• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODUL 12 - TOTAL QUALITY MANAGEMENT DALAM JIT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MODUL 12 - TOTAL QUALITY MANAGEMENT DALAM JIT"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

MODUL 12 - TOTAL QUALITY MANAGEMENT DALAM JIT

Quality adalah salah satu issue dominan bagi banyak perusahaan, di samping waktu pengembangan produk yang cepat, fleksibilitas memenuhi permintaan customized pelanggan, serta low selling prices

TQM dapat membantu semua strategi produksi. Quality yang dibangun dengan mendayagunakan operator dan quality control dapat mengurangi waktu pengembangan produk. Hal ini menyebabkan company dapat memfokuskan pada pelanggan dan lebih fleksibel dalam memenuhi permintaan mereka. Tambahan lagi, quality yang baik akan mengurangi scrap (limbah) dan rework (pengerjaan ulang) yang berakibat berkurangnya biaya dan tercapainya low selling prices.

! Contoh - Motorolla berusaha memperbaiki qualitynya, dan berhasil mengurangi dari 6,000 rejects per juta menjadi hanya 40 rejects per juta dalam waktu lima tahun. Hal ini membuat Motorolla dapat menghemat $700 million pada manufacturing cost-nya dalam lima tahun tersebut.

Definisi Quality

Quality dapat didefinisikan sebagai keseluruhan bentuk, fungsi, dan karakteristik dari suatu produk atau jasa yang mampu memenuhi kebutuhan baik yang eksplisit maupun yang implisit.

Hal terpenting yang patut diketahui adalah menentukan quality expectations terlebih dahulu. Suatu produk yang memberikan satisfaction pada manufacturer’s needs, belum tentu memberikan satisfaction pada customer’s needs. Dengan demikian harus ada persamaan persepsi, dan harus digali, apa sebenarnya yang bisa menjadi patokan ukuran, bahwa suatu produk telah memenuhi customer criteria.

(2)

Sistem Produksi Tepat Waktu MODUL 12 - 2/10

(Just-in-Time [JIT] Manufacturing) TQM DALAM JIT

Indra Almahdy, Ir, MSc.

Mengapa quality penting?

Quality berpengaruh terhadap: • Cost dan market share

! Gambar – Keterkaitan Quality, Cost, Marketshare, dan Profitability

Gambar menunjukkan bagaimana quality yang lebih baik mengakibatkan meningkatnya market share dan cost savings. Keduanya dapat mempengaruhi profitability. Sebagaimana juga bahwa dengan memperbaiki reliability dan kesesuaian dengan keinginan customer berarti lebih sedikit defect dan lower service costs. ! Contoh - Pengamatan pada suatu perusahaan produsen AC di USA menunjukkan bahwa quality dan productivity terkait sangat erat. Di USA, perusahaan dengan quality terbaik 5x lebih produktif (unit produced / labor hour) dibandingkan perusahaan dengan quality terburuk. Dengan perbaikan Quality Market Gains: • Improved Reputations • Increased Volume • Higher Prices Reduced Costs: • Increased productivity • Lower rework and

scrap costs

Lower warranty

costs

(3)

• Reputasi perusahaan. Quality akan membentuk image suatu perusahaan. Banyak perusahaan bisa menjual imagenya, dan bisa menjual mahal. Walaupun cost productionnya mungkin sama dengan product lain, dengan profit margin lebih besar tidak menjadi masalah bagi customer selama customer sudah satisfied.

• Ketahanan produk. Ketahanan produk sangat berkaitan dalam seluruh mata rantai distribusi. Barang yang cepat rusak akan menyebabkan retailer / distributor enggan menjual produk karena sering mendapat complaint dari customer. Walaupun perusahaan menjamin semua produk yang rusak ketika tiba di tangan customer akan diganti, tidak semua customer mau, karena terbuangnya waktu dan tenaga saat melakukan complaint terhadap produk yang rusak tersebut.

• Dampak internasional. Produk yang buruk akan mencemarkan nama baik perusahaan, juga negara bila produk untuk diekspor.

