• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Kualitas Tidur Terhadap Kejadian Hipertensi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Kualitas Tidur Terhadap Kejadian Hipertensi"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA KEDOKTERAN

OLEH :

ANNISA AULIA FITRI

1110103000007

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

v

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena

hanya atas rahmat dan karunia-Nya lah akhirnya penelitian ini dapat terwujud dan terselesaikan dengan baik, walaupun begitu banyak cobaan dan hambatan yang

penulis hadapi. Shalawat serta salam tidak lupa penulis panjatkan kehadirat Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa manusia menuju jalan lurus dan diridhoi oleh Allah SWT.

Alhamdulillah penulis akhirnya dapat menyelesaikan Laporan Penelitian

ini yang berjudul “Hubungan Kualitas Tidur Terhadap Kejadian Hipertensi”, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari bahwa selama proses penulisan laporan penelitian ini banyak menemui hambatan, baik yang datang dari faktor luar penulis maupun dari dalam diri penulis. Mengatasi hambatan-hambatan tersebut, penulis banyak mendapat dukungan, pengarahan, petunjuk dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Prof. Dr (hc). dr. MK. Tadjudin, SpAnd selaku Dekan FKIK Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. dr. Witri Ardini, M.Gizi, Sp.GK selaku Ketua Program Studi Pendidikan Dokter.

3. dr. Dede Moeswir, SpPD dan dr.Ahmad Azwar Habibi, M.Biomed sebagai dosen pembimbing saya, yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga dan

pikiran untuk memberikan arahan, bimbingan, dan nasihat kepada penulis selama penelitian dan penyusunan laporan ini.

(6)

vi

5. Dr. dr. Syarief Hasan Lutfie, SpKFR dan dr.Erfira Hermawan, SpM selaku penguji sidang yang telah bersedia untuk hadir dan memberi arahan kepada penelitian ini.

6. Dr.dr Jusuf Rachmat, SpB, SpBTKV, MARS selaku kepala unit pelayanan jantung terpadu di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo yang telah memberikan kesempatan penulis untuk melakukan penelitian disana dan para staf penyakit jantung terpadu baik suster, perawat dan bagian administrasi yang telah banyak membantu dalam proses pengambilan data. 7. Bapak Ubay, Mbak mega dan semua staf di bagian penelitian RSUPN Dr.

Cipto Mangukusumo.

8. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada keluarga besar penulis, terutama orang tua penulis Wisnaldi SE, MM dan Nur Rahmah, Spd yang telah memberikan motivasi, kasih sayang serta pengertian selama penulis melakukan penelitian ini. Adik-adik dan seluruh keluarga besar yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

9. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada sahabat satu kelompok penelitian, yaitu : Almira Dwina Ramadhani, Larisa Sabrina Rahadiyanti dan Puspa Antika atas kerjasama dan kerja kerasnya selama penelitian ini dilakukan dan akhirnya bisa diwujudkan.

10.Peneliti juga mengucapkan terimakasih kepada seluruh teman-teman beserta seluruh staf pengajar dari PSPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

11.Semua pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan penelitian ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Semoga dengan selesainya laporan penelitian ini dapat menambah pengetahuan kita semua terutama mengenai pengaruh kualitas tidur terhadap kejadian hipertensi.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

(7)

vii Terhadap Kejadian Hipertensi.

Latar Belakang: Tidur merupakan kebutuhan dasar manusia agar memiliki fungsi tubuh yang optimal. Kualitas tidur yang buruk dikatakan dapat mengaktivasi simpatis dan menyebabkan terjadinya hipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan kualitas tidur terhadap kejadian hipertensi. Metode : Penelitian ini dilakukan dengan cara melihat kualitas tidur pasien menggunakan kuesioner PSQI yang dilakukan dengan wawancara langsung dan hasilnya dikategorikan menjadi kualitas tidur baik dan buruk serta melihat tekanan darah pasien dan dikategorikan menjadi pasien hipertensi atau tidak hipertensi. Penelitian ini merupakan studi cross- sectional

deskriptif analitik dengan teknik pengambilan sampel secara consecutive sampling. Hasil : Responden berjumlah 95 pasien dengan 54 laki-laki (56,8%), 41 perempuan (43,2%) dengan rata-rata usia 64,66 tahun. 56 responden mengalami hipertensi (58,9%) dan 39 tidak mengalami hipertensi (41,1%). Kualitas tidur responden 46 (48,4%) memiliki kualitas tidur yang baik dan 49 (51,6%) memiliki kualitas tidur yang buruk. Berdasarkan uji hipotesis kualitas tidur dengan kejadian hipertensi didapatkan nilai p=0,003 (p<0,05). Kesimpulannya, penelitian ini menunjukan bahwa terdapat hubungan kualitas tidur terhadap kejadian hipertensi.

Kata Kunci: Hipertensi, Kualitas Tidur

ABSTRACT

Annisa Aulia Fitri. Medical Study Programme. Association between Quality of Sleep and Hypertension.

Background & Objective : Sleep is an important thing that needed by human to have an optimal body function. Poor quality of sleep is associated with hypertension. Poor quality of sleep have an effect to hypertension. The objective of this study is to know whether there is an association between quality of sleep and hypertension. Method The instrument of this study is questionnaire to measure quality of sleep and sphygmomanometer digital to measure the blood pressure. Quality of sleep will be categorized into two groups, good and poor whereas blood pressure will be categorized into patient with hypertension and non hypertension. This study is a Cross-sectional study with descriptive analytic and method of sampling is consecutive sampling. Conclusion : Respondent amounted 95 patients, who are 54 men (56,8%), 41 woman (43,2%) with the mean of age is 64,66 years old. 56 respondent have hypertension (58,9%), and 39 respondent non hypertension (41,1%). 46 respondent have good quality of sleep whereas 49 respondent have poor quality of sleep. The conclusion is there is an association between quality of sleep and hypertension. (p<0,003)

(8)

viii

LEMBAR JUDUL ...i

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……...…….…….….…...ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING….……….……….….…iii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ……….…………..…..iv

KATA PENGANTAR ………..………v

1.4 Tujuan Penelitian ………...3

1.5. Manfaat Penelitian ... 3

BAB 2 Tinjauan Pustaka ... 5

2.1. Laju Aliran Darah ... 5

2.2. Tekanan Darah ... 5

2.3 Kontrol Simpatis pada Tekanan Darah………..6

2.4. Pusat Kontrol Kardiovaskular ... 6

2.5 Hipertensi………...6

2.5.1 Definisi……….…..7

2.5.2 Etiologi ……….…….7

2.5.3 Faktor Resiko………...9

2.5.4 Patofisiologi………...9

2.5.5 Klasifikasi………..9

2.6 Konsep Tidur……….……….9

2.6.1 Pengertian……….11

2.6.2 Fisiologi Tidur………..10

2.6.3 Irama Sirkardian ………..10

2.6.4 Hormon Kortisol………..………..………..11

2.6.5 Efek Kortisol terhadap Kardiovaskular..………..12

2.6.6 Kualitas Tidur……….……….……12

(9)

ix

BAB 3 Metode Penelitian ..…...……...………16

3.1. Desain Penelitian……….16

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 16

3.3. Populasi dan Sampel ... 16

3.4. Jumlah Sampel ... 17

3.5. Cara Pengambilan Sampel ... 17

3.4. Kriteria Sampel ... 18

3.5. Alur Penelitian ... 19

3.6. Cara Kerja ... 20

3.7.Manajemen Data ... 20

3.8. Analisis Data ... 22

BAB 4 Hasil dan Pembahasan ... 24

4.1. Hasil Penelitian ... 25

4.1.1.Analisis Univariat... 25

4.1.2.Gambaran distribusi sampel berdasarkan jenis kelamin ... 26

4.1.3.Gambaran distribusi sampel berdasarkan usia ... 27

4.1.4.Gambaran distribusi sampel berdasarkan kualitas tidur ... 28

4.1.5.Gambaran distribusi sampel berdasarkan tekanan darah ... 29

4.1.6. Analisis Bivariat ... 30

4.2. Keterbatasan Penelitian ... 32

BAB 5 Simpulan ... 32

5.1. Simpulan ... 32

5.2. Saran ... 32

DAFTAR PUSTAKA ... 34

(10)

x

Tabel 2. 1 Etiologi Hipertensi ... 19

Tabel 2. 2 Klasifikasi Hipertensi ... 21

Tabel 4. 1.Karakteristik Demografis Subjek Penelitian ... 38

Tabel 4. 2. Distribusi sampel berdasarkan jenis kelamin ... 38

Tabel 4. 3. Distribusi sampel berdasarkan usia ... 38

Tabel 4.4 Distribusi sampel berdasarkan kualitas tidur……….40

Tabel 4.5 Distribusi sampel berdasarkan tekanan darah………41

(11)

xi

(12)

