• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA PANGKALPINANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA PANGKALPINANG"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

 Pada Maret 2015 Kota Pangkalpinang mengalami deflasi sebesar 0,46 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 117,77 setelah sebelumnya Februari 2014 juga mengalami deflasi yakni sebesar 0,89 persen dengan IHK 118,32.

 Deflasi terjadi karena adanya penuruan harga yang ditunjukkan oleh turunnya indeks di dua kelompok pengeluaran yakni kelompok bahan makanan sebesar 4,65 persen dan kelompok kesehatan 0,51 persen. Sementara empat kelompok pengeluaran mengalami inflasi yakni kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 2,31 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,63 persen; kelompok sandang sebesar 0,05 persen; serta kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 1,33 persen. Sedangkan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga stabil.

 Tingkat inflasi tahun kalender Maret 2015 adalah deflasi sebesar 0,41 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Maret 2015 terhadap Maret 2014) sebesar 6,56 persen.

 Komponen inti pada Maret 2015 memberikan andil inflasi sebesar 0,32 persen dan komponen bergejolak inflasi sebesar 1,48 persen. Sementara komponen yang harganya diatur oleh pemerintah memberikan andil deflasi sebesar 0,85 persen.

 .

 Pada Maret 2015 Kota Pangkalpinang mengalami deflasi sebesar 0,46 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 117,77 setelah sebelumnya Februari 2014 juga mengalami deflasi yakni sebesar 0,89 persen dengan IHK 118,32.

 Deflasi terjadi karena adanya penuruan harga yang ditunjukkan oleh turunnya indeks di dua kelompok pengeluaran yakni kelompok bahan makanan sebesar 4,65 persen dan kelompok kesehatan 0,51 persen. Sementara empat kelompok pengeluaran mengalami inflasi yakni kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 2,31 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,63 persen; kelompok sandang sebesar 0,05 persen; serta kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 1,33 persen. Sedangkan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga stabil.

 Tingkat inflasi tahun kalender Maret 2015 adalah deflasi sebesar 0,41 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Maret 2015 terhadap Maret 2014) sebesar 6,56 persen.

 Komponen inti pada Maret 2015 memberikan andil inflasi sebesar 0,32 persen dan komponen bergejolak inflasi sebesar 1,48 persen. Sementara komponen yang harganya diatur oleh pemerintah memberikan andil deflasi sebesar 0,85 persen.

 .

No. 24/04/19/Th.XIII, 1 April 2015

P

ERKEMBANGAN

I

NDEKS

H

ARGA

K

ONSUMEN

/I

NFLASI

K

OTA

P

ANGKALPINANG

MARET 2015 DEFLASI 0,46 PERSEN

Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan salah satu indikator ekonomi yang digunakan untuk mengukur tingkat perubahan harga (inflasi/deflasi) di tingkat konsumen, khususnya di daerah perkotaan.Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket komoditas yang dikonsumsi oleh rumah tangga. Di Indonesia, tingkat inflasi diukur dari persentase perubahan IHK dan diumumkan ke publik setiap awal bulan (hari kerja pertama) oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

Berdasarkan hasil pemantauan BPS di pasar tradisional maupun modern pada Maret 2015 di Kota Pangkalpinang terjadi deflasi 0,46 persen, atau terjadi penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 118,32 pada Februari 2014 menjadi 117,77 pada Maret 2015. Tingkat inflasi tahun kalender Maret 2015 adalah sebesar deflasi 0,41 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Maret 2015 terhadap Maret 2014) sebesar 6,56 persen.

(2)

Deflasi terjadi karena adanya penuruan harga yang ditunjukkan oleh turunnya indeks di di dua kelompok pengeluaran yakni kelompok bahan makanan sebesar 4,65 persen dan kelompok kesehatan 0,51 persen. Sementara empat kelompok pengeluaran mengalami inflasi yakni kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 2,31 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,63 persen; kelompok sandang sebesar 0,05 persen; serta kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 1,33 persen; Sedangkan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga stabil.

Beberapa komoditas yang mengalami peningkatan harga pada Maret 2015 antara lain beras, bensin, rokok kretek filter, batu, bawang merah, bahan bakar rumah tangga, pisang, makanan ringan/snack, jeruk, dan nasi dengan lauk. Sementara komoditas yang mengalami penurunan harga adalah ayam hidup, ikan tongkol, ikan singkur, udang basah, ikan kembung, daging ayam ras, ikan tenggiri, ikan selar, ikan kerisi, dan ikan merah.

