• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kegiatan Belajar Mengajar. Terhadap Prestasi Belajar Diklat Motor Bensin Pada Siswa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Pengaruh Kegiatan Belajar Mengajar. Terhadap Prestasi Belajar Diklat Motor Bensin Pada Siswa"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh Kegiatan Belajar Mengajar

Terhadap Prestasi Belajar Diklat Motor Bensin Pada Siswa

Ridwan Febri Sulistianto (10320100) Mahasiswa PTM Otomotif IKIP veteran Semarang

Abstrak

Pendidikan harus dilihat sebagai wahana untuk membekali peserta didik dengan berbagai kemampuan dan melatih peserta didik untuk menguasai kompetensi yang dibutuhkan dalam menjalani kehidupan di masa yang akan datang. Menurut kurikulum SMK 2004 pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan yang menyiapkan peserta didik menjadi manusia yang produktif yang dapat langsung bekerja dibidangnya setelah melalui pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi.

(Kurikulum SMK 2004: 1). Guru sebagai salah satu komponen manusiawi dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) mempunyai peran dalam usaha pembentukan SDM yang potensial dibidang pembangunan. Oleh karena itu, guru harus berperan serta secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang. Berdasarkan uji signifikansi variabel kegiatan belajar mengajar terhadap prestasi belajar siswa SMK Bhakti Persada Kendal diperoleh nilai t hitung sebesar 13,678 dengan signifikansi 0,000 < 0,05 sehingga variabel kegiatan belajar mengajar signifikan mempengaruhi variabel prestasi belajar siswa SMK Bhakti Persada Kendal. Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan belajar mengajar memiliki pengaruh yang signifikan positif, dengan persamaan regresi Y = 61,008 + 0,265 X menunjukkan bahwa kenaikan skor prestasi belajar sebesar 0,265 unit pada konstanta 61,008. Berdasarkan analisis koefisien determinasi dapat dilihat bahwa pengaruh variabel kegiatan belajar mengajar terhadap prestasi belajar SMK Bhakti Persada Kendal sebesar 68%. Ini menunjukkan sumbangan yang cukup tinggi, artinya kegiatan belajar mengajar memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap prestasi belajar siswa dan hal ini merupakan tanggung jawab sekolah untuk lebih meningkatkan kegiatan belajar mengajar dalam menguasai kompetensi mata pelajaran/ diklat yang ada sehingga siswa memiliki daya saing setelah lulus dari sekolah. Berdasarkan temuan penelitian disarankan agar ada penelitian lanjutan untuk mengungkap faktor-faktor lain yang dipandang mampu mempengaruhi peningkatan hasil belajar siswa (diluar variable yang sudah ada).

Kata Kunci : Belajar mengajar, Kegiatan belajar

PENDAHULUAN

Pendidikan harus dilihat sebagai wahana untuk membekali peserta didik dengan berbagai kemampuan dan melatih peserta didik untuk menguasai kompetensi yang dibutuhkan dalam menjalani kehidupan di masa yang akan datang. Menurut kurikulum SMK 2004 pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan yang menyiapkan peserta didik menjadi manusia yang produktif yang dapat langsung

(2)

bekerja dibidangnya setelah melalui pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi. (Kurikulum SMK 2004: 1).

Guru sebagai salah satu komponen manusiawi dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) mempunyai peran dalam usaha pembentukan SDM yang potensial dibidang pembangunan. Oleh karena itu, guru harus berperan serta secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang. Dalam rangka ini, guru tidak semata-mata sebagai “pengajar” (transfer of knowledge), tetapi juga sebagai “pendidik” (transfer of value) dan sekaligus sebagai “pembimbing” yang memberikan pengarahan dan menuntun siswa dalam belajar.

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar merupakan interaksi antara guru dan siswa yang cukup dominan. Proses interaksi antara guru dan siswa tidak semata-mata hanya tergantung cara atau metode yang dipakai, tetapi komponen-komponen lain juga mempengaruhi keberhasilan dalam interaksi belajar mengajar. Komponen-komponen tersebut, antara lain: guru, siswa, metode, alat/ teknologi, sarana dan tujuan (A. M. Sardiman 2004:173).

