PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT
DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 1 BATANG ANAI
Alamat : Jl. Dwi Warna No. 59 Pasar Usang. Telepon/Fax: (0751)471111 E-mail : office@sma1batanganai.sch.id Website : smanbatanganai.sch.id
Satuan pendidikan :SMAN 1 Batang Anai Kelas / Semester : XII / Ganjil
Mata pelajaran : Sejarah Indonesia Pertemuan Ke- : 1
Materi : Upaya bangsa Indonesia dalam
menghadapi Ancaman Disintegrasi Bangsa
Alokasi Waktu : 2 X 45 Menit JP
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui kegiatan Pembelajaran menggunakan model pembelajaran Discoveri Learning studi
literature peserta didik mampu Menganalisis pemberontakan PKI Madiun 1948 Menganalisis
pemberontakan DI/TII Menganalisis pemberontakan APRA Menganalisis pemberontakan Andi Aziz Menganalisis pemberontakan RMS Menganalisis pemberontakan PRRI Menganalisis pemberontakan Permesta Menganalisis pemberontakan G 30 S/PKI dengan rasa rasa ingin
tahu, tanggung jawab, displin selama proses pembelajaran, bersikap jujur, santun, percaya diri dan pantang menyerah, serta memiliki sikap responsif (berpikir kritis) dan pro-aktif (kreatif), serta mampu berkomukasi dan bekerjasama dengan baik.
B. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
KEGIATAN PENDAHULUAN Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa.
Menyampaikan tujuan pembelajaran pertemuan hari ini.
Apersepsi materi yang akan disampaikan
KEGIATAN INTI Orientasi
masalah
Guru merumuskan masalah tentang Upaya bangsa Indonesia dalam menghadapi Ancaman Disintegrasi Bangsa
Merumus kan masalah
Peserta didik mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan Upaya bangsa Indonesia dalam menghadapi Ancaman Disintegrasi Bangsa
Mengajukan hipotesis
Peserta didik merumuskan hipotesis sementara tentang Upaya bangsa Indonesia dalam menghadapi Ancaman Disintegrasi Bangsa
Mengumpulkan informasi
Peserta didik bergabung dalam delapan kelompok
Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk menjawab pertanyaan yang telah diidentifikasi secara kelompok melalui berbagai macam sumber yang terkait dengan tugas sebagai berikut :
untuk kelompok 1,2 3 dan 4 membahas tentang : pemberontakan PKI Madiun 1948
pemberontakan DI/TII pemberontakan APRA pemberontakan Andi Aziz
Menguji hipotesis
Peserta didik menganalisis informasi dari bacaan berbagai buku sumber untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah ditugaskan
Mendiskusikan hasil pengolahan data dan memverikasi hasil pengolahan dengan data-data pada sumber terkait materi yang disajikan
mempresentasikan secara acak
Bagi kelompok yang memberi tanggapan dan jawaban yang tepat akan diberikan point.
Kelompok yang bisa mengumpulkan point terbanyak maka diberikan julukan excellent point terbanyak kedua diberikan julukan super team dan point terbanyak ketiga dengan julukan good team
REFLEKSI DAN KONFIRMASI Penutup
a. Guru dan siswa sama-sama menyimpulkan dari keseluruhan materi upaya bangsa Indonesia dalam menghadapi ancaman disintegrasi bangsa terutama dalam bentuk pergolakan dan pemberontakan
b. Guru memberikan pertanyaan tulisan (terlampir) c. Guru memberikan evaluasi berupa post test secara acak
d. Guru membimbing peserta didik agar dapat mengambil nilai moral pelajaran dari pembelajaran hari ini
e. Guru bersama peserta didik merefleksi pembelajaran f. Menyampaikan materi yang akan dipelajari selanjutnya g. Guru mengucapkan salam
C. PENILAIAN PEMBELAJARAN (ASESMEN) No Aspek yang
dinilai Bentuk Penilaian Instrumen Penilaian Waktu Penilaian
1 Sikap Observasi dan Jurnal Pengamatan sikap (jurnal) Selama KBM 2 Pengetahuan Tes tertulis Soal tes Setelah KBM 3 Keterampilan - Unjuk kerja
- Laporan tertulis
- Pengamatan unjuk kerja - Penilaian laporan tertulis
- Pada saat presentasi - Pengumpulan tugas
Mengetahui, Kepala
Fermazoni, S.Pd
NIP. 196910241999031003
Pasar Usang, Juli 2021
Guru Mata Pelajaran,
Nurlis Suprina, S.Pd, M.Pd
NIP.197307211999032004
Lampiran
1. Bahan ajar
2. Evaluasi / Penilaian
Lampiran
1. Bahan ajar
PERJUANGAN MENGHADAPI PERGOLAKAN DALAM NEGERI
Kabinet Ali Sastroamidjojo mengeluarkan Undang Undang No. 1 tahun 1957 yang mengatur tentang Pokok-Pokok Pemerintahan daerah, dimana didalamnya diatur pembagian kekuasaan dan keuangan pusat dengan daerah.Pada tanggal 9 April 1957 Kabinet Karya pimpinan Perdana Menteri Djuanda menggantikan Kabinet Ali Sastroadmijojo II. Kabinet ini secara teoritis bersifat non partai, namun pada hakikatnya kabinet ini merupakan koalisi antara PNI dan NU.Pada bulan Mei 1957 dibentuklah Dewan Nasional yang terdiri dari 41 wakil golongan fungsionalpemuda, kaum petani, kaum buruh, kaum wanita, para cendekiawan, pemuka agama, kelompok-kelompok daerah dan lain-lain] di tambah beberapa anggota ex officio. Dewan Nasional ini langsung dipimpin oleh Presiden Soekarno, sedangkan pelaksana harian adalah wakil ketuanya Ruslan Abdulgani. Kalangan militer berusaha menjamin bahwa cara-cara baru yang bersandar pada golongan golongan fungsional yang berafiliasi dengan partai-partai. Kabinet menjalin hubngan dengan dewan dewan militer daerah yang telah mengambil alih kekuasaan di daerah daerahnya, bahkan memberi mereka beberapa dana dengan kedok pembangunan daerah.
Pada tanggal 10 – 14 September 1957 Kabinet Djuanda mengadakan musyawarah nasional di Jakarta. Ada harapan bahwa musyawarah nasional yang pertama ini akan membawa hasil tentang cara cara pemecahan riil maslah perimbangan keuangan pusat dan daerah yang dirasakan selama itu tidak adil. Para wakil dari dewan dewan daerah tampaknya bersedia bekerjasama, tetapi setiap kali pertemuan selalu tidak mencapai tujuan (selalu menemui jaklan buntu). Pada masa pemerintahan kabinet ini hubungan pemerintah pusat dengan daerah semakin tidak harmonis. Hal ini terlihat dari mumculnya berbagai pergolakan di berbagai daerah yang berhubungan dengan perimbangan perekonomian pusat dengan daerah. Adanya konsepsi presiden tentang Konsep Ekonomi Nasional menambah ketegangan di daerah. Perkembangan yang terjadi sangat tidak menguntungkan pemerintah RI. Pertentangan antara pemerintah daerah dengan pemerintah pusat yang berpokok pada masalah ekonomi dan perimbangan keuangan Pusat dan daerah makin lama makin meningkat.