Kelompok pengeluaran yang memberikan andil/sumbangan inflasi pada Maret 2015, yaitu kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,43 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,16 persen; kelompok sandang 0,002 persen; serta kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 0,20 persen. Kelompok pengeluaran yang memberikan andil/sumbangan deflasi yakni kelompok bahan makanan 1,23 persen dan kelompok kesehatan 0,02 persen. Sementara kelompok kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga stabil.

Tabel 1

IHK dan Tingkat Inflasi Kota Pangkalpinang Maret 2015, Tahun Kalender 2015, dan Tahun ke Tahun Menurut Kelompok Pengeluaran (2012=100)

Kelompok Pengeluaran IHK Februari 2015 IHK Maret 2015 Inflasi Maret 20151) Laju Inflasi Tahun Kalender 20152) Inflasi Tahun ke Tahun 3) (1) (2) (3) (4) (5) (6) U m u m (Headline) 118,32 117,77 -0,46 -0,41 6,56 1 Bahan Makanan 121,00 115,37 -4,65 -0,85 6,90 2 Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 119,60 122,36 2,31 1,97 7,61 3 Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan bakar 120,35 121,11 0,63 1,56 9,54

4 Sandang 114,49 114,55 0,05 0,85 7,16

5 Kesehatan 116,61 116,01 -0,51 0,65 7,32 6 Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga 116,52 116,52 0,00 0,30 6,20 7 Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan 111,47 112,95 1,33 -6,54 -0,15

1) Persentase perubahan IHK Maret 2015 terhadap IHK bulan sebelumnya 2)

Persentase perubahan IHK Maret 2015 terhadap IHK Desember 2014

3)

(3)

Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No.24/04/19/Th.XIII, 1 April 2015

Tabel 2

Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Kota Pangkalpinang (2012=100) Maret 2015

Kelompok Pengeluaran Sumbangan Inflasi (%)

(1) (2)

U M U M -0,46

1. Bahan Makanan -1,23

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 0,43 3. Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar 0,16

4. Sandang 0,002

5. Kesehatan -0,02

6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga 0,00 7. Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan 0,20

Gambar 1

Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Kota Pangkalpinang Maret 2015 -1,40 -1,20 -1,00 -0,80 -0,60 -0,40 -0,20 0,00 0,20 0,40 0,60 A nd il (% ) Kelompok Pengeluaran Umum 1. Bhn.makanan 2. Makanan jadi 3. Perumahan 4. Sandang 5. Kesehatan 6. Pendidikan 7. Transpor

(4)

Tabel 3

Sumbangan Komoditi Terbesar Terhadap Inflasi/Deflasi Kota Pangkalpinang Maret 2015

Komoditi Persentase Perubahan Harga Inflasi/Deflasi (%) Sumbangan

(1) (2) (3)

1. Beras 4,09 0,18

2. Bensin 4,09 0,16

3. Rokok Kretek Filter 3,77 0,12

4. Batu 15,38 0,10

5. Bawang Merah 13,79 0,09

6. Bahan Bakar Rumahtangga 3,54 0,06

7. Pisang 17,50 0,05

8. Makanan Ringan/Snack 13,85 0,05

9. Jeruk 7,38 0,05

10. Nasi Dengan Lauk 1,70 0,04

11. Ayam Hidup -13,36 -0,06

12. Ikan Tongkol -19,04 -0,06

13. Ikan Singkur -21,54 -0,07

14. Udang Basah -18,99 -0,09

15. Ikan Kembung -11,76 -0,10

16. Daging Ayam Ras -7,41 -0,11

17. Ikan Tenggiri -26,93 -0,15

18. Ikan Selar -19,67 -0,23

19. Ikan Kerisi -30,57 -0,36

(5)

Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No.24/04/19/Th.XIII, 1 April 2015 URAIAN MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN

1. Bahan Makanan

Kelompok bahan makanan pada Maret 2015 mengalami deflasi 4,65 persen atau terjadi penurunan indeks dari 121,00 pada Februari 2015 menjadi 115,37 pada Maret 2015.

