56 BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Deskripsi Latar, Sumber Data, Satuan Kajian 3.1.1 Deskripsi Latar
Seluruh program siaran di radio online Marketeers.FM melewati tiga tahapan produksi layaknya radio-radio konvensional pada umumnya; yaitu pra-produksi, produksi dan pasca-produksi yang dikelola secara lebih sederhana namun tetap terstruktur secara profesional. Pada penelitian yang dijalankan dalam periodisasi waktu 3 bulan (18 Februari – 18 Mei 2013) selama melaksanakan kerja praktek di radio online Marketeers.FM, penulis mengambil proses produksi program Morning Movement sebagai objek/ fokus penelitian dengan menggunakan metode penelitian bersifat kualitatif-verifikatif.
Pada penelitian yang penulis jalankan, penulis melakukan upaya analisis induktif terhadap data penelitian yang dilakukan pada seluruh proses produksi program Morning Movement dengan bersifat terbuka terhadap teori-teori yang ada – dalam hal ini penulis bersifat terbuka terhadap teori New Wave Marketing – dan menganalisa implikasinya terhadap program Morning Movement di radio online Marketeers.FM. Seiring periodisasi waktu selama penulis melaksanakan penelitian, penulis menemukan adanya masalah yang timbul terkait jumlah pendengar program Morning Movement yang tidak mencapai jumlah target listener (pendengar) yang seharusnya.
Berdasarkan data traffic jumlah listener (pendengar) yang didapat, program Morning Movement hanya mendapat rata-rata 30 total listeners (pendengar) per hari nya. Sedangkan jumlah target listeners (pendengar) program Morning Movement
yang harus dicapai ialah sejumlah 250 listeners (pendengar). Hal ini mendorong penulis untuk melakukan penelitian kualitatif-verifikatif terhadap kendala program Morning Movement dan bagaimana implikasi peran pemikiran New Wave Marketing terhadap proses produksi nya dalam usaha mencapai jumlah target listener (pendengar) selama periodisasi waktu 3 bulan (18 Februari hingga 18 Mei 2013).
3.1.2 Sumber Data 1) Informan Penelitian
Informan penelitian di dalam penelitian kualitatif verifikatif yang peneliti laksanakan berkaitan dengan bagaimana langkah yang ditempuh peneliti agar data informasi dapat diperoleh. Dalam menentukan dan menemukan informan, peneliti menggunakan prosedur bola salju (snowball) – juga dikenal sebagai prosedur “rantai rujukan” – atau juga prosedur networking. Dalam prosedur ini, peneliti menggunakan jaringan sosial untuk merujuk peneliti kepada orang lain yang berpotensi berpartisipasi atau berkontribusi dan mempelajari atau memberi informasi kepada peneliti.
Dalam pengembangan eksekusinya, peneliti menggunakan model Exponential Discriminative Snowball, di mana peneliti melakukan pertimbangan dan tindakan selektif yang menyebabkan tidak semua informan yang dirujuk oleh informan sebelumnya dipilih oleh peneliti karena peneliti diberi hak untuk menyeleksi informan berikutnya, sehingga perkembangan jaringan snowball menunjukkan ada bagian jaringan ang berkembang subur, namun ada bagian lain yang mati atau tidak banyak berkembang. (Bungin, 2011, hal. 109-110)
2) Wawancara Bertahap
Wawancara bertahap dilaksanakan secara bebas dan juga mendalam (in-depth), tetapi kebebasan ini tetap tidak terlepas dari pokok permasalahan yang akan ditanyakan kepada responden dan telah dipersiapkan sebelumnya oleh peneliti. Karakter utama dari wawancara ini adalah dilakukan secara bertahap dan peneliti tidak harus terlibat dalam kehidupan sosial informan. Peneliti menerapkan sistem “datang dan pergi” dalam wawancara, di mana sistem ini mempunyai keandalan dalam mengembangkan objek-objek baru dalam wawancara berikutnya karena peneliti memperoleh waktu yang panjang di luar informan untuk menganalisis hasil wawancara yang telah dilakukan serta dapat mengoreksinya. (Bungin, 2011, hal. 113)
