• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA PANGKALPINANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA PANGKALPINANG"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

 Pada Juni 2016 Kota Pangkalpinang mengalami inflasi sebesar 2,14 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 127,07 setelah sebelumnya Mei 2014 mengalami deflasi sebesar 0,11 persen dengan IHK 124,41.

 Inflasi terjadi karena adanya peningkatan harga yang ditunjukkan oleh naikknya indeks di seluruh kelompok pengeluaran yakni kelompok bahan makanan sebesar 6,11 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,80 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,19 persen; kelompok sandang sebesar 3,78 persen; kelompok kesehatan 0,92 persen; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,05 persen; serta kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 1,06 persen.

 Tingkat inflasi tahun kalender Juni 2016 adalah inflasi sebesar 2,67 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Juni 2016 terhadap Juni 2015) sebesar 7,78 persen.

 Komponen inti pada Juni 2016 memberikan andil inflasi sebesar 0,71 persen; demikian pula komponen yang harganya diatur oleh pemerintah sebesar 0,19 persen. Sedangkan komponen bergejolak inflasi tertinggi sebesar 1,24 persen.

No. 41/07/19/Th.XIV, 1 Juli 2016

P

ERKEMBANGAN

I

NDEKS

H

ARGA

K

ONSUMEN

/I

NFLASI

K

OTA

P

ANGKALPINANG

JUNI 2016 INFLASI 2,14 PERSEN

Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan salah satu indikator ekonomi yang digunakan untuk mengukur tingkat perubahan harga (inflasi/deflasi) di tingkat konsumen, khususnya di daerah perkotaan. Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket komoditas yang dikonsumsi oleh rumah tangga. Di Indonesia, tingkat inflasi diukur dari persentase perubahan IHK dan diumumkan ke publik setiap awal bulan (hari kerja pertama) oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

Berdasarkan hasil pemantauan BPS di pasar tradisional maupun modern pada Juni 2016, di Kota Pangkalpinang terjadi inflasi sebesar 2,14 persen, atau terjadi peningkatan IHK dari 124,41 pada Mei 2016 menjadi 127,07 pada Juni 2016. Tingkat inflasi tahun kalender bulan ini adalah sebesar 2,67 persen dan dengan tingkat

(2)

Inflasi

terjadi karena adanya peningkatan harga yang ditunjukkan oleh naikknya indeks di seluruh

kelompok pengeluaran yakni kelompok bahan makanan sebesar 6,11 persen; kelompok makanan jadi,

minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,80 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan

bakar sebesar 0,19 persen; kelompok sandang sebesar 3,78 persen; kelompok kesehatan 0,92 persen;

kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,05 persen; serta kelompok transpor, komunikasi,

dan jasa keuangan sebesar 1,06 persen

.

Beberapa komoditas yang mengalami peningkatan harga pada Juni 2016 jeruk, daging ayam ras, ikan tenggiri, angkutan udara, ikan kerisi, gula pasir, cumi-cumi, bayam, kangkung, dan ayam hidup. Sementara beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga adalah bawang merah, pisang, daging babi, semangka, anggur, daging sapi, tomat sayur, terong panjang, semen, dan cabai rawit.

Seluruh kelompok pengeluaran memberikan andil/sumbangan inflasi pada Juni 2016, yaitu kelompok bahan makanan sebesar 1,57 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,15 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,05 persen; kelompok sandang sebesar 0,17 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,04 persen; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,004 persen; serta kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 0,16 persen.