Dari 11 subkelompok dalam kelompok bahan makanan, pada bulan ini 4 subkelompok mengalami inflasi, 5 subkelompok mengalami deflasi, dan 2 subkelompok stabil. Subkelompok yang mengalami inflasi tertinggi adalah subkelompok bumbu-bumbuan 5,54 persen dan inflasi terendah terjadi pada subkelompok buah-buahan 0,66 persen. Subkelompok yang mengalami deflasi tertinggi adalah subkelompok ikan segar 18,14 persen dan deflasi terrenah di subkelompok lemak dan minyak 0,14 persen. Sementara subkelompok kacang-kacangan dan subkelompok bahan makanan lainnya stabil.

Kelompok ini pada Maret 2015 memberikan sumbangan deflasi sebesar 1,23 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan deflasi antara lain daging ayam ras, ikan tenggiri, ikan selar, dan udang basah.

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau

Kelompok ini pada Maret 2015 mengalami inflasi 2,31 persen atau terjadi peningkatan indeks dari 119,60 pada Februari 2015 menjadi 122,36 pada Maret 2015.

Seluruh subkelompok mengalami inflasi yaitu subkelompok makanan jadi 2,28 persen; subkelompok minuman yang tidak beralkohol dengan 1,62 persen; dan subkelompok tembakau dan minuman beralkohol 2,81 persen.

Kelompok ini pada Maret 2015 secara keseluruhan memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,43 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi adalah makanan ringan/snack dan nasi dengan lauk.

3. Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar

Kelompok ini pada Maret 2015 mengalami inflasi sebesar 0,63 persen atau terjadi peningkatan indeks dari 120,35 pada Februari 2015 menjadi 121,11 pada Maret 2015.

Seluruh subkelompok pada kelompok ini mengalami inflasi, yaitu: subkelompok biaya tempat tinggal 0,65 persen; subkelompok bahan bakar, penerangan dan air 0,79 persen; subkelompok perlengkapan rumah tangga 0,01 persen; serta subkelompok penyelenggaraan rumah tangga 0,51 persen.

Pada Maret 2015 kelompok ini secara umum memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,16 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi diantaranya batu dan bahan bakar rumahtangga.

4. S a n d a n g

Kelompok sandang pada Maret 2015 mengalami inflasi 0,05 persen, atau terjadi peningkatan indeks dari 114,49 pada Februari 2015 menjadi 114,55 pada Maret 2015.

Hanya satu subkelompok yang mengalami inflasi pada Maret 2015 yaitu subkelompok sandang wanita 0,39 persen. Sedangkan subkelompok yang mengalami deflasi adlah subkelompok sandang anak-anak deflasi 0,04 persen dan subkelompok barang pribadi dan sandang lain 0,27 persen. Sementara subkelompok sandang laki-laki stabil.

(6)

Kelompok ini pada Maret 2015 secara keseluruhan memberikan sumbangan/andil inflasi sebesar 0,002 persen. Komoditas yang memberikan sumbangan inflasi adalah pembalut wanita.

5. K e s e h a t a n

Kelompok kesehatan pada Maret 2015 mengalami penurunan indeks dari 116,61 pada Februari 2015 menjadi 116,01 atau terjadi deflasi 0,51 persen.

Pada Maret 2015, tiga subkelompok dalam kelompok ini tidak mengalami perubahan indeks atau stabil, yaitu subkelompok jasa kesehatan; subkelompok obat-obatan; serta subkelompok jasa perawatan jasmani. Sementara subkelompok yang mengalami deflasi adalah subkelompok perawatan jasmani dan kosmetika 1,32 persen.

Kelompok ini pada Maret 2015 secara keseluruhan memberikan memberikan sumbangan/andil deflasi 0,02 persen. Andil deflasi terbesar adalah pasta gigi, hand body lotion, dan alas bedak.

6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga

Kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga pada bulan ini tidak mengalami perubahan indeks atau stabil dengan IHK 116,52 baik pada Februari 2015 maupun Maret 2015.

Subkelompok yang mengalami peningkatan indeks adalah subkelompok pendidikan 0,47 persen. Sementara subkelompok perlengkapan/peralatan pendidikan deflasi 0,57 persen; demikian juga subkelompok rekreasi yang deflasi sebesar 0,07 persen. Dua subkelompok lainnya stabil yakni subkelompok kursus-kursus/pelatihan dan subkelompok olahraga.

7. Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan

Kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan pada Maret 2015 mengalami inflasi 1,33 persen atau terjadi peningkatan indeks dari 111,47 pada Februari 2015 menjadi 112,95 pada Maret 2015.