1 BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang angka kejadiannya sangat tinggi di dunia dan terus mengalami peningkatan kejadian dari tahun ke tahun. Menurut data dari WHO tahun 2001, sekitar 7,6 juta mortalitas dan 92 juta morbiditas per tahun yang terjadi di seluruh dunia disebabkan oleh hipertensi.1,2

Hipertensi meningkatkan resiko penyakit kardiovaskular, termasuk penyakit jantung koroner (PJK), gagal jantung kongestif (CHF), stroke, gagal ginjal serta penyakit arteri perifer (PAD). 3 Di Amerika Serikat pada tahun 2002 , berdasarkan hasil survey kesehatan nasional dan survei pemeriksaan gizi (NHANES), sekitar 30% orang dewasa, atau setidaknya 65 juta orang, memiliki hipertensi .4

Saat ini, di Indonesia hipertensi merupakan penyebab kematian nomor 3, mencapai 6,7% dari populasi pada semua umur. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Balitbangkes tahun 2007 menunjukkan prevalensi hipertensi secara nasional mencapai 31,7 %. 5

Sogol Javaheri dari Case Western Reserve School of Medicine, Cleveland,

melakukan sebuah penelitian mengenai hubungan kualitas tidur dan peningkatan tekanan darah pada remaja yang dipublikasikan pada Agustus 2008 oleh

Circulation Journal. Kesimpulan dari penelitian tersebut bahwa kualitas tidur yang buruk berhubungan dengan kejadian pre hipertensi pada remaja yang sehat.6

Penelitian lain oleh Redline et al tahun 2008 di Amerika mengatakan bahwa gangguan tidur dianggap sebagai salah satu faktor resiko terjadinya hipertensi. Pada tahun 2011 peneliti yang sama melalui jurnal yang diterbitkan oleh

(13)

Pooja Bansil et al melakukan sebuah studi prospektif yang diterbitkan melalui Journal of Clinical Hypertension tahun 2011 mengatakan bahwa 30,2% dari pasien yang ditelitinya menderita hipertensi dan hampir seluruhnya mengalami gangguan kualitas tidur .9,10 Berdasarkan penelitian Wasim di India tahun 2010, perbedaan etnik dapat mempengaruhi perbedaan hal ini, hasil penelitian nya menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara tidur dan tekanan darah.11

Hasil penelitian dari National Sleep Foundation tahun 2002, menemukan 20-30% responden di Amerika mengalami gangguan tidur.12 Penelitian oleh Vgontzas tahun 2009 di Amerika bahwa 10% dari penduduk di Amerika mengalami hipertensi yang berhubungan dengan gangguan tidur.13

Menurut penelitian Vlasta, tidur dapat dipengaruhi oleh kafein, kafein dapat mengakibatkan gangguan kualitas tidur.14 Dan secara spontan kafein dapat meningkatkan tekanan darah.15 Berdasarkan penelitian Terry, setelah mengkonsumsi kafein hampir 80% responden mengalami kenaikan tekanan darah secara signifikan.16

Berdasarkan data yang didapat, bahwa penderita hipertensi di Indonesia semakin meningkat dan angka mortalitas akibat komplikasinya masih tinggi. Berbagai studi yang telah berlangsung untuk mengidentifikasi faktor resiko

penyakit hipertensi termasuk tentang kualitas tidur.

Penelitian untuk meneliti faktor resiko kualitas tidur dan terhadap kejadian terhadap hipertensi masih jarang terutama di Indonesia sedangkan pemahaman faktor resiko yang dapat dicegah pada pasien ini akan sangat penting, oleh karena itu maka peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian ini dan mengetahui salah satu faktor resiko terjadinya hipertensi yaitu kualitas tidur.

1.2.1 Rumusan Masalah

(14)

1.3 Hipotesis

Terdapat hubungan antara kualitas tidur terhadap kejadian hipertensi pada pasien unit pelayanan jantung terpadu di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta tahun 2013.

1.4 Tujuan Penelitian 1.4.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan antara kualitas tidur terhadap kejadian hipertensi pada pasien unit pelayanan jantung terpadu di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta tahun 2013.

1.4.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui gambaran kualitas tidur pasien di unit pelayanan jantung terpadu RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta tahun 2013.

2. Mengetahui distribusi jenis kelamin pada responden. 3. Mengetahui distribusi usia pada responden.

4. Melihat distribusi kelompok usia, jenis kelamin, dan tekanan berdasarkan kualitas tidur responden.

5. Mengetahui hubungan faktor perancu lain yang mempengaruhi

terjadinya hipertensi akibat kualitas tidur, yaitu : jenis kelamin, usia, kafein dan indeks massa tubuh (IMT).

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah :

a. Bagi Peneliti

Mengetahui hubungan antara kualitas tidur terhadap kejadian hipertensi dan faktor lain yang dapat menyebabkan hipertensi dan peneliti mendapatkan latihan dalam membuat suatu penelitian.

(15)

Sebagai informasi dan data pembelajaran mahasiswa sebagai referensi bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian lebih lanjut.

c. Bagi Masyarakat

Memperoleh pengetahuan tentang kualitas tidur yang baik yang dapat digunakan pencegahan terhadap kejadian hipertensi .

d. Bagi Pihak Rumah Sakit

(16)

5

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Laju Aliran Darah

Laju aliran darah yang melalui pembuluh darah akan bergantung dan dipengaruhi oleh gradien tekanan dan akan berbanding terbalik dengan resistensi vaskular.14

F = P/ R

F = laju aliran darah melalui suatu pembuluh P = Gradien tekanan

R = Resistensi pembuluh darah

2.1.1 Gradien Tekanan

Merupakan perbedaan antara tekanan darah awal dan akhir, dimana darah akan mengalir dari tekanan tinggi ke rendah mengikuti penurunan gradien tekanan. Tekanan pada darah ini ditimbulkan oleh kontraksi jantung dan yang menentukan laju aliran darah adalah perbedaan tekanan antara dua ujung pembuluh.14

2.1.2 Resistensi Vaskular

Merupakan faktor lain yg mempengaruhi laju aliran darah. Resistensi adalah ukuran tahanan terhadap aliran darah yg melalui pembuluh, akibat adanya gesekan antara cairan yg bergerak dan dinding vaskular yang diam. Resistensi akan dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu: vikositas darah, panjang pembuluh dan jari-jari pembuluh.14

2.2 Tekanan darah

(17)

yang minimal pd arteri melalui pembuluh kecil di hilir. Normalnya, tekanan darah pada dewasa adalah sistolik 120 mmHg dan diastolik 80 mmHg.14,15

2.2.1 Tonus Vaskular

Tonus ini yang membentuk resistensi arteriol, dimana arteriol merupakan pembuluh resistensi utama karena jari-jarinya yang kecil. Tonus ini bergantung pada: otot polos arteriol yang peka terhadap pengaruh saraf dan hormon dan serat-serat simpatis yang mempersarafi sebagian besar arteriol.14,15

2.3 Kontrol Simpatis pada Tekanan Darah

Serat saraf simpatis mempersarafi otot polos arteriol di seluruh sirukulasi sistemik kecuali otak. Aktivitas simpatis yang terus menerus akan mempengaruhi tonus vaskular, peningkatan simpatis ini pula yang akan mempengaruhi vasokonstriksi arteriol generalisata dan akan mempengaruhi resistensi perifer total dan menyebabkan perubahan tekanan darah .14

2.4 Pusat Kontrol Kardiovaskular

Tekanan darah diatur oleh kontrol di medula batang otak yg merupakan pusat regulasi dan integrasi tekanan darah dan beberapa hormon. Hormon yang

berperan, hormon medula adrenal seperti norepinefrin, epinefrin, dan katekolamin yang memperkuat saraf simpatis di beberapa organ.14

