• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia bisnis telah memasuki era persaingan bebas, di mana persaingan tidak lagi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Dunia bisnis telah memasuki era persaingan bebas, di mana persaingan tidak lagi"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dunia bisnis telah memasuki era persaingan bebas, di mana persaingan tidak lagi mengenal batasan-batasan laut atau daerah. Pesatnya kemajuan teknologi membuat dunia semakin mudah untuk digapai oleh setiap individu. Semakin ketatnya persaingan ini menuntut pengambil kebijakan untuk selalu bertindak efisien dan seoptimal mungkin agar mencapai utilisasi yang tinggi dalam produksinya. Untuk itu perusahaan perlu melakukan strategi agar dapat dapat terus bertahan, berkembang dan maju dalam persaingan. Perusahaan harus siap berbenah dalam berbagai aspek seperti visi, strategi, dan tujuan perusahaan. Pembenahan ini dapat dilakukan dengan melihat penilaian kinerja. Menurut Gautrau & Kliener (2001) kedua hal tersebut, yaitu bertambahnya persaingan serta kebutuhan dalam pengimplementasian strategi bisnis adalah dua alasan utama untuk menerapkan Balanced Scorecard (BSC).

Penilaian kinerja yang tepat dapat menunjukkan keberhasilan perusahaan. Terdapat beberapa cara dalam mengukur kinerja salah satunya penilaian kinerja secara tradisional. Penilaian kinerja yang diukur secara tradisional hanya menitikberatkan pada analisis laporan keuangan (Kaplan dan Norton, 2000:75). Penilaian ini kurang efektif karena tidak mampu menilai intangible assets dan sumber daya manusia perusahaan, serta hanya bercerita sedikit mengenai masa lalu perusahaan dan tidak mampu seutuhnya membawa perusahaan ke arah yang lebih baik. Perlu dilihat aspek-aspek

(2)

2 yang lain lebih dari sekedar aspek keuangan perusahaan untuk penilaiannya. Hal ini dapat dilakukan dengan penilaian kinerja menggunakan pendekatan Balanced Scorecard.

Pendekatan Balanced Scorecard (BSC) diperkenalkan oleh Robert S. Kaplan dan David P. Norton pada tahun 1992. Pendekatan ini mengunakan tiga aspek tambahan selain keuangan yaitu penilaian kinerja dari aspek konsumen, proses bisnis internal, dan proses pembelajaran dan berkembang. Dengan pendekatan ini, maka manajer dapat mengukur perusahaan saat ini dengan mempertimbangkan rencana jangka panjangnya.

Setelah penelitian pada 300 organisasi, Kaplan dan Norton menghasilkan berbagai artikel dan buku mengenai Balanced Scorecard yang menjadi “perkembangan signifikan dalam akuntansi manajemen dalam penilaian kinerja yang menarik minat akademisi dan komunitas industri” (Hoque, 2014:33-59).

Indonesia sebagai negara kepulauan dikenal memiliki tanah yang subur untuk pertanian. Dengan luas daratan sebesar 1.919.000 km2, menjadikan Indonesia sebagai negara terbesar ke 15 di dunia (sumber: invonesia.com). Tidak sekadar daratan yang luas, tanah di Indonesia memiliki kesuburan yang baik terutama pada wilayah jawa yang memiliki gunung api cukup banyak. Tanah yang subur merupakan sedikit kekayaan Indonesia. Sumber daya yang tersimpan dalam tanah di Indonesia juga sangat banyak. Minyak bumi, gas alam, batu bara merupakan contoh kekayaan alam Indonesia.

Jumlah produksi gas alam sendiri pada tahun 2012 mencapai 2.982.753,50 MMscf (sumber: Badan Pusat statistik).