Subkelompok yang mengalami inflasi hanya subkelompok transpor sebesar 1,96 persen; sementara subkelompok komunikasi dan pengiriman; subkelompok sarana dan penunjang transpor; serta subkelompok jasa keuangan stabil atau tidak mengalami perubahan indeks.

Secara keseluruhan kelompok ini pada Maret 2015 memberikan sumbangan inflasi 0,20 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan/andil inflasi yaitu bensin, solar, dan tarif angkutan udara.

(7)

PERBANDINGAN INFLASI TAHUNAN

Tingkat inflasi tahun kalender Maret 2015 pada empat kota pantauan IHK menunjukkan adanya perbedaan arah. Inflasi tahun kalender Pangkalpinang deflasi sebesar 0,41 persen dan sejalan dengan dua kota lainnya yakni Tanjung Pandan deflasi 2,55 persen; Palembang deflasi 1,33 persen. Sedangkan DKI Jakarta inflasi 0,02 persen. Pada inflasi tahun ke tahun (Maret 2015 terhadap Maret 2014) semuanya mengalami inflasi yakni Pangkalpinang 6,56 persen; Tanjung Pandan yang mencapai 7,07 persen; Palembang 6,28 persen; dan DKI Jakarta 7,10 persen. (Lihat Tabel 4).

Tabel 4

Inflasi Maret 2015, Tahun Kalender 2015, dan Tahun ke Tahun Kota Pangkalpinang, Tanjung Pandan, Palembang, dan DKI Jakarta

Inflasi Pangkalpinang Tanjung Pandan Palembang DKI Jakarta

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Maret 2015 -0,46 -1,97 0,31 0,19

2. Tahun Kalender 2015 -0,41 -2,55 -1,33 0,02 3. Maret 2015 terhadap Maret 2014 year

on year)

6,56 7,07 6,28 7,10

Gambar 2

Inflasi Maret 2015, Tahun Kalender 2015, dan Tahun ke Tahun Kota Pangkalpinang, Tanjung Pandan, Palembang, dan DKI Jakarta

-3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8

INFLASI MARET 2015 INFLASI TAHUN KALENDER

JANUARI-MARET 2015

INFLASI YEAR ON YEAR MARET 2015 THD MARET 2014

(8)

PERBANDINGAN ANTARKOTA

Pada Maret 2015 di 82 kota IHK, tercatat 54 kota mengalami inflasi dan 28 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Manokwari 0,84 persen dengan IHK 113,44 dan terendah terjadi di Cilacap 0,01 persen dengan IHK 120,74. Deflasi tertinggi terjadi di Tanjung Pandan 1,97 persen dengan IHK 123,59 dan terrendah di Medan 0,01 persen dengan IHK 118,63.

Inflasi maupun deflasi ini dipengaruhi oleh kelancaran distribusi dan ketersediaan berbagai kebutuhan rumahtangga yang tentu saja berimbas langsung terhadap tingkat harga, serta kebijakan pemerintah akan sektor strategis, seperti bahan bakar minyak, tarif listrik dan bahan bakar rumahtangga. Untuk beberapa komoditas, faktor musim dan cuaca juga memberi dampak yang cukup signifikan pada tingkat harga.

Perbandingan Antarkota di Pulau Sumatera

Kota-kota IHK diwilayah Pulau Sumatera yang berjumlah 23 kota (sebelumnya 16 kota), pada Maret 2015 tercatat 9 kota mengalami inflasi dan 14 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi di Bandar Lampung 0,48 persen dengan IHK 117,87. Deflasi tertinggi terjadi di Tanjung Pandan 1,97 persen dengan IHK 123,59 dan terendah terjadi di Medan sebesar 0,01 persen dengan IHK 118,63. (Lihat Tabel 5).

Tabel 5

Perbandingan Indeks dan Inflasi/Deflasi Maret 2015 Kota-Kota di Pulau Sumatera, (2012=100)