2.5 Hipertensi

2.5.1 Definisi Hipertensi

Mekanisme kontrol tekanan darah kadang tidak berfungsi dengan benar atau tidak secara sempurna mampu mengkompensasi perubahan yang terjadim sehingga tekanan darah bisa terlalu tinggi atau terlalu rendah.16 Hipertensi di definisikan sebagai suatu peningkatan tekanan darah yaitu lebih ≥140 mmHg

(18)

Hipertensi juga berhubungan dengan terjadinya mortalitas akibat hipertensi dan meningkatnya peningkatan resiko penyakit jantung serta bermanfaat atau tidak apabila diberi intervensi terapi. 19

2.5.2 Etiologi Hipertensi

Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi dua golongan yaitu: 1. Hipertensi primer (hipertensi esensial atau idiopatik)

Sebanyak 85 – 90 % kasus hipertensi tidak dietahui penyebabnya atau idiopatik, biasa juga disebut dengan hipertensi primer. Hipertensi esensial kemungkinan disebabkan oleh beberapa perubahan pada jantung dan pembuluh darah yang akan menyebabkan meningkatnya tekanan darah.19,20

Hipertensi primer merupakan suatu kategori umum untuk peningkatan tekanan darah yang disebabkan oleh beragam penyebab yang idiopatik dan bukan entitas tunggal.17,18 Hipertensi esensial biasanya berkaitan dengan interaksi antara factor genetik dan juga lingkungan. Prevalensi hipertensi esensial pun meningkat melalui faktor kontribusi lain yaitu seiring dengan bertambahnya usia, asupan garam, obesitas, merokok dan juga stres.17,18

2.Hipertensi sekunder

Hanya sebagian kecil hipertensi yang di diagnosis sebagai hipertensi sekunder. Dapat diperkirakan hanya sekitar 6 % kejadiannya, persentase ini tidak akurat karena biasanya angka kejadian terhadap hipertensi sekunder bergantung kepada dimana tempat penelitiannya. 21 Hampir secara keseluruhan hipertensi sekunder diperantarai oleh 2 mekanisme, yaitu: gangguan sekresi hormon dan gangguan fungsi ginjal.21 Contoh hipertensi sekunder adalah: hipertensi ginjal, hipertensi endokrin dan hipertensi neurogenik.17

2.5.3 Faktor Resiko Hipertensi

(19)

1.Faktor yang tidak dapat dikontrol, antara lain: - Genetik

Sekitar 70-80% penderita hipertensi esensial ditemukan riwayat hipertensi dalam keluarganya. Di dalam keluarga, apabila riwayat hipertensi didapatkan pada kedua orang tua maka dugaan hipertensi esensial akan menjadi lebih besar.20 Hipertensi juga banyak dijumpai pada penderita yang kembar monozigot apabila salah satunya menderita hipertensi maka yang lainnya akan menderita hipertensi. Dugaan ini mendukung bahwa faktor genetik mempunyai peran yang kuat dalam terjadinya hipertensi. 21

- Jenis kelamin

Hipertensi lebih mudah terjadi pada lelaki daripada perempuan. Hal ini terjadi karena laki-laki memiliki banyak faktor resiko untuk terjadinya hipertensi, seperti stress, kelelahan dan makan tidak terkontrol. Adapun hipertensi pada perempuan peningkatan resiko yang sangat curam setelah terjadi setelah masa menopause. 22

- Umur

Semakin bertambahnya usia, semakin besar pula resiko untuk menderita tekanan darah tinggi. Hal ini juga berhubungan dengan regulasi hormon yang berbeda.17

2. Faktor yang dapat dikontrol, antara lain: - Konsumsi garam berlebih

Garam secara osmotik mempunyai sifat menahan air, akan meningkatkan volume darah dan secara jangka panjang berperan terhadap tekanan darah.22 Konsumsi garam yang berlebihan akibat retensi cairan dengan sendirinya akan menaikkan tekanan darah. Sebaiknya hindari pemakaian garam yang berlebihan atau makanan yang diasinkan. Untuk saat ini dianjurkan pada penderita hipertensi untuk membatasi asupan garam, namun masih diperdebatkan hasilnya secara konklusif. 17,18

- Obesitas

(20)

- Olahraga

Olahraga aerobik, seperti bersepeda, jogging, dan berjalan kaki yang teratur dapat memperlancar peredaran darah sehingga dapat menurunkan tekanan darah.23

- Merokok dan konsumsi alkohol

Hipertensi juga dirangsang oleh adanya nikotin dalam batang rokok yang dihisap. Nikotin bersifat radikal bebas yang dapat meningkatkan penggumpalan darah dalam pembuluh darah (agregasi trombosit) akibat kerusakan endotel pembuluh darah. Sebagai radikal bebas nikotin juga berperan terhadap pembentukan aterosklerosis. Konsumsi alkohol merangsang hipertensi karena adanya peningkatan sintesis katekolamin yang dalam jumlah besar dapat memicu kenaikan tekanan darah melalui rangsang simpatis. 20,24

2.5.4 Patofisiologi Hipertensi

Tekanan yang dibutuhkan untuk mengalirkan darah melalui sistem sirkulasi dilakukan oleh aksi memompa dari jantung (cardiac output/CO) dan dukungan dari arteri (peripheral resistance/PR).17,25 Hipertensi sesungguhnya merupakan abnormalitas dari faktor-faktor tersebut, yang ditandai dengan peningkatan curah jantung dan / atau ketahanan perifer.

2.5.5 Klasifikasi hipertensi

Berikut klasifikasi hipertensi berdasarkan JNC -VII22 : Tabel 2.2 Klasifikasi Hipertensi

Tekanan Darah SDP/DBP Kategori

<120/80 Normal

120-139/80-89 Prehipertensi

≥140/90 Hipertensi

140-159/90-99 Hipertensi derajat 1

(21)

2.6 Konsep Tidur

2.6.1 Pengertian

Tidur merupakan kebutuhan dasar yang mutlak harus dipenuhi oleh semua orang. Istirahat dan tidur yang cukup, akan membuat tubuh dapat berfungsi secara optimal. 26

Tidur adalah status perubahan kesadaran ketika persepsi dan reaksi individu terhadap lingkungan menurun. Tidur sama dengan aktifitas fisik yang minimal, tingkat kesadaran yang bervariasi, perubahan proses fisiologis tubuh, dan penurunan respon terhadap stimulus eksternal. Hampir sepertiga dari waktu individu digunakan untuk tidur, karena tidur dapat memulihkan atau mengistirahatkan fisik setelah seharian beraktivitas, mengurangi stres dan kecemasan, serta dapat meningkatkan kemampuan, mampu menyimpan memori saat tidur dan konsenterasi untuk melakukan aktifitas .17,27

2.6.2 Fisiologi Tidur

Aktivitas tidur diatur dan dikontrol oleh dua sistem pada medula batang

otak, yaitu Reticular Activating System (RAS) . RAS di bagian atas batang otak memiliki sel-sel khusus yang dapat mempertahankan kewaspadaan dan kesadaran, memberi stimulus visual, pendengaran, nyeri, dan sensori raba, serta emosi dan proses berfikir. 17,27

2.6.3 Irama Sirkardian (Diurnal) dan Kelenjar Pineal

Kelenjar pineal berfungsi mengeluarkan hormone melatonin yang akan membantu menjaga irama sirkardian sesuai siklus teran gelap. Jam biologis utama akan diatur oleh nucleus supramatikus (SCN) yang akan membentuk siklus dan menyeimbangkan antara sinyal eksternal dan internal tubuh manusia. Tidak relevan jam internal dan lingkungan luar akan mengakibatkan ‘jet lag’ ketika iramanya tidak sama.17,18

(22)

24 jam. Fluktuasi denyut jantung, tekanan darah, temperatur, sekresi hormon, metabolisme, dan penampilan serta perasaan individu bergantung pada ritme sirkadiannya.28

Tidur adalah salah satu irama biologis tubuh yang sangat kompleks. Sinkronisasi sirkadian terjadi jika individu memiliki pola tidur bangun yang mengikuti jam biologisnya: individu akan bangun pada saat ritme fisiologis paling tinggi atau paling aktif dan akan tidur pada saat ritme tersebut paling rendah.29

