HUBUNGAN PERSEPSI DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KECEMASAN TRAIT DAN STATE PADA IBU UNTUK MELAHIRKAN SECARA NORMAL
Ira Kumalawati
Binus University, Jakarta, Indonesia, 11480 irakumalawati@gmail.com
Rani Agias Fitri, S.Psi., M.Psi Binus University, Jakarta, Indonesia, 11480
ABSTRACT
The purpose of this study was to determine the correlation between perception of social support on anxiety in the mother to give birth normally at AIE Clinic. Subjects studied were mothers 37 weeks of pregnancy up to 42 weeks. Sampling method in this study using purposive sampling. Measuring instruments used to measure the perception of social support is an adaptation of MSPSS (Multidimensional Scale of Perceived Social Support), while anxiety is to measure the adaptation dati STAI (State Trait Anxiety Inventory). The results achieved in the hypothesis test between MSPSS (perceived social support) with STAI trait (basic anxiety) is (r = 0, 23, p <0, 05), suggesting that the presence of a significant positive relationship, whereas for MSPSS with STAI state (momentary anxiety) is (r = 0, 82, p> 0, 05), suggesting that there is no significant relationship.
Keyword
Perceptions of social support, anxiety, normal labor
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini ialah melihat apakah ada tidaknya hubungan persepsi dukungan sosial terhadap kecemasan pada ibu untuk melahirkan secara normal di Klinik AIE.
Subjek yang diteliti yaitu ibu yang usia kehamilannya 37 minggu sampai dengan 42 minggu. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur persepsi dukungan sosial adalah adaptasi dari MSPSS (Multidimensional Scale of Perceived Social Support) sedangkan untuk mengukur kecemasan adalah adaptasi dati STAI (State Trait Anxiety Inventory).
Hasil yang dicapai pada uji hipotesa antara MSPSS (persepsi dukungan sosial) dengan STAI trait (kecemasan dasar) adalah (r= 0, 23, p<0, 05), menunjukkan bahwa adanya hubungan positif yang signifikan, sedangkan untuk MSPSS dengan STAI state (kecemasan sesaat) adalah (r= 0, 82, p>0, 05), menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan.
Kata Kunci
Persepsi dukungan sosial, kecemasan, persalinan normal PENDAHULUAN
Pada umumnya wanita mengatakan bahwa menjadi hamil adalah suatu pengalaman yang membahagiakan. Kehamilan merupakan pengalaman yang luar biasa untuk wanita, dengan hadirnya anak seorang wanita akan merasa lebih sempurna. Menjelang kelahiran sang buah hati, ada beberapa metode yang bisa dipilih oleh seorang ibu di dalam melahirkan sang buah hati. Metode di dalam melahirkan seorang bayi antara lain dengan cara melalui proses melahirkan secara normal maupun operasi Caesar (Irhamsyah, 2012).
Fenomena yang terjadi belakangan ini memperlihatkan kepada kita bahwa banyak Ibu yang memilih untuk melahirkan secara caesar dengan alasan karena ingin anaknya lahir di tanggal yang bagus, atau pun tidak ingin mengalami rasa sakit seperti melahirkan secara normal meskipun kondisi mereka memungkinkan untuk melahirkan normal (Irhamsyah, 2012). Ditengah maraknya permintaan operasi caesar yang dipilih ibu hamil untuk melahirkan sang bayi, ternyata masih banyak pula ibu-ibu hamil yang menginginkan persalinan normal atau alami untuk melahirkan sang bayi.
Berdasarkan hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun1997 dan tahun 2002-2003, tercatat bahwa jumlah persalinan melalui bedah caesar secara nasional hanya berjumlah kurang lebih 4% dan jumlah persalinan
secara normal sebesar 96 % (Irhamsyah, 2012). Ibu-ibu yang memilih melahirkan secara normal memiliki beberapa alasan. Dari hasil wawancara yang penulis lakukan pada beberapa narasumber (ibu Zahirah dan ibu Kanita di Klinik AIE, 10 Maret 2013 ) peneliti mendapatkan keterangan persalinan normal dipilih karena operasi membutuhkan banyak biaya dan adanya keinginan untuk merasakan secara nyata perjuangan seorang ibu demi melahirkan buah hatinya. Sedangkan alasan lain adalah ketakutan terhadap operasi karena masa penyembuhannya yang membutuhkan waktu lama, sedangkan jika melahirkan alami atau normal setelah proses melahirkan, 6 jam kemudian ibu dapat berjalan seperti biasa.