(3)

3 Dengan banyaknya sumber daya yang ada, Indonesia membangun perusahaan sebagai bentuk pemenuhan kebutuhan serta peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Perusahaan milik Pemerintah Indonesia didirikan dengan nama Badan Usaha Milik Negara (BUMN). BUMN adalah badan usaha yang seluruhnya atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan (Berdasarkan UU Republik Indonesia No.19 Tahun 2003). BUMN merupakan salah satu pelaku ekonomi dalam sistem perekonomian nasional, disamping badan usaha swasta (BUMS) dan koperasi. BUMN berasal dari kontribusi dalam perekonomian Indonesia yang berperan menghasilkan berbagai barang dan jasa guna mewujudkan kesejahteraan rakyat. BUMN terbagi dalam berbagai sektor seperti sektor pertanian, perkebunan, kehutanan, keuangan, manufaktur, transportasi, pertambangan, listrik, telekomunikasi dan perdagangan serta kontruksi. Salah satu usaha BUMN yang memiliki peran strategis adalah perusahaan manufaktur pupuk.

Perusahaan ini merupakan penyokong peningkatan produksi hasil pertanian. Pupuk yang dihasilkan adalah pupuk organik maupun non organik yang diolah dari bahan baku kemudian didistribusikan ke berbagai daerah. Pupuk tersebut akan membantu meningkatkan kualitas dan kuantitas produk pertanian dan perkebunan.

PT Pupuk Kalimantan Timur (selanjutnya disebut “PT Pupuk Kaltim”) sebagai anak perusahaan BUMN (Badan usaha Milik Negara) di bawah PT Pupuk Indonesia (Persero) merupakan perusahaan yang menghasilkan pupuk dari gas alam. Perusahaan ini telah berdiri selama 37 tahun yang berlokasi di Bontang, Kalimantan Timur. Dengan usia tersebut tentu PT Pupuk Kaltim telah membuktikan kinerjanya sehingga dapat

(4)

4 bertahan dan terus memberikan kontribusi berupa pajak dan distribusi pupuk subsidi ke 2/3 wilayah Indonesia hingga saat ini. Akan tetapi, persaingan pasar bebas ASEAN atau lebih dikenal dengan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) sedang dihadapi oleh Indonesia, termasuk PT Pupuk Kaltim. Perusahaan harus bersaing tidak hanya dengan perusahaan di dalam negeri, tetapi juga dengan negara tetangga seperti Vietnam, Malaysia, dan Thailand yang juga memproduksi pupuk. Tentu diperlukan strategi yang lebih baik agar dapat bersaing dengan negara-negara tersebut.

Sesuai dengan Surat Kementerian BUMN No. SK S-676/BUMN/MBU/2004 tentang Kontrak Manajemen, maka setiap BUMN diwajibkan membuat Key Performance Indicator (KPI) Manajemen yang dijadikan Kontrak Manajemen antara Pemegang Saham dengan Direksi BUMN tersebut. PT Pupuk Kaltim telah menggunakan penilaian kinerja dengan metode KPI (Key Performance Indicator) yang merupakan arahan dari PT Pupuk Indonesia Holding Company (Persero). Penilaian ini telah dilakukan sejak tahun 2007 dan menjadi penilaian kinerja bagi perusahaan. KPI yang diterapkan mengalami perubahan dari tahun ke tahun agar perusahaan dapat menilai dengan lebih baik. Pada beberapa tahun terakhir, penilaian ini memberikan gambaran dari lima perspektif yaitu:

1. Fokus Keuangan dan Pasar;

2. Fokus Pelanggan;

3. Fokus Efektifitas Produk dan Proses;

4. Fokus Tenaga Kerja; serta

5. Fokus Kepemimpinan, Tata Kelola, dan Tanggung Jawab Kemasyarakatan.

(5)

5 Selain memiliki Key Performance Indicator, PT Pupuk Kaltim juga memiliki Laporan Evaluasi Kinerja Perusahaan yang disusun berdasarkan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara No. KEP.100/MBU/2002 tertanggal 4 Juni 2002 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Badan Usaha Milik Negara. Ringkasan hasil evaluasi kinerja ini memiliki tiga aspek penilaian yaitu Aspek Keuangan, Operasional, dan Administrasi. Penilaian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesehatan dari perusahaan. Kedua penilaian ini diterapkan sebagai “checklab” untuk mengetahui kondisi perusahaan yang sesungguhnya.