(4)

Sistem Produksi Tepat Waktu MODUL 12 - 4/10

(Just-in-Time [JIT] Manufacturing) TQM DALAM JIT

Indra Almahdy, Ir, MSc. Dimensi Quality

• Kesesuaian dengan spesifikasi. Apakah produk atau jasa telah memenuhi atau melebihi tingkat performance yang dijanjikan?

• Nilai di mata customer. Kegunaan bagi customer, ketersediaan produk, waktu pengantaran, image produk, dan estetika

• Kegunaan, juga meliputi tampilan, style, ketahanan, kekuatan dan serviceability atau kemampuan produk untuk bisa diservis apabila ada kerusakan

• Faktor penunjang seperti After sales service

• Keuntungan berupa meningkatnya volume penjualan dan harga jual, dengan berkurangnya production cost

(5)

JIT Memerlukan Quality

Untuk memahami filosofi JIT secara lengkap, harus dipahami pendekatan JIT pada quality dan quality control (QC, pengendalian kualitas). Secara tradisional, manufacturer sebagai pembuat produk biasanya melakukan inspeksi terhadap produk setelah produk itu selesai dibuat, yaitu setelah berbentuk final products. Hal ini dilakukan dengan jalan menyortir produk yang baik dan yang buruk, artinya menyortir produk yang memenuhi syarat dari yang tidak memenuhi syarat, kemudian melakukan rework parts yang defect atau tidak memenuhi syarat. JIT justru bertujuan mencegah pendekatan pada pengendalian kualitas secara tradisional tersebut. JIT memandang hal tersebut membuang waktu dan menyarankan penggunaan waktu tersebut untuk mencegah produksi parts yang buruk atau tidak memenuhi syarat tersebut. Karena itu filosofi JIT dikenal dengan: Do It Right The First Time (Kerjakanlah Secara Benar Sejak Awal). Pendekatan JIT pada Total Quality Control (TQC, pengendalian kualitas total) bertujuan untuk membangun suatu sikap yang berdasarkan pada tiga prinsip utama, yaitu:

• Output yang bebas defect adalah lebih penting daripada output itu sendiri • Defect, kesalahan, kerusakan, kemacetan, dan sebagainya dapat dicegah • Tindakan pencegahan adalah lebih murah dibandingkan rework.

(6)

Sistem Produksi Tepat Waktu MODUL 12 - 6/10

(Just-in-Time [JIT] Manufacturing) TQM DALAM JIT

Indra Almahdy, Ir, MSc.

Dari gambaran sistem JIT dapat diketahui bahwa untuk menghilangkan waste, perlu diciptakan continuous production flow (aliran produksi kontinu), dalam pengertian bahwa proses produksi perlu dibuat stabil, di mana semakin lancar aliran produksi, berarti semakin baik. Continuous production flow ini dapat dilaksanakan dengan menggunakan sistem produksi JIT yang dibantu dengan sistem autonomous. Pengertian autonomous di sini bukan sekadar berupa penggunaan alat-alat otomatis tetapi lebih merupakan sikap untuk menghentikan proses produksi secara otomatis bila ditemukan adanya parts yang defect dalam sistem produksi itu. Dengan demikian parts yang defect itu sejak awal telah disingkirkan secara otomatis, dan tidak dibiarkan lolos sampai menjadi produk defect yang merupakan waste.

(7)

Di sini tampak bahwa JIT memberikan tanggungjawab yang lebih besar kepada pekerja, di mana mereka secara langsung diberi kewenangan untuk tidak meloloskan parts yang tidak memenuhi syarat. Dalam proses produksi tersebut. Pengendalian kualitas semacam ini dilakukan melalui kerjasama yang dikenal sebagai kontrol melalui teamwork serta menggunakan peralatan yang secara otomatis mampu memberikan signal.

Keterkaitan JIT dan kualitas dapat dilihat dalam perspektif berikut.

• JIT memotong biaya perolehan kualitas yang baik. Penghematan terjadi karena sisa, pengerjaan ulang, investasi persediaan, dan biaya kerusakan terkubur dalam persediaan. JIT menekan turunnya persediaan; oleh karena itu, lebih sedikit unit yang tidak baik diproduksi dan lebih sedikit unit yang harus dikerjakan ulang. Singkatnya, karena persediaan menyembunyikan

kualitas yang tidak baik, JIT secara seketika menyingkapkan hal tersebut.