Menghadapi persalinan normal bukanlah hal yang mudah, karena kesuksesan proses persalinan akan tergantung dari kesehatan ibu dan bayi.
Kondisi ibu yang sehat antara lain tidak ada penyakit yang menjadi penyulit selama kehamilan atau komplikasi penyakit seperti preeklampsia berat, penyakit jantung dan sebagainya, selain itu kondisi bayi pun harus dalam keadaan baik, bayi tidak terlalu besar, posisi bayi tidak melintang, posisi bayi sungsang, dan bayi tidak menderita denyut jantung lemah. Ibu dan bayi yang sehat dapat dipastikan mampu menjalani proses persalinan secara normal atau alami.
(Prawirohardjo, 2006).
Mengingat pentingnya kesehatan ibu dan bayi dalam menghadapi persalinan normal, maka banyak kekhawatiran yang dirasakan ibu dalam menghadapi persalinan. Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti pada 5 ibu hamil di Klinik AIE, pada tanggal 4 Mei 2013 didapatkan hasil bahwa dari 5 orang ibu hamil terdapat 3 ibu mengatakan khawatir menghadapi persalinannya nanti. Dalam wawancara yang dilakukan ada ibu yang mengatakan cemas jika ditengah-tengah proses persalinan normalnya menghadapi beberapa kendala dan diharuskan untuk operasi Caesar. Peristiwa tersebut dapat terjadi dikarenakan kondisi ibu yang dimana mulas yang dirasakan ibu tidak adekuat, tidak adanya penurunan kepala bayi, atau keadaan bayi yang mengalami denyut jantung yang lemah ditengah-tengah proses persalinan normal (Prawirohardjo, 2006).
Selain itu, ada pula ibu hamil yang mengatakan bahwa ibu merasa cemas akan rasa sakit yang dihadapi pada saat melahirkan secara normal. Sebagian besar wanita akan mengalami nyeri yang sangat hebat saat menghadapi proses melahirkan normal, bahkan terkadang melebihi dugaan mereka sebelumnya, itu dikarenakan proses persalinan diawali kontraksi atau tegangnya seluruh otot
rahim. Kontraksi pada otot rahim membuat bayi akan terdorong keluar dari dalam rahim (uterus) secara bertahap, sedikit demi sedikit. Akibat daya dorong dari kontraksi ini, maka mulut rahim (cervix) secara bertahap akan mulai terbuka, meregang sedikit demi sedikit, untuk memberikan jalan bagi keluarnya bayi.
Pembukaan pintu rahim bertambah sekira 1-2 cm tiap jam, namun ada juga yang lebih lambat atau lebih cepat (Prawirohardjo, 2006).
Pada penelitian yang dilakukan oleh Jannatun (2010), menunjukkan ada hubungan antara dukungan sosial dengan kecemasan pada ibu dalam menghadapi persalinan. Kecemasan dapat terjadi karena perasaan ketidakberdayaan menyelesaikan ancaman, kehilangan kemampuan mengendalikan keadaan, perasaan kehilangan fungsi, gagal membentuk pertahanan diri dari ancaman, takut kematian, rasa tidak berdaya (Hudak & Gallo, 1995; Kozier B, Glenorae, 1993).
Dalam menghadapi persalinan terdapat perasaan yang bercampur antara bahagia maupun ketakutan ataupun kecemasan tentang apa yang nanti akan dialami oleh calon ibu. Kecemasan merupakan reaksi emosional yang tidak menyenangkan terhadap bahaya nyata yang disertai dengan perubahan sistem syaraf otonom dan pengalaman subjektif sebagai “tekanan“, “ketakutan“ dan
“kegelisahan“ (Spielberger, 1972). Menurut Spielberger kecemasan dibagi 2, yaitu State anxiety (kecemasan sesaat) dan Trait anxiety (kecemasan dasar).