Dilihat dari kelima aspek di atas KPI yang telah diterapkan di PT Pupuk Kaltim tidak jauh berbeda dengan pendekatan Balanced Scorecard yang memiliki empat perspektif. Namun, dari penelitian yang dilakukan Hoque (2014) mengenai 20 tahun perjalanan Balanced scorecard, organisasi cenderung menggunakan terlalu banyak langkah-langkah dalam scorecard. Oleh karena itu, organisasi sering berakhir dengan mengukur hal-hal yang salah. Hal ini dikhawatirkan terjadi pada PT Pupuk Kaltim yang menggunakan 49 indikator pada KPI-nya. Menurut Oatlay dan Fakiolas (2000) dalam Wiersma (2009:240) penggunaan sistem penilaian kinerja dipengaruhi oleh cara manajer mengevaluasi bawahannya. Balanced Scorecard dapat mengantisipasi hal tersebut dengan melihat dari berbagai dimensi seperti dari aspek keuangan dan non- keuangan. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan analisis penilaian kinerja tersebut.

Pemilihan penggunaan pendekatan Balanced Scorecard untuk diterapkan pada PT Pupuk Kaltim karena pendekatan ini terbukti dapat meningkatkan performa

(6)

6 perusahaan terutama kontribusinya kepada pemegang saham (Crabtree & DeBusk, 2008). Penelitian lain yang dilakukan oleh Davis & Albright (2004) memberikan bukti bahwa pendekatan ini memiliki pengaruh positif terhadap performa keuangan dibandingkan dengan sistem penilaian kinerja tradisional. Tidak hanya untuk pemegang saham, tetapi stakeholders yang lain pun juga akan mendapatkan manfaat dari penggunaan pendekatan Balanced Scorecard ini. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya penilaian dari perspektif non keuangan yaitu perspektif konsumen, proses internal bisnis, serta pembelajaran dan tumbuh.

1.2 Rumusan Masalah

Temuan penulis selama masa magang adalah banyaknya indikator yang digunakan dalam Key Performance Indicator (KPI) PT Pupuk Kaltim pada tahun 2014. Hal tersebut dikhawatirkan tidak efektif dan tepat sasaran seperti pada penelitian Hoque (2014) bahwa organisasi dapat terlalu banyak menggunakan indikator. Hal ini dapat menciptakan ketidaktepatan dalam pengambilan keputusan atau strategi sebagai evaluasi ke depannya karena indikator-indikator tersebut tidak dapat menggambarkan kondisi perusahan secara tepat.

Balanced Scorecard sebagai pendekatan penilaian kinerja yang komprehensif, koheren, seimbang, dan terukur merupakan pendekatan yang sudah diterapkan oleh 60% dari 1000 perusahaan Fortune (Silk,1998) dalam (Gautreau & Kleiner, 2001).

Menurut Sharma (2009) Balanced Scorecard tidak hanya untuk mengukur kinerja, tetapi juga untuk memutuskan/mengelola strategi yang diperlukan untuk diadopsi/dimodifikasi sehingga tujuan jangka panjang yang dicapai. penerapan BSC

(7)

7 perlu memastikan konsistensi visi dan tindakan yang merupakan langkah pertama menuju pengembangan organisasi yang sukses. Juga, implementasi yang tepat dapat memastikan pengembangan kompetensi dalam suatu organisasi yang akan membantu dalam mengembangkan keunggulan kompetitif, untuk mengungguli para pesaingnya.

Penelitian serupa sebelumnya pernah dilakukan pada tahun 2008 oleh Mira Puspita Haryati dengan judul “Evaluasi Implementasi Penyusunan Sasaran Kinerja Dengan Pendekatan Balance Scorecard (Studi Kasus pada PT. Pupuk Kalimantan Timur)”.

Penelitian tersebut bertujuan untuk mengevaluasi emplementasi penyusunan sasaran kinerja pada PT Pupuk Kalimantan Timur dengan pendekatan Balanced Scorecard.