Tabel 1

IHK dan Tingkat Inflasi Kota Pangkalpinang Juni 2016, Tahun Kalender 2016, dan Tahun ke Tahun Menurut Kelompok Pengeluaran (2012=100)

Kelompok Pengeluaran IHK Mei 2016 IHK Juni 2016 Inflasi Juni 20161)

Laju Inflasi Tahun Kalender 20162) Inflasi Tahun ke Tahun 3) (1) (2) (3) (4) (5) (6) U m u m (Headline) 124,41 127,07 2,14 2,67 7,78 1 Bahan Makanan 123,90 131,47 6,11 5,96 16,42 2 Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 130,99 132,04 0,80 1,95 7,15 3 Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan bakar 124,10 124,33 0,19 0,50 2,07

4 Sandang 119,69 124,21 3,78 6,58 8,41

5 Kesehatan 122,70 123,83 0,92 1,83 6,00

6 Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga 127,34 127,41 0,05 0,97 9,21 7 Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan 118,71 119,97 1,06 1,33 3,93

1)

Persentase perubahan IHK Juni 2016 terhadap IHK bulan sebelumnya 2)

Persentase perubahan IHK Juni 2016 terhadap IHK Desember 2015 3)

(3)

Tabel 2

Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Kota Pangkalpinang (2012=100) Juni 2016

Kelompok Pengeluaran Sumbangan Inflasi

(%)

(1) (2)

U M U M 2,14

1. Bahan Makanan 1,57

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok,dan Tembakau 0,15 3. Perumahan, Air, Listrik, Gas,dan Bahan Bakar 0,05

4. Sandang 0,17

5. Kesehatan 0,04

6. Pendidikan, Rekreasi,dan Olahraga 0,004 7. Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan 0,16

Gambar 1

Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Kota Pangkalpinang Juni 2016 0 0,5 1 1,5 2 2,5 A n d il (% ) Kelompok Pengeluaran Umum 1. Bahan Makanan 2. Makanan Jadi 3. Perumahan 4. Sandang 5. Kesehatan 6. Pendidikan 7. Transpor

(4)

Tabel 3

Sumbangan Komoditi Terbesar Terhadap Inflasi/Deflasi Kota Pangkalpinang Juni 2016

Komoditi Persentase Perubahan Harga Inflasi/Deflasi (%) Sumbangan

(1) (2) (3)

1. Jeruk 31,839 0,286

2. Daging Ayam Ras 12,451 0,200

3. Ikan Tenggiri 43,258 0,179 4. Angkutan Udara 9,055 0,152 5. Ikan Kerisi 14,449 0,105 6. Gula Pasir 12,739 0,103 7. Cumi-cumi 26,211 0,089 8. Bayam 24,621 0,088 9. Kangkung 26,024 0,085 10. Ayam Hidup 19,931 0,082 11. Cabai Rawit -3,682 -0,006 12. Semen -0,957 -0,006 13. Terong Pajang -10,030 -0,007 14. Tomat Sayur -12,545 -0,009 15. Daging Sapi -2,199 -0,012 16. Anggur -5,180 -0,017 17. Semangka -14,043 -0,017 18. Daging Babi -3,845 -0,017 19. Pisang -6,005 -0,018 20. Bawang Merah -4,910 -0,056

(5)

URAIAN MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN

1. Bahan Makanan

Kelompok bahan makanan pada Juni 2016 mengalami inflasi 6,11 persen atau terjadi peningkatan indeks dari 123,90 pada Mei 2016 menjadi 131,47 pada Juni 2016.

Dari 11 subkelompok dalam kelompok bahan makanan pada bulan ini, 9 subkelompok mengalami inflasi dan 2 subkelompok mengalami deflasi. Subkelompok yang mengalami inflasi tertinggi adalah subkelompok ikan segar sebesar 15,16 persen dan terrendah di subkelompok lemak dan minyak sebesar 0,25 persen. Sedangkan subkelompok yang mengalami deflasi adalah subkelompok kacang-kacangan sebesar 0,39 persen serta subkelompok bumbu-bumbuan sebesar 2,44 persen.

Kelompok ini pada Juni 2016 memberikan sumbangan inflasi sebesar 1,57 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi antara lain beras, ayam hidup, daging ayam ras, cumi-cumi, ikan tenggiri, ikan kembung, dan kerang.

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau

Kelompok ini pada Juni 2016 mengalami inflasi 0,80 persen atau terjadi peningkatan indeks dari 130,99 pada Mei 2016 menjadi 132,04 pada Juni 2016.