A. Peristiwa Madiun/PKI dan cara yang dilakukan pemerintah dalam penanggulangannya dan konflik-konflik internal lainnya
Perundingan Renville yang sangat merugikan bangsa Indonesia, akhirnya membawa korban, yaitu dengan dibubarkannya kabinet Amir Syarifudin dan digantikan oleh Kabinet Hatta. Selanjutnya Amir Syarifudin merasa sakit hati dan membentuk Front DemokratikRakyat (FDR) pada tanggal 28 Juni 1948, dan memposisikan dirinya sebagai oposisi dari pemerintah kabinet Hatta.FDR pada kemudian hari akhirnya bergabung dengan Partai Komunis Indonesia pimpinan Muso, Alimin, Semaun dan Darsono. Bersama PKI, FDR merencanakan suatu perebutan kekuasaan. Sebelum melakukan perebutan kekuasaan gerakan ini berusaha untuk melakukan agitasi-agitasi dengan cara merongrong, menyebarkan berita-berita yang tidak benar tentang pemerintahan kabinet Hatta. Mereka berusaha untuk mempengaruhi rakyat dan menimbulkan kebencian kepada pemerintah.
Puncak dari gerakan PKI ini adalah tanggal 18 September 1948 dengan mengumumkan berdirinya Negara Soviet Republik Indonesia di Madiun. Menyertai gerakan ini, mereka mengadakan aksi-aksi kejam, dengan mengadakan penculikan dan pembunuhan terhadap tokoh-tokoh pemerintah dan agama. Salah satu tokoh pemerintah yang menjadi korban gerakan ini adalah Gubernur Jawa Timur, R.M. Suryo R.M Soeryo. Gerakan ini merupakan sebuah pengkhianatan dari dalam negeri, mengingat disaat yang sama pemerintah dan bangsa Indonesia sedang menghadapi Agresi Militer Belanda dalam rangka mempertahankan kemerdekaan.Untuk menumpas pemberontakan pemerintah melakukan serangkaian operasi sebagai berikut :
a. Ketika kekacauan di Solo meningkat, pemerintah mengangkat Kolonel Gatot Subroto menjadi Gubernur Militer Surakarta dan sekitarnya (Semarang. Pati, Madiun).
b. Mengangkat Kolonel Soengkono sebagai Gubernur Militer jawa Timur.
c. Menyerahkan pimpinan operasi penumpasan kepada Panglima Teritorium Jawa Kolonel A.H. Nasution (karena panglima TNI / Panglima Besar Jenderal Sudirman sedang sakit)
Pada tanggal 30 September 1948 Madiun dapat direbut dan diduduki kembali oleh pasukan Brigade Siliwangi pimpinan Mayor Ahmad Wiranatakusumah dan Brigade Jawa Timur pimpinan Kolonel Soengkono. Dalam operasi ini pimpinan PKI Madiun, Muso berhasil ditembak mati pada saat akan melarikan diri ke Rusia, sedangkan pimpinan yang lain seperti, Semaun, Darsono, Alimin, dan Amir Syarifudin berhasil ditangkap dan dijatuhi hukuman mati dalam pengadilan / mahkamah militer.Dampak dari pemberontakan PKI Madiun ini adalah :
a. Korban pemberontakan PKI dari kedua belah pihak sangat besar, termasuk rakyat yang tidak mengerti soal politik.
b. Kekuatan bangsa Indonesia dalam perjuangan menghadapi Belanda menjadi lemah dan dimanfaatkan Belanda untuk melancarkan agresi militernya yang kedua.
c. Keberhasilan menumpas pemberontakan PKI Madiun menimbulkan simpati dari dunia barat, terutama Amerika Serikat sehingga memperkuat posisi Indonesia dalam perjuangan diplomasi melawan Belanda.
B. Peristiwa DI/TII dan Cara Yang Dilakukan Pemerintah Dalam Penanggulangannya
Gerakan pemberontakan ini berawal dari gagasan / ide Sekarmadji Maridjan Kartosuwiryo untuk membentuk sebuah negara Islam. Kartosuwiryo mendirikan Pondok Pesantren Sufah, di Malangbong Jawa Barat. Di pondok inilah ia menggembeng pasukan Hizbullah dan sabillillah. Ia pernah menjadi sekretaris partai Masyumi Jawa Barat, bahkan pernah dicalonkan sebagai Menteri Muda Pertahanan. Namun jabatan ini tidak pernah diembannya.Pada saat terjadi Agresi Militer Belanda I, ia dan pasukannya melancarkan perang suci melawan Belanda. Puncak dari peristiwa yang meletuskan pemberontakan Kartosuwiryo adalah hasil perundingan Renville yang mengakibatkan seluruh pasukan TNI harus melakukan hijrah ke dalam wilayyah RI di Yogyakarta. Pasukan Divisi pimpinan Kartosuwiryo ( bagian dari Divisi Siliwangi Jawa Barat ), menyatakan tidak bersedia hijrah. Kantong-kantong TNI yang ditinggal hijrah diisi oleh pasukan Kartosuwiryo, dan meneruskan gerilya melawan Belanda di Jawa Barat.
Pada bulan Pebruari 1948, Kartosuwiryo mengubah gerakan suci melawan Belanda menjadi sebuah gerakan politik, dengan menobatkan diri sebagai Imam Negara Islam Indonesia, dan menamakan pasukannya dengan nama Tentara Islam Indonesia (TII).Kontak senjata pertama terjadi dengan pasukan TNI dari Divisi Siliwangi yang baru kembali dari Yogyakarta tanggal 25 Januari 1949. Sejak saat itu terjadi perang segi tiga antara pasukan DI/TII – TNI – Belanda.Tindakan pemerintah dalam menumpas gerakan DI/TII :
a. Pendekatan oleh pimpinan Partai Masyumi : Moh. Natsir melalui surat tidak berhasil, bahkan Kartosuwiryo secara resmi membalas surat itu dengan memproklamasikan berdirinya Negara Islam Indonesia pada tanggal 7 Agustus 1949.