Penelitian tersebut merupakan studi kasus pada PT Pupuk Kalimantan Timur dan menggunakan metode Field Research Method. Penelitian ini memiliki kesimpulan bahwa perusahaan telah memperhatikan keempat perspektif dalam Balanced Scorecard dan perlunya penyusunan sasaran kinerja dengan pendekatan Balanced Scorecard di PT Pupuk Kalimantan Timur dengan penyesuaian kondisi lapangan. Key Performance Indicator (KPI) pada tahun 2008 berbeda dengan Balanced Scorecard karena:

1. Balanced Scorecard menilai outcome dan ukuran pemicu kinerja sedangkan KPI adalah ukuran yang digunakan untuk mengukur tingkat pencapaian kinerja terhadap sasaran strategi.

2. Balanced Scorecard dapat mengaitkan strategi dengan kinerja organisasi. KPI digunakan untuk memantau tingkat pencapaian. Balanced Scorecard tidak

(8)

8 hanya menyusun strategi tetapi memonitor strategi tersebut dengan KPI yang menjadi bagian Balanced Scorecard.

3. Balanced Scorecard menjelaskan perusahaan kepada semua pemangku kepentingan seperti pemegang saham, pemasok, konsumen, karyawan, dan komunitas lingkungan. Sedangkan, KPI digunakan untuk mengkomunikasikan strategi di unit bisnis atau internal perusahaan.

4. Balanced Scorecard menilai aset berwujud (tangible assets) dan juga aset tidak berwujud (intengible assets). Sedangkan, KPI hanya mengukur kinerja dari segi aset berwujud (tangible assets).

5. Balanced Scorecard juga mengukur finansial dan non finansial. Sedangkan, KPI cenderung hanya megukur dari segi finansialnya saja.

Saran untuk penelitian selanjutnya dari penelitian yang dilakukan oleh Haryati (2008) ini adalah menilai apakah Balanced Scorecard yang diterapkan perusahaan nantinya sudah efektif dan efisien. Selanjutnya, perlu diteliti apakah masih perlu diberikan penyesuaian kembali terhadap sistemnya karena lingkungan bisnis yang berkembang dengan sangat cepat.

Perbedaan yang ada dari penelitian sebelumnya pada penelitian kali ini adalah perbedaan penilaian kinerja yang digunakan oleh PT Pupuk Kalimantan Timur. Setelah 6 tahun penilaian kinerja PT Pupuk Kaltim telah mengalami perubahan karena menyesuaikan kondisi lingkungan bisnis perusahaan. Untuk memberikan saran mengenai penilaian kinerja ke depannya dari penilaian kinerja PT Pupuk Kaltim tahun 2014, maka penelitian ini difokuskan pada pengembangan pendekatan Balanced

(9)

9 Scorecard sebagai rerangka penilaian kinerja PT Pupuk Kaltim. Identifikasi dari permasalahan berikut yaitu:

1. Bagaimana kesesuaian indikator-indikator penilaian kinerja yang diterapkan PT Pupuk Kaltim pada tahun 2014 terhadap visi, misi, dan strateginya?

2. Bagaimana penilaian kinerja PT Pupuk Kaltim 2014 dengan menggunakan pendekatan Balanced Scorecard?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa tujuan sebagai berikut:

1. Memberikan analisis terhadap indikator-indikator penilaian kinerja yang diterapkan PT Pupuk Kaltim pada tahun 2014 dengan pendekatan Balanced Scorecard.

2. Menilai kinerja PT Pupuk Kaltim 2014 dengan menggunakan pendekatan Balanced Scorecard. Termasuk di dalamnya membuat hubungan sebab akibat antarindikator dan sesuai dengan pendekatan Balanced Scorecard.

