• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMP Negeri 14 Gorontalo merupakan salah satu sekolah Menengah Pertama

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMP Negeri 14 Gorontalo merupakan salah satu sekolah Menengah Pertama"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Hasil penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Gambaran Umum SMP Negeri 14 Gorontalo

SMP Negeri 14 Gorontalo merupakan salah satu sekolah Menengah Pertama yang ada di Kota Gorontalo dengan nomor NSS. 201176103504 dan NIS. 2000140 dan beralamat di jalan Usman Isa, Kelurahan dembe I, Kecamatan Kota Barat, Kota Gorontalo. Sekolah ini berstatus negeri dari tahun 2002 dangan SK. No. 186 tahun 2002. Dan sekarang sekolah ini di pimpin oleh bapak Drs. Abd Hamid Taidi dengan jumlah guru sebanyak 19 orang dan siswa 242 pada tahun ajaran 2011/2012.

2. Keadaan Fisik Sekolah

Tabel 1

Keadaan Fisik Sekolah SMP Negeri 14 Gorontalo

NO SARANA GEDUNG JUMLAH KET

BAIK RUSAK

1 Ruang Kepala Sekolah 1 1 -

2 Ruang Dewan Guru 1 1 -

3 Ruang Tata Usaha 1 1 -

4 Ruang kelas 8 8 -

5 Lab. IPA 1 1 -

6 Lab. Bahasa - - -

31

(2)

7 Lab. Komputer - - -

8 Perpustakaan 1 1 -

9 Ruang OSIS 1 1 -

10 Kopsis - - -

11 Ruang keterampilan - - -

NO SARANA GEDUNG JUMLAH KET

BAIK RUSAK

12 Mushola 1 1 -

13 Ruang UKS - - -

14 Ruang wakil kepala sekolah - - -

15 Ruang BK - - -

16 Gedunhg serba guna (Aula) - - -

17 Ruang komite sekolah - - -

18 Gudang - - -

19 Rumah Dinas Kepsek 1 1 -

20 Rumah Dinas Guru 10 10 -

21 Kamar mandi/ WC guru 3 3 -

22 Kamar mandi/ WC siswa 4 3 1

23 Kamar mandi / WC tamu - - -

24 Lapangan basket - - -

Jumlah 32 31 1

Sumber data: Tata usaha SMP Negeri 14 Gorontalo 1. Keadaan Lingkungan Sekolah

Kondisi Lingkungan Sekolah SMP Negeri 14 Gorontalo sangat baik, aman, dan tertata rapi serta nyaman.

a). Guru dan Siswa

1. Jumlah Guru : 19 Orang 2. Jumlah Kelas : 8 Ruangan

3. Jumlah Siswa Perkelas : Rata-rata 23-28 Orang/Kelas 4. Jumlah Siswa Seluruhnya : 242 Orang

Tabel 2

Kondisi Siswa SMP Negeri 14 Gorontalo

Kelas Jumlah Ket

(3)

Laki-laki Perempuan

VII (Tujuh) 34 36

VIII (Delapan) 45 42

IX (Sembilan) 39 46

Jumlah 118 124

Sumber data : Tata usaha SMP Negeri 14 Gorontalo

Sesuai dengan data tersebut, bahwa siswa SMP Negeri 14 Gorontalo berjumlah 242 dengan siswa kelas VII berjumlah 70 orang, siswa kelas VIII 87 orang dan kelas IX berjumlah 85 orang dengan jumlah rata-rata perkelas 23-28 orang siswa.

Tabel 3

Keadaan Guru Menurut Mata Pelajaran dengan Latar Belakang Pendidikan/Jurusan

No. Bidang Studi / Jurusan

Pendidikan

JLH GT GTT Ket.

D1/

SLTA D2 D3 S1 S2

1 Matematika - - 1 2 - 3 3 - Akti

f

2 IPA - - - 4 - 4 4 - Akti

f

3 IPS - - - 2 - 2 2 - Akti

f

4 Bahasa Inggris - 2 - - - 2 2 - Akti

f

5 Bahasa Indonesia - 1 - 2 - 3 3 - Akti

f

6 PKn - - - 1 - 1 1 - Akti

f

7 Agama - - - 1 - 1 1 - Akti

f

8 Penjaskes 1 - - - - 1 1 - Akti

(4)

