization (ILO) setiap tahun terjadi 1,1 juta kematian yang disebabkan oleh penyakit atau yang disebabkan oleh pekerjaaan. Pada tahun 2001 menurut ILO, penyebab kematian berhubungan dengan pekerjaan adalah sebagai berikut: kanker (34%), kecelakaan (25%), penyakit saluran pernafasan (21%), penyakit kardiovaskuler (15%) dan lain-lain (15%), Sedangkan data di Kabupaten Subang tentang gambaran penyakit akibat kerja menunjukan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan jenis penyakit yang sering dirasakan oleh pekerja, yaitu sebanyak (15,9%). Puskesmas Tanjungsiang merupakan salah satu Puskesmas di Kabupaten Subang yang wilayah kerjanya merupakan salah satu sentral home industri pembuatan kasur lantai. Home industri pembuatan kasur lantai terbesar dengan jumlah karyawan terbanyak adalah PT. Tawakal. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan t erhadap 10 pekerja pembuatan kasur lantai dengan menggunakan metode wawancara tentang keluhan yang dialami pada pekerja tersebut adalah sebagai berikut : batuk, pilek, sesak nafas (42%).

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor karakteristik yang berhubungan dengan gangguan fungsi paru pada pekerja pembuat kasur lantai di PT Tawakal Wilayah Kerja Puskesmas Tanjungsiang Kabupaten Subang Tahun 2011.

Jenis penelitian menggunakan deskripsi korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pekerja pembuat kasur lantai di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjungsiang Kabupaten Subang, yang berjumlah 40 orang dengan teknik sampling yang digunakan adalah total sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan format wawancara dan pengukuran fungsi paru dengan menggunakan spirometer. Analisa data yang digunakan univariat dan bivariat dengan uji Chi-Square.

Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan umur pekerja dengan gangguan fungsi paru pada pekerja pembuat kasur lantai (p-value: 0,00), tidak terdapat hubungan jenis kelamin pekerja dengan gangguan fungsi paru pada pekerja pembuat kasur lantai (p-value: 0,061), terdapat hubungan masa kerja dengan gangguan fungsi paru pada pekerja pembuat kasur l antai (p-value: 0,00) dan terdapat hubungan riwayat pekerjaan dengan gangguan fungsi paru pada pekerja pembuat kasur lantai (p-value: 0,007)

Berdasarkan hasil penelitian tersebut menyarankan kepada petugas kesehatan khususnya program usaha kesehatan kerja untuk melakukan pembinaan tentang pentingnya penggunaan alat pelindung diri teruatam masker untuk pencegahan gangguan fungsi paru.

Kata Kunci: Umur, Jenis Kelamin, Masa Kerja, Riwayat Pekerjaan dan Gangguan Fungsi Paru

(2)

Penyakit akibat kerja yang muncul pada pekerja antara lain menderita gangguan saluran pernafasan (31,40%), gangguan kulit (30,26%), gangguan mata (15,4%), gangguan kardiovaskuler (10,86%) dan lain-lain (13,08%) (Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2009). Sedangkan data di Kabupaten Subang tentang gambaran penyakit akibat kerja menunjukan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan jenis penyakit yang sering dirasakan oleh pekerja, yaitu sebanyak (15,9%), gangguan otot (15,8%), gangguan kulit (15,2%) gangguan saraf (14,9%), gangguan Telinga Hidung Tenggorokan (THT) (14,5%), gangguan kardiovaskuler (13,8%) dan lainnya (9,95) (Dinas Kesehatan Kabupaten Subang, 2010)

Pada umumnya suatu gangguan saluran pernapasan dimulai dengan keluhan-keluhan dan gejala-gejala yang ringan. Gejala-gejala yang muncul antara lain batuk kering, sesak nafas, kelelahan umum, banyak dahak dan lain-lain. Dalam perjalanan penyakit mungkin gejala-gejala m enjadi lebih berat dan bila semakin berat dapat jatuh dalam keadaan kegagalan pernapasan dan mungkin meninggal. Bila sudah dalam kegagalan pernapasan maka dibutuhkan penatalaksanaan yang lebih rumit, meskipun demikian mortalitas masih tinggi, maka perlu diusahakan agar yang ringan tidak menjadi lebih berat dan yang sudah berat cepat-cepat ditolong dengan tepat agar tidak jatuh dalam kegagalan pernapasan (Levi S, 2005).