Kecemasan sesaat akan meningkat apabila individu merasa dirinya dalam keadaan terancam dan akan menurun kembali jika individu sudah merasa aman.
Individu menghayati kecemasan sesaat ini secara subjektif, mengalami perasaan ketakutan, khawatir dan gelisah. Sedangkan kecemasan dasar mengacu pada perbedaan kepribadian dalam kecenderungan mengalami kecemasan. Kecemasan tidak terlihat langsung dalam perilaku, melainkan dilihat dari intensitas dan frekuensi kecemasan sesaat yang dialami oleh masing-masing individu (Spielberger, 1972).
Sebagian besar ibu yang akan menghadapi proses melahirkan akan mengalami kecemasan sesaat, karena ibu merasa dirinya dalam keadaan terancam, akan tetapi jika ibu memang merupakan seorang yang pencemas, ia akan tetap merasakan cemas, baik dalam menghadapi proses persalinan maupun tidak.
Menurut Kartono (dalam Yulianti, 2004), bahwa pada setiap wanita apabila dirinya akan melahirkan pasti akan dihinggapi campuran perasaan yaitu perasaan takut mati, perasaan ini dikarenakan proses persalinan adalah perjuangan
seorang ibu yang mempertaruhkan hidup dan mati dalam melahirkan seorang bayi, trauma kelahiran juga menjadi penyebab lainnya karena ibu yang sudah mempunyai pengalaman dalam melahirkan akan lebih mengetahui rasa sakit yang akan dirasakan sehingga menyebabkan kecemasan. Menurut Mackonochie (dalam Ambarwati & Sintowati, 2004) perasaan cemas ibu dalam memikirkan proses melahirkan serta kondisi bayi yang akan dilahirkan tidak hanya berlangsung pada kehamilan pertamanya, tetapi juga pada kehamilan-kehamilan berikutnya.
Walaupun mereka telah mempunyai pengalaman dalam menghadapi masa melahirkan tetapi rasa cemas tetap akan selalu ada.
Menurut Zaenal (dalam Nur, 2010) kecemasan menimbulkan ketegangan, menghalangi relaksasi tubuh, menyebabkan keletihan bahkan mempengaruhi kondisi janin dalam kandungannya. Menjelang persalinan, ibu hamil membutuhkan ketenangan agar proses persalinan menjadi lancar tanpa hambatan.
Semakin ibu tenang menghadapi persalinan maka persalinan akan berjalan semakin lancar dan proses persalinan tidak menjadi sulit. Selain itu dukungan dari suami maupun keluarga terdekat juga dibutuhkan agar ibu merasa tenang, nyaman dan tidak merasakan kekhawatiran yang berlebih dalam menghadapi proses persalinan.
Dukungan sosial menurut Sarafino (2006) adalah perasaan kenyamanan, perhatian, penghargaan, atau bantuan yang diterima dari orang atau kelompok lain. Sarafino menambahkan bahwa orang-orang yang menerima dukungan sosial memiliki keyakinan bahwa mereka dicintai, bernilai, dan merupakan bagian dari kelompok yang dapat menolong mereka ketika membutuhkan bantuan, yang sering terjadi adalah banyaknya dukungan sosial yang telah diberikan oleh suami, orangtua maupun keluarga terdekat lainnya tetapi ibu hamil tersebut tidak merasa mendapatkan dukungan sosial apapun. Sedikit atau banyaknya dukungan sosial yang diterima akan tergantung dari persepsi ibu hamil itu sendiri atas dukungan sosial tersebut.
Dukungan sosial yang diterima oleh ibu pada saat menghadapi persalinannya dapat berupa dorongan semangat, perhatian dan kasih sayang membuat ibu memiliki pandangan positif tentang persalinannya. Dengan adanya pandangan positif tersebut maka ibu akan lebih siap untuk menghadapi proses persalinannya. Jika ibu sudah merasa didukung oleh lingkungannya, segala
sesuatu dapat menjadi lebih mudah pada saat ibu mengalami saat-saat menegangkan seperti pada saat akan menghadapi proses persalinan.
Persepsi dukungan sosial adalah cara individu menafsirkan ketersediaan sumber dukungan yang berperan sebagai penahan gejala dan peristiwa stres (Zimet dalam Louw & Viviers, 2010). Persepsi atas adanya dukungan sosial dapat membantu ibu mengatasi cemas saat akan menghadapi persalinan normal.