3) Observasi Partisipasi
Observasi atau pengamatan yang dilakukan peneliti mencakup kegiatan keseharian peneliti dengan menggunakan pancaindra mata seagai alat bantu utamanya selain pancaindra lainnya seperti telinga, penciuman, mulut, dan kulit. Yang dimaksud dengan metode observasi yang dilakukan oleh peneliti sesungguhnya adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan, di mana kegiatan pengamatan yang dilakukan peneliti memiliki kriteria sebagai berikut:
- Pengamatan digunakan dalam penelitian dan telah direncanakan secara serius - Pengamatan berkaitan dengan tujuan penelitian yang telah ditetapkan
- Pengamatan dicatat secara sistematik dan dihubungkan dengan proporsisi umum dan bukan dipaparkan sebagai sesuatu yang hanya menarik perhatian - Pengamatan dapat dicek dan dikontrol mengenai keabsahannya
4) Metode Dokumenter
Seperti yang dikutip dari Burhin dalam bukunya yang bertajuk Penelitian Kualitatif (2011), metode dokumenter adalah salah satu metode pengumpulan data yang digunakan dalam metodologi penelitian sosial. Kumpulan data layaknya monumen, artefak, foto, tape, mikrofilm, disc, CD, harddisk, flashdisk, dan sebagainya merupakan bentuk data dokumen yang dapat disimpan dan berguna oleh penelitian. Selain macam-macam bahan dokumenter tersebut, peneliti membagi jenis dokumenter menjadi dua, yaitu; (1) Dokumen pribadi, yakni catatan atau karangan seseorang secara tertulis tentang tindakan, pengalaman, dan kepercayaannya. Dokumen pribadi dapat berupa buku pribadi, buku harian, surat pribadi, dan otobiografi. (2) Dokumen resmi, terbagi atas dokumen interen dan eksteren. Dokumen interen dapat berupa memo, pengumuman, instruksi, aturan lembaga untuk lapangan sendiri seperti risalah atau laporan rapat, keputusan pemimpin kantor, konvensi yaitu kebiasaan-kebiasaan yang berlangsung di suatu lembaga dan sebagainya. Dokumen eksteren berupa bahan-bahan informasi yang dikeluarkan suatu lembaga, seperti majalah, buletin, berita-berita yang disiarkan ke media massa, pengumuman, atau pemberitahuan.
5) Bahan Visual
Bahan visual merupakan bahan yang menyimpan berbagai informasi yang sangat berguna di dalam suatu penelitian. Jenis bahan visual bisa bermacam-macam seperti foto, grafis, film, video, kartun, mikrofilm, slide, dan sebagainya sehingga disebut saja semuanya sebagai bahan visual.
Bahan visual bermanfaat untuk mengungkapkan suatu keterkaitan antara objek penelitian dan peristiwa di masa silam atau peristiwa saat ini. Bahan visual juga memiliki makna secara spesifik terhadap objek atau informan penelitian. Walau
bahan visual bisa digunakan dalam penelitian, namun karena bahan visual ini adalah bahan informasi sekunder, sehingga metode bahan visual ini hanya dapat digunakan sebagai metode sekunder.
6) Penelusuran Data Online
Perkembangan internet yang sudah semakin maju pesat memungkinkan peneliti menjadikan media online seperti internet sebagai salah satu medium atau ranah yang sangat bermanfaat dalam mencari informasi, mulai dari informasi teoretis maupun data-data primer ataupun sekunder yang diinginkan oleh peneliti untuk kebutuhan penelitian.