Gangguan pernafasan atau fungsi paru yang sering muncul pada pekerja disebabkan oleh lingkungan kerja yang kurang baik salah satunya adalah debu. Dalam kondisi tertentu debu merupakan bahaya yang dapat menyebabkan pengurangan kenyamanan kerja, gangguan fungsi faal paru, bahkan dapat menimbulkan keracunan umum (Depkes RI, 2003).

Puskesmas Tanjungsiang merupakan salah satu Puskesmas yang wilayah kerjanya merupakan salah satu sentral home industri pembuatan kasur lantai dengan jumlah home industri pembuatan kasur lantai sebanyak 5 home industri yaitu PT Tawakal, PT Barokah, PT Subur Jaya, PT Makmur dan PT Tanjungsiang Jaya dengan jumlah pekerja sebanyak PENDAHULUAN

Pada era globalisasi dan pada pasar bebas World Trade Organization (WTO) dan General Agreement on Tarifs and Trade (GATT) yang akan berlaku tahun 2020 mendatang, kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu prasyarat yang ditetapkan dalam hubungan ekonomi perdagangan barang dan jasa antara negara yang harus dipenuhi oleh seluruh anggota termasuk Indonesia. Untuk mengantisipasi hal tersebut serta mewujudkan perlindungan masyarakat pekerja Indonesia maka telah ditetapkan visi pembangunan kesehatan Indonesia, yaitu Indonesia Seh at Tahun 2010, artinya bangsa Indonesia di Tahun 2010 diharapkan sudah berada dalam kondisi sehat. Sehat menurut Undang-Undang Kesehatan No.23 tahun 1992 adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (Depkes, 2002)

Upaya kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan bebas dari kecelakaan kerja serta penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan e fisiensi dan produktifitas kerja. Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi pekerja dan pengusaha proses produksi secara menyeluruh merusak lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak pada masyarakat luas (Mubarak, 2009).

Menurut International Labour Organization (ILO) setiap tahun terjadi 1,1 juta kematian yang disebabkan oleh penyakit atau yang disebabkan oleh pekerjaaan. Sekitar 300.000 kematian terjadi dari 250 juta kecelakaan kerja dan sisanya a dalah k ematian karena penyakit akibat kerja dimana diperkirakan terjadi 160 juta penyakit akibat pekerjaan baru setiap tahunnya. Pada tahun 2001 menurut ILO, penyebab kematian berhubungan dengan pekerjaan adalah sebagai berikut: kanker (34%), kecelakaan (25%), penyakit saluran pernafasan (21%), penyakit kardiovaskuler (15%) dan lain-lain (15%) (Buchari, 2007).

(3)

yang potensial seperti umur, jenis kelamin, etnis, kebiasaan merokok dan faktor allergen (Sukarman, 2008)

METODOLOGI PENELITIAN

Rancangan penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui f aktor- faktor karakteristik pekerja yang mempengaruhi gangguan fungsi paru pada pembuat kasur lantai di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjungsiang Kabupaten Subang Tahun 2011 yang dilaksanakan pada 40 orang karyawan tersebut dari bulan Maret-Agusutus 2011.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tabel 1

Distribusi Frekuensi Umur Pekerja Pembuat Kasur Lantai di PT. Tawakal Wilayah Kerja Puskesmas

Tanjungsiang Kabupaten Subang Tahun 2011

No Umur F %

1 > 40 Tahun 17 42,5 2 < 40 Tahun 23 57,5

Total 40 100

Tabel 2

Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Pekerja Pembuat Kasur Lantai di PT. Tawakal Wilayah Kerja Puskesmas

Tanjungsiang Kabupaten Subang Tahun 2011

No Jenis Kelamin F %

1 Perempuan 19 47,5

2 Laki-Laki 21 52,5

Total 40 100

Tabel 3

Distribusi Frekuensi Masa Kerja Pekerja Pembuat Kasur Lantai di PT. Tawakal Wilayah Kerja Puskesmas

Tanjungsiang Kabupaten Subang Tahun 2011

No Masa Kerja F %

1 > 10 Tahun 14 35 2 < 10 Tahun 26 65

Total 40 100

154 orang. Dari kelima perusahaan tersebut jumlah pekerja terbanyak terdapat di PT Tawakal yaitu sebanyak 40 orang.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan terhadap 10 pekerja pembuatan kasur lantai dengan menggunakan metode wawancara tentang keluhan yang dialami pada pekerja tersebut adalah sebagai berikut : batuk, pilek, sesak nafas (42%), mata pedih, mata merah dan gatal (27,6%), gatal-gatal pada kulit dan sakit pinggang (16,9%) dan lainnya (13,5%),