Dari ketiga subkelompok di kelompok ini semuanya mengalami inflasi. Subkelompok makanan jadi sebesar 0,41 persen; subkelompok minuman yang tidak beralkohol inflasi sebesar 3,23 persen; serta subkelompok tembakau dan minuman beralkohol 0,18 persen.

Kelompok ini pada Juni 2016 secara keseluruhan memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,15 persen. Komoditas yang memberikan sumbangan inflasi adalah kerupuk ikan, gula pasir, teh, rokok kretek filter, dan rokok putih.

3. Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar

Kelompok ini pada Juni 2016 mengalami inflasi sebesar 0,19 persen atau terjadi peningkatan indeks dari 124,10 pada Mei 2016 menjadi 124,33 pada Juni 2016.

Subkelompok mengalami inflasi yakni subkelompok biaya tempat tinggal sebesar 0,20 persen; subkelompok bahan bakar, penerangan dan air sebesar 0,35 persen; dan subkelompok perlengkapan rumah tangga 0,05 persen. Sementara subkelompok penyelenggaraan rumah tangga delflasi sebesar 0,37 persen.

Pada Juni 2016 kelompok ini secara umum memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,05 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi adalah komoditas kayu lapis, kontrak rumah, kusen, dan tarif listrik.

4. S a n d a n g

Kelompok sandang pada Juni 2016 mengalami inflasi 3,78 persen atau terjadi peningkatan indeks dari 119,69 pada Mei 2016 menjadi 124,21 pada Juni 2016.

Seluruh subkelompok mengalami inflasi juga, yakni; subkelompok sandang laki-laki 3,64 persen; subkelompok sandang wanita 2,65 persen; subkelompok sandang anak-anak 2,60 persen; serta subkelompok barang pribadi dan sandang lain sebesar 8,92 persen.

(6)

Kelompok ini pada Juni 2016 secara keseluruhan memberikan sumbangan/andil inflasi sebesar 0,17 persen. Komoditas yang memberikan sumbangan inflasi adalah celana jenas pria, kemeja panjang batik pria, pampers, dan emas perhiasan.

5. K e s e h a t a n

Kelompok kesehatan pada Juni 2016 mengalami bulan ini mengalami inflasi sebesar 0,92 persen atau terjadi peningkatan indeks dari 122,70 Mei 2016 menjadi 123,83 di Juni 2016.

Subkelompok obat-obatan inflasi sebesar 2,57 persen dan subkelompok perawatan jasmani dan kosmetika 1,15 persen. Sementara subkelompok jasa kesehatan dan subkelompok perawatan jasmani stabil.

Secara keseluruhan kelompok ini pada Juni 2016 memberikan sumbangan inflasi 0,04 persen. Komoditas yang memberikan sumbangan/andil inflasi yaitu obat dengan resep serta obat sakit kepala.

6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga

Kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga pada bulan ini mengalami inflasi sebesar 0,05 persen atau terjadi peningkatan indeks dari 127,34 baik pada Mei 2016 menjadi 127,41 pada Juni 2016.

Hanya dua subkelompok yang mengalami inflasi yakni subkelompok rekreasi sebesar 0,19 persen dan subkelompok perlengkapan/peralatan pendidikan 0,24 persen. Sedangkan subkelompok pendidikan; subkelompok kursus-kursus/pelatihan; serta subkelompok olahraga stabil.

Secara keseluruhan kelompok ini pada Juni 2016 memberikan sumbangan inflasi 0,004 persen. Komoditas yang memberikan sumbangan/andil inflasi yaitu tas sekolah, VCD/DVD player, dan tabloid.

7. Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan

Kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan pada Juni 2016 mengalami inflasi 1,06 persen atau terjadi peningkatan indeks dari 118,71 pada Mei 2016 menjadi 119,97 pada Juni 2016.

Subkelompok transpor inflasi sebesar 1,43 persen; subkelompok komunikasi dan pengiriman 0,07 persen; serta subkelompok sarana dan penunjang transpor 0,59 persen. Sedangkan subkelompok jasa keuangan stabil.