Menurut Suryaningsih (2007) sudah selayaknya pasangan memberikan semangat dan perhatian kepada istri. Dengan begitu, sang istri bisa kuat secara mental untuk menghadapi segala hal di saat menghadapi proses persalinan nanti, sebisa mungkin suami harus dapat menciptakan suasana yang mendukung perasaan istrinya, dengan cara memberikan semangat jika saat melahirkan tiba, memberitahukan pada istri jika ia akan selalu mendampingi disampingnya saat melahirkan nanti, dukungan keluarga yang diberikan pada calon ibu akan menunjukkan perasaan tenang dan siap saat menghadapi melahirkan sang buah hati.
Penelitian yang dilakukan Rahayu (2011) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif antara dukungan sosial dan kecemasan pada calon ibu yang akan menghadapi persalinan. Secara lebih jauh peneliti ingin mengetahui hubungan dukungan sosial dengan kecemasan pada ibu dalam mempersiapkan kelahiran secara normal. Selain itu, peneliti juga ingin mengetahui bagaimanakah bentuk kecemasan tersebut, apakah lebih kearah state atau trait.
Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang telah peneliti kemukakan pada latar belakang masalah, maka masalah utama yang menjadi kajian dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
Apakah ada hubungan persepsi dukungan sosial terhadap kecemasan trait dan state pada ibu untuk melahirkan secara normal?
Tujuan Penelitian
Penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya hubungan persepsi dukungan sosial terhadap kecemasan trait dan state pada ibu untuk melahirkan secara normal.
Hipotesis
ho1 = Tidak Ada korelasi antara dukungan sosial dengan kecemasan Trait ibu untuk melahirkan secara normal
ha1 = Ada korelasi antara dukungan sosial dengan kecemasan Trait ibu untuk melahirkan secara normal.
Ho2 = Tidak Ada korelasi antara dukungan sosial dengan kecemasan State ibu untuk melahirkan secara normal
Ha2 = Ada korelasi antara dukungan sosial dengan kecemasan State ibu untuk melahirkan secara normal.
Gambar 1 Kerangka Pemikiran
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, dengan dengan karakteristik sampel yaitu ibu yang ingin melahirkan secara normal di klinik AIE, ibu yang usia kehamilannya berusia 37 sampai dengan 42 minggu dan memiliki suami yang tinggal serumah. Data yang dikumpulan yaitu data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui kuesioner yang dibagikan kepada responden. Sedangkan, data sekunder diperoleh melalui studi perpustakaan dengan mencari teori- teori yang berkaitan dengan variabel yang diteliti.
Teknik pengambilan sampel yang diterapkan dalam penelitian ini adalah dengan purposive sampling. Purposive sampling maksudnya adalah pengambilan sampel dilakukan hanya atas dasar pertimbangan peneliti yang menganggap bahwa unsur-unsur yang dikehendaki telah ada dalam anggota sampel yang diambil. (Nasution, 2003).
Bahwa dalam penelitian ini sampel telah ditargetkan berdasarkan karakteristik yang telah ditetapkan sebelumnya peneliti memperoleh sampel sebanyak 100 responden. Kuesioner disebarkan di klinik AIE.
Pada penelitian ini, data diolah dengan menggunakan SPSS (Statistical Program for Social Science) v.20. Sebelum melakukan pengolahan data, data diuji validitas, reliabilatas, dan normalitas terlebih dahulu. Kemudian peneliti melakukan independent sample test untuk menganalisa signifikansi perdimensi alat ukur MSPSS, selain itu peneliti juga melakukan uji T MSPSS dan uji T STAI state dan STAI trait dengan cara mencari perbedaan dari masing alat ukur dengan data kontrol.
HASIL DAN BAHASAN
Hubungan Persepsi Dukungan Sosial Dengan Kecemasan dasar
Hubungan Persepsi Dukungan Sosial Dengan Kecemasan dasar
Correlations
TOTAL_MSPSS TOTAL_STAI_X 2
Spearman's rho TOTAL_MSPSS
Correlation Coefficient 1.000 .236*
Sig. (2-tailed) . .018
N 100 100
TOTAL_STAI_X2
Correlation Coefficient .236* 1.000
Sig. (2-tailed) .018 .