Sehubungan dengan itu, metode penelusuran data online yang dimaksud adalah tata cara melakukan penelusuran data melalui media online seperti internet atau media jaringan lainnya yang menyediakan fasilitas online, sehingga memungkinkan peneliti dapat memanfaatkan data-informasi online yang berupa data maupun informasi teori, secepat atau semudah mungkin, dan dapat dipertanggungjawabkan secara akademis. (Bungin, 2011, hal. 127-128)
7) Diary Methods
Metode Diary atau metode catatan harian adalah laporan instrumen yang digunakan berulang kali untuk memeriksa pengalaman yang sedang berlangsung, menawarkan kesempatan untuk menyelidiki proses-proses sosial, psikologis, dan fisiologis, dalam situasi sehari-hari. Dengan demikian, buku harian dirancang untuk menangkap pengalaman kecil kehidupan sehari-hari yang mengisi sebagian besar waktu informan dan peneliti saat proses pengumpulan data berjalan serta menempati sebagian besar perhatian peneliti. (Bungin, 2011, hal. 131)
3.1.3 Satuan Kajian
Format desain penelitian yang diambil peneliti adalah kualitatif verifikatif, dimana penelitian ini merupakan sebuah upaya pendekatan induktif terhadap seluruh proteses penelitian yang akan dilakukan. Format ini lebih banyak mengkonstruksi format penelitian dan strategi memperoleh data di lapangan, sehingga format penelitiannya menganut model induktif. Namun dalam hal memperlakukan teori, format kualitatif verifikatif lebih longgar dalam arti tetap terbuka pada teori, pengetahuan tentang data dan tidak mengharuskan peneliti menggunakan “kacamata” kuda. Alur informasi dalam penelitian kualitatif verifikatif ditunjukkan pada gambar berikut ini.
(Gambar 3.1) Alur informasi penelitian kualitatif-verifikatif
Aliran ini menyatakan suatu hal yang tidak mungkin mencapai atau melihat kebenaran apabila pengamat berdiri di belakang layar tanpa ikut terlibat dengan objek secara langsung. Oleh karena itu, hubungan antara pengamat dengan objek harus bersifat interaktif, dengan catatan bahwa pengamat harus bersifat senetral mungkin, sehingga tingkat subjektivitas dapat dikurangi secara minimal.
DATA DATA DATA DATA
3.2 Tahap-Tahap Riset
Tahap-tahap riset pada penelitian kualitatif yang dilakukan peneliti melewati beberapa tahap, yaitu:
1) Tahapan Eksplorasi Terfokus
Segala sesuatu yang diperoleh pada tahapan eksplorasi atau observasi umum bermanfaat untuk menentukan fokus eksplorasi, yaitu hal-hal khusus yang menjadi sasaran utama penelitian. Dalam tahapan ini, peneliti melakukan eksplorasi atau observasi umum terhadap radio online Marketeers.FM. Radio ini menjadi calon objek penelitian. Setelah itu, peneliti mulai memperoleh data tentang perilaku merancang naskah/ script program yang dilakukan oleh team produksi radio, pola pandang Chief Operation dan para Produser, pola interaksi antara Chief Operation dan para Produser, jumlah produser dan tingkat produktivitasnya, data traffic unique listeners (pendengar baru) pada setiap harinya, dan lain sebagainya. Pada awal tahap eksplorasi terfokus, peneliti sudah harus memiliki pilihan terhadap pola dan perilaku di atas. Oleh karena itu, peneliti harus mulai memilih satu atau dua dari sekian banyak pola dan perilaku di atas. Pola pilihan inilah yang menjadi fokus eksplorasi berikutnya.
2) Tahapan Pengumpulan Data
Untuk menyempurnakan kegiatan pada tahap eksplorasi terfokus, maka peneliti masuk pada tahap mengumpulkan data. Pada tahap ini, peneliti secara aktif mengumpulkan data penelitian. Pada tahap ini pula peneliti selalu mempertimbangkan hal-hal seperti pengumpulan data dengan wawancara, pengumpulan data dengan observasi, pengumpulan data dari sumber-sumber nonmanusia, dan pencatatan data atau informasi hasil pengumpulan data.
3.3 Metode Riset 1) Analisis TOWS
Secara harfiah TOWS adalah singkatan dari Threats, Opportunities, Weakness, dan Strengths. Analisis dengan mode TOWS berarti menganalisis faktor-faktor eksternal perusahaan itu. Cara pandang penganalisis diarahkan lebih dahulu ke luar. Dengan menggunakan TOWS, kita boleh dibilang sedang melakukan proses outside-in (dari luar ke dalam) – lebih dahulu mempertimbangkan faktor real di ranah eksternal, tekait dengan ancaman maupun peluang-peluang yang ada. Berbeda dengan analisis SWOT yang lebih cenderung pada inside-out (dari dalam ke luar), analisis TOWS lebih cenderung berorientasi pada perubahan-perubahan dan peluang-peluang di lanskap pasar. Artinya, cara TOWS ini lebih berorientasi pada masa depan yang senantiasa berubah dan selalu terbuka terhadap peluang-peluang baru. (Kartajaya, 2005).