f

9 KTK - - - 1 - 1 1 Akti

f

10 Mulok - - - -

11 TIK - - - 1 - 1 1 - Akti

f

12 BP/BK - - - Akti

f

Jumlah 1 3] 1 14 19 19 -

Sumber data: Tata usaha SMP Negeri 14 Gorontalo

Tabel 4

F. Program Akademik Sekolah

No Program Kegiatan

1 Program Kurikuler Belajar Mengajar

2 Program Ekstrakurikuler Remedial, Pramuka, Pesantren Kilat dsb.

4.1.2 Deskripsi Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, masing-masing siklus dilaksanakan dua kali pertemuan. Setiap pertemuan berdasarkan pada Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) dan skenario pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI). Penelitian ini diawali dengan observasi awal terhadap subjek penelitian sebagai data awal yang menjadi dasar dipilihnya masalah dalam penelitian ini.

(5)

4.2.2 Pelaksanaan Siklus I

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan kelas VII-3 di SMP Negeri 14 Gorontalo dengan pokok bahasan meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) pada mata pelajaran IPS Terpadu. Pada proses

perencaaan pelaksanaan siklus I, peneliti berkoordinasi dengan guru mata pelajaran IPS Terpadu untuk bersedia menjadi guru pengamat dalam proses pelaksanaan proses belajar mengajar siklus I, dari hasil perencanaan maka guru pengamat beserta peneliti sepakat melaksanakan siklus I pada hari rabu tanggal 11 april 2012.

Pelaksanaan siklus pertama ini peneliti mempersiapkan pembelajaran dengan menggunakan penggunaan model pembelajaran Kooperatif Tipe Group

Investigation (GI) yang langkah-langkah penerapan dalam pembelajaran Ekonomi dapat dideskripsikan sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi topik dan mengorganisasikan ke dalam masing-masing kelompok kerja.

2. Merencanakan Investigasi dalam kelompok, siswa membuat perencanaan bersama.

3. Melaksanakan Investigasi, siswa saling menukarkan, mendiskusikan, menjelaskan, dan mensistesiskan gagasan-gagasan.

(6)

4. Mempersiapkan laporan akhir, para anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan dan bagaimana mereka akan membuat presentase mereka 5. Menyajikan laporan akhir, bagian presentase harus melibatkan khayalak

(audience) secara aktif.

6. Evaluasi, siswa saling tukar umpan balik tentang topik, tentang pekerjaan yang mereka kerjakan, dan tentang pengalaman-pengalaman afektif mereka.serta guru dan siswa berkaloborasi dalam mengevaluasi pembelajaran siswa.

Selain itu, pada pelaksanaan siklus I dalam pengumpulan data dilakukan secara bersama-sama oleh guru mitra besarta peneliti yang bertindak sebagai pengamat. Kegiatan siswa dan guru diamati dengan menggunakan lembar pengamatan yang telah disiapkan sebelumnya. Lembar pengamatan tersebut dirumuskan secara bersama-sama antara guru pengamat dengan peneliti dengan kriteria sangat baik (SB), baik (B), cukup (C), dan kurang(K).

Berdasarkan hasil pengamatan kegiatan siswa maupun guru dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) diperoleh data sebagai berikut;

1. Hasil Pengamatan Kegiatan Guru pada siklus I

Setelah proses pengamatan kegiatan guru dalam proses belajar pengajar yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan kegiatan guru yang telah disediakan dan disusun secara kolaboratif oleh peneliti dan guru pengamat maka dihasilkan data sebagai berikut; lembar pengamatan guru terdiri dari 18 aspek yang terdiri dari 3

(7)

aspek (16.67%) mecapai kriteria baik sekali (BS), 7 aspek (38.89%) mendapat kriterian baik (B), dan 8 aspek (44.44%) mendapat kriteria cukup (C)

Untuk lebih jelas, hasil pengamatan kegiatan guru siklus I di kelas VII-3 SMP Negeri 14 Gorontalo pada mata pelajaran IPS Ekonomi dengan materi perekonomian Indonesia semester genap tahun pelajaran 2011/2012 dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4. Data Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Siklus I

No Kriteria Aspek Jumlah Persentase (%)