N 100 100
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Hasil uji hipotesis antara persepsi dukungan sosial dengan kecemasan X2 (Trait), menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan (r= 0, 23, p<0, 05). Berarti semakin tinggi persepsi dukungan sosial semakin tinggi pula kecemasan X2 (Trait) begitupula sebaliknya.
Hubungan Persepsi Dukungan Sosial Dengan Kecemasan sesaat
Hubungan Persepsi Dukungan Sosial Dengan Kecemasan sesaat
Correlations
TOTAL_MSPSS TOTAL_STAI_X 1
Spearman's rho
TOTAL_MSPSS
Correlation Coefficient 1.000 .023
Sig. (2-tailed) . .823
N 100 100
TOTAL_STAI_X1
Correlation Coefficient .023 1.000
Sig. (2-tailed) .823 .
N 100 100
Hasil uji hipotesis antara persepsi dukungan sosial dengan kecemasan X1 (State), menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan (r= 0, 82, p>0, 05). Berarti tinggi rendahnya dukungan sosial tidak mempengaruhi kecemasan responden.
Analisa Signifikansi Perdimensi Alat Ukur MSPSS Analisa Signifikansi Perdimensi Alat Ukur MSPSS
Independent Samples Test Levene's
Test for Equality
of Variances
t-test for Equality of Means
F Sig .
t df Sig.
(2- tailed
)
Mean Differen
ce
Std.
Error Differen
ce
95%
Confidence Interval of
the Difference Lowe
r
Uppe r
total_SO
Equal varianc es assume d
.537 .46
6 .577 98 .565 .175 .303 -.426 .775
Equal varianc es not assume d
.574 94.04
0 .567 .175 .304 -.429 .779
total_FA M
Equal varianc es assume d
.501 .48 1
2.90
8 98 .004 .968 .333 .307 1.62 8
Equal varianc es not assume d
2.89 5
94.38
0 .005 .968 .334 .304 1.63 2
total_FRI
Equal varianc es assume d
1.28 6
.25 9
-
.036 98 .971 -.019 .535 -
1.080 1.04
2
Equal varianc es not assume d
- .036
97.13
6 .971 -.019 .531 -
1.073 1.03
4
Berdasarkan tabel independent samples test, nilai signifikansi terbesar berada pada dimensi family yaitu sebesar 0,005 (<0,05). Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan responden lebih dekat dengan keluarganya dibandingkan dengan teman atau orang lain, sehingga responden merasa bahwa pihak keluarga yang sangat berperan dalam memberikan dukungan kepada responden. Sedangkan nilai signifikansi terkecil berada pada dimensi friend, yaitu sebesar 0,971 (>0,05). Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan responden merasa teman-temannya tidak begitu berperan dalam memberikan dukungan kepada responden.
Uji T MSPSS
Perbedaan tingkat dukungan sosial dengan usia kehamilan Perbedaan tingkat dukungan sosial dengan usia kehamilan
Usia kehamilan
Mean Sd t Sig 2 tailed
37 71, 49 39, 73 1, 01 9
38 71, 40 41, 01
39 69, 55 54, 10
Dari hasil uji T dapat kita ketahui bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara usia kehamilan dengan dukungan sosial. Mungkin hal ini dikarenakan seorang ibu yang tengah hamil walaupun berbeda usia kehamilannya tetap saja ibu mendapatkan dukungan sosial dari keluarga atau orang terdekat.
Perbedaan tingkat dukungan sosial dengan usia ibu Perbedaan tingkat dukungan sosial dengan usia ibu
Group Statistics
usia_ibu N Mean Std.
Deviation
t Sig 2
tailed
TOTAL_MSPSS 19-28
tahun 52 71.38 4.239 381 704
29-38
tahun 48 71.06 4.209
Dari hasil uji T dapat kita ketahui bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara usia ibu dengan dukungan sosial. Mungkin hal ini dikarenakan seorang ibu yang tengah hamil walaupun berbeda usia tiap ibu tetap saja ibu mendapatkan dukungan sosial dari keluarga atau orang terdekat.