Irama sirkadian didahului oleh sekresi melatonin, episode ini adalah hasil kerja susunan saraf pusat yang mengatur jumlah dan banyaknya sekresi episodik dari CRF dan ACTH. Sekresi kortisol pada petang hari rendah dan terus menurun selama beberapa jam pertama/waktu tidur, di mana pada waktu itu kadar kortisol plasma dapat tidak terdeteksi. Selama jam ketiga dan kelima waktu tidur, terjadi peningkatan sekresi kortisol, tetapi waktu sekresi maksimal dimulai pada masa tidur jam keenam sampai jam kedelapan dan kemudian mulai menurun setelah bangun tidur. Sekitar setengah dari keluaran kortisol harian disekresikan pada saat ini. 17,27

2.6.4 Hormon Kortisol

Hormon ini dihasilkan oleh zona fasikulata dan retikularis korteks adrenal, sekresinya dirangsang oleh hormon adenokortikotropik (ACTH) yang dihasilkan oleh hipofisis anterior. Sel sasarannya adalah hampir sebagian besar sel.17 Sekresinya meningkat pada malam hari, mencapai puncak pada pagi sebelum terjaga, lalu akan turun sepanjang hari dengan titik terendah menjelang tidur malam.17 Hormon kortisol atau glukokortikoid memiliki efek metabolik dan mempunyai peran kunci dalam adaptasi stress. Kortisol memiliki efek permisif yaitu harus ada dalam jumlah memadai agar katekolamin menimbulkan

vasokontriksi. 18

2.6.5 Efek Kortisol terhadap Fungsi Kardiovaskular

(23)

norepinefrin yang bekerja sebagai merangsang simpatis tubuh yang mengontrol hamper sebagian besar pembuluh darah di tubuh kita, sehingga dapat meningkatkan tekanan darah.13,27

Glukokortikoid juga mengatur ekspresi reseptor adrenergik. Glukokortikoid yang berlebihan sendiri dapat menyebabkan hipertensi yang berasal dari efek mineralokortikoidnya yaitu aldosteron dan juga dapat mempengaruhi aktivasi renin oleh reseptor alfa I yang akan mengaktivasi sistem renin angiostensin aldosteron. 17,29

2.6.6 Kualitas Tidur

Kualitas tidur dapat dilihat melalui tujuh komponen, yaitu : 30

1. Subjektif kualitas tidur: yaitu penilaian subjektif diri sendiri terhadap kualitas tidur yang dimiliki, adanya perasaan terganggu dan tidak nyaman pada diri sendiri berperan terhadap penilaian kualitas tidur.

2. Latensi Tidur: berapa waktu yang dibutuhkan sehingga seseorang jatuh tertidur, berhubungan dengan gelombang tidur seseorang. Dikenal ada 2 gelombang tidur manusia yaitu : Tidur gelombang lambat dan tidur paradoksial.

3. Efisiensi tidur: akan didapatkan melalui presentase kebutuhan tidur manusia,

dengan menilai jam tidur seseorang dan durasi tidur seseorang sehingga dapat disimpulkan apakah sudah tercukupi atau efisiensi tidurnya.

4. Penggunaan obat tidur dapat menandakan seberapa berat gangguan tidur yang dialaminya, karena penggunaan obat tidur diindikasikan apabila orang tersebut sudah sangat terganggu pola tidurnya dan obat tidur dianggap perlu untuk membantu tidur.

5. Gangguan tidur: seperti adanya mengorok, gangguan pergerakan, sering terbangun untuk ke kamar mandi dan mimpi buruk, dapat mempengaruhi proses tidur manusia.

6. Daytime disfunction atau adanya gangguan pada kegiatan sehari-hari diakibatkan oleh perasaan mengantuk.

(24)
(25)

2.7 Kerangka Teori

epinefrin

Kualitas Tidur Buruk

Sistem Bangun ( Arousal

ketidak seimbang dan peningkatan hormon

kortisol

Sistem Tidur ( Hypogonic

mineralkortikoid Katekolamin

Vasokonstriksi tonus vaskular

perifer norepinefrin

Aldosteron dan renin

SRAA

(26)

2.8 Kerangka Konsep

Berdasarkan tinjauan pustaka dapat diperoleh beberapa variabel dalam penelitian ini kerangka konsep penelitian disusun sebagai berikut :

Kerangka konsep faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi

Keterangan : = variabel yang diteliti

= variabel yang perancu yang tidak dikontrol Variabel bebas :

Kualitas Tidur

Variabel tergantung: Hipertensi

Minum kopi

IMT

Usia Jenis Kelamin

(27)

2.9 Definisi Operasional

No .

Variabel Definisi Pengukur Alat Ukur

Peneliti kuesioner Mewawancara dan membaca

Peneliti kuesioner Wawancara dan membaca kuesioner

Jumlah usia dalam tahun.

(28)

17

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan studi analitik bivariat komparatif kategorik tidak berpasangan dengan pendekatan cross sectional untuk melihat hubungan antara kualitas tidur terhadap kejadian hipertensi pada pasien unit pelayanan jantung terpadu RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di unit pelayanan jantung terpadu RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan selama tiga bulan sejak dari bulan Juni 2013 sampai dengan bulan Agustus 2013.

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi terjangkau pada penelitian ini adalah pasien di unit pelayanan jantung terpadu Rumah Sakit Umum Pusat Nasional (RSUPN) Dr. Cipto Mangunkusumo pada tahun 2013.

3.4 Sampel dan Cara Pemilihan Sampel

Sampel dalam penelitian ini terdiri dari pasien di unit pelayanan jantung terpadu Rumah Sakit Umum Pusat Nasional (RSUPN) Dr. Cipto Mangunkusumo.

Jumlah sampel diperoleh dari hasil perhitungan besar sampel dengan menggunakan rumus untuk penghitungan sampel pada penelitian analitik komparatif kategorik tidak berpasangan. Cara pengambilan sampel pada

(29)

3.5 Jumlah Sampel

Perhitungan besar sampel pada penelitian ini dihitung berdasarkan rumus besar sampel penelitian analisis komparatif kategorik tidak berpasangan, dengan demikian rumus besar sampel yang digunakan adalah sebagai berikut :

Keterangan:

Zα = Kesalahan tipe I ditetapkan 5 % hipotesis satu arah yaitu 1,96

Zβ = Kesalahan tipe II ditetapkan 20 %, yaitu 0,84

P2 = Proporsi pada kelompok tidak terpanjan atau kontrol

Q2 = 1 - P2

P1 = Proporsi pada kelompok uji, berisiko, terpajan atau kasus.

Q1 = 1 - P1

P1-P2 = selisih proporsi minimal yang dianggap bermakna

P = proporsi total = 2

2 1 P

P

Q = 1 – P

Dari hasil perhitungan diatas, Nilai Zα = 1,96 dengan kesalahan tipe satu 5%, dan untuk nilai Zβ = 0,84, dengan effect size 20% dan P2 dari penelitian sebelumnya sebesar 47%.6 P1-P2 ditetapkan sebesar 20%.

Maka hasil perhitungan adalah sebagai berikut :

(30)

3.6 Kriteria Sampel 3.6.1 Kriteria Inklusi

Pasien pada unit pelayanan jantung terpadu yang bersedia untuk mengikuti penelitian ini

3.6.2 Kriteria Eksklusi

Pasien dengan gangguan komunikasi

Pasien yang menderita hipertensi sekunder, dengan gangguan sekresi hormon dan fungsi ginjal berdasarkan data yang didapat dari rekam medik.

Kebiasaan mengkonsumsi kafein pada malam hari.

3.7 Cara Kerja Penelitian 1 .Persiapan penelitian

Izin dan etika penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan melalui proses perizinan direktur rumah sakit umum pusat nasional Dr. Cipto Mangunkusumo dan komisi etik FK UI , segala perizinan dilakukan di awal penelitian, dan diselesaikan dalam jangka waktu kurang lebih 2 bulan.

Pengembangan kuesioner

Untuk mengukur variabel penelitian, peneliti mendapatkan kuesioner baku berasal dari Pittsburgh University yang bernama PSQI atau Pitssburgh sleep quality index. Hasil spesifisitas = 86,5%, sensitifitas 89,6%, dengan nilai validitas yang didapat dari uji cronbcah alfa yaitu 0,83. Kuesioner tersebut peneliti konfirmasi terjemahannya ke pusat bahasa bersumpah (legal).

2 . Identifikasi subjek

(31)

3. Informed consent, dilakukan oleh tim peneliti di ruang tunggu poliklinik, atau di ruang tunggu pemeriksaan EKG, subjek akan menandatangani formulir persetujuan yang sudah lulus kaji etik oleh FK UI.