Salah satu kelemahan mendasar yang terjadi dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) terletak pada interaksi antara guru dan siswa pada saat berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. Dalam rangka ini, guru harus menguasai berbagai metode pembelajaran dan memilih metode yang tepat sesuai dengan tujuan kompetensi, tingkat kecerdasan serta lingkungan dan kondisi setempat. Metode sebagai komponen pembelajaran adalah cara yang digunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pembelajaran.

Guru sebagai pengarah dan pembimbing tidak hanya pandai dalam memilih metode pembelajaran namun usaha guru untuk mengoptimalkan komponen-komponen pembelajaran diperlukan dalam rangka meningkatkan keberhasilan.

Motor Bensin adalah materi diklat yang tidak hanya menuntut pengetahuan dan pemahaman saja, tetapi juga memerlukan berbagai keterampilan mental. Dari cakupan tersebut, keterampilan mental yang diperlukan dalam pelajaran motor bensin, antara lain: daya ingat, daya abstraksi, penerapan, analisis dan sintesis dalam pemecahan masalah.

Pelajaran motor bensin yang tergabung dalam program produktif diberikan sebanyak 7 jam pelajaran setiap minggunya yang terdiri dari kompetensi-kompetensi yang harus dikuasai siswa. Kompetensi- kompetensi yang dipelajari saling berkaitan dan merupakan satu kesatuan. Apabila penguasaan siswa pada kompetensi sebelumnya kurang, dimungkinkan sulit untuk menguasai kompetensi selanjutnya.

Keberhasilan seorang siswa dalam belajar dapat dilihat dari prestasi belajar siswa yang bersangkutan.

Seperti kita ketahui prestasi tiap-tiap individu dipengaruhi oleh banyak faktor, baik yang berasal dari dalam diri siswa maupun yang berasal dari luar diri siswa. Menurut Anni (2004:14) Prestasi belajar dipengaruhi oleh kondisi internal dan eksternal dalam proses pembelajaran.

Kondisi internal mencakup kondisi fisik, kondisi psikis dan kondisi sosial sedangkan kondisi eksternal mencakup lingkungan yang ada pada proses belajar dan pembelajaran.

(3)

Prestasi belajar motor bensin di SMK Bhakti Persada Kendal belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Nilai rata-rata siswa masih berada pada batas minimal yang dipersyaratkan, karena masih banyak siswa yang mendapat nilai rendah. Sesuai dengan kenyataan yang ada di SMK Bhakti Persada Kendal nilai rata-rata rapor kelas XI Tahun ajaran 2011/ 2012 adalah sebagai berikut :

Kelas Nilai rata – rata kelas Kriteria

XI TSM A 72,48 Lulus cukup

XI TSM B 73,31 Lulus cukup

XI TSM C 72,87 Lulus cukup

Meskipun ada beberapa siswa yang memiliki prestasi menonjol hal itu belum mampu menciptakan persaingan dalam memperoleh nilai. Selain itu, letak gedung SMK Bhakti Persada Kendal yang berdekatan dengan jalan raya serta fasilitas sekolah yang belum lengkap, seperti: tidak tersedianya tempat praktik, tidak dimanfaatkannya perpustakaan dengan baik serta buku paket yang tidak dimiliki siswa dimungkinkan berpengaruh terhadap prestasi belajar. Padahal sekolah sebagai tempat belajar perlu didesain sebagai tempat yang menyenangkan. Oleh karena itu baik faktor internal maupun eksternal perlu diperhatikan dalam rangka meningkatkan prestasi belajar.

TINJAUAN PUSTAKA Hakikat Belajar

Belajar bukan menghafal dan bukan pula mengingat. Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk, seperti: berubah pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, keterampilannya, kecakapan dan kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaannya dan lain-lain aspek yang terdapat pada individu.