Secara keseluruhan kelompok ini pada Juni 2016 memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,16 persen. Komoditas yang memberikan sumbangan/andil inflasi yaitu komoditas angkutan udara, ban luar motor dan mobil, serta perbakan ringan kendaraan.

(7)

PERBANDINGAN INFLASI TAHUNAN

Tingkat inflasi tahun kalender Juni 2016 maupun tahun ke tahun (Juni 2016 terhadap Juni 2015) pada empat kota pantauan IHK menunjukkan arah yang sejalan. Inflasi tahun kalender Pangkalpinang adalah sebesar 2,67 persen; Tanjung Pandan sebesar 1,86 persen; serta Palembang dan DKI Jakarta masing-masing sebesar 1,37 persen dan 0,76 persen. Sementara untuk inflasi tahun ke tahun Kota Pangkalpinang tertinggi sebesar 7,78 persen; diikuti Palembang dengan 4,37 persen; sementara Tanjung Pandan sebesar 3,50 persen; dan DKI Jakarta 3,08 persen. (Lihat Tabel 4).

Tabel 4

Inflasi Juni 2016, Tahun Kalender 2016, dan Tahun ke Tahun Kota Pangkalpinang, Tanjung Pandan, Palembang, dan DKI Jakarta

Inflasi Pangkalpinang Tanjung Pandan Palembang DKI Jakarta

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Juni 2016 2,14 1,46 0,46 0,52

2. Tahun Kalender 2016 2,67 1,86 1,37 0,76

3. Juni 2016 terhadap Juni 2015 (year on

year) 7,78 3,50 4,37 3,08

Gambar 2

Inflasi Juni 2016, Tahun Kalender 2016, dan Tahun ke Tahun Kota Pangkalpinang, Tanjung Pandan, Palembang, dan DKI Jakarta

-3.00 -2.00 -1.00 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00

INFLASI JUNI 2016 INFLASI TAHUN KALENDER JUNI

2016

INFLASI YEAR ON YEAR JUNI 2016 TERHADAP JUNI 2015

(8)

PERBANDINGAN ANTARKOTA

Pada Juni 2016 di 82 kota pantauan IHK tercatat hanya seluruh kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Pangkalpinang 2,14 persen dengan IHK 127,07 dan terrendah di Padang dengan inflasi 0,10 persen dan IHK 127,38.

Inflasi/Deflasi sangat dipengaruhi oleh kelancaran distribusi dan ketersediaan berbagai kebutuhan rumahtangga yang tentu saja berimbas langsung terhadap tingkat harga, serta kebijakan pemerintah akan sektor strategis, seperti bahan bakar minyak, tarif listrik dan bahan bakar rumahtangga. Tingkat permintaan dari konsumen yang dipengaruhi faktor musiman seperti hari raya keagamaan dan liburan sekolah memberikan dampak yang cukup signifikan pula. Pada bulan Juni 2016, momentum Ramadhan menjadi faktor utama yang menyebabkan peningkatan harga di semua kelompok pengeluaran.

Perbandingan Antarkota di Pulau Sumatera

Kota-kota IHK di wilayah Pulau Sumatera yang berjumlah 23 kota, pada Juni 2016 tercatat hanya seluruh kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi di Pangkalpinang 2,14 persen dengan IHK 127,07 dan terrendah di Padang dengan inflasi 0,10 persen dan IHK 127,38. (Lihat Tabel 5).

Tabel 5

Perbandingan Indeks dan Inflasi/Deflasi Juni 2016 Kota-Kota di Pulau Sumatera, (2012=100)

K O T A Juni 2016 IHK Inflasi/Deflasi (%) (1) (2) (3) 1. Meulaboh 122,68 0,16 2. Banda Aceh 117,58 1,10 3. Lhokseumawe 119,02 0,79 4. Sibolga 124,87 0,94 5. Pematang Siantar 128,07 0,65 6. Medan 127,45 0,81 7. Padang Sidempuan 121,32 0,23 8. Padang 127,38 0,10 9. Bukit Tinggi 121,56 0,73 10. Tembilahan 128,23 0,83 11. Pekanbaru 122,29 0,33 12. Dumai 124,48 0,79 13. Bungo 122,13 1,66 14. Jambi 123,27 0,97 15. Palembang 122,18 0,46 16. Lubuklinggau 121,64 0,72 17. Bengkulu 130,98 1,35 18. Bandar Lampung 124,26 0,75 19. Metro 131,63 0,67 20. Tanjung Pandan 130,32 1,46 21. Pangkalpinang 127,07 2,14 22. Batam 123,58 1,46 23. Tanjung Pinang 123,42 0,66 BANGKA BELITUNG 128,21 1,89