Lingkungan home industry yang bergerak dalam pembuatan kasur lantai menimbulkan pencemaran lingkungan udara oleh debu yang timbul pada proses pengolahan atau hasil industri kasur lantai. Debu dari kapas lingkungannya sehingga pekerja industri tersebut dapat terpapar debu karena bahan baku, b ahan antara ataupun produk akhir. Bahan pencemar tersebut dapat berpengaruh terhadap kesehatan manusia khususnya gangguan fungsi paru (Mubarak, 2009).

Hasil penelitian Yulaekah (2007) tentang pengukuran fungsi paru pekerja industri batu kapur terhadap 60 pekerja menunjukkan lebih dari 50 % pekerja mengalami gangguan fungsi paru dengan kategori obstruksi ringan, sedang dan berat dan Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa probabilitas terjadinya gangguan fungsi paru bagi responden yang bekerja di tempat kerja dengan konsentrasi debu di atas NAB 3 mg/m3 adalah 68,6 %, sedangkan 31,4 % disebabkan oleh faktor lain artinya bahwa 68,6 % merupakan faktor yang telah diteliti oleh peneliti di industri batu kapur sedangkan 31,4 % merupakan faktor di luar.

Berbagai faktor dalam timbulnya gangguan pada saluran napas akibat debu dapat disebabkan oleh debu yang meliputi ukuran partikel, bentuk, konsentrasi, daya larut dan sifat kimiawi, serta lama paparan. Disamping itu, faktor individual yang meliputi mekanisme pertahanan paru, anatomi dan fisiologi saluran napas serta faktor imunologis. Penilaian paparan pada manusia perlu dipertimbangkan antara lain sumber paparan, jenis pabrik, lamanya paparan, paparan dari sumber lain. Pola aktivitas sehari-hari dan faktor penyerta

(4)

Tabel 4

Distribusi Frekuensi Riwayat Pekerjaan Pekerja Pembuat Kasur Lantai di PT. Tawakal Wilayah Kerja Puskesmas

Tanjungsiang Kabupaten Subang Tahun 2011 No Riwayat Pekerjaan F % 1 Tidak Ada Riwayat 10 25

2 Ada Riwayat 30 75

Tabel 5

Distribusi Frekuensi Gangguan Fungsi Paru Pekerja Pembuat Kasur Lantai di PT. Tawakal Wilayah Kerja

Puskesmas Tanjungsiang Kabupaten Subang Tahun 2011

No Gangguan Fungsi Paru F %

1 Ada Gangguan 16 40

2 Tidak Ada Ganguan 24 60

Total 40 100

Tabel 6

Hubungan Umur Pekerja Dengan Gangguan Fungsi Paru Pada Pekerja Pembuat Kasur Lantai Di PT.

Tawakal Wilayah Kerja Puskesmas Tanjungsiang Kabupaten Subang Tahun 2011

Umur Gangguan Fungsi ParuA d a Total p-value Gangguan Tidak Ada Gangguan

> 40 Ta-hun 14 3 17 0,000 82,40% 17,60% 100% < 40 Ta-hun 8,70%2 91,30%21 100%23 Total 16 24 40 40,00% 60,00% 100%

Dari analisa di atas dapat dijelaskan bahwa terdapat hubungan umur pekerja dengan gangguan fungsi paru pada pekerja pembuat kasur lantai di PT Tawakal Wilayah Kerja Puskesmas Tanjungsiang Kabupaten Subang.

Tabel 7

Hubungan Jenis Kelamin Dengan Gangguan Fungsi Paru Pada Pekerja Pembuat Kasur Lantai Di PT.

Tawakal Wilayah Kerja Puskesmas Tanjungsiang Jenis

Kel-amin

Gangguan Fungsi Paru

Total value p-Ada

Gangguan Tidak Ada Gangguan Perem-puan 11 8 19 0,061 57,90% 42,10% 100% Laki-Laki 5 16 21 23,80% 76,20% 100% Total 16 24 40 40,00% 60,00% 100%

Dari analisa di atas dapat dijelaskan bahwa hasil statistik dengan chi-square menunjukan nilai p-value = 0,061 > α (0,05) maka disimpulkan tidak terdapat hubungan jenis kelamin dengan gangguan fungsi paru pada pekerja pembuat kasur lantai di PT Tawakal Wilayah Kerja Puskesmas Tanjungsiang Kabupaten Subang.