b. Bulan September 1949 untuk kedua kali Moh. Natsir membujuk Kartosuwiryo untuk menghentikan pemberontakan dan kembali ke pangkuan RI, tetapi gagal. Bahkan sejak saat itu rakyat Jawa Barat mulai mengalami teror dari gerombolan DI/TII yang sering melakukan pembunuhan, merampas harta benda rakyat untuk memenuhi kebutuhan logistik pasukan / gerombolan ini.
c. Setelah tindakan persuasif tidak berhasil mengembalikan Kartosuwiryo ke pangkuan ibu pertiwi, pemerintah bertindak tegas dengan menggelarOperasi Pagar Betis. Operasi yang dilaksanakan dengan bantuan rakyat Jawa barat ini bertujuan untuk mempersempit ruang gerak gerombolan. Sehingga semakin hari semakin banyak para pengikut Kartosuwiryo yang menyerahkan diri dan kembali ke tengah- tengah masyrakat. Gerombolan DI/TII terdesak di Gunung Geber, Tasikmalaya.
d. Akhirnya tanggal 4 Juni 1962, Kartosuwiryo beserta keluarga dan pengikutnya dapat ditangkap hidup-hidup dalam sebuah operasi yang diberi nama sandi OperasiBaratayudha. Dan pada tanggal 16 Agustus Kartosuwiryo dijatuhi hukuman mati.
Pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia, ternyata mendapat simpati dari berbagai daerah di Indonesia, seperti :
a. Jawa Tengah
Gerakan ini diproklamasikan di Desa Pengarasan, kabupaten Tegal pada tanggal 23 Agustus 1949, dan menyatakan diri bergabung dengan Negara Islam Indonesia pimpinan Kartosuwiryo. Gerakan ini dipimpin oleh Amir Fatah, bekas anggota TNI dari kesatuan Hizbullah. Gerakan dapat ditumpas melalui Operasi Banteng Negara pimpinan Kolonel Sarbini, Letkol Bachrum dan Letkol Ahmad Yani, pada tahun 1950.
b. Kebumen
Gerakan ini dipimpin oleh Mohammad Mahfud Abdulrahman atau yang lebih dikenal dengan sebutan Kyai Sumolangu. Seperti Amir Fatah, gerakan ini juga menyatakan sebagai bagian dari NII Kartosuwirtyo. Gerombolan ini dapat ditumpas pada tahun 1954 melalui sebuah operasi militer yang diberi nama Operasi Guntur.
c. Kalimantan Selatan
Pemberontakan DI/TII di Kalimantan Selatan dipimpin oleh bekas Letnan Dua TNI yang bernama Ibnu hajar. Ia menamakan pasukannya sebagai Kesatuan Rakyat yang Tertindas [KRYT]. Semula pemerintah bertindak persuasif terhadap gerakan ini, karena Ibnu Hajar
bersedia kembali bergabung dengan APRIS. Namun tindakan ini ternyata hanya muslihat Ibnu Hajar supaya pasukannya semakin kuat dana kembali melakukan pemberontakan. Akhirnya pemerintah bertindak tegas dengan menumpas habis gerakan ini pada tahun 1959.
d. Sulawesi Selatan
Kahar Muzakar memulai gerakannya pada tahun 1951 dan menamakan gerakannya dengan Komando Gerakan Gerilya Sulawesi Selatan. Ia menuntut supaya pasukannya dimasukkan ke dalam APRIS dengana nama brigade Hasanudin.Namun tuntutan ini ditolak pemerintah, tetapi pemerintah memberikan wadah bagi pasukan kahar Muzakar dengan nama Korps Cadangan Nasional. Awalnya Kahar Muzakar menerima tawaran pemerintah ini. Pada saat pasukan ini akan dilantik, Kahar Muzakar dan kelompoknya melarikan diri ke hutan dengan membawa seluruh peralatan militer yanag akan digunakan untuk pelantikan. Penipuan Kahar Muzakar ini dibalas pemerintah dengan melakukan operasi besar besaran dari Divisi Diponegoro. Pada bulan Pebruari 1965 Kahar Muzakar tertembak mati
e. Aceh
Kekecewaan Tengku Daud Beureuh kepada pemerintah, karena hilangnya kedudukan militer dan turunnya status Aceh dari sebuah dari istimewa menjadi karesidenan, menyebabkan Daud Beureuh menyatakan diri bergabung dengan Negara Islam Indonesia ( 21 September 1953 ) Pemerintah berusaha mengatasi pemberontakan ini dengan mendatangkan pasukan dari Sumatera Utara dan tengah. Karena terus terdesak pasukan Daud Beureuh melakukan pemberontakan dari hutan-hutan, di pegunungan Bukit Barisan. Selain tindakan represif, pemerintah juga melakukan tindakan persuasif dengan mengadakan Musyawarah Kerukunan Rakyat Aaceh, atas prakarsa Kolonel M. Yasin (Panglima Kodam I Iskandar Muda). Musyawarah ini membawa hasil yang sangat positif, karena Daud Beureuh akhirnya bersedia kembali ke tengah tengah masyarakat Aceh dan menerima Amnesti dari pemerintah.
D. Pemberontakan Andi Azis
Adapun faktor yang menyebabkan pemberontakan adalah :
Menuntut agar pasukan bekas KNIL saja yang bertanggung jawab atas keamanan di Negara Indonesia Timur
Menentang masuknya pasukan APRIS dari TNI
Mempertahankan tetap berdirinya Negara Indonesia Timur
Karena tindakan Andi Azis tersebut maka pemerintah pusat bertindak tegas. Pada tanggal 8 April 1950 dikeluarkan ultimatum bahwa dalam waktu 4 x 24 jam Andi Azis harus melaporkan diri ke Jakarta untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, pasukannya harus dikonsinyasi, senjata-senjata dikembalikan, dan semua tawanan harus dilepaskan. Kedatangan pasukan pimpinan Worang kemudian disusul oleh pasukan ekspedisi yang dipimpin oleh Kolonel A.E Kawilarang pada tanggal 26 April 1950 dengan kekuatan dua brigade dan satu batalion di antaranya adalah Brigade Mataram yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Suharto. Kapten Andi Azis dihadapkan ke Pengadilan Militer di Yogyakarta untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya dan dijatuhi hukuman 15 tahun penjara.