Belajar meliputi tidak hanya mata pelajaran, tetapi juga penguasaan, kebiasaan, persepsi, kesenangan atau minat, penyesuaian sosial, bermacam-macam keterampilan lain dan cita-cita (Hamalik 2002 : 45). Dengan demikian, seseorang dikatakan belajar apabila terjadi perubahan pada diri orang yang belajar akibat adanya latihan dan pengalaman melalui interaksi dengan lingkungan.

Ciri-Ciri Belajar

Ciri-ciri kegiatan belajar sebagai berikut:

a) Belajar adalah aktivitas yang menghasilkan perubahan pada diri individu yang belajar baik aktual maupun potensial.

b) Perubahan itu pada dasarnya berupa didapatnya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relatif lama.

c) Perubahan itu terjadi karena usaha atau dengan usaha.

(4)

Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan hasil yang telah dicapai oleh peserta didik di dalam kegiatan belajar mengajar yang ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai dari hasil evaluasi yang diberikan oleh guru.

Penilaian Hasil Belajar

Pelaksanaan penilaian dapat dilakukan secara langsung pada saat peserta didik melakukan aktivitas belajar, maupun secara tidak langsung melalui bukti hasil belajar sesuai dengan kriteria kinerja (performance criteria).

METODE PENELITIAN Populasi

Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung ataupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif dari pada karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMK Bhakti Persada Kendal. Adapun seluruh populasi berjumlah 90 siswa yang terbagi dalam tiga kelas, yaitu kelas XI TSM-A, XI TSM-B dan XI TSM-C.

Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto 2002: 109). Dalam penelitian ini pengambilan sampel didasarkan pada pendapat Arikunto (2002 : 112) yang menyatakan apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.

Jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10% - 15% atau 20% - 25% atau lebih. Karena populasi penelitian ini sebanyak 90 siswa maka sampel yang diambil adalah 90 siswa atau semua dari jumlah populasi yang ada.

Metode Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data dari suatu penelitian merupakan langkah yang sangat penting, karena dari data yang diperoleh digunakan untuk menguji hipotesis. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi angket dan dokumentasi.

1. Angket (kuesioner)

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto 2002:128).

Dalam penelitian ini metode angket digunakan untuk memperoleh data tentang kegiatan belajar mengajar. Angket yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk angket langsung, tertutup dan berskala. Angket langsung maksudnya responden menjawab pertanyaan tersebut sesuai dengan keadaan dirinya, tertutup dalam hal ini yaitu responden tinggal memilih jawaban yang sudah disediakan, dan berskala artinya bahwa jawaban yang dipilih responden mempunyai nilai berskala.

(5)

2. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya (Arikunto 2002:206). Metode ini digunakan untuk memperoleh data hasil perolehan nilai rata-rata dari tiap-tiap sub kompetensi dalam mata diklat produktif motor bensin siswa kelas XI SMK Bhakti Persada Kendal.

HASIL PENELITIAN

Hasil Analisis Deskriptif Kegiatan Belajar Mengajar

Berdasarkan hasil pengumpulan data mengenai variabel kegiatan belajar mengajar diketahui bahwa skor tertinggi sebesar 71, skor terendah sebesar 20, skor rata-rata kegiatan belajar mengajar sebesar 57,43 dan standar deviasi sebesar 10,78.

Untuk menetapkan besar interval pada distribusi bergolong, penyekoran dengan skala bertingkat 5 (5 kategori), maka skor tertinggi sebesar 71 dan skor terendah sebesar 20 maka rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

Interval =

5

dah Skor teren nggi

Skor terti

= 10,2 10

5 51 5

20 71

Berdasarkan interval tersebut dapat digunakan untuk membuat tabel distribusi frekuensi bergolong sesuai kategori jawaban angket mengenai kegiatan belajar mengajar sebagai berikut:

Tabel 1. Deskripsi Kegiatan Belajar Mengajar (X)

Interval Kategori Frekuensi Persentase

20 – 29 Rendah Sekali 6 6,7%

30 – 39 Rendah 0 0,0%

40 – 49 Cukup 1 1,1%

50 – 59 Tinggi 33 36,6%

60 – 71 Tinggi Sekali 50 56,6%

Jumlah 90 100%

Sumber: Data Primer Diolah, Output SPSS (Lampiran 3)