• Karena JIT menyusutkan antrian dan lead time, maka JIT mempertahankan

bukti kesalahan tetap segar dan membatasi banyaknya sumber kesalahan yang potensial. Hasilnya, JIT menciptakan sistem peringatan dini untuk permasalahan kualitas sedemikian rupa sehingga lebih sedikit unit yang tidak baik diproduksi dan feedback secara langsung. Keuntungan ini keduanya dapat diperoleh dalam perusahaan dan dengan barang yang diterima dari penjual di luar.

• Kualitas yang lebih baik berarti lebih sedikit penyangga yang diperlukan dan,

oleh karena itu, bisa terdapat sistem JIT yang lebih baik, yang lebih mudah dilaksanakan. Seringkali tujuan menjaga persediaan adalah untuk melindungi dari kualitas yang tidak dapat diandalkan. Jika terdapat kualitas yang konsisten, maka JIT memungkinkan perusahaan untuk mengurangi semua

(8)

Sistem Produksi Tepat Waktu MODUL 12 - 8/10

(Just-in-Time [JIT] Manufacturing) TQM DALAM JIT

Indra Almahdy, Ir, MSc. Cost of Poor Quality

• Prevention cost, mencakup Redesign products and processes, train employees.

• Appraisal cost, meliputi Inspection, Statistical Quality Control, audits • Internal Failure, berupa Yield losses, rework-time, opportunity loss • External Failure, termasuk loss of market share, warranty cost, litigation. • Hidden costs of failures, seperti Capacity, work-in process inventory, lead

(9)

TQM Tools

Terdapat 6 tools yang dapat membantu usaha menerapkan TQM: • Quality Function Deployment (House of Quality)

• Teknik Taguchi • Diagram Pareto • Process chart

• Diagram sebab akibat (tulang ikan) • Statistical Process Control

Quality Function Deployment / House of Quality adalah suatu teknik yang membangun hubungan antara keinginan customer dan spesifikasi produk.

Hanya dengan hubungan inilah desainer bisa mendesain produk yang memang diinginkan oleh customer dan memfokuskan pada tempat di mana quality seharusnya mendapatkan perhatian utama.

(10)

Sistem Produksi Tepat Waktu MODUL 12 - 10/10

(Just-in-Time [JIT] Manufacturing) TQM DALAM JIT

Indra Almahdy, Ir, MSc.

6 Langkah membangun House of Quality • Mengenali keinginan customer

• Menetapkan atribut produk (berpikir tentang atribut apa yang kiranya Memenuhi keinginan customer di atas)

• Menghubungkan antara keinginan customer dengan bagaimana produk seharusnya dibuat

• Melakukan evaluasi produk pesaing • Membangun spesifikasi kriteria produk • Menugaskan (deployment)

Gambar

Gambar menunjukkan bagaimana quality yang lebih baik mengakibatkan  meningkatnya market share dan cost savings

Referensi

Dokumen terkait

Suasana dialogis diatas menuntun analisis Ahmad Amin menggambarkan telah adanya soal tidak mau melibatkan diri dalam pertikaian dan perselisihan diantara sesame kaum

Hasil analisis yang dilakukan pada industri pakan ternak di Indonesia periode tahun 1986–2010 diperoleh kesimpulan bentuk struktur pasar pada industri pakan ternak di

Sehubungan dengan hasil dari penelitian bahwa persepsi guru Sekolah Dasar Negeri Terakreditasi A terhadap pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah adalah cukup

Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 135, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

Guru kemarin lebih banyak berharap kepada pemerintah, dan tentu ini saya respon dengan baik, agar misalnya fasilitas perpustakaan itu bisa dibikin lebih baik lagi, kemudian

Aplikasi belajar ilmu tajwid yang dibangun dapat membantu user membaca Al-Quran dengan fasih sesuai dengan tajwidnya karena pada aplikasi terdapat contoh hukum tajwid

Dari empat fase diatas, penulis mengarahkan bentuk-bentuk partisipasi masyarakat dalam pengembangan desa wisata yaitu, partisipasi dalam pembuatan keputusan dengan

Model pembelajaran Student Facilitator And Explaining merupakan model pembelajaran yang tepat untuk digunakan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar, karena