Perbedaan tingkat dukungan sosial dengan hamil anak ke Perbedaan tingkat dukungan sosial dengan hamil anak ke
Group Statistics
hamil_anak_ke N Mean Std.
Deviation
t Sig 2 tailed
TOTAL_MSPSS
anak ke 1 51 71.92 4.251 1.410 165 anak ke 2 43 70.81 3.972
Anak ke 3 6 68.33 4.546
Dari hasil uji T dapat kita ketahui bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara hamil anak ke dengan dukungan sosial. Mungkin hal ini dikarenakan seorang
ibu yang tengah hamil anak keberapapun tetap saja ibu mendapatkan dukungan sosial dari keluarga atau orang terdekat.
Perbedaan tingkat dukungan sosial dengan metode kehamilan Perbedaan tingkat dukungan sosial dengan metode kehamilan
Group Statistics metode_kelahiran N Mean Std.
Deviation
T Sig 2 tailed
TOTAL_MSPSS
BELUM 51 71.92 4.251 2.728 0,09
NORMAL 46 70.89 3.866
OPERASI 3 64.67 2.887
Dari hasil uji T dapat kita ketahui bahwa ada perbedaan yang signifikan antara metode kelahiran dengan dukungan sosial. Dilihat dari tabel dapat dilihat bahwa ibu yang belum pernah melahirkan dukungan sosial yang ia ,miliki lebih tinggi disbanding ibu yang sudah pernah melahirkan. Hal ini mungkin saja dikarenakan ibu yang belum pernah melahirkan lebih merasa cemas akan metode kelahiran yang akan ia pilih nanti.
Uji T STAI X2
Perbedaan STAI X2 dengan usia ibu Perbedaan tingkat STAI X2 dengan usia ibu
Group Statistics
usia_ibu N Mean Std.
Deviation
T Sig 2 tailed
TOTAL_STAI _X2
19-28
tahun 52 46.42 5.550 252 802
29-38
tahun 48 46.10 7.063
Dari hasil uji T dapat kita ketahui bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara usia kehamilan dengan STAI X2. Mungkin hal ini dikarenakan seorang ibu yang berbeda usianya tetap saja ibu merasakan cemas.
Perbedaan STAI X2 dengan usia kehamilan Perbedaan tingkat STAI X2 dengan usia kehamilan
Group Statistics usia_kehamilan N Mean Std.
Deviation
t Sig 2 tailed
TOTAL_STAI_X2
37 MINGGU 39 45.33 5.440 468 641
38 MINGGU 50 47.06 6.796 39 MINGGU 11 46.00 6.812
Dari hasil uji T dapat kita ketahui bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara usia kehamilan dengan STAI X2. Mungkin hal ini dikarenakan seorang ibu yang berbeda usia kehamilannya tetap saja ibu merasakan cemas.
Perbedaan STAI X2 dengan hamil anak ke Perbedaan tingkat STAI X2 dengan hamil anak ke
Group Statistics hamil_anak_ke N Mean Std.
Deviation
t Sig 2 tailed
TOTAL_STAI_X2
anak ke 1 51 45.86 6.151 749 458 anak ke 2 43 46.95 6.425
anak ke 3 6 44.83 7.083
Dari hasil uji T dapat kita ketahui bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara hamil anak ke dengan STAI X2. Mungkin hal ini dikarenakan seorang ibu yang sedang hamil anak keberapapun tetap saja ibu merasakan cemas.
Perbedaan STAI X2 dengan metode kelahiran Perbedaan tingkat STAI X2 dengan metode kelahiran
Group Statistics metode_kelahiran N Mean Std.
Deviation
t Sig 2 tailed
TOTAL_STAI_X2 BELUM 51 45.86 6.151 -
175
865
NORMAL 46 46.65 6.406
OPERASI 3 47.33 8.963
Dari hasil uji T dapat kita ketahui bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara metode kelahiran dengan STAI X2. Mungkin hal ini dikarenakan seorang ibu yang belum pernah merasakan persalinan maupun yang sudah pernah tetap saja ibu merasakan cemas.