(9)

Perbandingan Antarkota di Pulau Jawa

Pada Juni 2016 dari kota-kota IHK di wilayah Pulau Jawa yang berjumlah 26 kota, tercatat seluruh kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Cilegon sebesar 1,04 persen dengan IHK 128,20 dan Inflasi terrendah terjadi di Serang sebesar 0,28 persen dengan IHK 130,72. (Lihat Tabel 6).

Tabel 6

Perbandingan Indeks dan Inflasi/Deflasi Juni 2016 Kota-Kota di Pulau Jawa, (2012=100)

K O T A Juni 2016 IHK Inflasi/Deflasi (%) (1) (2) (3) 1. DKI Jakarta 124,29 0,52 2. Bogor 123,58 0,45 3. Sukabumi 123,03 0,55 4. Bandung 123,23 0,60 5. Cirebon 120,10 0,56 6. Bekasi 121,13 0,90 7. Depok 122,89 0,82 8. Tasikmalaya 123,07 0,75 9. Cilacap 125,79 0,61 10. Purwokerto 121,36 0,38 11. Kudus 128,88 0,25 12. Surakarta 120,91 0,22 13. Semarang 122,42 0,43 14. Tegal 120,55 0,66 15. Yogyakarta 121,43 0,43 16. Jember 120,95 0,28 17. Banyuwangi 121,47 0,73 18. Sumenep 121,49 0,65 19. Kediri 121,06 0,16 20. Malang 124,17 0,63 21. Probolinggo 121,95 0,35 22. Madiun 121,07 0,27 23. Surabaya 123,50 0,69 24. Tangerang 131,06 0,51 25. Cilegon 128,20 1,04 26. Serang 130,72 0,28 BANGKA BELITUNG 128,21 1,89

(10)

Perbandingan Antarkota di Luar Pulau Jawa dan Sumatera

Pada Juni 2016 dari kota-kota IHK di wilayah luar Pulau Jawa dan Sumatera yang berjumlah 33, tercatat seluruh kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Bima sebesar 1,86 persen dengan IHK 128,43 dan terrendah di Singaraja 0,13 persen dengan IHK 131,33. (Lihat Tabel 7).

Tabel 7

Perbandingan Indeks dan Inflasi/Deflasi Juni 2016 Kota-Kota di Luar Pulau Jawa dan Sumatera

(2012=100) K O T A Juni 2016 IHK Inflasi/Deflasi (%) (1) (2) (3) 1. Singaraja 131,33 0,13 2. Denpasar 120,68 0,39 3. Mataram 122,64 0,87 4. Bima 128,43 1,86 5. Maumere 117,47 0,27 6. Kupang 127,42 0,62 7. Pontianak 133,66 1,21 8. Singkawang 123,95 0,64 9. Sampit 124,59 0,65 10. Palangkaraya 121,46 0,91 11. Tanjung 125,13 0,97 12. Banjarmasin 124,51 1,06 13. Balikpapan 128,53 1,74 14. Samarinda 126,99 0,61 15. Tarakan 135,87 1,59 16. Manado 124,31 1,06 17. Palu 125,53 0,63 18. Bulukumba 128,21 0,94 19. Watampone 119,46 0,90 20. Makassar 124,16 0,30 21. Pare-Pare 120,53 0,52 22. Palopo 122,65 1,63 23. Kendari 120,72 0,93 24. Bau-Bau 128,20 0,30 25. Gorontalo 121,65 1,02 26. Mamuju 123,74 1,19 27. Ambon 122,93 0,23 28. Tual 137,60 1,71 29. Ternate 128,46 0,30 30. Manokwari 118,70 1,77 31. Sorong 124,35 1,24 32. Merauke 129,63 1,15 33. Jayapura 127,78 1,78 BANGKA BELITUNG 128,21 1,89