2) Penggunaan Bahan Dokumen
Peneliti menggunakan bahan yang didokumentasikan di perpusatakaan, lembaga penelitian, instansi, atau institusi lain, termasuk juga adalah institusi pribadi, dengan maksud untuk digunakan sendiri. Penggunaan bahan dokumen digunakan oleh peneliti sebagai alat analisis data ketika tata cara penggunaan bahan dokumen itu dilakukan secara runtut membentuk suatu model analisis yang dapat pula digunakan oleh orang lain sebagai bahan penelusuran berikutnya.
Analisis bahan dokumen akan menghasilkan dokumentasi yang bermanfaat bagi analisis data yang membutuhkan dukungan informasi dari bahan dokumen di masa lalu sehingga dapat menjelaskan keterkaitan objek-objek yang dianalisis satu dengan lainnya. Hasil akhir dari analisis bahan dokumen akan bermanfaat bagi
riset-riset kepustakaan, namun juga bermanfaat sebagai analisis-analisis yang membutuhkan dukungan kuat dari bahan dokumen. (Bungin, 2011, hal. 254-255)
3) Penggunaan Bahan Visual
Bahan visual seperti animasi, film, foto, komputer, televisi, dan bahan visual lainnya selain digunakan untuk melengkapi analisis-analisis data kualitatif secara umum, analisis visual juga dapat digunakan untuk menganalisis: (1) Keabsahan bahan visual; (2) Proses pembuatan bahan visual; (3) Alat yang digunakan untuk membuat bahan visual; (4) Lokasi di mana bahan visual itu dilakukan, dan (5) Motif di balik pembuatan bahan visual itu.
3.4 Pengumpulan dan Pencatatan Data
Data-data yang menyebar pada masing-masing sumber data/subjek penelitian dikumpulkan oleh peneliti untuk selanjutnya ditarik kesimpulan. Dalam proses pengumpulan data, terdapat berbagai metode yang lazim digunakan seperti:
- Wawancara (interview) - Observasi/ pengamatan - Dokumentasi
- Pemeriksaan
Mengambil pengartian dari Munawaroh dalam bukunya Metodologi Penelitian (2012), data adalah catatan atas kumpulan fakta. Data merupakan bentuk jamak dari datum, berasal dari bahasa Latin yang berarti “sesuatu yang diberikan”. Dalam penggunaan sehari-hari data berarti suatu pernyataan yang diterima secara apa adanya. Pernyataan ini adalah hasil pengukuran atau pengamatan suatu variabel yang bentuknya dapat berupa angka-angka, kata-kata, atau citra. Dalam keilmuan (ilmiah), fakta dikumpulkan untuk menjadi data. Data kemudian diolah sehingga dapat
diutarakan secara jelas dan tepat sehingga dapat dimengerti oleh orang lain yang tidak langsung mengalaminya sendiri, hal ini dinamakan deskripsi. Pemilahan banyak data sesuai dengan persamaan atau perbedaan yang dikandungnya dinamakan klasifikasi (Varidansyah, 2008).
Data yang bukan kuantitatif termasuk dalam data kualitatif, dikenal nama atribut, misal sembuh, rusak, gagal dan sebagainya. Menurut sumbernya kita mengenal data intern dan data ekstern. Dalam berbagai keadaan, data perlu dibandingkan dengan data yang bersumber dari luar (ekstern) maupun dari dalam (intern). Data ekstern dibagi menjadi data ekstern primer dan data sekunder.
Data yang baru dikumpulkan dan belum pernah mengalami pengolahan apapun dikenal dengan data mentah. Sedangkan pada bagian teknik pengumpulan data, komponen yang ada berupa alat pengumpul data/ instrument penelitian, uji validitas dan reliabilitas, teknik pengumpulan dan jalannya penelitian (Dr. Munawaroh, 2012, hal. 73-74).