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa skor terbanyak pada rentangan 60 – 71 dan 91 – 106 yaitu sebanyak 50 orang (56,6%) ada pada kategori tinggi sekali, pada rentangan 50 – 59 sebanyak 33 orang (36,6%) pada kategori tinggi¸ pada rentang 40 – 49 sebanyak 1 orang (1,1%) pada kategori cukup dan pada rentang 20 – 29 sebanyak 6 orang (6,7%) pada kategori rendah sekali.

Sedangkan dilihat dari angka rata-rata hitung (mean) sebesar 57,43 sedangkan rata-rata ideal sebesar 45,5 yang dihitung dari (20 + 71)/2, maka rata-rata hitung lebih besar dari rata-rata ideal (57,43 >

45,5), sehingga dapat disimpulkan bahwa kegiatan belajar mengajar memiliki kecenderungan ke arah tinggi sekali. Selengkapnya dapat dilihat pada diagram batang berikut ini:

(6)

Diagram 1. Kegiatan Belajar Mengajar

Tinggi Sekali Tinggi Cukup Rendah Rendah Sekali

50 33 1 0 6

Dari grafik diagram batang tersebut di atas terlihat bahwa kegiatan belajar mengajar memiliki kecenderungan ke arah tinggi.

Hasil Analisis Deskriptif Prestasi belajar

Berdasarkan hasil pengumpulan data mengenai variabel prestasi belajar diketahui bahwa skor tertinggi sebesar 83, skor terendah sebesar 70, skor rata-rata prestasi belajar sebesar 76,26 dan standar deviasi sebesar 3,47. Interval yang digunakan dalam prestasi belajar adalah sebagai berikut:

Kriteria prestasi belajar 0,00 – 6,99 : Belum lulus 7,00 – 7,99 : Lulus cukup 8,00 – 8,99 : Lulus baik 9,00 – 10,00 : Lulus amat baik

Berdasarkan interval tersebut dapat digunakan untuk membuat tabel distribusi frekuensi bergolong sesuai kategori jawaban angket mengenai prestasi belajar sebagai berikut:

Tabel 2. Deskripsi Prestasi belajar (Y)

Interval Kategori Frekuensi Persentase

0,00 – 6,99 Belum lulus 0 0,0%

7,00 – 7,99 Lulus cukup 71 78,9%

8,00 – 8,99 Lulus baik 19 21,1%

9,00 – 10,00 Lulus amat baik 0 0,0%

Jumlah 90 100%

Tinggi Sekali

Tinggi Cukup Rendah Rendah Sekali 50

33

1 0 6

Kegiatan Belajar Mengajar

(7)

Sumber: Data Primer Diolah, Output SPSS

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa skor terbanyak pada rentangan 7,00 – 7,99 sebanyak 71 orang (78,9%) pada kategori Lulus cukup, pada rentangan 8,00 – 8,99 sebanyak 19 orang (21,1%) pada kategori Lulus baik.

Diagram 2. Prestasi belajar

Lulus amat baik Lulus baik Lulus cukup Belum lulus

0 19 71 0

Dari grafik diagram batang tersebut di atas terlihat bahwa prestasi belajar siswa memiliki kecenderungan ke lulus cukup.

Uji Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah “Ada pengaruh yang signifikan antara kegiatan belajar mengajar (X) terhadap prestasi belajar (Y) siswa SMK Bhakti Persada Kendal, baik secara parsial maupun bersama-sama.