4. Pengukuran variabel : untuk memperoleh data tekanan darah digunakan tensi meter digital yang dilakukan oleh perawat rumah sakit yang sudah terlatih di ruang EKG setelah peneliti selesai melakukan wawancara hasil pengukuran tekanan darah yang sudah diukur lalu dilakukan pencatatan oleh peneliti, sedangkan untuk memperoleh data mengenai kualitas tidur dilakukan wawancara langsung menggunakan kuesioner PSQI dengan mengajukan 10 pertanyaan lalu akan dinilai dengan skorin 0-1 dihitung dengan global score PSQI yang berjumlah 21, apabila didapat nilai >5 berarti terdapat kualitas tidur yang buruk. Dalam penelitian ini juga digunakan kuesioner demografís untuk mengetahui faktor perancu lain.

3.8 Manajemen Data

Pengolahan data untuk penelitian ini dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut :

a. Editing : memeriksa data hasil pengisian pencatatan oleh peneliti, untuk melihat apa ada data yang kurang lengkap

b. Coding : dilakukan untuk memudahkan dalam pengolahan data. Kegiatan yang dilakukan adalah memberikan kode dengan angka yang telah ditetapkan sebelumnya dan mengisi kotak-kotak yang tersedia pada bagian kanan kuisioner dengan kode tersebut.

(32)

3.9 Alur Penelitian

Persiapan penelitian

Identifikasi subjek yang masuk ke dalam kriteria

inklusi penelitian

Tidak bersedia

Informed Consent

Tidak memenuhi kriteria Bersedia

Memenuhi kriteria

Consecutive sampling

Pengukuran variabel

Hipertensi Kualitas tidur

Manajemen data

(33)

3.9 Analisis Data

Proses ini dilakukan untuk mengolah data dan menyusun hasil yang akan didapatkan dan dilaporkan. Data yang sudah terkumpul akan dimasukkan ke dalam computer dan akan dimasukkan kedalam software SPSS versi 16, kemudian akan dilakukan analisis univariat dan bivariat seperti berikut ini :

1.Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk melihat gambaran distribusi frekuensi pada variabel independen (variabel bebas) dan variabel dependen (variabel terikat) yang diteliti. Variabel independen adalah kategori kualitas tidur, sedangkan variabel dependen yaitu diagnosis hipertensi.

2.Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk melihat adanya hubungan antara variable bebas (independen) dengan variabel terikat (dependen) dan untuk melihat kemaknaan antara variabel. Dilakukan untuk melihat adanya hubungan antara variabel bebas (independen) dengan variabel terikat (dependen) dan untuk melihat kemaknaan antara variabel. Uji statistik yang digunakan adalah Chi-Square dengan memenuhi syarat uji Chi-Square yaitu dan menggunakan derajat

kemaknaan α = 0.05 (derajat kepercayaan 95%). Bila didapatkan P value ≤ 0,05

maka hasil uji statistik bermakna atau adanya hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Bila P value > 0,05 maka hasil uji statistik tidak bermakna atau tidak adanya hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.

(34)

RP = a/(a+b) : c/(c+d)

a/(a+b) = proporsi (prevalens) subyek yang mempunyai faktor resiko yang mengalami efek.

c/(c+d) = proporsi (prevalens) subyek tanpa faktor resiko yang mengalami efek.

(35)

24 4.1 Hasil Penelitian

Data penelitian diambil secara langsung dengan mengukur tekanan darah yang dilakukan oleh perawat unit PJT di ruang Elektrokardiografi, kualitas tidur diambil secara langsung melalui wawancara kuesioner, sedangkan usia, jenis kelamin diambil melalui kuesioner demografis. Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan secara consecutive sampling pada 95 responden. Hasil penelitian sebagai berikut:

4.1.1 Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk melihat gambaran distribusi frekuensi pada variabel independen dan variable dependen yang diteliti. Selanjutnya hasil analisis univariat akan dijelaskan pada sub-bab berikut ini:

4.1.1.1 Distribusi Sampel Berdasarkan Data Demografis Tabel 4.1 Distribusi Sampel Berdasarkan Data Demografis

Karakteristik Frekuensi Persentase Rerata Jenis kelamin

(36)

Tabel 4.1 menunjukan karakteristik demografis subjek penelitian ini yang meliputi jenis kelamin, usia, kualitas tidur , tekanan darah dan kebiasaan minum kopi.

Data tekanan darah responden, didapatkan sebagai berikut, yaitu pasien dengan hipertensi sebanyak 56 orang yaitu sebesar 58,9 % dan pasien yang tidak mempunyai riwayat hipertensi sebanyak 39 orang atau 41,1 %. Sehingga didapatkan pada penelitian ini didominasi oleh pasien dengan tekanan darah yang tinggi atau hipertensi.

4.1.2 Gambaran disribusi sampel berdasarkan jenis kelamin

Tabel 4.2 Gambaran Jenis Kelamin Berdasarkan Tekanan Darah Jenis Kelamin Tekanan darah

Tidak Hipertensi Hipertensi

N % n %

Laki-laki 23 59 31 55.4

Perempuan 16 41 25 44.6

Berdasarkan tabel 4.2 didapatkan bahwa responden pada pasien hipertensi lebih banyak dengan jenis kelamin laki-laki berjumlah 31 orang atau 55,4% dan perempuan lebih sedikit berjumlah 25 orang atau 44,6%.

Menurut penelitian oleh Edward O Bixler, menyatakan bahwa wanita yang belum menopause memiliki kualitas tidur yang lebih baik daripada laki-laki, sedangkan post menopausal wanita kualitas tidur pada wanita lebih menurun dan seringkali hipertensi juga muncul akibat perubahan ini.23

Sedangkan dari hasil yang di dapat pada penelitian ini, laki-laki lebih

banyak menderita hipertensi dibandingkan perempuan, bisa disebabkan oleh faktor perancu lain, seperti usia, serta tingkat aktivitas responden.

4.1.3 Gambaran distribusi sampel berdasarkan usia

(37)

Tabel 4.3 Gambaran tekanan darah pada usia sampel Tekanan Darah Rerata usia

Tidak Hipertensi 63.3

Hipertensi 65.6

Berdasarkan tabel 4.3 pasien hipertensi memiliki rerata usia 65,6 tahun sedangkan pasien yang tidak hipertensi memiliki rerata usia 63,3 tahun. Penelitian Fung MM, et al mengemukakan bahwa hipertensi ditemukan pada 30% dewasa di Amerika dengan resiko yang lebih tinggi pada usia yang lebih tua. 65% orang di Amerika yang berusia 60 tahun pun di diagnosis hipertensi. Peneliti ini juga mengungkapkan bahwa gangguan tidur yang terjadi pada usia tua berkontribusi terhadap kesehatan termasuk hipertensi.9

Penelitian lain oleh J.F Vanderberg,et al mengatakan bahwa orang yang lebih tua yang memang sudah memiliki gangguan kognitif ketika mereka sedang tidur, sehingga apabila ingin menilai kualitas tidurnya bisa menjadi bias.24

4.1.4 Gambaran distribusi tekanan darah sampel berdasarkan kualitas tidur

Pada penelitian ini, juga didapatkan pasien dengan kualitas tidur buruk yaitu sebanyak 46 orang yaitu 48,4 % dan pasien dengan kualitas tidur baik

sebanyak 49 orang yaitu 51,6 %. Sehingga didapatkan bahwa pasien pada penelitian ini lebih banyak dengan kualitas tidur yang buruk.