3.5 Analisa Penafsiran Data
Strategi analisis data kualitatif-verifikatif yang peneliti jalankan merupakan sebuah upaya analisis induktif terhadap data penelitian yang dilakukan pada seluruh proses penelitian yang dilakukan, karena itu, format strategi analisis data penelitiannya secara total berbeda dengan format penelitian kuantitatif. Format penelitian kualitatif-verifikatif mengkonstruksi format penelitian dan strategi untuk lebih awal memperoleh data sebanyak-banyaknya di lapangan, dengan mengesampingkan peran teori, walaupun demikian, teori bukanlah sesuatu yang tidak penting dalam format ini (Bungin, 2011, hal. 151).
(Gambar 3.2) Model Strategi Analisa Penafsiran Data Kualitatif-Verifikatif
Dalam melakukan klasifikasi data, peneliti melakukan analisa data yang terdiri dari koding (coding) dan kategorisasi (categorizing). Koding dilakukan terlebih dahulu pada awal riset. Fungsi koding adalah untuk mengubah bentuk data, dan menguranginya untuk membangun kategori; seiring dengan munculnya kategori utama, maka teori akan berkembang.
Selama analisa berlangsung, terjadi perbandingan konstan (constant comparison), yaitu masing-masing data dibandingkan dengan bagian lain ketika pencarian persamaan, perbedaan, dan koneksi atau hubungan-hubungan. Seluruh data dikode dan dikategorikan hingga mengarah pada pembentukan konsep utama. Tujuannya adalah untuk mencari tema-tema yang mengaitkan gagasan untuk menemukan alur riset.
Langkah-langkah proses koding :
1. Koding terbuka atau open coding (memilah-milah data)
2. Koding aksial atau axial coding (memunculkan kembali data dalam bentuk baru)
DATA
DATA
DATA
DATA
KLASIFIKASI
DATA
Kesimpulan Kategorisasi Kesimpulan Ciri-ciri umum Dalil Hukum Teori3. Koding selektif atau selective coding (pemilihan kategori inti dan menghubungkannya dengan kategori lain) (Daymon & Holloway, 2008: 189-190)
3.6 Pemeriksaan Keabsahan Data
Penelitian kualitatif menghadapi persoalan penting mengenai pengujian keabsahan hasil penelitian. Banyak hasil penelitian kualitatif diragukan kebenarannya karena beberapa hal; (1) subjektivitas peneliti merupakan hal yang dominan dalam penelitian kualitatif; (2) alat penelitian yang diandalkan adalah wawancara dan observasi (apapun bentuknya) mengandung banyak kelemahan ketika dilakukan secara terbuka dan apalagi tanpa kontrol (dalam observasi partisipasi); (3) sumber data kualitatif yang kurang credible akan memengaruhi hasil akurasi penelitian.
Untuk itu perlu dibangun sebuah mekanisme untuk mengatasi keraguan terhadap setiap hasil penelitian kualitatif. Sehubungan dengan itu Moleong mencoba membangun teknik pengujian keabsahan yang ia beri nama teknik pemeriksaan (Moleong, 2006, hal. 327).
KRITERIA TEKNIK PEMERIKSAAN
Kredibilitas (derajat kepercayaan) (1) Perpanjangan keikutsertaan (2) Ketekunan pengamatan (3) Triangulasi (4) Pengecekan sejawat (5) Kecukupan referensial (6) Kajian kasus negatif
(7) Pengecekan anggota
Kepastian (8) Uraian rinci
Kebergantungan (9) Audit kebergantungan
Kepastian (10) Audit kepastian
(Tabel 3.1) Jenis Teknik Keabsahan Data
Dalam penelitian kualitatif-verifikatif yang dijalankan oleh peneliti, peneliti menggunakan teknik triangulasi, khususnya triangulasi dengan teori, sebagai bentuk pengujian keabsahan hasil penelitian. Dalam teknik tersebut, peneliti menguraikan pola, hubungan dan menyertakan penjelasan yang muncul dari keseluruhan sumber data metode analisis yang peneliti lakukan – yakni terdapat sumber informan, wawancara bertahap, observasi partisipasi, metode dokumenter, bahan visual, penelusuran data online, dan diary methods – dimana ketujuh sumber yang didapat tersebut, peneliti manfaatkan untuk mencari tema atau penjelasan pembanding. Peneliti juga secara induktif menyertakan usaha pencarian cara lain untuk mengorganisasikan data yang dilakukan dengan jalan memikirkan kemungkinan logis dengan melihat apakah kemungkinan-kemungkinan ini dapat ditunjang dengan data.