(10)

10 1.4 Kontribusi Penelitian

Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat dan kontribusi sebagai berikut:

1. Bagi Manajemen

Penelitian ini dapat memberikan saran untuk penilaian kinerja perusahaan agar dapat menerapkan penilaian yang tepat serta merumuskan strategi perusahaan dengan baik. Saran tersebut berupa:

a. Analisis kesesuaian penilaian kinerja PT Pupuk Kaltim yang diterapkan pada tahun 2014 dengan pendekatan Balanced Scorecard.

b. Indikator-indikator yang dapat digunakan dalam penilaian kinerja sesuai dengan pendekatan Balanced Scorecard

c. Dalam penelitian ini akan dilakukan survei kepuasan kerja terhadap karyawan PT Pupuk Kaltim. Hal ini akan menjadi referensi tambahan manajemen dalam penilaian kepuasan kerja.

2. Bagi Peneliti

Penelitian ini mendorong penelitian-penelitian lain khususnya dalam penilaian kinerja perusahaan yang menerapkan pendekatan Balanced Scorecard di perusahaan-perusahaan Indonesia khususnya BUMN serta evaluasi penilaian kinerja.

(11)

11 1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dari penelitian ini dibagi menjadi lima bab yaitu:

BAB I Pendahuluan

Bab ini menguraikan latar belakang yang berisi permasalahan penilaian kinerja PT Pupuk Kaltim dan potensi dalam penerapan Balanced Scorecard. Kemudian, terdapat rumusan masalah dengan pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, serta kontribusi penelitian.

BAB II Landasan Teori

Bab ini menjelaskan dasar-dasar teori yang menyangkut penelitian ini yaitu penilaian kinerja dengan penjelasan pengertian, tujuan, manfaat, penilaian tradisional, dan kekurangannya. Kemudian, Balanced Scorecard dengan penjelasan pengertiannya, perspektif keuangan, konsumen, proses bisnis internal, dan pembelajaran tumbuh, hubungan antar perspektif, keunggulan dan kekurangan Balanced Scorecard. Terakhir berisi penelitian-penelitian sebelumnya yang digunakan oleh penulis.

BAB III Metode Penelitian

Bab ini menjelaskan tentang gambaran umum jenis penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, serta analisis data. Dengan adanya kuesioner, maka juga terdapat instrumen pungukuran dan cara pengujiannya. Kerangka penelitian juga akan disajikan pada bab ini.

(12)

12 BAB IV Hasil dan Pembahasan

Bab ini berisi tentang deskripsi dari objek yang diteliti, analisis, serta pembahasan hasil analisis data.

BAB V

Bab ini berisi tentang kesimpulan, temuan-temuan, keterbatasan, serta saran penelitian dan manajemen dari hasil penelitian yang telah dilakukan.

Referensi

Dokumen terkait

Jadi belajar komunikasi bisa diperoleh dengan mengamati dan mencontoh tingkah laku model- model yang ada.” Berkiblat dari Teorinya Robbins dan Coulter tentang mengatasi

Sebelum membahas perputaran kas perlu diketahui kas merupakan pos paling penting karena secara langsung atau tidak langsung kas terlibat dalam hampir semua transaksi perusahaan

Gambar 9 memberikan informasi tentang periode mulai mencari pekerjaan untuk alumni Program Studi Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ipa Universitas Lampung

Persiapan  Guru mengarahkan peserta didik untuk menuju ke Modul pembelajaran GOOGLE CLASSROOM  Peserta didik membuka Modul pembelajaran GOOGLE CLASSROOM dan

Akan tetapi, dalam bahan pangan yang telah dimasak atau diasin, dimana organisme yang ada telah rusak oleh pemanasan atau pertumbuhannya terhambat oleh konsentrasi garam, sel-sel

Dari analisis data penelitian ini adalah bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kualitas produk (X 1 ), harga jual kartu (X 2 ), distribusi (X 3 ), dan

Pembelajaran sastra menggunakan novel Bilangan Fu karya Ayu Utami sangat relevan untuk dijadikan sebagai materi pembelajaran di SMA karena berkaitan dengan tujuan

Kenyataan lapangan menunjukkan bahwa pada instansi pemerintah khususnya tingkat daerah, secara umum pengembangan dan pengelolaan sistem elektronik pemerintah hingga