Tabel 4.4 Gambaran distribusi kualitas tidur berdasarkan tekanan darah

Berdasarkan tabel 4.4 didapatkan responden dengan kualitas tidur baik lebih banyak tidak menderita hipertensi sebesar 66,7%, dan pada pasien dengan

kualitas tidur yang buruk lebih banyak menderita hipertensi sebesar 64,3%. Kualtitas Tidur Tekanan darah

Tidak Hipertensi Hipertensi

N % N %

Baik 26 66.7 20 35.7

(38)

4.1.5 Gambaran distribusi sampel berdasarkan kebiasaan minum kopi

Data pasien mengenai kebiasaan minum kopi, didapatkan sebagai berikut, yaitu pasien dengan kebiasaan minum kopi sebanyak 21 orang yaitu sebesar

21,3% , pasien yang tidak mempunyai kebiasaan minum kopi sebanyak 31 orang atau 33 % dan pasien dengan data yang tidak lengkap sebanyak Sehingga didapatkan pada penelitian ini didominasi oleh pasien dengan tekanan darah yang tinggi atau hipertensi

Tabel 4.5 Tabel distribusi sampe berdasarkan tekanan darah Kebiasaan minum

4.1.6 Analisis Bivariat

4.1.6.1 Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Hipertensi

Tabel 4.6 Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Hipertensi Kualitas

Tabel 4.6 menunjukan hubungan antara kualitas tidur dengan kejadian hipertensi. Penelitian ini menggunakan tabel 2x2 sehingga penelitian ini digunakan chi-square, dengan hasil uji analisis memenuhi syarat uji chi-square

(39)

Dari penelitian ini dapat ditentukan Rasio Prevalensi (RP) karena penelitian ini merupakan penelitian cross sectional karena tabel yang digunakan adalah 2x2 atau variabel dependen terdiri atas 2 kategori. Maka didapatkan hasil RP adalah 2,1 yang berarti ini merupakan sebuah faktor resiko.

Kualitas tidur yang baik dapat mencegah kejadian hipertensi. Menurut penelitian J.E Gangswich menyatakan bahwa apabila terjadi kekurangan waktu tidur akan secara akut menaikan tekanan darah dan mengaktivasi sistem saraf simpatis yang dalam jangka waktu lama hal tersebut akan memicu terjadinya hipertensi.13

Menurut penelitian dari P Bansil,et al yang berjudul Association Between sleep disorders and hypertension berdasarkan kesimpulan dari NHANES 2005-2008 menyatakan bahwa tidur merupakan hal yang penting untuk berkontribusi dalam optimalisasi kesehatan dan tanda vital. Mereka melaporkan bahwa prevalensi hipertensi adalah 30.2% mengalami gangguan tidur , 7.5%, dan 33.0% mengalami durasi tidur yang pendek and 52.1% melaporkan adanya kualitas tidur yang buruk.9

Menurut Izawa, S et al yang meneliti tentang kadar kortisol dalam darah akan meningkatkan, peningkatan kadar kortisol yang akan mengaktivasi sistem simpatis yang akan berperan pada kenaikkan tekanan darah.35

Pada penelitian Javaheri, S et al, terdapat hubungan antara kualitas tidur yang terganggu terhadap kejadian hipertensi pada remaja, Pada penelitian ini terdapat hubungan dengan nilai p= 0,001, yang berarti membuktikan bahwa gangguan kualitas tidur secara terus menerus akan menyebabkan perubahan fisiologis tubuh dimana sistem keseimbangan antara pengaturan sistem saraf simpatis dan parasimpatis terganggu, peningkatan sistem simpatis tersebut berperan dalam peningkatan tekanan darah pada pasien tersebut dan sebaliknya aktifitas parasimpatis akan menurunkan tekanan darah. Penelitian tersebut mendukung kepada penelitian sebelumnya yaitu terdapat hubungan antara kualitas tidur yang terganggu terhadap angka kejadian hipertensi.7

(40)

Tidur di dalam tubuh manusia diatur oleh pusat kesadaran yang ada di medulla batang otak, dan melibatkan hormonal yang diatur oleh hormon kortisol yang sangat berperan pada irama sirkardia manusia.13,15

Ketidak seimbangan hormon kortisol di dalam tubuh akan mengakibatkan ketidak seimbangan hormon yang akan dihasilkan oleh kelenjar adrenal, kortisol akan berpengaruh terhadap kerja katekolamin yang akan dihasilkan oleh medulla adrenal. Katekolamin terdiri dari epinefrin dan norepinefrin yang bekerja pada sistem saraf simpatis . 13,15

Tekanan darah manusia bergantung pada vasokonstriksi arteriol dimana hamper seluruh otot polos arteriol dipersarafi atau diatur kerjasanya oleh sistem saraf simpatis. Dimana ketika simpatis bekerja terus menerus akan menyebabkan vasokonstriksi yang bisa menyebabkan peningkatan tekanan darah.13

Selain itu, kortisol akan mempengaruhi kerja mineralkortikoid yang terdiri dari aldosteron dan bisa mempengaruhi kerja prekursor alfa satu renin, sehingga akan mempengaruhi sistem renin angiostensi aldosteron yang akan merangsang simpatis dan meningkatkan tekanan darah.13

4.1.6.2 Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Jenis Kelamin

Tabel 4.7 Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Jenis Kelamin Kualitas

(41)

4.2 Keterbatasan Penelitian

1. Metode penelitian yang baik dan seharusnya dilakukan seperti kebanyakan penelitian sebelumnya yaitu dengan desain case control atau kohort retrospektif untuk melihat dan membandingkan hubungan antara kedua variabel tersebut .

2. Tempat penelitian membutuhkan prosedur yang sangat panjang untuk mendapatkan izin meneliti dan belum ada sebelumnya dari institusi yang meneliti di tempat tersebut, sehingga membutuhkan waktu yang sangat

panjang.

3. Waktu penelitian ini terbatas sehingga peneliti tidak memungkinkan

melakukan metode penelitian yang ideal dan juga sampel yang digunakan juga tidak memungkinkan untuk dicarinya kelompok pembanding.

(42)

31 PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian tentang hubungan antara

kualitas tidur dan kejadian hipertensi yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa :

1. Penelitian ini menunjukkan total 95 orang sampel, dengan jenis kelamin terbanyak yaitu laki-laki berjumlah 54 orang dengan persentase 56,8 % dan perempuan sejumlah 41 orang dengan persentase 43,2 %.

2. Pada pasien dengan kualitas tidur yang baik yang berjumlah 46 orang, didapatkan 26 (56,5%) diantaranya mengalami hipertensi sedangkan 20 (43,5%) diantaranya tidak menderita hipertensi. Sedangkan, pada pasien dengan kualitas tidur yang buruk berjumlah 49 orang, 36 (73,5%) diantaranya menderita hipertensi dan 13 (26,5%) diantaranya tidak menderita hipertensi. Didapatkan juga riwayat minum kafein dari total 95 sampel sebanyak 21 orang (21,3%) , tidak minum kafein sebanyak 31 orang (33 %) dan tidak diketahui atau data yang didapat tidak lengkap sebanyak 43 orang (45,7 %).

3. Hasil analisis bivariat penelitian ini menunjukan bahwa terdapat hubungan antara kualitas tidur dengan hipertensi (p=0,003), dan didapatkan RP yaitu 2,1 yang berarti kualitas tidur merupakan suatu faktor resiko untuk terjadinya hipertensi. (RP 2,1 , IK 95% 1,5-8,5).

(43)

5.2 Saran

Beberapa saran yang dapat diberikan oleh peneliti dari hasil penelitian yang telah dilakukan antara lain :

1. Bagi masyarakat

Sebagai preventif untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap hipertensi dan meningkatkan kepatuhan untuk menjauhi segala faktor resiko terjadinya hipertensi.

2. Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti lain yang mungkin berminat untuk melakukan penelitian dan mengembangkan penelitian ini, diharapkan mungkin bisa menggunakan desain penelitian kohort sehingga observasi dan hasilnya akan lebih baik dan akurat. Peneliti selanjutnya juga diharapkan untuk mengambil lebih banyak lagi data karakteristik demografi yang berhubungan yang berhubungan dengan hal ini, agar didapatkan lebih banyak pembahasan yang berhubungan dengan kejadian hipertensi.

3. Bagi instansi dan institusi kesehatan

(44)

DAFTAR PUSTAKA

1. World Health Organization. A global brief on hypertension. 2013;who/dco/whd. Available from: www.who.int/cardiovascular.disease. 2. Kaplan M.D, Joseph T. Flynn M.D. Kaplan's Clinical Hypertension. 9th ed.

USA: Lippincott Williams & Wilkins; 2006.

3. M.S Rohman, et al.Pemahaman dokter Indonesia mengenai hipertensi dan permasalahan pada praktik sehari-hari.2011;61

4. Sung Sug Yoon,et al. Hypertension among adults in US.NCHS data brief.2012 available from : www.cdc.gov/nchs/databriefs

5. The National Institute of Health Research and Development Ministry of Health Republic of Indonesia. Report of Result National Basic Reasearch (RISKESDA) 2007. Jakarta: Ministry of Health Republic of Indonesia; December 2008. 283 p

6. Javaheri, Amy S et al.Sleep Quality and elevated blood pressure in adolescence. Circulation AHA Journal. 2008: doi:10.1161/CIRCULA TIONAHA.