Berikut akan dijelaskan 10 teknik keabsahan data yang diambil dari Moleong (2006):
1) Perpanjangan Keikutsertaan
Dalam setiap penelitian kualitatif, kehadiran peneliti dalam setiap tahap penelitian kualitatif membantu peneliti untuk memahami semua data yang dihimpun dalam penelitian. Karena itu hampir dipastikan bahwa peneliti kualitatif adalah orang yang langsung melakukan wawancara dan observasi dengan informan-informannya. Karena itu peneliti kualitatif adalah peneliti yang memiliki waktu yang lama bersama
dengan informan di lapangan. Moleong (2006: 327) mengatakan apabila peneliti lebih lama di lapangan, maka ia akan membatasi; (1) gangguan dari dampak peneliti pada konteks; (2) kekeliruan (biases) peneliti; (3) mengonpensasikan pengaruh dari kejadian-kejadian yang tidak biasa atau pengaruh sesaat.
2) Ketekunan Pengamatan
Untuk memperoleh derajat keabsahan yang tinggi, maka jalan penting lainnya adalah dengan meningkatkan ketekunan dalam pengamatan di lapangan. Ketika peneliti mengatakan bahwa setiap hari peneliti menemukan data baru, maka artinya peneliti masih terus bekerja untuk menemukan data lainnya karena informasi yang ingin diperolehnya masih banyak. Akan tetapi suatu hari ia menemukan informasi yang sama yang pernah didapatkan, begitu pula hari-hari berikutnya ia hanya memperoleh data yang pernah diberikan oleh informan sebelumnya. Dengan demikian, peneliti harus melakukan langkah akhir yaitu menguji keabsahan data penelitiannya dengan informasi yang baru saja ia peroleh dan apabila tetap sama maka ia sudah menemukan siklus kesamaan data. Dengan meningkatkan ketekunan pengamatan di lapangan maka, derajat keabsahan data telah ditingkatkan pula.
3) Triangulasi Peneliti, Metode, Teori, dan Sumber Data
Dengan mengacu kepada Denzin (1978, dalam) maka pelaksanaan teknis dari langkah pengujian keabsahan ini akan memanfaatkan; peneliti, sumber, metode, dan teori.
a. Triangulasi Kejujuran Peneliti
Cara ini dilakukan untuk menguji kejujuran, subjektivitas, dan kemampuan merekam data oleh peneliti di lapangan. Triangulasi terhadap peneliti perlu dilakukan untuk menghindari tindakan-tindakan yang bisa merusak kejujuran peneliti ketika
mengumpulkan data, atau terlalu melepaskan subjektivitasnya. Melihat kemungkinan-kemungkinan ini, maka perlu dilakukan triangulasi terhadap peneliti, yaitu dengan meminta bantuan peneliti lain melakukan pengecekan langsung, wawancara ulang, serta merekam data yang sama di lapangan. Hal ini adalah sama dengan proses verifikasi terhadap hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti.
b. Triangulasi dengan Sumber Data
Dilakukan dengan membandingkan dan mengecek baik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan cara yang berbeda dalam metode kualitatif yang dilakukan dengan (Paton, 1987): (1) membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara, (2) membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi, (3) membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu, (4) membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang lain, (5) membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. Hasil dari perbandingan yang diharapkan adalah berupa kesamaan atau alasan-alasan terjadinya perbedaan (Moleong, 2006: 330, Bardiansyah, 2006: 145).