K O T A Maret 2015 IHK Inflasi/Deflasi (%) (1) (2) (3) 1. Meulaboh 118,48 -0,64 2. Banda Aceh 113,22 -0,61 3. Lhokseumawe 113,03 -0,50 4. Sibolga 117,30 -0,32 5. Pematang Siantar 119,76 0,17 6. Medan 118,63 -0,01 7. Padang Sidempuan 116,24 -0,01 8. Padang 120,99 0,01 9. Bukit Tinggi 114,79 -0,17 10. Tembilahan 122,58 -0,06 11. Pekanbaru 117,98 -0,03 12. Dumai 118,50 0,13 13. Bungo 116,06 -0,68 14. Jambi 116,95 -0,20 15. Palembang 115,41 0,31 16. Lubuklinggau 113,91 0,03 17. Bengkulu 121,96 0,19 18. Bandar Lampung 117,87 0,48 19. Metro 125,76 0,25 20. Tanjung Pandan 123,59 -1,97 21. Pangkalpinang 117,77 -0,46 22. Batam 116,23 0,25 23. Tanjung Pinang 118,79 -0,21 PANGKALPINANG 117,77 -0,46

(9)

Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No.24/04/19/Th.XIII, 1 April 2015 Perbandingan Antarkota di Pulau Jawa

Pada Maret 2015 dari kota-kota IHK di wilayah Pulau Jawa yang berjumlah 26 kota (sebelumnya 23 kota), tercatat 20 kota mengalami inflasi dan 3 kota deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Bogor 0,75 persen dengan IHK 118,09 dan terrendah di Cilacap 0,01 persen dengan IHK 120,74. Deflasi tertinggi terjadi di Cirebon 0,39 persen dengan IHK 116,00 dan terrendah di Kudus 0,02 persen dengan IHK 123,21. (Lihat Tabel 6).

Tabel 6

Perbandingan Indeks dan Inflasi/Deflasi Maret 2015 Kota-Kota di Pulau Jawa, (2012=100)

K O T A Maret 2015 IHK Inflasi/Deflasi (%) (1) (2) (3) 1. DKI Jakarta 119,43 0,19 2. Bogor 118,09 0,75 3. Sukabumi 119,09 0,11 4. Bandung 117,33 0,61 5. Cirebon 116,00 -0,39 6. Bekasi 116,79 -0,37 7. Depok 117,80 0,26 8. Tasikmalaya 116,74 0,30 9. Cilacap 120,74 0,01 10. Purwokerto 116,48 0,05 11. Kudus 123,21 -0,02 12. Surakarta 115,69 0,12 13. Semarang 117,66 0,25 14. Tegal 114,42 0,18 15. Yogyakarta 116,69 0,15 16. Jember 116,79 0,15 17. Banyuwangi 116,68 0,09 18. Sumenep 116,72 0,34 19. Kediri 118,08 0,28 20. Malang 118,93 0,34 21. Probolinggo 118,00 0,02 22. Madiun 116,49 0,27 23. Surabaya 118,21 0,36 24. Tangerang 124,09 0,30 25. Cilegon 120,63 0,58 26. Serang 122,16 0,44 PANGKALPINANG 117,77 -0,46

(10)

Perbandingan Antarkota di Luar Pulau Jawa dan Sumatera

Pada Maret 2015 dari kota-kota IHK di wilayah luar Pulau Jawa dan Sumatera yang berjumlah 33 (sebelumnya 27 kota) tercatat 22 kota mengalami inflasi dan 11 kota deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Manokwari 0,84 persen dengan IHK 113,44 dan terendah terjadi di Denpasar 0,14 persen dengan IHK 116,35. Deflasi tertinggi terjadi di Merauke sebesar 1,03 persen dengan IHK 123,59 dan 115,86 dan terrendah di Tarakan 0,01 persen dengan IHK 126,43. (Lihat Tabel 7).

Tabel 7

Perbandingan Indeks dan Inflasi/Deflasi Maret 2015 Kota-Kota di Luar Pulau Jawa dan Sumatera

(2012=100) K O T A Maret 2015 IHK Inflasi/Deflasi (%) (1) (2) (3) 1. Singaraja 125,66 0,34 2. Denpasar 116,35 0,14 3. Mataram 117,87 0,43 4. Bima 119,74 -0,22 5. Maumere 112,81 -0,09 6. Kupang 119,47 0,25 7. Pontianak 124,43 0,19 8. Singkawang 119,16 0,17 9. Sampit 117,43 0,27 10. Palangkaraya 115,97 -0,25 11. Tanjung 116,93 0,38 12. Banjarmasin 115,82 -0,34 13. Balikpapan 120,93 -0,71 14. Samarinda 120,41 -0,24 15. Tarakan 126,43 -0,01 16. Manado 118,13 0,50 17. Palu 117,34 -0,68 18. Bulukumba 124,49 0,20 19. Watampone 116,02 0,83 20. Makassar 116,94 0,63 21. Pare-Pare 115,36 -1,01 22. Palopo 116,40 0,36 23. Kendari 114,65 0,57 24. Bau-Bau 121,39 -0,39 25. Gorontalo 113,96 0,75 26. Mamuju 116,20 0,44 27. Ambon 119,50 0,44 28. Tual 130,83 0,15 29. Ternate 121,04 0,35 30. Manokwari 113,44 0,84 31. Sorong 116,85 0,27 32. Merauke 123,59 -1,03 33. Jayapura 120,49 0,71 PANGKALPINANG 117,77 -0,46