E. RMS
Pemberontakan ini terjadi di Ambon pada tanggal 25 April 1950 yang dilakukan oleh orang-orang Indonesia bekas anggota KNIL (Koninklijk Nederlands Indisch Leger) yang pro Belanda. Pemberontakan RMS (Republik Maluku Selatan) dipimpin oleh Dr. Soumokil, bekas Jaksa Agung Negara Indonesia Timur.Untuk menumpas pemberontakan RMS, pemerintah semula mencoba menyelesaikan secara damai dengan mengirimkan suatu misi yang dipimpin oleh Dr. Leimena. Akan tetapi upaya ini tidak berhasil. Oleh karena itu pemerintah segera mengirimkan pasukan ekspedisi di bawah pimpinan Kolonel AE. Kawilarang. Pada tanggal 25 September 1950 seluruh Ambon dan sekitarnya dapat dikuasai oleh pasukan pemerintah. Dalam pertempuran melawan pemberontak RMS ini gugurlah seorang pahlawan ketika memperebutkan benteng Nieuw Victoria, yakni Letnan Kolonel Slamet Riyadi.Tokoh-tokoh lain dari APRIS (TNI) yang gugur adalah Letnan Kolonel S. Sudiarso dan Mayor Abdullah.Setelah kota Ambon jatuh ke tangan pemerintah maka sisa- sisa pasukan RMS melarikan diri ke hutan-hutan dan untuk beberapa tahun lamanya melakukan pengacauan.
F. Pemberontakan PRRI di Sumatera Barat
Gerakan-gerakan di daerah yang menentang kebijakan perimbangan ekonomi pusat dan daerah muncul pertama kali di Sumatera Barat, dengan berdirinya Dewan Banteng yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Ahmad Husein. Gerakan ini menuntut otonomi daerah kepada Pemerintah Pusat, serta pergantian kabinet Djuanda. Menyusul Dewan Banteng, berdirilah beberapa Dewan Militer diberbagai daerah, seperti :
2. Dewan Garuda (Palembang) : Kolonel Barlian 3. Dewan Lambung Mangkurat (Kalimantan) : Kolonel M. Basri
4. Dewan Manguni (Menado) : Kolonel Ventje Samuel
Letnan Kolonel Ahmad Husein bersama dengan beberapa tokoh sipil yang lain seperti Syarif Usman, Burhanudin Harahap, dan Syafrudin Prawiranegara bahkan mengeluarkan ultimatum kepada pemerintah pusat, bahwa dalam waktu 5 x 24 jam P.M. Djuanda menyerahkan mandatnya kepada Presiden dan presiden diminta untuk kembali kepada kedudukan semula sebagai presiden yang konstitusional.Menanggapi berbagai gerakan ini, KSAD segera mengeluarkan larangan bagi para perwira untuk berpolitik dan memberikan ultimatum akan memecat siapa saja yang terlibat gerakan politik. Karena merasa tidak diindahkan oleh pemerintah pusat, Gerakan ini semakin mempertegas sikapnya dengan mengumumkan berdirinya Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia dibawah pimpinan Perdana Menteri Syafrudin Prawiranegara {Siapakah dan apakah jasa Syafrudin Prawiranegera dalam pemerintahan RI ? ]. Gerakan ini bertujuan bukan untuk memisahkan diri dari RI tetapi gerakan yang bersifat menggantikan pemerintahan yang sah.
Untuk menumpas gerakan ini pemerintah RI melaksanakan beberapa operasi, yaitu : Operasi Tegas [ mengamankan Riau ] dipimpin oleh Letkol Kaharudin Nasution Operasi 17 Agustus [ mengamankan Sumatera barat ], dipimpin oleh Kol. A Yani Operasi Saptamarga [ mengamankan Sumatera Utara ] , dipimpin Brigjen Jatikusumo Operasi Sadar [ mengamankan Sumatera Selatan ] dipimpin oleh Letkol Ibnu Sutowo.
Pada tanggal 29 Mei 1961, Ahmad Husein berserta pasukannya menyerahkan diri dan pemberontakan PRRI pun berakhir.Gerakan daerah yang berlatarbelakang perimbangan ekonomi pusat dan daerah akhirnya meluas ke Sulawesi. Dewan Manguni yang dipimpin oleh Letkol Ventje Samuel mendukung PRRI dan mengumumkan berdirinya Permesta pada tanggal 2 Maret 1957. Gerakan ini menuntut dilaksanakannya Repelita dan pembagian pendapatan daerah secara adil (daerah surplus mendapat 70% dari hasil ekspor ).Untuk menumpas gerakan ini pemerintah melaksanakan Operasi Merdeka, yang merupakan operasi gabungan dan dipimpin oleh Letkol Rukminto Hendraningrat. Gerakan penumpasan Permesta merupakan operasi yang sangat sulit, karena medan pertempuran sangat cocok dengan kondisi pemberontak, serta adanya indikasi keterlibatan pihak asing (AS), yaitu dengan tertangkapnya pilot helikopter Alan Pope (warga negara Amerika Serikat) yang berhasil ditembak jatuh oleh pasukan TNI. Pada pertengahan tahun 1961 sisa sisa pemberontakan Permesta menyerahkan diri dan memenuhi seruan pemerintah untuk kembali ke tengah tengah masyarakat.
G.Terjadinya peristiwa G 30 S / PKI
1. Perubahan Taktik PKI Setelah Kegagalan Tahun 1926 dan 1948
Peristiwa pemberontakan partai Komunis Indonesia yang terjadi pada tahun 1926 di Jawa barat dan Sumatera barat, serta tahun 1948 di Madiun merupakan indikasi kuat akan adanya keinginan mendirikan negara komunis, tetapi gagal. Kegagalan ini menyebabkan D.N. Aidit dan H.M. Lukman yang baru datang dari luar negeri pada bulan Juli 1950 menata kembali partainya. Mereka mengubah bentuk perjuangannya menjadi MKTBP ( Metode Kombinasi Tiga Bentuk Perjuangan ), yaitu:
peruangan gerilya di desa yang teridiri dari kaum buruh tani dan tani miskin perjuangan revolusioner kaum buruh di kota-kota, terutama kaum buruh angkutan bekerja secara intensif di kalangan musuh, terutama di kalangan angkatan bersenjata Dalam rangka memperlancar MKTBP dibentuk Biro Khusus yang bertugas :
mengembangkan pengaruh dan ideologi PKI ke dalam tubuh TNI guna menyusun potensi dan kekuatan bersenjata
mengusahakan agar setiap anggota TNI yang bersedia menjadi anggota dapat membina anggota TNI yang lain.
mencatat anggota TNI yang telah dibina agar sewaktu waktu dapat dimanfaatkan bagi kepentingannya.
Kondisi sosial ekonomi dan politik Indonesia yang carut marut pada tahun 1950 an ikut menentukan perkembangan pengaruh PKI, sehingga dapat tumbuh subur. Posisi PKI semakin mantap setelah terbukti dapat meraih posisi 4 besar dalam Pemilu I tahun 1955. Adanya konsep NASAKOM dan terbentuknya Kabinet Dwikora pada tanggal 27 Agustus 1964 sangat menguntungkan PKI, karena di dalam kabinet ini terdapat orang-orang yang telah terpengaruh ideologi PKI dan mempunyai posisi yang strategis, seperti Dr. Soebandrio (Waperdam I) dan Dr. Chaerul saleh (Waperdam II). PKI juga berhasil mempengaruhi Kolonel Untung Sutopo, komandan pasukan pengawal presiden dari resimen Cakra Birawa untuk masuk dalam kelompoknya.