Hipotesis penelitian yang diuji adalah “Ada pengaruh yang signifikan antara kegiatan belajar mengajar (X) terhadap prestasi belajar (Y) siswa SMK Bhakti Persada Kendal”, dinyatakan dalam bentuk persamaan regresi Y = 61,008 + 0,265 X. Uji signifikansi persamaan regresi dapat disajikan dalam tabel berikut:

Lulus amat baik

Lulus baik Lulus cukup Belum lulus 0

19

71

0

Prestasi Belajar

(8)

Tabel 3. Signifikansi Kegiatan Belajar Mengajar terhadap Prestasi Belajar

Sumber: Data Primer Diolah, Output SPSS

Berdasarkan uji signifikansi variabel kegiatan belajar mengajar terhadap prestasi belajar siswa SMK Bhakti Persada Kendal diperoleh nilai t hitung sebesar 13,678 dengan signifikansi 0,000 < 0,05 sehingga variabel kegiatan belajar mengajar signifikan mempengaruhi variabel prestasi belajar siswa SMK Bhakti Persada Kendal.

Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan belajar mengajar memiliki pengaruh yang signifikan positif, dengan persamaan regresi Y = 61,008 + 0,265 X menunjukkan bahwa kenaikan skor prestasi belajar sebesar 0,265 unit pada konstanta 61,008.

Kekuatan pengaruh antara hasil belajar kerja terhadap kegiatan belajar mengajar dinyatakan dalam koefisien regresi sebesar 0,825 dengan signifikansi sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis nol (Ho) ditolak, yang berarti hipotesis yang menyatakan ada hubungan yang signifikan antara kegiatan belajar mengajar dengan prestasi belajar siswa SMK Bhakti Persada Kendal dapat diterima kebenarannya. Dengan demikian dapat diketahui setiap kenaikan satu skor kegiatan belajar mengajar akan diikuti naiknya skor prestasi belajar.

Tabel 4. Koefisien Determinasi

Sumber: Data Primer Diolah, Output SPSS

Melihat tabel di atas, nilai pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikatnya sebesar R = 0,825, hal ini menunjukkan bahwa hipotesis nol (Ho) ditolak, yang berarti bahwa hipotesis yang menyatakan ada hubungan yang signifikan antara kegiatan belajar mengajar dengan prestasi belajar siswa SMK Bhakti Persada Kendal dapat diterima kebenarannya. Dengan demikian dapat diketahui setiap kenaikan satu skor kegiatan belajar mengajar akan diikuti naiknya skor hasil belajar.

Coe fficientsa

61.008 1.134 53.802 .000

.265 .019 .825 13.678 .000

(Cons tant) KBM Model 1

B Std. Error Unstandardiz ed

Coef f icients

Beta Standardi

zed Coef f icien

ts

t Sig.

Dependent V ariable: Has il Belajar a.

Model Sum m ary

.825a .680 .676 1.97

Model 1

R R Square

A djusted R Square

Std. Error of the Estimate Predictors: (Constant), KBM

a.

(9)

Nilai R Square sebesar 0,680, maka dapat diketahui besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikatnya adalah sebesar 68% sedangkan sisanya sebesar 32% dipengaruhi faktor lain selain faktor kegiatan belajar mengajar.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis deskripsi dan analisis regresi dapat disimpulkan sebagai berikut:

1) Berdasarkan uji signifikansi variabel kegiatan belajar mengajar terhadap prestasi belajar siswa SMK Bhakti Persada Kendal diperoleh nilai t hitung hitung sebesar 13,678 dengan signifikansi 0,000 < 0,05 sehingga variabel kegiatan belajar mengajar signifikan mempengaruhi variabel prestasi belajar siswa SMK Bhakti Persada Kendal. Ini berarti semakin baik kegiatan belajar mengajar, semakin baik pula prestasi siswa. Diharapkan semua pihak baik pihak sekolah, guru dan siswa dapat bekerja sama dalam meningkatkan prestasi dalam setiap mata pelajaran/ diklat sehingga siswa mampu mencapai kompetensi yang diharapkan. Sehingga kelak siswa dapat memiliki daya saing yang tinggi dalam dunia usaha atau dunia kerja.

