• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDIDIKAN KARAKTER ANAK PADA KELUARGA TKW DI DESA RUNGKANG KECAMATAN LOSARI KABUPATEN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENDIDIKAN KARAKTER ANAK PADA KELUARGA TKW DI DESA RUNGKANG KECAMATAN LOSARI KABUPATEN."

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

SARI

Apriyanti. 2011 Pendidikan Karakter Anak pada Keluarga TKW di Desa Rungkang

Kecamatan Losari Kabupaten Brebes. Skripsi. Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan, FIS

UNNES. Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang. Drs. Eko handoyo M.Si dan Drs. AT. Sugeng Priyanto M.Si.

Kata Kunci: Pendidikan Karakter, Keluarga TKW.

Pendidikan dalam keluarga seharusnya dilakukan oleh orang tua yaitu ayah dan ibu. Tetapi pada keluarga TKW di Desa Rungkang Kecamatan Losari Kabupaten Brebes fungsi ibu tidak berjalan optimal karena ibu bekerja mencari nafkah dalam jangka waktu yang lama. Jadi pendidikan anak sepenuhnya digantikan oleh ayah, atau pengasuh lain seperti nenek, atau budhe. Peranan ayah atau pengasuh menjadi sangat penting dalam perkembangan anak. Berangkat dari latar belakang tersebut, penulis menyoroti permasalahan pada (1). Bagaimana penanaman nilai-nilai pendidikan karakter anak pada keluarga TKW di Desa Rungkang Kecamatan Losari Kabupaten Brebes?, (2). Apa strategi yang dilakukan dalam memberikan pendidikan karakter anak pada keluarga TKW di Desa Rungkang Kecamatan Losari Kabupaten Brebes?, (3). Apa saja hambatan dalam memberikan pendidikan karakter anak pada keluarga TKW?.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Lokasi penelitian di Desa Rungkang Kecamatan Losari Kabupaten Brebes. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Subyek dalam penelitian adalah pengasuh dalam hal ini ayah, nenek atau budhe pada keluarga TKW dan anak keluarga TKW di Desa Rungkang, informan dalam penelitian adalah tokoh masyarakat Desa Rungkang.

Hasil penelitian menunjukan bahwa dengan tidak adanya peranan ibu dalam mendidik anak, maka peranan ibu digantikan oleh ayah yang kadang dibantu oleh anak terbesarnya atau oleh nenek dalam mengasuh anaknya, ada pula anak TKW yang diasuh oleh budhenya. Pendidikan karakter yang diterapkan oleh keluarga TKW kepada anak kurang maksimal karena adanya pola pendidikan dari pengasuh yang tidak konsisten. Strategi dalam menanamkan pendidikan karakter pada anak hanya masih sebatas menyuruh dan mengajari saja. Tetapi dalam perilaku secara umum tidak ada keteladanan dari orang tua untuk memberikan contoh perilaku yang seharusnya dilakukan. Selain itu ada beberapa hambatan dalam memberikan pendidikan karakter pada anak. Pertama yaitu hambatan internal yaitu hambatan yang berasal dari pengasuh adalah minimnya pendidikan yang dimiliki pengasuh, terbatasnya waktu yang dimilki pengasuh atau ayah untuk lebih memberikan pendidikan dan perhatian pada anak, serta adanya pola pengasuhan yang berbeda, karena pengaruh dari pengasuh yang berganti-ganti menyebabkan tidak maksimal pendidikan karakter pada anak. Hambatan yang berasal dari anak sendiri adalah adanya sifat anak yang menjadi memberontak dan tidak menurut kepada ayah atau pengasuh, sehingga mereka mengacuhkan dengan apa yang diperintahkan ayahnya kepadanya. Kedua adalah hambatan ekternal, hambatan ekternal yang pertama yaitu biasanya berasal dari teman sebaya atau teman pergaulan anak yang kadang memberikan dampak negatif pada anak, hambatan eksternal kedua adalah berasal dari lingkungan yang tidak mendukung untuk mengembangkan dan memberikan pendidikan karakter pada anak, serta keluarga TKW yang selalu menjadi sorotan masyarakat dalam tingkah lakunya.

Saran yang diberikan pada penelitian ini sebagai berikut:. 1). Sebaiknya ayah atau kerabat sebagai orang tua bersikap konsisten dalam memberikan pendidikan karakter pada anak. Ayah atau kerabat seharusnya tidak selalu memenuhi tuntutan anak, karena hal itu akan

(2)

menyebabkan anak menjadi manja. 2). Dalam memberikan pendidikan kepada anak sebaiknya ada keteladanan dari orang tua untuk memberikan contoh sikap dan perilaku yang baik. Tidak hanya menyuruh tetapi tidak memberikan contoh, dengan keteladanan dari pengasuh akan lebih mudah untuk menginternalisasi nilai-nilai karakter tersebut.

(3)

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan faktor ekstern merupakan faktor yang berasal dari luar individu misalnya pergaulan teman sebaya, lingkungan kampus yang menjadi tempat seseorang dalam

Anak pada keluarga guru desa Pandes umurnya berkisar dari 9 tahun sampai 21 tahun, (2) pendidikan karakter disiplin anak pada keluarga guru desa pandes dalam

Anak pada keluarga guru desa Pandes umurnya berkisar dari 9 tahun sampai 21 tahun, (2) pendidikan karakter disiplim amak pada keluarga guru desa pandes dalam

Kementrian Agama ibid.. pertama adalah di rumah sekolah pendidikan kedua bagi anak. Dengan demikian keluarga berperan penting dalam mendidik anak-anak mereka

Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa pihak yang terlibat dalam pendidikan akhlak anak adalah orang tua, keluarga, guru atau ustadz, dan masyarakat.. Strategi

dengan pola makan anak baik terdapat 1 responden, perilaku teman sebaya kategori. cukup dengan pola makan anak cukup terdapat 30 responden, perilaku

Hasil penelitian ini menujukkan bahwa hipotesis kedua telah teruji dengan hasil adanya hubungan yang positif dan signifikan antara pergaulan teman sebaya (X2) dengan

Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga, 2019. Latar belakang penelitian ini adalah dalam perkembangan pendidikan anak sangat diperlukan peran dari keluarga