Kepercayaan dan kekuatan yang dimiliki PKI tahun 1965 semakin mantap, sehingga mereka berani mengusulkan dibentuknya Angkatan ke 5, yaitu Buruh dan Tani yang dipersenjatai. Namun usulan ini mendapat tantangan keras dari musuh utama PKI, yaitu Angkatan Darat. Permusuhan PKI
dengan Angkatan Darat semakin meruncing, dengan muncul isu Dewan Jenderal yang akan menggulingkan kekuasaan Presiden Soekarno. Isu ini bermula dari ditemukannya dokumen di rumah peristirahatan Duta Besar Amerika Serikat, Bill Palmer (Konon dokumen ini ditulis oleh Sir Andrew Gilchrist Dubes Inggris untuk Dubes AS, sehingga dikenal dengan nama ”Dokumen Gilchrist”) yang isinya menyebutkan adanya persekongkolan para perwira tinggi Angkatan darat yang tergabung dalam Dewan Jenderal yang dipimpin oleh Jenderal Abdul Haris Nasution untuk menggulingkan kekuasaan Presiden Soekarno. (catatan : sampai sekarang kebenaran dokumen ini masih diragukan).
Munculnya isu ini menimbulkan perasaan curiga dan saling tuduh antara PKI dengan Angkatan Darat. Situasi semakin memanas, dan menimbulkan rencana PKI untukmenyingkirkan para perwira tinggi Angkatan Darat yang tidak dapat dipengaruhi oleh ideologi PKI.
2. Evaluasi / Penilaian LAMPIRAN 1 Penilaian
1. Teknik Penilaian:
a. Penilaian Sikap : Observasi
b. Penilaian Pengetahuan : Tes Tertulis, Lisan dan Penugasan
c. Penilaian Keterampilan : Unjuk Kerja, Proyek, Produk dan portofolio 2. Bentuk Penilaian:
a. Observasi : Jurnal observasi sikap, Lembar Observasi, Penilaian Diri, Penilaian Antar Teman
b. Tes tertulis, lisan dan penugasan: Uraian, isian/melengkapi c. Unjuk kerja : Praktik/Pedoman Penskoran
d. Proyek : Petunjuk mengerjakan proyek/Rubrik Penilaian e. Produk : Petunjuk/Rubrik Penilaian
f. Portofolio : E-Portofolio 3. Instrumen Penilaian (terlampir)
Program Tindak Lanjut 1. Remedial
Peserta didik yang belum mencapai KKM (75) diberi tugas untuk membaca dam membahas kembali materi pada indikator yang tidak tuntas, kemudian dilaksanakan ujian ulang kembali.
2. Pengayaan
Bagi peserta didik mempunyai nilai di atas 75 diberi pengayaan berupa tugas mandiri untuk membaca dan memahami materi selanjutnya.
Mengetahui, Batang Anai, Juni 2021 Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran Sejarah
FERMAZONI, S.Pd Nurlis Suprina, S.Pd
NIP. 196910241999031003 Nip. 197307211999032004 SK. PTL.No. 821.22/027/Kpts-2020
LAMPIRAN 2: INSTRUMEN PENILAIAN PERTEMUAN 1 DAN 2 Langkah Penilaian Proses dan Hasil Belajar
NO LANGKAH PENILAIAN PROSES DAN HASIL BELAJAR
1 Menetapkan tujuan penilaian 2 Menyusun kisi-kisi ujian 3 Mengembangkan instrumen 4 Analisis instrumen
5 Melaksanakan penilaian
6 Mengolah dan menentukan kelulusan siswa 7 Melaporkan
8 Memanfaatkan hasil penilaian
1. Menetapkan Tujuan Penilaian
Secara umum penilaian ini bertujuan untuk: 1) Menilai pencapaian kompetensi peserta didik. 2) Memperbaiki proses pembelajaran;
3) Sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan belajar peserta didik. Secara khusus penilaian ini bertujuan untuk:
1) Mengetahui kemajuan dan hasil belajar siswa; 2) Mendiagnosis kesulitan belajar;
3) Memberikan umpan balik/perbaikan proses belajar mengajar; 4) Penentuan kenaikan kelas;
2. Menyusun kisi-kisi penilaian, ini dilaksanakan pada penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan
3. Mengembangkan instrumen, ini juga dilaksanakan pada penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan
4. Analisis Instrumen, dilakukan dengan menganalisis kesesuaian antara KD, IPK dan instrumen penilaian
5. Melaksanakan penilaian. Penilaian dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung misalnya pengamatan sikap, pengamatan penampilan peserta didik
6. Mengolah dan menentukan kelulusan peserta didik dilakukan setelah pelaksanaan penilaian
7. Melaporkan hasil penilaian dilakukan setelah dilakukan pengolahan dan penentuan kelulusan peserta didik. Hal ini dilakukan dari awal hingga akhir semester setelah setiap kali selesai mengolah dan menentukan kelulusan peserta didik
8. Memanfaatkan hasil penilaian. Hasil penilaian dimanfaatkan untuk beberapa hal, diantaranya:
1) Mengukur dan mengetahui pencapaian kompetensi peserta didik;
2) Menetapkan program perbaikan atau pengayaan berdasarkan tingkat penguasaankompetensi;
3) Memperbaiki proses pembelajaran; dan 4) Menyusun laporan kemajuan hasil belajar.
a. Penilaian Sikap
KISI-KISI PENILAIAN SIKAP
NO NILAI KARAKTER/ SIKAP YANG DINILAI/ DITUMBUHKAN
SUB NILAI KARAKTER/SIKAP YANG DIKEMBANGKAN
INSTRUMEN PENILAIAN
SIKAP
1 Religius Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya, cinta damai, toleransi, menghargai perbedaan agama dan kepercayaan, teguh pendirian, percaya diri, kerjasama antar pemeluk agama dan kepercayaan, anti buli dan kekerasan, persahabatan, ketulusan, tidak memaksakan kehendak, mencintai lingkungan, melindungi yang kecil dan tersisih
1. Jurnal Observasi Sikap 2. Lembar Observasi Sikap 3. Penilaian Diri 4. Penilaian Antar Teman 2 Integritas Apresiasi budaya bangsa sendiri, menjaga
kekayaan budaya bangsa, rela berkorban, unggul, dan berprestasi, cinta tanah air, menjaga lingkungan, taat hukum, disiplin, menghormati keragaman budaya, suku, dan agama
3 Nasionalis Etos kerja (kerja keras), tangguhtahan banting, daya juang, profesional, kreatif, keberanian, dan menjadi pembelajar sepanjang hayat
4 Gotong Royong Etos kerja (kerja keras), tangguh tahan banting, daya juang, profesional, kreatif, keberanian, dan menjadi pembelajar sepanjang hayat
5 Mandiri kejujuran, cinta pada kebenaran, setia,komitmen moral, anti korupsi, keadilan, tanggungjawab, keteladanan, dan menghargai martabat individu (terutama penyandang disabilitas).
INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP: 1. Jurnal Observasi sikap
NO TANGGAL NAMA PESERTA DIDIK CATATAN PRILAKU BUTIR SIKAP TINDAK LANJUT 1 2 3 4 5 dst
Jurnal Observasi sikap dikumpulkan diakhir semester kepada wali kelas
2. Lembar Observasi Sikap
NO NAMA
KARAKTER/SIKAP YANG DIAMATI RELIGIUS INTEGRITAS NASIONALIS GOTONG
3. Penilaian Diri Peserta Didik
Kelas/No Urut Absen :... Nama :... Mapel :...
Bacalah baik-baik setiap pernyataan dan tulislah skormu sesuai dengan apa yang kamu alami dan rasakan atau kau lakukan. Angka 5 untuk selalu; 4 untuk sering; 3 untukkadang-kadang; 2 untuk jarang; dan 1 untuk tidak pernah.
Aspek No Pernyataan Skor
Santun
1 Selama proses pembelajaran saya selalu bersikap santun dalam berkomunikasi dengan guru
2 Selama proses pembelajaran saya selalu bersikap santun dalam berkomunikasi dengan teman.
3 Di luar proses pembelajaran saya selalu bersikap santun dalam berkomunikasi dengan karyawan dan seluruh civitas SMA N 1 Batang Anai
Peduli
4 Selama proses pembelajaran, saya peduli pada guru 5 Selama proses pembelajaran, saya peduli pada teman 6 Selama proses pembelajaran, saya peduli pada teman dan
lingkungan sekitar saya
7 Di luar proses pembelajaran, saya peduli dengan guru; karyawan, dan teman serta lingkungan sekitar saya.
Jujur
8 Saya mengerjakan tugas dengan jujur 9 Saya mengerjakan ulangan dengan jujur 10 Saya berkata dan bertindak jujur
11 Saya mengerjakan tugas berdasarkan buah pikiran saya Disiplin
12 Saya datang tepat waktu, sebelum guru memasuki kelas 13 Saya menyelesaikan tugas tepat waktu
14 Saya mengenakan seragam sesuai dengan ketentuan sekolah 15 Saya melakukan presentasi tepat waktu
Percaya Diri
16 Saya percaya diri dalam mengambil giliran tampil di depan kelas 17 Saya percaya diri dalam mengerjakan tugas
18 Saya percaya diri dalam mengerjakan ulangan 19 Saya percaya diri dalam pergaulan sehari-hari Tanggung
Jawab
20 Saya mengerjakan tugas secara mandiri dan bertanggung jawab 21 Saya mengerjakan ulangan secara mandiri dan bertanggung
Jawab
22 Perbuatan dan perkataan saya dapat dipertanggungjawabkan Jumlahkan Skormu
Hitung nilai sikap sosialmu dengan rumus: Σ skor perolehanmu
_________________ X 100 = NILAI SIKAP SOSIALMU 110
Konversikan NILAI SIKAP SOSIALMU dengan KRITERIA berikut: SB = Sangat Baik = 80 – 100B = Baik = 70 - 79
C = Cukup = 60 – 69K = Kurang = < 60
Demikian, penilaian diri ini saya isi dengan sebenarnya, dan saya bersedia mempertanggung-jawabkan dengan perubahan perilaku saya.
Batang Anai, Juni 2021 Guru Mata Pelajaran Sejarah
Nurlis Suprina, S.Pd
Nama siswa Tgl
Apa yang sudah saya ketahui Apa yang ingin saya ketahui Apa yang sudah saya pelajari
(Catatan Guru)
1. Penilaian Antar Teman
Uraian Penilai Yang dinilai
Kelas Nama No urut
Bacalah baik-baik setiap pernyataan dan tulislah skor TEMANMU sesuai dengan apa yang kamu KETAHUI. Angka 5 untuk selalu; 4 untuk sering; 3 untuk kadang-kadang; 2 untuk jarang; dan 1 untuk tidak pernah.
Aspek No Pernyataan Skor
Santun
1 Selama proses pembelajaran teman saya selalu bersikap santun dalam berkomunikasi dengan guru
2 Selama proses pembelajaran teman saya selalu bersikap santun dalam berkomunikasi dengan teman.
3
Di luar proses pembelajaran teman saya selalu bersikap santun dalam berkomunikasi dengan karyawan dan seluruh civitas SMA N 1 BATANG ANAI
Peduli
4 Selama proses pembelajaran, teman saya peduli pada guru 5 Selama proses pembelajaran, teman saya peduli pada teman 6 Selama proses pembelajaran, teman saya peduli pada teman dan
lingkungan sekitar saya
7 Di luar proses pembelajaran, teman saya peduli dengan guru; karyawan, dan teman serta lingkungan sekitar saya.
Jujur
8 Teman saya mengerjakan tugas dengan jujur 9 Teman saya mengerjakan ulangan dengan jujur 10 Teman saya berkata dan bertindak jujur
11 Teman saya mengerjakan tugas berdasarkan buah pikiran saya
Disiplin
12 Teman saya datang tepat waktu, sebelum guru memasuki kelas 13 Teman saya menyelesaikan tugas tepat waktu
14 Teman saya mengenakan seragam sesuai dengan ketentuan sekolah 15 Teman saya melakukan presentasi tepat waktu
Percaya Diri
16 Teman saya percaya diri dalam mengambil giliran tampil di depan kelas
17 Teman saya percaya diri dalam mengerjakan tugas 18 Teman saya percaya diri dalam mengerjakan ulangan 19 Teman saya percaya diri dalam pergaulan sehari-hari
Jawab jawab
21 Teman saya mengerjakan ulangan secara mandiri dan bertanggungJawab
22 Perbuatan dan perkataan teman saya dapat dipertanggungjawabkan Jumlahkan Skormu
Hitung nilai sikap sosial temanmu dengan rumus: Σ skor perolehan temanmu
_____________________ X 100 = NILAI SIKAP SOSIAL TEMANMU 110
Konversikan NILAI SIKAP SOSIAL TEMANMU dengan KRITERIA berikut: SB = Sangat Baik = 80 – 100B = Baik = 70 - 79
C = Cukup = 60 – 69K = Kurang = < 60
Demikian, penilaian antar teman ini saya isi dengan sebenarnya.