2) Berdasarkan analisis koefisien determinasi dapat dilihat bahwa pengaruh variabel kegiatan belajar mengajar terhadap prestasi belajar SMK Bhakti Persada Kendal sebesar 68%. Ini menunjukkan sumbangan yang cukup tinggi, artinya kegiatan belajar mengajar memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap prestasi belajar siswa dan hal ini merupakan tanggung jawab sekolah untuk lebih meningkatkan kegiatan belajar mengajar dalam menguasai kompetensi mata pelajaran/ diklat yang ada sehingga siswa memiliki daya saing setelah lulus dari sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu dan Joko Tri Prasetya. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.

A. M. Sardiman. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Anni, Catharina Tri, dkk. 2004. Psikologi Belajar. Semarang: UPT Unnes Press.

Arifin, Zainal. 1991. Evaluasi Instruksional: Prinsip-Teknik-Prosedur. Bandung: Rosdakarya.

Suharsimi Arikunto. 1990. Manajemen Pengajaran secara Manusiawi. Jakarta: Rineka Cipta.

Suharsimi Arikunto. 2002a. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

---2002b. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Asdi Mahasatya.

Darsono, Max, dkk. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

(10)

Ferdinand, Augusty. 2002. Structural Equatiuon Modeling dalam penelitian manajemen. Semarang:

UNDIP.

Ghozali, Imam. 2001. Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: UNDIP Hamalik, Oemar. 2002. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar baru Algensindo.

Hamalik, Oemar. 2003. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Kurikulum SMK edisi 2004. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Heru Mugiarso, dkk. 2004. Bimbingan dan Konseling.Semarang: UPT MKK UNNES Moh Nazir. 1999. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Dwi Retnowati. 2004. Pengaruh Perhatian Orang Tua , Motivasi belajar dan Metode Pembelajaran Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas II SMK 1 Cokroaminoto Banjarnegara Tahun Pelajaran 2004 – 2005.

Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Setyo. S, Harning. 2004. Pengaruh Disiplin belajar, Lingkungan Keluarga Dan Lingkungan Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas X Semester I Tahun ajaran 2004 – 2005 SMAN 1 Gemolong kabupaten Sragen.

Sudjana. 1982. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sudjana, Nana. 2002. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Sugiyono. 1999. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta.

Supranto, Johanes. 2004. Analisis Multivariat Arti dan Interpretasi. Jakarta: Asdi Mahasatya.

Sumadi Suryabrata. 2002. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Tu’u, Tulus. 2004. Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta: Grasindo.

Bimo Walgito. 2004. Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Yogyakarta: Andi.

Gambar

Tabel 1. Deskripsi Kegiatan Belajar Mengajar (X)
Diagram 1.  Kegiatan Belajar Mengajar
Diagram 2. Prestasi belajar
Tabel 3. Signifikansi Kegiatan Belajar Mengajar terhadap Prestasi Belajar

Referensi

Dokumen terkait

Dari pendekatan dengan petani, mereka bercerita bahwa tanaman buah mereka yang berasal dari biji menghasilkan buahnya lama sekali dan belum tentu pula buah yang dihasilkan

Dan dari 13 (tiga belas) perusahaan yang mendaftar tersebut terdapat 10 (sepuluh) perusahaan yang mengupload tabel kualifikasi, yaitu sebagai berikut :.. Intimulya

Tujuan dari penelitian tindakan ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar matematika melalui penggunaan Pendekatan CBSA pada peserta didik kelas V.A SDN 18

Dengan segala permasalahan dan ketersediaan yang tersebut di atas, kebutuhan informasi tentang tempat tinggal atau rumah kos dapat di jembatani dengan Membuat Sistem

pada stasiun bumi, penelitian ini mengimplementasikan protokol AX.25 ke dalam mikrokontroler untuk mengirimkan data telemetri yang telah terkapsulasi kepada stasiun

PPI sendiri dalam kongresnya pada tanggal 28-31 Desember 1929 di Jakarta, mengubah nama PPI menjadi PPII (Perikatan Perhimpunan Istri Indonesia). PPII memiliki asas

Bendahara pengeluaran adalah orang yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan belanja negara

Lisa Marlina, M.Si., selaku dosen wali saya yang telah banyak mengarahkan dan membimbing saya dalam penyelesaian studi di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.