Tabel 8

Hubungan Masa Kerja Dengan Gangguan Fungsi Paru Pada Pekerja Pembuat Kasur Lantai Di PT. Tawakal

Wilayah Kerja Puskesmas Tanjungsiang Kabupaten Subang Tahun 2011

Masa Kerja Gangguan Fungsi ParuAda Total p-value Gangguan Tidak Ada Gangguan

> 10 Tahun 13 1 14 0 92,90% 7,10% 100% < 10 Tahun 3 23 26 11,50% 88,50% 100% Total 16 24 40 40,00% 60,00% 100%

Dari tabel di atas dengan hasil statistik dengan chi-square menunjukan nilai p-value = 0,00 < α (0,05) yang berarti terdapat hubungan masa kerja dengan gangguan fungsi paru pada pekerja pembuat kasur lantai di PT Tawakal Wilayah Kerja P uskesmas Tanjungsiang Kabupaten Subang.

Tabel 9

Hubungan Riwayat Pekerjaan Dengan Gangguan Fungsi Paru Pada Pekerja Pembuat Kasur Lantai Di PT. Tawakal Wilayah Kerja Puskesmas Tanjungsiang

Kabupaten Subang Tahun 2011 Riwayat

Pekerjaan

Gangguan Fungsi Paru

Total p-value Ada

Gangguan Tidak Ada Gangguan Ada Ri-wayat 8 2 10 0,007 80,00% 20,00% 100% Tidak Ada Riwayat 26,70%8 73,30%22 100%30 Total 16 24 40 40,00% 60,00% 100%

Dari tabel 9 dengan hasil statistik dengan chi-square menunjukan nilai p-value = 0,007 < α (0,05) maka terdapat hubungan riwayat pekerjaan dengan g angguan fungsi paru pada pekerja pembuat

(5)

kasur lantai di PT Tawakal Wilayah Kerja Puskesmas Tanjungsiang Kabupaten Subang.

Hasil penelitian umur pekerja pembuat kasur lantai menunjukkan lebih dari setengah responden berumur < 40 tahun, yaitu sebanyak 23 orang (57,5%) dan kurang dari setengah responden berumur > 40 tahun, yaitu sebanyak 17 orang (42,5%).

Menurut Irga (2009) Penurunan fungsi paru dapat terjadi secara bertahap dan bersifat kronis sebagai frekue nsi lama seseorang bekerja pada lingkungan yang berdebu dan faktor-faktor internal yang terdapat pada diri pekerja salah satunya adalah umur. Hal ini selaras dengan hasil penelitian yang menunjukkan terdapat hubungan umur pekerja dengan gangguan fungsi paru pada pekerja pembuat kasur lantai di PT Tawakal Wilayah Kerja Puskesmas Tanjungsiang Kabupaten Subang (p-value = 0,000 < 0,05).

Hasil penelitian jenis kelamin pekerja pembuat kasur lantai menunjukkan lebih dari setengah responden berjenis kelamin laki-laki, yaitu sebanyak 21 orang (52,5%) dan kurang dari setengah responden berjenis kelamin perempuan, yaitu sebanyak 19 orang (47,5%).

Masalah pernafasan pada pekerja di tempat pengolahan telah dikenal selama 2 dekade ini. Gejala-gej ala dada akut seperti batuk, sesak, dada terasa berat dan iritasi saluran nafas atas muncul pada saat kerja biasa (Alsagaff, 2002). Salah satu f aktor yang mempengaruhi gangguan fungsi paru tersebut adalah jenis kelamin. Hal ini d isebabkan jenis kelamin mempunyai kapasitas paru yang berbeda. Volume dan kapasitas paru pada wanita kira-kira 20 sampai 25 % lebih kecil dari pada pria (Guyton, 2002).

Hasil uji chi-square menunjukkan tidak terdapat hubungan jenis kelamin dengan gangguan fungsi paru pada pekerja pembuat kasur lantai di PT Tawakal Wilayah Kerja Puskesmas Tanjungsiang Kabupaten Subang (p-value = 0,061 > 0,05).