(11)

INFLASI KOMPONEN INTI, HARGA DIATUR PEMERINTAH, DAN BERGEJOLAK

Komponen yang harganya diatur pemerintah pada bulan ini memberikan andil inflasi 0,19 persen dan berlawanan dengan bulan sebelumnya yang memberikan andil deflasi sebesar 0,15 persen. Komoditas tarif angkutan udara, rokok, dan tarif listrik memberikan andil inflasi di komponen ini.

Sementara komponen bergejolak memberikan andil inflasi 1,24 persen yang sejalan dengan Mei 2016 dengan andil inflasi sebesar 0,14 persen. Andil inflasi di bulan ini dipicu oleh naiknya harga beberapa komoditas diantaranya di beras, daging ayam ras, subkelompok sayur-sayuran (bayam, buncis, kentang, kangkung, ketimun, sawi putih, wortel, dan sawi hijau), serta subkelompok buah-buahan (apel, jeruk, dan pir,).

Komponen inti pada Juni 2016 memberikan andil inflasi sebesar 0,71 persen dan tidak sejalan dengan Mei 2016 yang memberikan andil deflasi sebesar 0,10 persen. Andil inflasi ini dipicu oleh naiknya harga di beberapa komoditas diantaranya ikan segar (sotong, ikan mayung, ikan pari, ikan hapau, ikan merah, dan ikan kerisi), serta komoditas lain seperti ikan asin tenggiri dan belanak, terasi udang, dan kerupuk ikan. (Lihat Tabel 8).

Tabel 8

DekomposisiLaju dan Andil Inflasi/Deflasi Mei-Juni 2016 Menurut Kelompok Komponen, (2012=100)

Komponen

Mei 2016 Juni 2016

IHK Inflasi/Deflasi Laju Inflasi/Deflasi Andil IHK Inflasi/Deflasi Laju Inflasi/Deflasi Andil

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Umum 124,41 -0,11 -0,11 127,07 2,14 2,14

Harga Diatur Pemerintah 138,70 -0,80 -0,15 140,10 1,01 0,19 Bergejolak 127,13 0,67 0,14 134,58 5,86 1,24

(12)

BPS PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

Informasi lebih lanjut hubungi:

Darwis Sitorus, S.Si., M.Si

Kepala BPS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Telepon: 0717-439422 Fax: 0717-439425

Email: bps1900@bps.go.id

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dari penelitian yang dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan

Sistem yang akan dirancang untuk penelitian ini merupakan suatu sistem dengan kemampuan melakukan pengukuran dan pengendalian berdasarkan voucher sehingga dapat

x Produk model TASC untuk meningkatkan kemampuan mencipta peserta didik dalam fisika yang dihasilkan telah memenuhi kategori valid, terbaca, dan praktis namun belum

Menurut Ibnu Maskawaih, akhlak merupakan bentuk jamak dari khuluq yang berarti keadaan jiwa yang mengajak seseorang melakukan perbuatan-perbuatan tanpa memikirkan

Pengembangan kurikulum diarahkan untuk menghasilkan lulusan yang kompeten sebagai guru kelas Sekolah Dasar yang berkemampuan mengajar dari kelas 1-6 SD, yang mempunyai

Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Sosial Responsibility (CSR) merupakan komitmen perusahaan atau dunia usaha untuk berkontribusi dalam pembangunan ekonomi yang

Menindaklanjuti dan mendukung program pengabdian tahun pelaksanaan 2019 yang sudah dilaksanakan bahwa teknologi dapat digunakan sebagai salah satu media atau sarana

Aktivitas termite control atau pengendalian rayap yang telah dilakukan pada Perpustakaan Balai Penelitian Teknologi Serat Tanaman Hutan adalah menggunakan teknik