(11)

Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No.24/04/19/Th.XIII, 1 April 2015 INFLASI KOMPONEN INTI, HARGA DIATUR PEMERINTAH, DAN BERGEJOLAK

Komponen yang harganya diatur pemerintah pada bulan ini memberikan andil inflasi 0,36 persen dan tidak sejalan dengan bulan sebelumnya yang memberikan andil deflasi yakni sebesar 0,41 persen. Komoditas bensin, solar, bahan bakar rumahtangga, serta angkutan udara memberikan andil inflasi cukup tinggi.

Sementara komponen bergejolak memberikan andil deflasi 0,62 persen yang sejalan dengan Februari 2015 dengan andil deflasi sebesar 0,63 persen. Andil deflasi di bulan ini dipicu oleh turunnya harga komoditas diantarnya daging ayam ras, ayam hidup, ikan selar, dan ikan tenggiri.

Komponen inti pada Maret 2015 memberikan andil deflasi sebesar 0,20 persen yang tidak sejalan dengan Februari 2014 yang memberikan andil inflasi sebesar 0,15 persen. Andil deflasi ini dipicu oleh turunnya harga komoditas ikan kerisi, ikan singkur, dan ikan merah. (Lihat Tabel 8).

Tabel 8

Dekomposisi Laju dan Andil Inflasi/Deflasi Februari-Maret 2015 Menurut Kelompok Komponen, (2012=100)

Komponen Februari 2015 Maret 2015 IHK Februari 2015 Laju Inflasi/Deflasi Februari 2015 Andil Inflasi/Deflasi Februari 2015 IHK Maret 2015 Laju Inflasi/Deflasi Maret 2015 Andil Inflasi/Deflasi Maret 2015 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Umum 118,32 -0,89 -0,89 117,77 -0,46 -0,46

Harga Diatur Pemerintah 127,43 -2,23 -0,41 129,96 1,99 0,36

Bergejolak 119,69 -2,97 -0,63 116,11 -2,99 -0,62

(12)

BPS PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BPS PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

Informasi lebih lanjut hubungi: Informasi lebih lanjut hubungi:

Ir. Herum Fajarwati, MM Ir. Herum Fajarwati, MM

Kepala BPS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Kepala BPS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Telepon: 0717-439422 Fax: 0717-439425 Email:bps1900@bps.go.id

Telepon: 0717-439422 Fax: 0717-439425 Email:bps1900@bps.go.id

Referensi

Dokumen terkait

Penggunaan superdisintegrant yaitu Explotab ® dalam formulasi dapat meningkatkan waktu hancur tablet, Explotab ® adalah salah satu dari super disintegrant yang efektif

Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan studi cross sectional dan subjek penelitian sejumlah 36 orang guru dan karyawan SMA Negeri 1

Panti Jompo kelas premium memiliki fasilitas lebih banyak dan perawatan yang lebih baik, di lingkungan yang aman untuk membantu warga lansia dapat hidup

Sebagai pisau analisis dalam penulisan hukum ini tinjauan pustaka yang digunakan antara lain tinjauan mengenai kedudukan anak didalam perkawinan, pengakuan

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) Penyelenggaraan kegiatan ekstrakurikuler pramuka di sekolah dasar, (2) Kandungan nilai karakter gotong royong pada

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan: (1) kondisi dan potensi sekolah mendukung dikembangkannya modul PPKn karena siswa tidak memiliki bahan ajar sendiri yang

Larik pertama ungkapan seloko di atas yaitu perampokan yang dilakukan didaerah pemukiman penduduk. Jenis kehatan ini dianggap melanggar hukum dan akan dikenakan sanksi

Iktiyanto (2010) menyatakan bahwa Nitrogen merupakan unsur yang paling dominan diantara unsur yang diperlukan oleh tanaman tebu karena berfungsi untuk