Tidak terdapatnya hubungan antara jenis kelamin dengan gangguan fungsi paru pada penelitian ini disebabkan oleh berbagai faktor salah satunya adalah umur pekerja yang relatif muda, yaitu sebagian

besar berumur < 40 tahun dan masa kerja rata-rata kurang dari 10 tahun. Walaupun berjenis kelamin perempuan akan tetapi umurnya masih muda dan masa kerja yang belum lama sehingga paparan debu belum banyak pengaruh terhadap kondisi kesehatan pekerja maka kondisi t erseb ut dapat mengurangi resiko gangguan paru.

Hasil penelitian tentang masa kerja pekerja pembuat kasur lantai menunjukkan lebih dari setengah responden masa kerjanya < 10 tahun, yaitu sebanyak 26 orang (65,0%) dan kurang dari setengah responden masa kerjanya > 10 tahun, yaitu sebanyak 14 orang (35,0%).

Menurut Suma’mur (1994) semakin lama s eseorang dalam bekerja maka semakin banyak dia telah terpapar bahaya yang ditimbulkan oleh lingkungan kerja tersebut. Semakin lama terpapar debu yang dapat mempengaruhi kesehatan terutama saluran pernafasan.

Hal ini selaras dengan hasil penelitian yang menunjukkan terdapat hubungan masa kerja dengan gangguan fungsi paru pada pekerja pembuat kasur lantai di PT Tawakal Wilayah Kerja Puskesmas Tanjungsiang Kabupaten Subang (p-value = 0,00 < 0,05).

Hasil penelitian riwayat pekerjaan pekerja pembuat kasur lantai menunjukkan lebih dari s etengah responden ada riwayat kerja, yaitu sebanyak 30 orang (75,0%) dan kurang dari s etengah responden tidak ada riwayat, yaitu sebanyak 10 orang (25,0%).

Penyakit paru yang terjadi pada perusahaan kasur lantai adalah terjadinya efek patofisiologis dan bersifat fibrosis pada paru-paru sehingga alveoli mengalami kekuatan yang berakibat terjadinya penurunan elastisitas dan pengembangan paru-paru sehingga alveoli mengalami beban kerja pernafasan yang san gat berat. Sehingga untuk mengatasi daya elastisitas alat pernafasan di perlukan nafas cepat dan dangkal. Pernafasan ini mengakibatkan hipoventulasi alveolar dan ketidakmampuan mempertahaan gas dalam normal. Setiap penurunan p engembangan paru akan menyebabkan pengurangan kapasitas vital paru. Salah satu faktor yang mempengaruhinya

(6)

adalah riwayat pekerjaan sebelumnya terutama riwayat pekerjaan dilingkungan yang berdebu.

Hal ini selaras dengan hasil penelitian yang menunjukkan terdapat hubungan riwayat pekerjaan dengan gangguan fungsi paru pada pekerja p embuat kasur lantai di PT Tawakal Wilayah Kerja Puskesmas Tanjungsiang Kabupaten Subang (p-value = 0,007 < 0,05).

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, simpulan sebagai berikut:

1. Terdapat hubungan umur pekerja dengan gangguan fungsi paru pada pekerja pembuat kasur lantai di PT Tawakal Wilayah Kerja Puskesmas Tanjungsiang Kabupaten Subang Tahun 2011.

2. Tidak terdapat hubungan jenis kelamin pekerja dengan gangguan fungsi paru pada pekerja pembuat kasur lantai di PT Tawakal Wilayah Kerja Puskesmas Tanjungsiang Kabupaten Subang Tahun 2011.

3. Terdapat hubungan masa kerja dengan gangguan f ungsi paru pada pekerja pembuat kasur lantai di PT Tawakal Wilayah Kerja Puskesmas Tanjungsiang Kabupaten Subang Tahun 2011. 4. Terdapat hubungan riwayat pekerjaan dengan

gangguan fungsi paru pada pekerja pembuat kasur lant ai di PT Tawakal Wilayah Kerja Puskesmas Tanjungsiang Kabupaten Subang Tahun 2011.

DAFTAR PUSTAKA

Alsagaff, 2002.. Pengantar Ilmu Penyakit Paru. Surabaya: UNAIR

Arikunto, S. 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

_________. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta Aziz, Alimul. 2003. Riset Keperawatan dan Penulisan

Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika

Buchari, 2007. Penyakit Paru Obstruksif Kronik. L aboratorium-SMF Penyakit Paru. Fakultas

Kedokteran Universitas Airlangga-RSUD DR. Sutomo.