1. Baik sekali 3 16.67

2. Baik 7 38.89

3. Cukup 8 44.44

4. Kurang - -

Jumlah 18 100

Sumber data: Hasil belajar siswa siklus I pada bulan april Tahun 2012

Berdasarkan tabel di atas, hasil pengamatan kegiatan guru yang memperoleh kriteria baik sekali (BS) 3 aspek, yang meliputi RPP/Silabus, menggali potensi/pengetahuan yang ada pada siswa, dan yang memperoleh kriteria baik (B) 7 aspek yang meliputi Chart, buku penunjang, lembar evaluasi, lembar observasi, menyampaikan meteri secara singkat, penguasaan baha ajar, dan menutup pelajaran, sedangkan yang memperoleh kriteria cukup (C) 8 aspek yang meliputi, LKS, membagi kelompok secara heterogen, membimbing siswa dalam kelompok, teknik bertanya, penguasaan aturan dalam Group Investigation (GI), peran guru dalam menyelesaikan masalah, memberikan kesimpulan materi pelajaran dan persiapan pelaksanaan evaluasi.

(8)

2. Hasil pengamatan siswa pada siklus I

Hasil pengamatan dan penilaian terhadap kegiatan siswa pada pembelajaran siklus I dilakukan sesuai dengan lembar pengamatan yang telah dipersiapkan sebelumnya dan disusun oleh peneliti dan guru mitra yang bertindak sebagai guru pengamat. Dari hasil pengamatan siklus I menunjukkan dari 10 aspek yang diamati terdapat 1 aspek (10%), yang mencapai kriteria sangat baik (SB), 3 aspek (30%) mendapat kriteria baik (B), dan 6 aspek (60%) mendapat kriteria (cukup). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table berikut;

Tabel 5. Data Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa Siklus I

No Kriteria Aspek Jumlah Persentase (%)

1. Baik sekali 1 10

2. Baik 3 30

3. Cukup 6 60

4. Kurang - -

Jumlah 10 100

Sumber data: Hasil belajar siswa siklus I pada bulan april Tahun 2012

Dari tabel di atas dapat dilihat jumlah aspek yang menjadi pengamatan dalam kegiatan siswa terdapat 10 aspek, dari 10 aspek di atas yang mencapai kriteria sangat baik (SB) yakni 1 aspek (10%) terdiri dari; kemampuan merespon penjelasan guru pada awal pembelajaran, yang mendapat kriteria baik (B) 3 aspek, (30%) yang terdiri dari; kemampuan berinteraksi dengan guru dalam proses pembelajaran, kemampuan mengerjakan tugas, dapat menarik kesimpulan, dan 6 aspek (60%) mendapat kriteria

(9)

cukup (C) yag terdiri dari; kemampuan melaksanakan aturan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI).

3. Hasil Belajar Siswa siklus I

Hasil belajar siswa siklus I yang dilakukan menggunakan tes evaluasi pada akhir pembelajaran, dengan menggunakan soal essey. Dengan jumlah soal 5 butir dengan jumlah skor 100, masing-masing soal terdiri dari 10-30 skor. Dari hasil tes yang dilakukan oleh peneliti bersama guru mitra yang bertindak sebagai guru pengamat dari hasil analisis tes pada siklus 1 menunjukan bahwa dari 23 orang siswa yang dikenai tindakan, 15 orang siswa (65.21%) memperoleh nilai 75 keatas, dan 8 0rang siswa (34.79%) memperoleh nilai kurang dari 75 dengan nilai rata-rata kelas 75.43 %. Hal ini dapat dilihat pada table berikut ini;

Tabel 6

Hasil Belajar Siswa Siklus I

Nilai Jumlah siswa Persentase (%)

Lebih dari sama dengan 75 15 65.21

Kurang dari 75 8 34.79

Jumlah 23 100

Sumber data: Hasil belajar siswa siklus I pada bulan april Tahun 2012

Dari hasil tes yang di laksanakan pada siswa diperoleh hasil yang belum sesuai dengan indikator kinerja yakni “Penelitian ini dinyatakan berhasil jika terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu dimana siswa yang memperoleh nilai 75 dengan menggunakan model pembelajaran Group Investigation (GI) akan meningkat dari 65.21% menjadi 85%”.

(10)

Dari penjelasan di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus I belum terlaksana dengan baik dan mencapai indikator kinerja sehingga perlu dilanjutkan dengan pelaksanaan tindakan siklus II.