Batang Anai, Juni 2021 Guru Mata Pelajaran Sejarah
Nurlis Suprina, S.Pd
b. Penilaian Pengetahuan 1. Tes Tertulis
2. Tes Lisan 3. Penugasan
KISI-KISI PENILAIAN PENGETAHUAN Kompetensi
Dasar IPK MATERI
INDIKATOR SOAL BENTUK SOAL 3.1. Mengevalua si upaya bangsa Indonesia dalam menghadapi ancaman disintegrasi bangsa terutama dalam bentuk pergolakan dan pemberonta kan 4.1 Menyajikan hasil dalam bentuk tertulis tentang upaya bangsa Indonesia dalam menghadapi ancaman disintegrasi bangsa terutama dalam bentuk pergolakan dan pemberonta kan (antara lain:PKI Madiun 1948, DI/TII, APRA, Andi Aziz, 3.1.1 Menganalisis pemberontakan PKI Madiun 1948 3.1.2 Menganalisis pemberontakan DI/TII 3.1.3 Menganalisis pemberontakan APRA 3.1.4 Menganalisis pemberontakan Andi Aziz 3.1.5 Menganalisis pemberontakan RMS 3.1.6 Menganalisis pemberontakan PRRI 3.1.7 Menganalisis pemberontakan Permesta 3.1.8 Menganalisis pemberontakan G 30 S/PKI a. Fakta Bangsa Indonesia dalam upaya memepertahan kan kedaulatan NKRI terutama dalam pergolakan dan pemberontakan di dalam negeri. b. Konsep a. Mengidentifik asi konflik internal berupa ancaman disintegrasi bangsa dalam pergolakan dan pemberontaka n b. Mengidentifik asi peran tokoh nasional, ideologi dan kepentingan suatu gerakan dalam sebuah pergolakan dan pemberontaka n c. Prinsip Ketidakpuasan dalam pemerintahan yang mengakibatkan pergolakan dan pemberontakan d. Prosedur Kesenjangan politik, ekonomi, sosial dan agama mempengaruhi keamanan Negara Melihat gambar, video dan/atau menyimak penjelasan guru mengenai ancaman disintegrasi bangsa Membuat dan mengajukan pertanyaan/tanya jawab tentang anacaman disintegrasi bangsa terutama dalam bentuk pergolakan dan pemberontakan Mengumpulkan data dari berbagai sumber mengenai ancaman disintegrasi bangsa Menganalisis dan menarik kesimpulan dari data yang dikumpulkan mengenai ancaman disintegarasi bangsa Membuat hasil penelaahan dalam bentuk tulisan mengenai ancaman disintegrasi bangsa Tes lisan (uraian) Tes Tertulis Penugasan Penugasan
RMS, PRRI, Permesta, G-30-S/PKI) dan menyajikan nya dalam bentuk cerita sejarah. e. Metakognitif Siswa mampu mengaplikasikan upaya bangsa Indonesia dalam menghadapi disintegarasi dan pengaruhnya pada masa kini.
INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN/SOAL TES SOAL
Tertulis
1. Salah satu tuntutan Kapten Westerling yang kemudian menjadi penyebab pemberontakan APRA pada 23 januari 1950 ialah…
a. Bandung harus menjadi daerah administrasi b. APRA diakui sebagai tentara pasudan c. APRA harus menjadi APRIS
d. Negara pasudan harus dibubarkan
e. Westerling harus diangkat menjadi pimpinan APRIS Jawaban : b
2. Gerakan APRA di Jawa Barat sebenarnya didalangi oleh… a. Tan Malaka
b. Sultan Hamid II
c. Anak Agung Gde Agung d. Kahar Muzakir
e. Amir Syarifudin Jawaban : b
3. Pemberontakan DII/TII pertama kali meletus di daerah… a. Aceh b. Jawa Barat c. Jawa Tengah d. Sulawesi selatan e. Kalimantan selatan jawaban : b
4. Pemberontakan DII/TII Jawa Barat dipimpin oleh… a. Amir fatah b. Daud beureuh c. Kahar muzakar d. Kartasuwiryo e. Andi aziz Jawaban : d
5. Untuk menumpas Pemberontakan DII/TII di daerah Jawa tengah, pemerintah membentuk suatu komando operasi bernama…
a. Operasi Tegas b. Operasi Pagar Betis c. Operasi Merdeka
e. Operasi Baratayudha Jawaban : d
Essay :
1. Meskipun indonesia telah merdeka kondisi ekonomi masa demokrasi liberal masih sangat buruk, jelaskan pendapatmu mengenai buruknya perekonomian indonesia saat itu!
2. Jelaskan tugas utama dari konstituante? Penugasan:
RUBRIK PENILAIAN
Rubrik Penilaian tes tertulis, lisan dan penugasan individu
JAWABAN KRITERIA SKOR
1. Jawaban : Buruknya perekonomian Indonesia saat ini dikarenakan
a. Setelah pengakuan kedaulatan dari Belanda pada tanggal 27 Desember 1949, bangsa Indonesia menanggung beban ekonomi dan keuangan seperti yang telah ditetapkan dalam KMB.
b. Defisit yang harus ditanggung oleh Pemerintah pada waktu itu sebesar 5,1 Miliar.