Uji T STAI X1
Perbedaan STAI X1 dengan usia ibu Perbedaan tingkat STAI X1 dengan usia ibu
Group Statistics
usia_ibu N Mean Std.
Deviation
T Sig 2 tailed
TOTAL_STAI _X2
19-28
tahun 52 46.42 5.550 252 802
29-38
tahun 48 46.10 7.063
Dari hasil uji T dapat kita ketahui bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara usia kehamilan dengan STAI X1. Mungkin hal ini dikarenakan seorang ibu yang berbeda usianya tetap saja ibu merasakan cemas.
Perbedaan STAI X1 dengan usia kehamilan Perbedaan tingkat STAI X1 dengan usia kehamilan
Group Statistics usia_kehamilan N Mean Std.
Deviation
t Sig 2 tailed
TOTAL_STAI_X2
37 MINGGU 39 45.33 5.440 468 641
38 MINGGU 50 47.06 6.796 39 MINGGU 11 46.00 6.812
Dari hasil uji T dapat kita ketahui bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara usia kehamilan dengan STAI X1. Mungkin hal ini dikarenakan seorang ibu yang berbeda usia kehamilannya tetap saja ibu merasakan cemas.
Perbedaan STAI X1 dengan hamil anak ke Perbedaan tingkat STAI X1 dengan hamil anak ke
Group Statistics hamil_anak_ke N Mean Std.
Deviation
t Sig 2 tailed
TOTAL_STAI_X2
anak ke 1 51 45.86 6.151 749 458 anak ke 2 43 46.95 6.425
anak ke 3 6 44.83 7.083
Dari hasil uji T dapat kita ketahui bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara hamil anak ke dengan STAI X1. Mungkin hal ini dikarenakan seorang ibu yang sedang hamil anak keberapapun tetap saja ibu merasakan cemas.
Perbedaan STAI X1 dengan metode kelahiran Perbedaan tingkat STAI X1 dengan metode kelahiran
Group Statistics metode_kelahiran N Mean Std.
Deviation
t Sig 2 tailed
TOTAL_STAI_X2
BELUM 51 45.86 6.151 -
175
865
NORMAL 46 46.65 6.406
OPERASI 3 47.33 8.963
Dari hasil uji T dapat kita ketahui bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara metode kelahiran dengan STAI X1. Mungkin hal ini dikarenakan seorang ibu yang belum pernah merasakan persalinan maupun yang sudah pernah tetap saja ibu merasakan cemas.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Dari hasil uji hipotesis dapat disimpulkan bahwa persepsi dukungan sosial dengan kecemasan Trait, menunjukkan adanya hubungan yang signifikan dan lebih ke arah yang positif (r= 0, 23, p<0, 05), berarti semakin tinggi persepsi dukungan sosial semakin tinggi pula kecemasan Trait ibu dalam menghadapi persalinan normal. Begitupula sebaliknya.
Sedangkan pada hasil uji hipotesis antara persepsi dukungan sosial dengan kecemasan State, menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan (r= 0, 82, p>0, 05), berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara persepsi dukungan sosial dengan kecemasan State. Berarti tinggi rendahnya dukungan sosial tidak mempengaruhi kecemasan responden.
Saran
1. Bagi peneliti selanjutnya
Kecemasan wanita pada masa kehamilan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor lain antara lain tingkat pendidikan dan pengetahuan, kehadiran orang terdekat, pendapatan, umur dan lain sebagainya yang perlu diperhatikan pada penelitian selanjutnya.
2. Bagi Klinik
Kecemasan menghadapi persalinan dapat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Untuk mengantisipasi kecemasan pada ibu hamil, pihak klinik yang berkompeten menangani ibu hamil disarankan agar menyediakan jasa konsultasi yang berguna bagi ibu hamil untuk dapat terhindar dari kecemasan yang timbul.
Referensi
Aedi, N. (2010). Pengolahan dan analisis data hasil penelitian. Diambil pada tanggal 10 Maret 2013, dari file.upi.edu/Direktori/DUAL.../PENELITIAN.../BBM_8.pdf.
Ambarwati, W., & Sintowati, R. (2004). Pendidikan kesehatan mengatasi keluhan hamil pada ibu hamil di asrama group pii kopassus kartasura. Laporan Penelitian Kajian Wanita .