c. Triangulasi dengan Metode
Mengacu pendapat Patton (1987: 329) dengan menggunakan strategi; (1) pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan data, (2) pengecekan beberapa sumber data dengan metode yang sama (Moleong, 2006: 331). Triangulasi ini dilakukan untuk melakukan pengecekan terhadap penggunaan metode pengumpulan data, apakah informasi yang didapat dengan metode interview sama dengan metode observasi, atau apakah hasil observasi sesuai dengan informasi yang diberikan ketika di-interview.
d. Triangulasi dengan Teori
Dilakukan dengan menguraikan pola, hubungan dan menyertakan penjelasan yang muncul dari analisis untuk mencari tema atau penjelasan pembanding. Secara induktif dilakukan dengan menyertakan usaha pencarian cara lain untuk mengorganisasikan data yang dilakukan dengan jalan memikirkan kemungkinan logis dengan melihat apakah kemungkinan-kemungkinan ini dapat ditunjang dengan data (Bardiansyah, 2006).
4) Pengecekan Melalui Diskusi
Moleong (2006: 334) mengatakan bahwa diskusi dengan kalangan sejawat akan menghasilkan; (1) pandangan kritis terhadap hasil penelitian, (2) temuan teori substantif, (3) membantu mengembangkan langkah berikutnya, (4) pandangan lain sebagai pembanding.
Diskusi dengan berbagai kalangan yang memahami masalah penelitian, akan memberi informasi yang berarti kepada peneliti, sekaligus sebagai upaya untuk menguji keabsahan hasil penelitian. Dengan kata lain, diskusi bertujuan untuk menyingkapkan kebenaran hasil penelitian serta mencari titik-titik kekeliruan interpretasi dengan klarifikasi penafsiran dari pihak lain.
5) Kajian Kasus Negatif
Kajian kasus negatif dilakukan dengan jalan mengumpulkan contoh dan kasus yang tidak sesuai dengan dan kecenderungan informasi yang telah dikumpulkan dan digunakan sebagai bahan pembanding. Kajian ini dapat dilakukan dengan mengkaji suatu kegiatan penelitian lain yang gagal. Kajian kasus negatif dapat digunakan untuk mencegah terjadinya hal yang sama pada penelitian yang
akan dan sedang dilakukan ini dalam rangka meningkatkan kualitas keabsahan data penelitian.
6) Pengecekan Anggota Tim
Pengecekan anggota tim pada prinsipnya adalah konfirmasi langsung dengan kelompok anggota tim yang terlibat langsung pada saat penelitian dengan mengonfirmasi ikhtisar hasil wawancara. Selain itu dilakukan pengecekan silang pada kelompok lain sebagai contoh penelitian. Langkah ini sangat dibutuhkan untuk menyatukan persepsi tentang data tertentu yang diperoleh di lapangan oleh peneliti satu dan lainnya, sehingga data yang diperoleh tersebut memiliki tingkat keabsahan yang tinggi.
7) Kecukupan Referensi
Keabsahan data hasil penelitian juga dapat dilakukan dengan memperbanyak referensi yang dapat menguji dan mengoreksi hasil penelitian yang telah dilakukan, baik referensi yang berasal dari orang lain maupun referensi yang diperoleh selama penelitian seperti gambar video dilapangan, rekaman wawancara, maupun catatan-catatan harian dilapangan.
8) Uraian Rinci
Teknik ini dimaksud sebagai suatu upaya untuk memberi penjelasan kepada pembaca dengan menjelaskan hasil penelitian dengan penjelasan yang serinci-rincinya. Suatu temuan yang baik akan dapat diterima orang apabila dijelaskan dengan penjelasan yang terperinci dan gamblang, logis, dan rasional. Sebaliknya penjelasan yang panjang lebar dan berulang-ulang akan menyulitkan orang memahami hasil penelitian itu sendiri. (Bungin, 2011, hal. 267)
9) Auditing
Auditing adalah konsep manejerial yang dilakukan secara ketat dan dimanfaatkan untuk memeriksa ketergantungan dan kepastian data. Hal itu dilakukan baik terhadap proses maupun terhadap hasil atau keluaran. Proses auditing dapat mengikuti langkah-langkah seperti yang disarankan oleh Halpern, yaitu; pra-entri, penetapan hal-hal yang dapat diaudit, kesepakatan formal, dan terakhir penentuan keabsahan data.