7. Redline S, Jotime Foody. Sleep Disturbance:Time to join the top 10 potentially modifiable cardiovascular risk factors. Circulation AHA

Jounal.2011;124:2049-2051

8. Pooja Bansil, Elena V, Kukina, Robert K, Paula W, Yoon. Association between sleep disorder, duration and quality of sleep. NHANES.2008

9. Maple M Fung, et al . Decreased slow wave sleep increases of developing hypertension in elderly men.Circulation AHA Journal. 2011;58: 596-603 10. Pater L Franzen. Cardiovascular reactivity to acute psicological stress

following sleep deprivation. National institutes of health access. 2011; 73: 679-682

11. National sleep foundation. Insomnia and sleep. 2009 available from : www.nsf.org/sleep related problems

(45)

13. James E Gangswich, et al. Short sleep duration as a risk factors hypertension. Circulation AHA Journal.2006;47:833-839

14. Janet M Mullington. Cardiovascular, inflammatory and metabolic consequences of sleep deprivation. NIH Access.2009;51:294-302

15. World Health Organization. World Health Statistics South east asia region. 2011: WHO Library Cataloguing-in- Publication data, Available from: www.searo.who.int/entity/ncd/media/hypertension.pdf

16. Y Ostchega et al. Hypertension awareness, treatment and control continued disparities in adult;2008. Available from : www.cdc.gov/nchs/data/db03.pdf. 17. Aram V. Chobanian et al. Seventh report of the Joint National Committee

(JNC 7) on prevention, detection, evaluation, and treatment of high blood pressure. Hypertension. 2003;42:1206–1252.)

18. Edouard J. Battegay, Gregory Y. H, George L. Bakris. Hypertension: Principles and Practice. USA: Taylor & Francis Group; 2005.

19. Norman M. Kaplan M.D., Joseph T. Flynn M.D. Kaplan's Clinical Hypertension. 9th ed. USA: Lippincott Williams & Wilkins; 2006.

20. Sudoyo, A.W. et al, editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid 1, cetakan kedua, Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI Jakarta, 2007, halaman 1921-2

21. Dan L. Longo, Dennis L. Kasper, J. Larry Jameson, Anthony S. Fauci, Stephen L. Hauser, Joseph Loscalzo. Harrison’s Principles of Internal Medicine. 18th ed. USA: McGraw Hill; 2012.

22. Lauralee Sherwood Human Physiology: From Cells to Systems. 7th ed. USA: Brooks/Cole; 2010

23. Edward O Bixler, et al. Women sleep objectively better than men and the sleep of young women is more resilient to external stressor:effect of age and menopause. National health institution access J Sleep res. 2009;18:221-228 24. Julia F Vanderberg. Disagreement between subjective and actigraphy

measures of sleep duration in a population – based study of elderly person. J Sleep res. 2008;18:1365-2865

(46)

26. Ganong W F. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 22. Jakarta : EGC.2008.p. 662

27. Ehrhart-Bornstein M, Hinson JP, Bornstein SR, et al . Intraadrenal interactions in the regulation of adrenocortical steroidogenesis. Endocrine Reviews 1998;19(2):101-143

28. Sudigdo Sastroasmoro, Sofyan Ismael. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis, 4th ed. Jakarta: Sagung Seto; 2011.

29. M.S Dahlan. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam Penelitian Kedokteran dan Kesehatan.Jakarta: Salemba Medika; 2009.

(47)
(48)
(49)

LAMPIRAN 3 PERSETUJUAN

Hubungan Kualitas Tidur terhadap Kejadian Hipertensi

Pasien yang terhormat,

Saat ini saya Annisa Aulia Fitri sebagai peneliti di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta sedang melakukan penelitian mengenai

“Hubungan Kualitas Tidur terhadap Kejadian Hipertensi.” Sesuai dengan tata cara yang telah ditetapkan di Universitas kami, maka anda akan menjalani penelitian ini dengan pengisian kuesioner dan pemeriksaan fisik. Tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara kualitas tidur terhadap kejadian hipertensi .

Setelah mengikuti penelitian ini, data anda akan tetap dirahasiakan, dan akan disimpan oleh peneliti dengan sebaik mungkin.

Anda berkesempatan untuk menanyakan segala hal yang berhubungan dengan penelitian ini dan juga berhak menolak ikut serta dalam penelitian ini atau sewaktu-waktu anda dapat menjalani penelitian ini dengan jujur dan sebaik-baiknya.

Peneliti,

Annisa Aulia Fitri.

(50)

(lanjutan)

Surat Persetujuan untuk Mengisi Kuesioner

Yang bertanda tangan dibawah ini Nama :

Usia : Alamat : Nomor telp/Hp :

Menyatakan bahwa saya telah mengerti sepenuhnya atas penjelasan yang diberikan oleh Annisa Aulia Fitri (Peneliti) dari PSPD UIN Jakarta, dan bersedia menjalani penelitian mengenai “ Hubungan Kualitas Tidur terhadap Kejadian

Hipertensi .”

Pernyataan ini dibuat dengan kesadaran penuh tanpa paksaan.

Mengetahui,

Peneliti,

(Annisa Aulia Fitri)

Jakarta,

Peserta Penelitian

(51)

LAMPIRAN 4 KUESIONER DEMOGRAFI

KARAKTERISTIK DEMOGRAFI

1. Nama :

2. Jenis kelamin :

a. Laki-laki b. Perempuan

3. Umur :

4. Alamat :

5. Pekerjaan :

6. Pendidikan terakhir :

7. Berat badan (kg) :

8. Tinggi badan (cm) :

9. Lingkar pinggang (cm) :

10.Sejak kapan mengalami hipertensi (darah tinggi) ?

11.Apakah ada riwayat hipertensi (darah tinggi) di keluarga ? a. Ya

b. Tidak

12.Jika iya, siapa anggota keluarga yang mengalami hipertensi (darah tinggi)? 13.Apakah anda mengalami kolesterol tinggi ?

a. Ya b. Tidak

14.Jika iya sejak kapan anda mengalami kolesterol tinggi ? 15.Apakah anda merokok ?

(52)

16.Sejak kapan anda merokok ? 17.Berapa batang dalam sehari ?

18.Apakah anda sering melakukan olahraga ? a. Ya

b. Tidak

19.Jika iya, berapa kali seminggu ? 20.Jenis olahraga apa yang dilakukan ?

21.Apakah anda sering mengkonsumsi sayur-buah ? a. Ya

b. Tidak

22.Berapa porsi dalam sehari ?

23.Apakah anda sering mengkonsumsi makanan yang asin ? a. Ya

b. Tidak

24.Berapa porsi dalam sehari ?

25.Apakah anda sering mengkonsumsi makanan yang manis ? a. Ya

b. Tidak

26.Berapa porsi dalam sehari ?

27.Apakah anda sering mengkonsumsi makanan yang berlemak ? a. Ya

b. Tidak

28.Apakah anda sering mengkonsumsi minumam berkafein (misalnya kopi,teh) ?

(53)

LAMPIRAN 5 PSQI Kuesioner AUTHORIZED TRANSLATION

Halaman 1 dari 4

Inisial Subjek________________ Nomor

Identitas_____________Tanggal__________Waktu____

INDEKS KUALITAS TIDUR PITTSBURGH

INSTRUKSI:

Pertanyaan-pertanyaan berikut ini berhubungan dengan kebiasaan tidur anda selama sebulan terakhir saja. Jawaban anda harus menunjukkan jawaban yang paling akurat untuk sebagian besar siang dan malam selama sebulan terakhir.

Jawablah semua pertanyaan .

1. Selama sebulan terakhir, pada jam berapa anda biasanya tidur di

malam hari?

WAKTU TIDUR ___________

2. Selama sebulan terakhir, berapa lama (dalam menit) waktu yang

dibutuhkan bagi anda untuk tertidur di setiap malam ?

JUMLAH MENIT ___________

3. Selama sebulan terakhir, pada jam berapa anda biasanya bangun di

pagi hari?