4. Refleksi Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Berdasarkan kegiatan refleksi dapat diketahui beberapa aspek kegiatan guru pada pembelajaran siklus I yang perlu diperbaiki dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI)., sebagai berikut:

1. Persiapan dalam pembagian LKS

2. Membagi siswa dalam kelompok heterogen.

3. Membimbing siswa dalam kelompok.

4. Teknik bertanya.

5. Penguasaan aturan yang sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI).

6. Peran guru dalam menyelesaikan masalah.

7. Memberikan kesimpulan materi pembelajaran.

8. Persiapan pelaksanaan evaluasi

Selain itu mengangkut kegiatan belajar siswa, masih terdapat beberapa aspek yang belum optimal yaitu :

1. Kemampuan melaksanakan aturan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI).

(11)

2. Kemampuan bertanya kepada kelompok lain.

3. Kemampuan memberikan pendapat.

4. Kerjasama dengan anggota kelompok.

5. Kemampuan menguasai materi.

6. Kemampuan menjawab pertanyaan guru.

Berdasarkan hasil refleksi, sesuai dengan diskusi antara pengamat dan peneliti, maka dilakukan perbaikan atau tindak lanjut dalam pelaksanaan siklus ke II, untuk perbaikan aspek-aspek pembelajaran yang belum terlaksana seperti yang diharapkan.

4.2.3. Pelaksanaan Siklus II

Pelaksaaan siklus II ini dilakukan untuk perbaikan pada pembelajaran siklus I yang belum mencapai indikator kinerja, berdasarkan hasil refleksi pada pembelajaran siklus I, maka peneliti dan guru mitra sekaligus sebagai pengamat membuat perencanaan penyempurnaan aspek-aspek pembelajaran yang belum terlaksana dengan baik pada siklus I, baik menyangkut kegiatan guru maupun aktifitas belajar siswa serta soal-soal yang belum tuntas pada pembelajaran siklus I. Ini menandakan bahwa aspek-aspek yang belum terlaksana secara optimal pada siklus I harus lebih maksimal pada siklus II.

Pelaksanaan tindakan siklus II dilakukan pada hari senin 16 april 2012 oleh peneliti bersama guru mitra yang bertindak sebagai guru pengamat. Kegiatan guru melaksanakan proses pembelajaran maupun kegiatan siswa selama proses pembelajaran berlangsung diamati dan dinilai dengan menggunakan lembar pengamatan yang telah disiapkan.

(12)

Berdasarkan hasil pengamatan kegiatan guru maupun siswa dalam proses belajar mengajar diperoleh data sebagai berikut:

1. Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Siklus II

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada pembelajaran siklus II meliputi 18 aspek, 5 aspek (27.78 %) memperoleh kriteria baik sekali (BS) yaitu, silabus/rpp, LKS, menggali potensi/pengetahuan yang ada pada siswa, menyampaikan indikator pembelajaran, penguasaan aturan dalam Group Investigation (GI) dan 12 aspek (66.67%) memperoleh kriteria baik (B) yaitu, Chart, buku penunjang, lembar observasi, lembar evaluasi, menyampaikan materi secara singkat, membagi kelompok heterogen, membimbing siswa dalam kelompok, teknik bertanya, penguasaan bahan ajar, peran guru dalam menyelesaikan masalah, memberikan kesimpulan materi, sedangkan 1 aspek (5.55%) memperoleh kriteria cukup (C) yaitu, persiapan pelaksnaan evaluasi. Untuk lengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 7

Pengamatan Kegiatan Guru dalam Proses Belajar Mengajar Siklus II No Kriteria Aspek Jumlah Persentase

(%)

1. Baik sekali 5 27.28

2. Baik 12 66.67

3. Cukup 1 5.55

4. Kurang - -

Jumlah 18 100

Sumber data: Hasil pengamatan kegiatan guru pada tanggal 16 april 2012

(13)

2. Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa Siklus II

Pengamatan dan penilaian terhadap kegiatan siswa pada pembelajaran siklus II dilakukan dengan mengacu pada lembar pengamatan aktifitas siswa yang telah disusun secara bersama-sama antara peneliti dengan guru mitra sebagai pengamat.

penilaian tersebut terdiri 10 aspek aktifitas siswa selama mereka menjalani proses pembelajaran siklus II. 3 aspek ( 30%) memperoleh kriteria baik sekali (BS) yaitu:

kemampuan merespon penjelasan guru pada awal pembelajaran, kemampuan melaksanakan aturan Group Investigation (GI), kerjasama dengan anggota kelompok, dan 6 aspek (60 %) memperoleh kriteria baik (B) yaitu, berinteraksi dengan guru dalam proses pembelajaran,kemampuan memberikan pendapat, kemampuan menguasai materi, kemampuan mengerjakan tugas, dapat menjawab pertanyaan guru, dapat menarik kesimpulan, sedangkan yang memperoleh kriteria cukup (C) yakni 1 aspek (10 %) yaitu, kemampuan bertanya kepada kelompok lain.

Selengkapnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 8

Pengamatan Kegiatan Siswa dalam Proses Belajar Mengajar Siklus II No Kriteria Aspek Jumlah Persentase

(%)

1. Baik sekali 3 30

2. Baik 6 60

3. Cukup 1 10

4. Kurang - -

Jumlah 10 100

(14)

Sumber datal: Hasil pengamatan kegiatan siswa pada tanggal 16 april 2012

3. Hasil Belajar Siswa Siklus II

Pembelajaran siklus II ini dilakukan pada hari senin tanggal 16 april 2012, untuk mengukur kemampuan siswa, diakhir pembejaran dilakukan evaluasi tes uraian/essay. Soal tersebut berjumlah lima butir dengan skor maksimum 100. Dari hasil analisis hasil belajar siswa pada siklus II, menunjukan bahwa dari jumlah siswa 23 orang yang memperoleh nilai 75 keatas yakni 20 (86.95%) orang siswa dan 3 (13.05%) memperoleh nilai dibawah 75. Dengan nilai rata-rata 77.39, dan daya serap klasikal 77.39%. Berdasarkan hasil analisis nilai, diperoleh data hasil belajar siswa pada materi interaksi sosial, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 9

Hasil Belajar Siswa Siklus II

Nilai Jumlah Siswa Persentase (%)

Lebih dari sama dengan 75 20 86.95

Kurang dari 75 3 13.05

Jumlah 23 100

Sumber data: Hasil belajar siswa siklus II pada bulan mei Tahun 2012 Dari tabel di atas bahwa dari 23 orang siswa yang dikenai tindakan, 20 orang siswa (86.95%) memperoleh nilai diatas dari 75 sedangkan 5 orang siswa (13.05%) memperoleh nilai kurang dari 75. Rata-rata kelas pada siklus II 77.39 dan daya serap klasikal 77.39%.

4. Refleksi Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus II

(15)

Refleksi dilakukan melalui diskusi dengan guru mitra sekaligus yang bertindak sebagai pengamat, refleksi ini bertujuan untuk melihat apakah tindakan yang dilaksankan dalam hal ini penggunaan model Group Investigation (GI) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi perekonomian Indonesia.

Berdasarkan refleksi yang dilakukan, bahwa pada pelaksanaan pembelajaran siklus II, sudah terlaksana sebagaimana yang diharapkan sesuai dengan indikator, dan dapat dilihat dari hasil belajar siswa yakni dengan persentase 86.95%, maka dari itu pelaksanaan tindakan tidak perlu dilanjutkan dengan siklus berikutnya, karena ketuntasan belajar siswa sudah mencapai ketuntasan lebih dari 85%.

4.3. Pembahasan

Kegiatan penelitian tindakan kelas ini menetapkan indikator kinerja apabila 85%

peserta didik sudah memperoleh nilai di atas 75 atau sudah memiliki hasil belajar yang diinginkan maka tindakan dikatakan berhasil. Dari penelitian tindakan kelas ini diperoleh hasil. proses pengamatan kegiatan guru dalam proses belajar pengajar yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan kegiatan guru yang telah disediakan dan disusun secara kolaboratif oleh peneliti dan guru pengamat maka dihasilkan data sebagai berikut; lembar pengamatan guru siklus I terdiri dari 18 aspek yakni 3 aspek (16.67%) mecapai kriteria baik sekali (BS), 7 aspek (38.89%) mendapat kriterian baik (B), dan 8 aspek (44.44%) mendapat kriteria cukup (C). Sedangkan Hasil pengamatan dan penilaian terhadap kegiatan siswa pada pembelajaran siklus I menunjukkan dari 10 aspek yang diamati terdapat 1 aspek (10%), yang mencapai kriteria sangat baik

(16)

(SB), 3 aspek (30%) mendapat kriteria baik (B), dan 6 aspek (60%) mendapat kriteria (cukup). Sedangkan dari hasil analisis tes pada siklus 1 menunjukan bahwa dari 23 orang siswa yang dikenai tindakan, 15 orang siswa (65.21%) memperoleh nilai 75 keatas, dan 8 0rang siswa (34.79%) memperoleh nilai kurang dari 75 dengan nilai rata-rata kelas 75.43 %.