Budiono. 2003. Bunga Rampai Hiperkes Dan Keselamatan Kerja. Jakarta: Tri Tunggal fajar Dinkes Jawa Barat. 2010. Profil Kesehatan Jawa

Barat Tahun 2010. Bandung.

Dinkes Kabupaten Subang. 2010. Profil Kesehatan Kabuoaten Subang Tahun 2009. Subang.

Depkes RI, 2004. Upaya Kesehatan Kerja Sektor Informal di Indonesia. Materi Upaya Kesehatan Kerja, Jakarta.

Depkes RI. 2003. Modul Pelatihan Bagi Fasilitator Kesehatan Kerja. Jakarta

Evelyn , 2004. Anatomi Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta : PT. Gramedia Pusat Utama

Guyton, 2004. Fisiologi Kedokteran. Terjemahan Irawati Setiawan. Jakarta: EGC

Horrington , Gill. 2003. Buku SaKu Kesehatan Kerja. Jakarta: EGC.

Irga, 2009 Pencemaran Udara dan Pengaruhnya Terhadap Gangguan Saluran Pernapasan. Airlangga University Press.

Kurniawati, Oke. 2003. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Merokok pada Siswa SLTP di Kecamatan Cimahi Selatan. Universitas Padjaja ran Bandung. skripsi yang tidak dipublikasikan.

Mubarak, 2009. Pengaruh Lingkungan Terhadap Penyakit I nfeksi SaluranPernapasan Akut (ISPA). Jakarta. Cermin Unit Kedokteran. Notoatmojo, S. 2002. Metodologi Penelitian

Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

_________. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rineka Cipta.

_________. 2005. Promosi Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Prasetiao, B dan Janah, 2005. Metodologi Kualitatif. Bandung: ITB.

STIKes Bhakti Kencana. 2010. Panduan Penyusunan Skripsi. Bandung.

Ramli, 2010. Sistem Manajemen Keselatan dan Kesehatan Kerja OHSAS 18001. Jakarta. Dian Rakyat.

(7)

Alpabet.

Suma’mur, 1996. Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta : PT. Toko Gunung Agung.

Suma’mur P.K, 1994. Higene Perusahaan dan Keselamatan Kerja. Jakarta :CV Haji Masagung Suma’mur. PK, 1989. Keselamatan Kerja dan

Pencegahan Kecelakaan. Jakarta : PT. CV Haji Masagung.

________. 2005. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alpabet.

Suryadi, 2010. Program Jaminan Kecelakaan Kerja, dalam www.jamsostek.co.id, diperoleh tanggap 21 April 2011

Syaifudin, 2006. Anatomi fisiologi untuk Siswa Perawat. Jakarta: EGC

Tarwaka, dkk. 2004. Ergonomi Untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas. Surakarta : UNIBA Press

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketanagakerjaan

Yulaekah, 2007. Paparan Debu Terhirup Dan Gangguan Fungsi Paru Pada Pekerja Industri Batu Kapur (Studi Di Desa Mrisi Kecamatan T anggungharjo Kabupaten grobogan). Tesis. Program Pasca Sarjana Universitas Dipenogoro.

Referensi

Dokumen terkait

Uji beberapa ekstrak buah mengkudu terhadap penyakit antraknosa yang disebabkan oleh jamur Colletotrichum capsici pada buah cabai merah pascapanen. Fakultas

Sebuah graf disebut graf lengkap apabila setiap simpul pada graf tersebut berhubungan dengan semua simpul lainnya. Setiap jumlah simpul yang dimiliki graf, memiliki

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas pada kelas III SD Negeri 2 Lembupurwo Mirit Kebumen dengan menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe

Testing will do 15 times with fixed land space (length and width) and the data is rooms that contain the different room number condition (number condition is a value which is changed

22.7 Pemegang Kad selanjutnya bersetuju bahawa Bank tidak akan walau bagaimanapun pun bertanggungjawab atas sebarang tuntutan, kerugian, kerosakan (kewangan atau

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Wahai Tuhan aku bukanlah ahli surga firdaus Dan aku tak kuat menahan siksa neraka jahim

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.... Televisi Sebagai Media

Dari hasil analisis masing-masing variabel dapat diketahui bahwa Variabel Reliability secara individual berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kepuasan nasabah,