Bobak, L. M., Lowdermilk, D. L., & Jensen, M. D. (2004). Keperawatanmaternitas.
Jakarta: EGC.
Cheng, S. T., & Chan, A. M. (2004). The multidimensional scale of perceived social support: dimensionality and age gender differences in adolescents. Journal of Personality and Individual Differences , 37, 1359-1369.
Graveter, F., & Foranzo, L. (2012). Research methods for the behavioral science (4th ed.). Canada: Cengange.
Haber, A., & Runyon, R. P. (1984). Psychology of adjusment. The Dorsey Press .
Irhamsyah, F. (2012, September 17). Jangan melahirkan caesar jika tidak urgent.
Retrieved Maret 16, 2013, from Kompasiana:
http://kesehatan.kompasiana.com/ibu-dananak/2012/09/17/jangan-melahirkan- caesar-jika-tidak-urgent-494043.html
Johnson, D. W., & Jhonson, F. P. (1991). Joining together:group theory and group skills (4th ed.). London: Prentice Hall International.
Kaplan, H. I., & Saddock, B. J. (1998). Ilmu kedokteran jiwa darurat . Jakarta: Widya Medika.
Lazarus, R. S. (1976). Pattern of adjusment and human effectiveness. Tokyo: McGraw Hill Kogakusha Company Ltd.
Louw, G.J., & Viviers, A. (2010). An evaluation of a psychosocial stress and coping model in the police work context. SA Journal of Industrial Psychology, 36(1), 442-453
Manuaba, & Ida, G. B. (Jakarta). Ilmu kebidanan, penyakit kandungan dan keluarga berencana untuk pendidikan bidan. EGC: 1998.
Nasution, R. (2003). Teknik sampling. Retrieved Desember 11, 2012, from USU Library:
http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-rozaini.pdf.
Nur, N. J. (2010). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kecemasan Ibu Primipara Menghadapi Persalinan Di Puskesmas Pamulang Kota Tangerang Selatan. Skripsi. Jakarta: Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Prawirohardjo, S. (2006). Ilmu kedokteran. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
Rahayu, A. E. (2011). Hubungan Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kecemasan Ibu Menghadapi Persalinan Pertama di RS IBu Anak HST Trenggalek. Skripsi.
Malang: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Sarafino, E. P. (2006). Health psychology. USA: John Wiley & Sons Inc.
Sarafino, E. P. (1998). Health psychology: biopysychososial interactions. New York:
John Wiley and Sons Inc.
Stuart, G. W., & Sundeen, S. J. (1998). Buku saku keperawatan jiwa. Jakarta: EGC.
Sue, D., Sue, D. W., & Sue, S. (2006). Understanding abnormal behavior. New york:
Houghton Mifflin Company.
Sugiyono. (2010). Metode penelitian kuantitatif kualitatif . Bandung: Alfabeta.
Suryabrata, S. (2012). Metodologi penelitian. Jakarta: Rajawali Pers.
Suryani, A. O. (2007). Gambaran sikap terhadap hidup melajang dan kecemasan akan ketidakhadiran pasangan pada wanita lajang berusia di atas 30 tahun. Jurnal Ilmiah Psikologi Manasa , 1, 75-93.
Suryaningsih. (2007). Tips mengatasi stres saat kehamilan. from bidan kita http://www.bidankita-mengatasi-stres-
saakehamilandukungansosialuntukwanitahamil.
Taylor, S. E. (2006). Heaalth psychology (Vol. 6th). New York: McGraw Hill.
Winkjosastro, H. (1992). Ilmu kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
Yulianti, N. (2004). Gambaran rasa cemas waanita hamil dan dukungan suami . Depok:
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.
Zimet, G.D., Dahlem, N.W., Zimet, S.G & Farley, G.K. (1988). The Multidimensional Scale of Perceived Social Support.
RIWAYAT PENULIS
Ira lahir di Jakarta pada tanggal 30 Januari 1986. Pada tahun 2008 menamatkan pendidikan D3 kebidanan di Akademi Kebidanan Budi Kemuliaan. Lalu menamatkan pendidikan S1 di Binus University dalam bidang ilmu Psikologi pada tahun 2013.