Selain itu terdapat beberapa aspek-aspek yang belum tercapai pada pelaksanaan siklus I dan perlu dilakukan perbaikan pada pelaksanaan siklus II antara lain;

1. Aspek Kegiatan Pembelajaran Guru pada Siklus I

 Persiapan dalam pembagian LKS

 Membagi siswa dalam kelompok heterogen.

 Membimbing siswa dalam kelompok.

 Teknik bertanya.

 Penguasaan aturan yang sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI).

 Peran guru dalam menyelesaikan masalah.

 Memberikan kesimpulan materi pembelajaran.

 Persiapan pelaksanaan evaluasi 2. Aspek Kegiatan Siswa pada Siklus I

 Kemampuan melaksanakan aturan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI).

 Kemampuan bertanya kepada kelompok lain.

(17)

 Kemampuan memberikan pendapat.

 Kerjasama dengan anggota kelompok.

 Kemampuan menguasai materi.

 Kemampuan menjawab pertanyaan guru.

Dari beberapa penjelasan di atas maka peneliti memutuskan untuk melaksanakan siklus lanjutan/Siklus II dengan alasan hasil belajar siswa belum mencapai indikator kinerja yang dibahas pada bab II yakni “Penelitian ini dinyatakan berhasil jika terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu dimana siswa yang memperoleh nilai 75 dengan menggunakan model pembelajaran Group Investigation (GI) akan meningkat dari 65.21% menjadi 85%.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada pembelajaran siklus II yang meliputi 18 aspek, 5 aspek (27.78 %) memperoleh kriteria baik sekali (BS) dan 12 aspek (66.67%) memperoleh kriteria baik (B), sedangkan 1 aspek (5.55%) memperoleh kriteria cukup (C). selain itu hasil analisis hasil belajar siswa pada siklus II, menunjukan bahwa dari jumlah siswa 23 orang yang memperoleh nilai 75 keatas yakni 20 (86.95%) orang siswa dan 3 (13.05%) memperoleh nilai dibawah 75.

Dengan nilai rata-rata 77.39, dan daya serap klasikal 77.39%. Sedangkan dari hasil analisis hasil belajar siswa pada siklus II, menunjukan bahwa dari jumlah siswa 23 orang yang memperoleh nilai 75 keatas yakni 20 (86.95%) orang siswa dan 3 (13.05%) memperoleh nilai dibawah 75. Dengan nilai rata-rata 77.39, dan daya serap klasikal 77.39%

(18)

Berdasarkan deskripsi hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan di atas, maka jelaslah bahwa penggunaan model pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) berhasil meningkatkan hasil belajar siswa sesuai dengan indikator yang ditetapkan. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi ”jika dalam proses pembelajaran digunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI), maka hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu di kelas VII-3 SMP Negeri 14 Gorontalo akan meningkat” dapat diterima.

(19)

Gambar

Tabel 4. Data Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Siklus I
Tabel 5. Data Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa Siklus  I

Referensi

Dokumen terkait

Testimoni sangat diperlukan untuk mendapatkan kesan positif, cara yang bisa digunakan adalah meminta pelanggan untuk melakukan review untuk memberikan pernyataan

Profil NACA 64-206 yang merupakan airfoil ber- camber dengan ketebalan 6 persen dari panjang chord dipilih agar bisa didekati oleh teori klasik airfoil tipis

Dalam hal Pelimpahan Wewenang dari Bupati kepada Camat yang diatur dalam Peraturan Bupati Dairi Nomor 18 Tahun 2010 (Pasal 6) tentang Pelimpahan Wewenang Bupati

Yaitu dengan membuat analisis sistem, batasan sistem, DAD , dan flowchart yang akan digunakan untuk membangun atau mengembangkan perangkat lunak

Alternatif yang layak untuk dijalankan ialah alternatif 1 karena suku bunga yang ditawarkan lebih dari faktor diskon, sedangkan alternatif 2 dan alternatif 3 tidak layak karena

Berdasarkan pada hal-hal tersebut di atas, maka peneliti terdorong untuk mengkaji secara lebih mendalam berkenaan dengan kinerja pelayanan aparatur pada Dinas

Karakter elemen gaya Memphis yang eksploratif sesuai dengan tren yang sedang populer, dapat dilakukan melalui eksplorasi menggunakan teknik surface textile

Pada bagian ini akan dilakukan analisis dan perbandingan rancangan dari penggunaan lori dan conveyor dari aspek teknis, beban kerja, pengukuran risiko, serta