WAKTU BANGUN TIDUR ___________

4. Selama sebulan terakhir, berapa lama (dalam jam) waktu tidur aktual

anda di malam hari? (Ini mungkin berbeda dari jumlah waktu yang

anda habiskan di tempat tidur.)

JUMLAH JAM TIDUR PER MALAM ___________

(54)

5. Selama sebulan terakhir, seberapa sering anda mengalami kesulitan

tidur karena anda . . .

a) Tidak bisa tidur dalam waktu 30 menit

Tidak terjadi selama sebulan terakhir

Tiga Kali atau lebih dalam

seminggu___

b) Bangun di tengah malam atau dini hari

Tidak terjadi selama sebulan

Tiga Kali atau lebih dalam

seminggu___

c) Harus bangun untuk ke kamar mandi

Tidak terjadi selama

sebulan

Tiga Kali atau lebih

dalam

(55)

Halaman 2 dari 4

d) Tidak bisa bernapas dengan nyaman

Tidak terjadi selama

sebulan

Tiga Kali atau lebih

dalam

seminggu___

e) Batuk atau mendengkur keras

Tidak terjadi selama

sebulan

Tiga Kali atau lebih

dalam

seminggu___

f) Merasa terlalu dingin

Tidak terjadi selama

sebulan

Tiga Kali atau lebih

dalam

seminggu___

g) Merasa terlalu panas

Tidak terjadi selama

sebulan

Tiga Kali atau lebih

dalam

seminggu___

h) Mengalami mimpi buruk

Tidak terjadi selama

sebulan

Tiga Kali atau lebih

dalam

seminggu___

i) Mengalami nyeri

Tidak terjadi selama

sebulan

Tiga Kali atau lebih

dalam

(56)

j) Alasan lainnya, silakan jelaskan

_________________________________________________

___________________________________________________________

________________

Seberapa sering dalam sebulan terakhir anda mengalami kesulitan tidur

karena hal tersebut?

Tidak terjadi selama

sebulan

Tiga Kali atau lebih

dalam

seminggu___

6. Selama sebulan terakhir, bagaimana Anda akan menilai kualitas tidur

anda secara keseluruhan ?

Sangat baik ___________

Cukup baik ___________

Cukup buruk ___________

Sangat buruk ___________

Halaman 3 dari 4

7. Selama sebulan terakhir , seberapa sering Anda minum obat untuk

membantu Anda tidur (diresepkan atau "dibeli secara bebas”)?

Tidak terjadi selama

sebulan

Tiga Kali atau lebih

dalam

seminggu___

8. Selama sebulan terakhir, seberapa sering anda mengalami kesulitan

untuk tetap terjaga saat mengemudi, makan makanan, atau terlibat

dalam kegiatan sosial?

Tidak terjadi selama

sebulan

Tiga Kali atau lebih

dalam

(57)

9. Selama sebulan terakhir, seberapa besar masalah tersebut bagi anda

agar tetap membuat anda antusias untuk menyelesaikan masalah

tersebut?

Tidak ada masalah sama sekali

______

____

Hanya masalah yang sangat kecil

______

____

Agak bermasalah

______

____

Sebuah masalah yang sangat besar

______

____

10. Apakah Anda memiliki pasangan tidur atau teman sekamar?

Tidak ada memiliki pasangan tidur atau teman sekamar

______

____

Pasangan tidur atau teman sekamar di kamar lain

______

____

Pasangan tidur di kamar yang sama,

tetapi tidak di tempat tidur yang sama

______

____

Pasangan tidur di tempat tidur yang sama

______

____

Jika Anda memiliki pasangan tidur atau teman sekamar, tanyakanlah

(58)

a) Mendengkur keras

Tidak terjadi selama

sebulan

Tiga Kali atau lebih

dalam

seminggu___

b) Jeda yang panjang antara napas saat tidur

Tidak terjadi selama

sebulan

Tiga Kali atau lebih

dalam

seminggu___

c) Kaki berkedut atau menyentak saat anda tidur

Tidak terjadi selama

sebulan

Tiga Kali atau lebih

dalam

seminggu___

Halaman 4 dari 4

d) Peristiwa terjadinya disorientasi atau kebingungan saat tidur

Tidak terjadi selama

sebulan

Tiga Kali atau lebih

dalam

Tidak terjadi selama

sebulan

Tiga Kali atau lebih

dalam

(59)

LAMPIRAN 6 DATA UJI STATISTIK

Usia

Statistics

Usia

N Valid 95

Missing 0

Mean 64.66

Median 64.00

Mode 58a

Sum 6143

(60)

(lanjutan) Jenis Kelamin

Statistics

Jenis Kelamin

N Valid 95

Missing 0

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Laki-laki 54 56.8 56.8 56.8

Perempuan 41 43.2 43.2 100.0

Total 95 100.0 100.0

(61)

Kualitas Tidur

Statistics

Kualitas Tidur

N Valid 95

Missing 0

Kualitas Tidur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Baik 46 48.4 48.4 48.4

Buruk 49 51.6 51.6 100.0

(62)

(lanjutan) Hipertensi

Statistics

Hipertensi

N Valid 95

Missing 0

Hipertensi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Hipertensi 39 41.1 41.1 41.1

Hipertensi 56 58.9 58.9 100.0

(63)

(lanjutan)

Analisis Bivariat

Crosstabs

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Kualitas Tidur * HT / Tidak 95 100.0% 0 .0% 95 100.0%

Kualitas Tidur * Hipertensi Crosstabulation

Hipertensi

Total Tidak Hipertensi Hipertensi

Kualitas Tidur Baik Count 26 20 46

% of Total 27.4% 21.1% 48.4%

Buruk Count 13 36 49

% of Total 13.7% 37.9% 51.6%

Total Count 39 56 95

(64)

(lanjutan)

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square 8.819a 1 .003

Continuity Correctionb 7.623 1 .006

Likelihood Ratio 8.958 1 .003

Fisher's Exact Test .004 .003

N of Valid Casesb 95

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 18.88.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Kualitas Tidur

(Baik / Buruk) 3.600 1.521 8.519

For cohort Hipertensi = Tidak

Hipertensi 2.130 1.253 3.621

For cohort Hipertensi =

Hipertensi .592 .409 .857

(65)

(lanjutan)

Uji Normalitas Usia

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Usia 95 100.0% 0 .0% 95 100.0%

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Usia .087 95 .076 .970 95 .029

(66)
(67)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PERSONAL DATA

Nama : Annisa Aulia Fitri

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat,Tanggal Lahir: Jakarta, 26 September 1992

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat : Jalan Larisma RT 001/09 NO.20 Pondok Aren, Tangerang Selatan 15224

Nomor Telepon/HP : 085723507713/08111683482

Email : annisauliaa@yahoo.com/annisaaulia@windowslive.com

RIWAYAT PENDIDIKAN

1996 – 1998 : Taman Kanak-Kanak Aisyiyah BA Makassar

1998 – 2004 : SDI Al-Hasanah Ciledug 2004 – 2007 : MTSS Al-Zaytun Indramayu

2007 – 2010 : MAS Al-Zaytun Indramayu

2010 – Sekarang : Program Studi Pendidikan Dokter,

Gambar

Tabel 4. 1.Karakteristik Demografis Subjek Penelitian .......................................
Grafik 4. 4. Gambaran Distribusi Sampel BerdasarkanTekanan Darah ............... 40
Tabel 2.2 Klasifikasi Hipertensi
Tabel 4.1 Distribusi Sampel Berdasarkan Data Demografis
+5

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari perancangan maskot sebagai upaya meningkatkan brand loyalty yang bertujuan agar dengan adanya maskot, Planktoon Fingerboard dapat menjadi media edukasi dan

Hasil pengujian secara serentak (uji F) menerima hipotesis ke 4, sehingga dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama peningkatan pengalaman yang diperoleh auditor dari lamanya

Berdasarkan tahapan evaluasi yang telah dilalui, perusahaan saudara dinyatakan lulus pada tahapan- tahapan tersebut, selanjutnya Panitia Pengadaan Barang / Jasa Dinas

Melakukan penelitian dan evaluasi data Administrasi terhadap surat penawaran harga yang dinyatakan lengkap / sah dalam Berita Acara Pembukaan Dokumen Penawaran

[r]

Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Riau setiap bulan yaitu data jumlah

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “ Pengaruh Aktivitas Olahraga Dalam Pendidikan Jasmani Terhadap Tingkat Konsentrasi Belajar dan Prestasi

[r]