c. Indonesia hanya mengandalkan satu jenis eksport terutama hasil bumi
Tepat 3
2. Tugas utama dari konstituante ialah merupakan UUD yang baru sebagai pengganti UUDS 1950.
Kurang Tepat
2
Rubrik penilaian tugas kelompok
No Nama Siswa
Aspek Pengamatan Kerjasama
Mengkomunikasi-kan pendapat Toleransi Kreatifitas
Menghargai pendapat
teman
Jumlah
skor Nilai Ket
1 2 3 4 dst
Format Nilai Tugas Kelompok
Keterangan Skor :
Masing-masing kolom diisi dengan kriteria : 4= Baik Sekali 3= Baik 2= Cukup 1= Kurang ∑ Skor perolehan Nilai = X 100 Skor Maksimal (20) Kriteria Nilai
A=88–100 Baik Sekali B=84 – 87 Baik C=80 – 83 Cukup D=76 - 79 Kurang
c. Penilaian Keterampilan
a. Unjuk kerja : Praktik/Pedoman Penskoran
b.Proyek : Petunjuk mengerjakan proyek/Rubrik Penilaian c. Produk : Petunjuk/Rubrik Penilaian
d.Portofolio : E-Portofolio
Bentuk lain (tes tertulis) : Soal, Rubrik penilaian Format Nilai Tugas Kelompok
Keterangan Skor :
Masing-masing kolom diisi dengan kriteria : 4= Baik Sekali 3= Baik 2= Cukup 1= Kurang ∑ Skor perolehan Nilai = X 100 Skor Maksimal (20) Kriteria Nilai
A=88 – 100 Baik Sekali B=84 – 87 Baik C=80 – 83 Cukup D=76 – 79 Kurang
KISI-KISI PENILAIAN KETERAMPILAN Kompetensi
Dasar IPK MATERI
INDIKATOR SOAL BENTUK SOAL/ INSTRUMEN PENILAIAN 3.1. Mengevalua si upaya bangsa Indonesia dalam menghadapi ancaman disintegrasi bangsa terutama dalam bentuk pergolakan dan pemberonta kan 3.1 Menyajikan hasil dalam bentuk tertulis tentang upaya 1. Melihat gambar, video dan/atau menyimak penjelasan guru mengenai ancaman disintegrasi bangsa 2. Membuat dan mengajukan pertanyaan/ tanya jawab tentang anacaman disintegrasi bangsa terutama dalam bentuk pergolakan dan pemberontakan 3. Mengumpulkan
data dari berbagai sumber mengenai ancaman disintegrasi bangsa 4. Menganalisis dan menarik kesimpulan dari data yang 1. Fakta Bangsa Indonesia dalam upaya memepertahan kan kedaulatan NKRI terutama dalam pergolakan dan pemberontakan di dalam negeri. 2. Konsep a. Mengidentifikas i konflik internal berupa ancaman disintegrasi bangsa dalam pergolakan dan pemberontakan b. Mengidentifikas i peran tokoh nasional, ideologi dan kepentingan Membuat dan mengajukan pertanyaan/tany a jawab tentang anacaman disintegrasi bangsa terutama dalam bentuk pergolakan dan pemberontakan Mengumpulkan data dari berbagai sumber mengenai ancaman disintegrasi bangsa Menganalisis dan menarik kesimpulan dari data yang dikumpulkan mengenai Praktik Proyek Produk
bangsa Indonesia dalam menghadapi ancaman disintegrasi bangsa terutama dalam bentuk pergolakan dan pemberonta kan (antara lain:PKI Madiun 1948, DI/TII, APRA, Andi Aziz, RMS, PRRI, Permesta, G-30-S/PKI) dan menyajikan nya dalam bentuk cerita sejarah. dikumpulkan mengenai ancaman disintegarasi bangsa 5. Membuat hasil penelaahan dalam bentuk tulisan mengenai ancaman disintegrasi bangsa suatu gerakan dalam sebuah pergolakan dan pemberontakan 3. Prinsip Ketidakpuasan dalam pemerintahan yang mengakibatkan pergolakan dan pemberontakan 4. Prosedur Kesenjangan politik, ekonomi, sosial dan agama mempengaruhi keamanan Negara 5. Metakognitif Siswa mampu mengaplikasikan upaya bangsa Indonesia dalam menghadapi disintegarasi dan pengaruhnya pada masa kini. ancaman disintegarasi bangsa Membuat hasil penelaahan dalam bentuk tulisan mengenai ancaman disintegrasi bangsa Tes Tertulis (uraian) Tes Tertulis (uraian)
INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN/SOAL TES 1. Praktik
Siswa disuruh kedepan dan mempresentasikan upaya bangsa Indonesia dalam menghadapi ancaman disintegrasi bangsa terutama dalam bentuk pergolakan dan pemberontakan
2. Proyek
Siswa membuat tugas dengan kertas Doublefolio tentang upaya bangsa Indonesia dalam menghadapi ancaman disintegrasi bangsa terutama dalam bentuk pergolakan dan pemberontakan
3. Portofolio
Kumpulan tugas tugas terbaik siswa. RUBRIK PENILAIAN KETERAMPILAN a. Rubrik penilaian : Tahapan Tugas Skor 1 2 3 4 Persiapan Tidak membuat tujuan, topik, tempat dan Membuat tempat dan waktu pelaksanaan Membuat tujuan dan topik kegiatan
Membuat tujuan, topik, tempat dan waktu pelaksanaan kegiatan
waktu pelaksanaan kegiatan kegiatan akan tetapi tidak membuat tujuan dan topik kegiatan akan tetapi tidak membuat tempat dan waktu pelaksanaan kegiatan Pelaksanaan Data yang
diperoleh tidak lengkap, tidak terstruktur, dan tidak sesuai tujuan Data yang diperoleh lengkap, terstruktur, tetapi tidak sesuai tujuan Data yang diperoleh lengkap, sesuai tujuan tetapi tidak terstruktur
Data yang diperoleh lengkap, terstruktur, dan sesuai tujuan Pelaporan secara tetulis Pembahasan data tidak sesuai dengan tujuan dan tidak relevan Pembahasan data relevan tetapi tidak sesuai dengan tujuan Pembahasan data sesuai dengan tujuan tetapi tidak relevan
Pembahasan data sesuai dengan tujuan dan relevan
Total skor (persiapan + pelaksanaan + pelaporan secara tertulis) = 4 + 4 + 4 = 12 FORMAT PENILAIAN KETERAMPILAN
No. Nama Peserta Didik Skor yang diperoleh Nilai Keterangan
1 2 3 4 5 dst Skor = x 100 = ... Keterangan:
Skor Rerata Huruf
88 – 100 A 84 – 87 B 80 – 83 C
CONTOH RUBRIK PENILAIAN PROYEK Mata Pelajaran : Nama Proyek : Alokasi Waktu : Kelas : Nama Anggota : 1. ... 2. ... 3. ... 4. ... 5. Dst (sesuai kebutuhan)
No. ASPEK SKOR
1 PERENCANAAN (25) a. Pembagian tugas b. Penjadwalan 2 PELAKSANAAN (25)
a. Keakuratan Sumber Data/Informasi b. Kuantitas Sumber Data
c. Analisis Data d. Penarika Kesimpulan 3 LAPORAN PROYEK (40) a. Sistematika Laporan b. Relevansi c. Keaslian d. Performans e. Presentasi Total Skor NILAI INDIVIDU
No. NAMA NILAI
KELOMPOK NILAI TAMBAHAN TOTAL 1 2 3 dst Ket:
Sangat aktif ditambah 10
Aktif ditambah 5
CONTOH PENILAIAN UNTUK PORTOFOLIO
Nama Siwa Tanggal
Deskripsi kerja
1. Apa yang saya coba lakukan 2. Apa yang sudah saya lakukan 3. Apa yang sudah saya pelajari 4. Apa yang saya sukai dari karya ini 5. Apa yang harus saya perbaiki) Catatan Guru
3. Program Remedial / Pengayaan
Remedial
a. Membuat rangkuman materi pada indikator yang belum tuntas b. Menjawab kembali soal-soal pada indikator yang belum tuntas
Pengayaan